Alamat korespondensi:
Gedung A2 Lantai 2 Jurusan PLS FIP Unnes
ISSN 2442-532X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail:baguskisworo@gmail.com
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
10
Analisis Implementasi 7 Pilar Konservasi Universitas Negeri Semarang di Fakultas Ilmu pendidikan
dan penarikan kesimpulan atau klarifikasi secara partisipasi warga yang ada di kampus ini. Secara
bersamaan. Keabsahan data menggunakan global, barangkali dapat langsung kita pahami di
triangulasi sumber. saat kita beraktivitas berada di dalam kampus.
Penelitian ini beranggapan bahwa wacana
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN akan konservasi itu masih terkemas dalam aura
Penelitian dalam menganalisis pada tataran para pemimpin kampus, belum
implementasi 7 pilar konservasi Universitas memasuki di hati masing-masing civitas
Negeri Semarang di lingkup Fakultas Ilmu akademika yang ada. Hal ini dapat diperoleh
Pendidikan diuraikan dalam tiga hal rumusan disaat pertama kali peneliti mengambil data pada
masalah yang menyangkut 7 pilar itu sendiri. mahasiswa, demikian apa yang disampaikan
Data didapatkan dari beragam sumber Mahasiswa A,
(informan) yang menyangkut civitas akademika “gimana ya Pak ya, kalau dibilang faham
di lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) juga tidak. Kalau toh dibilang tidak faham
yang terdiri dari mahasiswa, tenaga pendidik juga tidak juga. Tapi yang saya fahami
tentang konservasi yang ada di Unnes ini
(dosen), tenaga kependidikan (pegawai/ ya ada banyak pohon, lalu penertiban
karyawan), serta di dalam hasil dan pembahasan parkir dipusatkan di tempat-tempat tertentu
ini dimasukkan juga istilah mengenai biar polusi tidak masuk dalam kampus dan
pimpinan/pejabat di FIP yang sering disebut menghindari kebisingan, yang kemudian
dekan, PD 1, PD 2 dan PD 3, namun digantikan kita bisa naik bis untuk bisa
masuk dalam kampus. Hanya itu aja deh
penyebutannya hanya sekedar menyebut pejabat Pak. Maaf yang saya fahami hanya itu
di FIP. Penyebutan pejabat di FIP tersebut tidak Pak. Apa masih ada lagi Pak ?”
menutup kemungkinan sumber lain selain dekan
(bisa PD 1, PD 2 atau PD 3) dapat pula dari Bahkan ditemui juga hal yang sama pada
berbagai pejabat tersebut dikemas dengan mahasiswa mengenai ketidakfahaman mereka
sebutan pejabat di FIP. Penyebutan nama dari akan konservasi yang ada di Unnes ini. Namun
semua informan dalam penelitian ini selayaknya, barangkali itu tidak mengacu pada
disamarkan. 7 pilar konservasi yang diteliti ketidakfahaman akan tetapi lebih pada
mencakup; (1) keanekaragaman hayati kekurangpahaman mereka akan pemahaman
(biodiversity), (2) arsitektur hijau dan transportasi dan makna yang terkandung dari konservasi
internal (green architecture and internal tersebut. Berikut dikemukakan oleh Mahasiswa
transportation), (3) pengelolaan limbah (waste B,
management), (5) kebijakan nirkertas (paperless “wah.. ini pertanyaan yang susah untuk
policy), (6) energi bersih (clean energy), (7) diijawab Pak, antara faham dan tidak. Tapi
konservasi etika, seni dan budaya, dan (8) yang saya faham itu Unnes konservasi
yang didalamnya masih sejuk dengan
kaderisasi konservasi. adanya banyak pohon, lalu jalan kaki atau
A. Pemahaman Civitas Akademika FIP bersepeda untuk menuju ke gedung
terhadap Wacana Konservasi kampusnya agar kalau pakai motor kan
Pemahaman akan konservasi bagi civitas bising berpolusi serta kalau jalan kaki atau
naik sepeda biar sehat pula.
akademika merupakan hal terpenting kaitannya
Kandungannya ya mengajak agar hidup
dengan keefektifan dan kesuksesan dalam sehat untuk belajar di kampus Unnes ini.”
membangun kampus konservasi. Berbagai hal
yang mencakup 7 pilar konservasi sebagai Beberapa hal tersebut menjadi
bangunan konservasi itu sendiri perlu pemahaman tersendiri akan tanggapan
mendapatkan pemahaman di hati masing- pemahaman mengenai kampus konservasi ini.
masing civitas akademika secara keseluruhan. Hal yang tidak jauh beda pula bahkan hal yang
Bukan hanya dipahami oleh para pemimpin atau sekiranya kurang patut bagi seorang yang telah
pada tataran pejabat saja, karena meski lama bekerja dan tentu pula faham akan kampus
bagaimanapun wacana konservasi sebagai yang ditempatinya. Berikut apa yang menjadi
pembangunan yang tentu tidak akan lepas dari jawaban dari Pegawai B,
11
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
“Emboh Mas, opo kuwi konservasi, rasah inovasi bukan konservasi, hehehehe. ...ya
dipikir mumet. Kuwi urusani wong-wong biarkan aja mereka begitu, biar ada kerjaan,
pejabat. Awake dewe kene iki yo se penting hehehehe.”
gaji lancar tur tukin opo remunerasine iso
metu lancar. Bener ngunu kan Mas..?” Sejak menjadi Universitas Konservasi,
Unnes telah menyita perhatian masyarakat luas.
Berbeda lagi dengan hasil yang diperoleh Diawali dengan dideklarasikannya pada Maret
saat dipertanyakan kepada pejabat yang ada di 2010, Unnes telah banyak penghargaan yang
FIP, berikut yang disampaikan oleh salah didapatkan. Penghargaan Kalpataru, green
seorang Pejabat di FIP, community hingga berbagai ajang award telah
“Mengkodisik Mas, aku dibantu nyebutke banyak didapatkan dan kesemua itu berkat
konservasi kui se opo wae. Neg secara
menyeluruh aku rodo lali ... kalau adanya kampus konservasi. Wacana konservasi
pemahaman dari beberapa itu di kampus memberikan banyak hikmah, serta berbagai
FIP itu sendiri telah mengusahakan kegiatan dalam mengembangkan Unnes sebagai
kaidah-kaidah akan konservasi. Adanya rumah ilmu. Banyak pengembangan yang
green building, green transportation, rendah kemudian terfokus pada makna konservasi.
energi kita meminimalisir penggunaan AC,
paperless, green kampus masih kita Namun beberapa realitas tersebut belum
ketemukan di fakultas kita ini barangkali didukung dengan adanya pemahaman akan
jika dibanding dengan fakultas-fakultas wacana konservasi dari civitas akademika
lain. Meski beberapa waktu ini banyak Unnes. Dalam kajian ini adalah civitas
kendala karena masih pada masa bangun akademika di Fakultas Ilmu Pendidikan.
gedung juga perbaikan tempat parkir kita,
sehingga tempat parkir dialihkan bahkan Sebagaimana hasil penelitian yang
itu masuk kampus. Ya kita faham saat didapatkan, pemahaman akan konservasi hanya
kondisi ini.” dipahami oleh sebagian dari civitas akademika di
lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan
Hal yang sekiranya disampaikan oleh Universitas Negeri Semarang (FIP Unnes).
seorang dosen di FIP yang mencoba untuk Pemahaman dari kalangan mahasiswa masih
mengajak agar tetap kita terus berusaha menunjukkan tingkat yang rendah. Namun hal
memahami konservasi, meski dianggapnya ini tidak ditujukkan sebagaimana pejabat yang
langkah-langkah dalam menumuskan dan ada. Pejabat berposisi paling tinggi dari civitas
mengajak warga kampus itu masih belum akademika lain dalam memahami konservasi.
maksimal. Berikut yang disampaikan oleh Dosen Dalam pemahaman implementasi konservasi
A, seperti yang disampaikan Usman (2002: 70),
“Pemahaman akan konservasi itu selaras implementasi adalah bermuara pada aktivitas,
dengan kehidupan Mas. Makna yang bisa aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu
dipetik dari konservasi itu sendiri secara
luas, bukan hanya sejuk banyak sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas,
pepohonan di dalam kampus, lalu di dalam tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
kampus harus bersepeda atau jalan kaki, mencapai tujuan kegiatan. Dikemukakan juga
tapi juga etika dan budaya itu menjadi oleh Setiawan (2004: 39) bahwa implementasi
tumpuhannya. Kemudian pengurangan adalah perluasan aktivitas yang saling
akan penggunaan kertas paperless, dan
juga bagaimana mempersiapkan kader menyesuaikan proses interaksi antara tujuan
konservasi itu juga penting sekali. Agar dan tindakan untuk mencapainya serta
konservasi di kampus ini tetap terjaga dan memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang
keberlanjutan. Tidak seperti yang kita lihat efektif. Kondisi demikian belum didukung
sekarang kalau dibandingkan dengan dengan realitas yang ada dalam pemahaman
kondisi-kondisi sebelumnya.”
konservasi pada civitas akademika di FIP. Proses
Diungkap hal lain pula dari seorang dosen interaksi saling memahami, saling memberikan
FIP, berikut yang disampaikan disaat peneliti perhatian akan makna dan pemahaman
mencoba berkomunikasi dengan chatting melalui konservasi belum terjadi di lingkungan FIP
facebook, “aq rak mudeng mas, soale ... kui Unnes. Bahkan dapat ditunjukkan adanya civitas
12
Analisis Implementasi 7 Pilar Konservasi Universitas Negeri Semarang di Fakultas Ilmu pendidikan
akademika yang masih acuh tak acuh mengenai memelihara beberapa burung. Kita lihat
konservasi yang ada di Unnes kita ini. pula di dekat gedung GSG di atas pompa
Kondisi yang dapat diambil makna pada air itu ada bekukon rumah burung dara
yang bisa terbang bebas kesana kemari,
pemahaman konservasi khususnya di lingkungan tapi ya itulah lama-lama berkurang ada
FIP Unnes, masih memberikan keterbatasan yang dibedili.”
untuk mengembangkan Unnes sebagai kampus
konservasi secara penuh. Meski bagaimanapun, Dari pernyataan tersebut, barangkali dapat
civitas akademika di lingkungan Unnes di kita pahami sungguh bagaimana implementasi
berbagai fakultas apapun itu, menjadi warga konservasi yang ada di FIP ini. Namun dari
sekaligus keluarga besar Unnes sangat beberapa hal yang peneliti dapatkan mengenai
mempengaruhi dinamisasi suatu institusi konservasi keanekaragaman hayati, banyak dari
bergerak maju dan berkembang. Kampus informan hanya memahami dari segi tumbuhan
konservasi, seharusnya semua civitas akademika atau pepohonannya saja. Ibarat kalau konservasi
memiliki pemahaman apa yang ada didalamnya itu berarti identik dengan kampus hijau, dan
ibarat apa yang ada di dalam keluarganya hijau itu dari masih banyaknya pepohonan yang
sendiri. ada di sekitar kampus. Sehingga indentitas dari
konservasi keanekaragaman hayati ini masih
B. Implementasi 7 Pilar Konservasi di FIP dipahami baru sekedar banyaknya pohon yang
1) Keanekaragaman Hayati (biodiversitas) ada. Hal ini disampaikan oleh Mahasiswa D,
Konservasi dalam keanekaragaman hayati “oh.....ternyata konservasi itu bukan hanya
ini dapat terdeskripsikan dengan adanya kampus yang masih hijau masih banyak
pepohonannya ya Pak, bisa juga adanya
keragaman serta kekayaan spesies yang ada.
fauna di sekitar kampus. Makanya saya
Konservasi keanekaragaman hayati dapat lihat pertama kali ada kurungan burung di
mencakup baik flora maupun fauna yang ada di dekat gazebo itu termasuk tindakan
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Tumbuhan konservasi....., saya kira hanya di FIP itu
ataupun pepohonan yang ada di FIP masih pengen terlihat lain dari fakultas lain
dengan adanya sangkar itu tadi Pak. Hee
tergolong rindang. Masih banyak pepohonan
heee ya ya Pak, saya baru tahu itu.”
yang bisa dikatakan bahwa FIP hijau,
adakalanya dikenal dengan sebutan konservasi Beberapa hal yang disampaikan itu lebih
hijau. Hal ini yang kemudian lebih dikenal bisa dimaklumi, namun tidak untuk yang
semua kalangan yang ada di Universitas Negeri demikian ini, sebagaimana yang dikemukakan
Semarang (Unnes). Dikatakan konservasi kalau oleh pegawai B, “...mboh Mas, opo kuwi
masih banyak tumbuhan/pepohonan yang konservasi, rasah dipikir mumet. Kuwi urusani
berada di dalam lingkungan kampus. wong-wong pejabat. Awake dewe kene iki yo se
Sebagaimana dikatakan oleh Mahasiswa C, penting gaji lancar tur tukin opo remunerasine
“yang saya pahami tentang kampus iso metu lancar.”
konservasi itu adalah masih terdapat 2) Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal
banyaknya pepohonan yang ada disekitar Konservasi arsitektur hijau juga lebih
kampus Bapak, dan bis unnes yang masuk dikenal dengan green architecture atau green
kampus itu. Dia juga menambahkan, building. Namun konteks hal ini bukan
“Kalau di FIP ini masih tergolong rindang. kemudian, bahwa kampus itu dicat dengan
Makanya FIP sering disebut kampus FIP warna hijau itu tidak. Berbagai hal mengenai
hijau”. konstruksi bangunan hingga manajemen
pengelolaan gedung menjadi ciri dari arsitektur
Begitu pula yang diungkap oleh Pejabat di
hijau. Kondisi tersebut diantaranya; bangunan
FIP,
yang memaksimalkan pencahayaan,
“... kalau di FIP ini masih tergolong hijau
Mas. Kita tahu sendiri di FIP masih pertimbangan desain secara vertikal, ada kolam
rindang dan bukan hanya itu saja kemarin- air sekitar bangunan (tumbuhan dan air sebagai
kemarin kita mengusahakan untuk pengatur iklim), minimalisir penggunaan
13
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
material baru lokal yang tidak merusak Unnes itu beroperasi, jika hari Senin-Kamis
lingkungan, hemat energi listrik, otomatisasi pukul 06.30-16.00 WIB dan Jum’at pukul 06.30-
lampu, ventilasi udara, jendela dan atap yang 14.30 WIB. Penggunaan alat transportasi yang
bisa dibuka untuk hawa sejuk, minimalisir ramah lingkungan; penataan sirkulasinnya; titik
penggunaan AC dan lift, interior bangunan parkir yang dilengkapi sarana prasarana
dengan bercat cerah tidak menyilaukan. mendukung; tata kelola sepeda dari manajemen
Terkait dengan hal tersebut, beberapa hal peminjamannya, distribusi, operasional, dan
yang dikemukakan oleh civitas akademika FIP pemeliharaan; jalur khusus sepeda; dan ruang
sebagaimana yang disampaikan oleh pejabat di dan fasilitas pejalan kaki.
FIP, Beberapa hal diungkapkan oleh salah
“untuk green building kita sudah mencoba seorang Pejabat di FIP,
untuk itu, seperti gedung baru kita yang “... yang kaitannya dengan transportasi
fainsyaAllah sekitar Januari akan selesai internal agak rewel Mas, ngeladeni wong
dan ojo ngasi molor meneh lah. Lalu sing podo mbregudul. Tapi kita tetap
semua gedung kita ini karna dinding yang berusaha seperti sekarang ini tempat parkir
tinggi identik dengan sirkulasi udara dan kita usahakan ke Bapak PR 2 langsung
tidak panas sudah bisa kita manfaatkan untuk bisa mendanai tempat parkir kita
untuk rendah energi non AC. Gedung insyaAllah tempat parkir kita bisa baik dan
sudah sesuai standar yang ada dalam memungkinkan untuk itu. Meski sekarang
konservasi tersebut. jendela tetap masih ini kita mengalihkan tempat parkirnya dan
harus bisa dibuka. Kantin low energy ada memungkinkan mahasiswa serta Bapak Ibu
jaringan internet juga di sana, kita pun Dosen dan Karyawan bisa masuk parkir
berusaha membuat selasar untuk pejalan dekat dengan gedung.”
kaki yang menghubungkan antar
gedung/bangunan.” Selaras dengan apa yang disampaikan
tersebut, mahasiswa E mengemukakan,
Berbeda dengan apa yang disampaikan
“Sistem transportasi internal seperti bis
oleh mahasiswa, justru memang kalau pihak yang muter mengangkut mahasiswa juga
pejabat sudah barang tentu mereka tahu, faham bisa dosen dan pegawai, tapi untuk
dan bagaimana halnya. Berikut yang sekarang ini sepertinya bis yang jalan
diungkapkan oleh Mahasiswa A, semakin sedikit. Sedangkan sepeda kami
“yang saya ketahui untuk konservasi para mahasiswa di FIP tidak ada layanan
bidang arsitektur hijau itu berarti gedung peminjaman, kalau dulu dari pusat itu
atau bangunan ya Pak. Bisa mungkin setiap weekend kami bisa pinjam untuk
gedung kita FIP berwarna hijau atau berolahraga dengan meninggalkan kartu
sekeliling gedung masih hijau masih mahasiswa. Di FIP ini untuk sekarang
banyak pepohonan. Maaf Pak, saya kurang memang sedang kacau Pak, tapi itu kan
tahu pasti. Kalau Bapak sendiri seperti apa hanya sementara ada pembangunan
itu arsitektur hijau..?” gedung baru, tempat parkir di paving,
setelah itu pasti akan baik kembali.”
Mahasiswa B juga menyampaikan hal
yang sama sebagai berikut, “untuk arsitek hijau Demikian pula yang tersampaikan oleh
itu berarti bangunan atau gedungnya bercat hijau Mahasiswa A saat ditanyakan beberapa hal
mungkin itu ya Pak ya. Atau masing-masing secara runtut mengenai sistem transportasi
gedung dikelilingi oleh pepohonan sehingga internal sebagaimana berikut,
masih nampak hijau asri gitu kali Pak.” Untuk “untuk bis Unnes yang beroperasi di dalam
kali ini pegawai A menanggapinya sebagai kampus sudah sesuai dengan jamnya, tapi
berikut, “arsitektur hijau itu berarti ya kalau di nampaknya bis semakin berkurang dan
sudah tidak menjadi perioritas lagi untuk
FIP itu identik dengan hijau maka serba hijau. mahasiswa karena kami sudah bisa parkir
Bisa cat gedungnya, gordennya, atu bahkan di gedung terdekat saat kami kuliah. Untuk
seperti keset besar itu identik dengan hijau.” penataan sirkulasi sudah baik sudah ada
Konservasi kaitannya dengan hal sistem shelter-shelter di tiap fakultas, lalu titik-titik
transportasi internal yaitu beberapa hal yang parkir sudah diatur tapi belum baik hampir
itu di semua fakultas, ada juga jalur khusus
mencakup bagaimana transportasi internal bis
14
Analisis Implementasi 7 Pilar Konservasi Universitas Negeri Semarang di Fakultas Ilmu pendidikan
sepeda dan pejalan kaki, tapi untuk internal yang kemudian adanya titik parkir yang
peminjaman sepeda sekarang tidak tahu. mendukung serta sirkulasi transportasinya.
Apalagi di FIP itu tidak bisa kami pinjam Selain itu juga adanya manajemen pengelolaan
sepeda sejak dari dulu sewaktu
digalakkannya konservasi untuk bersepeda. sepeda kampus yang memang belum dapat
Begitu Pak.” dilaksanakan dengan baik dan sepenuhnya.
3) Pengelolaan Limbah
Untuk pemenuhan triangulasi sumber dari Pilar konservasi dalam bidang
sumber berbeda, hal yang sama disampaikan pengelolaan limbah memberikan gambaran
oleh pihak pejabat serta pegawai/karyawan juga bagaimana organisasi dan manajemen yang jelas
dosen. Oleh Pejabat disampaikan sebagai untuk mengelola limbah yang ada di kampus,
berikut, yang bisa juga untuk meningkatkan
“... iya Mas, memang untuk layanan kesejahteraan lingkungan masyarakat,
sepeda dari dulu kami masih terkendala. melindungi fasilitas sosial dan sumber daya alam
Apalagi untuk pemeliharaan. Tapi sempat yang ada yakni seperti keberadaan air. Kondisi
waktu itu awal-awal disediakan sepeda
untuk mahasiswa yang dapat dipinjam, sebagaimana yang ada di kampus FIP untuk
tapi ya pengelolaannya tidak baik. Ya pengelolaan sampah yang sekiranya telah
akhirnya mahasiswa pun belum bisa disediakan tempat sampah pada masing-masing
menikmati secara penuh dan menyeluruh gedung sekaligus berada masing-masing ruang
untuk peminjaman sepeda. Akhirnya pun kelas kuliah pun tidak dikelola dengan baik.
karena biaya ongkos pemeliharaan sangat
tinggi, maka sepeda akhirnya tidak terurus. Prinsipnya yaitu pengelolaan atau daur ulang
Tapi sepeda yang untuk kami-kami masih sesuatu yang sudah terpakai dengan
tetap ada dan kalau mau dipinjam oleh menggunakan 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan
pihak dosen atau karyawan boleh, tapi Recycle. Reduce merupakan tindakan mengurangi
tidak untuk mahasiswa karena bisa-bisa sampah pembuangan, Reuse adalah
dibawa pulang kos dan selama beberapa
hari. Payah itu nanti.” menggunakan kembali sesuatu yang masih bisa
atau layak dipakai, dan Recycle, tindakan
Berikut juga yang disampaikan oleh mendaur ulang kembali sesuatu.
Dosen B, Dapat diketemukan waktu dulu ada
“dulu sepertinya ada disediakan sepeda tempat sampah yang dibedakan antara tong
yang khusus untuk mahasiswa, tapi warna biru dan kuning pembedaan antara
sepertinya kog sudah pada rusak karena organik dan anorganik tetap saja tidak efektif.
memang tidak terawat kali. Akan tetapi Hingga sekarang tentu dapat kita lihat di sekitar
sepeda untuk dosen atau karyawan justru kampus FIP, tempat sampah belum terkelola
tidak ada, yang ada adalah sepeda untuk dengan baik. Seperti apa yang disampaikan oleh
para pejabat fakultas. Bagi dosen yang Mahasiswa B,
sepuh itu sudah tidak bermanfaat lagi Mas. “Pengelolaan limbah yang ada di FIP ini
Yang tentang bis ya memang bis itu sepertinya biasa-biasa saja Pak.
Kadangpula sering saya melihat
beroperasi tiap hari hanya jalan dengan mahasiswa membuang bungkus jajanan itu
gigi 1 dan 2 saja, saat dipinjam untuk dibuang begitu saja tidak pada tempat
takziah atau mendatangi manten itu kan sampah. Mungkin saja tempat sampah
terasa bis tidak bisa lari kencang, tidak mencukupi untuk masing-masing ada
barangkali bisnya pun akan cepat rusak di depan ruang, bisa juga kesadaran
mereka. Sepertinya sampah atau limbah
mesinnya.” sudah dikelola dari masing-masing
fakultas, contohnya di FIP ada motor atau
Berbagai pendapat mengenai
kendaraan sampah yang bisa mengangkut
implementasi sistem transportasi memberikan sampah yang ada di FIP lalu di setor atau
wujud pemahaman yang kompleks dibanding dikelola di suatu tempat. Kalau di FT
dengan pilar konservasi sebelumnya. Ini yang sempat waktu itu mendesain suatu alat
kemudian civitas akademika lebih memahami untuk mengolah limbah plastik menjadi
akan konservasi dengan adanya transportasi
15
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
bahan bakar minyak. Mungkin di FIP bisa pemasangan gentinya saja tetap terus dipakai
seperti itu apa tidak ya Pak..? hheehee..” untuk tempat jalan. Ini dikhawatirkan terjadi
kecelakaan kerja bukan dari pekerja tapi yang
Sekaligus Pejabat di FIP menegaskan hal melewati jalan itu, baik itu mahasiswa, dosen
yang sama sebagai berikut, maupun karyawan.
“di FIP untuk pengelolaan limbah yang
laku direcycling diambil oleh petugas
kebersihan yang itu meliputi limbah kertas, 4) Kebijakan Nirkertas
plastik, bongkaran besi, maupun kayu. Kebijakan nirkabel konservasi ini lebih
Kita juga punya kendaraan pengangkut sering dipahami dan dikenal dengan paperless.
sampah untuk disetor atau dipindah dari
Padahal secara konteks keseluruhan bukan
FIP ketempat penampungan TPS. Waktu
dulu itu sempat ada tong biru dan kuning hanya itu. Memang paperless minimalisir
tapi ternyata tidak efektif sudah tidak ada penggunaan kertas itu termasuk, tapi masih
lagi sekarang tempat sampah pembeda banyak hal lain seperti halnya; pengembangan
antara yang organik dengan yang sistem aplikasi berbasis web, pengembangan
anorganik. Kita hanya menemui misal tong
penerbitan secara online, peningkatan sarana
biru itu untuk semua jenis sampah. Itu
biasanya ditempatkan di ruang ruangan pendukung dan pengembangan organisasi
pada tempat alam bebas. Beda untuk yang melalui jaringan internet dengan memanfaatkan
di dalam. Coba lihat yang dekat pintu misal group di media sosial, fasilitas sms gateway,
masuk TU itu, sehingga dari segi ini pun serta bentuk-bentuk sistem pembelajaran
indah dipandang. Untuk kertas-kertas yang
perkuliahan dengan memanfaatkan aplikasi
masih bisa dikelokan, maka petugas
kebersihan menjualnya ke pengepul.” berbasis web. Hal ini banyak mahasiswa yang
telah memahaminya. Seperti apa yang
Petugas Kebersihan A juga diungkapkan Mahasiswa A berikut ini,
menyampaikan seperti berikut, “konservasi dalam bidang nirkabel itu
“iya Mas, berbagai sampah kita seperti apa yang selama ini kita kenal
kumpulkan kalau sudah banyak maka akan dengan sebutan paperless itu ya Pak. Tapi
saya setor ke pusat dengan kendaraan sepertinya tidak cukup demikian.
sampah. Untuk yang kertas-kertas kita Penggunaan metode tugas atau
yang biasanya seringkali dosen atau dari pembelajaran melalui pemanfaatan aplikasi
TU minta untuk mengambil kertas-kertas website dari dosen untuk mahasiswa,
yang sudah tidak terpakai lagi, maka saya berbagai informasi yang dapat kita akses
menjualnya ke pengepul. Kadangkala secara cepat dengan adanya banyak model
untuk limbah bongkaran dari gedung atau seperti sikadu, simawa, lalu ada bimbingan
bangunan yang diperbaiki seperti skripsi online, si-bima dan banyak yang
bongkaran besi, kayu selain kalau bisa saya lain. Itu semua memudahkan bagi kami
gunakan di rumah ya saya pakai atau saya sehingga kalau ada pengumuman-
jual. Tapi nek kita lihat sekarang ini, pengumuman langsung online dari web
banyak bongkaran-bongkaran hasil tidak harus memakai kertas diumumkan
bangunan yang tidak bisa termanfaatkan karena butuh waktu lama juga kalau
serta material-material yang kita lihat di seperti itu. Kurang lebih begitu Bapak.”
sekeliling itu sangat menggangu bahkan
kita mau olahraga tonnis saja tidak bisa.” Mengenai implementasi kebijakan
nirkabel di lingkungan FIP, Mahasiswa B
Memang pada saat ini, di FIP sedang mengemukakan,
masa pembangunan gedung baru, lalu perbaikan “kebijakan tersebut bagus Pak, apalagi
masjid yang dulunya mushola dibesarkan, dan untuk mengurangi tingkat ketergantungan
akan kertas. Sehingga semua bisa
pembuatan-pembuatan selasar penataan jalur
diselaraskan secara online, lebih cepat,
jalan untuk menghubungkan masing-masing efektif, efisien. Tidak butuh anggaran
gedung masih terlihat berantakan dan kertas lagi. Kalau di FIP fasilitas akan wifi
berserakan. Hal ini kadangpula ditakutkan hal- tinggi sehingga mudah disaat kita
hal yang tidak dikehendaki misalnya saja, saat menggunakan sistem yang beraplikasi
berbasis website. Semoga bisa
selasar itu belum jadi hingga masih pada waktu
dikembangkan.”
16
Analisis Implementasi 7 Pilar Konservasi Universitas Negeri Semarang di Fakultas Ilmu pendidikan
17
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
18
Analisis Implementasi 7 Pilar Konservasi Universitas Negeri Semarang di Fakultas Ilmu pendidikan
19
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
secara menyeluruh bagi mahasiswa harus dapat disikapi dan menjadi perhatian
mengenai bagaimana saja cara bersama akan terbentuknya keluarga Unnes
mengimplementasikannya, dan saya belum mencakup semua orang yang berada atau
pernah mendapatkan sosialisasi akan yang
namanya konservasi itu yang bagaimana bekerja yang secara tidak langsung menjadi satu
saja melalui 7 pilarnya itu. Di web Unnes keluarga besar di Unnes kampus konservasi ini.
juga tidak ada yang khusus membahas Jati diri Unnes tentu terletak pada warga Unnes
konservasi, yang ada ya itu seperti sikadu, itu sendiri. Begitupula untuk mewujudkan
sitedi, simawa dan si si yang lain deh Pak. kampus konservasi dengan tujuh pilarnya, tentu
Sedangkan untuk faktor pendukungnya,
mungkin para pemimpin yang ada di menjadi tanggung jawab bersama. Kemajuan,
tingkat universitas dan fakultas pasti sudah keberhasilan tentu akan dirasakan oleh semua
tahu yang bagaimana itu konservasi karena warga Unnes, dengan demikian proses menuju
saya sering menjumpai dari pejabat FIP hal tersebut juga sangat dipahami bersama
sendiri selalu menekankan kalimat dalam kerangka keluarga besar Unnes. Hal ini
konservasi atau salam konservasi di saat-
saat kegiatan yang saya ikuti dengan terungkap dengan yang disampaikan oleh salah
adanya Beliau. Mungkin itu saja Pak.” satu pejabat yang ada di FIP, yakni sebagai
berikut,
Namun apa yang dikemukakan “sebenarnya untuk faktor penghambat dan
Mahasiswa A tersebut kurang senada dengan pendukung itu kembali pada masing-
sebagaimana yang dikemukakan oleh masing individu. Apakah individu itu mau
berusaha untuk memahami atau tidak,
Mahasiswa D. Berikut yang dikemukakan, mau berusaha untuk saling menguatkan
“faktor penghambat dalam konservasi yang apa tidak, bahkan mau berusaha untuk
saya pahami adalah kurangnya penekanan mengembangkan secara bersama apa tidak.
pada semua kalangan civitas akademika Nah, inilah yang kemudian sangat
tanpa terkecuali dengan adanya konsep berpengaruh terhadap perwujudan Unnes
dan penerapan implementasi konservasi di sebagai kampus konservasi. kalau kita
Unnes ini. Sehingga yang namanya tahu, Unnes tentu telah berusaha dalam
pegawai TU bahkan cleaning servis berbagai tindakan bersama mewujudkan
semuanya pada tahu dan memahami Unnes sebagai kampus konservasi. Banyak
bagaimana menerapkan konservasi kegiatan yang telah dilakukan, bahkan
tersebut. dengan begitu tidak hanya para dalam pengembangan struktur
pejabat yang tahu dan para dosen, kurikulumnya, beberapa mata kuliah
mahasiswa pun tentu masih rendah tingkat sebagai penguat konservasi, ada
pemahamannya akan konservasi, meski pendidikan lingkungan hidup, pendidikan
sudah mendapatkan mata kuliah PLH. karakter, pendidikan multikultural yang
Mungkin juga untuk tindakan konservasi semuanya itu memberikan banyak
tidak setengah-setengah dijalankan Pak, pengetahuan untuk mahasiswa sekaligus
harus sepenuhnya dan berlanjut. dosen pengampu untuk lebih
Sedangkan untuk faktor pendukung yaitu mengembangkan dari segi makna dan
mereka-mereka yang mendukung adanya implementasinya. Meski masih banyak
konsep konservasi yang dicanangkan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan
Unnes. Melalui adanya mata kuliah PLH konservasi, tapi mari kita pahami bersama
sangat membantu dalam penyampaian bagi apa yang telah dilakukan selama ini hingga
mahasiswa. Dalam beberapa event menjadikan Unnes besar seperti ini.
kegiatan dengan bertemakan konservasi Artinya jangan pernah mengambil
sangat mendukung akan makna dari tindakan untuk memperlambat kemajuan
konservasi tersebut. sehingga perbanyak Unnes ini bahkan kemunduran dari
dan senantiasa libatkan semua akademisi dinamisasi itu sendiri.”
dalam kegiatan tersebut. itu yang bisa saya
sampaikan Bapak.” Hal senada pun disampaikan oleh Dosen
C terkait faktor penghambat dan pendukung
Beberapa hal tentu dimaknai oleh
perwujudan kampus konservasi ialah sebagai
mahasiswa secara berbeda. Dan tentu pula tidak
berikut,
menutup kemungkinan yang terjadi baik sesama
“Hal-hal yang berkaitan dengan faktor
dosen, maupun karyawan. Oleh karena tentu pendukung dan penghambat dalam
20
Analisis Implementasi 7 Pilar Konservasi Universitas Negeri Semarang di Fakultas Ilmu pendidikan
21
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
mewujudkan universitas konservasi bertarap tergambar dari semua fakultas yang ada serta
internasional dengan menyertakan langkah- koordinasi dan pemantauan secara intens
langkah strategis dalam mewujudkannya. dipupuk dengan pendekatan kekeluargaan demi
terjalin konservasi bersama. Setidaknya masing-
PENUTUP masing fakultas memiliki ciri khas sebagai
Simpulan identitas konservasi itu sendiri.
Sejak dideklarasikannya Unnes sebagai
universitas konservasi pada Maret 2010 hingga DAFTAR PUSTAKA
saat ini. Beberapa hal didapatkan dari penelitian
ini yang menyimpulkan mengenai pemahaman, Adishakti. 2007. Pelestarian.
implementasi 7 pilar konservasi di FIP dan http://www.scribd.com/doc/51637900/
faktor penghambat dan pendukung perwujudan pelestarian. bahan pustaka diakses pada
universitas konservasi melalui 7 pilar tanggal 2 April 2014.
konservasinya. Pemahaman civitas akademika Dasman, RF. 1968. Sebuah Aneka Negara.
FIP terhadap wacara konservasi belum MacMillan Company, New York. ISBN
menujukkan sepenuhnya pemahaman secara 0-02-072810-7.
menyeluruh dari segi konteks maknanya. Harsono, Hanifah. 2002. Implementasi
Menunjukkan bahwa dari pejabat memiliki Kebijakan dan Politik. Yogyakarta:
pemahaman lebih baik dibandingkan dengan Rhinheka Rasa.
beberapa civitas akademika lain yang ada di FIP, http://www.biology-
baik itu mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan online.org/dictionary/Conservation,
maupun tenaga teknis lainnya. diakses pada 29 Maret 2009.
Implementasi 7 pilar konservasi yang ada Irwanto. 2006. http://www.indonesiaforest.net/
di lingkungan FIP masih menonjolkan beberapa silvika.html.
pilar dominan saja yaitu arsitektur hijau dan Japan International Cooperation Agency (JICA),
transportasi internal. Pilar nirkertas; konservasi 2001 : 11-3,11-7, Draft Naskah Akademis
etika, seni dan budaya; kaderisasi konservasi; Rancangan Peraturan Perundang –
keanekaragaman hayati; pengelolaan limbah; undangan Pengelolaan Persampahan,
dan energi bersih menjadi runtutan rensta Pusat Informasi Lingkungan Hidup, State
sekaligus dimasukkan dalam perioritas yang Of the Environment Report Indonesia,
membutuhkan pengembangan besar ke depan. Bapedal, Jakarta.
Sedangkan pada faktor penghambat dan Karim, Fatkurrahman Abdul. 2011. Konservasi
pendukung dalam perwujudan universitas Alam, Gerakan hijau, dalam Suatu
konservasi melalui 7 pilar konservasi tersebut Perspektif.
menempatkan psikologi mental dari semua http://unikonservasifauna.org/2011/10/
warga Unnes menjadi perhatian utama. konservasi-alam-gerakan-hijau-dalam-
Komitmen dan partisipasi bersama menjadi suatu-perspektif/ diakses tanggal 5 Mei
tanggung jawab untuk mendukung, menjaga, 2014.
memantau dan berkoordinasi dalam Peraturan Rektor Unnes Nomor 27 Tahun 2012
mewujudkan universitas konservasi yang unggul, tentang Tata Kelola Kampus Berbasis
sehat dan sejahtera. Konservasi di Universitas Negeri
Saran Semarang.
Perwujudan Unnes sebagai universitas Rahardyan, B. dan Widagdo, A.S. 2005.
konservasi masih perlu banyak hal yang harus Peningkatan Pengelolaan Persampahan
diperhatikan. Pemahaman menyeluruh civitas Perkotaan Melalui Pengembangan Daur
akademika Unnes melalui penekanan-penekanan Ulang. Materi Lokakarya 2 Pengelolaan
berbagai tindakan konservasi secara Persampaham di Propinsi DKI Jakarta.
keberlanjutan harus terus dilakukan. Jakarta.
Implementasi 7 pilar sepenuhnya dapat
22
Analisis Implementasi 7 Pilar Konservasi Universitas Negeri Semarang di Fakultas Ilmu pendidikan
23
Bagus Kisworo & Mu’arifuddin / Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1, Tahun 2015
24