Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN PELAKSANAAN SIK (SISTEM INFORMASI KESEHATAN)

TERHADAP EFEKTIFITAS KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS


PAGUYAMAN

PROPOSAL

Oleh :

INDEKS S. KEKU
811418029

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemudian menurut Elias M. Awad (dalam Ibnu(1)) sistem dapat diberi
defenisi sebagai sekelompok komponen yang teratur (yang merupakan subsistem)
yang saling berkaitan sesuai dengan rencana yang dibuatnya dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran.
Secara sederhana (2) menggambarkan sistem sebagai suatu kumpulan dari
unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir saling bergantung satu sama lain
dan terpadu. Teori sistem secara umum yang pertamakali diuraikan oleh Kenneth
Boulding terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang
membentuk sebuah sistem. Teori ini mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk
organisasi adalah penting dan harus mendapat perhatian yang utuh supaya
manajer dapat bertindak lebih efektif dan efisien. Gordon B. Davis
mendefenisikan sistem secara abstrak sebagai susunan yang teratur dari gagasan-
gagasan atau konsepsi-konsepsi yang saling bergantung.
Menurut Tatang, M. Amirin (3), Sistem adalah sekumpulan unsur yang
melakukan kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan suatu
kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan dan hal ini
dilakukan dengan cara mengolah data/ barang/ energi di dalam jangka waktu
tertentu guna menghasilkan informasi/ energi/ barang.
Sedangkan sistem secara fisis merupakan serangkaian unsur yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Unsur-unsur yang mewakili suatu
sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan
keluaran (output).
Disamping itu suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan
sekitarnya. Maka umpan balik (feed-back) dapat berasal dari output tetapi dapat
juga berasal dari lingkungan sistem yang dimaksud dan organisasi dipandang

2
sebagai suatu sistem yang akan memiliki semua unsur-unsur ini. (4) Defenisi
sistem berdasarkan kamus Webster’s Unbridged dalam (Zulkifli, 1997:27) lebih
mendekati dengan keperluan dalam arti sistem adalah elemen-elemen yang saling
berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Disamping itu informasi
merupakan data yang telah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan
keperluan tertentu. Pekerjaan informasi adalah pekerjaan yang meliputi
pengumpulan data, penyebaran data dengan meneruskannya ke unit lain, atau
langsung diolah menjadi informasi, kemudian informasi tersebut diteruskan ke
unit lain. Dengan beredarnya informasi dari unit ke unit lain maka terjadilah arus
informasi antar-unit. Hubungan tersebut lazim disebut sebagai hubungan antar
subsistem dalam suatu kaitan kerjasama suatu sistem. Dengan demikian timbul
istilah sistem informasi (Zulkifli, 1997:3)
Informasi dapat diibaratkan sebagai nadi dalam suatu organisasi. Sebab, jika
informasi tidak ada, maka sistem yang ada pada organisasi itu tidak akan berjalan
sebagai mana mestinya, sehingga informasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam suatu organisasi. Menurut Gordon B. Davis (5) informasi adalah data yang
telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai
nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang
sekarang atau keputusan yang akan datang.
Informasi sangat erat dengan data. Informasi berasal dari data. Data menurut
Richard A. Sehson adalah fakta-fakta yang digunakan sebagai suatu dasar dalam
perhitungan dan pengolahan meliputi serangkaian tindakan tindakan atau operasi
operasi yang secara pasti mengarah pada suatu akhir. Sedangkan menurut
Sondang (3) menyebutkan ada perbedaan yang konsepsial antara data dan
informasi, perbedaan yang biasanya disebut dengan mengatakan bahwa data
adalah bahan baku yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya
menjadi informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya
data tidak mempunyai nilai apa-apa.

3
Informasi yang berkualitas tinggi akan menentukan sekali efektifitas
keputusan manajer. Bruch dan Grudnitski (6) menyebutkan adanya tiga pilar
utama yang menentukan kualitas informasi, yaitu: akurasi, ketepatan waktu, dan
relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang baik dan lengkap diuraikan pula
oleh Parker yakni:
1) Ketersediaan (availability), bahwa informasi harus dapat diperoleh bagi
orang yang hendak memanfaatkannya.
2) Mudah dipahami (comprehensibility) yaitu informasi harus mudah
dipahami oleh pembuat keputusan baik yang menyangkut pekerjaan rutin
maupun keputusan yang bersifat strategis.
3) Relevan, informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan
dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.
4) bermanfaat, sebagai konsekuensi dari syarat relevansi informasi harus
bermanfaat bagi organisasi, karena itu informasi harus tersaji kedalam
bemtuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan bagi organisasi yang
bersangkutan.
5) Tepat waktu, yaitu sangat penting ketika manajer hendak membuat
keputusan-keputusan yang krusial.
6) Keandalan (reliability), informasi harus diperoleh dari sumber-sumber
yang dapat diandalkan kebenarannya.
7) Akurat, syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari kesalahan
dan kekeliruan.
8) Konsisten, yaitu informasi tidak boleh mengandung kontradiksi didalam
penyajiannya. Tampak bahwa ada berbagai macam syarat yang harus
dipenuhi bagi informasi untuk kepentingan manajemen. Pengolah data
atau penyedia informasi harus memperhitungkan segisegi waktu
penyajian, isi, format maupun segi-segi lain dari informasi tersebut.
Maka dengan demikian informasi dapat didefenisikan sebagai hasil dari
pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

4
penerimanya, yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata
(fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi
adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah segala sesuatu yang terjadi pada saat
tertentu. Menurut Suryatmo Sistem Online adalah jika data yang dikirimkan
langsung diterima oleh centra processing unit. Sedangkan real time processing
data adalah jika transaksi data tidak dikumpulkan menunggu sampai banyak,
tetapi setiap saat ada transaksi langsung di kirim ke komputer dari terminal.
Begitu data diterima oleh komputer, data langsung di olah dengan program yang
telah di masukkan sebelumnya (berupa package program) dan hasilnya di
kirimkan kembali ke terminal. Real time ini menggunakan Data Base File.
Dengan layanan online, maka koordinasi, proses penanganan masalah,
peningkatan kinerja petugas kesehatan dan data kesehatan dapat diperoleh dengan
transparan, cepat dan akurat. Perkembangan teknologi informasi yang sangat
cepat merupakan jawaban untuk mendapatkan informasi dalam bentuk pelaporan
yang cepat dari seluruh pusat pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota.
Sistem Informasi Kesehatan Online yang disingkat dengan SIK Online adalah
sebuah sistem informasi yang dirancang sebagai program pembangunan
kesehatan dengan menghasilkan data dan informasi kesehatan secara tepat dan
akurat. Menurut M. Hanif , Pengembangan SIK Online akan menghasilkan
informasi data kesehatan yang update, transparan, mudah diperoleh oleh
masyarakat, pemerintah dan pengambil keputusan. Mempercepat pengambilan
keputusan tentang kondisi kesehatan masyarakat melalui sarana teknologi
informasi dan mewujudkan sebuat tata pemerintahan yang baik (2).
Pengembangan SIK Online oleh Dinas Kesehatan merupakan implementasi
dari UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pembaharuan Sistem Informasi Kesehatan di
Provinsi dan Kabupaten/Kota dan berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan
(KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) Online. Menurut Rosnini

5
(2007), dengan adanya Sistem Informasi Kesehatan Online ini diharapkan akan
menjadi basis dan pondasi informasi data kesehatan dari seluruh puskesmas,
rumah sakit, Dinkes kabupaten/kota dan Dinas Provinsi dapat terintegrasi dengan
baik.
Dalam konfigurasi tahapan pelaksanaan SIK Online dan terintegrasi dapat
terlihat bahwa semua data pelaporan yang berasal dari puskesmas akan dikirim
melalui jaringan internet ke bank data secara online. Data tersebut akan
dimonitoring oleh Dinas kesehatan setempat untuk direkapitulasi secara otomatis
dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi secara online, demikian
Dengan semakin berkembangnya peranan sistem informasi, menuntut
manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang efektif dan efisien. Untuk
itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem informasi.
Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan strategis sistem
informasi. Peningkatan perencanaan strategis sistem informasi menjadi tantangan
serius bagi pihak manajemen sistem informasi. Perencanaan strategis sistem
informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk
melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen, serta
memaksimalkan hasil dari teknologi seterusnya sampai ke pusat.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala atau faktor
penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi yaitu dengan cara:
1. Membina internal user
2. Memasang pengendalian pengendalian di sistem informasi;
3. Memeriksa sejauhmana keberhasilan pengendalian-pengendalian
tersebut
4. Merencanakan akibat gangguan-gangguan (disaster recovery
planning).

Menurut Davis upaya mengatasi masalah dal sistem informasi dapat juga diatas
dengan;

6
a. Pengendalian internal untuk mengetahui kesalahan
b. Audit atau pemeriksaan internal dan eksternal
c. Menambahkan batas-batas kepercayaan pada data
d. Instruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan agar
pemakai dapat menilai kesalahan yang terjadi.

1.2. Identifikasi Masalah


Dalam pengelolaan SIK data yang belum terintegrasi dan
terkomputerisasi dengan baik, seperti proses pencatatan pendaftaran pasien,
pencatatan kunjungan pasien, pencatatan hasil pemeriksaan, dan pencatatan
data transaksi pembayaran pasien, dan Kurang efektif dan efisien dalam
menindak lanjut pasien yang akan berobat, dikarenakan bagian pendaftaran
harus mencari kartu rekam medis pasien yang tersimpan dalam lemari arsip dan
tidak tersusun secara rapih.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menggambarkan kondisi Sistem Pelayanan Kesehatan yang
sedang berjalan di Puskesmas Paguyaman?
2. Bagaimana membuat Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan yang
diusulkan untuk Puskesmas Paguyaman ?
3. Bagaimana melakukan pengujian terhadap Sistem Informasi Pelayanan
Kesehatan yang diusulkan untuk Puskesmas Paguyaman ?
4. Bagaimana implementasi Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan yang
diusulkan untuk Puskesmas Paguyaman ?
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan SIK (Sistem Informasi
Kesehatan) di Puskesmas Paguyaman.
1.5. Manfaat
1.5.1. Manfaat Teoritis

7
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di implementasikan
teori dengan keadaan sesungguhnya, serta mampu dalam menganalisis
Data dalam pengunaan SIK di Puskesmas Paguyaman dan untuk
meningkatkan kinerja dalam pembuatan keseluruhan proses
pembuatan laporan yang meliputi, pencatatan pendaftaran pasien,
pencatatan kunjungan pasien, pencatatan hasil pemeriksaan pasien,
dan pencatatan data transaksi pembayaran pembayaran pasien menjadi
lebih mudah dan efektif.
1.5.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu baru di bidang
Teknologi Informasi yang bermanfaat.
2. Manfaat Bagi peneliti
Berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan
pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar menganalisa dan
melatih daya fikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan
Sistem Pelayanan Kesehatan Puskesmas, khususnya di Puskesmas
Paguyaman.
3. Manfaat bagi Instansi Terkait
Memberikan masukan kepada manajemen Puskesmas
Paguyaman agar memperkuat pegawai dan menambah ilmu lebih
lewat pembinaan dan pembelajaran untuk program SIK, untuk
meningkatkan optimalisasi system informasi kesehatan di
Puskesmas Paguyaman.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem dan Informasi
Menurut Tatang, M. Amirin (dalam Nurdin : 2005), Sistem adalah
sekumpulan unsur yang melakukan kegiatan atau menyusun skema atau tata cara
melakukan suatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa
tujuan dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data/ barang/ energi di dalam
jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi/ energi/ barang.
Kemudian menurut Elias M. Awad (dalam Ibnu Syamsi : 2004 : 17) sistem
dapat diberi defenisi sebagai sekelompok komponen yang teratur (yang
merupakan subsistem) yang saling berkaitan sesuai dengan rencana yang
dibuatnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran.
Secara sederhana Sutabri (2003:2) menggambarkan sistem sebagai suatu
kumpulan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir saling
bergantung satu sama lain dan terpadu. Teori sistem secara umum yang
pertamakali diuraikan oleh Kenneth Boulding terutama menekankan pentingnya
perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem. Teori ini
mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi adalah penting dan harus
mendapat perhatian yang utuh supaya manajer dapat bertindak lebih efektif dan
efisien. Gordon B. Davis mendefenisikan sistem secara abstrak sebagai susunan
yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi-konsepsi yang saling bergantung.
Sedangkan sistem secara fisis merupakan serangkaian unsur yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Unsur-unsur yang mewakili suatu
sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan
keluaran (output).
Disamping itu suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan
sekitarnya. Maka umpan balik (feed-back) dapat berasal dari output tetapi dapat

9
juga berasal dari lingkungan sistem yang dimaksud dan organisasi dipandang
sebagai suatu sistem yang akan memiliki semua unsur-unsur ini. (Wahyudi,
1998:9). Defenisi sistem berdasarkan kamus Webster’s Unbridged dalam
(Zulkifli, 1997:27) lebih mendekati dengan keperluan dalam arti sistem adalah
elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau
organisasi. Disamping itu informasi merupakan data yang telah diolah, dibentuk,
atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. Pekerjaan informasi adalah
pekerjaan yang meliputi pengumpulan data, penyebaran data dengan
meneruskannya ke unit lain, atau langsung diolah menjadi informasi, kemudian
informasi tersebut diteruskan ke unit lain. Dengan beredarnya informasi dari unit
ke unit lain maka terjadilah arus informasi antar-unit. Hubungan tersebut lazim
disebut sebagai hubungan antar subsistem dalam suatu kaitan kerjasama suatu
sistem. Dengan demikian timbul istilah sistem informasi (Zulkifli, 1997:3)
Informasi dapat diibaratkan sebagai nadi dalam suatu organisasi. Sebab, jika
informasi tidak ada, maka sistem yang ada pada organisasi itu tidak akan berjalan
sebagai mana mestinya, sehingga informasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam suatu organisasi. Menurut Gordon B. Davis (1999: 64) informasi adalah
data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan
mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-
keputusan yang sekarang atau keputusan yang akan datang.
Informasi sangat erat dengan data. Informasi berasal dari data. Data menurut
Richard A. Sehson adalah fakta-fakta yang digunakan sebagai suatu dasar dalam
perhitungan dan pengolahan meliputi serangkaian tindakan tindakan atau operasi
operasi yang secara pasti mengarah pada suatu akhir. Sedangkan menurut
Sondang (2003: 16) menyebutkan ada perbedaan yang konsepsial antara data dan
informasi, perbedaan yang biasanya disebut dengan mengatakan bahwa data
adalah bahan baku yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya
menjadi informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya
data tidak mempunyai nilai apa-apa.

10
Informasi yang berkualitas tinggi akan menentukan sekali efektifitas
keputusan manajer. Bruch dan Grudnitski (1989:6) dalam Subando (1994;11)
menyebutkan adanya tiga pilar utama yang menentukan kualitas informasi, yaitu:
akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang baik
dan lengkap diuraikan pula oleh Parker (1989:151) yakni:
9) Ketersediaan (availability), bahwa informasi harus dapat diperoleh bagi
orang yang hendak memanfaatkannya.
10) Mudah dipahami (comprehensibility) yaitu informasi harus mudah
dipahami oleh pembuat keputusan baik yang menyangkut pekerjaan rutin
maupun keputusan yang bersifat strategis.
11) Relevan, informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan
dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.
12) bermanfaat, sebagai konsekuensi dari syarat relevansi informasi harus
bermanfaat bagi organisasi, karena itu informasi harus tersaji kedalam
bemtuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan bagi organisasi yang
bersangkutan.
13) Tepat waktu, yaitu sangat penting ketika manajer hendak membuat
keputusan-keputusan yang krusial.
14) Keandalan (reliability), informasi harus diperoleh dari sumber-sumber
yang dapat diandalkan kebenarannya.
15) Akurat, syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari kesalahan
dan kekeliruan.
16) Konsisten, yaitu informasi tidak boleh mengandung kontradiksi didalam
penyajiannya. Tampak bahwa ada berbagai macam syarat yang harus
dipenuhi bagi informasi untuk kepentingan manajemen. Pengolah data
atau penyedia informasi harus memperhitungkan segisegi waktu
penyajian, isi, format maupun segi-segi lain dari informasi tersebut.

11
Maka dengan demikian informasi dapat didefenisikan sebagai hasil dari
pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya, yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact)
yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data.
Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan
nyata. Kejadian (event) adalah segala sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.

2.2. Sistem informasi

Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan,


yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam
organisasi. (Eko, 2004: 9). Sistem informasi menurut Amin (2003), adalah
sekolompok perangkat keras, perangkat lunak, manusia/prosedur-prosedur yang
berhubungan dan data yang dikombinasi untuk memberikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi
adalah gabungan perangkat komputer dan manusia yang melakukan kegiatan
memproses data yang berguna untuk kelangsungan kegiatan organisasi. Sistem
informasi juga dapat didefenisikan sebagai suatu sistem didalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasi organsiasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari
suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
Semua sistem informasi memiliki kegiatan utama, yaitu menerima data
sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan
perhitungan, penggabungan unsur-unsur data, pemutakhiran akun dan lain-
lainnya, yang kemudian memperoleh informasi sebagai keluarannya (output).
Menurut Scott (1997) secara sederhana dikatakan, sebuah sistem informasi,

12
menerima dan memproses data dan kemudian mengubahnya menjadi sebuah
informasi.
Dalam era teknologi informasi, pemakaian komputer untuk pemprosesan
informasi merupakan suatu keharusan karena teknologi komputer akan
memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut ini :
1) Pemrosesan terhadap transaksi dan data lain menjadi lebih cepat,
2) Durasi didalam penghitungan dan perbandingan data menjadi lebih
akurat;
3) Pemrosesan terhadap transaksi menjadi lebih murah;
4) Penyiapan laporan dan output lainnya menjadi lebih tepat waktu;
5) Sistem penyimpanan data menjadi lebih ringkas dan lebih mudah
ketika dibutuhkan;
6) Karyawan/pegawai menjadi lebih produktif (Wilkinson, 2000).

Dalam pelaksanaan sistem informasi ada beberapa indikator penting ,yaitu:

1. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data menurut Sondang P. Hasibuan (2008:
118) sesungguhnya bermula dari identifikasi kebutuhan informasi dalam
lingkungan dan seluruh jajaran organisasi. Telah dimaklumi bahwa data
merupakan bahan mentah atau bahan baku yang diolah lebih lanjut sehingga
bentuknya berubah menjadi informasi. Unit pengolahan data hanya mampu
menghasilkan informasi yang bermutu tinggi dengan kebutuhan organisasi
apabila data yang dikumpulkan dan diolah juga tinggi mutunya. Oleh karena
itu, segala upaya harus ditempuh untuk menjamin bahwa data yang terkumpul
untuk diolah memang bermutu tinggi.
2. Pengolahan Data
Data mentah yang telah dikumpulkan tidak akan ada gunanya jika
tidak diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam
metoda ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut akan diberi arti

13
dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah. Pengolahan data
adalah waktu yang digunakan untuk menggambrkan perubahan bentuk data
menjadi informasi yang memiliki kegunaan. Semakin banyak data dan
kompleksnya aktifitas pengolahan data dalam suatu organisasi, baik itu
organisasi besar maupun organisasi kecil maka metode pengolahan data yang
tepat sangat dibutuhkan.
3. Penyebarluasan Informasi
Setelah informasi dikumpulkan dan diolah barulah dapat disajikan dan
disebarlusakan kepada penerima informasi. Penyebarluasan informasi dapat
dilakukan melalui media komunikasi yang terpilih serta bermutu yang
dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. Setelah informasi itu
dikumpulkan dan diolah, barulah data disajikan kepada para penerima
informasi. Dalam penyebarluasan informasi yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah ketepatan dan keakuratan dari informasi itu.
Selain pemanfaatan teknologi informasi akan memiliki keuntungan
seperti yang diuraikan sebelumnya, sebenarnya untuk mendukung tiga tujuan
utama penyusunan sistem informasi yaitu:
a) Mendukung fungsi pengurusan (stewardship) manajemen.
Stewardship merujuk ke tanggungjawab manajemen dalam
mengatur sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah secara
benar;
b) Mendukung pengambilan keputusan manajemen;
c) Mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah hari demi
hari dengan efesien dan efektif
2.3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah perpaduan sumber daya manusia
dan sumber daya berbasis komputer yang menghasilkan kumpulan penyimpanan,
komunikasi, dan penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efisien
serta perencanaan bisnis. Sedangkan Komaruddin dalam bukunya “Ensiklopedi

14
Manajemen” mendefenisikan SIM adalah suatu metode untuk menghasilkan
informasi yang tepat waktu bagi manajemen tentang lingkungan luar organisasi
dan kegiatan operasi didalam organisasi, dengan tujuan untuk menunjang proses
pengambilan keputusan serta memperbaiki perencanaan dan pengawasan.
Selain itu (Scoott) memberikan pengertian SIM merupakan serangkaian sub-
sistem yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang
mampu mentransformasikan data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian
cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer
atau dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Dari pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah gabungan
perangkat pengolah informasi dengan sumber daya manusia yang berfungsi
menerima, mengolah dan menyalurkan data yang menunjang produktivitas
organisasi sehingga menghasilkan operasi manajemen yang efisien.
Ada beberapa karakteristik SIM yang dikemukakan Turban 1995 dalam
(Abdul, 2003:115) sebagai berikut; (1) Beroperasi dalam tugastugas yang
terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah mendefenisikan prosedur opersi,
aturan pengambilan keputusan, dan arus informasi secara tegas dan jelas. (2)
Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya. (3) Menyediakan laporan dan
kemudahan akses yang berguna untuk pengambilan keputusan tetapi tidak secara
langsung (manajer menggunakan laporan dan informasi serta membuat
kesimpulankesimpulan sendiri untuk pengambilan keputusan).
Dalam pelaksanaan SIM tentu ada faktor pendukung dan faktor penghambat
atau kendala yang dihadapi. Pelaksanaan SIM didukung oleh komponen fisik
sebagai berikut (Sutabri, 2005:96) menjelaskan ada beberapa komponen fisik SIM
yaitu sebagai berikut:
1) Perangkat Keras, bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer
(pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan
lain sebagainya), peralatan penyiapan data dan terminal
masukan/keluaran.

15
2) Perangkat Lunak, terdiri dari aplikasi-aplikasi dalam pengolahan data
3) Prosedur, merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan
dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi, yang terdiri
dari instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, dan
instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
4) Personil, operator komputer, analisis sistem, progamer, personil data
entri dan manajer sistem informasi. Selain faktor pendukung juga ada
faktor penghambat atau kendala dalam pelaksanaan Sistem Informasi
Manajemen. Adapun kendalanya menurut Eko Nugraha (2008)
dikelompokkan kedalam tiga hal yaitu:
a) Kesalahan teknis dapat terjadi karena permasalahan-
permasalahan perangkat kerasnya (hardware
problems), kesalahan dalam penulisan sintak (sintax
errors) atau kesalahan logika (logical errors) perangkat
lunaknya
b) Gangguan lingkungan;
c) Kelalaian manusia (human errors) yang tidak disengaja
seperti menggunakan data yang salah atau menghapus
data tanpa sengaja.

Selanjutnya, Martin dalam Oktadimalik (2009) mengatakan masalah dalam


sistem informasi manajemen meliputi; relevansi, kelengkapan, kebenaran, keamanan,
ketepatan waktu, ekonomi, efisiensi, dapat dipercaya dan kegunaan. Dalam hal ini
dikatakan bahwa masalah dalam sistem informasi manajemen meliputi kerelevanan
informasi yang dihasilkan, kelengkapan, dan informasi yang dihasilkan itu harus
dapat di uju kebenarannya, aman, tepat waktu dalam menyajikannya, ekonomis dan
efisiensi, dapat dipercaya dan dapat berguna.

Kesalahan- kesalahan dalam sistem informasi manajemen disebabkan oleh


metode dalam pengumpulan data yang salah, sehingga membuang-buang waktu, tidak

16
mengikuti prosedur pengolahan data yang benar sesuai aturan, adanya data yang
hilang atau rusak serta kesalahan lainnya baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi


dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen menurut Eko Nugroho (2008) yaitu;

a) Membina internal user;


b) Memasang pengendalian-pengendalian disistem informasi;
c) Memeriksa sejauh mana keberhasilan pengendalian-pengendalian
tersebut;
d) Merencanakan akibat gangguan-gangguan (disaster recovery
planning).

2.4. Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhinya
Menurut Suryatmo Sistem Online adalah jika data yang dikirimkan langsung
diterima oleh centra processing unit. Sedangkan real time processing data adalah
jika transaksi data tidak dikumpulkan menunggu sampai banyak, tetapi setiap saat
ada transaksi langsung di kirim ke komputer dari terminal. Begitu data diterima
oleh komputer, data langsung di olah dengan program yang telah di masukkan
sebelumnya (berupa package program) dan hasilnya di kirimkan kembali ke
terminal. Real time ini menggunakan Data Base File.
Dengan layanan online, maka koordinasi, proses penanganan masalah,
peningkatan kinerja petugas kesehatan dan data kesehatan dapat diperoleh dengan
transparan, cepat dan akurat. Perkembangan teknologi informasi yang sangat
cepat merupakan jawaban untuk mendapatkan informasi dalam bentuk pelaporan
yang cepat dari seluruh pusat pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten/kota.

17
Sistem Informasi Kesehatan Online yang disingkat dengan SIK Online adalah
sebuah sistem informasi yang dirancang sebagai program pembangunan
kesehatan dengan menghasilkan data dan informasi kesehatan secara tepat dan
akurat. Menurut M. Hanif , Pengembangan SIK Online akan menghasilkan
informasi data kesehatan yang update, transparan, mudah diperoleh oleh
masyarakat, pemerintah dan pengambil keputusan. Mempercepat pengambilan
keputusan tentang kondisi kesehatan masyarakat melalui sarana teknologi
informasi dan mewujudkan sebuat tata pemerintahan yang baik.
Pengembangan SIK Online oleh Dinas Kesehatan merupakan implementasi
dari UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pembaharuan Sistem Informasi Kesehatan di
Provinsi dan Kabupaten/Kota dan berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan
(KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) Online. Menurut Rosnini
(2007), dengan adanya Sistem Informasi Kesehatan Online ini diharapkan akan
menjadi basis dan pondasi informasi data kesehatan dari seluruh puskesmas,
rumah sakit, Dinkes kabupaten/kota dan Dinas Provinsi dapat terintegrasi dengan
baik.
Dalam konfigurasi tahapan pelaksanaan SIK Online dan terintegrasi dapat
terlihat bahwa semua data pelaporan yang berasal dari puskesmas akan dikirim
melalui jaringan internet ke bank data secara online. Data tersebut akan
dimonitoring oleh Dinas kesehatan setempat untuk direkapitulasi secara otomatis
dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi secara online, demikian
Dengan semakin berkembangnya peranan sistem informasi, menuntut
manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang efektif dan efisien. Untuk
itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem informasi.
Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan strategis sistem
informasi. Peningkatan perencanaan strategis sistem informasi menjadi tantangan
serius bagi pihak manajemen sistem informasi. Perencanaan strategis sistem
informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk

18
melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen, serta
memaksimalkan hasil dari teknologi seterusnya sampai ke pusat.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala atau faktor
penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi yaitu dengan cara:
5. Membina internal user
6. Memasang pengendalian pengendalian di sistem informasi;
7. Memeriksa sejauhmana keberhasilan pengendalian-pengendalian
tersebut
8. Merencanakan akibat gangguan-gangguan (disaster recovery
planning).

Menurut Davis upaya mengatasi masalah dal sistem informasi dapat juga diatas
dengan;

e. Pengendalian internal untuk mengetahui kesalahan


f. Audit atau pemeriksaan internal dan eksternal
g. Menambahkan batas-batas kepercayaan pada data
h. Instruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan agar
pemakai dapat menilai kesalahan yang terjadi.

2.5. Efektifitas Kerja


Efektivitas organisasi adalah kemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri,
memelihara diri dan tumbuh, lepas dari fungsi tertentu yang dimilikinya. Sondang
P. Siagian dalam Othenk Planet (2008) menjelaskan pengertian efektivitas
sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang
atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari
segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin
mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas organisasi
memusatkan perhatian utama pada gejala-gejala dalam lingkup organisasi.

19
Efektivitas organisasi atau kelompok adalah hasil kerja kelompok dalam
mencapai tujuan. Makin dekat hasil organisasi atau kelompok dalam mencapai
tujuan, makin efektif pimpinan organisasi atau kelompok tersebut. Efektivitas
yang merupakan pencapaian tujuan yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-
faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran, alat dan lain-lain yang telah digunakan atau
dikeluarkan.

2.6. Kerangka Berfikir


2.6.1. Kerangka Teori

2.6.2. Kerangka Konsep


Kelengkapan Fitur
(Features) Aplikasi Rekam
Medis

Kemudahan
Pengguna (User
Ease) Aplikasi Rancang Bangun
Rekam Medis Aplikasi Rekam
Medis

20
Fleksibilitas Aplikasi
Rekam Medis
Keteranagan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Paguyaman,
3.2. waktu penelitian
waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2-20 januari 2021
3.3. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu untuk
mendiskripsikan suatu keadaan secara objektif dan untuk menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi yang terjadi sekarang. Tipe
hubungan variabel dalam penelitian ini adalah hubungan sebab akibat
(kausal), yaitu penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel
bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen).
3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dan bisa dikatakan nilai
yang berikan oleh orang lain yang mempunyai variasi tertentu yang di
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di Tarik kesimpulannya.

21
Ada dua variabel yang di tetapkan dalam penelitian yaitu variabel bebas
(Independen) dan variabel terikat (Dependen).

1. Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbunya
variabel dependen .
2. Variabel terikan atau variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian yang saya ambil variabel bebas atau variabel independen
adalah pelaksanaan SIK. Dan variabel terikat atau variabel dependen adalah
Efektifitas Kinerja pegawai.

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1. Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-
satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti.
Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa
orang-orang, institusi-institusi, benda-benda
Adapun populasi yang saya ambil pada penelitian ini yakni 5
petugas SIK di Puskesmas Paguyaman.
3.5.2. Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik
populasi.
Adapun Sampel yang saya ambil pada penelitian ini yakni 5
pasien .

22

Anda mungkin juga menyukai