Anda di halaman 1dari 9

TAAT KEPADA ATURAN,KOMPETITIF

DALAM KEBAIKAN DAN KERJA KERAS

A. Memahami Q.S. Al-Ma'idah/5: 48, Q.S.


An-Nisa'/4: 59, dan Q.S. At-Taubah/9:
105 serta Hadis tentang Taat kepada
Aturan, Perilaku Kompetitif dalam
Kebaikan, dan Kerja Keras

1. Bacaan Q.S. Al-Ma'idah/5: 48, Q.S. An-


Nisa'/4: 59, dan Q.S. At- Taubah/9: 105
tentang taat kepada Allah Swt., Rasul,
dan Ulil Amri serta Aturan

Manfaat yang luar biasa dapat diperoleh


dari membaca ayat-ayat Al-Qur'an,
antara lain; dapat membimbing manusia
masuk surga, membuat hati dan jiwa
tenang, memperoleh pahala yang
berlipat ganda, membuat terangnya
kubur, dirindukan oleh surga,
memperoleh syafa'at kelak di hari kiamat
dan mudah memahami pelajaran dan lain
sebagainya. Ketika membaca Al-Qur'an
awali dengan membaca ta'awuż dan
basmalah, bacalah ayat-ayat tersebut
dengan suara pelan, penuh penghayatan.
Perhatikan makhrajnya, panjang-
pendeknya, ketentuan tajwid dan jangan
sekali-kali memotong lafal dengan
seenaknya. Apabila ingin mengulangi
bacaan sebelumnya, ulangi dengan lafal
utuh, jangan sekali-kali mengulangi
hanya dengan satu huruf pada lafal
terakhir, hal ini sangat berbahaya, karena
dapat mengubah arti ayat-ayat Al-
Qur'an.

Bacaan QSAl-Ma'idah/5: 48 dan QS. An-


Nisa/4: 59 tentang perintah taat kepada
Allah Swt., Rasul, dan Ulil Amri serta taat
kepada aturan

‫ﻦ‬ ِ .ْ‫ََﺪٮ‬. ‫ﻦ ٮ‬
َ ‫ﻪ ِﻣ‬ َ ‫ٮ َْي‬7 ‫ﻤﺎ‬َ ِ ‫ًڡﺎ ﻟ‬4 ‫ﺼِّﺪ‬
َ ‫ﺤِّﻖ ُﻣ‬
َ ‫ٮ ِﺎْل‬7 ‫ﺐ‬َ َ‫ٮ‬4‫ْٮَﻚ اْلِﻜ‬. َ‫َوأ ََزْل)ٮَﺎ إ ِﻟ‬
َ ُ ْ َ ْ َّ َ َ َ َّ َ ْ
‫ﻪ ِﻣﻦ‬ ِ .ْ‫َﺪٮ‬. ‫ٮ َْيﻦ ٮ‬7 ‫ﻤﺎ‬ َ ِ ‫ﺼﺪڡﺎ ﻟ‬ َ ‫ﺤﻖ ُﻣ‬ َ ‫ٮ ِﺎل‬7 ‫ﺐ‬ َ ‫ٮ‬4‫ْٮﻚ الِﻜ‬. ‫َوأزل)ٮﺎ إ ِﻟ‬
َ َ
ْ َ ‫ٮِْﻊ أ‬7‫ََّت‬4‫ﻪ َوﻻ ٮ‬ َ
ِ ‫ْٮ‬. ‫ﻤ)ٮَّﺎ َﻋﻠ‬
‫ﺣﺎَءك‬ َ 7 ‫ﻤﺎ‬ َّ ‫ﻫْﻢ َﻋ‬ ُ ‫ﻫَواَء‬ ِ ‫ْٮ‬. ‫ﺐ َوُﻣَﻬ‬ ِ َ‫ٮ‬4‫اْلِﻜ‬
‫ل‬َ ‫ﻤﺎ أ َ)ٮَْز‬ َ ِ ‫ٮ‬7 ‫ٮ َْي)ٮَُﻬْﻢ‬7 ‫ﺣﻜُْﻢ‬ ْ ‫ﺣَﻌْل)ٮَﺎ ِﻣ ) ْٮﻜُْﻢ ) َڡﺎ‬ َ7 ‫ﻞ‬ ِّ ُ‫ﺤِّﻖ ﻟ ِﻜ‬ َ ‫ﻦ اْل‬ َ ‫ِﻣ‬
ً‫ﺤَﻌﻠَﻜُْﻢ أ َُّﻣﺔ‬ َ 7 َ‫ﺷﺎَء اﻟلَُّﻪ ﻟ‬ َ ‫ﺣﺎ َوﻟَْﻮ‬ ً
ً 7 ‫ا ﷲ ﺷﺮَﻋﺔ َوِﻣ ) ْٮَﻬﺎ‬
‫ ُڡوا‬4 ِ‫ٮ‬7َ‫ٮ‬4‫ﺳ‬ ْ ‫ﺴﻜُْﻢ ) َڡﺎ‬ َ َ4‫ى َﻣﺎ أ َٮ‬ d ِ ‫ ْٮلَُﻮﻛ ُْﻢ )ڡ‬7 َ‫ٮ‬.ِ ‫ﻦ ﻟ‬ ْ ‫ﺣَﺪًة َوﻟَِﻜ‬ ِ ‫َوا‬
َ
َ ِ ‫ٮ‬7 ‫ٮﺌُﻜُْﻢ‬7َِّ‫ٮُ)ٮ‬.‫ٮًﻌﺎ )ڡ‬.‫ﻤ‬ َ 7 ‫ﺣُﻌﻜُْﻢ‬ ‫ت إ ِﻟَﻰ‬
‫ﻤﺎ‬ ِ ‫ﺣ‬ ِ 7 ‫ﷲ َﻣْﺮ‬ ِ ِ ‫ٮرا‬.‫ﺤ‬ ) ‫اﻟ‬
٤٨ : ‫ن ﴿ اﻟﻤﺎﺋﺪة‬ ُ
َ ‫ٮَﻠِ)ڡو‬4‫ﺤ‬ ْ َ
) 4‫ﻪ ٮ‬ِ ‫ْٮ‬. ‫ٮُْﻢ ) ِڡ‬4‫)ﻛ ُ)ٮ‬

Artinya:
Dan kami telah menurunkan Kitab (Al-
Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan
membawa kebenaran, yang
membenarkan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dan menjaganya,
maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah dan
janganlah engkau mengikuti keinginan
mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamuUntuk
setiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang Kalau Allah
menghendakiniscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja)Tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap karunia yang
telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Hanya kepada Allah kamu semua
kembali, lalu diberitahukan- Nya
kepadamu terhadap apa yang dahulu
kamu perselisihkan. (QS. Al- Ma'idah/5:
48)

‫ﺳْول ِإ ِن‬ ُ ‫ﳾٍْء إ ِﻟَﻰ َواﻟَّﺮ‬ َ ‫ى‬ d ِ ‫ٮُْﻢ )ڡ‬4‫َ)ٮَﺎَزْﻋ‬4‫اْﻷَْﻣﺮ ِ ِﻣ ) ْٮﻜُْﻢ ٮ‬


‫َأ ِْويًﻼ‬4‫ﻦ ٮ‬
ُ ‫ﺴ‬ َ ) ‫ﺣﺮ َذﻟ َِﻚ‬
ْ َ ‫ْٮٌﺮ َوأ‬. ‫ﺣ‬ ْ ِ َّ‫ٮﺎﻟل‬7 ‫ن‬
ِ َ ‫ ُْﺆِﻣ)ٮُْو‬4‫ٮ‬
َ ‫ﺣ‬ ِ ِ ) ‫ﻪ اﻵ‬
٥٩‫اﻟ)ٮﺴﺎء‬

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman!
Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (Pemegang
kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul,
(sunnahnya)jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu, lebih utama (hagimu) dan lebih baik
akibatnya. (Q.S. An-Nisa'/4: 59

. Bacaan Q.S. At-Taubah/9: 105


tentang perintah bekerja keras

Bacaan Q.S. At-Taubah/9: 105 tentang


perintah bekerja keras ‫ﻤلُوا‬ َ ‫ ُڡﻞ ِاْﻋ‬4 ‫ڡﻠﮧ َو‬4
‫ن‬َ ‫ﻤْﺆِﻣ)ٮُو‬ ُ ‫ﺳﻮلُُﻪ َواْل‬ ُ ‫ﻤﻠَﻜُْﻢ َوَر‬ َ ‫ٮََرى اﻟلَُّﻪ َﻋ‬.‫ﺴ‬ َ ‫) َڡ‬
‫ٮﺌُﻜُْﻢ‬7َِّ‫ٮُ)ٮ‬.‫ﺸَﻬﺎَدِة ) َڡ‬
َّ ‫ﺐ ج َواﻟ‬ ِ ‫ْٮ‬. ‫ن إﻟﻰ َﻋﻠِﻢ اْل ‚ َﻌ‬ َ ‫ٮَُﺮُّدو‬4‫ﺳ‬
َ ‫َو‬
١٠٥ : ‫ٮﺔ‬7‫ٮو‬4‫ن ﴿اﻟ‬ َ ‫َْﻌ‬4‫ٮُْﻢ ٮ‬4‫ﻤﺎ ﻛ ُ)ٮ‬
َ ‫ﻤلُو‬ َ ِ ‫ٮ‬7)

Artinya:
Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka
Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu
juga Rasul- Nya dan orang-orang
mukmin, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui yang
gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan." (QS. At-Taubah/9: 105

B. Ketentuan dan Dasar Hukum Taat


Aturan, Kompetitif dalam Kebaikan, dan
Bekerja Keras dalam Kehidupan dengan
Baik dan Benar Berdasarkan Al-Qur'an
dan Hadis

1.TAAT KEPADA ATURAN


Kata taat berasal dari bahasa Arab Ta’at.
Kata ini memiliki makna mengikuti atau
menuruti. Secara istilah taat berarti
mengikuti dan menuruti keinginan atau
perintah dari luar diri kita. Tidak ada
hidup dan kehidupan di dunia ini yang
terbebas dari aturan. Karena setiap
hidup dan kehidupan membutuhkan
keserasian, ketertiban, kedamaian, dan
keharmonisan. Dan struktur hukum
(aturan) yang wajib ditaati oleh setiap
umat Islam adalah aturan yang
bersumber dari kitab suci Al-Qur'an,
sunah Nabi, dan aturan Ulil amri
TIGA TINGKATAN OBJEK KETAATAN
• Dalam Islam terdapat tiga tingkatan
objek ketaatan. Ketiganya adalah Allah
Swt., Rasulullah saw., dan ulil amri.

1.KETAATAN KEPADA ALLAH SWT


• Ketaatan kepada Allah menempati
posisi ketaatan tertinggi. Sebagai
seorang muslim, tidak ada satu pun di
dunia ini yang dapat mengalahkan
ketaatan kita kepada Allah Swt. Saat
Allah Swt. menginginkan sesuatu dari
kita, kita harus menaati-Nya. Inilah
makna keislaman kita kepada Allah Swt.
Menunaikan perintah Allah Swt. dan
menjauhi larangan-Nya merupakan cara
menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt.
Misalnya, menunaikan salat, membayar
zakat, dan menunaikan ibadah haji.

2.KETAATAN KEPADA NABI MUHAMMAD


SAW
• Ketaatan kepada rasul memiliki posisi
sejajar dengan ketaatan kepada Allah
Swt. Hal ini karena apa pun yang
disampaikan, dilakukan, serta diinginkan
Rasulullah saw. merupakan wahyu dari
Allah Swt. Pada saat yang sama, Allah
Swt. senantiasa menjaga kehidupan rasul
berikut segala gerak-gerik yang
dilakukan beliau. Sedikit saja beliau
bergeser dari kebenaran, Allah Swt.
segera mengingatkannya. Dengan
adanya penjagaan Allah Swt. ini
Rasulullah menjadi seorang yang
maksum atau terjaga dari kesalahan.
Dengan kedudukannya yang sedemikian
istimewa, Allah Swt. menempatkan
Rasulullah saw. dalam posisi yang
terhormat dalam ketaatan seorang
muslim. Allah menyatakan bahwa
menaati Rasulullah sama dengan menaati
Allah Swt.

3.KETAATAN KEPADA ULIL AMRI


taat kepada ulil amri dapat diartikan
sebagai taat pada orang tua, taat pada
aturan masyarakat, taat pada norma
yang berlaku hingga taat pada janji kita
kepada teman. Ketaatan kepada ulil amri
ini ada syarat-syarat tertentu. Syarat
tertentu itu adalah tidak boleh
bertentangan dengan aturan Allah Swt.
dan rasul-Nya. Ketika bertentangan
dengan aturan Allah Swt.

KEUTAMAAN TAAT
1. Mendapatkan puncak kenikmatan
bersama para nabi.
2. Tidak terbuangnya kekayaan dunia dan
mendapat keberkahan hidup.
3. Mendapat tambahan hidayah.
4. Mendapat keteguhan dalam taat.
Firman Allah SWT.
5. Mendapat pahala yang besar berupa
keridhan Allah dan surga-Nya.

BAHAYA BAGI ORANG YANG TIDAK TAAT


1. Rapuhnya barisan dan timbulnya
perselisihan.
2. Kehinaan dari Allah SWT.
3. Bedosa dan bermaksiat kepada Allah.

CONTOH PERILAKU TAAT Diantara


contoh perilaku taat, baik kepada Allah
Swt, Rasulullah Saw, maupun ulil amri
adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman
kepada Allah Swt, malaikat, rasul, kitab,
qada dan qadar, serta hari akhir.
2. Melaksanakan rukun Islam, yaitu
membaca kedua syahadat, salat, puasa,
zakat, dan haji(jika mampu).
3. Menaati peraturan yang dibuat oleh
pemerintah dan pihak-pihak tertentu
yang memiliki kuasa, seperti tidak
melanggar peraturan lalu lintas, tidak
berbuat kekerasan, dan turut serta dalam
kegiatan-kegiatan sosial.

. BERKOMPETENSI DALAM
KEBAIKAN

Agar hidup manusia semakin berkualitas,


baik di hadapan Allah Swt. maupun di
hadapan sesama makhluk Allah Swt.,
maka manusia wajib menerapkan konsep
hidup berkompetisi dalam segala bentuk
kebaikan. Standar kebaikan yang menjadi
tolak ukur adalah bentuk kebaikan yang
diperintahkan oleh Allah Swt. dan Rasul-
Nya. Semua itu telah tertuang di dalam
kitab suci Al-Qur'an dan hadis nabi.
Hidup yang hanya sekali ini jangan
sampai merugi. Karena sekali merugi,
akan merugi selamanya dan tidak pernah
kembali lagi. Mengapa merugi. Karena
selama hidup tidak diisi dengan amal
kebaikan. Sebaliknya, hidupnya diisi
dengan perbuatan mengikuti hawa nafsu
setan, yang senantiasa membujuk,
merayu, dan mendorong manusia untuk
berperilaku buruk. Ingat. mengikuti
seruan setan berarti siap menjadi teman
setan selama-lamanya di neraka. Karena
setan telah menjadi musuh abadi bagi
setiap manusia di dunia ini dan telah
divonis oleh Allah Swt. kekal menjadi
calon penghuni neraka.

HIKMAH PERILAKU BERKOMPETENSI


DALAM KEBAIKAN
• Setiap orang mempunyai kewajiban
untuk beribadah kepada Allah dan
berbuat kebaikan kepada sesama.
• Terhadap kebaikan kita dapat
berkompetisi atau bersaing dengan
orang lain.
• Memahami bahwa perbuatan ibadah
dan kebajikan sangat diperlukan bagi
manusia.
• Sebagai muslim kita meyakini bahwa
Allah mahakuasa atas segala sesuatu
yang dikehendaki-Nya.
• Mempraktikan perilaku berkompetisi
dalam kebaikan
• Tanamkan keimanan yang kuat di dalam
hati agar tidak mudah tergoda oleh bujuk
rayu setan yang hendak menjerumuskan
manusia ke jurang kenistaan.
• Pahami dengan seksama, mana perilaku
yang baik dan manapula yang buruk agar
kita dapat memilih dan menentukan
perbuatan yang pantas dan tidak pantas
dilakukan.
• Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa
berkompetisi atau bersaing secara sehat
untuk menjadi yang terbaik dan dalam
hal kebaikan sangat dianjurkan dalam
agama islam.
• Pandanglah semua orang sebagai
pesaingmu dalam berbuat kebaikan
sehingga kamu mempunyai motivasi
untuk berlomba dalam hal kebaikan.

CONTOH PRILAKU KOMPETITIF DALAM


KEBAIKAN
1. Semangat berkompetisi dalam
melakukan dan meraih prestasi;
2. Dinamis, senantiasa semangat dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban;
3. Sportif, mengakui keunggulan orang
lain. dan tidak malu untuk menirunya;
4. Inovatif, Karya ide dan gagasan serta
senantiasa melakukan pembaruan-
pembaruan;
5. Kreatif, penuh kreatifitas dalam
melakukan hal-hal yang bermanfaat.

3. KERJA KERAS
Kerja keras adalah usaha maksimal untuk
memenuhi keperluan hidup di dunia dan
di akhirat disertai sikap optimis. Islam
sangat menyerukan umat Islam untuk
bekerja keras. Bekerja keras berarti
bekerja sungguh-sungguh. Barang siapa
yang bersungguh-sungguh, maka akan
sukses. Umat Islam yang bekerja keras,
maka ia akan sukses. Bentuk kesuksesan
bagi manusia yang bekerja keras adalah
mereka menjadi kaya dan sejahtera lahir
dan batin.
Bentuk kekayaan yang harus dimiliki
umat Islam adalah kaya iman dan harta.
Mengapa perlu kaya iman dan harta?
Umat Islam yang kaya harta dan kaya
iman, mereka akan tetap gemar berbagi.
Karena kekayaan yang sesungguhnya
adalah dengan sikap dermawan. Umat
Islam yang kaya, di samping imannya
akan selamat dan kehidupan ekonominya
tidak akan bergantung kepada orang lain,
juga akan mampu menyelamatkan iman
seseorang yang lemah.

CONTOH PERILAKU KERJA KERAS

Berikut ini contoh yang menunjukkan


perilaku kerja keras
1. Bersungguh-sungguh mencari rizki
yang halal, sebab Allah tidak akan
memberi rizki pada orang yang malas.
2. Tidak mudah putus asa bila dalam
bekerja atau belajar menemui hambatan,
tetap berusaha mencari jalan keluar
terhadap masalah yang dihadapi.
3. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak
menunda-nundanya.
4. Apabila telah berhasil memperoleh
apa yang direncanakan, tidak cepat
merasa puas, akan tetapi terus terpacu
untuk lebih kreatif.
5. Apabila menghadapi pekerjaan yang
tidak disukai, maka tetap tekun
menyelesaikan pekerjaan tersebut
dengan hati sabar.
6. Senantiasa bertanggung jawab
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU
KERJA KERAS Untuk dapat memilki sikap
kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Selalu menyadari bahwa hasil yang
diperoleh dari jerih payahnya sendiri
lebih terpuji dan mulia daripada
menerima pemberian orang lain.
2. Islam memuji sikap kerja keras dan
mencela meminta-minta (kecuali jika
terpaksa).
3. Memiliki semboyan tidak suka
mempersulit orang lain dengan
mengharapkan bantuannya.
4. Menyadari sepenuhnya bahwa
memberi lebih mulia daripada meminta.

Hikmah Bekerja Keras


Allah SWT memerintahkan supaya kita
bekerja keras karena banyak himah dan
manfaatnya, baik bagi orang yang bekera
keras maupun terhadap lingkungannya.

Di antara hikmah bekerja keras tersebut


adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi diri, baik
berupa bakat, minat, pengetahuan,
maupun keterampilan.
2. Membentuk pribadi yang bertanggung
jawab dan disiplin.
3. Mengangkat harkat martabat dirinya
baik sebagai makhluk individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
4. Meningkatkan taraf hidup orang
banyak serta meningkatkan
kesejahteraan.
5. Kebutuhan hidup diri dan keluarga
terpenuhi.
6. Mampu hidup layak.
7. Sukses meraih cita-cita
8. Mendapat pahala dari Allah, karena
bekerja keras karena Allah merupakan
bagian dari ibadah.

Anda mungkin juga menyukai