Anda di halaman 1dari 15

DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI


KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2009-2018

THE INFLUENCE OF FACTOR THAT CAUSE POVERTY IN KEBUMEN, 2009 – 2018

1)Siti Khalimatus Sangadah, 2)Lorentino Togar Laut, 3)Gentur Jalunggono


1,2,3
Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar, Magelang, Indonesia
sitikhalimatus9@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Penerima Bantuan Sosial Rastra (beras
sejahtera), Dan Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kebumen tahun 2009
sampai 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan
alat analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variable
Inflasi, Penerima Bantuan Sosial Rastra, Dan Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita berpengaruh secara signifikan
terhadap kemiskinan. Secara parsial inflasi tidak berpengaruh terhadap kemiskinan, penerima bantuan sosial
rastra berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan dan rata-rata pengeluaran per kapita berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

Kata kunci : Inflasi, Penerima Bantuan Rastra, Rata-rata Pengeluaran Per Kapita, dan Kemiskinan

Abstract
The purpose of this researh is to find out the the effect of inflation, recipients of sosial literary
assistance (prosperous rice), and average per capita expenditure on poverty in Kebumen in 2009 to 2018. The
method used in this research is quantitative descriptive using multiple linear regression analysis tools. The
results of this study indicate that simultaneously the variable inflation, recipients of sosial literary assistance, and
average expenditure per capita have a significant effect on poverty. Partially, inflation does not affect poverty,
recipients of literary sosial assistance have a positif and significant effect on poverty and the average per capita
expenditure has a negatif and significant effect on poverty.

Keywords : Inflation, Recipients Of Literary Sosial Assistance, Average Per Capita Expenditure, And Poverty

229
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

PENDAHULUAN pertama, tingkat kemiskinan (P0) proporsi


Pembangunan adalah suatu proses penduduk yang memiliki pengeluaran per
multidimensional yang meliputi perubahan kapita di bawah garis kemiskinan. Kedua,
dalam struktur sosial, perubahan dalam kedalaman kemiskinan (P1) rata-rata selisih
sikap hidup masyarakat dan perubahan pengeluaran per kapita penduduk miskin
dalam kelembagaan nasional. Pembangunan dengan garis kemiskinan. Semakin tinggi P1
juga meliputi perubahan dalam tingkat menunjukkan semakin miskinnya penduduk
pertumbuhan ekonomi, pengurangan akibat jauhnya pengeluaran per kapita
ketimpangan pendapatan nasional dan mereka dari garis kemiskinan. Ketiga,
pemberantasan kemiskinan. Untuk mencapai keparahan kemiskinan (P2) rata-rata dari
sasaran yang diinginkan dalam kuadrat selisish pengeluaran per kapita
pembangunan, maka pembangunan suatu penduduk miskin dengan garis kemiskinan.
negara diarahkan pada tiga hal pokok, yaitu Semakin tinggi P2 menunjukkan semakin
meningkatkan ketersediaan dan distribusi meskinnya penduduk paling miskin akibat
kebutuhan pokok bagi masyarakat, bobot yang lebih tinggi yang diterapkan oleh
meningkatkan kesejahteraan hidup pengkuadratan selisih pengeluaran per
masyarakat dan meningkatkan kemampuan kapita
masyarakat dalam mengakses baik kegiatan Angka kemiskinan di Indonesia tidak
ekonomi dan kegiatan sosial dalam tersebar secara merata, beberapa provinsi
kehidupannya menurut Todaro (2011). memiliki angka kemiskinan rendah dan
Kemiskinan adalah permasalahan beberapa provinsi lainnya memiliki angka
pokok yang dialami oleh sebagian besar kemiskinan yang tinggi. Sebagian besar
negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam penduduk miskin mendominasi Kawasan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Barat Indonesia (KBI) sebesar 74,45 %,
atau Sustainable Development Goals terutama di Sumatera dan Jawa. Tingginya
(SDGs), penurunan kemiskinan menjadi isu jumlah penduduk miskin di kedua pulau
yang mendapat perhatian khusus, karena tersebut merupakan hal wajar karena lebih
kemiskinan merupakan masalah dari separuh penduduk Indonesia tinggal di
multidimensi. kedua pulau tersebut.
Menurut Bappenas (2018) ukuran Provinsi Jawa Tengah merupakan
kemiskinan memiliki tiga indikator. Yang provinsi yang memiliki angka kemiskinan

230
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

tinggi yaitu sekitar 4.745.975 jiwa . di daerah tersebut diatas 200.000 jiwa.
Kabupaten penyumbang penduduk miskin Sedangkan kabupaten/kota lain memiliki
terbanyak adalah Kabupaten Banyumas, jumlah warga miskin di bawah 200.000 jiwa
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pemalang bahkan di bawah 100.000 jiwa.
dan Kabupaten Brebes. Jumlah warga miskin

350

300

250

200

150

100

50

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kab Cilacap Kab Kebumen Kab Purworejo Kab Wonosobo Kab Banyumas

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2019


Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kebumen dan Daerah Sekitarnya Tahun 2009-2018
(ribuan)
Berdasarkan gambar 1 bila kemiskinan di Kabupaten Kebumen masih
dibandingkan dengan kabupaten sekitar, tinggi, yaitu 208 ribu penduduk.
Kabupaten Kebumen berada di bawah Badan Pusat Statistik (2018)
Kabupaten Banyumas dan Kabupaten menyatakan bahwa inflasi, penerima
Cilacap. Tetapi secara peringkat yang bantuan sosial, dan rata-rata pengeluaran per
diberikan provinsi menyebutkan bahwa kapita merupakan faktor yang dapat
Kabupaten Kebumen menjadi kabupaten menurunkan angka kemiskinan. Bantuan
termiskin nomor 2 di Provinsi Jawa tengah sosial yang digunakan adalah bantuan sosial
setelah Kabupaten Wonosobo. Secara umum Rastra (beras sejahtera) dikarenakan
angka kemiskinan Kabupaten Kebumen dari program bantuan sosial tersebut sudah ada
tahun 2009 sampai 2018 mengalami sejak tahun 1999 dan memiliki penerima
penurunan. Tapi, secara absolut angka manfaat paling banyak diantara bantuan

231
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

sosial lain. satu komponen program jaminan sosial yang


Menurut Detry dan Syamsi (2016) menjadi bentuk tanggung jawab pemerintah
inflasi menjadi salah satu indikator makro yang sangat peduli terhadap kondisi
ekonomi yang mempengaruhi aktivitas masyarakat miskin (Kementrian Sosial,
perekonomian. Inflasi adalah suatu kondisi 2018).
atau keadaan terjadinya kenaikan harga Menurut BPS (2019) pengeluaran
untuk semua harga secara terus menerus perkapita adalah biaya yang dikeluarkan
yang berlaku pada suatu perekonomian untuk konsumsi semua anggota rumah
tertentu. Daya beli masyarakat turun karena tangga selama sebulan dibagi dengan
menurunnya nilai mata uang akan banyaknya anggota rumah tangga. Data
mengganggu kestabilan perekonomian. pengeluaran dapat mengungkapkan tentang
Inflasi dianggap menjadi salah satu faktor pola konsumsi rumah tangga secara umum
yang menyebabkan tingginya kemiskinan di menggunakan indikator proporsi
Kabupaten Kebumen. Dikatakan demikian pengeluaran untuk makanan dan non
karena jika inflasi naik maka harga barang makanan. Komposisi pengeluaran rumah
akan naik, dan membuat masyarakat sulit tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai
memenuhi kebutuhan sehari-hari. tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk,
Peningkatan harga pada barang akan banyak makin rendah presentase pengeluaran untuk
masyarakat yang awalnya tidak berada di makanan terhadap total pengeluaran makin
bawah garis kemiskinan menjadi di bawah membaik tingkat kesejahteraan.
garis kemiskinan dikarenakan
ketidakmampuan mereka untuk memenuhi LANDASAN TEORI
kebutuhan dasar imbas kenaikan harga Kemiskinan
Salah satu program kebijakan Kemiskinan adalah kondisi seseorang
pemerintah yang dibuat untuk menurunkan atau kelompok dimana tidak mampu
jumlah penduduk miskin adalah bantuan mencukupi kebutuhan hidup dasar secara
sosial. Bantuan sosial adalah bantuan yang ekonomi sesuai dengan standar yang
sifatnya sementara yang diberikan kepada ditetapkan. Dalam arti sempit kemiskinan
masyarakat miskin, dengan maksud agar dipahami sebagai keadaan kekurangan uang
mereka dapat meningkatkan kehidupannya. dan barang untuk menjamin kelangsungan
Program bantuan sosial merupakan salah hidup. Sedangkan dalam arti luas

232
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

kemiskinan adalah suatu fenomena akan tetapi kenaikan harga dari satu atau dua
multiface atau multidimensional, menurut barang saja tidak dapat dikatakan sebagai
Hamuyad dalam Khomsan dkk (2008). inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas
Menurut BPS, kemiskinan dipandang atau mengakibatkan kenaikan kepada
sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi sebagian besar dari harga-harga barang
standar minimum kebutuhan dasar yang lainnya.
meliputi kebutuhan pangan maupun non Menurut Bank Indonesia (2019)
pangan. BPS menghitung angka kemiskinan inflasi diartikan sebagai kenaikan harga
lewat tingkat konsumsi penduduk atas secara umum dan terus menerus dalam
kebutuhan dasar (basic need). Dengan jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari
pendekatan ini kemiskinan didefinisikan satu barang tidak dapat disebut inflasi
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi kecuali bila kenaikan itu meluas atau
untuk memenuhi kebutuhan makanan mengakibatkan kenaikan harga pada barang
maupun non makanan yang bersifat lainnya.
mendasar. Bantuan Sosial
Inflasi Menurut Peraturan Menteri Dalam
Menurut teori Keynes inflasi terjadi Negeri No 39 Tahun 2012 bantuan sosial
karena suatu masyarakat ingin hidup di luar merupakan pemberian bantuan yang sifatnya
batas kemampuan ekonominya. Hal ini tidak secara terus menerus dan selektif dalam
menimbulkan persaingan antar kelompok bentuk uang/barang kepada masyarakat yang
untuk mendapatkan bagian yang lebih besar bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
dari yang bisa disediakan oleh masyarakat masyarakat. Dalam pemberian bantuan
untuk memenuhi kebutuhannya. Laju inflasi sosial, pemerintah sebagai pemberi bantuan
akan berhenti apabila salah satu dari sosial dan masyarakat sebagai penerima
kelompok masyarakat tidak dapat lagi bantuan sosial mempunyai kewajiban untuk
memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya mempertanggungjawabkan bantuan sosial
beli) untuk membeli barang pada tingkat sesuai porsinya berdasarkan ketentuan yang
harga yang berlaku. berlaku.
Menurut Boediono (2008) inflasi Menurut BPS (2019) bantuan sosial
merupakan kecenderungan dari harga-harga adalah bantuan langsung dari pemerintah
untuk naik secara umum dan terus menerus, kepada perorangan atau rumah tangga.

233
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

Termasuk bantuan pemerintah kepada berbagai kegiatan produktif sehingga


masyarakat akibat bencana alam, menghasilkan output berupa barang atau
peperangan, dan pendidikan yang jasa sebagai pendapatan. Pendapatan yang
diterimakan langsung kepada orang yang ada akan menciptakan pengeluaran atau
bersangkutan. konsumsi. Pengeluaran perkapita
Menurut Kominfo (2019) program memberikan gambaran tingkat daya beli
bantuan sosial untuk rakyat mencakup PPP (Purchasing Power Parity) masyarakat,
Program Indonesia Pintar (PIP), Program dan sebagai salah satu komponen yang
Jaminan Kesehatan (JKN KIS), Program digunkan dalam melihat status
Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial pembangunan manusia.
Rastra/Bantuan Pangan Non Tunai.
Rata-rata Pengeluaran Per Kapita METODE PENELITIAN
Menurut BPS (2019) rata-rata Desain Penelitian
pengeluaran perkapita adalah biaya yang Metode yang digunakan dalam
dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota penelitian ini adalah deskriptif analitis
rumah tangga selama sebulan baik yang dengan pendekatan kuantitatif.
berasal dari pembelian, pemberian maupun Variabel Penelitian
produksi sendiri dibagi dengan banyaknya 1. Kemiskinan (Y)
anggota rumah tangga dalam rumah tersebut. Kemiskinan adalah kondisi
Konsumsi rumah tangga dibedakan atas dimana penduduk hidup dibawah garis
konsumsi makanan maupun bukan makanan kemiskinan yang dihitung sejak tahun
tanpa memperhatikan asal barang dan 2009 sampai dengan tahun 2018
terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan berdasarkan perhitungan per semester.
rumah tangga saja, tidak termasuk 2. Inflasi
konsumsi/pengeluaran untuk usaha atau Inflasi merupakan suatu proses
yang diberikan kepada pihak lain. meningkatnya harga-harga secara
Menurut Yunita dalam Riyan dkk umum dan terus-menerus (continue)
(2019) pengeluaran perkapita digunakan berkaitan dengan mekanisme pasar
untuk mengukur standar hidup manusia. Ini yang dapat disebabkan oleh berbagai
dipengaruhi oleh pengetahuan dan peluang faktor yang dihitung sejak tahun 2009
untuk merealisasikan pengetahuan dalam sampai tahun 2018 berdasarkan

234
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

perhitungan per semester. permasalahan dalam penelitian.


3. Penerima Bantuan Sosial Rastra Teknik Analisis Data
Bantuan sosial Rastra adalah 1. Interpolasi
bantuan yang berasal dari pemerintah Menurut Sahid (2012)
yang dihitung sejak dimualinya interpolasi adalah proses pencarian dan
penelitian tahun 2009 sampai tahun perhitungan nilai suatu fungsi yang
2018 berdasarkan perhitungan per grafiknya melewati sekumpulan titik
semester. yang diberikan. Titik-titik tersebut
4. Rata-rata Pengeluaran Perkapita mungkin merupakan hasil eksperimen
Rata-rata pengeluaran perkapita dalam sebuah percobaan, atau diperoleh
adalah pengeluaran yang dilakukan dari sebuah fungsi yang diketahui.
oleh rumah tangga dibagi dengan 2. Asumsi Klasik
jumlah anggota rumah tangga yang Menurut Ansofio, dkk. (2016)
dihitung dari mulainya penelitian tahun uji asumsi klasik adalah persyaratan
2009 sampai dengan tahun 2018 statistik yang harus dipenuhi pada
berdasarkan perhitungan per semester. analisis regresi berbasis Ordinary Least
Teknik Pengumpulan Data Square (OLS). Ada empat uji asumsi
Dalam penelitian ini pelaksanaan klasik , yaitu uji normalitas, uji
metode pengumpulan data dimaksudkan heteroskedastisitas, uji
untuk mendapatkan bahan-bahan yang multikoliniearitas dan uji autokorelasi.
relevan terkait dengan permasalahan yang 3. Analisis Regresi Linier Berganda
diangkat dan akurat kualitasnya. Data yang Menurut Ansofio, dkk (2016)
digunakan dalam penelitian ini adalah data analisis regresi linier berganda adalah
sekunder. Teknik pengumpulan data yang analisis yang memiliki variabel bebas
digunakan dalam penelitian ini adalah lebih dari satu. Teknik regresi linier
dokumentasi. Peneliti mengumpulkan data berganda digunakan untuk mengetahui
dari sebuah badan yang memiliki syarat ada tidaknya pengaruh signifikan dua
antara lain Badan Pusat Statistik (BPS) yang atau lebih variabel bebas (𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, , , ,
meliputi BPS Jawa Tengah, BAPPEDA , , 𝑥𝑛) terhadap variabel terikat (Y).
Kabupaten Kebumen, dan jurnal-jurnal, serta Model regresi yang digunakan dalam
sumber lain yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

235
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

𝑌 = 𝑎 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝑒 probabilitas (F-statistik) dengan F tabel,


Y = kemiskinan a = konstanta dengan kententuan jika F-Statistik > F
𝑋1 = inflasi tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

𝑋2 = penerima bantuan sosial rastra berarti variabel independen berpengaruh


signifikan terhadap variabel dependen
𝑋3 = rata-rata pengeluaran per kapita
secara bersama-sama.
e = error

4. Koefisien Determinasi (R2)


HASIL PENELITIAN
Digunakan untuk melihat
1. Uji Asumsi Klasik
seberapa jauh variasi perubahan
a. Uji Normalitas
variabel dependen mampu dijelaskan
Dengan menggunakan grafik
oleh variasi/ perubahan variabel
normal plot keberadaan titik-titik
independen. Nilai koefisien determinasi
disekitar garis diagonal atau
adalah diantara nol dan satu.
histogramnya. Dengan demikian
5. Uji t
bahwa data menunjukkan pola
Uji terhadap nilai statistik t
distribusI normal.
merupakan uji signifikansi parameter
b. Uji Multikolinearitas
individual. Nilai statistik menunjukkan
Berdasarkan hasil VIF nilai
seberapa jauh pengaruh variabel
masing-masing variable dibawah
independen secara individual terhadap
angka 10 sehingga tidak terdapat
variabel dependennya. Uji terhadap
multikolinearitas.
statistik t juga dsebut uji parsial yang
c. Uji Heteroskedastisitas
berupa koefisien regresi (Purwanto dan
Berdasarkan pola pada gambar
Dyah, 2017).
scatterplot diperoleh titik-titik
6. Uji F
data menyebar diatas dan dibawah
Uji F digunakan untuk
angka 0, dan penyebaran titik-titik
menguji apakah secara statistik
tidak berpola. Maka tidak terjadi
bahwa koefisien regresi dari variabel
heterosdekastisistas.
independen secara bersama-sama
d. Uji Autokorelasi
memberikan pengaruh yang bermakna
Berdasarkan tabel Durbin Watson
dengan membandingkan nilai
diperoleh DW= 1,864 dan dl

236
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

1,676 dan du=2,234. 1,676 < miskin sebesar 0.725 ribu jiwa
1,864 < 2,234 sehingga tidak dengan asumsi variable lainnya
terjadi autokorelasi. diabaikan dan konstan.
2. Analisis Regresi Linier Berganda c. Nilai koefisien variable jumlah
Berdasarkan data (tabel lampiran) penerima bantuan sosial rastra
maka dapat diketahui persamaan (𝑋2) sebesar 2.306, berarti setiap
regresi linier berganda sebagai berikut: peningkatan 1% jumlah
𝑌 = 2.324 − 0.725𝑋1 + 2.306 𝑋2 − penerima bantuan sosial rastra
3.938𝑋3 akan menaikkan jumlah
Hasil interpretasi dari analisis linier penduduk miskin sebesar 2.306
berganda adalah sebagai berikut : ribu jiwa dengan asumsi variable
a. Nilai konstanta sebesar 2.324, lainnya diabaikan dan konstan.
berarti setiap variable d. Nilai koefisien variable rata-rata

independen konstan bernilai 0 pengeluaran per kapita (𝑋3)


atau tidak ada pengaruh dari sebesar -3.938, berarti setiap
variable independen, maka akan kenaikan 1% rata-rata
meningkatkan jumlah penduduk pengeluaran perkapita akan
miskin sebesar 2.324 ribu jiwa. menurunkan jumlah penduduk
b. Nilai koefisien variable inflasi miskin sebesar 3.938 ribu jiwa
(𝑋1) sebesar -0.725, berarti dengan asumsi variable lainnya
setiap kenaikan 1% inflasi akan diabaikan dan konstan.
menurunkan jumlah penduduk 3. Uji Koefisien Detrminasi (𝑅2)
Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error
Square of the
Estimate
1 .909a .827 .794 12990.849
47
a. Predictors: (Constant), PENG, RAS, INF
b. Dependent Variable: KMS

Sumber : Hasil Olahan SPSS


Berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh nilai 𝑅2 sebesar

237
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

0,827 atau 82,7% tersebut Dan sisanya sebesar 17.3%


menunjukkan bahwa adanya dipengaruhi oleh variable lain yang
pengaruh dari variable inflasi, jumlah tidak dimasukkan dalam penelitian
penerima bantuan sosial rastra dan ini.
rata-rata pengeluaran per kapita 4. Uji t (Parsial)
terhadap jumlah penduduk miskin.
Tabel 2. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardiz Standardized T Sig.
ed Coefficients
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 187746.79 80779.322 2.324 .034
2
INF -1493.845 2060.547 -.117 -.725 .479
RAS 1.235 .536 .320 2.306 .035
PENG -.135 .034 -.759 -3.938 .001
a. Dependent Variable: KMS
Sumber : Hasil Olahan SPSS
a. Pengaruh Inflasi terhadap dibandingkan alpha (α) yaitu
Kemiskinan 0.479 > 0.05 maka Ho diterima
Berdasarkan tabel yang artinya variable inflasi
koefisien hasil olahan dalam tidak mempunyai pengaruh
SPSS dapat diketahui bahwa t terhadap kemiskinan di
hitung variable inflasi sebesar - Kabupaten kebumen.
0.725. tabel distribusi t dicari b. Pengaruh Penerima Bantuan
pada tingkat α=5% dengan Sosial Rastra terhadap
derajat kebebasan (df), n-k-1 Kemiskinan
atau 20-3-1=16, maka diperoleh Berdasarkan tabel
t tabel 2.120 (dua sisi). Maka –t koefisien hasil olahan dalam
tabel < t hitung < t tabel atau - SPSS dapat diketahui bahwa t
2.120 < -0.725 < 2.120 maka 𝐻𝑜 hitung variable jumlah penerima
diterima dan 𝐻𝑎 ditolak. bantuan sosial rastra sebesar

Variable inflasi mempunyai nilai 2.306. tabel distribusi t dicari

probabilitas (sig.) lebih besar pada tingkat α = 5% dengan


derajat kebebasan (df), n-k-1
238
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

atau 20-3-1=16, maka diperoleh pengeluaran perkapita sebesar -


nilai t tabel sebesar 2120 (dua 3.938. tabel distribusi t dicari
sisi). Karena –t tabel < t hitung > pada tingkat α = 5% dengan
t tabel atau -2120 < 2306 > 2120 derajat kebebasan (df), n-k-1
maka Ho ditolak dan Hα atau 20-3-1 = 16, maka diperoleh
diterima. nilai t tabel sebesar 2.120 (dua
Variable penerima sisi). Karena –t tabel > t hitung <
bantuan sosial rastra memiliki t tabel atau -2120 > 3.938 >
nilai probabilitas (sig.) lebih 2120 maka Ho ditolak dan Hα
kecil dibandingkan alpha (α) diterima.
yaitu 0.035 < 0.05 maka Ho Variabel rata-rata
ditolak artinya variable penerima pengeluaran perkapita memiliki
bantuan sosial rastra memiliki nilai probabilitas (sig.) lebih
pengaruh positif signifikan kecil dibandingkan alpha (α)
terhadap kemiskinan di yaitu 0.001 < 0.05 maka Ho
Kabupaten Kebumen. ditolak yang artinya variable
c. Pengaruh Rata-rata Pengeluaran rata-rata pengeluaran perkapita
Per Kapita terhadap Kemiskinan memiliki pengaruh yang
Berdasarkan tabel signifikan terhadap kemiskinan
koefisien hasil olahan dalam di Kabupaten Kebumen.
SPSS dapat diketahui bahwa t 5. Uji F (Simultan)
hitung variable rata-rata
Tabel 3. Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig
Squares Square .
1 Regression 12863818410 3 4287939468. 25.40 .000
.00 00 8 b
Residual 2700194720. 16 168762170.0
000 00
Total 15564013130 19

239
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

.00
a. Dependent Variable: KMS
b.Predictors: (Constant), PENG, RAS, INF
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Jika menggunakan F tabel
maka diperoleh F hitung sebesar PEMBAHASAN
25.408. Tabel distribusi F dicari pada Pengaruh Inflasi terhadap Kemiskinan
tingkat kepercayaan α = 5%, df1 (k-1) Dalam penelitian ini, hasil
atau 4-1 = 3 dan df2 (n-k) atau 20 – 4 perhitungan uji t variable inflasi tidak
= 16, maka diperoleh nilai F tabel mempunyai pengaruh terhadap kemiskinan.
sebesar 3.24. maka F hitung > F tabel Tidak memilikinya pengaruh inflasi terhadap
yaitu 25.408 > 3.24 maka memiliki kemiskinan di Kabupaten Kebumen
kesimpulan Ho ditolak dan Ha dikarenakan menurut pemerintah Kabupaten
diterima. Sehingga dapat dinyatakan Kebumen yang ditulis dalam publikasi
bahwa ada pengaruh yang signifikan Bappeda Kabupaten Kebumenbahwa yang
antara inflasi, jumlah penerima mengalami kenaikan harga tinggi bukan
bantuan sosial rastra dan rata-rata kebutuhan makanan. Inflasi tinggi terjadi
pengeluaran per kapita terhadap pada kelompok perumahan, air, gas, listrik
kemiskinan di Kabupaten Kebumen dan bahan bakar rumah tangga. Sedangkan
tahun 2009 sampai 2018. masyarakat Kabupaten Kebumen lebih
Berdasarkan tabel 4.8, jika banyak yang hidup di desa sehingga tidak
dilihat dari nilai probabilitas (sig.) membeli air untuk kebutuhan hidup. Untuk
diketahui bahwa nilai signifikansi kebutuhan listrik masyarakat menggunakan
lebih kecil dari alpha (α) = 0.05 yaitu litrsik yang memiliki daya 450 V, dimana
0.00 < 0.05 sehingga memiliki untuk pembayarannya masih mendapatkan
kesimpulan bahwa ada pengaruh subsisdi dari pemerintah.
signifikan antara inflasi, jumlah Pengaruh Penerima Bantuan Sosial
penerima bantuan sosial rastra, dan Rastra terhadap Kemiskinan
rata-rata pengeluaran per kapita Dalam penelitian ini, hasil
terhadap kemiskinan di Kabupaten perhitungan uji t variable penerima bantuan
Kebumen tahun 2009 sampai 2018. sosial rastra memiliki pengaruh positif

240
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

signifikan terhadap kemiskinan. Karena meningkatkan tingkat kesejahteraan, yang


ketika bantuan sosial rastra yang diberikan berarti bahwa kemiskinan akan turun. Hal ini
pemerintah tinggi menandakan kemiskinan sesuai dengan data yang ada di Kabupaten
yang juga tinggi. Dan ketika bantuan sosial Kebumen. Rata-rata pengeluaran per kapita
yang diberikan sedikit maka menandakat masyarakat naik dan kemiskinan menurun.
kemiskinan juga rendah. Karena pemerintah Pengeluran yang dilakukan
akan memberikan bantuan sesuai dengan masyarakat Kabupaten Kebumen dari tahun
jumlah masyarakat yang hidup dalam 2009 sampai 2018 mengalami pergeseran
kemiskinan. pola konsumsi dari makanan ke non
Hal ini sesuai dengan keadaan di makanan. Menurut data Pemerintah
Kabupaten Kebumen, kemiskinan masih Kabupaten Kebumen tahun 2016 saja terjadi
tinggi dibuktikan dengan Kabupaten penurunan konsumsi makanan sebesar
Kebumen menjadi Kabupaten termiskin 2,78% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi
nomor 2 di Jawa Tengah sampai tahun 2019. 44,48%. Menurunnya presentase
Hal ini membuat bantuan sosial yang pengeluaran makanan mengindikasikan
diberikan pemerintah juga masih banyak. bergesernya prioritas pengeluaran penduduk
Hal ini didukung oleh penelitian dari makanan ke non makanan. Kondisi ini
Paseki, dkk (2014) yang mengatakan bahwa dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan
dana alokasi umum dan belanja langsung penduduk Kabupaten Kebumen.
yang di dalamnya terdapat belanja bantuan Hal ini didukung oleh penelitian
sosial mempunyai pengaruh positif Meimela (2019) yang menyatakan bahwa
signifikan terhadap kemiskinan di Kota pengeluaran perkapita berpengaruh negatif
Manado. signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia.
Pengaruh Rata-rata Pengeluaran Per Maka dari itu diperlukan peran dari
Kapita terhadap Kemiskinan pemerintah untuk menaikkan pengeluaran
Dalam penelitian ini hasil per kapita masyarakat agar kemiskinan
perhitungan uji t variable rata-rata menurun.
pengeluaran per kapita memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap kemiskinan. KESIMPULAN DAN SARAN
Karena ketika rata-rata pengeluaran per Kesimpulan
kapita seseorang naik maka akan 1. Inflasi tidak memiliki pengaruh

241
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

terhadap kemiskinan di Kabupaten bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari


Kebumen tahun 2009-2018. Karena alpha, sehingga memiliki kesimpulan
terjadinya inflasi tinggi bukan pada yang sama.
kelompok kebutuhan makanan, Saran
melainkan pada kelompok perumahan, 1. Diharapkan pemerintah Kabupaten
air, gas, listrik, dan bahan bakar rumah Kebumen angka inflasi tersebut
tangga. dengan melakukan nomitoring secara
2. Penerima bantuan sosial rastra memiliki berkala terhadap ketersediaan dan
pengaruh positif signifikan terhadap kelancaran arus/distribusi barang dan
kemiskinan di Kabupaten Kebumen jasa terutama yang banyak dikonsumsi
tahun 2009-2018. Ketika bantuan sosial masyarakat Kabupaten Kebumen.
yang diberikan pemerintah tinggi bearti 2. Permerintah Kabupaten Kebumen
jumlah penduduk miskin di daerah perlu menambah penerima bantuan
tersebut juga tinggi. sosial dikarenakan jumlah penduduk
3. Rata-rata pengeluaran per kapita miskin masih banyak yang belum
memiliki pengaruh negatif signifikan mendapatkan bantuan sosial.
terhadap kemiskinan di Kabupaten 3. Diperlukan adanya peraturan
Kebumen tahun 2009-2018. Dimana mengenai upah tenaga kerja seperti
ketika rata-rata pengeluaran per kapita buruh harian lepas, buruh tani yang
naik akan menaikan tingkat pendapatannya masih jauh dibawah
kesejahteraan dan menurunkan UMR. Karena ketika pendapatan naik
kemiskinan. maka pengeluaran juga naik, dan
4. Pada hasil uji F diperoleh hasil Ho membuat kesejahteraan masyarakat
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat juga naik.
disimpulkan bahwa ada pengaruh 4. Diperlukan usaha yang serius oleh
secara bersama-sama dari inflasi, pemerintah pusat, pemerintah daerah
penerima bantuan sosial rastra, dan serta msyarakat dalam mengatasi
rata-rata pengeluaran per kapita masalah kemiskinan melalui berbagai
terhadap kemiskinan di Kabupaten kebijakan dan program yang dibuat.
Kebumen tahun 2009-2018. Jika dilihat Sehingga masalah kemiskinan dapat di
dari nilai probabilitas (sig.) diketahui minimalkan.

242
DINAMIC : Directory Journal of Economic Volume 2 Nomor 1

DAFTAR PUSTAKA
Muda, Riyan, dkk.. 2019. Pengaruh Angka
Ansofio, dkk. 2016. Buku Ajar
Harapan Hidup, Tingkat Pendidikan,
Ekonometrika. Yogyakarta:
dan Pengeluaran Per kapita Terhadap
Deepublish
Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi
Utara Pada Tahun 2003-2017 :
Badan Pusat Pemerintah Kabupaten
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol
Kebumen. Bantuan Sosial. Diakses
19 No 01. Manado : Universitas Sam
tanggal 3 November 2019 dari
Ratulangi
www.bappeda.kebumenkab.go.id
. Rata-rata Pengeluaran Per Kapita.
Paseki, Meilen, dkk.. 2014.
Diakses tanggal 4 November 2019
Pengaruh Dana Alokasi
dari
Umum dan Belanja Langsung
www.bappeda.kebumenkan.go.id
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Dampaknya Terhadap Kemiskinan di
Badan Pusat Statistika. Kemiskinan.
Kota Manado Tahun 2004-2012 :
Diakses tanggal 30
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol
Oktober 2019 dari
14 No 3. Manado : Universitas
www.bps.go.id. Inflasi. Diakses
Sam Ratulangi
tanggal 30 Oktober 2019 dari
www.bps.go.id. Pengeluaran
Sahid. 2004. Pengantar Komputasi Numerik
Per Kapita.Diakses tanggal
dengan Matlab. Yogyakarta: FMIPA-
30 Oktober 2019 dari
UNY Todaro, Michael P. 2011.
www.bps.go.id
Pembangunan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga
Boediono. 2013. Ekonomi Makro.
Yogyakarta: BPFE UGM

Karya, Detri dan Syamri. 2016. Makro


Ekonomi : Pengantar Untuk
Manajemen. Depok : Rajawali Pers

Mauna, dkk.. 2018. Analisis Wilayah


dengan Kemiskinan Tinggi. Menteng
: Kedeputian Bidang
Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Kementrian PPN/ Bappenas

Meimela, Aida. 2019. Model Pengaruh


Tingkat Setengah Pengangguran,
Pekerja Informal dan
Pengeluaran Perkapita Disesuaikan
Terhadap Kemiskinan di
Indonesia Tahun 2015-2017 :
Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan
Volume 19 Nomor 1. Sumatra
Utara : BPS Sumatra Utara

243

Anda mungkin juga menyukai