Anda di halaman 1dari 9

Perancangan Manajemen Bandwidth dan

Optimalisasi Jaringan Pada Computer Plus IT


Education Center
Isrom Febriansyah
Program studi Informatika
Institut Teknologi dan Bisnis Palcomtech
Palembang, Indonesia
Isromfebri1@gmail.com

Abstrak --- Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin tinggi. Tidak hanya melalui
tak diragukan lagi, terlebih lagi di bidang layanan kabel saja, tetapi akses internet juga sudah
internet. Karena kebutuhan masyarakat akan data dapat dilakukan melalui nirkabel atau
internet sudah semakin tinggi. Tidak hanya melalui jaringan tanpa kabel. Namun jaringan
kabel saja, tetapi akses internet juga sudah dapat
nirkabel ini memiliki kinerja yang lebih
dilakukan melalui nirkabel atau jaringan tanpa
kabel. Namun jaringan nirkabel ini memiliki kinerja
buruk dibandingkan jaringan yang
yang lebih buruk dibandingkan jaringan yang menggunkan kabel. Karena beberapa faktor
menggunkan kabel. Karena beberapa faktor seperti seperti jangkauan sinyal, jumlah perangkat
jangkauan sinyal, jumlah perangkat yang terhubung, yang terhubung, dan belum adanya
dan belum adanya manajemen bandwidth. PCQ (Per manajemen bandwidth.
Connection Queue) merupakan penyempurnaan dari Manajemen Bandwidth merupakan
SFQ PCQ didesain untuk kondisi client yang sangat hal yang penting di dalam jaringan. Karena
banyak dan sangat merepotkan jika harus membuat dengan adanya manajemen bandwidth kita
banyak rule. PCQ bisa membatasi bandwidth client dapat membagi bandwidth sesuai
secara merata.(Sofana, 2017:348). Perancangan kebutuhan pada setiap user yang
manajemen bandwidth dengan menggunakan router
terhubung. Selain itu dengan adanya
mikrotik dan Winbox sebagai media konfigurasi
manajemen bandwidth di Computer Plus IT manajemen bandwidth yang baik, maka
Education. Dengan melakukan perancangan bandwitdh yang ada dapat digunakan
manajemen bandwidth dan optimalisasi jaringan secara maksimal oleh user. Koneksi
pada Computer Plus IT Education center dapat internet yang buruk dapat mengakibatkan
menjadi solusi agar bandwidth yang tersedia dapat user mengalami kesulitan dalam
dimanfaatkan lebih optimal dari sebelumnya dengan mengakses fasilitas internet. Selain itu
cara mengkonfigurasi manajemen bandwidth. Proses besaran download, upload dan streaming
kerja dari simple queue sendiri melakukan untuk setiap user menjadi tidak merata.
penerapan target download dan upload yang telah Hal ini disebabkan oleh belum adanya
diberikan sebesar 2MBps yang kemudian akan
pembatasan maksimal atau minimalnya
disebarkan ke setiap user aktif di jaringan dengan
bandwidth yang sama rata.
bandwidth untuk setiap user. Sehingga
kecepatan akses internet ketika melakukan
Kata Kunci---Manajemen Bandwidth, PCQ, Simple queue. download, upload, dan streaming menjadi
kurang stabil saat digunakan oleh user
I. Pendahuluan Computer Plus IT Education Center
yang merupakan salah satu LKP (Lembaga
Perkembangan teknologi saat ini sudah tak Kursus dan Pelatihan) di kota Palembang.
diragukan lagi, terlebih lagi di bidang layanan Karena sebagai tempat kursus dan
internet. Karena kebutuhan masyarakat akan data pelatihan. Computer Plus memerlukan
internet sudah akses jaringan yang stabil, yang dapat di
akses oleh seluruh murid dan staff.

1
Pada saat ini Computer Plus masih 2. Jaringan Komputer Berdasarkan Media
menggunakan jaringan internet secara langsung Transmisi
dari modem ISP, akibatnya dari hal tersebut Berdasarkan media transmisi jaringan
terdapat kendala seperti kurang maksimal nya
komputer dapat dibagi menjadi media
jaringan dalam memanajemen bandwidth yang
dapat menimbulkan munculnya monopoli jaringan transmisi wired atau kabel dan media trasmisi
atau perebutan jaringan oleh user aktif. wireless atau tanpa kabel.
Salah satu solusi dari permasalahan yang
dihadapi oleh Computer Plus IT Education, yaitu 1. Media Transmisi Wired/kabel
dengan melakukan perancangan serta Menurut Sofana, (2017:23) wired
pengoptimalan jaringan dengan menggunakan network adalah jaaringan komputer yang
router mikrotik, yang kemudian akan
menggunakan kabel sebagai media
disambungkan keruangan yang memerlukan akses
jaringan dengan tujuan agar manajemen bandwidth penghantar. Dan kabel yang umum
dapat lebih maksimal sehingga tidak ada lagi yang digunakan pada jaringan komputer biasanya
namanya monopoli jaringan. menggunakan bahan dasar tembaga.

II. Landasan Teori 2. Media Transmisi wireless (tanpa kabel)


Menurut Muhammad & Hasan, (2016:12)
A. Jaringan Komputer
Media transmisi Wireless (tanpa kabel)
Menurut Haryanto & Riadi, (2014:1372)
adalah teknologi yang menghubungkan dua
Sebuah jaringan biasanya terdiri dari dua atau
piranti untuk bertukar data tanpa media
lebih komputer yang saling berhubungan diantara
kabel. Adapun Wireless Fidelity (WiFi),
satu dengan yang lainnya, dan saling berbagi
yaitu perangkat standar yang digunakan
sumber daya misalnya CDROM, Printer,
untuk komunikasi jaringan lokal tanpa kabel
Pertukaran File, atau memungkinkan untuk saling
(Wireless Local Area Network/WLAN).
berkomunikasi secara elektronik. Komputer yang
terhubung tersebut dimungkinkan terhubungan
3. Jaringan Komputer Berdasarkan Pola
dengan media kabel, saluran telepon, gelombang
Pengoperasian
radio, satelit atau infrared.
Berdasarkan dari pola pengoperasiannya
jaringan komputer dapat dibedakan menjadi :
B. Jenis – Jenis Jaringan Komputer
Jaringan komputer dapat dibedakan
1. Peer To Peer
berdasarkan beberapa kritera, seperti luas area,
Pada jaringan ini tidak ada komputer
media transmisi, dan pola pengoprasiannya.
client maupun komputer server karena
semua komputer dapat melakukan
1. Jaringan Komputer Berdasarkan Areanya
pengiriman maupun penerimaan informasi
Berdasarkan areanya jaringan komputer
sehingga semua komputer berfungsi sebagai
dapat dibedakan menjadi :
client sekaligus sebagai server. (Yudianto,
1. PAN (Personal Area Network)
2014:3)
2. LAN (local Area Network)
3. MAN (Metropolitan Area Network)
2. Client Server
4. WAN (Wide Area Network)
Sistem jaringan client server
memungkinkan adanya fungsi dan aplikasi
terpusat pada satu atau lebih file server. File
server menjadi jantung sistem jaringan

2
menyediakan akses file, beserta sistem IPv4 memiliki 5 kelas yang setiap kelas-nya
keamanannya. Komputer client bisa memiliki kapasitas yang berbeda. Berikut adalah
mengakses data di server. (Kusumaningrum, kelas kelas yang dimiliki IPv4.
2016:130) 1. IP Address Kelas A
2. IP Address Kelas B
C. Topologi Jaringan 3. IP Address Kelas C
Topologi adalah suatu aturan/rules 4. IP Address Kelas D
bagaimana menghubungkan komputer (node) satu 5. IP Address Kelas E
sama lain secara fisik dan pola hubungan antara
komponen-komponen yang berkomunikasi 2. IPv6
melalui media/peralatan jaringan, seperti : server, Menurut Sofana, (2017:141) berbeda dengan
workstation, Hub/switch, dan pengabelannya, IPv4, pada IPv6 alokasi IP address adalah 128 bit
sedangkan jaringan merupakan sebuah sistem atau sejumlah 2128 buah IP address, (sekitar
yang terdiri atas komputer, perangkat komputer, 3.4x1038) buah IP address.
tambahan dan perangkat jaringan lainnya yang
saling berhubungan dengan menggunakan media E. QoS (Quality Of Service)
tertentu dengan aturan yang sudah ditetapkan. Menurut Sofana, (2017:331) Tujuan utama
(Halawa, 2016:68) QoS adalah untuk menjamin aliran data bagi
Ada beberapa topologi jaringan komputer aplikasi hingga level tertentu, yaitu kinerja yang
yang biasa di pakai untuk jaringan Local Area dirasakan “secara rill” oleh pengguna network
Network (LAN), yaitu : tersebut.
1. Topologi bus
2. Topologi Ring Pada QoS (Quality of Service) terdapat
3. Topologi Star beberapa metode diantaranya:
4. Topologi Mesh
1. HTB (Hierarchical Token Bucket)
D. IP Address Menurut Sofana, (2017:336) HTB
Alamat IP (IP Address) adalah alamat yang (Hierarchical Token Bucket) merupakan
diberikan pada jaringan komputer dan peralatan algoritma yang digunakan untuk
jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. mengendalikan QoS (semua tipe queues dan
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet kontrol bandwidth) di dalam RouterOS.
Protocol) adalah sekelompok protokol yang HTB mendukung teknik bursting dan
mengatur komunikasi data komputer di internet. mengendalikan aliran data keluar (outbound
(Mulyana, 2013:237) data flow). Kita tidak dapat memvatasi trafic
yang masuk ke suatu interface (inbound data
Ada dua macam versi ip yaitu IPv4 dan flow).
IPv6. Berikut adalah uraian dari versi - versi IP
address. 2. PCQ (Per Connection Queue)
1. IPv4 PCQ (Per Connection Queue)
Menurut Sofana, (2017:123) Ipv4 merupakan penyempurnaan dari SFQ PCQ
adalah IP address yang dibentuk oleh didesain untuk kondisi client yang sangat
sekumpulan bilangan biner 32 bit, yang banyak dan sangat merepotkan jika harus
dibagi 4 bagian. Setiap bagian panjanganya 8 membuat banyak rule. PCQ bisa membatasi
bit.

3
bandwidth client secara merata. (Sofana, yang terkoneksi ke router mikrotik, WinBox
2017:348) mikrotik, dan fitur queue pada router mikrotik.

Ada dua jenis teknik Queue yang dapat 2. Desain


digunakan di Mikrotik, yaitu Simple queue Pada tahap ini penulis melakukan
dan Queue Tree. perancangan topologi jaringan yang akan di
bangun dan di lanjutkan dengan
1. Simple Queue mengkonfigurasi komputer yang bertugas
Metode Simple Queue merupakan sebagai server yaitu melakukan manajemen
metode yang cukup sederhana dalam bandwidth dari Internet Service Provider (ISP)
melakukan konfigurasinya. Pada metode untuk digunakan oleh user. Setelah
simple queue kita tidak bisa dilakukannya konfigurasi pada komputer yang
mengalokasikan bandwith khusus ICMP bertugas menjadi server maka langkah
(internet Control Message Protocol) selanjutnyaa adalah penentuan IP address.
sehingga apabila pemakaian bandwith pada Penentuan IP address ini bertujuan untuk
klien sudah penuh ping time nya akan naik mendaftarkan IP address mana saja yang akan
dan bahkan RTO (Request time out). (Nur digunakan untuk browsing. Selanjutnya
Ilham, 2018:44) melakukan konfigurasi aturan untuk
menentukan maksimal bandwidth dan limit
2. Simple queue tree yang akan diterapkan.
Metode Queue Tree merupakan
motode yang cukup rumit dalam 3. Implementasi
melakukan konfigurasinya. Keunggulan Untuk implementasi dapat dilakukan
yang terdapat pada metode Queue Tree setelah semua konfigurasi telah selesai
adalah kita dapat mengalokasikan bandwith dilakukan.Implementasi dilakukan dengan
ICMP jadi, ketika bandwith yang terdapat menggunakan Winbox sebagai salah satu tools
pada klien penuh, ping timenya masih yang digunakan untuk melihat atau mengamati
dapat stabil. (Nur Ilham, 2018:44). sistem yang akan diterapkan.

III. Metode Penelitian 4. Testing


Metode yang penulis gunakan untuk me- Setelah manajemen bandwidth selesai di
manajemen bandwidth adalah dengan metode rancang penulis melakukan testing untuk
simple queue. Semua refrensi yang diperoleh melihat apakah kecepatan bandwidth sudah
penulis bersumber dari buku, dan jurnal-jurnal. sesuai dengan yang telah ditentukan.
Berdasarkan hal tersebut berikut metode
penelitian yang dilakukan untuk pembuatan B. Metode Pengumpulan Data
laoran ini. Pengumpulan data yang diperlukan
sebagai bahan untuk penulisan laporan ini
A. Analisis Penelitian adalah menggunakan metode sebagai
1. Analisa Kebutuhan berikut :
Kebutuhan untuk dibangunnya 1. Wawancara
manajemen bandwidth guna untuk membatasi Wawancara dilakukan dengan Bapak
penggunaan internet biasanya menggunakan Ardian Imansyah putra selaku Direktur dari
kuota bandwidth yang terbatas dari ISP, user LKP Computer Plus.

4
B. Konfigurasi Jaringan
2. Observasi Dalam tahap ini penulis merancangnya
Penulis melakukan observasi dengan cara dengan cara mengimplementasikannya terlebih
mengamati dan mencoba secara langsung dahulu konfigurasi manajemen bandwidth simple
jaringan yang ada di Computer Plus, sehigga queue menggunakan router mikrotik. Berikut
dapat mengetahui bagaimana kecepatan konfigurasi yang dilakukan penulis.
jaringan internet yang ada di Computer Plus.
1. Penulis mengubah nama interface yang
3. Studi Pustaka bertujuan untuk mempermudah mengenali
Studi pustaka dilakukan untuk menjadi setiap network yang akan di konfigurasi.
landasan penulis dalam membuat laporan, yaitu
dengan membaca dan mempelajari tulisan
tulisan yang berupa jurnal jurnal dan sumber
bacaan lainnya yang berkaitan dengan
manajemen bandwidth dan optimalisasi
jaringan.

IV. Hasil dan Pembahasan


Setelah penulis melakukan praktik kerja
lapangan selama satu bulan di Computer Plus IT
Education, maka penulis mengusulkan untuk Sumber : Hasil penelitian
tetap memanfaatkan semua infrastruktur yang ada Gambar 1. Mengubah nama interface
dan hanya mengusukan penambahan router
mikrotik yang nantinya akan digunakan untuk 2. penulis melakukan konfigurasi ip address
pembagian penggunaan bandwidth. ke setiap interface. Penulis memberikan
alamat ip address yang berbeda di setiap
A. Topologi yang diusulkan interface dengan tujuan untuk membedakan
Topologi yang penulis usulkan hanya identitas setiap interface.
mengalami penambahan pada router mikrotik.
Yang mana router mikrotik sendiri digunakan
untuk membatasi kecepatan bandwidth yang
ada di Computer Plus IT Education.

Sumber : Hasil Penelitian


Gambar 1. Topologi yang diusulkan Gambar 2. Konfigurasi IP Address

5
3. Penulis melakukan konfigurasi routes gateway
yang bertujuan untuk memilih jalur lintas
setiap network agar dapat saling terhubung.

Sumber : Hasil Penelitian


Gambar 5. Konfigurasi pool DHCP

6. penulis melakukan konfigurasi pada DHCP


server yang bertujuan untuk melakukan
penyebaran alamat IP secara otomatis ke
setiap user client yang terhubung di
jaringan.

Sumber : Hasil Penelitian


Gambar 3. Penambahan route gateway

4. Penulis melakukan konfigurasi pada DNS


server dengan menggunakan DNS dari ISP
dan DNS Google sebagai cadangan. Penulis
menggunakan DNS dari ISP bertujuan untuk
menerjemahkan alamat domain pada suatu Sumber : Hasil Penelitian
Gambar 6. Konfigurasi DHCP Server
website menjadi alamat ip dan DNS Google
digunakan jika sewaktu waktu DNS dari ISP
7. Penulis melakukan konfigurasi pada
down maka akan menggunakan DNS Google.
firewall yang bertujuan untuk mengalirkan
jaringan internet ke seluruh interface.
Penulis juga memilih chain = srcnat yang
digunakan untuk lalu lintas data. Untuk out
interface diberikan pada interface
INTERNET karena merupakan interface
yang terhubung dengan switch. Dan pada
menu action penulis menggunakan
masquerade yang bertujuan untuk
menyamarkan IP asli dari ISP/IP public.

Sumber : Hasil Penelitian


Gambar 4. Konfigurasi DNS

5. penulis melakukan konfigurasi dhcp pool yang


bertujuan untuk membatasi jumlah IP yang
akan digunakan di setiap network.
Sumber : Hasil Penelitian
Gambar 7. Konfigurasi Firewall

6
8. penulis melakukan setting pada zona dan 10. Penulis melakukan konfigurasi untuk
waktu yang bertujuan agar dapat melakukan memblokir internet di hari tertentu. Seperti
konfigurasi jadwal on dan off secara otomatis. di hari kamis ruangan di lantai 2 Computer
Plus IT Education tidak digunakan untuk
KBM, sehingga jaringan yang menuju
lantai 2 akan di blokir dan kemudian di
buka kembali di hari jumat secara otomatis.

Sumber : Hasil Penelitian


Gambar 8. Konfigurasi zona dan waktu

9. Penulis mengkonfigurasi limit bandwidth ke


Sumber : Hasil Penelitian
setiap interface router. Konfigurasi bandwidth Gambar 10. Konfigurasi memblokir jaringan
menggunakan metode PCQ (Per Connection
Queue), dengan menggunakan simple queue
sebagai pengatur bandwidth-nya, penulis
menggunakan simple queue karena merupakan
metode yang sederhana dalam mengatur
manajemen bandwidth. Yang mampu
membatasi limit bandwidth berdasarkan trafic
alamat IP, penulis memberikan bandwidth
dengan kecepatan upload dan download
sebesar 2Mbps untuk interface LANTAI_1
dan LANTAI_2, yang kemudian akan dibagi Sumber : Hasil Penelitian
rata keseluruh user aktif di setiap lantai jika di Gambar 11. Konfigurasi membuka blokir jaringan
LANTAI_1 terdapat 20 user aktif maka
bandwidth yang dapat diperoleh sebesar C. Pengujian Jaringan
102Kbps begitu juga yang terjadi pada Pada gambar 1 sampai 5 penulis
LANTAI_2. melakukan pengecekan limit bandwidth ke 5 user
aktif secara bersamaan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah konfigurasi yang telah kita
buat sudah berjalan dengan baik.

Sumber : Hasil Penelitian


Gambar 1. Pengecekan limit bandwidth

Sumber : Hasil Penelitian


Gambar 9. Konfigurasi limit bandwidth

7
V. Kesimpulan

Berdasarkan laporan praktek kerja

lapangan di Computer Plus IT Education dapat


Sumber : Hasil Penelitian
Gambar 2. Pengecekan limit bandwidth disimpulkan :

Dengan melakukan perancangan

manajemen bandwidth dan optimalisasi jaringan

Sumber : Hasil Penelitian pada Computer Plus IT Education center dapat


Gambar 3. Pengecekan limit bandwidth

menjadi solusi agar bandwidth yang tersedia

dapat dimanfaatkan lebih optimal dari

sebelumnya dengan cara mengkonfigurasi


Sumber : Hasil Penelitian
Gambar 4. Pengecekan limit bandwidth
manajemen bandwidth. Proses kerja dari simple

queue sendiri melakukan penerapan target

download dan upload yang telah diberikan

Sumber : Hasil Penelitian sebesar 2MBps yang kemudian akan disebarkan


Gambar 5. Pengecekan limit bandwidth
ke setiap user aktif di jaringan dengan bandwidth
Berdasarkan gambar 1 sampai 5 speedtest
yang sama rata. Penerapan target tersebut
menunjukkan hasil yang telah diterapkan
dilakukan secara keseluruhan tidak membatasi
manajemen bandwidth. Besar bandwidth yang
atau mengcluster secara port ataupun service.
didapat untuk kecepatan rata rata download sebesar
Maka apabila pemakaian bandwidth pada client
0,40 Mbps dan Upload sebesar 0,30 Mbps.
sudah mencapai 2MBps, ping time akan naik
Bandwidth yang didapat telah dibagi sesuai dengan
karena lambatnya jaringan atau bahkan RTO
kebutuhan.
(Request time out) pun akan terjadi, hal tersebut

yang menyebabkan tidak stabilnya trafik internet

dalam metode simple queue.

8
Daftar Pustaka Sakit Soedarsono Darmosoewito Di Batam. Jurnal
JARKOM, 7(1), 44–59.
[1] Ginta, P. W., Kusuma, G. P., & Negara, E. K. [10] Sofana, Iwan. 2017. Jaringan Komputer Berbasis
2013. Implementasi Tools Network Mapper Pada Mikrotik. Bandung: Informatika Bandung.
Lokal Area Network (LAN). Jurnal Media [11] Yudianto, M. J. N., & Noor, J. 2014. Jaringan
Infotama, 9(2). komputer dan Pengertiannya. Ilmukomputer.
[2] Halawa, S. 2016. Perancangan Aplikasi Com, 1, 1-10.
Pembelajaran Topologi Jaringan Komputer untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ) dengan Metode
Computer Based Instruction. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 3(1), 66–71.
https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/ju
rikom/article/view/53/32.
[3] Haryanto, M. D., & Riadi, I. 2014. Analisa Dan
Optimalisasi Jaringan Menggunakan Teknik Load
Balancing. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, 2,
1370–1378.
http://www.mendeley.com/research/analisa-dan-
optimalisasi-jaringan-menggunakan-teknik-load-
balancing.
[4] Kusumaningrum, A. 2016. Pengujian Kinerja
Jaringan Sistem Akses File Berbasis Client Server
Menggunakan Samba Server. In Conference
SENATIK STT Adisutjipto Yogyakarta (Vol. 2,
pp. 129-134).
[5] Muhammad, M., & Hasan, I. 2016. Analisa Dan
Pengembangan Jaringan Wireless Berbasis
Mikrotik Router Os V . 5. 20. Jurnal Elektronik
Sistem Informasi Dan Komputer, 2(1), 2(1).
[6] Mulyana, H. 2013. Perancangan Aplikasi
Pemeriksaan Ip Address Aktif. Techno Nusa
Mandiri, X(1), 236–241.
http://ejournal.nusamandiri.ac.id/ejurnal/index.php
/techno/article/view/118/114
[7] Muzawi, R., & Hardianto, R. 2016. Perancangan
Server Dan Analisis Quality of Service (QoS)
Jaringan Diskless PXE Linux Pada Laboratorium
Komputer STMIK-Amik-Riau. INOVTEK Polbeng
- Seri Informatika, 1(1), 20.
https://doi.org/10.35314/isi.v1i1.125
[8] Nur Ilham, D. 2018. Implementasi Metode Simple
Queue Dan Queue Tree Untuk Optimasi
Manajemen Bandwith Jaringan Komputer Di
Politeknik Aceh Selatan. METHOMIKA: Jurnal
Manajemen Informatika & Komputerisasi
Akuntansi, 2(1), 43–50.
[9] Samuel, S. T., Raharjo, S., & Sholeh, M. 2019.
Perancangan Jaringan Komputer Pada Rumah

Anda mungkin juga menyukai