Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mayesha Andriana Yasmine Kelas : A

NPM : 110110160315 Mata Kuliah : Hukum Telekomunikasi


Tanggal : Jumat, 28 September 2018 Nama Dosen : Prita Amalia, S.H., M.H.

Perbandingan Undang- Undang Telekomunikasi Tahun 1989 & 1999

❖ Landasan filosofis1
Alasan kuat mengapa Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi
diubah :

1. Tujuan pembangunan nasional, antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum


dan mencerdaskan kehidpuan bangsa guna mewujudkan masyarakat adil dan
makmur secara merata material dan spiritual berdasar Pancasila dan UUD 1945
2. Penyelenggara telekomunikasi memiliki arti strategis dalam upaya memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, memperlancar kegiatan pemerintahan dan
mendukung terciptanya tujuan pembangdan dan pertumbuhan ekonomi nasional
serta memperkuat hubungan antar bangsa.
3. Pengaruh era globalisasi dan perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat
pesat mengakibatkan perubahan yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan dan
cara pandang terhadap telekomunikasi.
4. Segala sesuatu yang berkaitan dengan hal di atas, maka Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1989 tentang Telekomunikasi tidak sesuai lagi, sehingga perlu disusun
Undang-Undang Telekomunikasi yang baru.

1
Hinca IP Pandjaitan, 2000, Undang-Undang Telekomunikasi Partisipasi public dan pengaturan setengah hati,
Jakarta: INTERNEWS INDONESIA
❖ Tabel perbandingan2

No. Pembanding UU No. 3 / 1989 UU No. 36 / 1999


1 Kategori jasa Jasa telekomunikasi dasar; Jaringan telekomunikasi;
telekomunikasi jasa telekomunikasi jasa telekomunikasi dan
non-dasar; dan telekomunikasi khusus
telekomunikasi khusus
2 Model usaha Kerjasama dengan Dengan kemampuan dalam
BUMN/badan menjalankan usaha
penyelenggara
3 Tarif Yang menentukan : Yang menentukan :
pemerintah para pihak yang
menyelenggarakan dan
berdasar atas formula yang
ditetapkan Pemerintah
(rekomendasi Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia)
4 Penyelenggara Pemerintah melalui Badan BUMN; BUMD; koperasi dan
telekomunikasi Penyelenggara swasta
5 Bentuk kerjasama Management contract, Mekanisme usaha umum
KSO, dan usaha patungan (best practices)
6 Hak eksklusif yang Dimiliki oleh BUMN/badan Dipertahankan sesuai jadwal.
dimiliki penyelenggara penyelenggara Pengakhiran dipercepat
telekomunikasi mungkin adanya dengan cara
pemerintah membayar
kompensasi
7 Regulator Pemerintah Pemerintah dan Badan
Regulasi Telekomunikasi
Indonesia

2
Danrivanto Budhijanto, 2013, Hukum Telekomunikasi Penyiaran & Teknologi Informasi Regulasi & Konvergensi,
Bandung: PT Refika Adhitama, hlm. 46
Sebelum berlaku Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, kondisi
regulasi penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia lebih bernuansa monopolistic,
anti-kompetisi, usaha dan orientasi lebih mengarah kepada operator. Negara sangat
mendominasi perannya sebagai regulator sekaligus operator.

Di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 hanya ada satu penyelenggara yang
diberikan izin untuk meneyelanggarakan telekomunikasi dasar sebagai hak eksklusif yaitu
BUMN.

Perubahan lingkungan global menciptakan lingkungan dan cara pandang baru dalam
telekomunikasi sehingga terjadi penataan kembali penyelenggaraan telekomunikasi
nasional.3

3
Ade Didik Irawan, “Hukum Telekomunikasi”, diakses dari
http://kuliahhukumonline.blogspot.com/2015/02/hukum-telekomunikasi_23.html, pada tanggal 26 September
2018 pukul 18:07 WIB
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Budhijanto, Danrivanto. 2013. Hukum Telekomunikasi Penyiaran & Teknologi Informasi
Regulasi & Konvergensi. Bandung: PT Refika Adhitama.

Jurnal
Pandjaitan, Hinca IP. 2000. Undang-Undang Telekomunikasi Partisipasi public dan
pengaturan setengah hati. Jakarta: INTERNEWS INDONESIA.

Sumber lain
Irawan, Ade Didik. “Hukum Telekomunikasi. 26 September 2018.
http://kuliahhukumonline.blogspot.com/2015/02/hukum-telekomunikasi_23.html.

Anda mungkin juga menyukai