Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN SILABUS

DAN
CONTOH / MODEL SILABUS SMA / MA

MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN DIKDASMEN
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
KATA PENGANTAR

Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua
Model KTSP.

Panduan Umum memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu, dijabarkan dari berbagai ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat dalam UU
No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2005, serta aturan pada umumnya yang berlaku dalam mengembangkan kurikulum. Panduan Umum diterbitkan terpisah
dari model KTSP. Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan
kurikulumnya berdasarkan SKL, SI dan Panduan Umum.

Bagian kedua Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas contoh atau model KTSP sebagai hasil pengembangan SKL dan SI dengan menggunakan Panduan Umum.
Sebagai contoh hendaknya tidak secara utuh digunakan oleh satuan Pendidikan, namun dapat dimanfaatkan sebagai referensi. Satuan pendidikan perlu
memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan KTSP. Untuk itu dapat menggunakan model KTSP sebagai
referensi dengan melakukan perubahan dan penyesuaian yang diperlukan. Model KTSP terlampir berupa model silabus setiap mata pelajaran, ditujukan terutama
bagi satuan pendidkan yang saat ini belum mampu mengembangkan kurikulum secara mandiri. Bagi satuan pendidikan, mempunyai waktu sampai dengan tiga
tahun untuk mengembangkan kurikulumnya, yaitu selambat-lambatnya pada tahun ajaran 2009/2010.

BSNP menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada banyak pakar yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi, Pusat Kurikulum dan Direktorat di
lingkungan Depdiknas, serta Depag. Selain itu, ucapan terima kasih juga ditujukan kepada para guru bidang studi di lingkungan SMA dan MA yang telah membantu
proses validasi dan uji keterbacaan. Berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari mereka, model silabus mata pelajaran untuk SMA/MA ini dapat diselesaikan.

Jakarta, Juli 2006

Ketua BSNP

BAMBANG SOEHENDRO

i
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN SILABUS
MATA PELAJARAN BAHASA JEPANG

A. Pendahuluan

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.

Standar nasional pendidikan (SNP) digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selain mengacu pada SNP juga berpedoman pada Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang diterbitkan oleh BSNP.

Salah satu bagian penting dari KTSP adalah Silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Agar silabus dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi peserta didik, potensi
daerah diperlukan petunjuk teknis.

Dalam dokumen ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan silabus mencakup :
1. Prinsip-prinsip pengembangan silabus
2. Karakteristik Mata Pelajaran
3. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Dengan adanya petunjuk teknis dan contoh silabus ini diharapkan sekolah dapat menyusun/ mengembangkan silabus secara mandiri sesuai karakteristik mata
pelajaran, kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah.

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA ii


B. Prinsip Pengembangan Silabus

1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Seperti materi
(pola kalimat, ungkapan, kosakata), fungsi komunikasi ataupun teks yang digunakan harus benar dan autentik. Begitu juga dalam kegiatan pembelajaran
harus benar sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa.

2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik. Contoh: Kelas X peserta didik menyatakan informasi mengenai dirinya, sekolahnya, lingkungannya, kelas XI peserta
didik menyatakan informasi mengenai keluarga dan kegiatannya sehari-hari, sedangkan kelas XII peserta didik menyatakan informasi mengenai
kegemaran, kemampuan, menyatakan kesan tentang pariwisata, serta menyatakan pendapatnya atas cita-cita.

3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Yaitu antara standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, waktu dan sumber belajar saling terkait satu dengan yang lainnya. Seperti komponen
KD dengan materi pembelajaran, jika KD membaca maka materinya teks, sedangkan penilaiannya bisa berupa tertulis ataupun lisan.

4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisiten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian. Misalnya : SK mendengarkan dan berbicara pada KD 6.2 dan 8.2 dalam merespon dan mengungkapkan makna dalam teks monolog
mengenai pariwisata dalam teks berbentuk: wawancara maka materi pembelajarannya berupa teks lisan berbentuk wawancara dan indikatornya harus
merupakan penanda atau ciri dari kemampuan merespon dan mengungkapkan makna dalam teks berbentuk wawancara, sehingga penilaiannya
berbentuk perfomans.

5. Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
Misalnya untuk KD Menulis ”Mengungkapkan makna dalam teks esei sederhana berbentuk narasi dalam konteks kehidupan sehari-hari.” Cakupan
indikator yang menunjang kompetensi dasar cukup 3 indikator seperti : membuat kalimat dengan pola kalimat yang menyatakan kegiatan yang selalu
dilakukan setiap hari, menggunakan partikel yang tepat, dan penggunaan huruf yang tepat. Maka cakupan materinya cukup kalimat KK bentuk ます ,
waktu kegiatan, tempat kegiatan dan alur karangan.

6. Aktual dan Kontektual


Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA iii
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran belajar, sumber belajar, dan penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Pengembangan materi pembelajaran yang bervariasi dan inovasi menuntut pendidik lebih
kreatif dengan memberikan materi kearah perkembangan ilmu dan teknologi. Contohnya : SK mendengarkan dan berbicara pada KD 2.2 dan 4.2 dalam
mengungkapkan makna dalam teks monolog dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam kehidupan sehari-hari
dalam teks berbentuk : penjelasan, peserta didik mendengarkan penjelasan melalui kaset atau CD mengenai suatu proses perkembangan teknologi dan
sain.

7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodir keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat. Pergeseran budaya menyebabkan perubahan ketertarikan materi yang berbeda pada setiap peserta didik, sehingga adanya penyesuaian
materi yang fleksibel dapat meningkatkan minat peserta didik dalam mencapaian target KD yang ditetapkan. Contohnya : SK berbicara pada KD 5.1
dalam mengungkapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam
konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk : paparan. Peserta didik lebih suka mendiskripsikan aktor/aktris film dari pada mendiskripsikan
anggota keluarga. Dengan feksibelitas hal ini tidak perlu dipersalahkan.

8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor). Penilaian bahasa inggris meliputi seluruh ranah. Contoh : SK
berbicara dalam KD 6.2 mengungkapkan makna dalam teks monolog dalam teks berbentuk : percakapan, maka penilaiannya berbentuk perfomans.

NO ASPEK KRITERIA SKOR


1 Tata bahasa  Tata bahasa dan kosa kata tepat 4
 Tata bahasa dan kosa kata kadang-kadang kurang tepat dan tidak mempengaruhi makna 3
2 Sistematika  Melakukan dan merespon tindak tutur dengan tepat dalam bahasa lisan 4
 Sering terjadi kesalahan dalam melakukan dan merespon tindak tutur. 2
3 Ucapan dan Intonasi  Sangat jelas dan mendekati penutur asli. 4
 Sangat jelas walaupun dengan aksen bahasa ibu. 3
4 Komunikasi Interaktif  Percaya diri dan lancar dalam mengambil giliran bicara serta mampu mengkoreksi diri jika melakukan 4
kesalahan.
 Sulit diajak bicara meskipun sudah dipancing 3

Dari pedoman penskoran diatas dapat dilihat, cakupan penilaian menyeluruh (kognitif, afektif, dan psikomotor). Tata bahasa menunjukkan penilaian
kognitif, sistematika dan ucapan/intonasi menunjukan penilaian psikomotor serta komunikasi interaktif menunjukkan penilaan sikap.

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA iv


C. Karakteristik Pembelajaran Mata Pelajaran

Pembelajaran Bahasa Jepang pada SMA merupakan pembelajaran tingkat dasar awal yang pembelajarannya bersifat tematis. Pada SK tersaji tema yang
memandu pencapaian kompetensi dan penjabaran materi yang harus dikuasai siswa sedangkan pada KD tersaji kompetensi minimal yang diperoleh siswa
setelah mempelajari bahasa Jepang per semester.

Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek yaitu, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Ke empat aspek ini tidak dapat disajikan secara
terpisah dalam pembelajarannya. Setiap aspek keterampilan kebahasaan saling mendukung untuk pencapaian Kompetensi Dasar. Untuk itu, dalam
pembelajaran seyogyanya ke empat aspek ini diajarkan secara proposional dan berimbang. Setidaknya dalam pembelajaran bahasa membutuhkan minimal 2
aspek kebahasaan dalam rangka pencapaian Kompetensi Dasar.

Dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran, selain perlu memperhatikan penerapan aspek-aspek kebahasaan, perlu juga diperhatikan korelasi antara
KD,SK dan SKL seperti contoh berikut.
 aspek mendengarkan dengan aspek berbicara,
 aspek mendengarkan dengan menulis,
 aspek berbicara dengan menulis.
 aspek membaca dengan menulis,

Contoh 1:
SKL SK KD
Bahasa Jepang Program Pilihan
1. Mendengarkan Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan berbentuk 1. Memahami wacana lisan berbentuk 1.1 Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat)
paparan dan dialog sederhana tentang identitas paparan atau dialog sederhana tentang dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan
diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, Identitas Diri, Kehidupan Sekolah. membedakan secara tepat.
kehidupan sehari-hari, hobi, dan wisata. 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai
bentuk wacana lisan sederhana secara tepat.
2 Berbicara Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam 2. Mengungkapkan informasi secara lisan 2.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang
wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana dalam bentuk paparan atau dialog tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang
tentang identitas diri, kehidupan sekolah, sederhana tentang Identitas Diri, mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat.
kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, Kehidupan Sekolah. 2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar dan benar yang
dan wisata. mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun
dan tepat.

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA v


Contoh Kegiatan:
 Siswa diperdengarkan sebuah wacana lisan
 Siswa memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana lisan yang diperdengarkan (Memenuhi aspek Mendengarkan/KD 1.1, 1.2).
 Siswa menyampaikan informasi yang didengar secara lisan (Memenuhi aspek Berbicara/KD 2.1).
 Siswa melakukan dialog sederhana sesuai tema. (Memenuhi aspek Berbicara/KD 2.2)

D. Langkah-langkah Penyusunan Silabus

Adapun langkah-langkah penyusunan silabus mata pelajaran bahasa Jepang adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi SK dan KD, serta Pemetaan Materi Pembelajaran

Bertujuan untuk mengoperasionalkan rencana kerja guru yang tertuang di dalam silabus tanpa harus sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi(SI).

Contoh:
Mendengarkan
KD 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat.

Berbicara
KD 2.1 Menyampaikan berbagai informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks, yang mencerminkan
kecakapan berbahasa yang santun dan tepat.
Selain mengidentifikasikan urutan, kegiatan ini dapat digunakan untuk menentukan materi yang digunakan dalam tatap muka, tugas terstruktur maupun
tak terstruktur.

Contoh:
KD 4.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata, frasa
dengan huruf, ejaan, tanda baca dan struktur yang tepat
Kegiatan untuk KD ini dapat dilakukan dengan tugas terstruktur (misalnya, menyalin, dikte, mengarang).

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA vi


Dengan mengidentifikasi SK dan KD kita akan mendapat manfaat sebagai berikut:
 Dapat mengukur ketercapaian Standar Kompetensi (SK) melalui Standar Kompetensi (KD) yang telah ditentukan untuk kurun waktu tertentu.
 Dapat mengukur ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) peserta didik melalui materi pembelajaran yang kita berikan.
 Dapat membantu pengajar untuk menentukan indikator ketercapaian pembelajaran yang hasil akhirnya adalah ketercapaian SK dan KD yang telah
ditentukan.
 Dapat membantu pengajar menentukan materi pembelajaran yang tepat untuk mencapai KD dan SK yang telah ditentukan.
 Dapat membantu pengajar untuk merancang kegiatan pembelajaran yang kontekstual dan komunikatif.
 Dapat membantu pengajar untuk memperkirakan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan kegiatan pembelajaran dengan muatan materi
pembelajaran agar dapat mencapai SK dan KD yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu yang telah ditentukan oleh sekolah.

Mekanisme untuk mengidentifikasi SK dan KD adalah sebagai berikut:


 Identifikasikan SK dan KD bahasa Jepang yang sesuai dengan program yang ada di sekolah (Program Pilihan atau Program Bahasa)
 Identifikasikan SK dan KD bahasa Jepang yang sesuai dengan kelas dimulainya bahasa Jepang, seperti tabel berikut:

Program Pilihan SK dan KD Yang Dipakai


Mulai Kelas X Program Pilihan Kelas X Sms 1,2
Lanjut ke Kelas XI Program Pilihan Kelas XI Sms 1,2
IPA/IPS
Lanjut ke Kelas XII Program Pilihan Kelas XII Sms 1,2
IPA/IPS
Mulai Kelas XI Program Pilihan Kelas X Sms 1,2
Lanjut ke Kelas XII Program Pilihan Kelas XI Sms 1,2
Mulai Kelas XII Program Pilihan Kelas X Sms 1,2

Program Bahasa SK dan KD Yang Dipakai


Mulai Kelas XI Bahasa Program Bahasa Kelas XI, Sms 1,2
Lanjut ke Kelas XII Bahasa Program Bahasa Kelas XII, Sms 1,2

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA vii
Contoh 1 : SMA XYZ memulai bahasa Jepang di kelas X, dan diberikan selama 3 tahun mendatang di seluruh kelas, maka acuannya adalah,
Kelas X  SK dan KD Program Pilihan Kelas X Semester 1,2
Kelas XI  SK dan KD Program Pilihan Kelas XI Semester 1,2
Kelas XII  SK dan KD Program Pilihan Kelas XII Semester 1,2
(Lihat Lampiran SK dan KD Program Pilihan kelas yang bersangkutan).

Contoh 2 : SMA GHI memulai bahasa Jepang di kelas XI, dan diberikan selama 2 tahun mendatang di Kelas IPA/IPS, maka acuannya adalah,
Kelas XI  SK dan KD Program Pilihan Kelas X Semester 1,2
Kelas XII  SK dan KD Program Pilihan Kelas XI Semester 1,2 (Lihat Lampiran SK dan KD Program Pilihan kelas yang bersangkutan).

Contoh 3 : SMA BTW mengajarkan bahasa Jepang di kelas XI atau kelas XII saja, maka acuannya adalah:
Kelas XII  SK dan KD Program Pilihan Kelas X Semester 1,2

Contoh 4 : SMA JKL memulai bahasa Jepang di kelas XI dan diberikan selama 2 tahun mendatang di Kelas Bahasa, maka acuannya adalah,
Kelas XI  SK dan KD Program Bahasa Kelas XI Semester 1,2 Kelas XII SK dan KD Program Bahasa Kelas XII Semester 1,2
- Lihat isi SK dan KD pada kelas dan semester yang sesuai dengan tabel di atas
- Melakukan pemetaan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran untuk mencapai SK/KD tersebut.

Contoh:
SK1. Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga
 Materi Pembelajarannya adalah “paparan lisan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga“.
KD 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat.
 Materi Pembelajarannya adalah “berbagai wacana lisan sederhana dalam bentuk paparan atau dialog yang mengandung informasi umum
dan atau rinci”.
 Kegiatan pembelajaran yang bisa dilakukan adalah tatap muka/kegiatan terstruktur.

2. Pemetaan SK dan KD

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikelompokkan berdasarkan kompetensi yang berhubungan dalam tema tersebut. Namun untuk
mengetahui perkembangan SK dan KD dalam 2,4,6 semester ke depan , kita perlu memetakan SK dan KD. Dengan kata lain, dengan memetakan SK dan
KD kita bisa mempersiapkan materi dan kegiatan pembelajaran yang mendukung perkembangan kompetensi yang seyogyanya diperoleh oleh peserta
didik.

Mekanisme pemetaan SK dan KD adalah sebagai berikut:


- SK dan KD satu aspek dalam semester yang ada ditabelkan agar mudah dibandingkan.
Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA viii
Contoh 1: Pogram Pilihan

X Sm1 X Sm2
Mendengarkan Mendengarkan
SK 1. Memahami wacana lisan berbentuk paparan dan dialog SK 5. Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog
sederhana tentang identitas diri. sederhana tentang Kehidupan Sekolah
KD 1.1 Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat) dalam KD 5.1 Mengidentifikasi bunyi, ujaran (kata, frasa atau kalimat) dalam
suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara
tepat tepat
KD 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk KD 5.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk
wacana lisan sederhana secara tepat wacana lisan sederhana secara tepat
Berbicara Berbicara
SK 2. Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan SK 6 Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan
atau dialog sederhana tentang Identitas Diri atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah
KD 2.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat KD 6.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat
dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan
kecakapan berbahasa yang santun dan tepat kecakapan berbahasa yang santun dan tepat
KD 2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar dan benar yang KD 6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar dan benar yang
mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan
tepat tepat
Membaca Membaca
SK 3. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog SK 7. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog
sederhana tentang Identitas Diri sederhana tentang Kehidupan Sekolah
3.1 Membaca kata, frasa atau kalimat dalam wacana tertulis 7.1 Membaca kata, frasa atau kalimat dalam wacana tertulis
sederhana dengan huruf (Hiragana, Katakana) secara tepat sederhana dengan huruf (Hiragana, Katakana) secara tepat
3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana secara 7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana secara
tepat tepat
3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana 7.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana
sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci informasi sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci,
umum dan atau rinci informasi umum dan atau rinci

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA ix


X Sm1 X Sm2
Menulis Menulis
SK 4. Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam bentuk paparan SK 8. Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam bentuk paparan
atau dialog sederhana tentang Identitas Diri atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah
4.1 Menulis kata, frasa dan kalimat dengan huruf (Hiragana, 8.1 Menulis kata, frasa dan kalimat dengan huruf (Hiragana,
Katakana) yang tepat Katakana, Kanji Sederhana) yang tepat
4.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat 8.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat
sederhana sesuai wacana, yang mencerminkan kecakapan sederhana sesuai wacana yang mencerminkan kecakapan
menggunakan kata, frasa dalam kalimat, dengan huruf menggunakan kata, frasa dalam kalimat dengan huruf
(Hiragana, Katakana) dan struktur yang tepat (Hiragana, Katakana, Kanji Sederhana) dan struktur yang
tepat

Dari pemetaan di atas dapat dilihat dalam pembelajaran bahasa Jepang di kelas X, baik SK maupun KD semester 1 dan 2 tidak berbeda, yaitu mampu
menerima dan memberikan informasi baik dalam bentuk lisan maupun tertulis, namun dengan tema yang berbeda.
Contoh hasil pemetaan KD dari keempat aspek dalam 1 semester adalah sebagai berikut

Contoh: Kelas X

No Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis


1 1.1 3.1 4.1
2 3.3
3 1.2 2.1 3.2 4.2
4 2.2
5 5.1 7.1 8.1
6 7.3
7 5.2 6.1 7.2 8.2
8 6.2

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA x


3. Pengembangan Indikator

Indikator pelu dikembangkan dengan tujuan menandai pencapaian kompetensi dasar yang ditandai dengan perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan dan praktik. Pengembangan indikator perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta potensi daerah.

Contoh1:

SK KD INDIKATOR
Mendengarkan
1. Memahami wacana lisan berbentuk 1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci 1. Mencocokkan gambar dengan isi
paparan dan dialog sederhana tentang dari berbagai bentuk wacana lisan wacana
identitas diri, Kehidupan Sekolah. sederhana secara tepat. 2. Memilih jawaban tepat dari pilihan
jawaban yang disediakan.
Berbicara 3. Menjawab mengenai isi wacana.
2. Mengungkapkan informasi secara lisan 2.1 Menyampaikan informasi secara lisan 4. Menuliskan jawaban yang tepat
dalam bentuk paparan atau dialog dengan lafal yang tepat dalam kalimat 5. Menirukan ujaran frasa/kalimat dengan
sederhana tentang Identitas Diri, sederhana sesuai konteks yang tepat.
Kehidupan Sekolah. mencerminkan kecakapan berbahasa yang 6. Memilih jawaban yang benar sesuai
santun dan tepat. konteks.
7. Menjawab dengan benar sesuai konteks.
8. Menyampaikan informasi sederhana
sesuai konteks.

Maka indikator untuk aspek mendengarkan dan berbicara dalam KD ini adalah:

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xi


Contoh 2:

SK KD INDIKATOR
Membaca
3. Memahami wacana tulis berbentuk 3.2 Memperoleh informasi umum, informasi 1. Menjawab pertanyaan mengenai isi
paparan atau dialog sederhana tentang tertentu dan atau rinci dari wacana tulis wacana.
Identitas Diri, Kehidupan Sekolah. sederhana. 2. Menafsirkan makna kata/ungkapan sesuai
konteks.
Menulis 3. Menentukan kosakata yang tepat sesuai
4. Mengungkapkan informasi secara tertulis 4.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis konteks.
dalam bentuk paparan atau dialog dalam kalimat sederhana sesuai wacana, 4. Menyusun kata / frasa acak menjadi kalimat
sederhana tentang Identitas Diri, yang mencerminkan kecakapan dengan struktur yang tepat.
Kehidupan Sekolah. menggunakan kata, frasa dalam kalimat, 5. Menyusun frasa/kalimat acak yang tersedia
dengan huruf (Hiragana, Katakana) dan menjadi wacana.
struktur yang tepat 6. Mencocokkan tulisan dengan gambar dsb.
7. Menulis wacana sederhana sesuai materi
dengan tanda baca yang tepat.

Selanjutnya pengajar menentukan materi pembelajaran yang dapat memenuhi indikator yang telah ditentukan.

Contoh: Bahasa Jepang Kelas X Semester 1


Membaca
SK 3. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Identitas Diri, Kehidupan Sekolah.
KD 3.2 Memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacana tulis sederhana.

Menulis
SK 4. Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Identitas Diri, Kehidupan Sekolah.
KD 4.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai wacana, yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata, frasa
dalam kalimat, dengan huruf (Hiragana, Katakana) dan struktur yang tepat

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xii
Indikator:
1. Menafsirkan makna kata/ungkapan sesuai konteks.
2. Menjawab pertanyaan mengenai isi wacana.
3. Menentukan kosakata yang tepat sesuai konteks.
4. Menyusun kata / frasa acak menjadi kalimat dengan struktur yang tepat
5. Menyusun frasa/kalimat acak yang tersedia menjadi wacana.
6. Mencocokkan tulisan dengan gambar dsb.
7. Menulis wacana sederhana sesuai materi dengan tanda baca yang tepat.
Maka materi pembelajaran yang bisa digunakan untuk KD dan indikator adalah: Salam Sapaan dan Ungkapan yang Digunakan di Kelas, Perkenalan diri

Pemetaan materi pembelajaran adalah sebagai berikut:


Program Pilihan Kelas X

SK KD Materi Pembelajaran
1 1.1, 1.2
Bunyi dan Huruf Bahasa Jepang, Salam (Pertemuan, Perpisahan,
2 2.1, 2.2
Lain-lain), Perkenalan (identitas diri {nama, tempat tinggal, asal
3 3.1, 3.2, 3.3
daerah, no telp} , identitas orang lain)
4 4.1, 4.2
5 5.1, 5.2
6 6.1, 6.2 Kehidupan Sekolah: Benda(nama benda, kepemilikan benda,
7 7.1, 7.2, 7.3 keberadaan benda), Tempat (nama tempat di sekolah, lokasi)
8 8.1, 8.2

4. Pengembangan Materi Pembelajaran

Pembelajaran bahasa Jepang di SMA didasarkan pada pembelajaran tematis, dimana tema-tema tersebut dekat dengan keseharian siswa. Melalui tema-
tema tersebut secara bertahap diarahkan juga kemampuan fungsi berbahasa (misalnya, fungsi memberikan informasi, fungsi menanyakan informasi,
fungsi menyatakan pendapat dsb.) dengan mempertimbangkan:
 Potensi Peserta Didik
 Karakteristik Mata Pelajaran
 Karakteristik Daerah
 Kebermanfaatan bagi peserta didik

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xiii
Contoh:

KD INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN


1.2 Memperoleh informasi umum dan atau 1. Mencocokkan gambar dengan isi wacana Wacana Lisan dengan tema yang sesuai.
rinci dari berbagai bentuk wacana lisan 2. Memilih jawaban tepat dari pilihan jawaban Contoh: tema indentitas diri,
sederhana secara tepat. yang disediakan. 1. Identifikasi pelaku pembicara (siswa dengan siswa,
3. Menjawab mengenai isi wacana. siswa dengan guru),
4. Menuliskan jawaban yang tepat. 2. hal-hal yang diinformasikan oleh orang Jepang
5. Menirukan ujaran frasa/ kalimat dengan pada saat memperkenalkan diri (nama, nama
2.1 Menyampaikan informasi secara lisan tepat. sekolah dan siswa kelas berapa, pekerjaan),
dengan lafal yang tepat dalam kalimat 6. Memilih jawaban yang benar sesuai 3. pola kalimat serta ungkapan yang digunakan dalam
sederhana sesuai konteks yang konteks. memperkenalkan diri (misalnya, はじめまし
mencerminkan kecakapan berbahasa 7. Menjawab dengan benar sesuai konteks. て;どうぞよろしく(おねがいします) serta
yang santun dan tepat. 8. Menyampaikan informasi sederhana memperhatikan
sesuai konteks. 4. hal-hal yang menyangkut budaya Jepang saat
berkenalan (misalnya, tidak lazim menanyakan
usia, tidak lazim menanyakan no telepon) .
5. Untuk jenis pekerjaan, perlu diperkenalkan jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk di daerah
itu (Misalnya, pedagang, petani, nelayan dsbnya)

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xiv
5. Penetapan Kegiatan Pembelajaran

Penetapan kegiatan pembelajaran dilakukan untuk mencapai indikator pada aspek yang ada pada tema tersebut.

Contoh:
KD INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.2 Memperoleh informasi umum dan atau 1. Mencocokkan gambar dengan isi wacana a. Mendengarkan wacana lisan (tape,
rinci dari berbagai bentuk wacana lisan 2. Memilih jawaban tepat dari pilihan jawaban ucapan guru)
sederhana secara tepat. yang disediakan. b. Mengulang/menirukan
3. Menjawab mengenai isi wacana. kata/frasa/kalimat dengan lafal dan intonasi yang
4. Menuliskan jawaban yang tepat. tepat.
5. Menirukan ujaran frasa/ kalimat dengan c. Mendiskusikan fungsi berbagai
2.1 Menyampaikan informasi secara lisan tepat. ungkapan dalam wacana lisan.
dengan lafal yang tepat dalam kalimat 6. Memilih jawaban yang benar sesuai d. Menjawab pertanyaan secara tepat
sederhana sesuai konteks yang konteks. mengenai isi wacana lisan.
mencerminkan kecakapan berbahasa 7. Menjawab dengan benar sesuai konteks. e. Memaparkan isi wacana lisan.
yang santun dan tepat. 8. Menyampaikan informasi sederhana f. Menceritakan kembali isi wacana
sesuai konteks. lisan.
g. Mempraktekkan perkenalan diri dan
perkenalan orang lain.

Kegiatan pembelajaran dapat berupa tatap muka, tugas terstruktur, dan tugas mandiri tak terstruktur.

Contoh :
KD 6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar dan benar yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengna santun dan tepat.

Kegiatan Pembelajaran:
“Secara berpasangan bermain peran sebagai tamu dan karyawan di restoran, dan memperhatikan penggunaan tindak tutur mengungkapkan pemesanan
dan respon.” Kegiatan ini dapat dilakukan melalui Tugas berstruktur apabila tempat kegiatan dan waktu penyelesaian ditentukan oleh pendidik dan juga
bisa berupa tugas mandiri tidak bersturktur apabila tempat dan waktu penyelesaian ditentukan sendiri oleh peserta didik.

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xv


6. Penetapan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dapat dilakukan melalui tes maup un non tes.

Contoh:
KD 2.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan
berbahasa yang santun dan tepat.
Penilaian dapat digunakan dengan tes praktek (demontrasi menirukan wacana lisan yang diperdengarkan, mempraktekkan perkenalan diri sendiri)

Adapun mekanisme dan contoh bentuk penilaian adalah sebagai berikut:


 Membuat tugas sesuai indikator
 Menentukan jenis tagihan dan bentuk instrumen
 Menentukan bobot penilaian

Contoh:
KD 3.1 Memperoleh berbagai informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat
KD 4.2 Mengungkapkan berbagai informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks, yang mencerminkan kata, frase dalam kalimat
dengan huruf dan struktur yang tepat.

Indikator:
 Menjawab pertanyaan mengenai isi wacana.
 Menafsirkan makna kata/ungkapan sesuai konteks
 Mencocokkan tulisan dengan gambar dsb
 Menulis huruf/ kata/frase dengan huruf yang tepat
 Menentukan kosakata yang tepat sesuai konteks
 Menyusun kata / frasa menjadi kalimat dengan struktur yang tepat
 Menyusun frasa/kalimat yang tersedia menjadi wacana
 Menulis wacana sederhana mengenai identitas diri dengan tanda baca yang tepat

Maka Jenis tagihan dan bentuk instrumen adalah LKS. Misalnya, diberikan wacana tulis tentang perkenalan diri, siswa diminta menuliskan jawaban dari
pertanyaan yang berhubungan dengan isi wacana, kemudian peserta didik diminta untuk menulis wacana yang sama dengan mengganti bagian-bagian
tertentu dengan kondisi dirinya. Atau mencocokkan wacana tulis dengan gambar yang disediakan.
Sedangkan bobot penilaian tugas ini bisa ditentukan oleh pengajar yang sesuai dengan tingkat kesulitan soal.

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xvi
7. Penentuan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu perlu memperhatikan hal-hal berikut:


1. Minggu efektif dan alokasi mata pelajaran per minggu
2. Melihat tingkat kesulitan materi pembelajaran
3. Memperhatikan tingkat kemampuan siswa
4. Memperhatikan indikator yang perlu dicapai

Contoh:
Minggu efektif untuk 1 semester adalah 17 minggu, dan bahasa Jepang mendapat alokasi waktu 2 jam per minggu, sehingga ada 34 jam per semester.
Maka, 34 jam tersebut dibagi dengan topik yang akan dibahas dengan memperhatikan kepadatan materi pembelajaran dan indikator. Misalnya untuk tema
identitas diri dialokasikan 8 jam pelajaran dengan asumsi 2 jam untuk memperkenalkan diri (penjelasan, latihan dan praktek), 2 jam untuk
memperkenalkan orang lain (penjelasan, latihan dan praktek), 2 jam untuk menyatakan nama negara, daerah asal dan pekerjaan (penjelasan, latihan dan
praktek) dan 2 jam untuk menyatakan tempat tinggal dan nomor telepon (penjelasan, latihan dan praktek) serta mengulang seluruh materi secara terpadu.

8. Menentukan Sumber Bahan/Alat

Sumber bahan dan alat untuk pembelajaran bisa diambil dari berbagai buku pelajaran bahasa Jepang yang ada dipasaran atau disusun sendiri oleh
pengajar. Untuk menentukan sumber bahan/alat perlu memperhatikan hal berikut:
1. Sasaran bahan ajar tersebut. (Untuk siswa SMA? Mahasiswa?Karyawan?)
2. Muatan materi. (Tingkat kesulitan dan keterpakaian)
3. Situasi dalam percakapan/wacana tulis (antar teman? atasan-bawahan? Petugas dengan tamu?Di sekolah? Di kantor?)
4. Efisiensi waktu dalam penggunaan alat.

Contoh: Bila sumber bahan yang ada tidak sesuai dengan tingkat pendidikan yang diajarkan, maka pengajar perlu menyesuaikan kosakata, muatan
materi, situasi percakapan/wacana tulis yang ada. Karena Bahasa Jepang membedakan bahasa formal dengan informal berdasarkan hubungan
pelaku percakapan.

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xvii
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Dikmenum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kurikulum
2004 SMA

Depdiknas (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Biro Hukum dan Organisasi. Sekjen
Depdiknas. Jakarta

Depdiknas (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris – Sekolah Menengah Umum , Pusat Kurikulum: Badan Penelitian dan
Pengembangan. Depdiknas. Jakarta

Djemari Mardapi (2004). Pedoman Umum Pengembangan Silabus. Dit. Dikmenum. Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta

Depdiknas (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi .

Depdiknas (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Depdiknas (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Standar Kompetensi Lulusan.

Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jepang SMA xviii

Anda mungkin juga menyukai