Anda di halaman 1dari 10

KASUS MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT TIMAH (PERSERO)

TBK TAHUN 2015

Dosen pengampu : Desy Astrid Anindya,SE,M.Ak

Kelompok 3

20833003
Ketua : Russelia Putri 8
Anggot 20833006
a : Rahma Isnaini Rangkuti 5
20833002
Sri Wahyuni Batu Bara 9
20833006
Togap Intan Sri Dewi 7
20833003
Rachel Pradaya Ambarita 3
20833002
Wina Hanania 5
20833003
Yulia Sintiani Br Siringo-ringo 4
20833003
Kartika Rahayu 6
20833003
Yes Yurun Samaloisa 5

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN

2022
KASUS PT TIMAH (PERSERO) TBK

Ikatan Karyawan Timah (IKT) yang berasal dari Provinsi Bangka Belitung
dan Kepulauan Riau hari ini menggelar orasi di depan Kementerian BUMN.
Dalam orasinya, karyawan yang berjumlah 30 orang ini menyampaikan tuntutan
agar jajaran direksi segera mengundurkan diri.

Tuntunan ini bukannya tanpa alasan. Menurut Ketua Umum IKT Ali
Samsuri, direksi PT Timah (Persero) Tbk (TINS) saat ini telah banyak melakukan
kesalahan dan kelalaian semasa menjabat selama tiga tahun sejak 2013 lalu.

IKT menilai direksi telah banyak melakukan kebohongan publik melalui


media. Contohnya adalah pada laporan keuangan semester I-2015 yang
mengatakan bahwa efisiensi dan strategi yang telah membuahkan kinerja yang
positif. Padahal kenyataanya pada semester I-2015 laba operasi rugi sebesar Rp59
miliar. Oleh sebab itu, IKT menuntut agar jajaran direksi segera mengundurkan
diri. Waktu yang diberikan selama hampir dua tahun oleh IKT tidak berhasil
dimanfaatkan oleh jajaran direksi untuk membenahi kinerja perseroan. Namun,
apabila tuntutan ini tidak dipenuhi oleh perseroan, IKT mengancam akan
menghentikan kegiatan operasi sementara hingga adanya kejelasan dari pihak
direksi. IKT sendiri sudah memberikan waktu agar direksi dapat memperbaiki
kinerja perusahaan. Namun, pertumbuhan gagal dicapai. Untuk itu IKT tuntut
jajaran direksi segera mundur. Apabila tuntutan tersebut tidak dipenuhi maka akan
dilakukan penghentian operasi secara sementara.

PT Timah (Persero) Tbk di duga memberikan laporan keuangan fiktif pada


semester I-2015 lalu. Kegiatan laporan keuangan fiktif ini dilakukan guna
menutupi kinerja keuangan PT Timah yang terus mengkhawatirkan.

Ketua Ikatan Karyawan Timah (IKT), Ali Samsuri mengungkapkan, kondisi


keuangan PT Timah sejak tiga tahun belakangan kurang sehat. Ketidakmampuan
jajaran Direksi PT Timah keluar dari jerat kerugian telah mengakibatkan
penyerahan 80% wilayah tambang milik PT Timah kepada mitra usaha.
Menurutnya, direksi telah mengambil keputusan menyerahkan seluruh tambang di
darat dan 80% tambang timah di laut kepada mitra usaha. Ini bukti kalau kondisi
PT Timah sudah sangat mengkhawatirkan. Penyerahan wilayah tambang milik PT
Timah kepada mitra usaha tersebut memiliki konsekuensi negatif terhadap masa
depan PT Timah terutama bagi 7.000 karyawan di perusahaan milik Negara ini.

Sebelumnya Direksi juga telah mengambil keputusan untuk menutup


kegiatan operasi wilayah tambang besar milik PT Timah, yaitu di TB Mapur, TB
Nudur dan TB Tempilang yang lalu diserahkan kepada Mitra usaha. Jika mengacu
pada kondisi nyata yang terjadi di PT Timah, Ali meyakini kalau laporan
keuangan semester I-2015 PT Timah (Persero)Tbk fiktif. Sebab menurutnya, pada
semester I-2015 laba operasi PT Timah telah mengalami kerugian sebesar Rp 59
milyar. Jadi Ali menyimpulkan bahwa laporan keuangan PT Timah telah berhasil
melakukan kegiatan efisiensi dan strategi yang tepat dan membuahkan kinerja
positif adalah kebohongan besar.

Selain mengalami penurunan laba, PT Timah juga mencatatkan peningkatan


utang hampir 100 persen dibanding 2013. Pada tahun 2013, utang perseroan
hanya mencapai Rp263 miliar. Namun, jumlah utang ini meningkat hingga Rp2,3
triliun pada tahun 2015. IKT menilai direksi telah banyak melakukan kebohongan
publik melalui media. Contohnya adalah pada press release laporan keuangan
semester I-2015 yang mengatakan bahwa efisiensi dan strategi yang telah
membuahkan kinerja yang positif. Padahal kenyataanya pada semester I-2015 laba
operasi rugi sebesar 59 miliar rupiah.
VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Visi PT Timah Tbk adalah “Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di


dunia yang ramah lingkungan”.

Misi PT Timah Tbk :

1. Membangun sumber daya manusia yang tangguh, unggul dan bermartabat.


2. Melaksanakan tata kelola penambangan yang baik dan benar.
3. Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap pemegang saham
serta tanggung jawab sosial.

KENAPA TERJADI KETIDAKSESUAIAN ATAU MANIPULASI

Ketidaksesuaian atau manipulasi laporan keuangan PT Timah terjadi karena


kenaikan utang perusahaan secara fantastis, yang terjadi sejak tahun 2013 hingga
2015 yaitu hamper 100%, di samping itu Perusahaan juga mengalami rugi laba
operasi sebesar 59 miliar rupiah.

ALASAN DILAKUKAN MANIPULASI

Alasan dilakukan manipulasi laporan keuangan PT Timah adalah untuk


menutupi kinerja keuangan yang terus mengkhawatirkan. Contohnya adalah pada
laporan keuangan semester I-2015 yang mengatakan bahwa efisiensi dan strategi
yang telah membuahkan kinerja yang positif. Padahal kenyataanya pada semester
I-2015 laba operasi rugi sebesar 59 miliar rupiah. Jadi kesimpulannya laporan
keuangan PT Timah telah berhasil melakukan kegiatan efisiensi dan strategi yang
tepat dan membuahkan kinerja positif adalah kebohongan besar. Selain
mengalami penurunan laba, PT Timah juga mencatatkan peningkatan utang
hampir 100% dibanding 2013. Pada tahun 2013, utang perseroan hanya mencapai
263 miliar rupiah. Namun, jumlah utang ini meningkat hingga 2,3 triliun rupiah
pada tahun 2015.

PENYEBAB TERJADINYA MANIPULASI


PT Timah Tbk diduga membuat laporan keuangan fiktif pada semester I-
2015, bahwa dalam kasus ini Ikatan Karyawan Timah (IKT) yang berasal dari
Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau menggelar orasi didepan
Kementrian BUMN. Terkait menyampaikan tuntutan agar jajaran direksi PT
Timah (Persero) Tbk segera mengundurkan diri. Hal ini dikarenakan jajaran
direksi PT Timah (Persero) Tbk telah banyak melakukan kesalahan dan kelalaian
semasa menjabat selama tiga tahun sejak 2013. Contohnya adalah pada press
release laporan keuangan semester I-2015 yang menyatakan bahwa efesiensi dan
strategi yang telah membuahkan kinerja yang positif, sedangkan pada
kenyataanya pada semester I-2015 laba oprasional menunjukkan rugi sebesar 59
miliar rupiah. Tidak hanya penurunan laba namun PT Timah juga mencatat
peningkatan utang hampir 100 persen dibanding 2013. Pada tahun 2013, utang
perseroan hanya mencapai 263 miliar rupiah. Pada tahun 2015 utang perseroan
meningkat hingga 2,3 triliun rupiah.

KONSEKUENSI ATAS TINDAKAN MANIPULASI

Pada akhirnya, PT Timah Tbk harus menerima konsekuensinya atas


Tindakan manipulasi tersebut, antara lain:

1. Pengadilan memutuskan jika PT Timah harus menyerahkan kegitan


operasional kepada mitra usaha.
2. Direksi perusahaan juga memutuskan untuk menutup kegiatan operasi
wilayah tambang besar milik PT Timah yaitu di TB Mapur, TB Nudur, dan
TB Tempilang yang lalu diserahkan kepada mitra usaha.

Selain itu, tindakan manipulasi ini juga berdampak kerugian pada berbagai pihak,
antara lain:

1. Investor dan pemegang saham


Laporan keuangan yang telah dimanipulasi akan tampak lebih menarik, dan
akhirnya mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut.
2. Citra perusaahaan pada pasar modal
Perusahaan mendapat citra buruk di mata masyarakat dan menganggap
sistem manajemen perusahaan tidak profesional.
3. Perusahaan itu sendiri
Investor kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan sehingga kredibilitas
perusahaan pun ikut menurun yang mengakibatkan penurunan investasi pada
perusahaan.

HUBUNGAN TERKAIT DENGAN ANGGARAN

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, Perusahaan


senantiasa berpegang pada tata kelola perusahaan pertambangan yang baik dan
menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Salah satu prinsip tata
kelola perusahaan yang baik adalah Akuntabilitas, yaitu Perusahaan berusaha
semaksimal mungkin untuk menjalankan sistem perusahaan yang mendukung
kejelasan dan pemisahan fungsi-fungsi, pelaksanaan, maupun
pertanggungjawaban unit-unit kerja perusahaan. Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menegakkan prinsip Akuntabilitas anatara lain pelaporan Direksi kepada
Dewan Komisaris mengenai Rencana Anggaran Tahunan dan evaluasi bersama
atas kinerja keuangan perusahann, pelaporan keuanagan pada RUPS Tahunan,
pembentukan Komite Audit Internal, dan penunjukan Audit Eksternal.

Dalam kasus ini, PT Timah melaporkan keuangan yang sudah dimanipulasi


dengan tidak mengungkapkan informasi penting perusahaan untuk menutupi
kinerja keuangan perusahaan yang sudah sangat mengkhawatirkan. Tentu saja hal
ini akan merugikan pengguna laporan keuangan, sehingga mereka tidak dapat
memastikan kualitas kinerja perusahaan apakah telah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku atau tidak.
PENUTUP

Identifikasi Masalah

Pada press release laporan keuangan semester I-2015, menyatakan bahwa


efisiensi dan strategi perusahaan telah membuahkan kinerja yang positif,
sedangkan kenyataanya pada semester I-2015 laba operasional menunjukkan rugi
sebesar 59 miliar rupiah. Tidak hanya itu, perusahaan juga mencatakan kenaikan
hutang yang semula hanya 263 miliar rupiah pada tahun 2013 naik hingga
mencapai 2,3 triliun rupiah pada tahun 2015. Ini artinya jajaran Direksi tidak
mampu bekerja dengan optimal dan melakukan pembohongan publik untuk
menutupi kinerja keuangan perusahaan yang sangat buruk. Oleh karena kesalahan
tersebut, IKT (IKatan Karyawan Timah) yang berasal dari Provinsi Bangka
Belitung dan Kepulauan Riau menggelar orasi di depan Kementerian BUMN dan
menuntut jajaran direksi PT Timah supaya mengundurkan diri.

Kesimpulan

Ikatan Karyawan Timah (IKT) menyampaikan tuntutan agar jajaran direksi


segera mengundurkan diri dengan alasan telah banyak melakukan kesalahan dan
kelalaian semasa menjabat selama tiga tahun sejak 2013 lalu. Contohnya adalah
pada laporan keuangan semester I-2015 yang mengatakan bahwa efisiensi dan
strategi yang telah membuahkan kinerja yang positif. Padahal kenyataanya pada
semester I-2015 laba operasi rugi sebesar Rp59 miliar. Tidak hanya penurunan
laba namun PT Timah juga mencatat peningkatan utang hampir 100 persen
dibanding 2013. Pada tahun 2013, utang perseroan hanya mencapai Rp 263 miliar.
Pada tahun 2015 utang perseroan meningkat hingga Rp 2,3 triliun.

Ketidakmampuan jajaran Direksi PT Timah keluar dari jerat kerugian telah


mengakibatkan penyerahan 80% wilayah tambang milik PT Timah kepada mitra
usaha. Ini bukti kalau kondisi PT Timah sudah sangat mengkhawatirkan.
Pengadilan memutuskan jika PT Timah harus menyerahkan kegitan operasional
kepada mitra usaha, dan sebagai sanksinya PT Timah menanggung beberapa
kerugian, diantaranya: Tidak mampu menekan biaya produksi perusahaan, biaya
produksi yang semakin meningkat menyebabkan nilai utang perusahaan semakin
meningkat, hilangnya 80% kepemilikan wilayah tambang, menurunnya
kepercayaan para karyawan kepada direksi, dan tidak mampu mencapai efisiensi
pekerjaan yang ditargetkan oleh para direksi.
DAFTAR PUSTAKA

https://visimisi95.blogspot.com/2018/10/Visi-misi-pt-timah-persero-tbk.html

https://www.scribd.com/document/457924776/Kasus-Fraud-PT-Timah-Tbk

https://jra.politala.ac.id/index.php/JRA/article/view/124

https://eprints.perbanas.ac.id/4443/8/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai