Pekalongan
Sesuai Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 1980 tentang jalan
dinyatakan bahwa Jalan adalah salah satu prasarana perhubungan yang pada
hakekatnya merupakan sebuah unsur penting dalam usaha pengembangan
kehidupan bangsa. Jalan termasuk didalamnya jembatan merupakan tulang
punggung perekonomian kota yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu
lintas distribusi barang, jasa dan manusianya itu sendiri. Kemudian dalam rangka
mewujudkan peranan tersebut maka dituntut adanya pembinaan yang
mengungkapkan sifat profesionalisme di bidang pengelolaan jalan dan jembatan.
Bersamaan dengan peningkatan kegiatan ekonomi, maka meningkat pula
mobilitas manusia, barang dan jasa. Semua ini membutuhkan tingkat pelayanan
transportasi yang luar biasa berupa kebutuhan akan prasarana dan sarana
transportasi yang memadai, baik di daerah perkotaan itu maupun di wilayah
sekitarnya. Penataan sistem transportasi yang baik terus menerus dilakukan,
yaitu dengan pembangunan prasarana jaringan jalan.
PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP
b. Unsur Energi
Semua makhluk yang bergerak untuk dapat hidup memerlukan energi, demikian pula untuk dapat berinteraksi diperlukan adanya energi.
Sumber energi yang berlimpah berasal dari cahaya matahari, energi ini dapat menyebabkan pohon dan tumbuhan yang berdaun hidau akan
dapat melakukan proses photo sintesa untuk tumbuh menuju suatu proses kehidupan. Demikian pula dengan biji-biji dapat tumbuh dan
berkembang karena adanya energi matahari ini.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP
c. Unsur Ruang
Ruang adalah tempat atau wadah di mana lingkungan hidup berada, suatu ekosistem habitat tertentu akan berada pada suatu ruang tertentu, artinya
mempunyai batas-batas tertentu yang dapat dilihat secara fisik. Dengan mengetahui ruang habitat suatu ekosistem maka pengelolaan lingkungan
dapat lebih mudah ditangani secara spesifik.
d.Unsur Kondisi/Situasi
Kondisi atau situasi tertentu dapat mempengaruhi lingkungan hidup, misalnya karena desakan ekonomi masyarakat pada suatu daerah tertentu, maka
penduduk di wilayah tersebut terpaksa melakukan pembakaran hutan untuk usaha pertanian, yang dapat menimbulkan ancaman erosi lahan.
Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1892 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian dijabarkan ke
dalam Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan serta Pedoman-pedoman Umum Pelaksanaannya,
maka aspek-aspek Lingkungan Hidup yang terkait dengan pekerjaan konstruksi dapat dibedakan atas :
2. Komponen Biologi.
a. Flora, seperti peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami, jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang, serta adanya
keunikan dari vegetasi dan ekosistem yang ada.
b. Fauna, seperti kelimpahan dan keanekaragaman fauna, habitat, penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya, serta satwa yang habitatnya
dilindungi undang-undang. Termasuk dalam fauna ini adalah penyebaran dan populasi hewan, invertebrata yang mempunyai potensi dan
peranan sebagai bahan makanan, atau sumber hama dan penyakit.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik yang terjalin sangat erat antara makhluk hidup dan lingkungannya dan membentuk suatu sistem.
Hubungan interaksi antar komponen pada suatu ekosistem, dapt berbentuk :
a.Interaksi simbios, di mana kedua belah pihak yang berhubungan tidak dirugikan, misalnya tumbuhan polong-polongan (leguminosa) mengadakan
simbiosa dengan bakteri yang ada di akarnya, di mana bakteri mendapat zat hidrat arang (C) dari tumbuhan sedangkan bakteri sendiri menghasilkan zat
lemas (N) yang berguna bagi tumbuhan.
b.Interaksi antagonistik, dapat berupa :
1. Antibiosa, yang dapat mematikan makhluk lain.
2. Eksploitasi, yang dapat mengkonsumsi makhluk lain.
3. Kompetisi, yang saling bersaing untuk mempertahankan eksistensinya dalam upaya memperoleh sumber daya yang jumlahnya terbatas.
c.Netralistik, tidak adanya interaksi antar komponen, misalnya antara makhluk burung dengan anjing tidak terjadi interaksi, baik yang sifatnya simbiosa
maupun antagonistik.
Selain baku mutu air, dikenal pula istilah baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar yang dibolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang ke dalam
air atau sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.
Penentuan baku mutu limbah cair ini ditetapkan dengan pertimbangan beban maksimal yang dapat diterima air dan sumber air, dan dibedakan atas 4
golongan baku mutu air limbah, yakni Golongan, I, II, III dan IV.
Besarnya kadar pencemaran yang diperbolehkan untuk setiap parameter kualitas air dan air limbah dapat dilihat pada pedoman penentuan baku mutu
lingkungan yang diterbitkan Kantor Menteri Negara LIngkungan Hidup seperti terlihat pada lampiran.
Kriteria-kriteria atas besaran faktor-faktor yang menimbulkan dampak penting tersebut dapat dilihat pada pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting yang tercantum dalam Keputusan Kepala Bapedal No. 056 tahun 1994, dan perlu dikaji secara mendalam dalam laporan
ANDAL.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang berpotensi mempunyai dampak penting terhadap lingkungan seperti tersebut diatas antara lain :
1. Perubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Exploitasi sumber daya alam yang terbaharui maupun yang tak terbaharui.
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, kerusakan dan kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya.
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan atau perlindunan cagar budaya.
5. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan,jenis hewan dan jasad renik.
6. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
7. Penerapan terknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar mempengaruhi lingkungan.
8. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara.
Penentuan apakah kegiatan ini menimbulkan dampak penting sehingga perlu melaksanakan AMDAL, ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan
Hidup setelah mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat instansi yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.
Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak menimbulkan dampak penting dan atau secara teknologi dampak penting yang timbul dapat dikelola,
maka kegiatan tersebut tidak diwajibkan menyusun ANDAL, namun diharuskan melakukan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan, dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Kedudukan AMDAL dalam proses pengembangan konstruksi
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kegiatan AMDAL merupakan bagian dari proses dari setiap tahapan pengembangan kegiatan
konstruksi tersebut di atas.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP
KA-ANDAL sebagai penjabaran lebih lanjut dari pelingkupan diatas merupakan ruang lingkup studi ANDAL yang dipakai sebagai acuan untuk
menyusun studi ANDAL.
Untuk itu KA-ANDAL minimal harus mencakup :
• Informasi rencana proyek dan kondisi lingkungannya.
• Lingkup tugas studi termasuk metode studi.
• Kebutuhan tenaga ahli dan jadwal pelaksanaannya.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP
Intensitas dampak dapat diperkirakan atau dihitung besarnya dengan memakai berbagai metode yang sesuai untuk komponen lingkungan tertentu,
seperti metode statistik, matematik, metode survai, experimental, analogi ataupunprofesional judgement. Sedangkan tingkat pentingnya dampak dapat
mengacu pada Pedoman Penentuan Dampak Penting yang ditetapkan oleh Kepala Bapedal No. 056 Tahun 1994, di mana tingkat pentingnya dampak
ditentukan oleh faktor-faktor :
1.Jumlah penduduk yang akan terkena dampak.
2.Luas wilayah sebaran dampak.
3.Lamanya dampak berlangsung.
4.Intensitas dampak.
5.Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak.
6.Sifat kumulatif dampak.
7.Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
PENGAMAN LINGKUNGAN
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
HIDUP
Informasi tentang intensitas atau bobot dampak tersebut diatas secara sistematis dituangkan dalam dokumen AMDAL, dan menjadi acuan dalam
perumusan upaya penanganan dampak yang timbul, yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL). Dokumen RKL dan RPL ini harus dapat dijabarkan dalam gambar-gambar kerja dan syarat-syarat pelaksanaan, serta
acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Selanjutnya dokumen RKL dan RPL ini dipakai pula sebagai dasar untuk pelaksanaan pengelolaan lingkungan (KL) dan pelaksanaan pemantauan
lingkungan (PL), selama masa pra konstruksi, konstruksi maupun pada pasca konstruksi.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tesebut dilakukan penilaian atas hasil pemantauan lingkungan dan hasil pemantauan
lingkungan ini dapat menjadi umpan balik bagi pelaksana pengelolaan dan pemantauan lingkungan, serta dapat dikapai sebagai acuan bagi upaya
pengembangan, penyempurnaan atau pemantapan dokumen RKL dan RPL yang telah disusun.
Untuk itu berbagai prinsip yang dipakai untuk pengelolaan lingkungan antara lain :
1.Preventif (pencegahan), didasarkan atas prinsip untuk mencegah timbulnya dampak yang tidak diinginkan, dengan mengenali secara dini
kemungkinan timbulnya dampak negatif, sehingga rencana pencegahan dapat disiapkan sebelumnya.
Beberapa contoh dalam penerapan prinsip ini adalah melaksanakan AMDAL secara baik dan benar, pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien
sesuai potensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan.
2. Kuratif (penanggulangan), didasarkan atas prinsip menanggulangi dampak yang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, namun karena
keterbatasan teknologi, hal tesebut tidak dapat dihindari.
Hal ini dilakukan dengan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak seperti kualitas udara, kualitas air dan
sebagainya.
Apabila hasil pemantauan lingkungan mendeteksi adanya perubahan atau pencemaran lingkungan, maka perlu ditelusuri penyebab/sumber
dampaknya, dikaji pengaruhnya, serta diupayakan menurunnya kadar pencemaran yang timbul.
PENGAMANAN LINGKUNGANHIDUP
PENGAMAN LINGKUNGAN HIDUP
3. Insentif (kompensasi), didasarkan atas prinsip dengan mempertemukan kepentingan 2 pihak yang terkait, disatu pihak pemrakarsa/pengelola
kegiatan yang mendapat manfaat dari proyek tersebut harus memperhatikan pihak lain yang terkena dampak, sehingga tidak merasa dirugikan.
Perangkat insentif ini dapat juga berupa pengaturan oleh pemerintah seperti peningkatan pajak atas buangan limbah, iuran pemakaian air,
proses perizinan dan sebagainya.
Pendekatan Teknologi
Berupa tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengelolaan lingkungan, seperti :
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ekonomi yang dapat dipakai dalam pengelolaan lingkungan antara lain:
1. Kemudahan dan keringanan dalam proses pengadaan peralatan untuk pengelolaan lingkungan.
2. Pemberian ganti rugi atau kompensasi yang wajar terhadap masyarat yang terkena dampak.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan dan penggunaan tenaga kerja.
4. Penerapan teknologi yang layak ditinjau dari segi ekonomi.
Dampak ini timbul karena pengoperasian alat-alat berat untuk pekerjaan konstruksi seperti saat pembersihan dan pematangan lahan pekerjaan tanah, pengangkutan tanah dan
material bangunan, pekerjaan pondasi khususnya tiang pancang, pekerjaan badan jalan dan perkerasan jalan, serta pekerjaan struktur bangunan.
Upaya penanganan dampak dapat dilakukan langsung pada sumber dampak itu sendiri atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena
dampak seperti :
1. Pengaturan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang sesuai dengan kondisi setempat, seperti penempatan base-camp yang jauh dari lokasi
pemukiman, pengangkutan material dan pelaksanaan pekerjaan pada siang hari.
2. Memakai metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan, seperti memakai pondasi bore pile untuk lokasi disekitar
permukiman.
3. Penyiraman secara berkala untuk pekerjaan tanah yang banyak menimbulkan debu.
2. Terjadinya Erosi Dan Longsoran Tanah Serta Genangan Air
Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan pembersihan dan pematangan lahan serta pekerjaan tanah termasuk pengelolaanquary, yang
menyebabkan permukaan lapisan atas tanah terbuka dan rawan erosi, serta timbulnya longsoran tanah yang dapat mengganggu sistem
drainase yang ada, serta mengganggu estetika lingkungan disekitar lokasi kegiatan
Indikator dampak dapat secara visual di lapangan, dan penanganannya dapat dilakukan antara lain :
1. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang memadai sehingga tidak merusak atau menyumbat saluran-saluran yang ada.
2. Perkuat tebing yang timbul akibat perkerjaan konstruksi.
3. Pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai.
Dampak ini timbul akibat pekerjaan tanah dapat yang menyebabkan erosi tanah atau pekerjaan konstruksi lainnya yang membuang atau
mengalirkan limbah ke badan air sehingga kadar pencemaran di air tesebut meningkat.
Dampak ini timbul akibat pekerjaan pengangkutan tanah dan material bangunan yang melalui jalan umum, serta pembersihan dan pematangan lahan serta pekerjaan tanah yang
berada disekitar prasarana dan utilitas umum tersebut.
Upaya penanganan dampak yang timbul tersebut antara lain dengan cara :
1. Memperbaiki dengan segera prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak.
2. Memindahkan labih dahulu utilitas umum yang terdapat dilokasi kegiatan ketempat yang aman.
Pengaturan lalu lintas dalam rangka menjaga kelancaran dan keamanan lalu lintas serta keamanan dan kemudahan penduduk sekitar proyek untuk
masuk ke jalan yang ada tersebut dilakukan dengan menempatkan lampu isyarat, lentera, kerucut lalu lintas, tiang penghalang, barikade dan rambu-
rambu sementara (berupa rambu perintah arah, rambu peringatan adanya pekerjaan, tanda jalan menyempit, tanda untuk berhenti atau berjalan)
yang akan menjadi petunjuk bagi pengguna jalan memasuki daerah kerja termasuk membuat jalan atau jembatan sementara (khusus apabila harus
menutup seluruh lajur jalan atau menutup jembatan yang ada).
Dalam hal tertentu pengaturan lalu lintas dapat dilakukan dengan pengalihan lalu lintas ke jalan darurat.
Selain terhadap keamanan pengguna jalan, perhatian terhadap pekerja pengatur lalu lintas juga harus diberikan secara memadai dengan pemberian
pakaian dan peralatan keamanan yang memenuhi aspek keamanan.
Pengaturan lalu lintas juga diperlukan pada pelaksanaan penanganan halanganhalangan yang terjadi pada jalur lalu lintas yang mengganggu atau
menutup lalu lintas seperti pohon tumbang, longsoran tanah, atau badan jalan terban.
Rambu, Kerucut lalu Lintas (Traffic Cone), Tiang Penghalang, Barikade (Penghalang) dan Lampu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas merupakan alat atau tanda untuk memberikan petunjuk atau pesan lepada pengguna jalan. Rambu harus tetap dapat berfungsi pada
kondisi cuaca gelap atau pada malam hari (misalnya dengan memasasang reflektor).
Rambu-rambu yang digunakan untuk pengaturan lalu lintas adalah:
1.Rambu perintah arah;
2.Rambu peringatan adanya pekerjaan;
3.Rambu tanda adanya penyempitan jalan;
4.Rambu tanda untuk berhenti atau jalan.
Kerucut lalu lintas tiang penghalang dipasang untuk pengamanan daerah kerja terhadap gangguan lalu lintas yang terbuat dari plastik atau kayu dengan
warna yang mencolok (jingga).
Barikade yang terbuat dari kayu atau logam dengan warna latar belakang jingga dan bergaris merah digunaka untuk menutup jalur lalu lintas untuk
tidak dilalui.
Lampu lalu lintas dipasang agar pengemudi awas terhadap adanya pekerjaan dan mengatur pergerakan lalu lintas.
Lampu lalu lintas terdiri dari:
1.Lampu isyarat berwarna kuning dan dapat berkedip.
2.Lampu pengatur lalu lintas (warna hijau, kuning dan merah).
Pelaksanaan Pengaturan
Agar maksud dari pengaturan lalu lintas yakni terselenggaranya keamanan dan kelancaran lalu lintas dan pekerjaan konstruksi serta keamanan
penduduk sekitarnya tercapai, maka perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut:
1.Tentukan luas daerah kerja dan daerah pengaruhnya.
2.Tentukan waktu pelaksanaan yang baik (siang atau malam) agar sesedikit mungkin mengganggu lalu lintas.
3.Tentukan lokasi lalu lintas.
4.Untuk daerah kerja dengan volume lalu lintas yang padat, pengaturan lalu lintas dilakukan dengan perencanaan yang matang, penyiapan pedoman
pelaksanaan pengaturan lalu lintas dan dilaksanakan dengan sesuai pedoman yang ditentukan serta pengawasan oleh pengawas pel;aksanaan secara
menerus.
5.Atur lalu lintas sambil menyiapkan pemasangan alat pengatur lalu lintas pada tempat-tempat yang ditentukan.
6.Selama penanganan pekerjaan, ruang milik jalan harus tetap bebas gangguan bahan konstruksi, kotoran atau bahan buangan lain yang dapat
mengganggu atau membahayakan lalu lintas.
7.Pekerjaan harus tetap dijaga terhadap dipakainya sebagai tempat parkir kendaran yang tidak mendapatkan izin atau sebagai tempat pedagang kaki lima.
8.Singkirkan alat pengatur lalu lintas dari daerah kerja setelah pekerjaan selesai.
PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP
1. 2.
Uji Baku Mutu Udara Uji Baku Mutu Air
Applikasi K3 di Lokasi Kerja
• Koordinasi dengan pihak terkait.
• Pemasangan rambu sesuai dengan standar perambuan.
• Penempatan Flagman / Traffic Control
• Penggunaan alat‐alat keselamatan kerja untuk semua pekerja dan pemakaian peralatan
tambahan safety untuk bekerja malam hari seperti lampu, rotator, dll.
• Mengadakan briefing keselamatan kerja selama 10 menit sebelum kerja setiap hari
• Pengawasan pelaksanaan program K3 setiap hari
• Tidak melakukan pengrusakan lingkungan kerja.
PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN COVID 19 UNTUK PEKERJA
• Penggunaan Masker .
• Penggunaan Handsanitizer.
• Pengecekan suhu
Membuat Safety Plan
Mempelajari Standar Fasilitas Safety dan Target yang harus
dicapai
Awal Proyek Membuat Program Kerja K3
Perencanaan Site Installation
Menghitung Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan K3
Membuat Schedule Safety Talk
Membuat Schedule Inspeksi K3, Safety Patrol
Perencanaan Membuat Schedule Safety Meeting
Membuat Perencanaan Training K3
Membentuk Tim Penanganan Tanggap Darurat
Mencari Alamat dan Nomor Telephone Penting
- Depnakertrans, Jamsostek, Polsek, Rumah Sakit dan Dinas
Pemadam Kebakaran
Flowchart :
Jaringan Listrik
Jaringan Telepon/Kabel
Serat Optik
PDAM
Papan Reklame
Dll.
3
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan
kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini
meliputi :
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang disiapkan terdiri dari Kantor, Ruang rapat, gudang,
barak pekerja, rumah genset, serta Toilet.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule,
struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan
harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu
perlu dilakukannya rapat kerja.
Barak kerja disiapkan untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.
Contoh Gambar Barak Pekerja
2. Pembuatan Gudang
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga
keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen,tempatnya harus baik sehingga
terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat
dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
Gambar Gudang Material
Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.
3. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk
melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan
sesuai dengan gambar kerja.
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan
berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini
dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan
menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat
yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan,
lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal
ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran
digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik
yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan cat atau patok. Jika menggunakan patok maka
patok dibuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
5. Pembuatan Shop Drawing
Dalam pelaksanaan proyek ini shop drawing dipersiapkan sebagai acuan kerja dilapangan atas
persetujuan pihak – pihak terkait.
Contoh Gambar shop drawing
6. Dokumentasi Kegiatan
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal lapangan yang akan dikerjakan untuk
mempermudah penentuan langkah – langkah pengerjaan yang akan dilakukan serta untuk mengetahui
perubahan kondisi akhir setelah pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu melalui dokumentasi kegiatan proyek ini bisa memberikan gambaran proses dari awal
sampai akhir pelaksanaan kegiatan proyek.
Dokumentasi Kegiatan
Proyek (0%, 50% dan
100%).
7. Pembuatan Jalan Kerja Proyek.
Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi
proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material
timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat dilakukan
penyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan
Direksi Keet.
Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi proyek
yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu
memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.
• Tujuan dari pengaturan Lalu-lintas adalah untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap
terbuka untuk lau-lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan dan pemukiman disepanjang dan yang
berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa akan mengajukan rencana pengaturan lalu-lintas kepada Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan dan Pihak Kepolisian untuk mendapatkan persetujuan mengenai pengaturan lalu-
lintas selama Proyek Berlangsung.
• Agar Dapat melindungi pekerjaan dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu-lintas yang melalui atau
disekitar pekerjaan, penyedia jasa akan memasang dan memelihara rambu lalu-lintas, penghalang dan fasilitas lainnya
yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu-lintas umum. Semua rambu lalu-
lintas harus terlihat jelas pada malam hari.
• Penyedia jasa akan menyediakan dan menempatkan petugas bendera disemua tempat kegiatan pelaksanaan yang
mengganggu lalu-lintas, terutama pada pengaturan lalu-lintas satu arah. Tugas Utama petugas bendera adalah
mengarahkan dan mengatur lalu lintas yang melalui dan disekitar pekerjaan tersebut.
Pengajuan Rencana
Pengaturan Lalu Lintas
NO
Review Persetujuan
Ok
Pelaksanaan Pekerjaan
NO
Evaluasi
Harian
Kerucut Plastik
SKEMA PENGATURAN LALU LINTAS
Pengendalian dan pengatur lalu lintas akan di sesuiakan dengan kondisi jalan
yang akan di kerjakan berdasarkan Lebar jalan dan volume lalu lintas.
Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar (Tanpa Plesteran) untuk Saluran Drainase
URAIAN PEKERJAAN :
1) Landasan dari adukan baru harus dipasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis
dasar dan pada sudut- sudut. Perhatian harus diberikan untuk
menghindarkan pengelompokan batu yang berukuran sama.
2) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar
dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka
dinding dari batu yang terpasang.
Pasangan
3) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser
Batu Mortar
atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang
cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar
dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang
baru dipasang tidak diperkenankan.
4) Pekerjaan Finishing
a) Pekerjaan urugan kembali untuk penimbunan bekas galian.
b) Pekerjaan siaran pada permukaan dinding pasangan batu.
Perbaikan Pasangan Batu (Tanpa Plesteran) untuk Non Saluran Drainase
Uraian :
1. Pasangan Batu
Lokasi yang akan memerlukan
perbaika (Rusak/ambrol)
Pemasangan Bowplank sesuai
ukuran dan elevasi yang telah
ditentukan dalam gambar
rencana.
Setelah pengukuran dan elevasi
selesai sesuai dengan ukuran &
disetujui direksi mulai
dilaksanakan pemasangan batu
untuk talud.
Batu yang akan dipasang harus
bersih dari tanah / lumpur.
Mortar yang akan dipasang juga
harus sesuai job mix yang telah
disetujui direksi
Pemasangan batu kali harus
benar kokoh, rongga antar batu
kali harus benar terisi dengan
mortar.
Pengecatan Kereb pada Trotoar atau Median
Persiapan
Setting Out
Pembersihan dan penyemprotan
dng Water jet 6.5 HP
Pengecatan
Selesai
Pengecatan Patok
Persiapan
Setting Out
Pembersihan dan penyemprotan
dng Water jet 6.5 HP
Pengecatan
Selesai
Pembersihan Patok
Persiapan
Pemetaan
Pembersihan patok
menggunakan Alat ‐
alat
Pembuangan
Material/Kotoran ke
lokasi yg ditentukan
Selesai
Pengecatan Rambu
Persiapan
Setting Out
Pembersihan dan penyemprotan
dng Water jet 6.5 HP
Pengecatan
Selesai
Pembersihan Rambu
Persiapan
Pemetaan
Pembersihan Rambu
menggunakan alat ‐
alat
Pembuangan
Material/Kotoran ke
lokasi yg ditentukan
Selesai
Pembersihan Drainase dan Saluran Samping
Persiapan
Pemetaan
Pembersihan Saluran
dari rumput, sampah,
lumpur, dll (yang
menghambat alira air)
Pembuangan
Material/Kotoran ke
lokasi yg ditentukan
Selesai
Pengendalian Tanaman
Persiapan
Pemetaan
Pemotongan rumput dng
grass cutter 750 rpm
Pembersihan, dan
pembuangan kelokasi
menggunakan pick up
yg ditentukan
Selesai
Marka Jalan Termoplastik, Terpasang
FLOW CHART
MULAI
Request
Cat marka dengan mesin suhu
Pembersihan Lokasi yang akan di
160 – 180 °C
Marka
tidak
tidak cek
cek
ya
ya
Pengeringan
Marking posisi garis marka tidak
cek
tidak
cek
ya
ya
SELESAI
Marka dasar roadliner primer
tidak
cek
ya
Pemasangan Termoplastic
tidak
cek
ya
Cat marka dengan mesin suhu
160 – 180 °C
Marka Jalan Bukan Termoplastik, Terpasang
FLOW CHART
MULAI
Request
Cat marka dengan mesin suhu
Pembersihan Lokasi yang akan di
160 – 180 °C
Marka
tidak
tidak cek
cek
ya
ya
Pengeringan
Marking posisi garis marka tidak
cek
tidak
cek
ya
ya
SELESAI
Marka dasar roadliner primer
tidak
cek
ya
Pemasangan Bukan Termoplastic
tidak
cek
ya
Cat marka dengan mesin suhu
160 – 180 °C
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaaan Pemantul Engineering Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Pemasangan Rambu
Jalan dan Pengecoran
Kaki
Selesai
Rambu Jalan Ganda dengan Permukaaan Pemantul Engineering Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Pemasangan Rambu
Jalan dan Pengecoran
Kaki
Selesai
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaaan Pemantul High Intensity Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Pemasangan Rambu
Jalan dan Pengecoran
Kaki
Selesai
Rambu Jalan Ganda dengan Permukaaan Pemantul High Intensity Grade, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna
Pengiriman
Rambu jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Pemasangan Rambu
Jalan dan Pengecoran
Kaki
Selesai
Penggantian Komponen Rel Pengaman, Terpasang
TAHAPAN PEKERJAAN :
Pengadaan rel pengaman
dan pengiriman ke lokasi
pekerjaan.
Menentukan lokasi rel
pengaman
Penggalian tanah
Pembuatan pondasi tiang rel
pengaman dng beton fc 20
Mpa dan Pemasangan tiang
rel pengaman
Pemasangan daun rel
pengaman
Pemasangan baut dan mur
Finishing Timbunan
Perbaikan Rel Pengaman, Terpasang
TAHAPAN PEKERJAAN :
Pengadaan rel pengaman
dan pengiriman ke lokasi
pekerjaan.
Menentukan lokasi rel
pengaman
Penggalian tanah
Pembuatan pondasi tiang rel
pengaman dng beton fc 20
Mpa dan Pemasangan tiang
rel pengaman
Pemasangan daun rel
pengaman
Pemasangan baut dan mur
Finishing Timbunan
Paku Jalan Tidak Memantul, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan
paku jalan
Pemasangan paku
jalan
Selesai
Paku Jalan Memantul Bujur Sangkar, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan
paku jalan
Pemasangan paku
jalan
Selesai
Paku Jalan Memantul Persegi Panjang, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan
paku jalan
Pemasangan paku
jalan
Selesai
Paku Jalan Memantul Bulat, Terpasang
URAIAN PEKERJAAN :
1)Memasang / membuat tanda/garis membujur atau melintang
Persiapan
jalan pada permukaan jalan yang sudah di rekontruksi sebagai
tanda untuk pengguna jalan. Konfigurasi, ukuran dan warna Paku
Pengiriman
jalan harus memenuhi Peraturan dan Perundang- undangan
tentang Rambu Keamanan Jalan Repubik Indonesia, yaitu dari
Penggalian Lubang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR).
untuk pemasangan
paku jalan
Pemasangan paku
jalan
Selesai
Perkerasan Blok Beton pada Trotoar atau Median, Terpasang
• URAIAN PEKERJAAN
– Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan Pemasangan Blok Beton pada lokasi yang telah
dipersiapkan ( Trotoar dan Median )menurut spesifikasi dan dan bentuk tampak melintang yang
tercantum pada gambar atau instruksi Direksi dan konsultan pengawas.
– Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah
disepakati dan disetujui, blok beton dipasang diatas landasan pasir.
– Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa
adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.
Perbaikan Perkerasan Blok Beton pada Trotoar atau Median, Terpasang
• URAIAN PEKERJAAN
– Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan Pemasangan Blok Beton pada lokasi yang telah
dipersiapkan ( Trotoar dan Median )menurut spesifikasi dan dan bentuk tampak melintang yang
tercantum pada gambar atau instruksi Direksi dan konsultan pengawas.
– Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah
disepakati dan disetujui, blok beton dipasang diatas landasan pasir.
– Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa
adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.
Penggantian Patok Kilometer, Terpasang Persiapan
TAHAPAN PEKERJAAN :
Pengadaan Patok dan Penyediaan Patok
pengiriman ke lokasi Pengarah, KM, HM
pekerjaan.
Menentukan lokasi patok Setting Out
KM/HM
Penggalian tanah Galian Tanah
Pemasangan patok
pengarah Pemasangan
Urugan kembali dng plat Patok
tamper
Finishing urugan kembali dan di
padatkan dng plat tamper
Selesai
Penggantian Patok Hektometer, Terpasang Persiapan
TAHAPAN PEKERJAAN :
Pengadaan Patok dan Penyediaan Patok
pengiriman ke lokasi Pengarah, KM, HM
pekerjaan.
Menentukan lokasi patok Setting Out
KM/HM
Penggalian tanah Galian Tanah
Pemasangan patok
pengarah Pemasangan
Urugan kembali dng plat Patok
tamper
Finishing urugan kembali dan di
padatkan dng plat tamper
Selesai
Penggantian Patok Pengarah, Terpasang Persiapan
TAHAPAN PEKERJAAN :
Pengadaan Patok dan Penyediaan Patok
pengiriman ke lokasi Pengarah, KM, HM
pekerjaan.
Menentukan lokasi patok Setting Out
KM/HM
Penggalian tanah Galian Tanah
Pemasangan patok
pengarah Pemasangan
Urugan kembali dng plat Patok
tamper
Finishing urugan kembali dan di
padatkan dng plat tamper
Selesai
Lokasi yang akan dipasang talud
dilakukan pengukuran terlebih dahulu.
Pemasangan Bowplank sesuai ukuran
dan elevasi yang telah ditentukan dalam
gambar rencana.
Setelah pengukuran dan elevasi selesai
sesuai dengan ukuran & disetujui direksi
mulai dilaksanakan pemasangan batu
untuk talud.
Batu yang akan dipasang harus bersih
dari tanah / lumpur.
Mortar yang akan dipasang juga harus
sesuai job mix yang telah disetujui
direksi
Pemasangan batu kali harus benar
kokoh, rongga antar batu kali harus
benar terisi dengan mortar.
Pekerjaan Pembongkaran Pasangan Batu
URAIAN PEKERJAAN :
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan–bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada yang
petugas bertanggung jawab langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus untuk quality control yang
dikoordinasikan oleh bagian teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku di
proyek-proyek yang dilakukan.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan secara sistematik dan terencana, yang diterapkan
sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek berjalan secara
terkendali dan konsisten, Sehingga dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam
spesifikasi kontrak, yang terdiri dari spesifikasi dan gambar-gambar pelaksanaan.
Dari uraian penjabaran metode pelaksanaan tersebut diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa dalam setiap pelaksanaan pekerjaan baik tehnis maupun non tehnis (berhubungan
dengan kepentingan masyarakat sekitar), ketepatan waktu ,tepat mutu, serta tepat guna
adalah menjadi hal penting karena produk dari setiap bangunan / pekerjaan adalah menjadi
hak milik setiap pengguna bangunan tersebut. Didukung sarana dan prasarana yang
memadai baik itu sumber daya manusia maupun kualitas bahan / material serta perencanaan
pelaksanaan yang matang disetiap penanganan item–item pekerjaan yang dilaksanakan
menjadi tugas inti bagi setiap penyedia jasa,didukung oleh petugas tehnis dari Dinas terkait
dan peranserta masyarakat untuk menjadikan pekerjaan/bangunan tersebut tepat pada
sasaran skala prioritas.