Anda di halaman 1dari 17

Antara Syurga dan Neraka bagi Kaum Hawa

Duhai Kaum Hawa Ada Kemu dahan Untukmu Masuk syurga

Tapi Berhati-hatilah juga ada Kemudahan Bagimu Untuk Jadi Penghuni Neraka

A. Kemudahan kaum Hawa untuk Masuk Syurga

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kita tidak pernah bisa memilih untuk dilahirkan

sebagai laki-laki ataupun perempuan bahkan orang tuapun tidak bisa memastikan

anaknya lahir sebagai laki-laki atau lahir sebagai perempuan. Bahkan tidak jarang anak

yang lahir justru malah berbeda dari yang diinginkan. Tapi Allah Maha Adil, Dia

menciptkan sesuatu pasti dengan kebijaksanaanya dan tidak keluar dari Apa yang telah

ditentukannya. Dan Allahpun memberikan peluang yang sama untuk kita untuk menjadi

Penghuni neraka atau penghuni syurga..

‫ ِّمن َذ َك ٍر َأ ْو ُأنثَ ٰى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَةً ۖ َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم َأجْ َرهُم‬N‫صالِ ًحا‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل‬

َ ُ‫بَِأحْ َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َمل‬


‫ون‬

(Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik) menurut suatu pendapat dikatakan bahwa yang dimaksud adalah kehidupan di

surga. Menurut pendapat yang lain dikatakan adalah kehidupan dunia, yaitu dengan

mendapatkan rasa qana`ah atau menerima apa adanya atau ia mendapa tkan rezeki yang

halal (dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang

lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan).


Dan Allahu A’lam secara khusus untuk wanita Allah beri kelebihan sebagaimana yang

disabdakan oleh Rasulullah SAW.

‫ب ْال َجنَّ ِة‬


ِ ‫ َوا‬N‫ت ِم ْن َأيِّ َأ ْب‬ ْ ‫اع‬NNَ‫ َوَأط‬،‫ا‬NNَ‫َت فَرْ َجه‬
ْ َ‫ا َد َخل‬NNَ‫َت بَ ْعلَه‬ ْ ‫ن‬N‫ص‬ َ ‫ َو‬،‫هَا‬N‫رْ َأةُ ُخ ُم َس‬NN‫ت ْال َم‬
ْ ‫ا َم‬N‫ص‬
َّ ‫ َو َح‬،‫ه َْرهَا‬N‫ت َش‬ ِ َّ‫ل‬N‫ص‬
َ ‫ِإ َذا‬
ْ ‫َشا َء‬
‫ت‬
“Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya dan taat kepada suaminya, niscaya dia akan masuk ke dalam surga dari pintu mana
saja yang kamu inginkan.”
(HR. Ibnu Hibban No. 4163, hadits ini hasan lighairih menurut Syaikh Al-Albani.

Sekarang kita coba kupas satu demi satu..

Disebutkan dalam Ayat 97 Surat An-Nahl bahwa Siapapun yang beramal shaleh baik laki-laki

maupun perempuan dan mereka Beriman…

a. Pertanyaannya apa itu amal shaleh dan kapan amal bisa disebut amal shaleh…

Allah memberikan petunjuk kepada kita melalui Ayat berikut… Dua ayat yang sering

dipakai khatib dalam moqaddimah pesan taqwanya..

‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬ .b
(Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar)yakni perkataan yang tidak menyalahi.

َ ‫م ۗ َو َمن ي ُِط ِع هَّللا‬Nْ ‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك‬
‫َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬
(Niscaya Allah memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian) yakni Dia
menerimanya (dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Siapa yang menaati
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan
yang besar) yaitu dia telah memperoleh apa yang paling didambakannya.
ekarang kita lebih rinci lagi,
Amal Shaleh
Berima Taqwa dan Berkata
Benar
n Pengampunan
Dosa

Doa Mudah
Rukun Iman Hubungan dengan Allah Terkabulnya

Rukun Syahadat 1. Menafikan (Al-Baqarah : 3-4)


2. Menetapkan Hidup Bahagia

Hubungan dengan
Syarat Sah Syahadat 1. Mengetahui arti dan SYURGA
Sesama (Ali –‘Imran: 134)
Kandungannya
(QS. Muhammad: 19) MENANTINY
2. Yakin tanpa keraguan A
(QS. Al-Hujurat: 15)
3. Menerima semua tuntutan
kalimat ini dengan hati
dan lisan (QS. Ash-
Shaffat:34-35)
4. Ketundukan (Kepatuhan)
(QS. Luqman:22)
5. Kejujuran
(QS. Al-Baqarah: 8-9)
6. Keikhlasan hanya karena
Allah
(QS. Al-Bayyinah:5)
7. Kecintaan
(Al-Baqarah:165)

Menghindari dari 1. Syirik Besar


Pembatal Syahadat 2. Mengangkat perantara antara dirinya dan Allah, berdoa dan mendekatkan diri
kepadanya dan minta syafaatnya
3. Tidak mengkafirkan orang kafir
4. Meyakini ada agama yang sama dengan Islam atau bahkan lebih baik darinya atau
lebih baik dari hukumnya
5. Membenci salah satu ajaran Rasulullah SAW.
6. Menghina salah satu bagian dari Agama Allah.
7. Sihir. Jimat, mantra dan buhul yang berdampak pada hati dan tubuh
8. Mendukung orang musyrik untuk memerangi kaum muslimin
9. Mengira ada orang yang boleh keluar dari Syariat Nabi Muhammad SAW
10. Berpaling dari Agama Allah secara keseluruhan dan tidak mengamalkannya.
Apa Yang Terjadi Jika kita Tidak Shaleh/Shalehah
Amal Salah
Larangan Dikerjakan
Imannya Perintah dilalaikan
Dosa makin
Kurang atau Berkata salah jadi bertambah
Iman Salah kebiasaaan
Hidup Makin
susah

Terhambat
doanya

Tak Kunjung
Taubat Neraka
Menantinya
Peluang besar Bagi Kaum Hawa untuk menjadi Penghuni Neraka

‫ فَِإ َذا َعا َّمةُ َم ْن َد َخلَهَا النِّ َسا ُء‬،‫ار‬


ِ َّ‫ب الن‬
ِ ‫ت َعلَى بَا‬
ُ ‫َوق ْم‬
Artinya: “Saya (Rasulullah Saw) berdiri di depan pintu neraka. Kebanyakan orang yang masuk
neraka adalah perempuan.”

‫ّأ‬ ‫ُأ‬
‫ َوبِ َم يَا‬:‫لن‬ َ ُ‫ار فَق‬ِ َّ‫ص َّد ْق َن فَِإنِّي ِر ْيتُ ُك َّن َأ ْكثَ َر ْه ِل الن‬
َ َ‫ يَا َم ْع َش َر النِّ َسا ِء ت‬:‫ال‬
َ َ‫ق‬
‫ َوتَ ْكفُرْ َن ْال َع ِش ْي َر‬،‫ تُ ْكثِرْ َن اللِّ َع َن‬:‫ال‬
َ َ‫هللا؟ ق‬ِ ‫َرسُو َل‬
Artinya: “Rasulullah Saw bersabda: ‘Wahai para perempuan sekalian bersedekahlah! Karena
sesungguhnya aku diperlihatkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah kalian (kaum
perempuan).’ Kemudian para perempuan itu bertanya: ‘Mengapa ya Rasulullah?’ Rasul pun
menjawab: Kalian sering melaknat dan berbuat kufur kepada suami.” Ibnu Hajar al-Asqalani
dalam Fathul Bari-nya menjelaskan bahwa kufur dalam hal ini bukanlah kufur yang menjadikan
manusia keluar dari Islam. Akan tetapi yang dimaksud kufur kepada suami adalah mengingkari
nikmat yang telah diberikan oleh suami dan meninggalkan kebaikan yang telah dilakukan
sehingga menjadikan istri tersebut tidak taat. Hal ini mengingat kewajiban istri untuk taat kepada
suami adalah sebuah keniscayaan. Sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw: ‫ت َأ َحدًا َأ ْن يَ ْس ُج َد‬ ُ ْ‫لَوْ َأ َمر‬
‫ ُج َد لِزَ وْ ِجهَا‬N‫ت ال َمرْ َأةَ َأ ْن ت َْس‬
ُ ْ‫ َأِل َح ٍد َأَل َمر‬Artinya, “Jika saya (diperbolehkan) memerintah seseorang untuk
bersujud kepada orang lain, maka saya akan memerintahkan seorang istri untuk bersujud kepada
suaminya.” Dalam Faidul Bari dijelaskan bahwa hadits terkait penghuni neraka tersebut muncul
karena para perempuan jahiliyah sering melaknat dan mengkufuri suaminya. Sehingga hal ini
sebagai bentuk pendidikan yang diupayakan Rasulullah agar para perempuan di masa Rasul tidak
melakukan perbuatan yang sama. Jelas sudah bahwa inti dari hadits tersebut bukan bermaksud
untuk memarjinalkan perempuan atau merendahkan perempuan. Yang diinginkan Rasul dalam
hadits tersebut adalah agar perempuan umat Rasul tidak meniru perilaku perempuan jahiliyah,
yakni suka melaknat dan mengkufuri suaminya. Jika para perempuan zaman sekarang masih
tetap me lakukan hal yang sama: melaknat dan mengingkari kenikmatan dan kebaikan yang telah
diberikan suaminya, maka hukum Allah berupa neraka adalah sebuah keniscayaan. Wallahu
A’lam. (M Alvin Nur Choironi)

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/79326/benarkah-perempuan-kaum-mayoritas-penghuni-
neraka
===
Yuk, install NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS
(s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat,
Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.

Kita pun tahu bahwasanya dosa-dosa adalah sumber malapetaka baik di dunia maupun di akhirat.

Bisa jadi kebahagiaan dan rasa khusyuk dalam shalat kita dicabut oleh Allah ‫ ﷻ‬sebab dosa-dosa

yang kita lakukan. Bisa jadi hati kita menjadi keras dan tidak terenyuh tatkala mendengarkan

firman-firman Allah ‫ ﷻ‬dan hadits-hadits Nabi ‫ ﷺ‬disebabkan karena dosa-dosa yang kita

lakukan. Bisa jadi rezeki kita terhalangi dan hidup menjadi sulit karena disebabkan oleh dosa-

dosa yang kita lakukan.

Terlalu banyak kemudharatan di dunia yang dirasakan oleh seorang muslim atau muslimah

disebabkan karena dosa yang mereka lakukan, baik disadari atau tidak disadari. Terlebih lagi di

akhirat, tidaklah seseorang dihalangi dari masuk surga kecuali karena dosa-dosa yang telah dia

lakukan. Oleh karenanya, akidah Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini bahwa orang yang dosanya

lebih banyak daripada amal kebaikannya, maka dia harus masuk neraka terlebih dahulu untuk

dibersihkan sebelum masuk surga, jika tidak diampuni oleh Allah ‫ﷻ‬, karena surga tidak bisa

dimasuki kecuali orang yang bersih dari dosa-dosa.

Pembahasan kita pada kesempatan kali ini, membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan

kaum wanita, yaitu dosa-dosa yang sering tidak disadari oleh wanita, melalui sebuah buku yang

ditulis oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin. Jumlah dosa-dosa yang sering

dilakukan oleh wanita yang disebutkan dalam buku tersebut berjumlah 76 dosa. Kita akan

menelaah dan membahas satu demi satu dosa-dosa tersebut dengan kemudahan dan keluasan

waktu yang Allah ‫ ﷻ‬berikan.


Sebelumnya kami menasihati para wanita agar berlapang dada jika ternyata dosa yang akan

disebutkan lebih banyak yang telah dilakukan daripada yang belum. Ingatlah bahwa sudah

seharusnya seseorang mendeteksi dirinya sendiri (muhasabah). Kebiasaan kebanyakan manusia

adalah sangat pandai mendeteksi kesalahan orang lain, akan tetapi sangat susah untukmendeteksi

diri sendiri. Betapa sering kesalahan atau kemaksiatan yang kita lakukan tidak kita sadari. Oleh

karenanya yang diajarkan kepada kita adalah husnuzan kepada orang lain dan suuzan kepada diri

sendiri. Dengan bersikap suuzan kepada diri sendiri, akan dapat membuat seseorang mengetahui

kesalahan-kesalahan dan maksiat apa yang ada atau telah dilakukan agar dapat diperbaiki. Maka

buku tersebut sangat membantu kita dalam proses mendeteksi dosa-dosa apa saja yang sering

dilakukan.

1. Syirik

2. Shalat

3. Aurat

4. Pergi ke tukang sihir, dukun, atau tukang ramal

Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ‫صاَل ةٌ َأرْ بَ ِع‬


ً‫ين لَ ْيلَة‬ َ ُ‫ل لَه‬Nْ َ‫ لَ ْم تُ ْقب‬،‫َم ْن َأتَى َعرَّافًا فَ َسَألَهُ َع ْن َش ْي ٍء‬
“Barangsiapa mendatangi seorang peramal, lalu bertanya kepadanya tentang suatu hal, maka

tidak akan diterima satu shalat pun baginya selama empat puluh malam.”[1]

Maksudnya adalah seseorang shalat, dan shalatnya sah namun tidak diterima.

Perkara yang seperti ini, yaitu ibadah yang dilakukan sah namun tidak ada pahala atasnya itu

sangat banyak di dalam syariat. Contohnya adalah orang yang berpuasa namun ghibah,

puasanya sah namun tidak ada pahala puasa baginya. Contoh lain adalah seorang budak yang

lari dari tuannya, dia tidak akan mendapatkan pahala shalat meskipun di shalat dan sah.
Contoh lain adalah orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan harta yang

haram, entah karena riba dan yang lainnya, mungkin ibadah haji dan umrahnya sah namun

tidak ada pahala haji dan umrah baginya. Contoh lain seperti dalam sabda Nabi ‫ﷺ‬,

ِ ‫ َر ُج ٌل َأ َّم قَ ْو ًما َوهُ ْم لَهُ َك‬:‫وس ِه ْم ِش ْبرًا‬


َ ُ‫اره‬
،‫ون‬ ِ ‫ق ُر ُء‬ َ ‫ثَاَل ثَةٌ اَل تُرْ فَ ُع‬
َ ‫صاَل تُهُ ْم فَ ْو‬

‫ان‬
ِ ‫ار َم‬
ِ ‫ص‬ ِ ‫ َوَأ َخ َو‬،ٌ‫ت َو َز ْو ُجهَا َعلَ ْيهَا َسا ِخط‬
َ َ‫ان ُمت‬ ْ َ‫َوا ْم َرَأةٌ بَات‬

“Tiga golongan yang shalatnya tidak akan di angkat meski satu jengkal dari kepalanya;

Seseorang yang mengimami suatu kaum sementara mereka tidak menyukainya, seorang

perempuan yang bermalam (tidur) sementara suaminya marah kepadanya, dan dua orang

bersaudara yang saling bermusuhan.”[2]

Maka sama halnya dengan orang yang pergi ke dukun dan bertanya-tanya tentang sesuatu, maka

shalatnya selama empat puluh hari tidak akan diterima meskipun sah. Hal ini sebagai hukuman

dari Allah ‫ ﷻ‬kepadanya. Sebagian ulama mengatakan bahwa termasuk dalam hal ini adalah jika

seseorang wanita memasukkan majalah yang terdapat isi ramalan bintang ke dalam rumahnya

untuk dibaca. Jika hatinya terikat kepada ramalan tersebut, maka sama saja dia sedang bertanya

kepada dukun. Dan dikhawatirkan shalatnya selama empat puluh hari tidak diterima.

Yang lebih parah lagi adalah dia mendatangi dukun dan memercayai apa yang dukun tersebut

katakan. Syaikh dalam bukunya membawakan sabda Nabi ‫ﷺ‬,

‫ فَقَ ْد َكفَ َر بِ َما ُأ ْن ِز َل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬،ُ‫ص َّدقَهُ فِي َما يَقُول‬
َ َ‫َم ْن َأتَى َعرَّافًا َأ ْو َكا ِهنًا ف‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ
“Barangsiapa mendatangi seorang dukun atau seorang peramal, lalu dia membenarkan apa yang

dikatakannya, maka dia kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad ]3[”.‫ﷺ‬
Alasan orang yang memercayai dukun dikatakan telah kafir oleh Nabi ‫ ﷺ‬adalah karena dia

meyakini bahwa dukun tersebut mengetahui tentang masa depan atau hal gaib. Padahal di dalam

Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi ‫ ﷺ‬telah dijelaskan bahwa tidak ada yang mengetahui

hal gaib kecuali Allah ‫ﷻ‬. Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

Nَ ‫ُون َأي‬
‫َّان‬ َ ‫ض ْال َغي‬
َ ‫ ُعر‬N ‫ا يَ ْش‬NN‫ْب ِإاَّل هَّللا ُ َو َم‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ َّ ‫لْ اَل يَ ْعلَ ُم َم ْن فِي‬NNُ‫ق‬
ِ ‫ َما َوا‬N ‫الس‬

َ ُ‫يُ ْب َعث‬
‫ون‬
“Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui

perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan

dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65)

Oleh karenanya apa yang tertulis di Lauhul Mahfudz hanya diketahui oleh Allah ‫ﷻ‬, dan tidak

ada yang mengetahui selain Dia, bahkan malaikat sekalipun tidak mengetahuinya, kecuali jika

dikabarkan oleh Allah ‫ﷻ‬. Maka dari itu, tentunya para dukun tidak mengetahui tentang masa

depan. Jika ada seseorang yang datang kepada dukun dan bertanya mengenai masa depan lalu dia

benarkan perkataan sang dukun tersebut, maka dia telah kufur terhadap Al-Quran.

Alasan Syaikh membawakan dosa ini pada kesalahan-kesalahan yang sering tidak disadari oleh

kaum wanita adalah karena wanita adalah makhluk yang lemah baik iman maupun hatinya.

Sehingga tatkala dia menghadapi suatu masalah, terkadang dia tidak kuasa untuk

menghadapinya, sehingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke dukun untuk mendapatkan

solusi dari masalahnya.

3. Aurat
a. Tidak konsisten dalam menggunakan hijab yang sesuai aturan syariat (agama)
yang benar yaitu menutupi ketika keluar rumah, dan tidak memperhatikan syarat-
syaratnya secara sempurna.
Dari sini perlu untuk diketahui bahwa untuk jilbab yang syar’i harus memenuhi beberapa
kriteria yaitu, menutup aurat dan tidak menarik perhatian. Para wanita yang mengenakan jilbab
namun tidak memenuhi syarat ini akan mendapatkan ancaman neraka. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,
َ ‫ب ْالبَقَ ِر يَضْ ِرب‬
َ َّ‫ُون بِهَا الن‬
،‫اس‬ ِ ‫ قَ ْو ٌم َم َعهُ ْم ِسيَاطٌ َكَأ ْذنَا‬،‫ار لَ ْم َأ َرهُ َما‬
ِ َّ‫ان ِم ْن َأ ْه ِل الن‬
ِ َ‫ص ْنف‬
ِ
‫ اَل يَ ْد ُخ ْل َن‬،‫ت ْال َماِئلَ ِة‬
ِ ‫ ُر ُءو ُسه َُّن َكَأ ْسنِ َم ِة ْالب ُْخ‬،‫ت‬ ٌ ‫ت َماِئاَل‬ٌ ‫ات ُم ِمياَل‬ ٌ َ‫اري‬ ٌ َ‫َونِ َسا ٌء َكا ِسي‬
ِ ‫ات َع‬
‫يحهَا لَيُو َج ُد ِم ْن َم ِسي َر ِة َك َذا َو َك َذا‬ َ ‫ َوِإ َّن ِر‬،‫يحهَا‬ َ ‫ َواَل يَ ِج ْد َن ِر‬،َ‫ْال َجنَّة‬
“Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum membawa cambuk
seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita yang berpakaian
(tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan membuat condong (dari ketaatan),
rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan
mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini
dan ini.”[1] (HR. Muslim no. 2128)
Di dalam hadits ini, terdapat dua ciri sifat wanita yang diancam neraka.
Sifat yang pertama adalah wanita yang berpakaian tapi telanjang. Terdapat tiga
ٌ َ‫َاري‬
penafsiran tentang‫ات‬ ٌ َ‫اسي‬
ِ ‫ات ع‬ ِ ‫( َك‬berpakaian tapi telanjang); Pertama, wanita tersebut berpakaian
namun auratnya terlihat; Kedua, wanita tersebut berpakaian namun transparan (terlihat apa yang
ada dibalik pakaiannya; Ketiga, wanita tersebut berpakaian namun pakaian tersebut membentuk
lekuk tubuhnya. Oleh karenanya hendaknya para wanita memperhatikan hal-hal ini dalam
berpakaian. Hendaknya memakai pakaian yang longgar dan lebar agar seluruh bagian tubuh
tertutup dan tidak membentuk lekukan tubuh.
ٌ ‫( ُم ِمياَل‬berlenggak-lenggok) yang maknanya
Sifat yang kedua dalam hadits ini adalah ‫ت‬
adalah membuat menarik perhatian para laki-laki dengan penampilan yang berbeda. Oleh
karenanya disebutkan dalam hadits ini ciri-ciri bahwa wanita tersebut menarik perhatian adalah
rambutnya dibuat seperti punuk unta, sehingga tampak berbeda. Pada dasarnya, wanita boleh
memakai pakaian yang indah, akan tetapi jangan sampai terlalu indah dengan hiasan-hiasan yang
berlebihan pada pakaian, karena hal tersebut dapat menarik perhatian laki-laki.
Menampakkan kedua mata atau menggunakan cadar yang menutupi sebagian wajah.
Kesalahan ini adalah pendapat sebagian ulama Arab Saudi yang menganggap bahwa
cadar itu wajib. Dan para ulama di sana menganjurkan agar seorang wanita tidak
menggunakan cadar yang menutupi wajah namun terlihat matanya. Wanita di Arab Saudi
dianjurkan menggunakan cadar dengan cadar yang sangat kecil menampakkan matanya atau
bahkan ada kain tipis lagi yang menutup mata tersebut sehingga tidak terlihat dari luar. Akan
tetapi hal ini adalah pendapat para ulama yang menganggap bahwa hukum cadar adalah
wajib. Adapun para ulama yang menganggap bahwa cadar itu hukumnya sunnah, maka tidak
mengapa untuk seorang wanita yang menampakkan matanya tatkala menggunakan cadar.
b. Berkeliaran di luar rumah dengan berdandan dan bersolek.
Allah ‫ ﷻ‬berfirman,
‫َوقَرْ نَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َواَل تَبَرَّجْ نَ تَبَرُّ َج ْال َجا ِهلِيَّ ِة اُأْلولَى‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku)
seperti orang-orang jahiliah dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)
Di antara bentuk berdandan dan bersolek yang terlarang tersebut adalah membuka wajah
atau hanya mengenakan penutup wajah yang transparan, mengenakan pakaian ketat, atau
terbuka, atau pendek, atau terbuka di bagian dada dan sebagainya.

Sebagian ulama Arab Saudi memandang bahwa membuka penutup wajah (tidak mengenakan
cadar) atau hanya menggunakan penutup wajah yang transparan adalah salah satu bentuk
berdandan dan bersolek yang terlarang. Sebagian ulama Arab Saudi ketat dalam perkara ini
karena menganggap bahwa hukum cadar itu wajib.
Maka dari itu saya mengingatkan kepada para wanita yang tidak mengenakan cadar,
jangan Anda keluar rumah dengan terlalu banyak berhias. Anda boleh menggunakan
beberapa alat-alat kosmetik seperti lipstik, akan tetapi hanya sekedar untuk menghilangkan
kekeringan pada bibir. Jangan Anda menggunakan lipstik dengan warna-warna yang
mencolok, karena hal tersebut akan menarik perhatian laki-laki. Oleh karenanya pakailah
sesuatu yang wajar, jika Anda ingin bersolek, maka bersoleklah di hadapan suami Anda dan
jangan di hadapan suami orang lain.
Kemudian ingatlah bahwa hukum asal para wanita adalah tinggal di rumahnya sebagaimana
firman Allah ‫ ﷻ‬di atas. Bahkan saya katakan bahwa wanita yang terlalu sering keluar rumah
meskipun untuk pengajian, sampai-sampai setiap hari keluar untuk pengajian, maka hal
tersebut juga tidak boleh, kecuali dengan izin suami. Sebab dikhawatirkan keletihannya
tatkala berada di rumah setelah keluar rumah membuatnya tidak bisa melayani suami dengan
baik. Oleh karenanya wanita yang benar adalah wanita yang betah di rumahnya.
Ketika wanita telah keluar dari rumahnya, tentunya sangat mungkin baginya membawa fitnah
karena Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,
ْ ‫ فَِإ َذا َخ َر َج‬،ٌ‫ال َمرْ َأةُ َع ْو َرة‬
ُ َ‫ت ا ْستَ ْش َرفَهَا ال َّش ْيط‬
‫ان‬
“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.”[2]
Hadits ini memberikan keterangan bahwa syaithan telah menunggu atau mengintai wanita
hingga keluar dari rumah-rumah mereka. Maka tatkala para wanita telah kelua dari rumah-
rumah mereka, maka syaithan pun akan menghiasinya di mata para laki-laki. Oleh karenanya
janganlah wanita keluar kecuali dalam kondisi yang diperlukan dan dengan memperhatikan
cara berpakaian yang sesuai syariat.
c. Ikut-ikutan tren model baju atau bentuk sisir rambut atau alat kosmetik dan tren kewanitaan
lainnya. Sikap semacam ini adalah bentuk lemahnya kepribadian seorang muslimah dan
hilangnya jati diri.
Kesalahan sebagian para wanita adalah mereka mengikuti tren orang-orang kafir barat.
Padahal, meskipun untuk berdandannya seorang wanita di hadapan suaminya tidak perlu
dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang barat. Jika para wanita mengikuti tren mereka,
maka hal tersebut menunjukkan bahwa lemahnya kepribadiannya sebagai wanita muslimah,
karena akhirnya mereka terpaku dengan apa-apa yang ditampilkan oleh wanita-wanita barat.
Footnote:
____
[1] HR. Muslim No. 2128
[2] HR. At-Tirmidzi No. 1173, dinyatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani

d. Kepada Siapa Aurat Boleh diperlihatkan

ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬


‫ظ َن فُرُو َجه َُّن َواَل‬ ِ ‫ص‬َ ‫ت يَ ْغضُضْ َن ِم ْن َأ ْب‬
ِ ‫َوقُل لِّ ْل ُمْؤ ِمنَا‬
ۖ ‫ين ِزينَتَه َُّن ِإاَّل َما ظَهَ َر ِم ْنهَا ۖ َو ْليَضْ ِرب َْن بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَ ٰى ُجيُوبِ ِه َّن‬
َ ‫يُ ْب ِد‬
‫ين ِزينَتَه َُّن ِإاَّل لِبُعُولَتِ ِه َّن َأ ْو آبَاِئ ِه َّن َأ ْو آبَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن َأ ْو َأ ْبنَاِئ ِه َّن‬
َ ‫َواَل يُ ْب ِد‬
‫َأ ْو َأ ْبنَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن َأ ْو ِإ ْخ َوانِ ِه َّن َأ ْو بَنِي ِإ ْخ َوانِ ِه َّن َأ ْو بَنِي َأ َخ َواتِ ِه َّن َأ ْو‬
‫ين َغي ِْر ُأولِي اِإْل رْ بَ ِة ِم َن‬
َ ‫ت َأ ْي َمانُه َُّن َأ ِو التَّابِ ِع‬
ْ ‫نِ َساِئ ِه َّن َأ ْو َما َملَ َك‬
ْ َ‫ين لَ ْم ي‬
ِ ‫ظهَرُوا َعلَ ٰى َع ْو َرا‬
‫ت النِّ َسا ِء ۖ َواَل‬ ِّ ‫ال َأ ِو ال‬
َ ‫ط ْف ِل الَّ ِذ‬ ِ ‫الرِّ َج‬
َ ِ‫يَضْ ِرب َْن بَِأرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َما ي ُْخف‬
‫ين ِمن ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َج ِميعًا‬
َ ُ‫َأيُّهَ ْال ُمْؤ ِمن‬
َ ‫ون لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح‬
‫ُون‬
(Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya)
daripada hal-hal yang tidak dihalalkan bagi mereka melihatnya (dan memelihara
kemaluannya) dari hal-hal yang tidak dihalalkan untuknya (dan janganlah mereka
menampakkan) memperlihatkan (perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya) yaitu
wajah dan dua telapak tangannya, maka kedua perhiasannya itu boleh dilihat oleh lelaki lain, jika
tidak dikhawatirkan adanya fitnah. Demikianlah menurut pendapat yang membolehkannya. Akan
tetapi menurut pendapat yang lain hal itu diharamkan secara mutlak, sebab merupakan sumber
terjadinya fitnah. Pendapat yang kedua ini lebih kuat demi untuk menutup pintu fitnah. (Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya) hendaknya mereka menutupi kepala,
leher dan dada mereka dengan kerudung atau jilbabnya(dan janganlah menampakkan
perhiasannya) perhiasan yang tersembunyi, yaitu selain dari wajah dan dua telapak
tangan (kecuali kepada suami mereka) bentuk jamak dari lafal Ba'lun artinya suami (atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau
saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara-
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka
miliki) diperbolehkan bagi mereka melihatnya kecuali anggota tubuh antara pusar dan lututnya,
anggota tersebut haram untuk dilihat oleh mereka selain dari suaminya sendiri. Dikecualikan dari
lafal Nisaaihinna, yaitu perempuan-perempuan yang kafir, bagi wanita Muslimat tidak boleh
membuka aurat di hadapan mereka. Termasuk pula ke dalam pengertian Maa Malakat
Aymaanuhunna, yaitu hamba sahaya laki-laki miliknya (atau pelayan-pelayan laki-laki) yakni
pembantu-pembantu laki-laki (yang tidak) kalau dibaca Ghairi berarti menjadi sifat dan kalau
dibaca Ghaira berarti menjadi Istitsna (mempunyai keinginan) terhadap wanita(dari kalangan
kaum laki-laki) seumpamanya penis masing-masing tidak dapat bereaksi (atau anak-anak) lafal
Ath-Thifl bermakna jamak sekalipun bentuk lafalnya tunggal (yang masih belum
mengerti) belum memahami(tentang aurat wanita) belum mengerti persetubuhan, maka kaum
wanita boleh menampakkan aurat mereka terhadap orang-orang tersebut selain antara pusar dan
lututnya. (Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan) yaitu berupa gelang kaki, sehingga menimbulkan suara gemerincing. (Dan
bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman) dari apa yang telah
kalian kerjakan, yaitu sehubungan dengan pandangan yang dilarang ini dan hal-hal lainnya yang
dilarang (supaya kalian beruntung") maksudnya selamat dari hal tersebut karena tobat kalian
diterima. Pada ayat ini ungkapan Mudzakkar mendominasi atas Muannats.
e. Syarat Pakaian Wanita
i. Pakaian Wanita Harus Menutupi Aurat
Telah berkata Aisyah ra “ Sesungguhnya, Asma’binti Abu Bakar menemui Nabi saw
dengan memakai busana yang nipis ” Maka nabi berpaling daripadanya dan bersabda
“Wahai Asma’ , sesungguhnya apabila wanita itu telah baligh (sudah haid) tidak boleh
dilihat daripadanya kecuali ini dan ini , sambil mengisyaratkan kepada muka dan tapak
tangannya.”
ii. Pakaian Wanita Tidak Boleh Terlalu Tipis
Dalam sebuah hadits shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua
golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang
memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian
tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring,
wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun
baunya tercium selama perjalanan ini dan ini,” (HR.Muslim).
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para
wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga dapat menggambarkan bentuk
tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan
sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang,”
(Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, 125-126).
iii. Pakaian Wanita tidak boleh sempit sehingga menampakkan bentuk-bentuk tubuh.
Pakaian wanita di sini maksudnya harus longgar.Ini sebanarnya yang banyak juga
mengundang keprihatinan kita terhadap kondisi wanita-wanita sekarang ini.Mereka
dengan percaya dirinya mengatakan dirinya telah menutupi auratnya di saat mengenakan
jilbab yang dimodifikasi tetapi biasanya masih menggunakan celana jeans, dan biasanya
dipadukan dengan hanya memakai baju kaos. Ini merupakan cara berpakaian yang salah,
walaupun mereka telah mengenakan khimar atau penutup kepala, tetapi yang bermasalah
adalah celana jeans dan baju kaos yang mereka gunakan. Celana jeans dan baju kaos
dapat membentuk lekuk tubuh sehingga tidak termasuk pakaian yang syar’i.
iv. Anjuran Memakai Pakaian yang Berwarna Gelap atau yang semisalnya. Tidak
Menurut Ibnu Kathir di dalam tafsirnya pakaian wanita-wanita pada zaman Nabi saw
ketika mereka keluar rumah berwarna hitam atau yang berwarna abu-abu.
v. 5 Pakaian yang digunakan Tidak boleh disemprotkan parfum.
Sebagaimana aturan bahwa wanita tidak boleh memakai parfum di saat keluar rumah,
begitu pula kaidah untuk pakaian yang wanita gunakan.
vi. Hal ini dikarenakan parfum diperuntukkan untuk pria di saat keluar rumah.Dilarangnya
wanita untuk memakai parfum di saat keluar rumah adalah karena Islam sangat menjaga
harkat dan martabat Wanita. Selain itu, larangan memakai parfum bagi wanita juga untuk
menghindarkan wanita dari pengaruh fitnah. Yang memakai bau-bauan ketika keluar
rumah sehingga lelaki mencium baunya disifatkan oleh Rasulullah saw sebagai zaniyah,
yakni pelacur atau penzina. “Wanita apabila memakai wangi-wangian , kemudian
berjalan melintasi kaum lelaki maka dia itu begini dan begini iaitu pelacur,” (Riwayat
Abu Dawud dan Tirmizi).
vii. 6 Pakaian Wanita tidak boleh menyerupai pakaian pria
viii. Hal ini disandarkan pada hadits dari Rasulullah SAW “Rasulullah saw telah melaknat
lelaki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai lelaki,” (Riwayat
Bukhari).
ix. 7 Pakaian itu bukanlah libasu sh-shuhrah, yakni pakaian untuk bermegah-megah
x. Pakaian ini biasanya dimaksudkan untuk menunjuk-nunjuk atau bergaya.“Barangsiapa
mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian
kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka,” (HR.
Abu Daud dan Ibnu Majah.Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan).
xi. 8 Pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan
hewan).
xii. Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah termasuk dalam larangan
bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain
yang mendukung hal ini.
xiii. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memasuki rumahku, lalu di sana ada kain yang tertutup gambar (makhluk bernyawa yang
memiliki ruh, pen). Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau
langsung merubah warnanya dan menyobeknya. Setelah itu beliau bersabda,
”Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah yang
menyerupakan ciptaan Allah,” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan ini adalah
lafazhnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, An Nasa’i dan Ahmad).
xiv. Jadi tidak cukup wanita itu menutup rambut dan kepalanya saja, juga mereka harus
menutupi aurat dengan sempurna.Termasuk di dalamnya adalah tidak memakai pakaian
ketat atau pakaian yang masih membentuk lekuk tubuhnya. Wallaahu a’lam. []

Menuntut cerai kepada suami tanpa ada alasan yang syar’i


Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
ٍ ‫ت َزوْ َجهَا طَاَل قًا فِي َغي ِْر َما بَْأ‬
‫ فَ َح َرا ٌم َعلَ ْيهَا َراِئ َحةُ ْال َجنَّ ِة‬،‫س‬ ْ َ‫َأيُّ َما ا ْم َرَأ ٍة َسَأل‬
“Siapa pun wanita yang meminta cerai kepada suaminya bukan karena kesalahan, maka haram
baginya bau surga.”[10]
Sebagaimana tidak boleh seorang suami bermudah-mudahan untuk mengucap kata cerai, maka
demikian pula seorang istri tidak boleh bermudah-mudah untuk meminta cerai, sebab meminta
cerai tanpa alasan yang syar’i adalah suatu dosa besar dan menghalangi seseorang dari surga.
Bahkan hadits ini menerangkan bahwa jangankan surga, bau surga pun dia tidak akan dia
dapatkan, padahal sebuah riwayat disebutkan bahwa aroma surga itu tercium dari jauh.

Anda mungkin juga menyukai