ARTHA
GEMILANG ENGINEERING sebagai salah satu persyaratan dalam dokumen penawaran untuk
pekerjaan PENYUSUNAN STUDI INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR KABUPATEN
KENDAL yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2017.
7.1. APRESIASI
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara, pemahaman utama mengenai kemiskinanan mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan
dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini
mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di
seluruh dunia.
Definisi-definisi yang terkandung dalam teori kemiskinan tidak selalu lengkap mencakup
seluruh aspek. Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga tergantung dari
sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat.
Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.
Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak/ pemenuhan kebutuhan pokok
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan pokok/ dasar disebabkan karena adanya kekurangan barang-barang dan
pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk memenuhi standar hidup yang layak. Ini
merupakan kemiskinan absolut/ mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan
pokok/ dasar.
Dilihat dari segi pendapatan/ penghasilan income Kemisikinan oleh golongan ini
dilukiskan sebagai kurangnya pandapatan/ penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang pokok.
Dilihat dari segi kesempatan / opportunity Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan
kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :
a. Ketrampilan yang memadai.
b. Informasi/ pengetahuan-pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.
c. Jaringan-jaringan sosial/ social network.
d. Organisasi-organisasi sosial dan politik.
e. Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan
kehidupan.
Dilihat dari segi keadaan/ kondisi Kemiskinan sebagai suatu kondisi/keadaan yang bisa
dicirikan dengan :
a. Kelaparan/ kekurangan makan dan gizi.
b. Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
c. Tingkat pendidikan yang rendah.
d. Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
pokok.
Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran
yang tidak merata dan sumber-sumber (malldistribution of resources), termasuk
didalamnya pendapatan/ income.
Dalam rangka melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh perlu ditetapkan pedoman
sebagai panduan dalam melaksanakan identifikasi. Untuk itulah disiapkan konsep pedoman
identifikasi kawasan permukiman kumuh.
Pedoman ini disusun dengan sasaran umum yaitu menghasilkan sebaran kawasan permukiman
kumuh yang ada di setiap daerah (kota/kabupaten). Dengan tambahan kriteria prioritas
penanganan maka pedoman ini dirancang dapat menghasilkan lokasi-lokasi kawasan
permukiman kumuh yang memiliki hubungan dengan kota metropolitan dan fungsi daerah
yang bersangkutan sebagai penyangga.
Secara keseluruhan pedoman identifikasi ini disusun dengan memperhatikan pokok-pokok
dibawah ini:
1. Lokasi identifikasi adalah kawasan-kawasan permukiman khusunya yang ada di
kota/kabupaten yang menjadi daerah penyangga kota metropolitan.
2. Kawasan kumuh yang diidentifikasi diprioritaskan pada kawasan permukiman yang
memiliki kaitan dan atau memberi andil tumbuhnya permukiman kumuh di daerah
bersasngkutan yang merupakan hinterland kota metropolitan sekaligus memberi andil
sulitnya penanganan kekumuhan di kota metropolitan.
3. Data-data dan informasi mengenai lokasi kawasan permukiman kumuh yang terkumpul
digunakan untuk melakukan analisis sebab akibat dan rekomendasi penanganan kawasan
permukiman yang ada di kota/kabupaten penyangga kota metropolitan.
4. Rekomendasi penanganan memperhatikan hasil analisis sebab akibat serta rencana
program penanganan kawasan kumuh oleh pemerintah daerah.
Kriteria Vitalitas Ekonomi dinilai mempunyai kepentingan atas dasar sasaran program
penanganan kawasan permukiman kumuh terutama pada kawasan kumuh sesuai gerakan city
without slum sebagaimana menjadi komitmen dalam Hari Habitat Internasional. Oleh
karenanya kriteria ini akan mempunyai tingkat kepentingan penanganan kawasan permukiman
kumuh dalam kaitannya dengan indikasi pengelolaan kawasan sehingga peubah penilai untuk
kriteria ini meliputi:
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah
apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor ekonomi
memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada.
Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat- pusat aktivitas bisnis dan
perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.
c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan
permukiman kumuh.
Kriteria status tanah sebagai mana tertuang dalam Inpres No. 5 tahun 1990 tentang Peremajan
Permukiman Kumuh adalah merupakan hal penting untuk kelancaran dan kemudahan
pengelolaanya. Kemudahan pengurusan masalah status tanah dapat menjadikan jaminan
terhadap ketertarikan investasi dalam suatu kawasan perkotaan. Perubah penilai dari kriteria
ini meliputi:
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.
b. Status sertifikat tanah yang ada.
Kriteria Kondisi Prasarana dan sarana yang mempengaruhi suatu kawasan permukiman menjadi
kumuh, paling tidak terdiri atas:
a. Kondisi Jalan
b. Drainase
c. Air bersih
d. Air limbah
Kondisi prasarana dan sarana pendukung permukiman yang harus ditangani sebagai berikut:
No ASPEK KRITERIA
1. Kondisi Bangunan Hunian Keteraturan Bangunan Hunian
Kepadatan Bangunan Hunian
Kelayakan Bangunan Hunian
2. Kondisi Aksesibilitas (Jalan Lingk) Jangkauan Jaringan Jalan
Kualitas Jaringan Jalan
3. Kondisi Drainase Kejadian Genangan
4. Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku Kualitas Sumber Air Minum/Baku
Kecukupan Pelayanan Air Minum
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah Prasarana Sanitasi Lingkungan
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan Pengelolaan Persampahan Lingkungan
a. Aspek kondisi bangunan yang diamati dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Keteraturan bangunan dapat dilihat pada perumahan formal, dimana orientasi umumnya
menghadap jalan, ukuran bangunan dan lahan walaupun berbeda-beda tetapi memiliki pola
tipe yang jelas serta bentuk bangunan, dan walaupun tampak berbeda-beda tetapi memiliki
keteraturan pola tertentu.
Ketidakteraturan bangunan dilihat dari orientasi, ukuran dan bentuk, sebagai contoh:
Bila orientasi bangunan berbeda-beda antara satu dengan yang lain, misalnya tidak
menghadap jalan, membelakangi sungai, dll
Bila orientasi bangunan cenderung menghambat pelayanan PSD Permukiman karena
terhadang oleh bangunan lainnya
Bila ukuran bangunan dan lahan berbeda sangat jauh satu dengan yang lain
Bila bentuk bangunan berbeda-beda satu sama lain
Bila jaringan jalan berkelok-kelok tidak menandakan struktur dan arah akses yang jelas
Penilaian yang dilakukan diprioritaskan pada kondisi lokasi permukiman kajian sebagai berikut:
Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak teratur
Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman teratur
b. Aspek aksesibilitas lingkungan
Kriteria yang diamati adalah kualitas jaringan jalan, kualitas jaringan jalan ditentukan
dengan melihat kondisi permukaan jalan yang ada di lokasi kajian, apakah kondisinya tidak
baik serta dapat dilalui namun tidak nyaman dan tidak menjamin keselamatan.
Hal ini tidak dipengaruhi oleh material penutupnya apakah beton, aspal, conblok, titian
kayu, sirtu, dll. Dalam arti apapun materialnya bila kondisinya baik tidak menjadi masalah.
Penilaian aksesibilitas lingkungan diprioritaskan sebagai berikut:
Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan rusak
Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan baik
c. Aspek Drainase
Kriteria yang diamati dari aspek drainase adalah kondisi Kondisi drainase ditentukan
dengan melihat genangan pada lokasi permukiman. Apakah di lokasi kajian terjadi genangan
dengan:
tinggi lebih dari 30 cm (setinggi betis dewasa);
selama lebih dari 2 jam;
terjadi lebih dari 2 kali setahun.
Apabila genangan yang terjadi tidak lebih dari ketiga hal tersebut, maka masih dalam
batasan toleransi.
Penilaian aspek drainase yang harus dikaji antara lain:
Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi, durasi, dan frekuensi)
pada lokasi permukiman
Tidak terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi, durasi, dan
frekuensi) pada lokasi permukiman
d. Aspek Pelayanan Air Minum/ Baku
Kriteria pelayanan air baku ditinjau dari kualitas sumber air minum/ baku. Kualitas air baku
terlindungi ditentukan dengan melihat kondisi sumber air yang tersedia, yaitu kondisi warna
(keruh), kondisi bau dan kondisi rasa (asam, asin, payau, dll). Sumber air baku yang tidak
memenuhi dimaksud berasal dari non perpipaan seperti air permukaan (sungai, danau, setu,
dll), dan air tanah/sumur.
Penilaian yang dilakukan dalam pelayanan air minum/ baku antara lain:
Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman tidak terlayani air baku
terlindungi yang berkualitas baik dari perpipaan dan/atau non perpipaan.
Mayoritas terlayani air baku terlindungi yang berkualitas baik perpipaan dan/atau
non perpipaan.
e. Aspek Pelayanan Pengelolaan Air Limbah
Kriteria pelayanan pengelolaan air limbah sangat erat kaitannya dengan prasarana sanitasi
lingkungan. Persyaratan teknis air limbah ditentukan dengan melihat apakah sistem
pengelolaan air limbah pada lokasi tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Kloset leher angsa terhubung dengan septik tank, atau
Sistem pengolahan komunal atau terpusat.
Penilaian yang dilakukan pelayanan pengelolaan air limbah dapat dilakukan sebagai berikut:
Mayoritas rumah tangga tidak memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank
atau tidak terlayani MCK/Septik tank Komunal
Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank atau
terlayani MCK/Septik tank Komunal
f. Aspek Pengelolaan Persampahan
Kriteria pengelolaan persampahan lingkungan ditinjau dari sistem persampahannya.
Sistem persampahan pada lokasi tidak memenuhi ketentuan dengan melihat sistem
pengangkutan sampah skala lingkungan ( gerobak/ angkutan sampah) dengan frekuensi
pengangkutan sampah dua kali dalam seminggu.
Penilaian yang dilakukan dalam aspek pengelolaan persampahan sebagai berikut:
Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS
dan/atau TPA.
Mayoritas sampah domestik rumah tangga terangkut dua kali seminggu ke TPS dan/atau
TPA.
Untuk menentukan lokasi prioritas penanganan, selanjutnya digunakan kriteria lokasi kawasan
permukiman kumuh yang diindikasikan memiliki pengaruh terhadap (bagian) kawasan
perkotaan metropolitan sekaligus sebagai kawasan permukiman penyangga. Kriteria ini akan
menghasilkan lokasi kawasan permukiman yang prioritas ditangani karena letaknya yang
berdekatan dengan kawasan perkotaan. Penentuan kriteria ini menggunakan variabel sebagai
berikut:
a. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan pusat kota metropolitan.
b. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan pusat pertumbuhan
bagian kota metropolitan.
c. Kedekatan lokasi kawasan permukiman kumuh dengan kawasan lain (perbatasan) bagian
kota metropolitan.
d. Kedekatan lokasi kawasan kumuh dengan letak ibukota daerah yang bersangkutan.
Danang Priatmodjo (Aqli, Adhianto dan Hajjar, 2003) menjelaskan bahwa redevelopment
adalah salah satu golongan dalam garis besar pengembangan kawasan yang berarti menata
kawasan kembali. Penghidupan kembali kawasan dilakukan dengan cara memperbaharui fisik
dan non fisik kawasan (proses peremajaan), kemudian ketika proses dilakukan akan ditemui
kebutuhan-kebutuhan baru sehingga dilakukan infill. Tujuan redevelopment adalah membuat
nilai tambah yang dimiliki kawasan tersebut (perbaikan ekonomi atau mengikis kerawanan
lingkungan) dan menciptakan kawasan dengan kualitas yang lebih baik.
Metode Konsep Townscape (Papageorgiou, 1970) menjelaskan bahwa peremajaan kota
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan pembongkaran bangunan-bangunan
yang rusak, yang memberi ciri lingkungan rusak dan menggantikannya dengan bangunan
baru. Peremajaan kota juga termasuk usaha-usaha untuk menghidupkan berbagai kegiatan
ekonomi di daerah yang rusak, dengan cara meningkatkan pendapatan keluarga hingga taraf
hidup yang cukup sehingga memungkinkan mereka memperbaharui tempat-tempat
tinggalnya. Keberhasilan peremajaan kota juga menuntut dikuasainya keterampilan yang
cukup di dalam perencanaan dan perancangan, untuk meminimalkan kondisi-kondisi buruk
pada lingkungan secara fisik pada awal pembangunan. Masalah utama lain di dalam
peremajaan permukiman kota muncul sebagai akibat dari pemindahan penduduk
berpendapatan rendah yang tinggal di dalam bangunan-bangunan yang akan dibongkar dan
dipindahkan ke bangunan baru.
7.1.5.2. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)
Pengertian rusunawa menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.
18/PERMEN/M/2007 adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing
digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian. Tujuan pembangunan rumah susun seperti
yang tercantum dalam UU No. 16/1985, antara lain: 1) Memenuhi kebutuhan perumahan
yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang
menjalani kepastian hukum dalam pemanfaatannya dan 2) Meningkatkan daya guna dan
hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam
dan menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.
Pembangunan hunian bertingkat mempertimbangkan hal-hal berikut:
a) Rumah susun terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
bagian pribadi, yaitu satuan hunian rumah susun (sarusun), dengan luas lantai bangunan
setiap unit rumah tidak lebih dari 45 m
bagian bersama, yaitu bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk
pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun dan dapat
berupa ruang untuk umum, struktur dan komponen kelengkapan rumah susun, prasarana
lingkungan dan sarana lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.
Benda bersama, yaitu benda yang terletak di atas tanah bersama di luar bangunan rumah
susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi
dengan rumah susun dan dapat berupa prasarana lingkungan dan sarana umum.
Tanah bersama, yaitu bagian lahan yang dibangun rumah susun.
b) Rumah susun harus dilengkapi sarana lingkungan yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, termasuk sarana perniagaan, sarana
ibadah, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana pemerintahan dan pelayanan umum
serta pertamanan.
c) Bangunan rumah susun harus dilengkapi dengan alat transportasi bangunan, pintu dan
tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran,
penangkal petir, dan jaringan-jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran
pembuangan air limbah, tempat pewadahan sampah, tempat jemuran, kelengkapan
pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator listrik, gas, tempat untuk kemungkinan
pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya, yang memenuhi persyaratan
teknis, mengacu kepada Standar Nasional atau peraturan bangunan yang sudah ada.
7.1.6. STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
Tabel 7.2.
Kebutuhan Lahan bagi sarana pada unit Kelurahan (30.000 jiwa penduduk)
Sarana Luas lahan minimal
(m)
Kantor kelurahan 1.000
Sarana Peribadatan Masjid 3.600
Puskesmas Pembantun dan Balai Pengobatan 300
Lingkungan
Pos kamtib 200
Pos pemadam kebakaran 200
Agen pelayanan pos 72
Loket pembayaran air bersih 60
Loket pembayaran listrik 60
Telepon umum, bis surat, bak sampah besar 60
Parkir umum (standar satuan parkir 25 m) 500
Balai serba guna/balai karang taruna 1.000m2 Luas lantai
minimal 500 m
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di
perkotaan
Parkir umum yang disediakan akan diintegrasikan antara kebutuhan kantor kelurahan dengan
kebutuhan gedung serba guna/balai karang taruna ini. Tempat sampah pada lingkup
Kelurahan berupa bak sampah besar, merupakan tempat pembuangan sementara sampah-
sampah dari lingkungan RW yang diangkut gerobak sampah, dengan ketentuan sebagai
berikut:
- kapasitas bak sampah besar minimal 12-15 m
- sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah RW ke bak sampah Kelurahan)
- sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah Kelurahan ke TPA kota)
Sumber: Pedoman Teknis Pelaksanaan Pembangunan Komponen Prasarana dan Sarana Dasar
(PSD), Perbaikan Lingkungan Perumahan Kota, Buku 2, Direktorat Bina Teknik, Ditjen Cipta
Karya, 1996.
7.2. INOVASI
Inovasi yang akan diuraikan Konsultan sangat erat dengan pekerjaan penanganan
kawasan permukiman kumuh yang sudah pernah ditangani oleh Konsultan.
Berdasarkan arahan dan masukan dari Bappeda, pihak kelurahan, ketua RT dan RW
teridentifikasi 14 permukiman kumuh yang tersebar di seluruh Kabupaten Kendal. Lebih jelasnya
sebaran kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Kendal disajikan pada bagian berikut ini.
4.1.1 Profil Permukiman Kumuh Desa Krajan Kulon Kecamatan Kaliwungu
Desa Krajan Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan Kaliwungu dengan jumlah
penduduk terbanyak yaitu sebanyak 10.123 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4830
jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 5293 jiwa. Dengan jumlah penduduk 10.123 jiwa dan luas
wilayah sebesar 2,16 Km2 maka kepadatan penduduknya adalah 4683 jiwa/Km2. Jumlah ini termasuk
yang tertinggi di Kecamatan Kaliwungu yang terbagi dalam 37 Rukun Tetangga dan 11 Rukun Warga.
Jumlah keluarga prasejahtera di Desa Krajan Kulon adalah sebesar 510 keluarga atau sekitar
18% dari jumlah keluarga yang ada di Desa Krajan Kulon. Jumlah keluarga terbanyak berada pada
tahapan sejahtera III dengan jumlah 1579 keluarga atau sebanyak 56%.
Sarana pendidikan yang ada di Desa Krajan Kulon hanya ada sampai setingkat Sekolah Dasar.
Jumlah PAUD yang ada di Desa Krajan Kulon adalah sebayak 1 unit. Jumlah Taman Kanak-kanak
sebanyak 5 unit dan jumlah Sekolah Dasar sebanyak 6 unit.
Sarana kesehatan yang ada di Desa Krajan Kulon adalah berupa Rumah Bersalin, Praktek
Dokter, Balai Kesehatan, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Apotik.
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 4830 jiwa
Wanita 5293 jiwa
Jumlah 10123
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 510 KK
Sejahtera I 413 KK
Sejahtera II 186 KK
Sejahtera III 1579 KK
Sejahtera III Plus 112 KK
Jumlah 2800 KK
3 Sarana Pendidikan
PAUD 1 unit
Taman Kanak-kanak 5 unit
Sekolah Dasar 6 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
4 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 0 unit
Rumah Bersalin 1 unit
Praktek Dokter 2 unit
Balai Kesehatan 2 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 4 unit
Sumber: Kecamatan Kaliwungu Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan Kp. Kandangan Barat
b. Kelurahan Krajan Kulon
c. Kecamatan Kaliwungu
d. Lingkup RT 003
e. Lingkup RW 007
f. Luas Kawasan (Ha) 0,09 Km2
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di atas air
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak teratur
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali
seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 5857 jiwa
Wanita 5964 jiwa
Jumlah 11821
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 821 KK
Sejahtera I 927 KK
Sejahtera II 759 KK
Sejahtera III 634 KK
Sejahtera III Plus 186 KK
Jumlah 3327 KK
No Uraian Jumlah
3 Sarana Pendidikan
PAUD 4 unit
Taman Kanak-kanak 4 unit
Sekolah Dasar 5 unit
Sekolah Menengah Pertama 3 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
4 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 1 unit
Puskesmas Pembantu 0 unit
Rumah Bersalin 1 unit
Praktek Dokter 4 unit
Balai Kesehatan 1 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 2 unit
Sumber: Kecamatan Kaliwungu Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan Kp. Jagalan
b. Kelurahan Kutoharjo
c. Kecamatan Kaliwungu
d. Lingkup RT 002
e. Lingkup RW 003
f. Luas Kawasan (Ha) 0,095 Km2
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di dataran
rendah
2. Keteraturan Bangunan Hunian Bangunan teratur mengikuti pola jaringan jalan
3. Kepadatan Bangunan Hunian kepadatan bangunan sangat tinggi sehingga tidak ada jarak
antara rumah yang satu dengan rumah lainnya
4. Kelayakan Bangunan Hunian mayoritas bangunan layak terbuat dari bahan permanen,
namun masih ada beberapa bangunan yang terbuat dari
papan dan memiliki luas dibawah 7,2 meter persegi
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan rusak
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Tidak terdapat genangan sesuai yang dipersyaratkan
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas terlayani air baku terlindungi yang berkualitas
baik perpipaan dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang
terhubung septiktank atau terlayani MCK/Septik tank
Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga terangkut dua
kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 2837 jiwa
Wanita 2902 jiwa
Jumlah 5739 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 327 KK
Sejahtera I 289 KK
Sejahtera II 162 KK
Sejahtera III 738 KK
Sejahtera III Plus 127 KK
No Uraian Jumlah
Jumlah 1643 KK
3 Sarana Pendidikan
PAUD 2 unit
Taman Kanak-kanak 2 unit
Sekolah Dasar 4 unit
Sekolah Menengah Pertama 1 unit
Sekolah Menengah Atas 1 unit
4 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 0 unit
Rumah Bersalin 0 unit
Praktek Dokter 1 unit
Balai Kesehatan 1 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 3 unit
Sumber: Kecamatan Kaliwungu Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan
b. Kelurahan Sarirejo
c. Kecamatan Kaliwungu
d. Lingkup RT 005 - 007
e. Lingkup RW 001
f. Luas Kawasan (Ha) 0,04 Km2
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Perumahan dan permukiman kumuh di dataran rendah
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan sedang
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai >
7,2 m2; Mayoritas bangunan hunian memiliki material
alas, atap dan dinding permanen
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan jalan lingkungan kondisinya cukup baik tetapi lebar jalan
belum memenuhi standart
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Banyak dijumpai kondisi saluran drainase yang mengalami
sedimentasi serta banyak sampah sehingga menimbulkan
banjir atau genangan air pada saat musim hujan.
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman telah
terlayani air baku terlindungi yang berkualitas baik dari
perpipaan dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN AIR LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga telah memiliki kloset leher angsa
yang terhubung septiktank atau tidak terlayani
MCK/Septik tank Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut
dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 826 jiwa
Wanita 1176 jiwa
Jumlah 2004 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 70 KK
Sejahtera I 95 KK
Sejahtera II 121 KK
Sejahtera III 200 KK
Sejahtera III Plus 85 KK
No Uraian Jumlah
Jumlah 571 KK
3
Dinding dari batu 314 unit
Dinding sebagian dari batu 187 unit
Dinding dari kayu/papan 98 unit
Dinding dari Bambu/lainnya 0 unit
4 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 2 unit
Sekolah Dasar 2 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
5 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 1 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 0 unit
Rumah Bersalin 0 unit
Praktek Dokter 0 unit
Balai Kesehatan 0 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 0 unit
Sumber: Kecamatan Kaliwungu Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan -
b. Kelurahan Ngilir
c. Kecamatan Kota Kendal
d. Lingkup RT 005
e. Lingkup RW 003
f. Luas Kawasan (Ha) 1,39
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di atas air
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan sedang
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai <
7,2 m2, Mayoritas bangunan hunian memiliki material
alas, atap dan dinding permanen walaupun masih terdapat
beberapa unit yang terbuat dari bahan papan
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan baik
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,
durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas terlayani air baku terlindungi yang berkualitas
baik perpipaan dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang
terhubung septiktank atau terlayani MCK/Septik tank
Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga terangkut dua
kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 675 jiwa
Wanita 722 jiwa
Jumlah 10746 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 80 KK
Sejahtera I 34 KK
Sejahtera II 28 KK
Sejahtera III 149 KK
No Uraian Jumlah
Sejahtera III Plus 93 KK
Jumlah 384 KK
3
Dinding dari batu 235 unit
Dinding sebagian dari batu 39 unit
Dinding dari kayu/papan 22 unit
Dinding dari Bambu/lainnya 0 unit
4 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 2 unit
Sekolah Dasar 2 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
5 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 0 unit
Rumah Bersalin 0 unit
Praktek Dokter 0 unit
Balai Kesehatan 0 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 2 unit
Sumber: Kecamatan Kota Kendal Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan -
b. Kelurahan Petukangan
c. Kecamatan Kota Kendal
d. Lingkup RT 001 004 dan 011, 012
e. Lingkup RW 002 dan 003
f. Luas Kawasan (Ha) 0,065
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di atas air
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan tinggi
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai >
7,2 m2, Mayoritas bangunan hunian memiliki material
alas, atap dan dinding permanen
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan baik
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,
durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman. Saat
musim hujan sungai meluap dan masuk rumah warga
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas terlayani air baku terlindungi yang berkualitas
baik perpipaan dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang
terhubung septiktank atau terlayani MCK/Septik tank
Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga terangkut dua
kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 482 jiwa
Wanita 502 jiwa
Jumlah 984 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 32 KK
Sejahtera I 23 KK
Sejahtera II 11 KK
Sejahtera III 22 KK
Sejahtera III Plus 165 KK
Jumlah 253 KK
3
Dinding dari batu 88 unit
Dinding sebagian dari batu 59 unit
Dinding dari kayu/papan 31 unit
Dinding dari Bambu/lainnya 12 unit
4 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 1 unit
Sekolah Dasar 1 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
5 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 1 unit
Rumah Bersalin 0 unit
Praktek Dokter 0 unit
Balai Kesehatan 0 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 1 unit
Sumber: Kecamatan Kota Kendal Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan -
b. Kelurahan Pekauman
c. Kecamatan Kota Kendal
d. Lingkup RT 001 dan 002
e. Lingkup RW 002
f. Luas Kawasan (Ha) 0,041
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di atas air
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan sedang
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai >
7,2 m2 dan Mayoritas bangunan hunian memiliki material
alas, atap dan dinding permanen walaupun masih dijumpai
bangunan dengan dinding non permanen
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan baik
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,
durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas terlayani air baku terlindungi yang berkualitas
baik perpipaan dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang
terhubung septiktank atau terlayani MCK/Septik tank
Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga terangkut dua
kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 482 jiwa
Wanita 502 jiwa
Jumlah 984 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 32 KK
Sejahtera I 23 KK
Sejahtera II 11 KK
No Uraian Jumlah
Sejahtera III 22 KK
Sejahtera III Plus 165 KK
Jumlah 253 KK
3
Dinding dari batu 88 unit
Dinding sebagian dari batu 59 unit
Dinding dari kayu/papan 31 unit
Dinding dari Bambu/lainnya 12 unit
4 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 1 unit
Sekolah Dasar 1 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
5 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 1 unit
Rumah Bersalin 0 unit
Praktek Dokter 0 unit
Balai Kesehatan 0 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 1 unit
Sumber: Kecamatan Kota Kendal Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan -
b. Kelurahan Pegulon
c. Kecamatan Kota Kendal
d. Lingkup RT -
e. Lingkup RW 007
f. Luas Kawasan (Ha) 0,048
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh di daerah
rawan bencana
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan sedang
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai >
7,2 m2 dan Mayoritas bangunan hunian memiliki material
alas, atap dan dinding permanen
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan baik
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,
durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas terlayani air baku terlindungi yang berkualitas
baik perpipaan dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang
terhubung septiktank atau terlayani MCK/Septik tank
Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga terangkut dua
kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 4536 jiwa
Wanita 4464 jiwa
Jumlah 9027 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 585 KK
Sejahtera I 500 KK
Sejahtera II 636 KK
No Uraian Jumlah
Sejahtera III 474 KK
Sejahtera III Plus 123 KK
Jumlah 2318 KK
3 Bangunan
Dinding dari batu 1381 unit
Dinding sebagian dari batu 289 unit
Dinding dari kayu/papan 774 unit
Dinding dari Bambu/lainnya 13 unit
4 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 5 unit
Sekolah Dasar 5 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
5 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 0 unit
Rumah Bersalin 2 unit
Praktek Dokter 3 unit
Balai Kesehatan 0 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 3 unit
Sumber: Kecamatan Weleri Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan
b. Kelurahan Penyangkringan
c. Kecamatan Weleri
d. Lingkup RT 01-04
e. Lingkup RW 06
f. Luas Kawasan (Ha) 2,15
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Permukiman kumuh
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan tinggi
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian tidak memiliki dengan luas
lantai > 7,2 m2 dan Mayoritas bangunan hunian memiliki
material memiliki alas, atap dan dinding non permanen
dengan jumlah rumah tidak layak 2082.
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
cukup memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan baik
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Terdapat kejadian genangan akibat beberapa saluran
drainase mati dan banyak sampah
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman telah
terlayani air baku terlindungi yang berkualitas baik dari
perpipaan dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga telah memiliki kloset leher angsa
yang terhubung septiktank atau terlayani MCK/Septik tank
Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut
dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 1604 jiwa
Wanita 1523 jiwa
Jumlah 3127 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 270 KK
Sejahtera I 21 KK
Sejahtera II 47 KK
Sejahtera III 469 KK
Sejahtera III Plus 22 KK
Jumlah 829 KK
3 Bangunan
Dinding dari batu 406 unit
Dinding sebagian dari batu 86 unit
Dinding dari kayu/papan 706 unit
Dinding dari Bambu/lainnya 4 unit
4 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 2 unit
Sekolah Dasar 1 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
5 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
Puskesmas Pembantu 0 unit
Rumah Bersalin 0 unit
Praktek Dokter 0 unit
Balai Kesehatan 0 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 0 unit
Sumber: Kecamatan Rowosari Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan
b. Kelurahan Sendang Sikucing
c. Kecamatan Rowosari
d. Lingkup RT 001 s/d 002
e. Lingkup RW 004
f. Luas Kawasan (Ha) 1,74
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Permukiman Kumuh di tepi air
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan sedang
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai >
7,2 m2 dan Mayoritas bangunan hunian memiliki material
alas, atap dan dinding permanen meskipun masih terdapat
bangunan non permanen
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan kurang baik
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,
durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman terlayani
air baku terlindungi yang berkualitas baik dari perpipaan
dan/atau non perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat terpenuhi kebutuhan minimal air 60
liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga tidak memiliki kloset leher angsa
yang terhubung septiktank atau tidak terlayani
MCK/Septik tank Komunal (95%)
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut
dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
No Uraian Jumlah
1 Penduduk
Pria 629 jiwa
Wanita 593 jiwa
Jumlah 1222 jiwa
2 Tingkat Kesejahteraan
Prasejahtera 185 KK
Sejahtera I 33 KK
Sejahtera II 18 KK
Sejahtera III 117 KK
Sejahtera III Plus 0 KK
Jumlah 353 KK
3 Bangunan
Dinding dari batu 99 unit
Dinding sebagian dari batu 96 unit
Dinding dari kayu/papan 148 unit
Dinding dari Bambu/lainnya 8 unit
4 Sarana Pendidikan
Taman Kanak-kanak 1 unit
Sekolah Dasar 1 unit
Sekolah Menengah Pertama 0 unit
Sekolah Menengah Atas 0 unit
5 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 0 unit
Puskesmas 0 unit
No Uraian Jumlah
Puskesmas Pembantu 1 unit
Rumah Bersalin 0 unit
Praktek Dokter 0 unit
Balai Kesehatan 0 unit
Poskesdes 1 unit
Apotik 0 unit
Sumber: Kecamatan Rowosari Dalam Angka, 2013
a. Nama Kawasan
b. Kelurahan Parakan
c. Kecamatan Rowosari
d. Lingkup RT 001, 004
e. Lingkup RW 002
f. Luas Kawasan (Ha) 1,83
KRITERIA
No. PARAMETER
INDIKATOR
A KONDISI BANGUNAN
1. Tipologi Kawasan Permukiman Kumuh di dataran rendah
2. Keteraturan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman
teratur
3. Kepadatan Bangunan Hunian Lokasi permukiman memiliki kepadatan bangunan rendah
4. Kelayakan Bangunan Hunian Mayoritas bangunan hunian memiliki dengan luas lantai <
7,2 m2 dan Mayoritas bangunan hunian memiliki material
alas, atap dan dinding non permanen
B AKSESIBILITAS (JALAN LINGKUNGAN)
5. Jangkauan Jaringan Jalan Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang
memadai
6. Kualitas Jaringan Jalan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman
dalam keadaan baik
C DRAINASE
7. Kondisi Drainase (Genangan) Terdapat kejadian genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,
durasi, dan frekuensi) pada lokasi permukiman
D PENGELOLAAN AIR MINUM/BAKU
8. Kualitas Sumber Air Minum/ Baku Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman terlayani
air baku terlindungi yang berkualitas baik dari perpipaan
dan/atau perpipaan
9. Kecukupan Pelayanan Air Minum/Baku Mayoritas masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal
air 60 liter per orang per hari (Mandi, Minum, Cuci)
E PENGELOLAAN LIMBAH
10. Prasarana Sanitasi Lingkungan Mayoritas rumah tangga tidak memiliki kloset leher angsa
yang terhubung septiktank atau tidak terlayani
MCK/Septik tank Komunal
F PERSAMPAHAN
11. Pengelolaan Persampahan Lingkungan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut
dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPA
G LEGALITAS TANAH
12. Legalitas Tanah Sertifikat Hak Milik
TIPOLOGI KAWASAN
Sesuai Penilaian di Form Surveyor