Anda di halaman 1dari 49

PANGKALAN UTAMA TNI AL VII

RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT


(HOSPITAL BYLAWS)
DAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BYLAWS)
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

Disahkan Berdasarkan
KEPUTUSAN KARUMKIT SAMUEL J. MOEDA
Nomor Skep: 01/VI/2020
Tanggal 01 Juni 2020

RSAL SAMUEL J. MOEDA


JL. Yos Sudarso No.5 Osmok, Kupang
Telp: 0380-890670
PANGKALAN UTAMA TNI AL VII
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT


(HOSPITAL BYLAWS)
DAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BYLAWS)
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

Disahkan Berdasarkan
KEPUTUSAN KARUMKIT SAMUEL J. MOEDA
Nomor Skep: 01/VI/2020
Tanggal 01 Juni 2020

RSAL SAMUEL J. MOEDA


Jl. Yos Sudarso No.5 Osmok, Kupang
Telp: 0380-890670
PANGKALAN UTAMA TNI AL VII
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA

KEPUTUSAN
Nomor: Skep/ O1/ VI/ 2020

tentang

PEMBERLAKUAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT


(HOSPITAL BYLAWS)
DAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BYLAWS)
RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT SAMUEL J. MOEDA

KARUMKIT TNI ANGKATAN LAUT SAMUEL J. MOEDA

Menimbang : 1. Bahwa rumah sakit tidak Iagi dipandang sebagai lembaga sosial
yang kebal hukum, tetapi telah bergeser menjadi lembaga yang
dapat menjadi subyek hukum.

2. Bahwa berdasarkan hal tersebut dipandang perlu untuk


mengeluarkan surat keputusan tentang pembertakuan Peraturan
Internal Rumah Sakit dan Peraturan Intemal Staf Medis yang
mengatur peran dan fungsi pemilik, pengelola dan seluruh staf medis
rumah sakit.

Mengingat : 1. Surat Dirjen Yanmedik Depkes RI Nornor YM.OO.02.2.3.790


tentang pembentukan Komite Medik tanggal 28 Juli 1995.

2. Surat Keputusan Kasai Nomor Skep/1456/lW2006 tentang


Klasifikasi dan Dislokasi Fasilitas Kesehatan TM Angkatan Laut
tanggal 26 September 2006.

3. Keputusan Menkes RI Nomor YM.02.04.3.5.2612 tentang


Pemberian izin Penyelenggaraan Kepada Markas Besar TNI
Angkatan Laut Jalan Raya Hankam Cilangkap, Jakarta Timur, DKI
Jakarta untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dengan nama
"RSAL SAMUEL J. MOEDA Propinsi NUSA TENGGARA TIMUR
tanggal 28 September 2006.
4. Surat Kepala Diskesal Nomor B/851/IX/2007 tanggal 14
September 2007 tentang Akreditasi Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Memberlakukan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital


ByLaws) di RSAL Samuel J. Moeda Kupang yang terdiri dari
Peraturan Internal Korporasi (Corporate ByLaws) dan Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staf ByLaws) sebagaimana terdapat
dalam lampiran “A” dan “B”.

2. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital ByLaws)


sebagaimana yang disebut pada butir diatas merupakan acuan yang
harus di taati dan dilaksanakan oleh seluruh pelaksana kegiatan di
seluruh bidang di RSAL Samuel J. Moeda guna menyelenggarakan
kegiatan secara baik dan benar.

3. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital ByLaws)


sebagaimana yang disebut pada butir 1 diatas berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Dengan catatan:

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat


keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Salinan surat keputusan ini disampaikan kepada


1. Komandan Lantamal VII Kupang
2. Kepala Diskes Lantamal VII Kupang
3. Ketua Komite Medis RSAL Samuel J. Moeda
4. Kepala Bagian RSAL Samuel J. Moeda

Ditetapkan di Kupang
Pada tanggal 01 Juni 2020

Karumkital Samuel J. Moeda

dr. Rudy Cahyono Sp. KJ Letkol


Laut (K) NRP. 14589/P
PANGKALAN UTAMA TNI AL VII Lampiran"A" Keputusan Kepala RSALSJM
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA Nomor Skep/ 01 /VI/ 2020
Tanggal 01 Juni 2020

PERATURAN INTERNAL RSAL SAMEL J. MOEDA


(HOSPITAL BYLAWS)

BABI
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) Samuel J. Moeda adalah rumah
sakit pemerintah yang di samping menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
bagi prajurit TNI AL, PNS dan keluarganya, juga memberikan jasa pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum.

b. RSAL Samuel J. Moeda dalam menyenggarakan peran dan fungsinya


senantiasa menjunjung tinggi etika, profesionalisme, rasa sosial dan semangat
kemanusiaan yang tinggi dan dilandasi hati nurani.

c. Untuk mengelola rumah sakit secara profesional dan akuntabel perlu landasan
hukum yang tertuang dalam Hospital Bylaws, yang terdiri atas Peraturan Internal
Korporasi (Corporate Bylaws) dan Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff
Bylaws).

d. Peraturan Internal RSAL Samuel J. Moeda ini disusun dan ditetapkan dengan
tujuan untuk:

1). Menjadi pedoman bagi pemilik dalam melakukan pengawasan Rumah


Sakit.

2). Menjadi pedoman bagi kepala rumah sakit dalam mengelola rumah
sakit dan menyusun kebijakan yang bersifat teknis operasional.

3). Sebagai sarana bagi pengelola rumah sakit untuk menjamin efektifitas,
efisiensi dan mutu pelayanan.

4). Dijadikan sebagai sarana perlindungan hukum bagi semua pihak dan
sebagai referensi di dalam menyelesaikan konflik di rumah sakit.
BAB II
KETENTUAN UMUM

2. Pengertian.

a. Hospital Bylaws adalah suatu aturan dasar yang mengatur tata cara hubungan
dan penyelenggaraan rumah sakit antara Pengawas, Kepala rumah sakit dan Komite
Medis yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit.

b. RSAL Samuel J. Moeda adalah Fasilitas Kesehatan (Faskes) TNI Angkatan


Laut yang memiliki sarana dan prasarana, peralatan dan personel kesehatan untuk
melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan bagi personel TNI Angkatan Laut
dan keluarganya dengan klasifikasi rumah sakit Tingkat IV.

c. Karumkit adalah orang yang dipilih dan ditunjuk oleh Kepala Staf Angkatan
Laut sebagai Pimpinan Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Samuel J. Moeda.

d. Komite Medis adalah wadah profesional staf medis di RSAL Samuel J.


Moeda yang keanggotaannya berasal dari ketua kelompok staf medis atau yang
mewakili.

e. Staf Medis (Medical Staf) adalah adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis
dan dokter gigi spesialis yang telah terikat perjanjian dengan RSAL Samuel J. Moeda
maupun yang ditetapkan berdasarkan keputusan penempatan di RSAL Samuel J.
Moeda dari pejabat yang berwenang, bekerja puma waktu maupun paruh waktu di unit
pelayanan rumah sakit dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan medis
diagnostik maupun terapetik di RSAL Samuel J. Moeda.

f. Dokter atau Dokter Gigi adalah seorang tenaga medis yang memiliki ijin
praktek dibidang kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana yang dimaksud daiam
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang telah
terikat perjanjian dengan RSAL Samuel J. Moeda berdasarkan keputusan
penempatan di RSAL Samuel J. Moeda dari pejabat yang berwenang , bekerja purna
waktu maupun paruh waktu di unit pelayanan rumah sakit dan memiliki kewenangan
untuk melakukan tindakan medis diagnostik maupun terapetik di RSAL Samuel J.
Moeda .

g. Dokter Tamu adalah dokter atau dokter gigi yang punya reputasi tinggi
datam keahliannya yang dibutuhkan dalam pelayanan di rumah sakit, dan bekerja
dengan SIP khusus atas ijin dari Kepala Dinas Kesehatan Kupang untuk jangka
waktu tertentu

BAB III
NAMA, TUJUAN, VISI DAN MISI RUMAH SAKIT

3. Nama, Tujuan dan Tanggung Jawab

a. Nama. Nama rumah sakit adalah Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Samuel J.
Moeda, yang merupakan rumah sakit pemerintah Tingkat IV (Tipe D) dan didirikan
pada tanggal 5 Februari 2008 berdasarkan Skep Menhankam No.KEP/369/IV/1980 dan
Surat Telegram Kapuskes TNI No.ST/02/2007
b. Tujuan. Tujuan rumah sakit adalah membantu prajurit dan PNS TNI
khususnya TNI AL dan keluarganya serta masyarakat umum dalam meningkatkan
derajat kesehatan melalui pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu dan efisien
yang selalu berorientasi kepada kepuasan pasien.

c. Tanggung Jawab. Tanggung jawab rumah sakit adalah:

1) Menyiapkan prajurit TNI khususnya prajurit TNI AL agar selalu siap


tempur guna mendukung tugas pokok TNI dalam pertahanan dan keamanan
negara melalui:
a) Pemberian pelayanan kesehatan bagi prajurit yang sakit agar
kembali sehat dan bertugas.
b) Pemberian dukungan kesehatan baik untuk operasi latihan
maupun operasi tempur.
c) Promosi kesehatan melalui uji pemeriksaan kesehatan secara
berkala.

2) Memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarga prajurit TNI AL dan


PNS yang berdinas di wilayah Lantamal VII Kupang

3) Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) Samuel J. Moeda di


samping menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI
AL, PNS dan keluarganya, juga memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi
masyarakat umum.

4. Visi, Misi dan Motto.

a. Visi. Visi Rumkital Samuel J. Moeda adalah Rumah Sakit Rujukan


TNI dan Masyarakat umum di wilayah kerja Lantamal VII yang berkualitas dan mampu
melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang Profesional.

b. Misi. Misi Rumkital Samuel J. Moeda

adalah: 1)
Terlaksananya dukungan dan Pelayanan Kesehatan yang
berkualitas
2) Terpenuhinya sumber daya manusia yang
professional
3) Terselenggaranya kesiapan sarana dan prasarana kesehatan yang
handal
4) Terselenggaranya dukungan dan Pelayanan Kesehatan dalam Operasi Militer Perang
(OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP)

c. Motto. Motto Rumkital Samuel J. Moeda adalah Berkualitas Dalam


Profesi, Ramah Dalam Pelayanan.
BAB IV
PENYELENGARAAN RUMAH SAKIT

5. Pengangkatan dan. Pemberhentian Kepala Rumah Sakit

a. Kepala rumah sakit adalah orang perorang yang:


1) Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman
dibidang perumahsakitan dan berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk
mengembangkan usaha guna kemandirian Rumah Sakit.

2) Peka terhadap perkembangan perumahsakitan.

3) Bersifat terbuka, bijaksana dan jujur.

4) Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani di


lingkungan profesinya.

b. Kepala rumah sakit diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Staf Angkatan
Laut.

6. Tugas dan Wewenang Kepala Rumah Sakit.

a. Memimpin dan mengurus rumah sakit sesuai dengan tujuan rumah sakit
dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna.

b. Menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan rumah sakit.

c. Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit.

d. Menyiapkan Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit dan Rencana Bisinis


Anggaran Tahunan Rumah Sakit.

e. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi rumah sakit


sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi rumah sakit.

f. Membuat uraian tugas dan jabatan serta tata hubugan kerja yang disesuaikan
dengan struktur organisasi dan tata kerja rumah sakit yang ditetapkan dalam
Organisasi dan Prosedur Rumkital Samuel J. Moeda.

g. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

7. Komite Medis

a. Komite Medis Rumkital Samuel J. Moeda adalah satuan organisasi yang


bersifat koordinatif fungsional, yang mempunyai tugas utama membantu Karumkital
Samuel J. Moeda meningkatkan mutu pelayanan medis, membina etika profesi dan
mengembangkan sumber daya profesi medis.
b. Komite medis merupakan wadah profesional medis yang keanggotaannya
berasal dari ketua kelompok staf medis atau yang mewakili. Komite medis
mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian staf medis.

c. Komite Medis berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Karumkit

d. Pembentukan Komite Medis ditentukan oleh Karumkit sesuai dengan


kebutuhan rumah sakit, sekurang-kurangnya terdiri dari sub komite Kredensial, sub
komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis, sub komite Etika dan Disiplin Profesi,
sub komite Rekam Medis dan sub komite Farmasi dan Terapi.

e. Komite Medis dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat dan dipilih oleh
seluruh anggota staf medis dan ditetapkan berdasarkan keputusan Karumkit. Untuk
pengangkatan pertama, Ketua komite medis ditunjuk oleh Karumkit.

8. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit

a. Hak Rumah Sakit

1) Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di


rumah sakit sesuai dengan kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit (hospital
ByLaws).

2) Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala


peraturan rumah sakit

3) Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala


instruksi yang diberikan dokter kepadanya.

4) Rumah sakit berhak menolak keinginan pasien yang bertentangan


dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan.

5) Rumah sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber


daya manusia.

6) Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah
sakit melalui panitia kredensial.

7) Rumah sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta


menentukan renumerasi. Insentif, dan penghargaan.

8) Rumah sakit berhak melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam


rangka mengembangkan pelayanan.

9) Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan


wanprestasi (termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain-lain).

10) Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum.


b. Kewajiban Rumah Sakit

1) Rumah sakit berkewajiban mematuhi perundangan dan peraturan yang


dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Rumah sakit berkewajiban memberkan pelayanan kepada pasien tanpa


membedakan suku, ras, agama, seks, dan status sosial pasien.

3) Rumah sakit berkewajiban merawat pasien sebaik-baiknya dengan


tidak membedakan kelas perawatan (duty of care).

4) Rumah sakit berkewajiban menjaga mutu perawatan dengan tidak


membedakan kelas perawatan (quality of care)

5) Rumah sakit berkewajiban memberikan pertolongan pengobatan diunit


gawat darurat tanpa meminta jaminan materi terlebih dahulu.

6) Rumah sakit berkewajiban menyediakan sarana dan peralatan umum


yang dibutuhkan.

7) Rumah sakit berkewajiban menyediakan sarana dan peralatan medik


(medical equipment) sesuai dengan standar yang berlaku.

8) Rumah sakit berkewajiban menjaga agar semua sarana dan peralatan


senantiasa dalam keadaan siap pakai (ready for use).

9) Rumah sakit berkewajiban merujuk pasien kepada rumah sakit lain


apabila tidak memiliki sarana dan prasarana, peralatan dan tenaga yang
diperlukan.

10) Rumah sakit berkewajiban mengusahakan adanya system, sarana dan


prasarana pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.

11) Rumah sakit beikewajiban melindungi dokter dan memberikan


bantuan administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter
tersebut mendapat perlakuan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau
keluarganya.

12) Rumah sakit berkewajiban mengadakan perjanjian tertulis dengan para


dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut.

13) Rumah sakit berkewajiban membuat standar dan prosedur tetap baik
untuk pelayanan medik, penunjang medik maupun non medik.
BAB V
PENGAWASAN

9. Pengawasan terhadap seluruh kegiatan pelayanan Rumkital Samuel J. Moeda


dilakukan sebagai berikut:

a. Komandan Lantamal VII melalui Kadiskes Lantamal VII melaksanakan


Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Rumkital Samuel J. Moeda Kupang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas kelompok staf medis dilaksanakan


oleh komite medis dan komite medis bertanggung jawab kepada Karumkit.

BAB VI
KETENTUAN PERUBAHAN

10. Perubahan Statuta

Pemilik dapat melakukan perubahan terhadap statuta ini sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan perumahsakitan.

BAB VII
PENUTUP

11. Pemberlakuan Peraturan Internal Rumah Sakit


a. Peraturan Internal Rumah Sakit TNI Angkatan Samuel J. Moeda ini berlaku
sejak tanggal di tetapkan

b. Peraturan Internal Rumah Sakit TNI Angkatan Samuel J. Moeda ini


selanjutnya akan menjadi pedoman semua peraturan dan kebijakan rumah sakit yang
dibuat dengan surat keputusan Karumkit.

Ditetapkan di Kupangs
Pada tanggal 01 Juni 2020

Karumkital Samuel J. Moeda

dr. Rudy Cahyono Sp. KJ Letkol


Laut (K) NRP. 14589/P
PANGKALAN UTAMA TNI AL VII Lampiran"B" Keputusan Kepala RSALSJM
RUMKITAL SAMUEL J. MOEDA Nomor Skep/ 01 /VI/ 2020
Tanggal 01 Juni 2020

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS)


RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT (RUMKITAL)
SAMUEL J. MOEDA KUPANG

BABI
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) Samuel J. Moeda adalah rumah
sakit pemerintah yang di samping menyelenggarakan kegiatan pelayanan Kesehatan
bagi prajurit TNI AL, PNS dan keluarganya, juga memberikan jasa pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum.

b. Rumkital Samuel J. Moeda dalam menyenggarakan peran dan fungsinya


senantiasa menjunjung tinggi etika, profesionalisme, rasa sosial dan semangat
kemanusiaan yang tinggi dan dilandasi hati nurani.

c. Untuk mengelola rumah sakit secara profesional dan akuntabel perlu landasan
hukum yang tertuang dalam Hospital Bylaws, yang terdiri atas Peraturan Internal Staf
Medis (Medical Staff Bylaws) dan Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws).

d. Dengan didasari akan tanggung jawab untuk menjaga martabat profesi medis,
dan demi tercapainya peningkatan mutu pelayanan medis di Rumkital Samuel J.
Moeda dari waktu ke waktu, maka dokter dan dokter gigi yang saat ini bertugas dan
berbakti dalam pelayanan medis Rumkital Samuel J. Moeda Kupang, sebagai staf
medis, menyepakati dan menyetujui adanya Peraturan Intemal Staf Medis Rumkital
Samuel J. Moeda.

e. Peraturan Intemal Staf Medis Rumkital Samuel J. Moeda ini disusun dan
ditetapkan dengan tujuan untuk:

1) Menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu kepada pasien


rumah sakit.
2) Memberikan pedoman kepada Staf Medis dalam menjalankan
pelayanan sesuai dengan standar profesinya

3) Memberikan acuan kepada staf maupun manajemen dalam mencari


solusi penyelesaian masalah yang mungkin timbul

4) Menciptakan sistem yang memungkinkan Staf Medis mengatur diri


sendiri dalam melaksanakan interaksi terapeutik dengan pasien, serta
akuntabilitas yang terkait dengan interaksi profesional.
BAB II
KETENTUAN UMUM

2. Pengertian.

a. Medical Staff Bylaws adalah suatu peraturan internal organisasi staf medis
dan komite medis di rumah sakit yang mengatur tentang pengorganisasian staf medis,
komite medis, peran, tugas dan kewenangannya. Medical Staff bylaws merupakan
bagian dari Peraturan Intemal Rumah sakit (Hospital Bylaws) Rumkital Samuel J.
Moeda yang merupakan landasan pengelolaan Staf Medis, yang terpisah dari
Peraturan Intemal Korporat (Corporate Bylaws).

b. Rumkital Samuel J. Moeda adalah Fasilitas Kesehatan (Faskes) TNI


Angkatan Laut yang memiliki sarana dan prasarana, peralatan dan personel kesehatan
untuk melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan bagi personel TNI Angkatan
Laut dan keluarganya dengan klasifikasi rumah sakit Tingkat IV.

c. Karumkit adalah orang yang dipilih dan ditunjuk oleh Kepala Staf Angkatan
Laut sebagai Pimpinan Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Samuel J. Moeda.

d. Staf Medis (Medical Staf) adalah adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis
dan dokter gigi spesialis yang telah terikat perjanjian dengan Rumkital Samuel J.
Moeda maupun yang ditetapkan berdasarkan keputusan penempatan di Rumkital
Samuel J. Moeda dari pejabat yang berwenang, bekerja purna waktu maupun paruh
waktu di unit pelayanan rumah sakit dan memiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan medis diagnostik maupun terapetik.

e. Staf Medis Tamu adalah staf medis pengganti yang dibutuhkan dalam
pelayanan di rumah sakit, dan bekerja dengan SIP khusus atas ijin dari Kepala Dinas
Kesehatan Nusa Tenggara Timur, dan tidak memiliki hak suara ataupun dipilih
sebagai pengurus Komite Medis.

f. Kelompok Staf Medis (KSM) adalah adalah sekumpulan staf medis dengan
spesialisasi dan atau keahlian yang sejenis atau hampir sama.

g. Komite Medis adalah wadah profesional staf medis di Rumkital Samuel J.


Moeda yang keanggotaannya berasal dari ketua kelompok staf medis atau yang
mewakili.

h. Sub Komite adalah kelompok kerja di bawah Komite Medis yang dibentuk
untuk mengelola masalah-masalah khusus, sesuai kebutuhan rumah sakit. Anggota
sub komite terdiri dari staf medis dan tenaga profesi lainnya secara ex-officio.
BAB III
NAMA, TUJUAN, TANGGUNG JAWAB

3. Nama, Tujuan dan Tanggung Jawab

a. Nama. Nama rumah sakit adalah Rumah Sakit TNI Angkatan Laut
Samuel J. Moeda, yang merupakan rumah sakit pemerintah Tingkat IV (Tipe D) dan
didirikan pada tanggal 31 Juli 1977 berdasarkan Menhankam No.KEP/369/IV/1980
dan Surat Telegram Kapuskes TNI No.ST/02/2007.

b. Tujuan. Tujuan ditetapkannya Peraturan Internal Staf Medis Rumkital Samuel


J. Moeda ini adalah sebagai acuan bagi rumah sakit dalam mengorganisasi staf medis
dan komite medis untuk peningkatan pelayanan medis terhadap pasien.

c. Tanggung Jawab. Tanggung jawab organisasi STAF MEDIS adalah:

1) Memantau dan mengkaji pelaksanaan pelayanan pasien yang diberikan oleh


semua pelaksana profesi yang bekerja di Rumkital Samuel J. Moeda melalui:

a) Program kredensial termasuk mekanisme pengangkatan dan


pengangkătan kembali, dan penilaian kesesuaian pelayanan dengan
kemampuan praktisi;

b) Kajian untuk mengalokasikan pelayanan medis agar sesuai dengan


yang diharapkan oleh pasien;

c) Penyelenggaraan struktur organisasi yang memungkinkan


pemantauan terhadap perawatan pasien secara terus-menerus;

d) Kajian dan evaluasi kualitas pelayanan pasien melalui program


peningkatan kualitas pelayanan secara berkelanjutan.

2) Memberikan rekomendasi kepada Karumkit mengenai pengangkatan,


pengangkatan kembali, kategori staf, pengangkatan di STAF MEDIS, pemberian
wewenang klinis, dan upaya perbaikan’Memantau kualitas dan efisiensi pelayanan
pasien melalui laporan yang teratur dan memberi rekomendasi terhadap
implementasi dan hasil upaya peningkatan kualitas pelayanan

3) Menciptakan lingkungan sehingga pendidikan profesi dapat berlangsung, dan


setiap dokter mempunyai kesempatan untuk memperoleh keterampilan yang tinggi
dalam disiplinnya

4) Menciptakan lingkungan untuk mempercepat penerapan pengetahuan baru dan


merevisi pengetahuan lama demi perbaikan kualitas pelayanan

5) Membantu Karumkit dengan bertindak sebagai badan pengkaji aktivitas


profesional terhadap kualitas, perbaikan kinerja, dan kajian mitra bestari (peer
review)
6) Memacu sosialisasi, pemahaman, pengembangan, dan ketaatan terhadap PSIM
ini, serta semua kebijakan dan peraturan tentang perawatan pasien di Rumah Sakit

7) Menyediakan sistem mediasi untuk memecahkan konflik diantara STAF


MEDIS, administrasi Rumah Sakit, dan anggota

8) Membantu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan menerapkan tujuan


Rumah Sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.

4. Visi, Misi dan Motto.

a. Visi.Visi Rumkital Samuel J. Moeda adalah Rumah Sakit Rujukan TNI dan
Masyarakat umum di wilayah kerja Lantamal VII yang berkualitas dan mampu
melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang Profesional.

b. Misi. Misi Rumkital Samuel J. Moeda adalah;

1) Terlaksananya dukungan dan Pelayanan Kesehatan yang


berkualitas
2) Terpenuhinya sumber daya manusia yang
professional
3) Terselenggaranya kesiapan sarana dan prasarana kesehatan yang
handal
4)Terselenggaranya dukungan dan Pelayanan Kesehatan dalam Operasi Militer
Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP)

c. Motto. Motto Rumkital Samuel J. Moeda adalah Berkualitas Dalam Profesi,


Ramah Dalam Pelayanan
BAB IV
PERSYARATAN STAF MEDIS DAN PENGANGKATAN KEMBALI

5. Penerimaan STAF MEDIS


a. Kualifikasi untuk penerimaan.
Penerimaan menjadi STAF MEDIS Rumkital Samuel J. Moeda merupakan
kehormatan yang hanya dapat diberikan kepada dokter yang kompeten secara
profesional dan secara terus-menerus memenuhi kualifikasi, standar, dan persyaratan
yang ditentukan dalam PISM ini dan disetujui oleh Karumkit atas rekomendasi
Komite Medis.Hanya dokter yang memenuhi semua kualifikasi berikut dapat diterima
sebagai STAF MEDIS.

Kriteria profesional ini berlaku untuk semua pelaksana profesi, yaitu:

1) ljin praktik. Pelaksana profesi yang bekerja di Rumkital harus


mempunyai Surat ljin Praktik (SIP) di Rumkital Samuel J. Moeda.

2) Kualifikasi Pendidikan sebagai berikut


a) Pelaksana profesi harus sudah
mempunyai ijazah/sertifikat dokter spesialis, atau spesialisas konsultan
sesuai dengan bidang yang dikehendaki.

b) Pelaksana profesi lulusan luar negeri harus memiliki sertifikat


adaptasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c) Continuing Medical Education (CME)/Continuing Professional


Development (CPD).

d) Pelaksana profesi awal dan pelaksana profesi pengangkatan


kembali harus memperlihatkan dokumen bahwa ia telah menjalani
CME/CPD sesuai dengan peraturan masing-masing organisasi profesi.

e) Pelaksana profesi harus dapat memperlihatkan kompetensi dan


pengalaman klinis secara memadai sehingga ia mampu melakukan
pelayanan kepada pasien dengan kualitas tinggi seperti yang ditetapkan
oleh Karumkit dan Komite Medis.

f) Pelaksana profesi harus dapat memperlihatkan kemampuan


bekerja sama dengan sejawat di Kelompok STAF MEDIS maupun di
luar Kelompok STAF MEDIS. Untuk pengangkatan ulang hal tersebut
dibuktikan dengan tidak adanya keluhan dari sejawat dan atasannya
selama pengangkatannya.

g) Pelaksana profesi harus menyetujui prinsip etika kedokteran


seperti yang tercantum dalam buku Kode Etik Kedokteran Indonesia.
h) Pelaksana profesi harus dapat berbahasa Indonesia dengan baik
sebagai alat komunikasi dengan sejawat dan pasien serta melakukan
pencatatan rekam medis dengan baik.

i) Pelaksana profesi harus berkelakuan baik, tidak pernah


melakukan tindakan kriminal, yang dinyatakan dalam surat
berkelakuan baik dari Kepolisian RI dan rekomendasi dari organisasi
profesi.

j) Pertimbangan untuk menerima lamaran tidak hanya didasarkan


pada kemampuan profesional pelaksana profesi, namun juga pada
kemampuan Rumah Sakit untuk menyediakan fasilitas sesuai dengan
kompetensi pelaksana profesi.

k) Rekrutmen dan pengangkatan kembali STAF MEDIS Rumah


Sakit sangat bergantung kepcda kebutuhan dan kemampuan Rumah
Sakit untuk mengakomodasi kualifikasi pelaksana profesi untuk
penerimaan atau pengangkatan kembali; dengan demikian maka
penolakan terhadap pelaksana profesi atau pengangkatan kembali tidak
selalu berarti bahwa yang bersangkutan tidak kompeten.

l) Untuk kualitas pelayanan, Karumkit dapat menentukan bahwa


fasilitas tertentu di Rumah Sakit hanya dapat digunakan secara
eksklusif sesuai dengan perjanjian antara Rumah Sakit dengan
pelaksana profesi.

3) Non-diskriminasi.

Calon Pelaksana Profesi tidak dapat ditolak hanya atas alasan jenis kelamin,
ras, suku, agama, kepercayaan, kebangsaan, aliran politik, dan lain-lain yang tidak
berkaitan dengan kualifikasi professional, kualitas perawatan, serta kebutunan Rumah
Sakit.

4) Kontrak dengan Pihak Ketiga.

Pengangkatan atau pengangkatan kembali merupakan hak mutlak Rumah


Sakit, dan tidak dilandaskan pada partisipasi pelaksana profesi dengan pihak ketiga,
seperti posisinya di institusi pendidikan, Rumah Sakit lain, praktik bersama, dan lain-
lain

b. Prosedur Penerimaan STAF MEDIS

1) Pelaksana Profesi mengajukan permohonan tertulis Kepada Kepala


Rumah Sakit untuk menjadi STAF MEDIS Purna Waktu/ Paruh waktu dengan
melampirkan:

a) Foto kopi ijazah Dokter/Dokter Gigi, Dokter Spesialis/ Sub


Spesialis yang dilegalisir.

b) Foto kopi Sertifikat Pelatihan yang pernah diikuti sesuai bidang


keahliannya.
c) Foto kopi Surat Pernyataan telah menyelesaikan program
adaptasi bagi dokter lulusan luar negeri.

d) Foto kopi Surat Ijin Praktik yang masih berlaku di Rumkital


Samuel J. Moeda.

e) Curiculum vitae.

2) Kepala Rumah Sakit menyampaikan berkas lamaran kepada Ketua


Komite Medis.

3) Ketua Komite Medis meminta Sub Komite Kredensial Medis dan


Ketua Kelompok STAF MEDIS terkait untuk: wawancara dan meneliti
keabsahan data pelamar, bila memang ada lowongan.

4) Ketua Komite Medis meminta pendapat seluruh STAF MEDIS terkait.

6. Pengangkatan STAF MEDIS

a. Prosedur Pengangkatan dan Pengangkatan Kembali sebagai staf medis


sebagai berikut:

1) Evaluasi Aplikasi

a) Calon Pelaksana Profesi harus menyerahkan aplikasi kepada


Sekretariat Rumah Sakit untuk diteruskan kepada Kepala
Pelayanan.Bila memang diperlukan tenaganya, aplikasi diserahkan
kepada Komite Medis. Setelah mengkaji kelengkapan dan verifikasi
persyaratan, Komite Medis akan meneruskan aplikasi dan semua
dokumennya kepada kepada Sub-Komite Kredensial untuk kemudian
diteruskan kepada Ketua Kelompok STAF MEDIS.

b) Aplikasi dianggap lengkap bila semua pertanyaan dalam


formulir aplikasi sudah dijawab, semua penunjang dokumentasi sudah
diserahkan, dan semua informasi telah diverifikasi.

c) Aplikasi dianggap tidak lengkap bila diperlukan klarifikasi


atau informasi tambahan selama evaluasi. Bila aplikasi tidak
dilengkapi dalam waktu 60 hari setelah formulir diterima, maka calon
pelaksana profesi dianggap mengundurkan diri.

2) Prosedur dalam Kelompok STAF MEDIS

a) Ketua Kelompok STAF MEDIS terkait harus memberikan


rekomendasi tertulis tentang kualifikasi pelamar. Untuk keperluan
tersebut Ketua Kelompok STAF MEDIS dapat melakukan wawancara
dengan calon pelaksana profesi tentang aspek aplikasi, kualifikasi, dan
wewenang klinis yang diminta.
b) Ketua Kelompok STAF MEDIS harus mengevaluasi
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman calon pelaksana profesi; bila
perlu dengan menghubungi pihak-pihak yang diperlukan.

c) Ketua Kelompok STAF MEDIS harus siap dengan jawaban


bila ada pertanyaan dari Sub-Komite Kredensial berkaitan dengan
rekomendasi yang telah diberikannya.

3) Prosedur dalam Sub-Komite Kredensial

a) Sub-Komite Kredensial harus memeriksa bukti kompetensi


profesional, kualifikasi, perilaku, dan sikap etis calon pelaksana
profesi, melalui informasi yang diberikan oleh calon pelaksana profesi
dan sumber lain, untuk memastikan bahwa calon pelaksana profesi
telah memenuhi syarat untuk pengangkatan yang diminta.

b) Dalam proses ini Sub-Komite Kredensial dapat memanggil


calon pelaksana profesi untuk untuk membahas aplikasi, kualifikasi,
dan wewenang klinis yang diminta.

c) Sub-Komite Kredensial dapat meminta pendapat Ketua


Kelompok STAF MEDIS, anggota STAF MEDIS, atau konsultan luar,
bila diperlukan informasi tambahan tentang kualifikasi calon pelaksana
profesi.

d) Setelah menentukan bahwa calon pelaksana profesi memenuhi


syarat untuk pengangkatan, Sub-Komite Kredensial dapat meminta
calon pelaksana profesi menjalani pemeriksaan fisis dan/atau mental
oleh dokter yang ditunjuk. Bila calon pelaksana profesi tidak menjalani
pemeriksaan dalam waktu yang layak setelah diminta secara tertulis
oleh Sub-Komite Kredensial, calon pelaksana profesi dianggap
mengundurkan diri.

e) Bila Sub-Komite Kredensial merekomendasi untuk


pengangkatan, rekomendasi harus termasi tempat pengangkatan, dan
secara spesifik menyebutkan kegiatan apa yang dapat dilakukan oleh
calon pelaksana profesi.

f) Sub-Komite Kredensial, melalui Komite Medis, mengirimkan


laporan kepada Karumkit, lengkap dengan aplikasi dan semua
dokumen penunjangnya.

g) Bila laporan Sub-Komite Kredensial terlambat lebih dari 90


hari setelah aplikasi diterima, Ketua Sub-Komite Kredensial melalui
Komite Medis harus mengirim surat kepada calon pelaksana profesi
dengan tembusan kepada Karumlcit tentang alasan kelambatan.

h) Ketua Sub-Komite Kredensial harus siap menjawab pertanyaan


Komite Medis dan Karumkit yang berkaitan dengan temuan dan
rekomendasinya.
4) Prosedur dalam Komite Medis

a) Dalam rapat rutin Komite Medis berikutnya setelah temuan dan


rekomendasi Sub-Komite Kredensial, Komite Medis harus menentukan
sikap:

(1) Menerima temuan dan rekomendasi Sub-Komite


Kredensial; atau

(2) Mengembalikan ke Sub-Komite Kredensial untuk


pertimbangan lebih lanjut sebelum rekomendasi final oleh
Komite Medis atau

(3) Tidak menyetujui rekomendasi Sub-Komite Kredensial


dengan alasan yang jelas lengkap dengan informasi
penunjangnya, dan mengirimkannya kepada Kepala Rumah
Sakit.

b) Pendapat Komite Medis diteruskan kepada Karumkit bersama


dengan temuan dan rekomendasi Sub-Komite Kredensial.

5) Prosedur di Karumkit. Setelah menerima rekomendasi dari Komite


Medis, Kepala Rumah Sakit dapat:

a) Memberikan Surat Pengangkatan kepada pelaksana profesi


dengan wewenang klinis yang ditetapkan.

b) Mengembalikan berkas kepada Sub-Komite Kredensial atau


Komite Medis atau sumber lain di Rumah Sakit untuk tambahan
informasi atau penyelidikan.

c) Menolak atau memodifikasi rekomendasi.

6) Pertemuan Bersama untuk Membahas Perbedaan Pendapat. Bila


Karumkit menentukan menolak atau memodifikasi rekomendasi oleh Komite
Medis tentang pengangkatan atau wewenang klinis calon pelaksana profesi,
para pihak dapat meminta sidang bersama. Sidang ini ditujukan untuk
komunikasi dan klarifikasi mengapa rekomendasi Komite Medis ditolak atau
dimodifikasi.

b. Lama Pengangkatan

1) Semua pengangkatan awal untuk STAF MEDIS berlaku untuk masa 12 bulan
dari saat pengangkatan, bila direkomendasi Sub-Komite Kredensial.

2) Selama masa pengangkatan awal, pelaksana profesi harus dievaluasi oleh


Ketua Kelompok STAF MEDIS tempat ia bekerja atau pejabat yang ditugaskan oleh
Kepala Rumah Sakit atau Komite Medis.
3) Perpanjangan pengangkatan setelah periode awal harus didasarkan atas
evaluasi sesuai butir [2].

4) Bila calon pelaksana profesi tidak memenuhi syarat yang tercantum dalam
butir [2], maka pengangkatan untuk STAF MEDIS dan semua wewenang klinisnya
harus dihentikan. Calon pelaksana profesi dapat mengajukan permohonan kembali
untuk pengangkatan berikutnya.

c. Prosedur Pemberhentian STAF MEDIS

1) Dalam hal STAF MEDIS melanggar Kode Etik Kedokteran, Peraturan


Internal Rumah Sakit atau aturan lain yang berlaku di lingkungan rumah sakit, maka
laporan harus ditujukan kepada Ketua Komite Medis dengan tembusan Kepada
Karumkit.

2) Komite Medis mengadakan pertemuan khusus yang dihadiri oleh seluruh


anggota Komite Medis, Sub Komite Kredensial, Sub Komite Etik, dan Ketua
Kelompok STAF MEDIS terkait, untuk mengadakan klarifikasi dan penyelidikan
terhadap STAF MEDIS.

3) STAF MEDIS diberi kesempatan membela diri dengan mengemukakan bukti


dan saksi.

4) Bilamana diperlukan, Komite Medis dapat meminta pertimbangan Diskumal


Lantamal VII.

5) Bilamana diperlukan, Komite Medis dapat meminta STAF MEDIS menjalani


pemeriksaan kesehatan fisik dan jiwa.

6) Komite Medis mengusulkan pemberhentian STAF MEDIS kepada Karumkit.

BAB V
KATEGORI STAF MEDIS

7. Kategori STAF MEDIS Rumkital Samuel J. Moeda terbagi atas:

a. STAF MEDIS fungsional Non bedah: Dokter ahli yang diberi kewenangan
untuk melakukan tindakan medis di Rumkital Samuel J. Moeda yaitu: Spesialis
penyakit dalam, kesehatan kulit kelamin, kesehatan anak, radiologi dan patologi
klinis.

b. STAF MEDIS fungsional bedah: Dokter ahli yang diberi kewenangan untuk
melakukan tindakan medis bedah di Rumkital Samuel J. Moeda yaitu: Spesialis bedah
umum, bedah tulang, bedah mulut, THT, kebidanan dan kandungan serta spesialis
anestesi.
8. Status, Hak dan Kewajiban Anggota STAF MEDIS

a. Status Anggota STAF MEDIS terbagi atas:

1) STAF MEDIS purna waktu (full timer) adalah STAF MEDIS yang
berstatus karyawan rumah sakit dan bekerja sesuai jam kerja rumah sakit, dan
diberikan hak sebagai karyawan rumah sakit, termasuk memiliki hak suara dan
dapat dipilih sebagai pengurus Komite Medis.

2) STAF MEDIS paruh waktu (part timer) adalah STAF MEDIS yang
bukan berstatus karyawan tetap rumah sakit, bekerja di rumah sakit sesuai
dengan kesepakatan yang diatur dalam Perjanjian Kerja (bisa beberapa hari
dalam seminggu atau beberapa jam dalam sehari), memiliki hak suara dan
dapat di pilih sebagai pengurus Komite Medis.

3) STAF MEDIS Konsultan adalah dokter konsultan yang dibutuhkan


dalam pelayanan di rumah sakit, dan bekerja dengan SIP khusus atas ijin dari
Kepala Dinas Kesehatan NUSA TENGGAR TIMUR, dan tidak memiliki hak
suara ataupun dipilih sebagai pengurus Komite Medis.

b. Anggota Staf MEDIS terdiri dari:

1) Semua dokter/dokter gigi yang bekerja di rumah sakit, baik purna


waktu maupun paruh waktu.
2) Setiap anggota STAF MEDIS wajib memiliki surat izin praktek (SIP)
yang masih berlaku, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 36.

c. Hak STAF MEDIS adalah:

1) Setiap STAF MEDIS berhak mendapat imbal jasa sesuai ketentuan


yang berlaku.

2) Setiap STAF MEDIS berhak menolak merawat pasien yang dapat


menimbulkan konflik hubungan dokter dan pasien, kecuali pasien dalam
kondisi kritis yang mengancam jiwa.

3) Setiap STAF MEDIS berhak mendapatkan perlindungan keselamatan


kerja.

4) Setiap STAF MEDIS berhak mendapatkan seragam kerja yang layak.

5) Setiap STAF MEDIS berhak menjalani cuti atau meninggalkan tugas


sesuai ketentuan rumah sakit, dengan terlebih dahulu meminta izin kepada
Ketua Kelompok STAF MEDIS dan Karumkit.

6) STAF MEDIS purna waktu berhak mendapat kesempatan secara adil


dan merata untuk mengembangkan karier di bidangnya.
d. Kewajiban STAF MEDIS adalah:

1) Mengikuti Standar Pelayanan Medis (SPM) dan Standar Operasional


Prosedur (SOP) yang berlaku dan mengikuti kaidah-kaidah profesi.

2) Menjaga nama baik rumah sakit dan senantiasa memelihara persatuan


serta kesatuan STAF MEDIS.

3) Mentaati tata tertib dan peraturan rumah sakit dengan penuh kesadaran
pengabdian dan tanggung jawab untuk kepentingan rumah sakit.

4) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Ketua kelompok STAF


MEDIS atau manajemen RS.

5) Menjalankan tugas jaga sesuai ketentuan dan aturan rumah sakit

6) Mengikuti acara ilmiah/ konferensi yang rutin diadakan di rumah sakit.

7) Mengevaluasi Standar Pelayanan Kedokteran dan Standar Prosedur


Operasional.
8) Melaksanakan pembuatan rekam medis yang baik, sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

9) Mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Karumkit bila


meninggalkan tugas rumah sakit, dengan menyebutkan alasan yang jelas.

10) Meningkatkan kinerja dalam bidang masing-masing.

11) Senantiasa memelihara dan meningkatkan kompetensinya.

12) Menyimpan dan menjaga kerahasiaan data serta informasi yang


berhubungan dengan kegiatan usaha rumah sakit terhadap pihak lain yang
tidak berwenang.

14) Melaksanakan tugas dalam perencanaan dan penetapan pengadaan


peralatan medis.

15) Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana rumah sakit.

16) Memelihara kerapihan dan kebersihan tempat kerja masing-masing.

17) Berperan aktif menyusun perencanaan dan mendukung program-


program rumah sakit sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

18) Segera melapor bila ada hal-hal yang diduga dapat berakibat tidak baik
terhadap rumah sakit.

19) Mengalihkan tugas dan tanggung jawabnya kepada STAF MEDIS lain
pada saat berhalangan menjalankan tugas secara tertulis, dengan
sepengetahuan Ketua Kelompok STAF MEDIS dan Karumkit.
e. Etika Profesi dan Etika Hubungan Kerja yang harus diperhatikan oleh
setiap STAF MEDIS:

1) Setiap STAF MEDIS wajib menaati kode etik kedokteran.

2) Setiap STAF MEDIS wajib menjaga hubungan kolegealitas antar


STAF MEDIS.

3) Setiap STAF MEDIS wajib menjaga hubungan kerja yang baik dengan
seluruh karyawan rumah sakit.

4) Setiap STAF MEDIS wajib melakukan konsultasi atau merujuk pasien


yang menderita penyakit di luar kompetensinya.

5) Setiap STAF MEDIS wajib menghormati keinginan pasien untuk alih


rawat.

6) Setiap STAF MEDIS wajib menghormati keinginan pasien untuk


menolak dilakukan perawatan atau tindakan medis.

7) Setiap STAF MEDIS wajib mengembalikan pasien rujukan kepada


Dokter yang merujuk, disertai surat balasan rujukan secara cepat dan akurat.

8) Setiap STAF MEDIS dilarang:

a) Merujuk pasien keluar rumah sakit kecuali atas indikasi medis


atau atas permintaan pasien

b) Menganjurkan pasien pindah ke rumah sakit lain.

BAB VI
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGES)

9. Kewenangan Klinis.
a. Karumkit memberikan kewenangan kepada dokter/dokter gigi yang tergabung
dalam anggota staf medis fungsional seperti yang tercantum dalam BAB IV point 6
dalam bentuk surat keputusan yang dilengkapi dengan perjanjian kerja masing-masing
dokter.

b. Karumkit memberikan kewenangan kepada komite medik dalam menyusun


standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya yang terkait dengan mediko
legal dan etiko legal.
BAB VII
PEMBINAAN

10. Pembinaan STAF MEDIS Rumkital Samuel J. Moeda dilaksanakan oleh:

a. Karumkit melaksanakan pembinaan staf medis melalui Kepala Bagian


(Kabag) Klinik dan Komite Medis.

b. Komite medis melaksanakan pembinaan etika dan mutu profesi terkait dengan
mutu pelayanan medis di Rumkital Samuel J. Moeda.

BAB VIII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS DAN KOMITE MEDIS

11. Tujuan. Tujuan pengorganisasian STAF MEDIS dan Komite Medis adalah
sebagai berikut:

a. Sebagai organisasi formal di lingkungan Rumah Sakit agar setiap anggotanya:

1) Dapat memperoleh manfaat dari pengangkatan yang diberikan


kepadanya

2) Dapat memenuhi kewajiban dengan baik

b. Sebagai pilar akuntabilitas kinerja profesional dan etika anggotanya;

c. Menjamin agar pelayanan pasien di Rumah Sakit dilaksanakan secara efisien


dan dengan standar yang tinggi;

d. Memungkinkan berperan serta dalam pembuatan kebijakan serta perencanaan


Rumah Sakit;

e. Berperan serta dalam pendidikan profesional kesehatan lainnya;

f. Berperan serta dalam program Continuing Professional Development,

g. Menjamin bahwa tingkat pelayanan terus meningkat dengan menerapkan


kaidah ilmiah dalam praktik dengan pertimbangan etika.

12. Organisasi STAF MEDIS

a. Kelompok STAF MEDIS

1) STAF MEDIS Rumkital Samuel J. Moeda dikelompokkan dalam 2


(dua) Kelompok STAF MEDIS, yaitu:
a) Kelompok STAF MEDIS Bedah

b) Kelompok STAF MEDIS Non Bedah

2) Kelompok STAF MEDIS harus beranggotakan minimal 2 orang dokter.

3) Dalam menjalankan tugasnya, STAF MEDIS berada dalam


pengelolaan dan pengawasan Ketua Kelompok STAF MEDIS dan Ketua
Komite Medis.

b. Ketua Kelompok STAF MEDIS

1) Kualifikasi Ketua Kelompok STAF MEDIS


Tidak habis masa kontrak dalam kurun waktu menjabat Ketua
Kelompok STAF MEDIS.

2) Pemilihan Ketua Kelompok STAF MEDIS

a) Ketua Kelompok STAF MEDIS dipilih dalam rapat khusus


yang diagendakan untuk maksud tersebut.

b) Pemilihan dilakukan dengan pencalonan yang diajukan oleh


setiap peserta rapat yang memiliki hak suara. Anggota Staf yang
dicalonkan harus menyatakan kesediaan. Mereka yang menyatakan
tidak bersedia dihapus dari daftar pencalonan.

c) Yang berhak memilih adalah STAF MEDIS purna waktu /


paruh waktu, STAF MEDIS yang berhalangan hadir, dapat
memberikan suaranya secara tertulis bermaterai kepada pemimpin
rapat.

d) Ketua Kelompok STAF MEDIS dipilih dengan mayoritas


sederhana (50% jumlah staf yang hadir plus satu); bila terdapat lebih
dari 2 calon dan tidak terdapat mayoritas sederhana, maka pemungutan
suara diulang di antara 2 calon dengan nilai terbanyak.

e) Ketua Kelompok STAF MEDIS menjabat selama 2 (dua)


tahun, dapat dipilih kembali sebanyak-banyaknya 2 kali masa jabatan
berturut- turut.

f) Hal-hal yang tidak diatur dalam PSIM ini diatur dalam tata-
tertib pemilihan Ketua Kelompok STAF MEDIS.

3) Pemberhentian jabatan Ketua Kelompok STAF MEDIS.

a) Ketua Kelompok STAF MEDIS otomatis diberhentikan dari


jabatannya bila ia pensiun, bila Ketua Kelompok STAF MEDIS yang
baru telah terpilih, atau bila tidak memenuhi persyaratan lagi untuk
menjabat Ketua Kelompok STAF MEDIS.

b) Ketua Kelompok STAF MEDIS dapat diusulkan untuk


diberhentikan dari jabatannya oleh dua pertiga STAF MEDIS yang
memiliki hak suara dalam rapat rutin atau rapat khusus. Keputusan baru
efektif bila telah diperkuat oleh Komite Medis dan Kepala Rumah Sakit.

c) Bila Ketua Kelompok STAF MEDIS melakukan tindakan yang


berlawanan secara langsung dengan tugasnya, atau gagal
melaksanakan tugasnya, ia dapat diusulkan untuk diberhentikan oleh
dua pertiga dari rapat Komite Medis yang diselenggarakan khusus
untuk hal tersebut. Keputusan tersebut baru efektif bila telah disetujui
oleh Kepala Rumah Sakit.

d) Pemberhentian sebagai Ketua Kelompok STAF MEDIS tidak


berpengaruh terhadap pengangkatannya sebagai STAF MEDIS.

4) Tugas Ketua Kelompok STAF MEDIS. Ketua Kelompok STAF


MEDIS bertanggung jawab atas:

a) Pengawasan aktivitas klinis di Kelompok STAF MEDIS.

b) Semua aktifitas administratif dalam Kelompok STAF MEDIS.

c) Pemantauan kinerja semua praktisi yang terlibat dalam tata


laksana pasien.

d) Rekomendasi kriteria pemberian wewenang klinis dalam STAF


MEDISnya.

e) Penyelenggaraan mekanisme Staf Medis untuk menjamin


bahwa para praktisi dengan wewenang klinis hanya menjalankan
wewenang klinis yang diberikan.

f) Kajian dan rekomendasi Rumah Sakit lain sebagai rujukan bila


STAF MEDIS tidak menyelenggarakan jenis perawatan tertentu.

g) Koordinasi dan integrasi pelayanan antar dan intra STAF


MEDIS.

h) Pengembangan dan penerapan kebijakan dan prosedur untuk


menunjang pelayanan STAF MEDIS.

i) Rekomendasi jumlah dan kualifikasi profesional untuk


memberikan perawatan pasien.

j) Penentuan kualifikasi dan kompetensi anggota STAF MEDIS


yang tidak memiliki lisensi namun memberikan perawatan kepada
pasien.

k) Penilaian dan peningkatan kualitas perawatan pasien yang


dilaksanakan di STAF MEDIS.
1) Penerapan program kendali mutu yang dilakukan oleh STAF
MEDIS.

m) Pelaksanaan CME/CPD kepada semua praktisi yang bekerja di


STAF MEDIS, termasuk diseminasi informasi tentang revisi PSIM,
peraturan, kebijakan Staf Medis, serta berbagai prosedur.

n) Pengajuan rekomendasi kepada Direksi tentang ruangan,


peralatan, dan sumber daya lain yang diperlukan oleh STAF MEDIS.
o) Pengajuan rekomendasi kepada Direksi atau badan yang
ditunjuk tentang pemberian wewenang klinis sementara.

p) Menjadi anggota ex-officio Komite Medis.

q) Membentuk panitia untuk melaksanakan tugas STAF MEDIS


sesuai dengan keperluan. Komposisi, tugas, wewenang, serta prosedur
lain yang relevan untuk panitia, tersebut dengan memperhatikan PSIM,
serta peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

c. Kewajiban Kelompok Staf Medis adalah:

1) Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan medik yang terdiri


dari:
a) Standar Prosedur Operasional bidang administrasi/ manajerial
antara lain meliputi pengaturan tugas rawat jalan, pengaturan tugas
rawat inap, pengaturan tugas jaga, pengaturan tugas rawat intensif,
pengaturan tugas di kamar operasi, kamar bersalin dan lain sebagainya,
pengaturan visite/ronda, penemuan klinik, presentasi kasus (kasus
kematian, kasus sulit, kasus langka, kasus penyakit tertentu). prosedur
konsultasi, dan lain-lain. Penyusunan Standar Prosedur Operasional ini
dibawah koordinasi Kepala rumah sakit.

b) Standar Prosedur Operasional pelayanan medik bidang


keilmuan/keprofesian adalah standar pelayanan medis. Masing-masing
kelompok menyusun standar pelayanan medis minimal untuk 10 jenis
penyakit. Penyusunan Standar Prosedur Operasional ini di bawah
koordinasi komite medis.

2) Menyusun indikator mutu klinis. Masing-masing kelompok staf medis


menyusun minimal tiga jenis indikator mutu output atau outcome.

3) Manyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing


anggotanya.

d. Tanggung Jawab Kelompok Staf Medis.

Kelompok staf medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu
etik dan pengembangan pendidikan staf medis. Tanggung jawab tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan rekomendasi melalui ketua komite medis/sub komite
kredensial kepada kepala rumah sakit terhadap permohonan penempatan
pelaksana profesi medis baru di rumah sakit yang diatur dalam medical staf
bylaws rumah sakit. Penempatan pelaksana profesi medis di rumah sakit
berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut atau kepala rumah sakit
bagi pelaksana profesi medis tamu. Untuk membuat keputusan bagi pelaksana
profesi medis tamu kepala rumah sakit perlu meminta masukan dari organisasi
staf medis/sub komite kredensial.

2) Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek pelaksana profesi


medis berdasarkan data yang komprehensif. Evaluasi penampilan kinerja
praktek pelaksana profesi medis dilakukan melalui peer review, audit medis
atau program quality improvement.

3) Memberikan rekomendasi melalui ketua komite medis/sub komite


kredensial kepada kepala rumah sakit terhadap permohonan penempatan
pelaksana profesi medis di rumah sakit yang diatur dalam medical staff bylaws
di rumah sakit.

4) Memberi kesempatan bagi para pelaksana profesi medis untuk


mengikuti "continuing professional development"(CPD). Masing-masing
kelompok staf medis wajib mempunyai program CPD bagi semua anggotanya.

5) Memberikan masukan kepada skepala rumah sakit melalui ketua


komite medis, hal-hal yang terkait dengan praktek pelaksana profesi medis.
Kelompok staf medis mempunyai tanggung jawab memberikan masukan
kepada kepala rumah sakit mengenai hal-hal yang terkait dengan praktek
kepelaksana profesi medisan. Misalnya, mengenai perkembangan ilmu dan
teknologi kepelaksana profesi medisan, temuan terapi yang baru, dan lain-lain

6) Kelompok staf medis diharapkan dapat memberikan laporan secara


teretur minimal satu tahun sekali kepada Kepala rumah sakit. melalui komite
medis. Laporan tersebut antara lain meliputi hasil pemantauan indikator mutu
klinik, hasil evaluasi kinerja praktek klinis, pelaksanaan program
pengembangan staf dan lain-lain
7) Melakukan perbaikan standar prosedur operasional dan dokumen
terkait, yang perlu disempurnakan secara berkala sehingga sesuai dengan
situasi dan kondisi.

13. Fungsi dan Tugas STAF MEDIS.

a. Fungsi. STAF MEDIS mempunyai fungsi sebagai pelaksana pelayanan


medis, pendidikan dan pelatihan dan pengembangan di bidang medis dengan selalu
menjunjung tinggi etika profesi dan mutu pelayanan.
b. STAF MEDIS mempunyai tugas-tugas:

1) Melaksanakan kegiatan Profesi yang meliputi prosedur diagnosis,


pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan kewenangan profesinya.

2) Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan/


pelatihan berkelanjutan.

3) Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar


pelayanan medis dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan.

4) Menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan


pemantauan indikator mutu klinik.

5) Melaksanakan tugas administrasi yang dibebankan oleh Ketua


Kelompok STAF MEDIS.

14. Organisasi Komite Medis.

a. Struktur Organisasi Komite Medis

Komite medis adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal


dari ketua kelompok staf medis atau yang mewakili. Komite medis mempunyai
otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian staf medis.

Di dalam struktur organisasi, komite medis berada di bawah kepala rumah


sakit. truktur organisasi komite medis terdiri dari:

1) Ketua Komite Medis

a) Dapat dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh wektu.

b) Ketua komite medis diangkat oleh kepala rumah sakit

c) Ketua komite medis memilih sekretaris komite medis.

d) Ketua komite medis dapat menjadi ketua dari salah satu sub
komite.

e) Persyaratan untuk menjadi ketua komite medis sebagai berikut:

(1) Mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya.

(2) Menguasai segi ilmu profesinya dalam jangkauan,


ruang lingkup, sasaran dan dampak yang luas.

(3) Peka terhadap perkembangan perumahsakitan.

(4) Bersifat terbuka, bijaksana dan jujur.


(5) Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan
disegani di lingkungan profesinya.

(6) Mempunyai integritas keilmuan dan etika profesi yang


tinggi.

2) Wakil Ketua Komite Medis

a) Dapat dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu

b) Wakil ketua komite medis diangkat oleh kepala rumah sakit

c) Wakil ketua komite medis dapat menjadi ketua dari salah satu
sub komite.

3) Sekretaris Komite Medis

a) Sekretaris komite medis dipilih oleh ketua komite medis.

b) Sekretaris komite medis dijabat oleh seorang dokter purna


waktu.

c) Rumah sakit dengan jumlah dokter terbatas maka sekretaris


komite medis dapat dipilih dari salah satu anggota komite medik

d) Sekretaris komite medis dapat menjadi ketua dari salah satu sub
komite.

e) Dalam menjalankan tugasnya, sekretaris komite medis dibantu


oleh-tenaga administrasi (staf sekretariat) purna waktu.

4) Anggota Komite Medis

Anggota komite medis terdiri dari semua Ketua Kelompok STAF


MEDIS

b. Fungsi Komite Medis.

Fungsi komite medis adalah sebagai pengarah (steering) dalam pemberian


pelayanan medis sedangkan staf medis adalah pelaksana pelayanan medis.

Fungsi komite medis dapat dirinci sebagai berikut:

1) Memberikan saran kepada kepala rumah sakit.

2) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.

3) Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran, karena itu


dibawah komite medis perlu dibentuk sub komite etik (untuk menangani
masalah etik dalam bidang lain sebaiknya rumah sakit membentuk komite etik
tersendiri di luar komite medis).

4) Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus


dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis di rumah sakit.

c. Tugas Komite Medis

1) Membantu Karumkit menetapkan standar pelayanan medis yang dibuat


oleh kelompok staf medis dan memantau pelaksanaannya.

2) Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu


profesi.

3) Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis.

4) Membantu Karumkit menyusun medical staff bylaws dan memantau


pelaksanaannya.

5) Membantu Karmkit kepala rumah sakit menyusun kebijakan dan


prosedur yang terkait dengan mediko-legal.

6) Membantu Karumkit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait


dengan etiko-legal.

7) Melakukan koordinasi, pemantauan dan pembinaan pelaksanaan


tugas kelompok staf medis.

8) Meningkatkan prəgram pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta


penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.

9) Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain


melalui monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaan obat (drug usage),
farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan dan keakuratan rekam medis,
mortalitas dan morbiditas, medical care review/ audit medis melalui
pembentukan sub komite-sub komite.

10) Memberikan laporan kegiatan kepada Karumkit.

d. Kewajiban Komite Medis

1) Menyusun peraturan internal staf medis (medical staff bylaws)

2) Membuat standarisasi format untuk standar pelayanan medis, standar


prosedur operasional di bidang manajerial/ administrasi dan bidang
keilmuan/profesi, standar profesi dan standar kompetensi.

3) Membuat standarisasi format pengumpulan, pemantauan dan pelaporan


indikator mutu klinik.
4) Melakukan pemantauan mutu klinik, etika kedokteran dan pelaksanaan
pengembangan profesi medis.

e. Wewenang Komite Medis

1) Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga


medis.

2) Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan


dan pemeliharaan peralatan medis dan penunjang medis serta pengembangan
pelayanan medis.

3) Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis


sesuai yang tercantum di dalam tugas komite medis.

4) Monitoring dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat


kedokteran di rumah sakit.

5) Melaksanakan porabinaan etika profesi serta mengatur kewenangan


profesi antai kelompok staf medis.

6) Membentuk tim klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus


pelayanan medik yang memerlukan koordinasi lintas profesi, misalnya
penanggulangan kanker terpadu, pelayanan jantung terpadu dan lain
sebagainya.

7) Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara rumah sakit dan


fakultas kedokteran/kedokteran gigi/institusi pendidikan lain.

f. Tanggung Jawab Komite Medis

Tanggung jawab komite medis adalah terkait dengan mutu pelayanan medis,
pembinaan etik kedokteran dan pengembangan profesi medis. Komite medis
bertanggung jawab kepada Karumkit

15. Pembentukan Komite Medis

Pembentukan komite medis rumah sakit ditetapkan dengan Keputusan Kepala rumah
sakit yang diatur dalam medical staff bylaws di rumah sakit.

a. Mekanisme Pemilihan dan Penetapan Ketua Komite Medis

1) Proses Pemilihan dilaksanakan dengan prinsip langsung, bebas dan


rahasia. Kepala Rumah Sakit menetapkan Panitia Pemilihan Ketua Komite
Medis.

2) Ketua Komite Medis dipilih secara demokratis dengan aturan sebagai


berikut:
a) Ketua Panitia Pemilihan membuat undangan tertulis rapat
dengan agenda tunggal pemilihan Ketua Komite Medis yang
disampaikan kepada seluruh STAF MEDIS dengan bukti tanda terima,
minimal 5 (lima) hari kerja sebelum jadwal pemilihan.

b) Setiap STAF MEDIS yang hadir harus membubuhkan tanda


tangan pada daftar hadir.

c) Rapat dianggap quorum bila setengah plus 1 (satu) STAF


MEDIS hadir.

d) Rapat dapat ditunda selama-lamanya 5 (lima)hari kerja, apabila


forum tidak tercapai.

e) Ketua Panitia memimpin rapat dan menetapkan jumlah pemilih


sesuai dengan daftar hadir.

f) Salah seorang Panitia memperlihatkan kepada para pemilih


bahwa kotak suara kosong dan lembar kertas yang akan di pakai.

g) Setiap STAF MEDIS mengisi nama calon yang dipilih pada


lembar kertas yang disediakan secara langsung, bebas dan rahasia.
Setiap STAF MEDIS maju ke lokasi yang ditentukan untuk menulis
nama calon dan memasukkannya kedalam kotak suara yang di letakkan
di meja yang dapat terlihat oleh pemilih.

h) Seorang anggota Panitia membacakan satu-persatu lembar


kertas yang ditulis oleh STAF MEDIS disaksikan oleh Ketua Panitia,
dan seorang Panitia lain menulis pada papan yang tersedia.

i) Dari nama calon yang di pilih, di tetapkan 5(lima)nama


nominasi dengan suara terbanyak dan yang bersangkutan menyatakan
setuju untuk di angkat sebagai Ketua Komite Medis.

j) Calon Ketua Komite Medis di tetapkan 2 (dua) orang yang


dipilih berdasarkan suara terbanyak, untuk selanjutnya diajukan kepada
Karumkit.

k) Ketua Panitia menandatangani berita acara pemilihan.

b. Cara Penetapan Ketua Komite Medis

1) Ketua Panitia Pemilihan Ketua Komite Medis mengajukan 2


(dua)nama calon kepada Karumkit sesuai dengan hasil pemilihan.

2) Karumkit mengadakan konsultasi dengan Kepala Bagian untuk


memilih Ketua Komite Medis.
3) Kepala Rumah Sakit menetapkan Ketua Komite Medis dengan Surat
Keputusan.

4) Ketua Komite Medis yang pertama ditunjuk langsung oleh Karumkit.

c. Pemberhentian Ketua Komite Medis

1) Ketua Komite Medis di berhentikan apabila:

a) Diminta oleh 50% +1 dari jumlah anggota STAF MEDIS.

b) Mengajukan permohonan untuk berhenti menjadi Ketua


Komite Medis.

c) Kondisi kesehatannya menyebabkan tidak dapat bertugas


optimal.

d) Berhalangan tetap.

2) Ketua Komite Medis diberhchtikan melalui Surat Keputusan Karumkit.

3) Dalam hal pengajuan permohonan untuk berhenti sebagai Ketua


Komite Medis, haknya sebagai STAF MEDIS tetap berlaku.

16. Tata Kerja Komite Medis

a. Tata kerja komite medis secara administratif:

1) Rapat rutin komite medis dilakukan minimal satu kali satu bulan.

2) Rapat komite medis dengan semua kelompok staf medis dan atau
dengan semua tenaga dokter dilakukan minimal satu kali satu bulan.

3) Rapat komite medis dengan Kepala rumah sakit dilakukan minimal


satu kali satu bulan.

4) Rapat darurat, diselenggarakan untuk membahas masalah mendesak


dilakukan sesuai kebutuhan.

5) Menetapkan tugas dan kewajiban sub komite, termasuk


pertanggungjawabannya terhadap suatu program.

b. Tata kerja secara teknis:

1) Mengkaitkan perjanjian kerja dokter di rumah sakit dengan


kewenangan komite medis sebagai peer profesi medis di rumah sakit
2) Menjabarkan hubungan antara komite medis sebagai penilai
kompetensi dan etika profesi dengan manajemen rumah sakit sebagai
pemegang kewenangan pengelolaan rumah sakit.

3) Koordinasi antara Komite medis dengan pengelola rumah sakit dalam


menangani masalah tenaga dokter serta pengaturan penyampaian informasi
kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi dan pihak lain non profesi
seperti kepolisian dan jajaran hukum.

c. Sumber Daya

Untuk memperlancar tugas sehari-hari perlu tersedia ruangan pertemuan dan


komunikasi bagi komite medis dan kelompok staf medis dan ada tenaga administrasi
penuh waktu yang dapat membantu komite medis dan kelompok staf medis. Biaya
operasional komite medis dibebankan pada anggaran rumah sakit.

17. Sub Komite

Dalam melaksanakan tugasnya komite medis dibantu oleh sub komite. Komite Medis
Rumkital Samuel J. Moeda terdiri dari 5 suh komite, yaitu:

a. Sub Komite Kredensial

1) Struktur Organisai Sub Komite Kredensial.

a) Struktur organisasi Sub Komite Kredensial terdiri dari: Ketua,


Sekretaris dan Anggota.

b) Ketua, Sekretaris dan anggota Sub Komite Kredensiall Medis


ditetapkan oleh Karumkit atas usulan Ketua Komite Medis.

c) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka


Sekretaris akan mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

d) Pengurus dan Anggota Sub Komite Kredensial Medis


berjumlah sekurang-kurangnya 2 (dua) orang.

e) Masa kerja Sub Komite Kredensial Medis adalah 3 (tiga)tahun


terhitung sejak ditetapkan oleh Karumkit.
f) Anggaran biaya Sub Komite Kredensial Medis disusun untuk
rencana tahun berikutnya, dan di bebankan kepada anggaran Rumah
sakit.

2) Tugas Sub Komite Kredensial

a) Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota STAF


MEDIS rumah sakit secara total obyektif, adil, jujur, dan terbuka.

b) Membuat rekomendasi hasil review berdasarkan kriteria yang


ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan STAF MEDIS di Rumah
Sakit.
c) Membuat laporan kepada Komite Medis apabila permohonan
sesuai dengan ketentuan yang diatur didalam Peraturan Internal STAF
MEDIS (Medical staff bylaws) di Rumah Sakit.

d) Melakukan review kompetensi STAF MEDIS dan memberikan


laporan dan rekomendasi kepada Komite Medis dalam rangka
pemberian clinical previllages, reapoiments dan pengangkatan Staf
Medis pada unit kerja.

e) Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial.

f) Melaksanakan rencana kerja 3ub Komite Kredensial.

g) Menyusun tata laksana dan instrumen kredensial.

h) Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi


sesuai kebutuhan.

i) Membuat laporan berkala kepada Komite Medis.

3) Wewenang Sub Komite Kredensial

Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur, dan terbuka secara


lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

4) Tanggung Jawab Sub Komite Kredensial

Sub Komite Kredensial bertanggung jawab kepada Komite Medis

5) Tata Kerja Sub Komite Kredensial Medis

a) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Kredensial wajib


menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan
Komite Medis, dan Ketua Kelompok STAF MEDIS.

b) Sub Komite Kredensial dapat membentuk Tim Ad Hoc yang


melibatkan Anggota STAF MEDIS dan Manajer Keperawatan untuk
meminta pertimbangan.

c) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Kredensial,


wajib dievaluasi dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan
untuk rapat.

d) Sub Komite Kredensial dapat wajib mengadakan rapat anggota


minimal 1(satu) kali dalam sebulan.

e) Sub Komite Kredensial Medis menyampaikan notulen rapat,


laporan-laporan dan rekomendasinya kepada Komite Medis.
b. Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis

1) Struktur Organisasi Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis

a) Struktur Organisasi Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan


Medis terdiri dari: Ketua, Sekretaris dan Anggota.

b) Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Peningkatan Mutu


Pelayanan Medis ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit atas usulan
Komite Medis.

c) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka


Sekretaris akan mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

d) Pengurus dan Anggota Sub Komite Peningkatan Mutu


Pelayanan Medis berjumlah sekurang-kurangnya 2(dua) orang.

e) Masa kerja Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis


adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditetapkan oleh Kepala Rumah
Sakit.

Anggaran biaya Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis


disusun untuk rencana tahun berikutnya, dan dibebankan kepada
anggaran Rumah sakit.

2) Tugas Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis

a) Membuat rencana kerja/program kerja.

b) Melaksanakan rencana kerja/jadwal kegiatan.

c) Membuat panduan mutu pelayanan medis.

d) Melakukan pematauan dan pengawasan mutu pelayanan medis.

e) Menyusun indikator mutu klinik dengan melakukan koordinasi


dengan kelompok staf medis dan unit kerja. Indikator yang disusun
adalah indikator output atau outcome.

f) Melakukan koordinasi dengan komite peningkatan mutu RS

g) Melakukan pencatatan dan pelaporen secara berkala.

3) Wewenang Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis

Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis


secara lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
4) Tanggung Jawab Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis

Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medik bertanggung jawab


dan berkewajiban melaporkan segala sesuatunya kepada Ketua Komite Medis.

5) Tata Kerja Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis

a) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Peningkatan Mutu


Pelayanan Medis wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi dengan Komite Medis, Ketua Kelompok STAF MEDIS,
Manajer rumah sakit dan Sub Komite lain.

b) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis dapat


membentuk Tim Ad Hoc yang melibatkan Anggota STAF MEDIS di
unit pelayanan tertentu dan tenaga kesehatan lain, guna mengaudit
mutu pelayanan.

c) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Peningkatan


Mutu Pelayanan Medis, wajib dievaluasi dan ditindaklanjuti serta
digunakan sebagai bahan untuk rapat.

d) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis wajib


mengadakan rapat anggota minimal 1 (satu) kali setiap bulan.

e) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis


menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan rekomendasi kepada
Komite Medis.

c. Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi

1) Struktur organisasi Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.

a) Struktur organisasi Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi


terdiri dari: Ketua, Sekretaris, dan Anggota.

b) Ketua, Sekretaris dan anggota Sub Komite Etika dan Disiplin


profesi ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit Rumah Sakit atas usulan
Komite Medik.

c) Bila Ketua berhalangan dalam menjaiankan tugasnya, maka


Sekretaris akan mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

d) Pengurus dan Anggota Sub Komite Etika dan Disiplin profesi


berjumlah sekurang-kurangnya 2 (dua) orang.

e) Masa kerja Sub Komite Etika dan Disiplin profesi adalah


3(tiga) tahun terhitung sejak ditetapkan oleh Karumkit.

f) Anggaran biaya Sub Komite Etika dan Disiplin profesi disusun


untuk rencana tahun berikutnya, dan di bebankan kepada anggaran
Rumah Sakit.
2) Tugas Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi

a) Membuat rencana kerja.

b) Melaksanakan rencana kerja.

c) Menyusun tatalaksana pemantauan dan penanganan masalah


etika dan disiplin profesi.

d) Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan


disiplin profesi.

e) Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan Bioetika.

f) Melakukan koordinasi dengan Panitia Etik Rumah Sakit.

g) Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.

3) Wewenang Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi

Melakukan pemantauan dan penanganan masalah etika profesi


kedokteran dan disiplin profesi dengan melibatkan lintas sektoral dan lintas
fungsi sesuai kebutuhan.

4) Tanggung jawab Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi

Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi bertanggung jawab kepada


Komite Medis.

5) Tata kerja Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi

a) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Etika dan Disiplin


Profesi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sikronisasi
dengan Komite Medik, Manajer Keperawatan dan Ketua Kelompok
STAF MEDIS.

b) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medik dapat


membentuk Tim Ad Hoc yang melibatkan Anggota STAF MEDIS di
unit pelayanan tertentu dan/atau tenaga kesehatan lain, untuk
melaksanakan audit medik.

c) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Etika dan


Disiplin Profesi, wajib dievaluasi dan ditindakianjuti serta digunakan
sebagai bahan untuk rapat.

d) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi wajib mengadakan rapat


anggota minimal 1 (satu) kali setiap bulan.
e) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi menyampaikan notulen
rapat, laporan-laporan dan rekomendasi kepada Komite Medik.

d. Sub Komite Rekam Medis

1) Struktur Organisasi Sub Komite Rekam Medis.

a) Struktur Organisasi Sub Komite Rekam Medis terdiri dari:


Ketua, Sekretaris dan Anggota.

b) Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Rekam Medis


ditetapkan oleh Karumkit atas usulan Komite Medis.

c) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka


Sekretaris akan mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

d) Anggota Sub Komite Rekam Medis berjumlah sekurang-


kurangnya 2(dua) orang.

e) Masa Kerja Sub Komite Rekam Medis adalah 3 (tiga) tahun


terhitung sejak ditetapkan oleh Karumkit.

f) Anggaran biaya Sub Komite Rekam Medis disusun untuk


rencana tahun berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran Rumah
sakit.

2) Tugas Sub Komite Rekam Medis.

a) Menyusun Pedoman Kerja Sub Komite Rekam Medis yang


berkaitan dengan fungsinya, yakni menjamin terlaksananya rekam
medis yang sesuai standar teknis rekam medis.
b) Mengawasi akurasi dan kelengkapan rekam medis pasien sesuai
aturan.

c) Mengawasi cara penyimpanan rekam medis dan


pengambilannya kembali (retrieving).

d) Mengevaluasi berkas rekam medis untuk menunjang


penyelenggaraan pelayanan.

e) Memantau penyelesaian rekam medis agar tepat waktu dan


lengkap, agar dapat digunakan untuk memperbaiki mutu pelayanan
pasien dan kepentingan medikolegal.

f) Memantau dan melaksanakan evaluasi ketepatan klinik dari


semua data rekam medis.

g) Mengevaluasi dan menetapkan dokumen rekam medis untuk


menjadi bagian dari rekam medis yang permanen.
3) Wewenang Sub Komite Rekam Medis

Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan


rekam medik sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit.

4) Tanggung Jawab Sub Komite Rekam Medis

Sub Komite Rekam Medis bertanggung jawab dan


berkewajiban melaporkan segala sesuatunya kepada Komite Medis.

5) Tata Kerja Sub Komite Rekam Medis.

a) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Rekam Medis wajib


menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan
Komite Medis dan Manajer dan unit kerja terkait dan Sub Komite lain.

b) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Rekam Medis,


wajib dievaluasi dan di tindak lanjuti serta di gunakan sebagai bahan
untuk rapat.

c) Sub Komite Rekam Medis wajib mengadakan rapat rapat


anggota minimal 1 (satu) kali setiap bulan.

d) Sub Komite Rekam Medis menyampaikan notulen rapat,


laporan-laporan dan rekomendasinya kepada Komite Medis.

e. Sub Komite Farmasi dan Terapi.

1) Struktur Organisasi Sub Komite Farmasi dan Terapi.


a) Struktur Organisasi Sub Komite Farmasi dan Terapi terdiri
dari: Ketua, Sekretaris dan Anggota.

b) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite


Farmasi dan Terapi ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit atas usulan
Komite Medis.

c) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasinya, maka


Sekretaris akan mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.

d) Pengurus dan Anggota Sub Komite Farmasi dan Terapi


berjumlah sekurang-kurangnya 2 (dua)orang.

e) Masa Kerja Sub Komite Farmasi dan Terapi adalah 3 (tiga)


tahun terhitung sejak ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit.

f) Anggaran biaya Sub Komite Farmasi dan Terapi disusun untuk


rencana tahun berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran rumah
sakit.
2) Tugas Sub Komite Farmasi dan Terapi.

a) Menyusun Pedoman Kerja Sub Komite Farmasi dan Terapi yang


berkaitan dengan fungsinya, yakni menjamin terlaksananya distribusi
dan penyimpanan obat yang sesuai standar.

b) Menjadi penasihat Kepala Rumah Sakit dalam segala hal yang


berkaitan dengan penggunaan obat dan bahan farmasi lain melalui
Komite Medis.

c) Menyusun dan merevisi formularium/Daftar Obat Rumah Sakit.

d) Melaksanakan evaluasi pemberian obat agar rasional dan sesuai


standar pelayanan, serta sesuai dengan ketentuan rumah sakit.

e) Mengadakan peninjauan atas reaksi-reaksi obat yang terjadi,


mencari tahu penyebab reaksi, dan membuat rekomendasi kepada
Kepala Rumah Sakit melalui Komite Medis.

f) Mengadakan penilaian terhadap proses pengobatan sebagai


berikut:

(1) Penulisan resep

(2) Proses penyiapan dan penyerahan obat

(3) Administrasi perbekalan farmasi

(4) Pemantauan efek samping obat

(5) Berbagai reaksi negatif obat.

g) Meninjau penggunaan obat baru dan menyiapkan acuan


penggunaannya di rumah sakit.

3) Wewenang Sub Komite Farmasi dan Terapi

Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah


sakit melalui peningkatan mutu farmasi berdasarkan standar pelayanan
berbasis bukti (evidence base medicine) dan pengobatan yang rasional.

4) Tanggung Jawab Sub Komite Farmasi dan Terapi

Sub Komite Farmasi dan Terapi bertanggung jawab dan berkewajiban


melaporkan segala sesuatunya kepada Komite Medis.

5) Tata Kerja Sub Komite Farmasi dan Terapi.

a) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Farmasi dan Terapi


wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
dengan
Komite Medis, Manajer Keperawatan, Ketua Kelompok STAF MEDIS,
Manajer Farmasi dan Unit Kerja lain dan Sub Komite lain.

b) Sub Komite Farmasi dan Terapi dapat membentuk Tim Ad Hoc


yang melibatkan Ketua Kelompok STAF MEDIS, Unit Kerja dan
tenaga kesehatan lain, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

c) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Farmasi dan


Terapi, wajib dievaluasi dan di tindak lanjuti serta di gunakan sebagai
bahan untuk rapat.

d) Sub Komite Farmasi dan Terapi wajib mengadakan rapat


anggota minimal 1 (satu) kali setiap bulan.

e) Sub Komite Farmasi dan Terapi menyampaikan notulen rapat,


laporan-laporan dan rekomendasinya kepada Komite Medis.

BAB IX
RAPAT

18. Jadwal Rapat

a. Rapat rutin. Rapat rutin Rumkital Samuel J. Moeda Kupang direncanakan


satu kali sebulan yaitu pada hari Rabu minggu pertama bulan berjalan yang dihadiri
oleh semua jajaran manajemen dengan staf medis dan non medis.

b. Rapat khusus. Rapat khusus dilaksanakan pada hari-hari tertentu


sesuai dengan keperluan organisasi seperti dalam menghadapi kegiatan sosial yang
berhubungan dengan rumah sakit ataupun dalam membahas hal-hal yang dianggap
Urgen oleh pimpinan.

c. Daftar Hadir. Setiap kali rapat harus di buat daftar hadir dan ketentuan rapat
dianggap sah apabila dua pertiga dari jumlah anggota yang dilibatkan dalam rapat
telah hadir.

d. Hasil Rapat. Semua permasalahan yang dibahas dalam rapat dituangkan


didalam notulen rapat.Notulen dan hasil keputusan rapat didistribusikan kepada
semua anggota Staf Medis dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah penyelenggaraan
rapat.
BABX
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS

19. Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi

a. Hak Dokter atau Dokter Gigi

1) Dokter atau dokter gigi sakit berhak menolak keinginan pasien yang
bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-
undangan.

2) Dokter atau dokter gigi berhak menghentikan jasa profesionalnya


kepada pasien apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang
begitu buruk sehingga kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi,
kecuali untu pasien gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien pada dokter
atau dokter gigi lain.

3) Dokter atau dokter gigi berhak atas privacy (berhak menuntu apabila
nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang
melecehkan atau memalukan).

4) Dokter atau dokter gigi berhak memperoleh perlindungan hukum


sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar prosedur operasional.

5) Dokter atau dokter gigi berhak memberikan pelayanan medis menurut


standar profesi dan standar prosedur operasional.

6) Dokter atau dokter gigi berhak memperoleh informasi yang lengkap


dan jujur dari pasien dirawatnya atau dari keluarganya.

7) Dokter atau dokter gigi berhak atas informasi atau pemberitahuan


pertama dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya.

8) Dokter atau dokter gigi berhak diperlakukan adil dan jujur, baik oleh
rumah sakit maupun oleh pasien.

9) Dokter atau dokter gigi berhak menerima imbalan jasa.

b. Kewajiban Dokter atau dokter gigi

1) Dokter atau dokter gigi berkewajiban mematuhi peraturan rumah sakit


sesuai dengan hubungan hukum antara dokter atau dokter gigi tersebut dengan
rumah sakit.

2) Dokter atau dokter gigi berkewajiban memberikan pelayanan medis


sesuai dengan standar profesi dan menghormati hak-hak pasien.

3) Dokter atau dokter gigi berkewajiban merujuk pasien ke dokter atau


dokter gigi lain/ rumah sakit lain yang mempunyai keahlian/ kemampuan yang
lebih baik, apabila ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan.

4) Dokter atau dokter gigi berkewajiban memberikan kesempatan kepada


pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat
menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.

5) Dokter atau dokter gigi berkewajiban merahasiakan segala sesuatu


yang diketahuinya tentang seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu
meninggal dunia.

6) Dokter atau dokter gigi berkewajiban melakukan pertolongan darurat


sebagai tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia
dan mampu memberikannya.

7) Dokter atau dokter gigi berkewajiban memberikan informasi yang


adekuat tentang perlunya tindakan medik bagi yang bersangkutan serta yang
dapat di timbulkannya.

8) Dokter atau dokter gigi berkewajiban membuat rekam medis yang baik
secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.

9) Dokter atau dokter gigi berkewajiban terus menerus menambah ilmu


pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokter atau dokter
gigian/kedokter atau dokter gigian gigi.

10) Dokter atau dokter gigi berkewajiban mengadakan perjanjian tertulis


dengan pihak rumah sakit.

11) Dokter atau dokter gigi berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah di
sepakatinya/perjanjian yang telah dibuatnya.

12) Dokter atau dokter gigi berkewajiban bekerja sama dengan profesi dan
pihak lain yang terkait secara timbal balik dalam memberikan palayanan
kepada pasien.

20. Hak dan Kewajiban Pasien

a. Hak Pasien

1) Setiap pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai


tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

2) Setiap pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.

3) Setiap pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan medis


yang bermutu sesuai standar profesi medis.
4) Setiap pasien mempunyai hak untuk memperoleh asuhan keperawatn
sesuai dengan standar profesi keperawatan.

5) Setiap pasien mempunyai hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan
sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

6) Setiap pasien mempunyai hak untuk meminta konsultasi kepada dokter


lain (second opinion) yang mempunyai SIP tentang penyakit yang dideritanya.

7) Setiap pasien mempunyai hak atas privacy dan kerahasiaan penyakit


yang diderita termasuk data-data medisnya.

8) Setiap pasien mempunyai hak untuk mendapat informasi yang meliputi


diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

9) Setiap pasien mempunyai hak untuk memberikan persetujuan atau


menolak atas tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
oleh tenaga medis sehubungan dengan penyakit yang dideritanya setelah
terlebih dahulu memperoleh informasi tentang segala atau resiko yang timbul
akibat penolakan tersebut.

10) Setiap pasien dalam keadaan kritis mempunyai hak untuk didampingi
keluarganya.

11) Setiap pasien mempunyai hak untuk menjalankan ibadah sesuai agama
atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak menggagu pasien
lainnya.

12) Setiap pasien mempunyai hak untuk keamanan dan keselamatan


dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.

13) Setiap pasien mempunyai hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan
atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.

14) Setiap pasien mempunyai hak untuk menerima atau menolak


bimbingan rohani.

b. Kewajiban Pasien

1) Setiap pasien mempunyai kewajiban untuk mematuhi ketentuan yang


berlaku di rumah sakit.

2) Setiap pasien mempunyai kewajiban untuk memberikan imbalan jasa


atas pelayanan yang diterima di rumah sakit.

3) Setiap pasien mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi


yang lengkap dan jujur tentang masalah keselamatannya kepada tenaga
kesehatan di rumah sakit.
4) Setiap pasien mempunyai kewajiban untuk mematuhi nasehat dan
petunjuk tenaga kesehatan di rumah sakit.

5) Setiap pasien mempunyai kewajiban untuk mematuhi kesepakatan


dengan rumah sakit.

BAB XI
PENGAWASAN

21. Pengawasan terhadap seluruh kegiatan pelayanan Rumkital Samuel J.


Moedadilakukan sebagai berikut:

a. Karumkit melaksanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Rumkital


Samuel J. Moeda sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas kelompok staf medis dilaksanakan


oleh komite medis dan komite medis bertanggung jawab kepada Karumkit.

BAB XII
KETENTUAN PERUBAHAN

22. Perubahan Statuta

a. Karumkit dan Komite Medis berhak merubah statuta ini melalui rapat khusus
yang diselenggarakan untuk itu.

b. Usulan untuk merubah statuta ini hanya dapat dilaksanakan bila maksud
tertulis untuk maksud tersebut telah disampaikan kepada setiap anggota staf medis
paling lambat 2 (dua) minggu sebelumnya.

c. Perubahan statuta ini dianggap sah apabila tiga perempat anggota yang hadir
dalam rapat menyetujui perubahan tersebut.
BAB XIII
PENUTUP

23. Pemberlakuan Peraturan Internal Staf Medis

a. Peraturan Internal Staf Medis Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Samuel J.
Moeda ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

b. Demikian Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff ByLaws) ini dibuat
untuk dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi seluruh STAF MEDIS Rumkital
Samuel J. Moeda dalam pelaksanaan pemberian dan peningkatan mutu pelayanan.

Ditetapkan di Kupang
Pada tanggal 01 Juni 2020

Karumkital Samuel J. Moeda

dr. Rudy Cahyono Sp. KJ Letkol


Laut (K) NRP. 14589/P

Anda mungkin juga menyukai