Anda di halaman 1dari 11

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) PADA LEMBAGA
PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN SUSUT

1
I Gede Eka Putra Mardiana, 1Ni Kadek Sinarwati, 2Anantawikrama Tungga Atmadja

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

Email: goesdey@gmail.com, kadeksinar20@gmail.com,


,anantawikramatunggaatmadja@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor keterlibatan pemakai,
kemampuan teknik personal, ukuran perusahaan, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem, pelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah
baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur
dengan kepuasan pemakai pada LPD di Kecamatan Susut.
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang
terdapat dalam skor nilai jawaban kuesioner yang telah diisi oleh para responden.Sumber data
yang digunakan adalah data primer yaitu berupa jawaban dari kuesioner yang telah
disebar.Data sekunder yaitu berupa daftar, struktur organisasi, dan penjelasan atau gambaran
umum tentang LPD.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap kinerja kinerja SIA yang diukur dengankepuasan pemakai SIA (Y) di Kecamatan
Susut adalah faktor keterlibatan pemakai SIA (X 1),dukungan manajemen puncak (X4),
sedangkan variablekemampuan teknik personal (X 2),ukuran perusahaan (X3), formalisasi
pengembangan sistem (X5), pelatihan dan pendidikan pemakai (X 6), dan keberadaaan dewan
pengarah (X7) tidak berpengaruh signifikan.Secara simultan faktor yang berpengaruh
signifikan terhadap kinerja SIA yang di ukur dengan kepuasan pemakai (Y) yaitu faktor
keterlibatan pemakai SIA (X1), kemampuan teknik personal (X2), ukuran perusahaan (X3),
dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem (X5), pelatihan dan
pendidikan pemakai (X6), dan keberadaaan dewan pengarah (X7).

Kata Kunci: Lembaga Perkreditan Desa (LPD), faktor-faktor SIA, kinerja SIA

Abstract
This study is intended to identify the simultaneous and partial factors of the involvement
of users, personal technical ability, the company size, top management support, formalization
of system development, training and education of users, and the existence of the supervisory
board on the system of accounting information measured using the users’ satisfaction at Credit
Union ‘Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD)’ in Susut District.
The data used in the present study were quantitative data in the form of numbers
obtained from the scores of the answers given to the questions in the questionnaire filled up by
the respondents. The data were taken from the primary data source, namely, the answers
given to the questions in the questionnaire distributed. The data were also obtained from the
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

secondary data in the forms of list, the organizational chart, and the explanation or general
picture of LPD.
The results of the study showed that, partially, the involvement of accounting
information system ‘sistem informasi akuntansi (SIA)’ users (x 1) and top management support
(X4) significantly affected the SIA performance measured by the satisfaction of SIA users (Y).
However, the personal technical variable (X2), the company size (X3), formalization of system
development (X5), training and education of users (X6), and the existence of supervisory board
(X7) did not significantly affect SIA. Simultaneously, the factors which significantly affected the
performance of SIA measured using the satisfaction of users (Y) were the involvement of SIA
users (X1), the personal technical ability (X2), the company size (X3), the top management
support (X4), formalization of system development (X5), the training and education of users
(X6), and the existence of the supervisory board (X7).

Keywords: Rural Credit Institutions (LPD), the factors SIA, SIA performance

PENDAHULUAN masyarakat sehingga masyarakat terhindar


Dengan perkembangan teknologi dari pengaruh buruk pesatnya
informasi telah merambah ke berbagai pembangunan.
bidang kehidupan dan tidak dapat dipungkiri Secara umum pengembangan sistem
bahwa teknologi informasi dapat informasi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja analisis sistem, perancangan sistem, dan
suatu organisasi. Organisasi implementasi sistem. Pada tahap analisis
menggantungkan diri pada sistem informasi sistem dilakukan pendefenisian akan
pengumpulan dan pengolahan transaksi kebutuhan informasi yang dibutuhkan
(Zaki Baridwan, 2003: 3).Sistem informasi pemakai, tahap perancangan sistem
akuntansi merupakan aktivitas pendukung membuat alternatif-alternatif rancangan
yang penting dalam menjalankan aktivitas serta melakukan evaluasi terhadap
utama agar lebih efektif dan rancangan alternatif dari sistem yang
efisien.Pemanfaatan sistem informasi saat diusulkan. Pada tahap implementasi sistem,
ini merupakan isu fundamental pada setiap terjadi manakala sistem terbaru telah
organisasi, baik organisasi bisnis maupun terpasang dan berjalan di dalam peralatan
non bisnis.Untuk itu banyak lembaga komputer.Keberhasilan suatu sistem erat
perkreditan yang membantu menangani kaitannya dengan kinerja yang dimiliki oleh
masalah perkreditan di masyarakat.Salah sistem tersebut. Tolak ukur dalam
satu lembaga keuangan yang mampu menentukan baik buruknya kinerja dari
menangani masalah perkreditan yang ada sebuah sistem informasi akan dapat dilihat
di desa adalah Lembaga Perkreditan Desa melalui kepuasan dari pemakai sistem
atau LPD.Kepemilikan Lembaga Keuangan informasi akuntansi itu sendiri dan pemakai
ini adalah milik desa adat di Bali yang dari sistem informasi akuntansi (Soegiharto,
dengan sendirinya adalah milik masyarakat 2001). Kepuasan dari pemakai sistem
desa, karena keberadaannya di desa maka informasi akuntansi menunjukkan seberapa
nasabahnya adalah masyarakat desa jauh pemakai merasa senang dan percaya
setempat baik sebagai debitur maupun terhadap sistem informasi yang digunakan
kreditur.Menurut Nila (2009: 189), desa adat untuk menghasilkan informasi yang sesuai
merupakan salah satu lembaga organisasi dengan kebutuhannya (relevan),
sosial yang bersifat tradisional di mengandung sedikit kesalahan (accurate),
Bali.Menurut Made Mertha dan Budhiarta serta mampu menghasilkan informasi yang
(2009: 248-256) dengan semakin meningkat tepat waktu (timelines), sedangkan
dan kompleksnya pembangunan, desa adat pemakaian dari sistem informasi akuntansi
memegang peranan yang sangat penting keberhasilan sebuah sistem informasi
dalam menata dan membina kehidupan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
apabila frekuensi penggunaanya sering bertambah menjadi 158 buah yang tersebar
maka sistem itu dikatakan baik. di 4 kecamatan. Mata pencaharian
Untuk menilai kinerja suatu LPD penduduk di Kecamatan Susut kebanyakan
diperlukan laporan keuangan yang baik dan sebagai pedagang dan pengrajin.Karena itu
lengkap, oleh karena itu diperlukan juga peran LPD di kecamatan Susut sangat
sebuah sistem informasi akuntansi yang membantu dalam menjalankan usaha
didukung oleh teknologi informasi yang masyaakat.Di kabupaten terdapat 156 LPD,
terkomputerisasi artinya bahwa jika LPD di Kecamatan Susut sendiri berjumlah
menginginkan kinerja dari sebuah LPD 22 LPD yangtersebar di beberapa Desa
meningkat, haruslah didukung oleh kinerja Pekraman atau Banjar yang berada di
sistem informasi yang baik, dan agar kecamatan Susut.
sebuah LPD dapat menghasilkan kinerja
yang baik, sebaiknya kinerja dari sebuah METODE
sistem informasi didukung oleh sistem Lokasi penelitian ini dilakukan pada
informasi akuntansi yang terkomputerisasi. LPD di Kecamatan Susut, yang
Kinerja sistem informasi akuntansi diukur menggunakan sistem informasi akuntansi
dari dua pendekatan yaitu kepuasan berbasis komputer.Objek penelitian yang
pemakai sistem informasi akuntansi dan digunakan dalam penelitian ini adalah
pemakaian sistem informasi faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
akuntansi.Menurut Soegiharto (2001: 67-69) informasi akuntansi pada LPD di
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor Kecamatan Susut.
yang berpengaruh pada kinerja SIA antara Populasi penelitian ini adalah LPD di
lain: keterlibatan pemakai dalam Kecamatan Susut dengan jumlah 22 LPD,
pengembangan SIA, kemampuan teknik yang merupakan lembaga keuangan mikro
dari personal SIA, ukuran organisasi, yang melaksanakan kegiatan simpan
dukungan manajemen puncak, formalisasi pinjam/perkreditan untuk memenuhi
pengembangan SIA, program pendidikan kebutuhan dana masyarakat yang ada di
dan pelatihan pemakai, keberadaan dewan sekitarnya dengan berbasis komputer.
pengarah sistem informasi, dan lokasi Metode penentuan sampel yang
departemen sistem informasi. digunakan dalam penelitian ini adalah
Maksud dan tujuan berdirinya Teknik Purposive Sampling yaitu suatu
Lembaga Perkreditan Desa disini adalah teknik penentuan sampel dengan
untuk menjaga pembangunan di desa adat, pertimbangan tertentu.Berdasarkan kriteria
memeratakan perekonomian di desa adat, tersebut, maka yang menjadi sampel
membuka lapangan kerja dan yang tidak penelitian adalah sebanyak 9 LPD di
kalah pentingnya yaitu untuk memberantas Kecamatan Susut.
ijon, gadai, dan rentenir.Agar hal tersebut Sebelum data dianalisis, maka
dapat tercapai, maka Lembaga Perkreditan dilakukan pengujian instrumen yang terdiri
Desa (LPD) sebagai suatu organisasi dari Pengujian validitas yang menunjukkan
ekonomi dan kegiatan usahanya sejauh mana alat ukur tersebut dapat
memerlukan modal yang cukup, yang digunakan untuk mengukur apa yang
digunakan untuk membelanjai operasinya seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:172).
seharihari.Penelitian ini mengambil lokasi di diatas 0,3 (Sugiyono, 2008:178).Pengujian
Kecamatan Susut yang merupakan salah reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
satu kecamatan yang berada di Kabupaten pengukuran dapat memberikan hasil yang
Bangli. dilihat dari perkembangannya LPD konsisten bila dilakukan pengukuran
yang ada di Kabupaten Bangli terus kembali terhadap gejala yang sama
berkembang sesuai dengan perkembangan (Sugiyono, 2008:173).
perekonomian di perdesaan semakin Sebelum data di analisis, data ordinal
bergerak, dimana pada tahun 2005 jumlah yang diperoleh dari hasil kuesioner
LPD sebanyak 153 buah dan di tahun 2009 ditransformasi terlebih dahulu menjadi data
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
interval.Mentransformasi data ordinal Analisis regresi linier berganda
menjadi data interval gunanya untuk digunakan untuk mengetahui atau
memenuhi syarat analisis parametric yang memperoleh gambaran mengenai pengaruh
mana data setidak-tidaknya berskala variabel bebas terhadap variabel terikat,
interval.Teknik transformasi yang paling dengan menggunakan Statistical Package
sederhana dengan menggunakan Method for Social Science (SPSS).
of Succesive Interval/MSI (Satyawati, 2009). Uji f Statistikmengetahui apakah
Untuk keperluan analisis, variabel semuavariabel independen secara
yang dioperasikan harus memenuhi serempak mempengaruhi variabel
persyaratan sehingga tidak menimbulkan dependen.
hasil yang bias dalam pengujian. Adapun uji Uji t Statistik (Uji secara
asumsi klasik yang digunakan dalam Parsial)dilakukan untuk menguji secara
penelitian ini antara lain sebagai berikut: parsial antara masing-masingvariabel bebas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji terhadap variabel terikat (Wirawan,
apakah dalam residual dari model regresi, 2002:238). Apabila thitunglebih besar
variabel dependen, variabel independen, daripada ttabel (0,05), maka hubungan antar
atau keduanya yang dibuat berdistribusi variabel independen dandependen adalah
normal ataukah tidak.Model regresi yang signifikan.
baik adalah memiliki distribusi residual yang
normal atau mendekati normal.Menurut HASIL DAN PEMBAHASAN
Nata (2002:180) menyatakan bahwa suatu Penelitian ini menggunakan kuesioner
pengujian untuk mengetahui apakah dalam yang memiliki skor 1-4.Kuesioner yang
model regresi, variabel terikat, dan variabel layak digunakan dalam penelitian ini
bebas berdistribusi normal atau sebanyak 50 lembar. Adapun hasil
tidak.Metode yang digunakan dengan kuesioner dalam bentuk data ordinal
menggunakan statistic Kolmogorov- dirubah ke data interval dengan
Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan K- menggunakan programMSI (Method of
S yang tersedia dalam program SPSS. Successive Interval), dimana transformasi
Uji Heteroskedastisitas menurut data ordinal ke data interval dapat dilihat
Ghozali (2002:93)bertujuan menguji apakah pada lampiran 3. Menurut (Riduwan, 2007 :
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan 30) skala ordinal dirubah ke dalam skala
varians dari residual satu pengamatan ke interval untuk memenuhi sebagian syarat
pengamatan yang lain. Model regresi yang analisis statistik yang mana setidak-
baik adalah yang tidak mengandung gejala tidaknya berskala interval.
heteroskedastisitas atau mempunyai Statistik deskriptif dalam penelitian ini
varians yang homogen. Jika suatu model disajikan untuk memberikan gambaran
regresi yang mengandung gejala tentang karakteristik variabel penelitian,
heteroskedastisitas akan memberikan hasil antara lain nilai minimum, maximum, mean,
prediksi yang menyimpang (Suyana Utama, dan standar deviation. Nilai minimum
2008:93). merupakan nilai terendah dari suatu
Uji Multikolinieritas menurut Ghozali distribusi data. Pengukuran rata-rata (mean)
(2002:57) bertujuan untuk menguji apakah merupakan cara yang paling umum
pada model regresi ditemukan adanya digunakan untuk mengukur nilai interval dari
korelasi antar variabel bebas. Model regresi suatu distribusi data, rata-rata hitung
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi (mean) dari sekelompok atau serangkaian
di antara variabel bebas. Model regresi data adalah jumlah dari seluruh nilai data
yang baik adalah bebas dari gejala dibagi dengan banyak data (Nata Wirawan,
multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau 2002 : 57). Standar deviasi merupakan
tidaknya korelasia antar variabel dapat perbedaan nilai data yang diteliti dengan
dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance rata-rata hitung sekelompok data tersebut
inflation factor (VIF). (Nata Wirawan, 2002 : 132). Adapun hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
statistik deskriptif setiap variabel dapat 10,27382. Dukungan manajemen puncak
dilihat pada tabel 1. Dari Tabel 1 dapat (X4) nilai minimum= 11,00, nilai maximum=
diketahui bahwa kepuasan pemakai SIA (Y) 20,00, nilai mean= 15,6800, nilai standar
nilai minimum= 4,00, nilai maximum=8,00, deviation= 2,60643. Formalisasi
nilai mean= 6,4200, nilai standar deviation= pengembangan sistem (X5) nilai minimum=
1,34149. Keterlibatan pemakai (X1) nilai 10,00, nilai maximum= 20,00, nilai mean=
minimum= 4,00, nilai maximum= 8,00, nilai 16,1400, nilai standar deviation= 2,79219.
mean= 6,1800, nilai standar deviation= Pelatihan dan pendidikan pemakai (X6) nilai
1,0083. Kemampuan teknik personal (X2) minimum= 0,00, nilai maximum= 1,00, nilai
nilai minimum= 4,00, nilai maximum= 8,00, mean= 0,8400, nilai standar deviation=
nilai mean= 6,7600, nilai standar deviation= 0,370033. Keberadan dewan pengarah (X7)
1,40785. Ukuran perusahaan (X3) nilai nilai minimum= 0,00, nilai maximum= 1,00,
minimum= 5,00, nilai maximum= 58,00, nilai nilai mean= 6,4200, nilai standar deviation=
mean= 24,8600, nilai standar deviation= 1,34149.

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
Kepuasan Pemakai SIA (Y) 50 4,00 8,00 6,4200 1,34149
Keterlibatan Pemakai (X1) 50 4,00 8,00 6,1800 1,10083
Kemampuan Teknik Personal (X2) 50 4,00 8,00 6,7600 1,40785
Ukuran Perusahaan (X3) 50 5,00 58,00 24,8600 10,27382
Dukungan Manajemen Puncak (X4) 50 11,00 20,00 15,6800 2,60643
Formalisasi Pengembangan Sisitem (X5) 50 10,00 20,00 16,1400 2,79219
Pelatihan dan Pendidikan 50 0,00 1,00 0,8400 0,37033
Pemakai (X6)
Keberadan Dewan Pengarah (X7) 50 0,00 1,00 6,4200 1,34149
Sumber: Data dioalah 2014

Pengujian validitas dilaksanakan 2008 : 178). Hasil uji validitas dapat dilihat
dengan menghitung korelasi antara skor pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 dapat
masing-masing butir pertanyaan dengan diketahui bahwa instrumen-instrumen pada
total skor. Syarat minimum suatu kuesioner setiap variabel dalam penelitian ini adalah
untuk memenuhi validitas adalah jika valid dan dapat dipakai untuk melakukan
korelasi antara butir dengan skor total penelitian atau menguji hipotesis penelitian,
tersebut pos besarnya 0,3 keatas(Sugiyono, karena setiap nilai lebih besar dari 0,3.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas


No Variabel Item Koefisien Keterangan
Prasyarat Korelasi
1 Kepuasan PemakaiSIA (Y) Y1.1 0.405 Valid
Y1.2 0.561 Valid
2 Keterlibatan Pemakai (X1) X1.1 0.496 Valid
X1.2 0.459 Valid
3 Kemampuan Teknik Personal (X2) X2.1 0.544 Valid
X2.2 0.566 Valid
4 Dukungan Manajemen Puncak(X4) X4.1 0.698 Valid
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
X4.2 0.488 Valid
X4.3 0.519 Valid
X4.4 0.530 Valid
X4.5 0.619 Valid
5 Formalisasi Pengembangan Sistem (X5) X5.1 0.493 Valid
X5.2 0.449 Valid
X5.3 0.475 Valid
X5.4 0.505 Valid
X5.5 0.373 Valid
Sumber: Data Diolah, 2014

Uji Reliabilitas, suatu kuesioner Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila


dikatakan reliabel jika jawaban seseorang nilai Cronbach Alpha lebih besar dari nilai
terhadap pern adalah konsisten dari waktu 0,60 maka instrumen yang digunakan
ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan reliabel (Ghozali,2007 : 24). Pada tabel 3
menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. dapat dilihat hasil uji reliabel.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Keterlibatan Pemakai (X1) 0.671 Reliabel
Kemampuan Teknik Personal (X2) 0.644 Reliabel
Ukuran Perusahaan (X3) 0.886 Reliabel
Dukungan Manajemen Puncak(X4) 0.636 Reliabel
Formalisasi Pengembangan Sistem (X5) 0.681 Reliabel
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) 0.688 Reliabel
Keberadaan Dewan Pengarah (X7) 0.688 Reliabel
Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat


bahwa semua variabel reliable karena
nilaiCronbach Alpha lebih besar dari 0,60
dan dapat dipakai untuk melakukan
penelitian atau menguji hipotesis penelitian.
Sebelum data penelitian diuji dengan
model uji regresi linier berganda, maka
dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri atas
uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji
heterokedastisitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas mempunyai Gambar 1. Hasil Uji Normalitas
distribusi normal ataukah tidak.Pengujian Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa
normalitas dalam penelitian ini dilakukan titik-titik menyebardi sekitar garis lurus dan
dengan menggunakan uji statistik P- membentuk garis diagonal, maka dapat
Plot.Hasilujinormalitas dapat dilihat pada dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi
gambar 1. normal atau mendekati normal dan model
regresi layak digunakan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk inflation factor(VIF). Jika nilai tolerance lebih
mengetahui hubungan yang bermakna besar dari 10 persen / VIF kurang dari 10,
(korelasi) antara setiap variabel bebas maka dapat dikatakan model telah bebas
dalam suatu model regresi.Modelregresi dari masalah multikolinearitas.Hasil uji
yang baik adalah tidak terjadai korelasi multikolinearitas untuk model regresi dapat
diantara variabel bebas. Multikoleniaritas dilihat pada Tabel 4.
dapat dilihat dari nilai tolerance / variance

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas


Keterangan Tolerance VIF
Keterlibatan Pemakai (X1) 0,755 1,325
Kemampuan Teknik Personal (X2) 0,598 1,672
Ukuran Perusahaan (X3) 0,747 1,338
Dukungan Manajemen Puncak (X4) 0,592 1,688
Formalisasi Pengembangan Sistem(X5) 0,790 1,266
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai(X6) 0,831 1,203
Keberadaan Dewan Pengarah (X7)
0,800 1,250
Sumber: Data Diolah, 2014
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa
Tolerance dan VIF untuk seluruh variabel titik-titik menyebar secara acakdan tidak
bebas telah lebih besar dari 0,1 dan lebih membentuksuatu pola tertentu, serta
kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tersebar baik diatas dan dibawah angka 0
model uji tidak terdeteksi kasus pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
multikolinearitas. heterokedastisitas pada model regresi,
Uji Heterokedastisitas ini bertujuan sehingga model regresi layak digunakan.
untuk menguji apakah dalam model regresi Hasil Regresi Linier Berganda dari
terjadi ketidaksamaan varians dari residual tabulasi dalam bentuk data ordinal tersebut
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. selanjutnya diberikan skor dan diubah
Pengujian heterokedastisitas dalam menjadai data interval bagi masing-masing
penelitian ini dilakukan dengan variabel yang disajikan pada Lampiran
menggunakan Scatter plot. 7.Berdasarkan data interval pada lampiran
tersebut kemudian dilakukan pengolahan
data dengan menggunakan SPSS.Hasil
pengolahan data tersebut disajikan pada
lampiran.Hasil yang diperoleh dari data
dengan menggunakan program SPSS pada
Tabel 5.

Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas


e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Tabel 5. Analisis Linier Berganda

Variabel Unstandardized Standardized t hitung Sig


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
Constant -0,493 1,179 -0,419 0,678
Keterlibatan Pemakai 0,365 0,150 0,316 2,435 0,019
Kemampuan Teknik 0,140 0,132 0,154 1,059 0,296
Personal
Ukuran perusahaan -0,026 0,016 -0,208 -1,589 0,117
Dukungan Manajemen 0,157 0,071 0,322 2,201 0,033
Puncak
Formalisasi 0,113 0,057 0,251 1,976 0,055
Pengembangan Sistem
Pelatihan dan Pendidikan 0,135 0,447 0,037 0,302 0,764
Pemakai
Keberadaan Dewan 0,089 0,316 0,036 0,283 0,778
Pengarah
R = 0,683 R square=0,466
fhitung=5,243 Sig. f hitung =0,000
Sumber: Data diolah 2014

Berdasarkan Tabel 5 maka dapat Koefisien regresi – 0,026 berarti jika


diketahui persamaan regresi yang hasilnya variabel ukuran perusahaan (X3) menurun
adalah: satu satuan maka kepuasan pemakai SIA
Y= -0,493+0,365(X1)+0,140(X2) + (Y) akan mengalami penurunan sebesar -
0,026(X3)+0,157(X4)+0,113(X5)+0,135(X6)+ 0,026 satuan dengan syarat variabel bebas
0,089(X7)+E lainnya tetap.
Konstanta –0,493 menunjukkan Koefisien regresi 0,157 berarti jika
bahwa jika variabel bebas keterlibatan variabel dukungan manajemen puncak (X4)
pemakai, kemampuan teknik personal, meningkat satu satuan maka kepuasan
ukuran perusahaan, dukungan manajemen pemakai SIA (Y) akan mengalami
puncak, formalisasi pengembangan peningkatan sebesar 0,157 satuan dengan
sistepelatihan dan pendidikan pemakai, dan syarat variabel bebas lainnya tetap.
keberadaan dewan pengarah sama dengan Koefisien regresi 0,113 berarti jika
nol, maka kepuasan pemakai SIA akan variabel formalisasi pengembangan sistem
mengalami penurunan sebesar -0,493 (X5) meningkat satu satuan maka
satuan. kepuasan pemakai SIA (Y1) akan
Koefisien regresi 0,365 berarti jika mengalamipeningkatan sebesar 0,113
variabel keterlibatan pemakai SIA (X1) satuan dengan syarat variabel bebas
meningkat satu satuan maka kepuasan lainnya tetap.
pemakai SIA (Y1) akan mengalami Koefisien regresi 0,135 berarti jika
peningkatan sebesar 0,365 satuan dengan variabel pelatihan dan pendidikan pemakai
syarat variabel bebas lainnya tetap. (X6) meningkat satu satuan maka
Koefisien regresi 0,140 berarti jika kepuasan pemakai SIA (Y) akan mengalami
variabel kemampuan teknik personal (X2) peningkatan sebesar 0,135 satuan dengan
meningkat satu satuan maka kepuasan syarat variabel bebas lainnya tetap.
pemakai SIA (Y) akan mengalami Koefisien regresi 0,089 berarti jika
peningkatan sebesar 0,140 satuan dengan variabel keberadaan dewan pengarah
syarat variabel bebas lainnya tetap. (X7)meningkat satu satuan maka kepuasan
pemakai SIA (Y) akan mengalami
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
peningkatan sebesar 0,089 satuan dengan yang belum sesui dengan apa yang
syarat variabel bebas lainnya tetap. diperolehnya dari pendidikan atau dari
Uji t digunakan untuk menguji pengalaman menggunakan sistem, hal ini
pengaruh yang signifikan secara simultan mengakibatkan kepuasan dalam
dari keterlibatan pemakai SIA, kemampuan menggunakan sistem informasi akuntansi
teknik personal, ukuran perusahaan, belum cukup tinggi.
dukungan manajemen puncak, formalisasi Pengaruh ukuran perusahaan
pengembangan sistem, pelatihan dan terhadap kepuasan pemakai SIA (Y1)pada
pendidikan pemakai, dan keberadaan LPD di Kecamatan Susut
dewan pengarah terhadap kepuasan Pengujian hipotesis 3 menunjukkan tidak
pemakai SIA (Y) pada LPD di Kecamatan adanya pengaruh yang positif dan signifikan
Susut. pada variabel ukuran perusahaan terhadap
kepuasan pemakai SIA pada LPD di
Pembahasan Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini
Pengaruh keterlibatan pemakai SIA mendukung penelitian dari Masma (2008)
terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung
di Kecamatan Susut penelitian dari Tjhai (2002).
Pengujian hipotesis 1 menunjukkan Hasil ini menjelaskan bahwa ukuran
adanya pengaruh yang positif dan signifikan perusahaan yang tidak cukup besar apalagi
pada variabel keterlibatan pemakai SIA dengan sumber daya yang sedikit, akan
terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD menghasilkan sistem informasi yang
di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini kurang, sehingga pemakai akan merasa
mendukung penelitian Masma (2008) dan belum cukup puas untuk menggunakan
Parini (2010) tetapi tidak mendukung sistem akuntansi yang ada.
penelitian dari Tjhai (2002). Pengaruh dukungan manajemen
Hasil ini menjelaskan bahwa Pemakai puncak terhadap kepuasan pemakai SIA
sistem informasi akuntansi yang dilibatkan pada LPD di Kecamatan Susut
dalam proses pengembangan sistem Pengujian hipotesis 4 menunjukkan adanya
informasi akuntansi akan menimbulkan pengaruh yang positif dan signifikan pada
keinginan dari pemakai untuk menggunakan variabel dukungan manajemen puncak
SIA sehingga pemakai akan merasa lebih terhadap pemakaian SIA pada LPD di
memiliki sistem informasi yang digunakan Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini
sehingga kinerja sistem informasi akuntansi mendukung penelitian dari Masma (2008)
dari sistem yang digunakan menjadi dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung
meningkat. penelitian dari Tjhai (2002).
Pengaruh kemampuan teknik Hasil ini menjelaskan bahwa dukungan
personal terhadap kepuasan pemakaiSIA manajemen puncak dalam proses
pada LPD di Kecamatan Susut pengembangan sistem informasi dan
Pengujian hipotesis 2 menunjukkan tidak pengorganisasian sistem informasi dalam
adanya pengaruh yang positif dan signifikan perusahaan akan meningkatkan keinginan
pada variabel kemampuan teknik personal pemakai untuk menggunakansistem
terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD informasi yang ada dan merasa puas dalam
di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini menggunakan sistem tersebut.
mendukung penelitian dari Masma (2008) Pengaruh formalisasi pengembangan
dan Parini (2010) tetapi tidak mendukung sistem terhadap kepuasan pemakai SIA
penelitian dari Tjhai (2002). pada LPD di Kecamatan Susut
Hasil ini menjelaskan bahwa meskipun Pengujian hipotesis 5 menunjukkan tidak
kemampuan teknik pemakai baik, belum adanya pengaruh yang positif dan signifikan
tentu akan mendorong pemakai untuk pada variabel formalisasi pengembangan
menggunakan sistem informasi akuntansi sistem terhadap kepuasan pemakai SIA
karena terdapat beberapa sistem pada LPD pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
pengujian ini mendukung penelitian dari variabel terikat (kepuasan pemakai SIA)
Masma (2008) dan Parini (2010) tetapi tidak pada LPD di Kecamatan Susut.
mendukung penelitian dari Tjhai (2002). Pengujian hipotesis 8 menunjukkan adanya
Hasil ini menjelaskan bahwa kurangnya pengaruh yang positif dan signifikan pada
pengembangan sistem informasi yang variabel keberadaan pengaruh keterlibatan
diformalisasikan akan menurunkan kinerja pemakai SIA (X1), kemampuan teknik
atau kesuksesan sistem informasi. personal (X2), ukuran perusahaan (X3),
Pengaruh pelatihan dan pendidikan dukungan manajemen puncak (X4),
pemakai terhadap kepuasan pemakai SIA formalisasi pengembangan sistem (X5),
pada LPD di Kecamatan Susut pelatihan dan pendidikan pemakai (X6), dan
Pengujian hipotesis 6 menunjukkan tidak keberadaan dewan pengarah (X7) terhadap
adanya pengaruh yang positif dan signifikan variabel terikat (Y) kepuasan pemakai SIA
pada variabel pelatihan dan pendidikan pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil
pemakai terhadap kepuasan pemakai SIA pengujian ini mendukung penelitian dari
pada LPD di Kecamatan Susut. Hasil Tjhai (2002), Masma (2008) dan Parini
pengujian ini mendukung penelitian dari (2010).
Tjhai (2002) tetapi tidak mendukung
penelitian dari Masma (2008) dan Parini SIMPULAN DAN SARAN
(2010). Berdasarkan rumusan masalah dan
Hasil ini menjelaskan bahwa kurangnya pembahasan hasil penelitian maka
pelatihan yang mengakibatkan pemakai simpulan yang dihasilkan adalah sebagai
kesulitan dalam penggunaan teknologi berikut:
komputer secara umum, proses dari Secara parsial kinerja LPD yaitu
pengembangan sistem, dan membantu kepuasan pemakai SIA (Y) di Kecamatan
pemakai lebih efektif dengan Susut variabel yang berpengaruh signifikan
pengembangan sistem yang spesifik. adalah faktor keterlibatan pemakai SIA
Pengaruh keberadan dewan (X1),dukungan manajemen puncak (X4),
pengarah terhadap kepuasanpemakai SIA sedangkan variablekemampuan teknik
pada LPD di Kecamatan Susut personal (X2),ukuran perusahaan (X3),
Pengujian hipotesis 7 menunjukkan tidak formalisasi pengembangan sistem (X5),
adanya pengaruh yang positif dan signifikan pelatihan dan pendidikan pemakai (X6), dan
pada variabel keberadaan dewan pengarah keberadaaan dewan pengarah (X7) tidak
terhadap kepuasan pemakai SIA pada LPD berpengaruh signifikan.
di Kecamatan Susut. Hasil pengujian ini Faktor keterlibatan pemakai SIA
mendukung penelitian dari Tjhai (2002) (X1), kemampuan teknik personal (X2),
tetapi tidak mendukung penelitian dari ukuran perusahaan (X3), dukungan
Masma (2008) dan Parini (2010). manajemen puncak (X4), formalisasi
Hasil ini menjelaskan bahwa kurangnya pengembangan sistem (X5), pelatihan dan
pengarahan dari dewan pengarah yang pendidikan pemakai (X6), dan keberadaaan
mengakibatkan pengembangan sistem, dewan pengarah (X7) secara
pengimplementasi, dan pengendalian simultanberpengaruh signifikan terhadap
jalannya sistem informasi yang membuat variabel terikat kinerja SIA yaitu (Y)
kualitas dan sistem informasi akuntansi kepuasan pemakai SIA pada LPD di
yang digunakan kurang baik dan berarti Kecamatan Susut.
kinerja SIA belum meningkat. Berdasarkan penelitian ini dapat
Pengaruh keterlibatan pemakai SIA, disarankan: LPD di Kecamatan Susut
kemampuan teknik personal, ukuran sebaiknya lebih meningkatkan kualitas
perusahaan, dukungan manajemen puncak, keterlibatan pemakai dalam Penggunaan
formalisasi pengembangan sistem, SIA dan dukungan manajemen puncak
pelatihan dan pendidikan pemakai, dan untuk mencapai kinerja yang baik dalam
keberadaan dewan pengarah terhadap pemakaian SIA.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Kinerja SIA perlu ditingkatkan agar Buletin Studi Ekonomi. (hlm.248-256).
karyawan lebih tertarik untuk menggunakan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
sistem yang ada. Universitas Udayana.
Bagi peneliti yang berminat meneliti
masalah analisis faktor-faktor yang Nila Krisna Dewi, Putu. 2009. “Pengaruh
mempengaruhi kinerja sistem informasi Pertumbuhan Aktiva Produktif dan
akuntansi pada LPD agar mengembangkan Dana Pihak Ketiga pada Kinerja
penelitian ini lebih lanjut dan Operasional Lembaga Perkreditan
mempertimbangkan variabel lain yang Desa di Kabupaten Badung”. Jurnal
belum diuji dalam penelitian ini.Selain itu AUDI, Akuntansi dan Bisnis. (hlm.
dapat memperluas area survei atau diluar :189-199).
Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
Soegiharto. 2001. “The Effect of
Organization’s Level of Information
DAFTAR PUSTAKA System Evaluation on the
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Multivariate Relationship Between Influence
Dengan Program SPSS. Semarang: Factois and Accounting Information
Badan Penerbit Universitas System Performance”. Dalam Gajah
Diponegoro. Mada Internasional Journal of
Business, (hlm. 67-69).
Merta, Made dan Budiarta, Ketut. 2009.
“Profesional Badan Pengawas Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Mendorong Kemajuan LPD”. Dalam Bandung: CV Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai