SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

UNIT AIR BAKU

PATRICIA R. CHRISTIE R. L. (D011181002)
MUH. FIQIH HIDAYAT (D011181004)
CHARLIE EFREIN (D011181006)
ANDRIAN DWI HAKMAR (D011181008)
NUR FIKRI R. ARIFIN (D011181010)
PENGERTIAN AIR BAKU

2
 AIR BAKU UNTUK AIR MINUM RUMAH TANGGA ADALAH AIR
YANG DAPAT BERASAL DARI SUMBER AIR PERMUKAAN,
CEKUNGAN AIR TANAH DAN/ATAU AIR HUJAN YANG MEMENUHI
BAKU MUTU TERTENTU SEBAGAI AIR BAKU UNTUK AIR MINUM.

(PP No. 16 Tahun 2005, tetang Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum, Pasal 1)

3
UNIT AIR BAKU DAPAT TERDIRI DARI BANGUNAN PENAMPUNGAN
AIR, BANGUNAN PENGAMBILAN / PENYADAPAN, ALAT
PENGUKURAN DAN PERALATAN PEMANTAUAN, SISTEM
PENGADAAN, DAN/ATAU SARANA PEMBAWA SERTA
PERLENGKAPANNYA

UNIT AIR BAKU MERUPAKAN SARANA PENGAMBILAN

DAN/ATAU PENYEDIA AIR BAKU
(Berdasarkan PP NO 16 Tahun 2005, tentang PSPAM, Pasal 7)

4
SYARAT-SYARAT AIR BAKU

5
DASAR PEMILIHAN AIR BAKU UNTUK AIR
BERSIH/MINUM

 KUALITAS

 KUANTITAS

 KONTINUITAS

6
KUALITAS AIR BAKU
KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH
KARAKTERISTIK AIR PERMUKAAN AIR TANAH
TEMPERATUR KADANG-KADANG BERVARIASI DENGAN IKLIM RELATIF KONSTAN

TURBIDITY, SS (ASLI KADAR BERVARIABEL, KADANG-KADANG TINGGI RENDAH ATAU NOL (KECUALI PADA TANAH “KARST”)
ATAU KOLOID)

WARNA TERUTAMA KARENA SS (TANAH LIAT, ALGAE) KARENA ZAT PADAT TERLARUT (ASAM HUMUS), Fe
KECUALI PADA AIR YANG SANGAT LUNAK DAN ASAM DAN Mn SEBAGAI CONTOH
(ASAM HUMUS)

KANDUNGAN MINERAL BERVARIASI DENGAN TANAH, CURAH HUJAN, KEBANYAKAN KONSTAN, PADA UMUMNYA LEBIH
KELUARAN (EFFLUENT) DLL TINGGI DARI PADA AIR PERMUKAAN DARI AREA
YANG SAMA

Fe DAN Mn DIVALENT BIASANYA TIDAK ADA KECUALI PADA DASAR DANAU BIASANYA ADA
(DALAM LARUTAN/ ATAU KOLAM PADA PROSES NEUTRIFIKASI
TERLARUT)

CO2 AGRESIF BIASANYA TIDAK ADA SERING ADA, DALAM JUMLAH BANYAK

O2 TERLARUT BIASANYA MENDEKATI NILAI SATURASI. TIDAK BIASANYA TIDAK ADA SAMA SEKALI
TERDAPAT PADA AIR TERPOLUSI BERAT

H2S BIASANYA TIDAK ADA SERINGKALI ADA

NH4 TERDAPAT HANYA PADA AIR TERPOLUSI SERINGKALI DIJUMPAI, TANPA ADANYA INDEKS
SISTEMATIK DARI POLUSI BAKTERI

NITRAT KADAR PADA UMUNYA RENDAH KADAR KADANG-KADANG TINGGI

SILIKA BIASANYA CUKUP SEPADAN KADAR SERING KALI TINGGI

MINERAL DAN BERADA DI DALAM AIR PADA NEGARA BIASANYA TIDAK ADA, TETAPI BILA PENCEMARAN
MIKROPOLUTAN BERKEMBANG, TETAPI BESAR KEMUNGKINAN AKAN SECARA INSIDENTIL TERJADI PADA WAKTU YANG
ORGANIK HILANG SEKETIKA BILA SUMBER DIPINDAHKAN LAMA TELAH BERLALU

ORGANISME HIDUP BAKTERI (SENAGAI PATHOGEN), VIRUS, PLANKTON SERINGKALI DIJUMPAI

(BINATANG DAN TUMBUHAN)

PELARUT TERKLORINASI JARANG ADA SERINGKALI ADA

ENTRIFIKASI ALAMI SERING TERJADI, BERTAMBAH DENGAN NAIKNYA TIDAK TERJADI

TEMPERATUR

7
SYARAT-SYARAT PENGAMBILAN
AIR BAKU

8
 PERENCANAAN
BANGUNAN PENGAMBILAN AIR BAKU

1. SURVAI
2. INVESTIGASI
3. PERHITUNGAN POTENSI/DEBIT SUMBER AIR BAKU
4. ANALISA KUALITAS AIR
5. PERSYARATAN LOKASI PENEMPATAN DAN
KONSTRUKSI BANGUNAN PENGAMBILAN
6. PENENTUAN TIPE BANGUNAN PENGAMBILAN
7. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR

9
JUMLAH PENDUDUK DAN KEBUTUHAN
AIR BAKU

10
 KERANGKA PENENTUAN KEBUTUHAN AIR BAKU

• PERATURAN
KEGIATAN DAN PROSES
ISU DAN PERUNDANGAN
PENGEMBANGAN SUMBER
KENDALA • KESEIMBANGAN DAN
KEBERLANJUTAN SISTEM DAYA AIR (SDA)

PENENTUAN
KEBUTUHAN
AIR BAKU

PERTIMBANGAN
FAKTOR-FAKTOR
LAIN

11
 KEBUTUHAN AIR BAKU UNTUK RUMAH
TANGGA (DOMESTIK)

KRITERIA YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN

KEBUTUHAN AIR BAKU UNTUK RUMAH TANGGA
SUMBER PASOKAN
KONDISI PENDUDUK
KONDISI INFRASTRUKTUR
KEBERADAAN INSTITUSI TERKAIT
CARA MENGETAHUI KEBUTUHAN AIR SEHARI-HARI
UNTUK RUMAH TANGGA
SURVAI PENGGUNA AIR SEHARI-HARI
PEMBACAAN METERAN
DENGAN PENGGUNAAN STANDAR

12
KEBUTUHAN AIR BAKU (BERDASARKAN PENGALAMAN)

= KEBUTUHAN HARIAN MAKSIMUM +

KEHILANGAN AIR

(DIMANA KEHILANGAN AIR ANTARA 10-30% KEBUTUHAN

HARIAN MAKSIMUM)

13
Thank you

14