Anda di halaman 1dari 3

Yth.

1. Direktur Utama BPJS Kesehatan


2. Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi seluruh Indonesia
3. Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota seluruh Indonesia
4. Kepala Cabang BPJS Kesehatan seluruh Indonesia
5. Kepala/Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR : HK.02.02/D/8072/2023

TENTANG
PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN PASIEN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi pada awal tahun 2020, sudah lebih dari 768
juta kasus COVID-19 dan lebih dari 6,9 juta kematian dilaporkan di tingkat global. Selama pandemi,
terjadi beberapa gelombang peningkatan kasus yang dipengaruhi oleh munculnya varian-varian baru
virus SARS-CoV-2 yang memiliki tingkat penularan, tingkat keparahan dan respon terhadap imunitas
yang bervariasi.
Seiring dengan perkembangan situasi global, pada tanggal 5 Mei 2023, WHO telah mencabut
status PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) atau Kedaruratan Kesehatan yang
Meresahkan Dunia (KKMD) dengan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu penurunan kasus, angka
kematian, tingkat hunian rumah sakit dan tingkat kekebalan baik yang diperoleh dari vaksinasi maupun
infeksi alami. Secara nasional, hingga 25 Juni 2023, jumlah kasus konfirmasi COVID-19 6.811.780
kasus dan jumlah kematian 161.865 (Case Fatality Rate/CFR 2,38%). Indikator pengendalian COVID-19
menunjukkan terkendali sejak awal 2023 hingga saat ini. Kasus konfirmasi rata-rata 7 (tujuh) harian
mengalami penurunan 35% dan kematian rata-rata 7 (tujuh) harian mengalami penurunan 8,7%. Tren
rawat inap juga mengalami penurunan ditandai dengan penurunan keterpakaian tempat tidur RS (bed
occupancy rate) rata-rata 7 (tujuh) harian sebesar 17%.
Sejalan dengan pencabutan PHEIC, pada tanggal 21 Juni 2023 Presiden Jokowi mengumumkan
bahwa saat ini Indonesia telah memasuki masa endemi. Pemerintah juga telah melakukan penyesuaian
regulasi yang mengatur mengenai pandemi COVID-19 dengan diterbitkannya Keputusan Presiden
Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) di Indonesia. Menindaklanjuti Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 tentang

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-2-

Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia dan
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu, maka pembiayaan pasien COVID-19 tidak lagi menjadi jaminan
pemerintah.
Surat edaran ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dalam ketentuan pengajuan klaim
COVID-19.
Mengingat ketentuan:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3237)
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);
6. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien Penyakit
Infeksi Emerging Tertentu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1968);
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1112/2022 tentang Petunjuk Teknis
Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini disampaikan kepada Direktur Utama BPJS
Kesehatan, seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, Kepala Cabang BPJS Kesehatan, dan Kepala/Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit,
dalam pengajuan klaim COVID-19 untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-3-

1. Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien COVID-19 yang mulai dirawat
setelah Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia terbit sampai paling lambat 31 Juli
2023 (tanggal mulai perawatan pasien) tetap dapat mengajukan klaim penggantian biaya pelayanan
pasien COVID-19 sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19).
2. Pembiayaan yang diperlukan untuk pelayanan pasien COVID-19 setelah tanggal 31 Juli 2023 dapat
ditanggung melalui mekanisme jaminan kesehatan nasional, secara mandiri oleh masyarakat, atau
penjamin lainnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. BPJS Kesehatan tetap dan segera melakukan verifikasi klaim COVID-19 yang dibiayai oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Untuk percepatan pembayaran klaim COVID-19, rumah sakit agar segera mengajukan klaim
penggantian biaya atas pasien COVID-19 yang telah selesai dirawat dan melengkapi dokumen
pembayaran.

Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 11 Juli 2023

DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN,

AZHAR JAYA

Tembusan:
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai