Anda di halaman 1dari 26

KEBIJAKAN BELAJAR DARI RUMAH AKIBAT PANDEMI COVID-19

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA ILE BOLENG KECAMATAN


ILE BOLENG KABUPATEN FLORES TIMUR

PROPOSAL

Oleh :

YUSRIL ABDULLAH
NIM : 1822511011

“Proposal Ini Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan”

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
C. TujuanPenelitian.……………………………………………………….
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………
A. Konsep Pembelajaran daring……………………………………………..
B. Kendala-kendala yang dialami dalam proses pembelajaran dari rumah……..
C. Pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa…………………
D. Penelitian relevan…………………………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………..
A. Jenis penelitian……………………………………………………………..
B. Waktu dan tempat penelitian……………………………………………….
C. Subjek penelitian…………………………………………………………….
D. Teknik pengumpulan data……………………………………………….....
E. Keabsahan data……………………………………………………………..
F. Analisis data………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak akhir tahun 2019 dunia dikejutkan dengan mewabahnya penyakit
yang disebabkan suatu virus yang disebut corona atau dikenal dengan istilah
covid-19 (Corona Virus diseases-19). Virus yang dengan cepat menyebar ini
diduga berasal dari Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, dan saat ini
menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia, sehingga WHO pada tanggal 11
Maret 2020 telah menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.
Penyebaran wabah yang sangat cepat menyebabkan ribuan manusia
terpapar virus ini hampirseluruh dunia, bahkan telah banyak pula yang
menjadi korban meninggal. Tercatat negara-negara yang memiliki kasus
tinggi terpapar covid-19 saat ini adalah Italia, Tiongkok, Spanyol, Amerika
Serikat, dan Iran dengan tingkat kematian mencapai ribuan orang. Sulitnya
mendeteksi orang yang terpapar virus ini karena masa munculnya gejala yang
cukup lama yaitu kurang lebih dua minggu menjadi penyebab banyaknya
korban yang berjatuhan. Penularan lewat kontak antar manusia yang sulit
diketahui karena kegiatan sosial yang tidak bisa dihindari merupakan
penyebab terbesar cepatnya covid-19 inimenyebar, termasuk ke Indonesia.
Sulitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia
menerapkan kebijakan ketat untuk memutuskan mata rantai penyebaran
covid-19. Social distancing menjadi pilihan bagi setiap negara dalam
menerapkan 2 kebijakan untuk pencegahan penyebaran covid-19, sisi lainnya
kebijakan ini berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan.
Pembatasan interaksi sosial masyarakat ini sendiri jelas dapat menghambat
laju pertumbuhan dan kegiatan dalam berbagai bidang kehidupan, namun
pembatasan sosial ini menjadi salah satu cara yang dianggap paling efektif.
Tak terkecuali juga dalam bidang pendidikan ikut terkenadampak dengan
adanya kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang terbilang mendadak untuk

1
meliburkan dan mengalihkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi
belajar di rumah.
Keadaan ini tentu saja menuntut lembaga pendidikan baik pihak sekolah,
guru, maupun siswa untuk melakukan inovasi dalam melakukan proses
pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan
pembelajaran secara online atau daring (dalam jaringan). Hal ini
kemudianmendapatrespons oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan menerbitkan beberapa surat edaran terkait pencegahan dan
penanganan Covid-19. Pertama, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang
pencegahan dan penanganan covid-19 di Lingkungan Kemendikbud. Kedua,
Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan Covid-19 pada
Satuan Pendidikan. Ketiga, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid-19) yang antara lain memuat edaran tentang
proses belajar dan mengajar dari rumah (Arifa, 2020).
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang pada pelaksanaannya tidak
bertatap muka langsung di kelas namun melalui teknologi informasi dengan
menggunakan fasilitas internet. Salah satu bentuknya adalah metode
elearning. E-learning merupakan suatu metode belajar berbasis internet.
Dengan menggunakan koneksi internet dan memanfaatkan teknologi,
diharapkan kegiatan pembelajaran tetap dapat berlangsung juga
mempermudah interaksi antara tenaga pengajar dan peserta didik meskipun
tidak bertatap muka secara langsung. Sistem pembelajaran dengan
memanfaatkan koneksi internet dengan proses belajar mengajar dikenal
dengan sistem Online learning atau sistem belajar secara virtual (Bentley,
Selassie, & Shegunshi, 2012).
Hingga saat iniOnline learning atau pembelajaran dari rumah ini masih
dianggap sebagai hal yang baru dalam kegiatan belajar mengajar dimana
dalam proses kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dan tenaga

2
pengajar tidak perlu hadir diruang kelas, cukup hanya dengan
mengaplikasikan aplikasi pendukung dan internet untuk melakukan proses
kegiatan belajar mengajar dan juga dapat dilakukan dari tempat yang
berjauhan. Karena kemudahan dalam sistem belajar virtual atau online
learning, tidak heran bila banyak satuan pendidikan yang menggunakan
sistem pembelajaran online. Dengan demikian, pembelajaran online dapat
dilakukan dari manapun dan kapanpun sesuai dengan kesepakatan yang telah
ditentukan antara tenaga pengajar dan peserta didik (Adijaya & Santosa,
2018).
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk
mengikuti alur yang bisa ditempuh agar pembelajaran tetap dapat
berlangsung dan berjalan dengan baik, dan yang menjadi pilihan adalah
dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring.
Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak
faktor yang menghambat terlaksananya efektivitas. Sebagian besar sekolah
mungkin mampu menjalankan hal ini dengan baik. Namun, ada pula pada
pelaksanaannya masih banyak memiliki kekurangan sehingga pembelajaran
terasa kurang efektif
Beberapa siswa mengeluhkan perubahan proses belajar mengajar ini.
Banyak kendala yang menjadikan proses pembelajaran jarak jauh dirasa lebih
susah daripada belajar langsung di sekolah, diantaranya seperti kelancaran
jaringan internet, ketersediaan kuota/paket internet, kecakapan siswa dalam
memahami pelajaran, kurangnya ruang interaksi siswa dalam mendiskusikan
pelajaran baik kepada guru ataupun temannya, juga guru yang memberikan
tugas terlalu banyak sehingga seringkali tugas yang harus dikerjakan menjadi
menumpuk. Melalui penelitian ini sendiri, penulis berharap agar pelaksanaan
pembelajaran dari rumah di masa pandemi ini dapat berjalan maksimal
ataupun setidaknya makin efektif dari awal dilaksanakannya.

3
Berdasarkan data dokumen yang peneliti peroleh dari raport siswa di
SMA Ile Boleng bahwasannya ada beberapa siswa memiliki nilai raport rata-
ratanya sangat rendah dimassa pendemi covid-19, Dan siswa tersebut
memiliki nilai rata-ratanya sangat tinggi sebelum pendemi covid-19.
Sehingga peneliti merasa perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menggali
permasalahan-permasalahan yang terjadi di SMA Ile Boleng.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Kebijakan Belajar Dari Rumah Akibat Pendemi Covid-19
Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Ile Boleng Selama Proses Pembelajaran
Daring?
2. Apakah Faktor-Faktor Penghambat belajar dari umah Terhadap Hasil
Belajar Siswa di SMA Ile Boleng?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kebijakan belajar dari rumah akibat pendemi covid-19
terhadap hasil belajar siswa SMA Ile Boleng selama proses pembelajaran
daring.
2. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor penghambat belajar dari rumah
terhadap hasil belajar siswa di SMA Ile Boleng.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
sebagai referensi dalam pembelajaran tentang kebijakan belajar dari
rumah akibat covid-19 terhadap hasil belajar siswa di SMA ile boleng
kecamatan ile boleng kabupaten flores timur

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kebijakan
Penyebaran covid-19 ini mengakibatkan terjadinya perubahan
kebijakan secara mendasar dalam dunia pendidikan di tanah air. Hal ini
dikeluarkan melalui surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. Kebijakan yang
paling mendasar adalah mengubah cara belajar mengajar siswa dan guru
dengan belajar dari rumah. Hal ini jelas sangat berbedadengankebiasaan
selama ini, yang dimana guru mengajar di kelas dengan didukung oleh sarana
penunjang sekolah.

Dengan kebijakan tersebut guru berusaha mencari pola yang tetap agar
pembelajaran bisa tetap berjalan, yaitu dengan melakukan atau mengupayakan
pembelajaran berbasis dalam jaringan yang lebih dikenal dengan
pembelajaran daring (online learning). Pembelajaran ini jelas sangat berbeda
dengan proses belajar mengajar biasanya, guru dan siswa tidak bertemu secara
langsung melainkan secara jarak jauh. Secara positif pembelajaran ini sangat
membantu keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi sekarang ini.
Namun, mengubah pola juga kebiasaan bukanlah hal yang mudah, dan
merupakan hal yang wajar ketika terjadi perubahan yang tidak terduga
sebelumnya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jika dilihat dari sisi


positifnya kebijakan ini jelas menunjang upaya dalam pencegahan
peningkatan kasus penyebaran virus corona. Namun tidak menutup pula
adanya kekurangan atau akibat yang kurang efisien dari kebijakan ini.
Diantaranya seperti kemampuan atau pengetahuan dalam mengaplikasikan
media pembelajaran daring, akses internet atau jaringan juga keterbatasan

5
kuota internet yang dimiliki, pemberian tugas oleh guru yang tidak sesuai
dengan jam sekolah sehingga terkadang tugas menjadi menumpuk.

Secara umum kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan


perilaku seseorang aktor misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun
lembaga tertentu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Pada
dasarnya terdapat banyak penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian
mengenai kebijakan.

Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya memecahkan


problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejaheraan masyarakat. Dan dalam kebijakan setidaknya harus memenuhi
empat hal penting yakni; Pertama, tingkat hidup masyarakat meningkat,
kedua terjadi keadilan : By the law, social justice, dan peluang prestasi dan
kreasi individual, ketiga diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat
(dalam membahas masalah, perencanaan, keputusan dan implementasi), dan
keempat terjaminnya pengembangan berkelanjutan. Kemudian Monahan dan
Hengst seperti yang dikutip oleh Syafaruddin bahawa kebijakan (policy)
secara etimologi diturunkan dalam bahasa Yunani, yaitu “Polis” yang artinya
kota (city). Pendapat ini menjelaskan kebijakan mengacu kepada cara-cara
dari semua bagian pemerintahan mengarahkan untuk mengelola kegiatan
mereka. Dalam hal ini, kebijakan berkenaan dengan gagasan pengaturan
organisasi dan merupakan pola formal yang sama-sama diterima pemerintah
atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha mengejar tujuannya.

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa kebijakan merupakan


petunjuk dan batasan secara umum yang menjadi arah dari tindakan yang
dilakukan dan aturan yang harus diikuti oleh para pelaku dan pelaksana
kebijakan karena sangat penting bagi pengolahan dalam sebuah organisasi

6
serta mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan disepakati
bersama.
Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan masalah atas
tindakan yang terjadi. Sementara menurut Weihrich dan Koontz dikutip dari
Amin priatna bahwa kebijakan adalah alat membersihkan hati atau harapan
yang mendorong, inisiatif tetatp dalam keterbatasan. Kebebasan tergantung
pada kebijakan dan sebaliknya akan mereflesikan posisi dan kekuasaan dalam
organisasi. Kebijakan juga adalah rencana, kebijakan itu sebagai peryataan
atau pemahaman atau pengertian yang mengarahkan pikiran dalam membuat
keputusan. Tidak semua kebijakan merupakan pernyataan, tetapi sering
diimplikasikan dari tindakan menejer. Sementara Koontz, Donnell dan
Weihrich mengatakan bahwa kebijakan adalah sebagai tuntunan dalam
berfikir untuk mengambil keputusan, keputusan tersebut diambil dalam batas-
batas. Keputusan memerlukan tindakan tetapi dimaksudkan untuk menuntut
manager dalam memutuskan komitmen.
Berarti kebijakan berdasarkan pendapat ini adalah sebagai pedoman
untuk menuntun manager dalam membuat keputusan komitmen. Untuk itu
kebijakan yang dibuat dapat meliputi ruang lingkup yang sempit maupun
luas. Oleh karena itu Frederick, Davis dan Post berpendapat bahwa kebijakan
pada tingkat publik ditujukan kepada tindakan yang diambil pemerintah
untuk mempromosikan perhatian umum (masyarakat) banyak kebijakan
publik (umum) mulai dari pajak, pertahanan nasional sampai perlindungan
lingkungan mempengaruhi bisnis secara langsung. Kebijakan publik dan
program ini membuat perbedaan antara keuntungan dan kegagalan.
B. Konsep Pembelajaran Daring
Kondisi pendemi saat ini menjadi tantangan bagi pendidik dalam hal ini
adalah guru dituntut untuk berinovasi mengubah pola pembelajaran tatap
muka menjadi pola pembelajaran tatap muka. Menurut (Chairiyaton,2020),
menjelaskan bahwa terdapat model pembelajaran lain yang bisa digunakan

7
oleh tenaga pengajar sebagai media penyampaian ilmu pengetahuan, yaitu
pembelajaran daring dan pembelajaran campuran (kombinasi dari dua metode
pembelajaran yaitu tatap muka dan pembelajaran daring).Metode
pembelajaran daring tidak menuntut siswa untuk hadir di kelas tetapi lebih
banyak belajar di rimah maka dituntut untuk lebih efektif menciptakan model
pembelajaran untuk tetap aktif memantau siswa.
Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam jaringan. Menurut pendapat
(firman, 2020) pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran
yang memanfaatkan jaringan internet saat pelaksananya. Peran guru dalam
proses pembelajaran daring sangat vital, yang pertama menjadikan siswa
sebagai aktivitas belajar Karena guru harus menjadi dasar untuk pendekatan
konstruktivistik yang menjadikan siswa sebagai subjek. Yang kedua, siswa
harus belajar menguasai iptek sebagai sumber belajar sehingga memudahkan
siswa.Yang ketiga, guru dan siswa harus menciptakan suasana belajar yang
kondusif, interaktif dan penyenangan. Yang keempat, guru memberikan
evaluasi atau umpan balik setelah proses pembelajaran berakhir sehingga
siswa tidak lupa pada materi yang di sampaikan oleh guru. Menurut
(Pakpahan,2020) pembelajaran oneline atau pembelajaran jarak jauh
bertujuan untuk memenuhi standar pendidikan dengan pemanfaatan teknologi
informasi dengan menggunakan perangkat komputer atau gadged yang saling
terhubung dengan siswa dengan guru maupun mahasiswa dan dosen.
Pembelajaran yang dilakukan secara oneline yang menggunakan media
menjadikan guru dapat mengontrol partisipasi siswa. Menurut Pangodian
2019) penerapan pembelajaran akan berjalan optimal jika diikuti oleh
beberapa faktor pendukung dimensi sistem, yaitu berupa kualitas sistem dan
infrastruktur, kualitas informasi dan pembelajaran serta kualitas lembaga
pelayanan. Sehingga pembaruan pada sistem yang dapat mendukung adanya
interaksi dan penugasan yang sewajarnya sebetulnya sudah dapat mengurangi
aspek negatif diatas yang akan berpengaruh terhadap kenaikan efektifitas

8
pembelajaran daring.Hal ini dapat memudahkan guru mengajar walaupun
sedang melakukan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan anjuran
pemerintah, untuk menghentikan penularan covid 19.
Tidak efektifnya pembelajaran, karena guru memberikan tugas tanpa
menjelaskan materi sehingga siswa kurang memahami.Ada juga siswa yang
malas mengerjakan tugas karena alasan tidak memiliki kuota internet.
Selama pembelajran daring mengalami beberapa kandala, yaitu: kendala
pertama bila siswa merasakan bosan, guru harus memikirkan strategi
bagaimana caranya supaya siswa bisa keluar dari zona kebosanan mereka.
Guru harus efektif dalam menciptakan pembelajaran daring yang menarik
bagi peserta didik sehingga pembelajaran yang dilakukan sangat
menyenangkan. Guru bukan hanya menciptakan suasana pembelajaran
efektif, akan tetapi guru harus menguasai empat nilai kompetensi, yakni nilai
pedagokik,nilai sosial,spiritual dan nilai kepribadian.
C. Kendala-kendala Yang Dialami Dalam Proses Pelaksanaan
Pembelajaran Dari Rumah
1. Kurangnya Pemahaman Materi Oleh orang Tua
Hasil peneltian dilapangan menunjukan bahwa pemahaman materi oleh
orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah dimasa pandemic ini
menjadi kendala dalam pelaksanaannya, ditunjukan dengan hasil wawancara
kepada orang tuan yang menyatakan bahwa menyampaikan ilmu pada anak
tidaklah mudah dan membutuhkan latihan khusus. Hal sejalan dengan
penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa selama pembelajaran
dirumah atau daring, banyak orang tua yang kurang dalam memahami materi
yang diberikan oleh pihak sekolah atau guru, orang tua menganggap tugas
yang diberikan terlihat sulit sehingga mereka sulit dalam menyampaikannya
pada anak (Cahyati and Kusumah,2021).
Pemahaman materi yang luas yang dimiliki oleh orang tua sangatlah
bermanfaat dalam membantu anak belajar dirumah berdasarkan kegiatan

9
yang ada diseekolah, seperti membaca buku cerita yang mendidik dan bisa
membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolah (Diadha,2020).
Pembelajaran tidak bisa maksimal jika orang tua belum sepenuhnya
memahami materi yang diberikan oleh guru untuk diajarkan kepada anak,
seperti yang diungkapkan penelitian sebelumnya bahwa orang tua harus
benar-benar menguasai materi pembelajaran yang diberikan oleh guru agar
terlaksanakanya pendidikan dirumah menjadi sukses (Irma et al, 2019).
Kendala kurangnya pemahaman materi oleh orang tua disebut juga
kendala pedagogi, bentuk kendalanya meliputi, belum pernah mendapatkan
pelatihan, belum berpengalaman, dan belum mendapatkan pendampingan
(Muhdi, 2021).Kendala-kendala yang telah disebutkan terkait kurangnya
pemahaman materi oleh orang tua bisa diatasi atau diminimalisir dengan
adanya musyawarah antara orang tua dan guru, supaya guru bisa memberikan
alternative lain kepada orang tua.Masukan-masukan dari guru sangat
bermanfaat untuk mengatasi rasa sulit yang dialami oleh orang tua (Irhamna,
2016).
2. Kendala Terkait Jangkauan Layanan Internet
Letak kepulauan Indonesia yang beragam menyebabkan tidak semua
wilayah terjangkau oleh layanan internet dan sebaran jaringan internet yang
lamban sewaktu-waktu (Ratu et al., 2020). Hal negatif lain mengenai layanan
internet yaitu memungkinkan berpengaruh pada kesehatan peserta didik.
Kendala lain yang ditemukan yaitu kemampuan orang tua untuk memberikan
fasilitas pendidikan online seperti penggunaan jaringan internet yang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Jones & Sharma,2019).
Kondisi tersebut tampaknya berbeda dengan di Cina yang telah sanggup
menyediakan infrastruktur pendukung pembelajaran daring di sekolah dan
universitas dengan lebih baik. Sejak beberapa dekade terakhir Pemerintah
Cina telah membangun sejumlah proyek nasional untuk menyiapkan

10
infrastruktur pembelajaran daring di sekolah bahkan membuat proyek sekolah
online (Wang & Chen,2009).
Permasalahan-permasalahan yang disebutkan diatas tentu harus tetap di
evaluasi supaya anak-anak dapat memperoleh pembelajaran yang lebih baik.
Kuncinya adalah untuk melakukan pembelajaran online sesuai dengan
kondisi setempat (Zhang et al.,2020.), apalagi di negara Indonesia yang masih
banyak daerah- daerah dengan minimnya jangkauan internet.
Kendala- kendala yang dihadapi oleh orang tua dalam mendampingi anak
belajar dirumah dimasa pandemi Covid-19 seperti yang telah dijabarkan,
yaitu kurangnya pemahaman materi oleh orang tua, kesulitan orang tua dalam
menumbuhkan minat belajar anak, tidak memiliki cukup waktu untuk
mendampingi anak karena harus bekerja, orang tua tidak sabar dalam
mendampingi anak saat belajar dirumah, kesulitan orang tua dalam
mengoperasikan gadget, dan kendala terkait jangkauan layanan internet
sangat diharapkan kedepannya hal ini tidak lagi menjadi kendala dalam
pembelajaran dirumah untuk anak supaya anak mampu mendapatkan layanan
pembelajaran yang optimal, karena layanan yang baik dan optimal untuk
anak dalam belajar adalah kunci utama dalam suksesnya tujuan
pembelajaran (Palusci & Fischer,2010).
D. Pengertian Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar
manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap
dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil
nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan
rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai
oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk
menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang
mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui

11
seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan
belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi
Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni
prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar,
(Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang
berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk
memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.
Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam domain kognitif
diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi
level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Sedang
domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran.
Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif (kemampuan hapalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi), afektif (penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan psikomotorik
(persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks
dan kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk angka atau nilai Untuk
menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru
memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk
menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang
berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil
apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

12
E. Penelitian Relevan
1. Rina mutaqiah dalam penelitiannya berjudul implementasi pembelajaran
daring selama pandemi covid-19 diprovinsi jawa barat
Menghadapi pandemi covid-19 guru, orang tua, kepala sekolah, harus
mengubah pola pembelajaran dari pembelajaran tatap muka menjadi
pelajran daring, semua pihak harus menyiapkan semua perangkat dalam
memfasilitasi pembelajran daring ini dalam waktu yang sangat mendesak,
selain itu target kurikulum yang belum tercapai karena pandemi terjadi di
tengah-tengah semester. Begitupun dengan media yang harus disiapkan
sekolah dalam pembelajaran daring ini, seperti komputer/leptop dan
telepon seluler yang berbasis internet.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran
jarak jauh di jenjang SD, SMP, SMA disemua kabupaten. Dimana
penelitian lebih pada bagaimana persiapan dan perencanaan serta proses
atau media dan sumber pembelajaran.
2. Sobroon A.n dalam penelitiannya tentang pengaruh daring learning
terhadap hasil belajar IPA Siswa disekolah dasar
Pembelajaran daring lering dapat dipahami sebagai pendidikan formal
yang diselenggarakan oleh sekolah dasar yang peserta didik dan instruptur
(guru) berada dilokasi terkisah, sehingga memerlukan sistem
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya serta berbagai
sumber daya yang diperlukan didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menghubungkan pembelajaran berbasis daring lerning dengan
menggunakan aplikasi edmodo terhadap mata pelajaran IPA pada siswa.
Berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa pembelajaran berbasis
daring lerning yang menggunakan aplikasi edmodo kususnya mata
pelajaran IPA membawa dampak yang sangat posistif bagi siswa dikelas.
Berdasarkan pemahaman peneliti penelitian ini lebih kepada bagaimana

13
menerapkan metode pembelajaran sedangkan dalam penelitian peneliti
lebih pada bagaimana pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil
belajar siswa.
3. Rindiani dalam penelitiannya tentang pengaruh disiplin belajar dan gaya
belajar terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran daring dimasa
pendemi covid-19.
Kendala dalam melakukan kegiatan pembelajaran daring di SMK
Negeri 4 surabaya yaitu siswa kesulitan memahami materi disampaikan
karena belum mampu menentukan gaya belajar yang tepat dengan
keadaan diri dan disiplin belajar siswa masih kurang. Peneliti berupaya
untuk menemukan bukti apakah pengaruh disiplin belajar dan gaya
belajar akan menunjukkan hubungan yang simultan terhadap hasil belajar,
ketika kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Guna mengetahui
pengaruh disiplin belajar, dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
pada pelajaran korespodensi kelas X jurusan OTKP di SMK 4 Surabaya
merupakan tujuan dari penelitian ini.
Hasil yang diperoleh pada penelitian yang telah dilaksanakan kepada
siswa OTKP kelas X SMKN 4 Surabaya, bisa ditarik kesimpulan bahwa:
(1) ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar dan hasil belajar
secara positif. Dihasilkan 19% besar pengaruh disiplin belajar terhadap
hasil belajar; (2) ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar dan
hasil belajar secara positif. Dihasilkan 13,3% besar pengaruh gaya belajar
terhadap hasil belajar; (3) ada pengaruh simultan antara disiplin belajar
dan gaya belajar terhadap hasil belajar secara positif. Dihasilkan 32,3%
pengaruh disiplin belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar.
4. Mira juliya penelitiannya tentang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa problematika pembelajaran
daring dialami baik oleh guru maupun siswa dapat berpengaruh pada
motivasi belajar siswa. Beberapa problematika pembelajaran daring

14
diantaranya keterbatasan penguasaan teknologi, kesulitan pengakses
jaringan internet, ketiadaan fasilitas penunjang belajar, dan kondisi
lingkukangan belajar yang kurang kondusif. Problematika pembelajaran
daring tersebut dapat berpengaruh pada motivasi belajar siswa, yaitu jika
dilihat dari unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar. Solusi
dalam mengatasi problematika yang dapat mempengaruhi motivasi
belajar diantaranya peningkatan kompetensi guru, penggunaan metode
pembelajaran yang efektif, pemberian pembantuan kuota internet dari
komdikbud, dan kolaborasi antara guru dan orang tua siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diatas solusi yang dapat dilakukan dalam
mengatasi problematika pembelajaran daring dalam upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa diantaranya meningkatkan kompetensi pedagogik
IT, penggunaan metode pembelajaran yang tepat menyesuaikan dengan
pembelajaran daring, bantuan kuota dari pemerintah, dan meningkatakan
kolaborasi antara guru dan orang tua.
5. Wayan Eka Santika dalam penelitiannya tentang pendidikan karakter
pada pembelajaran daring.
Pendidikan krakter adalah upaya mewujudkan generasi bangsa yang
cerdas dan baik atau memiliki akhlak mulia dan kepribadian indonesia.
Keberhasilan pendidikan krakter mengisyaratkan pembelajaran tidak serta
merta dilihat dari perspektif ranah kognitif saja melainkan bagaimana
keseimbangan ranah kognitif, efektif dan psikomotor yang muaranya
adalah mewujudkan manusia seutuhnya. Kondisi pendemi covid-19 saat
ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan
formal dalam upaya pendidikan karakter bangsa. Pembelajaran dominan
tidak dilakukan dengan tatap muka, sehingga menjadi tantangan guru
dalam proses pendidikan karakter tersebut. Disisi lain akan memberikan
kesempatan bagi peserta didik dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
karakter di masyarakat dalam upaya keikutsertaan pencegahan dan

15
penanggulangan covid-19. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif
dengan studi literatur yang berusaha memberikan solusi bagaimana
pendidikan karakter dilakukan ketika pembelajaran masih berlangsung
dengan metode daring pada sekolah menengah pertama. Strategi yang
ditawarkan adalah strategi pendidikan karakter multipile intelligences
berbasis portofolio.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal.
Pertama, pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama. Pertama, fungsi
pembentukan dan pengembangan potensi. Pendidikan karakter
membentuk dan mengembangkan potensi siswa agar berpikiran baik,
berhati baik, dan berpilaku sesuai dengan falsafah pancasila. Kedua,
fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikn karakter menperbaiki dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan
pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju
bangsa yang maju, mendiri, dan sejahtera. Ketiga, fungsi penyaring.
Pendidikan karakter memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring
budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa
dan karakter bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan saran yaitu,
pertama, guru harus diberikan pemahaman bagaimana teknik dan strategi
dalam pendidikan karakter pada pembelajaran daring yang merupakan
pengejewanatahan belajar dari rumah. Guru harus berusaha kretif dalam
menggali informasi dan karakteristik peserta didik dalam menentukan
model-model pembelajaran dengan hasil belajar yang diharapkan pada
pembelajaran daring.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif, yang
pada penelitian ini telah merumuskan dan menguaraikan keadaan yang
sebenarnya terjadi berdasarkan kenyataan dan berusaha mencari jalan
pemecahannya. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang di
dasarkan pada filsafat post positivisme yang digunakan untuk menyelidiki
keadaan objek alamiah, peneliti sebagai alat utamanya, dan metode pengumpulan
datanya adalah triangulasi (kombinasi). Analisis data bersifat induktif/kualitatif.
Dan sebagai hasilnya, penelitian kualitatif lebih menekankan pentingnya
generalisasi (Sianturi 2020). Pada penelitian ini, peneliti memilih metode
kualitatif dikarenakan dalam penelitian ini berupaya untuk memberikan gambaran
secara jelas mengenai kebijakan belajar dari rumah akibat pendemi covid-19
terhadap hasil belajar siswa di SMA ile oleng kecamatan ile boleng kabupaten
flore timur.Selain itu dapat mengetahui fenomena yang terjadi saat penelitiaan
berlangsung dengan menyajikan kejadian yang sebenarnya.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian sendiri yaitu di SMA Ile Boleng, Kecamatan Ile Boleng,
yang dimana mengarah kepada pelajar yang bersekolah di SMA Ile Boleng.
Dengan menggali permasalahan yang ada, peneliti ingin memperoleh data-
data dan informasi perihal pengalaman siswa dalam proses belajar mengajar
dari rumah selama masa pandemi ini.

17
2. Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

No Kegiatan
Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
stus
1. Penyusunan  
Proposal dan
Konsultasi

2. Ujian Proposal 

3. Revisi Proposal 

4. Penelitian  

5. Pengolahan 
Data

6. Seminar Hasil 

7. Penyusunan 
Skripsi

8. Ujian Skripsi 

Tabel III, B Waktu Penelitian

C. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah guru, Kepala Sekolah, Orang Tuan dan
siswa SMA Ile Boleng,mKecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur.
Dengan penyebaran yang heterogen (tidak ada pengelompokan antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah).

18
Adapun teknik dalam pengambilan subjek penelitian ini adalah menggunakan
purposive.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah satu langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data,
mengumpulkan data merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian ini.
Untuk mendapatkan data yang paling factual dan akurat maka peeliti
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi diaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran
dikelas saat guru tengah memeberikan materi pelajaran. Observasi hanya
dilakukan sebatas mengamati, mengindentifikasi, dan mencatat apa
kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Catatan lapangan
sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat digunakan untuk mencatat
data kualitatif, kasus istimewah, atau untuk melukiskan suatu proses.
Observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung, pengamatan
mencakup kegiatan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran dan
mengidentifikasi kendala siswa dalam proses pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai proses
pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil
yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana penginterview
memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun
cara penympaikan pertanyaan tersebut tergantung kepada kebijaksanaan
interviewer.
3. Dokumentasi
Merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian
tindakan kelas dilakukan.Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengumpulkan

19
data dan megambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam melaksanakan
pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengklarifikasikan bahan-bahan yang berhubungan dengan hasil
yang sedang diteliti, baik dari sumber dokumen maupun dari buku-buku.
Teknik ini untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable-variabel yang
berupa dokumen sekolah, catatan-catatan,daftar hadir siswa, hasil karya siswa.
E. Keabsahan data
Keabsahan data digunakan untuk menunjukan kebenaran penelitian dengan
kenyataan. Pengecekan kesalahan menggunakan tringulasi yaitu suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan sesuatu yang lain. Data
eksternal memeriksa untuk memeriksa atau membandingkan dengan data.
Teknik tringualasi paling banyak digunakan adalah vertifikasi dari sumber
lain. Untuk memperkuat keabsahan data peneliti melakukan tes dengan data yang
terkumpul. Ada empat tringulasi yang dilakukan dalam validasi data yaitu
tringulasi sumer, tringulasi teknik, tringulasi pencari dan tringulasi waktu:
1. Tringulasi sumer meliputi data yang diperoleh dari beragam sumber melalui
wawancara observasi dan dokumen. Data dikumpulkan dari sejumlah
informasi yang telah ditentukan kemudian data yang diperoleh peneliti
kemudian diinterprestasikan dalam data. Peneliti kemudian mengumpulkan
dari berbagai hasil yang diperoleh dari beberapa informasi tersebut.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara dengan narasumber.
2. Tringulasi teknik adalah studi menggunakan teknik yang berbeda dari sumber
yang sama. Yaitu pertama meggunakan teknik wawancara kemudian peneliti
menggunakan teknik observasi sumber yang sama. Dan juga peneliti
menggunakan teknik untuk mendokumentasikan sumber yang dimaksudkan
untuk memudahkan peneliti dalam mendapatkan hasil yang akurat dan
terpercaya.
3. Tringulasi pencari adalah peneliti yang meneliti atau membandingkan hasil
data yang diperoleh dilapangan dengan cara membandingkan hasil

20
wawancara, observasi dan dokomentasi yang diperoleh dari sejumlah sumber
yang berkaitan dengan masalah yag diajukan peneliti. Dengan cara ini hasil
yang diperoleh peneliti dapat diandalkan.
4. Tringulasi waktu adalah terdiri dari data yang dikumpulkan dengan menguji
ulang melalui informasi yang sama pada waktu yang ditentukan. Peneliti
menggunakan wawancara pada waktu yang ditentukan dari sumber lain untuk
mendapatkan hasil tersebut diperlukan beberapa minggu untuk
mengumpulkan semua hasil yang peneliti peroleh wawancara, observasi dan
dokumentasi.
F. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan
menggunakan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan-
satuan yang dapat dikelolah, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan apa
yang penting dan mempelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada
orang lain. Dalam penelitian tindakan kelas ini proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
wawancara, observasi dan dokumentasi yang sudah ditulis dalam catatan
lapangan.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan oleh seorang
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai tujuan
penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah satu peleburan atau mengurangi kapasitas data yang besar
menjadi lebih kecil akan tetapi integritas data orginalnya masih tetap terjaga.
Hal tersebut dilakukan karena biasanya data yang besar membutuhkan beban
komputasi yang tinggi.
3. Penyajian Data

21
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan lapuran hasil
penelitian yang akan dilakukan agar dapat dipahami dan di analisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
4. Menarik Kesimpulan
Dalam menarik kesimpulan harus di dasarkan atas data yang
didapat.Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematika yang
ditemukan. Banyaknya kesimpulan harus sama dengan banyaknya
problematika.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aan hasanah, A. s. (2020). analisis aktivitas belajarr daring mahasiswa pada


pandemi covid 19. UIN Sunan Gunung Djati bandung.

aprizan, S. n. (2021). pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi belajar


mahasiswa pgsd STKIP Muhammadiyah Muara Bungo. jurnal basicedu, 3445-3459.

Matussolikhah, R. (2021). pengaruh disiplin belajar dan gaya belajar terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19. universitas
negeri surabaya, 2, 225-236.

Mutaqinah, R. (2020, september). implementasi pembelajaran daring(program BDR)


selama pandemi covid-19 diprovinsi jawa barat. jurnal petik, 6, 85-95.

Nugraha, S. A. (2020). studi pengaruh daring learning terhadap hasil belajar


matematika kelas IV. jurnal inovasi penelitian 2020, 1, 266-276.

prama, a. p. (2021). pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa


SD. vol.2-No.1 year 2021, 88-95.

santika, W. e. (2020). pendidikan karakter pada pembelajaran daring. indonesian


values character education journal, 30, 8-19.

sinaga, D. (2021). pengaruh kemampuan guru dalam penggunaan media


pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa. jurnal inovasi penelitian, 874-880.

wardani, A. (2021). analisis kendala orang tua dalam mendampingi anak belajar
dirumah pada masa pandemi covid-19. jurnal obsesi, 5(1), 772-782.

Zainal Abidin, Rumansa,Kurniawan Ari Zona. (2020). pembelajaran online berbasis


proyek salah satu solusi kegiatan belajar mengajar ditengah pandemi covid-19.
jurnal ilmiah provesi pendidikan, UIN Mataram Indonesia, 5,1, 64-70.

Nurfadhilah Ishak. (2021) implikasi wabah covid-19 terhadap penerapan sistem


belajar di rumah pada siswa sma negeri 6 wajo, Skriupsi, Universitas
Muhammadiyah Makassar

23

Anda mungkin juga menyukai