Anda di halaman 1dari 2

Saat ini, rasanya sulit menemukan sekolah yang tidak menaikkan biaya masuk sekolah (uang

pangkal) maupun iuran sekolah. Di Indonesia, kenaikan biaya tersebut biasa terjadi setiap tahun.
Besaran kenaikan biaya masuk sekolah dan iurannya bervariasi antara 6 persen hingga 20 persen
per tahun. Faktor pertama yang mempengaruhi biaya pendidikan antara lain inflasi. Inflasi
menjadi pemacu kenaikan biaya pendidikan tersebut. Kenaikan kebutuhan pokok seperti beras,
tepung, telur dan lain-lain membuat daya beli masyarakat menurun termasuk guru. Akibatnya,
sekolah pun menaikkan gaji guru. Demikian juga kebutuhan biaya pemeliharaan fasilitas sekolah
lain yang meningkat. Semua itu tentu mengakibatkan kenaikan biaya pendidikan. Kedua, adanya
keinginan masyarakat untuk memberikan pendidikan yang bermutu/berkualitas bagi anak-anak
mereka, tidak peduli berapa pun harga yang harus dibayar. Ketiga, sekolah juga berlomba-lomba
memberikan standar pendidikan berkualitas karena permintaan masyarakat. Untuk meningkatkan
standar kualitas pendidikan, tentu perlu biaya tambahan yang tidak sedikit. Maka dari itu,
sekolah membebankannya pada para orangtua melalui uang pangkal dan iuran sekolah.
Contohnya sekolah bertaraf nasional atau internasional.

Banyaknya populasi anak-anak usia sekolah juga akan meningkatkan permintaan akan jasa
pendidikan. Apa saja instrumen keuangan yang bisa dipilih untuk menyiapkan dana kesehatan
anak dan berapa dana yang sebaiknya dialokasikan? Jika harus menyiapkan dana kesehatan,
terutama anak, kita dapat membeli polis asuransi yang memberikan perlindungan biaya
kesehatan pada biaya inap rumah sakit saja. Sedangkan untuk biaya rawat jalan, kita dapat
menyediakan dana yang ditempatkan pada tabungan saja. Jangan tempatkan dana kesehatan ini
pada instrumen yang tidak likuid (tidak mudah kita jual) dan mempunyai risiko besar. Karena
biasanya untuk rawat jalan biaya yang kita keluarkan relatif kecil sehingga dapat kita tanggung.
Dana yang kita alokasikan untuk asuransi jiwa dan perlindungan dana kesehatan ini biasanya
sekitar 10-15 persen dari pendapatan. Kita dapat membeli Asuransi kesehatan murni atau
membeli asuransi jiwa yang men-cover risiko kesehatan dan penyakit kritis.

Berapa presentase dari penghasilan yang sebaiknya dialokasikan untuk dana pendidikan anak,
misalnya jika orangtua merencanakan biaya pendidikan dari usia 0 tahun hingga perguruan
tinggi? Selain menghitung berapa dana yang harus kita alokasikan setiap bulannya, kita juga
harus mengetahui berapa besar dana yang kita butuhkan untuk pendidikan buah hati kita serta
mengetahui biaya pendidikan di sekolah/universitas di mana anak kita akan menuntut ilmu.
Setelah mengetahui biaya pendidikan di masing-masing sekolah, kita harus mengetahui
perkiraan biaya pendidikan di masa yang akan datang. Setelah itu, kita dapat mencari berapa
dana yang akan kita alokasikan setiap bulannya untuk biaya pendidikan anak kita.

Contoh anak kita berusia 0 tahun, asumsi kenaikan biaya pendidikan 15 persen. Jadi, total
alokasi per bulan yang harus kita siapkan untuk biaya pendidikan buah hati adalah sebesar Rp
2.168.000. Biasanya, dana yang kita siapkan sekitar 10 s/d 20 persen dari pendapatan kita, tetapi
apakah alokasi dana setiap bulannya dapat mencapai tujuan biaya pendidikan di lembaga
pendidikan yang kita inginkan? Jika tidak, kita dapat mencari tambahan pendapatan, atau
mungkin kita memilih alternatif lembaga pendidikan yang lain.

Sumber :

https://money.kompas.com/read/2012/02/01/16070851/~Karir~Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai