Anda di halaman 1dari 27

Perekonomian

Indonesia
KEMISKINAN DAN
KESENJANGAN PENDAPATAN

SUGENG SUSANTO.S.E.,M.M
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan

Konsep dan Definisi Kemiskinan


Di dalam bidang ekonomi, besarnya kemiskinan diukur dengan tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. konsep yang
mengacu kepada suatu standar penilaian/pengukuran yang ditetapkan secara subjektif oleh masyarakat atau
pemerintah (dalam kasus Indonesia, oleh Badan Pusat statistic (BPS), yang umum disebutkan garis kemiskinan adalah
kemiskinan relatif. Ukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan, tetapi oleh standar kehidupan minimum yang
dibutuhkan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya( makanan dan non makanan) adalah kemiskinan
absolut.

Ada sejumlah pendekatan menentukan kriteria kemiskinan (BPS, 2016 a) yakni


• pendekatan kebutuhan dasar (pengeluaran konsumsi minimum (Misalnya dalam rupiah) yang dibutuhkan untuk
membeli makanan dan non makanan seperti kesehatan, pendidikan, rumah, pakaian dan transportasi),
• Pendekatan non moneter (Misalnya luas dan jenis lantai rumah tinggal, ketersediaan air bersih,jenis jamban dan
kepemilikan aset).
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Permasalahan Pokok.

• Diawal Orba para pembuat kebijaksanaan dan perencana


pembangunan ekonomi di Jakarta pada tahun 1970 strategi
pembangunan ekonomi berorientasi kepada pembangunan
ekonomi, dengan dimulainya pembangunan ekonomi dari pula
jawa dikarenakan semua infrastruktur dan fasilitas tersedia di
jawa khususnya DKI Jakarta.
• Sejarah menunjukan setalah 40tahun dari pelita I tahun 1969
bahwa efek menetes ke bawah tidak berjalan dengan baik,
sampai akibatnya pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi tingkat
kesenjangan dalam pembangunan nasional semakin besar
dimana jumlah orang miskin tetap banyak dan bertambah banyak
pada saat krisis ekonomi.
• Pelita III pola pembangunan mulai dirubah menitik beratkan
kesejahteraan ekonomi sehingga dimulai proyek dan industri
padat karya, pembangunan pedesaan dan pertanian
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Sebelum krisis tahun 1998 Program pemerintah untuk mengurangi jumlah orang
miskin dan kesenjangan pendapatan antara lain.

1. Inpres Desa Tertinggal (IDT)


2. Pengembangan Industri Kecil dan rumah tangga khususnya di pedesaan.
3. Transmigrasi
4. Pelatihan dan Pendidikan.
5. Dll.

Pada Kabinet Indonesia Bersatu pada pemerintahaan SBY menerapkan 3 lapis


strategi pembangunan, antara lain
1. Pro-pertumbuhan.
2. Pro-kesempatan kerja dan
3. Pro-miskin
Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Teori Utama.
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa garis kemiskinan.

1. Konsep yang mengacu pada garis kemiskinan disebut kemiskinan relative.


Kemiskinan relative suatu ukuran mengenai kesenjangan dalam distribusi
pendapatan, kemiskinan relative dikukur sebagai suatu proporsi dari tingkat
pendapatan perkapita. (umumnya berbeda disetiap negara).

2. Konsep yang pengukuran tidak mengacu pada garis kemiskinan disebut


kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut adalah derajat dari dibawah kemiskinan
dibawah kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat
terpenuhi.
Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Log Gkt = α + β Log Wkt + αkt + Σkt

Dimana

Gkt = Indeks Gini untuk wilayah k pada periode t


Wkt = Tingkat rata-rata komsumsi atau pendapatan riil (ratio kesejahteraan) di wilayah tersebut pada waktu
tersebut.
αkt = Efek – efek lokasi yang tetap ( tidak berubah / acak ).
Σkt = Term Kesalahan.
Σ = Elastisitas ketimpangan dari pertumbuhan
Pada persamaan diatas elasitisitas tidakemerataan dalam distribusi pendapatan adalah komponen kunci dari
perbedaan antara efek bruto (ketimpangan konstan) dan efek netto ( ada efek dari perubahan kemiskinan) dari
pertumbuhan pendapatan terhadap kemiskinan.
Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Untuk mendapatkan elestisitas bruto dari kemiskinan terhadap pertumbuhan dan elasitisitas dari kemiskinan
terhadap ketimpangan (pertumbuhan sebagai variable yang dapat dikontrol), digunakan persamaan:

Log Pkt = w + Log Wkt + Log Gkt + wik + VKt

Dimana

Pkt = Kemiskinan untuk wilayah k pada periode t


Wkt = Tingkat rata-rata komsumsi atau pendapatan riil (rasio kesejahteraan) di wilayah tersebut pada waktu
tersebut.

Gkt = Indeks Gini untuk wilayah k pada periode t


Wik = Efek efek yang tetap dan acak
Vkt = Term Kesahalan.
Alat ukur /Indikator Kemiskinan

A. Pendapatan / B. Aset C. Total Kekayaan D. Makanan yang


konsumsi per minggu / dikonsumsi.
bulan/ tahun
Makanan sebagai salah satu
Yang paling umum Jumlah Nilai aset seperti Jumlah kekayaan seseorang indikator harus terutama
digunakan untuk tanah, rumah/gedung adalah per definisi jumlah melihat pada dua hal, yakni
mengukur apakah dan Aset lain lainnya dari semua aset yang porsi dan kualitas dari
seseorang itu miskin yang bergerak juga bisa dimiliki orang itu ditambah makanan yang dikonsumsi.
atau tidak adalah digunakan sebagai salah dengan Jumlah pendapatan landasan teori adalah
Jumlah pendapatan dari satu indikator kemiskinan yang didapatkan dari segala sebagai berikut makanan
hasil kerja/usaha rata- sumber termasuk sebagai orang miskin lebih banyak
rata per minggu bulan pekerja atau pegawai. memakai pendapatannya
atau pertahun untuk konsumsi makanan
daripada non makanan
seperti pakaian sepatu atau
mobil.
Alat ukur /Indikator Kemiskinan

E. Tempat Tinggal D. Pendidikan Formal E. Infrastruktur Dasar F. Kesehatan


Rumah Tangga
Tempat tinggal bisa Digunakan sebagai Untuk menggambarkan
dalam arti rumah dan indikator-indikator kemiskinan di wilayah atau
lokasi di mana Rumah kemiskinan dari aspek Yang dimaksud masyarakat dua komponen
itu berada yang harus pendidikan adalah salah infrastruktur dasar rumah penting dari aspek
difokuskan adalah angka melek huruf tangga adalah seperti air kesehatan yang harus
bentuk dan kualitas. penduduk berumur 15 bersih, sanitasi layak, diukur.komponen pertama
landasan teorinya tahun ke atas, rata-rata listrik yang cukup, adalah akses ke pelayanan
adalah pada umumnya sekolah penduduk usia telekomunikasi dan kesehatan yang layak atau
bentuk dari rumah 15 tahun ke atas, angka telepon yang baik. baik.komponen kedua
dimiliki orang miskin partisipasi sekolah adalah kondisi kesehatan
lebih kecil dan jumlah anak yang rata-rata masyarakat.
sederhana dibanding terdaftar di sekolah atau
rumah orang kaya. indeks pembangunan
manusia (IPM).
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
Dasar teori dari hubungan antara pertumbuhan ekonomi atau pendapatan perkapita dan tingkat kemiskinan tidak
berbeda dengan kaki pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan dalam distribusi pendapatan banyak faktor lain
selain pertumbuhan ekonomi atau pendapatan yang juga berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
tingkat kemiskinan di suatu wilayah/negara seperti misalnya derajat pendidikan penduduk/tenaga Kerja, penambahan
jumlah kesempatan kerja yang tercipta oleh pertumbuhan ekonomi,struktur ekonomi,harga

Negara dengan singkat PN perkapitanya yang lebih tinggi cenderung mempunyai tingkat kemiskinan yang lebih
rendah dibandingkan dengan negara-negara yang tingkat PN perkapitanya lebih rendah .

Hasil estimasi dari dolar dan kraay (2000) menunjukkan bahwa elastisitas pertumbuhan PDB dari pendapatan
perkapita dari kelompok miskin adalah 1%, yang artinya pertumbuhan rata-rata output sebesar 1% membuat 1%
peningkatan pendapatan dari masyarakat miskin.

sedangkan, hasil estimasinya dari Timmer (1997) memakai teknik-teknik ekonometrik yang sama melaporkan bahwa
elastisitas tersebut hanya sekitar 8%, yang artinya kurang dari proporsional keuntungan bagi kelompok miskin dari
pertumbuhan ekonomi. hasil estimasi ini didukung oleh banyaknya studi lain seperti World Bank (2005) yang juga
menunjukkan adanya suatu hubungan negatif antara kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan

Di dalam literatur muncul dua pendekatan pendekatan pertama


memfokuskan pada keyakinan bahwa orang orang miskin pasti
mendapat keuntungan dan pertumbuhan ekonomi walaupun tidak
proporsional.

artinya, pertumbuhan ekonomi memihak kepada orang miskin jika


dibarengi dengan pengurangan kesenjangan pangsa pendapatan

Dari sekelompok miskin meningkatkan bersamaan dengan


pertumbuhan ekonomi.
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan
Pendapatan
Data tahun 1970-an dan 1980-an mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi
pendapatan di banyak NSB, terutama negara-negara yang proses pembangunan
ekonominya sangat pesat dan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seperti

• Indonesia, menunjukkan seakan-akan ada suatu korelasi positif antara laju


pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan.
• Semakin tinggi pertumbuhan PDB atau semakin besar pendapatan perkapita
semakin besar perbedaan antara kaum miskin dan kaum kaya.
• Literatur mengenai evolusi atau perubahan kesenjangan pendapatan pada awalnya
didominasi oleh apa yang disebut hipotesis Kuznets dengan memakai data lintas
negara dan data deret waktu dari sejumlah survey/observasi di setiap negara.
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan
Pendapatan
Simon Kuznets (1955) membuat hipotesis adanya
kurva U terbalik bahwa mula-mula ketika
pembangunan dimulai, distribusi pendapatan akan
makin tidak merata, namun setelah mencapai suatu
tingkat pembangunan tertentu, distribusi pendapatan
makin merata. Bentuk kurva U terbalik tersebut
dapat dilihat dalam gambar (Kuncoro,2003:126).

Simon Kuznets menemukan adanya suatu relasi


antara kesenjangan pendapatan dan tingkat
pendapatan perkapita yang berbentuk U terbalik.
Hasil ini diinterpretasikan sebagai evolusi dan
distribusi pendapatan dalam proses transisi dari
suatu ekonomi perdesaan ke suatu ekonomi
perkotaan, atau dari ekonomi pertanian (tradisional)
ke ekonomi industri (modern).
Analisis Empiris
Analisis Empiris
Analisis Empiris
KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS)
telah merilis data terkait kemiskinan di
Indonesia, berdasarkan Survei Ekonomi
Nasional September 2020. Menurut data
tersebut, presentase penduduk miskin pada
September 2020 naik menjadi 10,19 persen,
meningkat 0,41 persen pada Maret 2020 dan
meningkat 0,97 persen pada September 2019.
Disebutkan, jumlah penduduk miskin pada
September 2020 sebesar 27,55 juta orang,
meningkat 1,13 juta orang terhadap Maret 2020
dan meningkat 2,76 juta orang terhadap
September 2019.

Penulis : Mela Arnani


Editor : Sari Hardiyant
Analisis Empiris

Selain tingkat kemiskinan, ada dua hal lain yang juga harus diperhatikan dalam
membahas soal kemiskinan di Indonesia, yakni
1. kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Kedalaman atau intensitas
kemiskinan yang diukur oleh Indeks Kedalaman Kemiskinan (P) menunjukkan rata-
rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap batas miskin (garis
kemiskinan yang berlaku), sedangkan
2. keparahan kemiskinan yang diukur dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P)
menunjukkan ketimpangan pengeluaran dari penduduk paling miskin, atau yang
makin jatuh di bawah garis kemiskinan yang berlaku.

Semakin besar nilai kedua indeks ini di sebuah negara mencerminkan semakin seriusnya
persoalan kemiskinan di negara tersebut.
Kesenjangan
kesenjangan pendapatan tidak dapat dilepaskan dari kebijakan-kebijakan ekonomi khususnya kebijakan
fiskal sistem perpajakan dan subsidi.

Selain itu, ketimpangan dalam distribusi pendapatan bisa disebabkan oleh kesenjangan ekonomi
hipotesisnya adalah bahwa di daerah yang pembangunan ekonominya pesat kesempatan kerja lebih
terbuka luas dibandingkan di daerah yang ekonominya mengalami stagnasi.

Di Indonesia, perbedaan pola distribusi pendapatan antara di perkotaan dengan di pedesaan atau lebih rendahnya
kesenjangan di desa dibandingkan di kota disebabkan oleh sejumlah faktor titik pertama akibat arus penduduk atau
tenaga kerja dari pedesaan ke perkotaan
Kesenjangan
Dalam pemaparannya di Jakarta pada 23/02/2017,
Direktur INFID, Sugeng Bahagijo, mengutarakan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memang
cukup stabil dan proporsi masyarakat yang hidup
dalam kemiskinan ekstrem telah berkurang
menjadi sekitar 8%. Namun, pertumbuhan
ekonomi itu belum diimbangi dengan pembagian
pendapatan yang lebih merata.

Hal itu membuat peringkat ketimpangan ekonomi


Indonesia berada di posisi enam terburuk di dunia.
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan bahwa
ketimpangan itu tak hanya memperlambat
pengentasan masyarakat dari kemiskinan, tetapi
juga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan
mengancam kohesi sosial.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Seminar Menuju
Indonesia yang Lebih Setara (23/02/2017), menyatakan
bahwa kunci untuk mempersempit kesenjangan ialah
reformasi perpajakan dengan menerapkan pajak progresif.
Semakin tinggi pendapatan seseorang, tarif pajak yang
diterapkan pun semakin besar. Sebaliknya, masyarakat
berpendapatan minim berpotensi tidak membayar pajak
dengan adanya skema pendapatan tidak kena pajak.
Kesenjangan
Kesenjangan
Di Indonesia, lebih rendahnya kesenjangan di desa dibandingkan di kota disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain

1. Akibat arus penduduk atau tenaga kerja dari 3. Dampak positif dari proses pembangunan ekonomi sosial.
pedesaan ke perkotaan. A.Lewis (1954),
Perpindahan orang dari pedesaan ke perkotaan Dampak tersebut bisa dalam beragam bentuk diantaranya:
memberi suatu dampak positif terhadap a. Semakin banyak kegiatan ekonomi di pedesaan di luar
perekonomian di pedesaan, kesempatan kerja sektor pertanian.
produktif, tingkat produktivitas dan pendapatan
rata-rata masyarakat di pedesaan meningkat. b. Tingkat produktivitas dan pendapatan riil tenaga kerja
disektor pertanian meningkat. c. Potensi sumber daya alam
2. struktur pasar dan besarnya distorsi yang berbeda (SDA) yang ada di pedesaan semakin baik dimanfaatkan
di pedesaan dengan di perkotaan titik di pedesaan oleh penduduk desa pemakaian semakin optimal
jumlah sektor relatif lebih kecil dibandingkan di (tambunan 2015 ).
perkotaan, dan sektor-sektor yang ada di pedesaan
lebih kecil dibandingkan sektor yang sama di
perkotaan.
Kesenjangan
Pada saat Belanda meninggalkan Indonesia Pulau
Jawa adalah wilayah Indonesia yang paling maju
dalam banyak hal termasuk pembangunan
infrastruktur dan SDM.

Pemerintah Indonesia juga meneruskan tradisi


kolonialisasi yang menjadikan Jakarta sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan dan keuangan sejarah
dunia menunjukkan bahwa wilayah yang menjadi
pusat pemerintahan.

Secara alami akan menarik kegiatan-kegiatan


ekonomi ke wilayah tersebut jadi dalam kasus
Indonesia, pulau Jawa dan DKI Jakarta dan wilayah
sekitarnya, yakni Bogor Depok Tangerang Bekasi
(bodetabek) (tambunan 2015 ).
Kebijakan Anti Kemiskinan
Kebijakan mempengaruhi kemiskinan secara langsung &
tidak langsung.

• Kebijakan langsung adalah kebijakan-kebijakan dalam


berbagai macam program yang khusus dibuat untuk
mengurangi kemiskinan/sasarannya penduduk
miskin.

• Kebijakan tidak langsung adalah kebijakan-kebijakan


ekonomi yang bukan sasarannya bukan penduduk
miskin, tetapi mempunyai pengaruh positif terhadap
mengurangi kemiskinan. Mis. Pembatasan import,
Hubungan antara Kelembagan, kebijakan, Pertumbuhan ekonomi menurunkan suku bunga
dan penurunan kemiskinan
Kebijakan Anti Kemiskinan

Strategi Intervensi Pemerintah dalam memerangi kemiskinan menurut


Waktu.

• Jangka Pendek adalah pembangunan Sektor Pertanian, usaha kecil,


Manajeman Lingkungan dan SDA dan ekonomi pedesaan. Teori A. Lewis,
awalnya desa lebih padat dari kota sehingga kemiskinan lebih besar,
sehingga terjadilah migrasi dan urbanisasi secara tidak langsung
memindahkan kemiskinan ke kota.

Yang termasuk dalam jangka pendek antara lain, pembangunan


sarana transportasi, komunikasi, eneergi dan keuangan, meningkatakan
masyarakat dalam pembangunan dan proktesi sosial ( BPJS)
Kebijakan Anti Kemiskinan
Strategi Intervensi Pemerintah dalam memerangi kemiskinan
menurut Waktu Jangka Panjang

Pembangunan Penguatan
Sektor Swasta. Pembangunan Air bersih dan
pembangunan Perkotaan baru
01
Kerjasama Regional sebagai 02
pelaksana otonomi daerah.

Manajemen Pengeluaran
03
Pemerintah (APBN) dan
Administrasi
04 Desentralisasi kebijkan
pembangunan ekonomi, fiscal
dan sosial.

05
Pendidikan dan Kesehatan
Pembagian Tanah
Pertanian yang
06
Merata
07
Kebijakan Anti Kemiskinan
SUGENG SUSANTO.S.E., M.M

Matursuwun

Anda mungkin juga menyukai