Anda di halaman 1dari 37

KEHAMILAN SEHAT DAN RISIKO

STUNTING
dr. Morita Dwi Tinaningsih., SpOG(K)

TIM PONEK RSUD PANGLIMA


SEBAYA
KABUPATEN PASER
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Asuhan Prakonsepsi

Tujua Wakt
n u
“Meningkatkan kesehatan Sasaran Sebelum terjadi
calon ibu dalam upaya konsepsi
menurunkan mortalitas
dan morbiditas ibu dan Perempuan Remaja
bayi baru lahir” Usia perempuan
Subur
Pasangan yang memiliki
rencana atau belum
memiliki rencana hamil
( )
KONSELING
BUKU KIA
REVISI 2020
K1

Pemeriksaan pada awal


kehamilan
di Trimester 1
melibatkan dokter
untuk melakukan
deteksi dini kelainan
medis dan skrining
Preeklampsia pada
ibu hamil
SKRINING
PREEKLAMPSIA
Malnutrisi
Kategori
IMT
● Kondisi malnutrisi yang perlu
diwaspadai: Sangat Kurus Kekurangan berat badan tingkat < 17,0
○ Kurus dan gemuk  berat
lakukan
tata laksana di FKTP Kurus Kekurangan berat badan tingkat 17 - <
18,5
○ Sangat kurus dan obesitas
 ringan

rujuk ke FKTRL Normal 18,5-


● Perempuan dengan obesitas memiliki 25,0
peningkatan risiko pada kehamilan  Gemuk (Overweight) Kelebihan berat badan tingkat > 25,0-27,0
malformasi kongenital, preeklampsia, ringan
konsentrasi insulin pada janin yang
tinggi.
Obesitas Kelebihan berat badan tingkat > 27,0
POGI. PNPK Tatakelola Prakonsepsi. 2019
berat
Grafik untuk menentukan IMT Ibu
Diperkirakan lebih dari 50%
ibu hamil di Indonesia sejak
awal kehamilannya sudah
berada dalam kondisi tidak
sehat!
Riskesdas 2018: 48,9% ibu hamil anemia
84,6

33,7 33,6
24

15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54


tahun

Proporsi anemia pada ibu hamil menurut kelompok umur


Anemia dan Stunting

Anemia ibu hamil


● Indonesia menjadi peringkat
ketiga dengan prevalensi balita
Cadangan besi neonatus
stunting tertinggi di Asia rendah  ADB pada
Tenggara. bayi
Gangguan perkembangan
● Menurut Riskesdas, prevalensi motorik dan mental bayi
balita pendek dan sangat
pendek di Indonesia mencapai Gangguan
kemampuan
30.8%.
belajar

POGI. PNPK Tatakelola Prakonsepsi. 2019


Hubungan
Kesehatan Ibu
dengan
Stunting
CEGAH STUNTING

Stunting adalah keadaan tubuh yang


sangat pendek, dilihat dengan standar
baku WHO-MGRS (multicenter
growth reference study)
DAMPAK
STUNTING
DAMPAK JANGKA PENDEK STUNTING

Peningkatan risiko terkena penyakit

Perkembangan kognitif, motorik, verbal yang tidak optimal

Ketahanan ekonomi karena biaya kesehatan


meningkat

DAMPAK JANGKA PANJANG STUNTING

Postur tubuh, Meningkatkan risiko


produktivitas dan Menurunkan
menderita obesitas
kapasitas kerja yang kesehatan
diabetes dan penyakit
tidak optimal reproduksi
bawaan lainnya
STUNTING BISA DICEGAH
DENGAN MEMASTIKAN
KESEHATAN YANG BAIK
DAN GIZI YANG CUKUP
PADA
1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal
= Mencegah Stunting
3 HAL PENTING DALAM PENCEGAHAN STUNTING

PERBAIKAN POLA MAKAN (MALNUTRISI)


Anak harus diberi gizi baik di 1000 hari awal kehidupannya. Dimulai
dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama
sejak bayi dilahirkan.

POLA ASUH
Kondisi ibu yang terlalu muda atau jarak
kehamilan yang terlalu dekat

SANITASI
LINGKUNG
AN
Rendahnya
ASI CEGAH
STUNTING
ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi dan bisa mencegah
stunting
Antibiotik
Hormon
KANDUNGAN DAN
MANFAAT ASI Anti Virus
Anti Parasit
Anti Alergi
Komposisi ASI mencukupi semua
kebutuhan air bayi Faktor Pertumbuhan
Enzim
Lemak dalam ASI lebih baik,
omega 3 dan 6-nya berperan pada Mineral Mineral
perkembangan otak bayi
Lemak Lemak
Laktosa dalam ASI 2x lebih banyak,
Vitamin Vitamin
sumber energi bagi otak
Karbohidrat Karbohidrat
Protein ASI lebih mudah diserap
usus, tidak menyebabkan alergi Protein Protein
Air Air
Mineral dalam ASI kualitasnya
lebih baik dan lebih mudah DHA/ARA DHA/ARA
diserap
KANDUNGAN KANDUNGAN
SUSU FORMULA ASI
Perencanaan Kehamilan Sehat
Persiapkan saat yang paling ‘ tepat’ untuk hamil - agar
kondisi saat hamil optimal psikis-fisik-sosial

Persiapkan kesehatan pra hamil– periksakan diri- gaya


hidup sehat – optimalkan kesehatan
Rencanakan waktu yang paling tepat bukan hanya untuk
hamil dan melahirkan tetapi juga untuk perawatan
optimal minimal 2 tahun pertama kehidupan anak
termasuk pemberian ASI eksklusif
Konsep Terkini agar Ibu Sehat dan
Generasi mendatang yang lebih
baik

Kehamilan harus terencana,


jangan hamil tanpa persiapan!
Tim Inti
Aksi Penanggulangan dan Cegah Stunting
• Kader kesehatan posyandu
• Ketua Tim PKK, Kepala Desa, Pendamping Desa
- Penggunaan dana desa untuk pengadaan alat ukur dan timbang
- PMT
- Rujukan ke Puskesmas dan RSUD (BPJS untuk semua keluargadengan
anak stunting) .
• Bidan Desa/Kelurahan.
• Petugas Gizi Lapangan
• Dokter PuskesmasDokter Spesialis Anak RSUD
- Dokter Spesialis Radiologi RSUD (Bone Age)
- Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis (Jika perlu stimulasi khusus)
Dokter Spesialis Patologi Klinis (jika perlu pemeriksaanlaboratorium)
- Dokter subspesialis Anak terkait diundang untuk menangani kasus-
kasus sulit terkait penaNggulangan stunting
Lintas Sektoral
 Kesehatan
 Tenaga kesehatan dari bidan desa-puskesmas-RSUD yang sudah diupdate
pengetahuannya tentang pencegahan dan tatalaksana stunting berbasis bukri
 Mengaplikasikan permenkes 2019 tentang antropometriyang mengatur
pencegahan detekal dini stunting dengan pengukuran panjang badan, interpretasi
at risk of FTT sesuai WHO yang (diperlukan untuk landasan pencegahan stunting
oleh dinas kesehatan)
 Mensosialisasikan Pemberian makan bayi dan balita yang mengandung protein
hewani di buku KIA
 Berkoordinasi dengan PEMDA untuk menyediakan PKMK yang diresepkan dokter
anak sesuai indikasi terutama untuk golongan ekonomi rendah
 Kementerian Desa Tertinggal
 Alokasi penggunaan dana desa untuk kegaitan posyandu rutin termasuk pengukur
panjang badan, PMT, memudahkan rujukan
Lintas Sektoral
 Pertanian dan Perikanan
 Penyediaan sumber protein hewani.
 BPJS
 Menanggung rujukan untuk semua anak yang berpotensi stunting atau sudah
stunting, reimboursement untuk medical food
 Dinas Sosial
 Dana bantuan memenuhi kebutuhan transportasi selamarujukan dan terapi gizi
untuk pencegahan dan terapistunting
 Pendidikan
 Memasukkan kurikulum pencegahan stunting untuk pendidikan petugas gizi, bidan,
dokter puskesmas, perawat, dil

Anda mungkin juga menyukai