Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT
INTERNAL
THE INTERNATIONAL PROFESSIONAL
PRACTICES FRAMEWORK (IPPF)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
FAKULTAS Program MK0111605 1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.,
EKONOMI DAN Studi Akuntansi CA.
BISNIS S1 2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.

Abstract Kompetensi
Pada bab ini akan menguraikan Setelah mengikuti perkuliahan ini
tentang The International diharapkan mahasiswa mampu:
Professional Practices Framework 1. Menguraikan The
(IPPF) International Professional
Practices Framework
(IPPF)
2. Menguraikan Kerangka
SPAI
3. Menguraikan asessment
unit audit internal

STANDAR PROFESI

Standar Profesi Audit Internal yang saat ini berlaku di Indonesia, kerangka, kode etik internal
auditor, perbedaan dengan standar terdahulu, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penerapannya.
Standar Profesi Auditor Internal (SPAI) di Indonesia baru ditetapkan mulai tgl 12-05-2004
dan diberlakukan tahun 2005.
SPAI disusun/diadaptasi dari Standards for Professional Practice of Internal Auditing-tahun
2002 (SPPIA-USA) oleh lima konsorsium audit internal, yaitu Yayasan Pendidikan Internal
Auditor (YPIA), Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor, Institute of Internal Auditor (IIA)
Indonesia Chapter, Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) dan Forum Komunikasi
Satuan Pengawasan Intern (FK-SPI). Karena SPPIA digunakan di negara yang menganut
one tier board sedangkan di Indonesia saat ini menganut pola two tier board (baca bahasan
hal tersebut pada bab komite audit), maka pelaksanaan SPAI di Indonesia tetap harus
memperhatikan mekanisme (hukum) organisasi perseroan pola two tier board.

STANDAR PROFESI - IPPF

Kerangka Kerja Praktik Profesional Internasional (IPPF) adalah kerangka kerja


konseptual yang mengatur pedoman otoritatif yang diumumkan oleh IIA. Sebuah
badan yang dapat dipercaya, global, pengaturan panduan, IIA menyediakan
profesional audit internal di seluruh dunia dengan panduan otoritatif yang diatur
dalam IPPF sebagai panduan wajib dan panduan yang direkomendasikan. Kerangka
kerja yang diperbarui diperkenalkan pada Juli 2015.

Modifikasi yang diusulkan untuk Standar Internasional IIA untuk Praktik Profesional Audit
Internal telah disetujui pada bulan Oktober 2016 dan sekarang berlaku. Revisi tersebut
mencakup penambahan dua standar baru, penyelarasan Standar dengan Prinsip Inti, dan
pembaruan standar yang ada.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
2 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Semua panduan implementasi baru tersedia untuk membantu pengguna dengan perubahan
utama pada Standar. Edisi terbaru dari panduan Kerangka Kerja Praktik Profesional
Internasional (IPPF), yang lebih dikenal sebagai Buku Merah

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
3 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
1. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
2. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
4 3. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
4. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
5. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
KERANGKA SPAI

 SPAI merupakan awal dari serangkaian Pedoman Praktik Audit Internal (PPAI)
 Keseluruhan PPAI terdiri atas 4 hal:(1) definisi AI, (2) kode etik profesi AI, (3) SPAI dan
(4) interpretasi SPAI (saran penerapan)
 SPAI terdiri atas 3 standar: (1) standar atribut (2) standar kinerja (3) standar
implementasi
 Standar atribut berkenaan dengan karakter organisasi, individu dan pihak-pihak yang
melakukan kegiatan audit internal;(2) standar kinerja menjelaskan sifat dari kegiatan
audit internal, merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit internal dan memberikan
praktek-praktek terbaik pelaksanaan audit. Standar atribut dan standar kinerja berlaku
untuk semua jenis penugasan audit internal; (3) standar implementasi hanya berlaku
untuk satu penugasan tertentu (misalnya, untuk kegiatan assurance, untuk kegiatan
konsultasi, utk kegiatan investigasi dan standar implementasi untuk control self
assessment /CSA)

PERUBAHAN PADA IPPF 2015

Pedoman penting yang menjadi acuan banyak auditor internal maupun organisasi
audit internal di dunia adalah pedoman IIA yang dinamakan "Kerangka Kerja Internasional
untuk Praktik Profesional Audit Internal" atau lebih dikenal dengan sebutan The International
Professional Practices Framework (IPPF). IPPF terdiri dari pedoman-pedoman yang bersifat
wajib diikuti dan pedoman-pedoman tambahan lainnya. IIA selalu menyempurnakan
pedomannya tersebut dari waktu ke waktu. IPPF sendiri sebelumnya dikenal dengan
istilah Professional Practices Framework (PPF) saja. Proyek penyempurnaan IPPF terakhir
ditandai dengan adanya exposure perubahan yang dirilis pada tahun 2014. Perlu diketahui
bahwa sebelum disempurnakan, IPPF terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
Mandatory guidance, terdiri dari: (1) definisi audit internal; (2) standar internasional audit
internal; dan (3) kode etik audit internal. Strongly recommended guidance, terdiri dari: (1)
position papers; (2) practice advisories; dan (3) practice guides. Beberapa poin perubahan
yang diharapkan terjadi adalah: Penambahan komponen misi audit internal (mission).
Penambahan unsur baru komponen mandatory guidance berupa prinsip-prinsip pokok audit
internal (core principles). Perubahan isi standar audit internal (standard). Perubahan nama
komponen strongly recommended guidance menjadi recommended guidance dengan unsur
baru berupa implementation guidance dan supplemental guidance. Adapun unsur yang lama
diperlakukan sebagai berikut: (1) position paper tetap akan diterbitkan IIA tetapi tidak
menjadi bagian IPPF karena tujuannya lebih fokus pada komunikasi kepada para
stakeholders audit internal; (2) practice advisories diganti menjadi implementation guidance;
(3) semua practice guides, Global Technology Audit Guides (GTAGs), dan Guides to the
Assessment of IT Risks (GAIT) otomatis menjadi bagian dari recommended supplemental
guidance. Kini sebagian poin perubahan di atas telah ada yang terealisasi. Perubahan yang
paling jelas adalah masuknya misi audit internal (mission) secara resmi sebagai komponen
IPPF sejak Juli 2015. Misi menunjukkan cita-cita audit internal yang akan dicapai dalam
suatu organisasi. Misi tersebut sengaja dimasukkan dalam kerangka kerja untuk
menunjukkan bahwa para praktisi audit internal akan memanfaatkan keseluruhan kerangka
kerja dalam upaya mendukung kemampuannya mewujudkan misi. Kalimat misi audit internal
sangat sederhana namun cukup menginspirasi yaitu: To enhance and protect organizational
value by providing risk-based and objective assurance, advice, and insight Dalam bahasa
Indonesia misi tersebut dapat dinyatakan menjadi: Meningkatkan dan melindungi nilai
organisasi dengan memberikan asurans, advis dan wawasan yang berbasis risiko dan
objektif Perubahan yang tidak kalah pentingnya pada Juli 2015 adalah masuknya core
principles sebagai bagian dari komponen mandatory guidance. Core principles secara
keseluruhan menunjukkan efektivitas audit internal. Fungsi audit internal bisa disebut efektif
apabila seluruh core principles tersebut ada, dengan penerapan yang dapat disesuaikan
dengan kondisi masing-masing organisasi. Adapun isi dari core principles adalah:
Mendemonstrasikan integritas. Mendemonstrasikan kompetensi dan kecermatan
profesional. Objektif dan bebas dari pengaruh yang tidak semestinya (independen). Selaras
dengan strategi, tujuan dan risiko organisasi. Diposisikan secara layak dan didukung sumber
daya memadai. Mendemonstrasikan kualitas dan perbaikan berkelanjutan. Berkomunikasi
secara efektif. Memberi asurans berbasis risiko. Berwawasan, proaktif dan fokus pada masa
depan. Mendorong perbaikan organisasi. Khusus untuk implementation guidance, saat ini
baru ada dua yang sudah terbit yaitu: IG1000 – Purpose Authority and Responsibility
IG2110 – Governance Rencananya penambahan implementation guidance tersebut akan di-
update setiap triwulan sehingga pada tahun 2017 telah terbentuk guidance lengkap yang
dapat menggantikan practice advisories yang lama.
Sumber: https://www.klikharso.com/2016/03

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
6 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
ISI STANDAR KINERJA SPAI (RINGKASAN)

STANDAR ATRIBUT
1000 - Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung Jawab
1010 - Mengakui Panduan yang Diwajibkan pada Piagam Audit Internal
1100 - Independensi dan Objektivitas
1110 - Independensi Organisasi
1120 - Objektivitas Individual
1130 - Pelemahan terhadap Independensi atau Objektivitas
1200 - Kecakapan dan Kecermatan Profesional
1210 - Kecakapan
1220 - Kecermatan Profesional (Due Professional Care)
1230 - Pengembangan Profesional Berkelanjutan
1300 - Program Asurans dan Peningkatan Kualitas
1310 - Persyaratan Program Asurans dan Peningkatan Kualitas
1320 - Pelaporan Program Asurans dan Peningkatan Kualitas
1321 - Penggunaan frasa “Kesesuaian dengan Standar Internasional Praktik
Profesional Audit Internal”
1322 - Pengungkapan Ketidaksesuaian

STANDAR KINERJA
2010 – Perencanaan
2020 - Komunikasi dan Persetujuan
2030 - Pengelolaan Sumber Daya
2040 - Kebijakan dan Prosedur
2050 Koordinasi dan Penyandaran
2060 - Laporan kepada Manajemen Senior dan Dewan
2070 - Penyedia Jasa Eksternal dan Tanggung Jawab Organisasi pada Audit Internal
2100 - Sifat Dasar Pekerjaan
2110 - Tata Kelola
2120 - Manajemen Risiko
2130 – Pengendalian
‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
7 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
2200 - Perencanaan Penugasan
2210 - Tujuan Penugasan
2220 - Ruang Lingkup Penugasan
2230 - Alokasi Sumber Daya Penugasan
2240 - Program Kerja Penugasan
2300 - Pelaksanaan Penugasan

ASESSMENT UNIT AUDIT INTERNAL SESUAI SPAI TAHUN 2004

 Sesuai SPAI tahun 2004 seksi 1310, penjaminan mutu profesi auditor internal dapat
ditempuh melalui asessment secara internal maupun eksternal
 Secara eksternal, mutu SPI dinilai oleh asessor independen minimal tiga tahun
sekali. Salah satu cara yang praktis adalah dengan menambah lingkup assessment
mutu SPI dalam kontrak tahunan audit KAP yang melaksanakan general audit setiap
tiga tahun sekali.
 Secara internal, audit mutu SPI dapat dilaksanakan oleh team perusahaan yang
anggotanya mantan pejabat-pejabat SPI

Lingkup asessment fungsi audit internal


 Pemeriksaan dokumen kebijakan audit, minimal meliputi Internal Audit Charter (IAC),
kesesuaian IAC dengan Comitee Audit Charter dalam hal pola hubungan kerja,
Rencana Induk Pemeriksaan/RIP( yang merupakan kebijakan pengawasan yang
sinkron dengan RJP perusahaan/Statement of Corperate Intent), PKPT/ RKPT
( Program Kerja Pemeriksaan Tahunan) dan Buku Pedoman Pemeriksaan Internal.
 Pembandingan PKPT dengan realisasi kegiatan periodikal (umumnya triwulanan)
SPI, minimal meliputi realisasi jumlah auditan, jumlah LHP, jumlah saran
pengembangan kegiatan operasional/ pengembangan kebijakan organisasi-prosedur
pengendalian/ desk audit, efektifitas tindak lanjut, analisis efisiensi(manfaat-biaya)
action plan tindak lanjut, jumlah jam trainning staf SPI mengikuti PPL, dan realisasi
anggaran SPI
 Dokumen pelaksanaan PKPT SPI, minimal meliputi dokumen audit program tiap team,
kertas kerja audit, laporan hasil pemeriksaan periodikal, saran-saran pengembangan
perbaikan internal control,dokumen self assessment pelaksanaan

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
8 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
 Pelaksanaan Non PKPT, umumnya melipiti pembinaan SPI anak perusahaan,
pengkajian pengembangan internal control, pengkajian dan pengembangan
manajemen resiko dan GCG, hubungan dengan organisasi profesi sejenis/
hubungan dengan auditor eksternal, pelaksanaan audit khusus serta tahapan /
proses audit secara umum atau sesuai buku pedoman (pemilihan auditee, persiapan
audit, entry dan exit briefing, adanya komentar audit, undangan rapat, dsb),ratio
jumlah staf SPI terhadap total karyawan, ratio audit yang dikerjakan sendiri dan
disubkontrakan.

ASESSMENT UNIT AUDIT INTERNAL SESUAI IPPF 2015

Self-assessment review?

Atau, ada pihak independen yang disewa untuk mengevaluasi kinerja aktivitas audit internal
Anda?

Atau, malah aktivitas audit internal Anda ‘tak tersentuh’, terhindar dari pertanyaan di atas?

Sesuai rumpun standar 1300, Aktivitas Audit Internal harus menerapkan program pemastian
kualitas dan peningkatan (QAIP – Quality Assurance and Improvement Program). Secara
umum program tersebut dilakukan untuk memastikan beberapa hal pokok, yaitu:

1. Kesesuaian aktivitas audit internal dengan kode etik, definisi, dan standar audit
internal yang berlaku umum
2. Efisiensi dan efektivitas aktivitas audit internal
3. Mengidentifikasi peluang-peluang untuk perbaikan dan peningkatan

Di dalam standar QAIP tersebut juga diatur bagaimana dan siapa yang melakukan penilaian
terhadap Aktivitas Audit Internal. Program tersebut dilakukan melalui review internal dan
review eksternal. Review internal dilakukan secara terus menerus sebagai bagian yang
terintegrasi dengan proses manajemen Aktivitas Audit Internal. Selain itu review internal
juga dilakukan secara berkala, baik oleh personil di dalam Aktivitas Audit Internal sendiri
atau personil lainnya di dalam organisasi yang menguasai kerangka profesional praktik audit
internal. Sedangkan review eksternal dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun
oleh pihak-pihak independen di luar organisasi dengan kompetensi dan prosedur yang diatur
oleh kerangka profesional praktik audit internal.

Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana mengukur hal-hal tersebut. Mengukur kesesuaian


dengan dengan kode etik, definisi, dan standar audit internal relatif lebih mudah dilakukan
dengan membandingkan aktivitas audit internal terhadap kode etik, definisi, dan standar
audit internal yang telah diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors. Sedangkan untuk
mengukur efisiensi dan efektivitas operasional terlebih dahulu diperlukan penentuan
kerangka pengukuran kinerja audit internal.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
9 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Untuk menetapkan ukuran kinerja yang efektif, Kepala Eksekutif Audit harus terlebih dahulu
mengidentifikasi aspek-aspek dalam kinerja audit internal yang kritikal. Salah satu cara yang
sering digunakan di antaranya adalah kerangka yang diadaptasi dari pemikiran Kaplan dan
Norton, Balanced Scorecard, yang menyarankan aspek pengukuran kinerja audit internal ke
dalam perspektif:

1. Inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah audit internal


mampu berkelanjutan dan menciptakan value.
2. Proses Audit Internal, untuk menjawab pertanyaan pada bidang apa audit internal
memiliki keahlian.
3. Manajemen/Auditee, adaptasi perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab
pertanyaan bagaimana customer memandang audit internal.
4. Board/Komite Audit, adaptasi dari perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan
bagaimana audit internal memandang stakeholders.

Ke empat perspektif tersebut saling berhubungan dalam hubungan sebab akibat dari bawah
ke atas. Inovasi dan pembelajaran merupakan proses terus menerus di dalam aktivitas audit
internal yang memungkinkan aktivitas audit internal bisa menjalankan proses audit internal
dengan semakin baik dari hari ke hari. Dengan proses audit internal yang semakin baik,
diharapkan kepuasan manajemen/auditee juga akan semakin meningkat. Dan pada
akhirnya manajemen puncak sebagai pengemban utama misi organisasi juga akan
merasakan kepuasan yang semakin meningkat atas layanan aktivitas audit internal.

Dengan menggunakan kerangka seperti ini, bila alur tersebut dibalik secara top-down, juga
akan tampak garis merah bagaimana visi dan misi organisasi harus diterjemahkan ke dalam
strategi operasional oleh manajemen. Selanjutnya strategi organisasi tersebut harus
didukung oleh strategi aktivitas audit internal. Untuk mendukung strategi aktivitas audit
internal dalam mendukung pencapaian misi organisasi tersebut, maka proses internal di
dalam aktivitas audit internal harus senantiasa ditingkatkan dengan memberdayakan
sumber daya dengan pembelajaran terus menerus dan selalu mencari inovasi baru. Dengan
demikian akan tampak alignment antara misi perusahaan hingga ke sumber daya aktivitas
audit internal.

Selanjutnya keempat perspektif tersebut diturunkan lagi dalam indikator-indikator kinerja


kunci (KPI – Key Performance Indicators) yang contoh-contohnya dapat dilihat sebagaimana
gambar berikut ini:

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
10 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, tidak semua indikator bisa dengan mudah dibuat
dalam pengukuran kuantitatif. Jumlah jam training, persentase realisasi penugasan, jumlah
temuan berulang, persentase rekomendasi yang diiplementasikan, dan semacamnya
merupakan indikator yang mudah diukur. Namun indikator yang menunjukkan tingkat
persepsi yang bersifat kualitatif seperti kepuasan manajemen/auditee dan Komite Audit,
memerlukan teknik lebih lanjut agar dapat diukur dan diperbandingkan dari waktu-waktu.
Teknik yang sering digunakan misalnya dengan skala ordinal dan atau statistik
nonparametrik.

Tentu saja, tidak ada satu alat ukur yang akan berlaku sama untuk setiap organisasi.
Aktivitas audit internal di satu organisasi dapat berbeda dengan organisasi yang lain dalam
struktur, proses, ukuran, jumlah staf, tools dan teknik yang digunakan, budaya organisasi,
dan lain-lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menyebabkan satu indikator bisa
berlaku di satu organisasi namun tidak bisa berlaku di organisasi yang lain. Namun,
betapapun bervariasinya aktivitas audit internal dan teknik yang digunakan, pengukuran
kinerja di mana-mana satu pada tujuan yaitu peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas
ditunjukkan dengan kesesuaian operasional aktivitas audit internal terhadap kerangka
praktik profesi, berjalan secara efektif dan efisien, serta senantiasa mengarah ke perbaikan
dan peningkatan dalam mendukung pencapaian misi organisasi

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
11 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
PERBEDAAN DENGAN STANDAR TERDAHULU (SPPAI 20002)

 Sebelum SPPIA tahun 2002 dikeluarkan, standar yang diberlakukan adalah SPPIA
tahun 1995, meliputi seksi 100 tentang independensi sampai seksi 560 tentang quality
assurance(baca: Ratliff-Intr.Audit halaman 907-962).
 Beberapa perbedaan diantara keduanya antara lain mengenai lingkup penugasan,
adanya klausul good governance, keharusan melaporkan kepada pengawas
(Komisaris) pada SPPIA 2002, serta format pelaporan hasil pemeriksaan dengan 5
atribut temuan pada SPPIA tahun 1995.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SPAI (SPPAI 2002)

 Dalam praktek, penyusunan Internal Audit Charter (seksi 1000) merupakan buku
pedoman yg wajib ada dalam assessment GCG di perusahaan. Isi IA charter
diantaranya: tugas & wewenang serta tanggung jawab,kode etik, persyaratan auditor
serta pola hubungan kerja (dng Komite Audit)
 Seksi 2060, memuat keharusan fungsi audit internal menyampaikan laporan secara
berkala kepada pimpinan dan dewan pengawas (komisaris). Di Indonesia,
penyampaian laporan kepada komisaris maupun komite audit harus seijin dan
sepengetahuan direksi terlebih dulu,karena Indonesia mengikuti pola two tier
board(dua dewan yang terpisah)
 Pengaturan hubungan auditinternal dgn Komite Audit dalam charter masing-masing
(internal audit charter dan comitee audit charter), perlu diselaraskan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Reding, et., al. 2009. Internal Auditing: Assurance & Consulting Services. The
Institute of Internal Auditors Research Foundation (IIARF): Second Edition. Florida.
2. Sawyer. Internal Auditing : The practice of Modern Internal Auditing. 5th Edition.

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
12 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.
3. Faiz Zamzami dkk. 2013. Audit Internal Konsep dan Praktik. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
4. Hiro Tugiman. Standar Profesional Audit Intenal.. Kanisius. Cetakan ke-9. 2016
5. Modul Pelatihan Internal Auditor BUMN oleh STAN, Tahun 2010

‘2020 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Akademik dan Pembelajaran
6. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., http://www.widyatama.ac.id

CA.
7. Syafdinal, S.E., M.M., Ak.
13 8. Bunga Indah Bayunitri, S.E., M.M.,
Ak., CA.
9. Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA.
10. Drs. Rudy Lizwaril, S.E., M.M., Ak.,
CA., CPMA.

Anda mungkin juga menyukai