Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH

Khutbah Idul Adha: Belajar dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Ahad, 27 Agustus 2017 | 05:30 WIB

Khutbah I

, Z‫ أ‬is‫ ا‬, Z‫ أ‬is‫ ا‬, Z‫ أ‬is‫ ا‬,⹁ Z‫ أ‬is‫ ا‬, Z‫ أ‬is‫ ا‬, Z‫ أ‬is‫ ا‬,⹁ Z‫ أ‬is‫ ا‬, Z‫ أ‬is‫ ا‬, Z‫أ‬ is‫ا‬
,َْ Z ْ َ ‫ ُ ا‬is‫ ُ وَ'ا‬is‫´ ّ ا‬J 3 ِ ‫ َ ا‬ą َ \ِ ‫ َ ا‬ę ْ‘A ً 3J is ‫ن ا‬s ta‫ا و‬, c~’َ ْ zُ s ِx ّ ِ ÷Z‫ ا َو'ا‬,ً ْ ِ Z Z ْ َ ‫ا‬
ُ is‫ا‬
‫ َةً' وَ'أ‬, ✓ْ ُ ş ِ ,َ
c~’َ ْ zُ'‫ ْا‬is 'َ‫ و‬,َْ Z ْ َ ‫ُ ا‬ is‫ا‬

zُ';َ 'ْ ‫ ام⹁ وَ'´ أ‬Jْ?‘‫‘ل وَ'ا‬Aَ ’'‫ ُذ'و ْا‬3J َ ِ : \ َ⹁ą ُ ‫ه‬aْzَ'‫ و‬is‫ ا‬J´ ّ3‫إ‬, َ ą َ \ِ ‫ ا‬Jَ 3 ‫ ´أ ْن‬zُ'َ;'ْ ‫ ´أ‬,⹁ِ ,َ ✓ 3‫ ّ ِ ّ¸ ا‬z´ 3‫ ْ َ ِ ا‬: ِ َ ِ è ْ َ َ z َt ç‫ َ ِم⹁ وَ'´ أ‬A‘ s œ ‫ ِ ا\ ّ¿ي‬c~’َ ْ zُ is'‫ ِ ْا‬c~’َ ْ zُ is'ْ‫ا‬
‫ه ُ و‬cَ ْzُ ‫ا‬z َt > ُ´ ~َe ّzًّ ´ِ َ ¦'َ‫ و‬s ِّzَ َt ‫´أ ّن‬ 3 ‫َ) ا‬ t َ ‫َا‬zَ
is‫ى ا‬:¤p ½ ¤ ‫ و‬, ę‫ان⹁ أو‬pì?J‫ ا‬tP ş :z è t,;t‫ ⹁ أ‬:ِ'ّ \‫ ِم ا‬pَْ : َ ‫ن إ‬şt ِ : َ ç ِ z tّ ´ 3‫ ِ ِ وَ'ا‬ştc ‫\ وأ‬ą‫ ا‬c]¸‫ و‬c َ] َ¸ s ِّzِ t > ُ~ َe ّz ‫ِرك‬tş'َ‫ ْ و‬1sِ ّ ‫ ِ ) و‬SJ ّ ُ ´ ّ, ę‫ ا‬ps ُ⹁ą \'َ‫ر‬
⹁‫ن‬:¤ctb 3 l , psl‫و‬
e'>ْ ‫ َ ُ ْ ´أ‬lg ِ ْ, 3ْ ُ : ⹁‫ ا‬:ً>ẽ َpْJً 3 zsِ ‫ا‬ẽ ُ3p ُp '‫ َو‬is‫ا ا‬p 'ُ¤ّ :´ ‫ا ا‬Pَ z ُp ‫ َ َآ‬:'ِ¿ّ \ ‫ ´ا‬t َ ; ّ, ˚ ‫ ´أ‬z,‘ :, : َt ‫‘ن ا‬,~te‫ ا‬is‫ ا‬ş,‘ ⹁, ;cç‫&ن ا‬t 3‫ ا‬istş P ‫ذ‬pc‫ أ‬,: ✓, 3‫ ان ا‬3¤‫ ا‬is : t è‫ل ا‬tẽ
ْ ُ َ şp ُ '‫ َ ُ' ْ ُذ‬3 'ْ ِ ¤ْ َ ':'َ‫َ َ ُ ْ و‬3t
َ ‫ ا‬t : َt : ‫ل‬tẽ‫ و‬cَ ِ ً t ‫زً'ا‬è َpْ 'َ‫ز‬ps َą ُ è َ¤َ ْz è َt ُ\ 'َ‫ َو'ر‬is‫ ا‬Pَ ْ : ُ&ِ _ ِs 'َ‫و‬c
´J 3 ‫إ‬, ّ ´ُ 3J َ : َs ُpْ'َ‫ ِ ِ و‬z ´ ّ9 : ُ¤َ :t ‫ ا‬t َ ; ّ, '˚
‫ن‬Pُ ْ S ِ ُpْ 'ْ,ُ ْ ‫ّ َو'´ أ‬ is‫ا ا‬pْ'ُ¤ّ ´: ‫ا ا‬Pَ z ُpْ‫ ْ َ آ‬:'ِ¿ّ \ ´
, 3‫ ا‬is‫ا ق‬zę
Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Pada hari ini kaum Muslimin merayakan Hari Idul Adha dengan melaksanakan shalat id karena telah sampai pada hari ke-10 bulan
Dzulhijjah. Shalat Idul Adha adalah peristiwa besar yang setiap tahun umat Islam sedunia melaksanakannya dan setelah itu
menyembelih hewan-hewan kurban sebagai sunnah muakkadah. Setiap kali merayakan Idul Adha, kita tidak bisa lepas dari
membicarakan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Bapak - anak ini menjadi suri tauladan bagi kita semua dalam banyak hal, seperti
dalam ketaatan dan kepasrahan diri kepada Allah SWT, kesabaran dan keikhlasan beribadah, serta dalam menjalani hidup dan
kehidupan ini.
×
M a’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Nabi Ibrahim AS adalah seorang ayah sekaligus seorang hamba Allah yang lurus, berhati lembut, lagi penyantun. Beliau seorang
Nabi dengan teladan kepemimpinan yang mencerahkan. Sedangkan sang anak, Nabi Ismail AS, adalah seorang anak yang sabar dan
berbakti kepada kedua orang tua; dan tentunya juga taat kepada Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Nabi Ibrahim AS menikah dengan Siti Sarah sudah cukup lama–bertahun-tahun—namun belum dikaruinai seorang anak pun. Beliau
telah lama mengidamkan hadirnya seorang anak. Kemudian oleh Siti Sarah, Nabi Ibrahim dipersilakan untuk menikah lagi dengan Siti
Hajar yang tak lain adalah seorang pembatu bagi keluarga Ibrahim. Dan akhirnya beliau mendapatkan seorang anak hasil pernikahannya
dengan Siti Hajar dan diberinya nama Ismail. Beliau merasa senang dan tenang bersama sang buah hati. Beliau melihat Ismail
menikmati masa kanak-kanaknya dan menemani kehidupannya dengan tentram dan damai. Tetapi kemudian, Ibrahim bermimpi dalam
tidurnya. Beliau menyembelih anak satu-satunya itu. Ibrahim pun menyadari bahwa itu adalah perintah dari Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Kita bisa membayangkan betapa Nabi Ibrahim tengah diuji Allah SWT. Anak satu-satunya yang telah lama beliau nantikan
kehadirannya hingga usia beliau hampir 100 tahun, pada akhirnya harus dikorbankan atas perintah Allah dengan cara disembelihnya
sendiri.
Bagaimanakah sikap Nabi Ibrahim menghadapi perintah tersebut? Nabi Ibrahim adalah seorang rasul. Maka beliau tidak ragu-ragu dalam
memahami dan menerima perintrah tersebut. Tidak ada kekacauan dalam pikiran beliau sehingga beliau tidak melakukan protes atau
mencoba bertanya kepada Allah untuk meminta klarifikasi. Misalnya dengan bertanya, ”Kenapa ya Allah, harus saya sembelih anak tunggal
saya ini?”

Tidak ada pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Yang ada pada Nabi Ibrahim AS adalah penerimaan total, keridhaan yang mendalam,
ketenangan dan kedamaian yang luar biasa. Itulah sebabnya Nabi Ibahim AS mendapat berbagai macam gelar seperti: ulul azmi
(orang yang sangat sabar), khalilullah (kekasih Allah), hanifan muslima (orang yang lurus yang berserah diri kepada Allah SWT), abul
anbiya (bapak para nabi), dan sebagainya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Kisah bagaimana Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah Allah SWT bisa kita simak sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surat
Ash- ShaRat, ayat 102:

ُ cc َ ‫ ِ ّ ´أ ْذ‬ì‫ ِم ´أ‬z َt َ .ْ ’‫ ِ ا‬è ‫ ِ ّ ´أرَ'ى‬ì‫إ‬, ّ ´َ ُ : t َ :

Artinya: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”.

Ayat tersebut merupakan perintah dari Allah SWT agar Nabi Ibrahim menyembelih Ismail yang belum cukup dewasa atau masih
anak- anak karena baru berusia kurang dari 14 tahun. Maka Nabi Ibrahim sebagai orang tua bertanya kepada Ismail bagaimana
pendapatnya tentang perintah tersebut sebagaimana dikisahkan dalam bagian ayat berikutnya:

‫ َ َى‬: ‫ذَ'ا‬è َt ُ ْ Pَ t

Artinya: “Maka pikirkan, apa pendapatmu tentang perintah itu”.

Pertanyaan Nabi Ibrahim kepada Ismail ini sebenarnya mengandung pelajaran berharga bahwa seorang ayah atau orang tua tidak ada
jeleknya, bahkan sangat bagus, memberikan hak bertanya atau mengemukakan pendapat bagi anak-anaknya berkaitan dengan masa
depan mereka. Apalagi menyangkut soal hidup dan mati. Dengan kata lain, ini sesungguhnya pelajaran tentang demokrasi atau
musyawarah dimana dialog untuk mencapai persepsi yang sama diperlukan untuk meraih tujuan baik yang akan dicapai bersama.
Dengan cara seperti ini tentu keikhlasan untuk menerima sebuah keputusan bisa dicapai dengan baik secara bersama pula. Maka tidak
mengherankan ketika memberikan jawaban kepada Ibrahim , Ismail menjawab dengan jawaban yang sangat bagus, penuh kesabaran dan
keikhlasan sebagai berikut:
َ :'ِ ِ ‫ﺑ‬tg
s x´ ّ ُ‫ء ا‬t s َ ِzaُ ì è ْ َ ْ) ‫ا‬ ِ َ ‫ أ‬tَ :
َ
‫إ ْ ن‬, , َ›Pَ t : ُpْ
× 3‫ َ ا‬Pِ

Artinya: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar".

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Dengan ketaatan kepada Allah SWT yang luar biasa sebagaimana ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Ismail, maka Allah berfirman kepada
Nabi Ibrahim sebagaimana termaktub dalam Surat As-ShaRat, ayat 104 -105 sebagai berikut:

َ :ِ z
’‫ْ ِ ي ا‬ t َ ':‫˚ ّ ْؤ‬, ‘‫ْ ¿ ا‬ ‫إﺑْ' َا‬, t َ : ‫ه ُ ´أ ْن‬t َ 'ْ:'َ‫د‬t َ 'َ‫و‬
s ْ ُ .ْ t Zَ ¿ َٰ J 'ّ ´ ‫إ‬, ẽzّ œِ , cُ ẽ َ ْz
´
ę

Artinya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu; sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang- orang yang berbuat baik”.

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah hanya menghendaki ketundukan dan penyerahan diri Nabi Ibrahim AS, sehingga tiada lagi tersisa
dalam diri beliau kecuali ketaatan kepada Allah. Nabi Ibrahim meyakini tidak ada perintah yang lebih berharga dan lebih tinggi daripada
perintah Allah SWT. Nabi Ibrahim rela mengorbankan segalanya, termasuk yang paling berharga, yakni Ismail dengan pengorbanan
yang penuh keridhaan, ketenangan, kedamaian, dan keyakinan akan kebenaran. Maka, Allah kemudian menebus putra itu, Ismail–
dengan seekor hewan sembelihan yang besar.

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Dengan peristiwa inilah, kemudian dimulailah sunnah berkurban pada shalat Idul Adha hingga sekarang. Disembelihnya hewan-hewan
kurban menjadi pengingat kita atas kejadian besar tersebut. Peristiwa itu akan terus menyibak tabiat keimanan yang kita genggam
supaya kita lebih paham mengenai bagaimana kita berserah diri seutuhnya kepada Allah SWT; bagaimana kita taat kepada Allah dengan
ketaatan yang penuh keridhaan. Semua itu agar kita makin mengerti, bahwa Allah tidak hendak menghinakan manusia dengan cobaan.
Pun tidak ingin menganiaya dengan ujian. Melainkan, Allah menghendaki agar kita bersegera memenuhi panggilan tugas dan kewajiban
secara total. Namun demikian, Allah mengingatkan kita dalam Surat Al Hajj ayat 37:

َ :ِ z
s x´ ّ َ c َ] ¸َ Pَ t ‫ ُوا ا‬,ِّ œ tَ 3 َ ُ ْ 3 ِ ُ َS َ ّ ´— S ْ : َ َ\t ُą ِ َ 3 '‫ َو‬œ َt ُ ‫ؤ‬Pَ t 'ِ‫ د‬3J 'َ‫ و‬s x´ ّ َ ’ُc ُsp ُ, َt ‫ ل ا‬: ْ َ 3
s ْ ُ .ْ ’‫ َ ِّ ِ ا‬ç'َ‫ و‬p ْ ُ ✓‫ا‬œ َzَ Pِ z ْ ُ ْ Zَ ¿ َJ ‫ َى‬¤pْ ّ ´ 3‫ُ ا‬ tَ

Artinya:”Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah
yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap
hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,

Shalat Idul Adha berlangsung pada bulan Dzulhijjah karena dalam bulan ini dilaksanakan ibadah haji di Tanah Suci Makkah Al-
Mukarramah. Mungkin, sayup-sayup terdengar oleh kita kalimat talbiyah yang dikumandangkan mereka yang sedang menunaikan
ibadah haji melauli berbagai media. Mereka berseru:

َJ
3J ‫ َو'ا‬c~’َ ْ zَْ ‫إ ´ ّن ا‬, ⹁ َ 3J ⹁ SJ ّ ُ ´‫ا‬ ّ ´َ 3
:ِ َ ْ‡ُ .ْ ’‫ َوا‬z3 ِّ ْ َ َ J ´َ 3 J :ِ َ ّ ´َ 3 ّ ´َ ّ, 3

Artinya: “Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya setiap getaran pujian adalah bagi-Mu. Sejatinya, setiap tetes kenikmatan
berasal dari-Mu. Sebenar-benarnya, Engkaulah Raja dan Penguasa kami, tiada sekutu bagi-Mu.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakummullah,


Semoga saudara-saudara kita umat Islam sedunia yang saat ini tengah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci akan menjadi haji yang
mabrur. Dan bagi kita yang belum menunaikan ibadah haji, semoga Allah mudahkan kita melaksanakan ibadah ini ketika saatnya
telah tiba. Amin ya rabbal 'alamin...

‫ َ ا‬œ ُp
t 'ّ ´ ‫إ‬, ,z ِcِ ّ ´, ‘‫ا‬
)ِ cَpSْ ْz ََt &َ èْ ‫َ ´ َأ‬g ´ 3‫ َ ا‬ç ِist ِ Pِ 'ُ‫ذ‬cُ pْ‫أ‬
ِ,َ ş3Jَ ْũ َ c ْ ‫َو'ا‬ َ 'ْ3‫كَ' ا‬ ş ْ c, ِ ç ِc ِ ّ ´, ‘‫ا‬
ِ : t ‫ إ ´ ّن‬, ْ ´ َ ş َ ,ِ ‘ 'ُ ِ ~eْ ّ ´, ‘‫ ِ ا‬is‫ِ; ا‬ &ْ

ّ ‫ ِ ُ ْوا ا‬¤ْ َ l ِ ْ , ُcc è َt ْs َ 3 '‫ ْا‬s ُ ْ ِ Pِ z ْ ُ 'ْ َ‫ ِ ّ ْ¸ و‬Pِ )ْ ّ 'َ¤َ :'‫ َو‬,c’ َ ِS ْ ِcْ ‫ت َو'ا¿\ّ'ِ‘ْ' ِ' ا‬ t ْp tsv è ✓'ِّ:‫َ' َ ِ'¸ وَ'ا‬¤َ 'َ‫ و‬,ِ 'ْ 'ِ َ ْ 3‫ ن ا‬è ْ 'ُ َ 3 '‫ ُ ِ َو‬is‫رَ'كَ' ا‬ç َt
, ْ z ِ ّ ‘,‫رُ' ا‬pْ'ُ¤َ 3 '‫ َ ْا‬œ ُp 3‫ َ ا‬œ ُp ُ ّ ‫ َ ُ ا‬:'‫ َو‬: ِ‘A J : tَ ‫ َ ا‬Pِ ‫ُ' ْ'آ‬¤ْ 3‫ا‬
×
Khutbah
II

‫ ا‬,َْ Z ْ َ ‫ ُ ا‬is‫ ُ وَ'ا‬is‫ ّ ا‬J´ 3 ِ ‫ َ ا‬ą َ \ِ ‫ َ ا‬ę ْ‘A ً 3J is ş‫ن ا‬ َ s a ْ َt ُ '‫َو‬ Z ÷ c~’َ ْ zُ'‫ا َو' ْا‬, Z ,َ ZZ ْ َ َ ,‫×( ْا‬4) is‫ُ َ ا‬
ْ ‫ ا‬is‫ ا‬Z َ,ْ (×3)ْ َ ‫ ُ ا‬is‫ا‬
´ ُ
c~’َ ْ zُ'ْ‫ ِ ا‬is 'َ‫ و‬,َْ Z ْ َ ‫ ُ ا‬is ‫ َةً' وَ' ´أ‬, ✓ْ ُ ´ ‫ ا‬,ً ْ ِ is ˚ ِ
´ ´ ´
¸َ ]َ c c 'ِ ِ ‫ َا‬pę psْ \ ُą ُ 'َ‫ه ُ َو'ر‬cَ ْzُ ‫ا‬s ِّzَ َt > ُ~ َe ّzً ‫ ُ َو'أ‬ą َ \ ّ 3J‫إ‬, َ ą َ \‫ َ ا‬3J ‫ ´أ ْن‬zُ';َ 'ْ ‫ وَ'´ أ‬P ِz َt ِ ِ c ْ ‫ ِ ِ وَ'ا‬¤ْ ِ ą ُ c ¸َ ]َ : َpْ è َ \ ُ , ✓ْ ِ z َt ‫إ‬, ]َ¸َ c~’َ ْ zُ is cْ َ ‫ا‬
)ِ ę ,ّ ُ SJ‫ا‬ ‫ إ َ' ر‬w ِ ‫ا\ ّ'ا‬ ‫ أ ّن‬zُ'َ;'ْ : ِ َ َ 3J ُ ‫ه‬aْzَ'‫ ُ و‬is‫ ُ وَ'ا‬is‫ا‬ 3‫وَ'ا‬
‫ ا‬,ً ْ 1sِ ّ ْ ĩ َ ْ l ِ ْ ً t ÷Zَ 'َ‫ ِ ِ و‬c َşt ¸َ َ] c‫ ِو‬s ِّzِ َt > ُ´ ~َe ّz
‫ َو'´ أ‬ąِِ 'َ\‫ا‬

َ ْ ّ ˚Pَ A ! ِ َS َ ُ : ُ َg S 'َ‫ َ و‬is‫إ ´ ّن ا‬, َ َ t


‫ن‬
ِ s v ِs َA ! ِ ¸َ 'َ 'َ‫ِ و‬ َ is‫ا ´أ ´ ّن ا‬cْ S َ pُ ْ‫ َ َ ¸ َو'ا‬e´ ّt َ > ‫ا‬pُْ ,'َ;ْ :‫ وَ'ا‬,'َ›‫ ´أ‬ą3J َ è ِ ْ َ t ‫اا‬p 'ُ¤ّ :´ِ ‫ َ ا ˚ س ا‬P´ّt ş َ ْzُ è َ t ‫أ‬
´ ¤ْ َ ِ ِ ْ ِ è ‫ٍ› ﺑ َ َ>'´ أ‬,ْ ´p ç ِî ْ ُ ✓,'َ›‫´أ‬ َ
ẽ َt 'َ‫َ و‬S ِ ِ ş ¤ِ ُ ْz ´ 'َ z´ ّt 3˚‫ ا‬t َ ; ّ,
´ ´
ِ SJ ّ ُ ,ّ cَ‫ض ا‬ َ ِ s ‡ُ 'ُ‫َو'ر‬ َ ِ “! ِ ْ ¦َ‫ ]َ َ¸ ا‬c '‫ َو‬s ِّzِ t َ > ُ~ َe ّz َ 1sِ َّ '‫ َ ْ ِ َو‬is c َl ‫ ّ¸ ا‬ę ]´ s ِّzِ َt ¸َ ]َ c ĩ ‫ا‬Ss ِّ ُpَْ 'َ‫ َ ْ ِ و‬c َl ‫ ّ ْ ا‬Sę Pَ z ‫ ْ َ آ‬:'ِ¿ّ \‫ا‬
‫ء‬lُ َ¤َ t ’'‫ْا‬ ‫ ْ َ وَ' ´ا ْر‬:ِ ş ّ ´ 'َ¤ُ ’.'‫ ْا‬Pَ A ! ِs َąِ'َ‫´ و‬ ‫ ]َ َ¸ آل‬c 'َ‫´ ُ ْ و‬ > ´ُ ~َ´ e ّz )ِ ę ,ّ ُ SJ‫ ْ َ ا‬l ِ ْ ً ct ‫ُا‬pْ ´
َ ْ :~
ِ eِ ‫‘ ّا‬,‫ ا‬zَ, َ : ,ْ ُ َ cَ z ّt Pَ ‫ ض‬şt ِ ّ 3‫¸ ا‬şt ِ3َِ :'َ‫ ْ َ و‬:ِ ِ şt ّ 3‫ َ ِ وَ'ا‬ag َşt ّ ´ 3‫ ِ´ ّ ِ ا‬¤َ cَ ْ ş'َ‫ ]َ ِ¸ و‬c 'َ‫ن و‬cُ ÷ ْ َ t 'َ‫ َ و‬e ُ >'‫ َو‬,ٍ ✓ْ َ ş ِ ş‫ ْ َ ´أ‬:zِ ‫‘ ّا‬,‫ا‬
‫ أ ْر‬t َ ~eْ َ ِ ‫ﺑ‬ ‫ ْ ِ وَ'ا ْر‬:ِ'ّ \‫ ِم ا‬pَْ .َ 3‫ِ ٍ ن ا‬: ْ َ ’ َ& ُ ْ, ç ِt ِ ْz َt

'َ‫ َد'ك‬g ُ ْ cِ َt ْ ‫ ْ َ وَ'ا‬Z :ِ 'ِ 'ْ ُ ’.'‫ ِ ّ' ْكَ' وَ' ْا‬3‫ ْ َ َو'´ أِذ ´ ّل ا‬:ِ ِ S ْ ُ ’.'‫ َمَ' وَ' ْا‬J ْ‘As ?,'‫ ´ ّ¿ ْا‬cِ‫ ´أ‬,ّ ´ ُ SJ‫ت ا‬
Pِ ْ,ì ‫ “ء‬3J َ ْz َ ‫ ْ ت ا‬:ِ ِ S ْ ُ ’.'‫ ْ ت َو' ْا‬:ِ c ِ ْ J ِ3ْ ُpْPِ z ¤ْ ‫ ا‬,ّ ´ ُ JَS‫ا‬
َ ْ :'ِ ّ \‫ َ َ ا‬g ُ ْ Pَ ْ َg ْ ‫ ّ َ َو'ا‬:´p َ ِaّ zُِ ’.'‫ْا‬ ُ
´ ´ ´ ‫ َا‬3J َ ْpP 'ْ‫ وَ'ا‬,ْ S ِ َt ْ ُ ’.'ْ‫´ وَ'ا‬ pْ Pِ z َt ُ ’.'‫َو' ْا‬
cَ ْ Pِ ْ,ì َt َ َ z ْ ِ 3 ¤'‫ء ْا‬psُْ 'َ‫ َ َ و‬³ِc~'‫ ل وَ' ْا‬3 '‫ ْا‬è َ ْs cَ z ّt ‫ ا ْد‬,ّ ُ SJ'‫ ا‬c ِ ْ :ِ'ّ \‫مَ' ا‬pَْ : َ ‫إ‬, ِ ْ :ِ'ّ \‫اء ا‬cْ zَ‫ أ‬, ِ 'ّ›'َ‫ ْ َ َو' د‬:ِ ِ S ْ ُ ’.'‫ ل ْا‬à Pَ ‫ ُ ْ ´ل‬àْ‫وَ'ا‬
)şَ ´ َ ِ َt &َ Pَ t ş'‫َو‬ ³ِc َ َ Pَ t ~َ '‫ِ َو' ْا‬ ‫ َز‬3J ّ ‘‫ء َ وَ'ا‬p3 َç َt 'ْ‫ َء َ وَ'ا‬A ‘َ cْ ِ) َ Zَ ِ َ:t ‫ْوَ'ا‬ َ
َ ´ ´ ˚ ´ ´
´
p : َ ْ¤ ِ ْ 3 َz َt ْ ³ ‫ َو'اإ ْن‬z َt 'َ 'ُ¤ْ َ ‫ ا‬S َ ْ z َt c ‫ِر‬z3 ّt ‫ ب ا‬ẽ 'َ‫ َ ً و‬z َz è '‫ َ ً َو‬z َ z t'ِ:‫ آ‬t َ 'ّ 'َ‫ ر‬tَ :ِ ْ َ c ’ َ. 3 ‫ ب ا‬S ْ ُ ’.'ْ‫ ُ) ْ َا ِن ا‬3 'ْ‫ ِ ِ ا‬ts َ '‫ ً َو‬ę t ّ ِ 'ْ ِ ¦‫ا ْ>ُ'و‬

َ eْ z َt 3 َz َSُpْ : َ ّ ُPِ'~َ ْ َ :'‫َو‬ t َ ´ 'ّ 'َ‫ِ َ َ ا ´ ر‬z َt c ‫ ِة‬.َ t َ :'ْ 'ّ \‫ َ ِ ا‬è ‫ِ ِ ر‬: ْ َ P“cّ ً : َt ˚ “à
ِ ´
is‫ن وَ'ا ْذ‘ ُ ُوا ا‬ َ ‫‘ ُ ْو‬ ّ l ّ ُ ْ : َìَ َ 3 ْ 'ُ 'ُ ِ َ : ¿¸ْ َ 3 'ْ‫ وَ'ا‬,َِ ✓ْ z ُ ’.'ْ‫ “ء وَ'ا‬s ْ 3َ¤'ْ‫ ِ ا‬ì َ ¸ cَْ َ ';'َ‫ َ و‬ş'ْ 3ُ¤'‫ء ذِ'ي ْا‬:“hْ:َ ‫و‬, ‫ن‬ tَ ‫ل‬ is َ : َ›î ‫إ ّن ا‬, ! ą3Jِ‫ َد'ا‬tَ ı ِ ِ : ْ َ c cِ َt ’'ْ‫ا‬
ِ َ ِ ]َ¸َ c ُ ‫ ُ ْوه‬,ُ ✓ ْ ‫ َو'ا‬ì ُ ْ ✓ ْp ‘ْ َ : َ ,'ْ 'ِ َ 3 '‫ْا‬ z J ?,'‫ُ َو' ْا‬, َt ç ِt ْ3 َ ْz
ُ
ُ is‫ وَ'\ َ¿ِ'‘ْ' ُ ا‬p ْ ✓‫ َ ِ ْد‬:
,َ Z ْ ‫´أ‬

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari
masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS:

KHUTBAH LAINNYA
Khutbah Jumat Bahasa Madura: Dzulhijjeh Bulen Kapekusen sareng Kasaean
Khutbah

Anda mungkin juga menyukai