Anda di halaman 1dari 4

MENSIASATI BIAYA PENDIDIKAN

Oleh: Mike Rini

Dikutip dari Danareksa.com

Pendidikan di Indonesia masih merupakan investasi yang mahal, untuk itu


diperlukan perencanaan keuangan yang baik, bila ingin merencanakan pendidikan
dengan baik bagi buah hati sebaiknya merencanakan dana pendidikan sejak dini.
Dana pendidikan bisa mulai dipikirkan serta disiapkan sejak anak lahir dengan
menyisihkan sebagian pendapatan rutin kita tiap bulannya atau pada waktu tertentu
secara rutin.

Setiap pergantian tahun ajaran para orang tua, selalu dihadapkan pada masalah
biaya pendidikan. Terlebih bila ada anaknya yang akan masuk ke jenjang pendidikan
lebih tinggi, maka mereka harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam. Banyak
orangtua atau bahkan juga anak-anak-yang menderita stres ketika mereka harus
mendapatkan sekolah baru untuk pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Anak taman kanak-kanak harus masuk sekolah dasar, lalu sekolah lanjutan tingkat
pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, selanjutnya ke perguruan tinggi.Selain harus
menyediakan sejumlah uang sebagai uang pangkal (bahkan sering kali mesti
ditambah pula dengan uang sumbangan sukarela), juga mesti memindahkan
sebagian uang keluarga untuk membeli buku pelajaran dan seragam sekolah yang
baru.

Sebagai orang tua, kita pasti setuju bahwa pendidikan mempunyai peranan besar
terhadap masa depan anaknya. Sehingga demi mendapatkan pendidikan yang
terbaik, maka menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang paling
tinggi adalah salah satu cara agar si anak mampu mandiri secara finansial nantinya.
Namun mahalnya biaya pendidikan saat ini ditambah lagi dengan naiknya biaya
pendidikan dari tahun ketahun seringkali membuat orang tua tidak mampu
menyediakan dana pendidikan tersebut pada saat dibutuhkan.

Apalagi jika yang dimaksud adalah pendidikan bermutu. Sekolah negeri favorit saat
ini bahkan biaya sekolahnya tidak berbeda jauh dengan sekolah swasta. Apalagi
dengan maksud agar anaknya mendapat pendidikan terbaik berwawasan
internasional, maka beberapa orang tua juga berkeinginan untuk menyekolahkan
anaknya ke luar negeri. Buat Anda yang pernah bersekolah di luar negeri pasti ingat
betapa biaya hidup selama belajar disana hampir sama besarnya dengan biaya
pendidikan itu sendiri. Pengalaman itu menunjukan bahwa bila Anda menyekolahkan
anak keluar negeri kelak, jumlah yang harus Anda keluarkan akan jauh lebih besar
lagi.

Lalu, benarkah pendidikan masih merupakan barang mewah ? Disebut kemewahan


karena bagi sebagian besar kalangan, pendidikan masih menyita biaya yang luar
biasa besarnya hingga sulit dipenuhi. Terutama oleh kalangan menengah ke bawah
dengan keuangan terbatas.
Jika disandingkan dengan kebutuhan primer dan biaya hidup yang semakin mahal,
tentu saja kebutuhan akan pendidikan yang bersifat jangka panjang dan tidak terlalu
mendesak menjadi semakin dikesampingkan.

Beban orang tua untuk mempersiapkan dana sedemikian besar untuk membayar
uang pangkal sekolah anak memang cukup berat jika harus dibayar sekaligus.
Karena itu untuk mengantisipasi mahalnya biaya pendidikan kelak maka salah satu
caranya adalah dengan mempersiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari
sebelumnya.

Untuk mempersiapkan dana biaya pendidikan, sebenarnya banyak yang bisa


dilakukan para orang tua. Secara garis besar, sumber pendanaan alternatif dalam
perencanaan keuangan menghadapi tahun ajaran baru ada 5, yaitu :

1. Menabung melalui jasa perbankan.


Tabungan pendidikan, yang merupakan gabungan bentuk deposito, asuransi,
dan tabungan. Bedanya, deposito dimulai dengan uang pangkal yang besar,
sementara tabungan pendidikan membayar setoran untuk mendapatkan
"uang pangkal" yang lebih besar. Dan berbeda pula dengan tabungan biasa,
karena tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo (layaknya asuransi dan
deposito). Uniknya, walaupun bentuknya tabungan pendidikan, namun ada
juga yang dijaminkan dengan perlindungan asuransi.

Jadi ketika setoran yang seharusnya dilakukan sepanjang waktu perjanjian


tidak tercapai, akan ditanggung pihak penjamin, setoran bulanan akan
dilanjutkan hingga jatuh tempo bila orangtua penyetor mengalami kecelakaan
dan tidak bisa melanjutkan setoran.

2. Membeli produk asuransi yang mengandung unsur tabungan.


Asuransi pendidikan, bentuk penjaminan terhadap risiko, keuntungan
menggunakan sumber pendanaan ini bila waktu yang direncanakan tepat
atau ada risiko yang muncul di tengah "perjalanan". Biasanya model ini
digunakan bagi keluarga yang memiliki resiko tinggi, sebut saja orang tua
dengan pekerjaan tingkat kecelakaanya lebih tinggi.
3. Mempersiapkan sendiri dengan cara berinvestasi.
Selain tabungan dan asuransi pendidikan maka Anda juga bisa
mempersiapkannya sendiri dengan cara berinvestasi ke dalam suatu produk
investasi lain, misalnya reksa dana. Anda bisa melakukan setoran rutin
investasi per bulan, atau pada waktu yang diinginkan.
4. Dengan mengambil pinjaman kredit jangka pendek.
Walaupun tidak terlalu lazim digunakan untuk sumber dana pendidikan,
namun sebagian masyarakat masih menggunakannya, misalnya seperti
produk pinjaman tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh bank. Kartu kredit.
Sumber keuangan ini sangat memungkinkan, walaupun pembayarannya
mungin akan menjadi masalah baru. Selain bunga yang tinggi bila jatuh
tempo, juga tingkat risikonya cukup besar. Menggadaikan harta Anda yang
berharga seperti perhiasan emas ke pegadaian, juga merupakan salah satu
sumber pembiayaan untuk berbagai keperluan yang mendesak, misalnya
seperti membayar uang pangkal sekolah anak. Dalam keadaan mendesak,
dimana tidak tersedia dana yang cukup untuk membayar biaya pendidikan
anak dengan segera, maka mengambil pinjaman kepada pihak lain bisa
menjadi salah satu alternatif,
5. Dengan menjual harta kekayaan.
Jika Anda mempunyai simpanan dalam bentuk kertas ( paper asset ) seperti
reksa dana, saham atau harta dalam bentuk wujud lainnya seperti emas,
tanah. Kendaraan atau barang berharga lainnya bisa dipertimbangkan untuk
menjualnya jika tidak tersedia dana tunai yang cukup untuk membayar biaya
pendidikan anak.

Prinsipnya dari ke 5 alternatif mempersiapkan dana pendidikan, semuanya bisa


dijalankan hanya tinggal mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Dengan
mempersiapkan dana pendiikan jauh-jauh hari atau sejak dini baik melalui,tabungan
pendidikan, asuransi pendidikan maupun mempersiapkannya sendiri,
memungkinkan para orang tua merancang pendidikan anak-anaknya.

Tidak hanya dari pola dan sistem pendidikan yang diinginkan, namun juga kualitas
pendidikan yang terkait erat dengan biaya pendidikan itu sendiri. Orang tua dapat
menentukan sejak dini pendidikan jangka panjang seperti apa yang diinginkan untuk
anak mereka. Sekaligus mempunyai prediksi besaran biaya dan dibutuhkan dan
merancang untuk memenuhinya dalam hitungan sekian waktu tertentu.

Sebaliknya jika persiapan dana pendidikan tidak dilakukan jauh-jauh hari


sebelumnya, alias dadakan, bisa jadi tiap kali anak Anda hendak membayar uang
pangkal masuk sekolah, lagi-lagi Anda harus kalang kabut. Kalau sudah begitu,
mungkin alternatif nomor 4 dan 5 bisa Anda pertimbangkan sebagai jalan keluarnya.

Pada akhirnya selama pemerintah belum mampu menunjukkan komitmennya


terhadap jaminan pendidikan gratis bagi rakyat, maka keputusan untuk berinvestasi
untuk persiapan dana pendidikan anak dan peran serta orang tua dalam merancang
pendidikan bagi anak-anaknya sangatlah besar. Apapun produk investasi yang
digunakan, sebaiknya produk investasi pendidikan tersebut haruslah dirancang
sedemikian rupa hingga mengutamakan kepentingan anak serta mampu
memberikan manfaatnya tepat pada saat dibutuhkan.

4 Langkah Mudah Mempersiapkan Dana Pendidikan

Mempersiapkan dana pendidikan juga bukan asal menabung, jangan-jangan biarpun


Anda sudah capek menabung dana yang terkumpul tidak cukup juga. Untuk
mempermudah Anda melakukan persiapan dana pendidikan anak, berikut ini adalah
langkah – langkah yang bisa dijalankan :

1. Menentukan target dana pendikan yang dibutuhkan Banyak orang tua


hanya mengetahui tingginya biaya pendidikan saat ini, tapi lupa
memperkirakan berapa besarnya biaya pendidikan kelak. Sehingga walaupun
merasa sudah menabung tetapi dana tersebut ternyata tidak cukup saat akan
dipakai. Target dana pendidikan yang dibutuhkan adalah sama dengan
perkiraan biaya pendidikan kelak, dan untuk memperkirakannya, lakukanlah 2
hal sebagai berikut :
Cari informasi berapa biaya saat ini untuk masing – masing jenjang
pendidikan yang akan dilalui anak Anda ( TK, SD, SMP, SMA, Universitas, S2
) Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan
masuk TK 4 tahun lagi.

Hitung berapa biaya pendidikan tersebut kelak, Kalikan dengan asumsi


kenaikan biaya pendidikan pertahun sampai anak Anda masuk sekolah.
Misalkan biaya uang masuk TK saat ini adalah Rp 5 jt dan anak Anda akan
masuk TK 4 tahun lagi sedangkan asumsi rata-rata kenaikan biaya
pendidikan pertahun yang adalah 10%, maka 4 tahun lagi biaya uang pangkal
masuk TK tadi sudah naik menjadi Rp 7.350.000,-

2. Menetapkan cara pencapaian target dana pendidikan. Ada 2 cara yang


bisa dipilih untuk mencapai target dana pendidikan, yaitu :
a. Melakukan setoran rutin bulanan ke dalam suatu produk investasi,
misalnya : - Menabung secara rutin ke tabungan biasa, tabungan
pendidikan atau deposito di bank, melakukan investasi bulanan ke
produk reksadana, atau mengambil asuransi pendidikan.
b. Menabung atau melakukan investasi sekali saja di muka dengan dana
tunai yang dimiliki saat ini.
3. Melindungi Investasi dari resiko. Hilangnya kemampuan orang tua untuk
mendapatkan penghasilan akibat kematian, kecelakaan atau sakit parah, bisa
menyebabkan setoran rutin untuk dana pendidikan terhenti. Untuk
mengantisipasi dari resiko – resiko ini, maka akan lebih bijaksana jika Anda
mengambil asuransi Bila Anda sudah mengambil asuransi pendidikan atau
tabungan pendidikan yang juga memberikan manfaat asuransi maka otomatis
dana pendidikan anak Anda sudah terproteksi. Artinya jika salah satu resiko
seperti tersebut diatas terjadi maka pihak asuransi akan meneruskan
persiapan dana pendidikan untuk anak Anda.

Namun jika Anda menabung sendiri maka sebaiknya mengambil asuransi


jiwa, asuransi kecelakaan dan asuransi penyakit kritis, dengan besar jumlah
uang pertanggungan yang jika uang pertanggungan tersebut dimasukkan
kedalam suatu produk tabungan atau investasi maka hasil bunga yang
didapat bisa untuk membayar setoran rutin dana pendidikan anak Anda.

4. Melakukan Evaluasi dan Revisi Untuk memastikan agar target dana


pendidikan yang dinginkan tercapai maka sebaiknya rencana keuangan yang
dijalankan dievaluasi minimal setahun sekali. Hal ini dilakukan karena asumsi
suku bunga tabungan, deposito, asuransi maupun produk investasi lainnya
bisa saja berubah Demikian juga asumsi kenaikan biaya pendidikan pertahun,
sehingga kemungkinan terjadi ketidak sesuaian antara asumsi yang dipakai
dengan kenyataan sebenarnya bisa terjadi. Akibatnya Anda mungkin bisa
mencapai target dana pendidikan yang dinginkan tetapi bisa juga tidak.
Dengan melakukan evaluasi rutin maka akan diketahui apakah rencana
keuangan sudah terpenuhi tergetnya atau belum, sehingga jika belum dapat
segera dilakukan revisi atau rencana perbaikannya.

Anda mungkin juga menyukai