Anda di halaman 1dari 3

KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA SEHAT PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)

 Adanya penyesuaian dalam masa pandemic untuk aplikasi PISPK


 Masyarakat Indonesia mempunyai hak asasi pada pasa 4-8 UU Kesehatan
mendapatkan informasi dan edukasi yang benar dan sesuai dg kompetensi profesi.
 Kewajiban masyarakat  menjaga kesehatannya sendiri, turut serta menjaga kesehatan
lingkungan
 Tanggung jawab pemerintah untuk memberikan pelayanan dan menyadarkan kewajiban
masyarakat menjaga kesehatan
 Tahun 2020 memasuki RPJMN 2020-2024  pelayanan yang diberikan mudah diakses
dari sisi transportasi dan pelayanan
 Upaya promotif preventif dengan adanya inovatif untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar
 5 area sasaran strategis : pelayanan KIA, Gizi, Pengendalian Penyakit, GERMAS dan
Penguatan Sistem Obat dan Makanan
 Pendekatan Keluarga untuk mengukur perubahan perilaku masyarakat agar hidup sehat
 NS berkontribusi dalam proses PISPK
 Puskesmas  lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
 Puskesmas bertanggung jawab dalam pewujudan Kecamatan Sehat.
 6 Paradigma Sehat  Kontribusi lintas sektor
 Kebijakan PISPK  Permenkes No 39 Tahun 2016
 Pendekatan Keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas untuk menjangkau
masyarakat sekitarnya, adanya keterpaduan program, adanya integrasi program,
pencapaian SPM  Indonesia Sehat
 Tim Puskesmas akan dibagi menjadi 2 tim untuk mengunjungi keluarga
 Aspek Promotif 12 Indikator : Edukasi mengenai KB, Merokok  pada saat covid
diberikan informasi mengenai tentang covid.
 Aspek Preventif 12 Indikator : pemeriksaan TB, Hipertensi, Jiwa, Stunting dengan
melihat tentang pemberian ASI, Imunisasi.
 PISPK menjadi andalan saat covid
 PISPK merupakan integrasi program dengan pemegang program yang ada di Puskesmas

2_02_Lea_Apoteker
 Stunting menjadi topik penting di masyarakat
 Golden Period pada anak 1-3 tahun untuk mengatasi stunting
 Kedudukan PISPK dengan program yang lain  tidak boleh sendiri dan tidak boleh masa
bodoh dengan program lain
 Tidak boleh memperdebatkan hasil suspek dengan hasil orang program
 PISPK tidak cukup dengan kunjungan awal tetapi harus dilanjutkan dengan kunjungan
intervensi  buat forum-forum untuk komunitasnya
 Hasil Kunjungan keluarga  bahan saat melakukan manajemen Puskesmas
 INARATA_PISPK  data berbentuk excel bisa membuat identifikasi masalah
 Integrasi DAK Fisik  kunjungan keluarga
 Intervensi dilakukan perorangan didalam kunjungan keluarga
 PISPK pada masa pandemic : dapat dilakukan dengan bersamaan penyelidikan kasus,
epidemiologi atau contact tracing  tergantung kebijakan pemerintah daerah  zonasi
daerah.
 Skema untuk kegiatan luar gedung dan kunjungan rumah  tenakes yang mengunjungi
keluarga, PISPK dapat dilakukan
 Pemanfaatan data PISPKA untuk pemetaan populasi rentan terkena dampak covid 
prioritas edukasi dan skrining
 Menyandingkan data PISPK dan data covid untuk dilakukan pencegahan
 Perkuat koordinasi lintas sektor dengan satgas COVID  support data PISPK
 Penerapan kaidah PPI dan physical distancing secara ketat
 Kunjungan tetap dilakukan pada saat pandemic:
1. Konsolidasi Internal
2. Pemetaan wilayah terdampak covid
3. Perencanaan APD
4. Pemetaan keluarga
5. Penjadwalan kunjungan dan janji temu  wawancara dilakukan di luar rumah,
pemeriksaan dapat dilakukan ke dalam rumah.
6. Tinjau ulang pembagian tim
 Saat kunjungan dapat terintegrasi dengan kegiatan program yang lain agar lebih efisien

2_02_Lea_Apoteker
 Bila bersamaan dengan kegiatan PE  tidak boleh terlalu lama kontak, hanya sebatas
observasi
 Intervensi lanjutan  kunjungan lagi, penyampaian informasi dan komunikasi
 Saat menunggu zonasi daerah dapat dibantu dengan teknologi
 Raw Data dapat digunakan untuk pemetaan kelompok rentan  dilakukan rapid test guna
mencegah terjadinya penularan
 12 Indikator KS berpengaruh pada sasaran SPM Kabupaten Kota

2_02_Lea_Apoteker

Anda mungkin juga menyukai