Anda di halaman 1dari 13

Tadbir : Jurnal Manajeman Dakwah

Volume x, Nomor x, xxxx, xx-xx


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://journal. uinsgd.ac.id/index.php/tadbir

EFEKTIFITAS PENERAPAN SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN NIKAH (SIMKAH) DI KANTOR URUSAN
AGAMA KECAMATAN CIBIRU KOTA BANDUNG
Ghaida Kamila Adillah
Manajemen Dakwah, Dakwah Dan Komunikasi, UIN Bandung
*Email : Ghaidakamilaaa@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dalam penerapan system
informasi manajeman nikah (simkah) di kantor urusan agama Kecamatan
Cibiru Kota Bandung. Metode yang dilakukan menggunakan metode
deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa efektivitas penerapan Simkah di KUA Cibiru, menurut Kepala KUA
Cibiru dirasa kurang baik dan tidak terlalu efektif. Karena menurutnya,
penerapan Simkah tersebut membuat pegawai KUA Cibiru dipaksa untuk
teliti dan cermat dalam proses administrasi di KUA. Hal tersebut memang
bagus bagi para pegawai KUA Cibiru agar lebih tertib administrasi dan taat
prosedur. Namun dikarenakan kurangnya kesiapan menghadapi Simkah serta
ketidaktahuan secara menyeluruh terkait program Simkah itu sendiri
membuat penerapan Simkah di KUA Cibiru beralih fungsi dari memudahkan
menjadi menyulitkan pegawai KUA Cibiru karena masih harus menginput
data secara manual.
Kata kunci: Sistem, Efektifitas, Penerapan

ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of the implementation of the
marriage management information system (simkah) in the religious affairs
office in Cibiru District, Bandung City. The method used is descriptive
method with a qualitative approach. The results of this study indicate that the
effectiveness of applying Simkah at the KUA Cibiru, according to the Head
of the KUA Cibiru, is considered to be poor and not very effective. Because
according to him, the implementation of Simkah forced KUA Cibiru
employees to be thorough and thorough in the administrative process at

1
KUA. This is indeed good for KUA Cibiru employees to be more orderly in
administration and comply with procedures. However, due to the lack of
readiness to face Simkah and overall ignorance regarding the Simkah
program itself, the application of Simkah at the Cibiru KUA changed its
function from making it easy to making it difficult for KUA Cibiru employees
because they still had to input data manually.

Keywords: System, Effectiveness, Implementation

PENDAHULUAN
Kementerian Agama Republik Indonesia terus berupaya meningkatkan
layanan pernikahan bagi pasangan calon pengantin yang akan menikah
melalui aplikasi Simkah, yaitu Sistem Informasi Manajemen Nikah. Aplikasi
ini berbasis windowas yang digunakan untuk mengumpulkan data nikah dari
seluruh Kantor Urusan Agama di wilayah Republik Indonesia secara “on-
line”. Tujuan dari hadirnya aplikasi berbasis teknologi ini untuk membantu
mengecek nomor seri yang kemungkinan ganda, mengurangi kesalahan
dalam hal pemalsuan serta mampu mengecek identitas mempelai dari
berbagai kemungkinan.
Simkah ini dipandang perlu dalam upaya meningkatkan kualitas dan
kinerja pelayanan administrasi nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan, Program Simkah merupakan salah satu program aplikasi yang
dapat digunakan secara khusus, yang dibuat untuk kepentingan pencatatan
pernikahan di KUA Kecamatan yang ada di seluruh Indonesia. Program ini
menggunakan fasilitas internet yang dipandang cara yang lebih tepat, cepat
dan aman Sistem informasi pencatatan nikah pada awalnya hanya ditemukan
dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007 pasal 5 ayat (2) yang
menyebutkan bahwa “Pemberitahuan kehendak nikah dilakukan secara
tertulis dengan mengisi formulir pemberitahuan dan dilengkapi persyaratan”.
Namun pada perkembangannya, berbagai macam inovasi dalam pelayanan
nikah telah dilakukan, hingga pada tahun 2013 diterbitkan sebuah aturan dari
Intruksi Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor II/369 Tahun
2013 Tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah) pada
Kantor Urusan Agama.1 Salah satu fungsi dalam penyelenggaraan
pemerintah adalah penyelenggaraan pelayanan publik yang telah menjadi
kewajiban dari aparatur pemerintahan itu sendiri. Simkah atau Sistem
Informasi Manajeman Nikah merupakan sebuah program aplikasi komputer
yang berbasis windows yang berguna untuk mengumpulkan data-data nikah
dari seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) di Wilayah Republik Indonesia
secara online. Data yang dikumpulkan tersebut akan secara otomatis
tersimpan dengan aman di Kantor Urusan Agama setempat, mencakup
kabupaten/kota di Kantor Wilayah Provinsi dan di Bimas Islam.

LANDASAN TEORITIS
Keberhasilan suatu tujuan diukur juga oleh konsep efektivitas, apa yang di
maksud dengan efektivitas, terdapat perbedaan pendapat di antara yang
menggunakannya, baik di kalangan akademisi maupun praktisi.
Efektivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil, tepat atau manjur. Kata efektif biasanya digunakan dalam kaitannya
dengan manajemen, misalnya keefektifan organisasi, keefektifan
kepemimpinan, pengelolaan dan keefektifan program. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005), efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti
mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai
kegiatanyang bias memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga
bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang
dinyatakan, dan menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan yang
dinyatakan dengan hasil yang dicapai.
Adisasmita Raharjo (2011) mengungkapkan efektivitas adalah “suatu
keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau
akibat yang dikehendaki. Kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat
yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang efektif
belum tentu efisien, karena hasil dapat tercapai tetapi mungkin dengan
penghamburan pikiran, tenaga, waktu, uang atau benda”.
Sedangkan menurut Sedarmayanti, (2006) efektivitas merupakan
“gambaran yang memberikan suatu ukuran yang memberikan gambaran
seberapa jauh target dapat tercapai. Pendapat tersebut menyatakan bahwa
efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa
jauh target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh lembaga dapat tercapai.
Hal tersebut sangat penting perannya di dalam setiap lembaga dan berguna
untuk perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu lembaga”.
Apa yang dimaksud dengan efektivitas secara umum, adalah suatu
keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan atau percapaian suatu tujuan
yang di ukur kualitas, kuantitas, dan waktu, sesuai dengan yang telah
direncanakan sebelumnya. Ada juga yang menjelaskan arti efektivitas adalah
suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi
dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata
lain, semakin banyak rencana yang berhasil dicapai maka suatu kegiatan
dianggap efektif.

3
Sistem Informasi Manajemen merupakan sekumpulan komponen yang
saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan
keputusan dan pengawasan dalam organisasi. (Laudon, 2008)
Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah suatu sistem yang
melakukan proses untuk informasi (mulai dari pengumpulan sampai dengan
pengolahan data) untuk kemudian disimpan atau langsung dimanfaatkan
dengan menyebarkan pada orang atau unit dalam organisasi yang
membutuhkan bagi pengambilan keputusan, perumusan kebijakan dan
rencana ataupun pelaksanaan tugas sehari-hari. (Moekijat, 2005). Berdasarkan
berbagai pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa SIM
merupakan pengelolaan sumber daya informasi secara efektif dan efisien
untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang
saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian
besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem
yang lebih besar. (Romney dan Steinbart, 2015) Sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. (Mulyadi, 2016)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan yang
lain untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan suatu kegiatan pokok
perusahaan. Adapun tujuan sistem Target atau sasaran akhir yang ingin
dicapai oleh sistem. Agar target tersebut bisa tercapai, maka target atau
sasaran tersebut harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya.
Upaya mencapai sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran
tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai. Ciri-
ciri atau kriteria dapat juga digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu
keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu
pengendalian. (Azhar Susanto, 2013)
Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki
kegunaan dan manfaat. (Krismaji, 2015) Informasi (information) adalah data
yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki
proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat
keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan
informasi. (Romney dan Steinbart, 2015)33
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
informasi adalah data yang diolah agar bermanfaat dalam pengambilan
keputusan bagi penggunanya.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. (Malayu S.P. Hasibuan, 2012) Manajemen
merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. (G.R. Terry, 2010)
Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu, seni dan proses kegiatan yang dilakukan
dalam upaya mencapai tujuan bersama dengan mengelola sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya secara optimal melalui kerjasama antar
anggota organisasi.
Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk
mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data, 34dan
cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan,
dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Krismaji, 2015)
Tugas sistem informasi manajemen pertama, pengumpulan data bagian
pengumpul data bertugas untuk mengumpulkan data baik dari dalam
organisasi maupun dari luar organisasi. Pihak dalam perusahaan yang
menjalankan tugas ini diambil dari seluruh unit kerja yang ada dalam
organisasi, sehingga setiap unit kerja terwakili dalam SIM.
Kedua,Penyimpanan Data yaitu data yang telah terkumpul selanjutnya
disimpan untuk segera diproses atau ditunda pemrosesannya, tergantung
kebutuhan para manajer. Ketiga, Pemrosesan yaitu data Pemrosesan data
dapat dilakukan oleh satu atau beberapa ahl. Bila datanya terlalu banyak, jasa
dari tenaga-tenaga pengumpul dan insidential dapat dimanfaatkan. Bagian
inilah yang membuat data itu berubah bentuk menjadi informasi yang
disesuaikan dengan permintaan manajer. Keempat, pemprogram yaitu data
Setiap komputer memiliki bahasanya sendirisendiri. Agar komputer dapat
melaksanakan tugasnya, maka perintah-perintah terhadap data yang
terkumpul harus diubah terlebih dahulu sesuai dengan bahasa yang
digunakan. Pekerjaan inilah yang disebut memprogram, yang biasa dilakukan
oleh orang-orang yang ahli di bidang computer.
Fungsi SIM yaitu 1)meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara
tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya
prantara sistem informasi.2)menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan
dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis. 3)mengembangkan
5
proses perencanaan yang efektif. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan
keterampilan pendukung sistem informasi.4)menetapkan investasi yang akan
diarahkan pada sistem informasi.5)mengantisipasi dan memahami
konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
6)memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan
sistem. 7)mengolah dokumen-dokumen . (Jondhy, 2013)
SIMKAH adalah singkatan dari “Sistem Informasi Manajeman Nikah”
sebuah program Aplikasi Komputer berbasis Windows yang berguna untuk
mengumpulkan data-data Nikah dari seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) di
Wilayah Republik Indonesia secara onlinemaupun offline, data akan
tersimpan dengan aman di KUA setempat, di Kabupaten/Kota di Kantor
Wilayah Propinsi dan di Bimas Islam. Data-data tersebut berguna untuk
membuat berbagai analisa dan laporan sesuai dengan berbagai keperluan.
Simkah sendiri memiliki dua tujuan utama yang hendak dicapai adalah:
pertama, Sebagai sistem penyeragaman data, dan kedua, sebagai Backup Data
yang terintegrasi. Penyeragaman data diperlukan karena diharapkan data
dapat lebih efektif dan efisien sehingga penangannya lebih mudah apalagi
melalui suatu program yang memadai. Diperlukannya backup data adalah
upaya untuk menyelamatkan dan menghimpun data dari berbagai masalah
yang dihadapi seperti bencana alam dan sebagainya.
Dengan adanya Program SIMKAH diharapkan data-data KUA di
wilayah Republik Indonesia dapat seragam dan terkini sehingga bisa secara
cepat, akurat dan efisien dianalisa. Program SIMKAH ini dirancang agar
dapat digunakan dengan mudah untuk semua golongan baik sebagai
pengguna pemula bahkan untuk yang terbiasa dengan komputer.
Dalam perkembangannya aplikasi SIMKAH banyak mendapatkan
respon dari berbagai pihak. Beberapa di antaranya tanggapan positif baik dari
operator SIMKAH pada KUA (internal) maupun masyarakat umum
(External). Respon yang membangun ini sangat dibutuhkan oleh pengelola
SIMKAH karena pada akhirnya menjadi bahan evaluasi kebijakan
pengembangan sistem informasi nikah. Fungsi dan manfaat dari Simkah di
antaranya: 1)Membangun Sistem Informasi Manajemen Penikahan dicatat di
KUA-KUA. 2.)Membangun infrastruktur database dengan memanfaatkan
teknologi yang dapat mengakomodasi kebutuhan manajemen dan
eksekutif.3)Membangun infrastruktur jaringan yang terintegrasi antara KUA
ditingkat daerah sampai Kantor Pusat. 4)Penyajian data yang cepat dan akurat
serta mempermudah pelayanan, pengendalian dan pengawasan. 5)Pelayanan
bagi publik untuk mendapatkan informasi yang lengkap, cepat dan akurat.
Selain itu, kemampuan program SIMKAH ini secara garis besar adalah:
1)Menambah data, mengedit, menghapus data nikah secara mudah,
2)Mengirim data secara online (internet) secara mudah tetapi juga bisa secara
offline yaitu melalui disket, CD atau flash disk, 3)Cara input data yang
sederhana namun fleksibel, 4)Program dapat mengecek identitas mempelai
melalui berbagai kemungkinan, 5)Program dapat mengecek identitas
mempelai melalui berbagai kemungkinan, 6)Tersedianya beberapa laporan
standar yang dapat dihasilkan, pada masa mendatang dapat dibuat berbagai
laporan sesuai dengan yang diinginkan. Laporan lainnya dapat dibuat sesuai
dengan keinginan lewat transfer ke excel, 7)Hanya pemakaian program yang
diizinkan yang bisa mengoperasikan. 8)Backup data terkompres, sehingga
data yang besar dapat disimpan dalan media penyimpanan yang jauh lebih
kecil, 9)Pengiriman data dari KUA ke kantor Kemenag, Kanwil dan Bimas
Islam dapat dilakukan dengan sekali kirim (via internet), 10)Update
SIMKAH dapat dilakukan secara offline dan online.
Praktik administrasi kependudukan yang berlaku di KUA Cibiru dalam
proses pencatatan nikah telah terfasilitasi cukup baik. Fasilitas ini adalah
dengan munculnya aplikasi Sistem informasi Manajemen Nikah atau Simkah.
Simkah dalam fungsinya membantu para penghulu dalam tugasnya dan
membantu dalam mengamankan data perkawinan di samping data print out di
KUA. Simkah terdapat pada aplikasi di komputer, sehingga membuat
administrasi pernikahan semakin modern dan teratur dengan baik, karena
dikhususkan untuk KUA dan server pusat saja yang dapat membukanya. Data
perkawinan yang ada dalam SIMKAH kemudian dikirimkan secara online
kepada server pusat di Kemenag Pusat.
Simkah sendiri memiliki beberapa tujuan dan kegunaan, baik itu untuk
masyarakat, untuk sistem administrasi, dan untuk KUA yang menggunakan
program Simkah itu sendiri. Bagi pihak KUA Cibiru, penggunaan Simkah
merupakan bentuk apresiasi terhadap kebijakan pemerintah yang telah
mengeluarkan program berbasis teknologi informasi yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan kerja pegawai KUA Jatinangor, terutama dalam
penguasaan Ilmu Teknologi. Dalam rangka meningkatkan kinerja penghulu,
serta optimalisasi pencatatan peristiwa nikah, maka sudah sangat tepat jika
penguasaan Ilmu Teknologi haruslah dikembangkan. Program Simkah
memiliki fungsi dan tujuan yaitu membangun sistem intormasi manajemen
penikahan di KUA. membangun infrastruktur database dengan memanfaatkan
teknologi yang cepat dan efektif, membangun infrastruktur jaringan yang
terintegrasi antar KUA di tingkat daerah hingga Kantor Pusat. Isi atau fitur
dari Simkah itu adalah untuk melengkapi fungsinya, yaitu data master

7
(meliputi tempat KUA, petugas dan juga password ID), rekap (meliputi data
berupa jumlah bilangan peristiwa pernikahan pertahun dan melihat rekap
peristiwa pernikahan KUA-KUA seluruh Indonesia), grafik (meliputi
gambaran grafik pertahun peristiwa pernikahan), detail (meliputi daftar
pernikahan mulai dari No. Register, nama calon pengantin, tanggal dan
tempat pernikahan), entry data (meliputi pengisian berkas-berkas peristiwa
pernikahan atau akta cerai)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sejarah KUA Kecamatan Cibiru berdiri pada tahun 1991 yang mana pada
saat itu Kecamatan Cibiru sendiri merupakan pecahan dari Kecamatan Ujung
Berung. Pada dahulu KUA sendiri bukanlah nama yang dipakai sejak
berdirinya, namun dahulu KUA disebut dengan nama Kepenghuluan.
Lembaga kepenghuluan inilah yang kemudian bertransformasi menjadi
Kementerian Agama. Dalam perkembangan selanjutnya, peran dan tugas
lembaga kepenghuluan ini banyak dilakukan oleh KUA. Sejak 2016, telah
dirumuskan bahwa setidaknya ada sembilan fungsi KUA, empat di antaranya
terkait nikah dan rujuk, yaitu: pelayanan, pengawasan, pencatatan, serta
pelaporan nikah dan rujuk. Adapun lima fungsi lainnya adalah layanan
bimbingan keluarga sakinah, bimbingan kemasjidan, hisab rukyat dan
pembinaan syariah, bimbingan dan penerangan agama Islam, dan terakhir
adalah bimbingan zakat dan wakaf. KUA Kecmatan Cibiru sendiri sampai
tahun 2023 ini sudah pernah berganti kepemimpinan sebanyak 15 kali.Visi
dan Misi KUA Kecamatan Cibiru.
Pada tahun 1991 KUA Panyileukan bergabung dengan KUA Cibiru
namun seiring berjalanya waktu , Pada akhirnya KUA Panyileukan
memisahkan diri dengan KUA Cibiru pada tahun 2009. Lalu kecamatan
cibiru mepunyai 4 kelurahan yang terdiri dari , kelurahan cisurupan ,
kelurahan palasari , kelurahan cipadung , kelurahan pasir biru . Penduduk
kecamatan Cibiru kisaran 80.000 jiwa . KUA Cibiru berlokasi di Jl .
Cilengkrang II No.15 , Palasari , Cibiru , Kota Bandung , Jawa Barat 40615 ,
Indonesia . Berdiri pada tahun 1991. Luasnya KUA Cibiru kisaran 100 M.
Kecamatan Cibiru dibentuk berdasarkan PP No. 16 Tahun 1987 tentang
Perubahan Batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan
Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung dan Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 07 Tahun 2001 tentang pembentukan dan Susunan Organisasi
Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Kecamatan Cibiru
merupakan salah satu bagian wilayah Timur Kota Bandung dengan memiliki
luas lahan sebesar 652,930 Ha.
Visi KUA Kecamatan Cibiru yaitu “Terwujudnya KUA Yang Mampu
Memberikan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat Yang Dilandasi Moral dan
Etika Untuk Menjadikan Bandung (Bersih , Makmur , Ta'at dan Bersahabat)
di Kecamatan Cibiru”.
Sedangkan misi Kecamatan Cibiru yaitu : 1)Meningkatkan Kwalitas
Pelayanan Dibidang Nikah dan Rujuk. 2)Meningkatkan Kwalitas Pelayanan
Ibadah Keagamaan. 3)Membangun Kehidupan Keluarga Sakinah.
4)Memenuhi Harapan seluruh Keluarga di Kecamatan Cibiru Untuk Memiliki
Buku Nikah Tahun 2013. 5)Optimalisasi Sertifikasi Wakaf.
6)Memberdayakan Lembaga Keagamaan Dalam Proses Pembangunan.
Reputasi dan prestasi Kantor Urusan Agama Cibiru yaitu
keberadaannya di tengah masyarakat sangat dibutuhkan. Selain tugas
pencatatan pernikahan, masih banyak lagi tugas yang harus diemban dalam
pelayanan masyarakat. Di antaranya tugas dan fungsi KUA adalah pelayanan
bimbingan dan penerangan Agama Islam. Kantor Urusan Agama di
Kecamatan Cibiru dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat tentunya
melakukan pelayanan yang sangat optimal. Sehingga masyarakat dapat
merasakan kebermanfaatan adanya KUA Kecamatan cibiru. Sebagai lembaga
pemerintahan di tingkat kecamatan yang menguurusi bidang keagamaan maka
KUA Kecaamatan Cibiru ini dikenal secara luas oleh masyarakat yang
tinggal di wilayah tersebut, reputasi sebagai lembaga yang sering mengurusi
pernikahan sangatlah dirasakan baik oleh masyarakat yang merasa terbantu
dengan adanya KUA.
Sedangkan eksistensi adalah Dalam perkembangan selanjutnya dengan
terbitnya Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 517 Tahun 2001 tentang
Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, maka Kantor Urusan
Agama (KUA) berkedudukan di wilayah Kecamatan dan bertanggung jawab
kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota yang
dikoordinasi oleh Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas dan
Kelembagaan Agama Islam dan dipimpin oleh seorang Kepala, yang tugas
pokoknya melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.
Dengan demikian, eksistensi KUA Kecamatan sebagai institusi pemerintah
dapat diakui keberadaannya, karena memiliki landasan hukum yang kuat dan
merupakan bagian dari struktur pemerintahan di tingkat Kecamatan.
Efektivitas Penerapan SIMKAH di KUA Cibiru
Praktik Profesi Mahasiswa (PPM) ini dilaksanakan di KUA Kecamatan
Cibiru dengan focus garapan dibagian Administrasi pernikahan.Proses

9
pelaksanaan PPM dilakukan mulai dari perkenalan atau orientasi
kelembagaan, mempelajari proses manajemen, ikut serta dalam memanage
program, dan menganalisis keberlangsungan pengelolaan KUA Kecamatan
Cibiru setiap harinya.
KUA Kecamatan Cibiru sudah menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Nikah semenjak Simkah itu sendiri diberlakukan, karena
diharapkan agar membantu memudahkan dalam mengolah data nikah di KUA
Cibiru dengan sistematis, aman dan akurat.Perkembangan teknologi informasi
yang semakin cepat dan canggih secara tidak langsung memaksa setiap
instansi dan lembaga negara untuk mengikuti arus pekembangan tersebut
dengan cara memanfaatkan sistem infomasi berbasis digital. Kehadiran
Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di Kantor Urusan Agama
(KUA) dinilai sangat penting untuk diterapkan di tiap-tiap KUA Kecamatan,
khususnya di KUA Cibiru.
Menurut Kepala KUA Cibiru, saat ini proses pencatatan nikah sudah
semakin berkembang dengan difasilitasi oleh sebuah aplikasi yang dinamakan
dengan Sistem Informasi Manajemen Nikah, disingkat SIMKAH. Simkah
merupakan kebijakan strategis Ditjen Bimas Islam untuk memperbaharui
paradigma pelayanan KUA di era digital. Pada awalnya, gagasan
pembaharuan administrasi nikah memang sudah ada sejak Ditjen Bimas Islam
masih bergabung dengan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Bimbingan
Masyarakat Islam. Pada tahun 2006, setelah Bimas Islam berpisah dengan
Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, tekad mewujudkan palayanan
administrasi berbasis teknologi semakin menguat.
Berkaitan dengan efektivitas penerapan Simkah di KUA Cibiru,
menurut Kepala KUA Cibiru dirasa kurang baik dan tidak terlalu efektif.
Karena menurutnya, penerapan Simkah tersebut membuat pegawai KUA
Cibiru dipaksa untuk teliti dan cermat dalam proses administrasi di KUA. Hal
tersebut memang bagus bagi para pegawai KUA Cibiru agar lebih tertib
administrasi dan taat prosedur. Namun dikarenakan kurangnya kesiapan
menghadapi Simkah serta ketidaktahuan secara menyeluruh terkait program
Simkah itu sendiri membuat penerapan Simkah di KUA Cibiru beralih fungsi
dari memudahkan menjadi menyulitkan pegawai KUA Cibiru karena masih
harus menginput data secara manual.
Penerapan Simkah juga membuat masyarakat agar lebih tertib
administrasi, jika ada perubahan data atau status pernikahan maka masyarakat
harus melakukan update data ke Disdukcapil, berbeda ketika jaman manual,
banyak kebijakan yang berlaku di lapangan. Meski begitu, tetap saja
penerapan program Simkah di KUA Cibiru dipandang sangat bagus dalam
pelayanan di KUA, terlebih jika program Simkah tersebut disempurnakan dan
diintegrasikan dengan aplikasi lain bahkan dari instansi lain seperti
Disdukcapil. Maka terkait dengan data kependudukan yang ada nantinya
dapat lebih up to date terkait dengan pernikahan, perceraian atau rujuk.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa penerapan
aplikasi Simkah di KUA Cibiru dipandang kurang efektif. Meski demikian,
menurut Kepala KUA di Cibiru, kendala-kendala dalam penerapan Simkah
tersebut berkaitan dengan para pihak di KUA Cibiru itu sendiri dan bukan
berasal dari kebijakan pemerintah, sehingga membuat program Simkah di
KUA Cibiru menjadi kurang optimal dan tidak terlalu berkembang.
Menurutnya, masalah yang paling sering muncul adalah terkait dengan
layanan legalisir yang buku nikahnya ternyata palsu, ketika dicek secara
online ke KUA penerbit nikah tersebut (KUA tempat menikah) ternyata tidak
ditemukan. Penerapan Simkah memiliki hambatan tersendiri bagi KUA di
seluruh Indonesia dalam hal manajemen aplikasi SIMKAH dari KUA
Kecamatan ke pusat.
Problematika Terkait SIMKAH yang Terjadi di KUA Cibiru dan Cara
Menanganinya
SIMKAH secara online tergolong masih baru, sehingga masih banyak
problematika yang dihadapi dalam proses penerapannya. Salah satu
problematika penerapan aplikasi ini adalah Data calon pengantin tidak sesuai.
Disisi lain petugas pencatat nikah juga terkendala jaringan sehingga apabila
tidak ada jaringan petugas tidak dapat memasukkan data. Belum lagi Server
SIMKAH yang cuma ada satu saja dipakai seluruh Indonesia, yang
menyebabkan berebut server.
Pertama, data calon pengantin yang tidak sesuai/berbeda. Berbeda
ketika jaman manual, banyak kebijakan yang berlaku di lapangan untuk
mengatasi ketidak sesuaian data calon pengantin. Dengan penerapan Simkah
membuat masyarakat agar lebih tertib administrasi, jika ada perubahan data
atau status pernikahan maka masyarakat harus melakukan update data ke
Disdukcapil,
Kedua, jaringan. Untuk mengakses aplikasi SIMKAH tentunya harus
menggunakan jaringan internet, jika tidak ada internet tentu saja petugas tidak
dapat mengaksesm aplikasi tersebut. Untuk solusi dari problematika ini
dengan memperbaiki koneksi internet dan jaringan atas dari pemerintah
dalam rang perbaikan KUA.
Ketiga, akses terbatas Web SIMKAH. Web SIMKAH saat ini masih
memiliki akses terbatas dalam hal validasi data, dalam hal ini akses untuk
11
validasi data terbatas sehingga sedikit menghambat dalam proses input data.
Dan tentunya hal ini juga berimbas pada menumpuknya berkas pendaftaran
catin dan perlu pekerjaan ekstrak untuk menginput data catin. Selain itu, web
SIMKAH ini sering terjadi error. Untuk mengatasi problematika ini harus
diadakannyan Pengembangan (developer) mestinya terus dilakukannya
perawatan (maintenance) terhadap web SIMKAH agar senantiasa
menemukan solusi dari setiap masalah-masalah yang terjadi dilapangan.

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian ini telah sampai pada kesimpulan
bahwa penerapan Simkah di Kantor Urusan Agama (KUA) Cibiru cenderung
tidak efektif dilaksanakan. Karena terdapat beberapa hambatan dalam
penerapan Simkah itu sendiri. Kemudian kurangnya kesiapan pegawai KUA
Jatinangor dalam proses pendataan melalui program Simkah serta minimnya
pengetahuan dalam menggunakan Teknologi di KUA Cibiru membuat
program Simkah tidak terlalu memberikan kemudahan dalam proses
pendataan.

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita Raharjo, 2011, Pengelolaan Pendapat dan Anggaran, Graha ilmu,
Yogyakarta,
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabeta.
Sedarmayanti, 2006, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bumi
Aksara, Jakarta
Abdul Djamil, bulletin. (2012). “Penghulu: Layanan Berbasis IT”, Menjaga
Integritas, Edisi I.
Abdul Manan. (2017). Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group., Lihat juga dalam. (2014).
Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih, Edisi Kedua, (terj: Moh. Zuhri dan
Ahmad Qarib) (Semarang: Dina Utama Semarang).
Irwan Jasa Tarigan. (2013). Peran Badan Narkotika Nasional dengan
Organisasi Sosial Kemasyarakatan dalam Penanganaan Pelaku
Penyalahgunaan Narkotika. Yogyakarta: Deepublish.
Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Bengkulu, Buku Panduan
Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH).
Kementerian Agama RI. (2013). Buku Panduan Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Bimas Islam (SIMBI), (Jakarta: Dirjen Bimas Islam.
Majalah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI. (2014). Paradigma Baru KUA,
(Jakarta: Edisi No. 1/Tahun 1/2014)
Munir Fuady. (2014). Teori-Teori Besar “Grand Theory” dalam Hukum, Cet.
3, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rizadian Mayangsari, “Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Nikah (Simkah) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sawahan Kota
Surabaya”. (Ilmu Administrasi Negara, FISH, UNESA), hlm. 4. Dimuat
dalam: http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publ

13

Anda mungkin juga menyukai