Nim : 18020030
Aircraft maintenance engineer atau AME merupakan teknisi pesawat yang bertanggung
jawab pada kelayakan pesawat untuk terbang atau mengudara. Merawat dan
memastikan pesawat memiliki kelayakan untuk beroperasi dengan baik adalah di
antara tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, jika ada masalah teknis pada pesawat, maka
merekalah yang bertugas untuk menyelesaikannya.
Teknisi penerbagan atau teknisi pesawat memiliki tugas secara umum antara lain,
menyiapkan, memberikan informasi, mengumpulkan data, menyusun laporan tugas,
mengoperasikan, memelihara dan mengkalibrasi peralatan, melakukan evaluasi dan
koordinasi, menganalisa serta membuat rekomendasi guna mewujudkan keselamatan
penerbangan sesuai batas kewenangannya.
Hal tersebut bisa dirujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 64 Tahun 2011
tentang Kriteria, Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan. Dan secara spesifik, tugas
seorang aircraft maintenance engineer atau teknisi pesawat antara lain adalah:
Memastikan Pesawat Aman (Visual Check)
Setelah pesawat mendarat, seorang teknisi penerbangan juga perlu meminta informasi
dari awak kabin dan pilot mengenai kondisi pesawat selama penerbangan berlangsung.
Informasi yang didapatkan tersebut kemudian menjadi acuan bagi teknisi apakah perlu
atau tidak mengganti spare part pesawat demi kelancaran penerbangan selanjutnya.
Selain bagian luar, teknisi juga wajib mengecek kondisi bagian dalam pesawat. Di antara
bagian yang wajib dicek adalah aircraft monitoring log, deferred maintenance item, fuel
and oil quantity dan cabin maintenance log. Biasanya teknisi akan banyak berdiskusi
dengan awak kabin dan kapten guna memudahkan pekerjaannya. Apabila pesawat
telah berangkat teknisi tetap harus standby untuk pengecekan pesawat berikutnya.
Tantangan Pekerjaan
Sebagai seorang teknisi pesawat berarti setiap hari harus siap menerima tantangan
baru. Artinya, pekerjaan setiap harinya harus mengikuti job card. Saat pesawat masuk,
penumpang dan cargo sudah turun semua. Seorang teknisi sudah mulai melaksanakan
tugasnya. Teknisi akan membawa pesawat ke sebuah hanggar atau towing.
Di tempat ini, pesawat akan dicek kondisinya. Apakah normal atau tidak. Adapun
tantangan terberat dari seorang aircraft maintenance engineer adalah memastikan
pesawat dalam kondisi aman Sebab, hal tersebut sangat fatal akibatnya. Selain karena
memang merupakan tanggung jawab profesionalnya.
Umumnya ada dua tipe pengecekan yang harus dilakukan. Pertama disebut
dengan transit check. Tujuannya adalah untuk mengecek kondisi pesawat
setelah landing sementara dan akan melanjutkan perjalanannya. Karenanya transit
check ini tidak memakan banyak waktu, kurang lebih 1 jam.
Pengecekan kedua adalah pengecekan dalam. Biasanya terjadi pada pesawat yang jam
penerbangan selanjutnya masih berselang lama, sekitar 12 jam. Tidak semua pesawat
memiliki cara pengecekan yang sama, sebab bisa jadi pesawat tersebut
butuh maintenance khusus. Oleh sebab itu, profesi satu ini menuntut kompetensi
tersendiri.
Kompetensi yang Wajib Dimiliki
Ada dua kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang teknisi pesawat. Kompetensi
tersebut biasanya didapatkan pada saat berada di dunia perkuliahan. Baik mekanik
pesawat maupun teknisi pesawat, keduanya menuntut dua keahlian yang sama. Ini dia
keahlian yang dibutuhkan tersebut:
Kompetensi Utama
Kompetensi pendukung
A Check
A check biasanya dilakukan setiap 400-600 jam terbang atau 200-300 pergerakan
seperti lepas landas dan mendarat. Aircraft maintenance ini setidaknya membutuhkan
150-180 jam kerja dan biasanya dilakukan di hangar atau towing sedikitnya 10 jam.
Selain itu, jenis pesawat juga bisa menentukan pengecekan satu ini.
B Check
Pengecekan satu ini dilakukan setiap 6-8 bulan dengan estimasi waktu 160-180 jam
kerja. Biasanya bisa selesai antara 1-3 hari di towing. Karena masih satu golongan check
maka sebenarnya A check dan B check ini bisa digabungkan menjadi satu check yang
berkelanjutan.
C Check
C check ini tergolong pemeriksaan yang berat. Karenanya, membutuhkan waktu yang
lebih lama. Biasanya dilakukan setiap 20-24 bulan atau pada jumlah jam terbang
tertentu seperti yang ditentukan oleh pembuat pesawat. Check satu ini menuntut untuk
pengecekan hampir semua komponen dari pesawat diperiksa.
Aircraft maintenance ini juga membuat pesawat tidak bisa beroperasi sementara
selama proses pemeriksaan. Sebab, pesawat tidak diizinkan untuk meninggalkan
tempat pemeriksaan sebelum selesai. Dan dibandingkan dengan A dan B check
pemeriksaan ini membutuhkan tempat yang lebih luas.
Adapun waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ini antara 1-2 minggu dan
membutuhkan tenaga hingga 6000 jam kerja. Dan untuk jadwal pemeriksaannya sendiri
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan komponen yang diperiksa, termasuk juga jenis
pesawat.
D Check
Pengecekan ini adalah yang paling luas dan berat bagi sebuah pesawat. Pasalnya,
pemeriksaan ini dilakukan kita-kira setiap enam tahun dan dalam prosesnya menuntut
agar setiap bagian pesawat dibongkar untuk inspeksi dan diteliti. Bahkan, catnya pun
benar-benar harus dikelupas untuk bisa melakukan inspeksi lebih lanjut pada bagian
lambung pesawat.
Adapun waktu pemeriksaannya bisa memakan hingga 50.000 jam kerja dan sampai 2
bulan agar bisa selesai sempurna. Pemeriksaan ini juga membutuhkan tempat yang
cukup luas. Sehingga lokasi yang paling tepat adalah di basis perawatan pesawat yang
memadai.
Karena sulitnya dan besarnya usaha yang dibutuhkan maka tak heran jika aircraft
maintenance satu ini menjadi cukup mahal di biayanya. Sekedar info, untuk melakukan
D check ini dibutuhkan dana sampai puluhan miliar rupiah. Fantastis bukan angkanya?
Oleh sebab kondisi dan biaya pemeriksaan ini, maka sebagian besar maskapai
(khususnya yang mempunyai armada besar) harus merencanakan D check pesawatnya
setahun sebelumnya. Tak jarang, maskapai membesituakan pesawatnya, karena
melihat biaya pengecekan yang kadang tak sebanding dengan nilai pesawat itu sendiri.
Umumnya, sebuah pesawat sipil akan mendapatkan tiga kali D check sebelum benar-
benar dipensiunkan. Banyak bengkel perawatan, perbaikan, pengecekan dan
pembongkaran menyatakan sulit mendapatkan D check yang menguntungkan di
berbagai Negara tertentu, jadi bisa dihitung jari bengkel yang bisa melakukannya.
Dengan perkiraan waktu pengerjaan yang cukup lama, tak jarang juga dari pihak
maskapai memanfaatkannya untuk melakukan modifikasi kabin yang cukup besar di
pesawat yang meliputi penggantian kursi, sistem hiburan serta karpet pesawat.
Perawatan bagian pesawat yang tidak kalah penting adalah cabin maintenance. Hal ini
dilakukan demi menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang. Dan biasanya
perawatan satu ini dilakukan oleh bagian khusus, yang memiliki teknologi yang
memadai.
Contohnya adalah saat ini kursi pesawat sedemikian ergonomis dan bisa disetel sesuai
keinginan penumpang. In flight entertainment atau hiburan selama terbang pun telah
menjadi kelengkapan wajib ada pada pesawat komersial full service. Nah, setiap
perangkat tersebut harus mendapatkan pengecekan secara rutin dan berkala.
Perawatan secara umum pada kabin antara lain seperti kursi, karpet, dinding, partisi
atau tirai, tempat bagasi dan jendela. Selanjutnya secara spesifik dilakukan pada sistem
yang menunjang aktivitas penumpang dan awak kabin dalam melayani penumpang
selama penerbangan seperti public address, hiburan, dapur serta toilet dan
kelengkapannya.
Disini juga akan diperiksa ketersediaan dan fungsi peralatan darurat seperti jaket
pelampung, peluncur penyelamatan, rakit keselamatan, megaphone, lampu senter,
peralatan pertolongan pertama dan perlengkapan obat-obatan serta portable
emergency locator transmitter
3. OEM adalah singkatan dari Original Equipment Manufacturer. Artinya produk OEM
adalah produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan produsen tapi kemudian dijual
kembali oleh perusahaan manufaktur dengan menggunakan merek lain.