Indonesia
KEMISKINAN DAN
KESENJANGAN PENDAPATAN
SUGENG SUSANTO.S.E.,M.M
Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Teori Utama.
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa garis kemiskinan.
Dimana
Untuk mendapatkan elestisitas bruto dari kemiskinan terhadap pertumbuhan dan elasitisitas dari kemiskinan
terhadap ketimpangan (pertumbuhan sebagai variable yang dapat dikontrol), digunakan persamaan:
Dimana
Negara dengan singkat PN perkapitanya yang lebih tinggi cenderung mempunyai tingkat kemiskinan yang lebih
rendah dibandingkan dengan negara-negara yang tingkat PN perkapitanya lebih rendah .
Hasil estimasi dari dolar dan kraay (2000) menunjukkan bahwa elastisitas pertumbuhan PDB dari pendapatan
perkapita dari kelompok miskin adalah 1%, yang artinya pertumbuhan rata-rata output sebesar 1% membuat 1%
peningkatan pendapatan dari masyarakat miskin.
sedangkan, hasil estimasinya dari Timmer (1997) memakai teknik-teknik ekonometrik yang sama melaporkan bahwa
elastisitas tersebut hanya sekitar 8%, yang artinya kurang dari proporsional keuntungan bagi kelompok miskin dari
pertumbuhan ekonomi. hasil estimasi ini didukung oleh banyaknya studi lain seperti World Bank (2005) yang juga
menunjukkan adanya suatu hubungan negatif antara kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
Selain tingkat kemiskinan, ada dua hal lain yang juga harus diperhatikan dalam
membahas soal kemiskinan di Indonesia, yakni
1. kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Kedalaman atau intensitas
kemiskinan yang diukur oleh Indeks Kedalaman Kemiskinan (P) menunjukkan rata-
rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap batas miskin (garis
kemiskinan yang berlaku), sedangkan
2. keparahan kemiskinan yang diukur dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P)
menunjukkan ketimpangan pengeluaran dari penduduk paling miskin, atau yang
makin jatuh di bawah garis kemiskinan yang berlaku.
Semakin besar nilai kedua indeks ini di sebuah negara mencerminkan semakin seriusnya
persoalan kemiskinan di negara tersebut.
Kesenjangan
kesenjangan pendapatan tidak dapat dilepaskan dari kebijakan-kebijakan ekonomi khususnya kebijakan
fiskal sistem perpajakan dan subsidi.
Selain itu, ketimpangan dalam distribusi pendapatan bisa disebabkan oleh kesenjangan ekonomi
hipotesisnya adalah bahwa di daerah yang pembangunan ekonominya pesat kesempatan kerja lebih
terbuka luas dibandingkan di daerah yang ekonominya mengalami stagnasi.
Di Indonesia, perbedaan pola distribusi pendapatan antara di perkotaan dengan di pedesaan atau lebih rendahnya
kesenjangan di desa dibandingkan di kota disebabkan oleh sejumlah faktor titik pertama akibat arus penduduk atau
tenaga kerja dari pedesaan ke perkotaan
Kesenjangan
Dalam pemaparannya di Jakarta pada 23/02/2017,
Direktur INFID, Sugeng Bahagijo, mengutarakan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memang
cukup stabil dan proporsi masyarakat yang hidup
dalam kemiskinan ekstrem telah berkurang
menjadi sekitar 8%. Namun, pertumbuhan
ekonomi itu belum diimbangi dengan pembagian
pendapatan yang lebih merata.
1. Akibat arus penduduk atau tenaga kerja dari 3. Dampak positif dari proses pembangunan ekonomi sosial.
pedesaan ke perkotaan. A.Lewis (1954),
Perpindahan orang dari pedesaan ke perkotaan Dampak tersebut bisa dalam beragam bentuk diantaranya:
memberi suatu dampak positif terhadap a. Semakin banyak kegiatan ekonomi di pedesaan di luar
perekonomian di pedesaan, kesempatan kerja sektor pertanian.
produktif, tingkat produktivitas dan pendapatan
rata-rata masyarakat di pedesaan meningkat. b. Tingkat produktivitas dan pendapatan riil tenaga kerja
disektor pertanian meningkat. c. Potensi sumber daya alam
2. struktur pasar dan besarnya distorsi yang berbeda (SDA) yang ada di pedesaan semakin baik dimanfaatkan
di pedesaan dengan di perkotaan titik di pedesaan oleh penduduk desa pemakaian semakin optimal
jumlah sektor relatif lebih kecil dibandingkan di (tambunan 2015 ).
perkotaan, dan sektor-sektor yang ada di pedesaan
lebih kecil dibandingkan sektor yang sama di
perkotaan.
Kesenjangan
Pada saat Belanda meninggalkan Indonesia Pulau
Jawa adalah wilayah Indonesia yang paling maju
dalam banyak hal termasuk pembangunan
infrastruktur dan SDM.
Pembangunan Penguatan
Sektor Swasta. Pembangunan Air bersih dan
pembangunan Perkotaan baru
01
Kerjasama Regional sebagai 02
pelaksana otonomi daerah.
Manajemen Pengeluaran
03
Pemerintah (APBN) dan
Administrasi
04 Desentralisasi kebijkan
pembangunan ekonomi, fiscal
dan sosial.
05
Pendidikan dan Kesehatan
Pembagian Tanah
Pertanian yang
06
Merata
07
Kebijakan Anti Kemiskinan
SUGENG SUSANTO.S.E., M.M
Matursuwun