Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. RASIONALISASI PENTINGNYA CRITICAL BOOK REVIEW

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan oahami. Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis
bahasa, pembahasan tentang kepemimpinan, oleh karena itu, penulis membuat critical book
report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih referensi, terkhusus pada pokok
bahasa tentang buku telaah kurikulum.

1.2. TUJUAN PENULISAN CRITICAL BOOK REVIEW

1. Mengulas isi sebuah buku

2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku

3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku pertama dan buku kedua.

4. Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua

5. Mengkritisi satu topik materi kuliah telaah kurikulum dua buku yang berbeda.

1.3. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW

1. Untuk menambah wawasan tentang telaah kurikulum

2. Untuk mengetahui cakupan beberapa akad yang terdapat dalam telaah kurikulum
berdasarkan KTSP

3. Untuk mengetahui sumber hukum dari beberapa jenis akad tersebut dan mengetahui telaah
kurikulum.

4. Untuk mengetahui perbedaan antara buku rencana pembelajaran semester dan materi
perkuliahan telaah kurikulum SMK/SMA dengan Telaah kurikulum dan perencanaan
pembelajaran.
5. Untuk mengetahui proses (skema) setiap akad yang dijelaskan dengan kenyataan yang
terjadi sebenarnya

1.4. IDENTITAS BUKU YANG DIREVIEW

1. Judul : 1.Rencana pembelajaran semester dan materi perkuliahan telaah kurikulum


SMA/SMK
2.Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran

2. Pengarang : 1.Antonius Gultom,S.Pd.,MM


2.Wahyu Sundayana

3. Penerbit :1. Antonius Gultom,S.Pd.,MM


2.Erlangga

4. Kota terbit : 1.Pematangsiantar


2.Pematangsiantar

5. Tahun terbit : 1.2018


2.2018

6. ISBN : 1.IE 120745


2.007-370-011-0
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. BUKU UTAMA TELAAH KURIKULUM DAN PERENCANAAN


PEMBELAJARAN

2.1. BAB I : PRINSIP, FUNGSI, DAN KOMPONEN PERENCANAAN


PEMBELAJARAN

Dalam standar proses, perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru


mencakup perencanaan untuk satu semester, yang dikenal sebagai silabus, dan juga
perencanaan untuk satu atau beberapa pertemuan yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP). Dari sisi komponennya perencanaan pembelajaran mencakup identitas mata
pelajaran, SK (dalam kurikulum 2013 dikenal dengan nama kompetensi inti atau KI), KI
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Perencanaan
tersebut dapat dikembangkan ringkas atau hanya secara garis besarnya saja. Perencanaan
yang dibuat oleh guru pada dasarnya adalah “ serangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh
guru dikelas dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, (Reiser
dan Dick, 1996).

Pengembangan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sekurang


kurangnya harus mempertibangkan standar nasional dan karateristikn peserta didik, termasuk
kemampuan peserta didik. Dalam kaitannya dalam standar nasional, perencanaan
pembelajaran kerap dijelaskan sebagai ”bentuk penjabarana stadar isi (SK/KI/KD), standar
kompetensi lulusan(SKL), standar proses, dan standar penilaian yang dilakukan oleh guru
kedalam semua standar komponen perencanaan pembelajaran”.

Dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran, guru secara umum harus


memperhatikan prinsip prinsip berikut:

a. Beragam. Dalam merencanakan pembelajaran, guru harus merancang kegiatan


pembelajaran secara variatif dengan mempertimbangkan keragaman siswa.
b. Fleksibel. Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru harus dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi kelas.
c. Sistematis. Prinsip ini menunjukkan bahwa dalam merencanakan pembelajaran, guru
harus memperhatikan keterkaitan antar komponen perencanaan, mulai dari KI/KD
dengan indicator dengan tujuan pembelajaran; tujuan pembelajaran dengan materi
ajar, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Keterkaitan komponen ini
ditekankan terutama dalam perencanaan pembelajaran sistematis (Brown,1995).
d. Konsisten. Prinsip ini menegaskan bahwa guru harus mengusahakan kesejalanan
anatara apa yang dirancang dalam perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan
pembelajaran. Dalam praktiknya, hal ini tidak dapat diwujudkan secara sepenuhnya.
Pengalaman menunjukkan, selalu ada perbedaan anatara perencanaan dan
implementasi pembelajaran. Perbedaan yang dimungkinkan hanya dalam kaitannya
dengan pemilihan strategi dalam pembelajaran dalam membantu peserta didik
mencapai hasil belajar sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
e. Kesesuaian. Perencanaan pembelajaran harus disesuikan sekurang kurangnya dengan
standar nasional dan kebutuhan peserta didik. Dalam merencanakan pembelajaran,
guru harus menerjemahkan apa yang tercantum di dalam standar isi, SKL, standar
proses, dan standar penilaian. Kemudian, guru juga harus mempertimbangkan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik dalam merencanakan pembelajaran.

Dalam pedoman implementasi kurikulum 2013, beberapa prinsip berikut dijadikan


sebagai acuan pengembangan RPP.

1. Memperhatiakan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan


memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sisoal, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,norma,nilai dan atau
lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran yang dirancang
berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.
3. Mengembangkan budaya membaca dan munulis. Proses pembelajaran dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, memahami beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4. Memberikan umpan balik dan tindakan lanjut. RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif yang menguatkan, pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan
keterpaduan angtara KI, KD (atau SK dan KD dalam lkurikulum 2006), materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi dasar,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu kebutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun dengan memadukan berbagai mata pelajaran, aspek belajar, dan
keragaman budaya.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi,
sistemastis, dan efektif sesuai dengan situsi dan kondisi.

2.2. BAB II : KURIKULUM DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Kurikulum dapat didefenisikan sebagai program pembelajaran yang didalamnya


mengandung pernyataan tujuan pembelaajaran, konten atau bahan belajar, prosedur
pembelajaran atau pengelaman belajar yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran, dan alat evaluiasi untuk memastikan apakah tujuan pembelajaran yang
dirumuskan tercapai atau tidak tercapai diakhir program pembelajaran ( Richards,2001).
Dalam permendiknas nomor 24 tahun 2005, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
didefenisikan sebagai kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan standar
nasional dengan mempertimbangkan potensi peserta didik, sokolah, dan wolayah satuan
tempat pendidikan/sekolah berada. Dalam peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2015
tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan, kurikulum dijelaskan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Sesuai Pasal 77 I, Stuktur kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang sederajat terdiri
atas muatan:

a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa;
d. Matematika;
e. Ilmu pengetahuan alam;
f. Ilmu pengetahuan social;
g. Seni dan budaya;
h. Pendidikan jasmani dan olahraga;
i. Keterampilan/ kejujuran; dan
j. Muatan local.

Untuk kurikulum pendidikan Menengah, sesuai Pasal 77 K, terdiri atas:

a. Muatan umum untuk SMA/MA, SMALB, dan SMK/MAK;


b. Muatan peminatan akademik SMA/MA dan SMK/MAK
c. Muatan pemilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMA/MA dan SMALB;
d. Muatan peminatan kejuruan SMK/MAK; dan
e. Muatan pemilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMA/MAK

Muatan umum yang dimaksud dalam kurikulum pendidikan menengah terdiri atas:

a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa;
d. Matematika;
e. Ilmu pengetahuan alam;
f. Ilmu pengetahuan social;
g. Seni dan budaya ;
h. Pendidikan jasmani dan olahraga;
i. Keterampilan/kejuruan; dan
j. Muatan local.

Muatan, sebagaimana pasal 77 K, dapat diorganisasikan kedalam satu atau lebih mata
pelajaran sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan dan program pendidikan.

Muatan peminatan akademik SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas:

a. Matematika dan ilmu pengetahuan alam;


b. Ilmu pengetahuan social;
c. Bahasa dan budaya; atau
d. Peminatan lainnya.
Muatan peminatan kejuruan SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas:

a. Teknologi dan rekayasa;


b. Kesehatan;
c. Seni,kerajianan, dan pariwisata;
d. Teknologi informasi dan komunikasi
e. Agrebisnis dan agroteknologi;
f. Bisnis dan manajemen;
g. Perikanan dan kelautan; atau
h. Peminatan lain yang diperlukan masyarakat.

Khusus kurikulum 2013 untuk SMA dan SMK serta sederajat, terdapat konten peminatan
yang ditawarkan kepada peserta didik sejak kelas awal untuk mengakomodasi minat dan
bakat mereka terkait mata pelajaran. Oleh Karena itu, pengembangan silabus dan RPP
hendaknya mempertimbangkan kecenderungan minat mereka.

Setelah mengetahui rumusan kurikulum 2013, kita akan membahas empat aspek
kurikulum yang terkandung didalamnya. Keempat aspek itu adalah tujuan, konten/isi,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

2.3. BAB III : KURIKULUM DAN TAHAPAN PERENCANAAN

Dalam undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional,
kurikulum didefenisikan sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Sementara beberapa ahli terkait mendefenisikan kurikulum sebagai berikut:


a. Bobbit (1918) mejelaskan kurikulum sebagai serangkaian hal yang harus
dilakukan dan dialami peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka
dalam melaksanakan berbagai kegiatan sehari hari dengan baik; dan menjalankan
perannya sebagai orang dewasa.
b. Tyler (1949) Menyebiutkan bahwa kurikulum adalah tujuan pendidikan yang
merepresentasikan perubahan perubahan perilaku sesuai dengan visi dan misi
institusi pendidikan.
c. Taba (1962) Menjelaskan bahwa kurikum adalah rencana pembelajaran yang
memuat berbagai elemen, seperti tujuan dan capaian, pemilihan konten dan
pendekatan organisasional tertentu yang menginformasikan gaya pembelajaran
dan pengajaran, dan metedologi penilaian untuk menentukan apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai.

2.4. BAB IV : PENDEKATAN TERHADAP DESAIN KURIKULUM


BAHASA

Menurut Richards (2013:8),dimensi input,process,dan outocomes mewarnai pendekatan


terhadap desain kurikulum bahasa.pendekatan input dikenal dengan forwad design,atau
desain pembelajaran yang di awali dengan isi. Dalam desain pembelajaran ini,kurikulun
bahasa dimulai dimulai dengan identifikasi konten/isi terkait bahasa yang di ajarkan,bak
menyangkut konsep,pengetahuan,maupun keteramplan yang diatur didalam silabus.
Kemudian beranjak ke pemilihan metodologi ajar dan pemetaan ketercapain hasil belajar
(learning outcomes) melalui penilaian ( assessment). Menurut wiggins dan McTighe (dalam
Richards 2013), pendekatan ini dicirikan dengan empat tahap berikut.

1) Guru memilih topik untuk suatu pelajaran,seperti jati diri


2) Guru memilih dan memilah bahan ajar (contohnya,dari buku teks dan sumber lain)
3) Guru memilih pendekatan dan metode ajar;dan
4) Guru memilih alat penilaian (contohnya,menulis esai atau tes lisan).

2.5. BAB V : MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Kata “model “ dalam model perencanaan pembelajaran. Komponen komponen utama dalam
perencanaan pembelajaran,dan evaluasi atau penilaian. Berikut di paparkan beberapa model
perencanaan pembelajaran yang pernah dan sedang diterapkan dalam konteks implementasi
KTSP. Dalam perkembangan kurukulum bahasa, kata “model “ kerap dikaitkan dengan
pendekatan atau keterkaitan antara pendektan terhadap pembelajaran bahasa dan rancangan
pembelajaran bahasa.
Model Banathy
Menurut Banathy (1973), perencanaan pembelajaran dapat dilakukan melalui enam langkah
berikut.
a. Merumuskan Tujuan ( formulating objective). Pada tahap ini,guru harus
menjabarkan tujuan pembelajaran khusus yang merupakan kemampuan yang
diharapkan diperoleh peserta didik setelah pembelajaran berlangsung.
b. Mengembangkan Tes (Developing Test). Pengembangan alat tes pada tahap ini
dimaksudkan untuk mengethui kemampuan awal peserta didik (entry behaviour) atau
dalam konteks model ini, mengetahui intake peserta didik.
c. Menganalisis Tugas – Tugas Pembelajaran (Analyzing LearningTasks). Analisis
ini ditujukan untuk mengetahui memetakan keampuan kemampuan apa sajakah yang
dibutuhkan peserta didik agar mereka dapat mencapai kemampuan akhr yang
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus.
d. Mendesain Sistem Pembelajaran (Designing System). Kata “desain” merujuk pada
proses konseptualisasi, seleksi, dan organisasi penyusunan elemen/komponen
perencanaan pembelajaran sehingga menjadi pola hubungan yang koheran
( terintegrasi) dalam sebuah perencannan pembelajaran. Dengan demikian,sistem
pembelajaram memiliki keterkaitan antarelemen,yang daam konteks ini tertuang
dalam KI dan KD, indikator ketercapain KD, tujuan pembelajaran,bahas ajar, proses
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
e. Melaksanakan pembelajaran.Dalam melaksanakan pembelajaran ,guru tentu harus
mrlihat keterkaitan antar elemen yang dapat didalam perencanaan pembelajaran.
Contoh, dalam memilih metode,teknik, serta bahan ajar, guru harus memperhatikan
indikator ketercapaian KD dan tujuan pembelajaran.dalam model ini, muara dari
proses dan hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan seksama
oleh guru.
f. Melakukan Penilian Hasil Belajar (testing output). Penilaian dilakukan untuk
memastikan apakah tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan oleh guru dalam KI
dan KD serta kemampuan siswa tercapai atau tidak. Jika suatu tujuan pembelajaran
tidak dapat dicapi peserta didik, guru harus melakukan pembelajaran ulang (remedial
teacing) terkait materi yang dirumuskan dalam tujuan tersebut. Guru dapat melakukan
pembelajaran ulang atas aspek sikap,pengetahuan, maupun keterampilan sebagaimana
tercantum di dalam KD.
B. BUKU PEMBANDING : TELAAH KURIKULUM DAN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

2.1. BAB I : KURIKULUM dan PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Perencanaan Pembelajaran : Batasan dan Faktor-Faktor Dalam Perencanaan Pembelajaran

Dalam merancang pembelajaran, seorang guru harus mempertimbangkan berbagai


hal, antara lain (1) mengetahui karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik; (2)
mengetahui tujuan pembelajaran; (3) menguasai materi yang akan diajarkan; (4) menguasai
cara penyajian bahan ajar; (5) mengetahui lingkungan tempat proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran sering kali didefinisikan sebagai upaya penjabaran halhal


yang paling umum yang meliputi bentuk satuan pembelajaran untunk masing masing pokok
pembahasan tiap semesternya, dan dikembangkan guru dari silabus setiap mata pelajaran.

Faktor faktor berikut harus dipertimbangkan oleh guru sebelum mengembangkan


perencanaan pembelajaran:

1. Pengetahuan guru tentang karakteristik tentang peserta didik.

2. Pengetahuan dan kemampuan guru dalam memahami dan menerjemahkan Standar


Nasional Pendidikan (SNP) dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.

3. Kemampuan guru dalam merancang dan menerapkan berbagai metode serta strategi
pembalajaran bahasa yang sejalan dengan karakteristik peserta didik dan membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran.

4. Kemampuan guru dalam memanfaatkan media serta teknologi informasi dan komputer
(TIK) dalam pembelajaran bahasa inggris.

5. Kemampuan guru dalam mengembangkan alat penilaian, baik dalam menilai proses
maupun hasil pembelajaran bahasa.

6. Kemampuan guru mengidentifikasi realitas yang dihadapinya disekolah.

Prinsip, Fungsi, dan Komponen Perencanaan Pembelajaran


Prinsip perencanaan pembelajaran sebagai berikut :

a. Beragam

b. Fleksibel

c. Sistematis

d. Konsisten

e. Kesesuaian

Dari sisi fungsi, perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dapat
membantu guru untuk lebih siap dalam proses melaksanakan pembelajaran.

Dari sisi komponen, perencanaan pembelajaran mencakup komponen tujuan,


materi/bahan ajar, kegiatan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.

2.2. BAB II : HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM PERENCANAAN


PEMBELAJARAN

Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran

Kurikulum dapat didefinisikan sebagai program pembelajaran yang didalamnya


mengandung pernyataan tujuan pembelajaran, konten atau bahan ajar, prosedur pembelajaran
atau pengalaman belajar yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

Hubungan Antara Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran

1. Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran komponen komponen


kurikulum, tujuan, konten, proses, dan evaluasi.

2. Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran komponen komponen kurikulum


dari yang masih bersifat umum hingga yang lebih spesifik dan operasional pembelajaran
dengan mempertimbangkan berbagai faktor.

3. Kurikulum merupakan program pembelajaran yang mencakup seluruh kelas dan


semester.
2.3. BAB III : TELAAH KURIKULUM

Kurikulum dan Tahapan Perencanaan

Dalam hal ini, print(1993) menyatakan bahwa perencanaan kurikulum (curriculum


planning) adalah “proses konseptualisasi dan organisasi komponen atau elemen kurikulum
yang dilakukan oleh pengembangan kurikulum”. Proses ini mencakup : (1) proses
identifikasi; (2) konseptualisasi rancangan kurikulum; (3) konstruksi atau struktur isi
kurikulum; (4) penyusunan proses implementasi dan evaluasi kurikulum.

Tahapan Perencanaan Kurikulum di Indonesia

Tahapan perencanaan kurikulum pada tataran nasional diawali dengan pengembangan


Standar Nasional Pendidikan, khususnya juga Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Penilaian, dan Standar proses yang dijadikan acuan dalam menentukan struktur
kurikulum.

Telaah Kurikulum

Telaah atau analisis kurikulum merujuk kepada proses identifikasi berbagai landasan
kurikulum, seperrti landasan akademis, psikologis, filsafat, pendekatan, teori, keyakinan, dan
kajian kebutuhan yang menentukan bagaimana komponen kurikulum, mulai dari tujuan
hingga evaluasi dipilih dan diorganisasikan.

Desain Kurikulum (Seleksi dan Organisasi Komponen Kurikulum)

Desain kurikulum merujuk pada penyusunan atau organisasi elemen elemen


kurikulum yang menyangkut : tujuan umum dan khusus; isi program; kegiatan atau
pemberian pengalaman belajar; dan evaluasi.
Implementasi Kurikulum

Penerapan kurikulum kerap dipandang sebagai salah satu tahapan yang dianggap
paling menentukan dalam keseluruhan rangkaian pengembangan kurikulum. Pengalaman
menunjukkan, dari periode ke periode, implementasi kurikulum kerap menemui kegagalan.

Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum atau kerap disebut evaluasi program adalah satu tahapan dalam
rangkaian pengembangan kurikulum yang ditujukan sebagai upaya pengumpulan informasi
secara sistematis untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para pengambil
kebijakan terkait kurikulum.

2.4. BAB IV : PENDEKATAN TERHADAP DESAIN KURIKULUM


BAHASA

Dalam pendekatan pembelajaran bahasa, pendekatan seperti Communicative


Language Teaching (CLT), Content-Based Language Teaching, dan Content and Language
Integrated Learning (CLIL) merupakan contoh dari forward desain.

Task-Based Language Teaching (TBLT)

Peserta didik belajar bahasa melalui tugas pembelajaran (task) yang dekat dengan
pengalaman dan pengetahuan mereka.

Pembelajaran Berbasis Kompetensi (PBK)

Dalam perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi, langkah awal dimulai dengan


merumuskan hasil atau capaian pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi.
Dalam konteks ini, terdapat dua cara pemetaan dan perumusan pencapaian pembelajaran.
Pertama, dalam kurikulum yang didasarkan pada standar pendidikan lazimnya ditetapkan
oleh pemerintah melalui suatu lembaga. Kedua, pencapaian pembelajaran dikembangkan
berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik pada satu jenjang pendidikan.
2.5. BAB V : MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Pengertian Model

Model dalam model perencanaan pembelajaran merujuk pada pola hubungan antar
komponen perencanaan pembelajaran. Komponen komponen utama dalam perencanaan
pembelajaran meliputi tujuan, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi atau
penilaian.

Jenis Perencanaan Pembelajaran

A. Merumuskan tujuan (Formulating Objective)

B. Mengembangkan tes (Developing Test)

C. Menganalisis tugas tugas pembelajaran (Analizing Learning Tasks)

D. Mendesain sistem pembelajaran (Designing System)

E. Melaksanakan Pembelajaran

F. Melakukan penilaian hasil belajar (Testing Output)


BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

 Kelebihan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

1.      Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran


dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-


kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek
kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

2.      Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa


(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat
dalam proses belajar.

 Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

1.      Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya
disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan.

2.      Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi
dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.

3.      memandang  kompetensi  sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal


kompetensi merupakan ” a complex  combination of knowledge,attitudes, skills and values
displayed in the context of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku
yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu
perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan
Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah
waktu,biaya dan tenaga yang banyak.

BAB IV

KESIMPULAN

Sejalan dengan pedoman pengembangan perencanaan pembelajaran ,KD dijadikan


acuan dalam pengembangan perencanaan pembelajaran .Oleh karena itu,pemahaman
terhadap KD menjadi penting bagi pengembangan rencana pembelajaran yang sistematis
.Urutan KD harus dimulai dari Kdpengetahuan dan diikuti oleh KD keterampilan . sementara
itu KD sikap, religius dan sosial sesuai PERMENDIKBUD No. 24 Tahun 2016 tentang
standar isi untuk SMA/SMK diajarkan secara langsung. Oleh karena itu, kedua KD ini
disemaikan dalam kegiatan pembelajaran didalam dan diluar kelas yang dirancang oleh Guru.

Hal mendasar dari kurikulum 2013, adalah masalah pendekatan pembelajarannya.


Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah materi. Jadi materi di berikan pada anak didik
sebanyak-banyaknya sehingga mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi
penguasaan materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa menghadapi
ujian nasional.

Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek
kognitif dengan menafikan aspek psikomotrik dan afektif.Model pembelajaran adalah suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
BAB V

SARAN

Sebagai pembaca tentunya akan mencari ilmu dari suatu melalui bahan bacaan. Buku
yang dikatatan bermanfaat apabila pembaca bisa memahami dan mengambil pembelajaran
tentang apa yang ditulis oleh penulis ke dalam bukunya.

Oleh karena itu, buku yang dibaca haruslah memiliki nilai serta pemikiran- pimikiran
kritis penulisnya, sehingga pembaca tidak hanya mendapatkan materi tetapi juga bisa
membandingkan dan menganalis bahan bacaan yang dibacanya

Dalam kedua buku yang dijadikan critical book review ini, kedua buku tersebut sangat
bagus sangat memberikan pengetahuan bagi para pembacanya. Penjabarannya pun juga
cukup jelas.

Namun tentunya ada kekurangan-kekurangan yang akan tampak ketika membandingkan


kedua atau beberapa buku. Dalam buku ini sebaiknya diberikan penjelasan yang lengkap
tanpa mengurangi contoh–contoh yang akan menjelaskan maksud buku. Dengan penjelasan
yang jelas dan pengguanaan bahasa yang tidak rancu akan memudahkan pembaca untuk
memahami isi buku.

Jadi diharapkan kedepannya agar dapat menciptakan buku buku yang inspiratif dan
mendapatkan hati dikalangan pembacanya. Serta buku yang tentunya sesuai dengan era dan
zaman yang semakin maju, agar buku yang dibaca tersebut tidak kalah dengan mordenisasi
zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Sundayana,Wahcyu.2015.Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran.Jakarta:


Erlangga.

Gultom,Antonius.2018.Rencana Pembelajaran Semester dan Materi Perkuliahan.


Pematang Siantar.

Anda mungkin juga menyukai