Anda di halaman 1dari 290

1

Get Rich
Slowly
Perjalanan Menjadi Kaya
secara Pelan-pelan

Penulis : Yodhia Antariksa, Msc in HR Management


Blog : www.StrategiManajemen.net

2
Daftar Isi :

Bab 01. Perjalanan Panjang Menjadi


Kaya secara Pelan-pelan

Bab 02. Kenapa Harus Menjadi Kaya


secara Pelan-pelan

Bab 03. Menjadi Kaya secara Pelan-pelan


dengan Tiny Habits

Bab 04. Menjadi Kaya secara Pelan-pelan


dengan Skills x Profit x Passion

Bab 05. Menjadi Kaya secara Pelan-pelan


melalui Keajaiban Dunia ke-8

Bab 06. Kenapa Terjebak Menjadi Miskin


secara Pelan-pelan?

Bab 07. Peta Jalan Menjadi Kaya secara


Pelan-pelan

Daftar Pustaka
Profif Penulis

3
BAB 1
PERJALANAN PANJANG MENJADI
KAYA SECARA PELAN-PELAN

Meraih keberlimpahan finansial yang


barokah barangkali merupakan salah
satu harapan banyak orang. Faktanya,
tiap hari jutaan orang berjibaku,
berangkat kerja di pagi hari dan pulang
ketika matahari terbenam. Semuanya
adalah demi mengumpulkan nafkah atau
bekal kekayaan finansial untuk
keluarganya.

Demikian juga, mayoritas orang rela


mengeluarkan dana yang besar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi demi mendapatkan
karier yang bagus setelah lulus kuliah
dan akhirnya juga mendapatkan imbalan
finansial yang melimpah.

Pada sisi lain, sebuah negara juga


disebut sebagai negara maju dan
memiliki wibawa tinggi di mata dunia,
jika penduduknya kaya-kaya. Tak
pernah ada dalam sejarah ribuan tahun,
sebuah bangsa atau peradaban dianggap
memiliki reputasi tinggi jika mayoritas
penduduknya miskin. Bicara mengenai
4
kekayaan penduduk ini, sekarang rata-
rata pendapatan per kapita di negeri kita
adalah Rp60.000.000,- per tahun (atau
sekitar Rp5.000.000,- per bulan) –
sebuah angka yang membuat negara kita
saat ini sudah masuk kategori negara
kelas menengah. Semoga penghasilan
Anda saat ini sudah jauh di atas
Rp60.000.000,- per tahun. Amin.

Bagi kita sendiri secara individual,


perjalanan menjadi insan yang memiliki
kecukupan finansial adalah sebentang
perjalanan yang layak ditekuni dengan
sepenuh hati. Setidaknya ada lima alasan
krusial mengapa kita mesti terus
berjuang dengan gigih demi
mendapatkan rezeki yang melimpah dan
barokah.

Alasan Kaya #1: Hidup Mapan


Sandang dan Pangan
Kecukupan finansial buat diri kita
sendiri dan juga keluarga (bagi yang
sudah menikah dan punya anak) adalah
sesuatu yang amat penting. Sebab, biaya
hidup memang makin mahal sejalan
dengan angka inflasi yang terus hadir
tiap tahun. Tanpa kecukupan finansial
yang memadai, kita bisa mengalami apa

5
yang disebut sebagai financial deficit
alias pengeluaran lebih besar daripada
penghasilan.

Berapa biaya hidup agar kita layak


disebut sebagai keluarga yang mapan
dan agar kita tidak terjebak dalam utang
akibat penghasilan kurang? Berikut
penghitungannya.

Penghitungan di sini mengambil asumsi


bahwa Anda sudah berkeluarga dengan
dua anak yang masih sekolah SD (kalau
Anda belum berkeluarga, maka angka-
angka di bawah inilah yang kelak harus
Anda penuhi). Asumsi lain: Anda tinggal
di kota yang relatif besar seperti Jakarta,
Surabaya, Medan, Bandung, Semarang,
atau yang setara. Jadi, jika Anda tinggal
di kota kecil, kemungkinan biaya
hidupnya akan lebih kecil.

Mari kita mulai dengan penghitungan


biaya hidup yang layak kita perjuangkan.

Biaya Kebutuhan Makan


Berapa biaya kebutuhan hidup sehari-
hari untuk sebuah keluarga dengan dua
anak di kota besar seperti Jakarta atau
Surabaya atau Medan?

6
Kebutuhan sehari-hari adalah untuk
biaya untuk makan sehari-hari untuk 4
orang (suami istri dan dua anak).

Jika setiap kepala membutuhkan biaya


Rp15.000,- sekali makan, maka total
biaya adalah: Rp15.000,- x 3 kali makan
x 4 anggota keluarga = Rp5.400.000,-.

Biaya Kredit Membeli Rumah


Membeli rumah adalah tantangan yang
paling krusial bagi keluarga muda
milenial (keluarga muda dengan rentang
usia 27 s.d. 35 tahun).

Mengapa menantang? Sebab, harga


rumah memang terus mengalami
kenaikan yang signifikan.

Harga rumah ukuran kecil di pinggiran


kota Bekasi atau Tangerang sudah
menembus angka Rp400.000.000,-an.

Dengan asumsi Anda sanggup


menyediakan DP 20% sebesar
Rp80.000.000,-, maka dengan masa
angsuran selama 15 tahun, uang bulanan
yang harus dialokasikan adalah
Rp3.000.000,-.

7
Biaya Transportasi dan Komunikasi
Biaya transportasi adalah biaya yang
Anda perlukan untuk pergi dan pulang
ke kantor tiap hari (bisa menggunakan
angkutan publik atau mengendarai
kendaraan sendiri).

Biaya komunikasi adalah biaya pulsa


dan data untuk kebutuhan HP Anda dan
pasangan hidup Anda.

Biaya transportasi adalah Rp15.000,-


per hari x 30 hari = Rp450.000,-
Biaya komunikasi (langganan
telekomunikasi) untuk 2 orang dewasa =
Rp300.000,-
Total biaya adalah Rp750.000,- per
bulan

Biaya Pendidikan Anak


Asumsi Anda menyekolah anak Anda di
sekolah yang bukan gratisan,
maksudnya ada iuran bulanan yang
harus diberikan.

Estimasi biaya pendidikan untuk dua


orang anak yang masih sekolah, disertai
dengan uang jajan harian adalah
Rp1.000.000,-/bulan.

8
Biaya Keperluan Rumah Tangga
Biaya ini mencakup biaya beli sabun,
shampoo, biaya iuran keamanan
komplek perumahan, biaya listrik hingga
biaya hiburan (makan di mall sesekali
tiap bulannya).

Biaya keperluan rumah tangga ini


termasuk juga biaya untuk beli baju,
sepatu, dan tas baru; baik untuk
keperluan kepala keluarga atau untuk
anak-anak.

Estimasi total biaya bulanan untuk


aspek biaya ini adalah sekitar
Rp1.000.000,-/bulan.

Biaya Cicilan Mobil


Oke, komponen biaya ini bisa
merupakan hal yang opsional. Artinya,
bukan sesuatu yang mutlak harus ada.

Meski demikian, bagi keluarga muda


milenial memiliki mobil yang cukup
nyaman merupakan hal yang layak
didambakan. Sebab, setiap weekend
mungkin keluarga ini ingin jalan-jalan
silaturahmi ke rumah keluarga, ke
rumah eyang atau sekedar jalan-jalan ke
mall atau tempat wisata lainnya.

9
Mobil untuk keluarga muda sekelas
Toyota Avanza (dengan harga
Rp190.000.000,-an), maka cicilan yang
diperlukan adalah sekitar Rp4.000.000,-
/bulan.

Alokasi Dana Investasi


Untuk keluarga muda dengan dua anak
yang masih sekolah SD, maka
menyisihkan dana tetap tiap bulan
untuk investasi merupakan sebuah
keniscayaan.

Dana investasi ini kelak bisa digunakan


untuk biaya pendidikan anak ketika
mereka masuk level perguruan tinggi.
Atau, juga untuk kebutuhan investasi
masa depan menghadapi masa pensiun.

Asumsi minimal dana yang harus


disisihkan tiap bulan untuk dana
investasi ini adalah Rp2.000.000,-
/bulan.

Tentu saja jika Anda bisa


mengalokasikan dana lebih besar maka
akan lebih bagus bagi masa depan
finansial Anda.

(Angka minimalnya adalah 20% dari


total penghasilan bulanan. Jadi, jika
10
penghasilan bulanan adalah
Rp15.000.000,- , seharusnya dana
investasi ini adalah Rp3.000.000,-
/bulan.).

Demikianlah, rincian biaya kebutuhan


hidup untuk keluarga muda dengan dua
anak yang masih kecil.

Jika direkap maka rinciannya adalah


sebagai berikut:.
Biaya Kebutuhan Makan/Konsumsi:
Rp5.400.000,-/bulan
Biaya Cicilan Beli Rumah: Rp3.000.000,-
/bulan
Biaya Transportasi dan Komunikasi:
Rp750.000,-/bulan
Biaya Pendidikan Anak: Rp1.000.000,-
/bulan
Biaya Keperluan Rumah Tangga:
Rp1.000.000,-/bulan
Biaya Cicilan Mobil: Rp4.000.000,-
/bulan
Dana Alokasi Investasi: Rp2.000.000,-
/bulan

TOTAL adalah sebesar: Rp17.150.000,-


(tujuh belas juta seratus lima puluh
ribu rupiah).

11
Angka di atas bisa berkurang menjadi
Rp13 jutaan jika komponen cicilan beli
mobil dikeluarkan dari penghitungan.

Angka Rp17.000.000,- per bulan


merupakan angka penghasilan bulanan
yang cukup menantang untuk diraih bagi
sebagian orang. Namun demikian, angka
inilah yang selayaknya dijadikan acuan
demi meretas jalan menuju
keberlimpahan finansial.

Penghasilan Rp17.000.000,- per bulan


itu adalah untuk satu keluarga. Artinya,
jika suami dan istri sama-sama memiliki
penghasilan, maka beban angka itu bisa
dibagi berdua. Syukur jika baik suami
dan sang istri masing-masing memiliki
penghasilan Rp17.000.000,- per bulan,
sehingga total penghasilan keluarga ini
menjadi Rp34.000.000,- /bulan.

Dari data penghitungan di atas, salah


satu komponen yang cukup menyita
penghasilan adalah cicilan untuk
membeli rumah (papan), yakni sebesar
Rp3.00.000,-an per bulan. Bagi keluarga
muda yang belum memiliki penghasilan
memadai, maka mengalokasikan cicilan
sebesar Rp3.000.000,- buat membeli
rumah adalah sebuah hal yang relatif
12
berat. Faktanya, sebuah survei yang
dilakukan oleh Alvara Research Center
bekerja sama dengan IDN Times
menunjukkan hanya 35% generasi
milenial (mereka yang lahir antara
tahun 1981 – 1996) yang telah memliki
rumah, sementara 65% lainnya belum
memiliki rumah. Artinya, mayoritas
keluarga muda di tanah air belum
sanggup membeli rumah (Indonesian
Milennial Report, IDN Research Institute,
2019)

Dalam standar industri properti dunia,


dikenal istilah Home to Salary Ratio,
yakni berapa rasio penghasilan setahun
dibanding harga rumah. Rasio ideal
adalah 1:3. Artinya, harga rumah
maksimal sebaiknya 3 kali penghasilan
setahun kita. Dengan demikian, jika
penghasilan kita setahun adalah
Rp120.000.000,- (asumsi gaji sebulan
adalah Rp10.000.000,- atau
Rp120.000.000,- setahun), maka
maksimal harga rumah sebaiknya tidak
lebih dari Rp360.000.000,-. Sayangnya,
harga rumah di berbagai kota besar
seperti Surabaya dan Jakarta banyak
yang sudah menembus angka
Rp600.00.000,-an. Agar rasio ideal
tercapai, maka penghasilan minimal
13
Rp200.000,-/tahun agar mampu
membeli rumah seharga
Rp600.000.000,-.

Demikianlah penghitungan kebutuhan


dana agar setidaknya kita bisa hidup
mapan sandang dan pangan. Kebutuhan
dananya tidak sedikit, sehingga itulah
mengapa kita mesti memiliki kecukupan
finansial yang bagus agar kita bisa
mampu memenuhinya.

Alasan Kaya #2: Agar Tidak


Sengsara di Saat Tua
Alasan berikutnya kita mesti memiliki
kecukupan finansial dan menjadi insan
kaya adalah agar kelak ketika tua kita
tidak hidup sengsara. Jika kita tidak
memiliki tabungan dan investasi yang
memadai sejak saat sekarang, maka saat
tua kita bisa hidup dalam keadaan yang
serba kekurangan secara finansial.
Faktanya, survei yang dilakukan oleh
Bank HSBC Indonesia menyebut hampir
90% para pekerja di Indonesia tidak siap
secara finansial menghadapi masa
pensiun atau saat kelak sudah tua dan
tidak lagi bisa bekerja dan punya
penghasilan (HSBC Survey, Future of
Retirement: Bridging the Gap, 2019).

14
Dana yang dibutuhkan untuk menjalani
hidup sesudah pensiun kerja memang
tak sedikit. Mari kita hitung kebutuhan
dana pensiun Anda saat kelak sudah tua.

Misal, asumsi usia Anda saat ini adalah


30 tahun dengan biaya hidup
Rp5.000.000,- per bulan. Saat Anda usia
56 tahun dan pensiun (atau 26 tahun
lagi), biaya Rp5.000.000,- per bulan itu
akan menjelma menjadi Rp13.800.000,-
karena laju inflasi (asumsi inflasi 4% per
tahun; secara historis rata-rata angka
inflasi kita sekitar 4%).

Dengan kata lain, laju inflasi akan


membuat biaya Rp5.000.000,- saat ini
naik menjadi Rp13.800.000,- pada
periode 26 tahun lagi.

Artinya, jika kebutuhan biaya hidup saat


nini adalah Rp5.000.000,- /bulan, maka
26 tahun lagi angka ini akan menjadi
Rp13.800.000,- /bulan atau
Rp166.000.000,- per tahun. Padahal,
saat itu Anda sudah pensiun alias tak
lagi punya penghasilan tetap.

Dan ingat, rata-rata life expectancy kita


saat ini sudah 72 tahun. Artinya, perlu
15
16 tahun untuk terus membiaya hidup
Anda. Ini sama dengan Rp166.000.000,-
x 16 tahun atau Rp2.600.000.000,-.
Angka sebesar itulah yang minimal
harus Anda siapkan saat kelak
memasuki usia pensiun dan asumsi usia
Anda saat ini berada pada angka 30-an
tahun.

Wajar jika survei HSBC Bank di atas


menyebut mayoritas pekerja di tanah air
tidak akan siap secara finansial
menghadapi masa depan mereka (HSBC
Survey, Future of Retirement: Bridging
the Gap, 2019).

Akhirnya, fenomena itu pelan-pelan


akan melahirkan situasi yang acap
disebut sebagai the rise of sandwich
generation.

Sandwich generation adalah fenomena di


mana sebuah keluarga muda yang masih
tertatih-tatih keuanganya harus
menanggung beban finansial dua
keluarga. Yakni, keluarganya sendiri
(istri dan anak-anaknya yang masih
kecil) plus kedua orang tuanya yang
sudah pensiun dan tidak lagi punya
penghasilan.

16
Mengapa makin banyak lahir sandwich
generation?

Salah satunya ya karena tadi: karena


kebanyakan pekerja di tanah air
memang tidak sigap dalam menyiapkan
masa tuanya. Saat benar-benar sudah
pensiun dan tak lagi punya penghasilan,
mereka terpaksa andalkan bantuan
keuangan dari anak-anaknya (yang
sebenarnya juga masih harus membiaya
istri dan anak-anaknya yang masih
kecil).

Bagi kita yang masih muda, tentu


selayaknya harus mempersiapkan masa
tua sejak saat ini agar kelak ketika tua
tidak menjadi beban keuangan bagi
anak-anak kita. Sebab, jika kelak kita
menggantungkan biaya hidup pada
anak-anak kita, maka hal ini akan
memberikan beban yang cukup berat
bagi mereka, padahal mereka juga masih
membutuhkan banyak biaya hidup
untuk menata anak-anaknya yang masih
kecil. Jangan sampai kita kelak
memberikan “beban keuangan ganda”
bagi kehidupan finansial anak-anak kita.
Jangan sampai kita yang masih muda ini
kembali menciptakan fenonema

17
sandwich generation bagi anak-anak
yang kita.

Salah satu cara kunci agar kelak kita


tidak mengalami kekurangan finansial
saat sudah sudah beranjak tua adalah
dengan menyisihkan dana investasi
sejak muda. Seperti yang telah kita lihat
dalam penghitungan kebutuhan biaya
hidup di atas, maka ada komponen dana
investasi yang idealnya berjumlah
minimal 20% dari penghasilan bulanan.
Dengan dana investasi inilah, kita
menyiapkan cadangan dana demi
persiapan masa tua ketika kita sudah
tidak punya penghasilan tetap lagi.

Dan kebutuhan dana investasi itu hanya


bisa kita penuhi jika kita memang telah
memiliki kekayaan finansial yang
memadai. Inilah alasan mengapa kita
mesti memiliki sumber daya keuangan
yang cetar membahana. Sebab, tanpa
kekayaan finansial yang cukup, maka
kita akan kesulitan menyiapkan dana
investasi sejak saat ini.

Alasan Kaya #3: Agar Anak


Keturunan Kita Kelak Juga bisa
Menjadi Manusia Makmur
18
Ada sebuah studi ekstensif dari para
peneliti di Georgetown University, USA,
tentang faktor apa saja yang
menentukan sukses finansial anak-anak
di masa depan. Jawabannya adalah jika
anak-anak itu lahir dari orang tua kaya,
maka peluang anak itu menjadi kaya
jauh lebih tinggi dibanding jika anak itu
dilahirkan dari orang tua miskin.
Bahkan, penelitinya menulis: anak yang
lumayan bodoh tapi orang tuanya kaya
akan lebih sukses dibanding anak pintar
yang lahir dari orang tua miskin
(Carnevale, et. al, 2019).

Meski studi itu dilakukan di luar negeri,


namun kenyataan yang sama mungkin
terjadi juga di tanah air. Yakni, level
kemakmuran orang tua kemungkinan
besar memiliki peran yang krusial bagi
sukses masa depan anak-anaknya.
Logikanya simpel: orang tua yang
memiliki dana memadai akan mampu
membiaya anak-anaknya untuk
mendapatkan pendidikan dengan
kualitas yang bagus (bahkan hingga
sekolah di luar negeri misalnya). Orang
tua ini mungkin juga bisa memberikan
dana agar anaknya bisa mengikuti
berbagai les atau kursus tambahan agar

19
kecakapan sang anak menjadi lebih
terampil.

Dengan dukungan finansial yang solid


dari orang tuanya, maka sang anak akan
bisa punya peluang bagus untuk meraih
sukses pendidikan dan kemudian sukses
finansial di masa depannya. Inilah
memang yang terlacak dalam studi dari
para peneliti di Georgetown University
tadi.

Apa pelajarannya? Jika kita ingin agar


kelak anak-anak keturunan kita juga
bisa meraih rezeki yang melimpah dan
barokah, maka kita sebagai orang tua
harus memiliki kekuatan finansial yang
memadai. Utamanya untuk bisa
membiayai pendidikan anak-anak kita
hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
Padahal kita tahu, saat ini biaya kuliah di
perguruan tinggi makin mahal. Misal,
biaya uang pangkal untuk Program
Mandiri di berbagai PTN saat ini rata-
rata memerlukan biaya antara
Rp40.000.000,- hingga Rp100.000.000,-
an (bahkan untuk fakultas favorit seperti
Fakultas Kedokteran, biaya uang
masuknya bisa menembus angka
Rp250.000.000,-).

20
Tanpa kemampuan finansial yang solid,
maka kita mungkin akan kesulitan
membiayai pendidikan kuliah anak-anak
kita kelak, yang makin tahun makin
mahal biayanya. Inilah salah satu lagi
alasan mengapa kita mesti memiliki
sumber daya finansial yang kokoh.
Yakni, agar mampu membiayai
pendidikan anak-anak kita hingga ke
jenjang pendidikan tinggi dan pada
akhirnya juga demi sukses masa depan
mereka.

Alasan Kaya #4: Agar Bisa


Bersedekah Lebih Banyak Lagi
Ada sebuah komunitas di sebuah negeri
nun jauh di sana. Nama komunitasnya
adalah Giving Pledge (Janji Bersedakah
dan Memberi). Jika Anda kaya raya,
Anda bisa menjadi anggota komunitas
ini. Syarat menjadi anggotanya hanya
satu: mereka berikrar dan berjanji akan
menyedekahkan 50% kekayaannya
untuk keperluan kaum duafa yang
membutuhkan dan demi aneka kegiatan
mulia lainnya.

Jika seseorang sudah setuju dengan


syarat itu, maka baru mereka boleh
menjadi anggota komunitas Giving

21
Pledge. Sebuah syarat yang heroik dan
indah, bukan?

Jadi, semua anggota komunitas itu, baik


semasa hidupnya atau juga setelah
meninggalnya nanti, bertekad akan
menyumbang 50% kekayaannya demi
kepentingan kemanusiaan. Bahkan,
beberapa anggotanya sudah berikrar
akan memberikan 99% kekayaannya
demi amalan kemanusiaan yang mulia.

Spirit kuat untuk berbagi itu mungkin


layak diadopsi: pada akhirnya tujuan
kita menjadi kaya raya itu salah satunya
adalah demi bisa memberikan sedekah
dengan lebih banyak. Kita bukan
bertekad menjadi kaya hanya karena
kepentingan diri kita semata. Kita ingin
menjadi kaya agar kemudian bisa
berbagi lebih banyak demi kemajuan
peradaban, kemanusiaan, dan
keagungan alam semesta. Kita ingin
menjadi kaya agar bisa berbagi lebih
banyak demi dunia yang lebih baik.

Mari kita bumikan kalimat-kalimat


heorik di atas dalam kenyataan
keseharian kita.

22
Dalam wujudnya yang nyata dan dalam
konteks keseharian yang kita alami, acap
kali kita memang menghadapi situasi di
mana kita harus mengulurkan tangan
memberikan bantuan finansial. Misal,
ada saudara kita yang mendadak sakit
dan membutuhkan bantuan keuangan
dari sanak saudaranya, termasuk kita.
Atau, ada kerabat yang membutuhkan
dana pendidikan untuk anak-anaknya
karena sudah beberapa bulan nunggak
membayar SPP.

Situasi-situasi sosial semacam itu sering


terjadi. Kita akan amat leluasa
memberikan bantuan finansial, bahkan
kalau bisa menanggung semua biaya
pengobatan atau biaya sekolah anak-
anak kerabat kita, jika kita memang
memiliki sumber daya keuangan yang
solid. Adakalanya ada harapn bahwa kita
bisa memberikan bantuan finansial yang
melimpah, bahkan jika perlu,
menanggung semua beban kesulitan
biaya yang kebetulan dihadapi oleh
saudara kandung atau saudara dekat di
sekitar kita.

Tak jarang ada kerabat dekat yang


membutuhkan bantuan biaya mendesak
dalam jumlah yang relatif besar dan
23
karena kondisi keuanga kita yang juga
masih sulit, kita hanya bisa membantu
alakadarnya saja. Kalau saja sumber
daya keuangan kita melimpah, kita pasti
akan bisa memberikan bantuan finansial
yang jauh lebih banyak dan bisa amat
meringankan beban kerabat dekat kita
yang lagi kesulitan keuangan tersebut.

Ada kisah seseorang yang sudah


memiliki keberlimpahan finansial dan
setiap bulan orang ini menyedekahkan
danaya hingga puluhan juta kepada
semua sanak saudaranya yang
membutuhkan, entah untuk biaya
pengobatan pamannya yang kebetulan
sakit atau untuk membantu biaya kuliah
para kerabatnya yang lagi kesulitan
keuangan. Sebuah sikap berbagi kepada
sesama yang layak diteladani.

Persis itulah lelakon yang barangkali


layak kita adopsi, yakni menjadi kaya
dan mulia. Kita bertekad menjadi insan
yang kaya dan mulia. Bukan menjadi
orang kaya yang super pelit, kikir, dan
takabur. Sayangnya, stereotype semacam
ini yang acap muncul dalam benak
kebanyakan orang. Yakni, menjadi kaya
itu akan membuat seseorang menjadi
jahat dan kikir. Sebuah stigma, yang
24
seperti kita akan ulas dalam bab-bab
berikutnya, justru bisa membuat
seseorang menjadi tidak bisa kaya
selamanya.

Faktanya, sebuah studi ilmiah


menunjukkan bahwa semakin kaya
seseorang, maka semakin ia cenderung
akan berbagi dan bersedekah lebih
banyak lagi. Penelitinya bilang, orang
yang makin kaya akan makin sering
bersedekah, karena tindakan ini adalah
perwujudan dari rasa syukur dia yang
makin melimpah. Dengan kata lain,
orang yang makin kaya akan makin
sering bersyukur, karena rezekinya yang
melimpah dan kemudian ia
menunjukkan rasa syukurnya itu dengan
makin rajin bersedekah (Lubyomirsky,
2007). Inilah potret faktual dan diteliti
secara ilmiah tentang kenyatan bahwa
orang-orang kaya itu justru akan makin
rajin bersedekah dan berbagi kepada
orang lain.

Alasan Kaya #5: Agar Bisa Traveling


dan Jalan-jalan Keliling Dunia

25
Oke, alasan yang terakhir ini hanya
sebuah bonus tambahan yang bersifat
opsional.

Ada sebuah hasil studi yang menarik


tentang the science of happiness
(Lubyomirsky, 2007). Dalam studi ini
terungkap, uang akan memberikan lebih
banyak kebahagiaan dalam dirimu jika
dibelanjakan untuk membeli
pengalaman (seperti jalan-jalan),
daripada dibelikan aneka benda materi
(seperti mobil atau sepeda mahal).

Karena itu, peneliti bilang, kalau kita


punya uang sisa yang lebih, maka lebih
baik digunakan untuk jalan-jalan
berpetualang ke berbagai tempat yang
belum pernah kita datangi daripada
dihabiskan untuk membeli aneka benda
atau materi. Sebab, dalam jangka
panjang, pengalaman jalan-jalan ke
berbagai tempat atau bahkan negara
yang indah ini, akan lebih membekas
dalam kebahagiaan batin kita dibanding
jika uang itu dibelikan aneka barang
yang mahal.

Saya rasa kebanyakan orang mungkin


juga memiliki keinginan yang sama:
yakni agar suatu hari nanti bisa jalan-
26
jalan ke berbagai tempat yang indah
atau bahkan keliling Eropa dan melintasi
beragam benua; dan lalu menikmati
aneka kuliner khas setiap negeri yang
dikunjungi. Jalan-jalan ke berbagai
negara atau tempat yang indah
barangkali memang akan membawa
pengalaman yang mengesankan dan
lama membekas dalam hati kita. (Bagi
yang hobi sepak bola, mungkin juga akan
menjadi pengalaman magis jika mereka
juga bisa menyaksikan pertandingan
bola tim kesayangannya secara LIVE di
stadion kebanggaan tim tersebut – entah
tim itu adalah Barcelona dari Spanyol,
Manchester United dan Liverpool dari
Inggris, atau Juventus dari Italia).

Kita hanya bisa mewujudkan harapan itu


jika kita memang memiliki kekuatan
finansial yang solid alias kita bisa
memiliki sejumlah tabungan yang
memadai, sehingga kita bisa jalan-jalan
keliling mancanegara. Sebab, kalau tiap
bulan kita masih kesulitan membayar
aneka cicilan, maka tentu saja harapan
itu hanya akan tetap menjadi
fatamorgana.
DEMIKIANLAH, lima alasan kunci
mengapa kita harus berjuang menjadi
manusia makmur dengan limpahan
27
rezeki yang melimpah dan barokah.
Lima alasan menjadi kaya ini adalah sbb.

1. Agar bisa hidup mapan, sandang


dan pangan
2. Agar tidak sengsara saat tua dan
menjadi beban keuangan bagi
anak-anak kita di kelak kemudian
hari
3. Agar bisa menyediakan dana
pendidikan anak, sehingga
mereka punya bekal untuk sukses
di masa depan
4. Agar bisa berbagi dan bersedekah
lebih banyak dan lebih sering
kepada sesama
5. Bonus extra: agar bisa traveling
dan jalan-jalan keliling
mancanegara

Lima alasan di atas yang membuat kita


berikhtiar menjadi manusia yang
makmur. Namun, seperti yang akan kita
ulas dalam bab-bab berikutnya secara
lebih detail, kita akan berjuang menjadi
kaya secara pelan-pelan (get rich slowly).
Kita tidak perlu grusa-grusu menjadi
kaya mendadak, sebab biasanya yang
datang terlalu cepat juga akan hilang
dengan sekejap pula. Pada sisi lain, ada
metode saintifik yang ternyata bisa
28
membuat kita secara pelan-pelan namun
pasti bisa menjadi manusia yang kaya.
Kita akan mengulik metode ini dalam
bab-bab selanjutnya buku ini.

Apa Definisi Kaya secara


Finansial?
Namun, sebelum kita mengulas beragam
metode tentang how to get rich slowly,
maka ada pertanyaan kunci yang juga
layak ditelisik, yakni apa sejatinya
definisi kaya secara finansial itu?

Dari perspektif keuangan personal,


seseorang dianggap makin kaya jika nilai
aset kekayaannya bisa terus tumbuh
dengan positif tiap tahunnya. Jadi, yang
menjadi kata kunci adalah aset kekayaan
yang terus tumbuh dan bukan nilai
penghasilan yang didapat tiap bulan
atau tiap tahunnya. Misal, seseorang
dengan gaji Rp10.000.000,- per bulan
dan aset kekayaannya bisa tumbuh 20%
tiap tahun sesungguhnya lebih kaya
dibanding orang dengan gaji
Rp20.000.000,-/bulan namun
pertumbuhan aset kekayaannya nol alias
stagnan atau bahkan mengalami
penurunan.

29
Lalu, apa definisi aset kekayaan itu?

Definisi aset kekayaan bersih atau sering


juga disebut sebagai net worth adalah
semua aset dan piutang lancar yang
Anda miliki dikurangi utang.

Aset kekayaan mencakup, misalnya


rumah yang Anda beli dan tempati,
rumah kedua (jika punya), apartemen,
tanah, emas, investasi reksadana dan
saham, deposito, saldo tabungan di bank,
mobil, sepeda motor, hingga ruko atau
ternak sapi yang mungkin Anda miliki.

Aset kekayaan juga bisa berupa saham


bisnis yang Anda miliki. Misal, Anda
punya perusahaan dan Anda memiliki
100% saham perusahaan ini, maka
inilah juga aset kekayaan Anda (Anda
tinggal menghitung berapa kira-kira
nilai atau valuasi perusahaan yang Anda
miliki tersebut).

Selain itu, aset kekayaan juga mencakup


piutang lancar (atau piutang Anda
kepada teman atau kerabat dan pasti
akan terlunasi).

Sementara utang adalah semua utang


Anda yang belum lunas. Misal, utang
30
cicilan rumah (yang butuh bertahun-
tahun untuk melunasinya), cicilan kredit
mobil dan sepeda motor, utang kartu
kredit yang mungkin menunggak, atau
juga utang kepada saudara atau teman
dekat.

Nah, nilai semua aset tadi Anda jumlah,


lalu dikurangi utang = net worth Anda.

Jadi, rumusnya adalah:

(Aset + Piutang Lancar) – Utang = Aset


Kekayaan Bersih.

Berikut adalah contoh penghitungan


aset kekayaan bersih seseorang.

Aset:
Rumah yang dibeli: nilai
Rp500.000.000,-
Mobil: nilai pasaran Rp150.000.000,-
Tabungan/deposito: Rp30.000.000,-
Simpanan emas: Rp20.000.000,-
Sepeda Motor Bekas: nilai pasaran
Rp10.000.000,-
TOTAL NILAI ASET: Rp710.000.000,-

Utang:
Utang KPR yang masih harus dicicil:
Rp300.000.000,-
31
Utang Kredit Mobil yang masih harus
dicicil: Rp75.000.000,-
Utang ke orang tua: Rp100.000.000,-
Total UTANG: Rp475.000.000,-

Jadi, total aset kekayaan bersih


dirinya adalah Rp710.000.000,- –
Rp475.000.000,- = Rp235.000.000,-.

Nah, kita akan dianggap sebagai orang


dengan aset kekayaan yang positif jika
memang tiap tahunnya nilai total aset
kekayaan kita bisa terus tumbuh dengan
positif. Idealnya, kita melakukan
penghitungan seperti di atas tiap akhir
tahun (misal di minggu terakhir bulan
Desember tiap tahunnya). Kemudian,
nilai aset akhir tahun ini yang ada
dibandingkan dengan pencapaian nilai
aset akhir tahun lalu. Jika ternyata nilai
aset tumbuh dengan positif, maka itu
artinya kita memang telah berada pada
jalur yang tepat untuk menjadi manusia
yang makmur. Sebaliknya, jika nilai aset
kekayaan kita stagnan tiap tahunnya
atau hanya tumbuh tipis saja, maka itu
artinya kondisi keuangan kita juga
stagnan.

Berapa persen aset kekayaan kita harus


tumbuh tiap tahunnya? Idealnya bisa
32
tumbuh setidaknya 25% tahun tiap
tahunnya. Jadi, misal aset kekayaan
bersih kita tahun ini adalah
Rp100.000.000,-, maka akhir tahun
depan selayaknya tumbuh menjadi
Rp125.000.000,-. Atau, jika aset
kekayaan kita saat ini sudah menembus
angka Rp500.000.000,-, maka tahun
depan bisa tumbuh menjadi
Rp625.000.000,-.

Angka pertumbuhan 25% tiap tahun


tentu bukan harga mati. Kalau aset
kekayaan Anda bisa tumbuh lebih tinggi
lagi, tentu makin maknyuss. Namun,
setidaknya angka 25% per tahun ini bisa
dijadikan semacam acuan dan standar
pertumbuhan aset kekayaan yang kita
kelola.

Pertanyaannya adalah bagaimana


metodenya agar secara pelan-pelan aset
kekayaan kita bisa terus tumbuh
minimal 25% tiap tahun? Itulah yang
akan segera kita ulas dalam perjalanan
bab kita selanjutnya.

33
BAB 02
MENGAPA HARUS KAYA SECARA
PELAN-PELAN (GET RICH
SLOWLY)?

Mengapa harus menjadi kaya secara


pelan-pelan atau get rich slowly?
Jawabannya lugas, sebab meraih sukses
finansial itu memang membutuhkan
proses yang acap kali panjang dan amat
melelahkan.

Sebuah hasil akhir yang epik selalu


dibangun melalui serangkaian proses
yang panjang, konsisten, penuh dengan
problem dan kendala di tengah-
tengahnya, dan lalu mencoba mencari
solusi untuk mengatasi kendala itu, lalu
mentok karena solusinya gagal meraih
hasil yang diharapkan, kemudian
kembali berjibaku menemukan jalan
keluar lain yang lebih efektif, untuk
kemudian pelan-pelan mulai
mendapatkan hasil akhir yang
diharapkan, dan terus tekun
menjalaninya hingga akhirnya meraih
hasil epik yang layak dikibarkan.

Proses perjalanan yang panjang dan


acap penuh kegagalan dan puluhan
34
problem yang terus menghadang adalah
sebuah jembatan yang mesti ditapaki
dengan segenap ketekunan dan daya
resiliensi yang tinggi demi meraih
sukses finansial yang mengesankan.
Sebab, memang tak pernah ada hasil
akhir yang menggetarkan yang dicapai
tanpa perjuangan yang konsisten dan
penuh ketekunan. Tak pernah ada
sukses akhir finansial yang bisa
direnggut secara instan dan seketika
atau mendadak turun dari langit.

Sayangnya. di era ledakan smartphone


ini, mentalitas instan yang serba ingin
mendapatkan sesuai secara cepat justru
makin merebak. Mengapa bisa begitu?
Sejumlah pakar tentang digital behavior
menyebutkan bahwa kebiasaan
seseorang tiap hari scroll-scroll layar
smartphone itu ternyata pelan-pelan
menumbuhkan insting ingin selalu
mendapatkan sesuatu secara seketika,
persis seperti saat dia lagi main HP
(Mendoza, 2018).

Penelitian tentang perilaku digital


(Mendoza, 2018) menunjukkan
kebanyakan orang menjadi kecanduan
smartphone karena kemampuan layar
smartphone untuk membangun instant
35
gratification atau mampu memberikan
kenikmatan secara instan. Hanya dengan
scroll-scroll, kita secara seketika bisa
menikmati apa yang ingin kita lihat, kita
dengar, dan kita baca. Hanya dengan tap
dan klik, kita bisa dengan segera
mendapatkan apa yang kita inginkan.
Dengan smartphone dalam genggaman,
seolah apa saja yang ingin kita nikmati
bisa hadir secara seketika. Kekuatan
menghadirkan instant gratification
inilah yang menjadi kunci mengapa
produk smartphone dengan segenap app
di dalamnya menjadi salah satu produk
paling fenomenal dalam sejarah bisnis
sepanjang masa.

Namun, kemampuan smartphone


menghadirkan instant gratification itu
ternyata menimbulkan dampak kelam
yang tak terduga. Penelitinya menulis,
kebiasaan seseorang untuk selalu scroll-
scroll layar HP, pelan-pelan melatih sel
saraf orang itu, untuk selalu
mengharapkan hasil yang seketika,
persis seperti yang biasa dapatkan
ketika main HP. Melalui kebiasan scroll-
scroll layar HP, sel saraf orang ini pelan-
pelan dilatih dan didorong untuk terus
memburu instant gratification. Dalam
jangka panjang, realitas ini menyisakan
36
dampak yang muram: mentalitas instan
atau selalu ingin mendapatkan sesuai
secara seketika, perlahan juga tumbuh
menyeruak di kalangan banyak orang,
yang selalu lekat dengan layar
smartphone-nya.

Pada sisi lain, para peneliti perilaku


digital juga menunjukkan kebiasaan
banyak orang yang selalu bergegas saat
main HP. Bergegas artinya selalu
melompat-lompat dari satu channel ke
channel lainnya dengan serba cepat. Klik
ini, klik itu. Tap ini, tapi itu. Scroll-scroll
layar secara cepat, berhenti, klik ini, lalu
scroll lagi, lalu klik itu, begitu seterus
polanya diulang-ulang setiap hari. Pola
semacam ini pelan-pelan juga melatih
seseorang untuk melakukan sesuatu
secara bergegas, serba melompat, serba
cepat, persis seperti kebiasaannya scroll
layar HP. Akibatnya, attention span atau
rentang atensi orang yang gemar main
HP menjadi makin pendek. Hanya dalam
hitungan detik, seseorang bisa
berpindah-pindah menikmati beragam
konten yang ada di layar HP-nya.

Attention span yang amat pendek


membuat kebanyakan orang menjadi
tidak lagi bisa fokus, menikmati sesuatu
37
secara mendalam. Pola perilaku yang
bergegas dan attention span yang makin
pendek membuat seseorang kesulitan
menumbuhkan konsentrasi yang
panjang dan mendalam. Pola perilaku
main HP yang serba bergegas membuat
seseorang menjadi kurang sabaran dan
mudah bosan saat menghadapi proses
yang panjang dan melelahkan.

Demikianlah dampak muram yang tak


terduga dari kebiasaan dan perilaku
digital anak-anak muda zaman sekarang.
Kebiasaan scroll-scroll layar HP yang
terus berulang tiap hari dijalani,
ternyata menyisakan perilaku berikut
ini.

• Kegemaran untuk memburu


instant gratification.
• Kebiasaan serba bergegas dan
serba melompat-lompat ketika
menikmati layar HP.
• Attention span yang makin
pendek dan kesulitan
membangun fokus serta
konsentrasi yang panjang dan
mendalam.

38
Semua dampak itu tak pelak merupakan
antitesis atau musuh tangguh bagi upaya
untuk menghargai proses yang panjang
dan berliku demi meraih sukses
finansial. Sebaliknya, semua dampak ini
justru akan sukses menumbuhkan
mentalitas instan, yang serba ingin
mendapatkan sesuatu secara cepat dan
seketika, tanpa harus bersusah payah
membangun fokus yang lama dan
konsentrasi yang panjang serta
membosankan.

Sayangnya, menjadi manusia yang kaya


ternyata tidak semudah scroll-scroll
layar HP.

Proses menjadi kaya secara pelan-pelan


membutuhkan beragam elemen kunci
yang sayangnya kini makin lenyap
dihancurkan oleh budaya smartphone.
Elemen-elemen kunci untuk menjadi
kaya secara pelan-pelan ini adalah:

• Ketangguhan untuk melakukan


delayed gratification skills (lawan
dari instant gratification atau
keinginan mendapatkan nikmat
secara seketika yang selalu bisa
diperoleh ketika main layar HP).

39
• Kecakapan untuk melakukan
sesuatu secara terencana,
terfokus, dimulai dari langkah
pertama yang sederhana, namun
dilakukan secara sistematis dan
bertahap (lawan dari pola
perilaku generasi smartphone
yang serba bergegas dan
melompat-lompat persis seperti
saat scroll-scroll layar HP).

• Kecakapan untuk membangun


rentang atensi atau attention
span yang panjang; mampu
membangun fokus yang
mendalam dan bisa
menumbuhkan konsentrasi yang
panjang untuk menjalanis
sesuatu yang acap kali
membosankan (lawan dari
attention span yang makin
hancur, ketidakmampuan
membangun fokus, dan sikap
mudah bosan, karena tiap hari
diajari smartphone agar bersikap
seperti ini).

Delayed gratification Skills


Profesor Angela Duwckworth dalam
karyanya yang berjudul GRIT

40
(Duckworth, 2016) menulis: kecakapan
mempraktikkan delayed gratification
skills merupakan salah satu kecakapan
kunci untuk meraih sukses masa depan,
termasuk sukses finansial. Beragam
studi empirik yang telah dilakukam juga
menjukkan kesimpulan serupa: para
responden yang mampu menunjukkan
delayed gratification skills yang tangguh,
beberapa tahun kemudian memang
terbukti akan lebih sukses menjalani
hidupnya dibanding mereka yang gagal
mempraktikkan delayed gratification
skills (Mischel, 2014).

Delayed gratification skills intinya adalah


kecakapan untuk mau menunda
kesenangan hari ini demi sukses hari
esok. Dengan kata lain, kecakapan ini
adalah kesediaan seseorang untuk
berjibaku menjalani proses yang sulit,
membutuhkan durasi lama dan acap kali
amat membosankan, serta penuh
dengan aneka hambatan yang tidak
mudah diatasi demi meraih hasil akhir
yang diharapkan. Tak banyak orang
yang bisa menjalani delayed gratification
skills ini dengan baik. Sebaliknya, seperti
yang telah diuraikan di atas, banyak
orang yang justru kini makin terjebak
dalam budaya instant gratification – atau
41
ingin mendapatkan semuanya dengan
serba cepat.

Tak banyak orang yang mau menjalani


proses yang panjang dan rumit serta
membutuhkan konsistensi dan fokus
yang mendalam demi mendapatkan
hasil akhir yang diharapkan. Sejumlah
orang ingin menghasilkan sesuatu
secepat mungkin, kalau bisa tanpa
melalui proses yang sulit dan
membosankan.

Contoh konkret, misal untuk menguasai


sebuah skills – katakan skills untuk
melakukan Google Marketing, skills
menulis buku, atau skills untuk ahli
dalam bidang pekerjaan yang ditekuni –
pasti ada beragam proses rumit yang
mesti dijalani dan acap kali
membosankan, karena itu butuh
ketekunan yang ekstra. Misal, dalam
proses ini seseorang harus membaca
buku panduan yang tebalnya 100-an
halaman (generasi digital yang terbiasa
scroll-scroll layar HP sekarang makin
sulit membaca makalah 100 halaman
lebih dengan tekun dan mendalam,
karena mereka mudah bosan akibat sel
sarafnya sudah terlatih untuk serba
bergegas dan bergerak dengan cepat
42
dari satu konten ke konten lainnya).
Proses lain yang mungkin harus dijalani
adalah mempraktikkan apa yang sudah
dia baca, berulangkali tanpa kenal lelah.
Proses praktik ini mungkin juga tidak
mudah dilakukan dan acap kali gagal
memberikan hasil sesuai harapan,
sehingga proses praktik harus diperbaiki
dan diulang lagi. Demikian seterusnya,
dalam durasi yang panjang dan
melelahkan.

Proses panjang semacam itu adalah


bentuk nyata dari delayed gratification
skills dan kini mungkin tak banyak orang
yang mau menjalaninya dengan
konsisten. Sebagian orang ingin hasil
yang cepat dan serba instan – persis
seperti saat dirinya main HP yang serba
bisa menghadirkan instant gratification.

Contoh dari mentalitas instan secara


nyata mungkin bisa ditemui dalam kasus
seperti ini. Misal, ada seseorang yang
membuat website untuk berjualan secara
online dan dia berharap hanya dalam
hitungan hari website-nya langsung
ramai dikunjung ribuan visitor dan
produknya laku. Faktanya, untuk bisa
meraih pengunjung website hingga
seribu per hari, acap kali dibutuhkan
43
waktu antara 6 hingga 9 bulan lamanya.
Itupun disertai dengan strategi konten
yang tekun tiap harinya.

Atau contoh lain, ada orang yang


membuat akun Instagram untuk menjual
jasa keahliannya. Dia berharap akunnya
bisa langsung di-follow ribuan followers
dalam hitungan minggu. Faktanya, butuh
berbulan-bulan lamanya untuk bisa
mendapatkan ribuan followers dan
itupun disertai dengan proses upload
konten yang menarik tiap harinya,
diulangi selama berbulan-bulan.

Saat menghadapi proses yang panjang,


sulit, dan membosankan semacam itu,
sejumlah orang kadang menyerah, sebab
memang mentalitasnya ingin selalu
mendapatkan hasil bagus secepat
mungkin. Orang-orang semacam ini
tidak terlatih untuk menjalani proses
yang panjang, rumit, dan membosankan;
sebab mereka sudah terbiasa dengan
pola instant gratification ala smartphone.

Karena jebakan instant gratification,


sejumlah orang berharap dirinya bisa
meraih apa yang disebut dengan
overnight success atau sukses dalam
hitungan sekejap saja. Padahal, tak
44
pernah ada namanya overnight success.
Yang dari luar tampaknya sukses secara
cepat, sesungguhnya dibangun melalui
proses panjang yang melelahkan dan tak
banyak dilihat orang.

Pengalaman personal saya mungkin bisa


memberikan ilustrasi. Beberapa tahun
lalu saya pernah merilis produk kursus
online melalui Edubisnis.net. Saat
peluncuran, hanya dalam waktu satu
bulan peluncuran, saya bisa meraih net
profit Rp300.000.000,-. Sukses finansial
semacam itu kelihatannya seperti
overnight success.

Faktanya tidak sama sekali. Untuk


menyiapkan layanan kursus online itu,
saya mesti membuat 400 video tutorial,
dalam PROSES panjang yang rumit dan
amat melelahkan selama berbulan-
bulan.

Bukan itu saja. Yang jauh lebih


melelahkan adalah membangun basis
audience atau calon pelanggan yang mau
menjadi peserta kursus. Saya mulai
membangun dan menjaring prospek
pelanggan ini (dengan cara mengajak
mereka menjadi pelanggan email blog
saya) selama LIMA TAHUN tanpa henti.
45
Jadi, bahkan sebelum peluncuran
produk, saya sudah bekerja keras lima
tahun sebelumnya demi membangun
calon pelanggan. Selama lima tahun saya
berjibaku tiap hari berusaha
mendapatkan pelanggan email. Beragam
cara saya lakukan. Banyak yang gagal
memberikan hasil yang saya harapkan.
Lalu, coba cara lain lagi. Gagal lagi. Cari
solusi lain lagi yang lebih efektif. Terus
begitu selama bertahun-tahun lamanya.
Prosesnya lama, panjang, dan acap kali
membosankan.
Proses selama lima tahu itu mungkin
layak disebut sebagai fase delayed
gratificatiin skills atau fase untuk
bersedia berjuang melakukan proses
rumit dan panjang durasinya dan amat
membutuhkan daya ketekunan yang
tinggi – seperti misalnya menulis blog
tiap minggu tanpa henti selama
bertahun-tahun, menulis lima ebook
sebagai bonus untuk calon pelanggan
email, memelajari dan mempraktikkan
email marketing, dan seterusnya, dan
seterusnya.

Pendeknya, delayed gratification skills


atau kecakapan menunda kesenangan
hari ini demi sukses hari esok adalah
salah satu pilar kunci untuk menjadi
46
kaya dengan pelan-pelan. Sesungguhnya
prinsip menjadi kaya secara pelan-pelan
ini memang sebangun dan sejalan
dengan prinsip delayed gratification
skills. Sebab, memang tidak ada sukses
finansial yang bisa diraih secara instan.
Segenap sukses finansial yang heroik
butuh kesediaan menjalani proses yang
panjang dan melelahkan.

Melakukan Proses secara


Terencana (Bukan Grusa-Grusu
dan Serba Bergegas) Serta
Terfokus (Tidak Serba
Melompat-Lompat)
Elemen kunci berikutnya dari perjalanan
menjadi kaya secara pelan-pelan adalah
kemampuan menjalani proses dengan
terencana, saksama, dan dilakukan
secara bertahap serta sistematis. Ini
prinsip yang berlawanan dengan
kebiasaan generasi smartphone yang
serba bergegas dan melompat-lompat
dari satu konten ke konten lainnya.
Kebiasaan serba bergegas dan
melompat-lompat ini akhirnya malah
membuat seseorang kehilangan
kemampuan membangun fokus secara
mendalam.

47
Salah satu pilar kunci untuk membangun
sukses finansial itu adalah kecakapan
untuk terus menumbuhkan keahlian
dalam bidang pekerjaan atau bidang
usaha yang ditekuni. Proses
penumbuhan keahlian ini amat
membutuhkan proses pembelajaran
yang terfokus agar kita bisa menguasai
ilmunya secara mendalam. Saat kita
melakukan proses pembelajaran secara
bergegas dan melompat-lompat, maka
hasilnya pasti tidak akan optimal. Kita
tidak akan bisa menguasai sebuah skills
secara ekselen jika proses
pembelajarannya dilakukan dengan
serba terburu-buru dan serba
melompat-lompat dari satu poin ke poin
berikutnya.

Tak jarang kebiasan melompat-lompat


ini (yang sekali lagi, kini tumbuh subur
karena dipicu oleh kultur smartphone)
merembes ke dalam aspek lain
kehidupan. Demikianlah, ada seseorang
yang ketika ingin menjalani sebuah
usaha, ide bisnisnya selalu melompat-
lompat, dari satu ide ke ide lainnya.
Meski ide yang pertama belum sempat
dijalankan dengan tuntas, ia sudah
pindah memikirkan ide usaha lainnya.
Demikian seterusnya, sehingga dalam
48
jangka lama ia tak kunjung
menghasilkan sebuah pencapaian
apapun.

Contoh berikutnya, ada juga seseorang


yang mencoba menerapkan metode
tertentu untuk mengembangkan dirinya,
namun sebelum usahanya ini tuntas
dijalankan, sudah berpindah ke metode
lainnya yang dianggap lebih trendi.
Contoh lain, ada orang yang ingin
melangsingkan tubuhnya. Ia lalu
mencoba diet dengan gaya A. Namun,
sebelum tipe diet ini tuntas dijalankan
dengan sepenuh fokus, ia sudah bosan
dan kemudian beranjak ke tipe diet B.
Belum lama kemudian, ia pindah lagi ke
tipe diet C. Begitu seterusnya, sehingga
akhirnya ia justru gagal mendapatkan
hasil sesuai harapan.

Pola hidup yang tidak terfokus dan serba


melompat semacam itu justru
bertentangan dengan prinsip menjadi
kaya secara pelan-pelan. Kekayaan
finansial tidak bisa diraih dengan pola
gerakan yang serba melompat-lompat
dan tidak terfokus. Sebaliknya, sukses
finansial secara pelan-pelan amat
membutuhkan kecakapan untuk
membangun fokus yang mendalam pada
49
bidang keahlian atau bidang usaha yang
ingin ditekuni dan kemudian menjalani
usaha yang terfokus ini dalam durasi
yang panjang, dan mesti dijalani dengan
penuh kesabaran (bukan dengan sikap
serba bergegas dan kurang sabaran).

Long and Deep Attention Span


Bekal kunci lainnya dalam perjalanan
panjang menjadi kaya secara pelan-
pelan adalah kemampuan untuk
membangun long and deep attention
span atau kecakapan menumbuhkan
rentang atensi yang panjang dan
mendalam pada sebuah proses, sebuah
usaha, atau sebuah topik tertentu yang
ingin dipelajari. Sayangnya, kecakapan
yang amat krusial ini justru makin rapuh
digilas oleh budaya smartphone yang
makin memendekkan rentang atensi
dengan serbuan konten yang dangkal,
serba pendek, serba-permukaan dan
kurang mendalam, dan terus menyerbu
ke sel saraf pemirsanya setiap hari,
diulang terus-menerus.

Contoh makin rapuhnya attention span


ini sering terjadi. Misal, sering sekali
seseorang bertanya tentang informasi
sesuatu (misal tentang harga, kapan

50
acaranya, atau bagaimana cara
ordernya), padahal semua informasi ini
sudah JELAS tertulis dalam poster iklan
yang disajikan dalam layar HP mereka.
Orang ini masih saja bertanya mengenai
informasi yang sudah jelas terpampang,
karena rentang atensinya amat pendek.
Bahkan, untuk membaca informasi
dengan tuntas saja ia enggan
melakukannya.

Contoh lain lagi adalah kebiasaan untuk


hanya membaca judul sebuah berita
(yang juga cenderung click-bait) dan
kemudian langsung mengambil
kesimpulan tanpa mau bersusah-susah
membaca isinya. Contoh berikutnya dari
makin pendeknya rentang atensi
(attention span) adalah makin sedikitnya
anak muda yang mampu membaca buku
ratusan halaman dengan terfokus dan
mendalam (sebab memang selama ini
otaknya terus dilatih oleh layar
smartphone untuk hanya rela membaca
konten-lonten yang super pendek serba
ringkas dan bisa dikonsumsi dengan
cepat dan serba bergegas).

Tentu saja fenomena makin pendeknya


rentang atensi ini merupakan antitesis
dari kebutuhkan krusial untuk menjadi
51
kaya secara pelan-pelan, yakni
kebutuhan untuk bisa membangun
rentang atensi yang panjang dan
mendalam.

Kecakapan menumbuhkan rentang


atensi yang panjang (atau long attention
span) tak pelak merupakan salah satu
bekal kunci untuk meraih sukses
finansial. Seperti telah disebut di depan,
salah satu variabel utama untuk meraih
sukses finansial di masa depan itu
adalah saat kita memiliki skills atau
keahlian yang istimewa dalam bidang
pekerjaan atau bidang bisnis yang kita
tekuni. Saat skills kita bisa terus tumbuh
menuju level istimewa, maka
penghasilan kita akan juga terus naik
secara positif. Sebaliknya, jika skills dan
keahlian kita stagnan, maka level
penghasilan juga kemungkinan besar
akan stuck.

Seorang fotografer pernikahan misalnya,


dibayar makin mahal (dengan tarif
puluhan juta per order) karena
keahliannya yang makin super. Seorang
pelaku bisnis online makin epik
omzetnya, karena ditopang keahliannya
dalam mendesain produk yang bagus
plus keahliannya dalam melakukan
52
digital marketing strategy. Atau, seorang
finance manager makin diburu oleh para
headhunter dengan tawaran gaji naik
dua kali lipat seiring dengan level skills
dan keahlian yang terus meningkat.

Kita tahu, penguasaan skills dan keahlian


yang superior itu selalu ditopang oleh
kemampuan untuk terus belajar
mengembangkan diri. Tanpa kecakapan
melakukan proses pembelajaran yang
konsisten, skills seseorang niscaya akan
stuck.

Lalu, faktor kunci apa yang bisa


membuat proses pembelajaran
(learning) akan berhasil? Sejumlah studi
dalam the science of learning
menunjukkan, proses pembelajaran
yang spartan hanya akan menghasilkan
dampak super epik manakala orang
yang menjalaninya memiliki rentang
atensi yang panjang dan mendalam.
Studi yang dilakukan untuk melacak
dampak attention span terhadap proses
penguasaan skills menunjukkan,
sesorang dengan rentang atensi yang
panjang cenderung akan lebih cepat
menguasai skills yang dipelajarinya serta
memiliki kemampuan menyerap ilmu
dengan lebih bagus (Mendoza, 2018).
53
Pada sisi lain, kemampuan
menumbuhkan rentang atensi yang
panjang juga amat berkaitan dengan
elemen kunci sebelumnya yang telah
kita ulas, yakni kecakapan untuk
menumbuhkan fokus. Proses menjadi
kaya secara perlahan membutuhkan
kemampuan kita untuk bisa fokus
menekuni sesuatu secara mendalam.
Kemampuan untuk fokus ini (bukan
sikap mudah bosan dan serba ingin
melompat-lompat) hanya akan tumbuh
jika kita punya rentang atensi yang
panjang.

DEMIKIANLAH, tiga elemen kunci yang


dibutuhkan dalam proses perjalanan
menjadi meraih sukses finansial secara
pelan-pelan. Ketiga elemen kunci ini
adalah:

• Kecakapan untuk menunda


kesenangan (delayed gratification
skills)
• Kecakapan untuk membangun
fokus (focus skills)
• Kecakapan untuk menumbuhkan
rentang atensi yang panjang
(attention span skills)

54
Pertanyaan selanjutnya adalah
bagaimana strategi dan langkah
praktikal agar kita bisa menguasai tiga
bekal kecakapan yang krusial tersebut?
Pertanyaan ini penting sebab seperti
yang telah diulas di depan menjadi kaya
memang harus dilakukan secara pelan-
pelan, sebab di dalamnya butuh proses
perjuangan yang panjang dan acap
penuh dengan kendala dan problem
yang harus ditaklukkan. Tidak ada
sukses finansial yang bisa didapat secara
instan atau jatuh mendadak dari langit.
Tidak ada proses menjadi kaya secara
barokah terjadi secara instan dan kilat,
sebab di dalamnya ada beragam tahapan
yang mutlak dijalani secara tuntas agar
menghasilkan financial reward yang
melimpah.

Dalam proses perjalanan panjang yang


acap kali rumit, penuh kendala, dan
kadang membosankan ini seseorang
tidak akan berhasil melampauinya jika
tidak memiliki tiga kecakapan hidup (life
skills) yang disebutkan di atas. Tanpa
kecakapan untuk melakukan delayed
gratification, tanpa ditopang oleh
kemampuan membangun fokus, dan
tanpa kemahiran untuk memperpanjang
attention span, maka seseorang hampir
55
pasti akan menyerah di tengah jalan
dalam petualangan panjang menjadi
insan yang kaya dan penuh keberkahan.

Dalam paparan berikut ini kita akan


menjelajahi empat strategi praktikal
yang based on science atau berdasar
serangkaian studi saintifik, terbukti
mampu meningkatkan kemampuan kita
untuk menunda kesenangan (delayed
gratification skills), membangun fokus
yang mendalam, serta mempanjang
rentang atensi kita. Mari kita telisik satu
demi satu.

Strategi Penguatan Fokus #1:


Kurangi Waktu Berselancar di
depan Layar Smartphone

Seperti yang telah diuraikan di depan,


kebiasaan mengonsumsi konten yang
serba ringkas dan bergegas di depan
layar smartphone ternyata memberikan
dampak muram yang tak terduga.
Kebiasaan ini bukan saja membuat kita
makin terbiasa untuk menikmati instant
gratification (dan akhirnya membuat
kita cenderung makin tak sabaran
sabaran untuk menghargai proses yang
lama dan membosankan), namun juga
56
pelan-pelan merusak kekuatan fokus
dan rentang atensi kita.
Dampak semacam itu akhirnya lama-
lama membuat seseorang juga menjadi
mudah bosan, kurang tekun, dan kurang
sabaran saat menjalankan sebuah action
yang membutuhkan konsistensi panjang.
Begitulah, acap kali ada anak muda yang
mengeluh: mengapa ya saya mudah
bosan saat mau melakukan action yang
lama dan membutuhkan ketekunan?
Atau, mengapa ya saya susah sekali
membangun ketekunan dan konsentrasi
yang panjang untuk menjalani sebuah
action yang sebenarnya amat penting
saya lakukan (misal action untuk
menjalankan sebuah usaha dengan
konsisten; atau action untuk membaca
buku dengan rutin, hingga action
melakukan kebiasaan olahraga dengan
konsisten)?

Keluhan itu seolah tampak sebagai


sebuah misteri, mengapa bisa terjadi
fenomena semacam itu? Namun, seperti
telah disinggung di atas, para peneliti
dalam bidang digital behavior telah
menemukan jawabannya. Dalam sebuah
studi eksperimental, terbukti para
responden yang terlalu sering dan
terlalu lama main HP tiap harinya, makin
57
lama makin menunjukkan penurunan
daya fokus, kekuatan konsentrasi dan
rentang atensi. Selanjutnya, hal ini juga
berdampak negatif bagi kecakapan
mereka untuk melakukan sebuah action
dengan tekun, penuh kesabaran, dan
konsistensi yang tinggi (Ward, et. al,
2017).

Karena itu, salah satu cara terbaik untuk


mengembalikan kekuatan fokus,
attention span, dan melakukan delayed
gratification skills adalah dengan
mengurangi durasi pemakain HP,
terutama untuk aktivitas yang non-
esensial atau tidak penting. Aktivitas di
depan layar smartphone yang tidak
penting artinya adalah yang bukan
berkaitan dengan pekerjaan utama kita
atau bukan berhubungan dengan
interkasi bisnis yang kita lakukan.
Aktivitas smartphone yang tidak penting
artinya adalah menikmati aneka konten
yang acap kali tidak berdampak sama
sekali bagi peningkatan skills dan income
kita. Aktivitas smartphone yang tidak
penting ini mungkin bisa memakan
hingga 50% dari waktu total yang kita
gunakan setiap harinya di depan layar
HP.

58
Secara bertahap kita mesti mengurangi
waktu di depan layar smartphone dan
mengubahnya menjadi aktivitas lain
yang lebih berfaedah. Misal, tiap malam,
alih-alih menghabiskan waktu di depan
layar HP, maka jauh lebih baik jika
waktunya dialokasikan untuk membaca
buku atau memelajari panduan yang
mendalam tentang skills yang mau
ditumbuhkan. Atau, bisa juga waktunya
dialihkan untuk mempraktikkan skills
yang sedang mau dikuasai (misal praktik
menulis artikel, praktik membuat bahan
presentasi hingga praktik membuat
blog).

Alternatif lain yang bisa digunakan


sebagai pengganti waktu di depan layar
smartphone adalah menjalani beragam
aktivitas yang tidak memerlukan HP,
misal aktivitas berkebun, aktivitas
bersepeda jauh menembus hutan dan
alam, aktivitas memasak, memelihara
ikan atau burung, hingga menjalani
beragam aktivitas olah tubuh (beragam
jenis olahraga).

Poinnya adalah sebisa mungkin kita


mengurangi ketergantungan kita pada
layar smartphone dan mengurangi

59
durasi pemakaiannya untuk aktivitas
non-esensial.

Di era digital ini ternyata ada sebuab


paradoks yang layak dikenang.
Smartphone dengan segala
kecanggihannya telah banyak membantu
proses komunikasi penyelesaian
aktivitas pekerjaan dan bisnis yang kita
jalani. Namun, terlalu lama dan terlalu
sering menggunakannya, terutama
untuk aktivitas yang non-esensial justru
berdampak amat buruk bagi penguatan
delayed gratification skills, daya fokus,
dan attention span dalam diri kita.

Perjalanan menjadi kaya yang


membutuhkan proses panjang dan acap
penuh kesulitan, sungguh memerlukan
daya ketekunan, keuletan, kesabaran,
dan kegigihan yang luar biasa. Ada
banyak orang yang bertanya, apa yang
kiatnya supaya diri saya menjadi lebih
tekun, lebih gigih, dan lebih sabar
melakukan sesuatu secara konsisten?

Dari uraian panjang lebar di atas, kita


tahu, salah satu kiat simpel yang bisa
dijalankan adalah dengan secara
bertahap mengurangi ketergantungan
kita pada layar smartphone, utamanya
60
untuk beragam aktivitas non-esensial.
Sebab, terlalu sering dan terlalu lama
berselancar di depan layar smartphone
sudah terbukti merapuhkan kekuatan
kita untuk melakukan delayed
gratification skills, merobohkan
kekuatan fokus, dan menggilas rentang
atensi kita – padahal ini semua adalah
modal paling vital bagi penguatan daya
ketekunan, daya kegigigan, dan daya
konsisten kita menjalani sebuah action.

Strategi Penguatan Fokus #2:


Melatih Kekuatan Fokus dan
Rentang Atensi

Kekuatan fokus dan rentang atensi yang


panjang merupakan bekal kunci untuk
bisa menjalani proses perjalanan
panjang nan melelahkan demi menjadi
insan yang berkelimpahan secara
finansial. Lalu bagaimana cara
menumbuhkan kekuatan fokus dan
rentang atensi kita, agar mampu
membantu kita menjalani sesuatu
dengan tekun dan konsisten? Kita bisa
menumbuhkannya dengan latihan
menguatkan otot fokus dan rentang
atensi kita.

61
Seperti halnya kerja otot manusia, fokus
dan rentang atensi itu juga punya pola
kerja yang mirip. Jika tidak pernah
dilatih maka otomatis fungsinya akan
makin melemah. Sialnya, selama ini otot
fokus dan rentang atensi kita malah
dilatih oleh layar smartphone untuk
hanya fokus pada hal-hal yang super
pendek dan dangkal. Otomatis kekuatan
otot fokus dan rentang atensi kita juga
akan makin pendek dan melemah.

Kita harus merebut kembali kekuatan


otot fokus dan rentang atensi kita. Kita
harus berjuang menumbuhkan kembali
kekuatan otot fokus dan rentang atensi
ini, sebab kita paham betapa pentingnya
peran mereka dalam perjalanan menjadi
kaya secara pelan-pelan.

Ada tiga latihan sederhana yang bisa


dijalani untuk menguatkan otot fokus
dan rentang atensi kita agar menjadi
lebih tangguh.

Latihan pertama adalah dengan


menumbuhkan kebiasaan membaca buku
atau tulisan/makalah/artikel panjang
(long-form article) dengan tebal
halaman yang relatif panjang (misal,
dengan jumlah 50 halaman). Puluhan
62
studi ilmiah telah dilakukan untuk
melacak berbagai dampak positif
kegiatan membaca terhadap penguatan
daya kongisi dan pikiran kita. Salah satu
temuannya adalah kegiatan membaca
buku atau artikel panjang (atau
melakukan proses deep reading) sangat
membantu meningkatkan kekuatan
fokus dan rentang atensi (attention
span) kita. Alasannya barangkali
sederhana: kebiasaan membaca buku
dengan tebal halaman yang cukup
panjang, memang pelan-pelan melatih
otak kita untuk bisa menyimak sebuah
gagasan secara panjang dan mendalam
juga (Moawad, 2019).

Dampak positif lainnya dari kebiasaan


membaca buku yang ditemukan dalam
serangkaian studi adalah membuat kita
menjadi lebih kreatif, memiliki problem
solving yang lebih kuat, wawasan lebih
luas dan mendalam, pikirannya lebih
open-minded, lebih menghargai
keberagaman, dan juga membuat
pelakunya menjadi lebih bahagia
(Moawad, 2019).

Namun, satu dampak khusus yang


berkaitan dengan latihan penguatan
fokus adalah karena kebiasaan membaca
63
buku atau artikel panjang memang
membuat daya fokus dan attention kita
menjadi makin tangguh. Kebiasaan
membaca akan membuat kita bisa
membangunn kekuatan untuk menekuni
sebuah aktivitas kunci secara terfokus
dan dengan rentang atensi yang panjang,
sehingga hasilnya juga akan menjadi
lebih optimal.

Dari uraian di atas, kita jadi paham,


kebiasaan membaca buku atau artikel
panjang bukan saja membuat wawasan
kita makin bertambah, namun ada
dampak tersembunyi lainnya yang juga
krusial, yakni kebiasaan itu akan
membuat kita menjadi lebih mudah
membangun fokus dan attention span
yang panjang – dua elemen kunci untuk
membuat kita menjadi pribadi yang
makin tekun dan konsisten saat
menjalani sebuah aktivitas kunci –
apapun jenis aktivitas kunci ini.

Karena itu, jika kita memang ingin


merenggut kembali kekuatan fokus dan
attention span kita (yang selama ini
pelan-pelan sudah dirampas oleh kultur
smartphone yang serba dangkal dan
bergegas), maka kita mesti pelan-pelan

64
menumbuhkan kembali kebiasaan
membaca ini.

Kita tentu saja harus ingat, ayat pertama


yang diturun dalam Al-Qur’an juga
mengajak kita semua untuk membaca,
iqra. Tidakkah kita mesti kembali
menekuni ajakan yang amat mulia ini?

Pada sisi lain, sejarah peradaban bangsa-


bangsa juga menunjukkan kemajuan
sebuah bangsa selalu karena ditopang
oleh tradisi ilmu pengetahuan dan sains
yang kokoh dari negara tersebut. Ilmu
pengetahuan serta sains hanya akan
tumbuh subur kalau hadir tradisi
membaca buku yang kuat di kalangan
warganya (bukan kebiasaan membaca
konten media sosial dan media online
yang serba dangkal dan serba ringkas).

Latihan kedua yang juga amat


membantu menumbuhkan kekuatan
fokus dan rentang atensi adalah dengan
membangun kembali kebiasaan menulis.

Menulis adalah sebuah tradisi klasik


yang amat fundamental bagi tumbuhnya
peradaban yang maju. Sejarah kemajuan
peradaban sains selalu ditopong oleh
tradisi menulis yang kuat. Tradisi
65
menulis dan juga tradisi membaca yang
kuat adalah dua tradisi klasik yang
usianya sudah ratusan tahun; dan selalu
menjadi pilar kunci manakala sebuah
bangsa atau peradaban mau menjadi
jaya. Dua tradisi klasik nan kuno ini
selayaknya kita tumbuhkan kembali di
era digital yang serba gegap gempita ini.
Sebab, tanpa ditopang oleh tradisi
menulis dan membaca yang kuat (atau
sering juga disebut sebagai tradisi
literasi yang kokoh), maka kekuatan
smartphone yang kian canggih hanya
akan melahirkan generasi digital dengan
mentalitas instan dan serba kosong
kapabilitasnya.

Pada sisi lain, dalam konteks yang lebih


personal, kebiasaan menulis ini adalah
sebuah praktik yang sejatinya sudah kita
lakukan sejak kelas 1 SD (namun entah
mengapa, di era digital saat ini
kebiasaan menulis ini menjadi makin
lenyap). Kebiasaan menulis yang
dimaksudkan di sini adalah menulis
sebuah gagasan secara runtut dan
sistematis, bukan menulis chatting di
layar HP dengan bahasa alay atau
menulis komen di media sosial dengan
susunan kalimat yang serba pendek dan

66
acap kali disampaikan dengan tidak
runtut.

Ada beragam pilihan kebiasaan menulis


yang bisa ditumbuhkan. Misal, jika kita
memang ingin membangun personal
branding yang bagus melalui blog atau
media sosial, maka kita bisa secara rutin
menulis gagasan atau pemikiran kita
secara cukup panjang melalui beragam
akun media sosial atau blog yang kita
miliki.

Tulislah berbagai hal yang berkaitan


dengan bidang pekerjaan atau bisnis
yang Anda tekuni, minimal dalam 200
kata (hanya setengah halaman kertas
kwarto); dan lalu tayangkan secara rutin
(misal sepekan sekali) di akun media
sosial atau blog yang Anda kelola.
Menuliskan opini atau gagasan atau
intisari buku yang baru Anda baca (misal
buku ini) ternyata sarana yang amat
efektif untuk menguasai pengetahuan
atau kecakapan tertentu. Sebab, dengan
menuliskannya secara runtut, Anda
menjadi jauh lebih ingat dengan gagasan
yang Anda sampaikan atau dengan topik
tertentu yang sedang Anda pelajari.

67
Pilihan kebiasaan menulis lainnya
adalah ini: secara rutin Anda menuliskan
rencana aktivitas harian atau pekanan
atau bulanan yang akan Anda lakukan
(jadi, di sini Anda tidak perlu
menuliskan gagasan tertentu melalui
blog atau media sosial). Anda bisa
menuliskan rencana aktivitas ini melalui
laptop atau notes di smartphone Anda.
Tuliskan rencana aktivitas harian atau
pekanan yang hendak Anda lakukan
secara cukup detail, termasuk hasil yang
Anda harapkan. Anda bahkan juga bisa
menulis rencana personal tahunan Anda
(annual personal plan) yang berisikan
apa saja rencana kegiatan utama yang
akan Anda lakukan di sepanjang tahun
depan dan kemudian Anda bisa
melakukan evaluasi tiap kuartal (tiap
tiga bulan) untuk mengukur progres
pencapaian yang sudah Anda lakukan.

Menuliskan rencana aktivitas harian,


pekanan, atau juga menuliskan rencana
tahunan ternyata sangat bagus
dampaknya bagi produktivitas kinerja
Anda. Anda menjadi lebih paham apa
yang ingin Anda raih dalam perjalanan
hidup Anda, baik secara pekanan atau
tahunan. Menuliskan rencana dan
harapan Anda secara tertulis mendorong
68
Anda untuk menjalani hidup secara lebih
terarah dan tahu pasti ke mana arah
yang ingin Anda tuju.

Pada sisi lain, melakukan kebiasaan


menulis rencana aktivitas yang akan
dilakukan ternyata juga melatih
kekuatan fokus dan rentang atensi kita.
Memikirkan secara cukup mendalam
apa yang akan kita lakukan, bagaimana
melakukannya, dan juga hasil apa yang
kita harapkan ternyata melatih kekuatan
fokus pikiran kita dan juga melebarkan
rentang atensi kita.

Pilihan latihan menulis lainnya yang juga


bisa dilakukan adalah dengan menulis
gratitude diary. Intinya, dalam kebiasaan
ini kita menuliskan tiga hal apa yang
layak kita syukuri. Ritual menulis ini
bisa kita lakukan tiap minggu sekali atau
tiap hari. Misal, setiap jam 5 sore,
sebelum Anda menutup laptop dan
meninggalkan kantor, Anda menulis tiga
hal atau kejadian positif di sepanjang
hari itu yang layak Anda syukuri. Atau,
Anda bisa melakukannya tiap Jumat
sore, di mana Anda menuliskan tiga
momen positif yang layak Anda syukuri
di sepanjang minggu itu. Apa tiga hal
atau kejadian positif yang layak Anda
69
syukuri, bisa berupa kejadian di kantor
atau juga kejadian personal yang Anda
alami selama sepekan.

Kebiasaan menulis tiga kejadian positif


sehari-hari yang layak disyukuri
ternyata berdampak amat bagus bagi
penguatan kesehatan mental dan pikiran
kita. Kebiasaan ini ternyata juga bisa
memperkuat daya resiliensi kita saat
menghadapi aneka problem kehidupan
yang rumit dan menantang.

Demikianlah, tiga pilihan untuk mulai


menumbuhkan kebiasaan menulis dan
merangkai kata-kata menjadi kalimat
yang sistematis dan penuh makna.
Apapun pilihan topik yang hendak
ditulis, selayaknya kebiasaan klasik
untuk menulis ini pelan-pelan
ditumbuhkan. Sebab, kebiasaan ini
memang amat membantu kita untuk
memperkuat fokus dan rentang atensi
yang kita miliki. Saat kekuatan fokus
serta rentang atensi kita makin mekar,
maka kita akan menjadi lebih tekun
dalam menapaki perjalanan panjang nan
melelahkan untuk menjadi insan yang
sukses dan makmur secara finansial.

70
Dari uraian di atas, ada dua kebiasaan
klasik yang layak ditumbuhkan untuk
melatih kekuatan fokus dan rentang
atensi kita, yakni kebiasaan membaca
dan menulis. Keduanya, yakni membaca
dan menulis, merupakan tradisi kuno
yang ternyata memiliki dampak
powerful bagi penguatan ketangguhan
mental pikiran kita di era yang serba
modern ini.

Selain dua kebiasaan klasik ini, ada satu


lagi kebiasaan yang tak kalah kunonya,
namun ternyata menurut riset-riset
ilmiah terkini juga memiliki dampak
yang amat dahsyat bagi penguatan faya
fokus dan rentang atensi kita. Kebiasaan
klasik yang satu ini namanya adalah
meditasi. Ya, benar. Puluhan studi
saintifik telah dilakukan untuk melacak
dampak kebiasaan melakukan meditasi
bagi penguatan fokus, konsentrasi, dan
rentang atensi para pelakunya (Thorpe
and Link, 2020). Temuannya layak
dicatat, yakni kebiasaan meditasi
ternyata memang memiliki dampak yag
amat positif bagi proses pemekaran
kekuatan fokus, daya konsentrasi, dan
rentang kendali para pelakunya. Bukan
itu saja, studi-studi saintifik juga
menemukan fakta jika meditasi ini juga
71
berdampak positif bagi penguatan daya
resiliensi (atau ketangguhan mental dan
ketekunan) bagi para pelakukanya.

Meditasi intinya adalah kita duduk


bersila dalam kondisi tenang dan lalu
pusatkan pikiran hanya pada satu titik
tertentu saja. Saat awal, titik pusat
perhatian sebaiknya diarahkan pada
gerakan napas yang kita lakukan.
Gerakan napas dilakukan melalui
hidung, sementara mulut tertutup.
Fokuskan pikiran pada gerakan napas
melalui hidung secara perlahan. Saat
pikirannya berbelok memikirkan aneka
hal lainnya (misal memikirkan cicilan,
memikirkan pekerjaan, atau memikirkan
gebetan, dll.), arahkan lagi fokus pikiran
pada aliran napas yang kita lakukan.
Rasakan perlahan aliran napas melalui
hidung, tarik napas perlahan, dan
kemudian hembuskan napas melalui
hidung secara perlahan. Fokuskan
pikiran pada aliran napas ini secara
perlahan.

Jika sudah terbiasa, maka pelan-pelan


pusat pikiran bisa diarahkan untuk
merapalkan kalimat zikir sambil
merenungkan kebesaran Sang Ilahi. Bisa
juga sembari mengucapkan kalimat
72
repetisi, Ya Rahman Ya Rahim, sambil
terus meresapi maknanya secara
mendalam. Melakukan kombinasi
meditasi dan zikir ini bukan saja akan
membuat kekuatan fokus kita makin
mekar, namun juga sekaligus akan
memperkuat pengalaman spiritual kita –
sebuah proses yang amat krusial untuk
meraih sukses yang sejati, yakni sukses
dunia dan sukses akhirat.

Kebiasaan melakukan meditasi x zikir ini


bisa dilakukan cukup selama 3 menit
saja untuk pertama kalinya. Selanjutnya,
jika sudah cukup nyaman, durasinya
bisa ditingkatkan menjadi 5, 7, atau
bahkan 15 menit. Jalani kebiasaan ini
misal setiap selesai salat Subuh atau
setiap selesai salat Tahajud.

Sekali lagi, riset-riset saintifik


membuktikan kekuatan powerful dari
kebiasaan melakukan meditasi ini bagi
penguatan daya fokus dan rentang
atensi yang kita miliki. Alasannya
sederhana, melakukan meditasi memang
secara harfiah mengajak kita untuk
konsentrasi menekuni satu titik
perhatian secara terfokus. Kita dilatih
untuk memusatkan pikiran pada satu
titik dalam durasi yang agak panjang
73
tanpa terganggu dan terdistraksi oleh
jenis pikiran lainnya. Kebiasaan
semacam ini, jika dilakukan secara
berulang, pasti akan membuat kekuatan
fokus dan rentang atensi kita tumbuh
dengan mengesankan.

DEMIKIANLAH, tiga latihan praktikal


yang bisa kita jalani untuk menguatkan
otot fokus dan rentang atensi kita. Ketiga
bentuk latihan ini ternyata semuanya
berasal dari tradisi klasik yang kuno,
yakni kebiasaan membaca, menulis, dan
melakukan meditasi sambil berzikir.
Ajaibnya, ketiga kebiasaan klasik nan
kuno ini justru amat powerful dijalani di
era digital yang serba modern ini.
Ibaratnya, di era digital yang serba
penuh distraksi ini, kita diajak untuk
kembali menekuni hal-hal yang bersifat
fundamental dan mendasar (back to
basic). Sebab, tiga kebiasaan klasik ini
sesugguhnya memang sangat efektif
untuk menguatkan daya pikiran, fokus,
konsentrasi, dan rentang atensi kita
dalam menghadapi aneka probolem
kehidupan yang terjal dan penuh
berliku.

74
Strategi Penguatan Fokus #3:
Selalu Gerakkan Tubuh Anda

Stategi berikutnya untuk


mengembangkan kecakapan delayed
gratification skills, kecakapan fokus dan
kekuatan rentang atensi adalah dengan
cara yang amat simpel, yakni selalu
gerakkan tubuh Anda (always move your
body).

Stud-studi tentang human performance


menunjukkan modal utama agar kita
mampu menjalankan delayed
gratification skills (kecakapan menunda
kesenangan demi sukses hari esok) serta
mampu mempraktikkan kekuatan fokus
dan rentang atensi yang panjang adalah
apa yang disebut sebagai willpower
(kekuatan tekad). Kita akan mampu
menunda kesenangan, mampu menjaga
kekuatan fokus, dan mampu
memperpanjang rentang atensi kita jika
kita memiliki cadangan willpower yang
melimpah dalam diri kita.

Profesor Roy Baumeister dalam buku


yang ia tulis dengan judul Willpower
(Baumeister, 2011) menyebutkan saat
kita memiliki cadangan willpower yang

75
melimpah, maka otomatis kita akan
lebih mampu menahan diri dari godaan
instant gratification dan juga akan lebih
mudah membangun fokus yang
mendalam serta rentang atensi yang
panjang. Jadi, memiliki cadangan
willpower yang memadai ini merupakan
bekal kunci agar kita bisa makin bisa
mengembangkan kecakapan delayed
gratification skills, kekuatan fokus, dan
daya rentang atensi kita.

Ini kabar baiknya. Serangkaian riset


empirik membutkikan salah satu cara
simpel dan praktikal untuk membuat
cadangan willpower dalam tubuh kita
selalu terjaga dengan baik itu adalah
saat kita bisa menumbuhkan rutinitas
untuk selalu menggerakan tubuh kita.
Bahasa lainnya adalah saat kita bisa
membangun kebiasaan berolahraga
(atau exercise habit).

Selama ini kita sudah paham apa


manfaat rutin olahraga bagi kebugaran
tubuh kita. Ada sensasi kesegaran yang
nikmat yang biasa dirasakan oleh
mereka yang rutin olahraga, sesaaat
setelah mereka menyelesaikan ritualnya.

76
Namun, sejumlah penelitian tentang
human performance menunjukkan
dampak tersembunyi yang powerful dari
kebiasaan melakukan olah tubuh, yakni
ternyata saat kita rutin melakukan
kebiasaan ini maka pelan-pelan
cadangan willpower dalam tubuh kita
juga akan makin menguat dan
selanjutnya kita akan lebih mampu
menahan diri dari godaan kenikmatan
yang instan (instant gratification). Misal,
dalam sebuah eksperimen terbukti, para
responden yang rutin olahraga menjadi
lebih mampu menahan diri dari godaan
makan enak junk foods secara
sembarangan (dan sebaliknya,
cenderung lebih disiplin untuk makan
sehat). Selain itu, para responden yang
rajin olahraga ini juga makin bisa
menahan diri dari godaan belanja aneka
barang konsumtif yang boros (dan
sebaliknya, menjadi lebih disiplin dalam
menabung dan menginvestasikan
uanganya secara produtkif).

Penelitian saintifik lain juga


menunjukkan, kebiasaan melakukan
olah tubuh juga membuat seseorang
menjadi lebih cakap dalam menjaga
fokus yang mendalam dan mampu
mempertahankan rentang atensi yang
77
panjang serta tidak mudah tergoda
dengan aneka distraksi (Baumeister,
2011).

Merujuk berbagai manfaat tersembunyi


yang positif dari kebiasaan melakukan
olah tubuh (exercise) inilah, para
penelitinya mengatakan: jika Anda ingin
cara simpel tapi powerful untuk
meningkatkan kekuatan willpower Anda
agar menjadi lebih tekun dalam
menjalani proses dan lebih fokus dalam
menjalani sesuatu, maka cukup lakukan
kebiasaan olahraga secara rutin dalam
pola kehidupan Anda.

Sayangnya, kebiasaan simpel ini kadang


jarang dilakukan oleh anak-anak muda
generasi digital (karena mereka terlalu
banyak rebahan sambil main HP pada
hampir semua waktu senggang mereka).

Begitulah, acap kali saya menerima


keluhan semacam ini, “Pak, saya mau
berjuang mengubah nasib, namun kok
merasa sulit untuk melakukan action
dengan konsisten ya?” Atau, “Saya kok
makin sulit membangun fokus dan
konsentrasi yang panjang, ya.”
Selidik punya selidik, ternyata anak
muda ini hampir tidak pernah
78
melakukan rutinitas olahraga atau olah
tubuh dan menghabiskan semua waktu
senggangnya untuk rebahan sambil
main HP. Kebiasaan buruk semacam ini
yang kemungkinan besar membuat
dirinya menjadi mudah bosan dan
menyerah saat mau melakukan sesuatu
dengan konsisten dan membutuhkan
fokus yang mendalam.

Dari segenap uraian di atas, maka


selayaknya kita mulai menumbuhkan
kebiasaan olahraga ini. Kita bisa
memulainya dengan menjalankan jenis
olahraga yang kita sukai. Lalu, mulai
lakukan dengan rutin, misal sepekan tiga
kali, dan pelan-pelan ditambahkan
menjadi lima kali sepekan. Mulai juga
dengan durasi yang pendek, misal cukup
15 menit saja per sesi. Mulai dengan
langkah awal yang kecil dan mudah
dilakukan. Lalu, setelah merasa nyaman,
pelan-pelan naikkan skala durasinya
menjadi 30 menit per sesi.

Menjalani proses yang panjang dan


melelahkan untuk menjadi manusia kaya
amat membutuhkan stamina dan
cadangan willpower yang melimpah.
Sebab, tanpa willpower yang kuat, kita
pasti akan mudah menyerah saat
79
dipaksa menjalani action yang
membosankan, butuh fokus mendalam
dan juga rumit pelaksanannya. Alhasil,
impian menjadi manusia kaya akan tetap
tinggal menjadi taman fatmorgana.
Bagaimana cara mudah agar kita bisa
membuat cadangan willpower kita selalu
terjaga dengan optimal? Mulailah
dengan membangun kebiasaan olah
tubuh dan selalu luangkan waktu secara
rutin untuk menggerakan otot tubuh
yang kita miliki agar otot pikiran kita
juga menjadi bugar dan mekar.

Strategi Penguatan Fokus #4:


Tidurlah dengan Nyenyak dan
Jaga Nutrisi yang Sehat

Strategi simpel berikutnya untuk


penguatan fokus dan rentang atensi
adalah ini: tidurlah dengan nyenyak dan
dalam durasi yang cukup serta jaga
nutrisi yang sehat dengan banyak buah
dan aneka sayuran (dan sebaliknya,
kurangi junk foods dan junk drinks).

Arianna Hufington dalam bukunya yang


bertajuk The Sleep Revolution:
Transforming Your Life, One Night at a
80
Time (2017) menuliskan beragam hasil
studi tentang efek tidur bagi kesehatan
tubuh dan pikiran kita. Salah satunya
adalah kekurangan waktu tidur yang
berkualitas benar-benar akan
melemahkan kekuatan fokus dan
rentang atensi yang kita miliki. Saat kita
kekurangan tidur yang berkualitas,
maka kekuatan kita untuk menjalani
secara sesuatu secara terfokus dan
dengan konsentrasi yang pajang benar-
benar makin lenyap. Kita mungkin
pernah mengalaminya secara langsung.
Saat kita terlalu larut malam baru
beranjak tidur dan sudah harus bangun
saat menjelang pagi, maka tubuh kita
benar-benar merasa lemas, kurang
bugar, mengantuk, dan merasa tidak
nyaman. Saat kemudian kita bekerja
dalam kondisi seperti ini, maka otomatis
kekuatan konsentrasi dan daya fokus
kita akan anjlok.

Saat kita terlalu sering begadang dan


tidur terlalu malam, maka kecakapan
kita untuk menahan diri dari godaan
instan dan kecakapan kita untuk
menjalani sesuatu dengan tekun dan
rentang atensi yang panjang, pelan-
pelan akan pudar. Sebaliknya, saat kita
kekurangan tidur, kita cenderung akan
81
makin mudah terjebak dengan aneka
godaan instan (sebab memang tubuh
kita sudah merasa lemas dan kurang
bugar) serta makin sulit membangun
fokus dan konsentrasi yang mendalam
(sebab kita selalu merasa ngantuk dan
lelah).

Itulah mengapa menjaga tidur yang


berkualitas dalam durasi yang memadai
merupakan hal yang amat penting untuk
menjaga kekuaran fokus dan rentang
atensi yang kita miliki. Pakar pakar
tentang ilmu tidur (the science of sleep)
menyarankan agar kita bisa tidur
nyenyak antara 7 – 8 jam tiap malamnya.
Jangan sampai kurang dari waktu ini,
apalagi jika tiap malam kita hanya tidur
5 jam saja (misal tidur jam 12 malam
dan bangun jam 5 pagi).

Bangunlah kebiasaan agar tidur lebih


awal (misal maksimal jam 10 malam)
dan kemudian tidur pulas selama
minimal 7 jam. Kita akan cenderung bisa
tidur lebih cepat jika kita menghentikan
pemakaian HP setidaknya 30 menit
sebelum jam tidur (itulah mengapa kita
harus makin mengurangi durasi
pemakaian HP tiap harinya). Selain itu,
kita bisa tidur lebih nyenyak jika rajin
82
olahraga tiap harinya (ini selaras dengan
srategi sebelumnya, di mana kita
disarankan untuk mulai membangun
kebiasaan olahraga dalam keseharian
hidup kita).
Selain menjalani tidur yang berkualitas
dalam durasi yang memadai, maka
kekuatan fokus dan rentang atensi juga
harus dipelihara melalui asupan nutrisi
yang sehat.

Dalam tulisan yang berjudul Junk food


Rots Your Brain, Increases Risk of
Dementia (Tucker, 2012) terungkap,
pola makan yang buruk (misal rajin
makan junk foods dan minum junk
drinks) secara harfiah benar-benar akan
membuat kekuatan otak kita menjadi
makin lemah. Dengan kata lain, daya
kognisi atau kecerdasan otak kita akan
makin mandul dan tulalit jika kita terlalu
sering menjalani pola makan yang tidak
sehat. Studi lain menunjukkan,
kebiasaan makan junk foods juga akan
membuat seseorang menjadi makin sulit
membangun fokus yang mendalam dan
konsentrasi yang panjang saat menjalani
sesuatu yang membutuhkan ketekunan
ekstra (Ireland, 2020).

83
Itulah mengapa secara bertahap kita
juga mesti mulai membangun kebiasaan
makan sehat. Berikut dua kiat sederhana
untuk membantu kita menjalani eating
habit yang lebih sehat. Kiat pertama
sangat simpel, dekatkan makanan dan
minuman sehat dalam jangkauan mata
dan tangan Anda. Sebaliknya, jauhkan
atau sembunyikan aneka makanan,
camilan, dan minuman yang tidak sehat
dari jangkauan mata dan tangan Anda.

Dalam bukunya yang fenomenal


berjudul Mindless eating – Why We Eat
More than We Think (2010), eating
expert bernama Profesor Brian Wansink
menulis temuan menarik. Kita itu
ternyata selalu makan tanpa mikir, jadi
apa saja yang ada dekat jangkauan mata
dan tangan, itulah yang akan kita caplok.
Ada gorengan di dekat meja kerja,
caplok. Ada donat manis di meja
meeting, ya kita embat. Ada martabak
manis di meja makan, ya kita sikat.
Mindless eating. Makan tanpa mikir.

Ajaibnya, penelitian Brian Wansik


menunjukkan, saat aneka buah dan air
mineral didekatkan ke meja kerja para
respondennya (sehingga mudah
dijangkau mata dan tangan), maka
84
konsumsi aneka makanan dan minuman
sehat itu meningkat secara drastis.

Jadi, implikasinya simpel tapi powerful.


Kalau kita ingin mulai bangun habit
makan sehat, maka besok selalu
dekatkan air mineral satu liter di dekat
meja kerja Anda. Dekatkan juga aneka
buah seperti apel, jeruk, belimbing, atau
salak di dekat meja meeting karyawan
kantor atau di meja makan rumah kita.
Lalu, jauhkan aneka kue, donat, dan
camilan serta minuman manis yang
kurang sehat dari jangkauan mata dan
tangan orang-orang di kantor dan juga di
rumah.

Brian Wansik mengatakan MENGUBAH


perilaku makan kita bisa dilakukan
dengan cara sederhana seperti di atas,
sebab efeknya memang sangat powerful.
Pola makan kita itu dibentuk oleh
SITUASI di SEKITAR kita, BUKAN oleh
motivasi dalam diri kita sendiri. Selama
ini kita jadi gemuk, karena situasi di
sekitar kita selalu mendorong kita untuk
makan aneka junk food.

Kiat kedua untuk membangun healthy


eating habit: kalau kita rutin kerja di
kantor, maka mulailah jalani weekly
85
meal plan. Maksudnya, setiap minggu
kita sudah menyusun menu makan siang
selama sepekan dan kalau bisa
membawa bekalnya dari rumah. Atau
kalau tidak bisa, maka pesan weekly
meal plan melalui penyedia jasa katering
makan siang sehat.

Nanti mau makan siang apa, ya?

Ini proses berpikir kecil yang annoying


dan ternyata berdampak besar bagi pola
makan kita. Brian Wansik menulis, saat
rehat siang dan Anda berpikir mau
makan siang apa ya, maka kemungkinan
besar otak Anda sudah lelah karena
sudah dihabiskan untuk mikir aneka
kerjaan di kantor yang tak pernah usai.
Nah, persis saat otak Anda mulai lelah
itu, maka keputusan mau makan siang
apa, sering kali tidak bisa dilakukan
secara optimal. Sebab, otak Anda sudah
capek. Akhirnya, keputusan makan
siangnya asal pilih aja. Dan seringnya
pilihan jatuh ke aneka makan siang junk
food dan aneka menu yang tidak begitu
sehat. Ulangi ritual ini tiap hari dan tak
heran jika makin banyak orang yang
overweight tubuhnya.

86
Maka, untuk menghindar dari jebakan di
atas, Brian Wansik
menyarankan,buatlah weekly meal plan
atau rencana makan siang pekanan dari
Senin s.d. Jumat. Minta penyedia
katering sehat atau orang di rumah
untuk menyusun dan menyiapkannya.
Perencanaan ini kunci membangun habit
makan sehat. Mengapa? Sebab, kita tak
perlu lagi mikir nanti mau makan siang
apa saat otak kita sudah capek – dan
akhirnya menjebak kita makan aneka
junk food.

Weekly meal plan akan membuat kita


punya rencana makan siang yang sudah
pasti dan membuat kita menghemat
beban pkiran. Yang lebih penting lagi,
rencana makan siang ini pasti lebih
sehat, sebab disusun dengan cermat
menunya. Kalau orang rumah bisa
menyediakannya, maka biaya pasti akan
lebih hemat.

Maka, mulai minggu depan silakan jalani


ritual weekly meal plan ini. Jika Anda
sudah kerja dari kantor secara rutin,
jangan lagi makan siang di kantin dekat
kantor. Siapkan bekal makan siang Anda
selama sepekan dan selalu pilih menu
makan siang yang sehat dan hemat.
87
DEMIKIANLAH, dua cara praktis untuk
mulai membangun healthy eating habit.
Dua cara praktis untuk membangun
habit makan sehat ini adalah:

• Dekatkan aneka makanan +


minuman sehat pada jangkauan
mata dan tangan Anda (dan
sebaliknya, jauhkan atau
sembunyikan aneka junk food +
junk drink dari jangkauan mata
dan tangan Anda).
• Siapkan rencana makan siang
pekanan (weekly meal plan) dan
susun menu makan pekanan yang
sehat dan hemat. Pikiran Anda
tak perlu lagi direcoki dengan
pertanyaan annoying, nanti siang
mau makan apa, ya?

Ingat, pola makan yang tidak sehat


(terlalu banyak junk foods) benar-benar
akan membuat brain capacity kita makin
rapuh. Saat daya kognisi dan kekuatan
sel saraf kita makin tulalit, maka masa
hidup yang kelam akan terus
menghantui.

88
Rangkuman
Bab ini dibuka dengan pertanyaan,
mengapa harus menjadi kaya secara
pelan-pelan? Jawabannya adalah karena
memang sebuah sukses finansial
membutuhkan proses yang panjang dan
acap melelahkan.

Namun sayangnya, di era smartphone ini


makin marak jebakan mentalitas instan
dan makin lenyapnya attention span.
Untuk melawan mentalitas instan ini
diperlukan
ketangguhan untuk melakukan delayed
gratification skills, kecakapan untuk
melakukan sesuatu secara terfokus dan
juga kecakapan untuk membangun
rentang atensi atau attention span yang
panjang.

Selanjutnya, dalam bab ini juga


dipetakan secara rinci empat strategi
praktikal yang layak kita jalankan demi
membangun kekuatan menunda
kesenangan instan demi sukses hari
esok, kekuatan fokus dan kekuatan
rentang atensi yang kita miliki.

Empat strategi ini adalah sbb.

89
1. Mengurangi durasi pemakaian
smartphone untuk aktivitas non-
esensial
2. Melakukan latihan penguatan
otot fokus dan rentang atensi
3. Menjalani kebiasan olahraga
(exercise habit)
4. Menjaga tidur yang bekualitas
dan nutrisi yang sehat

Jika dicermati, keempat strategi bersifat


praktikal, tidak perlu biaya yang banyak,
dan bisa segera mulai dijalankan. Selama
ini ada sejumlah orang yang
menganggap bahwa cara untuk melatih
kekuatan willpower dan daya ketekunan
itu membutuhkan pendekatan yang
rumit dan konsep-konsep yang
kompleks. Atau, sebagian lainnya
berusaha mengembangkan daya
ketekunan dan daya resiliensi melalui
aneka buku motivasi yang isinya acap
kali tidak berbasis sains.

Namun, dari segenap uraian di atas kita


melihat bahwa cara efektif untuk
menumbuhkan kekuatan fokus dan
rentang atensi agar bisa melakukan
sesuatu secara konsisten, ternyata
polanya sederhana dan praktikal. Semua
caranya sudah ada di depan kita, tanpa
90
pelu dicari lagi dengan pendekatan yang
rumit-rumit. Yang kini dibutuhkan
adalah kecakapan untuk
mempraktikkannya secara rutin dan
konsisten (kita akan mengulas cara
paling mudah dan simpel untuk memulai
mempraktikkannya dalam bab
berikutnya).

Harapannya empat strategi praktikal


agar beragam kecakapan itu bisa kita
tumbuhkan dengan optimal. Sebab, saat
semua kecakapan krusial itu bisa mekar,
maka Insya Allah kita akan bisa meraih
sukses dalam proses perjalanan yang
panjang nan memelahkan untuk menjadi
manusia yang gemah ripah loh jinawi
(penuh kemakmuran yang melimpah
dan sarat keberhakahan yang hakiki).

91
BAB 03
MENJADI KAYA PELAN-
PELAN DENGAN METODE
TINY HABITS

Dalam bab sebelumnya kita telah


mengulas tentang jebakan mentalitas
instan (instant gratification mentality)
atau keinginan untuk cepat kaya dan
cepat sukses. Padahal kita tahu, meraih
kekayaan yang barokah dan sukses yang
epik membutuhkan proses yang amat
panjang nan melelahkan.

Proses tak akan pernah menghianati


hasil, demikian sebuah pepatah bilang.
Tanpa ketekunan menjalani proses
dengan konsisten, sebuah impian meraih
sukses finansial hanya akan menjadi
sekeping ilusi.

Namun, seperti yang telah kita bahas


juga, di tengah kultur smartphone yang
serba bergegas dan penuh distraksi ini,
maka ketekunan menjalani proses yang
panjang itu makin lenyap ditelan
gemuruh fatamorgana. Di tengah ritme
hidup yang serba penuh distraksi itu,
muncul juga mentalitas lain yang tak
92
kalah kelam. Namanya mentalitas mager
(malas gerak) – sejenis insting untuk
lebih nyaman rebahan di kasur sambil
scroll-scroll HP tanpa pernah mau
berjibaku melakukan proses yang
panjang.

Para pakar human behavior menyebut


mentalitas mager itu dengan sebutan
inersia atau kecenderungan kita
manusia untuk enggan dan malas
melakukan action yang rumit dengan
penuh konsistensi.

Banyak orang yang ingin menjadi kaya


dan sukses, namun tak banyak yang mau
bersusah payah menjalani proses yang
panjang, rumit dan acap membutuhkan
energi ekstra untuk mengatasi semua
hambatan dengan penuh ketekunan.
Alhasil, impian kebanyakan orang untuk
menjadi kaya menjadi impian kosong.
Namun ada kabar baik di sini. Kita
semua bisa melawan kutukan inersia
dan mentalitas instan yang tak
menghargai proses itu melalui sebuah
prinsip baru.

Prinsip baru ini namanya get rich slowly.


Mari menjadi kaya dengan pelan-pelan.
Tidak usah grusa-grusu. Tidak usah ingin
93
kaya mendadak yang akhirya hanya
akan bikin kita terjebak dalam fantasi
kosong.

Bagaimana prinsip get rich slowly ini


diterjemahkan dalam langkah yang
konkret, membumi dan juga simpel
dilaksanakan?

Di sinilah kita lalu berkenalan dengan


konsep yang dirumuskan oleh seorang
pioner perilaku dari Stanford University
bernama Profesor BJ Fogg. Konsep
simpel dan praktikal itu bernama TINY
HABITS (BJ Fogg, 2020). Tiny habits
merujuk pada tindakan untuk mulai
membangun kebiasaan dengan skala
yang sangat kecil (tiny) sehingga mudah
dilakukan.

Riset yang dilakukan BJ Fogg dan juga


dikonfirmasi oleh serangkaian riset
human behavior lainnya menujukkan
fakta yang unik, ternyata perubahan
perilaku Anda untuk meraih sukses
masif itu jauh lebih efektif jika dimulai
dari tiny habits yang dilakukan secara
rutin.

Kita akan mengulik teknik tiny habits ini


secara lebih detail dalam bagian
94
berikutnya bab ini. Namun, secara garis
besar metode tiny habits ini dimulai
dengan merumuskan tujuan spesifik
yang ingin Anda raih, sehingga Anda
pelan-pelan kelak akan bisa menjadi
lebih sukses dan lebih kaya.

Selanjutnya, rumuskan tindakan konkret


dan kecil skalanya yang bisa Anda
lakukan untuk wujudkan tujuan itu.
Mulailah tindakan ini dengan skala yang
sangat kecil dan kemudian jadikan
tindakan ini sebagai sebuah habit.

Itulah mengapa kemudian disebut


dengan metode tiny habits. Maksudnya,
tindakan tersebut dimulai dengan skala
yang kecil (tiny) dan lalu ubahlah
menjadi habits agar bisa dilakukan
secara rutin.

Contohnya begini, kebetulan sudah lama


saya punya impian untuk bisa menulis
10 buku bisnis dan semoga bisa menjadi
best sellers. Melalui penjualan buku-
buku bisnis ini, saya berharap bisa
mendapatkan income tambahan yang
signifikan.

Namun, seperti kebanyakan orang, saya


terjebak lama dalam lamunan kosong.
95
Impian itu hanya ada di kepala, tapi tak
pernah ada action untuk
mewujudkannya. Sampai kemudian saya
bertemu dengan teknik tiny habits ini.

Melalui teknik tiny habit, saya akhirnya


tahu bahwa saya harus menerjemahkan
impian itu ke dalam tiny habit yang
harus saya lakukan secara berulang.

Dari proses analisis, saya merumuskan


tiny habit yang harus saya lakukan, yakni
setiap pagi saya cukup menulis sebanyak
satu halaman saja. Kalau saya bisa
melakukan tiny habit ini dengan rutin,
maka lama-lama akan jadi buku juga.

Begitulah, tiny habit yang simpel ini lalu


saya jalani dan karena skalanya kecil
(cukup menulis satu halaman), maka
tindakan ini benar-benar bisa saya jalani
dengan rutin. Lalu, setelah lama
menjalaninya, pelan-pelan ritual ini
menjadi makin meningkat skalanya. Kini
saya bisa menulis minimal 5 halaman
tiap hari.

POINNYA adalah temukan tiny habit


yang kecil skalanya, mudah bagi Anda
untuk memulai dan melakukannya
secara rutin.
96
Contoh tiny habits lain, misalnya
membaca buku cukup 10 menit tiap
malam (10 menit saja!), jalan kaki 5
menit saja tiap pagi (cukup 5 menit
saja!), belajar tentang FB Ads cukup 7
menit setiap habis salat Isya, atau tiap
pagi meluangkan waktu cukup 5 menit
untuk menyusun rencana aktivitas
harian, dst.

Tiny habits yang pada mulanya kecil ini,


ternyata berdasar riset, sangat efektif
untuk membawa perubahan perilaku
yang masif bagi diri Anda dan akhirnya
sangat membantu Anda untuk menjadi
lebih sukses dan lebih kaya.

Ada tiga alasan ilmiah (based on science)


mengapa metode tiny habits sukses
bawa efek dramatis bagi perilaku
perilaku orang.

Alasan Tiny Habits #1: Sebab Pada


Dasarnya Manusia itu Malas dan
Mager

Puluhan riset saintifik tentang human


behavior menunjukkan memang kita
manusia itu punya kecenderungan untuk
mager dan merasa nyaman dalam zona
97
nyamannya. Kita itu cenderung enggan
untuk melakukan sebuah habit baru
yang merepotkan.

Berapa juta orang yang punya resolusi


awal tahun ingin rajin olahraga, tapi
akhirnya hanya jadi resolusi omong
kosong? Berapa juta orang yang ingin
langsing dan bikin tekad ingin diet, tapi
akhirnya tetap makan tanpa mikir
(mindless eating) dan akhir tetap
terjebak pola makan yang tidak sehat?

Berapa banyak orang yang ingin kaya


serta bikin tekad mau mulai action
untuk mengubah nasib, namun acap kali
tidak pernah menjalankan tindakannya
dengan tekun dan konsisten, sehingga
akhirnya nasib tetap stagnan?

Mengapa begitu banyak orang ingin


melakukan sesuatu, tapi akhirnya nggak
jalan-jalan? Ya, karena memang kita
manusia itu punya “sikap inersia” tadi
(atau malas melakuka action baru yang
tidak sesuai zona nyamannya).

Salah satu temuan dalam ilmu neurologi


mengungkap fakta yang rada muram,
ternyata ada bagian dalam struktur sel
saraf kita yang memang cenderung lebih
98
menyukai cara yang mudah dan cepat
(Ratner, 2018). Dalam eksperimen
tersebut, terbukti kita manusia itu lebih
suka dengan kondisi comfort zone dan
kurang suka dengan proses yang ribet
dan melelahkan. Penelitinya
mengatakan bahwa secara instingtif kita
manusia itu memang mengidap penyakit
“inersia” atau rasa enggan dan agak
malas untuk melakukan beragam
tindakan yang rumit dan butuh tenaga
ekstra.

Nah, cara ampuh untuk melawan


kutukan inersia ini adalah dengan
memulai sebuah action baru (atau habit
baru) dengan skala yang paling kecil dan
paling mudah dilakukan. Take tiny
actions. Make baby steps.

Prosefor BJ Fogg bilang, mulailah action


atau habit baru dengan langkah yang
sedemikian mudahnya, sehingga kita
tampak bodoh kalau tetap tak bisa
melakukannya. Contoh ekstrem, kalau
mau mulai olahraga tapi agak malas, ya
mulai saja jalan kaki cukup 1 menit saja.
SATU MENIT saja.

Tidak masalah memulai action pertama


dengan langkah yang sangat simpel dan
99
kecil skalanya. Sebab, ini tetap lebih
bagus dari pada zero action sama sekali.
Itulah prinsip utama tiny habits.

Sebab, bagi sebagian besar orang, yang


paling sulit itu adalah memulai
melakukan sebuah action atau habit
baru. Maka, untuk melawan kutukan ini,
awali sebuah habit baru dengan langkah
yang super simpel dan sangat mudah
dilakukan.

Selama ini ada sejumlah motivator yang


tidak berbasis science yang suka
mengajurkan kalimat seperti ini: jika
Anda ingin mengubah nasib hidup Anda,
maka lakukan massive actions. Take
massive actions. Ini nasihat yang salah
sebenarnya. Studi-studi saintifik
menunjukkan perubahan perilaku dan
nasib hidup Anda justru akan jauh lebih
mungkin sukses jika Anda
mengawalinya dengan small steps.
Tagline yang digunakan di sini adalah
build tiny habits and start small.

Alasan Tiny Habits #2: Kekuatan


Motivasi Terbesar adalah Sense of
progress

100
Profesor Teresa Amabile dari Harvard
Business School dalam bukunya yang
berjudul The Power of Small Progress
menuliskan hasil temuan risetnya yang
menarik: ternyata motivator terbesar
diri kita itu adalah saat kita merasakan
adanya sense of progress. Saat kita
merasakan adanya kemajuan atau
progres dari apa yang kita jalani, maka
kita akan terus termotivasi untuk
menjalaninya.

Nah, tiny habits sukses menyediakan


sense of progress itu. Mengapa? Sebab,
dengan membuat action dalam skala
yang kecil, maka kemungkinan besar
kita akan mampu menjalaninya.

Misal, saat seseorang memulai tiny habit


dengan bilang mulai malam ini saya
akan baca buku satu halaman saja dan
kemudian dia bisa menjalaninya selama
tiga hari berturut-turut (sebab memang
mudah dan simpel membaca satu
halaman saja), maka ia akan merasakan
sense of progress.

Atau contoh lain, seseorang ingin


menulis buku dan ia memulainya
dengan hanya menulis setengah
halaman setiap harinya. Cukup setengah
101
halaman saja atau sebuah langkah awal
yang kecil. Saat dia berhasil melakukkan,
karena memang skala tindakannya amat
kecil, maka ia kemudian akan
menemukan sense of progress atau
merasa bahwa ia telah meraih sebuah
kemajuan, betapapun kecilnya.

Sense of progress ini selanjutnya akan


membuat ia terus termotivasi untuk
terus melakukannya. Lama-lama
langkah kecil ini akan makin membesar
dan membawa efek bola salju, karena
menemukan efek momentum. Inilah
alasan ketiga mengapa tiny habits
merupakan metode yang efektif.

Alasan Tiny Habits #3: Menemukan


Efek Momentum

Efek momentum terjadi saat tindakan


awal yang kita lakukan dalam skala yang
amat kecil dan super simpel itu pelan-
pelan mendorong kita untuk terus
bergerak menjalaninya dan pelan-pelan
tumbuh dalam skala yang makin besar.
Dengan kata lain, tindakan yang semula
kecil itu lama-lama akan makin
membesar dengan sendirinya, karena
adanya dorongan memontum gerakan
pertama yang telah kita jalani.
102
Contoh konkret, seseorang tadinya
hanya mulai melakukan rutinitas jalan
kaki tiap hanya selama 3 menit saja,
sebab ia memang malas untuk memulai
menjalani tindakan yang berat.
Demikianlah, ia lalu jalan kaki tiap pagi
hanya selama 3 menit saja, lalu selesai.
Namun, lama-lama ia menemukan efek
momentum. Durasi kegiatan yang
tadinya hanya 3 menit ini pelan-pelan
makin bertambah dan kini ia rutin jalan
kaki tiap pagi selama 30 menit.

Contoh lain seperti yang telah saya


uraikan di atas. Saya mulai menjalani
tiny habit menulis buku dengan cukup 1
halaman saja. Karena skalanya kecil,
maka saya bisa menjalaninya dengan
rutin. Pelan-pelan saya menemukan efek
momentun atau kebiasaan awal yang
kecil ini makin meningkat skalanya dan
kini saya bisa menulis 5 halaman tiap
harinya.

Efek momentum adalah sebuah


fenomena yang powerful. Sebab, melalui
efek ini sebuah action yang pada
mulanya hanya kecil (tiny actions) lama-
lama akan menemukan momentum dan
membesar dengan sendirinya. Efek
103
momentum akan membuat kebiasaan
atau tindakan yang kita lakukan akan
makin besar skalanya dan kemudian
mampu membawa perubahan yang
dramatis dalam nasib hidup kita,
termasuk dalam perjalanan meraih
sukses finansial.

Tahapan untuk Melakukan Tiny


Habits

Dari segenap uraian di atas kita menjadi


tahu mengapa metode tiny habit ini
kompatibel dengan filosofi get rich
slowly atau menjadi kaya secara pelan-
pelan. Kita tidak perlu berambisi
melakukan massive action demi menjadi
kaya secara cepat (sebab pada akhirnya
tekad melakukan tindakan yang masif
ini justru akan gagal dijalankan dengan
konsisten, karena terlalu banyak energi
yang dibutuhkan, sementara
kebanyakan dari kita enggan melakukan
sesuatu yang rumit karena adanya
jebakan inersia).

Sebaliknya, kita justru harus mulai


melakukan perubahan nasib dengan
langkah awal yang skalanya kecil,
simpel, dan paling mudah dilakukan.

104
Selanjutnya, kita perlu melakukan
langkah kecil ini secara rutin dan
mengubahnya menjadi kebiasaan kecil
(tiny habits). Lalu, kita menjalaninya
juga dengan pelan-pelan tanpa harus
berambisi untuk segera melakukan
langkah besar yang heorik. Saat kita
mulai rutin melakukan tiny habits atau
kebiasaan yang kecil, nanti pelan-pelan
kita akan merasakan sense of progress.

Selanjutnya, dari sense of progress ini


kita juga akan bisa menemukan efek
momentum. Melalui efek momentum
inilah kita kemudian bisa membuat tiny
habits yang rutin kita lakukan menjadi
makin besar skala dan cakupannnya.
Dan persis pada titik inilah pelan-pelan
tiny habits itu justu akan lebih mampu
membawa diri kita untuk sukses meraih
perubahan perilaku, termasuk
perubahan nasib diri kita demi meraih
sukses finansial yang kita impikan.

Lalu, bagaimana tahapan rinci untuk


bisa menjalankan metode tiny habit
secara efektif? Berikut tiga tahapan
utama yang perlu dirajut agar sukses
menerapkan tiny habits demi sukses
finansial di masa depan.

105
Tahapan Tiny Habit #1:
Tentukan Jenis Kebiasaan Kecil
yang Akan Dilakukan

Tahap pertama yang perlu dilakukan


adalah menentukan jenis tiny habit (atau
kebiasaan kecil) apa yang hendak kita
mulai jalani. Dari uraian pada bab
sebelumnya, terdapat sejumlah
alternatif pilihan habit yang amat layak
dijalankan, antara lain:

1. Kebiasaan membaca buku dan


makalah panjang
2. Kebiasaan menulis
3. Kebiasaan meditasi
4. Kebiasaan makan sehat
5. Kebiasaan olahraga

Beragam jenis kebiasaan tersebut,


seperti yang telah kita ulas dalam bab
sebelumnya, ternyata memberikan
dampak powerful untuk meningkatkan
kekuatan fokus, menumbuhkan
kecakapan dalam menunda kesenangan
(delayed gratification skills), dan juga
dalam mengembangkan rentang atensi
kita. Beragam kecakapan kunci ini akan
tumbuh mekar jika kita sukses
menjalani beragam kebiasaan yang
106
dipaparkan di atas. Saat kecakapan
kunci ini bisa tumbuh subur, maka
otomatis kita akan menjadi lebih
tangguh dalam menjalani proses yang
panjang dan pelan-pelan menjadi
manusia kaya raya.

Pada sisi lain, saat kita berhasil


melakukan salah satu dari beragam
sampel kebiasaan baik tersebut di atas,
maka dengan sendirinya kita akan bisa
pelan-pelan menghilangkan kebiasaan
buruk yang menempel dalam diri kita.
Inilah yang juga disebut dengan
keajaiban kebiasaan baik (the magic of
good habits). Artinya, saat kita sukses
menjalankan serangkaian kebiasaan
baik, maka otomatis kebiasaan buruk
(bad habits) yang kita miliki dengan
sendirinya akan hilang. Selama ini
sejumlah orang minta saran, bagaimana
ya cara menghilangkan bad habits
(seperti kebiasaan main HP terlalu lama,
kebiasaan begadang, kebiasaan makan
junk foods, atau kebiasaan boros belanja
online).

Serangkaian studi saintifik menuliskan,


Anda tidak perlu merasa repot berusaha
menghilangkan bad habits itu dengan
beragam trik yang rumit. Cukup Anda
107
amulai lakukan sejumlah good habits,
maka pelan-pelan bad habits yang Anda
miliki akan hilang dengan sendirinya
(Clear, 2018). Misal, dalam sebuah
eksperimen terungkap orang yang
sukses menjalani habit olahraga
ternyata pelan-pelan akan mampu
menghilangkan kebiasaan makan junk
foods dan bisa beralih untuk menekuni
kebiasaan baik makan sehat.

Demikian juga, orang yang sukses


membangun habit olahraga ternyata
juga bisa makin mengurangi kebiasaan
buruknya main HP tanpa faedah yang
jelas, kebiasaan begadang hingga
kebiasaan belanja online dengan boros
(bahkan orang yang sukses bangun habit
olahraga akan menjadi makin rajin
menabung dan melakukan investasi).
Studi lain menunjukkan, orang yang
sukses menjalani kebiasaan membaca
buku, pelan-pelan dengan sendirinya
akan mampu menghilangkan kebiasaan
main HP berjam-jam tanpa manfaat yang
jelas.

Itulah keajaiban kebiasaan baik. Yakni,


saat kita berhasil melakukan kebiasaan
baik atau good habit, maka bukan saja
kita akan mendapatkan manfaat
108
belimpah dari kegiatan ini, namun kita
juga akan mendapatkan manfaat ganda
berupa hilangnya aneka kebiasaan
buruk yang menempel dalam diri kita.

Manfaat powerful lainnya dari tiny habit


dalam membantu menjalani proses
menjadi kaya secara pelan-pelan secara
efektif adalah apa yang disebut dengan
willpower effect.

Sebagaimana telah disinggung dalam


bab sebelumnya, salah satu bekal kunci
agar kita meraih sukses finansial itu
adalah saat kita bisa berjuang dengan
tekun, gigih, dan ulet. Bahasa ilmiah dari
ketekunan dan keuletan adalah daya
resiliensi. Beragam studi saintifik
menunjukkan daya resiliensi dan
kemampuan kita untuk menjalani action
dengan konsisten adalah pilar utama
agar kita sukses meraih impian,
termasuk impian finansial.

Nah, bahan bakar utama dari daya


resiliensi agar kita bisa tekun dan ulet
itu adalah energi willpower dalam tubuh
kita.

Lalu, apa hubungan tiny habit dan


willpower? Hubungannya amat erat
109
ternyata. Studi yang dilakuken Profesor
Roy Bauimester (dalam bukunya yang
berjudul Willpower) menunjukkan, saat
kita berhasil menjalani tiny habit
(apapaun jenis habit-nya), maka kita
pelan-pelan akan mampu
mengembangkan kekuatan willpower
dalam tubuh kita. Dengan kata lain,
melalui pelaksanaan tiny habit ini kita
seolah berlatih tiap hari untuk bisa terus
menumbuhkan kekuatan willpower
dalam diri kita.

Kembali kepada tahap penentuan jenis


tiny habit yang akan mulai kita jalankan.
Di sini kita perlu memilih satu atau dua
jenis tiny habits yang akan mulai kita
jalani. Para pakar habit menyarankan
saat hendak mulai menjalani tiny habit,
sebaiknya maksimal melakukan dua
habit saja di saat awal. Sebab, jika kita
langsung mulai menjalani tiga atau
empat tiny habit sekaligus, biasanya kita
akan kewalahan dan akhirnya malah
gagal semua. Sebaiknya, satu demi satu
saja, setelah tiny habit pertama sukses
dijalani dengan tekun, baru beranjak ke
tiny habit berikutnya, dan seterusnya.

Anda bisa menentukan jenis tiny habit


yang akan Anda jalani sesuai dengan
110
kebutuhan dan situasi kehidupan yang
Anda jalani. Anda bisa memilih salah
satu dari contoh kebiasaan yang sudah
disebutkan di atas (dan semuanya
merupakan jenis kebiasaan baik yang
powerful).

Selain itu, Anda juga bisa memilih jenis


tiny habit lainnya yang mungkin relevan
dengan tantangan hidup yang Anda
hadapi. Misal, kebiasaan untuk selalu
mengerjakan rencana pekerjaan atau
kegiatan dengan tepat waktu (tidak
terjebak kebiasaan buruk selalu
menunda pekerjaan). Contoh lain,
kebiasaan untuk melakukan proses
pengembangan diri demi peningkatan
skills. Atau, bisa juga: kebiasaan untuk
tidur dengan lebih awal dan tepat waktu
(tidak begadang). Contoh lain lagi, mulai
menjalani kebiasaan spiritual yang
bermakna, semisal kebiasaan membaca
Al-Qur’an (atau kitab suci lainnya bagi
yang nonmuslim) hingga kebiasaan salat
Tahajud.

Apapun jenis tiny habit yang akan Anda


pilih, maka sebaiknya yang paling
relevan dengan kebutuhan dan kondisi
Anda saat ini.

111
Tahapan Tiny Habit #2:
Rumuskan Rencana
Pelaksanaan Tiny Habit

Setelah kita memutuskan jenis tiny habit


apa yang akan mulai dikembangkan,
maka dalam tahapan kedua ini kita
merumuskan rencana pelaksanaannya
secara spesifik, mencakup apa yang akan
dilakukan, berapa lama, dan kapan saja
akan dilakukan. Selama ini sejumlah
tekad untuk menumbuhkan kebiasaan
baik baru selalu gagal dijalankan karena
tidak disertai dengan rencana
pelaksanaan yang spesifik, sehingga
akhirnya menjadi kabur dan tidak
mendorong seseorang untuk
melakukkanya secara tuntas.

Berikut beberapa contoh perumusan


rencana pelaksanaan tiny habit untuk
berbagai jenis kebiasaan.

• Saya akan membaca buku 1


halaman saja setiap selesai salat
Magrib.
• Setiap Jumat jam 4 sore di depan
laptop di kantor, saya akan
menuliskan tiga hal yang layak
saya syukuri sepanjang Senin-
112
Jumat dan sekaligus saya akan
menulis rencana aktivitas
pekanan di pekan depan.
• Stetiap jam 10 pagi, jam 2 dan
jam 4 sore saya akan minum
segelas air mineral
• Setiap jam 6 pagi, saya akan
berjalan keliling kompleks
selama 5 menit saja.
• Setiap jam 8 malam, saya akan
belajar mengenai ilmu social
media marketing selama 15
menit.
• Saya akan makan satu porsi buah
setiap selesai makan siang dan
makan malam.
• Saya akan melakukan meditasi
selama 1 menit, setiap selesai
salat Subuh.
• Setiap pagi, setelah menyalakan
komputer/laptop di kantor, saya
akan menuliskan tiga aktivitas
penting yang akan saya lakukan
di hari itu.
• Setelah selesai sarapan pagi, saya
akan menyalakan komputer dan
menulis 1 halaman buku.
• Dan lain-lainnya.

113
Dari beragam sampel di atas, kita bisa
melihat bahwa rencana pelaksanaan tiny
habit yang akan kita jalani bersifat
spesifik: jelas apa yang akan kita
lakukan, jam berapa akan dilakukan, dan
kapan saja akan dilakukan (frekuensi
pelaksanaan). Selain itu, skala dari tiny
habit di atas juga relatif kecil, misal
hanya mulai membaca 1 halaman buku,
mulai kebiasaan olahraga jalan pagi
selama 5 menit saja, atau mulai belajar
ilmu online marketing selama 15 menit
saja. Bahkan, skala yang sudah kecil
inipun masih bisa kita perkecil lagi agar
makin mudah pelaksanannya. Tidak
masalah skala kebiasaanya super kecil,
namun yang penting mulai dilakukan
secara rutin.

Kesalahan banyak orang selama ini


adalah ingin memulai sebuah habit atau
action langsung dengan skala yang
besar, rumit, dan lama proses
pelaksanannya. Ini pendekatan yang
keliru. Sebab, jika di langkah awal kita
sudah langsung dihadapkan pada
tantantang yang rumit dan besar
skalanya, maka biasanya kita akan malas
melakukannya (ingat jebakan inersia
yang membuat kebanyakan orang
merasa enggan melakukan sesuatu yang
114
baru, apalagi jika kebiasaan baru ini
menganggu kenyamanannnya selama
ini).

Dari sejumlah sampel di atas, kita juga


melihat ada pola yang serupa, yakni
setiap kebiasaan dilakukan pada jam
yang sama setiap harinya, atau selalu
dilakukan setelah kegiatan tertentu
(misal setelah salat). Studi tentang habit
menunjukkan kebiasaan akan cenderung
sukses dijalani jika memang dilakukan
pada jam yang cenderung sama setiap
harinya. Dengan pelaksanaan pada jam
yang sama setiap harinya, jam biologis
tubuh kita lama-lama juga akan
menyesuaikan, dan kemudian kebiasaan
itu mendarah daging dalam ritme
keseharian yang kita jalani (persis
seperti kebiasaan kita mandi pagi, gosok
gigi, hingga kebiasaan jam tidur).

Selayaknya Anda juga merumuskan tiny


habit Anda seperti sampel yang telah
dituliskan di atas. Anda bisa
merumuskan jenis tindakan rutin
seperti apa yang akan Anda lakukan
untuk mulai menjalani tiny habit, jam
berapa akan dilakukan, dan kapan saja
kebiasaan ini akan dijalani.

115
Tahapan Tiny Habit #3: Evaluasi
dan Sempurnakan

Setelah rencana pelaksanaan tiny habit


berhasil dirumuskan secara spesifik,
maka dalam tahapan berikutnya ini
adalah kita melakukan evaluasi dan
perbaikan pelaksanaan tiny habits.
Dalam evaluasi ini kita me-review
apakah rencana pelaksanaan tiny habit
yang sudah kita rumuskan berar-benar
berhasil dijalankan secara konsisten
atau belum.

Jika rencana tiny habit belum berhasil


dilakukan secara konsisten, apa
kendalanya? Misal, jika kendalanya
adalah karena jadwal yang bentrok
dengan kegiatan lain, maka solusinya
adalah jadwalnya disesuaikan atau
diubah agar tidak bentrok lagi dengan
kegiatan lain.

Jika kendalanya adalah karena kitanya


masih tetap malas atau enggan
melakukannya dengan konsisten, maka
ada beberapa solusi yang bisa
dijalankan. Yang pertama, skala
kebiasaan diturunkan lagi sehinga
menjadi makin mudah dijalankan.
116
Harapannya dengan skala yang makin
simpel dan mudah dilakukan, kita akan
lebih terdorong untuk melakukannya.

Selain itu, bisa juga diterapkan “prinsip


30 detik pertama”. Maksud dari prinsip
ini adalah saat kita merasa enggan
memulainya, lakukan saja aktivitas awal
yang paling mudah dilakukan selama 30
detik saja, tanpa harus merasa
menyelesaikannya dengan tuntas.
Contoh, saat mau memulai kebiasaan
membaca buku, namun masih tetap
merasa malas melakukannya, cukup
buka saja sampulnya dan baca daftar isi,
selama 30 detik, dan lalu letakkan
kembali buku itu. Atau, saat mau mulai
ritual jalan kaki pagi, namun masih
enggan melakukannya, cukup bawa
sepatu olahraga ke depan halaman
rumah (di mana durasinya hanya 30
detik), dan lalu selesai. Atau, kalau mau
memulai kebiasaan menulis rencana
harian, namun masih merasa enggan
melakukannya, maka cukup buka
aplikasi Word dan tuliskan kata-kata
rencana aktivitas (dan semua ini hanya
butuh 30 detik), dan lalu selesai.

Intinya adalah saat kita masih merasa


enggan melakukan rencana kebiasaan
117
yang sudah kita rumuskan, maka jalani
saja fase awal dari kegiatan itu selama
30 detik saja dan lakukan hal yang
paling mudah dan tidak butuh tenaga
banyak. Setelah itu, selesai. Lakukan hal
ini tiap kali Anda masih merasa enggan
atau malas melakukan kebiasaan baru
itu.

Prinsip 30 detik pertama, jika kita


benar-benar lakukan akan membuat kita
tetap “bergerak melakukan sesuatu”. Ini
poin yang penting. 30 detik pertama itu
pelan-pelan akan memunculkan efek
momentum juga. Setelah Anda berhasil
melakukan langkah 30 detik pertama,
maka biasanya Anda akan terdorong
untuk melakukannya dengan tuntas.
Namun, kalaupun tidak sampai tuntas,
tidak masalah. Yang penting Anda sudah
melakukan 30 detik pertama. Jika besok
Anda lakukan lagi, dan lagi, maka
kemungkinan besar Anda menemukan
efek momentum juga. Dan akhirnya,
Anda akan bergerak terus
menyelesaikan rencana pelaksanaan
kebiasaan dengan tuntas.

Solusi lain yang perlu dilakukan untuk


memperbaiki proses pelaksanaan
rencana tiny habit agar bisa diterapkan
118
secara efektif adalah dengan
menyiapkan sumber daya yang
mendukung pelaksanaan kebiasaan
tersebut. Misal, jika kita akan mulai
kebiasaan membaca buku, maka tentu
saja kita perlu menyiapkan buku-buku
bagus yang ingin kita baca dan
kemudian meletakkannya pada tempat
yang mudah dilihat (misal di meja
samping kasur kita). Atau, jika kita mau
mulai menjalani kegiatan olahraga rutin,
maka kita bisa menyiapkan sepatu
olahraga dan meletakkannya pada
tempat yang mudha dijangkau. Atau, jika
kita mau mulai habit makan sehat, maka
kita bisa meletakkan aneka buah segar
dan air mineral di dekat meja kerja kita,
sehingga mudah dijangkau.

Pendeknya dalam tahapan evaluasi dan


penyempurnaan ini kita mengukur
progres pelaksanaan tiny habit yang
sudah kita rencanakan. Selanjutnya, kita
juga perlu segera menacari solusi
perbaikan jika pelaksanannya kurang
sesuai harapan. Selalu fokus
menemukan dan menjalankan solusi
yang juga praktikal dan bisa membawa
efek perbaikan. Hindari sikap mudah
menyerah saat gagal menjalankan tiny
habit dengan konsisten. Sebab, sikap
119
semacam ini yang pasti akan menjebak
kita untuk tidak berubah sama sekali. Ini
artinya tragedi: sebab perbaikan nasib,
termasuk nasib finansial kita, amat
membutuhkan perubahan perilaku dan
kebiasaan dalam diri kita.

Epilog
Dalam bab ini kita telah menjelajahi
tentang cara menjadi kaya secara pelan-
pelan dengan metode tiny habit.
Faktanya filosofi getting rich slowly
dengan metode tiny habit itu
sesungguhnya sangat berkaitan erat.
Proses menjadi kaya dengan pelan-pelan
membutuhkan serangkaian langkah
kecil, namun dilakukan secara konsisten.
Ini amat sejalan dengan pendekatan tiny
habit, yang juga mengajak kita untuk
memulai perubahan perilaku dengan
langkah awal yang kecil (tiny) namun
dilakukan dengan konsisten.

Kadang ada juga yang bertanya apa


hubungannya menjadi kaya dengan tiny
habit? Sekali lagi, keduanya sejatinya
saling mendukung dan berkaitan erat.
Kita tahu, perubahan nasib, termasuk
nasib finansial kita itu, amat ditentukan
oleh pola perilaku yang kita jalani. Saat

120
kita memiliki serangkaiann perilaku
yang positif, maka kemungkinan besar
kita juga akan bisa meraih sukses
finansial yang maksimal. Dan pola
perilaku kita ini amat ditentukan oleh
jenis habit atau kebiasaan yang kita
jalani setiap harinya. Jika kita lebih
banyak memiliki bad habits dalam
keseharian yang kita jalani, maka
kemungkinan besar nasib finansial kita
juga akan termehek-mehek. Sebaliknya,
jika kita memiliki serangkaian good
habits, maka peluang kita untuk meraih
sukses finansial akan makin membesar.

Ada sebuah pepatah yang layak


dikenang dari pakar manajemen John
Maxwell yang bunyinya: I can predict the
long-term outcome of your success if you
show me your daily habits.

Intinya sukses masa depan kita itu,


termasuk sukses finansial, bisa dengan
mudah diprediksi dari pola kebiasaan
rutin yang kita jalani.

Metode tiny habit menjadi powerful,


karena ia mengajari kita untuk mulai
menumbuhkan kebiasaan baik dengan
cara yang paling mudah dilakukan dan
terbukti berhasil. Melalui serangkaian
121
tiny habits yang kita lakukan dengan
konsisten, kita akan bisa merajut pola
perilaku yang positif, dan dalam jangka
panjang pasti akan berdampak luar
biasa bagi sukses finansial kita.

Lebih dari itu. Manfaat ajaib lain dari


tiny habit ini adalah saat kita berhasil
melakukan tiny habit dengan rutin, maka
kita juga pelan-pelan akan mampu
menumbuhkan kekuatan willpower yang
ada dalam tubuh kita. Seperti yang telah
kita ulas di depan, kekuatan willpower
ini merupakan pilar kunci untuk
membangun ketekunan dan daya
resiliensi demi sukses finansial masa
depan.

Melalui pelaksanaan tiny habit secara


rutin, kita diajak selangkah demi
selangkah untuk menjalani action
dengan konsisten, demi menjadi kaya
secara barokah. Selain itu, melalui
pelaksanaan tiny habit ini pula, kekuatan
willpower dan daya resiliensi kita terus
diasah agar terus tekun dan gigih
menjalani proses perjalanan yang
panjang menjadi manusia makmur dan
sejahtera.

122
BAB 04
MENJADI KAYA PELAN-
PELAN DENGAN KOMBINASI
SKILLS X PROFIT X PASSION

Salah satu pilar kunci untuk meraih


income yang melimpah dan barokah itu
adalah memiliki keahlian dan skills yang
yang solid dalam bidang tertentu yang
sesuai plilihan hidup kita. Dalam risalah
ilmu ekonomi mikro, terdapat ulasan
khusus yang membahas istilah low-
skilled workers (pekerja dengan level
keterampilan rendah) dan high-skilled
workers (pekerja dengan level
keterampilan tinggi).

Low-skilled workers adalah para pekerja


dengan level keterampilan tingkat
rendah atau tidak memerlukan keahlian
khusus yang kompleks. Kebanyakan low-
skilled workers ini otomatis juga
memiliki penghasilan yang relatif
rendah. Contohnya adalah operator
junior di pabrik, kasir di toko retail,
office boy, pramusaji restoran, petugas
kebersihan kantor (cleaning service),
para pengemudi (truck, bis, taksi, ojek

123
online), hingga para pekerja klerikal di
berbagai kantor perusahaan.

Sebaliknya, high-skilled workers adalah


para pekerja yang memiliki level
keterampilan tinggi dan membutuhkan
kualifikasi khusus atau juga memerlukan
keahlian tertentu yang kompleks.
Kebanyakan high-skilled jobs
memberikan tingkat pendapatan yang
relatif tinggi. Contoh klasik dari jenis
high-skilled jobs ini misalnya adalah
dokter spesialis, corporate lawyer,
konsultan manajemen, CEO, direktur,
manajer, hingga para programmer,
arsitek, hingga financial analyst.

Namun, di era ledakan digital seperti


sekarang, juga muncul high-skilled
wokers yang agak berbeda tipenya
dengan high-skilled workers konvesional.
Contohnya adalah instagram influencer,
youtuber, shopee star sellers, hingga
professional bloggers dan tiktok
influencers. Barisan profesi digital baru
ini juga mampu memberikan
penghasilan yang melimpah. Selain itu,
berbeda dengan high-skilled workers
konvesnsional yang acap mensyaratkan
ijasah S1 atau pendidikan formal khusus,
maka profesi para digital high-skilled
124
workers ini sama sekali tidak
membutuhkan ijazah formal dan bisa
dipelajari secara otodidak.

Perjalanan menjadi insan yang makmur


kemungkinan besar akan berhasil jika
kita memang memiliki high-skilled job.
Artinya, kita juga memiliki seperangkat
kecakapan yang mumpuni atau bahkan
masuk kategori expert (ahli) dalam
bidang yang kita tekuni. Sejatinya, level
penghasilan yang kita dapatkan itu
seringkali berbanding lurus dengan level
skills yang kita miliki. Saat seseorang
mengalami stagnasi penghasilan, maka
kemungkinan besar adalah karena skills
dia juga stagnan alias tidak pernah
mengalami pertumbuhan yang berarti.
Sebaliknya, ada orang yang
penghasilannya makin tinggi, karena
memang orang ini makin meningkat
level keahliannya atau bahkan ia mampu
menguasai berbagai skills baru yang
mampu menghasilkan income yang
melimpah.

Karena itu, jika kita ingin menjadi insan


yang makin makmur, maka proses
peningkatan skills atau keahlian
merupakan salah satu pilar utama yang
layak dijalankan. Proses menjadi kaya
125
pelan-pelan akan menemui jalan buntu
yang kelam, manakala level skills atau
keahlian yang kita miliki tidak pernah
tumbuh secara berarti.

Namun, skills yang tangguh ini hanyalah


merupakan salah satu pilar dari
kombinasi skills x profit x passion dalam
perjalanan menjadi kaya secara pelan-
pelan.

Skills yang cetar membahana adalah


bekal penting, namun ternyata belum
cukup memastikan sukses finansial.
Mengapa? Sebab, memiliki skills yang
tinggi namun dalam bidang pekerjaan
yang memberikan potensi profit atau
income yang rendah akan membuat
sukses finansial menjadi makin sulit
terjangkau. Itulah mengapa perlu ada
komponen berikutnya, yakni profit.
Artinya, kita memiliki skills tinggi dalam
arena yang memang menjanjikan
potensi profit (income) yang juga relatif
tinggi. Dengan kata lain, kita mampu
menemukan dan menguasai high-paid
skills atau jenis kecakapan yang potensi
penghasilannya tinggi.

Yang muram adalah jika kita memiliki


level skills yang biasa-biasa saja (atau
126
level skills yang tidak begitu
mengesankan) dan berkiprah dalam
bidang pekerjaan yang menjanjikan
penghasilan yang juga relatif rendah. Ini
kombinasi yang mesti dihindari jika kita
ingin menjadi kaya secara pelan-pelan
namun pasti. Kombinasinya harus
diubah menjadi kita memiliki level skills
yang cukup tinggi dalam arena atau
bidang yang juga menjanjikan potensi
income atau profit yang tinggi.

Namun, komponen skills yang tangguh


plus potensi profit yang tinggi juga
masih belum cukup atau belum afdal.
Kombinasi skills x profit ini juga mesti
disertai dengan apa yang disebut dengan
passion. Passion artinya kita memiliki
minat yang tinggi terhadap bidang
pekerjaan yang kita tekuni.

Passion memberikan manfaat ganda bagi


proses perjalanan panjang menjadi kaya
secara pelan-pelan. Manfaat pertama
adalah agar kita juga bisa merasakan
kepuasan batin dan kebahagiaan rohani
saat kelak kita berhasil meraih kekayaan
secara berlimpah dan barokah. Kita bisa
merasakan kepuasan batin, karena kita
bisa meraih sukses finansial dalam
bidang yang memang menjadi passion
127
kita atau dalam bidang yang kita sukai.
Kebahagian kita dobel. Maksudnya, kita
bahagia karena bisa meraih income yang
melimpah dan juga bahagia karena bisa
meraihnya dalam bidang yang memang
kita cintai secara mendalam. Saat kita
bisa melalukan hal ini, dijamin kita akan
bisa merasakan kepuasan batin yang tak
terhingga.

Manfaat kedua dari passion adalah ini:


menjadi teman bagi kita manakala kita
berjuang keras dalam proses
meningkatkan skills. Sadarilah, proses
peningkatan skills dan keahlian itu
sungguh tak mudah. Butuh proses yang
panjang dan acap menemui beragam
kendala yang terus menghadang. Itulah
juga mengapa dinamakan menjadi kaya
pelan-pelan. Sebab, menguasai skills agar
meraih sukses finansial memang butuh
proses yang panjang dan tidak bisa
dijalani secara instan.

Nah, perjalanan panjang yang penuh


dengan kesulitan itu pasti akan
membuat kita mudah menyerah jika kita
tidak punya minat mendalam (passion)
dengan bidang skills yang sedang kita
pelajari. Bayangkan, misalnya kita
diminta menekuni sebuah skills yang
128
sama sekali tidak kita sukai dan kita
diminta berjuang mati-matian untuk
menguasainya. Jika hal ini terjadi,
kemungkinan besar hasilnya akan
kurang optimal.

Sebaliknya, jika kita punya passion atau


minat yang mendalam dengan bidang
keahlian tersebut, maka kita akan
mendapatkan semacam energi motivasi
tambahan di saat kita menemui berbagai
kesulitan ketika memelajarinya. Saat
kita memiliki passion dengan bidang
skills ini, maka kita tidak akan mudah
menyerah saat kita menemui aneka
problem ketika berjuang menguasainya.

Mendiang Steve Jobs (pendiri Apple) dan


Albert Enstein (pemenang nobel Fisika
1921) pernah mengucapkan kalimat
yang serupa: jika Anda tidak punya
passion atau minat yang mendalam
terhadap bidang yang Anda tekuni, maka
Anda akan mudah menyerah saat
menemui berbagai problem rumit yang
menghadang di tengah jalan. Tanpa
passion yang mendalam, Anda
kemungkinan tidak akan sanggup
berjuang dengan gigih dan meraih hasil
yang paling optimal.

129
Itulah mengapa komponen passion
merupakan komponen kunci dalam
kombinasi skills x profit x passion.
Harapannya dengan bekal passion atau
minat yang kuat dalam bidang skills yang
kita ingin kuasai, maka kita menjadi
lebih resilien dan lebih tekun dalam
proses menguasai skills tersebut.

Pertanyaannya sekarang adalah lalu


bagimana cara merajut kombinasi yang
cantik pada tiga komponen skills x profit
x passion tersebut? Langkah kunci apa
saja yang mesti dilakukan agar kita bisa
menguasai high-paid skills yang mampu
menghasilkan profit tinggi dan sekaligus
juga sesuai dengan bidang minat kita?

Dalam paparan berikut ini kita akan


menjelajah tiga tahapan utama untuk
menjadi kaya secara pelan-pelan melalui
kombinasi skills x profit x passion. Mari
kita telusuri jejaknya satu demi satu.

Tahapan #1: Menentukan Jenis


Skills yang Ingin Ditingkatkan

Ingat prinsip utama dalam perjalanan


menjadi manusia makmur, yakni bahwa
level penghasilan kita itu amat

130
ditentukan oleh level skills dan keahlian
yang kita kuasai. Maka, perjalanan
menjadi kaya secara pelan-pelan dimulai
dengan tekad kuat untuk terus
meningkatkan skills kunci yang relevan
dengan bidang yang ingin kita tekuni.
Sebab, saat level skills kita stagnan, maka
penghasilan kita juga akan termehek-
mehek.

Dalam tahapan pertama ini, kita mesti


menentukan jenis skills apa yang ingin
kita kembangkan dan kita kuasai. Dari
uraian di atas sebelumnya, ada dua
pertimbangan yang layak dicermati
sebelum menentukan jenis skills yang
ingin dikuasai dan ditingkatkan.

Pertimbangan pertama adalah skills


yang hendak dikuasi selayaknya
memang merupakan jenis skills yang
memang memiliki potensi penghasilan
yang relatif tinggi. Ada berbagai
kemungkinan pilihan skills yang mau
dikembangkan ini. Bisa saja skills ini
merupakan jenis skills yang benar-benar
baru dan agak di luar dari bidang
pekerjaan Anda saat ini. Atau, bisa juga
skills ini merupakan jenis skills yang
memang sudah ada dalam bidang

131
pekerjaan Anda selama ini, namun Anda
mau mengembangkannya lebih lanjut.

Berikut contoh sejumlah skills dari


bidang pekerjaan yang menjanjikan
potensi penghasilan yang melimpah.

• Skills untuk menguasai online


selling secara sukses
• Skills untuk menguasai ilmu
personal branding
• Skills untuk menguasai social
media marketing
• Skills untuk melakukan coding
atau app development
• Skills untuk menjadi business
public speaker
• Skills untuk menjadi corporate
trainer
• Skills untuk menjadi konsultan
manajemen
• Skills untuk menjadi high-
performance manager (baik
dalam bidang marketing, finance,
IT, HR atau production)
• Skills untuk menguasai ilmu
wedding photography
• Skills untuk menjalani bisnis
dengan sukses (pilihan jenis
bisnisnya bisa apa saja)

132
• Skills untuk menjadi penulis buku
best seller
• Skills untuk menjadi investor
saham yang sukses
• Dan lain-lain

Sampel di atas hanyalah sebuah ilustrasi


saja tentang berbagai jenis high-paid
skills. Anda bisa memilih jenis high-paid
skills lain yang mungkin lebih relevan
dengan pilihan hidup Anda.

Selain jenis skills-nya mampu


menjanjikan potensi penghasilan yang
tinggi, maka sebaiknya jenis skills
tersebut juga sesuai dengan bidang
minat Anda. Atau, setidaknya Anda
memiliki semacam minat dengan bidang
tersebut. Jangan sampai memilih high-
paid skills, namun Anda sama sekali
tidak punya minat dengan bidang
tersebut.

Pada sisi lain, kita juga bisa memilih


lebih dari satu jenis skills yang ingin kita
kembangkan, sepanjang memang jenis
skills tersebut relevan dengan bidang
pekerjaan, bisnis, atau karier yang kita
jalani.

133
Pengalaman personal yang saya jalani
mungkin bisa memberikan ilustrasi.
Dulu sebelum setelah lulus kuliah, saya
bercita-cita mendirikan usaha konsultan
manajemen dan jasa training sendiri.
Begitulah karena pilihan ini, maka jenis
skills yang harus saya tumbuhkan saat
itu adalah skills untuk menjadi konsultan
manajemen dan business trainer yang
andal.

Selain itu, untuk sukses memasarkan


jasa konsultan manajemen dan training
yang saya sediakan, saya juga kemudian
berjuang menumbuhkan skills personal
branding dan online selling skills (dua
jenis skills yang sangat penting untuk
sukses usaha yang saya jalani). Di
kemudian hari saya ingin menulis buku-
buku bisnis yang semoga bisa
menginspirasi pembacanya. Pilihan ini
kemudian mendorong saya untuk juga
mengembangkan skills menulis buku.

Anda selayaknya juga menentukan


pilihan serupa. Yakni, Anda mencoba
menentukan jenis skills apa yang ingin
Anda kuasai dalam beberapa waktu
mendatang. Penentuan pilihan jenis
skills yang ingin ditumbuhkan ini
penting, sebab memberikan arah yang
134
jelas mengenai apa yang harus kita
pelajari. Adakalanya sejumlah orang
mengalami stagnasi kecakapan (atau
skills-nya stuck), sebab memang mereka
tidak pernah memiliki fokus dan arah
jelas mengenai jenis skills apa yang mau
dikuasai. Tanpa memiliki fokus yang
jelas, maka proses peningkatan skills
menjadi tidak bisa berjalan dengan
optimal.

Pilihan jenis skills yang mau


ditumbuhkan ini bisa terjadi dalam dua
model. Model pertama adalah Anda
memang bertekad menguasai skills yang
benar-benar baru dan sama sekali di
luar dari bidang pekerjaan Anda selama
ini. Misal, selain bekerja sebagai
pegawai, Anda kemudian ingin
mengembangkan skills dalam personal
branding (karena Anda menganggap
skills ini penting jika kelak Anda ingin
mulai membangun usaha sendiri).
Dalam model pilihan seperti ini,
selayaknya Anda memang sudah
memiliki pilihan yang jelas tentang jenis
skills apa yang ingin Anda kuasai. Jadi,
tidak ada keraguan lagi mengenai jenis
skills baru apa yang ingin dikembangkan.

135
Dalam model pilihan kedua, Anda
mencoba menumbuhkan jenis skills yang
memang selama ini sudah sesuai dengan
bidang pekerjaan Anda.

Misal, selama ini Anda bekerja sebagai


staf keuangan dan kemudian berharap
suatu saat kelak bisa menjadi manajer
keuangan yang andal dengan gaji yang
melimpah. Dalam situasi semacam ini,
maka pilihannya adalah
mengembangkan skills yang dibutuhkan
untuk menjadi manajer keuangan yang
kompeten. Rumuskan skills kunci apa
saja yang perlu dikembangkan agar
kelak bisa menjadi manajer keuangan
yang kompeten. Melalui kesadaran
semacam ini, maka proses peningkatan
skills menjadi lebih terarah dan akan
membantu kita untuk meraih tujuan
karier yang diinginkan.

Tahapan #2: Merumuskan


Proses Peningkatan Skills

Setelah memahami jenis skills apa saja


yang ingin ditumbuhkan, maka dalam
tahapan berikutnya ini kita merumuskan
langkah atau metode pembelajaran
(learning method) apa saja yang perlu

136
dijalani agar skills kita makin meningkat.
Di sini ada tiga pilihan metode
peningkatan skills yang bisa dilakukan.

Metode yang pertama adalah melakukan


proses peningkatan skills melalui
pengalaman kerja nyata.

Ada sebuah pepatah lama yang amat


benar yakni guru terbaik itu adalah
pengalaman (experience is the best
teacher). Namun, metode ini hanya bisa
efektif dilakukan jika jenis skills yang
ingin kita tumbuhkan memang selaras
dengan bidang pekerjaan yang kita
tekuni saat ini. Misal, ada orang yang
kelak ingin menjadi manajer marketing
dengan level skills andal dan saat ini dia
bekerja sebagai staf marketing di sebuah
consumer good company. Atau, ada orang
yang kelak mau membangun usaha
sendiri di bidang kuliner (dan karena itu
butuh skills menganai bisnis kuliner),
sementara saat ini dia bekerja di bagian
operation sebuah gerai kuliner besar di
tanah air. Atau, ada orang yang kelak
mau menguasai skills sebagai konsultan,
sebab ia ingin membangun usaha jasa
konsultan manajemen sendiri,
sementara saat ini dia kebetulan bekerja

137
sebagai staf konsultan di perusahaan
konsultan manajemen multinasional.

Dalam ilustrasi seperti di atas, maka


proses peningkatan skills yang
dibutuhkan langsung bisa didapat
melalui pengalaman kerja nyata di
tempat dia bekerja saat ini. Dan metode
ini tak pelak merupakan salah satu
metode peningkatan skills yang paling
efektif, sebab kita langsung belajar
melalui praktik pengalaman yang nyata.

Saya sendiri kebetulan mengalami hal


ini secara langsung. Dulu, sebelum
mendirikan perusahaan konsultan
manajemen sendiri, saya menimba
pengalaman kerja di dua perusahaan
konsultan selama total 3 tahun (yang
satu di perusahaan konsultan
multinasional dan yang satu perusahaan
konsultan lokal dengan reputasi yang
bagus). Saya merasakan pengalaman
kerja selama 3 tahun ini benar-benar
memberikan proses peningkatan skills
yang signifikan bagi diri saya – mulai
dari bagaimana cara menyusun proposal
jasa konsultan kepada calon klien, cara
presentasi jualan di depan klien, hingga
bagaimana men-deliver projek
konsultasi dan menyusun laporan
138
konsultasi kepada klien. Kecakapan saya
tumbuh karena semua skills itu saya
pelajari sembari langsung praktik nyata
(learning by doing real things). Beragam
studi tentang learning process memang
menunjukkan metode learning by doing
atau learning from experience adalah
metode pembelajaran yang paling efektif
untuk meningkatkan skills.

Namun, metode learning from experience


ini hanya akan bisa berjalan dengan
optimal jika didukung oleh tiga faktor.
Faktor pendukung pertama adalah
hadirnya atasan atau sistem kerja yang
secara rutin mampu memberikan
penugasan-penugasan baru yang
menantang dan memperkaya
pengalaman. Sebab, skills kita hanya
akan bisa tumbuh jika secara berkala
hadir penugasan baru, tantangan kerja
baru, atau projek khusus baru yang bisa
menguji peningkatan skills kita.

Sebaliknya, jika kita hanya mengerjakan


tugas rutin yang sama secara berulang
dalam waktu yang sangat lama, maka hal
ini justru pelan-pelan bisa membuat
skills kita stagnan. Skills baru kita tidak
akan pernah tumbuh jika hanya
mengerjakan pekerjaan yang sama
139
secara berulang bertahun-tahun
lamanya. Maka, jika ada seseorang yang
bilang punya pengalaman kerja selama 5
tahun, belum tentu variasi skills-nya
tumbuh. Sebab, bisa saja ia bekerja pada
pekerjaan yang sama persis, namun
hanya diulang selama 5 tahun. Dalam
kondisi seperti ini, maka pertumbuhan
variasi skills-nya mungkin justru
mengalami stagnasi.

Faktor pendukung kedua adalah kitanya


sendiri juga harus bersikap proaktif
untuk terus belajar mengembangkan diri
dan selalu aktif mengajukan inisiatif
baru guna peningkatan kinerja (dan
sekaligus peningkatan skills dirinya
sendiri). Dengan kata lain, usulan untuk
penugasan, inisiatif, dan tantangan kerja
yang baru bisa dimunculkan dari kita
sendiri. Ada beragam ruang
penyempurnaan (improvement) yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan
kinerja bagian atau team di mana kita
bekerja. Kita bisa mengusulkan
improvement project kepada atasan atau
pihak manajemen dan secara aktif kita
menjadi bagian dari projek tersebut.
Melalui aneka inisiatif semacam ini,
maka skills kita bisa terus tumbuh, sebab
selalu dihadapkan pada tantangan dan
140
inisiatif kerja yang baru. Poinnya adalah
skills kita akan tumbuh melalui
pengalaman kerja jika kita sendiri juga
memiliki mindset atau pola pikir untuk
mau terus belajar mengembangkan diri.

Faktor pendukung yang ketiga bagi


keberhasilan peningkatan skills melalui
pengalaman kerja adalah jika kantor di
mana kita bekerja memiliki knowledge
culture (budaya untuk berbagi
pengetahuan di antara karyawannya)
yang bagus. Contoh dari kultur ini,
misalnya ada sejulah pegawai senior
yang rajin dan terbuka membagikan
pengalaman dan keahliannya kepada
pegawai yang masih muda. Contoh lain,
adanya berbagai dokumen pengetahuan
yang berkaitan dengan pekerjaaan dan
dokumen ini mudah diakses dan
dipelajari. Misal, dulu saat saya bekerja
di perusahaan konsultan, kantor saya ini
memiliki arsip berbagai laporan
konsultasi manajemen yang pernah
dilakukan. Dokumen ini amat berharga,
sebab darinya saya langsung bisa belajar
bagaimana isi dan bentuk laporannya
dan bagaimana cara menyusunnya. Dari
proses memelajari berbagai bentuk
laporan konsultasi ini, maka skills saya

141
untuk menyusun laooran konsultasi
manajemen bisa tumbuh dengan pesat.

Dari uraian di atas kita melihat kantor di


mana kita bekerja sekarang bisa
memberikan arena yang bagus untuk
peningkatan skills dan keahlian yang kita
miliki, sepanjang jenis skills yang ingin
kita tingkatkan memang ada dalam
bidang pekerjaan yang ditekuni saat ini.

Metode kedua untuk proses peningkatan


skills adalah melalui proses belajar
secara otodidak (atau proses belajar
secara mandiri).

Proses belajar secara otodidak artinya


kita belajar secara mandiri melalui
beragam sumber, bisa dari membaca
buku-buku atau makalah dan dokumen
laporan, menyimak video edukasi di
Youtube, atau mendengarkan berbagai
layanan audio podcast yang berisikan
konten yang relevan dengan skills yang
ingin kita tumbuhkan. Di era internet
seperti sekarang, ada begitu banyak
sumber pengetahuan yang tersedia dan
bisa diakses secara gratis.

Metode pembelajaran secara otodidak


ini bisa digunakan untuk meningkatkan
142
skills baru yang benar-benar berada di
luar dari bidang pekerjaan yang kita
tekuni atau juga bisa digunakan untuk
meningkatkan skills yang berkaitan
dengan bidang pekerjaan kita.

Secara personal, saya sendiri paling


sering menggunakan metode ini untuk
proses peningkatan skills yang saya
lakukan. Misal, seperti yang telah saya
sebut di atas, salah satu skills yang perlu
saya dalami sebagai seorang penjual jasa
konsultan manajemen adalah online
selling skills. Demikianlah, saya
kemudian melakukan serangkaian
proses pembelajaran secara otodidak
untuk menguasai skills ini, mulai dari
kecakapan membuat blog, mengisi
konten secara rutin, hingga belajar
tentang teknik SEO (search engine
optimization) agar blog saya bisa selalu
berada pada peringkat paling atas hasil
pencarian di Google untuk kata kunci
konsultan manajemen SDM.

Metode pembelajaran secara otodidak


ini akan memberikan hasil optimal jika
ditopang oleh dua faktor kunci. Faktor
pertama yang penting adalah ketika kita
berhasil menjadikan proses
pembelajaran secara mandiri sebagai
143
sebuah kebiasaan atau habit. Dengan
kata lain, kita mesti menyusun rencana
pelaksanaan habit untuk melakukan
pembelajaran mandiri ini (proses
perumusan rencana habit sudah kita
bahas dalam bab sebelumnya saat kita
mengulas tentang tahapan melakukan
tiny habit).

Secara spesifik, kita mesti menyusun


habit plan ini, berisikan jadwal kapan
saja kegiatan pembelajaran secara
mandiri ini akan dilakukan dan berapa
lama. Misal, salah satu proses
pembelajaran mandiri yang rutin saya
lakukan adalah dengan membaca
beragam buku bisnis (proses membaca
buku ini amat relevan dengan
peningkatan skills saya dalam bidang
menulis buku dan juga penting dalam
peningkatan skills saya sebagai seorang
konsultan manajemen).

Demikianlah, saya kemudian


merumuskan habit plan kapan saja saya
akan membaca buku setiap harinya.
Misal, saya menetapkan habit membaca
buku setiap selesai salat Magrib hingga
jam makan malam dan salat Isya, lalu
disambung kembali membaca buku
hingga jam 9 malam. Inilah habit yang
144
saya lakukan untuk meningkatkan skills
secara mandiri melalui proses membaca
buku. Saya melakukan habit ini secara
berulang tiap harinya demi peningkatan
skills yang saya butuhkan.

Anda bisa melakukan hal yang serupa.


Yakni, merumuskan habit plan kapan
saja Anda akan melakukan proses
pembelajaran secara mandiri. Contoh,
Anda bertekad melakukan peningkatan
skills tentang skills tertentu dengan
menyimak video Youtube. Maka, jadwal
habit-nya bisa seperti ini: tiap jam 8
malam saya akan menyimak video
edukatif di youtube selama 20 menit.
Atau, contoh lain: saya akan selalu
membaca artikel atau laporan yang
relevan dengan skills saya, tiap selesai
istirahat makan siang selama 15 menit
saja. Ingat prinsip tiny habit: mulailah
dengan skala yang kecil.

Proses pembelajaran secara mandiri


atau secara otodidak hanya akan
berhasil jika kita memiliki disiplin diri
dalam belajar. Kedisiplinan ini hanya
bisa dibangun melalui pelaksanaan habit
learning plan yang spesifik. Disiplin diri
tidak dibangun melalui mood atau
perasaan motivasi atau ilham dari langit.
145
Disiplin diri hanya bisa dibangun melalui
pelaksanaan habit secara konsisten dan
tekun. Agar berhasil, mulailah
melakukan habit learning plan ini dalam
skala yang kecil. Terapkan metode tiny
habit. Mulailah belajar
mengembangkan diri dalam skala
yang paling kecil dan mudah
dilakukan.

Faktor pendukung kedua keberhasilan


pelaksanaan metode belajar secara
otodidak adalah saat kita berhasil
mempraktikkan apa yang sudah kita
pelajari. Kata kuncinya adalah praktik
nyata. Dengan kata lain, materi yang
sudah kita pelajari dari buku atau artikel
atau video edukatif di Youtube harus
segera kita praktikkan untuk
menghasilkan manfaat yang maksimal.
Sebaliknya, tanpa mempraktikkan apa
yang sudah kita pelajari, maka hasilnya
akan kurang efektif bagi peningkatan
skills diri kita. Skills kita akan tumbuh
hanya saat kita benar-benar bisa
mengaplikasikan pengetahuan yang
sudah kita miliki.

Misal, setelah membaca panduan


tentang membuat blog misalnya,
seseorang harus segera
146
mempraktikkannya secara langsung.
Atau, setelah belajar dan membaca
panduan tentang cara menulis laporan
bisnis misalnya, seseorang selayaknya
harus langsung mempraktikkannya
dengan menulis laporan bisnis secara
nyata. Sebab, dengan prinsip learning by
doing semacam ini, maka pertumbuhan
skills akan bisa berlangsung dengan
cepat dan efektif. Melalui praktik nyata,
kita menjadi tahu apa yang masih salah
dan apa yang mesti diperbaiki lagi.
Melalui proses trial and error secara
nyata semacam ini, skills kita akan makin
maju dengan pesat.

Metode ketiga dalam proses peningkatan


skills adalah belajar melalui kursus,
pelatihan, atau seminar

Selain metode belajar melalui


pengalaman kerja nyata atau juga
melalui metode belajar secara otodidak,
maka metode lainnya untuk
meningkatkan skills adalah dengan cara
mengikuti beragam kursus, pelatihan,
atau seminar yang relevan dengan skills
yang ingin kita tingkatkan. Saat ini
tersedia beragam topik pelatihan dan
kursus, baik yang dilakukan secara
offline ataupun online.
147
Untuk kegiatan kursus atau pelatihan
yang bersifat online, kita makin banyak
lembaga di tanah air yang menyediakan.
Selain lebih murah biayanya, kursus
online ini juga memberikan waktu
belajar yang lebih fleksibel dan bisa
diakses dari manapun (sehingga sangat
menghemat biaya transportasi).

Penyedia lembaga kursus online di tanah


air yang menyediakan beragam topik
secara lengkap antara lain adalah:
udemy.com, skillacademy.com
(disediakan oleh ruangGuru, salah satu
startup layanan pendidikan online
terkemuka di tanah air) dan
arkademi.com. Ketiganya memberikan
jenis kursus untuk beragam skills
aplikatif dan biayanya relatif terjangkau.

Sama seperti dalam metode belajar


secara otodidak, proses belajar melalui
kursus atau pelatihan ini hanya akan
efektif jika segera disertai dengan
praktik nyata untuk mengaplikasikan
materi yang sudah diajarkan. Dengan
kata lain, kita sebagai peserta harus juga
secara aktif mempraktikkan beragam
ilmu yang sudah dipelajari. Sebab, sekali
lagi, hanya melalui praktik nyata secara
148
konsisten, maka beragam materi kursus
dan pelatihan ini baru akan memberikan
hasil yang optimal.

Dalam proses mempraktikkan materi


kursus yang sudah diikuti, kita juga bisa
menerapkan konsep tiny habit. Dalam
hal ini kita perlu merumuskan jadwal
pelaksanaan praktik yang akan kita
lakukan dan jam berapa akan dilakukan
tiap harinya. Start small. Mulailah
dengan skala yang kecil. Misal, kita akan
rutin mempraktikkan materi kursus
yang sudah dipelajari tiap jam 8 malam
selama 15 menit saja. Atau, kita akan
mempraktikkan materinya tiap jam 4
sore selama 20 menit, setelah selesai
mengerjakan tugas utama dari kantor
dan atasan (ini berlaku jika materi
kursus memang berkaitan erat dengan
bidang pekerjaan kita).

Demikianlah, tiga jenis metode yang bisa


dijalani dalam proses peningkatan skills
yang akan kita lakukan. Ketiga metode
ini adalah:

• Meningkatkan skills melalui


pengalaman kerja nyata

149
• Meningkatkan skills melalui
metode belajar secara mandiri
• Meningkatkan skills melalui
kursus, pelatihan, dan seminar

Apapun metodenya, proses


pengembangan diri untuk meningkatkan
skills adalah sesuatu yang mutlak
dijalani jika kita memang ingin makin
meningkatkan penghasilan yang
barokah. Sebab, seperti yang diuraikan
di depan, level skills yang kita miliki itu
acap kali berbanding lurus dengan level
income yang kita dapatkan.

Sebagaimana yang telah disebut, proses


peningkatan skills ini selayaknya juga
dijadikan habit atau kebiasaan yang
menempel dalam ritme keseharian kita.
Selalu luangkan waktu sejenak setiap
harinya untuk mengembangkan
pengetahuan dan skills yang ada dalam
diri kita. Mulailah dari langkah kecil,
gunakan pendekatan tiny habit untuk
memulai kebiasaan berfaedah ini.

Tahapan #3: Menghasilkan Uang


dari Peningkatan Skills

150
Kini kita telah tiba pada tahapan ketiga
untuk menjadi kaya secara pelan-pelan
melalui kombinasi skills x profit x
passion. Dalam tahapan pertama di atas,
kita perlu menentukan telebih dahulu
jenis skills apa yang akan kita kuasai.
Selanjutnya, dalam tahapan kedua kita
merumuskan metode untuk melakukan
peningkatan skills yang akan kita jalani.

Dalam tahapan ketiga ini kita kemudian


menentukan langkah apa yang akan kita
lakukan untuk menghasilkan
peningkatan pendapatan setelah sukses
menjalani proses peningkatan skills.
Dengan kata lain, setelah kita berhasil
melakukan proses peningkatan skills
secara optimal (karena kita sukses
menjalani kebiasaan melakukan
pengembangan diri melalui metode tiny
habit), maka apa yang harus dilakukan
agar pendapatan kita juga makin
melesat.

Dari uraian di atas, kita melihat bahwa


peningkatan penghasilan hanya akan
bisa dijalani setelah kita berhasil
melakukan peningkatan skills yang ada
dalam diri kita. Artinya, rencana
aktivitas peningkatan skills melalui
beragam metode yang telah dijelaskan
151
dalam tahapan kedua sebelumnya,
memang benar-benar berhasil
diterapkan secara konsisten. Sebab,
hanya dengan demikian, maka level skills
kita akan meningkat secara signifikan.
Hanya melalui kebiasaan melakukan
pengembangan diri secara konstan,
maka level skills dan kompetensi kita
akan tumbuh berkembang.

Kita tidak akan mungkin melompat dari


tahapan satu langsung ke tahapan ketiga
ini, tanpa melalui proses panjang yang
melelahkan pada tahapan kedua. Itulah
mengapa disebut menjadi kaya secara
pelan-pelan, bukan menjadi kaya secara
instan. Sebab, tahapannya memang
harus dilalui melalui proses peningkatan
skills yang membutuhkan durasi panjang
dan ketekunan yang mendalam.

Dengan syarat bahwa kita memang


benar-benar sukses menjalani proses
peningkatan skills secara
berkesinambungan, maka berikut tiga
pilihan peningkatan penghasilan yang
kemudian bisa kita rengkuh.

Pilihan peningkatan penghasilan


pertama adalah melalui peningkatan
karier yang kita jalani.
152
Tak pelak, saat skills dan kompetensi
kita makin meningkat, maka peluang
peningkatan karier menjadi makin
terbuka dengan luas. Misal, seseorang
yang bekerja di bidang digital marketing
dan kemudian melalui peningkatan skills
yang dia lakukan, dia mampu
menjalankan strategi digital marketing
yang sangat sukses, maka otomatis
peluang peningkatan kariernya menjadi
lebih terbuka lebar.

Contoh lain, ada seorang programmer


yang karena tekun belajar
mengembangkan diri menjadi makin
mahir dalam mengembangkan aplikasi,
tentu akan menjadi makin banyak dicari
oleh para pemberi kerja (bahkan
mungkin jadi rebutan). Contoh lain lagi,
seseorang yang bekerja di bagian sales
(penjualan), karena dia rajin belajar
berbagai ilmu dan strategi selling, dia
selalu berhasil menembus target
penjualan yang ditetapkan. Otomatis
orang ini akan punya peluang lebih
tinggi untuk dipromosikan, selain juga
mendapatkan bonus yang lebih tinggi.

Peningkatan skills – baik dalam aspek


hard skills atau jenis skills teknis yang
153
berkaitan dengan bidang pekerjannya
ataupun pada aspek soft skills atau skills
manajerial yang berkaitan dengan
dimensi kerja sama, komunikasi hingga
perencanaan kerja – selalu akan
membuka kesempatan luas bagi proses
peningkatan karier. Sebaliknya,
seseorang yang level skills-nya tidak
pernah tumbuh, baik dalam aspek hard
skills dan soft skills, maka kemungkinan
besar perjalanan kariernya juga akan
ikut macet.

Peluang karier yang makin bagus ini


tidak hanya terjadi dalam perusahaan di
mana seseorang saat ini bekerja. Saat
seseorang memang benar-benar
menunjukkan penguasaan skills dan
kompetensi yang ekselen dalam bidang
pekerjaanya, maka kemungkinan besar
dia tidak akan kesulitan mencari kerja di
tempat lain jika dia merasa kariernya di
tempat yang sekarang kurang menarik
lagi. Penguasaan skills-nya yang ekselen
akan memungkinkan dirinya
mendapatkan posisi dengan tawaran gaji
yang lebih tinggi di tempat lain.

Lebih dari itu. Jika memang level skills


dan kompetensinya makin mahir, maka
kemungkinan besar dia juga akan diburu
154
oleh para headhunters. Headhunters
adalah semacam profesi yang tugasnya
adalah mencari dan merekrut top talents
agar mau pindah kerja ke perusahaan
yang menjadi klien headhunters
tersebut. Begitulah, ada sejumlah orang
dengan level skills yang benar-benar
solid dan bilang secara berkala selalu
ditelpon oleh para headhunters dan
dibujuk agar mau pindah kerja dengan
tawaran gaji yang jauh lebih tinggi
dibanding level saat ini.

Dengan kata lain, orang-orang dengan


level skills yang mengesankan memang
justru yang akan selalu dicari dan bukan
dirinya yang melamar dan mencari
pekerjaan. Istilahnya adalah talent war –
atau perang memperebutkan orang-
orang dengan level skills yang tinggi
selalu. Banyak perusahaan yang mau
membayar mahal demi mendapatkan
top talents yang amat dibutuhkan demi
kemajuan bisnisnya.

Lalu, bagaimana caranya agar menjadi


top talents yang selalu diburu oleh para
headhunters dengan tawaran gaji yang
jauh lebih menggiurkan dibanding level
gaji saat ini?

155
Jawabannya adalah merujuk kembali
pada tahapan pertama dalam bab ini,
yakni tentukan jenis skills perlu Anda
tumbuhkan. Pilih jenis jenis skills yang
memang dianggap merupakan faktor
kunci sukses dalam bidang pekerjaan
yang Anda tekuni. Misal, saat seseorang
hendak menjadi business trainer yang
andal, maka ada dua jenis skills kunci
penting yang perlu dikembangkan, yakni
training material development skills
(kecakapan membuat materi pelatihan)
dan juga training delivery skills
(kecakapan untuk menyampaikan
materi pelatihan secara menarik).
Contoh lain, jika ada orang yang ingin
menjadi sales manager yang sukses,
maka pilihan jenis skills kunci yang perlu
ditumbuhkan adalah selling strategy
skills (kecakapan merumuskan strategi
penjualan yang efektif) dan leadership
skills (kecakapan untuk mengelola team
penjualan dengan optimal).

Selanjutnya, jalani tahapan kedua yang


telah diuraikan dalam bab ini juga, yakni
bagaimana rencana pengembangan diri
untuk menguasai skills, dijalani sebagai
sebuah kebiasaan (habit) yang perlu
dilakukan secara rutin dan konstan.

156
Saat seseorang bisa menjalani proses
peningkatan karier sebagai dampak dari
level skills dan kompetensinya yang
makin meningkat, maka otomatis level
penghasilannya juga akan makin
melesat. Penghasilan yang makin
melesat pada gilirannya juga akan
membuat dia lebih berpeluang meraih
sukses finansial yang dia impikan.

Pilihan kedua peningkatan penghasilan


adalah melalui penciptaan multiple
income stream atau penambahan sumber
penghasilan baru selain dari sumber
penghasilan utama yang sudah ada.

Saat kita benar-benar telah menguasai


sebuah skills baru, maka kita bisa
mendapatkan tambahan penghasilan
jika kita bisa memanfaatkan penguasaan
skills tersebut untuk mendapatkan uang.
Misal, ada seseorang yang sudah bekerja
sebagai seorang karyawan. Lalu, tiap
malam dan tiap akhir pekan, dia tekun
belajar secara otodidak mengenai online
selling skills dan setelah mahir dia
kemudian memanfaatkan keahlian ini
untuk berjualan produk skincare secara
online. Alhasil, dia kemudian bisa
mendapatkan penghasilan tambahan
dari hasil jualannya, selain dari
157
penghasilan utamanya sebagai
karyawan.

Contoh lain, misal ada seseorang yang


tekun belajar secara mandiri tentang
skills mendesain presentasi yang bagus
dan juga skills social media marketing.
Lalu, setelah mahir, orang ini
memanfaatkan kedua kecakapan
tersebut untuk berjualan jasa mendesain
materi presentasi secara manarik
(lengkap dengan aneka visualisasi dan
infografik yang indah). Ia sendiri masih
bekerja sebagau full-time employee. Ia
menjalani bisnis jualan jasa desain
presentasi ini setelah pulang kerja. Dari
hasil jualan jasa ini, dia lalu bisa
mendapatkan income tambahan bulanan
yang kadangkala sama besarnya dengan
gaji bulanan dirinya.

Saya sendiri melakukan pilihan yang


kedua ini. Selain menjalani bisnis utama
menyediakan jasa konsultan
manajemen, saya juga terus berlatih
skills menulis melalui media blog. Saya
rutin menulis artikel di blog saya (nama
blog-nya strategimanajemen.net) sejak
tahun 2007, tiap pekan tanpa pernah
absen satu kalipun. Proses pembelajaran
yang spartan dan amat panjang (lebih
158
dari sepuluh tahun!) untuk
meningkatkan kecakapan saya dalam
tulis menulis. Namun, dari terus berlatih
menulis ini, saya kemudian bisa menulis
dan menerbitkan buku-buku bisnis dan
pengembangan diri.

Dari penulisan dan penerbitan buku ini,


kemudian saya bisa mendapatkan
penghasilan tambahan, selain dari
penghasilan utama sebagi seorang
konsultan manajemen. Sebagai info,
paket buku trilogi pertama saya terjual
lebih dari 3.000 eksemplar hanya dalam
sebulan peluncuran, sementara profit
per paket adalah sekitar Rp80.000,-.
Dengan demikaian, ada profit bersih
sebesar Rp240.000.000,- dari berjualan
buku hanya dalam satu bulan. Tentu saja
ini bukan over-night success. Sebab, saya
sudah berlatih menulis buku sejak tahun
2007 atau telah menjalani proses yang
amat panjang, melelahkan, serta penuh
konsistensi. Artinya, sesuai dengan
prinsip getting rich slowly, but surely
(menjadi kaya dengan pelan-pelan,
namun semoga pasti arahnya).

Pendeknya, dalam pilihan kedua ini, kita


mendapatkan penghasilan tambahan
(multiple income stream) dari hasil
159
keahlian atau skills yang kita kuasai. Dan
di era digital ini, sejatinya relatif lebih
mudah untuk menjual skills apa saja
yang kita kuasai, sepanjang kita juga
menguasai skills online selling skills.

Jika seseorang memiliki skills yang


bagus, misal dalam bidang jasa desain
presentasi, dalam jasa memberikan
pelatihan, kehalian memasak, memotret,
keahlian berkebun atau budi daya ikan,
keahlian melakukan social media
marketing, keahlian melakukan survey
engineering, atau juga keahlian menulis,
menerjemahkan atau keahlian apapun,
maka sejatinya dia bisa menjual skills
dan keahlian tersebut untuk
mendapatkan income tambahan. Dan di
era internet ini, keahlian itu tidak hanya
bisa dijual di pasar lokal, kita bahkan
bisa menjualnya ke pasar global melalui
berbagai skills marketplace (seperti
misalnya fiverr.com).

Seperti yang diuraikan dalam contoh


sebelumnya, kita bisa melakukan hal ini
tanpa harus keluar dari pekerjaan utama
sebagai seorang pegawai. Kita bisa
melakukan proses ini di sela-sela waktu
kerja atau pada tiap akhir pekan. Dengan
demikian, kita bisa mendapatkan double
160
income, bukan hanya gaji sebagai
seorang pegawai, tapi juga penghasilan
tambahan dari proses menjual keahlian
kita secara online. Kelak ketika
penghasilan dari menjual keahlian ini
makin tinggi, maka baru kita bisa resign
demi menekuni profesi baru ini. Sebab,
potensi penghasilannya barangkali lebih
tinggi dan tidak terbatas (unlimited).

Inilah yang terjadi pada dua teman saya,


masing-masing bernama Darmanto dan
Muhammad Nur. Darmanto sebelumnya
merupakan pegawai tetap di sebuah
usaha percetakan. Secara otodidak, tiap
malam sepluang kerja, ia belajar secara
otodidak tentang cara membuat website
dan melakukan tekni SEO (search engine
optimization). Setelah merasa mahir, ia
kemudian menjual jasa keahliannya ini.
Secara perlahan, dia mampu
meningkatkan jumlah pelanggannya
karena memang hasil pekerjannya
bagus. Setelah mampu mendapatkan
penghasilan yang lumayan tinggi dari
hasil kerja sampingannya ini, dia
akhirnya memilih resign dan menekuni
profesinya yang baru tersebut. Kini
usaha dia makin berkembang dan
mampu menghasilkan profit bulanan

161
lebih dari Rp50.000.000,-/bulan (nama
web-nya adalah www.darmanto.com).

Sementara, Muhammad Nur semula


adalah seorang manajer HRD di sebuah
perusahaan multinasional. Lalu, secara
mandiri dia belajar menguasai skills
tentang presentation skills. Setelah
merasa mahir, tiap akhir pekan ia juga
mulai memberikan training tentang
presentation skills kepada umum.
Ternyata responnya bagus. Ia kemudian
memutuskan untuk resign dan menekuni
usahanya dalam jasa pelatihan dengan
topik presentation skills (nama webnya
www.presenta.co.id). Penghasilannya
dari usahanya ini ternyata jauh lebih
tinggi dibanding gajinya sebagai seorang
manajer.

Pilihan ketiga untuk meningkatkan


penghasilan adalah dengan langsung
mendirikan usaha dalam bidang skills
yang dikuasainya.

Dalam pilihan ketiga ini, kita berusaha


meraih peningkatan penghasilan dengan
membangun usaha dalam bidang skills
yang kita kuasai. Dengan kata lain, skills
yang sudah kita kuasai dijadikan pilar

162
untuk menjalankan bisnis atau usaha
dalam bidang tersebut.

Demikianlah, seseorang yang sudah


merasa memiliki skills yang solid dalam
bidang budi daya jamur memutuskan
untuk menjalani usaha dalam bidang
tersebut. Atau, ada orang yang telah
memiliki kecakapan tinggi dalam bidang
digital marketing, lalu memutuskan
untuk membangun bisnis konsultan
digital marketing. Atau, ada orang yang
telah memiliki keahlian konsultan
manajemen secara mahir, kemudian
memutuskan untuk mendirikan usaha
dalam jasa konsultan manajemen.
Contoh ini juga berlaku untuk beragam
keahlian lainnya seperti keahlian
kuliner, keahlian programming, keahlian
fashion design, hingga keahlian renovasi
rumah.

Mendirikan bisnis dengan basis keahlian


yang dimiliki, apalagi jika ditunjang
dengan pengalaman panjang dalam
bidang tersebut, akan memberikan
peluang sukses yang jauh lebih tinggi
dibanding orang yang mendirikan bisnis
hanya dengan modal nekat dan sejumlah
uang dari tabungannya.

163
Secara personal, saya dulu melakukan
pilihan yang ketiga ini untuk meraih
sukses finansial secara barokah. Setelah
selama tiga tahun melakukan proses
pengembangan keahlian dalam bidang
konsultan manajemen (dengan menimba
pengalaman kerja di dua perusahaan
konsultan), akhirnya saya memutuskan
resign dan mendirikan perusahaan
sendiri dalam bidangyang sama yakni
usaha konsultan manajemen. Sejauh ini,
usaha konsultan manajemen yang saya
kelola ini lumayan berhasil dan telah
memiliki lebih dari 150 klien, baik dari
BUMN, perusahaan multinasional dan
swasta nasional, dan puluhan
kementerian dan lembaga
pemerintahan. Keberhasilan ini saya
rasa karena ditopang oleh dua skills
kunci, yakni kecakapan dalam bidang
konsultan manajemen SDM dan juga
kecakapan dalam online selling skills
(kecakapan ini krusial, sebab dengannya
saya bisa melakukan pemasaran jasa
konsultan saya dengan efektif).

Pilihan ketiga ini risikonya memang


lebih tinggi dibanding pilihan yang
kedua tadi. Sebab, dalam pilihan kedua
kita baru memutuskan resign, setelah
kita merasa usaha sampingan yang kita
164
jalani terbukti berhasil. Namun
demikian, jika kita memang yakin
dengan level keahlian, skills, dan
pengalaman yang kita miliki, maka tidak
ada salahnya pilihan ketiga ini diambil.
Dengan demikian, kita bisa lebih fokus
mengelola dan membesarkan usaha
yang kita dirikan ini. Harapannya pelan-
pelan usaha ini bisa mendatangkan
sukses finansial yang lebih cetar
membahana.

Rangkuman
Dalam bab ini kita telah menjelajah
perjalanan menjadi kaya secara pelan-
pelan dengan memanfaatkan kekuatan
kombinasi skills x profit x passion atau
kombinasi keahlian x penghasilan yang
melimpah x minat yang kuat atas bidang
yang kita tekuni.

Dalam penjelajahan itu kita melewati


tiga tahapan utama. Dalam tahapan
pertama, kita perlu menentukan jenis
skills atau keahlian apa yang ingin kita
tumbuhkan. Kita sebaiknya memilih
jenis keahlian yang memang mampu
memberikan sukses finansial yang tinggi
(high-paid skills) serta sesuai dengan
passion atau minat kita.

165
Selanjutnya, dalam tahapan kedua kita
perlu melakukan proses peningkatan
skills yang telah kita pilih. Sebab,
penghasilan kita hanya akan tumbuh jika
level skills kita juga meningkat.

Dalam proses peningkatan keahlian ini,


yang perlu jadi titik perhatian adalah
jalani prosesnya sebagai sebuah habit.
Jadikan kegiatan untuk meningkatkan
keahlian sebagai ritual atau kebiasaan
harian yang kita jalani dengan tekun.
Terapkan metode tiny habit. Mulailah
dari skala kecil, namun lakukan dengan
konsisten agar kelak kita bisa
menemukan efek momentum yang
dahsyat dampaknya bagi sukses masa
depan kita.

Lalu dalam tahapan ketiga, kita berusaha


meraih peningkatan pendapatan sebagai
dampak dari meningkatkan level
keahlian yang kita miliki. Caranya bisa
melalui peningkatan karier dan gaji yang
lebih tinggi atau bisa melalui penciptaan
sumber penghasilan baru (multiple
income stream) atau juga bisa melalui
membangun sendiri bisnis yang sesuai
dengan bidang keahlian yang kita miliki.

166
Demikianlah tiga tahapan kunci untuk
menjadi kaya secara pelan-pelan melalui
kekuatan kombinasi skills x profit x
passion. Tiga tahapan ini perlu dijalani
dengan penuh kesungguhan dan
konsistensi, sebab hanya dengan itulah,
maka akan berhasil meraih sukses
finansial yang melimpah dan penuh
keberkahan.

167
BAB 05
MENJADI KAYA PELAN-
PELAN DENGAN KEAJAIBAN
DUNIA KE-8

Dalam dunia investasi keuangan, dikenal


istilah keajaiban dunia ke-8 atau
semacam metafora bahwa
sesungguhnya ada keajaiban dunia
lainnya setelah 7 kejaiban dunia yang
sangat terkenal itu.

Dalam dunia investasi, keajaiban dunia


ke-8 itu disebut dengan compounding
return. Istilah compounding return dapat
diartikan sebagai imbalan (return) yang
makin tumbuh secara berganda. Imbalan
(return) ini tumbuh berganda sebab aset
investasi yang telah kita investasikan
beserta hasil imbalannya diinvestasikan
kembali untuk menghasilkan imbalan
yang makin tinggi. Selanjutnya, hasil
investasi yang makin tinggi dan
imbalannya ini diinvestasikan kembali
dan kemudian mampu menghasilkan
imbalan yang lebih tinggi lagi. Demikian
seterusnya. Jika mekanisme ini
dilakukan dalam jangka panjang, maka

168
hasil investasinya bisa mengejutkan dan
karena itu disebut ajaib.

Misal, jika kita melakukan investasi


setiap tahun Rp10.000.000,- dan
kemudian dilakukan secara berulang
selama 30 tahun, maka dengan asumsi
tingkat imbalan (return) adalah 14% per
tahun, maka uang itu akan menjadi
Rp3.500.000.000,-. Angka yang
mengejutkan bukan? Maka, fenomena
compunding return ini kemudian disebut
dengan keajaiban dunia ke-8.

Meski ajaib, fenomena ini real, asli,


nyata, dan memang terjadi demikian
adanya. Sebentar lagi kita akan
melakukan penghitungannya. Namun
sebelum itu, ada satu hal yang layak
diulas terlebih dahulu, yakni apakah
memang ada instrumen investasi yang
bisa menghasilkan return 14% tiap
tahun secara konsisten?

Di tanah air, selain untuk investasi


properti (ruko, apartemen kos-kosan,
hingga sewa gudang), instrumen
investasi yang juga populer adalah emas
dan reksadana berbasis saham.

169
Angka 14% per tahun di atas sejatinya
didapat dari penghitungan compounding
annual growth rate (CAGR) dari Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Indonesia selama 20 tahun terkakhir.
Artinya, jika dihitung secara
akumulatif, pertumbuhan return
rata-rata IHSG adalah 14% per tahun.

Sementara emas juga sebenarnya


menjanjikan return yang tidak jauh
berbeda selama 20 tahun terakhir.
Pertumbuhan harga emas selama 20
tahun terakhir, jika dihitungan dengan
metode CAGR adalah rata-rata 12% per
tahun.

Dengan kata lain, ada dua instrumen


investasi yang bisa sama atau mendekati
return 14% per tahun, yakni instrumen
reksadana berbasis indeks harga saham
gabungan (return 14% per tahun) dan
instrumen emas (return 12% per tahun).

Penghitungan Investasi
Rp10.000.000,-/Tahun
Menghasilkan Miliaran

Dalam simulasi ini, kita mesti melakukan


investasi secara RUTIN dengan jumlah
170
minimal Rp10.000.000,- per tahun (atau
Rp830.000,- per bulan). Misal, orang ini
menabung tiap bulan dengan cukup
disiplin dan kemudian pada akhir tahun
dikumpulkan menjadi Rp10.000.000,-.
Setelah itu, tiap tanggal 5 Januari dia
menginvestasikan dana Rp10.000.000,-
ini pada instrumen investasi yang
mampu menghasilkan return 14% per
tahun. Jika dia melakukan ritual
investasi simpel seperti ini, secara
berulang selama 30 tahun, maka berikut
hasil penghitungannya:

TAHUN Nilai Investasi


1 10.000.000
2 21.400.000
3 34.396.000
4 49.211.440
5 66.101.042
6 85.355.187
7 107.304.914
8 132.327.602
9 160.853.466
10 193.372.951
11 230.445.164
12 272.707.487
13 320.886.535
14 375.810.650
15 438.424.141
16 509.803.521
17 591.176.014
18 683.940.656
19 789.692.348

171
20 910.249.277
21 1.047.684.175
22 1.204.359.960
23 1.382.970.354
24 1.586.586.204
25 1.818.708.272
26 2.083.327.430
27 2.384.993.271
28 2.728.892.329
29 3.120.937.255
30 3.567.868.470

Jadi, jika seseorang melakukan investasi


Rp10.000.000,- secara rutin tiap awal
tahun (misal, tiap tanggal 5 Januari)
selama 30 tahun berturut-turut dan
dengan asumsi return adalah sebesar
14% per tahun, maka pada tahun ke-30
orang ini akan mampu mendapatkan
dana sebesar Rp3.500.000.000,- lebih.

Penghitungannya sebagai berikut. Pada


tahun pertama investasi sebesar
Rp10.000.000,-. Imbalan return 14%
adalah sebesar Rp1.400.000,-. Lalu, di
tahun kedua nilai investasi adalah
Rp21.400.000,- (dari nilai investasi
tahun pertama Rp10.000.000,- ditambah
investasi tahun kedua Rp10.000.000,-
dan imbalan sebesar Rp1.400.000,- juta).

Nilai investasi Rp21.400.000,- akan


menghasilan imbalan 14% atau setara

172
dengan Rp2.996.000,-. Maka, di tahun
ketiga, nilai investasi menjadi
Rp34.396.000,- (dari nilai investasi
tahun pertama Rp10.000.000,- ditambah
investasi tahun kedua Rp10.000.000,-
ditambah investasi tahun ketiga
Rp10.000.000,- dan DITAMBAH hasil
total imbalan yakni Rp1.400.000,- +
Rp2.996.000,-).

Ulangi pola penghitungan serupa selama


27 tahun berikutnya dan hasilnya adalah
seperti yang tercantum dalam tabel hasil
pehitungan di atas.

Dari tabel penghitungan di atas, kejaiban


dunia ke-8 bernama compounding return
bekerja secara magis karena adanya efek
imbalan berganda. Nilai investasi kita
tumbuh bukan saja dari investasi baru
yang kita tanamkan tiap awal tahun,
namun juga dari hasil investasi kita pada
tahun-tahun sebelumnya.

Jika dicermati pada tabel compounding


return di atas, dengan imbalan 14% per
tahun, ditambah dengan modal investasi
baru sebesar Rp10.000.000,- tiap awal
tahun, maka total nilai investasi kita
akan bisa naik dua kali lipat hanya
dalam hitungan 4 – 5 tahun saja. Efek
173
naik dua kali ini makin dahsyat saat nilai
investasi sudah di atas
Rp1.000.000.000,-. Sebab, naik dua kali
saja nilainya langsung menjadi
Rp2.000.000.000,-.

Secara persentase kenaikannya sama


yakni 100%, namun kalau nilai invetasi
masih kecil katakan saat masih
Rp30.000.000,-, makai naik 100%
“hanya” menjadi Rp60.000.000,-.
Namun, naik 100% saat nilai investasi
sudah Rp1.000.000.000,-, nilainya akan
menjadi Rp2.000.000.000,-. Persentase
kenaikan sama, tapi efek kepada
kekayaan amat berbeda secara
signifikan.

Tabel compunding di atas


menggambarkan investasi
Rp10.000.000,- per tahun selama 30
tahun bertutut-turut. Jika orangnya mau
lebih bersabar dan tetap melakukan
investasi selama 35 tahun, maka hasil
investasi akan lebih epik lagi jumlahnya,
yakni menjadi Rp6.900.000.000,-.

Itulah mengapa compounding return


disebut sebagai kejaiban dunia ke-8
yang benar-benar nyata adanya.

174
Sesungguhnya, sebutan get rich slowly
itu benar-benar merujuk pada
fenomena compounding return ini.
Artinya, jika kita tekun melakukan
investasi tiap tahunnya dan lalu mau
menunggu dengan penuh kesabaran,
maka akhirnya kita akan jadi kaya raya
juga. Alon-alon waton kelakon. Pelan tapi
pasti.

Dengan modal investasi hanya


Rp10.000.000,- per tahun (atau
Rp830.000,- per bulan), namun jika
diinvestasikan dalam jangka panjang
(atau dalam 30 tahun), pelan-pelan akan
mampu membawa kita memiliki uang
Rp3.500.000.000,-.

Tabel compunding return di atas adalah


dengan asumsi orangnya melakukan
investasi Rp10.000.000,- tiap awal tahun
dan dibelikan reksadana berbasis indeks
saham, sehingga mampu menghasilkan
return 14% per tahun (Cara membeli
reksadana berbasis indeks saham akan
kita ulas dalam bagian berikut bab ini).

Namun, jika orangnya merasa lebih


nyaman investasi dengan instrumen
emas, maka hasilnya juga lumayan epik
juga. Seperti yang telah disebutkan di
175
atas, imbalan atau return investasi emas
adalah 12% per tahun (angka ini didapat
dari histori kenaikan harga emas selama
20 tahun terakhir, sebuah rentang waktu
yang cukup panjang dan karena itu
cukup bisa dijadikan acuan).

Jadi, dalam simulasi berikut ini,


orangnya tetap melakukan investasi
Rp10.000.000,- tiap awal tahun, namun
dibelikan emas. Misal, tiap tanggal 5
Januari dia membeli instrumen emas
senilai Rp10.000.000,- (dari hasil
tabungannya selama setahun) dan
kemudian disimpan. Ia melakukan ritual
simpel sepert ini selama 30 tahun
berturut-turut. Jika dia melakukan ritual
simpel ini dengan konsisten dan penuh
kesabaran, maka hasilnya adalah seperti
dalam tabel berikut ini.

TAHUN Nilai Investasi


1 10.000.000
2 21.200.000
3 33.744.000
4 47.793.280
5 63.528.474
6 81.151.890
7 100.890.117
8 122.996.931
9 147.756.563
10 175.487.351

176
11 206.545.833
12 241.331.333
13 280.291.093
14 323.926.024
15 372.797.147
16 427.532.804
17 488.836.741
18 557.497.150
19 634.396.808
20 720.524.424
21 816.987.355
22 925.025.838
23 1.046.028.939
24 1.181.552.411
25 1.333.338.701
26 1.503.339.345
27 1.693.740.066
28 1.906.988.874
29 2.145.827.539
30 2.413.326.843

Dari tabel di atas terlihat bahwa jika


seseorang tiap awal tahun melakukan
investasi pembelian emas (yang
menghasilkan return 12% per tahun)
serta melakukan ritual ini selama 30
tahun berturut-turut, maka pada tahun
ke-30, dana investasinya akan menjadi
Rp2.400.000.000,- lebih, sebuah jumlah
yang lumayan epik.

Jika diperhatikan, maka nilai


investasinya lebih kecil hingga
Rp1.000.000.000,- lebih dibanding jika

177
investasinya menggunakan instrumen
reksadana berbasis indeks saham.

Jika tiap awal tahun dana


Rp10.000.000,- dibelikan emas, maka
hasil selama 30 tahun adalah
Rp2.400.000.000,-. Sementara dengan
jumlah dan durasi yang sama, jika
dibelikan instrumen reksadana berbasis
indeks saham, maka hasilnya adalah
Rp3.500.000.000,-.

Perbedaan yang lumayan signifikan itu


terjadi karena memang return per tahun
rekasana berbasis saham adalah 14%
per tahun atau lebih tinggi dibanding
return per tahun emas yang hanya 12%
per tahun.

Pertanyaannya, selisih return ini hanya


2%, namun mengapa akhirnya
membawa gap hingga Rp1.000.000.000,-
lebih. Inilah juga efek dari keajaiban
compounding return. Perbedaan
persentase return yang kecil akan tetap
membawa efek akumulatif yang
signifikan, jika dijalankan dalam jangka
yang amat panjang (dalam contoh ini
adalah 30 tahun). Dengan kata lain,
perbedaan kecil yang tampaknya sepele
ini (hanya 2%), lama-lama akhirnya
178
akan membesar juga karena efek
akumulatif. Semakin lama durasi
investasi, maka perbedaan persentase
return yang kecil ini tetap akan
membawa dampak yang semakin
signifikan.

Dalam tabel berikut ini ditampikan


perbandingan compounding return dari
hasil investasi reksadana berbasis
indeks saham dengan return 14% per
tahun dan investasi emas dengan return
12% per tahun. Nilai investasi awal
adalah Rp10.000.000,- dan dilakukan
top up investasi Rp10.000.000,- tiap
awal tahun serta diulang selama 30
tahun.

179
Nilai Investasi
Reksadana
Berbasis Indeks Nilai Investasi
Saham (Return EMAS (Return
TAHUN 14%/tahun) 12%/tahun)
1 10.000.000 10.000.000
2 21.400.000 21.200.000
3 34.396.000 33.744.000
4 49.211.440 47.793.280
5 66.101.042 63.528.474
6 85.355.187 81.151.890
7 107.304.914 100.890.117
8 132.327.602 122.996.931
9 160.853.466 147.756.563
10 193.372.951 175.487.351
11 230.445.164 206.545.833
12 272.707.487 241.331.333
13 320.886.535 280.291.093
14 375.810.650 323.926.024
15 438.424.141 372.797.147
16 509.803.521 427.532.804
17 591.176.014 488.836.741
18 683.940.656 557.497.150
19 789.692.348 634.396.808
20 910.249.277 720.524.424
21 1.047.684.175 816.987.355
22 1.204.359.960 925.025.838
23 1.382.970.354 1.046.028.939
24 1.586.586.204 1.181.552.411
25 1.818.708.272 1.333.338.701
26 2.083.327.430 1.503.339.345
27 2.384.993.271 1.693.740.066
28 2.728.892.329 1.906.988.874
29 3.120.937.255 2.145.827.539
30 3.567.868.470 2.413.326.843

Jika dicermati, perbedaan nilai investasi


pada tahun ke-10 masih belum begitu
signifikan (secara persentase, selisihnya
180
hanya sekitar 10%). Namun, pada tahun
ke-20, nilai perbedannya mulai terasa
signifikan (secara persentase selisihnya
naik menjadi sekitar 20%). Dan pada
tahun ke-30, perbedaan nilai
investasinya makin signifikan atau
selisih lebih dari Rp1.000.000.000,-
(secara persentase selisihnya 32%).

Lepas dari perbedaan nilai invetasi


setelah jangka waktu 30 tahun, namun
kedua instrumen investasi ini – baik
emas ataupun reksadana berbasis
indeks saham – tetap mampu
menghasilkan return yang powerful
(masing-masing di atas
Rp3.400.000.000,- dan
Rp2.000.000.000,-).

Hasil nilai investasi emas memang


relatih lebih kecil, karena tingkat risiko
jauh lebih rendah dibanding reksadana
berbasis indeks saham. Ini sejalan
dengan prinsip low return, low risk.
Return emas yang 12% per tahun
diimbangi dengan profil risiko yang
lebih rendah. Sementara return
reksadana berbasis indeks saham yang
relatif lebih tinggi disertai dengan profil
risiko yang lebih tinggi. Pilihannya
tergantung kebutuhan return yang ingin
181
kita gapai dan risiko yang ingin kita
tanggung.

Namun, apapun pilihan instrumen


investasinya, maka penghitungan
compunding return ini menunjukkan
betapa besarnya dampak investasi bagi
kekayaan kita di masa depan. Jika kita
mengalokasikan dana Rp10.000.000,-
per tahun selama 30 tahun dan hanya
disimpan saja, maka nilainya adalah
Rp300.000.000,-. Namun, jika dana ini
diinvestasikan tiap tahun secara rutin
dan kemudian sabar menunggu
keajaiban compunding return bekerja,
maka pada tahun ke-30 kita bisa
memiliki dana Rp3.500.000.000,- (jika
diinvestasikan dengan instrumen
reksadana berbasis indeks saham) atau
Rp2.400.000.000,- (jika diinvestasikan
dengan emas).

Bagaimana Cara agar Keajaban


Compounding Return Bekerja
demi Kekayaan Kita?

Pertanyaan selanjutnya adalah lalu


bagaimana acara agar kejaiban
compounding return ini bisa bekerja
demi kekayaan kita? Bagaimana caranya
182
agar kita bisa kaya pelan-pelan dengan
memanfaatkan keajaiban dunia ke-8 ini?
Berikut tiga langkah kunci yang
praktikal dan selayaknya kita jalani agar
kita bisa membuat uang bekerja keras
demi kemakmuran kita.

Langkah Investasi #1: Mampu


Mengalokasikan Dana Investasi
secara Rutin sejak Usia Muda

Dari simulasi yang kita lakukan di atas,


terdapat kebutuhan dana investasi
sebesar Rp10.000.000,- setiap tahunnya.
Artinya, tiap awal tahun, misal tanggal 5
Januari, kita memiliki dana tabungan
Rp10.000.000,- dan siap kita belanjakan
untuk membeli instrumen investasi
(bisa berupa emas atau reksadana
berbasis indeks saham).

Kita membayangkan bisa melakukan hal


tersebut setidaknya pada usia 30 tahun.
Dengan demikian, jika kita melakukan
investasi selama 30 tahun, kita bisa
mencairkannya saat usia 60 tahun.
Dengan dana hasil investasi yang
miliaran tadi, maka kita bisa menikmati
hari tua ini dengan tenang dan tidak

183
perlu melahirkan sandwich generation,
sebab secara finansial kita juga mampu.

Usia 30 tahun bukan sebuah harga mati.


Jika Anda bisa melakukannya lebih
muda lagi, maka lebih bagus. Sebab,
durasi investasi bisa menjadi lebih lama
dan akan menghasilkan imbalan
investasi yang luar bisa. Misal, di atas
tadi kita menuliskan bahwa jika
investasi diteruskan ke durasi 35 tahun,
maka hasil investasi akan menjadi
Rp6.900.000.000,-.

Namun, usia 30 tahun diambil sebagai


patokan di sini, sebab rasanya pada usia
30 ini seseorang seharusnya sudah
memiliki posisi yang lumayan bagus
(misal, sebagai asisten manajer) dan
juga memiliki penghasilan yang lumayan
memadai, misal minimal sudah bergaji
atau punya penghasilan Rp10.000.000,-
/bulan. Dengan jumlah gaji sebesar ini,
maka menyisihkan dana investasi
Rp830.000,- per bulan (atau secara
akumulatif menjadi Rp10.000.000,-
/tahun) seharusnya bisa dilakukan.

Usia 30 tahun juga dijadikan starting


point, sebab jika investasi dilakukan
selama 30 tahun, usia Anda akan
184
menjadi 60 tahun ketika masa pencairan
tiba. Usia 60 tahun adalah usia yang
rasanya pas untuk fase istirahat total.
Kita tidak perlu lagi sibuk bekerja
mencari nafkah, sebab memang kita
telah punya dana hasil investasi yang
memadai. Kita juga masih punya sisa
usia yang lumayan panjang untuk
menikmati hidup (dengan hasil investasi
yang bagus, kita bahkan bisa mulai jalan-
jalan keliling Eropa pada usia ini. Tidak
masalah rada terlambat. Better late than
never).

Karena itu, jika usia Anda masih belum


mencapai 30 tahun, usahakan agar mulai
sekarang atau selambatnya ketika usia
Anda beranjak ke usia 30 tahun, Anda
sudah siap dengan dana investasi
Rp10.000.000,- per tahun. Siapkan dana
sebesar Rp10.000.000,- tiap tanggal 5
Januari dan lalu segera belanjakan
instrumen investasi yang Anda pilih.
Lalu, lakukan hal sederhana ini berulang
selama 30 tahun.

Bagaimana jika usia sudah lewat 30


tahun? Katakan kita baru bisa mulai
melakukannya di usia 40 tahun?

185
Konsekuensi dari segi kenikmatan hidup
agak serius. Jika kita baru memulai
investasi Rp10.000.000,- per tahun pada
usia 40 tahun, maka usia kita akan sudah
mencapai 70 tahun (jika kita melakukan
durasi investasi yang sama yakni selama
30 tahun). Usia 70 tahun rasanya sudah
terlalu renta dan kebutuhan finansial
kita mungkin sudah muncul mulai saat
kita berusia 60 tahun. Akibatnya, kita
bisa dipaksa untuk mencairkan dana
investasi, meski hasilnya belum
seberapa. Alhasil, keajaiban compunding
return tidak bisa kita nikmati secara
optimal.

Misal, kita mulai melakukan investasi


Rp10.000.000,- per tahun baru pada usia
40 tahun dan ingin mencairkan dananya
tetap pada usia 60 tahun (dengan
demikian, hanya 20 tahun jangka
investasinya). Maka, dengan asumsi
return 14% per tahun, hasilnya investasi
hanya Rp910 .000.000,- (atau kalah jauh
dibanding Rp3.500.000.000,- jika kita
melakukannya selama 30 tahun). Anda
bisa lihat kembali tabel penghitungan
compounding return di atas dan cek
berapa nilai investasi saat tahun ke-20.

186
Jadi, dalam compunding return ini juga
dikenal istilah seperti ini: waktu adalah
sahabat terbaik kita. Makin lama
investasi, hasilnya akan makin cetar
membahana. Seperti yang kita lihat di
atas, hasil 20 tahun investasi adalah
Rp920.000.000,- vs hasil investasi 30
tahun yang bernilai Rp3.500.000.000,-.

Bagaimana cara agar investasi selama 20


tahun tapi tetap menghasilkan nilai
Rp3.500.000.000,-? Bisa, tapi nilai
investasi per tahun tidak lagi
Rp10.000.000,-. Berapa coba Anda
tebak? Dua kalinya? Atau, 50.000.000,-
/tahun? Salah. Yang benar adalah
dibutuhkan dana investasi
Rp230.000.000,- per tahun.

Ya, benar. Jika kita ingin investasi kita


menjadi Rp3.500.000.000,- dalam waktu
20 tahun, maka dibutuhkan dana
investasi Rp230.000.000,- PER TAHUN
(dengan asusmi return sama yakni 14%
per tahun).

Itulah kembali dahsyatnya istilah “waktu


adalah teman terbaik dalam investasi”.

Artinya, jika kita bisa investasi selama


30 tahun (makanya harus mulai dari
187
usia 30 tahun), kita akan bisa
menghasilkan Rp3.500.000.000,- hanya
dengan dana Rp10.000.000,- per tahun.
Namun, jika kita ingin
memperpendeknya menjadi hanya 20
tahun (karena kita telat investasi dan
baru mulai di usia 40 tahun), maka
dibutuhkan dana Rp230.000.000,- per
tahun untuk bisa mendapatkan hasil
investasi yang sama.

Perbedaan waktu investasi selama 10


tahun itu dampaknya amat masif bagi
kebutuhan dana investasi, yakni dari
hanya Rp10.000.000,-/tahun melompat
menjadi Rp230.000.000,-/tahun jika
ingin hasil yang sama.

Dari uraian di atas kita melihat betapa


krusialnya dimensi WAKTU dalam
proses investasi yang memanfaatkan
keajaiban compounding return. Makin
panjang durasinya, maka hasil akan
makin fenomenal. Dengan demikian, jika
kita memang ingin bisa punya dana
miliaran saat usia 60 tahun (bukan saat
usia 70 tahun dan makin renta), maka
sebaiknya kita mulai investasi pada usia
30 tahun (dan akan lebih bagus lagi jika
memulainya dari usia yang lebih muda).

188
Langkah Investasi #2: Memilih
Instrumen Investasi yang Tepat

Dari contoh penghitungan compunding


return di atas, ada dua jenis instrumen
investasi yang dijadikan referensi yakni
instrumen emas dan reksadana berbasis
indeks saham. Kedua instrumen
investasi ini dipilih karena memang
secara historis (artinya terbukti
berdasar data histori selama 20 tahun)
mampu memberikan return yang solid,
yakni masing-masing 14% dan 12% per
tahun. Selain itu, melakukan investasi
terhadap dua instrumen ini relatif
sangat mudah dan bisa dilakukan secara
online. Mari kita ulas teknis cara
investasinya dimulai dari instrumen
emas dan kemudian menyusun
instrumen reksadana berbasis indeks
saham.

Investasi EMAS
Agar kita mampu memanfaatkan
keajaiban compounding return, maka
kita harus melakukan investasi dalam
jangka panjang dan setiap tahun
dilakukan top up nilai investasi sebesar
Rp10.000.000,- (atau Rp830.000,- per
bulan). Untuk melakukan hal ini, maka
189
sebaiknya kita melakukan investasi
emas dengan prinsip sepert program
menabung emas. Dengan kata lain,
setiap awal tahun, misal setiap tanggal 5
Januari, kita membeli emas senilai
Rp10.000.000,- dan kemudian diulang
selama 30 tahun dengan konsisten.

Ada sejumlah lembaga yang kini


menyediakan program menabung emas.
Tiga lembaga yang bisa dijadikan pilihan
adalah program menabung emas
Pegadaian, program menabung emas
di Tokopedia, dan juga program
investasi emas di IndoGold.id. Ketiga
lembaga ini bahkan menyediakan sarana
auto debet atau top up secara otomatis.
Artinya, kita bisa melakukan investasi
emas secara bulanan, yakni dengan nilai
Rp830.000,- (agar dalam setahun genap
menjadi Rp10.000.000,-). Demikianlah,
tiap awal bulan, misal setiap tanggal 5,
secara otomatis kita melakukan
autodebet dana investasi sebesar
Rp830.000,- untuk dibelikan emas. Kita
juga bisa melakukannya setahun sekali,
di mana secara sekaligus kita top up
dana Rp10.000.000,- di awal tahun.
Tergantung pilihan Anda mau pakai
metode yang mana.

190
Namun, apapun metodenya, apakah
akan top up setahun sekali dengan nilai
Rp10.000.000,- atau top up sebulan
sekali dengan nilai Rp830.000,-, namun
metode ini sekali lagi harus dilakukan
dengan penuh KESABARAN selama 30
tahun, agar dana investasi ini kelak
menjelma menjadi Rp2.400.000.000,-.
Inilah prinsip get rich slowly yang
selayaknya dijalankan. Sebab, memang
tidak ada yang kekayaan yang bisa
didapat secara instan.

Investasi Reksadana Berbasis Indeks


Saham
Instrumen lain yang likuid, tidak
membutuhkan dana yang besar, dan juga
mudah proses pembeliannya adalah
investasi reksadana.
Mengapa reksadana berbasis indeks
saham dan bukan langsung membeli
saham saja? Dan juga mengapa
reksadana berbasis INDEKS saham,
bukan reksadana saham saja yang kini
banyak dijual kepada konsumen?

Investasi saham secara individual bisa


saja dilakukan, namun ternyata peluang
suksesnya tidak tinggi. Maksudnya,
kemampuan memilih saham secara
individual dan akurat itu tidak semudah
191
yang dibayangkan. Studi ilmiah yang
pernah dilakukan menunjukkan,
seseorang yang melakukan investasi
saham secara individual cenderung akan
lebih aktif keluar masuk dalam
melakukan transaksi, sehingga ujungnya
malah memberikan kinerja yang buruk
bagi investasinya (Barber & Odean,
2011). Godaan psikologis dan selalu
terpengaruh dengan aneka berita
keuangan pada akhirnya justru
membuat keputusan investasinya
menjadi buruk dan berdimensi jangka
pendek.

Para pakar perencanaan keuangan dunia


selalu mengatakan, banyak orang gagal
meraih kejaiaban dunia compunding
return justru karena tergoda melakukan
investasi saham dalam jangka pendek
dan terlalu mudah berubah pikiran
(karena terdistraksi aneka informasi
yang riuh tentang keuangan dan
ekonomi).

Maka, pesan salah satu investor


legendaris dari Amerika bernama John
Bogle adalah kalau Anda ingin sukses
investasi, caranya simpel: cukup
investasi pada reksadana berbasis
indeks saham dan top up tiap bulan atau
192
tiap tahun dan lakukan selama 30 tahun.
Lupakan aneka noises dan berita
keuangan yang tiap minggu datang
dengan riuh (Bogle, 2007).

Ajaibnya, nasihat itu yang memang akan


membuat seseorang akan menjadi
milioner dengan pelan-pelan, get rich
slowly.

Lalu, mengapa reksadana berbasis


indeks saham, bukan reksadana saham
konvensional?

Seperti yang kita ketahui, reksadana


saham itu merupakan produk investasi
yang berisikan saham-saham yang
dianggap bagus dan dipilih serta dikelola
oleh para manajer inestasi yang
menjualnya. Dalam hal ini, proses
pemilihan saham dilakukan oleh team
manajer investasi melalui beragam riset
dan analisis keuangan. Harapannya,
saham-saham yang diplih itu benar-
benar bagus kinerjanya.

Sayangnya, hal itu tidak terjadi. Di tanah


air, dari 200 lebih produk atau merk
reksadana saham yang ditawarkan,
kalau dilihat kinerjanya selama 3 tahun
terakhir, hanya 30% yang mampu
193
menunjukkan kinerja bagus. Kinerja
bagus itu artinya return setidaknya sama
atau lebih tinggi dibanding return IHSG
(Indeks Harga Saham Gabungan) sebagai
standar acuan (benchmark). Data kinerja
beragam produk reksadana saham bisa
dilihat pada situs:
https://www.infovesta.com/index/data
_info/reksadana/rdstock.

Sementara yang 70% justru lebih buruk


kinerjanya dibanding return IHSG.
Kondisi seperti ini ternyata juga terjadi
di berbagai negara, termasuk di
Amerika. Kinerja reksadana saham yang
dilakukan oleh para manajer investasi
profesional, ternyata lebih buruk
dibanding kinerja indeks sahamnya (di
Amerika indeks saham yang jadi acuan
adalah SP500 atau kumpulan 500 saham
unggulan yang tinggi likuiditas dan
valuasinya).

Mengalahkan pasar atau beat the market


itu ternyata memang sulit. Karena itu,
daripada berambisi mengalahkan pasar
dan hasilnya malah lebih jelek, mengapa
kita tidak mengambil langkah simpel
saja, yakni membeli reksadana saham
yang isinya sama persis dengan indeks
saham (yang dianggap mewakili pasar)?
194
Demikianlah, lalu lahir reksadana
berbasis indeks saham. Isi dari
reksadana berbasis indeks ini sama
persis dengan kumpulan saham yang
menjadi pembentuk indeks (misal,
Indeks Harga Saham Gabungan). Di
negara manapun di dunia, reksadana
berbasis indeks saham ini merupakan
pilihan utama para investor. Sebab,
selain lebih simpel, lebih murah
biayanya, dan yang pasti juga kinerja
akan selalu sama persis dengan return
pasar. Misal di Amerika, saat seseorang
melakukan investasi reksadana saham,
mayoritas akan membeli reksadana
berbasis indeks saham SP500, dan
menggunakan data histori return SP500
sebagai acuan untuk merancang
keuangan masa depannya.

Di Indonesia, reksadana berbasis indeks


saham ini juga makin populer. Salah satu
alasannya ya itu tadi, karena ternyata
70% saham reksadana saham
konvensional kinerjanya lebih buruk
dari return indeks yang jadi acuan. Jadi,
mengapa tidak membeli reksadana
berbasis indeks yang return-nya pasti
sama dengan return IHSG?

195
Selain itu, dalam simulasi penghitungan
compounding return yang telah kita
lakukan di atas, maka acuan return yang
besarnya 14% per tahun, merujuk pada
data histori return IHSG selama 20 tahun
terakhir ini. Artinya, jika kita membeli
reksadana saham berbasis indeks, maka
potensi return akan sama dengan
14%/tahun sebab acuannya sama.
Sementara jika membeli reksadana
saham konvensional, ada peluang 70%
kinerjanya lebih buruk daripada return
14% per tahun tersebut.

Di tanah air, saat ini ada beberapa


lembaga yang menjual reksadana
berbasis indeks saham, yakni Mandiri
Indeks LQ 45 (dari Bank Mandiri Group),
Avrist Indeks LQ 45 (dari lembaga
investasi Avrist), dan Ashmore LQ 45.
(Anda bisa meng-googling nama-nama
produk tersebut untuk melakukan
pembeliannya).

LQ 45 adalah kode untuk 45 emiten


saham dengan perputaran saham yang
paling likuid di Bursa Efek Indonesia.
Gabungan indeks 45 saham ini relatif
memiliki tingkat return yang sama
dengan IHSG.

196
Sama seperti investasi dalam instrumen
emas, maka investasi dalam instrumen
reksadana berbasis indeks saham ini
juga bisa dilakukan secara autodebet,
baik autodebet bulanan (dengan dana
Rp830.000,- per bulan) atau tahunan
(dengan dana Rp10.000.000,-). Apapun
metodenya, sebaiknya tanggal top up
atau autodebet dibuat pada tanggal yang
sama, misal tiap tanggal 5. Lalu, lakukan
juga ritual ini dengan tekun dan sabar
selama 30 tahun demi mendapatkan
hasil investasi sebesar
Rp3.500.000.000,-.

Langkah Investasi #3: Investasi


dalam Jangka Panjang

Dari simulasi keajaiban dunia ke-8 yang


telah kita lakukan di atas, ada dua
elemen kunci yang harus dipenuhi agar
kita bisa mendapatkan hasil investasi
miliaran. Yakni kesabaran untuk
melakukan investasi dalam jangka
panjang (yakni 30 tahun) dan tekun
membeli instrumen investasi yang
mampu memberikan return yang
lumayan bagus.

197
Sebab, sebagaimana yang tercantum
dalam hasil pada tabel simulasi di atas,
maka potensi return investasi yang
maknyus akan bisa tercapai saat kita
melakukan durasi investasi dalam
jangka yang panjang. Makin lama
durasinya, hasil akan makin
menggetarkan.

Pertanyaannya kemudian adalah


bagaimana agar kita memiliki stamina
yang kuat agar mampu melakukan
investasi dalam jangka yang amat
panjang (atau 30 tahun) dan butuh
kesabaran ini?

Berikut tiga kiat praktikal agar kita


mampu menjaga konsistensi dalam
melakukan investasi jangka panjang
atau long-term investing.

Kiat pertama adalah praktikkan kembali


kecakapan delayed gratification skills
dan tiny habits.

Prinsip long-term investing ini sejatinya


sama dengan prinsip delayed
gratification skills yang sudah kita ulas
dalam bab kedua buku ini. Yakni, untuk
mencapai sukses masa depan, kita mesti
memilik kecakapan untuk mampu
198
menunda kesenangan seketika (instan
reward).

Dengan kata lain, prinsip compounding


return yang hasilkan return miliaran ini
hanya bisa sukses kita jalankan jika
punya kecakapan delayed gratification
yang amat solid. Melalui kecakapan
inilah, kita akan bisa melatih kesabaran
kita dan tidak terburu-buru untuk
mendapatkan hasil investasi secara
instan. Karena itu, selayaknya kita terus
melatih kekuatan otot ketekunan dalam
tubuh kita agar kita mampu menjalani
durasi investasi yang super panjang ini
dengan sukses (cara-cara untuk melatih
dan mengembangkan kecakapan delayed
gratification skills telah kita ulas dalam
bab dua buku ini dan bisa disimak
kembali serta segera dipraktikkan).

Pada sisi lain, melakukan investasi


Rp10.000.000,- setiap tahun rasanya
terlalu berat. Namun, jika kita pecah
dengan metode tiny habit, maka target
dana itu akan tampak lebih terjangkau.

Jika kita pecah, target Rp10.000.000,-


per tahun itu sama dengan sekitar
Rp830.000,- per bulan. Jika kita target
Rp10.000.000,- kita pecah lagi dalam
199
satuan minggu, maka kita hanya perlu
menabung Rp192.000,- per minggu
(dalam setahun ada 52 minggu).

Rp192.000,- per minggu. Inilah tiny


habit kita. Artinya, setiap minggu kita
cukup mengumpulkan Rp192.000,- –
sebuah jumlah yang relatif terjangkau.
Sedikit demi sedikit, langkah kecil (tiny
step) menabung Rp192.000,- per
minggu, akhirnya akan menjelma
menjadi Rp10.000.000,- juga.

Dengan dana tabungan Rp192.000,- per


minggu kita akan bisa mengumpulkan
dana Rp10.000.000,- dalam setahun. Dan
dari Rp10.000.000,- ini, ketika
diinvestasikan secara tekun selama 30
tahun, akan bisa tumbuh menjadi
Rp3.500.000.000,-.

Dari Rp192.000,- per minggu menjadi


Rp3.500.000.000,-. Inilah hasil
kombinasi keajaiban tiny habit
digabung dengan kekuatan
compounding return. Menjadi kaya
secara pelan-pelan namun pasti.

Inilah contoh bagaimana langkah kecil


(tiny step) bisa berikan hasil yang besar
(BIG result). Karena itu, manfaatkan
200
kekuatan TINY HABIT untuk
mendapatkan kejaiban compounding
return.

Kiat yang kedua agar bisa melakukan


investasi jangka panjang adalah hindari
jebakan mentalitas instan.

Mentalitas instan atau instant


gratification (kecenderungan untuk
ingin mendapatkan nikmat seketika)
sudah kita ulas dalam bab dua buku ini.
Mentalitas instan ini ternyata tidak
hanya terjadi saat asyik menggunakan
smartphone yang serba ingin hasil
seketika. Mentalitas instan ini juga
makin marak dalam dunia investasi.

Demikianlah, karena dorongan ingin


hasil besar secara instan, maka akhirnya
justru banyak orang yang menjadi
korban aneka program investasi bodong.
Program ini selalu berisikan tawaran
klise: mampu memberikan return besar
dalam waktu singkat (misal return 50%
atau lebih per bulan) dan risiko nol.
Kalau ada tawaran semacam ini,
langsung abaikan saja, sebab program
investasinya pasti fiktif.

201
Namun, jebakan mentalitas instan ini
juga mengambil corak yang lain. Yakni,
dalam nafsu mengejar hasil investasi
jangka pendek untuk berbagai produk
investasi yang lagi hot atau trendi.
Begitulah, saat ada saham tertentu yang
lagi hot, maka semua orang membelinya.
Atau, saat instrumen crypto (seperti
bitcoin dan ethereum) sedang menjadi
tren, maka semua orang memburunya.
Namun, seringkali tren ini tidak
bertahan lama dan kemudian membuat
orang terjebak melakukan investasi atau
bahkan trading jangka pendek.

Fenomena seperti itu sering terjadi.


Banyak orang yang akhirnya terjebak
melakukan trading atau investasi dalam
jangka pendek dan sama sekali tidak
peduli dengan manfaat investasi jangan
panjang. Jiwanya kurang sabaran dan
serba ingin mendapatkan hasil yang
cepat dan menguntungkan. Pola
investasi semacam ini justru akan
memberikan hasil yang buruk. Lebih
sering bukan untung yang didapat,
namun malahan kerugian finansial yang
lumayan signifikan.

Mentalitas instan semacam itu tentu saja


merupakan antitesis atau kebalikan dari
202
prinsip menjadi kaya pelan-pelan
melalui kekuatan compounding return.
Sebab, jika kita malah aktif keluar masuk
melakukan transaksi investasi, kita sama
sekali tidak akan bisa menikmati hasil
compounding return yang mensyaratkan
kesabaran dan durasi yang panjang.

Karena itu, demi mendapatkan hasil


yang optimal, kita harus terus berupaya
agar kita bisa menghindari jebakan
mentalitas instan ini. Sebaliknya,
tumbuhkan fokus untuk melakukan
investasi dalam jangka yang panjang
demi hasil yang lebih cemerlang.

By the way, investasi dalam jangka 30


tahun kelihatannya lama, namun kalau
dijalani akan tidak terasa juga.
Maksudnya begini. Seringkali kita juga
tak sadar betapa cepatnya waktu
berlalu. Misal, rasanya baru kemarin
sore kita lulus SMA, sekarang tiba-tiba
sudah mendekati usia 30 tahun. Atau,
tahu-tahu kita sudah berpisah dengan
teman kuliah kita selama 20 tahun
lamanya. Atau, tahu-tahu kita sudah
berusia 40 tahun (dan kadang agak
menyesal ngapan saja selama ini). Sekali
lagi, waktu acap kali berlalu dengan
sangat cepat sering tanpa kita sadari.
203
Jika kita sabar dan ikhlas menjalani
proses investasi dalam durasi 30 tahun,
maka percayalah, waktu akan juga
berlalu dengan cepat. Saat usia Anda
makin tua atau sudah mendekati usia 50
atau 60 tahun, Anda akan merasa
perjalannya ternyata tidak selama yang
Anda bayangkan.

Yang membedakan adalah Anda tidak


akan merasa waktu Anda berjalan
dengan sia-sia, sambil menyesal, saya
usia begini kok belum punya apa-apa.
Sebab, Anda sudah rutin investasi sejak
lama. Dan nanti pada saatnya uang
investasi Anda ini akan menjelma
menjadi miliaran berkat kekuatan
compounding return.

Kiat ketiga atau terakhir yang perlu


dijalankan agar mampu melakukan
investasi jangka panjang adalah disiplin
dalam berinvestasi dan mengelola
pengeluaran biaya.

Salah satu tantangan terbesar dalam


melakukan investasi secara rutin dalam
dalam jangka panjang adalah
kedisiplinan dalam melakukannya. Di
atas sudah disampaikan, agar hasil
imbalan investasi kita mencapai
204
MILIARAN, maka kita mesti DISIPLIN
melakukan top up saldo investasi
sebesar Rp10.000.000,- per tahun (atau
Rp830.000,- per bulan) selama 30 tahun
berturut-turut.

Bagaimana cara bisa menjaga disiplin


investasi ini? Caranya seperti yang
sudah disinggung di atas adalah dengan
menjalankan metode tiny habit dalam
menabung. Lakukan sedikit demi sedikit,
namun dijalankan secara konsisten.

Strategi untuk menjalankan tiny habit


dan juga cara menjaga willpower agar
konsisten sudah kita ulas juga dalam bab
2 dan bab 3 buku. Silakan simak
kembali, sebab strategi tersebut juga
amat relevan diterapkan dalam dunia
investasi, yakni agar kita disiplin dalam
menabung dan melakukan investasi.

Strategi lain agar disiplin dalam


melakukan investasi adalah melalui
program autodebet. Ini adalah fitur yang
amat membantu kita agar disiplin dalam
melakukan investasi. Sebab, melalui fitur
ini secara otomatis dana kita didebet
dan langsung dialokasikan pada
investasi yang kita pilih (jumlah dana
yang akan kita alokasikan dan tiap
205
tanggal berapa didebit, bisa kita atur dan
diskusikan dengan penyedia layanan
autodebet).

Melalui layanan autodebet, kita dipaksa


untuk bisa disiplin dalam menabung dan
berinvestasi.

Para penyedia layanan investasi emas


dan juga produk investasi reksadana
berbasis indeks saham, yang sudah saya
ulas di atas, semuanya memiliki fitur
autodebet ini. Anda bisa menghubungi
mereka untuk memanfaatkan layanan
ini dan memulai program investasi
jangka panjang demi hasil miliaran.

Selain autodebet, disiplin dalam


investasi juga akan berhasil jika kita juga
disiplin dalam mengelola pengeluaran.
Kadangkala kita sudah berhasil rutin
melakukan investasi, namun mendadak
di tengah jalan, ada kebutuhan dana
darurat (misal, ada kejadian mendadak
yang tidak diinginkan dan butuh banyak
biaya). Akhirnya, dana investasi
terpaksa kita cairkan demi mendapatkan
dana untuk kebutuhan biaya tersebut.
Jika ini terjadi, maka otomatis keajaiban
compounding return menjadi batal
terwujud. Sebab, dana investasinya
206
telanjur kita cairkan sebelum waktunya.
Ingat, dalam prinsip compounding
return, waktu adalah variabel kunci
untuk mendapatkan dana miliaran.

Jika dana investasi kita cairkan sebelum


waktunya, maka kita mungkin harus
memulai lagi dari awal dan membuat
waktu investasi yang sudah lewat
menjadi terbuang sia-sia. Solusi lainnya,
kita segera mencari dana pengganti agar
dana investasi yang kita ambil tadi bisa
100% tergantikan, sehingga tetap utuh
nilainya.

Untuk menghindari kejadian dana


investasi terpaksa dicairkan di tengah
jalan karena ada kebutuhan biaya
mendadak, maka kita mesti juga punya
alokasi dana darurat. Dalam hal ini
kita punya cadangan dana yang
sewaktu-waktu bisa kita gunakan jika
ada kebutuhan mendadak. Dengan
cadangan dana darurat ini, kita tidak
harus sampai mengambil dana investasi
jika ada kebutuhan biaya besar dan
mendadak.
Kalau kita lihat, kunci dari kemampuan
untuk menyediakan dana investasi
secara rutin (bisa secara bulanan atau
tahunan) dan juga mampu menyediakan
207
dana darurat adalah jika kita memang
telah memiliki pendapatan yang
memadai. Inilah salah satu alasan
mengapa program investasi selama
jangka panjang demi hasil miliaran ini
dimulai ketika usia Anda mencapai
angka 30 tahun. Seperti ditulis di depan,
dalam usia ini harapannya posisi karier
atau bisnis Anda sudah cukup mapan
dan karena itu sudah mampu
mengalokasikan dana inveastasi secara
rutin, minimal dalam jumlah
Rp200.000,- per minggu (atau secara
akumulatif menjadi Rp10.000.000,- per
tahun).

Demikianlah, tiga cara praktikal agar


kita mampu melakukan investasi dalam
jangka panjang. Ketiga cara praktikal ini
adalah 1) tumbuhkan kecakapan untuk
melakukan delayed gratification skiills,
2) menghindari jebakan mentalitas
instan atau menghjarapkan hasil
investasi secara cepat, dan 3)
menumbuhkan disiplin dalam
melakukan investasi dan mengelola
pengeluaran.

208
Rangkuman
Bab ini dimulai dengan ulasan tentang
keajaiban dunia ke-8 dalam dunia
investasi. Keajaiban ini dikenal dengan
istilah compounding return atau imbalan
investasi secara berganda. Kita telah
mendemonstrasikan keajaiban ini
dengan melakukan simulasi hasil
investasi selama 30 tahun, melalui
instrumen emas dan instrumen
reksadana berbasis indeks saham.

Jika kita konsisten melakukan top up


investasi sebesar Rp10.000.000,- tiap
awal tahun selama 30 tahun lamanya,
maka hasil dana investasi kita akan
menjadi Rp3.500.000.000,- (jika
menggunakan instrumen investasi
reksadana berbasis indeks saham) atau
Rp2.400.000.000,- (jika menggunakan
instrumen emas seagai kendaraan
investasi). Hasil kedua jenis investasi ini
sama-sama memberikan return yang
impresif dan layak diperjuangkan.
Dalam sajian itu juga disarankan agar
kita bisa memulai program investasi
Rp10.000.000,- tiap tahun dan diulang
selama 30 tahun, setidaknya jika usia
kita sudah mencapai 30. Jika bisa
melakukan lebih muda, maka jauh lebih

209
bagus. Jika usia sudah lewat 30 tahun,
tetap bisa mulai menjalaninya, dengan
konsekuensi kita menjadi lebih tua lagi
saat waktu pencairan dana investasi
tiba.

Program investasi Rp10.000.000,- per


tahun atau jika dipecah menjadi
Rp200.000,- per minggu dan diulang
selama 30 tahun ini barangkali layak
kita sebut disebut dengan “Menjadi
Kaya secara Pelan-pelan dengan
Strategi 10/30”. Artinya, kita
berinvestasi sebesar Rp10.000.000,- tiap
awal tahun dan diulang dengan
konsisten selama 30 tahun lamanya.
Sekali lagi jika kita bisa melakukan hal
ini dengan disiplin, maka kelak kita akan
benar-benar bisa memiliki dana
miliaran.
Selanjutnya, agar kita bisa benar-benar
meraih hasil investasi miliaran melalui
kekuatan compundiung return, maka
perlu dilakukan tiga langkah utama,
yakni:

Langkah Investasi #1: Mengalokasikan


Dana Investasi secara Rutin sejak Usia
Muda
Langkah Investasi #2: Memilih Instrumen
Investasi yang Tepat
210
Langkah Investasi #3: Disiplin dalam
Melakukan Investasi dalam Jangka
Panjang

Jika kita bisa melakukan tiga langkah


utama di atas, maka kita akan memiliki
peluang tinggi untuk benar-benar
meraih sukses finansial di masa depan.

Sekali lagi, keajaiban dunia ke-8 dalam


bentuk compounding return ini memang
nyata adanya. Hasil tabel penghitungan
yang disajikan dalam bagian awal bab ini
juga menunjukkan bahwa investasi
dengan modal yang relatif terjangkau,
ternyata lama-lama tetap akan bisa
menghasilkan return yang fenomenal
dan luar biasa besarnya.

Get rich slowly, demikian judul utama


buku ini.

Maka, mari kita menjadi kaya secara


pelan-pelan dengan penuh kesabaran
dan rasa disiplin melalui kekuatan ajaib
compounding return.

211
BAB 06
MENGAPA TERJEBAK
MENJADI MISKIN SECARA
PELAN-PELAN?

Dalam beragam bab sebelumnya, kita


telah menjelajah tentang jalan panjang
menjadi kaya secara pelan-pelan, getting
rich slowly. Meski butuh kesabaran dan
ketekunan, kita tetap rela berjuang demi
menjadi kaya secara pelan-pelan. Tidak
masalah pelan-pelan, asal pada akhirnya
kita bisa meraih sukses finansial yang
melimpah dan barokah.

Namun, pada sisi lain ada ancaman yang


kelam dan sering justru yang benar-
benar terjadi dalam sejarah panjang
kehidupan kita ini. Yakni, ketika kita
makin lama merasa makin miskin. Atau,
sering dengan sangat perlahan dan
tanpa terasa kita tergelincir menjadi
makin miskin.

Alih-alih menjadi kaya secara perlahan,


yang sering terjadi adalah kita menjadi
miskin dengan pelan-pelan (getting poor
slowly).

212
Ada tiga skenario mengapa kita bisa
menjadi makin miskin secara pelan-
pelan. Dalam skenario pertama, dari
tahun ke tahun, aset kekayaaan bersih
kita justru makin mengalami penurunan.
Sebagaimana telah diulas dalam bab
satu, salah satu indikator kemakmuran
itu adalah seberapa banyak aset
kekayaan bersih yang kita miliki (bisa
berupa rumah, tanah, mobil, tabungan,
emas, hingga reksadana atau saham
bisnis yang kita miliki).

Idealnya, nilai aset kekayan bersih itu


dievaluasi tiap akhir tahun, misal pada
minggu terakhir bulan Desember.

Nah, saat kita menghitunga nilainya tiap


akhir tahun, ternyata nilainya justru
makin menurun. Misal, pada
pertengahan tahun, karena ada
kebutuhan mendadak yang butuh biaya
besar, kita dipaksa untuk menjual asalah
satu aset kita (misal, menjual mobil atau
simpanan emas) atau mencairkan dana
investasi yang kita miliki. Kejadian
semacam ini, jika acap kali terjadi, pada
akhirnya akan membuat aset kekayaan
kita makin anjlok dari tahun ke
tahunnya. Bahasa lainnya, kita menjadi
makin miskin secara finansial.
213
Skenario mengapa kita menjadi makin
miskin adalah saat penghasilan kita
memang secara harfiah benar-benar
turun atau bahkan hilang sama sekali.
Demikianlah, misal ada seorang yang
menjalani sebuah bisnis, namun akibat
kompetisi ketat bisnisnya makin
mengalami penurunan omzet penjualan,
sehingga akhirnya merugi. Otomatis,
penghasilan orang ini akan anjlok.
Contoh lain, ada orang yang sudah lama
bekerja, namun karena kondisi bisnis
yang menurun, akhirnya di-PHK oleh
pemberi kerja. Nasibnya jadi tragis, ia
akan kehilangan penghasilan dan makin
kelam jika ia butuh waktu lama untuk
menemukan kembali pekerjaan.

Dalam kondisi ketika penghasilan hilang


atau menurun, maka otomatis seseorang
akan menjadi makin miskin, sebab tidak
ada lagi pemasukan, padahal
pengeluaran buat makan harus tetap
diupayakan. Akibatnya, ia terpaksa
harus menjual berbagai aset yang
dimiliki demi bisa bertahan hidup.

Dalam skenario ketiga mengapa kita


pelan-pelan menjadi miskin adalah
kondisi yang sering kita alami. Yakni,
214
penghasilan kita tetap, namun biaya
hidup makin naik. Dalam kondisi
semacam ini sesungguhnya kita menjadi
makin miskin secara perlahan. Daya beli
kita makin tergerus. Karena inflasi dan
kenaikan biaya-biaya, penghasilan yang
sama akan menghasilkan nilai
pembelian yang makin kecil.

Sebagai data, selama 10 tahun terakhir


rata-rata tingkat inflasi di Indonesia
adalah sekitar 4%. Artinya, secara real
nilai penghasilan kita itu sejatinya
“turun” 4% tiap tahun. Daya beli
penghasilan kita turun 4% tiap
tahunnya, meski penghasilan tetap.

Berikut tabel yang menunjukkan


hilangnya daya beli kita jika laju inflasi
setiap tahun adalah 4%, sementara
penghasilan tetap. Dalam tabel di bawah,
asumsi penghasilan yang digunakan
adalah Rp10.000.000,-. Jika penghasilan
tetap selama lima tahun, maka kita akan
kehilangan daya beli hingga satu juta
rupah lebih, sebagaimana terlihat dalam
tabel berikut.

215
Tahun Nilai Daya Beli
1 10.000.000
2 9.600.000
3 9.216.000
4 8.847.360
5 8.493.466

Dari tabel di atas kita melihat bahwa jika


terjadi inflasi 4% per tahun, maka uang
Rp10.000.000,- akan kehilangan daya
belinya tiap tahun dan akhirnya hanya
akan memiliki daya beli senilai
Rp8.490.000,- pada tahun kelima.

Para ekonom berujar, inflasi itu


sesungguhnya perampok ulung yang
tidak kelihatan. Pernyataan ini mungkin
benar adanya. Sebab, meski penghasilan
kita kelihatannya tetap, maka dalam
lima tahun sesungguhnya kita
kehilangan daya beli lebih dari
Rp1.000.000,-. Angka kehilangan ini
makin besar jika acuan penghasilan
bukan Rp10.000.000,-, tapi
Rp50.000.000,- atau bahkan
Rp100.000.000,-.

Kita akan menjadi miskin secara pelan-


pelan, jika penghasilan kita tetap atau
stagnan setiap tahunnya. Laju inflasi
atau kenaikan harga-harga tiap
216
tahunnya akan membuat kondisi
keuangan kita makin sulit dan lama-
maka akan membuat kita makin miskin.

Mengapa Menjadi Miskin Pelan-


pelan dan Bagaimana Solusinya?

Pertanyaan kemudian adalah mengapa


kita menjadi miskin pelan-pelan?
Mengapa pelan namun pasti, kondisi
keuangan kita makin memburuk dan
membuat kita makin miskin? Sejatinya
ada dua sebab mendasar mengapa kita
makin miskin secara pelan-pelan. Apa
saja dua sebab mendasar ini dan yang
tak kalah penting adalah bagaimana
solusi untuk mengatasinya? Mari kita
bedah satu demi satu dalam uraian
berikut ini.

Sebab Mengapa Kita Makin


Miskin Pelan-pelan #1:
Kegagalan Menaikkan
Penghasilan atau Sumber
Pemasukan

Ini adalah sebab utama yang paling


mendasar mengapa kita makin miskin
pelan-pelan. Yakni, saat dalam jangka
217
yang agak lama, pemasukan atau
penghasilan kita mengalami stagnasi
atau stuck. Ataupun kalau tumbuh,
naiknya hanya sedikit dan tidak
signifikan. Sementara pada sisi lain, laju
inflasi dan kenaikan harga-harga terus
merangkak naik tanpa peduli apakah
penghasilan kita stuck atau tidak. Alhasil,
dalam kondisi semacam ini, daya beli
kita makin anjlok dan kita menjadi
makin miskin.

Jika ditelisik secara lebih detail, maka


ada sejumlah faktor utama mengapa
penghasilan seseorang menjadi stuck
atau tidak tumbuh secara signifikan.

Faktor yang pertama mengapa


penghasilan stagnan adalah karena level
skills yang tidak pernah tumbuh secara
signifikan.
Sebagaimana telah kita ulas dalam bab
empat, salah satu komponen kunci
untuk menjadi kaya secara pelan-pelan
itu adalah memiliki skills yang cetar
membahana dalam bidang pekerjaan
yang juga menghasilkan income
melimpah.

Saat seseorang terjebak dalam low-paid


job yang memang hanya butuh low-skills,
218
maka otomatis penghasilan dirinya tidak
akan pernah bisa naik secara signifikan.
Sebab, memang karakter pekerjaannya
hanya membutuhkan level skills yang
rendah dan karena itu bayarannya juga
tidak tinggi. Misal, jika seseorang
menjadi staf entry data yang hanya
butuh low skills dan menjalani pekerjaan
ini dalam jangka yang amat panjang,
maka level penghasilan dirinya mungkin
juga tidak akan bisa naik secara
signifikan dalam jangka lama.

Solusi dari kondisi ini, seperti yang juga


telah kita ulas secara detail dalam bab
empat adalah kita perlu
mengidentifikasi kembali jenis skills
kunci apa yang bisa menghasilkan
income tinggi (high-paid skills) atau
menjadi penentu sukses bisnis dan
karier kita. Dalam hal ini kita bisa
mengidenitikasi jenis skills apa bisa
menghasilkan income tambahan denga
jumlah lumayan atau jenis skills apa
yang perlu dikuasasi agar bisa
mendapatkan tawaran pekerjaan
dengan gaji lebih tinggi.

Misal, orang yang bekerja sebagai staf


data entry tadi merasa kariernya stuck
dan gajinya juga tidak akan tumbuh
219
secara signifikan, karena memang jenis
pekerjaannya yang hanya membutuhkan
keterampilan rendah (atau low skills). Ia
kemudian berpikir untuk mencari
penghasilan tambahan dengan menjadi
konsultan SEO (search engine
optimization). Demikianlah, ia kemudian
mengidentifikasi jenis skills apa saja
yang perlu ia kuasai agar ia ahli dalam
bisang tersebut.

Contoh lain, misal seseorang saat ini


sedang bekerja sebagai staf pemasaran
level pemula dan dia bertekad suatu saat
kelak bisa menjadi manajer social media
marketing yang tangguh dengan bayaran
mahal. Orang ini kemudian perlu
mengidentifikasi jenis skills kunci apa
saja yang perlu ia kuasai agar kelak bisa
menjadi manajer social media marketing
yang kompeten.

Selanjutnya, setelah mampu


mengidentifikasi jenis skills apa saya
yang perlu dikuasai, maka seseorang
juga perlu merumuskan rencana
pembelajaran (learning plan) yang rinci
untuk menguasai skills tersebut. Orang
ini perlu menjadikan proses
pengembangan skills tersebut sebagai
habit atau kebiasaan yang rutin kita
220
jalani. Ia mesti menjadikan prosesnya
sebagai learning habit. Lalu, ia juga
harus fokus pada praktik nyata untuk
menerapkan skills tersebut, sebab hanya
melalui praktik nyata inilah skills dia
akan bisa tumbuh.

Dalam ilmu human performance, proses


menjalani praktik peningkatan skills itu
dinamakan deliberate practice atau
praktik secara terfokus dan terus
menerus demi peningkatan skills.

Contoh, seseorang ingin


mengembangkan skills dalam bidang
Instagram Marketing, maka dia akan
fokus berlatih dan praktik tentang skills
kunci yang dibutuhkan untuk sukses
dalam bidang tersebut, misal skills untuk
mendesain konten visual yang menarik,
skills menulis caption yang wow, hingga
skills untuk membuat konten secara
rutin dalam jangka lama.

Ia akan menghabiskan ribuan jam untuk


mengulangi proses praktik ini, mencari
aspek apa saja yang masih perlu
ditingkatkan kualitasnya, minta saran
masukan dari para audience agar konten
dirinya makin bagus, hingga terus
menerus melakukan perbaikan. Semua
221
dijalani dengan penuh konsisten agar
skills Instagram Marketing dia menjadi
makin hebat. Inilah yang disebut dengan
deliberate practices.

Pola deliberate practice seperti di atas


juga mesti diterapkan, apapun jenis
peningkatan skills yang ingin kita
kembangkan. Sebab, hanya melalui
praktik spartan semacam ini, maka skills
kita akan bisa tumbuh secara signifikan.

Merumuskan learning habit yang dijalani


secara tekun dan kemudian juga
melakukan proses deliberate practice
secara spartan merupakan jalan ninja
agar skills kita bisa terus tumbuh.
Sayangnya, sejumlah orang gagal
menjalankan hal tersebut. Alhasil, level
skills-nya menjadi stagnan. Saat level
skills macet, maka penghasilan juga tidak
bisa naik. Akibatnya, mereka semua
pelan-pelan menjadi makin miskin.

Faktor kedua yang menyebabkan


seseorang pelan-pelan menjadi makin
miskin adalah karena fenomena NATO –
no action think only.

Ada begitu banyak orang yang punya


angan-angan agar suatu saat kelak
222
menjadi orang yang sukses dan kaya
raya - agar bisa beli rumah dengan
taman yang luas, punya mobil SUV
dengan model terkini, atau agar bisa
jalan-jalan keliling Eropa sambil nonton
bola tim kesayangan secara live. Atau,
mungkin dengan tujuan yang lebih
mulia, misal agar bisa
memberangkatkan orang tua dan para
guru SMP-nya pergi umrah bersama-
sama.

Namun, angan-angan itu acap kali hanya


menjadi lamunan dalam taman
fatamorgana dan tak pernah menjelma
menjadi nyata. Mengapa semua angan-
angan itu tetap menjadi lamunan? Sebab,
angan-angan itu tidak pernah disertai
dengan action yang tekun dan gigih agar
semuanya terwujud dalam realitas.
Sebutan dari fenomena ini adalah NATO
atau no action think only atau sibuk
melamun (pikirannya melayang-layang)
tapi tapi pernah action nyata.

Saya punya teman yang seperti ini.


Sudah lama ia punya rencana ingin ini
dan itu. Sudah lama ia punya angan-
angan hendak melakukan ini dan itu.
Sudah lama dia punya ide ingin
menjalani ini dan itu. Namun, setelah
223
bertahun-tahun lamanya, semua itu
tetap hanya ada dalam angan-angan
belaka. Alhasil, nasibnya tetap stagnan
dan rada kelam.

Mengapa banyak orang terjebak dalam


sindrom sibuk melamun dan menghayal
namun nol action? Sebagaimana yang
telah kita singgung dalam bab tentang
tiny habit, jawabannya adalah karena
kita manusia ini mudah terjebak dalam
zona inersia (kelembaman) atau
fenomena di mana kita ini lebih suka
dalam zona nyaman dan cenderung
sangat enggan melakukan sesuatu hal
yang baru, atau kebiasaan baru yang
membutuhkan energi ekstra dan
konsistensi yang tinggi.

Jebakan inersia atau selalu merasa


nyaman dengan pola hidup lama dan
amat enggan memulai kebiasaan baru
yang menantang dan butuh energi
ekstra – faktor inilah yang membuat
mengapa tekad begitu banyak orang
untuk berubah menjadi gagal. Jutaan
orang bertekad memulai habit baru
olahraga, bertekad melakukan diet agar
tubuh langsing, atau mulai disiplin
dalam menabung dan melakukan
investasi pribadi – namun hanya
224
segelintir yang benar-benar bisa
menjalankan dengan konsisten.
Selebihnya gagal dan akhirnya tetap
tenggelam dalam pola hidup yang lama.
Alhasil, nasib akan tetap stagnan, sebab
perubahan dalam dirinya tidak berhasil
dilakukan.

Situasi serupa juga persis terjadi dalam


proses perjuangan meningkatkan
penghasilan. Seseorang mungkin sadar
kondisi keuangannya makin suram dan
karena itu merasa butuh perubahan
untuk melakukan perbaikan.
Demikianlah, ia lalu berpikir untuk
melakukan ini dan itu dan berangan-
angan kelak juga bisa menjadi orang
sukses. Namun, ya itu tadi, karena
sindrom NATO atau jebakan inersia,
semua pikiran dan angan-angan ini tak
pernah kunjung dijalani dengan tekun
dan kegigihan.

Bagaimana solusi untuk mengatasi hal


tersebut? Solusi secara detail akan diulas
dalam bab terakhir atau bab berikutnya
buku ini. Namun, secara garis besar,
sindrom NATO ini bisa dipatahkan
dengan menyusun serangkaian rencana
tindakan (action plan) yang cukup rinci
bagaiman kita akan memperbaiki
225
kondisi keuangan kita. Selama ini,
pikiran, rencana, atau angan-angan
menjadi kurang membumi karena hanya
ada dalam angan-angan belaka, namun
tidak pernah dituliskan atau dirumuskan
secara cukup rinci. Studi ilmiah
menunjukkan, angan-angan yang
dituliskan secara konkret akan memiliki
peluang lebih tinggi untuk menjadi
kenyataan dibanding yang hanya ada
dalam pikiran (Mathews, 2017).

Setelah dirumuskan secara lebih rinci,


maka jalani rencana tindakan tersebut
dengan memulai langkah yang paling
mudah dan paling kecil skalanya.
Prinsipnya sama dengan tiny habit, yakni
mulailah melakukan action yang paling
mudah dilakukan dan kecil skalanya.
Tidak usah terlalu muluk-muluk
langsung melakukan big action. Dari
rencana tindakan yang sudah
dirumuskan, pilih jenis tindakan yang
paling mudah dilakukan dan kecil
skalanya. Start small. Take baby steps.
Nanti lama-lama tindakan yang kecil ini
akan mampu memicu momentum dan
akhirnya bisa pelan-pelan membesar
skalanya. Saat momentum ini terpicu,
maka dampaknya pada perubahan nasib
keuangan akan juga makin membesar.
226
Pelan tapi pasti, kondisi keuangan kita
bisa berubah dengan positif secara
signifikan.

Faktor ketiga yang menyebabkan


seseorang pelan-pelan menjadi makin
miskin adalah karena memang orang ini
memiliki mentalitas miskin atau
mentalitasnya tidak kompatibel dengan
prinsip keberlimpahan.

Faktor ketiga yang menyebabkan


seseorang pelan-pelan tergelincir
menjadi makin miskin, karena memang
orang ini memiliki mentalitas miskin
dan mentalitas ini tidak kompatibel
dengan kebutuhan untuk menjadi orang
kaya secara pelan-pelan. Mentalitas ini
bersemayam dalam mindset atau pola
pikir seseorang, sehingga sering tanpa
sadar menghambat perjalanan
mengubah nasib menjadi insan yang
kaya.

Ada sejumlah mentalitas miskin yang


acap kali menghambat perjalanan
menjadi manusia makmur dan
berkelimpahan.

Salah satu yang sering muncul adalah


mentalitas yang terlalu mudah fokus
227
pada problem dan kesulitan demi
kesulitan. Jadi begini. Dalam proses
perjuangan mengubah nasib itu pasti
akan ada banyak hambatan dan kendala
dan sering hambatannya amat rumit dan
tidak mudah ditaklukkan. Namun, orang
dengan mentalitas miskin akan
cenderung melihat semua hambatan ini
dalam perspektif kesulitan demi
kesulitan dan akhirnya merasa dirinya
tidak akan mampu mengatasinya. Pelan-
pelan langkahnya makin redup dan
akhirnya berhenti, tidak lagi
melanjutkan usahanya dengan gigih.

Ada begitu banyak orang yang bersikap


seperti itu. Misal, ada seseorang yang
ingin menekuni usaha tertentu dengan
sukses. Namun, begitu melihat ada
begitu banyak tantangan yang harus dia
atasi, pelan-pelan semangatnya surut
dan akhirnya menyerah, bahkan
sebelum melakukan action sama sekali.
Fokus pikirannya pada kesulitan, bukan
pada solusi. Orang dengan mentalitas
semacam ini akan cenderung mudah
menyerah saat berhadapan dengan
kendala yang rumit dan kurang memiliki
elemen resourcefulness atau sikap
berdaya yang selalu tangguh dalam
mencari dan menemukan solusi.
228
Mentalitas miskin berikutnya yang juga
acap muncul adalah mentalitas playing
victim. Mentalitas ini pada dasarnya
adalah sikap seseorang yang suka
menjadikan dirinya sebagai “korban”
dan cenderung selalu menyalahkan
pihak lain jika terjadi masalah. Misal,
jika nasib dirinya stuck, maka orang ini
akan cenderung menyalahkan keadaan
dan merasa dirinya adalah korban yang
tak berdaya.

Contoh yang sangat klasik dari cerminan


mentalitas playing victim adalah seperti
ini. Misal, saat karier dirinya mentok, dia
langsung bilang, yah saya kan gak kenal
baik dengan big boss sih; atau yah, saya
gak punya kenalan orang dalam sih.

Atau, kalau melihat orang lain yang


karena prestasinya bisa bekerja di
perusahaan bonafid, orang-orang seperti
ini langsung komen, yah soalnya dia
punya kenalan orang dalam sih...

Atau, contoh lain lagi seperti ini. Saat


mau bisnis tapi gak pernah jalan-jalan,
alasannya: yah saya nggak punya ortu
kaya yang bisa modalin saya sih. Atau:

229
saya nggak punya koneksi orang-orang
yang punya duit sih.

Apapun contohnya, mentalitas playing


victim ini sejatinya sikap yang ingin
selalu menyalahkan keadaan, mengapa
dirinya stuck. Dirinya sendiri tak mau
disalahkan saat nasibnya stagnan, sebab
ia merasa hanyah korban dari keadaan
yang tak berpihak pada dirinya.

Sikap semacam itu sungguh sebuah


sikap fatalitistik yang kelam. Mengapa?
Sebab, sikap semacam itu justru akan
membuat orang ini stuck selamanya,
sebab dengan mudah ia melempar
tanggungjawab untuk mengubah nasib
dirinya pada faktor eksternal yang di
luar kendalinya.

Sesungguhnya langkah awal yang amat


fundamental untuk mengubah nasih itu
adalah sikap besar hati untuk mengakui
bahwa ada sesuatu dalam diri kita yang
perlu diperbaiki dan hanya kita sendiri
yang bisa melakukannya.

Saat kita enggan mengakui hal ini, selalu


menyalahkan faktor eksternal, serta
merasa diri kita hanyalah korban
keadaan, maka sampai kapanpun nasib
230
kita akan terus terkapar dalam stagnasi
yang muram.

Mentalitas miskin lainnya yang juga


sering hadir adalah apa yang dapat
disebut sebagai “rich mental block” atau
penghalang mental kaya.

Maksudnya begini. Kadang-kadang saat


berkisah tentang topik kebebasan
finansial, saya mendapatkan respon
seperti ini dari pembaca di blog, “Mas,
ndak usaha capek-capek ngomong
tentang kekayaan. Toh, kekayaan tidak
akan dibawa mati.”

Respon seperti itu sejatinya bukan


respon yang akurat dan bijak.

Kekayaan sebenarnya bisa kita bawa


sampai mati hingga akhir zaman, jika
kita membelanjakan kekayaan kita
untuk memberangkatkan orang tua naik
haji atau membangun masjid.

Kekayaan akan menerangi kita saat


kelak kita beristirahat di alam kubur,
jika kekayaan itu kita gunakan untuk
menyekolahkan anak yatim atau
membangun perpustakaan gratis di
kampung halaman. Kekayaan pasti akan
231
kita bawa sampai mati jika kita
belanjakan ke jalan yang mulia dan
penuh keikhlasan.

Mengatakan, “Ngapain bicara kekayaan


toh kekayaan tidak akan dibawa mati,”
adalah kalimat yang berangkat dari
asumsi keliru, bahwa kita
membelanjakan semua kekayaan kita
hanya untuk foya-foya belaka. Sebuah
asumsi yang berdasar mitos belaka.

Namun, ada yang lebih muram. Kalimat


atau komentar semacam di atas
sesungguhnya mencerminkan “mental
block” yang malah bisa menghambat
datangnya rezeki yang barokah.

Mengapa? Sebab, bahasa alam bawah


sadar yang muncul dari kalimat itu
adalah ini: kekayaan seolah-olah adalah
sesuatu yang tabu dan layak dijauhi.
Kalimat “ngapain mikirin kekayaan”
adalah sebuah kalimat yang bernada
apriori terhadap keberlimpahan rezeki
yang barokah.

Dan persis di situ masalahnya, alam


bawah sadar itu bersifat laten dan amat
powerful. Dan ketika alam bawah sadar
itu berisikan sikap apriori terhadap
232
harta, maka raga hidup nyata kita benar-
benar akan dijauhkan dari harta dan
rezeki.

Dengan kata lain, alam bawah sadar


yang laten itu diam-diam menjadi
mental block bagi raga kita untuk
“berdekatan dengan harta dan
kekayaan”. Komentar semacam itu akan
menjadi mental block yang menghalangi
pengucapnya akan jalan menunju
keberlimpahan rezeki yang barokah.

Ini soal serius. Sebab, jika alam bawah


sadar kita bersifat apriori terhadap
harta/rezeki, maka itu yang
kemungkinan besar menjadi penyebab
mengapa selama ini hidup kita stuck –
going nowhere.

Di sini kita perlu kembali mengingat the


power of mindset: tentang kekuatan
tersembunyi dari pikiran kita. Jika
pikiran kita bersikap terbuka dan
apresiatif terhadap harta dan kekayaan,
akan ada kekuatan positif yang akan
mendekatkan kita dengan sumber-
sumber rezeki yang tak terduga.

Sebaliknya, jika pikiran – apalagi alam


bawah sadar kita – bersifat apriori
233
terhadap harta (seolah-olah harta itu
sumber keburukan) dan karena itu layak
dijauhi, maka pikiran negatif itu akan
memberikan sinyal pada alam semesta.
Sinyal kuat agar hidup nyata Anda
benar-benar dijauhkan dari harta dan
rezeki.

Beragam mentalitas miskin yang


diuraikan di atas – yakni mentalitas yang
selalu fokus pada kesulitan, mentalitas
yang selalu merasa menjadi korban tak
berdaya, dan mentalitas yang
menghambat kekayaan – harus kita
hindari jika kita memang ingin menjadi
kaya dengan pelan-pelan. Sebab, jika
dibiarkan mentalitas miskin seperti itu
justru akan membuat kita pelan-pelan
menjadi makin miskin.

Sebab Mengapa Kita Makin


Miskin Pelan-pelan #2:
Kegagalan Mengelola
Pengeluaran

Dari paparan di atas sebelumnya, sebab


pertama yang amat krusial mengapa kita
menjadi miskin pelan-pelan adalah
karena kegagalan dalam menaikkan
234
penghasilan. Inilah sebab utama
mengapa sebagian besar menjadi gagal
meraih sukses finansial.

Namun, pada sisi lain, ada juga sejumlah


orang yang sudah berhasil menaikkan
penghasilan, namun tetap terjebak
dalam kondisi keuangan yang serba
kekurangan atau bahkan terjerat dalam
lingkaran defisit (atau pengeluaran lebih
besar daripada pemasukan). Hal ini
terjadi karena kegagalan dalam
mengelola pengeluaran secara
optimal.
Logikanya sederhana, saat seseorang
makin boros pengeluarannya, maka
otomatis hal ini akan membuat kondisi
keuangannya menjadi makin mepet,
bahkan meski dia telah berhasila
menaikkan penghasilannya (apalagi jika
penghasilan stagnan). Jika penghasilan
naik, namun pengeluaran mengalami
kenaikan yang lebih tinggi, maka orang
ini bisa tetap terjebak dalam keadaan
yang miskin secara finansial.

Jika ditelisik secara lebih mendalam,


maka sejatinya ada dua faktor yang
menyebabkan seseorang menjadi gagal
mengelola pengeluaran dengan bijak.

235
Faktor yang pertama adalah kegagalan
untuk mengendalikan nafsu untuk
membeli barang-barang konsumtif dan
nafsu untuk boros berbelanja aneka
pengeluaran yang konsumtif.

Dalam dunia psikologi keuangan itu


dikenal istilah hedonic threadmill. Istilah
ini merujuk pada proses mengejar nafsu
hedonis (kepuasan material) yang tak
pernah habis dan tak pernah
terpuaskan. Karena tak pernah
terpuaskan, maka seolah seperti
berjalan di tempat (seperti saat
melakukan olahraga threadmill).

Hedonic threadmill membuat


penghasilan seseorang selalu habis tak
tersisa, meski dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan. Sebab, penghasilan
yang makin naik ini selalu habis
dibelanjakan untuk membeli aneka
barang dan kesenangan, demi
memuaskan nafsu dan keinginannya
yang tak pernah terpuaskan.

Hedonic threadmill akhirnya


menghadirkan fenomena yang layak
dikenang, yakni makin tinggi
penghasilan seseorang, maka nafsu dia
untuk membeli aneka barang mahal juga
236
makin meningkat, demi memuaskan
nasfu hedonisnya yang tak pernah
terpuaskan.

Selain didorong fenomena hedonic


threadmill, nafsu boros belanja juga tak
jarang dipicu oleh perlombaan gengsi.
Begitulah, semata karena keinginan
untuk meningkatkan prestise dan
gengsi, kadang sejumlah orang
melakukan pembelian yang kurang
rasional. Misal, karena teman-temannya
memakai gadget yang mahal, maka dia
juga harus ikut membelinya juga agar
tak dianggap murahan. Atau, karena
teman-temannya memakai sepeda
impor yang amat mahal, maka dirinya
juga tergoda untuk membeli sepeda
yang juga sangat mahal. Atau, karena
banyak orang di media sosial yang
memakai barang tertentu, maka dia juga
harus ikut membelinya meski harga
lumayan mahal. Peer pressure semacam
ini tak jarang membuat seseorang
terjebak dalam perlombahaan gaya
hidup yang mahal. Mungkin ada
benarnya ketika orang bijak bilang,
“Hidup itu sederhana, yang mahal adalah
gaya hidup.”

237
Namun, ada juga penyebab lain lagi yang
mendorong seseorang menjadi
konsumtif atau doyan belanja, yakni
makin mudahnya sekarang seseorang
melakukan proses pembelian barang.
Ledakan smartphone ditambah ledakan
e-commerce dan disertai hadirnya
dompet digital seperti gopay dan juga
mobile banking telah membuat transaski
pembelian barang menjadi semudah
klik-klik, tap tap. Dan studi tentang
perilaku keuanga menunjukkan, saat
kita dibikin makin mudah mengeluarkan
uang (tinggal klik klik saja), maka kita
akan cenderung makin boros belanja.
Kebiasaan belanja online atau secara
digital ini makin tumbuh seiring dengan
makin seringnya program diskon, free
ongkir, atau juga program flash sale yang
dilakukan oleh para penjual barang.

Penyebab lain yang juga tak jarang


membuat seseorang menjadi boros
belanja adalah hadirnya fitur pay later
(bayar kemudian) yang kini banyak
disediakan oleh berbagai penyedia
layanan keuangan. Pay later ini
memberikan ilusi bahwa kita memiliki
banyak uang sebab mau beli apa saja
bisa. Namun, fitur bayar pakai cicilan ini
sesungguhnya justru akan menjadi
238
beban keuangan di kemudian hari.
Namun, beban keuangan ini jarang
dipikirkan. Yang penting sekarang
dengan fitur pay later saya bisa beli
barang ini, bayarnya bagaimana dipikir
belakangan. Fitur kemudahan belanja
semacam pay later ini akhirnya juga
mendorong banyak orang untuk boros
belanja.

Apapun penyebabnya, bisa karena


tekanan hedonic threadmill, bisa karena
adu gengsi atau juga karena faktor
kemudahan belanjan online serta
kemudahan bayar pakai cicilan. Semua
aspek ini membuat seseorang menjadi
makin boros pengeluarannya. Lama-
lama kebiasaan boros belanja semacam
ini justru akan membuat dirinya pelan-
pelan menjadi makin miskin, sebab
uangnya habis untuk membeli berbagai
barang konsumtif yang justru makin
menurun nilainya di kemudian hari
(atau mengalami depresiasi).

Faktor kedua mengapa seseorang gagal


mengelola pengeluaran secara bijak
adalah karena dirinya gagal melakukan
pengeluaran produktif secara konsisten.

239
Seseorang menjadi makin miskin secara
finansial adalah karena dia makin boros
melakukan pengeluaran konsumtif,
namun sebaliknya malah tidak pernah
melakukan pengeluaran yang produktif.
Jadi, pengeluarannya yang dilakukan
selalu diarahkan untuk berbelanja aneka
barang konsumtif yang nilai finansialnya
justru makin menurun atau bahkan
hilang sama sekali (yakni ketika barang
konsumtif yang dibeli ini rusak atau
hanya numpuk di gudang tanpa ada
fungsinya sama sekali).

Pengeluaran produktif merujuk pada


pengeluaran yang kita gunakan untuk
membeli jasa atau barang yang
kemudian bisa berdampak positif bagi
peningkatan kekayaan finansial kita di
kemudian hari. Contoh dari pengeluaran
produktif misalnya adalah membeli
produk investasi seperti emas,
reksadana, saham atau aset properti,
atau bahkan aset ternak sapi. Harga jual
aneka aset produktif ini memiliki
potensi tinggi untuk mengalami
kenaikan yang menguntungkan. Aset
investasi yang produktf ini juga bisa
memberikan tambahan penghasilan
secara berkala, misal berupa pendapatan
sewa dari aset properti yang disewakan
240
(penghasilan sewa ini merupakan
passive income yang berharga) atau
penghasilan dividen karena memiliki
saham perusahaan tertentu.

Pengeluaran produktif juga bisa berupa


pengeluaran untuk membiaya modal
bisnis rintisan yang ingin dilakukan.
Harapannya kelak modal pengeluaran
ini bisa memberikan hasil keuntungan
yang maksimal.

Pengeluaran produktif juga bisa berupa


pengeluaran untuk membeli buku untuk
pengembangan diri agar skills makin
meningkat atau juga untuk membeli
biaya mengikuti beragam kursus (online
dan offline) dan sekolah untuk
peningkatan kompetensi diri kita.
Pengeluaran produktif juga bisa berupa
pengeluaran untuk membeli laptop atau
smartphone yang digunakan untuk
berjualan atau menghasilkan uang.

Intinya, pengeluaran produktif adalah


beragam jenis pengeluaran yang
ditujukan agar di kemudian hari mampu
memberikan keuntungan finansial yang
melimpah bagi diri kita. Pengeluaran
jenis ini adalah pengeluaran yang bijak,

241
sebab dalam jangka panjang justru akan
membuat kita makin kaya.

Seseorang menjadi kurang optimal


pengeluarannya, jika selama ini hanya
selalu fokus untuk melakukan
pengeluaran konsumtif demi memenuhi
nafsu keinginannya, dan jarang sekali
melakukan pengeluaran produktif.

Pertanyaan berikutnya adalah lalu apa


solusi agar kita bisa mengerem laju
pengeluaran konsumtif dan
sebaliknya makin meningkatkan
pengeluaran yang produkutif? Berikut
tiga solusi praktikal yang bisa
dijalankan.

Solusi pertama adalah menerapkan


prinsip: think before buy. Pikir sebelum
membeli.

Setiap kali hendak melakukan


pembelian dengan nilai yang lumayan
tinggi, selalu ambil jeda, misal 1 hingga 3
hari untuk memikirkan ulang apakah
rencana pembelian itu benar-benar kita
butuhkan. Apakah memang barang atau
jasa ini benar-benar kita butuhkan,
hanya karena dorongan keinginan atau
semata dorongan hedonic threadmill?
242
Apakah kita sudah punya barang yang
relatif sama, dan jika sudah mengapa
harus membeli lagi. Atau, jika kita
memang harus membelinya, apakah
value barang ini sudah sesuai dengan
manfaatnya atau kita membeli barang
ini semata karena gengsi?

Pikir sebelum membeli juga selayaknya


mendorong kita mengajukan pertanyaan
seperti ini: apakah pembelian barang
atau jasa yang akan saya lakukan ini
akan membawa manfaat produktif di
kemudian hari? Atau, jika uangnya saya
belikan untuk membeli barang atau jasa
produktif, apakah akan lebih
menguntungkan? Misal, seseorang akan
mengeluatkan dana Rp5.000.000,- untuk
pembelian barang yang konsumtif;
selayaknya ia juga berpikir, apakah dana
sebasar Rp5.000.000,- ini lebih baik saya
alokasikan untuk membeli aset investasi
yang produktif, sebab di kemudian hari
akan lebih menguntungkan dibanding
saya belikan produk konsumtif yang
justru di masa datang akan mengalami
depresiasi nilainya? Pertanyaan yang
sama mesti diajukan jika ada rencana
pembelian senilai Rp10.000.000,-,
20.000.000,- atau bahkan

243
Rp100.000.000,- hinga
Rp200.000.0000,- misalnya.

Saya punya pengalaman personal


tentang think before buy ini. Suatu ketika
saya mendapatkan rezeki barokah
memiliki uang cash sebesar
Rp500.000.000,-. Saya berpikir bisa
menggunakan uang cash ini untuk
membeli mobil Toyota Fortuner terbaru.
Namun, setelah saya pikir ulang,
mungkin saya akan mendapatkan
manfaat finansial lebih besar jika saya
menggunakan uang Rp500.000.000,- ini
untuk membeli apartemen yang
kemudian bisa saya sewakan. Toh, saya
bisa bisa ke mana-mana menggunakan
taksi atau Gojek tanpa harus memakai
Fortuner.

Demikianlah, akhirnya saya


memutuskan menggunakan uang itu
untuk membeli apartemen di area
Cikarang seharga Rp500.000.000,-. Dan
ternyata yang berminat menyewanya
banyak, terutama para ekspat dari
Jepang dan Korea Selatan yang banyak
bekerja di kawasan industri Cikarang.
Kini apartemen tersebut disewa oleh
seorang ekspat dari Jepang dengan biaya
Rp50.000.000,-/tahun (sebuah passive
244
income yang lumayan berharga). Jika
uang itu saya belikan Fortuner, maka
saya justru akan keluar biaya perawatan,
biaya BBM dan biaya ganti STNK tiap
tahun yang relatif besar. Bahkan, harga
jual mobil ini cenderung akan
mengalami depresiasi hingga 10% per
tahun.

Think before buy atau pikir secara


mendalam sebelum melakukan
pembelian mendorong kita untuk
berpikir lebih jernih dan rasional dalam
mengeluarkan uang. Harapannya,
dengan ritual pikir sebelum beli ini,
setiap kegiatan pengeluaran yang kita
lakukan menjadi lebih bijak dan bahkan
lebih positif dampaknya bagi kondisi
keuangan kita di masa depan.

Solusi kedua: menentukan batas plafon


belanja untuk aneka kegiatan konsumtif
yang tidak urgen.

Selama ini sejumlah orang menjadi


terlalu boros belanja aneka barang
konsumtif karena tidak melakukan
pembatasan berapa yang selayaknya dia
keluarkan tiap bulan atau tiap tahunnya.
Ia tidak pernah mencatat
pengeluarannya secara saksama,
245
sehingga acaokali menjadi terkejut
ketika menyadari betapa banyak
pengeluaran konsumtif yang telah ia
lakukan.

Para pakar perencana pengeluaran


memiliki aturan yang disebut dengan
Aturan 50/20/30. Maknanya adalah
pengeluaran kita sebaiknya 50%
dialokasikan untuk kebutuhan dasar
yang esenisl seperti untuk makan, bayar
listrik, biaya sekolah, biaya transportasi,
hingga biaya sewa rumah atau bayar
cicilan rumah. Kemudian, 20%
dialokasikan untuk biaya gaya hidup,
membeli keinginan atau juga untuk
membiayai hobi. Jadi, maksimal alokasi
dana untuk gaya hidup hanya 20%. Yang
sering terjadi, banyak anak muda yang
menghabiskan hingga 50% lebih
penghasilannya untuk membiayai gaya
hidup dan nafsu keinginanannya untuk
terus belanja (dan jika uangnya tidak
cukup, maka bayar dengan cicilan pay
later atau kredit online). Selanjutnya, ada
30% yang sebaiknya dialokasikan untuk
dana tabungan dan kemudian
diinvestasikan ke pembelian yang
produktif.

246
Mengacu pada aturan tersebut, maka
seharusnya alokasi dana untuk berbagai
pengeluaran konsumtif dibatasi hingga
maksimal 20% saja. Catat setiap
pengeluaran konsumtif dan batasi
angkanya hingga tidak melewati batas
tersebut. Sebab ingat, dalam jangka
panjang aneka pengeluaran konsumtif
ini justru akan mengalami penurunan
nilai (depresiasi).

Solusi ketiga: mengalokasikan dana


untuk investasi atau pengeluaran
produktif secara rutin dan konsisten

Sesuai dengan Aturan 50/20/30 di atas,


maka sebaiknya ada 30% penghasilan
yang kita alokasikan untuk pengeluaran
produktif (misal, seperti membeli
produk investasi, untuk membeli buku
dan ikut kursus online, hingga digunakan
untuk pengeluaran menjalani usaha
sampingan yang kelak diharapkan akan
memberi income tambahan).

Agar kita disiplin melakukan invetasi,


maka manfaatkan fitur autodebet
investasi, sehingga tiap bulan secara
otomatis penghasilkan kita didebit dan
digunakan untuk membeli instrumen
investasi yang telah kita tentukan.
247
Sebaiknya sejak awal tiap bulan, kita
secara proaktif telah mengalokasikan
dana untuk pengeluaran produktif ini.
Sebab, jika kita telah menetapkan
alokasi dana pengeluaran produktif
sejak awal, maka otomatis kita tidak
akan menyisakan uang terlalu banyak
untuk kegiatan yang konsumtif dan tidak
banyak bermanfaat bagi kondisi
keuangan kita. Dengan cara ini kita juga
akan menjadi lebih disiplin dan
konsisten dalam menggunakan
penghasilan kita untuk berbagai
pengeluaran yang produktif dan
berdampak positif bagi masa depan
keuangan kita.

Rangkuman
Bab ini diawali dengan uraian mengapa
kita bisa menjadi makin miskin secara
pelan-pelan. Pencuri uang yang tak
kelihatan bernama inflasi membuat daya
beli kita akan makin menurun dari tahun
ke tahun. Biaya hidup yang makin mahal,
tanpa disertai dengan keiankan
penghasilan yang solid, pasti akan
membuat kondisi keuangan kita makin
termehek-mehek.

248
Selanjutnya, kita menjelajahi dua faktor
penyebab utama mengapa seseorang
bisa menjadi makin miskin secara pelan-
pelan. Secara skematik, berikut
rangkumannya.

• Penyebab 1: Kegagalan untuk


menaikkan penghasilan secara
signifikan. Ketidakmampuan
untuk meningkatkan penghasilan
ini dipicu oleh:
o Level skills yang tidak
kunjung tumbuh, dan
membuat dirinya terjebak
dalam low-paid skills
o Terjebak dalam sindrom
inersia atau hanya bisa
berangan-angan ingin
kaya, namun tidak sertai
dengan action yang tekun
dan konsisten
o Tenggelam dalam
mentalitas miskin yang
tidak kompatibel dengan
syarat untuk menjadi kaya
secara pelan-pelan

• Penyebab 2: Kegagalan untuk


mengelola pengeluaran secara

249
bijak. Pengelolaan pengeluaran
uang yang buruk ini dipicu oleh:
o Kegagalan untuk menahan
nafsu melakukan beragam
pengeluaran konsumtif
o Kegagalan untuk
menjalankan pengeluaran
yang produktif secara
konsisten
o Selanjutnya, dipaparkan
sejumlah solusi untuk
mengatasi keadaan ini,
yakni:
▪ Think before buy,
pikir sebelum
melakukan
pembelian
▪ Batasi pengeluaran
konsumtif
▪ Alokasikan dana
untuk pengeluaran
produktif secara
rutin

MENJADI MISKIN secara PELAN-PELAN


adalah sebuah proses pahit nan kelam
yang selayaknya kita hindari. Uraian
yang dipaparkan dalam bab ini
memberikan pemahaman apa yang
mesti dijalani agar kita terhindar dari
jalan yang kelam tersebut. Sebab,
250
menjadi miskin pelan-pelan akan
membuat kondisi keuangan kita bisa
terus berada dalam kondisi defisit,
apalagi jika biaya hidup dan biaya aneka
kebutuhan lainnya makin mahal dan tak
terjangkau.

Pada akhirnya, menjadi miskin pelan-


pelan juga bisa membuat segenap
angan-angan finansial kita menjadi
tergeletak mati dalam taman
fatamorgana yang penuh kesunyian.

251
BAB 07
PETA JALAN UNTUK
MENJADI KAYA SECARA
PELAN-PELAN

Menjadi kaya secara pelan-pelan, meski


perjalanannya panjang dan acap
melelahkan, tetap amat layak untuk
diperjuangkan. Sebab, seperti yang
diulas dalam bab sebelumnya, kondisi
menjadi miskin secara pelan-pelan akan
membawa beragam kesulitan finansial
masa depan kita.

Saat seseorang menjadi miskin pelan-


pelan, kemungkinan dia akan makin sulit
untuk bisa membeli rumah sendiri, yang
kini harganya makin mahal. Saat
menjadi miskin secara pelan-pelan,
seseorang bisa terpaksa harus
meminjam uang, entah kepada teman
atau saudaranya, saat terjadi kebutuhan
dana yang besar secara mendadak. Saat
menjadi miskin pelan-pelan, seseorang
mungkin juga tidak bisa bertahan secara
finansial ketika kelak sudah tua dan
tidak lagi punya penghasilan.

252
Itulah mengapa perjuangan untuk
menjadi kaya secara pelan-pelan perlu
dijalani agar kita terhindar dari beragam
kemungkinan yang agak muram
tersebut. Kita perlu merajut peta jalan
untuk menjadi kaya secara pelan-pelan
agar kehidupan finansial kita menjadi
lebih berkecukupan dan membawa
keberkahan. Kita perlu menjadi kaya
secara pelan-pelan agar segenap
harapan finansial kita bisa menjelma
menjadi kenyataan dan tak terus berada
dalam taman fatamorgana.

Pertanyaannya kemudian adalah apa


saja tahapan kunci yang layak dijalani
untuk menjadi kaya secara pelan-pelan?
Apa peta jalan yang mesti ditapaki dalam
perjalanan panjang menjadi kaya secara
pelan-pelan?

Dalam paparan berikut ini, kita akan


menelisik lima tahapan utama yang
perlu diterapkan secara konsisten agar
kitab berhasil menjadi kaya secara
pelan-pelan. Mari kita jelajahi satu demi
satu.

Tahapan Menjadi Kaya secara


Pelan-pelan #1: Susun

253
Sasasaran Keuangan yang Ingin
Anda Raih

Tahapan pertama yang perlu dijalankan


untuk menjadi kaya secara pelan-pelan
adalah dengan menetapkan sasaran
keuangan yang hendak kita raih. Berapa
target peningkatan penghasilan yang
selayaknya kita harapkan di masa depan
agar kita bisa menjadi makin kaya secara
pelan-pelan?

Sesuai dengan prinsip Tiny Habit,


sebaiknya target peningkatan
penghasilan ini tidak usah terlalu muluk-
muluk dan cukup berada pada skala
yang kelihatannya bisa kita jangkau.
Mengapa targetnya kecil dan simpel
saja? Sebab, dengan target yang kecil,
kemungkinan besar kita akan bisa
meraihnya. Jika targetnya kecil,
kemungkinan kita akan bisa
menggapainya dengan sumber daya
yang kita miliki. Dan persis di sinilah
poin utamanya. Saat kita benar-benar
bisa meraihnya, karena memang
targetnya kecil, maka kita akan
merasakan sense of progress. Sesuai
dengan prinsip sense of progress, saat
kita benar-benar bisa meraih target kecil

254
itu, maka otomatis kita akan
bersemangat menjalaninya. Dengan cara
inilah kita kemudian bisa menemukan
efek momentum yang membuat gerakan
kita makin besar.

Pada sisi lain, penetapan target yang


kecil dan bersahaja, akan membuat kita
tidak gentar di awal perjalanan.
Menetapkan target peningkatan
penghasilan yang muluk-muluk hanya
akan membuat perjalanan menjadi
tampak begitu jauh dan sulit diraih,
karena targetnya terlalu tinggi.
Sebaliknya, saat menetapkan target
keuangan personal yang relatif kecil, kita
merasa akan cukup percaya diri untuk
meraihnya, sebab targetnya memang
jauh lebih realistik.

Ingat, sindorm inersia atau jebakan yang


membuat banyak orang enggan
bergerak melakukan action awal. Saat
sejak awal kita sudah memasang target
keuangan yang terlampau muluk, dan
kelihatan sulit diraih, maka otomatis ini
akan memberikan tambahan beban
untuk memulai gerakan awal yang amat
dibutuhkan.

255
Itulah mengapa proses menjadi kaya
secara pelan-pelan perlu diawali dengan
penetapan target peningkatan
penghasilan yang kecil, relatif bisa
dijangkau dan tidak usah terlampau
muluk-muluk.

Contoh penetapan target peningkatan


penghasilan yang bersahaja ini misalnya,
seseorang bertekad ingin mendapatkan
penghasilan sampingan dari kegiatan
usaha yang dia lakukan, cukup sebesar
10% dari penghasilan utamanya. Jadi,
kalau dia punya penghasilan utama
Rp5.000.000,-/bulan, target awal dia
adalah bisa mendapatkan income
sampingan Rp500.000,-/bulan. Sebuah
angka yang relatif kecil dan terjangkau.
Nanti setelah angka ini benar-benar
tergapai, maka manfaatkan efek
momentum dan perbesar skalanya
secara bertahap. Get rich slowly.

Contoh lain adalah dalam hal


peningkatan pendapatan dari hasil
investasi. Sesuai dengan uraian yang
telah diulas dalam bab 5 tentang
kekuatan compounding return, maka
seseorang bertekad agar suatu hari bisa
menabung dan berinvestasi Rp200.000,-
per minggu. Ia bisa memulainya dengan
256
target awal yang ringan, misal cukup
bisa menabung Rp50.000,-/minggu.
Pelan-pelan target kecil ini ini dijalankan
secara konsisten dan temukan efek
momentum. Setelah itu, secara bertahap
targetnya bisa dinaikkan menjadi
Rp100.000,-/minggu dan kemudian naik
kembali menjadi Rp200.000,-/minggu.
Awali target dengan skala yang kecil dan
realistik dan pelan-pelan secara
bertahap dinaikkan jika kita sudah
berhasil meraih target yang lebih kecil.

Apapun target peningkatan penghasilan


yang ingin kita raih, selayaknya target
itu dirumuskan secara spesifik.
Setidaknya kita punya target angka yang
spesifik, berapa jumlah peningkatan
penghasilan atau jumlah tabungan dan
investasi yang ingin kita lakukan. Target
angka yang spesifik dan skalanya relatif
terjangkau akan dapat menjadi panduan
dalam merumuskan tahapan berikutnya.

Tahapan Menjadi Kaya secara


Pelan-pelan #2: Tentukan
Metode untuk Mencapainya

Setelah kita berhasil menetapkan target


peningkatan penghasilan, maka dalam
257
tahapan berikutnya kita perlu
merumuskan dengan cara apa kita akan
melakukannya. Dengan kata lain, metode
apa yang akan jalani agar target
keuangan itu bisa tergapai.

Contoh, seseorang yang bekerja sebagai


seorang pegawai kantoran berusaha
untuk melakukan peningkatan
penghasilan dengan memulai usaha
sampingan, sehingga tercipta multiple
income stream selain dari gaji pokok
yang didapatnya.

Contoh lain, bagi yang sudah memiliki


usaha sendiri, maka proses
meningkatkan penghasilan akan
dilakukan dengan membuka bisnis baru
lainnya (diversikasi). Atau contoh lain
lagi, seseorang bertekad meningkatkan
penghasilannya melalui proses
peningkatan karier, yakni dengan target
bisa mendapatkan promosi jabatan
sehingga gajinya naik.

Metode peningkatan income lainnya


misal dengan melakukan investasi
secara konsisten pada instrumen
keuangan yang terbukti memberikan
hasil bagus dalam jangka panjang. Atau,
bisa juga melakukan peningkatan
258
penghasilan dengan cara menciptakan
passive income yang solid, misal dengan
membangun aset properti yang
kemudian disewakan.

Misal, dulu saya merumuskan metode


peningkatan penghasilan dengan jalan
melakukan diversifikasi usaha baru.
Sebelumnya, saya hanya memiliki bisnis
dalam penyediaan jasa konsultasi
manajemen. Karena berharap
mendapatkan peningkatan penghasilan,
maka saya membangun usaha baru
dengan berjualan materi-materi
pelatihan manajemen SDM secara online.
Awalnya, saya hanya menetapkan target
penghasilan yang kecil dan sangat
realistik dalam usaha berjualan materi
pelatihan secara online tersebut. Yakni,
cukup bisa memberikan sumbangan
10% saja dari penghasilan utama
sebagai konsultan manajemen. Namun,
setelah target ini terlampau, pelan-pelan
penghasilan tambahan ini makin besar
dan kini bahkan berjumlah sama (atau
100% sama) dengan jumlah penghasilan
dari jasa konsultan manajemen.

Metode atau cara untuk meningkatkan


penghasilan perlu dirumuskan secara
spesifik. Sebab, dengan cara inilah kita
259
menjadi tahu dengan kendaraan apa kita
akan bisa meraih peningkatan
penghasilan. Acap kali sejumlah orang
ingin mendapatkan kenaikan
penghasilan, namun sayangnya
keinginan ini hanya dalam angan-angan
yang abstrak dan tidak disertai dengan
metode yang jelas bagaimana cara
mencapainya. Alhasil, angan-angan ini
hanya akan menjadi khayalan kosong
belaka.

Metode atau cara untuk mencapi target


peningkatan penghasilan ini selanjutnya
juga perlu dipetakan secara cukup detail.
Misal, jika seseorang ingin mulai
mendapatkan penghasilan tambahan
dari usaha sampingan, apa jenis usaha
ini dan bagaimana cara menjalankannya.
Misal, apakah usahanya adalah dengan
berjualan kosmetik dan skincare secara
online, berjualan produk kuliner, atau
berjualan jasa pembuatan materi
presentasi?

Atau, jika ada sesorang ingin


menciptakan sumber passive income,
dengan cara apa dia akan
melakukannya? Apakah dengan
membangun kos-kosan atau membeli
ruko untuk dikemudian disewakan?
260
Demikian juga, jika seseorang bertekad
meningkatkan penghasilan dengan cara
mendapatkan kenaikan posisi dan gaji,
apakah metode ini akan diraih dengan
tetap bekerja di kantor yang sama atau
dengan cara pindah ke kantor lain yang
mampu memberikan posisi dan gaji
lebih tinggi?

Atau, jika seseorang ingin mendapatkan


penghasilan dari investasi, maka
metodenya perlu diperjelas, apakah
dengan cara investasi saham, emas, atau
dengan jenis investasi lainnya. Misal,
setelah memahami kekuatan
compunding return, sesorang bertekad
untuk melakukan investasi pada
reksadana berbasis indek saham, dan
bertekad secara rutin akan melakukan
investasi Rp10.000.000,- setiap minggu
pertama bulan Januari, selama 30 tahun
lamanya.

Penetapan metode yang lebih detail


akan membuat kita menjadi makin
paham apa yang harus dilakukan.
Perumusan metode yang cukup rinci
juga akan membantu pelaksanaan
tahapan berikut dalam perjalanan
menjadi kaya secara pelan-pelan.
261
Tahapan Menjadi Kaya secara
Pelan-pelan #3: Kembangkan
Rencana Tindakan (Action Plan)

Setelah kita memahami benar dengan


cara atau metode apa kita akan
meningkatkan penghasilan secara pelan-
pelan, maka dalam tahapan berikutnya
ini kita juga perlu menyusun rencana
tindakan yang detail. Rencana tindakan
atau action plan inilah yang akan
menjadi peta jalan agar kita benar-benar
bisa meraih target keuangan yang telah
kita tetapkan.

Rencana tindakan ini menjabarkan


serangkaian tindakan atau aktivitas
kunci yang perlu dilakukan dan jika
benar-benar berhasil dilakukan akan
makin mendekatkan kita dengan sasaran
keuangan yang telah kita patok.

Misal, seseorang berencana menambah


penghasilannya dengan cara berjualan
jasa pembuatan desain slide presentasi
yang menarik, selain dari gaji utamanya
sebagai pegawai sebuah kantor swasta.
Ia merasa memiliki kemampuan
mendesain dan membuat materi
262
presentasi yang menarik, dan berpikir
bisa menjual keahliannya ini kepada
calon pelanggan yang membutuhkan.

Demikian, maka sejumlah rencana


tindakan kunci yang perlu dia lakukan,
antara lain mencakup hal berikut ini.

1. Memelajari cara pembuatan blog


dan kemudian membuat blog
yang isinya menawarkan jasa
keahliannya. Ia juga akan rutin
mengisi blog ini dengan aneka
artikel tentang dunia pembuatan
materi presentasi.

2. Mempelajari teknik email


marketing. Selanjutnya, dia juga
menerapkan ilmu email
marketing yang telah dipelajari.
Ia secara aktif akan menjaring
pelanggan email dari para
pembaca blog-nya. Agar mau
menjadi pelanggan email, ia akan
memberikan bonus gratis berupa
ebook panduan cara mendesain
materi presentasi secara menarik
dan materi kursus online gratis
tentang cara mendesain
presentasi yang menarik.

263
3. Menulis ebook panduan tentang
cara mendesain presentasi yang
menarik (yang akan dibagikan
secara gratis kepada pembaca
yang mau menjadi pelanggan
emailnya).

4. Membuat materi kursus online


tentang cara mendesain
presentasi yang menarik (yang
akan dibagikan secara gratis
kepada pembaca yang mau
menjadi pelanggan emailnya).

5. Menyewa jasa SEO agar ranking


blog-nya makin tinggi pada hasil
pencarian Google untuk kata
kunci yang berkaitan dengan jasa
pembuatan presentasi.

6. Rutin melakukan promosi


penawaran jasa keahliannya baik
melalui blog ataupun melalui
kegiatan email marketing.

Demikianlah, enam langkah kunci yang


harus mulai ia jalani, jika dia memang
bertekad untuk mulai menambah
penghasilan dari berjualan jasa
keahliannya dalam membuat materi
presentasi. Semua langkah di atas,
264
secara perlahan perlu dijalankan dengan
tekun dan penuh kesabaran. Sebab
sekali lagi, tidak ada yang instan di dunia
ini. Semua butuh proses yang perlu
dikerjakan dengan pelan-pelan agar
skills meningkat dan kemudian
penghasilan juga bisa makin melesat.

Atau contoh lain, seseorang ingin


mendapatkan peningkatan penghasilan
melalui kenaikan posisi atau kenaikan
kariernya, maka sejumlah rencana
tindakan kunci yang perlu dia lakukan
antara lain adalah sebagai berikut.

1. Secara proaktif mendiskusikan


perumusan dan cara pencapaian
target kinerja atau key
performance indicators beserta
targetnya dengan atasan dan
rekan kerja yang lain.

2. Mengerjakan setiap tugasnya


dengan hasil yang mengesankan,
misal lebih cepat daripada yang
ditentukan atau juga memberikan
hasil yang melebihi ekspektasi
atasannya.

3. Secara berkala melakukan diskusi


dengan atasan dan rekan kerja
265
untuk melakukan continual
improvement (Kaizen) agar
kinerja team-nya makin bagus.

4. Saat menemui kendala atau


hambatan dalam proses
penyelesaian pekerjaan, selalu
fokus pada solusi untuk
memperbaiki keadaan (dan
bukan menyalahkan keadaan),
serta gigih menjalankan solusi
perbaikan kinerja secara tuntas.

5. Secara berkala, misal tiap minggu


atau dua minggu sekali,
menyampaikan update progres
pencapaian target kinerja pada
atasanya dan juga progres
pelaksanaan action plan yang
telah dijalankan. Dalam
pertemuan ini juga bisa meminta
feedback atau umpan balik dari
atasannya, aspek apa saja yang
perlu ia perbaiki agar kinerja
menjadi lebih baik lagi.

6. Setiap waktu selalu menunjukkan


positive working attitude, cakap
dalam melakukan kolaborasi
dengan rekan kerja, dan fokus

266
untuk meraih hasil kerja yang
ekselen.

Rencana tindakan di atas perlu dijalani


secara terus menerus dan konsisten,
sehingga orang ini mampu mendapatkan
apresiasi positif dari rekan kerja dan
atasannya. Harapannya dengan
serangkaian tindakan dan etos kerja
yang positif semacam itu, maka
perjalanan kariernya menjadi makin
baik. Demikian juga dengan level
penghasilannya.

Satu contoh lagi tentang perumusan


action plan adalah dalam proses
melakukan investasi. Misal, seseorang
benar-benar tertarik untuk menjalankan
investasi berdasar kekuatan ajaib
compunding return. Sebab, setalah
membaca bab 5 buku ini, ia percaya
akan bisa menjadi kaya pelan-pelan jika
ia konsisten melakukan investasi dan
memanfaatkkan keajaiban compunding
return.

Ia kemudian bertekad melakukan


investasi secara rutin senilai
Rp800.000,- tiap bulan dan kemudian
menginvestasikannya pada instrumen
reksadana berbasis indeks saham
267
(instrumen ini bisa Anda ganti dengan
emas melalui program investasi emas).
Berikut sejumlah rencana tindakan yang
perlu ia lakukan.

1. Meng-googling lembaga yang


menyediakan produk investasi
reksadana berbasis indeks saham
(atau jika memilih emas, maka
yang di-googling adalah lembaga
yang menyediakan layanan
investasi emas). Beberapa nama
penyedia reksadana berbasis
indeks saham yang bisa di-
googling antara lain adalah
Mandiri Indeks LQ 45 (dari Bank
Mandiri Group), Avrist Indeks LQ
45 (dari lembaga investasi
Avrist), dan Ashmore LQ 45. Jika
produknya emas, maka yang di-
googling adalah program
menabung emas Pegadaian,
program menabung emas di
Tokopedia, dan juga program
investasi emas di IndoGold.id

2. Memilih dan menentukan


lembaga investasi yang
menyediakan produk tersebut;
dan juga lembaga yang
menyediakan fitur autodebet.
268
Menghubungi lembaga tersebut
dan kemudian mendaftar untuk
menjadi nasabah. Selanjutnya, ia
memilih produk investasi yang
ditawarkan dan juga memilih
fitur autodebet.

3. Meminta kepada petugas


customer service lembaga
tersebut untuk men-debet dana
sebesar Rp800.000,- dari
rekeningnya setiap tanggal 5
awal bulan dan kemudian secara
otomatis uangnya langsung
dibelikan produk investasi yang
telah dipilih. Lakukan program
investasi ini secara rutin hingga
30 tahun lamanya, dengan penuh
konsistensi dan penuh kesabaran,
demi mendapatkan hasil
miliaran.

4. Berusaha agar setiap bulan selalu


tersedia alokasi dana investasi
sebesar Rp800.000,-. Melakukan
berbagai aktivitas penghematan
pada pengeluaran konsumtif dan
aneka pengeluaran lain yang bisa
dihemat, sehingga setiap bulan
selalu bisa menyediakan dana
investasi.
269
Beragam ilustrasi di atas adalah contoh.
Selayaknya Anda juga merumuskan
rencana tindakan untuk wujudkan
sasaran keuangan yang telah Anda
tetapkan. Tentu saja isi rencana
tindakannya bisa berbeda dengan
contoh di atas. Isi rencana tindakan yang
Anda rumuskan adalah yang lebih sesuai
dengan kebutuhan, situasi, dan
tantangan yang Anda hadapi saat ini.
Apapun isinya, rencana tindakan ini
perlu dipetakan sebab hanya melalui
serangkaian tindakan inilah, maka Anda
akan bisa meraih sasaran keuangan yang
telah ditentukan. Tanpa rencana
tindakan atau action plan yang cukup
rinci, maka keinginan finansial kita
hanya akan menjadi angan-angan
belaka, sebab kita tidak pernah tahu apa
metode untuk mencapainya dan
tindakan apa saja yang diperlukan untuk
menggapainya.

Tahapan Menjadi Kaya secara


Pelan-Pelan #4: Manfaatkan
Metode Tiny Habit untuk
Mengeksekusi Rencana
Tindakan

270
Setelah kita mampu merumuskan
rencana tindakan yang cukup detail,
maka tantangan berikutnya yang selalu
menyergap adalah apakah kita akan
benar-benar bisa mengimplementasikan
atau mengeksekusi rencana tindakan itu
menjadi kenyataan? Sebab kita tahu,
rencana tanpa aksi adalah ilusi.
Sementara aksi tanpa rencana yang
sistematis adalah juga anarki.

Bagaimana kiat agar rencana tindakan


atau action plan itu benar-benar bisa
kita laksanakan dengan tekun? Di sinilah
kita kemudian kembali bisa
memanfaatkan kekuatan metode tiny
habit (yang sudah kita ulas pada bab 3
buku ini). Dengan metode tiny habit,
maka kita berupaya untuk memilih
sejumlah langkah tindakan awal yang
mudah dilakukan dan dalam skala kecil,
namun bisa kita lakukan secara berulang
menjadi sebuah tiny habit (kebiasaan
kecil).

Contoh, salah satu rencana tindakan


yang perlu dilakukan dalam sampel di
atas adalah menulis konten blog secara
rutin sebagai salah satu cara untuk
mempromosikan jasa keahlian yang

271
akan kita jual. Rencana tindakan ini bisa
kita wujudkan jika kita breakdown atau
kita jabarkan dalam tiny habit yang
mudah dilakukan. Misal, kita mulai
membangun kebiasaan untuk menulis
hanya setengah halaman saja tiap hari
Senin dan Kamis. Menulis setengah
halaman setiap dua kali sepekan adalah
sebuah skala tindakan yang relatif kecil.
Jika setengah halaman masih dirasa
sulit, maka bisa diturunkan skalanya
menjadi cukup menulis satu paragraf
saja.

Lalu, sesuai prinsip tiny habit, maka


tetapkan pula kapan kebiasaan kecil ini
akan dilakukan. Misal, kebiasaan ini
akan dilakukan setiap Senin dan Kamis
setelah istirahat makan siang.
Menetapkan kebiasaan awal dalam skala
yang kecil dan dengan penentuan waktu
pelaksanaan yang jelas akan mendorong
kita benar-benar melakukannya secara
rutin.

Dulu ketika mau menerbitkan dan


menjual buku-buku bisnis, maka salah
satu rencana tindakan yang saya
rumuskan adalah tentu saja: bisa
menulis buku dengan rutin. Saya

272
kemudian menjabarkan rencana ini ke
dalam tiny habit. Yakni, setiap pagi saya
akan menulis minimal 500 kata saja.
Skalanya cukup kecil untuk ukuran saya.
Waktunya saya tetapkan di pagi hari,
antara jam 7 hingga jam 9 pagi, sebelum
saya bertemu dan meeting dengan klien
jasa konsultasi manajemen saya.
Begitulah, tiny habit itu kemudian saya
lakukan dengan pelan-pelan dan
akhirnya menemukan efek momentum.
Saya kemudian terbiasa menulis hingga
1.000 – 2.000 kata (setara sekitar 5
halaman) setiap pagi secara konsisten.
Melalui tiny habit inilah akhirnya
rencana menerbitkan dan menjual buku
bisnis bisa terwujud menjadi nyata.
Penerbitan dan penjualan buku-buku ini
kemudian bisa memberikan tambahan
pemasukan baru bagi saya dan
jumlahnya cukup signifikan.

Contoh lain dari penerapan tiny habit


adalah seperti berikut ini. Dalam sampel
di atas, terdapat juga rencana tindakan
untuk menyelesaikan setiap tugas atau
pekerjaan dari kantor dengan tepat
waktu dan hasil memuaskan. Rencana
ini bisa dijabarkan dalam serangkaian
tiny habit yang mudah dilakukan. Misal,
setiap pagi punya kebiasaan menuliskan
273
tiga hal penting yang akan dikerjakan di
sepanjang hari itu dan fokus melakukan
hal yang paling penting di pagi hari saat
energi tubuh masih prima. Kebiasaan
kecil lainnya yang juga bisa dilakukan
adalah tiap sore sebelum pulang ke
rumah, meluangkan waktu cukup 5
menit untuk merenungkan satu hingga
tiga hal pencapaian positif yang sudah
dilakukan berkaitan dengan
penyelesaian pekerjaan. Ritual
sederhana semacam ini terbukti
menurut riset membantu kita menjadi
makin produktif dalam menyelesaikan
pekerjaan.

Kebiasaan lain yang juga bisa


ditumbuhkan adalah setiap Jumat sore
melakukan evaluasi hasil aktivitas kita
selama sepekan dan kemudian
merencanakan apa saja yang akan
dilakukan pada minggu berikutnya.
Dalam evaluasi ini pula kita memikirkan
inisiatif perbaikan apa yang perlu
dilakukan agar kinerja makin meningkat.
Dalam evaluasi ini, ketika mendapatkan
kendala atau problem, maka fokusnya
adalah menemukan solusi dan bukan
menyalahkan pihak lain. Kebiasaan
semacam ini, jika dilakukan secara
berulang, akan mampu membawa
274
dampak positif yang signifikan bagi
perbaikan kinerja.

Poinnya adalah ada beragam rencana


tindakan pengembangan diri dan
perbaikan kinerja (agar karier makin
meningkat) yang bisa dijabarkan dalam
serangkaian tiny habit. Temukan dan
tumbuhkan serangkaian tiny habit atau
kebiasaan kecil, yang bisa Anda lakukan,
dan kemudian bisa membantu kita
menjadi insan yang makin produktif dan
kompeten.

Jadi, apapun rencana tindakan (action


plan) yang hendak Anda jalani, maka
selayaknya rencana tindakan ini
dijabarkan dalam serangkaian tiny habit
yang bisa dilakukan secara berulang.
Simak kembali serangkaian rencana
tindakan yang sudah Anda rumuskan
dalam tahapan sebelumnya. Lalu,
temukan dan tumbuhkan tiny habit yang
bisa membantu pelaksanaan action plan
Anda secara konsisten. Rumuskan
tindakan awal yang mudah dilakukan
dan skalanya kecil. Lalu, lakukan
tindakan ini secara berulang agar
menjadi kebiasaan. Inilah sesungguhnya
pilar sejati yang amat menentukan

275
keberhasilan kita menjadi kaya secara
pelan-pelan.

Jika diuraiakan dalam alur maka


skemanya adalah seperti berikut ini.

Sasaran keuangan agar menjadi kaya


pelan-pelan >>> dijabarkan dalam
serangkaian rencana tindakan yang
konkret >>> diturunkan menjadi
serangkaian tiny habit atau kebiasaan
kecil yang dilakukan secara berulang
>>> pelan-pelan membawa efek
momentum dan perubahan besar dalam
kondisi keuangan kita.

Dari skema di atas, maka kita tahu


serangkaian tiny habit merupakan pilar
kunci yang akan menjadi jembatan agar
rencana kita menjelma menjadi
kenyataan. Saat kita berhasil
mentransformasikan beragam rencana
tindakan ke dalam serangkaian
kebiasaan kecil yang dilakukan secara
berulang, maka niscaya kita akan sukses
mewujudkan rencana itu menjadi
kenyataan.

Guru manajemen John Maxwell pernah


berujar, “Saya bisa memprediksi arah
masa depan keuanganmu hanya dengan
276
melihat apa saja kebiasaan yang Anda
lakukan saat ini. Sebab, serangkaian
kebiasaan Anda-lah yang secara
akumulatif akan membentuk nasib
hidupmu kelak.”

Karena itu, sekali lagi, manfaatkan


kekuatan tiny habit untuk pelan-pelan
mengubah nasib dan kondisi keuangan
kita agar menjadi lebih baik. Jabarkan
rencana tindakan atau action plan yang
telah kita susun ke dalam serangkaian
tiny habit yang mudah dijalani. Lalu,
lakukan tiny habit ini secara berulang
agar pelan-pelan menemukan efek
momentum dan membawa perubahan
dramatis bagi arah kehidupan finansial
kita di masa depan.

Tahapan Menjadi Kaya secara


Pelan-pelan #5: Tumbuhkan
Resourcefulness dan Growth
Mindset

Setelah kita berhasil merumuskan


rencana tindakan atau action plan yang
konkret dan kemudian menjabarkannya
ke dalam serangkaian tiny habits, maka
kita akan tetap menemui sejumlah
kendala, problem, dan tantangan. Sebab,
277
proses perjalanan menjadi kaya secara
pelan-pelan memang tidak mudah. Pasti
akan ada beragam kendala dan
hambatan yang menyergap di sepanjang
jalan. Akan ada problem demi problem
yang muncul dan acap membuat kita
kesulitan meraih hasil yang kita
harapkan.

Itulah mengapa kita juga amat butuh


dua elemen penting yakni
resourcefulness dan growth mindset.
Resourcefulness bisa dimaknai sebagai
sebuah sikap untuk terus berdaya,
panjang akal, dan selalu gigih
menemukan solusi ketika problem rumit
datang menghadang. Sahabat baiknya
bernama growth mindset atau sejenis
pola pikir yang ingin terus bergerak
maju dan ketika menghadapi problem
berat, selalu melihatnya sebagai sebuah
tantangan dan peluang untuk terus
bertumbuh maju.

Demikianlah, kombinasi resourcefulness


dan growth mindset akan membuat
seseorang menjadi lebih tangguh saat
menemui aneka problem dan kendala.
Misal, orang ini menemui kendala saat
memulai sebuah bisnis, sebab dia
merasa belum paham ilmu dan triknya.
278
Maka, alih-alih mengeluh dan kemudian
diam tak bergerak, orang ini akan
berjuang sekerasnya untuk memelajari
beragam keahlian yang dibutuhkan dan
kemudian dengan tekun
mempraktikkannya hingga berhasil.

Atau, misal orang tersebut harus


menguasai skills tertentu, misal skills
melakukan personal branding agar
sukses menjual jasa keajliannya. Maka,
alih-alih bilang sulit ah caranya, saya
tidak paham caranya, maka orang
dengan bekal resourcefulness dan growth
mindset yang tangguh akan mengatakan,
“Apa yang perlu saya pelajari agar saya
bisa menguasainya?” Orang ini akan
fokus pada solusi dan menemukan cara
agar dia juga bisa menguasai keahlian
yang dibutuhkan tersebut.

Orang-orang dengan bekal


resourcefulness dan growth mindset yang
baik akan selalu melihat problem
sebagai sebuah tantangan yang selalu
bisa diatasi. Saat menghadapi problem,
fokusnya langsung pada solusi dan
harapan positif untuk mengatasinya.
Bukan pada sikap menyalahkan pihak
lain atau selalu fokus pada kesulitan,

279
pesimisme, serta keraguan untuk bisa
mengatasinya.

Saat menghadapi kendala dan hambatan,


mereka langsung berpikir apa solusi
yang harus dijalankan agar kendala ini
dapat diatasi. Dan jika solusi pertama
gagal menemui hasil, maka mereka akan
mencoba solusi kedua, ketiga hingga
akhirnya bisa menemukan hasil yang
mereka harapkan. Mentalitas mereka
adalah “selalu berdaya” – selalu optimis
akan bisa menemukan solusi yang tuntas
untuk setiap problem dan kendala yang
mereka hadapi.

Mentalitas resourcefulness dan growth


mindset amat perlu ditumbuhkan agar
kita berhasil mewujudkan serangkaian
rencana tindakan (action plan) menjadi
kenyataan. Sebab sekali lagi, akan ada
begitu banyak kendala dalam proses
pelaksanaan rencana tindakan ini.

Ada tiga kiat praktikal yang dapat


dilakukan untuk membangun bekal
resourcefulness dan growth mindset yang
kuat. Kiat pertama adalah selalu
berusaha membangun dan meng-install
positive self-identity dalam segenap raga
dan benak pikirannya. Identitas diri
280
yang positif merujuk pada tumbuhnya
sikap optimisme, kepercayaan diri yang
sehat (healthy self-confidence) dan
keyakinan bahwa dirinya akan bisa
mengatasi tantangan problem yang ada.

Sikap kepercayaan diri dan optimisme


tersebut akan muncul jika seseorang
lebih banyak fokus pada kekuatan yang
sudah ada pada dirinya dan juga pada
pencapaian-pencapaian positif kecil
(small wins) yang selama ini pernah
diraih. Renungkan dan temukan
pencapaian-pencapaian positif yang
selama ini sudah pernah dicapai dan
jadikan small wins ini sebagai basis
untuk menumbuhkan rasa optimisme
dan keyakinan positif akan masa depan.

Kiat kedua untuk secara pelan-pelan


membangun growth mindset adalah
dengan lebih banyak mengapresiasi
small wins yang pernah diraih.
Sebagaimana diulas di atas, memikirkan
pencapaian-pencapaian positif yang
kecil (small wins) ternyata amat
membantu tumbuhnya growth mindset
dan juga sikap resourcefulness. Saat kita
berhasil meraih target-target kecil yang
sudah kita tetapkan, maka kita telah
meraih small wins. Dan pada gilirannya,
281
small wins ini ternyata akan makin
menumbuhkan keyakinan diri kita.

Bagaimana caranya menemukan dan


meraih small wins? Tetapkan target yang
kecil (small targets) dalam setiap
rencana tindakan yang ingin kita jalani.
Ini sekali lagi sesuai dengan prinsip
kekuatan tiny habit. Start small. Lakukan
langkah awal dalam skala dan target
yang kecil dan mudah diraih. Dengan
skala target yang kecil, maka
kemungkinan besar kita akan bisa
meraihnya dan kemudian bisa
menemukan small win. Pelan-pelan
rentetan small wins ini akan mampu
menumbuhkan growth mindset dan
mentalitas resourcefulness dalam diri
kita. Pencapaian-pencapaian kecil yang
positif itu akan memotivasi kita untuk
terus berjuang dengan gigih, sembari
terus meningkatkan kekuatan growth
mindset dan resourcefulness dalam diri
kita.

Kiat praktikal ketiga untuk membangun


growth mindset adalah adalah dengan
melakukan positive modeling. Istilah ini
merujuk pada kemauan untuk belajar
dari perilaku, teknik, strategi hingga
kebiasaan yang dilakukan oleh
282
seseorang yang telah kita anggap
berhasil dalam bidangnya, dan bisa kita
jadikan role model. Modeling mendorong
kita untuk percaya bahwa jika orang lain
bisa, maka semestinya kita juga bisa.
Yang perlu kita lakukan adalah
memelajari perilaku, strategi, teknik,
dan kebiasaan apa saja yang mereka
jalani, sehingga mereka bisa meraih
sukses yang mengesankan dalam
bidangnya.

Demikianlah tiga kiat praktikal agar kita


bisa mengembangkan growth mindset
dan resourcefulness dalam diri kita, yakn:
selalu berupaya menumbuhkan
optimisme dan keyakinan positif akan
masa depan; lebih banyak
mengapresiasi small wins; serta
melakukan positive modeling. Kita akan
lebih sukses menjalani segenap tahapan
menjadi kaya secara pelan-pelan, jika
kita punya bekal kekuatan growth
mindset dan resourcefulness yang
tangguh.

283
RANGKUMAN
Dalam bab ini kita telah berkelana
menjelajahi peta jalan untuk menjadi
kaya secara pelan-pelan. Jika dirangkum,
terdapat lima tahapan untuk menjadi
insan yang makmur secara pelan-pelan.
Kelima tahapan ini adalah:

• Tahapan #1: Susun Sasasaran


Keuangan yang Ingin Anda Raih
• Tahapan #2: Tentukan Metode
untuk Mencapainya
• Tahapan #3: Kembangkan
Rencana Tindakan (Action Plan)
yang Spesifik
• Tahapan #4: Manfaatkan Metode
Tiny Habit untuk Mengeksekusi
Rencana Tindakan
• Tahapan #5: Tumbuhkan
Resourcefulness dan Growth
Mindset

Perjalanan panjang menjadi kaya pelan-


pelan diawali dengan penentuan sasaran
keuangan yang ingin kita raih. Tetapkan
target yang realistik dan mudah
dijangkau. Lalu, rumuskan metode untuk
mencapainya disertai dengan rencana
tindakan yang spesifik. Selanjutnya,
manfaatkan kekauatan tiny habit:

284
gunakan metode tiny habit untuk
mengimplementasikan rencana tindakan
yang telah disusun. Start small. Take
baby steps. Lalu, jalani kebiasaan kecil ini
secara berulang dan pelan-pelan
temukan efek momentum. Pada saat
yang bersamaan kita juga perlu terus
menumbuhkan mentalitas berdaya
(resourcefulness) dan growth mindset
atau sikap yang selalu fokus pada solusi
saat menemui beragam kendala yang
menghadang.

Jika kita mampu menjalani lima tahapan


di atas dengan rutin, maka Insya Allah
kita akan berhasil menjadi insan yang
kaya secara pelan-pelan.

285
DAFTAR PUSTAKA

1. Adrian F. Ward, Kristen Duke, Ayelet


Gneezy, and Maarten W. Bos, “Brain
Drain: The Mere Presence of One’s
Own Smartphone Reduces Available
Cognitive Capacity”, Journal of the
Association for Consumer Research,
April 2017
2. Angela Duckworth, Grit: The Power of
Passion and Perseverance, Scribner,
2016
3. Anthony Carnevale, et. al, “Born to
Win, Schooled to Lose: Why Equally
Talented Students Don’t Get Equal
Chances to Be All They Can Be”,
Georgetown University Paper, 2019
4. Ariana Huffington, The Sleep
Revolution: Transforming Your Life,
One Night at a Time, Harmony Press,
2017
5. Barbara Frederickson, Positivity:
Top-Notch Research Reveals the 3-to-
1 Ratio That Will Change Your Life,
Harmony Boosk, 2009
6. BJ Fogg, Tiny habits: The Small
Changes That Change Everything,
Houghton Mifflin Harcourt, 2019
7. Brad Barber & Terrence Odean, “The
Behavior of Individual Investors”,
Handbook of Economic of Finance,
2013, vol. 2, pp 1533-1570
8. Brian Wansink, Mindless eating: Why
We Eat More Than We Think, Bantam
Press, 2010
9. Cal Newport, Digital Minimalism:
Choosing a Focused Life in a Noisy
World, Portfolio, 2019
10. Carol Dweck, Mindset: The New
Psychology of Success, Balantine
Books, 2007
11. Gail Mathews, “The Science Behind
Goal Setting”, Dominican Research
Paper, 2017

286
12. Heidi Moawad, “Benefits of Reading
Books: How It Can Positively Affect
Your Life”, Healthline, October 2019
13. James Clear, Atomic Habit: Tiny
Changes, Remarkable Results,
Penguin Press, 2018
14. Jessica Mendoza et. al., “The Effect of
Cellphones on Attention and
Learning: The Influences of Time,
Distraction, and Nomophobia”,
Computer in Human behavior,
September 2018.
15. John Bogle, The Little Book of
Common Sense Investing: The Only
Way to Guarantee Your Fair Share of
Stock Market Returns, Willey Press,
2007
16. John Medina, Brain Rules: 12
Principles for Surviving and Thriving
at Work, Home, and School, Pear
Press, 2014
17. Kay Ireland, “How Does Junk food
Affect the Way You Concentrate?”,
Livestrong.com
18. Martin Seligman, Learned Optimism:
How to Change Your Mind and Your
Life, Vintage Publication, 2006.
19. Mathew ThoRp& Rachel Link, “12
Science-Based Benefits of
Meditation”, Healthline, October
2020
20. Nicholas Carr, The Shallows: What
the Internet Is Doing to Our Brains,
Norton Company, 2011
21. Nicky Tucker, “Junk food Rots Your
Brain, Increases Risk of Dementia”,
Medical Daily, April 2021
22. Paul Ratner, “How Evolution Made
Our Brains Lazy”, Big Think,
September 2018
23. Peter Gollwitzer & Veronika
Brandstatter, “Implementation
Intentions and Effective Goal
Pursuit”, Journal of Personality &
Social Psychology, July 2007

287
24. Peter Gollwitzer, “Implementation
Intentions: Strong Effects of Simple
Plans”, American Pschologist, Volume
54, 1999
25. Roy Bauimester, Willpower:
Rediscovering the Greatest Human
Strength, Penguin Press, 2011
26. Sonya Lubyormiski, The How of
Happiness: A Scientific Approach to
Getting the Life You Want, Penguin
Press, 2007
27. Teresa Amabile, “The Power of Small
wins”, Harvard Business Review, May
2011
28. Teresa Amabile, The Progress
Principle: Using Small wins to Ignite
Joy, Engagement, and Creativity at
Work, Harvard Business Review
Press, 2011
29. Walter Mischel, The Marshmallow
Test: Understanding Self-control and
How To Master It, Transword
Publishing, 2014

288
Profil Penulis Buku

Yodhia Antariksa bekerja sebagai


seorang konsultan manajemen dan
trainer dalam pengembangan SDM.
Selama ini ia telah menjadi konsultan
dan trainer pada lebih dari 150 klien,
baik yang berasal dari perusahaan
swasta nasional, perusahaan
multinasional, BUMN, dan beragam
lembaga kementerian di tanah air.

Yodhia meraih gelar master of HR


management dari Texas A&M University
(USA) atas beasiswa dari Fulbright.
Sementara pendidikan S1, ia selesaikan
pada jurusan Manajemen, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta. Yodhia juga
telah menyelesaikan pendidikan
eksekutif pada Wharton Business School,
University of Pennsylvania.

289
Yodhia merupakan pengelola Blog
Strategi + Manajemen
(strategimanajemen.net) – sebuah blog
manajemen bisnis yang populer dan
pernah dinobatkan sebagai blog bisnis
terbaik di tanah air.

290

Anda mungkin juga menyukai