Dividen Kas
Bentuknya Dividen Saham
Dividen Jenis-Jenis Dividen Properti
Dividen
Dividen Reguler
Pola Pembagiannya
Dividen Ekstra
Dividen Dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas (tunai) dan biasanya dibayarkan
Kas melalui transfer ke masing-masing rekening pemegang saham.
Contoh:
Sebuah perusahaan memperoleh keuntungan pada periode berjalan sebesar Rp 1
milyar. Dari keuntungan tersebut, sebesar 60% atau Rp 600 juta dibagikan
sebagai deviden, sedangkan sisanya 40% ditahan di perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan dana dalam rangka membiayai investasi yang sudah direncanakan.
Jumlah saham perusahaan yang beredar saat ini sebanyak 10 juta lembar. Maka
berapakah besarnya dividen per lembar saham?
𝑅𝑝 600 𝑗𝑢𝑡𝑎
Deviden = = Rp 60/lembar
10 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
DIVIDEN DILIHAT DARI BENTUKNYA
Dividen Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham bukan berupa kas melainkan
Saham dalam bentuk lembar saham.
Contoh:
Perusahaan akan membagikan dividen sebesar Rp 600 juta. Harga pasar yang
berlaku atas saham perusahaan tersebut Rp 1.000 per lembar. Dengan demikian,
jumlah lembar saham yang akan dibagika sebagai dividen sama dengan 600.000
lembar
Neraca perusahaan sebelum pembagian dividen saham (Rp juta) Neraca perusahaan setelah pembagian dividen saham (Rp juta)
Aktiva Lancar 3.500 Utang 1.500 Aktiva Lancar 3.500 Utang 1.500
Aktiva Tetap 9.000 Ekuitas Pemilik: Aktiva Tetap 9.000 Ekuitas Pemilik:
Saham biasa (10 jt lbr) 10.000 Saham biasa (10,6 jt lbr) 10.600
Saldo Laba 1.000 Saldo Laba 400
Total aktiva 12.500 Total Pasiva 12.500 Total aktiva 12.500 Total Pasiva 12.500
Dampak Dividen
Saham terhadap Dilusi
Kepemilikan
Dilusi saham adalah turunnya harga saham sebagai akibat bertambahnya jumlah saham yang beredar,
sementara nilai perusahaan secara keseluruhan tidak berubah.
• Harga pasar saham pada perusahaan adalah Rp 1.000 per lembar. Dengan saham beredar 10 juta
lembar nilai pasar dari saham perusahaan = 10 juta x Rp 1.000 = Rp 10 milyar.
Ilustrasi
• Setelah pembagian dividen saham, jumlah saham beredar menjadi 10,1 juta nilai pasar per lembar
saham = Rp 10 milyar/10,1 juta lembar = Rp 990,1 per lembar. Dengan demikian terjadi dilusi saham
sebesar Rp 9,9 per lembar. Namun nilai pasar saham perusahaan secara keseluruhan tidak berubah
yaitu Rp 10 milyar.
Walaupun menyebabkan dilusi terhadap harga saham, dividen saham tidak menyebabkan dilusi
kepemilikan
Alasan Pembagian
Dividen Saham
Tidak tersedia cukup kas di perusahaan
Dividen
Properti
Dividen yang dibagikan dalam bentuk aset non kas, misalnya dalam bentuk
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Alasan Pembagian Dividen Aset Tidak tersedianya cukup kas di dalam perusahaan
Non Kas
Menghindari terjadinya dilusi kepemilikan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖𝑘𝑎𝑛
Jumlah atau nilai aset yang akan dibagikan =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑎𝑠𝑒𝑡
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖𝑘𝑎𝑛
DIVIDEN DILIHAT DARI POLA PEMBAGIANNYA
Tanggal Tanggal
Tanggal
Pencatatan Pembayaran
Pengumuman
(Record (Payment
(Declaration Date)
Date) Date)
May 15 May 28 May 30 June 16
Declaration Ex-dividend Record Payment
date date date date
Cum-
dividend Ex-Dividend
Tanggal Pengumuman
(Declaration Date)
• Pengumuman dilakukan di media masa
• Isi pengumuman mencakup informasi tentang besarnya
dividen per lembar saham, tanggal pencatatan para
pemegang saham yang tidak berhak atas dividen, tanggal
berlakunya ex-dividend dan cum-dividend, tanggal
pembayaran dan cara pembayaran
May 15 May 28 May 30 June 16
Declaration Ex-dividend Record Payment
date date date date
Cum-
dividend Ex-Dividend
“
yang diharapkan
keuntungan yang
investor selain Kebijakan dibagikan sebagai
capital gain. dividen dividen, berapa
mempengaruhi yang ditahan dan
bagaimana pola
harga saham pendistribusiannya
dan dengan
sendirinya
mempengaruhi
nilai
perusahaan.
Jenis Ukuran
Dividen
Contoh:
Perusahaan ingin membagikan keuntungannya sebesa
Rp600 juta sebagai dividen. Jumlah lembar saham
perusahaan yang beredar adalah sebesar 10 juta lembar.
Maka besar dividen per lembar saham perusahaan adalah
𝑅𝑝 600 𝑗𝑢𝑡𝑎
= Rp 60/lembar
10 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
Dividend Payout Ratio
(Rasio Pembagian Dividen)
Ukuran besar kecilnya dividen yang dinyatakan dalam
bentuk perbandingan (rasio) antara jumlah (bagian)
keuntungan yang disediakan untuk dividen dengan jumlah
seluruh keuntungan yang diperoleh perusahaan pada periode
tertentu dan dinyatakan dalam presentase.
Jumlah dividen
D𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100 %
Jumlah Keuntungan
Contoh:
Laba yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 1 milyar,
sedangkan jumlah dividen yang akan dibagikan adalah Rp Semakin besar angka dividend
600 juta. Maka besar dividend payout ratio dari perusahaan payout ratio, maka semakin
tersebut adalah tinggi komitmen manajemen
terhadap pembagian dividen
𝑅𝑝 600 𝑗𝑢𝑡𝑎 dibanding komitmen terhadap
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% = 60%
𝑅𝑝 1 𝑚𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟 pertumbuhan perusahaan
melalui pemanfaatan kembali
keuntungan.
Dividend Yield
(Tingkat Pendapatan Dividen)
Ukuran besar kecilnya dividen yang dinyatakan dalam
bentuk perbandingan antara dividen per lembar saham
dengan harga pasar yang berlaku atas saham yang
bersangkutan dan dinyatakan dalam presentase.
Kebijakan Kebijakan
Inisisasi Dividen Dividen Reguler
Kebijakan Inisiasi Dividen
(initial dividend policy)
Dividen pertama
terkait dengan merupakan titik
pembayaran berapa dan permulaan
(starting point)
dividen kapan dividen
bagi
pertama sejak pertama pembayaran
perusahaan go- dibayarkan dividen reguler
public. periode
selanjutnya
Perusahaan Risiko
tidak penurunan
Nilai dividen yang mampu nilai dividen
dibayarkan tinggi mempertahan- pada
kan nilai periode
dividen berikutnya.
Kebijakan Deviden Reguler
Kebijakan yang terkait dengan penetapan besaran dan pola pendistribusian
dividen reguler.
Kebijakan Dividen
Kebijakan Dividen Stabil
Residual
Kebijakan Dividen Stabil
Berupaya Stabilitas dividen per lembar
menjaga saham (dividend per share)
stabilitas Tidak
pembayaran berlaku Stabilitas dividend payout ratio
dividen dari secara
periode ke simultan
periode Stabilitas dividend yield
Sejauh mana Sejauh mana
perusahaan perusahaan
mampu berupaya
mampu
menghindari
mempertahan-
penurunan atau
kan ke depan
tidak
nilai yang telah terbayarkannya
dibayarkan pada dividen (dividend
masa lalu. cut)
Dampak Stabilitas Dividen per Lembar Saham
1 2 3 4 5
Harga saham per lembar (rp) 1.000 1.100 1.000 1.200 1.250
Dividend payout ratio 60% 50% 67% 60% 46% Walaupun DPS stabil
tetapi keuntungan dan
harga saham
Dividend yield 6% 5,5% 6% 5% 4,8%
berfluktuasi
1956, John Litner mengemukakan bahwa besar dividen Merepresentasikan bagaimana perusahaan sebaiknya
(payout dividend) ditentukan dengan model persamaan menaikkan dividen agar tidak terjadi penurunan pada
Kebijakan Dividen Model Lintner periode-periode berikutnya.
∆D = a + β(𝐷𝑇 − 𝐷𝑡−1 )
Kenaikan dividen harus disesuaikan dengan dividen periode
Keterangan: sebelumnya dan laba yang dicapai perusahaan pada periode
∆D = kenaikan dividen per lembar saham periode berjalan berjalan.
a = konstanta
𝛽 = koefisien yang menunjukkan tingkat penyesuaian untuk
dividen per lembar saham periode yang akan datang
DT = dividen target (dividen payout ratio x earning per share)
𝐷𝑡−1 = dividen per lembar saham periode sebelumnya
Contoh:
sebuah perusahaan memiliki kebijakan dividend payout ratio sebesar 50% dan pada
periode seblumnya membayar dividen Rp 300 per lembar saham, dan memperoleh EPS
sebesar Rp 1.000 pada periode berjalan. Dengan konstanta sebesar 15 dan koefisien
penyesuaian misal sebesar 0,33. maka kenaikan dividen pada tahun berjalan adalah
∆D = a + β(𝐷𝑇 − 𝐷𝑡−1 )
∆D = 15 + 0,33 {(0,5 x 1.000) – 300} = 81
Memberi sinyal
Investor Nilai
Penurunan buruk tentang
merespon perusahaan
dividen prospek
negatif turun
perusahan
Membagikan
dividen kas
dengan kenaikan
yang wajar
Penghalusan Aliran Dividen
Periode Pembayaran Dividen
Keterangan 1 2 3 4 5
Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan bergantung pada ketersediaan dana
dari keuntungan setelah digunakan untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan
perusahaan
Kebijakan dividen residual digunakan untuk perusahaan yang masih dalam fase
pertumbuhan.
2
Kebutuhan
1 Dana 3
Likuiditas Kontrol
Perusahaan terhadap
4 Perusahaan
Biaya Modal
atas Sumber
Dana
Reksternal
Pembayaran dividen menurunkan likuiditas adanya arus kas keluar untuk membayarkan dividen
Contoh:
Aktiva Tetap 100 Ekuitas Pemilik: Aktiva Tetap 100 Ekuitas Pemilik:
Tingkat likuiditas Perusahaan sebelum pembagian dividen Tingkat likuiditas Perusahaan setelah pembagian dividen
Current ratio = aktiva lancar/utang lancar Current ratio = aktiva lancar/utang lancar
= 50/40 = 10/40
= 1,25 = 0,25
Kebijakan dividen kontra produktif akibat pembayaran dividen, alat likuid tidak mampu membiayai operasional perusahaan
Alternatif pembiayaan dividen lain pembagian dividen non-kas, pembiayaan dividen dari sumber dana eksternal
Kebutuhan Dana
Perusahaan yang memiliki peluang investasi yang menguntungkan
membutuhkan dana untuk merealisasikan peluang investasi tersebut
Tingkat pengembalian
(return on investment) < Dana keuntungan dibagikan
biaya modal atas dana dari sebagai dividen
laba ditahan
Kontrol terhadap Perusahaan
Target struktur modal PT ABC = 40% Keuntungan maksimal yang dapat dibagikan
Aktiva Lancar 75 Utang 80
Debt to asset ratio = Target Struktur modal
Aktiva Tetap 125 Ekuitas Pemilik: 80 / (200 – x) = 50%
Saham biasa 75 80 / (200 – x) = 50 / 100
80 x 100 = 50 (200 – x)
Saldo Laba 45 8.000 = 10.000 – 50x
Total aktiva 200 Total Pasiva 200 50 x = 10.000 – 8.000
x = 2.000 / 50
= 40
Aktiva Lancar 35 Utang 80
Aktiva Tetap 125 Ekuitas Pemilik: Hasil dividen maksimal yang bisa dibagikan adalah
Saham biasa 75 Rp40.
• Jika pembagian dividen < Rp40 struktur modal
Saldo Laba 5 perusahaan di bawah target struktur modal
Total aktiva 160 Total Pasiva 160 • Jika pembagian dividen > Rp40 struktur modal
perusahaan di atas target struktur modal
Perjanjian Kredit
• Perjanjian kredit dibuat untuk melindungi kepentingan pihak kreditur
terhadap dana yang dipinjamkannya ke perusahaan.
• Salah satu perjanjian kredit adalah pembatasan pembagian dividen kepada
pemegang saham
Contoh:
pembatasan dividend payout ratio maksimal misal 60% bagian keuntungan maksimal
yang bisa disediakan dividen maksimal 60% ketersediaan arus kas perusahaan tidak
terganggu kewajiban utang perusahaan dapat terpenuhi
Pembelian Kembali Saham Perusahaan
Sebagai Alternatif dari Dividen
Pendapatan (return)
Pendapatan Deviden
atas investasi
pembelian kembali
saham perusahaan
yang beredar dengan Capital gain
dana dari keuntungan
periode berjalan
Contoh:
PT ABC memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa Rp 4,4 milyar. Dari jumlah tersebut, sebanyak
50% atau Rp 2,2 milyar diputuskan akan didistribusikan kepada pemegang saham melalui program pembelian kembali saham
perusahaan. Saham yang beredar saat ini sebanyak 110 juta lembar. Harga pasar yang berlaku saat ini atas saham
perusahaan Rp 200 per lembar. Dengan dana yang disediakan sebesar Rp 2,2 milyar, perusahaan diharapkan mampu
membeli kembali sebanyak 10 jt lembar dengan harga beli di atas harga pasar yaitu Rp 220 per lembar. Dengan demikian
jumlah lembar saham yang beredar setelah pembelian kembali menjadi 100 juta lembar.
Rp 4,4 milyar
EPS setelah stock repurchase = 100 juta lembar = Rp 44/lembar
VS
Irrelevansi Dividen Dividen
Benjamin Graham & David
Merton Miller & Franco
Dodd (1951) dan Myron
Modgliani (1961)
Gordon (1959)
Proposisi Irrelevansi Dividen
“M&M Dividend Irrelevance Proposition”
“Kebijakan dividen yang diambil perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan”
Harga saham
Asumsi symmetric Manajemen dan investor memiliki informasi dan
mencerminkan nilai
information persepsi yang sama mengenai kondisi perusahaan
sesungguhnya perusahaan
Pasar
Sempurna Asumsi Zero Tidak ada biaya transaksi dan tidak ada biaya emisi
perusahaan indifferent antara pembiayaan proyek
atau transaction and zero
investasi dengan sumber internal (keuntungan)
Pasar floatation cost maupun eksternal (saham&obligasi)
Efisien
Tidak ada perbedaan
Tidak ada pajak atas pendapatan dari
antara menerima
Asumsi zero tax penerimaan dividen atau penerimaan realisasi
keuntungan dalam bentuk
capital gain
dividen maupun capital gain
Proposisi Relevansi Dividen
Proposisi Irrelevansi Dividen dianggap tidak realistis dan hanya berperan sebagai starting point
dalam penjelasan teoritik tentang kebijakan dividen
Informasi tidak tersebar merata (asimetri) antara manajer dan investor sehingga
diperlukan biaya untuk memperoleh informasi tersebut
“Kebijakaan dividen
dianggap
Pembiayaan dari sumber dana eksternal (penerbitan surat berharga) lebih mahal
berpengaruh atau
dibandingkan pembiayaan dari sumber internal
relevan terhadap
harga saham atau
Tarip pajak yang dikenakan pada deviden berbeda dengan tarip pajak atas capital gain nilai perusahaan”
Risiko dari pendapatan dalam bentuk dividen dianggap lebih kecil daripada risiko dari
pendapatan dalam bentuk capital gain.
Proposisi Relevansi Dividen
2.
Tax-
1. Differential
Bird in The Theory
Hand
Theory
4.
Agency
3. Theory
Signaling
Theory
1. Bird in The Hand Theory
Dikemukakan oleh Myron Gordon pada tahun 1959
Pengaruh dividen terhadap harga Capital gain memberikan keuntungan berupa penundaan
saham dengan faktor pajak atas pajak karena pajak atas capital gain baru dikenakan jika
dividen dan pajak atas capital gain ada realisasi capital gain
Jika beban pajak atas dividen yang ditanggung investor Beban pajak bersih atas capital gain
> beban pajak atas capital gain dividen tidak disukai = tarip pajak – Keuntungan penundaan pajak
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
Semakin tinggi dividen dibayarkan maka semakin rendah
nilai perusahaan
Clientele effect Pengaruh kelompok-kelompok
investor berdasarkan beban (tarip) pajak yang
Jika beban pajak atas dividen yang ditanggung investor ditanggung atas penghasilannya.
< beban pajak atas capital gain dividen lebih disukai
berpengaruh posiitif terhadap nilai perusahaan
Semakin tinggi dividen dibayarkan maka semakin tinggi
nilai perusahaan
Manajer sebagai orang dalam perusahaan (insider) menggunakan kebijakan sebagai sarana memberikan
sinyal kepada investor tentang private information yang dimilikinya.
Semakin tingi dividen (kenaikan dividen) semakin tinggi nilai perusahaan atau harga
saham perusahaan
4. Agency Theory
Dikembangkan oleh Michael Jehnsen & William Meckling (1976)
Membahas hubungan antara manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal) dan
permasalahan yang timbul di dalamnya.
Konflik kepentingan akibat pemisahan antara manajer dengan pihak pemilik perusahaan pihak pemilik tidak
bisa mengamati dan mengawasi tindakan manajemen yang cenderung menguntungkan dirinya sendiri timbul
biaya keagenan
Kerugian perusahaan akibat tindakan atau kebijakan yang tidak produktif dari manajemen
Semakin tinggi dividen dibagikan semakin tinggi dampak pengawasan dari pihak eksternal terhadap
manajemen kinerja manajemen makin efektif biaya keagenan makin turun profitabilitas perusahaan
meningkat harga saham atau nilai perusahaan naik
Kebijakan Dividen
3 dan
Kebijakan Pendanaan
1
Berdasarkan pecking order theory (salah satu teori struktur Kesimpulan:
Kebijakan modal), pemenuhan kebutuhan dana dari sumber internal akan • Kebijakan dividen tidak
dividen memberikan dampak paling tinggi terhadap nilai perusahaan dapat dipisahkan dari
merupakan perusahaan akan mengedepankan pemenuhan dana dari keuntungan kebijakan pendanaan.
(internal) untuk memenuhi kebutuhan dananya. • Dividen dianggap sebagai
bagian dari
kebijakan 2 konsekuensi sekaligus
Berdasarkan kebijakan dividen residual, pembagian dividen subordinasi dari kebijakan
pendanaan
tergantung pada ketersediaan dana keuntungan setelah digunakan pendanaan perusahaan.
untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan