Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEBAGAI KAMPUS KONSERVASI

Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai salah satu universitas negeri ternama di Semarang telah
dikenal secara luas dengan deklarasi pada Maret 2010 sebagai kampus konservasi. UNNES bertekad
menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara lestari
terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa. Hal ini tidak jauh dari konsep pembangunan
berkelanjutan yang diterapkan pada level kawasan kampus. Maka perlu dikaji kembali mengenai
pemenuhan kriteria-kriteria kampus berkelanjutan yang sudah dipenuhi oleh UNNES. Berdasarkan
perumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan pada sebuah pertanyaan penelitian, yaitu
“Bagaimana perwujudan pendekatan keberlanjutan dalam pembangunan dan pengembangan UNNES
sebagai kampus konservasi?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengkaji dan menilai upaya
perwujudan pendekatan keberlanjutan dalam pembangunan dan pengembangan kampus konservasi.
Kajian akan dilakukan terhadap konsep kampus konservasi UNNES, implementasi program kampus
konservasi yang telah dilaksanakan serta capaian UNNES dalam mewujudkan kampus konservasi sebagai
bentuk dari sustainable campus. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel
yang diteliti antara lain meliputi konsep kampus konservasi, kualitas lingkungan alam, manajemen
kawasan kampus, kesehatan warga kampus, estetika kawasan, partisipasi warga kampus dan kualitas
SDM, riset dan kurikulum, serta rencana kebijakan di masa mendatang. Analisis yang digunakan adalah
analisis mengenai konsep kampus konservasi UNNES terhadap konsep kampus berkelanjutan, analisis
implementasi program kampus konservasi UNNES, dan analisis capaian UNNES dalam mewujudkan
konsep kampus konservasi dengan keberlanjutannya. Hasil yang didapat setelah melakukan analisis
yaitu bahwa UNNES belum berkelanjutan karena masih terfokus pada satu pilar, yaitu lingkungan..
Rekomendasi berdasarkan hasil dari penelitian ini yaitu pengoptimalan dan pemberdayaan mahasiswa
selain sebagai kader konservasi juga dapat dilibatkan dalam proses perencanaan dan pembangunan
hingga sampai tahap monitoring dan evaluasi program-programnya.

Tanggal 12 Maret 2010 Unnes mendeklarasikan diri menjadi Universitas Konservasi. Sebagai Universitas
Konservasi, Unnes Harapan untuk menerapkan prinsip perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan
terhadap sumber daya alam dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan dalam pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk mengawal kebijakan tersebut, dibentuk tim konservasi pada tahun
2009. Tim Konservasi menyusun rancangan dan blue print untuk mempersiapkan Unnes sebagai
Universitas Konservasi. keberadaan tim konservasi memiliki nilai penting karena Unnes memerlukan
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan secara tersistematissi dalam hal pengembangan
konservasi, baik fisik maupun nonfisik.

Pada tahun 2010, tim konservasi dibentuk kembali sebagai upaya mewujudkan Unnes sebagai
Universitas Konservasi. Tim ini memiliki tugas untuk mengembangkan beberapa kebijakan dan kegiatan
dalam hal keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan tata kelola transportasi internal kampus,
pengelolaan sampah, energi bersih, kebijakan tanpa kertas, konservasi seni dan budaya, serta
penanganan kader konservasi. Bidang-bidang yang semakin terspesialisasi dalam tim konservasi
bertujuan untuk menangani bidang-bidang yang fokus pengembangan Unnes sebagai Universitas
Konservasi. Pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 8 tahun 2011 tentang Statuta Universitas Negeri Semarang, Visi Unnes sebagai Universitas
Konservasi kian Tegas. Sejak saat itu Unnes memiliki visi “menjadi universitas konservasi bertaraf
internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020”. Hal ini semakin meneguhkan posisi
penting Badan Pengembang Universitas Konservasi sebagai badan yang berperan penting untuk
mewujudkan visi Unnes. Sejak saat itu, Tim Konservasi pada tahun 2011 menjadi Badan Pengembangan
Universitas Konservasi berdasarkan SK Rektor Unnes Nomor 35/P/2011. Badan Pengembangan
Konservasi UNNES merupakan salah satu Badan Pengembangan Konservasi UNNES, dan memiliki tugas
untuk mengembangkan nilai-nilai konservasi di lingkungan UNNES dan sekitarnya.

UNNES sebagai kampus konservasi sudah mewujudkan beberapa hal antara lain :

1. Rumah Kompos

Universitas Negeri Semarang tidak terlepas dari masalah sampah. Tiap harinya Unnes banyak
menghasilkan sampah dalam jumlah besar, sampah tersebut terdiri dari sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah yang paling dominan dihasilkan adalah sampah daun karena seperti yang kita
ketahui bahwa kawasan Unnes banyak ditumbuhi pohon rindang yang menghasilkan sampah daun
setiap harinya. Unnes merupakan Universitas konservasi yang memiliki tujuh pilar konservasi salah satu
diantaranya adalah waste management. Pilar tersebut diwujudkan dengan dibangunnya rumah kompos.
Apa yang dimaksud dengan rumah kompos ? Bagaimana pengelolaan sampah di rumah kompos ?
Rumah kompos didirikan pada tahun 2010 dan diprakarsai oleh seorang dosen kimia yang bermula dari
keprihatinan akan kurangnya pengolahan sampah yang melimpah di Unnes. Tujuan utama dari
didirikannya rumah kompos adalah untuk membangun kesadaran akan pengolahan sampah, bahwa
sampah memiliki manfaat dan dapat bernilai ekonomis apabila dikelola dengan baik.

Pengelolaan sampah di rumah kompos yaitu dengan cara menerima satu tossa sampah perhari yang
didominsi oleh sampah aun. Sampah daun tersebut. Sampah daun tersebut kemudian diolah menjadi
pupuk kompos. Hasil produksi kompos saat ini sudah diperjual belikan karena sudah lolos uji mutu.

Fungsi dari didirikannya rumah kompos yaitu untuk pengolahan, penelitian, pengabdian, dan
pendidikan. Secara tidak langsung rumah kompos merupakan rumah ilmu yang ada di Unnes dimana
rumah kompos adalah tempat berkumpulnya para peneliti maupun mahasiswa yang bersama-sama
mempelajari tentang konservasi dan pengolahan sampah.

2. Rumah Kupu-kupu

Rumah kupu-kupu Unnes merupakan salah satu bentuk nyata upaya konservasi, yaitu konservasi
keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh Universitas Negeri Semarang. Pada awal perkembangannya
rumah kupu-kupu ini hanya sebuah tempat kecil yang terdiri atas laboratorium metamorfosa seluas 2×3
m dan juga kandang perkawinan seluas 2×2 m yang diinisiasi dan dikelola oleh Green Community Biologi
Unnes. Dalam perkembangannya gedung tersebut pun berpindah dan menempati gedung baru yang
bertempat di komplek Kebun Wisata Pendidikan dengan bantuan dari Badan Pengembangan Konservasi
Unnes pada tahun 2009.

Rumah kupu-kupu ini merupakan sarana bagi siapapun baik masyarakat atau pelajar yang ingin belajar
mengenai kupu-kupu. Rumah kupu-kupu ini juga melakukan kegiatan pengembangbiakan dan
penangkaran beberapa jenis kupu-kupu seperti, troides helena dan papilio memnon yang nantinya akan
dilepasliarkan di area Kampus Unnes.

Berikut fasilitas-fasilitas yang terdapat di Rumah Kupu-kupu Universitas Negeri Semarang:

1. Laboratorium Metamorfosa

Laboratorium metamorfosa merupakan komponen paling penting dalam pembuatan penangkaran kupu-
kupu. Hampir sebagian besar kegiatan penangkaran dilakukan di tempat ini yakni mulai dari perawatan
telur sampai dengan menetasnya kupu-kupu dari kepompong.

2. Kandang Perkawinan

Kandang perkawinan merupakan tempat dimana kupu-kupu jantan dan betina melakukan perkawinan.
Kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong tidak membutuhkan waktu lama untuk siap memasuki
masa kawin. Adanya kandang perkawinan dimaksudkan untuk mempermudah pengawasan serta
pengambilan telur.

3. Taman Kupu-kupu

Taman kupu-kupu adalah tindak lanjut dari adanya kandang perkawinan dan laboratorium
metamorfosa. Terdapat dua macam tipe taman kupu-kupu, yaitu taman tertutup dan terbuka. Untuk
rencana ke depan, taman kupu-kupu terbuka akan dikembangkan di seluruh lahan terbuka wilayah
Kampus Unnes. Adapun jenis tanaman yang dikembangkan untuk kupu-kupu tersebut, diantaranya yaitu
asoka, sirsak, jeruk, kembang sepatu, dan aristrochia.

4. Ruang Display dan Pusat Informasi

Ruangan ini ditujukan untuk display beberapa jenis kupu-kupu yang telah diawetkan untuk tujuan
pembelajaran. Ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang pusat informasi para pengunjung.

DAFTAR PUSTAKA
Dwi Anggita Sari. (2015, November 30). Rumah Kupu-Kupu universitas Negeri Semarang. Dwi Anggita
Sari. Retrieved October 22, 2022, from https://blog.unnes.ac.id/anggita/2015/11/30/rumah-kupu-kupu-
universitas-negeri-semarang/

Nurkhalimah. (2015, November 14). Membangun Rumah Ilmu Untuk Mewujudkan Universitas
Konservasi Bereputasi. #2 – Ima's blog. ima's blog –. Retrieved October 22, 2022, from
https://blog.unnes.ac.id/nurkhalimah/2015/11/14/membangun-rumah-ilmu-untuk-mewujudkan-
universitas-konservasi-bereputasi-2/

Phramesti, R., & Yuliastuti, N. (1970, January 1). Kajian keberlanjutan Universitas Negeri Semarang
(unnes) Sebagai Kampus Konservasi (Studi Kasus: Unnes Sekaran, Semarang). Teknik PWK (Perencanaan
Wilayah Kota). Retrieved October 22, 2022, from
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/1451

Profil. (n.d.). Retrieved October 22, 2022, from


http://konservasi.unnes.ac.id/badan-konservasi-unnes/#:~:text=Sebagai%20Universitas%20Konservasi
%2C%20Unnes%20bertekad,pelaksanaan%20Tri%20Dharma%20Perguruan%20Tinggi

Anda mungkin juga menyukai