NIM : P17124019016
KELAS : 2A KEBIDANAN
“Komplikasi Persalinan Kala III & IV, Perlukaan Alat Genital dan
Syok dalam Kebidanan”
PENDARAHAN POSTPARTUM
Monitoring Kala IV
1. Memperkirakan kehilangan darah. Satu cara untuk menilai
kehilangan darah adalah dengan melihat volume darah yang
terkumpul dan memperikarakan berapa banyak botol 500 ml dapat
menampung darah tersebut. Jika mengisi dua botol berarti dapat
diperkirakan ibu kehilangan satu liter darah.
2. Memeriksa perdarahan dari perineum. Perhatikan dan temukan
penyebab perdarahan dari laserasi atau robekan perineum dan vagina.
Ada empat derajat laserasi perinemum, derajat 1 dan 2 adalah
kompetensi bidan sedangkan untuk derajat 3 dan 4 dibutuhkan
tindakan kolaborasi ataupun rujukan.
3. Pemantauan keadaan umum ibu
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
1. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
2. Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
3. Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan ukuran, bentuk uterus
2. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena
plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
3. Tali pusat memanjang
4. Semburan darah tiba tiba
KalaIV
A. Pengertian
⮚Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
⮚ Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
⮚ Masa 1 jam setelah plasenta lahir
⮚ Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30
menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil,
perlu dipantau lebih sering
⮚ Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini
⮚ Observasi yang dilakukan : 1. Tingkat kesadaran penderita. 2.
Pemeriksaan tanda vital. 3. Kontraksi uterus. 4. Perdarahan, dianggap
masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400- 500cc.
Komplikasi persalinan kala III dan IV merupakan masalah yang terjadi
setelah janin lahir/berada diluar rahim
ATONIA UTERI
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
Penatalaksanaan
1. Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15
detik)
2. Pastikan bahwa kantung kemih kosong
3. Lakukan kompresi bimanual interna selama 5 menit. Kompresi
uterus ini akan memberikan tekanan langsung pada pembuluh
terbuka di dinding dalam uterus dan merangsang miometrium untuk
berkontraksi.
4. Anjurkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna.
5. Keluarkan tangan perlahan – lahan.
6. Berikan ergometrin 0,2 mg IM (jangan diberikan bila hipertensi).
7. Ergometrin akan bekerja selama 5-7 menit dan menyebabkan
kontraksi uterus.
8. Pasang infuse menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan
500 cc ringer laktat +20 unit oksitosin
9. Ulangi kompresi bimanual interna (KBI) yang digunakan bersama
ergometrin dan oksitosin akan membantu uterus berkontraksi.
10. Dampingi ibu ketempat rujukan. Teruskan melakukan KBI.
Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh
terbuka dinding uterus dan merangsang miometrium untuk
berkontraksi.
11. Lanjutkan infuse ringer laktat +20 unit oksitosin dalam 500 ml
larutan dengan laju 500 ml/jam hingga tiba ditempat rujukan. Ringer
laktat kan membantu memulihkan volume cairan yang hilang
selama perdarahan.
Retensio Placenta
Retensio plasenta adalah lepas plasenta tidak bersamaan sehingga
masih melekat pada tempat implantasi, menyebabkan retraksi dan
kontraksi otot uterus sehingga sebagian pembuluh darah tetap terbuka
serta menimbulkan perdarahan.
penatalaksanaan
Apabila plasenta belum lahir ½-1 jam setelah bayi lahir terlebih
lagi apabila disertai perdarahan lakukan plasenta manual.
Tingkat II: adanya perlukaan yang lebih dalam dan bisa meluas ke
vagina dengan melukai fasia serta otot-otot diafragma urogenital
Tingkat III: perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam dari tingkat
II yang menyebabkan muskulus sfingter ani externus terputus
SYOKDALAM KEBIDANAN
Syok adalah suatau keadaan disebabkan gangguan sirkulasi draah
kedalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
JENIS JENIS SYOK
1. Syok Hemoragik
Suatu syok yang disebabkan oleh pendarahan yang banyak. Akibat
pendarahan pada kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan
ektopik, dan penyakit trofoplas (mola hidotisa); pendarahan
antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, ruptura uteri,
dan pendarahan pascapersalinan karna atonia uteri dan laserasi jalan
lahir.
2. Syok Neurogenik
Syok yang terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh
kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan
dengan forseps atau persalinan dengan letak sungsang dimana
pembukaan serviks belum lengkap.
3. Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena kontraksi otot jantung yang tidak efektif
yang disebabkan oleh infark oto jantung dan kegagalan
jantung,sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
4. Syok endotoksik
Suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oelh
lepasnya toksin. Penyebab utama adalah infeksi bakteri gram negatif
sering dijumpai pada abortus septik, korioamnionitisn dan infeksi
pascapersalinan.
5. Syok anafilakstik
Syok yang terjadi akibat alergi/hipersensitif terhadap obat- obatan.
GEJALA SYOK
Gejala klinik syok pada umumnya sama dengan semua jenis syok antara
lain tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah akibat pendarahan.
Jika terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kulit menjadi pucat, keringat
dingin, sianosis jari-jari kemudian diikuti sesak nafas, penglihatan kabur,
gelisah dan oliguria/auria, dan akhirnya akan menyebabkan kematian ibu.
PENANGANAN SYOK
Prinsip pertama dalam penanganan kedaruratan medik dalam kebidanan
atau dalam kedaruratan adalah ABC yang terdiri atas menjaga fungsi
saluran nafas (airway), pernpasan (breathing) dan sirkulasi darah
(circulation). Jika situasi tersebut terjadi di luar rumah sakit, pasien harus
segera mungkin dikirim ke rumah sakit dengan aman..