Anda di halaman 1dari 10

MENGENAL GAYA HIDUP BERKELANJUTAN P5 DALAM UPAYA MENUMBUHKAN

KESADARAN LINGKUNGAN SISWA

Gaya hidup berkelanjutan (sustainable lifestyle) adalah cara hidup yang mengedepankan pada
kesadaran dan pandangan jangka panjang. Tema ini masuk dalam pembahasan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) di sekolah. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan sebuah
inisiatif untuk meningkatkan kesadaran siswa dan siswi mengenai Pancasila sebagai dasar negara dan
budaya bangsa Indonesia. Dalam tema P5 disebutkan bahwa gaya hidup berkelanjutan bertujuan agar
siswa dapat memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang.
Gaya hidup berkelanjutan adalah gaya hidup yang mengutamakan penggunaan energi terbarukan.
Pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari. Selain udara
menjadi lebih bersih, menjaga lingkungan agar tetap lestari juga memungkinkan masyarakat lebih teratur,
sehat secara fisik, dan timbul hal-hal positif lainnya. Oleh karena itu, faktor pendorong supaya hal
tersebut terjadi adalah dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Gaya hidup ini mulai banyak
diterapkan oleh masyarakat luas seiring meningkatknya kepedulian terhadap lingkungan. Pada dasarnya,
gaya hidup berkelanjutan menjadi sebuah tantangan global yang memengaruhi banyak orang di dunia.
Dengan memilih gaya hidup ini, setiap orang bisa berkontribusi dan mengambil aksi nyata untuk
membantu keberlanjutan (sustainability) hidup di bumi.
Menerapkan gaya hidup berkelanjutan memberikan manfaat yang positif bagi lingkungan dan
kualitas hidup manusia. Dengan mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dan menggunakan
bahan-bahan ramah lingkungan, siswa dan siswi dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan. Selain itu, gaya hidup berkelanjutan juga meningkatkan kualitas hidup siswa dan siswi melalui
kebiasaan-kebiasaan sehat seperti mengonsumsi makanan organik dan melakukan penghijauan.
Gaya hidup berkelanjutan pada dasarnya adalah cara hidup dengan kesadaran dan pandangan jangka
panjang, mengingat hampir semua tindakan yang kita lakukan memiliki dampak pada lingkungan dan
orang lain. Mengadopsi gaya hidup berkelanjutan termasuk dalam hal-hal berikut.

1. Menyadari bahwa sumber daya alam terbatas, sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya.
2. Lebih berhati-hati saat membeli barang atau jasa dengan mempertimbangkan siklus hidupnya dan
dampak lingkungan.
3. Memposisikan diri sebagai bagian dari lingkungan, bukan entitas terpisah, dan tidak mengeksploitasi
sumber daya alam semena-mena.

Berikut adalah beberapa cara menerapkan gaya hidup berkelanjutan pada siswa.
1. Mendorong siswa membawa bekal makanan sendiri untuk mengurangi sampah plastik dan
meminimalisir limbah makanan.
2. Mengajak siswa untuk memilah sampah di sekolah dan mengolahnya secara terpisah sesuai jenis
sampahnya.
3. Mengenalkan prinsip diet plastik, yaitu mengurangi penggunaan plastik dengan membawa botol
minum dan tas belanja sendiri.
4. Mengajak siswa untuk mengelola sampah, seperti mengolah sampah organik menjadi kompos dan
sampah plastik menjadi ecobrik.
5. Mendorong siswa menggunakan transportasi ramah lingkungan, seperti berjalan kaki atau
menggunakan sepeda saat pergi ke sekolah.
6. Menanam pohon di lingkungan sekolah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
7. Menghemat penggunaan listrik dengan memanfaatkan cahaya matahari dan embusan angin saat
proses pembelajaran di kelas.
8. Menggunakan sumber belajar digital untuk mengurangi penggunaan kertas dan mendukung
keberlanjutan hutan.
9. Mengajarkan siswa untuk menggunakan barang-barang sampai habis dan bijak dalam berkonsumsi.
10. Melakukan kampanye gaya hidup berkelanjutan di sekolah untuk menyebarkan semangat dan
informasi kepada semua orang.
11. Memberikan teladan sebagai guru dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan secara langsung.
12. Memberikan apresiasi terhadap tindakan siswa yang menerapkan gaya hidup berkelanjutan untuk
memotivasi dan memperkuat semangat mereka.
TATANEN DI BALE ATIKAN (TdBA)

Secara etimologis, Tatanén di Balé Atikan berasal dari Bahasa Sunda, yaitu dari kata,
‘tatanian/tatanén’ yang artinya bertani atau bercocok tanam, ‘bale/balai’ yang artinya aula/tempat yang
luas, dan ‘atikan’ yang artinya pendidikan. Sedangkan secara terminologis, Tatanén di Balé Atikan
dimaknai sebagai sebuah gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis
dalam merawat bumi dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pertanian berbasis
Pancaniti, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan
kodrat zamannya.
Konsep Tatanen di Bale atikan adalah merupakan sebuah konsep pendidikan bagian dari program Dinas
Pendidikan Kabupaten Purwakarta yang di integrasikan kedalam mata pelajaran Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH)
Tatanen di bale atikan mempunyai misi “merawat bumi dan berguru pada bumi” dengan prinsip
berkeadilan berkeadilan, berkelanjutan dan berkearifan lokal.
Kegiatan ini diinisasi sebagai upaya meningkatkan kesadaran hidup ekologis bagi seluruh warga sekolah.
Kegiatan ini bukan hanya dapat menjadikan sekolah lebih asri dan hijau tetapi juga dapat menjadi sarana
belajar bagi siswa untuk mengenal ekosistem lingkunganya secara nyata. Serta secara disiplin belajar
merawat dan memelihara tanaman yg dibudidayakan.

Implementasi program Tatanen di Bale Atikan bertujuan untuk:


1. Membentuk karakter peserta didik melalui pelestarian lingkungan;
2. Mengembangkan kompetensi komunikasi, kolaborasi, berfikir kritis, dan kreativitas peserta didik
melalui proses pelestarian lingkungan;
3. Meningkatkan kesadaran hidup ekologis bagi seluruh warga sekolah;
4. Menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang kondusif, asri, dan hijau;
5. Menjadikan kebun sekolah sebagai laboratorium ekologis bagi peserta didik untuk mengenal ekosistem
lingkungan secara nyata;
6. Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan;
7. Mengelola potensi alam berbasis kaarifan lokal.
Tataen bukan hanya sekedar menanam dan menghijaukan sekolah saja, akan tetapi lebih kepada
bagaimana manusia atau peserta didik bisa memperlakukan bumi dan juga merawat bumi untuk kebaikan
dan kesejahteraan umat manusia dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Sedangakan
memakmurkan, menjaga dan merawat bumi adalah sebuah kewajiban sebagai manusia karena manusialah
yang diberikan kelebihan akal oleh sang Maha Pencipta sebagai khalifah di muka bumi.
MEDIA TANAM
Media tanam (metan) disebut juga dengan media tumbuh, bagi tanaman umumnya berupa tanah. Puluhan
bahan yang berbeda yang digunakan dalam berbagai kombinasi untuk membuat media tumbuh buatan
sendiri atau komersial.[1] Media tanam umumnya memiliki berbagai nutrisi, mineral, air, vitamin, serta
kandungan lain yang tentunya dibutuhkan oleh tanaman, sehingga peran akar berperan penting dalam
menyerap kandungan hara yang dimiliki media tanam bisa lebih optimal.[2]
Fungsi Media Tanam

1. fungsi penyokong tanaman


2. fungsi penyedia nutrisi/hara
3. fungsi penyedia air
Jenis Media Tanam
Secara umum, jenis media tanam terbagi menjadi media tanam organik, anorganik dan air. Perbedaannya
yaitu media tanam organik bahannya memiliki kandungan unsur mineral yang tinggi, sedangkan media
tanam anorganik bahannya berasal dari proses pelapukan batuan induk dalam bumi.
Adapun contoh yang termasuk jenis media tanam adalah sebagai berikut:
1. Media Tanam Arang
Media tanam arang merupakan jenis media tanam organik yang berasal dari kayu maupun hasil
pembakaran batok kelapa. Arang sangat cocok dipakai untuk dipakai sebagai media tanam anggrek.
Terutama pada tanaman-tanaman yang ditanam di daerah dengan kelembapan yang tinggi.
Keunikan yang dimiliki media tanam jenis arang yaitu bahannya tidak mudah lapuk, yang membuatnya
tidak mudah ditumbuhi jamur.
Selain itu, media ini juga memiliki sifat buffer atau penyangga sehingga, tidak terlalu bisa mengikat air
dalam jumlah banyak.
2. Media Tanam Pupuk Kandang
Pupuk Kandang adalah media tanam organik yang terbuat dari kotoran hewan. Pupuk kandang yang
digunakan sebagai media tanam adalah yang berwarna hitam pekat.
Hal tersebut menandakan bahwa pupuk kandang itu sudah matang dan steril. Pemilihan tersebut bertujuan
untuk mencegah munculnya bakteri cendawan yang bisa merusak tanaman.
Alasan pupuk kandang bisa dijadikan pilihan media tanam yang baik adalah karena mengandung unsur
hara yang lengkap, seperti fosfor (P), kalium (K) dan natrium (N).
3. Media Tanam Sekam Padi
Jenis media tanam organik selanjutnya yaitu sekam padi. Sekam padi berasal dari proses gilingan kulit
biji padi (Oryza sativa).
Sekam padi yang biasa digunakan sebagai media tanam bisa berupa sekam mentah atau sekam padi yang
dibakar. Keduanya sama-sama memiliki tingkat porositas yang sama.
Penggunaan sekam bakar sebagai media tanam tidak perlu disterilisasi lagi. Alasannya, mikroba
patogennya telah mati selama proses pembakaran.
Kelemahannya, sekam bakar akan cenderung lebih mudah lapuk.
Di sisi lain, sekam yang tidak dibakar akan mudah mengikat air dan tidak mudah lapuk. Namun, sekam
mentah cenderung minim akan unsur hara.
4. Media Tanam Cocopeat
Cocopeat adalah media tanam yang berasal dari sisa-sisa sabut kelapa. Biasanya, yang dipakai untuk
media tanam adalah serat kelapa.
Cocopeat sifatnya hampir sama seperti arang sekam, namun kemampuan untuk menyimpan airnya lebih
tinggi.
Maka dari itu, media tanam cocopeat cocok digunakan pada daerah yang kering dengan curah hujan yang
rendah.
5. Media Tanam Rockwool
Media tanam rockwool adalah jenis media tanam yang ramah lingkungan, karena terbuat dari kombinasi
batu, seperti batu kapur, batuan basalt, batu bara yang dipanaskan dengan suhu sekitar 1.600°.
Setelah meleleh, gabungan batu tersebut berubah menjadi serat-serat.
Kelebihan rockwool yaitu mengandung pH yang cenderung tinggi sehingga cocok untuk dijadikan media
tanam bagi beberapa jenis tanaman.
6. Media Tanam Gabus (Styrofoam)
Awalnya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi untuk penyesuaian diri tanaman,
sebelum ditanam di lahan. Namun, saat ini bisa dijadikan alternatif sebagai media tanam.
Styrofoam adalah jenis media tanam anorganik yang terbuat dari kopolimer styrene.
Styrofoam yang digunakan bisa dalam bentuk yang sudah dihancurkan, menjadi bola-bola kecil (sebesar
biji kedelai). Namun, sayangnya media tanam styrofoam sering dijadikan sarang oleh semut.
7. Media Tanam Hidroponik
Hidroponik merupakan jenis media tanam yang memanfaatkan air. Hidroponik adalah budidaya tanaman
dengan air, di mana pemenuhan kebutuhan nutrisi tanamannya tanpa menggunakan tanah.
Penerapan hidroponik bisa dilakukan untuk sayuran hijau. Misalnya, kangkung, pakcoy, selada, sawi, dan
sebagainya
TANAMAN DAN JENISNYA
Tanaman adalah suatu jenis organisme (terutama tumbuhan) yang umum ditanam oleh orang.
Pengertian tanaman sering dibedakan dengan tumbuhan, meskipun tidak sering pula tanaman dan
tumbuhan digunakan secara bergantian. Hampir semua tanaman adalah "tumbuhan", tetapi tanaman
kadang mencakup pula beberapa fungi (yakni jamur pangan seperti jamur kancing dan jamur merang)
dan alga (seperti alga penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan nilai
ekonominya.
Tumbuhan yang disebut tanaman umumnya dibudidayakan di suatu ruang atau media untuk dipanen
ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Tumbuhan yang "tidak dipanen" juga disebut
tanaman jika diperuntukkan sebagai estetika dalam pertamanan dan arsitektur lanskap, misal
tanaman bunga. Tanaman pertanian utama yang dibudidayakan di seluruh dunia
yaitu gandum, jagung, beras, kentang, tebu, kedelai, dan sebagainya.
Menurut kelompok produknya, tanaman biasanya dibedakan menjadi:

 Serealia, tanaman pangan utama penghasil biji-bijian


Serealia adalah biji-bijian yang dihasilkan dari tanaman famili Poaceae. Biji-bijian yang dihasilkan,
secara botani disebut dengan buah kariopsis yang terdiri dari endosperma, germ, dan bekatul. Serealia
secara alami merupakan bahan pangan dengan nutrisi yang padat karena
mengandung vitamin, mineral, lemak, dan protein. Namun pengolahan oleh industri pangan membuang
bagian bekatul dan germ sehingga hanya menyisakan endosperma saja untuk dikonsumsi manusia.
Di negara berkembang, sebagian besar kalori didapatkan dari serealia, sedangkan di negara maju,
konsumsi serealia secara persentase lebih sedikit dibandingkan negara berkembang, tetapi masih menjadi
mayoritas.

 Kacang-kacangan
Kacang-kacangan adalah sebutan untuk biji yang berukuran relatif lebih besar dibandingkan serealia
dan digunakan untuk bahan pangan bagi manusia dan hewan ternak. Kacang-kacangan umumnya
didapatkan dari tanaman famili Fabaceae. Namun, tanaman kacang-kacangan yang dipanen muda
seperti kapri, buncis, dan edamame tidak disebut sebagai kacang-kacangan dalam definisi FAO.
Kacang-kacangan mengandung sejumlah besar serat pangan dengan satu cangkir kacang yang telah
dimasak mengandung 9–13 gram serat. Serat pangan yang terlarut dapat membantu menurunkan
kadar kolesterol darah. Kacang-kacangan juga mengandung protein, karbohidrat kompleks, folat,
dan besi.
 Tanaman buah, penghasil buah-buahan
Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan
hewan.
 Tanaman sayuran, penghasil sayur-mayur
Sayuran merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dimakan mentah maupun masak. Bagian
tumbuhan yang dimaksud adalah yang selain buah dan biji-bijian matang. Definisi sayuran sebagian besar
merupakan definisi secara kuliner dan budaya, sehingga akan ada sayuran yang dikategorikan lain
berdasarkan botani. Sebagai contoh, mentimun disebut sayuran secara kuliner, tetapi disebut buah secara
botani. Jamur yang secara biologi bukan merupakan tumbuhan, secara budaya disebut sayuran. Sayuran
sering kali diolah menjadi salad dan dimasak sebagai makanan dengan rasa gurih atau asin. Berbeda
dengan buah-buahan yang selalu disajikan dalam wujud rasa yang manis, tetapi hal ini bukanlah sebuah
aturan yang berlaku secara universal. Umbi-umbian seperti kentang dan singkong di berbagai negara
disebut dengan sayuran, tetapi ada juga yang mengklasifikasikannya ke dalam makanan
pokok bersama serealia.
 Tanaman industri, penghasil bahan baku industri (pewarna, karet, dan sebagainya)
Tanaman industri adalah tanaman pertanian yang tidak dibudidayakan secara subsisten. Tanaman ini
ditumbuhkan untuk menghasilkan keuntungan ketika dijual. Hasil tanaman ini dijual dalam bentuk
komoditas dan terpisah dari hasil budi daya tanaman lainnya. Karena sifatnya yang dijual dalam
bentuk komoditas skala besar, tanaman industri sangatlah rentan dengan perubahan harga di pasar
dunia dan biaya distribusi.
 Tanaman rempah, penghasil rempah-rempah
Tanaman rempah-rempah adalah berbagai jenis hasil tanaman yang beraroma atau berasa kuat yang
digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perasa dalam makanan, misalnya
pala, cengkeh, lada, cabai, lengkuas, dan lain-lain.
 Tanaman umbi-umbian, penghasil umbi yang dapat dimakan
 Tanaman serat, untuk menghasilkan serat yang digunakan untuk keperluan tertentu, seperti
pembuatan tekstil dan kertas
 Tanaman obat-obatan
 Tanaman Hias
 Tanaman penghasil minyak atsiri

Jenis Tanaman Menurut Fungsi


Tanaman penyerap partikel limbah
 Agathis alba (damar)
 Swietenia macrophylla (mahoni daun lebar)
 Podocarpus imbricatus (jamuju)
 Myristica fragrans (pala)
 Pithecelebium dulce (asam landi)
 Cassia siamea (johar)
 Polyalthea longifolia (glodogan)
 Baringtonia asiatica (keben)
 Mimosrops elengi (tanjung)
Tanaman penyerap CO2 dan penghasil O2
 Trembesi, Samanea saman, 28.488,39 kg/tahun
 Cassia, Cassia sp, 5.295,47 kg/tahun
 Kenanga, Canangium odoratum, 756,59 kg/tahun
 Pingku, Dyxoxylum excelsum, 720,49 kg/tahun
 Beringin, Ficus benyamina, 535,90 kg/tahun
 Krey payung, Fellicium decipiens, 404,83 kg/tahun
 Matoa, Pometia pinnata, 329,76 kg/tahun
 Mahoni, Swettiana mahagoni, 295,73 kg/tahun
 Saga, Adenanthera pavoniana, 221,18 kg/tahun
 Bungur, Lagerstroemia speciosa, 160,14 kg/tahun
 Jati, Tectona grandis, 135,27 kg/tahun
 Nangka, Arthocarpus heterophyllus, 126,51 kg/tahun
 Johar, Cassia grandis, 116,25 kg/tahun
 Sirsak, Annona muricata, 75,29 kg/tahun
 Puspa, Schima wallichii, 63,31 kg/tahun
 Akasia, Acacia auriculiformis, 48,68 kg/tahun
 Flamboyan, Delonix regia, 42,20 kg/tahun
 Sawo kecik, Maniilkara kauki, 36,19 kg/tahun
 Tanjung, Mimusops elengi, 34,29 kg/tahun
 Bunga merak, Caesalpinia pulcherrima, 30,95 kg/tahun
 Sempur, Dilenia retusa, 24,24 kg/tahun
 Khaya, Khaya anthotheca, 21,90 kg/tahun
 Merbau pantai, Intsia bijuga, 19,25 kg/tahun
 Akasia, Acacia mangium, 15,19 kg/tahun
 Angsana, Pterocarpus indicus, 11,12 kg/tahun
 Asam kranji, Pithecelobium dulce, 8,48 kg/tahun
 Saputangan, Maniltoa grandiflora, 8,26 kg/tahun
 Dadap merah, Erythrina cristagalli, 4,55 kg/tahun
 Rambutan, Nephelium lappaceum, 2,19 kg/tahun
 Asam, Tamarindus indica, 1,49 kg/tahun
 Kempas, Coompasia excelsa, 0,20 kg/tahun
Tanaman penyerap atau penepis bau
 Michelia champaka (cempaka)
 Pandanus sp (pandan)
 Murraya paniculata (kemuning)
 Mimosops elengi (tanjung)
Tanaman untuk mengatasi penggenangan
 Artocarpus integra (nangka)
 Paraserianthes falcaratia (albizia)
 Acacia vilosa
 Indigofera galegoides
 Dalbergia spp
 Swietenia mahagoni (mahoni)
 Tectona grandis (jati)
 Samanea sama (kihujan)
 Leucena glauca (lambro)
Tanaman untuk pelestarian air tanah
 Casuarina equisetifolia (cemara laut)
 Ficus elastica (fikus)
 Hevea brasiliensis (karet)
 Garcinia mangostana (manggis)
 Lagerstroemia speciosa (bungur)
 Fragraea fragrans
 Cocos nucifera (kelapa)
Tanaman pengaman pantai dan abrasi
 Mangrove
 Avicinnea
 Bruguiera
 Nipah
 Bakau
Memanfaatkan Perkarangan rumah dan Sekolah untuk Berkebun
Sebagaiman kita ketahui, bercocok tanam tidak hanya bisa dilakukan oleh petani, tetapi juga oleh
masyarakat pada umumnya, seperti ibu rumah tangga atau masyarakat yang senang melakukan kegiatan
bercocok tanam dengan menfaatkan perkarangan rumah.
Jika selama ini banyak masyarakat dan sekolah yang memanfaatkan perkarangan rumahnya untuk
berccocok tanam bunga, tak ada salahnya juga dengan bercocok tanam sayuran yang membawa
keuntungan, menimal untuk mengurangi kebutuhan tentang sayur mayur, sebagai salah satu kebutuhan
dapur.
Pemanfaatan lahan perkarangan sekolah dan rumah untuk kegiatan berkebun merupakan hal yang positif
dapat dilakukan, disamping dapat memenuhi menanam sesuai kebutuhan sehari dengan sehat dan juga
dapat menghemat dari segi perekononian keluarga.
Berbercocok tanam diperkarangan ekolah dan rumah dapat mengelola sumber gizi yang dibutuh dari
sayur mayur yang kita tanam, merupakan hal yang positif dapat dilakukan, disamping dapat memenuhi
menanam sesuai kebutuhan sehari dengan sehat dan juga dapat menghemat dari segi perekononian
keluarga.

Dengan menanam pohon, kamu juga sudah membantu penghijauan dan membuat lingkungan semakin
sehat. Berikut adalah langkah mudah menanam pohon seperti dilansir dari Better Homes and Gardens,

1. Pilih lokasi Sebelum menanam, pilih lokasi yang tepat untuk menanam pohon. Lokasi ideal adalah
tempat yang mendapatkan sinar matahari penuh. Disarankan untuk tidak menanam pohon terlalu
dekat dengan rumah inti. Karena, akarnya pohon bisa merusak lantai dan pondasi rumah.
2. Perhatikan suhu Sebagian besar tanaman indoor cenderung berasal dari zona tropis atau subtropis,
sehingga mereka menyukai sedikit kehangatan. Pilihlah bibit pohon yang bisa ditanam di
lingkunganmu yang sesuai dengan iklim dan ketinggian tanah.
3. 3. Persiapan menanam bibit Persiapkan beberapa hal berikut ini: Bibit pohon pilihan Sekop Gerobak
dorong atau terpal plastik Darah dan tulang atau kotoran Kompos Garpu taman Mulsa organic

cara budidaya tanaman sayuran atau tahapan dan tekniknya:

1. Teknik pembibitan Tahapan awal dari budidaya tanaman sayur adalah pembibitan. Benih yang
baik yang dipilih memiliki tanda-tanda seperti, bebas dari hama dan penyakit, memiliki daya
tumbuh yang tinggi, memiliki daya kecambah sekitar 80 persen, dan riwayat induknya sehat serta
produktif. Teknik pembibitan juga harus diperhatikan tergantung dari jenis tanamannya. Ada
beberapa bibit yang mendapat perlakuan khusus sebelum penyemaian. Namun, yang terpenting
dalam tahap ini adalah ketercukupan air, gizi, serta pencahayaan.

2. Teknik pengolahan tanah Selanjutnya, bibit yang telah siap disemai tentu perlu dipindahkan ke
lahan yang permanen. Lahan yang akan dijadikan media penanaman harus melalui berbagai proses
pengolahan tanah terlebih dahulu. Untuk proses pengolahan tanah dilakukan dengan menggemburkan
tanah dan memastikan lahan telah sesuai dengan syarat-syarat tumbuh tanaman yang akan ditanam.
Misalkan menyesuaikan pH dan kadar air.
3.Teknik penanaman Mengenai penyemaian apakah bibit perlu disemai terlebih dahulu sebelum
ditanam atau langsung, jika bibit tidak perlu penyemaian maka bisa langsung ditanam di media
penanaman.
Hal yang harus diperhatikan dalam tahapan penanaman adalah jarak antara tanaman. Jarak yang
ideal merupakan kunci dari keberhasilan budidaya tanaman sayur. Jika jarak terlalu dekat atau
terlalu jauh maka hasil yang dituai tidak akan maksimal.
4. Teknik pemeliharaan Adapun sayur-sayuran yang sudah ditanam tadi selanjutnya perlu
mendapatkan perawatan dan pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan agar tanaman bisa tumbuh
dengan baik serta produktif. Dalam pemeliharaan ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni:
Pertama adalah pengairan untuk memenuhi ketercukupan air pada tanaman. Kedua adalah
penyiangan atau pemangkasan yang bertujuan menstimulasi tanaman agar tetap produktif.
Ketiga adalah pemberian pupuk guna memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. 5. Teknik panen
atau pascapanen Tentunya, setiap tanaman sayur memiliki masa panen yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan masa panen tanaman sayur. Selain itu,
ketahui juga ciri-ciri sayuran yang siap untuk dipanen. Jika syarat waktu panen serta ciri panen
telah terpenuhi, maka sayuran telah siap dipanen. Setelah dipanen, sayuran harus diperlakukan
dengan tepat untuk mencegah kebusukan. Lakukanlah penggolongan jenis sayuran yang sudah
panen dan simpanlah sesuai kebutuhan kelembaban dari tanaman sayuran tersebut. Dengan
demikian, sayur akan tetap segar dan tetap dapat dijual dengan harga yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai