Analisis Kimia
Politeknik AKA Bgor
1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji Syukur selalu dipanjatkan akan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
ini yang berjudul Aktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Kampus.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan dengan memikirkan segala yang
dibutuhkan dalam makalah ini. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka mengenal satu sama lain antar anggota kelompok, para pembaca mengenai materi
yang telah penulis lakukan. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun bagi yang membacanya.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
1.4 Metodologi Penulisan...................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................................3
Landasan Teori.......................................................................................................................................3
2.1 Pancasila Sebagai Dasar Negara...................................................................................................3
2.2 Aktualisasi Pancasila....................................................................................................................5
2.3 Tri Dharma Perguruan Tinggi......................................................................................................6
2.4 Budaya Akademik........................................................................................................................8
2.5 Kampus Sebagai Moral Force Pengembangan Hukum dan HAM...............................................9
2.6 Study Kasus................................................................................................................................10
2.7 Pertanyaan..................................................................................................................................11
BAB III...................................................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana cara mengaktualisasikan pancasila tersebut diperguruan tinggi atau
kampus ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar negara.
2. Memahami makna Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengenali betul peran dan cara mengaktualisasikan pancasila sendiri dalam
kehidupan, terutama dalam lingkungan kampus.
2
BAB II
Landasan Teori
3
Mengenai hal itu pantaslah diingat pendapat Prof.Dr. Supomo: “Jika kita hendak
mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat
Indonesia, maka Negara kita harus berdasar atas aliran pikiran Negara (Staatside) integralistik
… Negara tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar dalam masyarakat, juga
tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan mengatasi segala
golongan dan segala perorangan, mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyatnya …”
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai
hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara Pancasila adalah suatu negara yang
didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan
yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia,
mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin,
memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan
mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).”
Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh)
sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya,
dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan
martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan
martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia
qua talis, manusia adalah manusia sesuai dengan principium identatis-nya.
Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan
keseragaman sistematikanya melalui Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara
hirarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan
menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar
satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena
itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari
Pancasila akan menyebabkan
Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat
dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak dapat diantitesiskan satu sama lain.
Secara tepat dalam Seminar Pancasila tahun 1959, Prof. Notonagoro melukiskan sifat
4
hirarkis-piramidal Pancasila dengan menempatkan sila “Ketuhanan Yang Mahaesa” sebagai
basis bentuk piramid Pancasila. Dengan demikian keempat sila yang lain haruslah dijiwai oleh
sila “Ketuhanan Yang Mahaesa”. Secara tegas, Dr. Hamka mengatakan: “Tiap-tiap orang
beragama atau percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu
dibicarakan lagi, karena sila yang 4 dari Pancasila sebenarnya hanyalah akibat saja dari sila
pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara sesungguhnya
berisi:
Ketuhanan yang maha esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-
Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-
Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang
adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, yang ber-Ketuha nan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa,
yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
5
Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat
tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan
nasional sampai kepada rakyat biasa.
Nilai-nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah bersifat universal,
tetap dan tak berubah. Nilai-nilai tersebut dapat dijabarkan dalam setiap aspek dalam
penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma-norma, baik norma hukum, kenegaraan,
maupun norma-norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalkan oleh setiap warga
Negara Indonesia.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
A. Aktualisasi objektif
Aktualisasi Pancasila yang objektif adalah aktualisasi pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain, legislatif, eksekutif,
maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya. Seperti politik,
ekonomi, hokum terutama dalam penjabaran kedalam undang-undang, garis-garis besar
haluan Negara, hankam, pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya.
B. Aktualisasi Subjektif
Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah aktualisasi pancasila pada setiap individu
terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat.
Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik warga Negara biasa, aparat
pentelenggara Negara, penguasa Negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan politik,
maka dia perlu mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan kemanusiaan sebagaimana
terkandung dalam pancasila.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat
yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku.
Perpaduan ciri tersebut di dalam kehidupan kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang
merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan
harapan masyarakat.
6
Tridarma perguruan tinggi itu adalah:
7
Pengabdian pada masyarakat adalah pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
langsung kepada masyarakat secara melembaga melalui metodologi ilmiah. Ini sebagai
tanggung jawab luhur perguruan tinggi dalam usaha mengembangkan kemampuan
masyarakat sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Ketiga tridarma di atas dijalankan oleh perguruan tinggi atas nama lembaga, maupun
atas nama civitas akademika secara personal, yang dalam pelaksanaanya searah dan sesuai
dengan norma-norma Pancasila. Ketiga fungsi ini tidak boleh lepas dari kehidupan civitas
akademika (dosen, mahasiswa, alumni, pimpinan dan staf), karena mereka semua adalah
bagian masyarakat kampus maupun masyarakat sosial pada umumnya.
8
8. menerima kritik
9. menghargai prestasi ilmiah/akademik
10. bebas dari prasangka
11. menghargai waktu
12. memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah
13. berorientasi ke masadepan
14. kesejawatan/kemitraan (PPMB 1990 II-2).
Masyarakat ilmiah inilah yang harus dikembangkan dan merupakan budaya dari suatu
masyarakat akademik.
9
Sesuai dengan tatib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan hukum harus
sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib hukum Indonesia maka dalam
pengembangan hukum positif Indonesia, maka falsafah negara merupakan sumber materi dan
sumber nilai bagi pengembangan hukum. Hal ini berdasarkan Tap No. XX/MPRS/1966, dan
juga Tap No. III/MPR/2000. namun perlu disadari, bahwa yang dimaksud dengan sumber
hukum dasar nasional, adalah sumber materi dan nilai bagi penyusunan peraturan perundang-
undangan di Indonesia. Dalam penyusunan hukum positif di Indonesia nilai pancasila sebagai
sumber materi, konsekuensinya hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai-nilai hukum
Tuhan (sila I), nilai yamh terkandung pada harkat, martabat dan kemanusiaan seperti jaminan
hak dasar (hak asasi) manusia (sila II), nilai nasionalisme Indonesia (sila III), nilai demokrasi
yang bertumpu pada rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara (sila IV), dan nilai keadilan
dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan (sila V).
Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam penyusunan dan pengembangan hukum
aspirasi dan realitas kehidupan masyarakat serta rakyat adalah merupakan sumber materi
dalam penyusunan dan pengembangan hukum.
B. Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pembangunan Hak Asasi Manusia
Dalam penegakan hak asasi manusia tersebur, mahasiswa sebagai kekuatan moral
harus bersikap obyektif, dan benar-benar berdasarkan kepentingan moral demi harkat dan
martabat manusia, bukan karena kepentingan politik terutama kepentingan kekuasaan politik
dan konspirasi kekuatan internasional yang ingin menghancurkan negara Indonesia. Perlu kita
sadari bahwa dalam penegakan hak asasi tersebut, pelanggaran hak asasi dapat dilakukan oleh
seseorang, kelompok orang termasuk aparat negara, penguasa negara baik disengaja ataupun
tidak disengaja (UU. No. 39 Tahun 1999).
Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi seringkali kurang adi.
Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur, banyak kekuatan yang mendesak untuk
mengusut dan mernyeret bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional. Namun, ratusan ribu
rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas, Sampit, Poso dan lainnya tidak ada kelompok
yang mau memperjuangkannya. Padahal hak asasi mereka sudah diinjak-injak, jelaslah
kejadian serta menderitanya mereka sama. Akan tetapi tetap tidak ada yang mau menolong.
Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya reformasi, mari kita tujukan
pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua cita-cita dan tujuan dasar dari
reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga bahwasanya kita merupakan
mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi hak asasi manusi masihlah belum
maksimal kinerjanya untuk hal yang disebutkan diatas. Maka, dari detik ini. Kita sebagai
10
generasi bangsa haruslah benar-benar menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap prilaku
kita. Dimanapun, dan pada siapapun.
2.7 Pertanyaan
1. Apa motif utama yang menyebabkan tawuran? Dimana peran akademik? (Kelompok
1)
2. Bagaimana peran mahasiswa untuk menghentikan tawuran tersebut? (Kelompok 3)
3. Mengapa dapat terjadi bentrok? Bagaimana peran mahasiswa agar tidak terjadi
bentrok? (Kelompok 7)
4. Mengapa kasus ini dapat berkelanjutan? Padahal mahasiswa sudah mendapatkan mata
kuliah Pancasila di kampus dan sudah mengetahui bahwa tawuran melanggar
Pancasila. (Kelompok 8)
11
5. Mengapa biaya kuliah mahal dan sering naik ? Apakah ada Undang-undang yang
mengatur tentang biaya kuliah? Dan mengapa dalam sistem penerimaan mahasiswa
baru sering terjadi kasus menyogok pihak kampus? (Kelompok 9)
6. Ketika di dalam forum serigkali terjadi perbedaan pendapat yang menyebabkan
terjadinya perdebatan. Bagaimana pendapat kalian? (Kelompok 10)
Jawaban
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan merupakan suatu sumber nilai, kerangka
piker, model, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan pembangunan. Yang meliputi
pembangunan politik, IPTEK, pengembangan bidang politik, poembangunan ekonomi,
pembangunan social budaya, pengembangan hankam, pembangunan pertahanan keamanan,
dan sebagai reformsi, baik itu reformasi hukum ataupun reformasi politik. Semuanya
ditujukan untuk membuat menjadikan bangsa yang semakin berkembang dan masyarakat
yang semakin mapan.
Pancasila sebagai aktualisasi diri yang berarti betul-betul ada, terjadi atau
sesungguhnya. Sehingga terbentuklah aktualisasi objektif dan subjektif. Aktualisasi Pancasila
yang objektif adalah pelaksanaan Pancasila dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang
kenegaraan lainnya. Aktualisasi Pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam sikap
pribadi, perorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa,
dan setiap orang Indonesia.
Aktualisasi diripun meliputi mencakup dalam tridarma perguruan tinggi, budaya
akademik dan lingkungan kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan HAM,
yang mencerminkan bahwa aktualisasi diri itupun benar-benar ada dan terjadi disekitar kita.
Terrmasuk dalam lingkungan kampus.
3.2 Saran
Sebelum kita terlampau melangkah jauh, menyisakan jejak yang tidak pantas bagi
seorang mahasiswa. Marilah kita kembali pahami arti dari keberadaan pancasila itu sendiri.
Serta kita harus sadar diri, bahwa kitalah yang akan memegang Negara kita ini. Maka dari itu,
mulai saat ini, biasakanlah berprilaku, bertindak bahkan menganbil keputusan dengan jiwa
pancasila kita. Karena dengan itulah, akan terwujud bangsa yang makmur serta tujuan Negara
akan mudah dicapai.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/18184016/Pancasila-Sebagai-Sumber-Nilai-Dan-Paradigma-
Pembangunan
http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan/
http://master-exselen.blogspot.com/2012/12/aktualisasi-pancasila-dalam-kehidupan.html
14