Anda di halaman 1dari 24

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan

sebuah proses penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb)

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis Sistem adalah suatu

pekerjaan intelektual untuk memperoleh pengertian dan pemahaman. Suatu

sistem akan di- rancang oleh satu orang dan sekelompok yang membentuk tim

yang di sebut dengansistem analis (Harahap, 2016).

Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai sesuatu tujuan tertentu. Sistem informasi dapat membantu perusahaan

memperluas jangkauan mereka sampai ke lokasi- lokasi yang jauh, memperoleh

bentuk-bentuk dan aliran kerja baru, dan kemungkinan juga bisa mengubah cara

berbisnis (Hermaini, 2016). Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam

organ- isasi yang menemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang

mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan

strategi dari su-atu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang di perlukan (Harahap, 2016).

Pentingnya penggunaan teknologi informasi mulai disadari oleh organisasi

modern, terutama dalam era globalisasi dimana perusahaan, maupun satuan kerja

perangkat daerah dituntut untuk semakin kompetitif dan berdaya saing. Oleh

karena itu, menjadi penting untuk memacu tingkat pemanfaatan dan penggunaan

teknologi informasi di organisasi. Keberadaan teknologi informasi tidak bisa

dilepaskan peranannya dalam proses pengerjaan tugas karyawan. Pemanfaatan

1
2

teknologi informasi merupakan hal yang penting bagi organisasi, karena dapat

meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja organisasi. Namun penerapan

teknologi informasi tidak selalu berhasil. Salah satu faktor penentu keberhasilan

penerapan teknologi informasi adalah sikap pengguna yang memanfaatkan

teknologi tersebut. dalam kemajuan teknologi informasi saat ini terdapat berbagai

macam pilihan metode yang digunakan untuk mengukur kesuksesan penerapan

dan kepuasan pengguna terhadap sistem, didalam penelitian ini metode yang

digunakan yaitu UTAUT (The Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology).

UTAUT (Unified Teory of Acceptance and Use of Technology)

merupakan sebuah model untuk menjelaskan perilaku pengguna terhadap

teknologi informasi. Model UTAUT (Unified Teory of Acceptance and Use of

Technology) menunjukan bahwa niat untuk berperilaku (behavioral intention)

dan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) dipengaruhi

oleh ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort

expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi pendukung

(facilitating conditions). keempat Faktor tersebut dimoderasi oleh faktor jenis

kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience) dan kesukarelaan

menggunakan (voluntariness of use). Studi empiris yang mengadopsi model ini

telah banyak dilakukan, dan mendapatkan temuan yang beragam.

Organisasi pemerintahan seperti Kantor Urusan Agama (KUA) berdasarkan

fakta sejarah sebenarnya telah ada sejak jaman kerajaan dan penjajahan, hanya

sebutan istilah saja yang berbeda. Istilah pemangku kantor urusan agama ini pada

masa kerajaan Mataram Islam dikenal dengan istilah reh-penghulon, yang


3
3

memiliki o- toritas dalam menjalankan hukum Islam di lingkungan kerajaan atau

pusat pemer- intahan dan sampai pada tingkat paling bawah yaitu kewedanaan

atau kecamatan (Kuntowijoyo, 2018).

Kabupaten Kampar Kecamatan Tambang memiliki 17 Desa diantaranya,

Desa Kuapan, Desa Aur Sati, Desa Padang Luas, Desa Gobah, Desa Rimbo

Panjang, Desa Kemang Indah, Desa Parit Baru, Desa Sungai Pinang, Desa Kualu

Nenas, Desa Tarai Bangun, Desa Palung Raya, Desa Pulau Permai, Desa Balam

Jaya, Desa Terantang, Desa Teluk Kenidai, Desa Kualu, Desa Tambang. Dari

semua desa yang ada di Kecamatan Tambang hanya memilki 1 Kantor Urusan

Agam (KUA) yang berpusat pada Desa Tambang, dimana di KUA Desa

Tambang sudah menjalankan program Sistem Manajemen Nikah (SIMKAH).

SIMKAH merupakan sebuah program aplikasi komputer yang berguna un-

tuk mengumpulkan data nikah dari seluruh KUA di wilayah Republik Indonesia

secara online, data akan tersimpan di server kementrian agama. Data tersebut

berguna untuk membuat berbagai analisa dan laporan sesuai dengan berbagai

keperluan di kantor kementrian agama secara periodik/otomatis dapat di kirim

dari KUA dengan menggunakan SIMKAH. Fitur yang tersedia didalamnya sesuai

dengan yang ada pada menu kegiatan SIMKAH yaitu, menu Daftar nikah, form

NB, Akta Nikah, Rujuk, Talak, Cerai, Wakaf, Pencaraian Akta, dan Menu

Sakinah. Dasar diter- apkanya SIMKAH dimulai sejak dikeluarkannya keputusan

Direktur Jenderal Bi- naan Masyarakat Islam DJ.II/ 369 Tahun 2013, tentang

penerapan SIMKAH pada KUA di setiap Kecamatan. Sejauh ini SIMKAH hanya

digunakan oleh pegawai KUA ataupun orang yang diberi kewenangan seperti

pelajar atau mahasiswa maga-ng dalam pencatatan akta pernikahan.


4
4

Setelah diterapkanya SIMKAH dari tahun 2013 hingga saat ini, terdapat

beberapa kendala yang sering terjadi. Hal ini diperoleh setelah melakukan

wawancara kepada pengguna SIMKAH. Dari sekian banyak menu yang ada pada

SIMKAH diantaranya pertama menu Absensi yang berisi Jadwal Kerja, Libur

Nasional, Karyawan, Absen, Laporan. Kedua menu Master data yang terdiri dari

Kabupaten, KUA/KAB/KO, Kelurahan. Ketiga yaitu menu Kegiatan yang berisi

Daftar Nikah, Form NB, Akta Nikah, Rujuk, Talak, Cerai Wakaf. User SIMKAH

masih belum menggunakan secara keseluruhan dari menu yang ada dan hanya

menu Akta Nikah saja yang digunakan dari sekian banyak menu yang tersedia ini

disampaikan oleh Dirjen BIMAS Islam untuk mengejar ketinggalan penginputan

data yang telah di- online-kan, sehingga dari sebuah sistem yang besar terjadi

penggunaan yang tidak efisien. Variabel isi (content) menjelaskan ukuran

kepuasan pengguna akhir dengan melihat isi dari sistem informasi, dimana isi

meliputi meliputi model atau fungsi – fungsi tertentu yang memiliki tujuan yang

spesifik (Hutami dan Camilia, 2016). Isi dalam sebuah sistem informasi haruslah

sesuai dengan kebutuhan pengguna serta memiliki informasi terbaru.

Ketika pengguna melakukan input data secara offline lalu data disimpan na-

mun ada kesalahan yang terjadi pada saat penginputan data SIMKAH, kemudian

ketika kita edit data tersebut dinyatakan berhasil, tetapi ketika di cek kembali

terny- ata hasilnya tidak berubah, yang tersimpan hanya data yang pertama kita

input ataudata sebelum di edit, akibatnya data yang dihasilkan tidak akurat. Suatu

sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan

akurat (accu-racy) dalam satu periode (Kuntowijoyo, 2018).

Adanya tampilan icon ataupun gambar yang berbentuk kartun pada


5
5

SIMKAH mengakibat user (pengguna SIMKAH) kurang tertarik karena penggu-

na sistem mayoritas adalah orang dewasa dan user mengharapkan sitem memiliki

tampilan yang lebih nyata. Pengalaman penggunaan sistem informasi diukur un-

tuk mengetahui apakah sistem informasi yang digunakan efektif dan sesuai

dengan yang diinginkan hal ini berkaitan dengan kualitas informasi yang

diterima atas sis-tem informasi (Suzanto dan Sidharta, 2015).

Kurangnya pemahaman user SIMKAH terhadap sistem mengakibatkan

kesalahan – kesalahan kecil yang cenderung berulang (human error) meskipun

telah dilakukan pelatihan dari kementrian agama kepada pegawai dalam

menggunakan sistem ini sebanyak tiga kali, namun mereka sering melakukan

kesalahan sehingga mengakibatkan lambatnya penyelesaian tugas input data.

Kemudahan dalam meng- gunakan sistem merupakan hal yang penting (Hutami

dan Camilia, 2016). Hal ini dikarenakan kemudahan dalam menggunakan sistem

meliputi keseluruhsn proses dari awal sampai akhir yang terdiri dari proses

memasukkkan data, mengolah, dan mencari informasi serta menampilkan data

akhir oleh pengguna akhir.

Karena belum tersedianya fasilitas jaringan internet yang memadai seperti

fasilitas wifi dan hanya menggunakan modem milik pribadi pengguna SIMKAH

di beberapa KUA yang ada di Kecamatan Tambang membuat proses input data

secara online sangat terganggu dan hanya user tertentu yang diizinkan kepala

KUA untuk meng- onlinekan data (tidak semua user) sehingga memperlambat

pendistribusian lapo- ran ke BIMAS Islam. Informasi yang lebih baik dan

meningkatkan pengambilan keputusan dapat menyebabkan peningkatan umum

dalam lingkungan kerja dalam hal peningkatan moral staf dan membuat
6
6

pekerjaan lebih menarik (Krisdiantoro, Subekti, dan Prihatiningtias, 2018).

Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan analisis kepuasan

pengguna SIMKAH menggunakan metode EUCS. EUCS merupakan salah satu

model yang menekankan pada kepuasan (satisfaction) akhir pengguna dengan

menganal- isis isi, keakuratan, tampilan, kemudahan pengguna dan ketepatan

waktu (Afandi, n.d.). Dimana variabel EUCS berperan dalam pembuatan

kuisioner dan perhitungan data menggunakan metode Importance Performance

Analyst (IPA).

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan menggunakan metode EUCS

adalah (Arifah, Rosidi, dan Al Fatta, 2013) “Evaluasi Kepuasan Pengguna

Aplikasi OPAC Perpustakaan STMIK AMIKOM Yogyakarta.”. (Suzanto dan

Sidharta, 2015) “Pengukuran End-User Computing Satisfaction Atas Penggunaan

Sistem Informasi Akademik.” (Hutami dan Camilia, 2016) “Analisis Kepuasan

Pada Pengguna Sistem TCS Menggunakan Metode End User Computing

Satisfaction (Studi kasus: PT. TLK Bandung).” (Sutanto, Winarno, dan Sunyoto,

2014) “Analisis Kepuasan User Terhadap Website Adi Unggul Bhirawa

Surakarta.”

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil judul yaitu: “Analisis

Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH)

Menggunakan Metode Theory Of Acceptance And Use Of Technology

(UTAUT).”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemasalahan yang ada pada latar belakang diatas, maka dapat

diambil rumusan masalah, yaitu “Bagaimana menganalisis kepuasan pengguna


7
7

Sistem Informasi Manajemen Nikah Menggunakan Metode End User Computing

Satisfaction.”

1.3 Batasan Masalah

Untuk menyelesaikan permasalahan di atas dan supaya pembahasan yang

dilakukan lebih terfokus sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka

perlu adanya batasan-batasan masalah. Ada empat batasan masalah pada

penelitianini, yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan di KUA Kecamatan Tambang Desa Sungai

Pinang.

2. Pembuatan kuisioner menggunakan variabel metode UTAUT

3. Penentuan jumlah responden menggunakan rumus Slovin dan pengambilan

responden yang dilakukan menggunakan teknik random sampling.

4. Uji realibilitas dan validitas menggunakan Statistical Package for the Social

Science (SPSS)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap SIMKAH.

2. Untuk memberikan rekomendasi bagi pihak pengelola SIMKAH.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui tingkat kepuasan pengguna SIMKAH.

2. Mengetahui indikator yang perlu di perbaiki dan dipertahankan pada

SIMKAH untuk mencapai kepuasan pengguna.


8
8

3. Dapat dijadikan bahan acuan dalam pengambilan keputusan pengembangan

SIMKAH.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini di bagi menjadi beberapa bab, hal ini

dimaksudkan agar dapat di ketahui tahapan dan batasannya. Adapaun sistematika

penulisan adalah sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang atau alur dari penelitian kali ini,

dimana isi dari bab ini menjelaskan secara umur masalah, metode dan alur

yang digunakan.

BAB 2. LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan secara teoritis tentang hal-hal spesifik yang akan di-

dalami selama penelitian seperti konsep dasar SI dan mengenai metode

yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang alur penelitian, jenis dan sumber data,

metodologi pengumpulan data, fokus penelitian, serta teknik analisa data.

BAB 4. ANALISA DAN PERANCANGAN

Pada bab ini memperlihatkan hasil dari pengolahan data dari semua

kuision- er yang bersifat kuantitatif dan membahas langkah – langkah dari

setiap proses dari pengolahan data tersebut, yaitu uji realibilitas dan

validitas, analisa tingkat kesesuaian, analisia tingkat Kepuasan pengguna.

BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini memperlihankan hasil akhir dari penelitian ini.


9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang akan dipaparkan dapat ditemukan

berdasarkan relevansi dan perbedaannya

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Dan Penulis Metode Tujuan Hasil


1 Dwi Yuli Prasetyo, Metode UTAUT Untuk hasil pengujian
Penerapan Metode (Unified Of mengetahui niat website KKN
(UTAUT) Unified Of Acceptance And prilaku dalam LPM UNISI
Acceptance And Use Of Use Of penggunaannya menunjukkan
Technologyy) Dalam Technologyy) dengan nilai
Memahami Penerimaan menggunakan 64,795479% oleh
Dan Pengguna Website model UTAUT variabel BIUS
KKN LPM UNISI (Unified Of sedangkan
Acceptance And sebanyak
Use Of 35,204521%
Technologyy) dijelaskan oleh
variabel laten
PE, EE, SI dan
FC. Dalam hal
ini menunjukkan
bahwa adanya
website KKN
LPM UNISI
sangat membantu
mahasiswa
dalam
menjalankan
KKN
diligkungan
Universitas Islam
Indragiri
2 Anggi Fitra, Denny Metode UTAUT Penelitian ini Hasil dari
Kurniadi (Unified Of bertujuan untuk penelitian ini
Analisis Kepuasan Acceptance And mengungkap bahwa variabel
Pengguna Aplikasi Use Of tingkat harapan kinerja
Automatic Meter Reading Technologyy) kepercayaan memberikan
(AMR) Menggunakan pengguna AMR sebesar 8,1%
Metode UTAUT (Automativ diperoleh dari
Meter Reading) presentase
yang diterapkan kontribusi
di PLN variabel harapan
kinerja terhadap
niat perilaku
untuk
menggunakan
sistem dalam
penerimaan dan

9
10

penggunaan
sistem
pembacaan meter
otomatis
3 Dwi Patmalasari, Aries Metode UTAUT Penelitian ini Hasil dari
Dwi Indriyani bertujuan untuk penelitian ini
Analisis Kepuasan mengetahui dimana aplikasi
Pengguna Layanan kepuasan My Telkomsel
Aplikasi My Telkomsel pengguna dalam hanya mampu
Dengan Menggunakan penggunaan memenuhi
Model UTAUT aplikasi My variabel social
Telkomsel influence, sffort
dengan expectary, dan
menggunakan facilitaring
model UTAUT conditions
kepuasan
pengguna tidak
tercapai

2.2 Teori Dasar Yang Digunakan

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi (information system) adalah sekumpulan komponen

yang secara teknis saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan,

memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk membantu

manajerial mengam- bil keputusan dan mengawasi dalam suatu organisasi.

Sistem Informasi berbasis komputer adalah sistem informasi yang

menggunakan teknologi komputer untuk melakukan beberapa atau semua

tugas yang dimaksud (Harahap, 2016).

Komponen dasar dari sistem informasi adalah sebagai berikut:

1. Hardware atau perangkat keras merupakan perangkat seperti monitor, pros-

esor, keyboard dan printer yang apabila digunakan bersama dapat digu-

nakan untuk menerima data atau informasi dan kemudian mengolah dan

menampilkan.

2. Software atau perangkat lunak, merupakan program atau

sekumpulan program yang


9 memungkinkan perangkat keras
11

memproses data.

3. Database merupakan sekumpulan file yang berisi data.

4. Network atau jaringan merupakan media penghubung baik wireline

atau wireless yang memungkinkan komputer yang berbeda untuk

saling berbagi sumber.

5. Procedures merupakan pedoman yang berisi instruksi tentang

bagaimana mengkobinasikan atau mengoperasikan komponen

diatas sehingga dapat mengolah informasi dan memunculkan

output yang diharapkan.

6. People merupakan individu yang menggunakan perangkat keras,

perangkat lunak serta berinteraksi sehingga memunculkan output.

Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses,

produksi, kua- litas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan

masalah serta keunggu- lan kompetitif yang tentu saja sangat berguna

kegiatan bisnis. Ada empat peranan penting sistem informasi dalam

organisasi (Anggara, 2017) yaitu:

1. Berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas.

2. Mengaitkan perencanaan, pengerjaan, dan pengendali dalam sebuah sub system.

3. Mengkoordinasikan

subsystem.

4.Mengintegrasikan

subsystem.

2.2.2 Sistem Informasi Managemen Nikah (SIMKAH)

SIMKAH adalah singkatan dari ”Sistem Informasi Manajeman Nikah”


12

sebuah program Aplikasi Komputer berbasis Windows yang berguna untuk

mengumpulkan data-data Nikah dari seluruh KUA di wilayah Republik

Indonesia secara ”On-line”, data akan tersimpan dengan aman di KUA

setempat, di Kabupat- en/Kota di kantor wilayah Propinsi dan di Bimas islam.

Data-data tersebut berguna untuk membuat berbagai analisa dan laporan

sesuai dengan berbagai keperluan.

2.2.2.1 Tujuan SIMKAH

Penyeragaman data diperlukan karena diharapkan data dapat lebih

efektif dan efisien sehingga penangannya lebih mudah apalagi melalui suatu

program yang memadai. Diperlukannya Backup Data adalah upaya untuk

menyelamatkan dan menghimpun data dari berbagai masalah yang dihadapi

seperti bencana alam dan sebagainya. Program SIMKAH ini adalah salah satu

program aplikasi yang dapat digunakan dan khusus dibuat untuk kepentingan

tersebut. Program ini juga meng- gunakan teknik internet yang dipandang

sebagai cara yang lebih tepat, cepat dan aman selain teknik backup yang

konvensional.

Bagi pengguna di lingkungan KUA yang masih asing dengan teknik

internet disediakan cara yang efektif mentransfer data secara manual ke

Kantor Kemenag Kabupaten / Kota. Namun untuk suatu Kabupaten / Kota

penggunaan internet harus digunakan sebagai pemacu kemajuan informasi.

Data-data di Kantor Kemenag se- cara periodik/ otomatis dapat di kirim ke

Kanwil dengan menggunakan.

Dengan adanya Program SIMKAH diharapkan data-data KUA di

wilayah Republik Indonesia dapat seragam dan terkini sehingga bisa secara
13

cepat, akurat dan efisien dianalisa dan dibuat kesimpulan.

Setelah menggunakan Program SIMKAH, maka Kanwil Kementerian

Agama Republik Indonesia mempunyai prasarana yang canggih namun

demikian peningkatan SDM sabagai unjung tombak kemajuan amat sangat

diperlukan. Program SIMKAH dirancang agar dapat digunakan dengan

mudah untuk semua golongan baik sebagai pengguna pemula bahkan untuk

yang terbiasa dengan komputer.

Berikut tampilan dari SIMKAH yang terdapat di kantor urusan agama

dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Gambar 2.1. Tampilan menu utama SIMKAH

2.2.3 Kepuasan

Kepuasan pengguna adalah kepuasan atau kekecewaan yang dirasakan

oleh pengguna setelah membandingkan antara harapan dengan kenyataan

yang ada, (Sudibyo, 2017). Tingkat kepuasan pengguna ditentukan dengan

membandingkan hasil yang diharapkan dari suatu produk atau jasa dengan

hasil berdasarkan pengala- man dengan mengkonsumsi produk atau jasa

tersebut. Hasil yang sama merupakan kepuasan dari pengguna, tetapi jika hasil
14

yang diperoleh sangat sedikit dari yang diharapkan hal itu merupakan bentuk

ketidak puasan konsumen (Sudibyo, 2017).

Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial,

seperti ter- ciptanya loyalitas pelanggan. Biaya total pelanggan adalah

kumpulan pengorbanan yang diperkirakan akan terjadi dalam mengevaluasi,

memperoleh, dan menggu- nakan produk atau jasa tersebut. Itu berarti

konsumen akan membeli jasa dari perusahaan yang dianggap menawarkan

nilai tinggi yang diterima pelanggan (cus- tomer delivered value)

(Yuriansyah, 2013).

Kepuasan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi

suatu produk yang dimanfaatkan.

2. Kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut

yang bersifat tidak berwujud dari produk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah:

1. Mutu produk dan pelayanannya.

2. Kegiatan penjualan

3. Pelayanan setelah penjualan. 4.Dan nilai-nilai perusahaan.

4. Kegiatan penjualan terdiri atas variabel-variabel pesan (sebagai

penghasil)

Serangkaian sikap kepuasan tertentu mengenai perusahaan, produk, dan

tingkat kepuasan yang dapat diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai

penilaian pelanggan atas pelayanan perusahaan), serta perantara (sebagai

penilaian pelanggan atas perantara perusahaan seperti dealer dan grosir).


15

Pelayanan setelah penjualan terdiri atas variabel-variabel pelayanan

pendukung tertentu seperti garansi, serta yang berkaitan dengan umpan balik

seperti penanganan keluhan dan pengembalian uang.

2.2.4 Penerimaan Sistem Informasi

Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah sistem informasi

adalah penerimaan terhadap sistem informasi tersebut. Bagi sebuah

organisasi, sistem informasi berfungsi sebagai alat bantu untuk pencapaian

tujuan organisasi melalui penyediaan informasi. Kesuksesan sebuah sistem

informasi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem dapat memproses

masukan dan menghasilkan informasi de- ngan baik, tetapi juga bagaimana

pengguna mau menerima dan menggunakannya, sehingga mampu mencapai

tujuan organisasi. Penerimaan terhadap sistem informasi dapat diukur dengan

beberapa model evaluasi yang sudah dikembangkan saat ini, salah satunya

yaitu model UTAUT

2.2.5 Model Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology

(UTAUT)

Model UTAUT adalah model penerimaan dan penggunaan teknologi

yang dikemukakan oleh Venkatesh et al. (2003). Tersusun atas teori-teori

dasar mengenai penerimaan dan perilaku penggunaan teknologi, UTAUT

menyatukan karakteristik terbaik yang berasal dari delapan teori penerimaan

teknologi lainnya sehingga Model tersebut telah dikembangkan sedemikian

rupa oleh Venkatesh et al. (2003) dengan review dan konsolidasi model-

model sebelumnya yang telah ada.


16

Kehadiran teknologi informasi telah banyak merubah organisasi.

Teknologi informasi telah banyak meningkatkan kenerja. Supaya teknologi

informasi dapat meningkatkan kinerja, teknologi ini harus dapat diterima dan

digunakan terlebih dahulu oleh pemakai-pemakainya. Menjelaskan

bagaimana teknologi diterima dan digunakan oleh pemakai merupakan

penelitian yang menarik.

Beberapa teori yang didasarkan pada psikologi dan sosiologi telah

dikenakan dan digunakan untuk menjelaskan fenomena ini. Venkatesh, et al.

(2003) mengkaji teori-teori tentang penerimaan teknologi oleh pemakai-

pemakai sistem. Sebanyak delapan buah teori dikaji sebagai berikut ini :

1. Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action atau TRA)

2. Model penerimaan teknologi (technology acceptance model atau TAM)

3. Model motivasional (motivational model atau MM)

4. Teori perilaku rencanaan (theory of planned behavior atau TPB)

5. Model gabungan TAM dan TPB (a model combining the technology

acceptance model and the theory of planned behavior atau TAM+TPB

6. Model pemanfaatan PC (model of PC utilization atau MPCU)

7. Teori difusi inovasi (innovation diffusion theory atau IDT)

8. Teori kognitif sosial (social cognitive theory atau SCT) Venkatesh, et al.

(2003) kemudian menggunakan teori-teori yang sudah ada sebelumnya

ini untuk mengembangkan sebuah model gabungan baru yang

terintegrasi.

Model gabungan (unified model) ini kemudian mereka sebut dengan


17

nama teori gabungan penerimaan dan penggunaan teknologi (Unified Theory

of Acceptance and Use of Technology) atau disebut dengan singkatannya

yaitu UTAUT. Ada tujuh konstruk yang selalu signifikan menjadi pengaruh-

pengaruh langsung terhadap niat (intention) atau terhadap pemakaian (usage)

satu atau lebih model-model adopsi pembentuk UTAUT. Dari ketujuh

konstruk, hanya empat konstruk utama yang dianggap mempunyai peran

penting dalam pengaruh-pengaruh langsung terhadap penerimaan pemakai

dan perilaku pemakaian. Keempat konstruk ini adalah, Ekspektansi kinerja

(performance expectancy), ekspektansi usaha (effort expectancy), pengaruh

sosial (social influence), dan kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating

condition). Berikut adalah penjelasan dari masing-masing konstruk :

a. Ekspektansi Kinerja (Performance Expectancy)

Venkatesh, et al. (2003) mendefinisikan Ekspektasi Kinerja

(performance expectancy) sebagai tingkat dimana seseorang

mempercayai dengan menggunakan sistem tersebut akan membantu

orang tersebut untuk memperoleh keuntungan-keuntungan kinerja pada

pekerjaan. Dalam konsep ini terdapat gabungan variabel-variabel yang

diperoleh dari model penelitian sebelumnya tentang model penerimaan

dan penggunaan teknologi. Adapun variabel tersebut adalah:

1) Persepsi Terhadap Kegunaan (perceived usefulness)

Menurut Venkatesh, et al. (2003), persepsi terhadap kegunaan

(perceived usefulness) didefinisikan sebagai seberapa jauh seseorang

percaya bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan

meningkatkan kinerjanaya. Variabel penelitian ini terdapat pada


18

penelitan Davis (1989) dan Davis, et al. (1989).

2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)

Menurut Venkatesh, et al. (2003), motivasi ekstrinsik (extrinsic

motivation) didefinisikan sebagai persepsi yang diinginkan pemakai

untuk melakukan suatu aktivitas karena dianggap sebagai alat dalam

mencapai hasil-hasil bernilai yang berbeda dari aktivitas itu sendiri,

semacam kinerja pekerjaan, pembayaran, dan promosi-promosi.

Variabel penelitian ini terdapat pada penelitian Davis, et al. (1992)

3) Kesesuaian Pekerjaan (job fit)

Menurut Venkatesh, et al. (2003), kesesuaian pekerjaan (job fit)

didefinisikan bagaimana kemampuan-kemampuan dari suatu sistem

meningkatkan kinerja pekerjaan individual. Variabel penelitian ini

terdapat pada penelitian Davis, et al. (1992).

4) Keuntungan Relatif (relative advantage)

Menurut Venkatesh, et al. (2003), keuntungan relatif (relative

advantage) didefinisikan sebagai seberapa jauh menggunakan sesuatu

inovasi yang dipersepsikan akan lebih baik dibandingkan

menggunakan pendahulunya. Variabel penelitian ini terdapat pada

penelitian Moore dan Benbasat (1991).

5) Ekspektasi-ekspektasi Hasil (outcome expectations)

Menurut Venkatesh, et al. (2003), ekspektasi-ekspektasi hasil

(outcome expectations) berhubungan dengan konsekuensi-

konsekuensi dari perilaku. Berdasarkan pada bukti empiris, mereka


19

dipisahkan ke dalam ekspektasiekspektasi kinerja (performance

expectations) dan ekspektasi-ekspektasi personal (personal

expectations). Variabel penelitian ini terdapat pada penelitian

Compeau dan Higgins (1995) dan Compeau, et al. (1999).

b. Ekspektansi Usaha (Effort Expectancy)

Ekspektasi usaha (effort expectancy) merupakan tingkat

kemudahan penggunaan sistem yang akan dapat mengurangi upaya

(tenaga dan waktu) individu dalam melakukan pekerjaannya. Variabel

tersebut diformulasikan berdasarkan 3 konstruk pada model atau teori

sebelumnya yaitu persepsi kemudahaan penggunaan (perceived easy of

use-PEOU) dari model TAM, kompleksitas dari model of PC utilization

(MPCU), dan kemudahan penggunaan dari teori difusi inovasi (IDT)

(Venkatesh, et al. 2003).

Davis, et al. (1989) mengidentifikasikan bahwa kemudahan

pemakaian mempunyai pengaruh terhadap penggunaan teknologi

informasi. Venkatesh dan Davis (2000) mengatakan bahwa Kemudahan

penggunaan teknologi informasi akan menimbulkan perasaan dalam diri

seseorang bahwa sistem itu mempunyai kegunaan dan karenanya

menimbulkan rasa yang nyaman bila bekerja dengan menggunakannya.

Kompleksitas yang dapat membentuk konstruk ekspektasi usaha

didefinisikan oleh Rogers dan Shoemaker dalam Venkatesh, et al. (2003)

adalah tingkat dimana inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif

sulit untuk diartikan dan digunakan oleh individu.

Thompson, et al. (1991) menemukan adanya hubungan yang


20

negatif antara kompleksitas dan pemanfaatan teknologi informasi. Davis

(1989) memberikan beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi

informasi, yaitu: TI sangat mudah dipahami, TI mengerjakan dengan

mudah apa yang diinginkan oleh penggunanya, keterampilan pengguna

akan bertambah dengan menggunakan TI, dan TI tersebut sangat mudah

untuk dioperasikan.

Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan di atas,

pengguna teknologi informasi mempercayai bahwa teknologi informasi

yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah dalam hal

pengoperasiannya akan menimbulkan minat dalam menggunakan

teknologi informasi tersebut dan seterusnya akan menggunakan teknologi

informasi tersebut.

c. Pengaruh Sosial (Social Influence)

Pengaruh Sosial (Social Influence) didefinisikan sebagai sejauh

mana seorang individual mempersepsikan kepentingan yang dipercaya

oleh orangorang lain yang akan mempengaruhinya menggunakan sistem

yang baru. Pengaruh sosial merupakan faktor penentu terhadap tujuan

perilaku dalam menggunakan teknologi informasi yang direpresentasikan

sebagai norma subyektif dalam TRA, TAM, TPB, faktor sosial dalam

MPCU, serta citra dalam teori difusi inovasi (IDT). (Venkatesh, et al.,

2003).

Moore dan Benbasat (1991) menyatakan bahwa pada lingkungan

tertentu, penggunaan teknologi informasi akan meningkatkan status

(image) seseorang di dalam sistem sosial. Menurut Venkatesh dan Davis


21

(2000), pengaruh sosial mempunyai dampak pada perilaku individual

melalui tiga mekanisme yaitu ketaatan (compliance), internalisasi

(internalization), dan identifikasi (identification).

Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pengaruh yang

diberikan sebuah lingkungan terhadap calon pengguna teknologi

informasi untuk menggunakan suatu teknologi informasi yang baru maka

semakin besar minat yang timbul dari personal calon pengguna tersebut

dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena pengaruh yang

kuat dari lingkungan sekitarnya,

d. Kondisi-kondisi Pemfasilitasi (Facilitating Condition)

Kondisi-kondisi Pemfasilitasi (Facilitating Condition) didefinisikan

sebagai sejauh mana seorang percaya bahwa infrastruktur organisasional

dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem. Dalam konsep ini terdapat

gabungan variabel-variabel yang diperoleh dari model penelitian

sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan teknologi.

Adapun variabel tersebut adalah:

1) Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) (Ajzen,

1991)

2) Kondisi-kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions)

(Thomson et al., 1991)

3) Kompatibilitas (compatibility) (Moore and Benbasat, 1991).

e. Jenis kelamin (Gender)

Merupakan variabel moderasi (berfungsi sebagai mediator yang


22

memperkuat pengaruh keempat variabel utama terhadap penerimaan

maupun penggunaan teknologi) variabel ini yang menyatakan jenis

kelamin pengguna ataupun seseorang. Jenis kelamin (Gender)

diprediksikan memoderasi pengaruh ekspektasi kinerja (performance

expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy) dan pengaruh sosial

(social influence) terhadap niat keperilakuan (behavioral intention).

f. Umur (Age)

Merupakan variabel moderasi (berfungsi sebagai mediator yang

memperkuat pengaruh keempat variabel utama terhadap penerimaan maupun

penggunaan teknologi) yang menyatakan umur seseorang, konstruk atau indikator

umur (age) yang bisa digunakan untuk variabel ini adalah variabel yang secara

teoritis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas antara dua nilai biasa

disebut variabel Kontinyu (continuous variable), yaitu 25 tahun

g. Pengalaman (Experience)

Merupakan variabel moderasi (berfungsi sebagai mediator yang

memperkuat pengaruh keempat variabel utama terhadap penerimaan maupun

penggunaan teknologi) yang menyatakan kategori serta tingkat pengalaman

seseorang dalam penggunaan sistem.

h. Kesukarelaan (Voluntariness of use)

Merupakan variabel moderasi (berfungsi sebagai mediator yang

memperkuat pengaruh keempat variabel utama terhadap penerimaan maupun

penggunaan teknologi) yang menyatakan kesukarelaan seseorang. Semakin besar

angka yang dipilih sampel disetiap pernyataan, mengindikasikan bahwa sampel

tersebut memiliki kesukarelaan yang tinggi dalam menggunakan teknologi

komputer.

i. Niat berperilaku (Behavior intention)


23

Merupakan variabel yang menyatakan keinginan atau niat seseorang untuk

berperilaku.

j. Perilaku penggunaan (Use behavior)

Merupakan variabel yang menyatakan tingkat penerimaan seseorang atau

perilaku untuk menggunakan suatu teknologi. Semakin besar angka yang dipilih

sampel disetiap pernyataan, mengindikasian bahwa sampel tersebut memiliki

tingkat penerimaan yang tinggi terhadap teknologi komputer


24

Anda mungkin juga menyukai