Anda di halaman 1dari 11

Filsafat dan Logika

Jeni Silaban
Jifran Panab
Maria Passar
Maria Thoe
Markhiano Lomi
Melania Siki
Nathasya Rihi
Natasya Ferdinand

Kelompok 1
Sumber Referensi
A. Selection from The Principles of Philosophy ( Rene Descartes )

B. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian ( Prof. Dr. H. Endang Komara, M.SI. )

C. Pengantar Filsafat ( Inu Kencana Syafiie )

D. Filsafat Ilmu Klasik hingga Kontemporer ( Dr. Akhyar Yusuf Lubis )

E. Filsafat Hukum Problematik Ketertiban yang Adil ( Prof. DR. Budiono


Kusumohamidjojo, SH. )

F. Dasar-Dasar Logika ( Jacobus Ranjabar. S.H., M.Si. )

G.Pengantar Filsafat Hukum ( Prod. Emeritus Dr. H Lili Rasjidi & Dr. Ira Thania
Rasjidi )

H. Logika Hukum ( Fajlurrahman Jurdi )


Selection from The Principles of Philosophy
( Rene Descartes )
Rene Descartes adalah filsuf prancis yang juga seorang matematikawan dan
ilmuwan.Beliau adalah filsuf yang telah membuka pintu untuk abad modern. Dalam
buku ini membahas tentang prinsip-prinsip pengetahuan manusia, prinsip-prinsip
benda-benda material, dunia yang dapat dilihat, dan tentang bumi. Descartes
menuliskan bahwa prinsip-prinsip pengetahuan manusia yang pertama adalah
meragukan segala hal. indra manusia itu terkadang menipu. Hanya dengan
rasiolah terdapat ide-ide tentang banyak hal dan di sanalah letak keluasan
pengetahuan. kesalahan utama dalam mendapatkan pengetahuan adalah
prasangka, sulit melupakan prasangka, cenderung menilai sesuatu dari opini orang
lain dan bukan pada ide murni, dan terpaksa membenarkan sesuatu yang tidak
jelas-jelas diketahui.menurut Descartes adalah substansi yang mengalami ekstensi
(perluasan atau perubahan)cukup dengan rasio manusia dapat menemukan
kebenaran material termasuk bumi. Selain itu, semua hal akan tetap berada dalam
kuasa Tuhan. Seandainya manusia selalu benar memahami ciptaan-Nya, pasti ia
mampu membuat semestanya sendiri, namun kenyataanya nihil. Manusia tidak
akan pernah mampu untuk itu.
Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian ( Prof.
Dr. H. Endang Komara, M.SI. )

A. Filsafat Spekulatif merenungkan secara rasional spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya
dengan segala yang ada pada jagat raya ini. Filsafat berusaha menjawab seluruh pertanyaan yang berkaitan
dengan manusia, eksistensinya, fitrahnya di alam semesta ini, dan hubungannya dengan kekuatan-kekuatan
supranatural. Filsafat spekulatif memiliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi, dengan penalaran
intelektualnya itu manusia berusaha membangaun suatu pemikiran tentang manusia dan masyarakat. Contoh
dari paradigma filsafat ini adalah filsafat yunani kuno, filsafat Socrates, Plato dan filsafat Aristoteles.

B. Filsafat preskriptif menyusun standar untuk memeriksa nilai, menilai hubungan, dan menghargai seni. Filsafat
preskriptif menilai apa yang kita maksud dengan baik dan buruk, benar dan salah, indah dan jelek. Filsafat
preksriptif bertanya apakah hubungan bentuk-bentuk kualitas ini berkaitan satu sama lain atau hanya
merupakan proyeksi dari pikiran kita. Bagi psikolog, hubungan manusia secara moral, baik atau buruk, akan
membentuk sikap-sikap yang dapat dipelajari. Tapi menurut pendidik dan filsuf preskriptif beberapa bentuk sikap
ada yang berharga dan ada yang tidak. Filsuf preskriptif mencari untuk menemukan dan mengajukan prinsip-
prinsip untuk memutuskan suatu kegiatan dan nilai kualitas apa yang bermanfaat dan mengapa hal tersebut
harus dilakukan.
Pengantar Filsafat ( Inu Kencana Syafiie )
Secara etimologis berasal dari bahasa yunani, Philos yang artinya senang, gembira, atau
cinta, dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat bisa dikatakan sebagai kecintaan
kepada kebijaksanaan. Dalam buku ini tepatnya pada pendahuluan, penulis membahas
tentang pengertian filsafat dari sudut pandang penulis, yang mendefinisikan filsafat
dengan berpikir dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu sampai ke inti
persoalan. Jadi filsafat mencari latar belakang sesuatu yang terjadi secara mendalam
dengan mengkaji apa,bagaimana, dan mengapa sesuatu itu terjadi atau dalam filsafat
disebut ontologi, epistomologi, dan aksiologi. Para pakar berpendapat bahwa ilmu tertua
serta induk segala ilmu adalah filsafat, sehingga pada tingkat terakhir pendidikan
keilmuan senantiasa diberi gelar Philoshopy Doctor yang disingkat Ph.D. Filsafat sendiri
memiliki objek material yang biasanya merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang
khusus ingin dipelajari dan objek formal ilmu filsafat. Objek formal filsafat yang meliputi
kebenaran, kebaikan, dan keindahan ini dijelaskan lebih rinci oleh penulis.Penulis
memberikan padangan tentang perbedaan berpikir dan merasa karena kegiatan berpikir
merupakan kegiatan logika (ilmu), sedangkan merasa adalah kegiatan estetika (seni) dan
etika (moral). Pembahasan lebih lanjut adalah tentang objek material filsafat sebagai
induk dari segala ilmu yang senantiasa bertumpang tindih dengan ilmu-ilmu lain bahkan
seluruh disiplin ilmu pengetahuan. Pada intinya hidup manusia terdiri atas kebebasan
untuk bertindak oleh karena itu buku ini menekankan untuk mencari keseimbangan
antara logika,etika ,dan estetika.
Filsafat Ilmu Klasik hingga Kontemporer ( Dr. Akhyar Yusuf Lubis )

Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yakni philosophia dan
philoshopos yg berarti orang yg cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada
pengetahuan.Dalam filsafat kegiatan mencintai pengetahuan/kebijaksanaan
itu dilakukan dengan mempertanyakan sesuatu secara mendasar dan
menyeluruh.filsafat dipahami dengan demikian sebagai upaya terus menerus
dalam mencari pengetahuan dan kebenaran karena itu filsafat dengan
sendirinya identik dengan cara/metode berpikir yang selalu mempertanyakan
segala sesuatu secara kritis dan mendasar.dalam filsafat pencarian jawaban
atas pertanyaan pertanyaan itu dilakukan secara terus-menerus hingga
akirnya membuahkan jawaban yg semakin lama semakin mendekati
kebenaran.karena itu sering pula disebut bahwa filsafat adalah sebuah tanda
tanya dan bukan tanda seru artinya filsafat sebagai upaya pencarian akan
kebijaksanaan atau pencarian pengrtahuan yg tdk pernah selesai.
Filsafat Hukum Problematik Ketertiban yang Adil ( Prof.
DR. Budiono Kusumohamidjojo, SH. )
Pemaparan mengenai perkembangan gagasan hukum yang bermula dari kesadaran pra-hukum
yang historis. Gagasan tentang hukum berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia untuk
mengatur kehidupan bersamanya. Karena itu pada mulanya fungsi hukum yang utama adalah
menegakkan ketertiban, seperti nampak dari cikal-bakalnya dalam hukum pidana. Baru
kemudian hukum mendukung misi yang lebih canggih untuk menegakkan keadilan dalam
hubungan antar-manusia yang lebih luas. Itu juga sebabnya, mengapa buku ini berpangkal
pada manusia sebagai makhluk yang kompleks dan dinamis, yang dalam menjalani hidupnya
tidak banyak tergantung dari nalurinya, melainkan semakin mengandalkan akalnya.Kombinasi
dari nalar manusia yang berproses dalam konteks ruang dan waktu yang semakin rumit dalam
kenyataannya membuat hukum itu sendiri juga menjadi seperti semakin berbelit dan tidak
transparan bagi masyarakat pada umumnya. Kenyataan itu juga yang menyebabkan, mengapa
pemahaman mengenai keadilan itu juga bukannya menjadi semakin terang, melainkan menjadi
semakin relatif, sebagai hasil dari keterkaitan dengan perspektif manusia yang tidak lekang dari
pijakan ruang dan waktu hidupnya yang dinamis. Suatu perbuatan yang 15 abad yang lalu
adalah biasa atau mungkin malahan diharuskan, sekarang justru dilarang. Atau bisa juga
sebaliknya. Karena pada akhirnya hukum itu lahir dari nalar manusia, hukum itu tidak akan
pernah sempurna. Dan begitu juga halnya dengan keadilan yang hendak dicapai melalui
hukum.
Dasar-Dasar Logika ( Jacobus Ranjabar. S.H., M.Si.)
– Sebuah Langkah Awal untuk Masuk ke Berbagai Disiplin Ilmu dan Pengetahuan

Logika merupakan bagian dari filsafat yang membahas tentang hakikat ketepatan, dan cara menyusun pikiran
yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan.Logika berhubungan dengan kegiatan berpikir. Agar
logika bisa berjalan dengan baik, maka kondisi berpikir juga harus baik.Proses penalaran atau argumentasi
yang tidak logis, salah arah, dan juga menyesatkan. Ada sebagian orang yang tidak menyadari bahwa mereka
melakukan pemikiran yang sesat, yang disebut dengan paralogisme.kekeliruan berpikir seperti ini dibagi
menjadi 3 macam, yakni kekeliruan berpikir formal, informal, dan karena penggunaan bahasa. Walaupun
demikian, kekeliruan berpikir dapat dihindari dengan tetap bersikap kritis terhadap setiap argumen yang
ada.Suatu pemikiran harus berpangkal pada kenyataan yang benar. Alasan yang digunakan pun harus tepat
dan kuat. Jalan pikiran juga harus logis. Itulah syarat agar suatu pemikiran mendapatkan kesimpulan yang
benar.
Pengantar Filsafat Hukum ( Prod. Emeritus Dr. H Lili
Rasjidi & Dr. Ira Thania Rasjidi )
Filsafat hukum hendak melihat hukum sebagai kaidah . Filsafat hukum juga menjadi
suatu ilmu normatif, seperti halnya (ilmu)politik hukum.filsafat hukum berusaha
mencari suatu yang dapat menjadi dasar umum dan etis(ethisch) bagi berlakunya
sistem hukum positif suatu masyarakat (seperti Grundnorm yang telah digambarkan
oleh sarjana hukum bangsa jerman yang menganut aliran-aliran seperti neo
kantianisme). Filsafat pada umumnya mencari etische dan ideale levenshouding
yang dapay menjadi dasar tetap petunjuk-petunjuk hidup kita. Uraian yang lengkap
dikemukakan oleh L. Bender O.P adalah filsafat hukum adalah suatu ilmu yang
merupakan bagian dari filsafat. Filsafat itu terdiri dari sebagi bagian. Salah satu
bagian utamanya adalah filsafat moral,yang disebut juga etika. Objek dari bagian
utama ini ialah tingkah laku manusia dari segi baik dan buruk yang khas,yang
ditemukan dalam bentuk tingkah laku manusia,yaitu baik atau buruk menurut
kesusilaan. Menurut keyakinan saya, filsafat hukum adalah bagain dari filsafat
moral atau etika. Sifat khas dari filsafat ialah bahwa ilmu ini membahas masalah-
masalah yang sifatnya umum. Filsafat hukum hanya membahas satu bagian saja dari
hukum, yaitu bagian yang paling umum dari hukum, dalam hukum alam
(natuurrencht) dan hukum positif.
Logika Hukum ( Fajlurrahman Jurdi )

Filsafat tidak berkutat dengan menghasilkan sebanyak


mungkin jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan,
melainkan lebih dulu memusatkan perhatiannya pada
pemeriksaan atas pertanyaan-pertanyaan, merumuskannya
secara tepat dan benar, baru kemudian mencoba
menjawabnya. Jawaban yang muncul terbuka untuk dikritik,
dipertanyakan kembali. Mengapa pemeriksaan terhadap
pertanyaan? Karena pertanyaan yang salah akan
menimbulkan kekacauan berpikir dan kerancuan jawaban.
Pertanyaan-pertanyaan jenis apakah yang ditelaah dan
dicoba untuk dijawab oleh filsafat? Tentulah pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat fundamental bagi manusia. Filsafat
tidak berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan remeh.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai