Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI MASA

PANDEMI

Disusun Oleh:

Nangkulo Fadli Irianto (202061201098)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS

2021
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................................i
I. Pendahuluan...........................................................................................3
II. Pembahasan............................................................................................4
A. Kebijakan Pemerintah......................................................................4
B. Kementrian Pendidikan dalam Pembuatan Kebijakan.....................5
C. Solusi Terhadap Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh......................6
III. Penutup...................................................................................................8
IV. Daftar Pustaka........................................................................................9

2
PENDAHULUAN
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me”
sehingga menjadi “mendidik” artinya, memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. (Menurut Muhibbin Syah,
2010: 10). Dalam dunia Pendidikan proses belajar mengajar secara tatap muka
adalah hal yang lumrah dilakukan. Berbeda dengan Pendidikan zaman dulu yang
proses belajarnya menggunakan metode ceramah, Pada Era saat ini setiap Pelajar
diwajibkan aktif untuk berinteraksi dengan Pengajar pada tiap pertemuan.
Pandemi Covid yang sedang berlangsung mengakibatkan perubahan dan
peningkatan cara belajar mengajar, yang dulu mengajar secara tatap muka
sekarang dilakukan dengan daring atau online. Mungkin saja pembelajaran secara
daring bisa menjadi permanen, mengingat bahwa kegiatan pelajar bukan hanya
untuk belajar namun juga menggali lebih dalam tentang bakat dan minat. Namun
dengan perubahan yang mendadak, membuat pelajar yang belum siap menjadi
terkejut serta belum mampu beradaptasi terhadap kondisi Belajar Mengajar.
Masih adanya pelajar yang gaptek, dan tidak memiliki sarana menjadi faktor
penghalang diterapkanya proses Belajar Mengajar secara daring.
Pembelajaran dengan metode Daring memudahkan para pelajar dan
pengajar, namun masih adanya kekurangan sarana pada siswa berdampak pada
pemerataan pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam makalah ini akan dibahas
lebih jelas lagi tentang “KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM DUNIA
PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI”

3
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Pemerintah
Sektor pendidikan pada dasarnya hidup dalam konteks jejaring kompleks
yang melibatkan situasi sosio-ekonomi serta lingkungan masyarakat sekitar. Kelas
ekonomi sebuah keluarga memiliki dampak besar terhadap lama sekolah dan
kualitas Pendidikan individu. Dalam sebuah penelitian yang dibuat oleh SMERU
Research Institute, Pandemi COVID-19 berpotensi menaikkan tingkat kemiskinan
di Indonesia. SMERU melakukan beberapa proyeksi pertumbuhan ekonomi
Indonesia dan dalam skenario terburuknya angka kemiskinan di tahun 2020
meningkat sebanyak 4 persen dari tahun 2019 menjadi sekitar 12 persen. Apabila
kita menempatkan angka tersebut dalam konteks keluarga, peningkatan tersebut
bisa memiliki dampak yang cukup besar kepada sektor pendidikan terutama dalam
kemampuan orang tua memberikan fasilitas belajar bagi anak-anaknya.
Pandemi COVID-19 sudah jelas akan memiliki dampak yang beragam
terhadap kelas-kelas ekonomi yang berbeda. Selain kelas miskin sebagai prioritas
utama, kelas menengah yang rentan juga perlu dipertimbangkan sebagai penerima
bantuan selanjutnya karena mereka bisa saja kembali masuk kalangan miskin
ketika menerima tekanan ekonomi yang besar.2 Menurut data dari BPS, status
ekonomi sebuah keluarga memiliki dampak yang jelas terhadap rata-rata lama
sekolah anak-anaknya dan menentukan di tahap mana pendidikan seorang anak
selesai.3 Terdapat perbedaan angka lama sekolah yang signifikan (4.54 tahun)
antara kelompok tertinggi dan terendah.
Ketimpangan tersebut merupakan sebuah masalah yang sudah menempel
dalam pendidikan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Maka dari itu,
penurunan status ekonomi jutaan keluarga akibat wabah COVID-19 dapat
semakin mengurangi rata-rata lama sekolah anak-anak. Belum lagi dengan
bertambahnya jumlah Pekerja Dirumahkan/PHK, yang bertambah sebanyak
1.722.958 pekerja di sektor formal dan informal akibat pandemi COVID-19.4
Dampak keterpurukan ekonomi juga berlaku dua arah dan mempengaruhi
kesejahteraan guru dan sekolah sebagai institusi pendidikan. Beberapa sekolah di
Indonesia sudah mulai melaporkan masalah pembayaran biaya SPP yang tidak
sesuai ataupun tidak tepat waktu.5 Sekolah-sekolah yang memiliki angka guru
honorer dan tidak tetap yang tinggi akan mengalami kesulitan yang lebih serius
karena guru tanpa sertifikasi memiliki pendapatan yang lebih rendah
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk
menghadapi kendala pembelajaran di masa pandemi Covid-19, seperti revisi surat
keputusan bersama (SKB) Empat Menteri yang telah diterbitkan tanggal 7
Agustus 2020, untuk menyesuaikan kebijakan pembelajaran di era pandemi saat
ini. Selain itu, sekolah diberi fleksibilitas untuk memilih kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran siswa di masa pandemi, sebagaimana ditetapkan

4
dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait kurikulum pada
masa darurat.
B. Kementrian Pendidikan dalam Pembuatan Kebijakan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus.Kebijakan PJJ(Pembelajaran Jarak Jauh)
Kemendikbud mendapat berbagai macam respons dari publik. Meskipun tidak
ideal, PJJ dianggap sebagai satu-satunya kebijakan yang memungkinkan proses
pembelajaran tetap bisa dilakukan di tengah pandemi COVID-19. Meskipun
begitu, terdapat dua masalah utama yang menghambat efektivitas proses PJJ yaitu
keterbatasan akses terhadap internet dan keterbatasan kapabilitas tenaga pengajar.
Pertama, keterbatasan akses terhadap internet yang stabil. Banyak wilayah di
Indonesia belum dijangkau oleh internet, bahkan sinyal komunikasi dan listrik
pun belum mencapai beberapa wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Salah satu building block dari sebuah pembelajaran jarak jauh yang efektif adalah
kecepatan internet yang memadai dan stabil. Tanpa koneksi yang stabil, murid
tidak mungkin mendapatkan materi pembelajaran secara utuh dan proses
pemahaman pun terbatas dan dibatasi oleh internet.
Ketimpangan akses terhadap internet tersebut dapat terlihat jelas ketika
kita membandingkan data antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan
data dari BPS, persentase rumah tangga dengan akses internet di Indonesia terus
meningkat setiap tahunnya dan mencapai 78% pada tahun 2018. Meskipun begitu,
terlihat adanya disparitas yang cukup tinggi antara akses internet di pedesaan dan
perkotaan yaitu 27% di tahun 2018. Disparitas akses tersebut dapat dilihat ketika
membandingkan beberapa provinsi di Indonesia. Yogyakarta dan Jakarta memiliki
penetrasi internet yang mencapai 50%. Sementara itu, penetrasi internet di
provinsi-provinsi bagian timur masih di bawah 30 persen.7 Hal tersebut
memperkuat asumsi disparitas pendidikan bagi beberapa wilayah ketika
melaksanakan PJJ yang bersifat daring. Lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah
Indonesia (INOVASI) melakukan survei di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),
Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Utara (Kaltara), dan Jawa Timur untuk
mengetahui penerapan kebijakan belajar dari rumah.8 Dari keempat provinsi
tersebut, Provinsi NTB dan NTT mencatat angka pembelajaran daring paling
rendah yaitu 7% dan 4% selebihnya menggunakan buku dan lembar kerja siswa
(LKS). Jadi, di samping disparitas regional untuk akses internet, pemanfaatannya
pun masih terfragmentasi pada kelas dan wilayah tertentu.
Murid-murid yang tidak punya privilese geografis dalam mengakses
internet terpaksa harus mengandalkan buku tanpa ada bimbingan langsung dari
tenaga pengajar. Kedua, permasalahan kapabilitas tenaga pengajar yang kesulitan
beradaptasi dengan metode pembelajaran PJJ. Secara umum PJJ menambahkan
beban kepada guru karena kebanyakan dari mereka baru pertama kali melakukan

5
pembelajaran dari jarak jauh. Dengan adanya pandemi COVID-19, sekolah
mengerti bahwa proses belajar tidak bisa dilakukan dalam waktu yang lama
seperti pada situasi normal. Akibatnya, guru terpaksa memadatkan materi
pembelajaran yang banyak dalam beberapa jam saja.9 Bagi murid-murid di
wilayah perkotaan, masalah utamanya biasanya berasal dari pola pemberian tugas
tanpa ada timbal balik dari guru. Hal tersebut terjadi karena pada umumnya
sekolah dasar dan menengah di Indonesia tidak memiliki sistem pembelajaran
daring sehingga guru hanya membagikan tugas melalui Whatsapp. 10 Selain itu,
banyak murid yang mengeluh tidak ada penjelasan dari guru tentang materi-materi
yang mereka kerjakan. Padahal, guru bisa saja merekam video penjelasan sebuah
materi sebelum memberikan tugas kepada murid.
Masalahnya, mereka kurang dibekali dengan pendidikan literasi digital dan
kecakapan teknologi untuk memanfaatkan sarana dasar yang ada. Ditambah lagi,
Kemendikbud pun tidak memberikan arahan yang spesifik dan detail dalam
pelaksanaan PJJ di masa pandemi COVID-19 sehingga guru dan sekolah dituntut
untuk berinovasi dan membuat kebijakannya masing-masing. Bagi sekolah dan
guru yang berada di wilayah terpencil, permasalahannya juga tentang cara
mengatasi keterbatasan-keterbatasan fundamental seperti akses internet yang tidak
ada atau tidak stabil, keterbatasan finansial keluarga murid, dan fasilitas digital
sekolah yang terbatas. Bagi wilayah pedesaan yang masih bisa mengakses
internet, biaya menjadi kendala karena keluarga murid yang tidak bisa membayar
pulsa dan paket data internet bagi anaknya. Pada akhirnya guru kerap terpaksa
mendatangi murid ke rumah masing-masing meskipun berisiko menyebarkan
penyakit COVID-19.11
Wilayah-wilayah tertinggal seperti ini perlu diberikan perhatian khusus
karena berpotensi melebarkan jarak kesenjangan pendidikan. Situasi Pandemi
COVID-19 menunjukkan adanya kekosongan dalam infrastruktur dan juga
institusi Pendidikan Indonesia yang tidak siap menghadapi situasi tidak terduga
seperti sekarang. Lebih dari itu, kebijakan PJJ memperlihatkan ketidaksiapan
Indonesia untuk memindahkan pendidikan ke dalam medium teknologi digital.
Jurang pemisah antara wilayah maju dengan fasilitas internet dan wilayah
terpencil tanpa sinyal begitu besar sehingga pemerintah pun harus melakukan
jenis intervensi yang berbeda sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
C. Solusi Terhadap Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh
Peran kepala sekolah dalam mendorong para pendidik dan tenaga
kependidikan untuk melek iptek di masa pendemi ini merupakan salah satu unsur
penting dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh ini. Dengan adanya kebijakan
pemberian pelatihan melalui webinar ataupun workshop tentang proses belajar
mengajar bagi para pendidik dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan tersebut dalam memberikan layanan bagi peserta
didik.

6
Kerja sama yang dilakukan antara pihak sekolah dengan pihak provider
untuk peningkatan layanan internet di sekolah merupakan salah satu upaya
pemecahan masalah tentang keterbatasanya sarana dan prasarana penunjang ilmu
pengetahuan dan teknologi di sekolah untuk peningkatan mutu. Pentingnya peran
kepala sekolah dalam menjalin kerja sama dengan provider dalam proses
pelayanan pemberian subsidi kuota menjadi bantuan yang dapat meringankan
orang tua dan siswa itu sendiri.

7
PENUTUP
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus.Peraturan yang ada telah menjelaskan
tentang pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh.Pandemi Covid yang
mengguncang Indonesia tidak hanya berpengaruh di segi ekonomi, namun
juga mempengaruhi Dunia Pendidikan. Tidak hanya cara Belajar Mengajar
yang berubah namun juga terhadap Kebijakan yang ada. Pembentukan
kebijakan dalam Dunia Pendidikan dibuat berdasar kondisi di Indonesia yang
dilanda Pandemi Covid. Kebijakan ini telah diterapkan dan dilaksanakan di
semua Instansi.

8
DAFTAR PUSTAKA
S Muhibbin. 2010 Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
M Syah. 2016 Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosakarya

9
DAFTAR RUJUKAN
Kemendikbud (https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/kebijakan-kemendikbud-
di-masa-pandemi). Diakses pada 29 Januari 2020
Knowledge Indonesia (https://www.smeru.or.id/en/content/learning-home-
portrait-teaching-and-learning-inequalities-times-covid-19-pandemic). Diakses
pada 29 Januari 2020

10

Anda mungkin juga menyukai