Abstrak
Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) merupakan suatu jenis jaringan untuk area
telekomunikasi nirkabel yang dirancang untuk memungkinkan komunikasi jarak jauh dengan bit rate
rendah. LoRaWAN dapat digunakan pada jaringan komunikasi yang memiliki jangkauan luas
menggunakan end device. LoRaWAN menawarkan berbagai macam keunggulan yang mampu
menjawab tantangan penerapan IoT, tetapi penerapan teknologi LoRaWAN saat ini masih sangat
terbatas, sehingga diperlukan simulasi dan analisis kelayakan sejauh mana teknologi LoRaWAN mampu
disimulasikan di area perkotaan di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan analisis kinerja dari protokol
LoRaWAN untuk transmisi data dengan skenario urban area kondisi Kota Malang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mensimulasikan protokol LoRaWAN di aplikasi Network
Simulator 3 (NS-3) dengan mengubah parameter untuk mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah end
device, jarak radius gateway, dan periode pengiriman data terhadap parameter throughput dan packet
loss. Dari hasil simulasi diketahui bahwa untuk pemakaian protokol LoRaWAN di urban area, semakin
banyak end device yang dipakai maka semakin besar nilai throughput dan semakin besar nilai packet
loss yang didapat. Selain itu, semakin luas area yang dibutuhkan maka throughput dan packet loss yang
didapat bernilai konstan. Kemudian, semakin besar periode pengiriman data maka semakin kecil nilai
throughput yang didapat dan semakin kecil nilai packet loss yang didapat.
Kata kunci: Internet of Things, LoRaWAN, NS-3, Throughput, Packet Loss
Abstract
Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) is a type of network for wireless telecommunication area
designed to enable remote communication with long distance communication and low bit rate.
LoRaWAN can be used on communication networks that have a wide range using end devices.
LoRaWAN offers a wide range of advantages to the challenge of IoT implementation, but the current
implementation of LoRaWAN technology is still very limited, requiring feasibility testing and analysis
to what extent LoRaWAN technology is capable of being implemented in urban areas in Indonesia. In
this research, an analysis of the performance of the LoRaWAN protocol for data transmission with
urban area scenarios in Malang City is carried out. The method used in this study is to simulates
LoRaWAN protocol in Network Simulator 3 (NS-3) application by changing the parameters to determine
the effect on the the number of end devices, radius of the gateway range, and data sending period to the
parameters throughput and packet loss. From the results of research proved that for the use of protocol
LoRaWAN in urban areas, the more end devices used, the greater the throughput value and the greater
the value of packet loss obtained. In addition, the wider the area needed, the throughput and packet loss
obtained are constant. And then, the larger the period of data transmission, the smaller the throughput
value is obtained and the smaller the value of packet loss obtained.
Keywords: Internet of Things, LoRaWAN, NS-3, Throughput, Packet Loss
biaya rendah, daya rendah dan sensor multi- throughput dan packet loss semakin menurun
fungsional yang berukuran kecil dan dapat seiring dengan bertambahnya end device, luas
berkomunikasi. Sensor yang murah, pintar, area dan naik pada periode pengiriman data.
jaringan nirkabel dan digunakan dalam jumlah Untuk merepresentasikan urban area, penulis
banyak memberikan peluang yang belum pernah merancang dan mengimplementasikan nilai
terjadi sebelumnya untuk memantau dan parameter-parameter yang dapat mempengaruhi
mengendalikan rumah, kota, dan lingkungan kinerja transmisi data pada urban area dengan
(Prashant Tiwari, et al., 2015). kondisi di Kota Malang menjadi contohnya,
Menurut Ferran Adelantado dan Zhijin Qin diantaranya adalah luas area, path loss exponent
(2017), masalah pada penerapan teknologi (kehilangan yang disebabkan oleh cuaca, kontur
wireless sensor network yang merupakan bagian tanah dan lain-lain), spreading factor (faktor
dari IoT atau Internet of Things adalah sebaran) dan jenis propagasi (Davide Magrin,
kebutuhan akan jangkaun jarak jauh komunikasi 2017).
dua arah dari mesin-mesin yang menjadi objek
dari IoT. Saat ini, terdapat satu teknologi IoT 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
terbaru yang memberikan solusi untuk masalah Penelitian yang dilakukan oleh Davide
di atas yaitu protokol LoRaWAN yang dirilis Magrin mengaplikasikan teknologi LoRaWAN
pada tahun 2015. Sesuai dengan namanya, yang di urban area yang bertujuan untuk menguji
merupakan singkatan dari Long Range Wide kinerja dari LoRaWAN (Davide Magrin, et al.,
Area Network, LoRaWAN merupakan suatu 2017). Bankov, et al. (2016) juga menganalisis
jenis jaringan untuk area telekomunikasi kinerja dan kapasitas jaringan LoRaWAN di
nirkabel yang dirancang untuk memungkinkan smart city melalui simulasi dengan 100-5000
komunikasi jarak jauh dengan bit rate rendah perangkat atau end device, menggunakan tiga
(Ferran Adelantado, 2017). saluran utama yang ditentukan dengan data rate
Dengan berbagai macam keunggulan yang bernilai 0 hingga 5 dan Packet Error Rate
LoRaWAN yang mampu menjawab tantangan (PER) dan Packet Loss Rate (PLR).
penerapan IoT, beberapa penelitian yang terkait
dengan teknologi LoRaWAN telah dilakukan. 2.1. Network Simulator 3
Penelitian yang dilakukan oleh Davide Magrin
mengaplikasikan teknologi LoRaWAN di urban Network Simulator 3 atau disingkat NS-3
area yang bertujuan untuk menguji kinerja dari merupakan suatu software simulasi jaringan
LoRaWAN (Davide Magrin, et al., 2017). yang ditujukan untuk penelitian dan pendidikan.
Bankov, et al. (2016) juga menganalisis kinerja NS-3 dilisensikan di bawah GNU General
dan kapasitas jaringan LoRaWAN di smart city Public License (GPL) dan dikembangkan oleh
melalui simulasi dengan 100-5000 perangkat komunitas-komunitas user (nsnam, 2017).
atau end device. Namun secara umum, Dengan menggabungkan beberapa objek C++
penerapan dan penelitian teknologi LoRaWAN yang pada tiap kelasnya memodelkan suatu
di Indonesia saat ini masih terbatas, bahkan aspek dari jaringan, NS-3 mampu
hingga saat ini hanya terdapat dua komunitas dan mensimulasikan jaringan-jaringan yang
sembilan gateway yang tercatat (The Things kompleks secara terperinci dan realistis.
Network, 2018).
Berdasarkan kebutuhan dan peluang akan 2.2. Protokol LoRaWAN
penelitian yang berkaitan dengan LoRaWAN LoRaWAN yang merupakan singkatan dari
diperlukan suatu penelitian lebih lanjut, maka Long Range Wide Area Network adalah
penulis melakukan penelitian dengan cara teknologi Low Power Wide Area Network
mensimulasikan transmisi data oleh teknologi (LPWAN) yang dibangun di atas modulasi
LoRaWAN ini. Penulis meneliti dan LoRa. Teknologi ini memungkinkan sejumlah
menganalisis kinerja LoRaWAN untuk besar perangkat untuk berkomunikasi secara
diimplementasikan di urban area Kota Malang nirkabel jarak jauh (dalam urutan 5-15 km,
dengan parameter pengujian dan parameter tergantung pada lingkungan propagasi) pada
simulasi yang telah ditentukan. Tema penelitian tingkat data yang rendah. Skenario di mana
yang dipilih adalah “Analisis Kinerja Protokol teknologi ini dapat digunakan adalah jaringan
LoRaWAN untuk Transmisi Data pada Skenario IoT, di mana perangkat perlu berkomunikasi
Urban Area”. Hipotesis dari penelitian ini adalah jarang dan hanya membutuhkan muatan pendek
bahwa kinerja protokol LoRaWAN dari segi untuk mengirimkan beberapa informasi yang
bertujuan untuk menguji kelayakan data secara 4.2. Implementasi Lingkungan Pengujian
statistik serta memprediksi dan menguji
Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam
pengaruh variabel bebas (variabel independen)
mensimulasikan protokol LoRaWAN adalah
terhadap variabel terikat (variabel dependen).
menginstal aplikasi Network Simulator 3 (NS-3)
di Ubuntu kemudian menambahkan modul LoRa
3.6. Penutup
pada NS-3. Tahapan berikutnya adalah membuat
Penutup berisi kesimpulan dari hasil script dan mengimplementasikan simulasi
pengujian dan analisis dari penelitian yang telah protokol LoRaWAN dengan skenario dan
dilakukan serta saran untuk penelitian parameter-parameter yang telah dirancang
selanjutnya. sebelumnya. Tahap selanjutnya adalah
pengambilan data serta pengolahan data yang
4. PERANCANGAN DAN kemudian akan dianalisis dan ditarik
IMPLEMENTASI LINGKUNGAN kesimpulan.
PENGUJIAN
Pada bagian ini menjelaskan perancangan 5. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
dan implementasi lingkungan pengujian yang
5.1. Jumlah End Device
digunakan untuk mengukur kinerja protokol
LoRaWAN dengan parameter throughput dan Gambar 2 menunjukkan grafik throughput
packet loss. dengan parameter variasi jumlah end device.
Grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin
4.1. Perancangan Lingkungan Pengujian banyak jumlah end device menyebabkan
Untuk mengimplementasikan sistem penurunan nilai throughput. Hal ini terjadi
simulasi yang akan diuji, dibutuhkan karena peningkatan jumlah paket yang harus
perancangan skenario terlebih dahulu. Pertama- dikirim dan diterima oleh gateway, sehingga
tama perlu ditentukan nilai pada parameter- jumlah paket yang harus ditransmisikan melalui
parameter yang sesuai dengan skenario. Semua jaringan meningkatan dan menyebabkan
nilai parameter baik untuk skenario urban area penurunan nilai throughput.
maupun untuk gateway dan end device, Gambar 3 menampilkan grafik packet loss
dijadikan masukan ke dalam modul-modul LoRa dengan paramater variasi jumlah end devices.
yang dijalankan oleh NS-3. Berikut Tabel 1 Grafik ini menunjukan bahwa meningkatanya
merupakan nilai untuk masing-masing jumlah end devices berakibat pada
parameter. meningkatnya jumlah packet yang hilang. Hal
ini disebabkan karena meningkatnya end
Tabel 1. Parameter Simulasi devices berakibat pada meningkatnya lalu lintas
jaringan, sehingga kemungkinan terjadinya
Parameter Nilai
konflik antar saluran dan kehilangan paket di
Jumlah end device 10, 20, 30 dan 40
tengah jalan menjadi besar.
Throughput
Gambar 5 merupakan grafik packet loss
0.0003 yang menunjukkan bahwa semakin jauh radius
0.0002 hingga 20000m mengakibatkan jumlah paket
yang hilang meningkat. Selain itu jumlah paket
0.0001 yang dikirimkan juga berkurang saat radius
0 antara end devices dengan gateway meningkat.
10 20 30 40
5.3. Periode Pengiriman Data
Gambar 2. Grafik Throughput End Device
Gambar 6 menampilkan grafik throughpuy
Packet Loss yang menunjukkan bahwa bahwa semakin lama
periode pengiriman data hingga 10 detik
0.6
mengakibatkan nilai throughput meningkat. Hal
0.4 ini bisa disebabkan karena saat app periode
0.2 diperpanjang, end devices menjadi memiliki
banyak waktu untuk mengumpulkan dan
0 mengitimkan data.
10 20 30 40
0.0001
0
0 1 10
5000 10000 15000 20000
Gambar 7. Grafik Throughput Periode
Gambar 4. Grafik Throughput Jangkauan Gateway
Gambar 7 menampilkan grafik Packet loss
Packet Loss yang menunjukan bahwa terjadi penuruan
packet loss saat app periode meningkat menjadi
0.8
10 detik. Hal ini disebabkan karena jumlah
0.6
waktu yang meningkat mengurangi
0.4 kemungkinan adanya interferensi atau tabrakan
0.2 paket data.
0
5000 10000 15000 20000
http://dhoto.lecturer.pens.ac.id/lecture_
notes/sistem_komunikasi/KO
MUNIKASI%20DATA%20DAN%20
KOMPUTER(Final).pdf [Diakses 17
Desember 2018]
The Things Network, 2018. Building a global
open LoRaWAN Network. [online]
tersedia di
https://www.thethingsnetwork.org/
[Diakses 26 Maret 2018]
Tiwari, P., Misra, R.G., Saxena V.P., & Bhavsar
D. 2015. Wireless Sensor Networks:
Introduction, Advantages, Applications
and Research Challenges. HCTL Open
International Journal of Technology
Innovations and Research.