Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SENSOR DAN AKTUATOR

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah mekatronika pada


Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo
Purwokerto

NAMA : WAHYU INDRA SAPUTRA


NPM : 15 .6.21-201.C.0832
PRODI : S1 TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO


PURWOKERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang
cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri
pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia,
kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi
otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic) seperti
penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated
Manufacture (CIM) dan sebagainya.
Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat
tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian
menunjukan secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung
kepada sensor maupun transduser yang digunakan..
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang
mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan
dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari
sistem pengaturan secara otomatis.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran
listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan
besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem
pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu
menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer
Sebelum lebih jauh kita mempelajari sensor dan transduser ada sebuah alat lagi
yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor dan transduser dalam
sebuah sistem pengukuran, atau sistem manipulasi, maupun sistem pengontrolan
yaitu yang disebut alat ukur.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana prinsip kerja sensor dan aktuator
2. Dimana sensor dan aktuator digunakan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SENSOR
2.1.1 Pengertian Sensor
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-
gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi
listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.

2.1.2 Syarat Sensor


Sensor memiliki beberapa syarat, diantaranya yaitu :
1. Linearitas
2. Sensitivitas
3. Tangggapan waktu

2.1.3 Macam-macam Sensor


Jenis-jenis sensor yang biasa ditemukan dalam peralatan elektronik :
1. Sensor Kedekatan (Proximity)
Yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target (jenis logam)
dengan tanpa adanya kontak fisik.

Gambar 2.1 Sensor proximity


2. Sensor Magnet
Juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan
akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Gambar sensor magnet
seperti terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2 Sensor magnet
3. Sensor Penyandi (Encoder)
Digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital,
dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat.

Gambar 2.3 Sensor encoder


4. Sensor Kecepatan/RPM
Proses penginderaan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana
suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu
tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object.

Gambar 2.4 Sensor kecepatan


5. Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan; thermocouple (T/C),
resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor.

Gambar 2.5 Sensor suhu


6. Sensor Tekanan
Sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik.

Gambar 2.6 Sensor tekanan


7. Sensor Ultrasonik
Bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini
menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan
perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya.

Gambar 2.7 Sensor ultrasonik


8. Sensor Efek-Hall
Dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan perubahan
posisinya. Perubahan medan magnet yang terus menerus menyebabkan
timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini
biasa digunakan sebagai pengukur kecepatan.

Gambar 2.8 Sensor efek hall


9. Sensor Sinar
Terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang
mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya
penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan
tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan
memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggin
intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.
Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan
karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser)
ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan
penerima.

Gambar 2.9 Sensor cahaya


2.2 AKTUATOR
2.2.1 Pengertian Aktuator
Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakan atau
mengontrol sebuah mekanisme sistem. Aktuator diaktifkan menggunakan lengan
mekanis yang biasanya digerakan oleh motor listrik, yang dikendalikan oleh media
pengontrol otomatis yang terprogram, diantaranya adalah mikrokontroler.
Aktuator merupakan elemen yang mengkonversikan besaran listrik analog
menjadi besara lainnya, misalkan menjadi gerak rotasi ataupun translasi. Untuk
meningkatkan kekuatan aktuator ini bisan menggunakan sistem gearbox. Aktuator
dapat bergerak setelah mendapat perintah dari mikrokontroler.

2.2.2 Jenis- jenis Aktuator


Jenis-jenis aktuator yang biasa digunakan pada sistem pengontrol adalah sebagai
berikut :
1. Aktuator elektrik
Aktuator elektrik merupakan aktuator yang memiliki prinsip kerja
mengubah sinyal elektrik menjadi gerakan mekanik, berikut macam-macam
aktuator elektrik.
1. Solenoid
Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang
yang dililitkan secara rapat, solenoid biasa digunakan sebagai aktuator
dengan gerak translasi.

Gambar 2.10 Solenoid


2. Motor stepper
Motor stepper adalah salah satu jenis motor DC yang dikendalikan
dengan pulsa-pulsa digital. Prinsip kerja motor stepper adalah bekerja
dengan cara mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit
dimana motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan
kepada motor stepper tersebut.

Gambar 2.11 Motor stepper


3. Motor DC
Adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi
kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini biasanya juga disebut dengan
motor arus searah karena menggunakan arus searah untuk menggerakannya.

Gambar 2.12 Motor DC


4. Brushless DC-motors
Motor BLDC atau biasa disebut dengan PMSM (Permanent Magnet
Synchronous Motor) merupakan motor listrik synchronous AC 3 fasa.
Synchronous berarti medan magnet yang dibangkitkan oleh stator dan
medan magnet yang dibangkitkan oleh rotor berputar pada frekuensi yang
sama.

Gambar 2.13 Motor BLDC


5. Motor induksi
Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang
bekerja berdasarkan induksi memiliki sebuah sumber energi listrik yaitu di
sisi stator, sedangkan kelistrikan di sisi rotornya diinduksikan melalui celah
udara dari stator dengan media elektromagnet.

Gambar 2.14 Motor induksi


6. Motor sinkron
Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap
pada sistim frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC)
untuk pembangkitan dayanya, motor ini memiliki torsi awal yang rendah,
dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan
beban rendah. Gambar motor sinkron seperti terlihat pada gambar 2.15 di
bawah ini.
Gambar 2.15 Motor sinkron
2. Aktuator Pneumatik
Aktuator pneumatik adalah aktuator yang memanfaatkan udara
bertekanan menjadi gerakan mekanik. Dengan memberikan udara bertekanan
pada satu sisi permukaan piston (arah maju), sedangkan sisi yang lain (arah
mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi permukaan piston
tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai posisi
maksimum dan berhenti. Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung
pada tekanan udara, diameter silinder dan tahan gesekan dari komponenperapat.

Gambar 2.16 Aktuator pneumatik


3. Aktuator Hidrolik
Aktuator hidrolik merupakan aktuator yang memanfaatan aliran
fluida/oli bertekanan menjadi gerakan mekanik. Sama halnya pada sistem
pneimatik, aktuator hidrolik dapat berupa silinder tapi inputannya hidrolik.
Gambar aktuator hidrolik seperti terlihat pada gambar 2.17 di bawah ini.
Gambar 2.17 Aktuator hidrolik
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulannya sensor dan aktuator merupakan komponen elektronik
yang saling berhubungan, sensor berguna untuk mengatur gerakan aktuator, dan
aktuator membutuhkan sinyal dari sensor sebagai parameter penggeraknya, sensor
dan aktuator banyak di temukan dalam peralatan elektronik yang biasanya
digunakan untuk otomatisasi suatu perangkat, misalnya pintu otomatis, conveyor
dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai