Anda di halaman 1dari 11

SOCIOECONOMIC ON SRQ-20: APAKAH TINGKAT PENDAPATAN

MENJAMIN KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT DI DESA


PADAMUKTI KABUPATEN GARUT?

Ditulis oleh:

Adam Hawari
120210200068

Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa merupakan sebuah hak yang harus
dimiliki oleh setiap insan manusia. Justifikasi dengan inersia konfrontatif masih kerap
terjadi di masyarakat tanpa mengetahui permasalahan dan dampaknya dalam setiap
internal diri. (Bhugra, et al., 2016) mensitasi bahwa kesehatan mental berdasar pada
bagaimana suatu individu beranggapan dan rasakan tentang diri sendiri, kehidupan, dan
dampaknya untuk individu itu sendiri dalam menghadapi waktu-waktu sulit. Beberapa
studi terdahulu menemukan berbagai diversifikasi kausalitas antara dampak kondisi
psikososial-ekonomi terhadap kesehatan jiwa. (Mustafa, et al., 2016) menemukan
bahwa kondisi sosio-internal seperti depresi, anxiety, serta kondisi stress memberikan
proporsi paling besar di dalam model. Kondisi depresiasi disinyalir disebabkan oleh
rasa kesepian, ketidakmampuan hidup mandiri, dan status kesehatan yang buruk.
Pendapatan menjadi suatu variabel makroekonomi paling umum di masyarakat.
Pendapatan sendiri disinyalir mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap
kondisi kesehatan dan diagnosis psikiatris untuk gender Wanita ( Golberstein, 2015).
Studi (Kessler R.C, et al., 2018) membuktikan tingkat pendapatan dan kondisi
sosial-ekonomi mempengaruhi tingkat stress, depresi, dan kualitas hidup. Selain itu,
pendapatan sendiri mempengaruhi akses pelayanan kesehatan, tingkat stress, dan
kualitas hidup secara keseluruhan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut pada Bulan Oktober
2022 jumlah masyarakat terjangkit gangguan jiwa telah terdata sebanyak 3500 jiwa
dengan 60 persen diantaranya telah berhasil didiagnosis dan diobati secara layak. Desa
Padamukti Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut sendiri merupakan salah satu desa
penyumbangOrang Dalam Gangguan Jiwa di Kabupaten Garut. Dengan total mencapai
16 orang terdiagnosis atau sekitar 0,6% dari keseluruhan ODGJ di Kabupaten Garut
dengan jumlah total sebesar 2700 jiwa. Cukup tingginya angka gangguan kesehatan
jiwa tersebut melahirkan sebuah urgensi besar. Kehadiran mahasiswa sebagai kalangan
terpelajar diharapkan mampu menjadi suatu bantuan yang solutif terhadap permasalahan
jiwa tersebut. Selain itu, rumusan masalah di atas perlu menjawab dua perspektif
berbeda teori klasik ekonomi dan studi empiris di masyarakat. Teori klasik ekonomi
kesehatan memberikan gambaran bahwa terdapat korelasi positif antara ekonomi dan

1
kesehatan mental. Namun, kondisi nyata di lapangan memberikan implikasi berbeda.
Hal tersebut menunjukkan perlunya sebuah analisis mendalam untuk melahirkan sebuah
pembenahan sosial di masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
Metode Perencanaan dan Analisis
Kegiatan pengukuran pendapatan dan kondisi kesehatan mental masyarakat
menggunakan dua metode pencarian data. Metode pengambilan data yang digunakan
adalah stratified sampling. Metode ini hanya membutuhkan beberapa sampel surveyor
sebagai proyeksi penelitian. Target populasi penelitian akan dibagi menjadi beberapa
grup dimana setiap strata memiliki karakteristik yang hampir sama Tantangan dalam
penggunaan metode ini adalah pemilihan spektrum kelas masyarakat dengan
karakteristik yang serupa. Meskipun demikian, metode ini jauh lebih efisien dalam
beberapa aspek. Pertama, metode ini lebih efisien dalam analisis strata penelitian karena
sifatnya yang homogen. (Arnab, 2017). Kedua, hasil dari estimasi stratified sampling
menghasilkan standar error yang lebih kecil sehingga sudut pandang keilmuan peneliti
jauh lebih presisi (Tipton, 2013). Adapun, metode analisis data yang digunakan adalah
SRQ-20. Proksi analisis-kuantitatif ini dikarenakan karena metode ini telah dianggap
sebagai suatu alat standar diagnosis gejala disrupsi psikologi sosial ringan secara
internasional oleh World Health Organization (WHO). Meskipun demikian, SRQ-20
perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan keabsahan hasil analisis pada internal
psikometri objek penelitian (Prasetio, et al., 2022).

Hasil Olah Data


Pengambilan data dilakukan pada tiga dusun dengan sampel pada
masing-masing satu Rukun Warga (RW). Hasilnya, terdapat 44 keluarga dengan salah
satu anggota keluarga terdiagnosis gangguan jiwa ringan. Beberapa aspek yang menjadi
sumber masalah Psikologi Sosial-Ekonomi di Desa Padamukti diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Tingkat pendapatan tidak diiringi dengan literasi kesehatan mental yang baik
2. Beban ketergantungan

2
3. Gaya hidup
4. Eksternalitas negatif dari bantuan permodalan ilegal
Grafik 1.1 Sebaran Tingkat Pendapatan

Sumber: Data Primer (Diolah)


Grafik 1.1 Menunjukkan sebaran tingkat pendapatan keluarga terdiagnosis
gangguan jiwa ringan. Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Kabupaten Garut adalah
kurang lebih sebesar Rp 2.000.000,00. Akan tetapi, mayoritas kepala keluarga dengan
salah satu anggota keluarga terdiagnosis gangguan jiwa ringan (36%) justru
berpenghasilan mendekati UMK. Hasil observasi pada beberapa Rukun Warga di
masing-masing dusun memberikan gambaran tentang penyebab rendahnya pendapatan
bersih untuk konsumsi peningkatan kualitas sumber daya masyarakat. Masyarakat di
dusun 02 misalnya terpaksa harus mengalokasikan pendapatannya untuk membayar
pinjaman finansial ilegal berbunga tinggi. Lebih lanjut, capaian finansial tersebut
dihadapkan kembali pada kebiasaan masyarakat menggunakan bantuan modal untuk
memenuhi kebutuhan primer. Pemberian dana untuk kebutuhan primer sejatinya
memberikan implikasi positif terhadap kesehatan mental seperti mengurangi rasa stress
finansial, meningkatkan rasa aman, dan harapan masa depan (Oster, et al., 2017;
Hawkins, et al., 2020). Namun, Pemenuhan kebutuhan primer menggunakan berbunga
tinggi akan menimbulkan kondisi finansial negatif dan mendorong kepada kemiskinan
dan gangguan kesehatan. (Sweet, et al., 2013; Holt-Lunstad, J, et al.,2019) menemukan
bahwa pinjaman finansial dengan bunga yang tinggi, khususnya pada aset yang tersedia
mempengaruhi secara signifikan terhadap kondisi stress dan depresi,serta kondisi
kesehatan umum yang buruk.

3
Hasill temuan lainnya didukung oleh beberapa hubungan teori dan penelitian
terdahulu berikut. (Fang, 2022) menemukan bahwa di kawasan pedesaan dengan
mayoritas pendapatan rendah memiliki karakteristik beban ketergantungan yang cukup
tinggi. Akibatnya, terjadi peningkatan terhadap angka depresi secara signifikan tetapi
tidak untuk kawasan perkotaan dengan rata-rata pendapatan menengah ke atas. Grafik
1.2 menunjukkan bahwa teori terdahulu dari (Fang, 2022) berimplikasi sejalan dengan
temuan data empiris. Mayoritas dari 44 keluarga terdiagnosis tersebut memiliki beban
ketergantungan kepala keluarga lebih dari program Keluarga Berencana (KB). Program
Keluarga Berencana menyarankan bahwa satu keluarga idealnya memiliki empat kepala
dengan sepasang suami istri beserta dua orang anak. Beban ketergantungan diperkuat
dengan gaya hidup masyarakat untuk menikah di usia muda. Gaya hidup memiliki peran
penting dan pengaruh positif- signifikan terhadap gangguan (penyakit medis dan
psikiatris) (Zaman, et al., 2019). Hasil observasi menunjukkan beberapa objek
penelitian menikah di bawah umur karena keterpaksaan dan bukan keinginan diri
sendiri. Pernikahan di bawah umur akan meningkatkan kemungkinan suatu individu
terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang berkelanjutan.
Grafik 1.2 Beban Ketergantungan

Sumber: Data Primer (Diolah)

Implementasi Masyarakat
Masyarakat pedesaan memiliki kecenderungan untuk memiliki tingkat literasi
dan observasi yang rendah terhadap kondisi psikologis (Morales, et al., 2020).

4
Rendahnya tingkat aksesibilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya
fasilitas kesehatan dengan spesialisasi penanganan kejiwaan, sedikitnya pelatihan
diagnosa awal gangguan jiwa, tidak adanya koordinasi antara fasilitas kesehatan, serta
lambatnya arus informasi tentang fasilitas kesehatan yang tersedia (Kepley, et al., 2018;
Andrilla, et al., 2018). Kondisi di atas tercermin pada pola masyarakat di Desa
Padamukti Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Fasilitas kesehatan memiliki jarak
lebih dari 5 kilometer dari pusat desa. Akibatnya, fasilitas kesehatan umum seringkali
tidak tepat sasaran. Tenaga kesehatan di bidang kebidanan terpaksa turut serta
membantu diagnosis penyakit umum. Selain itu, jarak yang berjauhan ini tidak
didukung dengan akses distribusi masyarakat yang mencukupi. Mobil operasional di
desa tidak lebih dari lima unit, akan tetapi mayoritas masyarakat di desa tidak memiliki
kendaraan pribadi roda empat. Permasalahan gangguan jiwa sendiri menjadi urgensi
utama capaian kesehatan baru di tahun 2022. Sejauh ini belum terdapat kegiatan
penyuluhan atau edukasi dasar tentang kesehatan jiwa. Maka dari itu, saya sebagai salah
satu anggota Kuliah Kerja Nyata yang bertugas di lokasi tersebut memiliki tanggung
jawab untuk memperkenalkan apa itu kesehatan jiwa.
Kegiatan yang kami lakukan pasca pendataan adalah melakukan penyuluhan
kesehatan jiwa yang terbagi menjadi tiga rangkaian utama. Pertama, penyuluhan
edukasi kesehatan mental. Penyuluhan edukasi kesehatan mental ini sendiri bertujuan
untuk memperkenalkan kesehatan mental secara teoritis dengan pendekatan sederhana
agar mudah dimengerti oleh masyarakat. Kedua, kami melakukan penyuluhan cara
penanganan kesehatan mental. Tujuannya, agar tidak terdapat mispersepsi di masyarakat
tentang cara menangani kesehatan jiwa. Kami memperkenalkan tindakan preventif
seperti pola makan yang teratur hingga tindakan kausalitas seperti pelarangan
kerangkeng dalam perawatan masyarakat terdiagnosis orang dalam gangguan jiwa
ringan. Terakhir, kami memberikan pelatihan kepada anggota kaderisasi kesehatan jiwa
di Desa Padamukti. Tidak hanya memberikan materi dan mengundang narasumber
terbaik, kami pun melakukan simulasi kegiatan agar lebih mudah terbayang oleh
masyarakat nantinya. Bukti kegiatan dapat dilihat pada kolom lampiran 1.

Dari sisi finansial, saya melakukan kunjungan langsung kepada masing-masing


ketua rukun warga dan rukun tetangga setempat. Tidak hanya itu, saya pun turut serta

5
dalam kegiatan musyawarah desa penetapan kebijakan awal tahun 2023. Permasalahan
ekonomi utama di desa ini adalah rendahnya tingkat upah serta bantuan permodalan.
Kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dengan kecakapan sumber daya fisik
(alat produksi modern) memberikan korelasi positif terhadap produktivitas dan
pendapatan (Hendarmin, et al., 2019; Bunyamin, 2017). Rendahnya tingkat upah dan
produktivitas ini dibuktikan dengan tingkat pendapatan di bawah UMK Kabupaten
Garut sebesar 50%. Rendahnya tingkat pendapatan memancing warga setempat untuk
mencari akses modal terbarukan. Bantuan langsung tunai dan dana alokasi desa dirasa
kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penyebabnya adalah bantuan
tersebut tidak bersifat berkepanjangan dan mayoritas warga desa menggunakannya
untuk pengeluaran kebutuhan primer. Problematika tersebut memberikan celah bagi
pelaku pinjaman finansial ilegal. Mereka menawarkan dana dengan pencairan cepat
serta bunga tinggi. Celakanya, tawaran ini diambil tidak hanya oleh masyarakat sangat
miskin. Masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dari UMK pun tergiur
untuk mengambil tawaran ini untuk menjadi subtitusi dari tingginya beban
ketergantungan di dalam keluarga. Penyalahgunaan stimulus permodalan dapat
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental (Lingard, et al., 2019).
Eksternalitas dana bantuan modal dapat menimbulkan beban finansial dan stress yang
dampaknya dapat mempengaruhi kesehatan mental secara negatif dan signifikan.
Dampaknya, Grafik 1.1 menunjukkan tidak terdapat dampak yang signifikan dari upah
terhadap kesehatan jiwa. Selain itu, tingkat edukasi dimana lebih dari 80 persen
keluarga yang terdiagnosis gangguan jiwa ringan memiliki latar belakang terakhir
edukasi orang tua di tingkat dasar. Padahal, pendidikan dapat menjadi alternatif utama
penunjang produktivitas dan kesehatan. Pendidikan sebagai investasi memberikan
pengaruh positif bagi penghasilan masyarakat di jangka panjang dan memperkuat
peluang seseorang untuk lebih sehat fisik dan jiwa ( Kondiroli, et al., 2022).

6
BAB III
PENUTUP
Kesehatan mental merupakan sebuah kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap
insan manusia. Namun, capaian kesehatan mental seringkali dihadapkan pada beberapa
aspek kehidupan misalnya finansial. Finansial yang diartikan sebagai pendapatan
memiliki dua jenis pengaruh secara teoritis dan empiris. Secara teoritis, kondisi sosio
ekonomi dan pendapatan berpengaruh positif terhadap kondisi kesehatan mental. Di sisi
lain, secara empiris ditemukan berbagai disrupsi yang menyebabkan teori sebelumnya
menjadi kurang relevan di wilayah pedesaan. Temuan tersebut diantaranya adalah dari
tingkat ketergantungan yang cukup tinggi, gaya hidup, dan tingkat edukasi. Berikut
adalah pokok permasalahan yang dapat bermanfaat untuk penelitian berikutnya.
1. Aspek ekonomi seringkali dianggap sebagai suatu masalah besar, akan tetapi
kesehatan mental yang secara implisit sangat berkaitan seringkali terabaikan;
2. Semakin tinggi pendapatan tidak menunjukkan indeks kesehatan psiko-sosial
yang signifikan;
3. Kondisi beban ketergantungan masyarakat dengan tingkat pendapatan di atas
upah minimum rata-rata dialami oleh keluarga dengan jumlah jumlah
tanggungan lebih dari 4 anggota keluarga;
4. Kondisi masyarakat yang mudah terpengaruh oleh bantuan finansial
(permodalan) berbunga tinggi yang menunjang gaya hidup baru; dan
5. Terdapat perbedaan gaya hidup dan alokasi dana pendidikan yang signifikan
antara masyarakat dengan tingkat pendapatan di atas upah minimum.

7
DAFTAR PUSTAKA
Andrilla, Patterson, G. D., Garberson, L. A., Coulthard, C., & Larson, E. H. (2018).
Geographic Variation in the Supply of Selected Behavioral Health Providers.
American Journal of Preventive Medicine, 199-207.
doi:https://doi.org/10.1016/j.amepre.2018.01.004
Bunyamin, F. (2022). The Impact of Physical Capital and Human Capital on Growth in
Indonesia, 1970-2017. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 30(2). doi:DOI:
10.14203/JEP.30.2.2022.115-130
Arnab, R. (2017). Survey Sampling Theory and Applications. Academic Press.
Bhugra Dinesh, Till, A., & Sartorius, N. (2013). What is mental health. International
Journal of Social Psychiatry, 59(1).
Chen, Y., et al. (2019).Income and mental health: evidence from the British Household
Panel Survey.". Social Science & Medicine, 222, 196-202)
Gale, C.R., et al. (2017).Income, poverty and mental health: a systematic review of the
literature." Health Economics, 26(7), 734-749)
Golberstein, E. (2015). The effects of income on mental health: evidence from the social
security notch. Journal of Mental Health Policy Economy, 18(1), 27–37.
Hawkins, C., Bwanika, J. M., & Ibanda, M. (2020). Socio-economic factors associated
with mental health disorders in Fort Portal, western Uganda. South African
Journal of Psychiatry. doi:https://doi.org/10.4102%2Fsajpsychiatry.v26i0.1391
Hendarmin, & Kartika, M. (2019). The Relationship Between Human Capital and the
Regional Economy Productivity. Journal of Economics and Policy, 12(1),
138-152. doi:DOI: https://doi.org/10.15294/jejak.v12i1.19358
Holt-Lunstad, J., et al. (2019). High-cost credit and mental health: a systematic review."
Journal of Mental Health, 28(3), 187-196)
Kessler, R.C., et al. (2018). The association between income and mental health in a
nationally representative sample: the role of financial strain and access to care."
Journal of Affective Disorders, 229, 75-83)
Kepley, H. O., & Streeter, R. A. (2018). Closing Behavioral Health Workforce Gaps: A
HRSA Program Expanding Direct Mental Health Service Access in Underserved
Areas. American Journal of Preventive Medicine.
doi:https://doi.org/10.1016/j.amepre.2018.03.006
Kim, Y., et al. (2019).Income and mental health among older adults in the United
States."Journal of Gerontology: Social Sciences, 74(4), 696-706) Kepley, H. O., &
Streeter, R. A. (2018). Closing Behavioral Health Workforce Gaps: A HRSA
Program Expanding Direct Mental Health Service Access in Underserved Areas.
American Journal of Preventive Medicine.
doi:https://doi.org/10.1016/j.amepre.2018.03.006
Kondirolli, F., & Sunder, N. (2022). Mental health effects of education. Health
Economics, 22-39. doi:https://doi.org/10.1002/hec.4565

8
Lingard, H., et al. (2019). Debt, financial hardship and mental health: Evidence from
Australian longitudinal data." Social Science & Medicine, 231, 122-130)
Mustafa, M., & Manaf, M. R. A. (216 C.E.). Factors Influencing the Prevalence of
Mental Health Problems among Malay Elderly Residing in a Rural Community: A
Cross-Sectional Study. PLoS ONE , 11(6).
Morales, D. A., Barksdale, C. L., & Beckel-Michener, A. C. (2020). A call to action to
address rural mental health disparities. Journal of Clinical and Translational
Science. doi:https://doi.org/10.1017%2Fcts.2020.42
Nasir, A., & Muhith, A. (n.d.). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori.
Salemba Medika.
Noh, S., et al. (2017). Income and mental health among immigrants in Canada.".Social
Science & Medicine, 189, 16-25)
Oster, E., et al. (2017). The effect of unconditional cash transfers on mental health:
Evidence from a randomized controlled trial in rural Kenya.".Journal of the
American Medical Association Psychiatry, 74(4), 324-332)
Prasetio, C. E., Triwahyuni, A., & Siswadi, A. G. (2022). Psychometric Properties of
Self-Report Questionnaire-20. Jurnal Psikologi.
Stratton, K. J., Aggen, S. H., & Richardson, L. K. (2014). Using the SRQ-20 factor
structure to examine changes in mental distress following typhoon exposure.
Psychological Assesment, 26(2), 528–538.
Sweet, E., & Nandi, A. (2013). The high price of debt: household financial debt and its
impact on mental and physical health. Social Science and Medicine, 94–100.
Tipton, E. (2013). Stratified sampling using cluster analysis: a sample selection strategy
for improved generalizations from experiments. Epub, 37(2), 109–139.
Zaman, R., Hankir, A., & Jemni, M. (2019). LIFESTYLE FACTORS AND MENTAL
HEALTH . Psychiatra Danubina.

9
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bukti Kegiatan
Lampiran 1.1 Kegiatan Pengumpulan Data

Lampiran 1.2 Kegiatan Penyuluhan dan Implementasi

Lampiran 1.3 Kegiatan Pelatihan Kader Jiwa

10

Anda mungkin juga menyukai