Anda di halaman 1dari 2

Oleh : Bayu Sugara, S.Pd.

Pada awal pembelajaran tahun 2022/2023 di SMK Negeri 2 Sampit memulai kurikulum merdeka
yang merupakan kurikulim penganti yang awalnya kerikulum 13. Penerapan kurikulum
merdeka (Kurikulum Prototipe) menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) merupakan salah satu opsi dalam rangka
pemulihan pembelajaran pasca pandemi COVID-19.

Dalam dunia profesional, focus group discussion atau FGD adalah sebuah teknik
diskusi yang biasa digunakan untuk berbagai macam kepentingan, seperti meeting
divisi, riset bahkan HRD pada perusahan menjalankannya pada tahap rekrutmen.

Melansir laman British Ecological Society, FGD (focus group discussion) dapat
diartikan sebagai teknik diskusi yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
sebuah kelompok dan membahas satu topik secara spesifik. “Focus group discussion
is frequently used as a qualitative approach to gain an in-depth understanding of social
issues. The method aims to obtain data from a purposely selected group of individuals
rather than from a statistically representative sample of a broader population.

FGD dengan topic kurikulum merdeka dilakukan penulis bersama guru di SMAN 1
Cijeruk, berjumlah 13 orang. Diskusi dilakukan dengan metode Six Thinking Hats
atau 6 topi berfikir. Diskusi tersebut dilakukan pada hari Jumat, 29 Juli 2022 setelah
selesai kegiatan belajar pembelajaran di kelas.

Diskusi berlangsung dengan santai dan hangat. Hampir sebagian besar guru
berkontribusi dalam diskusi tersebut, meski ada beberapa guru yang hanya mengikuti
saja jalannya diskusi. Dari kegiatan FGD dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
guru di SMAN 1 Cijeruk mulai memahami kurikulum merdeka.

SMK NEGERI 2 Sampit merupakan sekolah di Provinsi kalimatan Tengah yang


memulai dari fase E yaitu kelas X dan kelas XI, XII masih mengunakan kurikulum K-
13 dengan adanya kurikulum baru ini para guru banyak menemukan kesulitan
pemahaman dalam mengajar dan membuat dokumen pembelajaran, tapi kami di SMK
Negeri Sampit para guru berkerja sama dalam memecahkan kesulitan tersebut baik
guru yang sama matapelajaran atau lintas mata pelajaran.

Dikusi yang dilakukan di SMK Negeri 2 Sampit yaitu pemecahan masalah tentang pembuatan
CP, TP, ATP, dan modul ajar, dikusi ini dilakukan lintas guru mata pelajaran yang diikuti guru
Matematika (Bu Widia), guru Bahasa Ingris ( Bu Erni), dan guru Bahasa Indonesia (Pak Bayu).
Dilakukanya diskusi ini untuk memecahkan masalah kurang pahamnya untuk menyusun
dokumen pembelajaran dan berbagi pengetahuan antar guru mata palajaran di sekolah

Hasil daro dikusi ini tercapainya dokumen pembelajran selama satu fase yaiti E di SMK negeri 2
Sampit antar guru mata prlajaran.

Anda mungkin juga menyukai