Gaya hidup berkelanjutan (sustainable lifestyle) adalah cara hidup yang mengedepankan pada
kesadaran dan pandangan jangka panjang. Tema ini masuk dalam pembahasan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) di sekolah. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan sebuah
inisiatif untuk meningkatkan kesadaran siswa dan siswi mengenai Pancasila sebagai dasar negara dan
budaya bangsa Indonesia. Dalam tema P5 disebutkan bahwa gaya hidup berkelanjutan bertujuan agar
siswa dapat memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang.
Gaya hidup berkelanjutan adalah gaya hidup yang mengutamakan penggunaan energi terbarukan.
Pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari. Selain udara
menjadi lebih bersih, menjaga lingkungan agar tetap lestari juga memungkinkan masyarakat lebih teratur,
sehat secara fisik, dan timbul hal-hal positif lainnya. Oleh karena itu, faktor pendorong supaya hal
tersebut terjadi adalah dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Gaya hidup ini mulai banyak
diterapkan oleh masyarakat luas seiring meningkatknya kepedulian terhadap lingkungan. Pada dasarnya,
gaya hidup berkelanjutan menjadi sebuah tantangan global yang memengaruhi banyak orang di dunia.
Dengan memilih gaya hidup ini, setiap orang bisa berkontribusi dan mengambil aksi nyata untuk
membantu keberlanjutan (sustainability) hidup di bumi.
Menerapkan gaya hidup berkelanjutan memberikan manfaat yang positif bagi lingkungan dan
kualitas hidup manusia. Dengan mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dan menggunakan
bahan-bahan ramah lingkungan, siswa dan siswi dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan. Selain itu, gaya hidup berkelanjutan juga meningkatkan kualitas hidup siswa dan siswi melalui
kebiasaan-kebiasaan sehat seperti mengonsumsi makanan organik dan melakukan penghijauan.
Gaya hidup berkelanjutan pada dasarnya adalah cara hidup dengan kesadaran dan pandangan jangka
panjang, mengingat hampir semua tindakan yang kita lakukan memiliki dampak pada lingkungan dan
orang lain. Mengadopsi gaya hidup berkelanjutan termasuk dalam hal-hal berikut.
1. Menyadari bahwa sumber daya alam terbatas, sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya.
2. Lebih berhati-hati saat membeli barang atau jasa dengan mempertimbangkan siklus hidupnya dan
dampak lingkungan.
3. Memposisikan diri sebagai bagian dari lingkungan, bukan entitas terpisah, dan tidak mengeksploitasi
sumber daya alam semena-mena.
Berikut adalah beberapa cara menerapkan gaya hidup berkelanjutan pada siswa.
1. Mendorong siswa membawa bekal makanan sendiri untuk mengurangi sampah plastik dan
meminimalisir limbah makanan.
2. Mengajak siswa untuk memilah sampah di sekolah dan mengolahnya secara terpisah sesuai jenis
sampahnya.
3. Mengenalkan prinsip diet plastik, yaitu mengurangi penggunaan plastik dengan membawa botol
minum dan tas belanja sendiri.
4. Mengajak siswa untuk mengelola sampah, seperti mengolah sampah organik menjadi kompos dan
sampah plastik menjadi ecobrik.
5. Mendorong siswa menggunakan transportasi ramah lingkungan, seperti berjalan kaki atau
menggunakan sepeda saat pergi ke sekolah.
6. Menanam pohon di lingkungan sekolah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
7. Menghemat penggunaan listrik dengan memanfaatkan cahaya matahari dan embusan angin saat
proses pembelajaran di kelas.
8. Menggunakan sumber belajar digital untuk mengurangi penggunaan kertas dan mendukung
keberlanjutan hutan.
9. Mengajarkan siswa untuk menggunakan barang-barang sampai habis dan bijak dalam berkonsumsi.
10. Melakukan kampanye gaya hidup berkelanjutan di sekolah untuk menyebarkan semangat dan
informasi kepada semua orang.
11. Memberikan teladan sebagai guru dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan secara langsung.
12. Memberikan apresiasi terhadap tindakan siswa yang menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk
memotivasi dan memperkuat semangat mereka.
TATANEN DI BALE ATIKAN (TdBA)
Secara etimologis, Tatanén di Balé Atikan berasal dari Bahasa Sunda, yaitu dari kata,
‘tatanian/tatanén’ yang artinya bertani atau bercocok tanam, ‘bale/balai’ yang artinya aula/tempat yang
luas, dan ‘atikan’ yang artinya pendidikan. Sedangkan secara terminologis, Tatanén di Balé Atikan
dimaknai sebagai sebuah gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis
dalam merawat bumi dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pertanian berbasis
Pancaniti, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan
kodrat zamannya.
Konsep Tatanen di Bale atikan adalah merupakan sebuah konsep pendidikan bagian dari program Dinas
Pendidikan Kabupaten Purwakarta yang di integrasikan kedalam mata pelajaran Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH)
Tatanen di bale atikan mempunyai misi “merawat bumi dan berguru pada bumi” dengan prinsip
berkeadilan berkeadilan, berkelanjutan dan berkearifan lokal.
Kegiatan ini diinisasi sebagai upaya meningkatkan kesadaran hidup ekologis bagi seluruh warga sekolah.
Kegiatan ini bukan hanya dapat menjadikan sekolah lebih asri dan hijau tetapi juga dapat menjadi sarana
belajar bagi siswa untuk mengenal ekosistem lingkunganya secara nyata. Serta secara disiplin belajar
merawat dan memelihara tanaman yg dibudidayakan.
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan adalah sebutan untuk biji yang berukuran relatif lebih besar dibandingkan serealia
dan digunakan untuk bahan pangan bagi manusia dan hewan ternak. Kacang-kacangan umumnya
didapatkan dari tanaman famili Fabaceae. Namun, tanaman kacang-kacangan yang dipanen muda
seperti kapri, buncis, dan edamame tidak disebut sebagai kacang-kacangan dalam definisi FAO.
Kacang-kacangan mengandung sejumlah besar serat pangan dengan satu cangkir kacang yang telah
dimasak mengandung 9–13 gram serat. Serat pangan yang terlarut dapat membantu menurunkan
kadar kolesterol darah. Kacang-kacangan juga mengandung protein, karbohidrat kompleks, folat,
dan besi.
Tanaman buah, penghasil buah-buahan
Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan
hewan.
Tanaman sayuran, penghasil sayur-mayur
Sayuran merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dimakan mentah maupun masak. Bagian
tumbuhan yang dimaksud adalah yang selain buah dan biji-bijian matang. Definisi sayuran sebagian besar
merupakan definisi secara kuliner dan budaya, sehingga akan ada sayuran yang dikategorikan lain
berdasarkan botani. Sebagai contoh, mentimun disebut sayuran secara kuliner, tetapi disebut buah secara
botani. Jamur yang secara biologi bukan merupakan tumbuhan, secara budaya disebut sayuran. Sayuran
sering kali diolah menjadi salad dan dimasak sebagai makanan dengan rasa gurih atau asin. Berbeda
dengan buah-buahan yang selalu disajikan dalam wujud rasa yang manis, tetapi hal ini bukanlah sebuah
aturan yang berlaku secara universal. Umbi-umbian seperti kentang dan singkong di berbagai negara
disebut dengan sayuran, tetapi ada juga yang mengklasifikasikannya ke dalam makanan
pokok bersama serealia.
Tanaman industri, penghasil bahan baku industri (pewarna, karet, dan sebagainya)
Tanaman industri adalah tanaman pertanian yang tidak dibudidayakan secara subsisten. Tanaman ini
ditumbuhkan untuk menghasilkan keuntungan ketika dijual. Hasil tanaman ini dijual dalam bentuk
komoditas dan terpisah dari hasil budi daya tanaman lainnya. Karena sifatnya yang dijual dalam
bentuk komoditas skala besar, tanaman industri sangatlah rentan dengan perubahan harga di pasar
dunia dan biaya distribusi.
Tanaman rempah, penghasil rempah-rempah
Tanaman rempah-rempah adalah berbagai jenis hasil tanaman yang beraroma atau berasa kuat yang
digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perasa dalam makanan, misalnya
pala, cengkeh, lada, cabai, lengkuas, dan lain-lain.
Tanaman umbi-umbian, penghasil umbi yang dapat dimakan
Tanaman serat, untuk menghasilkan serat yang digunakan untuk keperluan tertentu, seperti
pembuatan tekstil dan kertas
Tanaman obat-obatan
Tanaman Hias
Tanaman penghasil minyak atsiri
Dengan menanam pohon, kamu juga sudah membantu penghijauan dan membuat lingkungan semakin
sehat. Berikut adalah langkah mudah menanam pohon seperti dilansir dari Better Homes and Gardens,
1. Pilih lokasi Sebelum menanam, pilih lokasi yang tepat untuk menanam pohon. Lokasi ideal adalah
tempat yang mendapatkan sinar matahari penuh. Disarankan untuk tidak menanam pohon terlalu
dekat dengan rumah inti. Karena, akarnya pohon bisa merusak lantai dan pondasi rumah.
2. Perhatikan suhu Sebagian besar tanaman indoor cenderung berasal dari zona tropis atau subtropis,
sehingga mereka menyukai sedikit kehangatan. Pilihlah bibit pohon yang bisa ditanam di
lingkunganmu yang sesuai dengan iklim dan ketinggian tanah.
3. 3. Persiapan menanam bibit Persiapkan beberapa hal berikut ini: Bibit pohon pilihan Sekop Gerobak
dorong atau terpal plastik Darah dan tulang atau kotoran Kompos Garpu taman Mulsa organic
1. Teknik pembibitan Tahapan awal dari budidaya tanaman sayur adalah pembibitan. Benih yang
baik yang dipilih memiliki tanda-tanda seperti, bebas dari hama dan penyakit, memiliki daya
tumbuh yang tinggi, memiliki daya kecambah sekitar 80 persen, dan riwayat induknya sehat serta
produktif. Teknik pembibitan juga harus diperhatikan tergantung dari jenis tanamannya. Ada
beberapa bibit yang mendapat perlakuan khusus sebelum penyemaian. Namun, yang terpenting
dalam tahap ini adalah ketercukupan air, gizi, serta pencahayaan.
2. Teknik pengolahan tanah Selanjutnya, bibit yang telah siap disemai tentu perlu dipindahkan ke
lahan yang permanen. Lahan yang akan dijadikan media penanaman harus melalui berbagai proses
pengolahan tanah terlebih dahulu. Untuk proses pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan
tanah dan memastikan lahan telah sesuai dengan syarat-syarat tumbuh tanaman yang akan ditanam.
Misalkan menyesuaikan pH dan kadar air.
3.Teknik penanaman Mengenai penyemaian apakah bibit perlu disemai terlebih dahulu sebelum
ditanam atau langsung, jika bibit tidak perlu penyemaian maka bisa langsung ditanam di media
penanaman.
Hal yang harus diperhatikan dalam tahapan penanaman adalah jarak antara tanaman. Jarak yang
ideal merupakan kunci dari keberhasilan budidaya tanaman sayur. Jika jarak terlalu dekat atau
terlalu jauh maka hasil yang dituai tidak akan maksimal.
4. Teknik pemeliharaan Adapun sayur-sayuran yang sudah ditanam tadi selanjutnya perlu
mendapatkan perawatan dan pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan agar tanaman bisa tumbuh
dengan baik serta produktif. Dalam pemeliharaan ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni:
Pertama adalah pengairan untuk memenuhi ketercukupan air pada tanaman. Kedua adalah
penyiangan atau pemangkasan yang bertujuan menstimulasi tanaman agar tetap produktif.
Ketiga adalah pemberian pupuk guna memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. 5. Teknik panen
atau pascapanen Tentunya, setiap tanaman sayur memiliki masa panen yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan masa panen tanaman sayur. Selain itu,
ketahui juga ciri-ciri sayuran yang siap untuk dipanen. Jika syarat waktu panen serta ciri panen
telah terpenuhi, maka sayuran telah siap dipanen. Setelah dipanen, sayuran harus diperlakukan
dengan tepat untuk mencegah kebusukan. Lakukanlah penggolongan jenis sayuran yang sudah
panen dan simpanlah sesuai kebutuhan kelembaban dari tanaman sayuran tersebut. Dengan
demikian, sayur akan tetap segar dan tetap dapat dijual dengan harga yang tinggi.