Anda di halaman 1dari 7

Pelaksanaan Pendidikan Online di Masa Pandemi dan Tingginya Angka Putus Sekolah di

Jawa Barat

Pendahuluan

Coronavirus Disease 2019 atau biasa disebut dengan COVID-19 adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
merupakan penyakit baru dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala
ringan seperti flu, hingga yang berat seperti infeksi paru-paru atau pneumonia 1. Virus ini pertama
kali ditemukan di Cina tepatnya pada kota Wuhan pada akhir desember 2019 dan hanya dalam
waktu beberapa bulan virus ini berhasil masuk ke Indonesia. Jumlah kasus positif COVID-19
yang terkonfirmasi hingga 18 Juli 2021 berjumlah 2.877.476 orang dengan jumlah kematian
sebesar 73.582 orang2, menurut data yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 dikatakan bahwa persentase kematian akibat virus ini sangat besar pada kalangan
usia diatas enam puluh tahun. Jawa Barat masuk dalam peringkat dua dengan jumlah kasus
positif COVID-19 terbanyak di Indonesia setelah Provinsi DKI Jakarta, jumlah keseluruhan
kasus positif COVID-19 di Jawa Barat berjumlah 499.419 orang3.

Beberapa negara menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran virus


Corona ini. Contohnya di Republik Ceko yang telah menjalankan lockdown pada akhir maret lalu
dengan menutup seluruh pertokoan kecuali seperti supermarket, bank, apotek, kantor pos, dan
pom bensin4. Bahkan sebelum wabah corona menjalar perbatasan sebagai akses masuk ke
Republik Ceko telah ditutup, sedangkan di Indonesia sendiri, pemerintah menerapkan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sekarang diganti menjadi Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang salah satu kebijakannya adalah melakukan
penutupan akses jalan, melakukan pembelajaran dari rumah, dan juga menghentikan proses

1
Pane, d. M. (2021, Mei 3). COVID-19. Retrieved from https://www.alodokter.com/covid-19
2
Nasional, K. P.-1. (2021, Juli 18). Peta Sebaran. Retrieved from https://covid19.go.id/peta-sebaran
3
Desideria, B. (2021, Juli 15). Health Info. Retrieved from 56.757 Kasus Baru COVID-19, Angka Positif Jabar
Nyaris Dekati DKI per 15 Juli 2021: https://www.liputan6.com/health/read/4607956/56757-kasus-baru-covid-19-
angka-positif-jabar-nyaris-dekati-dki-per-15-juli-2021
4
Indonesia, T. C. (2020, April 19). Negara yang Dinilai Sukses Tekan Kasus Corona dengan Lockdown. Retrieved
from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200419170127-113-495051/negara-yang-dinilai-sukses-tekan-
kasus-corona-dengan-lockdown
pekerjaan dari kantor atau biasa disebut dengan work from home, namun dengan kebijakan itu
masih terjadi beberapa permasalahan seperti tidak semua bidang pekerjaan dapat dilakukan dari
jarak jauh, maka dari itulah banyak sekali pelanggaran dari kebijakan yang telah dilakukan
karena untuk kebutuhan hidup tidak sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

Kondisi Pendidikan di Jawa Barat

Pemerintah memberikan kebijakan terkait pembelajaran dari rumah untuk memutus


penyebaran wabah COVID-19, namun tentu dalam kebijakan tersebut tidak bisa terealisasikan
dengan baik karena terdapatnya beberapa kesenjangan dalam masyarakat seperti fasilitas dan
sumber daya yang tidak memadai, masih banyak daerah di Indonesia yang tidak memiliki akses
internet dengan baik sehingga ini menjadi hambatan bagi siswa untuk menempuh pendidikan
karena semula pembelajaran dilakukan di sekolah dengan bertatap muka langsung, namun
sekarang pembelajaran harus dilakukan dari jarak jauh dan tentu dengan banyaknya distraksi
yang menjadikan pembelajaran jarak jauh ini kurang efektif. Hal yang paling ditakuti dari
dampak dari pembelajaran jarak jauh ini adalah adanya loss generatioan atau bahkan education
death yang dikarenakan tidak efektifnya proses pembelajaran.

Permasalahan lain terkait pendidikan di Provinsi Jawa Barat adalah angka putus sekolah
yang tinggi, infrastruktur pendidikan yang kurang baik, bahkan hingga upah guru honorer yang
kecil. Rata-rata lama sekolah (RLS) di Provinsi Jawa Barat baru 8,3 tahun 5 atau dapat dikatakan
bahwa banyak yang tidak lulus SMP/MTs, tentu itu sangat disayangkan sekali karena lamanya
proses dalam bidang pendidikan dari jenjang SD sampai SMA/SMK adalah 12 tahun, sehingga
dengan rendahnya angka RLS menjadikan banyak SDM yang kurang terampil dan pada akhirnya
hanya menjadi pengangguran. Tentu terdapat banyak sekali penyebabnya yang salah satunya
adalah ketidakmampuan untuk membayar biaya sekolah atau bahkan sampai karena sulitnya
untuk mengakses pendidikan.

Dampak Angka Putus Sekolah di Jawa Barat

5
Sarnapi. (2020, Juli 7). Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Barat Baru 8,3 Tahun. Retrieved from
https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01588411/rata-rata-lama-sekolah-di-jawa-barat-
baru-83-tahun
Angka putus sekolah di Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2020 mencapai 15.449 orang
yakni SD 6.030 siswa, SMP 3.684 siswa, SMA 1.581 siswa, dan SMK 4.154 siswa 6. Tahun ini
dapat dikatakan lebih baik daripada angka putus sekolah pada tahun 2018 lalu yang hingga
mencapai total 37.971 siswa. Namun, sangat disayangkan karena Provinsi Jawa Barat hampir
selalu menjadi provinsi dengan angka putus sekolah tertinggi. Inilah yang harus dijadikan
perhatian penuh oleh pihak pemerintah, karena banyak sekali latar belakang mengapa siswa
memilih untuk putus sekolah disbanding melanjutkanya, contohnya adalah masalah
perekonomian, masalah cacat tubuh, bahkan hingga pernikahan usia dini. Contohnya saja dalam
bidang ekonomi, walaupun pemerintah memberikan bantuan berupa KIP atau Kartu Indonesia
Pintar untuk para siswa, namun pada nyatanya bantuan tersebut tidak dapat menanggung semua
biaya sekolah karena bantuan yang diberikan berupa uang bantuan yang dikeluarkan setiap
pemerintah memberikan bantuan dengan waktu yang tidak pasti sehingga para orang tua siswa
kewalahan untuk membayar biaya sekolah dan yang pada akhirnya siswa memutuskan untuk
putus sekolah dan tanpa disadari itu dapat membuat kualitas SDM menurun yang bahkan pada
akhirnya dapat membuat angka pengangguran menaik.

TUNTUTAN

Dengan merujuk pada kajian terkait Sistem Pendidikan di Provinsi Jawa Barat yang juga
dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 dan permasalahan lainnya seperti perekonomian dan
angka putus sekolah yang tinggi, maka sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut,
berikut tuntutan-tuntutan yang kami rasa probable untuk diterapkan oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Barat:

1. Menuntut Pemerintah Jawa barat untuk Melakukan Penyuluhan dan Pengawasan ke


Setiap Sekolah
Kami melihat bahwa pembelajaran jarak jauh kurang efektif karena dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti banyaknya distraksi di rumah dan interaksi antara guru dengan murid
terjadi lebih sedikit yang menjadikan proses pembelajaran tampak kurang menarik dan

6
Kemendikbud. (2020). Statistik Pendidikan. Retrieved from
http://statistik.data.kemdikbud.go.id/index.php/page/smk
berakibat materi tersampaikan dengan kurang efektif. Oleh karena itu, pemerintah dapat
memberikan penyuluhan kepada guru di setiap sekolah terkait proses pembelajaran agar
dapat tersampaikan dengan baik, contohnya seperti guru dapat lebih banyak interaksi dengan
para murid terkait materi ketimbang memaparkan materi yang terkesan membosankan
bahkan dengan tanpa adanya interaksi. Contoh lainnya adalah guru dapat membuat video
pembelajaran terkait materi yang sedang dan akan dipelajari sehingga pemahaman siswa
lebih baik, dan proses pembelajaran tatap muka melalui media dapat berupa tanya jawab
mengenai materi yang telah diberikan.

Pemerintah juga dapat melakukan pengawasan kepada setiap sekolah terkait apakah
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan baik juga efisien, pemerintah juga dapat
memberikan kewenangan kepada para siswa dan orang tua untuk memberikan feedback atau
masukan terkait pembelajaran di sekolah sehingga pihak sekolah dapat memperbaiki jika
terdapat kekurangan guna membuat proses pembelajaran pada masa pandemi menjadi efektif
dan efisien.

2. Menuntut Pemerintah Jawa Barat untuk Memberikan Bantuan Penuh Bagi Siswa
Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP)

Pemerintah dapat memberikan bantuan penuh kepada setiap siswa seperti biaya masuk
sekolah juga spp. Karena pada faktanya di lapangan walaupun siswa memiliki KIP mereka
tetap harus membayar biaya sekolah yang tidak sedikit dan ditambah dengan spp per bulan
yang harus mereka bayarkan yang menjadikan mereka memutuskan untuk putus sekolah
karena ketidakmampuannya. Pemerintah hanya memberikan bantuan ketika memang bantuan
tersebut datang dengan waktu yang tidak tentu, dan walaupun bantuan itu datang, bantuan
yang diberikan rata-rata hanya dibawah satu juta rupiah, yang tentunya itu tidak cukup untuk
membayar biaya sekolah.

Tuntutan yang ditawarkan berupa Pemerintah Jawa Barat dapat memberikan bantuan
secara penuh terkait biaya pendidikan siswa penerima KIP, dengan catatan pihak pemerintah
melakukan pengawasan lebih kepada para siswa karena ditakutkan kurang sasaran. Ini adalah
salah satunya cara untuk menimimalisir angka putus sekolah yang hampir selalu menjadi
peringkat satu dari setiap provinsi.
3. Menuntut Pemerintah untuk Menaikan Upah Para Honorer

Seperti yang diketahui bahwa upah para guru honerer di Indonesia selalu menjadi
perhatian karena kesejahteraanya kurang tercapai, oleh karena itu selain dari pihak siswa,
para guru honorer pun harus diperhatikan. Sering terjadi di lapangan bahwa para guru
honorer tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi kebutuhannya, sedangkan
pekerjaan mereka sama dengan para guru yang telah memiliki status PNS. Setidaknya
walaupun penghasilan para guru honorer tidak dapat disamakan dengan para guru PNS, upah
mereka minimal harus mencapai UMR dengan pembayaran yang dilakukan secara tepat
waktu. Tidak boleh para guru honorer dibayar minim bahkan dengan waktu yang tidak tepat.

4. Menuntut Pemerintah untuk Membuka Lembaga Penyuluhan untuk Kalangan Umum


Pemerintah dapat membuka lembaga penyuluhan yang dapat diakses oleh kalangan
umum yang berfungsi sebagai wadah untuk masyarakat khususnya para siswa apabila dalam
proses pembelajaran terdapat permasalahan, permasalahan dapat datang dari mana saja
sehingga fungsi dari lembaga ini juga menerima adanya keluhan dari para siswa. Selain itu
juga fungsi lain dari lembaga ini adalah memberikan penyuluhan kepada anak putus sekolah,
terutama yang terdapat di jalanan sehingga dapat diketahui lebih lanjut akar dari
permasalahannya apa sehingga dapat menerbitkan solusi yang tepat.

Penutup

Dengan adanya penyebaran virus COVID-19 ini membuat hampir seluruh negara di
seluruh dunia mengalami permasalahan, mulai dari permasalahan ekonomi, bahkan hingga
menjalar pada bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan hampir di seluruh dunia mengambil
kebijakan pembelajaran daring, di Indonesia juga menerapkan kebijakan ini guna memutus
rantai penyebaran virus, namun sayangnya kebijakan tersebut tidak sepenuhnya dapat berjalan
secara lancar, contoh permasalahan yang terjadi seperti ketidakmampuannya siswa untuk
beradaptasi dengan pembelajaran dari jarak jauh sehingga materi yang disampaikan kurang
maksimal, permasalahan lainnya adalah ketidakmampuan siswa untuk mengakses internet dan
bahkan tidak memiliki gawai untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Disamping itu juga
ditambah dengan permasalahan angka putus sekolah yang selalu tinggi di Provinsi Jawa Barat
yang tentu akan berdampak pada kemudian hari.
Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk menanggulangi permasalahn tersebut,
seperti memberikan KIP kepada siswa yang kurang mampu untuk mendapatkan bantuan dan
hingga membuka Program Desa Cerdas yang dilakukan oleh Baznas. Namun sayangnya
Langkah tersebut masih kurang cukup untuk menanggulangi permasalahan yang ada, maka dari
itu kami memberikan solusi berupa tuntutan yang diberikan kepada pemerintah karena
pemerintah memiliki tanggung jawab penuh untuk mengatasi permsalahan yang ada di tengah
masyarakat.
Daftar Pustaka

Artikel Website

Desideria, B. (2021, Juli 15). Health Info. Retrieved from 56.757 Kasus Baru COVID-19, Angka
Positif Jabar Nyaris Dekati DKI per 15 Juli 2021:
https://www.liputan6.com/health/read/4607956/56757-kasus-baru-covid-19-angka-
positif-jabar-nyaris-dekati-dki-per-15-juli-2021
Indonesia, T. C. (2020, April 19). Negara yang Dinilai Sukses Tekan Kasus Corona dengan
Lockdown. Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200419170127-113-495051/negara-yang-
dinilai-sukses-tekan-kasus-corona-dengan-lockdown
Kemendikbud. (2020). Statistik Pendidikan. Retrieved from
http://statistik.data.kemdikbud.go.id/index.php/page/smk
Nasional, K. P.-1. (2021, Juli 18). Peta Sebaran. Retrieved from https://covid19.go.id/peta-
sebaran
Pane, d. M. (2021, Mei 3). COVID-19. Retrieved from https://www.alodokter.com/covid-19
Sarnapi. (2020, Juli 7). Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Barat Baru 8,3 Tahun. Retrieved from
https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01588411/rata-rata-lama-sekolah-di-jawa-
barat-baru-83-tahun

Anda mungkin juga menyukai