FAKULTAS BISNIS
2023
A. PROFIL PERUSAHAAN
Kode : PTBA
Alamat Kantor : Jl. Parigi No. 1 Muara Enim Tanjung Enim 31716, Sumatera
Selatan, Indonesia
NPWP : 01.000.011.5313.001
Situs : www.ptba.co.id
Sektor : Pertambangan
PT Bukit Asam Tbk didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 42 tahun 1980 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk
Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) Tambang Batu bara Bukit Asam. Perusahaan
memiliki sejarah yang sangat panjang di industri batu bara nasional. Operasional dari
perusahaan ini ditandai dengan beroperasinya tambang Air Laya di Tanjung Enim tahun 1919
oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Kala itu, penambangan masih menggunakan metode
penambangan terbuka (open pit mining).
Visi Perusahaan
Misi Perusahaan
Bidang Usaha
PT Bukit Asam Transpacific Railway Bidang Angkutan kereta api batu bara
Dokumentasi
Kesimpulan
Menurut kelompok kami, PT Bukit Asam tbk tidak memiliki kemungkinan salah saji
material karena dibuktikan dengan persediaan pada tahun 2018 ke 2019 mengalami
penurunan yang diakibatkan penjualan dari persediaan tersebut. oleh karena itu,
menyebabkan pendapatan naik. Pada laporan keuangan PT Bukit Asam disebutkan jika kas
mengalami penurunan yang diakibatkan karena adanya penambahan beban pokok penjualan.
Faktor yang menyebabkan penambahan HPP karena kenaikan pembayaran pemasok dan
karyawan. Piutang juga mengalami penurunan yang wajar karena adanya pelunasan piutang
PT Bukit Asam. Jadi, dapat disimpulkan jika PT Bukit Asam tidak memiliki kemungkinan
salah saji material karena setiap penurunan dan peningkatannya ada alasan yang cukup jelas.
B. PENILAIAN RISIKO
Audit Risk AR = IR x CR x DR
Risiko ini merupakan risiko yang tidak dapat dipengaruhi oleh manajemen dan
perusahaan karena beberapa hal tidak dapat dikendalikan dan auditor tidak dapat
menemukannya dalam audit. Risiko ini berasal dari auditor yang tidak dapat mengidentifikasi
risiko karena transaksi memerlukan tingkat penilaian yang tinggi, kemungkinan besar
perusahaan salah melaporkan beberapa data untuk mengulangi kesalahan lagi, transaksi
bisnis perusahaan rumit dan melibatkan instrumen derivatif. Komponen pada risiko bawaan
meliputi:
Risiko ini mengacu pada risiko salah saji keuangan dan kesalahan dalam laporan
perusahaan karena perusahaan gagal mengendalikan pengendalian internalnya dengan baik.
Misalnya, manajemen tidak dapat mengontrol dan mencegah staf yang tidak melakukan
transaksi sejak awal. Sumber risiko ini adalah manajemen yang gagal memastikan pemisahan
tugas, manajemen tidak dapat menanamkan pengendalian internal yang baik dan benar dalam
pelaporan keuangan, manajemen tidak menerapkan budaya pengarsipan dan dokumentasi
yang tepat. Komponen risiko pengendalian yang memuat akuisisi pembayaran ini meliputi:
● Persediaan fiktif
Risiko ini mengacu pada risiko saat auditor gagal mendeteksi salah saji dan kesalahan
dalam laporan keuangan perusahaan dan akibatnya auditor mengeluarkan opini yang salah
atas laporan tersebut. Sumber dari risiko ini yaitu auditor tidak memilih ukuran sampel yang
benar, auditor tidak memahami kompleksitas dan bisnis yang dilakukan perusahaan, auditor
tidak terlibat komunikasi dengan baik terhadap manajemen, dan auditor tidak merencanakan
audit dengan baik dan memilih prosedur audit yang tidak tepat. Komponennya meliputi:
Auditor tidak dapat mendeteksi asset yang berupa sumber daya alam
Transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan
Menelaah penyajian dan pengungkapan persediaan dalam laporan keuangan
Ketidakakuratan catatan transfer persediaan memungkinkan terdapat
pencatatan ganda.
Kesalahan perhitungan sampling untuk SO
Kurangnya skeptisisme pada saat SO
● RASIO AKTIVITAS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio perputaran piutang dari PT Bukit Asam
Tbk pada tahun 2018 sebesar 8,87 kali dan pada tahun 2019 mengalami kenaikan
sebesar 1,32 kali yang berarti penagihan piutang pada tahun 2019 lebih berhasil
dibandingkan tahun 2018.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio perputaran persediaan dari PT Bukit Asam
Tbk pada tahun 2019 lebih baik daripada tahun 2018 dikarenakan perusahaan tidak
menyimpan persediaan terlalu banyak.
Dari tabel di atas, rasio perputaran modal kerja dari PT Bukit Asam Tbk pada tahun
2019 lebih tinggi dari tahun 2018 dikarenakan perputaran persediaan yang lebih kecil.
Dari tabel di atas, total assets turn over mengalami kenaikan pada periode tahun 2018
sebesar 1,02 kali dan tahun 2019 sebesar 1,06 kali. Di mana mengalami kenaikan
sebesar 0,04 kali.
● RASIO PROFITABILITAS
Dari tabel di atas, net profit margin mengalami penurunan pada periode tahun 2018
sebesar 34,6% dan pada tahun 2019 sebesar 27,4%. Penurunan sebesar 7,2%.
Penurunan rasio ini terjadi karena adanya penurunan laba kotor dan peningkatan angka
penjualan.
2. Return On Asset
Dari tabel di atas, return on asset mengalami penurunan pada periode tahun 2018
sebesar 21,18% dan pada tahun 2019 sebesar 15,48%. Penurunan sebesar 5,7%.
● RASIO LIKUIDITAS
1. Quick Ratio
Inventory to Networking
Aset Lancar Persediaan Hutang Lancar Capital
Tahun
(a) (b) (c)
(b)/(a-c)=(d)
Dari tabel di atas, Inventory to Networking Capital mengalami kenaikan pada periode
tahun 2018 sebesar 23% dan pada tahun 2019 sebesar 20%. Kenaikan sebesar 3%.
Persediaan pada PT PTBA tahun 2019 sebesar Rp1.383.064 juta, turun 10,84%
dibandingkan Persediaan tahun 2018 sebesar Rp1.551.135 juta. Penurunan pada tahun
sebelumnya ini disebabkan oleh menurunnya persediaan batu bara sebesar 15%, sebagai
akibat peningkatan volume penjualan sebesar 13%. Pada tahun 2019 untuk kas bersih
menurun seiring dengan persediaan yang juga menurun. Penurunan ini terutama disebabkan
penurunan pada penerimaan pelanggan tahun 2018 sebesar Rp23.729.134 dan tahun 2019
sebesar Rp21.748.172. Penurunan sebesar Rp1.980.962 juta dan kenaikan pada pembayaran
kepada pemasok dan karyawan pada tahun 2018 sebesar Rp12.814.039 dan tahun 2019
sebesar Rp 15.000.896. peningkatan sebesar Rp2.18.857 juta.
D. ASERSI MANAJEMEN