2 JULII 2017
Budi Zulfachri
Sekolah Ilmu ekonomi Pembangunan Tanjung Pinang
e-mail: otobar_38@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui migrasi risen terhadap tingkat
kesejahteran di Provinsi Kepulauan Riau. Dalam penelitian ini juga bertujuan
untuk mengetahui karakteristik sosiologi, ekonomi, dan demografi rumah tangga
migrasi risen terhadap tingkat kesejahteraan di Provinsi Kepulaun Riau. Dan
untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi peluang rumah tangga migrasi
risen terhadap tingkat kesejahteraan di Provinsi Kepulauan Riau.Variabel yang
digunakan adalah banyaknya anggota rumah tangga, lamanya pendidikan,
pendidikan tertinggi, sektor pekerjaan, sektor kesehatan, dan kepemilikan rumah.
Untuk menerangkan tingkat kesejahteraan rumah tangga dilakukan analisis
tabulasi silang. Sedangkan untuk menguji hubungan variabel terikat dan variabel
bebas digunakan analisis regresi logistik. Dari hasil analisis regresi logistik
variabelbanyaknya anggota rumah tangga, pendidikantertinggi sektor
pekerjaan,dan kepemilikan rumah adalah signifikan mempengaruhi peluang
rumah tangga migrasi risen di Provinsi Kepulauan Riau.
PENDAHULUAN
Masalah kemiskinan merupakan salah mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap
satu persoalan mendasar yangmenjadi pusat kemiskinan, membandingkan kemiskinan
perhatian pemerintah di daerah manapun. antar waktu dan daerah, serta menentukan
Salah satu aspek penting untuk mendukung target penduduk miskin dengan tujuan untuk
Strategi Penanggulangan Kemiskinan memperbaiki kondisi mereka.
adalahtersedianya data kemiskinan yang Menurut publikasi United Nation
akurat dan tepat sasaran. Pengukuran (1961), indicator kesejahteraan ini dilihat dari
kemiskinan yang dapat dipercaya dapat 9 komponen yaitu kesehatan, konsumsi
menjadi instrumen tangguh bagipengambil makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan
kebijakan dalam memfokuskan perhatian kerja, perumahan, jaminan social, sandang,
pada kondisi hidup orang miskin. Data rekreasi dan kebebasan. Namun, yang sering
kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk digunakan hanya empat komponen, yaitu
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 113
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
kesehatan, konsumsi gizi, perumahan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar,
pendidikan, sedangkan indicator yang lainnya termasuk komponen makanan dan bukan
sulit dibandingkan antar daerah atau antar makanan, (BPS, Januari 2002 ; 43).
waktu. Menurut Mosher (1987), hal yang Tambunan (2001) merinci bahwa
paling penting dari kesejahteraan adalah faktor-faktor berikut merupakan faktor yang
pendapatan, sebab beberapa aspek dari dapat mempengaruhi kemiskinan baik
kesejahteraan rumah tangga tergantung pada langsung maupun tidak langsung yaitu;
tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan tingkat dan laju pertumbuhan output
dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang (produktivitas tenaga kerja), tingkat upah
dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan neto, distribusi pendapatan, kesempatan kerja,
rendah. tingkat inflasi, pajak dan subsidi, investasi,
Semakin tinggi besarnya pendapatan alokasi serta kualitas sumberdaya alam,
rumah tangga maka persentase pendapatan ketersediaan fsilitas umum, penggunaan
untuk pangan akan semakin berkurang. teknologi, tingkat dan jenis pendidikan,
Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan kondisi fisik dan alam di suatu wilayah, etos
pendapatan dan peningkatan tersebut tidak kerja, dan motivasi pekerja, budaya atau
merubah pola konsumsi maka rumah tangga tradisi, politik, bencana, dan peperangan.
tersebut sejahtera. Sebaliknya, apabila Menurut Todaro (2000), Besarnya
peningkatan pendapatan rumah tangga dapat kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa
merubah pola konsumsi maka rumah tangga mengacu kepada garis kemiskinan (poverty
tersebut tidak sejahtera. line). Konsep yang mengacu kepada garis
Secara umum, kemiskinan diartikan kemiskinan disebut kemiskinan relatif,
sebagai ketidakmampuan seseorang untuk sedangkan konsep yang pengukurannya tidak
memenuhi kebutuhan primer kehidupannya. didasarkan pada garis kemiskinan disebut
Menurut Poerwadarminto (1976), secara kemiskinan absolut. Kemiskinan relatif adalah
harafiah kata miskin berarti tidak berharta suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam
benda. Kemiskinan merupakan suatu kondisi distribusi pendapatan, biasanya dapat
kehidupan serba kekurangan yang dialami didefinisikan di dalam kaitannya dengan
seseorang sehingga tidak mampu memenuhi tingkat rata-rata dari distribusi yang
kebutuhan minimal kehidupannya. Standar dimaksud. Sedangkan kemiskinan absolut
minimal kebutuhan hidup ini berbeda satu adalah derajat kemiskianan di bawah, di mana
daerah dengan daerah yang lain karena sangat kebutuhan-kebutuhan minimum untuk
bergantung pada kebiasaan/adat, fasilitas bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Ini
transportasi dan distribusi serta letak adalah suatu ukuran tetap (tidak berubah) di
geografisnya. dalam bentuk suatu kebutuhan kalori
Berdasarkan publikasi BPS (1999), minimum ditambah komponen-komponen
Untuk standar minimum non-makanan, non-makanan yang juga sangat diperlukan
pengukurannya juga disempurnakan, tidak untuk survive. Walaupun kemiskinan absolut
lagi menggunakan professional judgment, sering disebut juga kemiskinan ekstrim,
tetapi berdasarkan data empiris yang tetapi maksud dari yang terakhir ini bisa
diperoleh melalui studi khusus Survei Paket bervariasi, tergantung pada interpretasi
Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD 1993 setempat.
dan 1995). Melalui survei tersebut dapat Keadaan tingkat kesejahteraan di
diidentifikasikan berbagai komoditi non- Provinsi Kepri dari tahun 2006 sampai 2015
makanan yang dikonsumsi oleh sebagian dapat dilihat seperti Gambar 1. menunjukkan
rumah tangga kelas bawah, dan oleh persentase angka kemiskinan dan jumlah
karenanya dianggap merupakan kebutuhan penduduk miskin Provinsi Kepualauan Riau
dasar. dari tahun 2005-2015 terus mengalami
Mengikuti definisi BPS, penduduk penurunan yang signifikan. Penurunan
miskin didefinisikan sebagai mereka yang tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 114
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Gambar. 1 Trend Angka Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2006 - 2015
12.16 10.97 9.18 8.27 8.05 6.79 6.83 6.35 6.4 6.24
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Persentase (%) Jumlah Penduduk Miskin (000)
ekonomi yang terus melambat, pada tahun tinggal sekarang (pada waktu sensus).
2011 pertumbuhan ekonomi. Penurunan Sedangkanseseorang dikategorikan migrasi
tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan risen jika provinsi atau kabupaten/kota
ekonomi yang terus melambat, pada tahun tempattinggal lima tahun yang lalu berbeda
2011 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,69 dengan provinsi atau kabupaten/kota
persen menurun di tahun 2015 menjadi 6,02 tempattinggal sekarang (pada waktu sensus)
persen. Sementara angka inflasi yang dapat (BPS 2010).
mempengaruhi Banyak studi mengenai migrasi
daya beli masyarakat pada tahun 2011 sebesar menunjukkan bahwa alasan migrasi terutama
3,38 persen turun ditahun 2015 sebesar 4,40 karena alasan ekonomi, yaitu adanya
persen. Migrasi adalah suatu gerak penduduk kesempatan untuk memperoleh pekerjaan
secara geografis, spasial atau teritorialantara yang lebih baik dan atau pendapatan yang
unit-unit geografis yang melibatkan lebih besar (Tjiptoherjanto dalam Vilantina,
perubahan tempat tinggal yaitu daritempat 2008). Dan jika dilihat jumlah rumah
asal ke tujuan (Rusli 1994). Menurut Lee tangga miskin yang melakukan migrasi
(1984) mengatakan bahwa yangdisebut pada tahun 2011 sebesar 4,16 persen dan
migrasi haruslah melibatkan faktor terjadinya tahun 2015 sebesar 1,48 persen. Gambar 2
perubahan tempat tinggalyang permanen menunjukkan bahwa persentase rumah tangga
dengan tidak usah memperhatikan jarak yang miskin yang melakukan migrasi turun sebesar
ditempuh dalamproses perpindahan tersebut. 2,68 persen. Tingkat gaji atau upah yang
Migrasi dapat dikategorikan menjadi diperoleh di desa belum dapat menjamin
dua jenis, yaitu 1) Migrasi SeumurHidup dan kesejahteraan migran dan keluarganya.
2) Migrasi Risen. Seseorang dikategorikan Perbedaan tingkat upah antara desa
sebagai migran seumurhidup jika provinsi dengan kota tersebut mendorong penduduk
atau kabupaten/kota tempat lahirnya berbeda bermigrasi ke kota untuk mencukupi
dengan provinsiatau kabupaten/kota tempat kebutuhan yang semakin beraneka ragam.
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 115
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
4.16 1.48
20.00
10.00
0.00
Migration No Migration
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 116
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
berada dalam kemiskinan sebagai akibat sebagai akibat pengaruh satu variabebebas,
adanya variabel bebas yang diduga sebagai dapat digunakan model statistik Odds Ratio
penyebab kemiskinan. Peluang tersebut dengan formula sebagai berikut:
merupakan suatu peluang bersyarat yang
didasarkan pada asumsi mengenai variable =
random yang diteliti berbentuk distribusi
fungsi pecah. (logistic distribution fungtion). Keterangan:
Gujarati (1993) menyatakan bahwa bentuk
persamaan logistic distribution fungtion OR = Odds Ratio
adalah sebagai berikut: e = 2,71828
= koefisien regresi variabeke-i
1 1
= = = ( )
1+ HASIL ANALISIS
Gambaran Umum Daerah Penelitian
Model spesifik yang sesuai dengan Penyidikan dilakukan di Provinsi
penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh Kepulauan Riau yang terdiri dari 5 kabupaten
peluang variabel bebas (kondisi sosial dan 2kota. Kabupaten kota tersebut adalah
ekonomi) terhadap variabel terikat Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan,
(kemiskinan) adalah sebagai berikut: Kabupaten Natuna, Kabupaten Linggadan
Kabupaten Kepulauan Anambas serta Kota
= + + + + Batam dan Kota Tanjungpinang.
+ + + +
Luas Wilayah
Keterangan: Luas wilayah Provinsi Kepulauan
= Peluang miskin atau tidaknya suatu Riau terdiri dari 10.595,41 km2 luas daratan.
rumah tangga Dengan keadaan geologis sebagian berbukit-
= Intersep garis regresi bukit dan lembah yang landai sampai ke tepi
= Jenis Kelamin (0= laki-laki dan 1 = laut. Pada tahun 2011 Kabupaten Natuna
perempuan) merupakan kabupaten terluas wilayahnya
= Banyaknya anggota rumah tangga (0 = dengan luas sebesar 2.814,26 km2 dengan
> 4 orang dan 1 = ≤ 4 orang) kepadatan penduduknya 26 per km2,
= Pendidikan tertinggi kepala rumah sedangkan kabupaten kota yang luasnya
tangga (0 = SMP kebawah; 1 = SMA terkecil adalah Kota Tanjungpinang yaitu
keatas) sebesar 239,50 km2 dengan kepadatan
= Sektor pekerjaan kepala rumah tangga penduduknya paling padat yaitu 822 per km2.
(0 = Sektor Informal; 1 = Sektor Sementara pada tahun 2015 terjadi perubahan
Formal) pada kepadatan penduduk Kabupaten Natuna
= Pemilik rumah tangga (0 = apabila 37 per km2, sedangkan Kota Tanjungpinang
kepala rumah tangga tidak memiliki yaitu kepadatan penduduknya yaitu 1.399 per
rumah; km2.
1 = apabila kepala rumah tannga memiliki
rumah) Jumlah Penduduk
= Fasilitas Toilet (0= tidak punya Penduduk Provinsi Kepulauan Riau
fasilitas toilet; tahun 2011 sebanyak 1.764.766 orang dengan
1 = punya fasilitas toilet) komposisi laki-laki 906.095 orang (51,34
= Migrasi (0 = migrasi; 1 = tidak migrasi) persen) dan perempuan 858.671 orang (48,66
= Kesalahan penduga persen), sehingga sex rasio 105,52 persen.
Sementara pada tahun 2015, penduduk
Untuk mengetahui kemungkinan bertambah yaitu sebesar 1.973.043 orang
sebuah rumah tangga berpeluang miskin dengan komposisi laki-laki 1.007.979 orang
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 117
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
(51,09persen) dan perempuan 965.064 orang sebesar90.342 rumah tangga miskin pada
(48,91persen). Ini berarti setiap 100 orang tahun 2011 dan 60.024 rumah tangga
perempuan terdapat 105 orang laki-laki. Jadi miskintahun 2015. Rumah tangga miskin
secara keseluruhan jumlah penduduk Provinsi yang banyaknya anggota rumah tangga lebih
Kepulauan Riau lebih banyak penduduk laki- dari 4 orang sebesar 32,80 persen tahun 2011
laki dari pada penduduk perempuan. dan sebesar 16,81 persen tahun 2015, yang
terdiri dari ayah, Ibu, dan 2 orang anaknya.
Perekonomian Sedangkan banyaknya anggota rumah tangga
Perekonomian Provinsi Kepulauan yang kurang dari 4 sebesar13,11 persen tahun
Riau pada tahun 2011 sangat ditopang oleh 2011 dan sebesar 4,49 persen tahun 2015.
sektor industri pengolahan, dimana nilai Bila dilihat antara rumah tangga
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) miskin dengan banyaknya anggota rumah
tahun 2011 atas dasar harga berlaku sebesar tangga serta pendidikan tertinggi kepala
Rp. 80.242,70 miliar. Dengan kontribusi rumah tangga, sebesar62,82 persen tahun
terbesar di sektor industri pengolahan sebesar 2011 dan tahun 2015 sebesar 95,79 persen
47,78 persen. Dan diikuti oleh sektor adalah kepala rumah tangga yang
perdagangan besar dan eceran (20,65persen). pendidikannya SMP kebawah dan banyaknya
Sedangkan ditahun 2015 Produk Domestik anggota rumah tangga lebih dari 4 orang.
Regional Bruto (PDRB) sebesar 203.281,40 Berbeda halnya dengan rumah tangga miskin
miliar.Dengan kontribusi terbesar di sektor dengan pendidikan tertinggi kepala rumah
industri pengolahansebesar 38,63 persen,dan tangga SMA ke atas dan banyak anggota
diikuti oleh sektor konstruksi (17,93persen). rumah tangga lebih dari 4 sebesar37,18 persen
tahun 2011 dan sebesar 4,21 persen tahun
Hasil Tabulasi Silang 2015. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan
Jenis Kelamin tingkat pendidikan yang rendah dan memiliki
Dari 460.476 rumah tangga pada banyak anggota rumah tangga memungkinkan
tahun 2011 dan 521.085 rumah tangga di untuk menjadi miskin.
Provinsi Kepulauan Riau ada sebanyak
90.342 rumah tangga miskin pada tahun 2011 Pendidikan Tertinggi
dan 60.024 rumah tangga miskintahun 2015. Pendidikan tertinggi kepala rumah
Sedangkan rumah tangga miskin yang kepala tangga miskin lebih besar yang hanya
rumah tangganya perempuan sebesar 9,64 pendidikannya SMP ke bawah yaitu sebesar
persen tahun 2011 dan 9,13 persen tahun 67,18 persen dibandingkan mereka yang
2015. memiliki pendidikan SMA ke atas yaitu
Bila dilihat antara rumah tangga sebesar 32,82 persen tahun 2011. Berbeda
miskin dengan kepala rumah tangga dengan tahun 2015 pendidikan tertinggi
perempuanyang pendidikannya SMP kepala rumah tangga miskin lebih besar yang
kebawah, sekitar 80,95 persen adalah kepala hanya pendidikannya SMP ke bawah yaitu
rumah tangga perempuan yang pendidikannya sebesar 94,07 persen dibandingkan mereka
SMP kebawah pada tahun 2011 dan 70,11 yang memiliki pendidikan SMA ke atas yaitu
persen pada tahun 2015. Hal ini dapat sebesar 5,93 persen Hal ini memberikan
diartikan bahwa dengan tingkat pendidikan gambaran bahwa pendidikan yang ditamatkan
yang rendah dan memiliki kepala rumah sangat berpengaruh terhadap kemiskinan.
tangga perempuan memungkinkan untuk
menjadi miskin. Sektor Pekerjaan
Untuk melihat dari sektor pekerjaan
Banyaknya Anggota Rumah Tangga antara sektor informal dan sektor formal,
Jumlah rumah tangga pada tahun 2011 rumah tangga miskin lebih banyak terdapat di
sebanyak460.476 rumah tangga dan 521.085 sektor formal yaitu sebesar 50,70 persen dari
rumah tangga di Provinsi Kepulauan Riau ada pada sektor informal yaitu sebesar 50,70
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 118
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 119
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Tabel 2. Hosmer and Lemeshow Test Tabel 4. Hosmer and Lemeshow Tes
Step Chi-square df Sig. Step Chi-square df Sig.
1 4429,178 8 ,000 1 2637,878 7 ,000
Kelayakan Model Regresi Logistik Tahun Pengaruh Variabel Bebas pada Regresi
2015 Logistik
Berdasarkan analisis yang dilakukan, Berdasarkan dari hasil analisis
hasilnya menunjukkan bahwa model regresi pengolahan data dengan menggunakan SPSS
logistik yang dibuat ini sudah memenuhi versi 24, diperoleh pada tabel 5. Dari hasil
asumsi kelayakan model. Hal ini dapat dilihat pengolahan program SPSS versi 24,
dari nilai Chai Square pada tabel 1. Hosmer diperoleh nilai signifikansi pada uji wald
and Lemeshow Test, dimana nilai Chai dimasing-masing variabel bebas (Jenis
Square hitungnya mencapai 2.637,878 dan kelamin, banyaknya anggota rumah tangga,
nilainya lebih kecil dari nilai Chai Square pendidikan tertinggi, sektor pekerjaan,
tabel (pada df = 8 dan Alpha 5%) besarnya pemilik rumah tangga, fasiltas toilet, dan
15.507 (2.637,878< 15.507). Atau dapat migrasi) yang nilainya lebih kecil dari Alpha
dilihat dari nilai sign yang lebih besar dari 5% (sign < 0,05). Dimana nilai masing-
Alpha 5% (0,000> 0,005). masing variabel bebas sebesar 0,000.
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 120
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik ‘Prilaku Migrasi Terhadap Tingkat Kesejahteraan di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 dan Tahun 2015”
Nilai Dugaan Nilai Wald Odds rasio
Significant
Variabel (Koefisien) Test (Exp X)
2011 2015 2011 2015 2011 2015 2011 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Jenis Kelamin(x1) -0,362 -0,15 781,496 88,327 0,000 0,000 0,696 0,86
Banyaknya Anggota
1,127 1,447 18768,635 15450,215 0,000 0,000 3,087 4,249
Rumah Tangga (x2)
Pendidikan Tertinggi
1,02 1,154 14266,937 4039,761 0,000 0,000 2,773 3,17
(x3)
Sektor Pekerjaan (x4) 0,26 0,756 934,746 6177,069 0,000 0,000 1,297 2,13
Pemilik Rumah
-0,356 -0,292 1466,998 575,265 0,000 0,000 0,701 0,747
Tangga (x5)
2,35
Fasilitas Toilet (x6) 0,435 0,856 1684,76 3802,005 0,000 0,000 1,545
4
- 0,53
MigrasiRisen (x7) -1,044 382,715 876,122 0,000 0,000 0,694
0,365 2
Konstanta 0,662 1,676 773,631 1795,926 0,000 0,000 1,938 5,344
Sumber : diolah dari data primer
Persamaan regresi logistik pada tahun 2011 Untuk interprestasi dari persamaan tahun
yang dihasilkan sebagai berikut: 2011:
Untuk setiap perubahan pada variabeljenis
= 0,662-0,362 X1+1,127 X2 + kelamin(X1) sebesar 1 kali, akan
( ) menurunkan peluang rumah tangga untuk
1,02 X3 + 0,26 X4- 0,356 X5+ miskin sebesar 0,362.
0,435 X6- 0,365 X7 Untuk setiap perubahan pada variabel
banyaknya anggota rumah tangga (X2)
Persamaan regresi logistik pada tahun 2015 sebesar 1 kali, akan meningkatkan
yang dihasilkan sebagai berikut: peluang rumah tangga untuk miskin
sebesar 1,127.
= 1,676-0,15 X1+1,447 X2 + Untuk setiap perubahan pada variabel
( )
1,154 X3 + 0,756 X4- 0,292 pendidikan tertinggi (X3) sebesar 1 kali,
X5 + 0,856 X64-1,044 X7 maka akan meningkatkan peluang rumah
dimana ; tangga untuk miskin1,02.
p = Peluang untuk masuk kelompok Untuk setiap perubahan pada variabel
rumah tangga miskin sektor pekerjaan (X4) sebesar 1 kali, maka
(1-p) = Peluang untuk tidak masuk akan meningkatkan peluang rumah tangga
kelompok rumah tangga miskin untuk miskin0,26.
X1 = Jenis Kelamin Untuk setiap perubahan pada variabel
X2 = Banyaknya Anggota Rumah Tangg pemilik rumah tangga (X5) sebesar 1 kali,
X3 = Pendidikan Tertinggi maka akan mengurangi peluang rumah
X4 = Sektor Pekerjaan tangga untuk miskin 0,356.
X5 = Pemilik Rumah Tangga Untuk setiap perubahan pada variabel
X6 = Fasilitas Toilet fasilitas toilet (X6) sebesar 1 kali, maka
X7 = Migrasi Rrisen akan meningkatkan peluang rumah
tangga untuk miskin 0,435.
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 121
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017
Untuk setiap perubahan pada variabel tangga dengan <4 orang tahun 2011.
migrasi risen (X7) sebesar 1 kali, maka Sedangkan di tahun 2015 nilai odds rasio nya
akan mengurangi peluang rumah tangga sebesar 4,249 kali. Dengan kata lain semakin
untuk miskin 0,365. banyak anggota rumah tangga maka
mereka akan berpeluang untuk miskin.
Untuk interprestasi dari persamaan tahun Variabel pendidikan tertinggi (X3),
2015: nilai odds rasio nya sebesar 2,773. Hal ini
Untuk setiap perubahan pada variabeljenis menunjukan bahwa semakin banyak
kelamin(X1) sebesar 1 kali, akan pendidikan tertingginya (SMP ke bawah),
menurunkan peluang rumah tangga maka peluang rumah tangga untuk menjadi
untuk miskin sebesar 0,15. miskin sebesar 2,773 kali, dibandingkan
Untuk setiap perubahan per unit pada dengan mereka yang berpendidikan
variabel banyaknya anggota rumah tertinggi (SMA ke atas) di tahun 2011.
tangga sebesar 1 kali(X2), akan Sedangkan di tahun 2015 nilai odds rasio nya
meningkatkan peluang rumah tangga sebesar 3,17 kali. Dengan kata lain semakin
untuk miskin sebesar 1,447. banyak yang berpendidikan SMP kebawah
Untuk setiap kenaikan pada variabel maka mereka akan berpeluang untuk
pendidikan tertinggi (X3) sebesar 1 kali, miskin.Untuk variabel fasilitas toilet (X6),
maka akan meningkatkan peluang rumah nilai odds rasio nya sebesar 1,545. Hal ini
tangga untuk miskin1,154. menunjukan bahwa semakin banyak mereka
Untuk setiap perubahan pada variabel tidak memiliki fasilitas toilet, maka
sector pekerjaan (X4) sebesar 1 kali, maka peluang rumah tangga untuk menjadi miskin
akan meningkatkan peluang rumah tangga sebesar 1,545 kali, dibandingkan dengan
untuk miskin0,756. mereka yang memiliki fasilitas toilet tahun
Untuk setiap perubahan pada variabel 2011. Sedangkan di tahun 2015 nilai odds
pendidikan tertinggi (X5) sebesar 1 kali, rasio nya sebesar 2,354 kali. Dengan kata
maka akan mengurangi peluang rumah lain semakin tidak memiliki fasilitas toilet
tangga untuk miskin 0,292. maka mereka akan berpeluang untuk miskin
Untuk setiap perubahan pada variabel Untuk variabel sektor pekerjaan (X4),
pendidikan tertinggi (X6) sebesar 1 kali, nilai odds rasio nya sebesar 1,297. Hal ini
maka akan meningkatkan peluang rumah menunjukan bahwa semakin banyak mereka
tangga untuk miskin 0,856. bekerja disektor informal, maka peluang
Untuk setiap perubahan pada variabel rumah tangga untuk menjadi miskin sebesar
pendidikan tertinggi (X7) sebesar 1 kali, 1,297 kali, dibandingkan dengan mereka
maka akan mengurangi peluang rumah yang bekerja di sektor formal tahun 2011.
tangga untuk miskin1,044. Sedangkan di tahun 2015 nilai odds rasio
nya sebesar 2,13 kali. Dengan kata lain
Koefisien Rasio (Exp (B)) Variabel Bebas semakin yang bekerja disektor informal maka
pada Regresi Logistik mereka akan berpeluang untuk miskin.
Pada tabel 6.output Variable in the Untuk variabel migrasi (X7), nilai
Equation diatas, dapat juga diketahui nilai odds rasio nya sebesar 0,694. Hal ini
Odds Rasio dari masing-masingvariabel menunjukan bahwa orang bermigrasi, maka
sebagai berikut; untuk variabel banyak peluang rumah tangga untuk menjadi miskin
anggota rumah tangga (X2), nilai odds rasio sebesar 0,694 kali, dibandingkan dengan
nya sebesar 3,087. Hal ini menunjukan bahwa orang yang tidak bermigrasi di tahun 2011.
semakin banyak anggota rumah tangga (>4 Sedangkan di tahun 2015 nilai odds rasio nya
orang), maka peluang rumah tangga untuk sebesar 0,352 kali. Dengan kata lain orang
menjadi miskin sebesar 3,087 kali, yang melakukan migrasi maka mereka akan
dibandingkan dengan yang anggota rumah berpeluang untuk miskin.
Budi Zulfachri dkk : Pengaruh Migrasi Risen terhadap Tingkat Kesejahteraan di Provinsi kepulauan Riau……. 122
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL.8, NO.2 JULII 2017