Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 3

1. Hasna Nata Nur Nakwah (2211411062)


2. Adila Adriana Putri (2211421063)
3. Bagas Prasetyo Wibowo (2211421065)

Peningkatan Kualitas Konservasi 3 Pilar

Konservasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan sesuatu secara
teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pelestarian. Dan Universitas
Negeri Semarang sebagai kampus konservasi memiliki tiga pilar konservasi yang dijadikan
sebagai penopang dan landasan dari seluruh kegiatan yang berkaitan dengan konservasi di
dalam lingkungan kampus Universitas Negeri Semarang maupun di luar lingkungan kampus.

Tiga pilar tersebut antara lain adalah; Nilai dan Karakter, Seni dan Budaya, serta
Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Ketiga pilar tersebut memiliki peran, masalah dan
solusinya masing-masing. Contohnya seperti masalah yang masih sering terjadi terkait
dengan pilar konservasi ketiga, urangnya kesadaran mahasiswa untuk memanfaatkan sumber
daya alam dengan baik serta kurangnya tingkat kewaspadaan para mahasiswa mengenai
kerusakan lingkungan sekitar.

Sebagai kampus konservasi, Universitas Negeri Semarang menyediakan mata kuliah


‘Pendidikan Konservasi’ sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan nilai-nilai konservasi
yang konservasi 3 pilar kandung. Tak hanya mata kuliah ‘Pendidikan Konservasi’ Universitas
Negeri Semarang juga memnyediakan banyak fasilitas seagai sarana untuk mewujudkan hal-
hal tersebut.

Seiring dengan berkembangnya zaman dan majunya teknologi, kualitas pembelajaran


konservasi yang diberikan kepada para mahasiswa pun mengalami peningkatan kualitas. Tak
hanya kualitas pembelajarannya saja yang meningkat, kualitas fasilitas yang disediakan oleh
Universitas Negeri Semarang pun mengalami sebuah peningkatan kualitas.

Sebagai bentuk peningkatan kualitas konservasi 3 pilar, Universitas Negeri Semarang


telah menjalankan sebuah program bernama ‘Kampus Berkelanjutan’ yang merupakan salah
satu contoh bentuk implementasi dari konservasi pilar ketiga. Adanya mobil listrik, sepeda
listrik, dan pedestrian yang termasuk dalam salah satu fasilitas kampus ini merupakan salah
satu bentuk peningkatan kualitas konservasi 3 pilar pada pilar ketiga; Sumber Daya Alam dan
Lingkungan. Dengan adanya fasilitas tersebut, kegiatan pengimplementasian konservasi pilar
ketiga ini menjadi lebih mudah.

Tak hanya itu namun sebagai bukti implementasi kampus berkelanjutan pada aspek
infrastruktur hijau yang merupakan implementasi dari konservasi pilar ketiga, Universitas
Negeri Semarang telah memiliki banyak area hutan kampus walaupun luas area hutan
kampus tersebut jika dibandingkan dengan area total masih belum optimal. Meskipun begitu
UNNES tetap memiliki rencana untuk mengembangkan ruang terbuka hijau.
Sebagai implementasi kampus berkelanjutan pada aspek energi hijau dan perubahan iklim
yang merupakan implementasi dari konservasi pilar ketiga, Universitas Negeri Semarang
juga telah memiliki fasilitas-fasilitas seperti lampu dengan sensor gerak, lampu LED yang
digunakan untuk lampu bangunan dan juga pencahayaan di taman, reflektor yang digunakan
untuk efisiensi energi, AC hemat energi, touchscreen LED PC sebagai ganti LCD proyektor.
Universitas Negeri Semarang juga telah membangun smart building yang didalamnya
terdapat bangunan dengan ventilasi alami digedung kewirausahaan, tombol timer di lobi dan
teras untuk memanajemen penggunaan energi, pompa air otomatis. Walau sebemarnya
implementasi smart building masih kurang meyakinkan sehingga bukti yang diberikan ada
yang dianggap invalid. Smart building memiliki syarat yang banyak dan syarat yang ada tidak
diakui.
Dan sebagai bentuk dari implementasi dari kampus berkelanjutan pada aspek pengelolaan
limbah yang merupakan bentuk implementasi dari konservasi pilar ketiga, Universitas Negeri
Semarang memiliki fasilitas yakni sebuah gedung atau tempat pengolahan sampah yang
terletak di desa Banaran. UNNES juga telah menjalankan program pengurangan penggunaan
kertas dan plastik yang berlaku di dalam area kampus dan sebagai gantinya, UNNES
menyediakan sebuah situs online yang diterapkan pada sistem belajar mengajarpada seluruh
kegiatan civitas yang ada di dalam kampus. Peraturan rector terkait pengurangan penggunaan
bahan plastik sekali pakai juga membuat penggunaan plastik sekali pakai di dalam kampus
menjadi sangat minimal. Kampus ini juga menyediakan sebuah fasilitas untuk menangani
limbah beracun.
Bukan hanya itu, untuk meningkatkan kualitas konservasi ada beberapa hal yang dapat
kita lakukan, seperti contohnya dalam pilar sumberdaya alam dan lingkungan kita dapat
memberikan pembelajaran seputar sumberdaya alam dan lingkungan, pembelajaran ini dapat
berupa memberikan penjelasan mengenai dampak dampak yang akan ditimbulkan
sumberdaya alam jika terus menerus diambil dengan itu kita juga dapat memberikan prioritas
terhadap sumberdaya alam yang harus dilakukan konservasi. Dan untuk pilar seni dan budaya
kita dapat meningkatkan kualitas konservasi dengan cara memperdalam dalam memperlajari
berbagai budaya budaya yang ada di masyarakat dan menanamkan pemikiran budaya adalah
identitas bangsa dengan begitu kualitas untuk pilar seni dan budaya juga akan meningkat.
Dan yang terakhir pada pilar nilai dan karakter, untuk meningkatkan kualitas dalam pilar nilai
dan karakter kita perlu membentuk individu yang dapat dengan betul memahami pentingnya
konservasi, kita perlu membentuk agen/kader konservasi.
Agen konservasi diharapkan dapat menjadi panutan kepada masyarakat dalam mengatasi
permasalahan konservasi, agen konservasi diharapkan dapat membimbing masyarakat untuk
berperan aktif dalam melakukan upaya konservasi.
Bukan hanya bentuk impelementasi dari salah satu pilar konservasi namun juga
dengan adanya agen konservasi yang memiliki peran sebagai berikut benar-benar
menunjukkan bahwa kualitas konservasi 3 pilar mengalami sebuah peningkatan. Berikut
peran yang dimiliki oleh agen konservasi :

Peran Agen Konservasi

1. Sebagai pelopor dan penggerak upaya-upaya konservasi (Inisiator)


2. Berperan aktif dalam menumbuh kembangkan gerakan upaya-upaya
konservasi di tengah-tengah masyarakat (Motivator)
3. Sebagai Fasilitator dalam setiap kegiatan konservasi yang diadakan di
masyarakat (Fasilitator)
4. Sebagai Dinamisator/penggerak dalam pembangunan kegiatan konservasi
(Dinamisator)

Demikian beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kualitas konservasi.
Rujukan

 https://drive.google.com/file/d/1zmPps_tTIzNXeADOq7_H5zGdHeLVYxc/view?
usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai