Anda di halaman 1dari 5

Penulis artikel

Penulis artikel adalah orang atau individu yang bertindak dalam mengarang sebuah tulisan,
menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat yang menarik dan enak dibaca sehingga
membuat pembaca dapat mengetahui apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Sebuah artikel
berasal dari pengalaman seseorang, imajinasi, pengetahuan umum atau penelitian ilmiah.

Penulis artikel bermacam-macam kriterianya, yakni sebagai berikut:

• Penulis artikel buku


• Penulis artikel berita
• Penulis artikel pemasaran
• Penulis artikel daring
• Penulis artikel narasi
• Penulis artikel naskah

Jenis dan cara penulisan artikel


Deskripsi

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Contoh deskripsi berisi fakta:

Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih
perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan
anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung
Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan
objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi:

Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang
memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa
musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang
meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:

• Keindahan Bukit Kintamani;


• Suasana pelaksanaan;
• Promosi;
• Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional;
• Keadaan ruang praktik;
• Keadaan daerah yang dilanda bencana.

Langkah menyusun deskripsi:

• Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan;


• Tentukan tujuan;
• Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan;
• Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan
waktu, atau urutan menurut kepentingan;
• Kembangkan kerangka menjadi deskripsi.

Narasi

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian
dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.

Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.

Contoh narasi yang berupa fiksi:

• novel;
• cerpen;
• cerbung, ataupun cergam.

Pola narasi secara sederhana:

• awal;
• tengah;
• akhir.

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal
harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang
memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik
timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang
mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan
panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan
mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Contoh narasi berisi fakta:

Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI
pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan
karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke
Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya
sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Contoh narasi fiksi:

Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-
tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket,
mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.

Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu.
Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di
hadapanku, akankah kurindui juga?

Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan,
dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana
seting/lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-
peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu
dipaparkan.

Eksposisi

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi
atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik.

Contoh:

Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing.
Dalam bidang akuntasi, pekerjaan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan
informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk
menghasilkan informasi keuangan.

Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif
untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:

• Manfaat kegiatan ekstrakurikuler


• Peranan majalah dinding di sekolah
• Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
• Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/cara/ proses kerja.

Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Contoh paparan proses:


Cara mencangkok tanaman

1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira
sepanjang 10 cm.

Langkah menyusun eksposisi:

• Menentukan topik/tema;
• Menetapkan tujuan;
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber;
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih;
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

Argumentasi

Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data
atau fakta sebagai alasan atau bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai
penyokong opini tersebut.

Contoh:

Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa
kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan
akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar,
bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini
sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

Tema/topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya:

• Disiplin kunci sukses berwirausaha


• Teknologi komunikasi harus segera dikuasai
• Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial

Langkah menyusun argumentasi:

• Menentukan topik/tema;
• Menetapkan tujuan;
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber;
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih;
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.

Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi
pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang
dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Topik/tema yang tepat untuk persuasi, misalnya:

• Katakan tidak pada NARKOBA


• Hemat energi demi generasi mendatang
• Hutan sahabat kita
• Hidup sehat tanpa rokok
• Membaca memperluas cakrawala

Langkah menyusun persuasi:

• Menentukan topik/tema;
• Merumuskan tujuan;
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber;
• Menyusun kerangka karangan;
• Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi.

Anda mungkin juga menyukai