Anda di halaman 1dari 81

Kantor : Perumahan RCS Garden Blok B Nomor 7 a Kelurahan Rowolaku Kec. Kajen Kab.

Pekalongan
Sesuai Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 1980 tentang jalan
dinyatakan bahwa Jalan adalah salah satu prasarana perhubungan yang pada
hakekatnya merupakan sebuah unsur penting dalam usaha pengembangan
kehidupan bangsa. Jalan termasuk didalamnya jembatan merupakan tulang
punggung perekonomian kota yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu
lintas distribusi barang, jasa dan manusianya itu sendiri. Kemudian dalam rangka
mewujudkan peranan tersebut maka dituntut adanya pembinaan yang
mengungkapkan sifat profesionalisme di bidang pengelolaan jalan dan jembatan.
Bersamaan dengan peningkatan kegiatan ekonomi, maka meningkat pula
mobilitas manusia, barang dan jasa. Semua ini membutuhkan tingkat pelayanan
transportasi yang luar biasa berupa kebutuhan akan prasarana dan sarana
transportasi yang memadai, baik di daerah perkotaan itu maupun di wilayah
sekitarnya. Penataan sistem transportasi yang baik terus menerus dilakukan,
yaitu dengan pembangunan prasarana jaringan jalan.
PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP

Konsep Lingkungan Hidup


1.
Istilah lingkungan hidup berasal dari kata "Environment" (lingkungan sekitar), yang oleh Michael Allaby diartikan sebagai "The physical, chemical,
and biotic condition surrounding an organism", sedangkan Emil Salim mengemukakan bahwa secara umum lingkungan hidup dapat diartikan sebagai
benda, kondisi dan keadaannya, serta pengaruh yang terdapat pada ruang yang kita tempati dan mempengaruhi makhluk hidup, termasuk
kehidupan manusia.
Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dari berbagai dimensi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup pada dasarnya terdiri atas 4 unsur, yaitu materi, energi, ruang
dan kondisi/situasi setempat, dengan uraian sebagai berikut :
a. Unsur Materi.
Materi adalah zat yang dapat berbentuk biotik (hewan, tumbuhan, manusia), atau abiotik (tanah, air, udara, dsb). Kedua unsur tersebut
mempunyai hubungan timbal balik, dan saling pengaruh mempengaruhi secara ekologis.
Unsur ini mengalami proses siklinal yaitu proses yang berulang kembali kepada keadaan semula, adapun dalam perjalanannya akan mengalami
perubahan bentuk. Misalnya tumbuh-tumbuhan, untuk dapat hidup memerlukan energi dan mineral, kemudian melalui proses "rantai
makanan", tumbuhan ini dimakan oleh hewan konsumen Tk. I (Herbivora = pemakan tumbuhan), yang selanjutnya menjadi mangsa dari
hewan konsumen Tk. II (Omnivora = pemakan segala).
Pada saatnya, tumbuhan dan hewan tersebut mengalami proses kematian, dan jasadnya menjadi mangsa bakteri Saprodit (bakteri pembusuk)
yang menguraikan jasad tadi menjadi unsur basa (C, N, O, S, P dsb) yang diperlukan untuk kehidupan makhluk hidup.

b. Unsur Energi
Semua makhluk yang bergerak untuk dapat hidup memerlukan energi, demikian pula untuk dapat berinteraksi diperlukan adanya energi.
Sumber energi yang berlimpah berasal dari cahaya matahari, energi ini dapat menyebabkan pohon dan tumbuhan yang berdaun hidau akan
dapat melakukan proses photo sintesa untuk tumbuh menuju suatu proses kehidupan. Demikian pula dengan biji-biji dapat tumbuh dan
berkembang karena adanya energi matahari ini.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

c. Unsur Ruang
Ruang adalah tempat atau wadah di mana lingkungan hidup berada, suatu ekosistem habitat tertentu akan berada pada suatu ruang tertentu, artinya
mempunyai batas-batas tertentu yang dapat dilihat secara fisik. Dengan mengetahui ruang habitat suatu ekosistem maka pengelolaan lingkungan
dapat lebih mudah ditangani secara spesifik.

d.Unsur Kondisi/Situasi
Kondisi atau situasi tertentu dapat mempengaruhi lingkungan hidup, misalnya karena desakan ekonomi masyarakat pada suatu daerah tertentu, maka
penduduk di wilayah tersebut terpaksa melakukan pembakaran hutan untuk usaha pertanian, yang dapat menimbulkan ancaman erosi lahan.

Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1892 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian dijabarkan ke
dalam Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan serta Pedoman-pedoman Umum Pelaksanaannya,
maka aspek-aspek Lingkungan Hidup yang terkait dengan pekerjaan konstruksi dapat dibedakan atas :

1. Komponen Fisik – Kimia


a. Iklim seperti suhu, kelembaban, curah hujan, hari hujan, keadaan angin, intensitas radiasi matahari, serta pola iklim makro. Uraian tentang
iklim termasuk pula kualitas udara, pola penyebaran pencemaran udara, serta tingkat kebisingan dan sumbernya.
b. Fisiografi, seperti topografi bentuk lahan, struktur geologi dan tanah, serta keunikan dan kerawanan bentuk lahan secara geologis,
termasuk indikatornya.
c. Hidrologi, seperti karakteristik fisik sungai, danau, rawa, debit aliran, kondisi fisik daerah resapan, tingkat erosi, tingkat penyediaan dan
pemanfaatan air, serta kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologisnya.
d. Hidrooceanologi, atau pola hidrodinamika kelautan seperti pasang surut, arus dan gelombang/ombak, morphologi pantai serta abrasi dan
akresi pantai.
e. Ruang, tanah dan lahan, seperti tata guna lahan yang ada, rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang, rencana tata guna tanah,
estetika bentang lahan, serta adanya konflik penggunaan lahan yang ada.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

2. Komponen Biologi.
a. Flora, seperti peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami, jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang, serta adanya
keunikan dari vegetasi dan ekosistem yang ada.
b. Fauna, seperti kelimpahan dan keanekaragaman fauna, habitat, penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya, serta satwa yang habitatnya
dilindungi undang-undang. Termasuk dalam fauna ini adalah penyebaran dan populasi hewan, invertebrata yang mempunyai potensi dan
peranan sebagai bahan makanan, atau sumber hama dan penyakit.

3. Komponen Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya


a. Demografi seperti struktur kependudukan, tingkat kepadatan, angkatan kerja, tingkat kelahiran dan kematian, serta pola perkembangan
penduduk.
b. Sosial ekonomi, seperti kesempatan kerja dan berusaha, tingkat pendapatan penduduk, prasarana dan sarana ekonomi, serta pola pemilikan
dan pemanfaatan sumber daya alam.
c. Sosial budaya, seperti pranata sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan, adat istiada dan pola kebiasaan, proses sosial, akulturasi, asimilasi
dan integrasi dari berbagai kelompok masyarakat, pelapisan sosial dalam masyarakat, perubahan sosial yang terjadi serta sikap dan persepsi
masyarakat.
d. Komponen kesehatan masyarakat, seperti sanitasi lingkungan, jenis dan jumlah fasilitas kesehatan, cakupan pelayanan paramedis, tingkat gizi
4. Ekologi dan
dan Ekosistem
kecukupan pangan serta insidensi dan prevalensi penyakit yang terkait dengan rencana kegiatan.
Dalam lingkungan hidup dikenal adanya istilah ekologi dan ekosistem, yang keduanya sangat terkait dengan masalah lingkungan hidup.
Ekologi berasal dari kata Yunani, oikos (= rumah tangga) dan logos (= ilmu), dengan demikian ekologi dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu tentang rumah
tangga alami.
Menurut Otto Sumarwoto, ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan hidupnya, baik biotis maupun abiotis.
Oleh karena itu pada hakekatnya masalah lingkungan hidup adalah masalah ekologi. Perbedaan utama antara disiplin lingkungan hidup dan disiplin ekologi
terletak pada penekanannya. Lingkungan hidup lebih menonjolkan peran manusianya, sehingga faktor manusia lebih dominan, misalnya bagaimana aktivitas
manusia agar tidak merusak atau mencemari lingkungan. Sedangkan ekologi sebagai cabang ilmu biologi mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya ditinjau dari disiplin biologi, misalnya bagaimana terselenggaranya mata rantai makanan, sistem reproduksi atau karakteristik
habitat makhluk pada suatu ekosistem. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ilmu lingkungan hidup lebih bersifat ilmu aplikatif (applied science),
yaitu menggunakan pengetahuan ekologi untuk kepentingan kelangsungan hidup manusia yang lebih lestari.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Ekosistem adalah hubungan timbal balik yang terjalin sangat erat antara makhluk hidup dan lingkungannya dan membentuk suatu sistem.
Hubungan interaksi antar komponen pada suatu ekosistem, dapt berbentuk :
a.Interaksi simbios, di mana kedua belah pihak yang berhubungan tidak dirugikan, misalnya tumbuhan polong-polongan (leguminosa) mengadakan
simbiosa dengan bakteri yang ada di akarnya, di mana bakteri mendapat zat hidrat arang (C) dari tumbuhan sedangkan bakteri sendiri menghasilkan zat
lemas (N) yang berguna bagi tumbuhan.
b.Interaksi antagonistik, dapat berupa :
1. Antibiosa, yang dapat mematikan makhluk lain.
2. Eksploitasi, yang dapat mengkonsumsi makhluk lain.
3. Kompetisi, yang saling bersaing untuk mempertahankan eksistensinya dalam upaya memperoleh sumber daya yang jumlahnya terbatas.
c.Netralistik, tidak adanya interaksi antar komponen, misalnya antara makhluk burung dengan anjing tidak terjadi interaksi, baik yang sifatnya simbiosa
maupun antagonistik.

Baku Mutu Lingkungan


Dalam pekerjaan konstruksi perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya perubahan kualitas lingkungan akibat masuknya bahan pencemar yang
ditimbulkan oleh rencana kegiatan, yang pada umumnya terjadi pada komponen fisik kimia, namun bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan
dampak lanjutan terhadap komponen lingkungan lain seperti biologi atau sosial ekonomi dan sosial budaya.
Untuk mengetahui apakah perubahan lingkungan tersebut mencapai toleransi mutu lingkungan yang diperkenankan, dikenal adanya standar baku mutu
lingkungan yang ditetapkan secara nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup atau tingkat Daerah oleh Gubernur.
Baku Mutu Air
Baku mutu air atau sumber air adalah batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar pada air, namun air tetap berfungsi sesuai peruntukannya.
Penentuan baku mutu air didasarkan atas daya dukung air pada sumber air, yang disesuaikan dengan peruntukan air tersebut sebagai berikut :
Golongan A, air yang dipakai sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dulu.
Golongan B, air yang dapat dipakai sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan untuk keperluan rumah tangga.
Golongan C, air yang dapat dipakai untuk keperluan perikanan dan peternakan.
Golongan D, air yang dapat dipakai untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik tenaga air.
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
PENGAMAN LINGKUNGAN HIDUP

Selain baku mutu air, dikenal pula istilah baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang ke dalam
air atau sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.
Penentuan baku mutu limbah cair ini ditetapkan dengan pertimbangan beban maksimal yang dapat diterima air dan sumber air, dan dibedakan atas 4
golongan baku mutu air limbah, yakni Golongan, I, II, III dan IV.
Besarnya kadar pencemaran yang diperbolehkan untuk setiap parameter kualitas air dan air limbah dapat dilihat pada pedoman penentuan baku mutu
lingkungan yang diterbitkan Kantor Menteri Negara LIngkungan Hidup seperti terlihat pada lampiran.

Baku Mutu Air Laut


Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lainnya yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan
pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.
Penentuan baku mutu air laut ini didasarkan atas pemanfaatan perairan pesisir laut, menurut peruntukannya, seperti :
1. Kawasan pariwisata dan rekreasi untuk mandi dan renang.
2. Kawasan pariwisata dan rekreasi untuk umum dan estetika.
3. Kawasan budidaya biota laut.
4. Kawasan taman laut dan konservasi.
5. Kawasan untuk bahan baku dan proses kegiatan pertambangan dan industri.
6. Kawasan sumber air pendingin untuk kegiatan pertambangan dan industri.

Baku Mutu Udara


Baku mutu udara dibedakan atas dua hal, yaitu :
1. Baku mutu udara ambien, yaitu kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan atau benda hidup lainnya, yang penentuannya dengan mempertimbangkan kondisi udara setempat.
2. Baku mutu udara emisi, yaitu batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara,
sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, yang penentuannya didasarkan sumber bergerak atau sumber tidak
bergerak serta dibedakan antara baku mutu berat, sedang dan ringan.
3. Besarnya kadar pencemaran yang dibolehkan untuk setiap parameter udara dapat dilihat pada pedoman penentuan baku mutu lingkungan yang
diterbitkan oleh Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
PENGAMAN LINGKUNGAN HIDUP
Integrasi Aspek Lingkungan Pada Kegiatan Konstruksi Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
Disesuaikan dengan jenis kegiatannya, AMDAL dapat dibedakan atas :
1.AMDAL Sektoral, biasanya disebut AMDAL, bila kegiatan terletak pada satu lokasi tertentu dan melibatkan kewenangan satu instansi yang
bertanggung jawab.
2.AMDAL Kawasan, bila kegiatan terletak pada satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instalasi yang bertanggung jawab.
3.AMDAL Terpadu/Multi Sektor, bila kegiatan terletak pada satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan lebih sari satu instalasi
yang bertanggung jawab.
4.AMDAL Regional, bila kegiatan terletak pada satu kesatuan hamparan ekosistem dan satu rencana pengembangan wilayah sesuai dengan RUTR dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instalasi yang bertanggung jawab.
Dokumen AMDAL tersebut di atas terdiri dari berbagai dokumen yang berturut-turut sebagai berikut :
1. KA - ANDAL, yaitu ruang lingkup studi ANDAL yang merupakan hasil pelingkupan atau proses pemusatan studi pada hal-hal penting yang
berkaitan dengan dampak penting.
2. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), yaitu dokumen yang menelaah secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana atau
kegiatan.
3. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) adalah dokumen yang mengandung upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh rencana kegiatan.
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) adalah dokumen yang mengandung upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
penting akibat rencana kegiatan.
Suatu pekerjaan konstruksi terkadang dapat menimbulkan dampak penting, atau perubahan lingkungan yang mendasar, yang penentuannya didasarkan
oleh faktorfaktor sebagai berikut :
1.Jumlah manusia yang akan terkena dampak.
2.Luas wilayah sebaran dampak.
3.Lamanya dampak berlangsung.
4.Intensitas dampak.
5.Banyaknya komponen lain yang terkena dampak.
6.Sifat kumulatif dampak.
7.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Kriteria-kriteria atas besaran faktor-faktor yang menimbulkan dampak penting tersebut dapat dilihat pada pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting yang tercantum dalam Keputusan Kepala Bapedal No. 056 tahun 1994, dan perlu dikaji secara mendalam dalam laporan
ANDAL.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang berpotensi mempunyai dampak penting terhadap lingkungan seperti tersebut diatas antara lain :
1. Perubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Exploitasi sumber daya alam yang terbaharui maupun yang tak terbaharui.
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan dan kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya.
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan atau perlindunan cagar budaya.
5. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,jenis hewan dan jasad renik.
6. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
7. Penerapan terknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar mempengaruhi lingkungan.
8. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara.

Penentuan apakah kegiatan ini menimbulkan dampak penting sehingga perlu melaksanakan AMDAL, ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan
Hidup setelah mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat instansi yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.
Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak menimbulkan dampak penting dan atau secara teknologi dampak penting yang timbul dapat dikelola,
maka kegiatan tersebut tidak diwajibkan menyusun ANDAL, namun diharuskan melakukan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan, dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kedudukan AMDAL dalam proses pengembangan konstruksi

Kedudukan AMDAL dalam proses pengembangan kegiatan konstruksi


Proses pengembangan kegiatan konstruksi pada umumnya meliputi tahapan-tahapan perencanaan umum, studi kelayakan termasuk pra-studi
kelayakan, perencanaan teknis, konstruksi dan tahapan pasca konstruksi yang mencakup operasi, pemeliharaan serta pemanfaatannya.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kegiatan AMDAL merupakan bagian dari proses dari setiap tahapan pengembangan kegiatan
konstruksi tersebut di atas.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Penyaringan AMDAL pada tahap Perencanaan Umum


Perencanaan umum merupakan awal dari suatu gagasan atau ide untuk memenuhi suatu kebutuhan atau permintaan masyarakat, dapat berupa rencana
jangka panjang, rencana jangka menengah dan jangka pendek, yang secara terus menerus menghasilkan rencana dan progaram untuk diimplementasikan.
Pada tahap ini dilakukan penyaringan AMDAL untuk mengetahui secara umum apakah kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan perubahan yang
mendasar terhadap lingkungan, sehingga harus melaksanakan AMDAL, ataukah tidak menimbulkan dampak yang berarti sehingga cukup melaksanakan
UKL dan UPL.
Besarnya perubahan lingkungan yang timbul tesebut sangat dipengaruhi oleh :
• Volume dan besaran rencana kegiatan.
• Lokasi proyek dan kondisi lingkungannya.
• Fungsi dan peruntukan lahan di sekitar lokasi proyek.

Pelingkupan dan KA-ANDAL pada tahap pra studi kelayakan


Pra studi kelayakan merupakan bagian dari studi kelayakan, dilakukan untuk menganalisis apakah kegiatan konstruksi yang diusulkan tersebut dapat
dipertanggung jawabkan baik dari segi teknis, ekonomi maupun lingkungan.
Kegiatan AMDAL berupa pelingkupan adalah proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis
yang timbul dari rencana proyek yang diusulkan. Pelingkupan ini merupakan proses penting dalam penyusunan KA-ANDAL (Kerangka Acuan –
ANDAL), karena melalui proses ini dapat ditentukan :
• Dampak penting hipotesis yang relevan untuk dibahas dalam ANDAL.
• Batas wilayah studi ANDAL.

KA-ANDAL sebagai penjabaran lebih lanjut dari pelingkupan diatas merupakan ruang lingkup studi ANDAL yang dipakai sebagai acuan untuk
menyusun studi ANDAL.
Untuk itu KA-ANDAL minimal harus mencakup :
• Informasi rencana proyek dan kondisi lingkungannya.
• Lingkup tugas studi termasuk metode studi.
• Kebutuhan tenaga ahli dan jadwal pelaksanaannya.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Studi ANDAL pada tahap Studi Kelayakan


Sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan studi kelayakan harus mencakup aspek-aspek teknis, ekonomis dan
lingkungan, akan menghasilkan suatu dokumen bagi para pengambil keputusan apakah kegiatan konstruksi tersebut layak untuk dilaksanakan. Studi
ANDAL yang dilakukan pada tahap ini merupakan penelaahan dampak penting yang timbul akibat rencana kegiatan konstruksi secara cermat dan
mendalam, dan hasilnya merupakan acuan untuk merumuskan penanganan dampak yang timbul tersebut dalam bentuk Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Studi ini juga merupakan dokumen yang penting, karena dipakai oleh para pengambil keputusan apakah kegiatan konstruksi tersebut layak ditinjau
dari segi lingkungan, sehingga dapat diimplementasikan.

Penjabaran RKL dan RPL pada Tahap Perencanaan Teknis


Perencanaan teknis dimaksudkan untuk menyiapkan gambar-gambar teknis, syarat dan spesifikasi teknis, sehingga dapat menggambarkan produk yang
akan dihasilkan, didasarkan atas kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam studi kelayakan.
Untuk mewujudkan suatu perencanaan teknis yang berwawasan lingkungan, maka perumusan RKL dan RPL harus dijabarkan dalam gambar-gambar
teknis dan spesifikasi teknis tersebut, serta perlu dituangkan dalam dokumen kontrak, sehingga mengikat pelaksana kegiatan konstruksi.

Pelaksanaan RKL dan RPL


1.Pada tahap pra konstruksi
Kegiatan pra konstruksi dalam hal ini pengadaan tanah dan pemindahan penduduk harus didukung dengan data yang lengkap dan akurat tentang
lokasi, luas, jenis peruntukan serta kondisi penduduk yang memiliki atau menempati tanah yang dibebaskan tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang rinci tentang masalah pembebasan tanah dalam RKL dan RPL harus dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembebasan tanah tersebut.

2.Pada tahap konstruksi.


Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan fisik konstruksi sesuai dengan gambar dan syarat-syarat teknis yang telah dirumuskan dalam
kegiatan perencanaan teknis.
Kegiatan pengelolaan lingkungan yang tercakup pada tahap ini meliputi penerapan:
a.Metode konstruksi, spesifikasi serta persyaratan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang terkait dengan penanganan dampak penting.
b.Penerapan Standard Operation Procedure yang mengacu pada dampak lingkungan.
c.Tata cara penilaian hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan tindak lanjutnya.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Sedangkan penerapan RPL pada tahap ini mencakup :


1. Pemantauan pelaksanaan konstruksi agar sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah mengikuti kaidah lingkungan.
2. Penerapan dan pelaksanaan uji coba operasional.
3. Penilaian hasil pelaksanaan pengelolahan lingkungan dan pemantauan lingkungan untuk masukan bagi penyempurnaan pelaksanaan RKL dan
RPL.

Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahap pasca konstruksi


Evaluasi pasca konstruksi ditujukan : untuk menilai dan pengupayakan peningkatan daya guna dan hasil guna dari prasarana yang telah dibangun dan
dioperasikan. Evaluasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk memantapkan Standard Operation Procedure dengan mengacu
pada pengalaman yang didapat di lapangan selama kegiatan konstruksi berlangsung.

Proses Penyusunan dan Pelaksanaan AMDAL


Penyusunan AMDAL untuk kegiatan konstruksi fisik yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, memerlukan data
dan informasi mengenai berbagai komponen kegiatan konstruksi yang berpotensi menimbulkan dampak penting serta komponen lingkungan di
sekitar lokasi kegiatan yang berpotensi terkena dampak akibat kegiatan.
Penelaahan terhadap data dan informasi tersebut menjadi sangat penting karena ketepatan dan ketelitian Analisis Dampak Lingkungan sepenuhnya
tergantung pada kelengkapan dan kedalaman data dan informasi yang diperoleh.
Dengan melakukan analisis dampak lingkungan dapat diperkirakan dan dievaluasi jenis, besaran atau intensitas serta tingkat pentingnya dampak
yang terjadi.

Intensitas dampak dapat diperkirakan atau dihitung besarnya dengan memakai berbagai metode yang sesuai untuk komponen lingkungan tertentu,
seperti metode statistik, matematik, metode survai, experimental, analogi ataupunprofesional judgement. Sedangkan tingkat pentingnya dampak dapat
mengacu pada Pedoman Penentuan Dampak Penting yang ditetapkan oleh Kepala Bapedal No. 056 Tahun 1994, di mana tingkat pentingnya dampak
ditentukan oleh faktor-faktor :
1.Jumlah penduduk yang akan terkena dampak.
2.Luas wilayah sebaran dampak.
3.Lamanya dampak berlangsung.
4.Intensitas dampak.
5.Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak.
6.Sifat kumulatif dampak.
7.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas secara sistematis dituangkan dalam dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam
perumusan upaya penanganan dampak yang timbul, yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL). Dokumen RKL dan RPL ini harus dapat dijabarkan dalam gambar-gambar kerja dan syarat-syarat pelaksanaan, serta
acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan
lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca konstruksi.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tesebut dilakukan penilaian atas hasil pemantauan lingkungan dan hasil pemantauan
lingkungan ini dapat menjadi umpan balik bagi pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta dapat dikapai sebagai acuan bagi upaya
pengembangan, penyempurnaan atau pemantapan dokumen RKL dan RPL yang telah disusun.

Pengamanan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi Prinsip Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap dipertahankan, dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat
dicegah.
Perwujudan dari usaha tersebut antara lain dengan menerapkan teknologi yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan.

Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain :
1.Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya dampak yang tidak diinginkan, dengan mengenali secara dini
kemungkinan timbulnya dampak negatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan sebelumnya.
Beberapa contoh dalam penerapan prinsip ini adalah melaksanakan AMDAL secara baik dan benar, pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien
sesuai potensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan.
2. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena
keterbatasan teknologi, hal tesebut tidak dapat dihindari.
Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan
sebagainya.
Apabila hasil pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau pencemaran lingkungan, maka perlu ditelusuri penyebab/sumber
dampaknya, dikaji pengaruhnya, serta diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang timbul.
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
PENGAMAN LINGKUNGAN HIDUP

3. Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan mempertemukan kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola
kegiatan yang mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain yang terkena dampak, sehingga tidak merasa dirugikan.
Perangkat insentif ini dapat juga berupa pengaturan oleh pemerintah seperti peningkatan pajak atas buangan limbah, iuran pemakaian air,
proses perizinan dan sebagainya.

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan


Rencana pengelolaan lingkungan, harus dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan teknologi, yang kemudian harus dapat dipadukan dengan
pendekatan ekonomi, serta pendekatan institusional sebagai berikut :

Pendekatan Teknologi
Berupa tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengelolaan lingkungan, seperti :

1.Melakukan kerusakan lingkungan, antara lain dengan :


1. Melakukan reklamasi lahan yang rusak.
2. Memperkecil erosi dengan sistem terasering dan penghijauan.
3. Penanaman pohon-pohon kembali pada lokasi bebas quary dan tanah kosong.
4. Tata cara pelaksana konstruksi yang tepat.
2. Menanggulangi menurunnya potensi sumber daya alam, antara lain dengan :
5. Mencegah menurunnya kualitas/kesuburan tanah, kualitas air dan udara.
6. Mencegah rusaknya kondisi flora yang menjadi habitat fauna.
7. Meningkatkan diversifikasi penggunaan bahan material bangunan.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi yang dapat dipakai dalam pengelolaan lingkungan antara lain:
1. Kemudahan dan keringanan dalam proses pengadaan peralatan untuk pengelolaan lingkungan.
2. Pemberian ganti rugi atau kompensasi yang wajar terhadap masyarat yang terkena dampak.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan dan penggunaan tenaga kerja.
4. Penerapan teknologi yang layak ditinjau dari segi ekonomi.

Pendekatan Institusional /Kelembagaan


Pendekatan institusional yang dipakai dalam pengelolaan lingkungan, antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait, dan masyarakat setempat dalam pengelolaan lingkungan.
2. Melengkapi peraturan, dan ketentuan serta persyaratan pengelolaan lingkungan termasuk sanksi-sanksinya.
3. Penerapan teknologi yang dapat didukung oleh institusi yang ada.

Dampak Yang Timbul Pada Pekerjaan Konstruksi Dan upaya Penanganannya


Pada suatu pekerjaan konstruksi perlu dipertimbangkan adanya dampak-dampak yang timbul akibat pekerjaan tersebut serta upaya untuk
menanganinya.
Disesuaikan dengan jenis dan besaran pekerjaan konstruksi serta kondisi lingkungan di sekitar lokasi kegiatan, penentuan jenis dampak
lingkungan yang cermat dan teliti, atau melakukan analisis secara sederhana dengan memakai data sekunder.
Berdasarkan pengalaman selama ini berbagai dampak lingkungan yang dapat timbul pada pekerjaan konstruksi dan perlu diperhatikan cara
penanganannya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya Pencemaran Udara dan Debu
2. Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air
3. Pencemaran kualitas air
4. Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
5. Gangguan Lalu Lintas
6. Berkurangnya keaneka-ragaman flora dan fauna
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP

1. Meningkatnya Pencemaran Udara dan Debu

Dampak ini timbul karena pengoperasian alat-alat berat untuk pekerjaan konstruksi seperti saat pembersihan dan pematangan lahan pekerjaan tanah, pengangkutan tanah dan
material bangunan, pekerjaan pondasi khususnya tiang pancang, pekerjaan badan jalan dan perkerasan jalan, serta pekerjaan struktur bangunan.

Upaya penanganan dampak dapat dilakukan langsung pada sumber dampak itu sendiri atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena
dampak seperti :
1. Pengaturan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi setempat, seperti penempatan base-camp yang jauh dari lokasi
pemukiman, pengangkutan material dan pelaksanaan pekerjaan pada siang hari.
2. Memakai metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan, seperti memakai pondasi bore pile untuk lokasi disekitar
permukiman.
3. Penyiraman secara berkala untuk pekerjaan tanah yang banyak menimbulkan debu.
2.  Terjadinya Erosi Dan Longsoran Tanah Serta Genangan Air

Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan serta pekerjaan tanah termasuk pengelolaanquary, yang
menyebabkan permukaan lapisan atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya longsoran tanah yang dapat mengganggu sistem
drainase yang ada, serta mengganggu estetika lingkungan disekitar lokasi kegiatan

Indikator dampak dapat secara visual di lapangan, dan penanganannya dapat dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai sehingga tidak merusak atau menyumbat saluran-saluran yang ada.
2. Perkuat tebing yang timbul akibat perkerjaan konstruksi.
3. Pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai.

3. Pencemaran Kualitas Air

Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi tanah atau pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau
mengalirkan limbah ke badan air sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.

Upaya penanganan dampak ini dapat dilakukan antara lain :


1. Pembuatan kolam pengendap sementara, sebelum air dari lokasi kegiatan dialirkan ke badan air.
2. Metode pelaksanaan konstruksi yang memadai.
3. Mengelola limbah yang baik dari kegiatan base camp dan bengkel.
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
PENGAMAN LINGKUNGAN HIDUP

4. Kerusakan Prasarana Jalan Dan Fasilitas Umum

Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan yang melalui jalan umum, serta pembersihan dan pematangan lahan serta pekerjaan tanah yang
berada disekitar prasarana dan utilitas umum tersebut.

Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :
1. Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak.
2. Memindahkan labih dahulu utilitas umum yang terdapat dilokasi kegiatan ketempat yang aman.

5. Gangguan Lalu Lintas


Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan serta pelaksanaan pekerjaan yang terletak disekitar/berada di tepi prasarana jalan umum, yang
lalu lintasnya tidak boleh terhenti oleh pekerjaan konstruksi.
Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang baik dengan memberi prioritas pada kelancaran arus lalulintas.
2. Pengaturan waktu pengangkutan tanah dan material bangunan pada saat tidak jam sibuk.
3. Pembuatan rambu lalulintas dan pengaturan lalulintas di sekitar lokasi kegiatan.
4. Menggunakan metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.

6. Berkurangnya keaneka-ragaman flora dan fauna


Dampak ini timbul akibat pekerjaan pembersihan dan pematangan lahan serta pekerjaan tanah terutama pada lokasi-lokasi yang mempunyai kondisi biologi yang masih alami, seperti
hutan.

Upaya penanganan dampak tersebut dapat dilakukan antara lain :


1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai.
2. Penanaman kembali jenis-jenis pohon yang ditebang di sekitar lokasi kegiatan.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP

Pengaturan Lalu Lintas di Lingkungan Kegiatan Konstruksi

Pengaturan lalu lintas dalam rangka menjaga kelancaran dan keamanan lalu lintas serta keamanan dan kemudahan penduduk sekitar proyek untuk
masuk ke jalan yang ada tersebut dilakukan dengan menempatkan lampu isyarat, lentera, kerucut lalu lintas, tiang penghalang, barikade dan rambu-
rambu sementara (berupa rambu perintah arah, rambu peringatan adanya pekerjaan, tanda jalan menyempit, tanda untuk berhenti atau berjalan)
yang akan menjadi petunjuk bagi pengguna jalan memasuki daerah kerja termasuk membuat jalan atau jembatan sementara (khusus apabila harus
menutup seluruh lajur jalan atau menutup jembatan yang ada).
Dalam hal tertentu pengaturan lalu lintas dapat dilakukan dengan pengalihan lalu lintas ke jalan darurat.
Selain terhadap keamanan pengguna jalan, perhatian terhadap pekerja pengatur lalu lintas juga harus diberikan secara memadai dengan pemberian
pakaian dan peralatan keamanan yang memenuhi aspek keamanan.
Pengaturan lalu lintas juga diperlukan pada pelaksanaan penanganan halanganhalangan yang terjadi pada jalur lalu lintas yang mengganggu atau
menutup lalu lintas seperti pohon tumbang, longsoran tanah, atau badan jalan terban.

Perlindungan Pekerjaan Terhadap Kerusakan Oleh Lalu Lintas


Pelaksanaan pekerjaan proyek harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut terlindung dari kerusakan oleh lalu lintas umum maupun
oleh konstruksi. Perhatian khusus harus diberikan terhadap pengaturan lalu lintas pada saat cuaca buruk (misalnya hujan, badai, angin ribut dls.), pada
saat lalu lintas padat dan pada saat pelaksanaan pekerjaan yang mudah rusak (seperti pengaspalan dan pengecoran beton semen)

Jalan Alih Darurat (Detour)


Jalan alih darurat yang diperlukan harus memenuhi keperluan lalu lintas yang ada, terutama berkaitan dengan keselamatan dan kekuatan struktur jalan.
Pengoperasian untuk lalu lintas baru dapat dilakukan apabila alinyemen, konstruksi, darinase, dan pemasangan rambu lalu lintas telah memenuhi
ketentuan keamanan dan kelancaran lalu lintas serta keselamatan dan keamanan konstruksi jalan. Selama pengoperasiannya, konstruksi, drainase dan
rambu lalu lintas harus tetap dipelihara sehingga tetap berfungsi.

Peralatan sebagai tanda pengaturan rambu-rambu lalu lintas


Semua jenis peralatan yang digunakan sebagai tanda pengaturan terutama ramburambu lalu lintas harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan lalu lintas. Pengawas lapangan wajib memastikan bahwa semua pekerja telah mengetahui fungsi masing-masing peralatan maupun rambu-
rambu yang akan dipasang dan cara penggunaannya dalam rangka menjaga keamanan pengendara kendaraan dan petugas.
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
PENGAMAN LINGKUNGAN HIDUP

Rambu, Kerucut lalu Lintas (Traffic Cone), Tiang Penghalang, Barikade (Penghalang) dan Lampu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas merupakan alat atau tanda untuk memberikan petunjuk atau pesan lepada pengguna jalan. Rambu harus tetap dapat berfungsi pada
kondisi cuaca gelap atau pada malam hari (misalnya dengan memasasang reflektor).
Rambu-rambu yang digunakan untuk pengaturan lalu lintas adalah:
1.Rambu perintah arah;
2.Rambu peringatan adanya pekerjaan;
3.Rambu tanda adanya penyempitan jalan;
4.Rambu tanda untuk berhenti atau jalan.
Kerucut lalu lintas tiang penghalang dipasang untuk pengamanan daerah kerja terhadap gangguan lalu lintas yang terbuat dari plastik atau kayu dengan
warna yang mencolok (jingga).
Barikade yang terbuat dari kayu atau logam dengan warna latar belakang jingga dan bergaris merah digunaka untuk menutup jalur lalu lintas untuk
tidak dilalui.
Lampu lalu lintas dipasang agar pengemudi awas terhadap adanya pekerjaan dan mengatur pergerakan lalu lintas.
Lampu lalu lintas terdiri dari:
1.Lampu isyarat berwarna kuning dan dapat berkedip.
2.Lampu pengatur lalu lintas (warna hijau, kuning dan merah).

Bendera dan Petugas Bendera


Bendera digunakan sebagai tanda agar pengemudi berhati-hati karena adanya pekerjaan dan mengurangi kecepatan kendaraannya. Tugas
utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur gerakan lalu lintas sehingga baik keamanan dan kelancaran lalu lintas maupun
keamanan pelaksanaan konstruksi tidak terganggu.
Petugas bendera harus dilengkapi dengan:
1.Bendera merah, lampu senter, papan peringatan dan tanda berhenti utnuk kondisi darurat;
2.Topi helm dan rompi keamanan dengan warna jingga yang memantulkan cahaya (flourescent);
3.Petunjuk yang jelas tentang prosedur pengaturan lalu lintas.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP

Penempatan Rambu dan Tanda-tanda lalu Lintas


Penempatan rambu dan tanda-tanda lalu lintas yang tidak tepat akan berakibat merugikan atau malah membahayakan lalu lintas maupun pekerjaan
penanganan jalan sendiri. Tugas pengawas pelaksanaan pekerjaan adalah untuk memastikan semua rambu dan tanda lalu lintas dalam rangka
pengaturan lalu lintas telah dipasanga secara tepat sesuai maksud pengaturan itu sendiri.
Penempatan rambu dan peralatan lain dalam rangka pengaturan lalu lintas adalah sebagai berikut:
1. Rambu lalu lintas ditempatkan sepanjang daerah pengaruh kerja.
2. Bendera ditempatkan mendekati daerah kerja.
3. Kerucut lalu lintas atau tiang penghalang ditempatkan pada batas daerah kerja yang cukup aman.
4. Lampu isyarat ditempatkan pada awal dan akhir daerah pengaruh kerja, pada awal dan akhir daerah kerja.
5. Lampu pengatur lalu lintas ditempatkan pada awal dan akhir daerah kerja.
6. Barikade diletakkan pada awal daerah kerja.

Pelaksanaan Pengaturan
Agar maksud dari pengaturan lalu lintas yakni terselenggaranya keamanan dan kelancaran lalu lintas dan pekerjaan konstruksi serta keamanan
penduduk sekitarnya tercapai, maka perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut:
1.Tentukan luas daerah kerja dan daerah pengaruhnya.
2.Tentukan waktu pelaksanaan yang baik (siang atau malam) agar sesedikit mungkin mengganggu lalu lintas.
3.Tentukan lokasi lalu lintas.
4.Untuk daerah kerja dengan volume lalu lintas yang padat, pengaturan lalu lintas dilakukan dengan perencanaan yang matang, penyiapan pedoman
pelaksanaan pengaturan lalu lintas dan dilaksanakan dengan sesuai pedoman yang ditentukan serta pengawasan oleh pengawas pel;aksanaan secara
menerus.
5.Atur lalu lintas sambil menyiapkan pemasangan alat pengatur lalu lintas pada tempat-tempat yang ditentukan.
6.Selama penanganan pekerjaan, ruang milik jalan harus tetap bebas gangguan bahan konstruksi, kotoran atau bahan buangan lain yang dapat
mengganggu atau membahayakan lalu lintas.
7.Pekerjaan harus tetap dijaga terhadap dipakainya sebagai tempat parkir kendaran yang tidak mendapatkan izin atau sebagai tempat pedagang kaki lima.
8.Singkirkan alat pengatur lalu lintas dari daerah kerja setelah pekerjaan selesai.
PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP

1. 2.

Uji Baku Mutu Udara Uji Baku Mutu Air
Applikasi K3 di Lokasi Kerja
• Koordinasi dengan pihak terkait.

• Pemasangan rambu sesuai dengan standar perambuan.

• Penempatan Flagman / Traffic Control

• Penggunaan alat‐alat keselamatan kerja untuk semua pekerja dan pemakaian peralatan 
tambahan safety untuk bekerja malam hari seperti lampu, rotator, dll.

• Mengadakan briefing keselamatan kerja selama 10 menit sebelum kerja setiap hari

• Pengawasan pelaksanaan program K3 setiap hari

• Tidak melakukan pengrusakan lingkungan kerja. 
PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID 19 UNTUK PEKERJA

• Penggunaan Masker .
• Penggunaan Handsanitizer.
• Pengecekan suhu
 Membuat Safety Plan
 Mempelajari Standar Fasilitas Safety dan Target yang harus
dicapai
Awal Proyek  Membuat Program Kerja K3
 Perencanaan Site Installation
 Menghitung Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan K3
 Membuat Schedule Safety Talk
 Membuat Schedule Inspeksi K3, Safety Patrol
Perencanaan  Membuat Schedule Safety Meeting
 Membuat Perencanaan Training K3
 Membentuk Tim Penanganan Tanggap Darurat
 Mencari Alamat dan Nomor Telephone Penting
- Depnakertrans, Jamsostek, Polsek, Rumah Sakit dan Dinas
Pemadam Kebakaran

 Membentuk Struktur Organisasi Tim K3


Pengelolaan  Mengatur Pembebanan Biaya
 Menetapkan Standard Prosedur Operasi

 Melaksanakan Safety Induction, Safety Talk dan Safety Meeting.


Pelaksanaan  Melaksanakan Inspeksi K3 dan Safety Patrol.
 Melaksanakan Training K3 dan Simulasi Tanggap Darurat..
 Mengeluarkan Rekomendasi Safety
 Melaksanakan Housekeeping.

Pengawasan  Membuat Laporan Kegiatan K3


 Evaluasi Hasil Pelaksanaan K3
 Review dan Perbaikan
Selamat, Aman, Bersih & Sehat
PROGRAM KERJA K3

PERENCANAAN SAFETY INSPEKSI K3  & SAFETY HOUSE 


TARGET SAFETY TALK TRAINING K3 AUDIT K3
 K3  INDUCTION SAFETY PATROL MEETING KEEPING

SAFETY PLAN TARGET :  ZERO  PEKERJA BARU  SETIAP SABTU   SETIAP HARI DAN  SETIAP SENIN ‐ DASAR‐DASAR K3 ‐ LINGKUNGAN     3  BULAN


ACCIDENT ‐ PERUSAHAAN   SETIAP  SABTU  DAN RABU ‐ P 3 K   KERJA  BERSIH,    SEKALI
‐ SUBKON ‐ PEMADAMAN API   RAPI DAN SEHAT.
‐ MANDOR ‐ TANGGAP DARURAT ‐ PEMBERSIHAN 
  MASAL  SETIAP 
  SABTU ( RUTIN )

PERENCANAAN K3 : PETUNJUK / GAMBARAN PELAKSANAAN K3


SAFETY PATROL : PATROLI RUTIN YANG DILAKUKAN SETIAP
DIAREA PROYEK (SAFETY PLAN)
HARI MULAI JAM 08.30 – 10.30 WIB DAN
JAM 14.00 – 16.00 WIB. TUJUANNYA UNTUK
TARGET : TARGET ZERO ACCIDENT MEMONITOR KEGIATAN PEKERJAAN
DILAPANGAN.
SAFETY INDUCTION : PENDEKATAN DAN PENGARAHAN TENTANG K3,
HOUSEKEEPING DAN KETERTIBAN PROYEK SAFETY MEETING : MEETING INTERNAL DILAKSANAKAN HARI
KEPADA PEKERJA BARU DAN KEPADA PEKERJA SENIN JAM 08.30 – 09.30 DAN MEETING
SEBELUM MELAKUKAN PEKERJAAN YANG EKSTERNAL RABU JAM 10.00 – 11.00 UNTUK
BERPOTENSI BAHAYA TINGGI MEMBAHAS MASALAH YANG MUNGKIN TERJADI
DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA SERTA
                               
SAFETY TALK : PENGARAHAN SINGKAT TENTANG K3 DAN MELAPORKAN KECELAKAAN YANG TERJADI
KONDISI PROYEK KEPADA SELURUH PEKERJA DAN LANGKAH-LANGKAH PERBAIKANNYA.
SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI, DILAKUKAN
SETIAP HARI SABTU JAM 08.00 – 08.15 WIB. TRAINING K3 : TRAINING K3 KEPADA KARYAWAN, MANDOR,
SUBKONTRAKTOR TENTANG DASAR-DASAR
INSPEKSI K3 K3, P3K, CARA PEMADAMAN API DAN TANGGAP
DARURAT
INSPEKSI K3 : INSPEKSI YANG DILAKUKAN UNTUK MEMONI-
TOR PELAKSANAAN K3 DAN UNTUK MENJAGA HOUSE KEEPING : TARGET LINGKUNGAN KERJA BERSIH, RAPI
KONSISTENSI PENERAPAN K3 DIPROYEK. DAN SEHAT .
INSPEKSI K3 DILAKUKAN SETIAP HARI SABTU
JAM 09.00 – 10.00 WIB AUDIT K3 : AUDIT PELAKSANAAN DAN PENERAPAN K3
WAKTU PELAKSANAAN WAKTU
KEGIATAN PELAKSANAAN
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU PELAKSANAAN

SAFETY INDUCTION SETIAP SAAT SETIAP PEKERJA BARU


MASUK

SAFETY TALK 08.00 – 08.15 SELURUH PEKERJA

INSPEKSI K3 09.00 – 10.00 PM,SHO,QC,SOM,


PERALATAN DAN
SUBKON+MANDOR

SAFETY PATROL 08.00 – 10.00 SS,QC,SOM,GSP,SP,


14.00 – 16.00 PERALATAN,SECURITY
& SUB+MANDOR
SAFETY MEETING

- MEETING INTERNAL 08.30 – 09.30


PM, SHO, QC, SOM,
PERALATAN, SECURITY

- MEETING EKSTERNAL 10.00 – 11.00 SHO, QC, SOM, GSP,


PERALATAN DAN
SUBKON+MANDOR
PEMBERSIHAN MASAL 08.15 – 09.00 SELURUH PEKERJA
1. Semua Kecelakaan dan Penyakit dapat dicegah
2. Setiap Orang bertanggung jawab mencegah kecelakaan
pribadi dan penyakit
3. Adalah mungkin untuk berlindung dari semua pekerjaan
yang mungkin menyebabkan kecelakaan dan penyakit
4. Adalah perlu untuk melatih semua orang untuk bekerja
dengan aman
5. Pencegahan kecelakaan adalah usaha yang sangat baik
6. Safety / Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah bagian
penting ketenagakerjaan.
Briefing dan berdoa sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan
Kantor : Perumahan RCS Garden Blok B Nomor 7 a Kelurahan Rowolaku Kec. Kajen Kab. Pekalongan
PAKERJAAN RELOKASI UTILITAS

Flowchart :
Jaringan Listrik
Jaringan Telepon/Kabel 
Serat Optik
PDAM
Papan Reklame
Dll.

         
3

Kantor Sementara, Fasilitas


kebutuhan kantor, Papan Nama
proyek, Gudang, Laboratorium,
mobilisasi Staf Personel
1 Pengukuran untuk menentukan
batas-batas proyek serta sebagai
Mobilisasi Alat berat dan Alat Pendukung Lainnya. dasar perhitungan kuantitas aktual
Peralatan yang akan dimobilisasi semuanya dalam dan Ploting pekerjaan di lapangan,
kondisi baik dan siap pakai. Pemilihan peralatan juga sebagai acuan pembuatan shop
diusahakan setepat mungkin sesuai dengan jenis, drawing.
kapasitas, maupun jumlah dan sesuai dengan
kondisi lapangan serta volume pekerjaan yang
akan ditangani.

Membuat S h op D r aw in g Joint Survey diawal


sebagai acuan Gambar pekerjaan amat diperlukan
Kerja untuk pelaksanaan di untuk mengetahui kondisi
lapangan. Dokumentasi Kegiatan awal Proyek.
Proyek (0%, 50% dan
4 100%). 6
I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan
kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini
meliputi :

1. Pembuatan Direksi Keet

Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang disiapkan terdiri dari Kantor, Ruang rapat, gudang,
barak pekerja, rumah genset, serta Toilet.

Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule,
struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan
harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu
perlu dilakukannya rapat kerja.

Barak kerja disiapkan untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.

Contoh Gambar Barak Pekerja
2. Pembuatan Gudang

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga
keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen,tempatnya harus baik sehingga
terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat
dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

Gambar Gudang Material

Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.
3. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk
melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan
sesuai dengan gambar kerja.

4. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan

Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan
berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini
dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan
menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat
yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan,
lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal
ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran
digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik
yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan cat atau patok. Jika menggunakan patok maka
patok dibuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
5. Pembuatan Shop Drawing

Dalam pelaksanaan proyek ini shop drawing dipersiapkan sebagai acuan kerja dilapangan atas
persetujuan pihak – pihak terkait.

Contoh Gambar shop drawing
6. Dokumentasi Kegiatan

Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal lapangan yang akan dikerjakan untuk
mempermudah penentuan langkah – langkah pengerjaan yang akan dilakukan serta untuk mengetahui
perubahan kondisi akhir setelah pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu melalui dokumentasi kegiatan proyek ini bisa memberikan gambaran proses dari awal
sampai akhir pelaksanaan kegiatan proyek.

Dokumentasi Kegiatan
Proyek (0%, 50% dan
100%).
7. Pembuatan Jalan Kerja Proyek.

Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi
proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material
timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat dilakukan
penyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan
Direksi Keet.

Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi proyek
yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu
memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.
• Tujuan dari pengaturan Lalu-lintas adalah untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap
terbuka untuk lau-lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan dan pemukiman disepanjang dan yang
berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa akan mengajukan rencana pengaturan lalu-lintas kepada Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan dan Pihak Kepolisian untuk mendapatkan persetujuan mengenai pengaturan lalu-
lintas selama Proyek Berlangsung.
• Agar Dapat melindungi pekerjaan dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu-lintas yang melalui atau
disekitar pekerjaan, penyedia jasa akan memasang dan memelihara rambu lalu-lintas, penghalang dan fasilitas lainnya
yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu-lintas umum. Semua rambu lalu-
lintas harus terlihat jelas pada malam hari.
• Penyedia jasa akan menyediakan dan menempatkan petugas bendera disemua tempat kegiatan pelaksanaan yang
mengganggu lalu-lintas, terutama pada pengaturan lalu-lintas satu arah. Tugas Utama petugas bendera adalah
mengarahkan dan mengatur lalu lintas yang melalui dan disekitar pekerjaan tersebut.

Hal – hal penting yang harus dilakukan :


– Pengaturan dan Pengamanan arus lalu lintas selama pekerjaan konstruksi berlangsung
– Meminimalkan terjadinya gangguan arus lalu lintas akibat pekerjaan konstruksi
– Melengkapi pengaman jalan disekitas pekerjaan konstruksi sebagai informasi dan peringatan pada pengguna jalan
untuk lebih berhati-hati
– Rambu lalu lintas dan lampu untuk proyek siang dan malam
• Lampu memanjang yang dipasang pada pagar proyek, maksimum jarak antar lampu 2 meter, dan saat gelap,
mendung maupun hujan
• Rambu lalu lintas
– Penambahan rambu darurat standar (tidak permanen) seperti rambu “STOP” empat buah untuk penyetopan
sementara akibat dari manuver kendaraan yang keluar dan masuk daerah pekerjaan
– Kerucut lalu lintas, tinggi 75 cm untuk mengarahkan lalu lintas
– Pemasangan pagar sementara
– Penempatan tenaga-tenaga flagman selama 24 jam di pintu masuk dan keluar kendaraan proyek
– Perlengkapan untuk Pengatur lalu lintas meliputi : jacket dengan reflective, seragam yang bisa dilihat jelas dari jauh,
helm yang memakai materi pemantul (reflective material), lampu senter merah, bendera merah, lampu pengaman
serta lampu, rotator kuning untuk kendaraan.
MULAI

Pengajuan Rencana
Pengaturan Lalu Lintas

NO
Review Persetujuan

Ok

Penyedian Bahan & Material Mobilisasi (Personil & Alat)


Rencana Kerja

Breafing Kepada Personil

Pengamanan Area Kerja

Pemasangan Rambu Rambu

Pelaksanaan Pekerjaan

NO
Evaluasi
Harian

Pelaksanaan Pekerjaan Pembongkaran Rambu Rambu SELESAI


Ok
Tanah Longsor
Perlengkapan:
1. Rambu-rambu :
– Jalan menyempit,
– Kecepatan Dikurangi,
– Awas ada pekerjaan
– Hati-hati
Jalan Rotary 2. Petugas / flagman
Menyempit Lamp menggunakan Bendera Merah
dan Hijau.
3. Rubber Cone dan Moveable
Barrier ditempatkan untuk
mengarahkan arah traffic

Jalan Hati-Hati Awas Ada


Menyempit Pekerjaan

500 500 500 500

Kerucut Plastik
SKEMA PENGATURAN LALU LINTAS

Pengendalian dan pengatur lalu lintas akan di sesuiakan dengan kondisi jalan
yang akan di kerjakan berdasarkan Lebar jalan dan volume lalu lintas.
Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar (Tanpa Plesteran) untuk Saluran Drainase
URAIAN PEKERJAAN :
1) Landasan dari adukan baru harus dipasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis
dasar dan pada sudut- sudut. Perhatian harus diberikan untuk
menghindarkan pengelompokan batu yang berukuran sama.
2) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar
dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka
dinding dari batu yang terpasang.
Pasangan
3) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser
Batu Mortar
atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang
cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar
dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang
baru dipasang tidak diperkenankan.
4) Pekerjaan Finishing
a) Pekerjaan urugan kembali untuk penimbunan bekas galian.
b) Pekerjaan siaran pada permukaan dinding pasangan batu.
Perbaikan Pasangan Batu (Tanpa Plesteran) untuk Non Saluran Drainase
 Uraian :
1. Pasangan Batu
 Lokasi yang akan memerlukan
perbaika (Rusak/ambrol)
 Pemasangan Bowplank sesuai
ukuran dan elevasi yang telah
ditentukan dalam gambar
rencana.
 Setelah pengukuran dan elevasi
selesai sesuai dengan ukuran &
disetujui direksi mulai
dilaksanakan pemasangan batu
untuk talud.
 Batu yang akan dipasang harus
bersih dari tanah / lumpur.
 Mortar yang akan dipasang juga
harus sesuai job mix yang telah
disetujui direksi
 Pemasangan batu kali harus
benar kokoh, rongga antar batu
kali harus benar terisi dengan
mortar.
Pengecatan Kereb pada Trotoar atau Median

Persiapan

Setting Out

Pembersihan dan penyemprotan 
dng Water jet 6.5 HP

Pengecatan 

Selesai
Pengecatan Patok

Persiapan

Setting Out

Pembersihan dan penyemprotan 
dng Water jet 6.5 HP

Pengecatan 

Selesai
Pembersihan Patok

Persiapan

Pemetaan 

Pembersihan patok 
menggunakan Alat ‐ 
alat

Pembuangan 
Material/Kotoran ke 
lokasi yg ditentukan

Selesai
Pengecatan Rambu

Persiapan

Setting Out

Pembersihan dan penyemprotan 
dng Water jet 6.5 HP

Pengecatan 

Selesai
Pembersihan Rambu

Persiapan

Pemetaan 

Pembersihan Rambu 
menggunakan alat ‐ 
alat

Pembuangan 
Material/Kotoran ke 
lokasi yg ditentukan

Selesai
Pembersihan Drainase dan Saluran Samping

Persiapan

Pemetaan 

Pembersihan Saluran 
dari rumput, sampah, 
lumpur, dll (yang 
menghambat alira air)

Pembuangan 
Material/Kotoran ke 
lokasi yg ditentukan

Selesai
Pengendalian Tanaman

Persiapan

Pemetaan 

Pemotongan rumput dng 
grass cutter 750 rpm

Pembersihan, dan 
pembuangan kelokasi 
menggunakan pick up 
yg ditentukan

Selesai
Marka Jalan Termoplastik, Terpasang

FLOW CHART
MULAI

Request

Cat marka dengan mesin suhu 
Pembersihan Lokasi yang akan di 
160 – 180 °C
Marka
tidak
tidak cek
cek
ya
ya
Pengeringan
Marking posisi garis marka tidak
cek
tidak
cek
ya
ya
SELESAI
Marka dasar roadliner primer
tidak
cek
ya

Pemasangan Termoplastic
tidak
cek
ya
Cat marka dengan mesin suhu 
160 – 180 °C
Marka Jalan Bukan Termoplastik, Terpasang

FLOW CHART
MULAI

Request

Cat marka dengan mesin suhu 
Pembersihan Lokasi yang akan di 
160 – 180 °C
Marka
tidak
tidak cek
cek
ya
ya
Pengeringan
Marking posisi garis marka tidak
cek
tidak
cek
ya
ya
SELESAI
Marka dasar roadliner primer
tidak
cek
ya

Pemasangan Bukan Termoplastic
tidak
cek
ya
Cat marka dengan mesin suhu 
160 – 180 °C
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaaan Pemantul Engineering Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman 
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari

Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).


untuk kaki rambu jalan

Pemasangan Rambu 
Jalan dan Pengecoran 
Kaki

Selesai
Rambu Jalan Ganda dengan Permukaaan Pemantul Engineering Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman 
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari

Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).


untuk kaki rambu jalan

Pemasangan Rambu 
Jalan dan Pengecoran 
Kaki

Selesai
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaaan Pemantul High Intensity Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman 
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari

Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).


untuk kaki rambu jalan

Pemasangan Rambu 
Jalan dan Pengecoran 
Kaki

Selesai
Rambu Jalan Ganda dengan Permukaaan Pemantul High Intensity Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman 
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari

Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).


untuk kaki rambu jalan

Pemasangan Rambu 
Jalan dan Pengecoran 
Kaki

Selesai
Penggantian Komponen Rel Pengaman, Terpasang

TAHAPAN PEKERJAAN :
 Pengadaan rel pengaman
dan pengiriman ke lokasi
pekerjaan.
 Menentukan lokasi rel
pengaman
 Penggalian tanah
 Pembuatan pondasi tiang rel
pengaman dng beton fc 20
Mpa dan Pemasangan tiang
rel pengaman
 Pemasangan daun rel
pengaman
 Pemasangan baut dan mur
 Finishing Timbunan
Perbaikan Rel Pengaman, Terpasang

TAHAPAN PEKERJAAN :
 Pengadaan rel pengaman
dan pengiriman ke lokasi
pekerjaan.
 Menentukan lokasi rel
pengaman
 Penggalian tanah
 Pembuatan pondasi tiang rel
pengaman dng beton fc 20
Mpa dan Pemasangan tiang
rel pengaman
 Pemasangan daun rel
pengaman
 Pemasangan baut dan mur
 Finishing Timbunan
Paku Jalan Tidak Memantul, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman 
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan 
paku jalan

Pemasangan paku 
jalan

Selesai
Paku Jalan Memantul Bujur Sangkar, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman 
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan 
paku jalan

Pemasangan paku 
jalan

Selesai
Paku Jalan Memantul Persegi Panjang, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman 
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan 
paku jalan

Pemasangan paku 
jalan

Selesai
Paku Jalan Memantul Bulat, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman 
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang  Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan 
paku jalan

Pemasangan paku 
jalan

Selesai
Perkerasan Blok Beton pada Trotoar atau Median, Terpasang
• URAIAN PEKERJAAN

– Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan Pemasangan Blok Beton pada lokasi yang telah
dipersiapkan ( Trotoar dan Median )menurut spesifikasi dan dan bentuk tampak melintang yang
tercantum pada gambar atau instruksi Direksi dan konsultan pengawas.
– Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah
disepakati dan disetujui, blok beton dipasang diatas landasan pasir.
– Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa
adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.
Perbaikan Perkerasan Blok Beton pada Trotoar atau Median, Terpasang
• URAIAN PEKERJAAN

– Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan Pemasangan Blok Beton pada lokasi yang telah
dipersiapkan ( Trotoar dan Median )menurut spesifikasi dan dan bentuk tampak melintang yang
tercantum pada gambar atau instruksi Direksi dan konsultan pengawas.
– Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah
disepakati dan disetujui, blok beton dipasang diatas landasan pasir.
– Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa
adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.
Penggantian Patok Kilometer, Terpasang Persiapan

TAHAPAN PEKERJAAN :
 Pengadaan Patok dan Penyediaan Patok 
pengiriman ke lokasi Pengarah, KM, HM
pekerjaan.
 Menentukan lokasi patok Setting Out
KM/HM
 Penggalian tanah Galian Tanah
 Pemasangan patok
pengarah Pemasangan 
 Urugan kembali dng plat Patok 
tamper
 Finishing urugan kembali dan di 
padatkan dng plat tamper

Selesai
Penggantian Patok Hektometer, Terpasang Persiapan

TAHAPAN PEKERJAAN :
 Pengadaan Patok dan Penyediaan Patok 
pengiriman ke lokasi Pengarah, KM, HM
pekerjaan.
 Menentukan lokasi patok Setting Out
KM/HM
 Penggalian tanah Galian Tanah
 Pemasangan patok
pengarah Pemasangan 
 Urugan kembali dng plat Patok 
tamper
 Finishing urugan kembali dan di 
padatkan dng plat tamper

Selesai
Penggantian Patok Pengarah, Terpasang Persiapan

TAHAPAN PEKERJAAN :
 Pengadaan Patok dan Penyediaan Patok 
pengiriman ke lokasi Pengarah, KM, HM
pekerjaan.
 Menentukan lokasi patok Setting Out
KM/HM
 Penggalian tanah Galian Tanah
 Pemasangan patok
pengarah Pemasangan 
 Urugan kembali dng plat Patok 
tamper
 Finishing urugan kembali dan di 
padatkan dng plat tamper

Selesai
 Lokasi yang akan dipasang talud
dilakukan pengukuran terlebih dahulu.
 Pemasangan Bowplank sesuai ukuran
dan elevasi yang telah ditentukan dalam
gambar rencana.
 Setelah pengukuran dan elevasi selesai
sesuai dengan ukuran & disetujui direksi
mulai dilaksanakan pemasangan batu
untuk talud.
 Batu yang akan dipasang harus bersih
dari tanah / lumpur.
 Mortar yang akan dipasang juga harus
sesuai job mix yang telah disetujui
direksi
 Pemasangan batu kali harus benar
kokoh, rongga antar batu kali harus
benar terisi dengan mortar.
Pekerjaan Pembongkaran Pasangan Batu

URAIAN PEKERJAAN :

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan


pembongkaran pasangan batu penyedia jasa
akan mengajukan request memulai pekerjaan
untuk pembongkaran kepada Direksi pekerjaan
untuk mendapatkan izin, petunjuk serta arahan.
2. Pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan
Pembongkaran pasangan Batu menggunakan batu dilaksanakan menggunakan alat jack
Jack Hammer
hammer dan diangkut ke luar lokasi proyek
Pengangkutan Hasil Bongkaran pasangan Batu
menggunakan Dump Truck dengan dump truck dan dilaksanakan sedemikian
rupa disehingga tidak merusak bagian bangunan
yang masih tertingal atau bangunan lainnya yang
masih baik.
3. Material hasil bongkaran harus dibuang keluar
lokasi pekerjaan dengan persetujuan Direksi
pekerjaan.
a. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah
Permukaan, diameter 4 inch, Terpasang
Pekerjaan ini pemasangan Pipa Berlubang Banyak (Perforated
URAIAN PEKERJAAN : Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan, diameter 4
inch Permukaan untuk drainaseletak pemasangan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
pekerjaan.
b. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah
Permukaan, diameter 5 inch, Terpasang
Pekerjaan ini pemasangan Pipa Berlubang Banyak (Perforated
URAIAN PEKERJAAN : Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan, diameter 5
inch Permukaan untuk drainaseletak pemasangan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
pekerjaan.
c. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah
Permukaan, diameter 6 inch, Terpasang
Pekerjaan ini pemasangan Pipa Berlubang Banyak (Perforated
URAIAN PEKERJAAN : Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan, diameter 6
inch Permukaan untuk drainaseletak pemasangan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
pekerjaan.
d. Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah
Permukaan, diameter 8 inch, Terpasang
Pekerjaan ini pemasangan Pipa Berlubang Banyak (Perforated
URAIAN PEKERJAAN : Pipe) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan, diameter 8
inch Permukaan untuk drainaseletak pemasangan sesuai dengan
spesifikasi teknis dan disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
pekerjaan.
Pola Pengendalian Mutu
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian
mutu (quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mengontrol :

● Seluruh material yang digunakan


● Tenaga kerja yang dipilih
● Perawatan alat
● Test material di laboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan–bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada yang
petugas bertanggung jawab langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus untuk quality control yang
dikoordinasikan oleh bagian teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku di
proyek-proyek yang dilakukan.

Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan secara sistematik dan terencana, yang diterapkan
sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek berjalan secara
terkendali dan konsisten, Sehingga dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam
spesifikasi kontrak, yang terdiri dari spesifikasi dan gambar-gambar pelaksanaan.

Untuk mencapai sasaran pengendalian mutu di pelaksanaan, diperlukan adanya :

● Sasaran mutu yang jelas.


● Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas.
● Organisasi proyek yang handal
● Sistem dan prosedur mutu yang baku
● Penerapan manajemen mutu yang konsisten
PENUTUP
Selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan selalu memperhatikan aspek K3. Inventarisasi
dan identifikasi hal / permasalahan yang memungkinkan terjadi kecelakaan, bahan / material
berbahaya, pencemaran lingkungan, dan kendala lain diupayakan penanganan, pencegahan
dan perlindungan jika hal tersebut terjadi. Seorangpersonil K3 ditempatkan dilokasi dan
diupayakan kesadaran semua pihak terkait untuk peduli dengan hal tersebut.

Dari uraian penjabaran metode pelaksanaan tersebut diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa dalam setiap pelaksanaan pekerjaan baik tehnis maupun non tehnis (berhubungan
dengan kepentingan masyarakat sekitar), ketepatan waktu ,tepat mutu, serta tepat guna
adalah menjadi hal penting karena produk dari setiap bangunan / pekerjaan adalah menjadi
hak milik setiap pengguna bangunan tersebut. Didukung sarana dan prasarana yang
memadai baik itu sumber daya manusia maupun kualitas bahan / material serta perencanaan
pelaksanaan yang matang disetiap penanganan item–item pekerjaan yang dilaksanakan
menjadi tugas inti bagi setiap penyedia jasa,didukung oleh petugas tehnis dari Dinas terkait
dan peranserta masyarakat untuk menjadikan pekerjaan/bangunan tersebut tepat pada
sasaran skala prioritas.

CV. DANADYAKSA PUTRA UTAMA

Anda mungkin juga menyukai