DEFINISI KARANGAN
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
B. Karangan Deskripsi
Karangan jenis ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
1) menggambarkan sesuatu
2) penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan
indera,
3) membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
1) Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan,
benda atau tempat.
2) Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran
atau kesan perasaan penulis.
3) Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa
adanya atau sebenarnya.
Langkah menyusun deskripsi:
1) Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
2) Tentukan tujuan
3) Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
4) Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka
karangan)
5) Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang
ditentukan
Contoh :
Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang
berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih
tidur. serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan
sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan
malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman depan
rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari
kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih
berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula
terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami
tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan
binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata-rata
penduduknya sebagai petani.
Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan" terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan
menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku seorang peternak bebek yang
juga tidak kalah sibuknya dengan orang". Pagi-pagi sekali dia berjalan
menggiring bebeknya kerawah dekat sawah untuk mencari makan, bebek yang
pintar berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang
sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur.
Di halaman rumah kakekku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon
yang rindang, ada pohon mangga yang berbuah sangat lebat, disamping kiri
potehon mangga dapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum
musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya
sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat indah yang sangat
asri dan damai ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat kelahiran ku.
Desa yang bernama NAMBAHDADI ini adalah tempat yang paling aku kunjungi
saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat
pemandangan yang indah nan damai.
C. Karangan Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan
dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang
mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan
data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Langkah menyusun argumentasi:
1) Menentukan topik/tema
2) Menetapkan tujuan
3) Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4) Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
D. Karangan Persuasi
Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau
karangan yang besifat mengajak. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya
sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam karangannya.
Langkah menyusun persuasi:
1) Menentukan topik/tema
2) Merumuskan tujuan
3) Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4) Menyusun kerangka karangan
5) Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Contoh tema/topik yang tepat untuk persuasi:
1) Katakan tidak pada NARKOBA,
2) Hemat energi demi generasi mendatang,
3) Hutan sahabat kita,
4) Hidup sehat tanpa rokok,
5) Membaca memperluas cakrawala.
Contoh :
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu
mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu,
kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga, karena
semua itu perlu proses dan cara yang berlanjut.
Dalam bentuk yang lain, karangan dalam konteks akademis khususnya di perguruan
tinggi, karangan dapat dibagi menjadi tiga (3) jenis, antara lain : 1) karangan ilmiah, 2)
karangan semi ilmiah, dan 3) karangan nonilmiah. Berikut adalah penjelasan dari
bentuk karangan dalam konteks akademis di perguruan tinggi.
A. Karangan Ilmiah
Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah
yaitu:
1) Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa,
makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
2) Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya
disajikan dalam lokakarya.
3) Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar
pendapat orang lain.
4) Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5) Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang
terinci.
Karakteristik karya tulis ilmiah:
1) Isi kajian pada lingkup ilmu pengetahuan dan merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian.
2) Sosok tampilan mengikuti aturan penulisan ilmiah, bersifat metodis dan
sistematis.
3) Dijiwai langkah sesuai dengan prosedur berpikir ilmiah dan menggunakan laras
ilmiah.
Syarat- Syarat Karya Kulis lmiah:
1) APIK (Asli, Penting, Ilmiah, Konsisten).
2) Bentuk/jenis karya tulis jelas.
3) Lengkap.
4) Pengesahan jelas.
5) Waktu Pembuatan logis.
B. Mengumpulkan Bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum
melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan
eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal
yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak
diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya
yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan
calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka
kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya,
masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
C. Menyeleksi Bahan
Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak
terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:
1) Catat hal penting semampunya.
2) Jadikan membaca sebagai kebutuhan
3) Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
b) Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi
penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh :
Topik : masyarakat
Tujuan : untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema : Perkembangan masyarakat dari jaman ke jaman.
I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1. Di Irian
2. Di Kepulauan Mentawai
II. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A. Masyarakat Petani dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur
III. MASYARAKAT INDUSTRI
A. Masyarakat Industri Modern
B. Masyarakat Industri Canggih
c) Urutan topik yang ada.
Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal,
laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam
sebuah lembaga, dll.
Contoh :
Topik : Hutan
Tujuan : Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema : Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B. Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian
Untuk pola berdasar urutan topik yang ada, penulis tidak perlu
memperhatikan mana yang akan didahulukan.
2) Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir
manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :
a) Klimaks-Anti klimaks.
Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian merupakan posisi
yang paling penting. Terdiri dari dua hal :
1. Urutan klimaks = yang penting di akhir.
2. Urutan antiklimaks = yang penting di awal.
Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan
dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.
Contoh :
Topik : Banjir
Tujuan : Untuk mengetahui akibat banjir
Tema : Banjir dan akibatnya
I. MUSIM PENGHUJAN MULAI
II.PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT
b) Umum-Khusus.
Umum – khusus : Hal besar diperinci ke hal- hal yang lebih kecil atau bagian-
bagiannya.
Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu suku-suku dan kebudayaannya.
Khusus – Umum : Sebaliknya.
Contoh
Topik : Pendidikan
Tujuan : Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
Tema : Pendidikan di masyarakat
I. PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT PEDESAAN
IV. PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
c) Sebab-Akibat.
- Sebab ke akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan
akibat-akibat yang mungkin terjadi.
Misal ; penulisan sejarah, berbagai persoalan sosial : kerusakan hutan,
perubahan cuaca global.
- Akibat ke sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-
sebab yang menimbulkannya.
Misal : Krisis multidimensi di Indonesia.
Contoh
Topik : Premanisme di Jakarta
I.PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II. INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
d) Proses.
Dimulai dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau
solusi. Contoh: Banjir di Jakarta, penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya.