Anda di halaman 1dari 48

OPERASIONALISASI APLIKASI

SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR)

Tim Kerja Surveilans


Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Klinik/Fasyankes
lainnya Laboratorium

RS KKP

Puskesmas
UNIT Dinkes
PELAPOR

DASAR HUKUM PELAKSANAAN SKDR


Surveilans Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
Item Pengumpulan data Analisis dan Interpretasi Data Diseminasi dan Respon

24 penyakit potensi KLB/wabah/KKM Analisis dan interpretasi terhadap Diseminasi dan respon dilakukan
Data alert yang masuk, yang sudah berdasarkan hasil analisis dan
Objek diverifikasi dan dilakukan respon evaluasi bersama dengan
(ketepatan, kecepatan dan petugas surveilans di tingkat
kelengkapan laporan) Kab/kota dan Provinsi

Lokasi Nasional/internasional Kab/Kota/Prov/Nasional Kab/Kota/Prov/Nasional

Puskesmas, KKP, Dinkes Kab/Kota, RS, Dinkes Kab/Kota, Provinsi Kementerian Kesehatan
Laboratorium, IHR WHO Kementerian Kesehatan Pakar/ Ahli
Stakeholder Dinkes Kab/Kota, Provinsi
Pakar/ Ahli
Organisasi profesi

Pelaporan melalui sistem informasi Analisa data yang masuk melalui Monev rurin, Sosialisasi, Seminar
● SKDR ● E-SISMAL sistem informasi oleh Kementerian
● E-Zoonosis
● NAR ● PD3I Kesehatan, DInas Kesehatan
Metode ● IHR WHO press release
● SILANTOR ● PWS ISPA Kab/Kota/Provinsi
● SINKARKES media informasi

● Jaringan internet yang belum merata di beberapa wilayah di Indonesia


● belum semua faskes (terutama RS, Lab dan KKP) melaporkan alert ke SKDR
● Data hasil pemeriksaan laboratorium belum terintegrasi dalam satu data kesehatan (SILNAS masih dalam tahap
Tantangan
pengembangan)
● kapasitas laboratorium kesehatan yang masih terbatas di wilayah
● penguatan di pintu masuk negara/wilayah
Surveilans Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
Penyakit yang dipantau SKDR
Dasar Hukum: Permenkes nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangan.
1. Diare/Keracunan Makanan 13. Antraks
2. Malaria 14. Leptospirosis
3. Demam Dengue 15. Kolera
4. Diare Akut Berdarah 16. Meningistis/Encephalitis
5. Demam Tifoid 17. Influenza Like Illness
6. Sindrom Jaundice Akut 18. Hepatitis
7. Flu burung 19. Pneumonia
8. Chikungunya 20. Tetanus Neonatorum
9. Campak 21. Gigitan Hewan Penular Rabies
10. Difteri 22. HFMD
11. Pertussis 23. Klaster penyakit tidak lazim
12. AFP/polio 24. COVID-19
SKDR
• SKDR berbasis pelaporan Mingguan yang
dilaporkan melalui WA, SMS/ Entri data dalam
aplikasi SKD

• Unit Pelaporan:
a. Puskesmas ( 11.443)
b. RS (939)
c. Laboratorium (39)
d. Kantor Kesehatan Pelabuhan (51)

• 24 Suspek Penyakit yang di laporkan dalam SKDR

• Kasus penyakit yang dilaporkan adalah kasus baru

• Alert yang mucul harus diverifikasi dalam waktu 24


jam

• Indikator pelaksanaan SKDR adalah respon


terhadap alert yang muncul

• Analisa hasil verifikasi alert harus disampaikan ke


pada Program 6
Sumber Data Pelaporan SKDR

• Data Register di Rekapitulasi data


Pusksemas Puskesmas agregat dalam
• Pustu, Bidan Desa, formulir W2
klinik

Kirim/Entri
laporan ke SKDR

Rumah • IGD/UGD
• Poli anak, dan Poli
Sakit Umum

7
WEBSITE PENCATATAN DAN PELAPORAN SKDR

Akses Aplikasi
https://skdr.surveilans.org
Akses Latihan Aplikasi
https://skdr-latih.surveilans.org/
Username : >>latihan.dinas.kesehatan
Passwoed : Latihan123
DASHBOARD SKDR
MENU DALAM WEBSITE SKDR

•Dashboard

Pengaturan Paramater

Manajemen Daerah

EBS
• Formulir EBS
• Analisa EBS
SKDR
• Data Agregate
• Form Individu
• Analisa Data
SMS

Whatsapp Gateaway

Logout
A. Laporan Mingguan SKDR

B. Analisa Laporan Mingguan SKDR


OUTLINE
C. Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)

D. Analisa Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)


PENGIRIMAN LAPORAN MINGGUAN SKDR

1 2 3
Website SMS Whatsapp
ENTRI DATA DALAM WEBSITE SKDR
SKDR  Data Agregate

Langkah :
o Pilih Menu SKDR
o Pilih Menu Data
Agregate
Fungsi :
o Penambahan data baru
mingguan SKDR
o Perubahan/edit data
mingguan SKDR
o Menghapus data
mingguan SKDR dari
sistem
ENTRI DATA DALAM WEBSITE SKDR LANGKAH TAMBAH DATA /
SKDR  Data Agregate EDIT / HAPUS DATA:
1. Sebelum melakukan data
entri atau perbaikan data
mingguan, gunakan fungsi
pencarian dengan
1
2 menuliskan nama dari unit
pelapor untuk mencari data
unit pelapor disistem.
2. Jika data mingguan dari unit
3 pelapor belum ada disistem,
klik TAMBAH untuk
menambahkan data baru
4 3. Klik EDIT untuk melakukan
perubahan mingguan dari
unit pelapor
4. Untuk menghapus laporan
mingguan dari sistem klik
tanda panah (disamping
Edit) kemudian pilih delete
ENTRI DATA DALAM WEBSITE SKDR
SKDR  Data Agregate
2
3

LANGKAH TAMBAH DATA:


1. Isikan kolom identitas unit pelapor.
2. Isikan jumlah kasus baru, jumlah kematian, dan jumlah
pemeriksaan laboratorium 24 penyakit potensial wabah.
3. Klik simpan untuk menyimpan data laporan mingguan
PENGIRIMAN LAPORAN MINGGUAN SKDR
CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS

Format SMS: Kirim SMS ke salah satu


MINGGU atau MANUAL#MINGGU EPID#KODE nomor berikut:
PENYAKIT JUMLAH KASUS, TOTAL a) 0812-9610-0884
KUNJUNGAN b) 0812-8459-9747
c) 0812-8459-9741
Contoh: d) 0857-1486-8413
MINGGU#2#A10,B15,H3,T4,X110 e) 0857-1486-8415
atau f) 0818-0681-8190
MANUAL#2#A10,B15,H3,T4,X110 g) 0818-0681-8193

Artinya:
Minggu epidemiologi ke: 2,
jumlah kasus diare akut: 10,
jumlah kasus malaria: 15,
jumlah kasus tersangka Chikungunya: 3,
jumlah kasus klaster penyakit yang tidak lazim: 4,
jumlah kunjungan: 110.
PENGIRIMAN LAPORAN MINGGUAN SKDR
CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN WHATSAPP

Format Whatsapp: Kirim Whatsapp ke nomor


SKDR(SPASI)MINGGU#TAHUN#KODE berikut:
PENYAKIT JUMLAH KASUS, TOTAL 0818-0681-8193
KUNJUNGAN

Contoh: Whatsapp Lapor Mingguan SKDR


SKDR 2#2022#A10,B15,H3,T4,X110 wa.me/6281806818193

Artinya:
minggu epidemiologi ke: 2,
tahun: 2022,
jumlah kasus diare akut: 10,
jumlah kasus malaria: 15,
jumlah kasus tersangka Chikungunya: 3,
jumlah kasus klaster penyakit yang tidak lazim: 4,
total kunjungan: 110
A. Laporan Mingguan SKDR

B. Analisa Laporan Mingguan SKDR


OUTLINE
C. Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)

D. Analisa Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)


ANALISA DATA SKDR
SKDR  Analisa Data

Langkah :
o Pilih Menu SKDR
o Pilih Menu Analisa
Data
Fungsi :
o Menampilkan
kelengkapan dan
ketepatan laporan
mingguan
o Tabel kelengkapan dan
ketepatan laporan unit
pelapor
o Verifikasi alert
MENAMPILKAN KELENGKAPAN LAPORAN MINGGUAN
SKDR  Analisa Data
LANGKAH :
1. Pilih Menu SKDR
kemudian pilih Sub
2 Menu Analisa
Data
3 2. Pilih Tab
Kelengkapan
3. Pilih variabel data
1 yang akan
ditampilkan
4 4. Klik proses untuk
5 menampilkan data
5. Data grafik/tabel
kelengkapan
laporan mingguan
MENAMPILKAN KETEPATAN LAPORAN MINGGUAN
SKDR  Analisa Data
LANGKAH :
1. Pilih Menu SKDR
kemudian pilih Sub
2 Menu Analisa
Data
3 2. Pilih Tab
Ketepatan
3. Pilih variabel data
1 yang akan
ditampilkan
4 4. Klik proses untuk
5 menampilkan data
5. Data grafik/tabel
ketepatan laporan
mingguan
MENAMPILKAN DATA LAPORAN KINERJA ATAU LAINNYA
SKDR  Analisa Data
LANGKAH :
1. Pilih Menu SKDR
kemudian pilih Sub
2 Menu Analisa Data
2. Pilih Tab Laporan
3. Pilih Jenis Laporan*
4. Pilih data lainnya
3 sesuai dengan
4 kebutuhan
1 5. Klik proses untuk
menampilkan data
6. Data tampil

*Jenis laporan dapat


disesuaikan dengan kebutuhan
unit pelapor, misalkan Laporan
5 Kinerja, Laporan Jumlah
6 Kasus Menurut Penyakit dan
Tempat. dll
MENAMPILKAN VERIFIKASI ALERT / PERINGATAN DINI (1/2)
SKDR  Analisa Data
LANGKAH :
1. Pilih Menu SKDR
kemudian pilih Sub
2 Menu Analisa
Data
3 2. Pilih Tab Alert
(Peringatan Dini)
3. Pilih variabel data
1 yang akan
ditampilkan.
4 4. Klik proses untuk
5 menampilkan data
5. Data tampil
6. Klik Belum
Verifikasi (kotak
6
warna merah)
untuk memulai
verifikasi
MENAMPILKAN VERIFIKASI ALERT / PERINGATAN DINI (1/2)
SKDR  Analisa Data
LANGKAH :
7. Lengkapi data verifikasi
berdasarkan informasi
yang sudah tersedia*
8. Klik edit data agregate
untuk melakukan
perbaikan data
7 9. Klik proses verifikasi jika
sudah selesai

*Temuan dilapangan memuat


hasil singkat PE yang sudah
dilakukan meliputi identitas diri
9 8 dan resume kejadian dan
rencana tindak lanjut diisi
dengan sebenar-benarnya
A. Laporan Mingguan SKDR

B. Analisa Laporan Mingguan SKDR


OUTLINE
C. Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)

D. Analisa Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)


Surveilans berbasis kejadian (1/2)
Dilaporkan melalui web SKDR, telp/wa/email ke PHEOC, notifikasi dari jejaring surveilans global atau
berasal dari hasil media screening.
Contoh: KLB Difteri di Garut
Laporan Dinas
Notifikasi IHR atau dari negara lain Kesehatan Garut
melalui web SKDR
tentang kematian 6
orang warga di Desa
Sukahurip dengan
Rumor di masyarakat / Media penyebab yang belum
Kontak PHEOC (Public dipastikan.
Health Emergency
Operations Centre)
Kemenkes
Telp/WA:
Kemenkes Dilakukan Verifikasi oleh Dinkes
Pintu Masuk Negara 0877-7759-1097
email:
poskoklb@yahoo.com
Dilakukan PE & pemeriksaan spesimen oleh
Dinkes dan Kemenkes
Dinkes
Kab/Kota/Provinsi
Hasil PE dan lab menunjukkan difteri

website SKDR Respon:


Fasyankes (untuk yang memiliki akses) Tatalaksana kasus suspect dan kontak erat
Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI)
Surveilans berbasis kejadian (2/2)
Item Pengumpulan data Analisis dan Interpretasi Diseminasi dan Respon

Laporan/rumor tentang kejadian penyakit/kematian di manusia atau Data yang sudah diverifikasi Dilakukan berdasarkan hasil
Objek hewan dan keracunan makanan/minuman/zat kimia serta dilakukan analisis dan analisis dan diskusi bersama
vektor/binatang pembawa penyakit interpretasi pakar

Lokasi Nasional/internasional Kab/Kota/Prov/Nasional Kab/Kota/Prov/Nasional

● Masyarakat Dinkes Kab/Kota, Provinsi Kementerian Kesehatan


● Seluruh KKP Pakar/ Ahli Dinkes Kab/Kota, Provinsi
● 816 Rumah Sakit (26%) Organisasi profesi Kementerian/Lembaga lain
Stakeholder
● Seluruh Dinkes Kab/Kota, Provinsi
● 51 Laboratorium (17.7%)
● Seluruh B/BTKL PP

Pasif ● Komunikasi risiko ke


dengan menerima laporan melalui telp/WA/email PHEOC/SKDR/Silantor masyarakat
Aktif ● Mobilisasi Tenaga
Metode Cadangan Kesehatan,
- melakukan media screening tentang KLB di media lokal/internasional
vaksin, obat dan alat
& melakukan PE untuk memverifikasi laporan/rumor yang masuk diagnosis ke daerah
- Surveilans vektor rutin terdampak

● Terbatasnya jumlah, kualitas dan distribusi tenaga surveilans/ Kurangnya komitmen


epidemiolog/Entomolog, baik di tingkat Kab/Kota dan Provinsi kepala daerah terhadap
Tantangan ● Kurangnya pemahaman pemegang kebijakan di Dinas Kesehatan pelaksanaan respon di
wilayahnya
tentang fungsi dari SKDR dalam kewaspadaan dini
● Belum semua daerah terjangkau jaringan telepon dan internet.
LAPORAN SURVEILANS BERBASIS KEJADIAN (EBS)
Langkah :
EBS  Formulir EBS
o Pilih Menu EBS
o Pilih Menu Formulir
EBS
Tujuan :
o Pelaporan penyakit
potensial wabah yang
harus dilaporkan < 24
jam
o Penambahan data baru
laporan EBS
o Perubahan edit data
dari laporan EBS
MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA EBS (1/5)
EBS  Formulir EBS
LANGKAH :
1. Pilih Menu EBS kemudian
pilih Sub Menu Formulir
3 EBS
2
2. Gunakan fungsi pencarian
untuk mencari data
berdasarkan provinsi atau
1 kabupaten
3. Jika data belum ada dalam
sistem, klik Tambah untuk
4 menambahkan data baru
4. Atau Klik Edit untuk
melakukan perubahan data
EBS
MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA EBS (2/5)
EBS  Formulir EBS

LANGKAH :
5. Lengkapi data EBS
• Informasi yang harus dilengkapi dikelompokan menjadi Informasi Dasar, Informasi penyakit,
Deskripsi kejadian, Respon KLB, Lampiran file pendukung laporan
• Sebagai laporan awal dapat mengirimkan informasi berdasarkan data yang sudah ada
6. Klik simpan atau Simpan dan keluar untuk menyimpan data ke dalam sistem
MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA EBS (3/5)
Bagian Informasi Dasar
Data Keterangan
Provinsi Pilihan provinsi lokasi kejadian
Kab/Kota Pilihan kabupaten/Kota lokasi kejadian
Kecamatan Pilihan kecamatan lokasi kejadian
Subject Judul laporan singkat dengan format “Nama Penyakit - Lokasi Kejadian (Prov/Kab/Kecamatan)”
No EBS Pemberian kode unik pelaporan otomatis oleh sistem
Tgl Laporan Tanggal melaporkan kejadian
Status Rumor Pilihan :
1. Terverifikasi : rumor penyakit yang dilaporkan sudah mendapatkan informasi jenis penyakit, jumlah kasus
dan informasi lain yang dapat dikonfirmasikan data-datanya
2. Terverifikasi dan sudah dilakukan koordinasi lintas sektor : rumor penyakit yang dilaporkan sudah
mendapatkan informasi jenis penyakit, jumlah kasus dan informasi lain yang dapat dikonfirmasikan data-
datanya. Tindakan respon sudah dilakukan dengan berkoordinasi dengan sektor lain yang terkait
3. Dalam investigasi : rumor penyakit masih dalam penyelidikan
4. Discarded : rumor penyakit tidak perlu direspon/diambil tindakan lebih lanjut
Sumber informasi Pilihan sumber informasi yang melaporkan kejadian penyakit
Nama pelapor Nama jelas pelapor
Telp pelapor No telephone pelapor yang dapat dihubungi
Latitude dan Longitude Titik koordinat lokasi kejadian. Terisi secara otomatis setelah melengkapi variable Peta Lokasi Rumor
Peta Langkah untuk mendapatkan titik koordinat :
1. Tuliskan nama lokasi
2. Klik pada peta untuk menampilkan titik koodinat lokasi pada latitude dan Longitude
MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA EBS (4/5)
Bagian Informasi Penyakit
Data Keterangan
Penyakit Rumor Pilihan penyakit rumor yang dilaporkan saat pertama kali laporan diterima
Pilihan penyakit. Informasi penyakit yang dipilih berdasarkan hasil verifikasi dari petugas kesehatan atau
Penyakit Terverifikasi
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
Sumber verifikasi Pilihan sumber informasi yang digunakan untuk melengkapi variabel penyakit terverifikasi
Jumlah Kasus Jumlah kasus yang dilaporkan
Jumlah Kematian Jumlah kematian yang dilaporkan
Diperiksa Lab Pilihan (Ya/Tidak) apakah dilakukan pemeriksaan laboratorium
Hasil Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium
Pria Jumlah kasus jenis kelamin pria
Wanita Jumlah kasus jenis kelamin wanita
Umur Jumlah kasus menurut kelompok umur

Bagian Deskripsi Kejadian


Data Keterangan
Tuliskan informasi singkat kejadian rumor penyakit yang dilaporkan, jumlah kasus dan kematian, initial
Informasi
kasus, jenis kelamin dan umur kasus, alamat kasus, gejala.
Tuliskan kronologi kasus antara lain informasi tanggal mulai sakit dan riwayat berobat, tanggal ambil
Kronologi
spesimen, kondisi kasus dan tindakan yang sudah dilakukan terhadap kasus.
Tindakan Tuliskan tindakan yang sudah dilakukan oleh petugas kesehatan.
Tuliskan saran yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dilapangan untuk
Saran
kejadian penyakit yang dilaporkan.
MELAKUKAN PENGINPUTAN DATA EBS (5/5)
Bagian Respon KLB
Data Keterangan
Pilihan Ya/Tidak. Kriteria untuk respon < 24 jam adalah sudah mendapatkan informasi jenis penyakit, jumlah kasus dan
Respon < 24 Jam
informasi lain yang dapat dikonfirmasikan data-datanya.
Formulir W1 Pilihan Ya/Tidak. Jika ada formulir W1 maka formulir dilampirkan melalui Tab Lampiran file pendukung
KLB Pilihan Ya/Tidak. Jika dinyatakan KLB, formulir W1 maka formulir dilampirkan melalui Tab Lampiran file pendukung
Tanggal KLB dimulai Tanggal dimulai KLB
Tanggal berakhir KLB Tanggal berakhir KLB
Tanggal KLB diketahui Tanggal diketahui pertama kali rumor penyakit
Tanggal ditanggulangi Tanggal mulai ditanggulangi rumor penyakit yang dilaporkan
Pilihan :
Situasi KLB 1. Berakhir : KLB penyakit berhasil ditanggulangi
2. Masih berlangung : KLB penyakit masih ditanggulangi oleh petugas kesehatan
ID KLB Nomor unik KLB

Bagian Dokumen Pendukung


Data Keterangan
Add Klik tombol Add untuk menampilkan pilihan dokumen yang akan dilampirkan
A. Laporan Mingguan SKDR

B. Analisa Laporan Mingguan SKDR


OUTLINE
C. Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)

D. Analisa Laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS)


ANALISA DATA EBS
Langkah :
EBS  Analisa EBS
o Pilih Menu EBS
o Pilih Menu Analisa EBS
Tujuan :
o Menampilkan data EBS
dalam bentuk tabel
Daftar Laporan
Surveilans Berbasis
Kejadian
o Menampilkan laporan
EBS dalam bentuk tabel
laporan STP KLB
o Export data rumor
terpilih ke dalam bentuk
MS. Excel
MENAMPILKAN TABEL JUMLAH KASUS MENURUT TEMPAT
EBS  Analisa EBS
LANGKAH :
1. Pilih Menu EBS kemudian
pilih Sub Menu Analisa
2 EBS
2. Pilih Tab Laporan
3. Pilih Tipe Laporan : Daftar
3 Laporan Surveilans
1 4 Berbasis Kejadian
4. Pilih variabel data yang
akan ditampilkan.
5. Klik Proses untuk
menampilkan tabel

5
MENAMPILKAN DATA EBS DALAM BENTUK TABEL LAPORAN STP KLB
EBS  Analisa EBS
LANGKAH :
1. Pilih Menu EBS kemudian
pilih Sub Menu Analisa
2 EBS
2. Pilih Tab Laporan
3. Pilih Tipe Laporan : Daftar
3 Laporan Surveilans
1 4 Terpadu Berbasis KLB
4. Pilih variabel data yang
akan ditampilkan.
5. Klik Proses untuk
menampilkan tabel

5
MENAMPILKAN DATA EXPORT SURVEILANS BERBASIS KEJADIAN (EBS)
EBS  Analisa EBS

2
3 5
1 4

LANGKAH :
1. Pilih Menu EBS kemudian pilih Sub Menu Analisa EBS
2. Pilih Tab Laporan
3. Pilih Tipe Laporan : Export
4. Pilih variabel data yang akan ditampilkan
5. Pilih Fields yang akan diexport
6. Klik Proses untuk menampilkan tabel
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (1/8)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
SMS Inkubasi
BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada
Peningkatan kasus 2 kali dari Peningkatan kasus 2 kali dari
A Diare Akut umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi 1-3 hari
periode waktu Sebelumnya periode waktu sebelumnya
cair dan berlangsung kurang dari 7 hari)
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Fase Pemberantasan dan Pre Peningkatan kasus 2 kali dari
plasmodium yang dapat ditandai dengan antara lain eliminasi: peningkatan kasus 2 kali periode waktu sebelumnya
B Malaria demam menggigil, anemia dan hepatosplenomegali, 12-30 hari dari periode sebelumnya Eliminasi (untuk daerah endemis) atau
penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan dan Pemeliharaan: Jika ditemukan 1 1 kasus Malaria konfirmasi
nyamuk anopheles betina kasus Indegenous untuk daerah bukan endemis
Tinggal/berpergian ke daerah endemis dengue
mengalami demam dan minimal 2 kriteria sebagai
berikut:
Untuk KLB DBD:
• Mual muntah
• Peningkatan kasus 2 kali dari
• ruam
periode waktu sebelumnya
Tersangka • nyeri perut Peningkatan kasus 2 kali dari
C 4-7 hari • Sebelumnya tidak ada kasus
Dengue • uji tourniquet positif periode waktu sebelumnya
• Peningkatan kematian >50%
• leukopenia
Untuk tersangka dengue tidak ada
• warning sign apapun: nyeri abdomen, muntah
kriteria KLB
persisten, perdaraan mukosa, letargi, irritable,
pembesaran hepar lebih dari 2 cm, klinis penumpukan
cairan (edema, efusi, ascites).
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (2/8)
Kode
Penyakit Definisi Masa Inkubasi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
SMS
Infeksi saluran napas bawah akut yang ditandai dengan
demam, gejala saluran napas (misalnya batuk), dan
adanya bukti keterlibatan jaringan/parenkim paru melalui Peningkatan kasus 2 kali
Peningkatan kasus 2 kali dari
D Pneumonia pemeriksaan fisik yaitu napas cepat, retraksi dada/ 1-14 hari dari periode waktu
periode waktu sebelumnya
Tarikan Dinding Dada bagian bawah Kedalam (TDDK) sebelumnya
dan gambaran infiltrat pada pemeriksaan radiologi
(rontgen dada/ thoraks)

Diare Diare dengan darah dan lender dalam tinja dapat disertai Peningkatan kasus 2 kali
Peningkatan kasus 2 kali dari
E Berdarah/ dengan adanya tenesmus. Disentri berat adalah disentri 1-4 hari dari periode waktu
periode waktu sebelumnya
Disentri yang disertai dengan komplikasi. sebelumnya

Penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, Peningkatan kasus 2 kali
Tersangka Peningkatan kasus 2 kali dari
F dengan gejala demam naik turun, gangguan pencernaan, 7-14 hari dari periode waktu
Demam Tifoid periode waktu sebelumnya
dan kadang disertai gangguan kesadaran. sebelumnya
• Untuk sindrom Klaster ≥20 kasus
Kumpulan gejala yang terdiri dari Klaster ≥2 kasus Hepatitis A
jaundice: <14 hari Hepatitis
Sindrom kulit dan sklera berwarna kuning yang berhubungan secara
G • Untuk hepatitis A: 10- A yang berhubungan
Jaundice Akut dan urine berwarna gelap yang epidemiologi atau 1 kasus
50 hari, rata-rata 28 secara
timbul secara mendadak Sindrome Jaudis Akut
hari epidemiologi
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (3/8)
Kode Masa Nilai Ambang
Penyakit Definisi Kriteria KLB
SMS Inkubasi Batas
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Chikungunya
(CHIKV) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Peningkatan kasus
Tersangka Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu
H (Arthropodborne virus/mosquitoborne virus) ditandai 3-7 hari 2 kali dari periode
Chikungunya sebelumnya
demam mendadak > 38,5ºC dan nyeri persendian hebat waktu sebelumnya
(severe athralgia) dan atau dapat disertai ruam (rash)
Seseorang dengan ILI disertai riwayat kontak unggas
sakit atau mati mendadak atau produk unggas dalam 7
Tersangka Flu 1 kasus tersangka
J hari terakhir ATAU Seseorang dengan ILI disertai 1-7 hari 1 kasus konfirmasi laboratorium
Burung flu burung
leukopenia dan gambaran pneumonia yang cepat
memburuk pada serial foto toraks.
• KLB Suspek Campak: 5 atau lebih kasus
suspek campak dalam waktu 4 minggu
berturut-turut dan ada hubungan
epidemiologi
• KLB Campak Pasti/Konfirmasi: Apabila
Tersangka Setiap kasus dengan gejala demam dan ruam 1 kasus tersangka
K 7-18 hari hasil lab minimum 2 spesimen positif IgM
Campak makulopapular. campak
Campak dari hasil pemeriksaan kasus
pada KLB Suspek Campak ATAU hasil
pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan
minimum 2 spesimen positif campak dan
ada hubungan epidemiologi
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (4/8)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
SMS Inkubasi
Gejala faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis, atau
1 kasus tersangka difteri dengan hasil
kombinasinya disertai demam atau tanpa demam dan
Tersangka lab confirm kultur positif atau
L adanya pseudomembran putih keabuabuan yang sulit 1-10 hari 1 kasus tersangka difteri
Difteri mempunyai hubungan epidemiologi
lepas, mudah berdarah apa bila dilepas atau dilakukan
dengan kasus kultur positif
manipulasi.
Batuk lebih dari 2 minggu disertai minimal satu gejala di
bawah ini:
1 kasus tersangka pertussis dengan
• batuk yang khas (terusmenerus/ paroxysmal)
Tersangka hasil lab confirm positif atau
M • napas dengan bunyi “whoop” 9-10 hari 1 kasus tersangka pertussis
Pertussis mempunyai hubungan epidemiologi
• muntah setelah batuk tanpa sebab yang lain
dengan kasus positif
• untuk anak usia <1 tahun: henti napas dengan atau
tanpa sianosis (bibir kebiruan)
AFP (Lumpuh Kasus lumpuh layuh (flaccid paralysis), mendadak
N Layuh (acute), bukan disebabkan oleh ruda paksa/trauma pada 1-14 hari 1 kasus konfirm polio 1 kasus AFP
Mendadak) anak <15 tahun.
Kasus Gigitan
Kasus gigitan hewan (anjing, kucing, monyet, atau hewan Peningkatan 2 kali
Hewan 1 kasus lyssa (kematian
P berdarah panas lainnya) yang dapat menularkan rabies 2-8 minggu kasus GHPR tanpa
Penular karena rabies)
pada manusia. diganggu (provokasi)
Rabies
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (5/8)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
SMS Inkubasi
(1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); awalnya makula kecil kemerahan,
papula gatal dan tidak nyeri. pada inokulasi, dalam waktu 2-3 hari papula
berkembang menjadi vesikel hemoragik. Lesi menjadi nekrosis atau Daerah bebas Daerah bebas antraks:
mengalami ulserasi, kemudian membentuk kerak hitam dan kering (Eschar) antraks: • Terdapat 1 kasus suspek
(patognomonik) yang disertai bengkak (non pitting oedema) di sekelilingnya. • KLB terjadi antraks pada manusia
• Antraks
Antraks kulit dapat disertai gejala sistemik seperti demam, sakit kepala dan bila • Terdapat hewan ternak
Kulit: 1- 5
pembengkakan kelenjar limfe regional. ditemukan 1 sakit/mati mendadak
hari
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa sakit perut kasus positif yang mengeluarkan
hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis antraks darah dari lubang hidung,
• Antraks
akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah mulut, kuping, dan dubur.
Tersangka Saluran
Q inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
Antraks Pencernaan
(3). Antraks Saluran Nafas (Inhalational Anthrax); Gejala klinis antraks saluran Daerah endemis Daerah endemis antraks:
: 2-5 hari
nafas sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala antraks: • Peningkatan suspek
semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, • Bila ada antraks pada manusia
• Antraks
sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi peningkatan • Terdapat hewan ternak
Paru-Paru:
lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis kasus antraks sakit/mati mendadak
1-5 hari
timbul. dari periode yang mengeluarkan
(4). Antraks Meningnitis merupakan komplikasi (perkembangan klinis yang waktu darah dari lubang hidung,
serius) dari salah satu 3 bentuk antraks (kulit, saluran pencernaan dan saluran sebelumnya mulut, kuping, dan dubur.
nafas), dengan gambaran klinis demam, nyeri kepala hebat, kejang, kaku
kuduk, dan penurunan kesadaran. Mortalitas hampir 100%.
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (6/8)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
SMS Inkubasi
Demam akut ≥ 38,5° atau Riwayat demam dalam 7 hari terakhir, dengan atau
tanpa sakit kepala disertai nyeri otot, malaise, dengan atau tanpa conjunctival Sesuai kriteria KLB Pada daerah yang
Tersangka
R Leptospirosis
suffusion (radang pada konjungtiva), disertai riwayat kontak dengan 3-7 hari di Permenkes 1501 rentan tertular
lingkungan yang terkontaminasi urine tikus yang mengandung bakteri Tahun 2010 leptospira
leptospira (daerah banjir, persawahan, selokan dan lain-lain)
Tersangka Diare terus menerus, cair seperti air cucian beras, tanpa sakit perut, disertai 1 kasus konfirmasi 1 kasus tersangka
S 2 jam – 5 hari
Kolera mual dan muntah di awal penyakit kolera kolera
Didapatkan dua atau lebih kasus/kematian yang memiliki hubungan
Klaster epidemiologi dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/desa Peningkatan kasus 2 atau lebih kasus
T Penyakit yang tidak lazim dalam satu periode waktu yang sama (±7 hari), yang tidak dapat ±7 hari 2 kali dari periode klaster penyakit yang
tidak lazim dimasukan ke dalam definisi kasus penyakit yang lain dan belum diketahui waktu sebelumnya tidak lazim
etiologinya
Tersangka Sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. 1 kasus KLB bila Peningkatan kasus
U Meningitis/ Pada anak <1 tahun, kasus suspek meningitis terjadi bila adanya demam belum pernah 2 kali dari periode
Ensefalitis disertai dengan ubun-ubun besar yang menonjol ditemukan waktu sebelumnya
Acute Encephalitis Syndrome (AES) adalah keadaan seseorang pada semua
golongan umur yang secara mendadak menunjukkan gejala demam dan
perubahan status mental, termasuk confusion (bingung), disorientasi, koma,
Japanese
atau kesulitan bicara, dan/atau adanya kejang (tidak termasuk kejang demam
Encephalistis
sederhana) disertai gejala awal meningkatnya iritabilitas, somnolen
(mengantuk), atau tingkah laku abnormal yang lebih menonjol dibandingkan
dengan penyakit demam lainnya.
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (7/8)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
SMS Inkubasi
Bayi lahir hidup dapat menangis dan menetek selama 2 hari
Tersangka
pertama, kemudian mulut mencucu (trismus) sehingga sulit
V Tetanus 3-28 hari 1 kasus KLB 1 kasus tersangka TN
Neonatorum menetek disertai kejang rangsang, yang dapat terjadi sejak
umur 3 - 28 hari.
Orang yang berusia lebih dari 28 hari dengan minimal satu
gejala
Tersangka akut yaitu:
W 3-12 hari 1 kasus kematian 1 kasus tersangka tetanus
Tetanus a. Trismus (lock jaw)
b. Spasme pada otot wajah (Risus Sardonicus)
c. Kontraksi dan kekejangan otot umum
Penderita dengan demam ≥ 38°C (pengukuran suhu pada
ILI (Influenza Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu
Y saat pasien datang ke Puskesmas), dan disertai batuk.
Like illness) sebelumnya
Gejala tidak lebih dari 10 hari.
Peningkatan kasus 2 kali (cluster) dari
Klaster ≥ 2 kasus
periode waktu sebelumnya
Tersangka Demam 38-39°C dalam 3-7 hari, nyeri telan, nafsu makan dalam satu
HFMD (Hand, turun, muncul vesikel di rongga mulut dan atau ruam di institusi yang
Z 3-7 hari Atau
Foot, Mouth telapak tangan, kaki dan bokong. Biasanya terjadi pada memiliki
Disease) anak dibawah 10 tahun. hubungan
Klaster ≥ 2 kasus dalam satu institusi yang
epidemioogi
memiliki hubungan epidemiologi
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (8/8)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
SMS Inkubasi
Suspek Covid Kasus COVID-19 diklasifikasikan menjadi kasus suspek,
AC 5-6 hari 1 kasus KLB 1 kasus Suspek Covid 19
19 kasus probabel, dan kasus konfirmasi

Total Jumlah kunjungan pasien yang datang berobat dan terdaftar


X
Kunjungan di fasilitas kesehatan (puskesmas atau pustu)

Anda mungkin juga menyukai