Bahan Ajar
Sekolah Minggu
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
PEN U LIS :
C al . P d t . De s t ri A y u N at alia H ut aur uk, S.Si .(Teo l .)
E rv i n a Has ib uan, S .S i.( Te o l.)
P d t . F. M ar c ia J . S ilae n, M .Th .
Fe b ri an t o Fe rdiman S imat upa ng , S .Si .(Teo l .)
Je p ri L asn i r o h a Tar ih o r an, S .P d.
Ju l i E v i Fay e s S ila lah i, S .S i.( Te o l.)
P d t . Ka d i r M a nullang , S .Th .
Ma ri a Fran s is c a. S .F il.
B v r. M a rt hale na S inag a, M .Th .
C al . P d t . M ay L ut h e r S inag a, S .Th .
C al . D i ak. Nur afni A is ah H as ib uan, S.Ag .
P d t . T ogu N ab ab an, S .Th .
DES AIN ER / L A Y O U T:
S i t t i Au l i a M anur ung , S .S i.
K ET ERANG A N F O TO C O V E R :
P e m b i n a an / P e lat ih an G ur u S e k o lah M i ng g u
d i D i st ri k V S umat e ra Timur , 1 5 O k t o ber 2022.
Kata
Sambutan
Sebagai pelayan yang punya perhatian khusus pada perkembangan anak sejak dini,
pelayanan Sekolah Minggu punya tempat yang spesial pada cakrawala pemahaman
kami tentang pelayanan dalam gereja. Selain karena memang melayani anak-anak
Sekolah Minggu disebutkan secara spesifik dalam Poda Tohonan, juga karena kami
percaya bahwa pendidikan spiritual pada anak adalah investasi terbaik yang bisa
dilakukan gereja pada masa kini demi keberlangsungannya sendiri.
Kami juga berharap buku ini bisa membantu setiap Guru Sekolah Minggu menjadi lebih
kreatif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mendampingi Anak Sekolah
Minggu. Buku ini hanyalah sebagai sarana pendukung, oleh sebab itu, beban terbesar
masih berada di pundak seluruh tenaga pelayan di Kategorial Sekolah Minggu. Selamat
belajar sambil melayani. Tuhan Sang Sumber Hikmat dan Kebijaksanaan menyertai
kita semua!
3
Kata
Pengantar
Horas!
Tidak terasa kita sudah memasuki pertengahan tahun 2023 ini. Semua ini karena
anugerah dari Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup!
Kita juga bersyukur karena Buku Bahan Ajar yang diperuntukkan bagi Guru Sekolah
Minggu HKBP Edisi Juli-Desember 2023 sudah terbit. Yang menjadi kabar baik lainnya
adalah buku ini tidak hanya diperuntukkan bagi Guru Sekolah Minggu semata. Buku
ini juga bisa digunakan oleh orang tua Anak Sekolah Minggu untuk mendampingi
kehidupan rohani anak-anaknya di rumah.
Segala upaya senantiasa kita usahakan dalam membimbing anak-anak kita untuk
semakin memiliki iman percaya kepada Yesus Kristus. Buku Bahan Ajar ini berisi
penjelasan bahan dengan merujuk teks Alkitab sebagai sumber pelajaran setiap
minggunya. Penjelasan bahan ini juga menjadi rujukan untuk melakukan aktivitas
dan cerita yang akan disampaikan kepada Anak Sekolah Minggu. Untuk itu, persiapan
yang matang oleh Guru Sekolah Minggu sangat diperlukan agar firman Tuhan benar-
benar tersampaikan dengan benar kepada Anak Sekolah Minggu HKBP. Tujuannya
adalah agar Anak Sekolah Minggu semakin rajin beribadah dan tentunya iman percaya
mereka semakin bertumbuh. Mereka juga semakin kaya dengan cerita-cerita Alkitab
yang mereka dengarkan setiap minggunya. Marilah kita memberikan ruang yang
nyaman dan aman bagi Anak Sekolah Minggu sehingga mereka semakin mengenal
Yesus Kristus yang adalah Juruselamat mereka di dalam kehidupannya setiap hari.
Terima kasih juga bagi para penulis bahan Ajar Sekolah Minggu edisi Juli-Desember
2023. Semoga semua yang sudah saudari-saudara kerjakan menjadi berkat bagi
semua orang yang membacanya terlebih menjadi kemuliaan bagi Tuhan.
Akhir kata, selamat menggunakan Buku Panduan Ibadah Sekolah Minggu HKBP HKBP
Edisi Juli-Desmeber 2023!
Horas!
4
Salam
Redaksi
Hai para pelayan anak di seluruh HKBP semoga semuanya dalam keadaan baik. Tidak
terasa kita sudah melewati setengah tahun perjalanan di tahun 2023 ini yang penuh
dengan suka dan duka. Perjalanan kita sebagai pelayan anak tentunya penuh dengan
tantangan-tantangan. Tantangan demi tantangan itu bisa berupa bagaimana menjadi
sahabat bagi anak-anak, bagaimana menjadi pelayan yang kreatif, bagaimana
menjadi pelayan yang punya persiapan matang, bagaimana menjadi Kakak Guru
Sekolah Minggu yang mampu bercerita tentang cerita Alkitab dengan baik, bagaimana
menjadi kawan curhat anak-anak, dan masih banyak lagi tantangan lainnya. Sebisa
mungkin kita memperlengkapi diri kita agar mampu menjadi pelayan Sekolah Minggu
yang merangkul semua anak-anak yang datang kepada kita. Tidak itu saja, kita pun
berusaha menjadi teman bercerita anak-anak yang sedang berada di dunia modern
yang mana mereka datang bertanya kepada kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mengejutkan. Tentunya, kita diminta siap untuk itu semua.
Para Kakak Guru Sekolah Minggu, semoga Buku Panduan Bahan Ajar Edisi Juli-
Desember 2023 ini menolong kita dalam mempersiapkan diri dan memahami materi ajar
yang akan diberikan kepada anak-anak Sekolah Minggu. Bacalah buku dan lakukanlah
sermon dengan benar. Tanyalah Pendeta, Bibelvrouw, Guru Huria, Diakones, atau
Sintua pada saat sermon apabila ada penjelasan yang kurang dimengerti. Semangat
selalu dalam pelayanan di mana pun Kakak Guru Sekolah Minggu berada! Marilah kita
menjadi sahabat anak-anak yang ramah dan rendah hati. Marilah kita menjadi pelaku
firman Tuhan yang kita ajarkan kepada anak-anak Sekolah Minggu! Horas!
5
Oktober
Daftar Isi 24 September 2023................................ 82
Minggu XVII Setelah Trinitatis
Kata Sambutan.................................. 3 1 Oktober 2023...................................... 87
Kata Pengantar . . ................................ 4 Minggu XVIII Setelah Trinitatis
8 Oktober 2023..................................... 92
Salam Redaksi................................... 5
Minggu XIX Setelah Trinitatis
Daftar Isi. . ........................................ 6 15 Oktober 2023.................................... 97
Minggu XX Setelah Trinitatis
Juli 22 Oktober 2023.................................... 103
Minggu XXI Setelah Trinitatis
6
Minggu IV
Setelah
Trinitatis
2 Juli 2023
Bacaan Alkitab:
Kisah Para Rasul 9:
32-35
Aku Mau Bersikap
Proaktif!
Tujuan Umum
Latar Belakang
Apa itu “proaktif?” Mungkin Anak Sekolah Minggu masih asing dengan kata tersebut.
Kali ini, kita akan belajar untuk menjadi proaktif melalui kisah Petrus dan Eneas (Kis.
9: 32-35). Kisah Para Rasul merupakan kitab lanjutan dari Injil Lukas. Teologi yang
diangkat Lukas dalam kedua kitab ini sangat menekankan peranan Roh Kudus.1 Kita
bisa melihat bahwa Kisah Para Rasul pasal 1 dibuka dengan janji Yesus akan Roh
Kudus, lalu berlanjut dengan kisah Pentakosta (turunnya Roh Kudus) di pasal 2.
Dari kisah ini, kita diajak untuk melihat bahwa pertolongan dari Yesus Kristus juga
membutuhkan keterlibatan dari kita. Kuasa Tuhan Yesus baru bisa dialami oleh Eneas
ketika ia bangun dan membereskan tempat tidurnya. Dari kisah Eneas, kita belajar
bahwa untuk bisa merasakan pertolongan Tuhan, kita tidak boleh pasif atau hanya
menunggu pertolongan itu datang kepada kita, namun perlu mulai belajar untuk
bersikap proaktif.
1 Richard W. Haskin, “Eklesiologi di dalam Lukas-Kisah”, dalam Satu Tuhan, Satu Umat? Suatu
Eklesiologi Ekumenik, hlm 111-112
7
Penjelasan Bahan dan Cerita
Kisah Para Rasul pasal 9 dibuka dengan kisah pertobatan Saulus. Setelah itu narasi
berlanjut dengan kisah Saulus dalam lingkungan murid-murid Yesus yang lain, dengan
fokus latar tempat di Yerusalem (9: 26-30). Setelah narasi ini, Lukas menggeser fokus
dari kisah tentang Saulus menjadi kisah tentang Petrus, yang berlanjut sampai ke
pasal 11. Pasal 9 ayat 32 dimulai dengan kata keterangan waktu “pada waktu itu”,
yang berarti bahwa kisah tentang Petrus terjadi secara bersamaan dengan ayat
sebelumnya, yang menyatakan, “selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea,
Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai”.
Menarik bahwa Petrus memerintahkan seorang yang lumpuh untuk bangun dan
merapikan tempat tidur. Ini merupakan sebuah perintah yang mengajak seorang
yang lumpuh untuk bersikap proaktif dalam menggapai kesembuhannya. Dalam KBBI,
‘proaktif’ berarti ‘tindakan yang lebih aktif’, namun sebenarnya artinya lebih dalam
dari itu. Secara sederhana, proaktif berarti sebuah sikap yang tidak dibatasi dengan
keadaan sekitar, tetapi justru dapat mempengaruhi—bahkan mengubah—lingkungan
sekitarnya. Berbeda dengan sikap reaktif yang pasrah atau menyalahkan keadaan,
sikap proaktif justru berusaha untuk mengubah keadaan.
Sikap inilah yang perlu kita pelajari dari sosok Eneas. Ketika Petrus mengatakan,
“bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu,” Eneas tidak membalasnya dengan
mengeluh atau berkata, “yang benar saja?!” Sebaliknya, Lukas menuliskan, ‘seketika
itu juga bangunlah orang itu’. Eneas mengambil tindakan proaktif untuk mengubah
keadaannya yang lumpuh menjadi sembuh. Dengan kata lain, ia tidak hanya pasrah
dengan keadaannya yang lumpuh selama delapan tahun, tetapi justru melihat perintah
Petrus sebagai kesempatan untuk mengubah kondisi fisiknya. Yang tadinya terbaring
selama delapan tahun di tempat tidur, kini Eneas mampu bangun (berdiri) sendiri.
Pada hari ini kita juga diajak untuk bersikap proaktif seperti Eneas. Mungkin selama
ini kita masih sering menyalahkan keadaan sekitar. Ketika mendapat nilai jelek, kita
menyalahkan guru. Ketika terlambat ke sekolah, kita menyalahkan orangtua. Ketika
lupa mengerjakan PR, kita menyalahkan orangtua karena tidak mengingatkan kita.
Padahal kita sebenarnya punya kekuatan untuk menentukan masa depan kita. Alih-
8
alih bersikap pasif dan menunggu orang lain membantu kita, kita harus belajar untuk
melihat apa yang bisa kita lakukan untuk membuat masa depan kita lebih baik. Kita
bisa memulainya dari hal kecil, seperti membuat catatan agar kita ingat mengerjakan
PR, belajar lebih giat agar mendapat nilai yang bagus, dan yang lain sebagainya.
Dengan demikian, pertolongan Tuhan akan kita rasakan melalui sikap proaktif kita.
Yuk kita sama-sama belajar menjadi proaktif!
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Anak menunjukkan sikap proaktif dengan mewarnai lembar kerja tanpa dibantu oleh
orang lain.
Ayat Hafalan
Matius 7: 7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
9
7. GSM membimbing ASM untuk mengucapkan ayat hafalan dari Matius 7: 7.
Sumber: https://bit.ly/MewarnaiPetrusEneas
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Matius 6: 33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.”
10
Setelah itu, GSM menjelaskan bahwa Eneas mampu berdiri sendiri tanpa dibantu
oleh orang lain.
4. GSM menjelaskan apa arti dari proaktif dengan menggunakan ilustrasi. GSM
mengambil satu botol minuman bersoda kemudian mengocoknya dengan kencang.
Minuman tersebut akan mengeluarkan busa yang banyak dan meluap dari botol.
GSM menjelaskan bahwa terkadang kita seperti botol minuman bersoda tersebut.
Ketika keadaan yang tidak baik “mengguncang” kita, kita marah-marah dan
menyalahkan keadaan.
5. GSM kemudian mengambil satu botol air mineral, kemudian mengocoknya dengan
kencang. Botol air mineral mungkin akan mengeluarkan sedikit buih, namun jika
ditunggu sebentar, air tersebut akan jernih kembali. GSM menjelaskan bahwa
seperti itulah sikap proaktif. Ketika keadaan yang tidak baik “mengguncang” kita,
kita tidak marah-marah dan menyalahkan keadaan, tetapi tetap tenang.
6. GSM membagikan kertas karton yang telah dibentuk seperti gambar di bawah
ini, kemudian meminta ASM untuk menuliskan sendiri apa yang dimaksud dengan
sikap proaktif. Setelah itu, GSM meminta ASM untuk menuliskan contoh-contoh
sikap proaktif di balik karton tersebut (GSM dapat membantu ASM memikirkan
contoh tindakannya).
Sumber: https://bit.ly/BotolAirMineral
Horong 3
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menjelaskan perbedaan antara sikap proaktif dan sikap reaktif.
2. Anak mampu mengidentifikasi perbuatannya yang menunjukkan sikap proaktif dan
sikap reaktif.
3. Anak mampu melakukan satu perbuatan yang menunjukkan sikap proaktif setiap
harinya.
Ayat Hafalan
Lukas 10: 2 (TB) “Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi
pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia
mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
11
Aktivitas dan Alat Peraga
REAKTIF PROAKTIF
Pasif Berinisiatif
7. Setelah menjelaskan, GSM dapat bertanya pada ASM, “Hayooo, siapa di sini yang
masih sering bersikap reaktif? Coba ceritakan dong, sikap reaktif seperti apa yang
pernah kamu lakukan?” atau “Nah, siapa di sini yang sudah berusaha menjadi
proaktif? Coba ceritakan dong, sikap proaktif apa yang sudah dilakukan?”
8. Di akhir kelas, GSM memberikan lembar kerja kepada ASM untuk diisi setiap
harinya. Lembar kerja tersebut boleh dibawa minggu depan untuk dinilai atau
diberi feedback.
12
MISI ANAK SEKOLAH MINGGU:
BELAJAR MENJADI PROAKTIF
Senin Selasa
Hari ini, coba angkat tangan di kelas Hari ini, coba siapkan buku pelajaran besok
untuk menjawab pertanyaan dari di malam sebelum tidur, tanpa dibantu
guru atau diingatkan orangtua.
Rabu Kamis
Hari ini, coba tanyakan kepada mama Hari ini, coba sapa dan ajak ngobrol teman
atau papa “Ma, pa, ada yang bisa sekelasmu yang jarang kamu ajak ngobrol.
aku bantu?” Lalu bantulah mama
atau papamu melakukan apapun. o Aku berhasil! 😊
o Belum berhasil ☹
o Aku berhasil! 😊
o Belum berhasil ☹
Jumat Sabtu
Hari ini, coba tawarkan bantuan Hari ini, coba hafalkan Lukas 10: 2 tanpa
kepada temanmu yang sedang disuruh oleh orangtua.
kesulitan.
o Aku berhasil! 😊
o Aku berhasil! 😊 o Belum berhasil ☹
o Belum berhasil ☹
o Aku berhasil! 😊
o Belum berhasil ☹
1. BE. SM. 20
2. BE. SM. 116
3. BE. SM. 39: 1-2
4. BE. SM. 73
5. BE. SM. 161: 1-2
6. BE. SM. 137
13
Minggu V
Setelah
Trinitatis
9 Juli 2023
Bacaan Alkitab:
Hakim-hakim 6: 11-14
Bersama Tuhan,
Aku Bisa!
Tujuan Umum
Latar Belakang
Pernahkah kita merasa tidak mampu melakukan suatu tugas atau menghadapi
tantangan? Pasti kita semua pernah merasakannya. Misalnya merasa tidak mampu
mengerjakan ujian, tidak mampu mengerjakan tugas, dan tidak mampu mendapatkan
prestasi yang baik di sekolah. Merasa takut dan berpikir bahwa kita tidak mampu
adalah hal yang wajar. Itu juga dirasakan oleh Gideon, orang Israel yang dipilih
TUHAN untuk mengalahkan orang Midian dan menjadi hakim atas orang Israel.
Saat itu bangsa Israel sedang dijajah dan ditindas oleh orang Midian. Mereka sampai
ketakutan dan membangun tempat-tempat perlindungan. Gideon juga merasa takut
terhadap orang Midian, maka dia mengirik gandum dengan sembunyi-sembunyi (Hak.
6: 11). Namun di tengah ketakutannya, TUHAN memilih dia untuk menyelamatkan
orang Israel dari tangan orang Midian. Malaikat TUHAN mengatakan bahwa TUHAN
menyertai Gideon dan TUHAN sendiri mengatakan bahwa Ia yang mengutus Gideon.
Hari ini kita akan belajar tentang bagaimana TUHAN memampukan kita untuk
menghadapi tantangan, meskipun kita merasa takut. Seperti TUHAN menyertai
Gideon untuk menghadapi tantangan besar di depannya, TUHAN juga akan menyertai
kita untuk melakukan hal-hal yang tadinya kita pikir tidak bisa. Bersama Tuhan, anak
Sekolah Minggu pasti bisa!
14
bawahnya meninggalkan TUHAN dan menyembah Baal. Mengapa mereka melakukan
itu? Kitab Hakim-hakim mencatat bahwa mereka tidak mengenal TUHAN dan
perbuatan-Nya bagi orang Israel (Hak. 2: 10). Padahal, sudah merupakan kewajiban
orang tua untuk mendidik anaknya agar tetap percaya dan beribadah kepada TUHAN
(Ul. 6: 4-10).
Karena bangsa Israel meninggalkan TUHAN dan melakukan hal-hal jahat, TUHAN
menyerahkan mereka ke tangan musuh, sehingga mereka tidak sanggup menghadapi
musuh mereka. Ketika mereka menderita karena musuh-musuh mereka, datanglah
mereka merintih, memohon, dan berseru kembali kepada TUHAN. Mendengar seruan
itu, TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi orang Israel untuk membebaskan
mereka. Namun ketika hakim itu mati, orang Israel kembali meninggalkan TUHAN dan
melakukan hal yang jahat di mata-Nya. Hal ini terjadi berkali-kali dari masa Otniel,
Ehud, Samgar, dan Debora.
Pasal 5 berisi nyanyian pujian Debora setelah Israel berhasil mengalahkan Yabin,
raja Kanaan (Hak. 4). Akhir dari pasal 5 mengatakan, “amanlah negeri itu empat
puluh tahun lamanya.” Kitab Hakim-hakim tidak mencatat kematian Debora, namun
keterangan di akhir pasal 5 sudah cukup menjelaskan bahwa waktu 40 tahun itu
merupakan masa pemerintahan Debora sebagai hakim. Setelah itu, Israel kembali
melakukan hal yang jahat di mata TUHAN, dan TUHAN menyerahkan mereka ke
tangan orang Midian selama tujuh tahun (Hak. 6: 1). Dalam penjajahan orang Midian,
Israel sangat menderita. Mereka pun berseru kembali kepada TUHAN (Hak. 6: 6).
Mendengar itu, TUHAN mengutus Gideon untuk menjadi penyelamat bangsa Israel
dari orang Midian.
Sebagai seorang Israel yang merasakan dampak penindasan orang Midian, Gideon
tentu merasa takut dan tidak berdaya. Ayat 11 menceritakan bahwa ia mengirik
gandum di tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Mengapa
perlu bersembunyi? Ayat 3 dan 4 memberikan penjelasan, yaitu bahwa orang Midian,
Amalek, dan orang-orang dari sebelah timur memusnahkan hasil tanah mereka sampai
tidak tersisa bahan makanan apapun.
Saat Gideon sedang mengirik gandum, Malaikat TUHAN mendatanginya dan berkata,
“TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Jawaban Gideon
terhadap salam dari Malaikat itu terkesan pesimis—atau bahasa Bataknya, mandele.
Ia mempertanyakan imannya, “jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini
menimpa kami?” Terlihat jelas bahwa Gideon merasa tidak berdaya atau powerless
terhadap orang-orang Midian. Namun, TUHAN justru mengutusnya untuk pergi dan
menyelamatkan orang Israel dari cengkeraman orang Midian.
Jika kita membaca ayat 15, Gideon menjawab TUHAN dengan tidak yakin akan diri
sendiri. Dengan kata lain, ia merasa minder karena kaumnya merupakan yang terkecil
di antara suku Manasye, dan dia adalah yang paling muda di antara keluarganya.
Namun TUHAN berkata, “Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan
memukul kalah orang Midian sampai habis” (Hak. 6: 16). Kalau kita baca sampai pasal
8, pada akhirnya Gideon berhasil melaksanakannya.
Nah adik-adik, seringkali kita merasakan apa yang Gideon rasakan. Tidak berdaya,
pesimis, takut, dan minder dengan diri sendiri. Tantangan di depan kita terasa sangat
15
besar dan berat sehingga kita merasa tidak mampu melewatinya. Merasa seperti itu
sebenarnya adalah hal yang wajar, karena kita adalah manusia yang rapuh. Tapi,
berlarut-larut dengan perasaan itu tidak akan membawa kita pada keberhasilan.
Sebaliknya, kita malah semakin tidak melakukan apapun dan tidak berkembang.
Hari ini mari kita belajar dari kisah Gideon. Awalnya Gideon memang tidak percaya
akan kekuatan diri sendiri. Namun Malaikat TUHAN mengatakan bahwa TUHAN
menyertai dia, bahkan Malaikat itu menyebutnya “pahlawan yang gagah berani”.
Hal itu pun mendapatkan validasi dari TUHAN di ayat 14, “Aku mengutus engkau!”
dan ayat 16, “Akulah yang menyertai engkau!” Sekarang, Tuhan juga mengatakan
hal yang sama pada adik-adik. Kamu adalah pahlawan yang gagah berani. Tuhan
mengutus kamu untuk melakukannya. Tuhan akan menyertai kamu. Tuhan ada di
pihakmu. Kamu pasti bisa!
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Filipi 4: 13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.”
Cara membuat
1. Cetak pembatas Alkitab di sebuah karton putih. Desain pembatas
Alkitab dapat diakses di sini: https://bit.ly/PembatasAlkitab
2. Bolongi bagian atas pembatas buku dan ikat dengan pita (GSM dapat
menolong ASM untuk melakukan proses nomor 2)
16
Aktivitas
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
17
Cara membuat
1. Cetak kalimat dalam Yosua 1: 9 di kertas HVS (buat ukuran font agak besar).
2. Gunting setiap kata dalam Yosua 1: 9.
3. Tempel double-tape di belakang setiap kata.
Aktivitas
1. GSM menceritakan Hakim-hakim 6: 11-14 dengan bahasa yang sederhana. GSM
bisa menjelaskan konteks cerita, yaitu Israel yang kalah perang.
2. GSM menjelaskan bahwa Gideon pada awalnya pesimis akan bisa mengalahkan
bangsa Midian, namun Tuhan mengatakan bahwa Dialah yang mengutus dan
menyertai Gideon.
3. GSM menjelaskan bahwa seperti Gideon, Tuhan juga akan menyertai kita dalam
menghadapi segala tantangan.
4. GSM meminta ASM untuk menghafalkan Yosua 1: 9 dalam waktu 5 menit.
5. GSM membagi ASM menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok berisi 3-4 orang.
6. GSM memberi tugas kepada setiap kelompok untuk menyusun kata-kata dalam
Yosua 1: 9 selama 5-10 menit.
7. GSM meminta kelompok untuk mengucapkan Yosua 1: 9 dengan kompak.
8. GSM menjelaskan apa yang dimaksud dengan hati yang kuat dan teguh serta
memberikan contoh tindakannya.
Contoh: “Nah, adik-adik, tahu tidak apa yang dimaksud hati yang kuat dan teguh?
Hati yang kuat dan teguh berarti kita berani dan yakin pada diri sendiri ketika
akan menghadapi tantangan. Contohnya bagaimana? Kita percaya diri dalam
menghadapi ujian karena sudah belajar, atau kita bersedia mengikuti lomba karena
percaya bahwa kita bisa melakukannya. Pokoknya, kalau ada tantangan, jangan
langsung bilang ‘aku tidak bisa’ ya! Tuhan pasti menyertai kita!”
9. GSM meminta ASM untuk menyebutkan contoh tindakan lainnya yang menunjukkan
hati yang kuat dan teguh.
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
18
Cara membuat
1. Cetak gambar batu di sebuah karton putih. Ukuran gambar
batu tersebut kira-kira seukuran telapak tangan. Desain
gambar bisa diakses di sini: https://bit.ly/BatuKertas
2. Gunting karton yang telah dicetak. Sesuaikan jumlah batu
kertas dengan jumlah ASM.
3. Jika tidak memungkinkan untuk mencetak, GSM bisa
membuatnya sendiri dengan menggunakan karton atau buffalo
abu-abu.
Aktivitas
1. GSM menceritakan Hakim-hakim 6: 11-14 dengan bahasa yang sederhana. GSM
bisa menjelaskan konteks cerita, yaitu Israel yang kalah perang.
2. GSM menjelaskan bahwa Gideon pada awalnya pesimis akan bisa mengalahkan
bangsa Midian, namun Tuhan mengatakan bahwa Dialah yang mengutus dan
menyertai Gideon.
3. GSM menjelaskan bahwa seperti Gideon, Tuhan juga akan menyertai kita dalam
menghadapi segala tantangan.
4. GSM membagi ASM menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok berisi 3-4 orang dengan
satu orang kakak pendamping. Jika tidak memungkinkan untuk memfasilitasi setiap
kelompok dengan pendamping, diskusi bisa dilakukan dalam kelompok besar.
5. Kakak GSM/pendamping memimpin diskusi dalam kelompok dengan panduan
pertanyaan berikut:
a. Apa pengalamanmu di mana Tuhan menyertaimu dalam menghadapi tantangan?
b. Adakah tantangan yang sedang atau akan kamu hadapi dalam waktu dekat?
Bagaimana perasaanmu?
6. GSM meminta ASM untuk menuliskan rahmat penyertaan Tuhan di sebuah kertas
berbentuk batu. GSM menjelaskan bahwa itu merupakan simbol bahwa kita akan
selalu mengingat rahmat penyertaan-Nya di masa lalu, seperti sebuah tulisan di
atas batu yang bersifat permanen.
19
7. Di balik kertas tersebut, GSM meminta ASM untuk menuliskan tantangan yang
akan dihadapi mereka.
8. GSM menanyakan ASM tentang kesimpulan pelajaran hari ini, yaitu bahwa Tuhan
akan menyertai kita dalam menghadapi segala tantangan, seperti Tuhan menyertai
Gideon.
9. GSM memimpin doa penutup. Di tengah doa, GSM memberikan waktu beberapa
menit supaya ASM dapat berdoa secara pribadi kepada Tuhan agar menyertai
mereka dalam menghadapi tantangan. Setelah itu, GSM menutup doa dengan
kalimat, “Ya Tuhan, di tengah semua tantangan ini, kami percaya bahwa Tuhan
pasti menyertai kami untuk bisa melaluinya. Dalam nama Yesus kami berdoa.”
Sumber: https://bit.ly/BatuKertas
20
Minggu VI
Setelah
Trinitatis
16 Juli 2023
Bacaan Alkitab:
Kisah Para Rasul 8: 4-8
Tujuan Umum
Anak mampu memberitakan Injil dengan bertutur kata dan berbuat baik bagi sesama.
Latar Belakang
Apa yang ada di pikiran kita setiap kali mendengar kata “penginjilan?” Mungkin
ada yang berpikir bahwa penginjilan adalah upaya membaptis seseorang. Padahal
sebenarnya, penginjilan tidak sesempit itu. Dalam bukunya yang kedua (Kisah Para
Rasul), Lukas menceritakan tentang kehidupan para rasul setelah Yesus naik ke surga.
Roh Kudus turun ke atas para rasul (pentakosta), memberi kekuatan kepada mereka
untuk memberitakan Injil kepada banyak orang. Para murid pun mulai menyebar dan
memberitakan Injil, salah satunya adalah Filipus.
Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan kabar tentang Yesus Kristus
di sana. Tidak hanya berkata-kata, Filipus juga melakukan berbagai hal baik, seperti
mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang sakit. Setelah mendengar pengajaran
Filipus dan melihat perbuatan-perbuatannya, orang-orang di sana pun menerima Injil
dengan sepenuh hati.
Pada hari ini, kita juga diajak untuk ikut serta memberitakan Injil bagi banyak orang.
Memberitakan Injil bukan hanya berarti membaptis seseorang. Kita juga tidak harus
melakukan hal-hal ajaib seperti yang Filipus lakukan. Memberitakan Injil dapat
dilakukan dengan melakukan hal-hal sederhana yang membawa kebaikan bagi sesama.
Dengan demikian, mereka akan melihat Injil hidup di dalam diri kita. Menjadi berkat
bagi sesama adalah cara kita memberitakan Injil.
21
Penjelasan Bahan dan Cerita
Dua perikop sebelumnya menceritakan tentang Stefanus yang mati dibunuh dan
kemunculan Saulus untuk pertama kalinya. Setelah kematian Stefanus, Lukas
menuliskan “Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di
Yerusalem”. Penganiayaan tersebut membuat banyak pengikut Kristus, kecuali rasul-
rasul, tersebar ke seluruh Yudea dan Samaria. Tidak jelas siapa yang dimaksud dengan
‘rasul-rasul’, namun ternyata Filipus tidak termasuk di dalamnya. Ia ikut menyebar
dan memberitakan Injil ke daerah Samaria.
Kata Injil berasal dari bahasa Yunani, euanggelion, yang artinya kabar sukacita.
Kabar sukacita tentang apa? Tentu tentang Yesus, Sang Mesias yang menebus umat
manusia dari dosa. Kabar inilah yang diberitakan oleh Filipus di Samaria, daerah
yang biasanya dihindari orang Yahudi. Jika kita membaca ayat 7, Lukas menceritakan
bahwa yang Filipus lakukan di Samaria bukan hanya memberitakan Injil dengan kata-
kata. Ia melakukan banyak mujizat dan perbuatan ajaib, seperti mengusir roh jahat
dan menyembuhkan orang sakit.
Melihat hal itu, orang-orang di Samaria menerima Injil tersebut dengan ‘bulat hati’.
Dalam bahasa aslinya, ‘bulat hati’ adalah omothumadon, yang artinya ‘kesepakatan’
(agreement). Sementara kata ‘menerima’ dalam bahasa aslinya adalah proseikhon
yang artinya lebih kepada ‘memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sungguh-
sungguh’ (to consider or give attention). Jadi, apa yang Filipus lakukan di Samaria
membuat banyak orang sepakat untuk memperhatikan Injil secara sungguh-sungguh.
Pada akhirnya, hal tersebut melahirkan sukacita yang sangat besar (ay. 8).
Dari kisah ini, kita belajar bahwa memberitakan Injil dilakukan bukan hanya dengan
kata-kata, tetapi juga melalui tindakan. Mungkin kita tidak bisa melakukan hal-hal
ajaib seperti yang Filipus lakukan, namun kita bisa belajar untuk melakukan hal-hal
sederhana yang berdampak positif bagi orang lain. Misalnya, berteman dengan semua
orang tanpa membeda-bedakan, membantu teman yang kesulitan mengerjakan tugas,
tidak membully teman karena penampilan fisik mereka, mendengarkan curhatan
teman dengan penuh perhatian, dan lain sebagainya.
Seperti Filipus melakukan hal-hal baik kepada orang-orang Samaria yang dianggap
berbeda dan ‘najis’, kita juga perlu melakukan hal baik kepada orang-orang yang
berbeda dengan kita, bahkan yang berbeda keyakinan sekalipun. Jadi, adik-adik
tidak boleh membeda-bedakan teman, seperti hanya berteman dengan yang Kristen
saja. Sebaliknya, justru kita harus berbuat hal-hal baik kepada mereka yang berbeda
keyakinan dengan kita, supaya mereka bisa melihat terang Injil dalam kehidupan kita.
Bagaimana cara kita tahu bahwa kita telah memberitakan Injil dengan benar? Kita
bisa belajar dari kisah Filipus di Samaria. Perkataan dan perbuatan Filipus di sana
22
mampu membawakan sukacita yang besar di daerah tersebut. Oleh karena itu, jika
kita ingin melihat apakah kita sudah melakukannya dengan benar atau tidak, lihatlah
apakah hal tersebut membawa sukacita bagi banyak orang atau tidak. Memang pasti
ada orang-orang yang tidak suka pada kita meskipun kita berbuat baik. Tapi jika kita
terus-menerus menjadi berkat bagi sesama, jumlah orang yang merasakan sukacita
pasti lebih banyak.
Nah adik-adik, sudah mengerti kan sekarang bahwa memberitakan Injil tidak hanya
soal membaptis atau membuat seseorang menjadi Kristen? Kalau begitu, Yuk sekarang
kita mulai mengabarkan Injil melalui tutur kata dan perilaku kita. Yuk kita sama-sama
menjadi berkat bagi sesama, supaya kita membawa sukacita yang besar bagi mereka!
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Anak dapat membantu orang yang kesulitan melalui lembar kerja aktivitas.
Ayat Hafalan
23
Yuk, bantu Filipus supaya bisa memberitakan
Injil pada orang tersebut!
Sumber: https://bit.ly/LabirinFilipus
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
24
memberitakan Injil dan berbuat baik (menyatakan mujizat Tuhan) kepada mereka.
4. GSM menjelaskan bahwa memberitakan Injil bukan berarti hanya membaptis
seseorang atau menjadikan seseorang beragama Kristen. Memberitakan Injil juga
dapat dilakukan dengan berbuat baik pada sesama, bahkan yang berbeda dengan
kita.
5. GSM membagikan kertas buffalo yang sudah digunting dengan pola menyerupai
buku seperti di bawah ini. Kemudian, GSM meminta ASM untuk menuliskan
“INJIL: Kabar Sukacita tentang Yesus Sang Mesias yang Menebus Manusia dari
Dosa” di bagian depan. Kemudian, GSM meminta ASM untuk menuliskan contoh
perilaku yang membawa berkat bagi sesama. ASM dapat menghias kertas tersebut
semenarik mungkin.
INJIL
Memberitakan Injil
dengan Menjadi
Berkat:
Kabar Sukacita
1. Mendengarkan
tentang Yesus curhatan teman dengan
Sang Mesias yang penuh perhatian
Menebus Manusia 2. Membantu orang tua
3. Bertutur kata yang baik
dari Dosa
6. Setelah selesai, GSM membantu ASM untuk membolongi kertas buffalo mereka dan
mengikatnya dengan tali, menjadikannya pembatas Alkitab.
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Matius 28: 19-20a “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”
25
Aktivitas
1. GSM menceritakan kisah Filipus di Samaria secara singkat.
2. GSM menjelaskan apa arti dari Injil, yaitu kabar sukacita tentang Yesus, Sang
Mesias, yang menebus umat manusia dari dosa.
3. GSM menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi biasanya bermusuhan dengan
orang-orang Samaria. Tapi Filipus tetap datang kepada orang-orang Samaria,
memberitakan Injil dan berbuat baik (menyatakan mujizat Tuhan) kepada mereka.
4. GSM menjelaskan bahwa memberitakan Injil bukan berarti hanya membaptis
seseorang atau menjadikan seseorang beragama Kristen. Memberitakan Injil juga
dapat dilakukan dengan berbuat baik dan berbagi berkat pada sesama, supaya
orang lain melihat terang Injil yang kita hidupi.
5. GSM menjelaskan bahwa kita harus meneladani Filipus untuk berbagi berkat Tuhan
kepada mereka yang berbeda suku, ras, dan agama dengan kita.
6. ASM dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, satu kelompok (jika
memungkinkan) dipimpin oleh satu kakak GSM. Jika tidak memungkinkan, diskusi
bisa dilakukan dalam kelompok besar.
7. ASM melakukan diskusi dalam kelompok dengan dipandu oleh kakak GSM.
Kemudian, hasil diskusi dicatat di lembar kerja diskusi dan dikumpulkan.
1. Pernahkah kamu mendapatkan kebaikan dari orang lain? Apa yang kamu
rasakan?
2. Pernahkan kamu melakukan kebaikan untuk orang lain? Apa yang kamu
rasakan?
Anak 1: Anak 2:
Anak 3: Anak 4:
Daftar Nyanyian
1. BE. SM. 25
2. BE. SM. 141
3. BE. SM. 80
4. BE. SM. 55
5. BE. SM. 156
6. BE. SM. 78
7. BE. SM. 190
26
Minggu VII
Setelah
Trinitatis
23 Juli 2023
Bacaan Alkitab:
Habakuk 3: 1-2
Tujuan Umum
Anak mengetahui bahwa Habakuk belajar untuk tetap berpengharapan kepada Allah.
Latar Belakang
Nama Habakuk yang berarti “merangkul,” menunjukkan “favorit” (yaitu, Tuhan) dan
“pejuang” (untuk kebaikan negaranya).1 Habakuk adalah salah satu dari nabi kecil
di dalam Perjanjian Lama. Data-data tentang pribadinya sedikit, dan juga bahan
pemberitaanya tidak sebanyak bahan-bahan dari kitab nabi besar lainnya. Nada
pemberitaan kitab Habakuk tidak terlepas dari kondisi Kerajaan Yehuda di zaman
pemerintahan Raja Yoyakim. Pada saat itu Kerajaan Yehuda penuh ketidakadilan,
sedangkan yang berkuasa adalah kerajaan-kerajaan besar. Nabi Habakuk mengalami
pergumulan yang harus ia sampaikan, yaitu menubuatkan teguran dan nasihat. Ia
harus mengecam Kerajaan Babel yang sedang berjaya dan pada saat itu menginvasi2
Kerajaan Yehuda.
Hampir di semua kitab para nabi yang lain memberitakan sesuatu untuk umat,
mengungkapkan teguran Tuhan terhadap dosa-dosa umat, berita yang menghibur
umat Tuhan Allah, dan berita penghukuman atas umat Allah atau bangsa kafir. Kitab
Habakuk justru mengungkapkan pergumulan atau pertanyaan-pertanyaan Habakuk
kepada Allah menyangkut perenungan mendalam Habakuk.
Pada masa itu, terjadi masa-masa sukar bagi bangsa Israel. Habakuk tidak mengerti
27
maksud Tuhan yang kelihatan seperti tidak peduli terhadap masalah yang terjadi
dan membiarkan bangsa Israel yang ditindas. Pada akhirnya, Habakuk menyadari
kekeliruannya dalam pergumulannya. Tuhan tidak pernah membiarkan orang-orang
yag hidup benar di hadapan-Nya. Karena itu, Habakuk pun tidak membiarkan dirinya
dalam kesedihan dan kekecewaan. Ia menaruh harapannya pada Tuhan.
Dalam kitab Habakuk pasal 3 disebutkan bahwa Habakuk menaikkan doa yang bernada
ratapan dan berisikan pergumulan. Pada dasarnya doa seperti ini dipanjatkan oleh
orang yang berdosa karena melanggar kehendak Tuhan. Dalam konteks Kitab Habakuk,
pendoa ini menyadari sikapnya yang telah menghakimi Tuhan yang memakai orang
Kasdim sebagai alat-Nya untuk menghukum orang yang benar (Hab. 1). Sekarang
pendoa ini mengakui Tuhan sebagai pihak yang tidak dapat dihakiminya. Perasaan
takut yang dialami pendoa ini lebih cocok dengan satu pengakuan akan sikap yang salah
karena pendoa telah menganggap Tuhan sebagai pihak yang salah dalam memakai
orang Kasdim sebagai alat-Nya. Doa yang diucapkan dalam ayat ini adalah suatu
pengakuan terhadap tindakan Tuhan dalam sejarah di sekitar masa pemberitaan Nabi
Habakuk. Tindakan Tuhan meliputi tindakan yang telah dilakukan Tuhan dan tindakan
yang akan segera dilakukan-Nya. Dalam konteks pemberitaan Nabi Habakuk, cara
Tuhan memakai orang Kasdim untuk menghukum orang Israel adalah satu pekerjaan
yang hanya bisa dipahami jika diakui bahwa itu adalah pekerjaan Tuhan (Hab. 1: 6).
Dalam ayat ini, kebebasan Tuhan diakui dalam tindakan-Nya yang menghukum, tetapi
juga menyelamatkan. Perasaan takut dan gentar ada pada orang yang tidak diakui-
Nya, tetapi membangkitkan rasa hormat dan pujian pada orang yang mengakui-Nya.
Pendoa menyadari kekeliruannya dan sadar sikap tidak mengakui kedaulatan Tuhan
tidak mungkin diteruskan lagi olehnya. Oleh karena itu, Habakuk menetapkan hatinya
dan mengarahkan pandangannya kepada Tuhan. Ia pun memberikan sikap percaya
pada janji firman Tuhan walaupun ia merasakan situasi yang dihadapinya itu sulit dan
tidak mendukungnya. Namun, ucapan syukur dan luapan sukacita tetap ada di dalam
hatinya.
Situasi sulit yang bagaimanakah yang pernah anak-anak alami? Apakah situasi itu
dialami ketika anak-anak tidak bisa memiliki benda yang diinginkan? Atau tidak
bisa menikmati makanan yang sedang ramai dibicarakan? Apakah hanya memiliki
pakaian yang seadanya? Tinggal di rumah sederhana? Mari lihat situasi anak-anak di
pedalaman atau di daerah perang? Mereka yang tidak punya rumah, tidak punya listrik
karena daerah mereka tertinggal. Di saat anak-anak tidak bisa memilih makanan yang
dimakan, sementara itu ada anak-anak yang tidak tahu akan makan apa. Atau, mereka
yang mengalami kesulitan pergi ke sekolah karena transportasi atau jalan yang tidak
mendukung. Anak-anak harus melewati sungai atau rawa-rawa untuk menuju sekolah.
Lalu, langkah-langkah apa yang perlu dilakukan agar kita menaruh harapan pada
Tuhan sekalipun situasi sulit? Terlebih dahulu anak-anak dapat belajar mensyukuri
pemberian dan pertolongan Tuhan dalam situasi apa pun. Dengan demikian, harapan
bahwa Tuhan akan mencukupkan apapun yang kita butuhkan selalu hadir.
28
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
29
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Sumber: http://bit.ly/40QxYKN
30
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Habakuk 3:17-18, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah,
hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan
bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi
dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam
Allah yang menyelamatkan aku.”
Daftar Nyanyian
1. BE. SM No.231
2. BE. SM No. 98
3. BE. SM No. 105
4. BE. SM No. 133
5. BE. SM No. 95
6. BE. SM No. 170
7. BE. SM No. 123
31
Minggu VIII
Setelah
Trinitatis
30 Juli 2023
Bacaan Alkitab:
Matius 13: 31-32
Meski Kecil, Bisa
menjadi Besar
Tujuan Umum
Anak mengetahui bahwa sesuatu yang kecil dapat dipakai Tuhan untuk tujuan yang
lebih besar.
Latar Belakang
Biji sesawi adalah biji yang paling kecil yang ukurannya hanya 1 (satu) mm atau
seukuran kepala jarum pentul. Berat biji sesawi ini seperseribu gram. Ketika benih ini
tumbuh, tingginya dapat mencapai 2-3 meter, dan dapat menjadi tempat berlindung
burung-burung. Ukuran biji sesawi yang kecil ini juga dipakai untuk menggambarkan
takaran iman seseorang (lih. Luk. 17: 6 dan Mat. 17-20). Selain itu, perumpamaan
tentang biji sesawi ini juga hendak menceritakan tentang Kerajaan Sorga yang
berkembang menjadi luas hingga ke seluruh dunia. Sebenarnya, untuk menjelaskan
perumpaan ini Yesus bisa saja memakai jenis pohon yang besar. Namun, Yesus
memilih pohon sesawi yang memiliki biji yang kecil. Biji sesawi itu dapat dilihat seperti
tahap awal karya Yesus yang tampak kecil dan tidak menonjol, namun orang beriman
mampu menangkap dampak hasilnya yang besar di kemudian hari. Orang Yahudi
tidak menanam biji sesawi di taman. Namun, mereka menanamnya di ladang menurut
tulisan di Injil Matius.
Perumaam Yesus tentang biji seswai ini memberikan pengajaran bagi kita bahwa
suatu hal kecil dapat memberikan pengaruh besar dalam hidup. Tentunya, semuanya
itu dapat diraih apabila ada kemauan, tidak membandingkan diri sendiri dengan orang
lain, karena menganggap diri tidak layak, tidak pandai, tidak kaya, tidak trampil, dan
lain sebagainya.
32
Penjelasan Bahan dan Cerita
Yesus menggunakan biji sesawi dalam perumpamaan tentang Kerajaan Sorga. Biji
sesawi yang kecil itu dipakai Yesus untuk menggambarkan permulaan gereja yang
amat kecil. Namun, gereja yang kecil itu memiliki daya hidup yang kuat sehingga ia
berkembang menjadi komunitas yang besar. Misalnya saja, lahirlah para rasul yang
menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Demikian juga dengan pemberitaan tentang
Kerajaan Sorga. Pemberitaan itu dimulai dari sesuatu yang kecil lalu berkembang
luas. Dalam hal ini, Yesus memulai pelayanan-Nya dari desa yang terpencil dan kecil.
Ia juga memakai metode pelayanan yang sederhana dan mudah dilakukan. Ia berjalan
kaki dari desa yang satu ke desa yang lain sambil mengajar dan menyebarkan berita
keselamatan-Nya ke tengah-tengah masyarakat kecil yang beragama Yahudi. Caranya
adalah salah satunya dengan cara berkhotbah atau bercerita. Dalam menyebarkan
berita keselamatan itu, Yesus menghadapi berbagai macam tantangan. Tantangan itu
datang dari masyarakat sekitar yang tidak percaya kepada-Nya dan pengajaran-Nya.
Saat itu, murid Yesus hanya 12 orang, sangat kecil bukan pengikut-Nya. Kecilnya seperti
dengan biji sesawi jika dibandingkan jumlah orang-orang yang banyak itu. Akan tetapi,
walaupun dimulai dari yang kecil dan sederhana, murid Yesus yang hanya 12 orang, dan
pengikut Yesus masih sedikit; namun, pada akhirnya Kerajaan Sorga itu semakin besar
karena pemberitaan-pemberitaan itu menyebar hingga ke seluruh penjuru. Buah dari
pemberitaan itu adalah banyak orang-orang yang percaya kepada Yesus dan sebagala
bangsa masuk dan ambil bagian dalam pemberitaan tentang Kerajaan Sorga. Gambaran
ini sama persis terlihat dari perumpamaan biji sesawi yang diceritakan Yesus kepada
orang banyak kala itu. Biji sesawi yang diambil dan ditaburkan ke ladang itu akan
tumbuh besar bahkan lebih besar dari sayuran yang lain. Saking besarnya, cabang-
cabang sesawi itu bisa menjadi sarang bagi burung-burung yang terbang di udara.
Umumnya, sesuatu yang kecil sering kali diremehkan karena dianggap tak berarti.
Padahal belum tentu yang kecil itu tidak memberikan dampak yang besar atau tidak
berguna. Demikian juga dengan setiap orang yang ada di dunia ini, termasuk anak-
anak Sekolah Minggu. Tiap anak diberikan potensi oleh Allah pada dirinya masing-
masing. Potensi yang ada pada dirinya itu menjadikan dirinya menjadi seorang yang
berguna di dalam keluarga, gereja, sekolah, dan lingkungan bermainnya. Tiap anak
patut melihat ke dalam dirinya sendiri bahwa ada sesuatu yang berguna dan dapat
berpengaruh positif keluar dari dalam dirinya untuk kehidupan bersama. Misalnya
saja, tiap anak yang gemar mendengarkan dengan baik segala cerita ibu guru,
teman, abang, kakak, adik, kakak sekolah minggu memberikan pengaruh yang baik
bagi teman-temannya. Mengapa? Ia menjadi contoh anak yang tertib dan sopan.
Pastinya anak-anak yang lain akan menirunya untuk menjadi pendengar yang baik.
Segala sesuatu yang “hanya” dinilai rendah itu ternyata bisa berpengaruh besar bagi
orang lain. Untuk itu, tidak boleh mengatakan, “Ah, hanya….” karena semua orang
memiliki kemampuan dan potensinya masing-masing. Artinya, setiap orang berguna
dalam kehidupan bersama. Guru Sekolah Minggu dapat mengajak anak-anak untuk
bersyukur meskipun mereka memiliki sesuatu yang kecil dalam dirinya. Juga, Guru
Sekolah Minggu mendorong anak-anak untuk mengembangkan “sesuatu yang kecil itu”
agar menjadi besar dan berguna bagi sesama dan kehidupan masyarakat. Rendah diri
itu tidak diperbolehkan, namun pupuklah kemampuan yang kecil menjadi kemampuan
yang besar. Saat anak-anak mampu mengembangkan potensinya, di situlah Kerajaan
Allah memiliki makna dalam dunia ini.
33
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Matius 6: 33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
34
Horong 2
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menjelaskan bahwa sesuatu yang kecil bisa bertumbuh besar dengan
menggunakan biji-bijian.
2. Anak mampu membuat kreasi “Biji Sesawi” sebagai simbol sesuatu yang kecil bisa
menjadi besar.
Ayat Hafalan
Matius 6: 33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
35
yang kecil dapat menjadi besar dan bermanfaat. Siapkan bahan kertas aktivitas,
pensil warna, lem, dan gunting. Gunting gambar jari-jari. Rekatkan pada gambar
telapak tangan, dan gambar jari-jari tangan dapat dibuka-katup sehingga
terlihat biji di telapak tangan. Untuk langkah-langkah pembuatannya, GSM bisa
mempelajarinya di pranala berikut:
Horong 3
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menjelaskan makna Kerajaan Sorga melalui perumpamaan biji sesawi.
2. Anak mampu menceritakan proses pertumbuhan yang ia alami.
Ayat Hafalan
1 Yohanes 4: 19, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
Daftar Nyanyian
1. BE. SM No. 25
2. BE. SM No. 30
3. BE. SM No. 191
4. BE. SM No. 140
5. BE. SM No. 62
6. BE. SM No. 81
7. BE. SM No. 360
36
Untuk lembar aktivitas, silakan lihat di lampiran.
Aktivitas Horong 3
Sumber gambar:
http://bit.ly/430UMJ1
37
Minggu IX
Setelah
Trinitatis
6 Agustus 2023
Bacaan Alkitab:
Yunus 2: 1-10
Aku Mau
Melakukannya, Tuhan!
Tujuan Umum
Latar Belakang
Nama Yunus berarti “merpati.” Orang-orang pada masa Perjanjian Lama lumrah
memberikan nama anaknya dengan nama hewan. Kitab Yunus menceritakan tentang
pemanggilan dan penugasan Yunus ke Niniwe. Kota Niniwe adalah kota yang besar
dan ditunjuk Allah agar Yunus pergi memberitakan keselamatan untuk warga Niniwe.
Pada kenyataannya, Yunus mengingkari panggilan Tuhan dan melarikan diri jauh dari
hadapan Tuhan. Pada saat pelarian itu, Tuhan menurunkan angin ribut di atas laut.
Angin yang Tuhan turunkan adalah angin ‘besar’. Oleh karena angin ribut yang Tuhan
turunkan itu, kapal yang ditumpangi Yunus hampir terpukul hancur karena diterpa
badai. Akhirnya, atas dasar undi yang dibuang saat itu, Yunus mendapat undinya.
Yunus pun berserah dan menyuruh semua awak kapal mengangkat dan membuangnya
ke laut. Ia masuk ke dalam perut ikan yang sangat besar. Pada saat ia berada di
perut ikan, Yunus menaikkan doanya melalui ratapan, keluhan, dan ucapan syukur
karena ia luput dari kematian. Pengajaran hari ini hendak menceritakan bahwa Tuhan
memberikan keselamatan dan pengampunan kepada Yunus.
Sebelum berlayar, para pelaut biasanya meramalkan cuaca terlebih dahulu. Ramalan
mereka ini menentukan apakah mereka akan pergi melaut atau tidak. Apabila cuacanya
bagus, maka mereka akan melaut demikian juga sebaliknya. Akan tetapi, dalam
cerita hari ini, angin ribut yang Tuhan turunkan datang dengan tiba-tiba sekali. Oleh
karena itu, awak kapal menjadi takut kala itu. Para awak kapal berteriak meminta
pertolongan dari allah mereka masing-masing agar dilepaskan dari angin ribut yang
38
mengerikan itu. Awak kapal bukan saja berdoa, namun mereka mengambil tindakan
untuk menyelamatkan diri mereka. Mereka membuang barang ke dalam laut untuk
meringankan kapal. Sementara itu, Yunus tertidur. Kapal-kapal Tarsis cukup besar
ukurannya dan mempunyai geladak dengan ruang-ruang bagi para penumpang. Yunus
yang tertidur nyenyak membuat nahkoda kapal jengkel. Nahkoda kapal menghampiri
Yunus dan membangunkannya. Ia mendesak Yunus untuk berdoa kepada allahnya
agar mereka selamat. Mereka kemudian membuang undi untuk mencari tahu apa
atau siapa yang menyebabkan badai besar terjadi. Undi menunjukkan nama Yunus,
penyebab mereka ditimpa oleh badai besar. Yunus yang dibuang ke laut. Yunus berada
di perut ikan selama tiga hari tiga malam. Tidak disebutkan secara khusus nama ikan
tersebut, tetapi banyak orang mengasosiasikan ikan tersebut adalah ikan hiu paus
yang memang ukurannya besar sekali.
Yunus menyadari bahwa ia kini terbuang di dasar laut, terkepung oleh air laut, dan
ia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Dan yang paling mengerikan adalah ia
masuk ke dalam perut ikan yang sangat besar. Kemungkinan untuk selamat dan keluar
dari mulut ikan adalah sesuatu yang mustahil. Namun, dalam ketidakmungkinan untuk
keluar dari perut ikan itu Yunus menaikkan syukur pada Tuhan. Syukur ini Yunus
panjatkan karena ternyata ia masih hidup walau terperangkap dalam ruang yang
sangat gelap dan pekat, seperti masuk ke dalam dunia orang mati. Yunus yakin dalam
syukurnya itu bahwa Tuhan masih akan terus menyelamatkan dia. Ia memanggil Tuhan
dalam ancaman maut yang mematikan dan ia bersyukur untuk keselamatan yang ia
peroleh. Di sini, sangat jelas terlihat bahwa Tuhan itu maha kasih. Meskipun Yunus
sudah melarikan diri dari perintah Tuhan, namun Tuhan tetap menyelamatkannya.
Pada akhirnya, ikan itu memuntahkan Yunus ke daratan. Kisah Yunus ini hendak
mengajarkan bahwa dalam kesesakan, Tuhan mendengarkan seruannya. Kedua,
bebas dari marabahaya diterima Yunus walaupun sepertinya ia tidak akan selamat.
Doa bisa dinaikkan dari mana saja. Yunus satu-satunya yang menaikkan doa dari
perut ikan. Ia memanjatkan doa rasa syukur dan penyerahan yang ia lakukan. Ia lari
dari perintah Tuhan yang dianggapnya masalah yang tidak bisa ia tangani. Ternyata,
ia malah menemukan masalah baru dalam perjalanannya saat melarikan diri. Yunus
menaikkan doa kepada Tuhan karena ia tahu bahwa Tuhan pasti akan mendengarkan
seruannya. Meski Yunus telah lari dari panggilan Tuhan, tetapi Tuhan tetap
mengampuni Yunus dan memberinya kesempatan untuk melakukan apa yang Tuhan
perintahkan padanya. Yunus menyadari kesalahannya dan akhirnya Tuhan membawa
Yunus kepada panggilannya. Yunus siap melakukan perintah Tuhan untuk pergi ke
Niniwe dan tidak takut lagi melakukan perintah-Nya. Ia (akhirnya) mau melakukan
perintah Tuhan. Ia menyadari bahwa Tuhan juga mengasihi penduduk Niniwe yang
mau berubah setelah mendengar kehendak Tuhan.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
39
Ayat Hafalan
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
40
Alat Peraga dan Aktivitas
http:// https://modestlyhot.
outuponthewaters. wordpress.com/2014/09/25/
com/paper-clothespin- jonah-and-the-big-whale-
jonah-and-the-whale/ bible-lesson-easy-craft/
41
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Daftar Nyanyian
42
Lembar Aktivitas Horong 3
2. Menghormati Mama
3.
4.
5.
43
Minggu X
Setelah
Trinitatis
13 Agustus 2023
Bacaan Alkitab:
Matius 14:22-27
Tenanglah!
Aku ini, jangan takut!
Bacaan Alkitab
Tujuan Umum
Anak semakin percaya akan penyertaan Yesus dan merasa aman serta tenang saat
menghadapi segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan.
Latar Belakang
Murid-murid Yesus mengalami berbagai hal saat hidup bersama-Nya di dunia selama
tiga setengah tahun. Salah satunya adalah ketakutan yang amat sangat ketika angin
sakal2 mengombang-ambingkan perahu mereka oleh gelombang yang begitu keras.
Setiap manusia pasti pernah mengalami rasa takut. Menurut KBBI, takut berarti
merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan
bencana. Karena takut orang menjadi tidak berani, gentar, gelisah, dan khawatir (Tim
Penyusun 2008, 1420-1421).
Para murid mengalami peristiwa itu karena Yesus memerintahkan mereka untuk
mendahuluinya ke seberang. Yesus hendak mengasingkan diri dan berdoa, setelah
mendengar berita tentang kematian Yohanes Pembaptis yang dipenggal kepalanya
oleh Herodes. Sebelum mereka berpisah Yesus melakukan mukjizat memberi makan
5.000 orang dengan lima roti dan dua ikan.
1 Agar anak (Anak Sekolah Minggu lebih memahami cerita, guru dapat melengkapinya dengan membaca
seluruh perikop Mat. 14:22-33.
2 Angin sakal adalah angin yang bertiup dari arah haluan kapal (berlawanan dengan arah kapal) (Tim
Penyusun 2008, 69).
44
Peristiwa ini dilatarbelakangi dua hal. Pertama, malam itu hati Yesus begitu terluka
karena kematian tragis saudara-Nya Yohanes. Ia berdoa sendiri, mencurahkan isi
hati-Nya kepada Bapa. Kedua, Yesus menunjukkan kuasa dan penyertaan-Nya kepada
para murid dalam masa dan waktu yang tepat. Ketika para murid berteriak ketakutan,
terkejut dan berseru: “Itu hantu!” Yesus berkata, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
Penyertaan Allah setiap masa dan waktu berlaku bagi setiap orang percaya.
Matius 14: 22-23 menceritakan dua kejadian penting dalam pelayanan Yesus. Petama,
relasi Yesus dan Yohanes Pembaptis yang begitu dekat dan erat. Relasi tersebut
terjadi karena Yohanes adalah kemenakan Maria ibu-Nya. Yohanes juga berperan
sebagai pembaptis dan pembuka jalan bagi-Nya. Bisa dibayangkan bagaimana
perihnya perasaan Yesus, ditinggal oleh saudara yang menolong dan mengasihi-Nya.
Kematian Yohanes juga terjadi melalui perisiwa yang begitu menyakitkan. Itulah
sebabnya Yesus menyuruh orang banyak yang mengikuti-Nya pulang, Ia naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Yesus
Sang Anak berdoa dan meratap kepada Sang Bapa. Peristiwa ini juga menjadi bagian
dari karya pengorbanan-Nya bagi manusia.
Kedua, kisah Yesus berjalan di atas air adalah sebuah peristiwa yang luar bisa. Tidak
seorang pun di dunia ini yang dapat melakukan hal tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa Yesus adalah Anak Allah, Pencipta, dan Penguasa Alam semesta. Yesus tidak
mempertontonkan peristiwa ini kepada banyak orang karena Ia hendak memperlihatkan
kuasa-Nya kepada para murid yang akan menjadi pemberita Injil. Peristiwa ini terjadi
pada malam yang begitu gelap. Bisa dibayangkan bagaimana kapal kayu yang begitu
rapuh terombang-ambing di danau Galilea yang begitu besar. Lampu minyak yang
dimilikinya mungkin nyaris mati karena kencangnya tiupan angin sakal.
Di tengah kegelapan dan badai tersebut, mereka terkejut dan sangat takut melihat
seseorang berjalan di atas air. Mereka berpikir Ia adalah hantu, karena menurut
mereka hanya orang-orang yang memiliki ilmu gaib yang melakukan hal-hal yang
tidak biasa. Dalam ketakutan mereka melupakan pengenalan akan Yesus, Sang Guru.
Tidak seorang pun mengenali-Nya. Barulah setelah Yesus mengatakan, “Tenanglah!
Aku ini, jangan takut!” Barulah semuanya tenang. Yesus menyatakan kuasa-Nya
bahwa hanya bersama Dia maka para murid dapat mengatasi rasa takut, khawatir,
serta kecemasan dalam pergumulan hidup. Dengan kuasa-Nya, tidak ada yang
mustahil bagi kita untuk menjalani segala yang terjadi di dalam sepanjang waktu
kehidupan. Yesus adalah Allah yang tidak terbatas dan terduga. Ia selalu mampu
membarui kehidupan setiap manusia yang percaya dan taat kepada-Nya. “Tenanglah!
Aku Ini Jangan Takut” karena Tuhan Yesus yang lemah lembut dalam Roh-Nya akan
senantiasa menjadi Sahabat yang setia kepada kita.
Apa kaitannya dengan masa kini? Kisah ini dalah cerminan dari kehidupan kita. Hal
ini mengajarkan kepada anak untuk menyerahkan hidup ke dalam penyertaan Tuhan,
bahkan ketika kita sedang keluar dari zona nyaman yang sangat nyaman dalam
kehidupan kita.
3 Gambar diambil dari https://www.freebibleimages.org/illustrations/sb-walking-water/. Gambar ini
akan mempermudah guru untuk memahami cerita dan mengajarkannya bagi anak.
45
20 Sesudah Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang dengan dua roti dan
lima ikan, Ia mendesak murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-
Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
23 Sesudah orang pergi, Yesus naik sebuah bukit sendirian untuk berdoa.
Waktu sudah malam, Yesus masih berada di situ sendirian.
46
24 Sementara itu perahu yang ditumpangi pengikut-pengikut Yesus,
sudah jauh di tengah-tengah danau. Perahu itu terhempas-hempas dipukul
ombak, karena angin berlawanan arah dengan perahu.
47
27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka:
“Tenanglah! Aku ini, jangan takut!
Kisah ini mengajarkan kepada kita untuk proses belajar dalam seluruh keseharian
hidup yang tanpa batas. Proses belajar tersebut dapat dilakukan melalui tiga hal:
a. Selalu berdoa kepada-Nya di setiap saat dan tempat.
b. Memanggil nama Tuhan dan memohon perlindungan-Nya ketika sedang takut.
c. Percaya sepenuhnya ke dalam perlindungan Tuhan.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus4
Ayat Hafalan
Matius 14: 27, “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!”
Aktifitas
Sembari mengerjakan aktivitas, guru mengingatkan bahwa:
1. Tuhan Yesus itu adalah Allah yang menjadi manusia dan berkuasa atas segala
sesuatu
2. Tuhan Yesus selalu menemani para murid, anak-anak, orang tua dan setiap orang
percaya dalam segala waktu, masa, dan peristiwa
3. Anak mewarnai gambar, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
4 Dibagi menjadi tiga kelompok: belum sekolah dan TK-SD kelas 2 &2
48
4. Setelah selesai mewarnai, anak mengangkat karyanya dan mengatakan, “Aku percaya
kepada Tuhan Yesus yang dapat Meredakan Angin Ribut! Aku percaya Tuhan Yesus
akan selamu menolongku sama seperti Ia menolong murid-murid-Nya!”
Alat peraga (Bahan Aktvitas)
1. Alat peraga yang telah dilampirkan di dalam buku
2. Alat mewarnai: Crayon, pensil warna
Selamat Hari Minggu, adik-adik! Warnai gambar “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
Kuasa dan Karya Tuhan dalam hidup para murid dan kita anak-anak-Nya begitu luar
biasa!
49
Horong I (TK-SD kelas 1-2)
“Tenanglah! Aku ini, jangan takut!6
(Matius 14: 22-33)
50
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Matius 14: 27, “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!”
51
“Tenanglah! Aku ini, jangan takut! 7
(Matius 14: 22-27)
52
Horong 3
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menulis kembali dengan bahasa mereka kisah Matius 14: 22-23 ke
dalam komik Alkitab.
2. Anak mampu menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan Yesus.
Ayat Hafalan
Matius 14: 22-23, “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!”
8 https://bit.ly/PetrusBerjalandiAtasAir
53
Daftar Nyanyian
Pesta Puncak Parheheon SKM HKBP Huta Namora, Resort Sitorang, Distrik IV
Toba, 10 April 2023 di HKBP Huta Namora.
54
Minggu XI
Setelah
Trinitatis
20 Agustus 2023
Bacaan Alkitab:
Ayub 42: 12-15
Tujuan Umum
Anak menjadi setia dan saleh seperti Ayub di dalam berbagai pergumulan dan
perjuangan hidup.
Latar Belakang
Ayub adalah salah satu tokoh dalam Alkitab yang amat dikenal karena kekayaan,
kehormatan, kesetiaan, dan kesalehan dalam penderitaan berat yang dialaminya.
Ayub mengalami dua masa kehidupan yang berbanding terbalik. Awalnya ia memiliki
harta, keluarga, dan kehormatan yang berlimpah. Namun, iblis mencobainya dengan
merampas kebahagiaan dan menggantinya dengan kemiskinan, penderitaan, dan
penyakit yang begitu berat. Yang menarik adalah pergumulan dan perjuangan Ayub
dalam rasa sakit dan kekecewaan, semakin mendekatkan hubungannya dengan
Tuhan. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kepedihan, kebingungan, marah, dan
kekecewaan dapat mendekatkan diri kita kepada Tuhan.
Tuhan menyertai, mengajar, dan menguatkan Ayub bahkan ketika ia mengalami patah
hati dengan perlakuan keras kerabat dan sahabat-sahabatnya. Di dalam rasa sakit
Ayub memiliki pengharapan yang besar kepada Tuhan. Ketika ia bertanya dalam
keringkihannya, Tuhan tidak memberikan jawaban. Ia justru menanggapi pertanyaan
Ayub dengan memberinya banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Ayub
semakin mengakui kebijaksanaan dan keagungan Tuhan. Ia menyesali perkataannya
yang keras dan dipenuhi dengan kemarahan.
55
Penjelasan Bahan dan Cerita1
Kitab Ayub bercerita tentang seorang bapak yang setia kepada Tuhan dan begitu
saleh. Sekalipun demikian, Ayub mengalami musibah yang begitu berat.
Ia kehilangan anak-anak dan segala kekayaan yang dimilikinya. Ia juga menderita
penyakit barah2, penyakit kulit yang begitu menjijikkan. Hal yang menarik dan
menyentuh adalah sekalipun Ayub mengalami penderitaan dan begitu banyak bencana,
ia tidak pernah kehilangan kepercayaannya kepada Tuhan. Ia tetap setia dan saleh.
Dengan rendah hati, Ayub menyatakan kebijaksanaan dan kemuliaan Tuhan. Ia
menyesali perkataannya yang keras dan penuh kemarahan. Mari kita membaca kisah
Ayub melalui gambar di bawah ini3:
1 Guru Sekolah Minggu (guru) menceritakan melalui gambar tanpa tulisan agar Anak Sekolah Minggu
tertarik dan semakin memahami cerita. guru bercerita sembari berkeliling di dalam kelas agar seluruh
anak dapat melihat gambar dari dekat (dengan jelas). Gambar dapat diphotocopy dan tulisan ayat
dapat digunting dan diletakkan di balik gambar untuk mempermudah guru bercerita. Agar anak dapat
memahami cerita, gru menceritakan perjalanan hidup Ayub sebelum kehidupannya dipulihkan oleh
Allah.
2 Barah dalam KBBI adalah penyakit bengkak yang mengandung nanah karena infeksi bisul (Tim
Penyusun 2008, 139).
3 Gambar berasal dari https://bit.ly/AyubsiKusta
56
Suatu hari iblis mencobai
Ayub. Ia kehilangan seluruh
harta benda dan anak-anak
yang dimilikinya.
57
Ayub begitu terluka. Ia
mengadu, menangis, dan
meratap kepada Tuhan. Ia
Mengungkapkan seluruh
penderitaannya kepada Tuhan.
58
Pada akhir dari kisahnya, keadaan Ayub dikembalikan seperti semula
dengan berlipat kali ganda. Ayub yang setia dan saleh disertai dan diberkati
Tuhan. Ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu
unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. Ia juga mendapat
tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Di seluruh negeri
tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi
ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.
Pembagian Horong
Horong 1
(dibagi menjadi tiga kelompok: belum sekolah TK, dan kelas 1-2)
Tujuan Khusus
59
Ayat Hafalan
Ayub 42: 12, “TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari
pada dalam hidupnya yang dahulu.”
60
Horong I (TK)
Berkat bagi Ayub yang Setia dan Saleh5
(Ayub 42: 12-15)
Selamat Hari Tinitatis ke-XI, adik-adik!
Ayub adalah bapak yang diberkati karena setia kepada Tuhan dan saleh.
Temukanlah delapan perbedaan dua gambar di bawah ini,
lalu warnailah gambar tersebut.
61
Horong I: Kelas 1-2
Berkat bagi Ayub yang Setia dan Saleh6
(Ayub 42: 12-15)
Selamat Hari Minggu Tinitatis ke-XI, adik-adik! Warnailah gambar di
bawah ini. Lalu tulislah kalimat, “Aku mau seperti Ayub, setia dan saleh
sehingga berkat Tuhan selalu bersamaku”
Horong 2
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menemukan jalan bagi Ayub yang menderita menjadi Ayub yang
diberkati.
2. Anak mampu mewarnai gambar Berkat bagi Ayub yang Setia dan saleh.
3. Anak mampu menuliskan komitmen, Berkat bagi Ayub yang Setia dan Saleh.
62
Ayat Hafalan
Ayub 42: 12, “TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari
pada dalam hidupnya yang dahulu.”
Horong II
MULAI
Berkat bagi Ayub yang Setia
dan Saleh7
(Ayub 42: 12-15)
Selamat Hari Tinitatis ke-XI,
adik-adik! Bantulah Ayub yang
sedang mengalami pencobaan
untuk berjalan menjadi Ayub
yang diberkati lalu warnailah
gambar tersebut.
SELESAI
63
Horong 3
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menulis kembali kisah Ayub 42: 12-15 dengan bahasa mereka ke
dalam komik Alkitab
2. Anak dapat membuat komitmen untuk hidup setia dan saleh seperti Ayub
Ayat Hafalan
Ayub 42: 12, “TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih
dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing
domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.”
64
.......................................................... ..........................................................
.......................................................... ..........................................................
........................................................... ...........................................................
.......................................................... ..........................................................
.......................................................... ..........................................................
........................................................... ...........................................................
.......................................................... ..........................................................
.......................................................... ..........................................................
........................................................... ...........................................................
.......................................................... ..........................................................
.......................................................... ..........................................................
........................................................... ...........................................................
65
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Hari ini aku belajar dari Ayub 42:12-15. Ayub adalah seorang bapak yang ………
dan ……………... Aku akan meneladani Ayub menjadi anak yang …………………………
dan …………………………………... karenanya hari ini aku berjanji akan selalu rajin
beribadah, ........................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Daftar Nyanyian
1. BE ASM 31
2. BE. ASM 90
3. BE. ASM 168
4. BE. ASM 164:1-2
5. BE. ASM 81
6. BE. ASM 148
7. BE. ASM 257:1-2
Pelatihan Guru Sekolah Minggu di HKBP Wirotho Agung, Resort Tebo Wirotho
Agung, Distrik XXV Jambi, 31 Mei-01 Juni 2022.
66
Minggu XIII
Setelah Trinitatis
3 September 2023
Bacaan Alkitab:
Mazmur 133: 1-3
Ayo Teman-teman! Kita
Hidup Rukun!
Tujuan Umum
Latar Belakang
Mazmur ini adalah bagian dari Mazmur ziarah yang dituliskan oleh pemazmur. Ziarah
yang dimaksud bukanlah nyanyian ke kuburan, tetapi menunjuk kebiasaan berkumpul
bersama. Situasinya biasanya ramai dan arak-arakan sangat banyak karena bangsa
Israel merayakan hari-hari tertentu. “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya”
adalah kalimat pembuka dalam Mazmur ini. Daud mau menggambarkan situasi umat
berkumpul di Yerusalem di dalam kerukunan, keakraban, dan keharmonisan. Ada tiga
yang harus diperhatikan di dalam memahami mazmur Daud ini:
1. Merujuk kepada kerinduan Daud untuk kembali ke Yerusalem sebab Yerusalem
adalah bukit yang tinggi tempat Allah diam dan Allah membela Daud dari kejaran
musuh.
2. Raja Salomo merindukan agar seluruh anak-anak-Nya datang kepada Tuhan.
3. Gambaran agar seluruh umat Israel datang beribadah ke rumah Tuhan.
Mazmur ziarah ini adalah gubahan yang ketiga. “Diam bersama” adalah sebuah
gubahan dari kata “live together” yang artinya “hidup bersama”.
Pengajaran hari ini mengajak agar anak-anak Tuhan mampu hidup rukun bersama
dengan teman-temannya di mana pun ia berada. Hidup rukun berarti saling
menghormati dan menyayangi satu dengan yang lain. Kerukunan itu bisa terjadi
apabila setiap anak mampu bersikap baik. Misalnya dalam mengucapkan kata-kata
hendaknya dengan sopan dan santun. Pada saat meminjam mainan hendaknya
meminjam dengan bertanggung jawab. Alasannya adalah agar tidak terjadi
pertengkaran yang menyebabkan permusuhan.
67
Penjelasan Bahan dan Cerita
Biasanya nyanyian Mazmur 133 ini dinyanyikan oleh orang Yahudi pada saat masuk ke
Bait Suci sebagai tempat yang ditinggikan atau dimuliakan. Pemazmur mengungkapkan
nyanyiannya dengan mengutarakan sungguh alangkah baiknya apabila saudara-
saudara hidup rukun. Pada saat itu, Daud mengatakan ini kepada seluruh anggota
keluarganya. Kita bisa membayangkan bahwa keluarga Daud sangat besar dan pastinya
sangat rentan untuk terjadi perpecahan. Untuk itulah Daud mengatakan kepada semua
anak-anaknya alangkah indahnya apabila mereka bisa saling mengasihi, mengusahakan
kesejahteraan, menjauhi pertengkaran, dan hidup dengan rukun.
Di ayat 1, disebutkan oleh pemazmur, “Sungguh alangkah indah dan baiknya apabila
saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” Dalam kehidupan Israel kuno,
biasanya jika ada seorang pengunjung datang ke rumah, mereka akan mengucapkan
kata berkat kepada tuan rumahnya itu. Ayat 1 ini merupakan kata berkat yang
diserukan oleh pemazmur. Maksud dari sungguh alangkah indah dan baik di sini
memperlihatkan kebaikan dan keindahan komunitas atau kelompok yang diciptakan
Allah di sana. Juga, memperlihatkan indah dan baiknya hidup keluarga yang harmonis,
bahagia, dan rukun.
Kerukunan itu diperlihatkan melalui minyak dan embun. Minyak dalam Perjanjian
Lama sering digunakan untuk mengurapi seseorang yang hendak menjadi raja atau
pemimpin. Di dalam pelantikannya menjadi raja, seorang imam akan menuangkan
minyak ke atas kepalanya. Minyak pertama sekali dipakai oleh Yakub sebagai
penahbisan Altar (Kej. 28: 18). Di situ, Yakub bermimpi melihat tangga dari langit
sampai ke bumi dan malaikat Tuhan naik-turun, ketika ia bangun dari tidurnya, ia
mengambil minyak dan menuangkan ke atas batu tempat kepalanya bersandar.
Pemakaian minyak juga dapat dilihat pada penahbisan Harun dan anak-anaknya (Kel.
29: 7). Allah memerintahkan Musa untuk mengambil minyak dan melantik Harun dan
anak-anaknya menjadi imam. Perjanjian Baru mencatat pemakaian minyak untuk
mengurapi orang yang sakit. Minyak itu sebagai media yang dioleskan ke tubuh si
sakit yang sebelumnya minyak itu didoakan dalam nama Tuhan (Yak. 5: 14). Minyak di
sini melambangkan kepedulian terhadap orang lain. Di lingkungan kering Timur Dekat
kuno menghasilkan minyak dari buah zaitun. Minyak zaitun dicampur dengan rempah-
rempah beraroma manis dan itu digunakan untuk perawatan rambut dan kulit. Minyak
juga dipakai untuk menyambut tamu yang datang ke rumah. Pada saat tamu itu masuk
ke rumah orangyang ia kunjungi, selain membasuh kakinya, minyak juga dituangkan
ke kepala mereka untuk menyejukkan dan menyegarkan kepala mereka. Minyak di sini
melambagkan keramahtamahan tuan rumah kepada tamu yang mengunjungi mereka.
Pada ayat ketiga kerukunan itu diibaratkan dengan embun yang ada di gunung Hermon.
Gunung Hermon ini terletak sekitar 125 mil di utara Yerusalem. Embun di gunung
Hermon ini sangat terkenal karena kadar kelembabannya. Sementara itu, kelembaban
di Palestina tidak seperti di utara Yerusalem sehingga curah hujan sangat sedikit di
sana. Embun merupakan komoditas yang sangat penting untuk melembabkan tanah dan
menyejukkan udara. Namun, tidak demikian di Palestina, karena di sana tanah kering
dan gersang selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Embun gunung Hermon
ini tidak berhenti di sana, tetapi turun ke atas gunung Sion sehingga Yerusalem pusat
penyembahan Israel kuno itu disejukkan dan disegarkan. Dari Sion, tempat Tuhan
orang Israel kuno tinggal dan tempat orang-orang mencari dan menemukan berkat.
68
Minyak dan embun adalah simbol metafora dari berkat yang merayakan kebaikan dan
kesenangan dari mereka (orang-orang) yang tinggal bersama dalam kesatuan (hidup
rukun dan harmonis).
Mazmur 133 ini memperlihatkan betapa indahnya kalau setiap orang yang tidak
memiliki hubungan darah (saudara kandung) tetapi hidup penuh kasih. Persaudaraan
ini bisa terjalin karena adanya pengakuan bahwa kita sama-sama mengerjakan
kebaikan-kebaikan Tuhan dalam kehidupan setiap hari. Kerukunan itu ibarat minyak
yang menyembuhkan dan ibarat embun yang menyejukkan hati. ASM yang berasal
dari berbagai macam usia, karakter, keluarga, dan pendidikan pun diajak untuk hidup
rukun satu dengan yang lain. ASM diajak untuk saling mengasihi, mengharagai, dan
menolong satu dengan yang lain sebagai wujud dari betapa indahnya hidup rukun dan
damai itu. Ada cerita tentang dua saudara yang memiliki karakter yang berbeda dan
dapat dijadikan cerita dalam menceritakan nas ini kepada ASM:
Adik-adik yang terkasih, ada cerita tentang dua orang kakak-beradik. Kakak punya
kebiasaan begitu sampai di gereja ia selalu bersama dengan teman-temannya yang
lain. Ia akan becanda bersama teman-temannya dan bercerita. Pada saat temannya
kehilangan pulpen misalnya, si kakak pasti akan meminjamkan pulpen miliknya. Tetapi
berbeda dengan si Adik. Adik lebih suka bermain sendiri dan tidak begitu peduli dengan
sekitarnya. Di rumah, ia bermain sendiri dengan bonekanya. Adik tidak begitu suka
berbagi atau meminjamkan barang-barangnya kepada teman-temannya; tidak seperti
Kakak. Selain itu, Adik juga suka sekali pamer dengan teman-temannya. Akhirnya, dia
hanya memiliki sedikit teman dan berbeda dengan Kakak yang memiliki teman banyak
baik di sekolah atau di gereja. Oleh karena kebaikan dan keramahan Kakak, dia pun
terpilih menjadi ketua kelas di sekolah maupun di sekolah minggu.
Di hari Minggu, guru sekolah minggu mengumumkan bahwa mereka semua harus
membawa pensil berwarna minggu depan. Ternyata, minggu depan akan ada
perlombaan mewarnai gambar. Pada hari Minggu yang sudah ditentukan, Kakak dan
Adik bergegas ke gereja. Kakak mengingatkan Adik agar semua barang bawaannya
tidak ada yang tertinggal. Adik menjawab “Iya!” dengan ketus. “Mah, bus antar jemput
sekolah minggu sudah datang” kata si adik dengan senang kepada Mamanya. Mereka
berdua berlari menuju bus. Begitu Adik duduk, Kakak datang menghampirinya. Adik
tidak senang dan langsung berpindah tempat duduk. Sesampainya di gereja, semua
bersukacita sebab perlombaan sebentar lagi akan di mulai. Semua mempersiapkan
pensil warnanya masing-masing. Guru Sekolah Minggu mengatakan, “Adik-adik kita
akan mewarnai gambar, semua sudah siap?” Seluruh Anak Sekolah Minggu berkata,
“Siap!” Lalu Guru Sekolah Minggu berkata, “Kita akan memulai mewarnai gambar di
dalam hitungan tiga, dua, satu!” Semua anak pun mulai mewarnai gambar.
Adik yang sebelumnya sangat antusias, ternyata ia lupa bahwa pensil warna miliknya
hanya ada tiga. Ia mengingat bahwa semalam ia mewarnai gambar. Wah… kasihan
sekali, sembilan pensil warnanya tertinggal di atas meja belajarnya. Ia berusaha
meminjam, tetapi seluruh teman-temannya tidak mempedulikannya. Kakaknya
melihat dari jauh, hatinya sangat sedih. Lalu kakaknya mengajak teman-temannya
untuk saling berbagi. Mereka menghampiri Adik dan langsung mewarnai di depan
Adik. Akhirnya Adik dapat mewarnai dengan baik. Lomba pun selesai dan semua Anak
Sekolah Minggu menyelesaikan gambarnya dengan gembira termasuk Kakak dan Adik.
69
Nah, Adik-adik Sekolah Minggu, jika kita hidup bersama dengan teman-teman tidak
ada lagi yang kurang. Jika kita saling berbagi segala sesuatu dapat kita nikmati
bersama. Mari kita bayangkan jika hidup kita menyendiri dan tidak memiliki teman,
apa sukacita yang kita dapat? Tentu tidak ada! Kita hanya bersukacita dengan
kesendirian kita, tetapi demikian juga sebaliknya, jika kita menderita, kita pun akan
menderita di dalam kesendirian kita. Tidak ada teman untuk tempat curahan hati kita.
Ayok, Adik-adik sekalian, mari kita hidup rukun antara satu dengan yang lainnya.
Horong 1
Tujuan Khusus
1. Sekolah Minggu mengerti salah satu bentuk hidup rukun adalah dengan tolong-
menolong.
2. Agar Sekolah Minggu mau berbagi bersama, menolong sesama, dan saling sapa di
dalam kasih persaudaraan.
Ayat Hafalan
Sumber: https://bit.ly/
RukunBersama
70
Horong 2
Tujuan Khusus
1. Sekolah Minggu mengerti salah satu bentuk hidup rukun adalah dengan tolong-
menolong.
2. Agar Sekolah Minggu mau berbagi bersama, menolong sesama, dan saling sapa di
dalam kasih persaudaraan.
Ayat Hafalan
Roma 12: 17, “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa
yang baik bagi semua orang!”
Permainan ini mengajarkan untuk saling berbagi dengan sesama. Permainan ini
mencontohkan kepada kita untuk saling tolong-menolong dan saling membantu,
sebab kita adalah Keluarga Tuhan.
Horong 3
Tujuan Khusus
1. Sekolah Minggu mengerti salah satu bentuk hidup rukun adalah dengan tolong-
menolong.
2. Agar Anak Sekolah Minggu mau berbagi bersama, menolong sesama, dan saling
sapa di dalam kasih persaudaraan.
71
Ayat Hafalan
Markus 9: 50, “Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan
apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam
dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”
Daftar Nyanyian
Pembinaan Guru Sekolah Minggu HKBP Se-Resort Bangko, Resort Bangko, Distrik
XXV Jambi, 27-29 Juni 2022 yang dilaksanakan di HKBP Bukit Tinggi, Resort Bukit
Tinggi, Distrik I Tabagsel-Sumbar.
72
Minggu XIV
Setelah Trinitatis
10 September 2023
Bacaan Alkitab:
Markus 1: 16-20
Mari…
Ikutkah Aku!
Tujuan Umum
Anak mau memberi dirinya untuk menjadi murid dan mengikut Yesus di sepanjang
hidupnya.
Latar Belakang
Nas kita saat ini menceritakan tentang Yesus memanggil murid-murid yang pertama.
Injil Markus mencatat Simon dan Andreas, Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus,
dan Yohanes yang mengikut Yesus saat itu. Ia tidak memanggil murid-murid-Nya
dari kalangan para pejabat. Ia juga tidak memanggil mereka dari kalangan para
pebisnis, tetapi Yesus memanggil para murid-murid-Nya dari golongan orang biasa.
Termasuk para nelayan. Mereka bukan orang-orang yang memiliki pendidikan yang
tinggi, juga bukan orang yang terkenal. Mereka adalah orang-orang dari masyarakat
yang sederhana bahkan lemah. Pada saat itu biaya pendidikan sangat mahal sehingga
banyak penduduk di sana tidak sekolah. Namun, merekalah yang Yesus panggil
untuk menjadi murid-Nya. Apa yang akan kita pelajari dari nas kita pada hari ini?
Bagaimanakah respons kita atas panggilan Tuhan bagi kita?
73
danau Galilea, Ia berjumpa dengan Simon dan Andreas, saudara Simon yang sedang
menjala ikan. Yesus memanggil mereka dengan berkata, “Mari, Ikutlah Aku dan kamu
akan Kujadikan penjala manusia!” Simon dan Adreas tidak berpikir panjang. Mereka
meningalkan jala ikannya itu dan seketika itu juga mengikut Yesus. Setelah Yesus
berjalan sedikit, Ia berjumpa dengan Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus yang sedang
membereskan jalanya. Yesus juga memanggil mereka. “Ikutlah Aku” dan Yakobus dan
Yohanes pun segera meninggalkan ayahnya yang bernama Zebedeus dan mengikut
Yesus. Kata “seketika itu” memperlihatkan bahwa seruan pertobatan kepada semua
orang harus segera diberitakan ke segala penjuru. Panggilan Yesus kepada empat murid
pertama ini memperlihatkan bahwa Yesus memiliki otoritas dan para murid mengikuti-
Nya, melakukan perintah-Nya, dan menjadikan Yesus sebagai teladan dan tiruan.
Cerita Alkitab hari ini mengajak kita semua untuk bagaimana merespons panggilan
Tuhan untuk menjadi murid-Nya. Juga, bagaimana kita menjalani panggilan Tuhan
itu sebagaimana murid pada umumnya. Apakah kita seperti empat murid pertama itu
yang dengan seketika mengikut Yesus. Atau, kita malas untuk menerima panggilan
sebagai murid Yesus? Nah, untuk lebih mengerti tentang jawaban panggilan dan
respons atas panggilan tadi, ada cerita yang bisa menggambarkannya.
Tono adalah seorang anak yang rajin, ia sebagaimana teman-temannya biasa bermalas-
malasan setelah pulang sekolah. Biasanya ia bermain game di handphone yang ia miliki.
Atau biasanya ia pergi dengan teman-temannya untuk bermain layangan, petak umpet,
dan permainan lainnya. Ia memiliki seorang adik yang bernama Indra. Indra pun seringkali
menghabiskan waktunya dengan bermain game online. Indra hampir setiap hari bermain
game online di rumah dan ia tidak pernah pergi bermain dengan teman-temannya. Pada
suatu kali, ibu mereka meminta agar ada yang mau mencuci piring. Indra sambil bermain
game online menjawab Ibunya, “Iya, Bu..., sebentar!” Setengah jam kemudian, Tono
pulang dari bermain dengan teman-temannya. Ia langsung bermain game di handphone
miliknya sendiri. Lalu ibu kembali meminta agar ada yang mau menuci piring. Tono
langsung menghentikan game miliknya dan langsung menjawab ibunya dan berkata,
“Iya, Bu. Ada apa?” Ibu berkata kepadanya, “Cuci piring ya, Nak.” Tono seketika itu juga
langsung mengerjakan yang diperintah oleh ibunya. Demikianlah kehidupan kedua anak
tadi, Tono yang langsung mengerjakan apa yang diperintahkan oleh ibunya, sedangkan
Indra yang biasa bermalas-malasan dan tetap bermain game online.
Pada hari libur sekolah, Tono pergi ke rumah neneknya. Ayah dan ibu pun hendak pergi
arisan. Ibu berpesan kepada Indra agar Indra membersihkan selokan agar apabila
hujan datang, halaman tidak banjir. Ibu juga berpesan agar Indra mengangkat pakaian
yang sedang di jemur. Setelah ayah dan ibu pergi untuk mengikuti arisa, Indra pun
menuju kamarnya. Ia lalu mengambil handphone dan asyik bermain game online. Hari
sudah mulai mendung, tanpa sadar ia telah tiga jam bermain game online. Hujan lebat
pun datang. Hujan turun selama satu jam. Indra dikejutkan oleh kilat dan guntur yang
bergitu besar. Indra segera sadar, ia baru mengingat pesan-pesan ibunya. Ia berlari ke
luar rumah dan ternyata hujan lebat telah membanjiri halaman rumahnya. Sementara
itu, pakaian di jemuran sudah basah semua. Indra termenung dan duduk di teras
rumahnya. Tidak ada yang dapat diperbuat untuk mengeringkan halaman rumah yang
sudah banjir dan pakaian yang di jemuran yang sudah basah semua.
Nah adik-adik, penyesalan pasti akan datang terlambat. Jika seandainya Indra
langsung mengerjakan apa yang ibu pesan, tentunya halaman rumah tidak akan banjir,
74
juga pakaian di jemuran pasti tidak akan basah semua. Merespons panggilan Yesus
untuk menjadi murid-Nya tidak bisa lama dan acuh tak acuh. Merespons panggilan
Yesus untuk menjadi murid-Nya harus seperti para murid, dengan cepat dan sigap.
Lalu, mengerjakan dan menaati perintah-Nya. Ikutlah Aku adalah suruhan yang harus
segera dilakukan dan dijalani. Mengikut Yesus artinya meninggalkan semua keinginan
diri kita, akan tetapi bukan berarti melepaskan diri dari dunia karena kita masih
tinggal di dalam dunia. Namun, mengikut Yesus itu kita meninggalkan kesenangan-
kesenangan duniawi yang bisa menyesatkan kita.
Horong 1
Tujuan Khusus
1. ASM mengerti bahwa beribadah setiap hari Minggu bentuk panggilan mengikut Yesus.
2. ASM dapat menyebutkan nama-nama empat murid Yesus yang pertama: Simon,
Andreas, Yohanes, dan Yakobus.
Ayat Hafalan
Markus 1: 17, “Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan
Kujadikan penjala manusia.”
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Lukas 9: 23, “Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Mewarnai gambar
75
Alat yang perlu dipersiapkan: Pensil warna dan lembar mewarnai yang sudah disiapkan
GSM (GSM dapat mengunduh gambar melalui sumber di bawah gambar).
Sumber gambar:
https://bit.ly/YesusdanMurid
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Lukas 9: 23, “Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
1. GSM menceritakan cerita pemanggilan murid dengan bahasanya sendiri kepada ASM.
2. GSM mengajak ASM untuk menyebutkan murid-murid Yesus yang pertama kali
Yesus panggil untuk menjadi murid-Nya.
3. GSM mengajak ASM untuk diskusi bersama bagaimana menjadi murid Yesus dan
apa saja yang harus dilakukan sebagai murid Yesus di dunia.
4. ASM menuliskan komitmen untuk menjadi murid Yesus sepanjang hidupnya.
Daftar Nyanyian
76
Minggu XV
Setelah
Trinitatis
17 September
2023 Bacaan Alkitab:
Kejadian 33: 1-11
Aku
Mengasihimu!
Tujuan Umum
Latar Belakang
Esau dan Yakub adalah anak Ishak dan Ribka dan mereka adalah saudara kembar
(Kej. 25: 24). Keduanya memiliki kesukaan yang berbeda. Esau pintar sekali berburu
hewan buruan. Oleh karena dia suka berburu, dia kebanyakan tinggal di padang.
Sementara itu, saudara kembarnya atau adiknya Yakub lebih suka tinggal di kemah
karena dia orang yang tenang (Kej. 25: 27). Ishak sayang kepada Esau karena Ishak
selalu memakan daging buruan yang sedap karena Esau. Sementara itu, Ribka sayang
kepada Yakub. Persaudaraan Esau dan Yakub tidak baik-baik saja. Oleh karena tipu
daya yang dilakukan Yakub kepada Esau, mereka jadi bertengkar. Cerita tentang
Esau dan Yakub bisa dibaca di Kejadian 25-27. Tipu daya yang dilakukan oleh Yakub
membuat kakaknya, Esau dendam dan ingin membunuhnya. Untuk itu, ayah dan
ibunya menyuruh Yakub untuk pergi ke Haran, ke rumah pamannya dan menetap
sementara di sana. Yakub hidup dengan baik di sana, namun tetap saja tipu daya
itu ia lakukan. Cerita ini juga bisa dibaca oleh GSM pada pasal 29-31. Pelajaran kita
saat ini adalah tentang perjalanan Yakub bersama dengan anak, istri, dan seluruh
harta-bendanya pada saat ia lari meninggalkan Laban. Dalam perjalanan pelarian
ke kampung halamannya, Laban mengejarnya sehingga terjadilah perjanjian antara
Laban dan Yakub (Kej. 31: 55). Seteh itu, dalam perjalanan itu juga Yakub berjumpa
dengan kakaknya, Esau. Ayo, kita dengarkan ceritanya bersama-sama.
Pada perjalanan pulang ke kampung halaman ini, Yakub didatangi oleh bala tentara
malaikat Allah. Yakub merasa takut karena dalam perjalanan ini ia akan berjumpa
77
dengan kakaknya. Kakaknya ini tidak sendirian, namun ia diiringi oleh empat ratus
orang bersamanya. Yakub bergumul dan selalu bertanya kepada Tuhan tentang
pergumulannya ini. Tidak itu saja, ia pun berserah kepada Tuhan dengan apa yang
akan terjadi padanya kelak (Kej. 32). Akhirnya, sampailah Yakub harus berjumpa
dengan Esau, kakaknya itu. Yakub tahu bahwa sebentar lagi rombongan kakaknya
itu akan segera tiba dekat dengan rombongan mereka. Sesuai dengan rencana
sebelumnya, Yakub pun membagi semua rombongannya ke dalam beberapa bagian.
Siapa tau saja rombongan Esau akan menyerang mereka. Maka, apabila rombongan
itu dibagi ke dalam beberapa bagian, mungkin saja mereka tidak akan tertumpas
habis. Rombongan-rombongan itu dibagikan sebagian diberikan kepad Lea, sebagian
lagi kepada Rahel termasuk Yusuf yang mendapat barisan paling belakang sekali.
Yakub berjalan di depan sekali. Hatinya dipenuhi dengan rasa takut dan gentar.
Apakah gerangan yang akan terjadi padanya dan rombongannya pada saat berjumpa
dengan Esau, kakaknya ini. Walaupun dipenuhi rasa takut, Yakub tetap menghormati
kakaknya. Setelah hampir dekat dengan kakaknya ini, Yakub sujud ke tanah hingga
tujuh kali tanda penghormatannya kepada Esau. Dan sampailah ia ke dekat kakaknya.
Namun, Esau segera berlari mendekati adiknya ini. Tindakan Esau ini menunjukkan
tindakan kasih dan sayang kepada adiknya. Lalu Esau mendekap Yakub. Kedua saudara
kembar ini berpelukan sambil menangis. Dekapan Esau adalah dekapan damai dan
kasih sayang. Tidak ada lagi permusuhan dan dendam di kedua kakak-beradik ini.
Setelah saling melepas rindu, Esau bertanya kepada Yakub siapakah gerangan
rombongan perempuan-perempuan dan anak-anak yang ada pada Yakub ini. Yakub
pun menjawab kakaknya. Anak-anak ini adalah anak-anak yang dikaruniakan Allah
kepadanya (Kej. 33: 5). Lalu para budak perempuan dan anak-anak itu pun sujud
kepada Esau dan diikuti oleh rombongan Lea berserta anak-anaknya. Juga, Rahel dan
Yusuf datang dan sujud ke hadapan Esau. Esau bertanya kepada Yakub apa maksud
semua perbuatan para rombongan kepada Esau. Mereka bersujud kepada Esau.
Yakub menjawab Esau bahwa mereka melakukan itu semua agar Esau memberikan
belas kasih kepada mereka. Akan tetapi, Esau mengatakan bahwa apa yang sudah ada
padanya adalah cukup. Ia tidak menerima pemberian adiknya ini dan ia mengatakan
kepada Yakub agar pemberiannya itu untuknya saja. Yakub terus membujuk kakaknya
Esau untuk menerima pemberiannya ini. Alasannya adalah agar Yakub mendapatkan
kasih kakaknya. Yakub juga mengatakan kepada Esau bahwa pada saat ia melihat
wajah kakaknya ini, ia sama saja melihat wajah Allah. Juga, ini adalah tanda sukacita
Yakub karena Esau mau berkenan menyambut Yakub. Ia tidak mendapatkan dendam
dan kemarahan kakaknya ini. Namun sebaliknya, ia memeroleh belas kasih kakaknya.
Yakub terus membujuk Esau agar menerima tanda salamnya kepada Esau. Selain itu,
pemberian tanda salam ini juga adalah bentuk membagi-bagikan berkat yang sudah
diterima Yakub dari Tuhan. Untuk itu, ia pun berkewajiban membagikan berkat itu
kepada semua orang, termasuk kepada kakaknya Esau. Akhirnya, Esau mau menerima
persembahan yang dibawa oleh adiknya, Yakub. Inilah buah perdamaian dan doa yang
dipanjatkan Yakub kepada Allah sebelum ia berjumpa dengan Esau, kakaknya itu.
Cerita:
Ratna dan Ratni adalah kakak-beradik, mereka dilahirkan orang tuanya kembar.
Mereka hidup dengan akur, sebagaimana saudara kembar apa pun yang dibeli oleh
orang tuanya haruslah sepasang. Masing-masing mereka mendapatkan barang-
barang yang dibeli oleh orang tuanya itu. Tujuannya adalah agar mereka tidak saling
78
iri. Sampai suatu hari ketika mereka hendak sekolah minggu, mereka terkejut, sebab
gaun berwarna merah mereka hanya satu. Seingat mereka, ada dua gaun warna merah
yang serupa. Ratna dan Ratni bertengkar gara-gara gaun merah ini. Mereka saling
berebut untuk memakai gaun merah itu. Ratna berkata, “Gaun ini milikku,” Ratni
pun mempertegas, “Milikku!” Mereka berdua tidak ada yang mau mengalah. Melihat
hal tersebut ibu berinisiatif untuk mengambil gaun merah yang lain dan memberikan
kepada Ratni. Akan tetapi, Ratni tetap tidak mau. Lalu ibunya pun mencoba
membujuk Ratna agar mau memakai gaun yang ibu ambil tadi. Namun, Ratna pun
tetap tidak mau. Pada akhirnya ibu mengambil gaun merah tadi dan menyimpannya
dengan tersembunyi. Melihat hal itu Ratna dan Ratni pun merajuk dengan menyimpan
kekesalan di hati masing-masing. Itulah awal permusuhan antara Ratna dan Ratni.
Lama mereka tidak saling bercerita satu dengan yang lain. Canda dan tawa tidak
lagi terdengar. Setiap hari mereka bermain sendiri-sendiri, begitu juga dengan
belajar. Kalau Ratni sedang menonton, maka Ratna mengurungkan niatnya untuk
menonton. Demikianlah mereka tidak bertegur-sapa antara satu dengan yang lain.
Suatu ketika, Ratni jatuh sakit, ia demam tinggi. Melihat hal tersebut ibu dan ayahnya
menjadi panik. Bersama Ratna mereka membawa Ratni ke rumah sakit, sebab Ratni
tidak menyadarkan diri. Melihat hal tersebut Ratna menjadi kasihan, ia tidak mau
kehilangan adiknya. Ketika dokter menangani adiknya, ayah mengajak Ratna untuk
makan malam, sebab pikir ayahnya nanti kalau sakit mereka berdua urusan bisa lebih
parah. Sesampainya di rumah makan, Ratna nampaknya tidak selera. Ratna mengajak
ayah pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Ratna segera mengemasi seluruh
pakaian miliknya ke dalam tas. Ia mengajak ayahnya untuk kembali ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Ratna segera menjumpai Ratni yang masih tidak sadarkan
diri. Di hadapan adiknya, Ratna bercerita bahwa ia sangat mengasihi adiknya dan ia
tidak mau kehilangan adiknya. Ratna berkata pada Ratni, “Cepat sembuh ya, Ratni.
Aku sangat mengasihimu, semua pakaianku akan kuberikan kepadamu jika kamu
sembuh.” Ratna lalu menangis sedih karena adiknya tidak sembuh-sembuh. Keesokan
harinya Ratna terkejut melihat Ratni telah siuman. Maka Ratna langsung memeluk
adiknya, dengan tangis ia berkata bahwa ia tidak mau kehilangan adiknya. Ratna dan
Ratni tidak lagi bermusuhan. Mereka saling berpelukan dalam kasih tanpa dendam.
Nah, adik-adik! Tidak ada gunanya hidup bermusuhan. Mengampuni adalah jalan yang
lebih baik. Seperti Esau dan Yakub, mereka memilih untuk saling mengampuni dan
tidak mendendam lagi. Mereka saling mengasihi dan hidup di dalam damai. Seperti
pepatah yang berkata, “Seribu teman masih terlalu sedikit, sedangkan satu musuh
sudah terlalu banyak.” Jadi mari kita hidup di dalam damai.
Horong 1
Tujuan Khusus
79
Ayat Hafalan
Matius 5: 9, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah.”
Pada kesempatan kali ini, kita akan membuat kertas dalam bentuk orang bergandengan
yang tidak putus.
Alat yang dibutuhkan:
1. Kertas HVS berwarna
2. Gunting
Cara membuat:
1. Sediakan kertas HVS putih atau berwarna.
2. Lipat dua kertas dengan memanjang lalu gunting.
3. Lalu dari sisi sebelah kanan lipatlah sepanjang 5, 5 cm.
4. Lipat kembali dengan ukuran yang sama tetapi dengan lipatan kebalikannya
(seperti membuat kipas).
5. Setelah semua terlipat, gambarlah bentuk orang yang bergandengan tangan.
6. Setelah itu guntinglah sesuai dengan gambar, selesai.
7. Hiasan ini dapat kita gantungkan pada jendela gereja, untuk lebih memperindah
dapat kita sematkan pita yang berwarna-warni pada sambungan setiap orang.
8. Agar cepat mengerti, mari kita lihat video ini:
https://bit.ly/Gandengtangan
Horong 2
Tujuan Khusus
Mazmur 34: 15, “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian
dan berusahalah mendapatkannya!”
Kali ini kita akan membuat kertas origami bentuk love dengan catatan.
Untuk lebih mempermudah, mari kita lihat video ini:
https://bit.ly/KaryaKertas
Setelah selesai dibuat, tuliskan pada kertas tadi I LOVE YOU, dan
berikanlah love tadi kepada temanmu yang paling kamu sukai.
80
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Ibrani 12: 14, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan,
sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”
Daftar Nyanyian
81
Minggu XVI
Setelah
Trinitatis
24 September
2023 Bacaan Alkitab:
Efesus 4: 28-32
180 Derajat
Tujuan Umum
Latar Belakang
Efesus adalah salah satu surat penggembalaan yang ditulis oleh Paulus ketika berada
di dalam penjara. Surat Efesus berisi beragam nasihat Paulus kepada jemaat yang
pernah dikunjunginya. Nasihat-nasihat ini berisi ajaran sekaligus motivasi dari Paulus
bagaimana jemaat di Efesus hidup sebagai umat Allah. Selain sebagai sebuah kota
perdagangan, Efesus juga merupakan sebuah kota dengan budaya dan tradisi yang
kental. Terdapat sebuah kuil dewi Artemis di kota ini yang dijadikan sebagai pusat
pemujaan. Hal lain yang menjadi ciri khas dari surat ini adalah di kota Efesus terdapat
berbagai pengajaran yang ingin memecah belah. Paulus melalui suratnya bagi jemaat
di Efesus ingin mengingatkan sebagai umat pilihan Allah mereka dipersatukan di
dalam Kristus, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Tidak lagi ada perbedaan di
dalam Kristus karena setiap orang yang beriman menjadi satu tubuh, menjadi anggota
keluarga Allah.
Paulus menegaskan sebagai umat yang sudah diselamatkan, jemat Efesus harus hidup
menjadi manusia baru di dalam Kristus. Manusia baru adalah mereka yang tidak
hanya mendengar tentang Kristus tetapi juga hidup dalam pengajaran firman Tuhan
dalam kebenaran dan kekudusan. Menjadi manusia baru artinya meninggalkan segala
hal yang jahat, dan menggantinya dengan tindakan yang baik. Seperti orang yang
terbiasa mencuri harus menggantinya dengan bekerja keras, orang yang menyimpan
segala kepahitan, kegeraman dan kemarahan harus menggantinya dengan sikap
ramah, kasih mesra dan saling mengampuni.
82
Penjelasan Bahan dan Cerita
Kita sering mendengar istilah berubah 180 derajat. Apa sebenarnya arti pernyataan
tersebut? Perubahan 180 derajat dapat diartikan sebagai bentuk perubahan total
dari yang pernah ada, atau berbeda dari situasi sebelumnya. Bacaan hari ini adalah
nasihat sekaligus motivasi yang ditulis oleh Paulus dari balik penjara. Paulus merasa
perlu mengingatkan jemaat di Efesus bahwa mereka adalah umat Allah. Untuk itu,
mereka harus hidup sebagai anak-anak terang. Menjadi Kristen tidak serta-merta
membuat jemaat Efesus terbebas dari segala tantangan dan kesulitan hidup, justru
iman kepada Kristus memampukan kita untuk menghadapi tantangan tersebut.
Sebagai jemaat yang hidup di pusat perdagangan dengan berbagai keberagaman,
jemaat Efesus tentu menghadapi banyak tantangan. Jemaat di Efesus yang beragam
rentan dengan perpecahan karena keberagaman karunia yang dimiliki. Oleh karena
itu, Paulus mengingatkan mereka melalui suratnya tentang kesatuan jemaat dengan
Kristus sebagai kepala.
Ketika Paulus tidak lagi bersama dengan jemaat, Paulus merasa perlu untuk
mengingatkan kembali bagaimana cara hidup seorang Kristen dengan harapan jemaat
Efesus mampu mempertahankan imannya sekalipun ada beragam tantangan yang
dihadapi. Hidup orang Kristen adalah hidup di dalam terang dan meninggalkan segala
bentuk kesia-siaan. Mereka yang tadinya hidup dengan mencuri serta melakukan
kecurangan harus berubah menjadi bekerja keras untuk memenuhi hidupnya. Sebagai
orang yang hidup baru di dalam Kristus jemaat di Efesus juga diingatkan untuk
mengalami perubahan dalam setiap perkataannya. Jika mereka mengalami perubahan
hidup, maka dalam hidup mereka tidak ada lagi perkataan kotor. Namun, yang ada
pada kehidupan mereka adalah perkataan yang membangun. Perubahan ini adalah
wujud pekerjaan Roh Kudus bagi setiap orang yang percaya.
Di zaman sekarang, Anak Sekolah Minggu tampil dengan beragam tantangan yang
ditawarkan dunia, salah satunya adalah teknologi. Teknologi memang memberi begitu
banyak manfaat positif bagi manusia. Akan tetapi, di sisi yang lain teknologi juga bisa
memberi pengaruh negatif bagi manusia, khususnya bagi anak-anak sekolah minggu.
Kemudahan akses yang ditawarkan lewat perkembangan teknologi membuat anak-
anak diperhadapkan pada tayangan-tayangan negatif, belum lagi jika sudah terjebak
di dalam kecanduan gawai membuat fokus terhadap aktivitas lain menjadi terganggu.
Melalui pembelajaran hari ini, ASM diingatkan kembali sebagai anak-anak Tuhan
untuk mengalami perubahan, menjadi manusia baru yang hidup di dalam kebenaran
Firman Tuhan dan tercermin dalam sikap hidup sehari-hari.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menyebutkan contoh perbuatan baik sebagai manusia baru di dalam
Kristus.
2. Anak mau berdoa sebagai wujud hidup baru di dalam Kristus (dari aktivitas).
83
Ayat Hafalan
2 Korintus 5: 17, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Alat Peraga
Sumber: https://bit.ly/
MenghubungkanTitik
Horong 2
Tujuan Khusus
Aktivitas
Setelah mendengarkan cerita, GSM mengajak anak sekolah minggu untuk bermain.
Di dalam sebuah keranjang diisi bola yang sudah ditempel kertas bertuliskan sikap.
Contoh: mengampuni, pemarah, murah hati, dll. Kemudian masing-masing ASM akan
mengambil 1 bola secara bergantian, dan melemparkannya ke kardus bekas/stoples
84
yang sudah disediakan. Masing-masing kardus/stoples bertuliskan manusia lama dan
manusia baru.
Alat dan Bahan
- Bola plastik
- Alat tulis
- Keranjang
- Kardus bekas/ Stoples
- Lem
- Gunting
Horong 3
Tujuan Khusus
Anak dapat mengklasifikasi karakteristik sikap manusia lama dan manusia baru.
- Lembar pola
- Alat tulis
- Gunting
- Lem
- Pembolong kertas
- Pita
Langkah-langkah
1. Tulis karakteristik sikap yang termasuk manusia lama dan manusia baru. Manusia
lama digambarkan dengan gambar berwarna putih dan manusia baru dengan
gambar berwarna hitam.
2. Tempel kedua gambar dengan menggunakan lem, setelah terlebih dahulu
digunting sesuai pola
3. Pada bagian atas berikan lubang dengan menggunakan perforator (pembolong
kertas)
4. Tautkan pita kemudian selipkan di dalam Alkitab untuk dapat menjadi pembatas
Alkitab
85
Daftar Nyanyian
1. BE ASM No.12
2. BE SAM No. 7
3. BE ASM No.89: 1, 3
4. BE ASM No.163:1,2
5. BE ASM No.151:1, 4
Sumber:
https://bit.ly/
Karakteristiksikap
86
Minggu XVII
Setelah
Trinitatis
1 Oktober 2023
Bacaan Alkitab:
Yosua 2: 1; 21-24
Rahab; Perempuan
Beriman dari Yerikho
Tujuan Umum
Latar Belakang
Setelah kematian Musa, Yosua melanjutkan tugasnya sebagai pemimpin bangsa Israel
untuk memasuki tanah perjanjian, Kanaan. Ia memimpin bangsa Israel menyeberangi
sungai Yordan hingga memasuki wilayah musuh, yaitu wilayah Kanaan (Yos. 1: 2). Sebagai
langkah awal untuk memasuki wilayah tersebut, Yosua mengirimkan pengintai untuk
mengamati situasi di sana. Maka, secara diam-diam dari Sitim, Yosua melepas dua orang
pengintai (Yos. 2: 1). Kedua pengintai ini tiba di rumah Rahab dan menginap di sana.
Rahab adalah salah seorang perempuan sundal yang tinggal di kota Yerikho (Yos. 2: 1).
Tetapi, ia justru antusias ketika para pengintai memilih untuk bermalam di rumahnya
sekalipun ia tahu bahwa mereka berasal dari Israel yang dikirimkan untuk memantau
situasi kota Yerikho saat itu. Ketika raja Yerikho mengetahui akan kehadiran para
pengintai tersebut, ia memerintahkan orang datang kepada Rahab, dan meminta
Rahab untuk menunjukkan di mana para pengintai tersebut bersembunyi. Namun,
Rahab tidak mau menunjukkan di mana keberadaan pengintai tersebut.
87
Penjelasan Bahan dan Cerita
Tidak banyak cerita di dalam Alkitab yang mengangkat tema kisah heroik seorang
perempuan. Salah satu kisah itu adalah kisah Rahab. Rahab memang tidak terlibat
perang, namun tindakan imannya menuntunnya pada sebuah keberanian yang luar
biasa. Rahab adalah seorang perempuan sundal yang berasal dari Yerikho, bangsa
yang menjadi musuh orang Israel. Sekalipun menjadi bagian musuh bangsa Israel,
Rahab mengetahui banyak tentang kisah perjalanan bangsa Israel. Kisah itu termasuk
bagaimana Allah Israel telah melakukan mukjizatnya ketika menyeberangi laut
Teberau saat keluar dari Mesir (Yos. 2: 10).
Keberanian Rahab tampak ketika ia menerima dua orang pengintai berkebangsaan Israel
menginap di rumahnya. Rahab pasti mengetahui bahwa dua orang tersebut adalah orang
asing. Namun, ia justru menyambut mereka dengan baik. Sikap Rahab ini mendatangkan
kemarahan bagi penguasa Yerikho saat itu. Raja kemudian menyuruh orang untuk datang
ke rumah Rahab dan mencari tahu keberadaan dua pengintai tersebut. Rahab sudah
terlebih dulu menyembunyikan kedua pengintai tersebut dengan meminta mereka naik ke
atas sotoh rumah. Lalu, Rahab menutupnya dengan timbunan batang rami.
Tidak berhenti sampai di situ, Rahab juga membuat sebuah kesepakatan dengan kedua
pengintai tersebut. Rahab bercerita bahwa kisah mukjizat Allah yang menyelamatkan
bangsa Israel dari Mesir telah terdengar hingga ke Yerikho. Peristiwa tersebut
membuat mereka gentar karena kehebatan Allah Israel nyata terlihat. Rahab pun
menyadari bahwa sedikit lagi negeri tersebut akan direbut oleh bangsa Israel karena
sesungguhnya Allah sudah memberikannya kepada mereka.
Rahab kemudian meminta kedua pengintai itu berjanji. Apabila kelak mereka merebut
negeri tersebut dan menghancurkan seluruh isinya, kiranya para pengintai itu mau
melindungi Rahab dan keluarganya. Rahab meminta agar kedua pengintai itu mau
berjanji dan memberikan sebuah tanda bahwa mereka dapat dipercaya dan menepati
janjinya. Kedua pengintai tersebut pun menyanggupi kesepakatan tersebut dan
berjanji akan tetap membiarkan Rahab dan keluarganya hidup.
Kedua pengintai itu juga meminta Rahab untuk menggantungkan tali kirmizi pada
jendela tempat di mana ia menurunkan para pengintai tersebut dari sotoh rumah.
Tali ini menjadi simbol dan tanda bahwa rumah tersebut serta semua isi di dalamnya
dilindungi ketika nanti bangsa Israel menyerang kota Yerikho. Kisah Rahab ini
mengajak kita untuk melihat bahwa Allah dapat memilih siapa saja menjadi rekan
sekerja-Nya untuk mewujudnyatakan misi Allah di tengah dunia. Bahkan, seorang
perempuan sundal yang terlihat rendah menurut pandangan dunia pun dipakai Allah.
Karena iman, maka Rahab dan seluruh keluarganya tidak ikut binasa bersama dengan
orang-orang durhaka karena ia telah menyambut para pengintai dengan baik (Ibr. 11:
31). Bahkan sejarah mencatat Rahab menjadi satu dari lima nama perempuan yang
menjadi nenek moyang Yesus (Mat. 1: 5). Ada beberapa hal yang ASM dapat teladani
melalui kisah Rahab dan kedua pengintai ini:
1. ASM diajak untuk berani mengambil keputusan bahkan saat diperhadapkan dengan
situasi-situasi sulit sebagai bukti beriman bahwa ada Allah yang akan senantiasa
menolong.
2. ASM belajar untuk menepati janji sebagaimana perjanjian antara Rahab dan para
pengintai yang melindungi Rahab dan keluarganya.
88
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Ibrani 11: 1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Alat Peraga
Masing-masing anak akan menerima gambar yang sudah disediakan untuk diwarnai.
Setelah selesai GSM mengajak ASM untuk menceritakan kembali kisah keberanian
dan iman Rahab menyelamatkan dua pengintai Israel.
89
Horong 2
Tujuan Khusus
Alat Peraga
- Mote/Manik-manik
- Tali gelang (tali satin/tali rami)
- Gunting
Sumber:
https://bit.ly/Moteiman
90
Horong 3
Tujuan Khusus
Alat Peraga
Langkah-langkah
1. ASM menyaksikan video: Kisah Rahab merobohkan benteng Yerikho (Durasi video
dapat disesuaikan)
2. GSM membagi ASM dalam beberapa kelompok dan memberikan beberapa
pertanyaan untuk didiskusikan dalam kelompok
- Mengapa Allah memilih Rahab, seorang perempuan sundal menjadi penolong
bagi pengintai Israel?
- Hal apa yang membuat Rahab begitu berani dalam tindakannya?
- Resiko apa saja yang kemungkinan dialami oleh Rahab melalui sikapnya?
3. Setelah diskusi di dalam kelompok kecil, ASM akan menyampaikan hasil diskusinya
dalam kelompok besar
4. GSM mendampingi diskusi hingga ASM dapat mengambil kesimpulan dan
menemukan makna keberanian dalam teladan Rahab.
Video:
https://youtu.be/lHZxyvK8b4g
Daftar Nyanyian
1. BE ASM No.327:1
2. BE ASM No.26
3. BE ASM No.89:1,3
4. BE ASM 160:1, 4, 6
5. BE ASM No.168
91
Minggu XVIII
Setelah
Trinitatis
8 Oktober 2023
Bacaan Alkitab:
Matius 9: 18-26
Yesus Sanggup!
Tujuan Umum
Anak mengimani bahwa Allah sanggup melakukan segala perkara dalam hidup orang
percaya.
Latar Belakang
Suatu kali Yesus dihampiri oleh seorang kepala rumah ibadah bernama Yairus (Mrk.
5: 22). Kehadirannya di hadapan Yesus karena anak perempuannya meninggal dan
ia menaruh harapannya kepada Yesus agar Yesus membangkitnkan anak perempuan
tersebut. Yairus adalah seorang pemimpin. Tidak banyak pemimpin yang menaruh
kepercayaannya kepada Yesus kala itu. Namun, kematian anak perempuan telah
membawa Yairus dengan iman dan kerendahan hati datang meminta pertolongan
kepada Yesus bahkan juga menyembah-Nya (Mat. 9: 24).
Dalam perjalanan ke rumah Yairus, Yesus bertemu seorang perempuan yang sudah
12 tahun sakit pendarahan. Ia sudah melakukan berbagai pengobatan namun tidak
juga sembuh (Mrk. 5: 26). Tidak mudah bagi perempuan ini untuk bertemu dengan
Yesus karena menurut aturan hukum Yahudi dianggap najis. Perempuan tersebut
hanya berhasil menyentuh jumbai jubah Yesus. Dengan imannya ia percaya bahwa
akan ada kuasa yang menyembuhkan.
Baik Yairus maupun perempuan dengan sakit pendarahan, keduanya beriman bahwa
Yesus sanggup menjawab kebutuhan mereka. Yesus sanggup membangkitkan anak
Yairus dan juga sanggup mengakhiri penderitaan perempuan yang telah 12 tahun
sakit pendarahan. Yesus sanggup melakukan hal terbaik. Seketika perempuan itu
sembuh, demikian halnya dengan anak perempuan Yairus, Yesus membangkitkannya
setibanya Yesus di rumah Yairus.
92
Penjelasan Bahan dan Cerita
Pernahkah kalian mengalami sakit? Bagaimana rasanya? Tentu kita merasakan sedih
dan perasaan tidak nyaman. Dalam perikop bacaan kita kali ini, dikisahkan dua cerita
yang menyaksikan mukjizat Yesus. Cerita pertama adalah tentang seorang kepala
rumah ibadat bernama Yairus yang anak perempuannya meninggal karena sakit.
Bagi seorang orangtua, pengalaman kehilangan anak yang dikasihi pasti sangat
menyakitkan. Sebagai seorang bapak tentu saja Yairus mengupayakan yang terbaik
agar anaknya sembuh, apa pun akan dilakukannya.
Berita tentang Yesus yang sanggup melakukan berbagai mukjizat telah banyak
didengar orang, demikian juga dengan Yairus. Ia datang bertemu dengan Yesus,
menyembah Yesus, sambil berkata “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi
datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup” (Mat. 9: 18).
Yairus sadar betul bahwa kondisi anaknya sudah meninggal. Akan tetapi, imannya
mengatakan bahwa Yesus sanggup melakukan sesuatu. Yesus sanggup berkuasa
hingga anak perempuannya hidup kembali.
Betapa bahagianya Yairus karena Yesus mau mengikutinya bertemu dengan anak
perempuannya di rumahnya. Ternyata di tengah perjalanan mereka ada seorang
perempuan yang juga sangat membutuhkan belas kasihan dan pertolongan Yesus.
Ia adalah seorang perempuan yang sudah selama 12 tahun sakit pendarahan.
Berbagai upaya sudah dilakukan. Ia sudah pergi ke berbagai tabib bahkan hingga
menghabiskan seluruh hartanya (Mrk. 5: 26). Namun, usaha yang dilakukan tidak
juga mendatangkan kesembuhan. Menurut tradisi Yahudi, penyakit pendarahan
sebagaimana yang dialami oleh perempuan ini adalah sebuah kenajisan (Im. 15: 25).
Karena itu, tak heran perempuan tersebut berupaya untuk menyentuh jubah Yesus
secara diam-diam. Ia tahu bahwa orang-orang memandangnya sebagai pribadi yang
berdosa dan najis. Yang dialaminya selama 12 tahun bukan hanya sebatas penyakit
secara fisik, tetapi perasaan dikucilkan secara sosial.
Kisah ini mengajak kita kembali menumbuhkan iman dan pengharapan kita di dalam
Yesus. Ketika sedang sakit, ingatlah bahwa Allah sanggup memberikan kesembuhan.
Ketika kita sedang mengalami kesulitan dalam belajar, Yesus juga sanggup untuk
menolong, ketika kita merasa takut, Yesus tetap setia menyertai, karena Dia sanggup
melakukan segala sesuatu.
93
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Anak mampu menyebutkan bukti kuasa Allah yang pernah dialami dalam hidup
sehari-hari (Contoh: Disembuhkan dari penyakit).
Ayat Hafalan
Matius 19: 26, “Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak
mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”
Alat Peraga
Sumber:
https://bit.ly/
MewarnaiAnakYairus
94
Horong 2
Tujuan Khusus
1. Anak menuliskan doa memohon kesembuhan bagi diri sendiri dan orang lain
sebagai wujud mengimani kuasa Allah.
2. Anak menunjukkan sikap berdoa bagi orang sakit selama satu minggu.
Aktivitas
Video
https://youtu.be/DP_GBAhdJOo
Sumber: https://bit.ly/Tanganterbuka
95
Horong 3
Tujuan Khusus
- Kertas
- Alat tulis
Langkah-langkah:
1. Masing-masing ASM menuliskan topik doa yang ingin didoakan dalam satu
minggu kedepan
2. Seluruh topik doa dikumpulkan
3. Masing-masing ASM mengambil satu topik doa (milik orang lain)
4. ASM berkomitmen untuk berdoa bagi temannya selama satu minggu sebagai
wujud meneladani cinta kasih Yesus.
Daftar Nyanyian
1. BE SM No. 44:1, 4
2. BE SM No. 46
3. BE SM No. 76
4. BE SM No. 251:1-3
5. BE SM No. 162:1-2
96
Minggu XIX
Setelah
Trinitatis
15 Oktober 2023
Bacaan Alkitab:
Amsal 23: 22-24
Tujuan Umum
ASM mampu mempraktikkan ketaatannya kepada orang tua melalui perilaku sehari-hari.
Latar Belakang
Kitab Amsal merupakan kitab hikmat yang berisi pernyataan bijak tentang bagaimana
menjalani kehidupan yang saleh. Kebijaksanaan dalam kitab Amsal mencakup hampir
seluruh aspek kehidupan manusia dan juga perilaku hidup benar setiap orang dalam
relasinya dengan Tuhan. Secara garis besar, Amsal 23: 1-35 banyak berisi perkataan
singkat tentang cara hidup (seperti kehidupan keluarga, makna hidup, mengendalikan
amarah, bahaya kesombongan, dan nilai hikmat dalam kehidupan sehari-hari). Pada
Amsal 23: 22-24 menyoroti nasihat tentang menghormati orang tua. Perikop ini menjadi
pengingat agar kita senantiasa berterima kasih kepada Tuhan atas orang tua yang
menjaga dan memelihara kita dengan baik. Menghormati orang tua adalah tindakan
yang sangat penting bagi Tuhan dan itu terlihat dalam titah kelima dari sepuluh Titah
Tuhan yang berbunyi, “Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah
yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Kel. 20: 12). Tuhan adalah Bapa Surgawi
kita karena Dia menciptakan kita semua dan memelihara kita. Dia juga memberi kita
aturan-Nya, seperti orang tua kita memberi kita aturan untuk menjaga kita tetap aman.
Salah satu alasan Tuhan memberi orang tua kepada kita adalah untuk membantu kita
mendengarkan Dia. Jika kita dapat belajar mendengarkan orang tua kita di bumi ini,
maka kita juga belajar untuk mendengarkan Bapa Surgawi kita.
97
bagian ini (Amsal 23: 22-24) penulis Amsal menunjukkan nasihat kepada anak-anak
yang harus menghormati atau menunjukkan rasa hormat kepada orang tua (taat).
Karena itu pada ayat 22, “Dengarkanlah ayahmu, . . . dan jangan menghina ibumu
. . .” menggambarkan tentang luar biasanya cinta orang tua kepada anaknya, dan
memerintahkan anak untuk tidak memandang rendah orang tua. Tidak hanya itu
saja, tetapi juga anak diarahkan untuk memberikan perhatian kepada orang tua
dengan mendengarkan nasihatnya. Bila anak-anak hidup dalam didikan orang tua.
Tak ada kebahagiaan lain selain melihat anak-anaknya hidup benar dan bijak (ay.
24). Nasihat di perikop ini mengajak setiap pembacanya melihat apa saja tindakan
yang menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, dan apakah setiap orang masih
dan mau mendoakan orang tuanya atau tidak. Semua pertanyaan retoris ini diajukan
untuk menolong para pembaca Amsal untuk memeriksa diri bagaimana seharusnya ia
sebagai anak memperlakukan orang tua dengan baik.
Tuhan memberi kita orang tua, karena Dia tahu bahwa kita membutuhkan mereka. Tuhan
menciptakan orang tua kita untuk melakukan semua hal baik bagi kita dan Dia tahu bahwa
kita akan mempelajari hal yang benar jika kita mendengarkan dan mematuhi orang tua kita.
Orang tua kita melakukan begitu banyak hal baik untuk kita dengan memberi kita kehidupan,
merawat kita, mengajari kita, membelikan keperluan yang kita butuhkan, mencintai kita,
dan menghabiskan waktu bersama kita. Lalu, kita tahu bahwa Tuhan memberikan orang
tua kita kepada kita; haruslah kita menghormati dan menghargai mereka. Maka dari itu,
kita harus mentaati ajaran yang diberikan orang tua. Orang tua memiliki tanggung jawab
yang besar, dan cara terbaik untuk menghormati mereka adalah dengan mematuhinya.
Ketaatan lebih dari melakukan apa yang diperintahkan. Ada beberapa hal yang dapat
kita lakukan untuk menunjukkan rasa hormat kepada mereka (ay. 23). Pertama,
Tuhan ingin kita menunjukkan kepada orang tua kita cinta dan rasa hormat yang
pantas mereka terima. Kedua, Tuhan ingin kita membantu orang tua kita. Ketiga,
meluangkan waktu untuk orang tua. Dengan kata lain, menghormati orang tua kita
seolah-olah kita menghormati Tuhan dengan cinta dan ketulusan. Adapun beberapa
hal yang mungkin menjadi sumber anak menghiraukan perintah orang tua (malas,
sibuk menonton TV, sedang bermain video games, dan gadget). Hal ini memicu
buruknya kualitas anak ber-relasi dengan orang tuanya-mengabaikan orang tua.
Melalui bacaan ini, kita menjadi paham bahwa menjadi taat adalah hal yang penting
yang dapat kita lakukan dalam menghormati orang tua. Maka patuhi orang tua saat
mereka menyuruh kita melakukan sesuatu, jangan membantah, tawarkan untuk
membantu mereka, bertutur santun dan berterima kasih atas hal-hal yang mereka
lakukan untuk kita. Jadi ingatlah bahwa kita harus menghormati orang tua atas hal-
hal baik yang mereka lakukan selagi mereka masih hidup.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
ASM dapat menyebutkan bentuk kasih sayang orang tua dalam kehidupannya sehari-
hari.
98
Ayat Hafalan
Efesus 6: 1b, “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian.”
Metode Pembelajaran
Aktivitas
1. ASM mengajak ASM menyusun potongan puzzle berikut dengan ketelitian.
Horong 2
Tujuan Khusus
ASM mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan menawarkan bantuan kepada
orang tua ketika kita bisa.
99
Ayat Hafalan:
Efesus 6: 1, “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian.”
Metode Pembelajaran
• Memberikan pelukan kepada Ayah (atau ibu) Anda saat dia pulang kerja.
(YA)
• Meminta orang tuamu untuk bermain denganmu. (YA)
• Kesal jika ayahmu mengatakan dia tidak punya waktu sekarang. (TIDAK)
• Meminta orang tua mu untuk berdoa bersamamu sebelum tidur. (YA)
• Cemberut saat Ayahmu memintamu melakukan tugasmu. (TIDAK)
• Melawan orang tua, saat dinasihati karena melakukan kesalahan.
(TIDAK)
4. Diskusikan bersama ASM dan hubungkan dengan Kata Alkitab. Motivasi ASM
untuk lebih menghormati orang tua.
Aktivitas
100
Horong 3
Tujuan Khusus
ASM dapat membuat komitmen untuk lebih taat kepada orang tua dengan melakukan
perbuatan-perbuatan baik.
Ayat Hafalan
Efesus 6: 1, “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian.”
Metode Pembelajaran
https://www.
churchhousecollection.
com/honor-thy-father-
and-mother-sunday-
school-lesson.php
101
Contoh kartu komitmen menaati, menghormati, dan mengasihi orang tua.
Daftar Nyanyian
102
Minggu XX
Setelah
Trinitatis
22 Oktober 2023
Bacaan Alkitab:
Galatia 6: 1
Tujuan Umum
ASM bersedia untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik setiap hari seperti mau
memperhatikan teman-temannya, mengingatkan temannya, dan menjadi teladan bagi
semua orang.
Latar Belakang
Perikop ini adalah bagian dari nasihat terakhir surat Paulus kepada jemaat di Galatia.
Pada pasal sebelumnya, Paulus menyampaikan sederet pergumulan yang terjadi.
Paulus mengajak semua jemaat di Galatia untuk terus memandang Kristus dan
meninggalkan kehidupan yang berhubungan dengan nafsu duniawi. Untuk itu, Paulus
terus-menerus menggaungkan agar para jemaat menjaga perilaku mereka dalam
kehidupan setiap hari. Di sana banyak ajaran sesat yang menyebabkan iman percaya
mereka terombang-ambing. Demikian juga ajaran guru-guru palsu yang membuat
perpecahan dalam jemaat (5: 15). Tidak itu saja, kerasulan Paulus diragukan oleh
karena guru-guru palsu itu. Untuk itu, dalam pengajarannya rasul Paulus mengajak
semua jemaat agar kembali ke ajaran Injil keselamatan. Juga, rasul Paulus
mengingatkan mereka agar senantiasa berhati-hati dalam tindakan dan kehidupan
mereka agar mereka tidak jatuh ke dalam pencobaan yang sama. Karena itu, menjaga
diri adalah kuncinya agar tidak mudah jatuh ke dalam pencobaan (6: 1).
Pada pasal sebelumnya, rasul Paulus mengajarkan jemaat di Galatia untuk hidup
berdasarkan buah-buah Roh (Gal. 5: 22-25). Pada pasal ini, rasul Paulus mengajak
semua orang Kristen yang sudah dimerdekakan dalam Kristus hidup dalam
komunitasnya. Pada pelajaran kita kali ini, kita diajak untuk melihat bagaimana
seharusnya orang Kristen yang sudah dimerdekakan dalam Kristus bersikap ketika
ada saudaranya yang ketahuan melakukan pelanggaran. Paulus mengatakan bahwa
103
pelanggaran yang dilakukan oleh jemaat di Galatia bukanlah pelanggaran yang
disengaja atau direncanakan. Namun, pelanggaran ini dilakukan secara sadar.
Artinya, jemaat itu tahu kalau yang mereka lakukan adalah salah tapi mereka tetap
melakukannya. Kesalahan atau pelanggaran yang mereka lakukan itu juga terjadi
karena kelemahan daging mereka. Mereka tidak tahan dengan godaan dan hawa
nafsu yang begitu merajai hati dan pikiran mereka.
Rasul Paulus mengatakan kepada para jemaat apabila mereka melihat teman-teman
mereka melakukan pelanggaran, maka ia harus memimpin orang tersebut ke jalan
yang benar. Pesan Paulus ini memperlihatkan bahwa orang-orang yang melakukan
pelanggaran atau kesalahan itu tidak boleh diabaikan. Justru mereka itu adalah
orang-orang yang perlu diperhatikan dengan benar. Mereka harus dipulihkan ke
ke kondisi atau keadaan semula. Kata kerja yang dipakai di sini adalah memimpin
yang dalam bahasa Yunani kata ini digunakan dalam istilah medis. Istilah ini merujuk
kepada seorang dokter yang sedang memperbaiki sendi yang terkilir atau yang sedang
mengoperasi tulang patah sehingga kesembuhan itu dapat terjadi. Artinya, di sini
adala proses untuk mengembalikan sesuatu yang bergeser ke kondisi atau keadaan
yang semula. Lebih jelas proses pemulihan ini terlihat di Markus 1: 19 ketika para
rasul sedang memperbaiki jala mereka. Inilah yang harus diperhatikan dengan serius
oleh jemaat-jemaat yang tidak melakukan pelanggaran itu atau yang tidak jatuh ke
dalam pencobaan oleh karena ajaran-ajaran sesat itu. Mereka tidak boleh abai dan
berpura-pura tidak tahu kalau ada teman mereka yang tersesat dan meninggalkan
iman percaya kepada Kristus. Rasul Paulus mengatakan kepada mereka pada saat
mereka memimpin orang yang salah itu haruslah dengan roh kelemahlembutan
sambil menjaga diri agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Rasul Paulus mengatakan
demikian karena setiap orang memiliki kelemahan dan ada peluang untuk jatuh
ke dalam pencemaran dirinya sendiri. Demikian juga, bagi mereka yang dipercaya
jemaat untuk melakukan pemulihan kepada mereka yang tersesat agar tidak jatuh ke
dalam kesombongan diri dan godaan untuk melakukan hal yang sama dengan mereka.
Tujuannya di sini bahwa pemulihan itu bukan menjurus pada penghukuman tetapi
di sini memulihkan dan menyembuhkan. Itulah sebabnya mereka diingatkan agar
jangan bereaksi terlalu berat terhadap mereka yang melakukan pelanggaran. Hal ini
diingatkan agar mereka juga tidak memperparah keadaan si pelaku pelanggaran dan
menakut-nakutinya, mengutuknya, dan memarahinya, akan tetapi haruslah menegur
dengan lemah lembut. Semoga mereka yang diingatkan dan ditegur dalam lemah
lembut ini kembali ke halan yang benar.
Pelajaran Alkitab hari ini bisa direlevansikan kepada GSM bagaimana menjadi contoh
bagi ASM dalam hal menegur ASM yang ketahuan melakukan kesalahan. Apakah GSM
dengan serta-merta membentak ASM di depan teman-temannya ketika melakukan
kesalahannya? Ini menjadi pelajaran bagi GSM juga bagaimana menerapkan kelemah-
lembutan dan menjadi sahabat bagi ASM. Demikian juga dengan ASM, bagaimana ASM
bisa menjadi teman yang penuh lemah-lembut menegur temannya yang melakukan
kesalahan. Atau apakah ASM malah menjauhi temannya dan mengejeknya karena
melakukan kesalahan. Apakah ASM juga peduli dengan temannya atau ia menjadi
teman yang masa bodoh ketika melihat temannya melakukan kesalahan? Dan apakah
ASM menjadi ikut-ikutan melakukan kesalahan? Semua itu adalah bentuk bagaimana
berbuat baik kepada semua orang. Pada saat kita menegur orang dengan lemah-
lembut, kita sudah menjadi orang yang menegakkan kebaikan.
104
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Aktivitas
Sumber gambar:
https://bit.ly/IkutYesusBerbuatBaik
105
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Galatia 6: 10, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita
berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
Metode Pembelajaran
Aktivitas
Balon Kebaikan
Tuliskan hal-hal baik yang dapat dilakukan ASM (jumlah ganjl) di atas
secarik kertas. Kemudian tulis kesalahan (jumlah genap) pada secarik
kertas. Masukkan setiap kertas ke dalam satu balon. Pilih dua ASM
yang harus meletuskan balon dan mengambil salah satu kertas di
dalamnya. Di akhir permainan, ASM yang memiliki hal-hal paling baik
adalah pemenangnya.
Alat dan Bahan
Kertas, pulpen, dan balon
Horong 3
Tujuan Khusus
106
Ayat Hafalan
Galatia 6: 10, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita
berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
Aktivitas
Daftar Nyanyian
1. BE 31
2. BE 160
3. BE 292
4. BE 141
5. BE 76
6. BE 253
7. BE 82
107
Minggu XXI
Setelah
Trinitatis
29 Oktober 2023
Bacaan Alkitab:
Rut 2: 1-8
Tujuan Umum
Anak Sekolah Minggu mampu mengetahui pentingnya ketaatan kepada Tuhan dan
kepada sesama.
Latar Belakang
Ketaatan dan kesetiaan adalah tanda hidup orang yang percaya. Kedua sifat ini
benar-benar dimiliki oleh Rut yang setia dan taat mengikut mertuanya. Tidak sekadar
kata-kata belaka, kesetiaannya itu ia perlihatkan di sepanjang hidupnya. Misalnya
saja, ia setia mengikuti Tuhan yang disembah oleh Naomi, mertuanya itu. Orang yang
mengaku dirinya percaya kepada Allah harus menunjukkan sifat yang setia kepada
Tuhan melalui perbuatannya setiap hari.
Rut adalah menantu Naomi yang sudah hidup janda karena suaminya meninggal. Rut
adalah perempuan Moab dan seorang penyembah berhala karena ia bukan orang
Israel. Ia menikahi anak laki-laki Naomi. Akan tetapi, suaminya meninggal begitu juga
dengan mertua laki-lakinya. Mereka meninggal di Moab. Akhirnya, Naomi memilih
untuk kembali ke Betlehem setelah anak dan suaminya meninggal di Moab. Rut yang
adalah menantu setia, ikut serta ke kampung halaman mertuanya. Hubungan Rut dan
Naomi sangat baik dan terlihat kesetiaan dalam hubungan mertua dan menantu ini. Rut
memilih untuk meninggalkan negerinya dan sanak saudaranya untuk pergi ke negeri
asing baginya, Betlehem. Ia harus meninggalkan orang-orang yang bisa menolongnya
dalam berbagai keadaan di Moab. Akan tetapi, ia memilih mengikuti mertuanya yang
sama-sama tidak memiliki suami lagi. Tentu saja segala konsekwensi sudah dipikirkan
oleh Rut pada saat ia memutuskan untuk mengikuti mertuanya pulang ke negerinya,
Betlehem. Mereka akan kembali ke negeri Naomi sebagai orang miskin yang tidak
108
memiliki apa-apa. Apalagi di sana pasti ada saja keadaan atau situasi yang sulit. Rut
masih muda saat itu dan pastinya ia akan menjadi penopang kehidupan mereka di
tanah atau kampung halamannya Naomi itu. Ia harus mengabdi kepada mertuanya
dan juga harus bekerja agar mereka bisa bertahan hidup.
Pada saat mereka tiba di negeri yang bagi Rut asing itu, ia harus bekerja agar mereka
bisa makan. Kemanakah Rut pergi bekerja? Rupanya Naomi memiliki sanak saudara
di Betlehem. Ia seorang kaya dari kaum Elimelekh. Orang kaya itu bernama Boas.
Dia memiliki banyak pengerja-pengerja yang biasa mengerjakan ladangnya. Boas itu
memiliki ladang jelai yang sangat luas. Di ladang Boas inilah Rut akan memunguti
bulir-bulir jelai dari antara berkas-berkas di belakang para penyabit. Rut berkata
kepada Naomi agar Naomi memberi izin kepadanya untuk memungut bulir-bulir jelai
di ladang Boas. Rut menjelaskan kepada Naomi bahwa ia akan berjalan di belakang
para penyabit yang murah hati untuk memungut bulir jelai yang berjatuhan. Naomi
pun mengizinkan Rut untuk bekerja memungut bulir jelai. Sesampainya di ladang, Rut
pun meminta izin kepada para penyabit agar ia diperbolehkan bekerja di belakang
mereka untuk memungut bulir jelai. Di sinilah terlihat penyertaan Tuhan kepada Rut.
Para penyabit itu murah hati dan menyilakan Rut memungut bulir jelai yang terjatuh
dari sabitan mereka. Tuhan senantiasa bekerja untuk menolong Rut dan Naomi.
Lalu, Boas melihat bahwa ada seorang yang baru yang bekerja di ladangnya. Boas
bertanya kepada para penyabitnya, siapakah dan dari manakah perempuan yang
memunguti bulir jelai itu. Para penyabitnya memberitahukan bahwa ia adalah Rut,
perempuan Moab. Ia yang pulang bersama-sama dengan Naomi dari Moab (ay. 6).
Penyabit itu juga menjelaskan kepada Boas bahwa ia meminta izin agar diperbolehkan
memungut bulir jelai. Dan sampai sekarang ia masih giat dan tekun memungut bulir-
bulir jelai yang berjatuhan (ay. 7). Rut sangat rajin memungut bulir-bulir jelainya agar
ia mendapat banyak bulir jelai dan mereka tidak kesusahan untuk bekal selanjutnya.
Boas kagum dengan kerajinan Rut. Lalu, Boas memanggil Rut. Boas mengatakan
kepada Rut agar ia tidak usah lagi pergi memungut bulir jelai ke ladang lain. Boas
memperbolehkan Rut untuk bekerja di ladangnya saja untuk memungut bulir jelainya.
Boas memperbolehkan Rut untuk selalu berjalan di belakang pengerjanya yang
perempuan. Boas memberikan kasihnya itu karena ia melihat kerajinan dan kasih
sayang Rut kepada Naomi, mertuanya itu. Boas kagum kepada Rut karena ia juga
setia kepada Allah mertuanya dan ikut menyembahnya.
Tuhan berkenan kepada Rut yang setia. Rut tetap setia kepada Naomi walau ia
menghadapi berbagai masalah dan tantangan dalam hidupnya. Kesetiaannya telah
teruji. Bahkan sampai di tanah mertuanya pun, ia menunjukkan kesetiaannya itu
dengan bekerja di ladang agar Naomi tidak kelaparan. Seorang yang tadinya asing,
menyembah berhala, tidak mengenal Allah Israel menjadi percaya, mengakui, dan
menyembah Allah Israel. Bahkan, ia setia dan sayang kepada Naomi. Kesetiaan
Rut ini memperlihatkan rasa hormat dan sopannya. Ia mengormati mertuanya, itu
sebabnya ia meminta izin terlebih dahulu kepada Naomi untuk bekerja di ladang. Rasa
sopan Rut juga terlihat ketika ia meminta izin kepada para penyabit untuk memungut
bulir jelai yang berjatuhan. Semuanya itu hasil dari kesetiaan yang ada pada dirinya.
Melalui kisah Rut yang bekerja memungut bulir jelai ini ASM dapat memahami
bagaimana kesetiaan kepada Allah itu membuahkan hasil yang baik bagi diri sendiri
dan orang lain. Kesetiaan adalah sikap yang harus dimiliki oleh ASM. Sikap setia itu
dapat dilihat pada diri seseorang khususnya saat ia hendak meraih sesuatu. Ia akan
109
gigih dan tekun untuk mendapatkannya. Lihatlah Rut yang setia itu. Ia ingin agar
ia dan Naomi tetap hidup, berarti ia harus bekerja. Ia giat bekerja mengumpulkan
bulir jelai. Akhirnya, kerja kerasnya itu membuatnya menerima berkat yang besar.
Ia tidak usah lagi bersusah payah bekerja di ladang orang lain untuk mendapatkan
bulir jelai. Ia cukup bekerja di ladang Boas saja. Indah sekali buah dari kesetiaan itu.
Hidup mereka menjadi lebih mudah dan tentunya, kemiskinan tidak akan menghantui
mereka karena kerajinan itu.
Untuk ASM, banyak sekali buah dari kesetiaan yang bisa dicapai dalam kehidupan
setiap hari. Misalnya ASM yang setia mengerjakan PR pasti akan memeroleh nilai yang
bagus. ASM yang setia membaca buku pasti pengetahuannya akan banyak tentang
dunia dan ilmu pengetahuan lainnya. ASM yang setia mendengarkan dan membaca
firman Tuhan maka imannya akan terus bertumbuh dan rasa percaya kepada Tuhan
semakin teguh. Indah sekali ya kesetiaan itu. Ayo, kita sama-sama mau setia!
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
1. ASM dapat menyebutkan semua tokoh dari nas yang dipelajari hari ini.
2. ASM mau setia mengerjakan PRnya.
Ayat Hafalan
Rut 2: 2a, “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah
aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah
hati kepadaku.”
Metode Pengajaran
Demonstrasi nama-nama tokoh Alkitab hari ini.
Alat Peraga
Panggung Boneka. Menyediakan boneka sesuai dengan banyaknya tokoh-tokoh (Boas,
Rut, Naomi, dan para penyabit) untuk ditampilkan kepada ASM, dan dipraktikkan oleh
GSM dengan mengubah suara mereka sesuai dengan ketiga tokoh yang ada dalam
Kitab Rut 2: 1-8. Cerita dengan boneka ini sangat menolong ASM untuk memahami
cerita Alkitab hari ini. Lalu, GSM dapat merelevansikannya dalam kehidupan sehari-
hari dengan cerita di bawah ini. Atau, bisa juga hanya cerita Alkitab hari ini dengan
penekanan anak mau setia mengerjakan PRnya.
Cara Bercerita
1. GSM dapat menceritakan kisah yang naratif kepada ASM tentang seorang anak
yang tidak mendengar perkataan orang tuanya. Anak ini selalu membantah
perkataan orang tuanya. Ia selalu saja bermain handphone saat dimintain tolong.
110
GSM dapat bertanya kepada ASM: “Siapa di sini yang suka tidak mendengar
perkataan orang tuanya?....” (dengan nada yang lantang?).
2. GSM juga kembali menceritakan konteks dalam nas ini, bagaimana kisah Rut,
Boas, dan Naomi. Khususnya Rut yang dengan setia melakukan pekerjaannya
memungut jelai dan akhirnya kebutuhan bahan makanan mereka tercukupi).
3. Setelah GSM menceritakan hal yang tidak baik dari seseorang yang menjadi
bahan cerita sebelumnya, GSM memberikan ajaran yang baik kepada ASM agar
tetap setia kepada orang tua dengan cara mendengarkan perkataan orang tua.
4. GSM menceritakan pemeliharaan Allah terhadap hidup orang yang setia dan apa
yang akan diterima oleh orang yang setia di akhir cerita. Dan ajaklah ASM untuk
menyebutkan tokoh-tokoh cerita hari ini.
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Yohanes 14: 23, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menurui firman-Ku dan Bapa-
Ku akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama
dengan dia.”
Metode Pengajaran
Diskusi
Alat & Peraga
1. Pensil
2. Kertas Folio
Cara Menggunakannya:
1. Membentuk beberapa kelompok sesuai dengan jumlah anak yang hadir.
2. Memberikan 1 kertas ketiap kelompok.
3. GSM meminta ASM untuk menuliskan bentuk-bentuk ketidaksetiaan dan kesetiaan
yang dilakukan ASM setiap hari. Ajaklah ASM untuk berdiskusi sebelum menuliskannya.
4. Setiap kelompok membacakan apa yang dituliskan mereka, dan GSM mengapresiasi
setiap yang disampaikan oleh ASM.
Horong 3
Tujuan Khusus
111
Ayat Hafalan
Yohanes 14: 23, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menurui firman-Ku dan Bapa-
Ku akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama
dengan dia.”
Metode Pengajaran
Tanya Jawab
Alat dan Peraga
1. Kertas HVS
2. Pensil
3. Spidol
Cara Penerapan
1. GSM menceritakan kembali kisah dari Rut, Boas, Naomi kepada ASM.
2. GSM melakukan tanya jawab tentang sifat tokoh dalam kitab Rut yang dapat
mereka teladani.
3. Cara penerapan aktivitas ini yaitu memberikan sifat dari ketiga tokoh itu.
4. Setiap anak mengisi kolom sifat yang di ketahui mereka melalui pemaparan cerita
oleh GSM.
5. Mengisi kolom baik dan buruk sesuai kolom yang sudah tertera.
Baik: Apakah mereka sudah melakukan setiap sifat tokoh tersebut dan yang
mengarah kepada hal yang baik?
Buruk: Perbuatan yang tidak baik dan tidak sesuai dengan sifat baik dari tokoh
tersebut
Daftar Nyanyian
112
Minggu XXII
Setelah
Trinitatis
5 November
2023 Bacaan Alkitab:
Markus 6: 6b-13
Melakukan Perintah?!
Siapa Takut!
Tujuan Umum
Anak mengetahui bahwa dua belas murid Yesus melakukan perintah Yesus untuk
memberitakan Kabar Baik ke segala penjuru.
Latar Belakang
Peta Galilea yang menjadi latar cerita Yesus mengutus murid berdua-dua.
Sumber: https://bit.ly/PetaGalilea
113
Penjelasan Bahan dan Cerita
Penolakan yang dirasakan oleh Yesus di kampung halaman-Nya itu bukan menjadi
penghalang bagi-Nya untuk terus bermisi. Yesus berjalan mengelilingi desa dan kota
untuk memberitakan Kabar Baik. Penolakan itu mendorong Yesus untuk mengutus
dua belas murid. Yesus mengutus mereka berdua-dua. Megapa harus berdua-dua
supaya mereka saling menguatkan, meneguhkan, termotivasi dalam pemberitaan
Firman, dan demi keamanan dalam perjalanan mereka. Pengutusan ini menjadi
pengutusan yang pertama bagi para murid untuk memberitakan kabar Baik tanpa
Yesus bersama mereka. Namun, tidak usah diragukan, Yesus sudah terlebih dahulu
memperlengkapi para murid melalui kebersamaan mereka dalam memberitakan Injil.
Selain itu, Yesus memberi otoritas atau kuasa atas mereka. Kuasa itu adalah kuasa
melawan kuasa setan atau roh-roh jahat, penyakit, bahkan maut. Para murid hanya
diperbolehkan membawa tongkat, alas kaki, dan sepasang baju pada saat mereka
pergi untuk berkhotbah, menyembuhkan, dan memberitakan Kabar Baik keselamatan
itu. Mereka tidak diperbolehkan untuk membawa bekal, roti, dan uang dalam ikat
pinggang mereka. Larangan ini diberikan kepada para murid agar perjalanan mereka
tidak terhalang dengan hal-hal perut saja.
Selain itu, Yesus juga berpesan kepada para murid apabila ada orang yang tidak mau
mendengar dan menerima mereka, maka mereka tidak usah berlama-lama di sana.
Mereka haruslah meninggalkan desa atau kota itu segera dengan mengebaskan
debu dari alas kaki mereka. Perkataan Yesus ini mengingatkan para murid agar pada
saat memasuki kota atau desa, mereka bertanya dan mencari tahu siapakah orang
yang layak ditumpangi di sana. Pada dunia kuno, keramahtamahan yang diberikan
kepada pelancong atau pengunjung adalah nilai budaya yang penting. Perlu diketahui
bahwa kota atau desa kecil belum memadai akomodasi penginapannya. Karena itu,
banyak pelancong atau pengunjung yang mengetuk pintu penduduk dan menginap di
rumahnya. Jadi, penduduk kala itu sudah biasa menerima para musafir (pelancong
atau pengunjung) untuk menginap dan memberi mereka makan jika si tuan rumah
berkenan menerima mereka. Menjadi ramah kepada orang asing sudah diajarkan sejak
zaman Musa (Im. 19: 33). Apabila penduduk di kota atau desa yang mereka kunjungi
itu menolak maka ambillah kembali berkat damai sejahtera yang sudah diberikan itu.
Yesus menyuruh mereka untuk mengebaskan debu dari alas kaki mereka. Artinya,
Yesus tidak menyuruh para murid untuk membalaskan kejahatan atas mereka seperti
hukum yang berlaku pada saat itu, mata ganti mata. Namun, biarlah Allah saja yang
114
bertindak atas mereka. Juga, jika ada orang di kota atau desa yang mereka kunjungi itu
tidak ramah atau menolak pesan pengaharapan yang sudah diberitakan itu, janganlah
menjadi tersinggung. Juga, janganlah menyimpan dendam. Namun, tinggalkanlah
kota atau desa itu lalu lanjutkanlah perjalanan ke kota atau desa berikutnya. Allah
sajalah yang akan bertindak atas mereka.
Perintah selanjutnya adalah agar para murid memberitakan berita pertobatan bagi
semua yang mereka jumpai. Tidak itu saja, para murid juga mengusir setan atas
otoritas atau kuasa yang diberikan Yesus kepada mereka. Mereka juga menyembuhkan
banyak orang sakit. Mereka mengoleskan minyak pada tubuh yang sakit pada orang
tersebut. Di sini, media yang digunakan adalah minyak. Minyak pada tradisi Alkitab
digunakan untuk menyembuhkan orang sakit dan sebagai tanda pertobatan (Luk. 10:
34; Yak. 5: 14).
Cerita Alkitab hari ini sangat banyak relevansinya bagi ASM zaman sekarang. Dari
para murid kita dapat belajar bagaimana menjadi anak yang mau melakukan perintah
dengan senang hati. Para murid belum tahu bagaimana keadaan tempat pengutusan
mereka. Namun, mereka berangkat dengan hati yang teguh bahwa Yesus menyertai
mereka. Para murid juga mematuhi perintah suruhan Yesus untuk tidak membawa hal-
hal lain yang menyusahkan diri selain tongkat, alas kaki, dan baju sepasang. Mereka
melakuakn semua perintah Yesus. Mereka memberitakan Kabar Baik, pertobatan,
mengusir roh jahat, dan menyembuhkan orang sakit. Bagaimanakah dengan kita saat
ini? Apakah kita masih mau diperintah oleh orang tua kita dan melakukannya dengan
senang hati?
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Markus 6: 7a, “Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua.”
1. Sebelum GSM memulai cerita Alkitab hari ini, ajaklah ASM untuk berdoa bersama
dan membaca Alkitab.
2. Untuk memulai cerita, GSM mengajak ASM untuk melakukan aktivitas yang
berjudul PERJALANANKU.
3. Di aktivitas PERJALANANKU ini, GSM mengajak ASM untuk keluar kelasnya sejenak.
Bagilah ASM berdua-dua untuk memulai perjalanannya dan mintalah mereka
menemukan barang-barang yang bisa mereka masukkan ke dalam tas mereka.
115
4. Sebelum ASM memulai perjalanannya, GSM memberikan perintah:
a. Perhatikan jalan yang akan ditempuh.
b. Temukan barang-barang yang bisa dimasukkan ke dalam tas yang dibawa
oleh para ASM.
c. Berjalanlah perlahan-lahan lalu cepat, cepat, cepat, lalu berlari menuju kelas
sambil membawa tas yang berisi dengan barang-barang yang ditemukan di
jalan.
5. Sebelumnya, GSM harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
aktivitas PERJALANANKU ini. Misalnya: tas/totebag, tongkat, makanan, baju,
uang, dan lain-lain.
6. Setelah semua ASM masuk ke dalam kelas, GSM bercerita tentang cerita Tuhan
Yesus mengutus para murid berdua-dua. Jika memungkinkan, GSM bisa membuat
slide yang berisi gambar-gambar Yesus mengutus para murid (lihat gambar pada
lampiran). Atau kalau tidak memungkinkan, bisa mencetak gambar (link ada di
lampiran). Ceritakanlah cerita pengutusan ini dengan menggunakan gambar atau
kartu pengingat agar ASM dapat mengingatnya dengan baik.
7. Setelah mendengarkan cerita, GSM mengajak ASM untuk menghafalkan ayat hafalan
hari ini. Setelah itu, mintalah ASM untuk menyusun ayaf hafalan hari ini dengan cara:
a. GSM meminta ASM untuk berbaris dengan tertib.
b. Mintalah ASM mengambil satu kata ayat hafalan hari ini dengan cara berlari
dari tas GSM yang diletakkkan kira-kira 1,5 meter dari hadapan mereka.
c. Setelah semua anak mendapat giliran mengambil kertas yang berisi penggalan
ayat hafalan hari ini, mintalah mereka menyusunnya menjadi kalimat yang
lengkap. Mintalah mereka membacanya dengan keras sambil menghafalnya
kembali.
d. Tekankan kepada ASM bahwa Yesus mengutus para murid berdua-dua untuk
mengabarkan Kabar Baik. Dan ASM sendiri adalah murid Yesus yang juga
harus memberitakan Kabar Baik kepada sesama.
8. Setelah selesai, ajaklah ASM untuk berdoa bersama.
Horong 2
Tujuan Khusus
1. ASM mengetahui cerita tentang Yesus mengutus ke-12 murid untuk mengabarkan
Kabar Baik.
2. ASM mau menjadi murid yang melakukan perintah dengan senang hati.
3. ASM menuliskan komitmen mereka menjadi murid Yesus.
Ayat Hafalan
Markus 6: 12-13, “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak
dan menyembuhkan mereka.
1. Sebelum GSM memulai cerita Alkitab hari ini, ajaklah ASM untuk berdoa bersama
dan membaca Alkitab.
116
2. GSM bercerita tentang Yesus mengutus dua belas murid dengan bahasanya
sendiri.
3. Mulailah dengan cerita tentang penolakan orang-orang banyak kepada Yesus di
Nazaret. Lalu, disambung dengan Yesus yang tetap bersemangat memberitakan
Kabar Baik ke desa dan kota. Kemudian, dilanjutkan dengan cerita pengutusan
murid-murid yang dibagi berdua-dua. Dengan bahasa yang lugas dan sederhana
ceritakanlah proses pengutusan itu. Beritahukan pesan yang diberikan Yesus
kepada murid. Ceritakan apa saja yang dilakukan para murid dalam pemberitaan
Kabar Baik.
4. Setelah mendengarkan cerita, ajaklah ASM bermain dengan judul MENEMUKAN
HURUF.
5. Bagilah ASM menjadi berdua-dua. Mintalah mereka menemukan huruf-huruf
yang sudah disebarkan di sekeliling kelas. Huruf-huruf itu antara lain: K-A-B-
A-R-B-A-I-K. Jangan hanya huruf ini saja yang disebarkan, tapi ada juga kertas
yang berisi gambar-gambar seperti gambar baju, celana, tongkat, tas, sepatu,
uang, dan lain-lain. Bagilah waktu mencari menjadi dua waktu. Misalnya waktu
pertama 5 menit dan waktu kedua 5 menit. Setelah mereka menemukan huruf itu,
mintalah mereka menyusunnya menjadi kalimat: KABAR BAIK. Mintalah mereka
untuk membacanya dengan keras.
6. GSM menyimpulkan bahwa para murid diutus untuk menyampaikan kabar baik.
Kemudian, mintalah ASM untuk menyebutkan ayat hafalannya dengan jelas dan
perlahan.
7. Sebelum kelas ini dimulai, GSM harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
seperti kertas yang dituliskan huruf-huruf dan kertas yang bergambar
tadi. Susunlah sedemikian rupa/sebarlah di dalam ruangan agar ASM bisa
menemukannya.
8. Setelah selesai, ajaklah ASM untuk berdoa bersama.
Horong 3
Tujuan Khusus
1. ASM mengetahui cerita tentang Yesus mengutus ke-12 murid untuk mengabarkan
Kabar Baik.
2. ASM dapat menceritakan kembali cerita tentang Pengutusan 12 murid.
3. ASM menuliskan komitmen mereka menjadi murid Yesus.
Ayat Hafalan:
Markus 6: 12-13, “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak
dan menyembuhkan mereka.
1. Sebelum GSM memulai cerita Alkitab hari ini, ajaklah ASM untuk berdoa bersama
dan membaca Alkitab.
2. GSM bercerita tentang Yesus mengutus dua belas murid dengan bahasanya
sendiri.
117
3. Mulailah dengan cerita tentang penolakan orang-orang banyak kepada Yesus di
Nazaret. Lalu, disambung dengan Yesus yang tetap bersemangat memberitakan
Kabar Baik ke desa dan kota. Kemudian, dilanjutkan dengan cerita pengutusan
murid-murid yang dibagi berdua-dua. Dengan bahasa yang lugas dan sederhana
ceritakanlah proses pengutusan itu. Beritahukan pesan yang diberikan Yesus
kepada murid. Ceritakan apa saja yang dilakukan para murid dalam pemberitaan
Kabar Baik. [GSM bisa bercerita dengan menggunakan slide yang dipersiapkan
oleh GSM yang bertugas sebagai pencerita hari ini (konsultasikan dengan
Pendeta, Bibelvrouw, Guru Huria, atau Diakones yang ada di gereja). Bahan
slide bisa disiapkan pada saat sermon. Jika perlu gambar-gambarnya, GSM bisa
mengunduh gambar yang ada di lampiran (link tersedia).]
4. Setelah mendengarkan cerita, ajaklah ASM untuk BERCERITA TENTANG
PENGUTUSAN.
5. Bagilah ASM berdua-dua. Dalam kelompok itu, berilah pertanyaan yang akan
mereka percakapkan bersama:
a. Di mana Yesus ditolak?
b. Apa yang dilakukan Yesus ketika Ia ditolak di kotanya dan apa yang Ia
katakan tentang seorang nabi di desanya sendiri?
c. Untuk apa Yesus mengutus para murid?
d. Mengapa berdua-dua?
e. Kuasa apa yang diberikan Yesus kepada murid?
f. Pesan apa yang diberikan Yesus kepada murid saat mereka diutus?
g. Apa yang boleh dan yang tidak boleh dibawa murid pada saat menjalankan
misi pengutusan itu?
6. Suruhlah ASM menceritakan kembali cerita tentang pengutusan Yesus itu di
dalam kelompok besar Horong 3 setelah mereka bercakap berdua-dua dengan
temannya.
7. Mintalah ASM membuat komitmennya untuk menjadi murid Yesus sepanjang
hidup mereka.
8. Setelah pertemuan selesai, berdoa bersamalah untuk meneguhkan komitmen
para ASM.
Daftar Nyanyian
1. BE. SM No. 1
2. BE. SM No. 311
3. BE. SM No. 314
4. BE. SM No. 90
5. BE. SM No. 11
6. BE. SM No. 137
7. BE. SM No. 116
Lampiran
118
Yesus Berkumpul dengan para murid
dan merencanakan pengutusan
119
Jika murid tidak diterima, maka
kebaskanlah debu dari alas kaki
Atau bisa juga ceritakan kepada ASM
bahwa hanya alas kaki yang bisa
dibawa.
120
Minggu XXIII
Setelah
Trinitatis
12 November
2023 Bacaan Alkitab:
Amos 5: 14
Mencari yang Baik
Tujuan Umum
Anak paham tentang perkataan Amos tentang mencari yang baik di dalam
kehidupannya sehari-hari.
Latar Belakang
Kebaikan selalu menjadi sikap yang terus-menerus diserukan oleh orang tua kepada
anaknya. Orang tua mau setiap anak yang mereka lahirkan dan besarkan memiliki
sikap yang baik. Kata baik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti teratur,
tidak ada celanya, rapi. Amos memerintahkan bangsa Israel untuk mencari yang
baik di dalam kehidupan sehari-hari. Mencari yang baik menurut Amos di sini adalah
mencintai Tuhan. Saat itu, para penguasa dan raja menggunakan kekuasaan mereka
untuk memeras dan menindas orang miskin. Para penguasa menjadi kaya raya oleh
karena pemerasan yang dilakukan, sementara itu orang miskin menjadi semakin
miskin. Tidak itu saja, mereka menduakan Tuhan dengan cara menyembah patung-
patung berhala hingga mendukakan hati Tuhan. Mereka juga melakukan perbudakan,
pemaksaan, dan penindasan. Keadilan tidak terjadi saat itu. Inilah sebabnya Amos
menyerukan kepada orang Israel di Utara agar terus-menerus mencari yang baik di
dalam kehidupannya setiap hari.
Amos adalah seorang gembala dari Tekoa. Ia seorang nabi yang tidak terkenal tapi
sangat mematuhi Tuhan. Ia melayani sebagai nabi di Israel Utara. Saat itu, Israel
dibuang ke Utara oleh karena mereka tidak menuruti perintah Tuhan. Mereka
menyembah berhala tapi sekaligus datang ke Bait Allah untuk menyembah Tuhan.
Dengan kata lain, mereka menduakan Tuhan. Selain itu, bangsa Israel senang
sekali melakukan dosa dan mereka senang berbaur dengan bangsa lain sehingga
121
penyembahan berhala itu tidak dapat dielakkan. Dari perbuatan mereka ini, bisa kita
lihat bahwa bangsa Israel tidak menaati perintah-perintah Tuhan. Maka itu, mereka
dihukum dan dibuang ke Israel Utara.
Mencari yang baik bukan yang jahat adalah seruan penting nabi Amos kepada
orang Israel. Rupanya, kejahatan itu menular dan berbahaya. Kejahatan dan dosa
dilakukan oleh hampir seluruh bangsa Israel. Salah satu perbuatan jahat mereka
adalah melakukan penindasan kepada orang-orang miskin dan lemah. Penindasan ini
menjadi pemandangan yang lumrah. Para penguasa, raja, dan orang kaya juga senang
sekali menindas orang-orang miskin. Orang-orang miskin ini akan bekerja keras agar
jalan bisa dibangun dengan cepat. Mereka dipekerjakan dengan paksa. Sementara
itu, gaji yang mereka terima tidak sesuai dengan kerja keras yang mereka lakukan.
Lalu, pemungutan pajak yang sangat besar mencekik leher para miskin. Tidak itu
saja, mereka menjual orang-orang lemah dan miskin menjadi budak. Para pemungut
pajak berdiri di depan pintu gerbang kota dan menghadang para petani agar
membayar pajak mereka dengan paksa. Demikian juga para pedagang, memberikan
harga dagangan yang sangat tinggi. Juga, para rakyat yang sudah percaya Tuhan
menjual pahatan dan ukiran patung-patung yang biasanya disembah di kuil-kuil. Oleh
karena itu, makin banyaklah orang-orang yang menyembah berhala karena didukung
dengan penjualan patung-patung berhala. Di sinilah nabi Amos memberitakan
pelayanannya agar mereka segera meninggalkan perbuatan jahat agar penghakiman
Tuhan tidak menghancurkan mereka. Caranya bagaimana? Mencari yang baik bukan
yang jahat. Amos mengajak semua orang Israel yang ada di pembuangan untuk
meninggalkan perbuatan-perbuatan jahatnya itu. Allah membenci perbuatan jahat
mereka. Penindasan, perampasan hak (berlaku tidak adil kepada orang yang lemah
dan miskin), pajak yang tinggi, berdagang patung-patung penyembahan berhala
hendaklah dihindari dan dijauhi, bahkan harus ditinggalkan. Nabi Amos terus-menerus
menyuarakan pertobatan kepada mereka agar murka Tuhan tidak lebih parah lagi
mereka terima.
Berbuat adil kepada orang miskin dan lemah adalah cara mencari yang baik.
Bayangkan saja kalau mereka terus hidup dalam ketidakadilan. Maka, penyiksaan
kepada orang yang lemah akan terus terjadi. Misalnya saja, upah yang seharusnya
mereka terima penuh karena sudah bekerja keras, mereka tidak lakukan. Tapi pada
kenyataannya, uang upah lebih banyak masuk ke kantong para penguasa daripada
para pengerja. Berlaku adil itu rupanya bisa menjadikan seseorang menjadi jujur
karena mereka tidak akan mengambil yang bukan bagiannya. Dengan kata lain, mereka
tidak akan melakukan korupsi. Lihatlah para penguasa dan raja-raja itu, mereka
tidak adil memberi upah pengerja. Uangnya masuk ke kantong mereka. Lalu, mencari
yang baik itu adalah mengasihi semua orang tanpa terkecuali. Lihatlah mereka itu,
mereka menindas orang miskin. Mereka melakukan diskriminasi tentunya. Karena
mereka miskin dan tidak memiliki apa-apa, maka para penguasa dan orang kaya itu
menjadikan orang miskin sebagai budak yang harus bekerja keras. Sementara itu,
mereka hanya memerintah dengan kejam. Mencari yang baik juga tidak menjadikan
manusia sebagai budak. Tapi, manusia adalah teman yang bisa diajak untuk berbagi
satu dengan yang lain. Mencari yang baik juga tidak menduakan Allah. Bayangkan
saja kita menyembah Tuhan tapi secara bersamaan juga menyembah patung-patung
berhala. Itu namanya kita sedang membuat Tuhan bersedih dan terluka karena kita
mengkhianati cinta-Nya.
122
Pelajaran hari ini mengajarkan kepada anak-anak agar mereka terus-menerus mencari
yang baik saja. Yang jahat haruslah dihindari, ditinggalkan, dan diasingkan. Sebab,
tidak ada gunanya mencintai hal-hal yang jahat karena dosa yang menguasai hati
dan pikiran orang yang melakukan kejahatan. Tuhan akan marah dan menghukum
setiap orang yang berbuat jahat. Untuk itu, Guru Sekolah Minggu menekankan
dalam pengajarannya agar Anak Sekolah Minggu untuk senantiasa mengasihi teman-
temannya, mencari keadilan bukan suap (korupsi), dan menghormati orang miskin
bukan malah mengeksploitasi (menguras) tenaganya. Inilah tandanya anak-anak
mencari yang baik dalam hidupnya yaitu mereka yang mencari Tuhan, mengubah
caranya dalam memperlakukan satu sama lain, dan menciptakan keadilan bagi
semua orang. Akhirnya, hidup anak-anak akan jauh dari kejahatan dan Tuhan akan
senantiasa memberkati.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Amos 5: 14a, “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup.
1. GSM menceritakan tentang pelajaran hari ini dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh anak horong 1. Penekanannya adalah mencari yang baik
dan melakukannya di dalam kehidupan setiap hari. Misalnya, menyayangi orang
tua, teman, saudara; mau membagi roti dengan rata atau sama besar kepada
adik atau kakak, dan menghormati teman-teman yang disabilitas (yang memiliki
kebutuhan khusus: tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, tidak bisa berbicara,
dan lainnya).
2. GSM mengajak anak-anak untuk membuat aktivitas POHON DIRI.
3. GSM menyiapkan: beberapa kertas yang digambari pohon (lihat lampiran), lem,
dan potongan kertas yang berisikan perbuatan-perbuatan baik seperti: jujur,
adil, suka senyum, suka menolong, ramah, sayang, dan lain-lain.
4. Cara melakukan aktivitas:
- Setelah mendengarkan cerita, bagikanlah kertas yang sudah bercetak
gambar pohon kepada anak-anak (1 anak 1 kertas).
- Arahkan anak-anak untuk mengambil kertas-kertas kecil yang berisi tulisan-
tulisan perbuatan baik (seharusnya GSM menjelaskan perbuatan-perbuatan
baik pada saat bercerita)
- Mintalah anak-anak menempelkannya di pohonnya.
- Jadilah POHON DIRI
123
Sumber: https://bit.ly/PohonDiri
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Amos 5: 14, “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan
demikian Tuhan, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu
katakan.”
124
anak untuk menjawab)
- Apakah arti dari perkataan Amos: Carilah Tuhan, mencari yang baik, dan
melakukannya? (sudah ada di bagian penjelasan bahan dan cerita)
- Mengapa kita harus menjauhi yang jahat?
- Siapakah yang kita taati dan patuhi ketika mencari yang baik?
3. Aktivitas: Membuat Kacamata AKU MENCARI TUHAN.
4. Bahan yang perlu disiapkan:
- Pola kaca mata yang sudah dicetak
pada kertas/karton yang keras
(usahakan karton/kertas tidak
berwarna).
- Pensil warna
- Lem kertas
Cara membuat:
- Guntinglah pola kacamata
(gambar bisa diunduh dari link
yang disediakan).
- Ajarilah anak-anak untuk membuat
gagang kacamatanya.
- Mintalah anak-anak mewarnai
pinggiran kacamata dan
gagangnya.
- Lem gagang kacamata pada badan
kacamata.
- Mintalah anak-anak menulis pada
lensa kacamata: Aku mencari
Tuhan.
5. Tulisan di lensa kacamata: Aku
Mencari Tuhan menjadi komitmen
anak-anak.
Sumber: https://bit.ly/PolaKacamata
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Amos 5: 14, “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan
demikian Tuhan, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu
katakan.”
125
Aktivitas dan Alat Peraga
1. GSM menceritakan pelajaran hari ini kepada GSM dengan bahasa yang mudah
dimengerti ASM.
2. Ajaklah ASM untuk tanya-jawab pada saat bercerita:
- Siapakah Amos?
- Mengapa ia melayani ke Israel Utara?
- Apa sedang terjadi saat itu sehingga Amos menyuarakan, “Carilah yang
baik!”
- Menurut adik-adik bagaimanakah kita mencari yang baik?
- Mengapa kita harus mencari yang baik di dalam hidup?
- Apa saja sih yang sedang kita cari saat ini?
3. Aktivitas: TEROPONG MENCARI YANG BAIK
Bahan yang dibutuhkan
- Gelas karton
- Pembolong kertas
- Benang wol
- Spidol
- Gunting
- Double tape
Cara Membuat
- Gunting dasar gelas karton
- Catlah dinding gelas sesuai dengan warna yang diinginkan
- Tuliskan pada dinding gelas AKU MENCARI YANG BAIK
- Lalu rekatkan kedua gelas dengan double tape
- Lubangi bagian bawah gelas (di sisi kiri dan kanan gelas) dengan pembolong
kertas
- Ikatkan benang wol di lubang bawah
GSM bisa melihat contoh di link ini:
https://youtu.be/stb6QOnqjkg
4. Setelah teropong mencari yang baik selesai dibuat, berikan penekanan pada ASM
bahwa setiap saat, setiap menit, setiap hari dengan mata sebagai alat mencari,
setiap orang harus mencari yang baik dalam hidupnya.
5. Setelah itu, berdoalah bersama-sama.
Daftar Nyanyian
1. BE. SM No. 12
2. BE. SM No. 175
3. BE. SM No. 172
4. BE. SM No. 76
5. BE. SM No. 323
6. BE. SM No. 303
7. BE. SM No. 286
126
Minggu XXVI
Setelah
Trinitatis
19 November
2023 Bacaan Alkitab:
Efesus 2: 21
Bersatu Kita Teguh
Tujuan Umum
Latar Belakang
Efesus adalah ibu kota Asia Kecil di provinsi Romawi. Kota ini terletak di pantai
dan merupakan pusat ekonomi, politik, budaya, dan agama pada abad pertama.
Di kota Efesus terdapat Kuil Artemis dan Kuil Diana yang dianggap sebagai salah
satu keajaiban dunia kuno. Yang menjadi penting diperhatikan di kota ini adalah
aspek agama dan ekonomi. Pergerakan ekonomi ini menjadi batu sandungan untuk
perkembangan kekristenan di Efesus. Sebabnya adalah banyak pengrajin-pengrajin
yang kerajinannya dipakai membuat kuil dan memperbanyak orang untuk melakukan
penyembahan berhala. Untuk itu, banyak pedagang yang tidak menyukai pesan-pesan
keselamatan yang diberitakan oleh Paulus. Mereka protes terhadap pengajaran
Paulus dan timbullah kontroversi.
Para anggota jemaat Efesus sangat akrab dengan Paulus. Setelah kunjungan awal
yang singkat pada tahun 52 M, Paulus kembali selama perjalanan missionarisnya yang
ketiga dan tinggal di sana selama beberapa tahun. Jemaat di Efesus kemungkinan besar
terdiri dari orang Yahudi dan bukan Yahudi, tetapi Paulus melayani keduanya selama
berada di sana. Saat menulis surat ini antara tahun 60 dan 62 M, Paulus dipenjarakan
di Roma (Ef. 3: 1; 4: 1; 6: 20). Selama masa itu, Paulus ditahan di bawah tahanan
rumah, tetapi dia memiliki kebebasan untuk menerima tamu dan mengajarkan Injil
(Kis. 28: 16–31). Adanya benturan antara Yahudi dan non Yahudi yang mendorong
Paulus untuk mengingatkan mereka supaya saling menerima satu dengan yang lain.
Maka Paulus membuka suratnya kepada jemaat di Efesus dengan menyamakan gereja
dengan tubuh agar tercipta kesatuan dalam kedua jemaat tersebut. Kesatuan Yahudi
dan non Yahudi sebagai satu umat yang baru.
127
Penjelasan Bahan dan Cerita
Sepanjang sejarah telah terjadi permusuhan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi.
Orang Yahudi memandang rendah orang-orang yang tidak “disunat menurut hukum.”
Orang Yahudi tampak berpikir bahwa menyunat bayi laki-laki akan membuat mereka
suci. Paulus menegaskan bahwa tidak ada lagi kelompok orang Yahudi dan bukan Yahudi
tapi, mereka adalah orang Kristen-tidak peduli apakah orang ini Yahudi atau bukan
Yahudi. Paulus memberi fokus pada kesatuan dalam Kristus. Paulus menunjukkan
bahwa dua kelompok yang berselisih satu sama lain, kini telah disatukan. Paulus
mengatakan, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau bukan Yahudi... karena kamu
semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal. 3: 28).
Melalui karya Yesus, orang Efesus, yang bukan Yahudi, orang asing, dan orang yang
tidak bersunat adalah anggota keluarga Allah (Ef. 2: 11-20). Terlebih lagi manusia
tidak hanya dipersatukan oleh darah, tetapi oleh darah yang dicurahkan Yesus Kristus
bagi kita, dan kita akan melihat nanti bahwa Tuhanlah yang membangun Gereja-Nya
dan mempersatukan manusia oleh Roh-Nya. Paulus kemudian mengubah metaforanya
untuk berbicara tentang sebuah bangunan dengan mengatakan, “Kristus Yesus sebagai
batu penjuru” (ay. 20) dan manusia adalah sebuah bait suci di dalam Tuhan (ay. 21).
Bait suci sering disebut sebagai rumah Tuhan. Karena itu, di dalam Yesus, melalui Roh
Kudus, kita umat dan kita Gereja tempat kediaman Allah. Bukan bangunan, tapi orang
yang ditebus dan dipersatukan oleh karya Yesus. Dengan demikian, semua orang yang
percaya kepada Yesus merupakan anggota keluarga Allah dalam Kerajaan-Nya.
”Bersatu Kita Teguh” dapat diwujudkan dengan menyebarkan kasih Yesus di dunia
melalui tindakan menghargai dan peduli terhadap sesama manusia dan ciptaan
Tuhan. Untuk itu melalui perikop hari ini, kita dapat belajar dan berusaha agar
pikiran, perkataan, dan tindakan kita dapat sesuai dengan peran kita sebagai bait
Allah. Contohnya, menawarkan bantuan saat teman kesulitan membawa barang,
membagikan sedikit makanan atau minuman yang kita miliki untuk teman yang
membutuhkannya, mendoakan teman atau guru atau orang tua yang sedang mengalami
kesulitan, menghargai teman yang sedang menyampaikan pendapat, tidak membully
dan sebagainya. Dengan menghargai dan peduli terhadap sesama, kitasudah menjadi
pengikut Yesus yang menghargai keberagaman. Secara tidak langsung, tindakan ini
yang akan menunjukkan kasih dan kebaikan Tuhan kepada sesama.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
ASM dapat menyebutkan makna “Bersatu Kita Teguh” sebagai pengikut Yesus.
Ayat Hafalan
Efesus 4: 3, “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.”
128
Metode Pembelajaran
Aktivitas
DI DALAM GEREJA
Alat dan bahan
• kertas amplop
• stick es krim
• lem
• spidol
Langkah-langkah membuat:
GSM terlebih dahulu mengarahkan ASM untuk menggambar wajah pada stick es krim.
Kemudian, masukkan stick es krim tersebut ke dalam amplop seperti gambar di bawah
ini.
Sumber gambar:
https://bit.ly/WajahdiStikEsKrim
Horong 2
Tujuan Khusus
129
Ayat Hafalan
Efesus 4: 13, “Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus.”
Metode Pembelajaran
Aktivitas:
KUESIONER TEMAN
Saat kita membahas lebih lanjut
bagaimana kita bisa lebih bersatu,
GSM dapat membuat lembar kerja
yang menyenangkan untuk mengenal
ASM. Mintalah ASM berkeliling
kelas dan saling mengajukan
pertanyaan-pertanyaan ini. Jika
GSM memiliki kelas yang tidak
mampu menjalankan aktivitas ini,
GSM dapat mengajukan pertanyaan
kepada mereka dengan lantang.
Created by @destriayunatali
130
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Efesus 4: 13, “Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus.”
Metode Pembelajaran
Aktivitas
Manusia Mozaik
Alat dan bahan
• Kertas karton
• Kertas origami atau sticky notes
• Spidol
• Mata mainan
• Lem kertas
• Gunting
Langkah-langkah
1. Gambarlah bentuk tubuh seseorang di selembar kertas karton;
2. Potong kertas dengan berbagai warna.
3. Rekatkan potongan-potongan kertas di dalam bentuk tubuh.
4. Tambahkan fitur dekoratif tambahan (mata, fitur wajah, dll) sesuai keinginan.
131
5. Tambahkan ayat atau keterangan yang mendukung gambar.
Sumber kreativitas:
https://ministry-to-children.com/unity-crafts-on-
racial-reconciliation/
Daftar Nyanyian:
132
Minggu Akhir
Tahun Gerejawi
26 November
2023
Bacaan Alkitab:
Yehezkiel 34: 20-24
Menolak Bullying
Tujuan Umum
Anak mengetahui bullying salah satu bentuk ketidakadilan yang kerap terjadi di
dalam pertemanan setiap hari.
Latar Belakang
Pada saat ini, permasalahan ketidakadilan dalam lingkungan sosial anak tidak dapat
dipandang sebelah mata. Bagi anak, ketidakadilan mungkin belum dapat dipahami
secara mendalam. Namun, tindakan ketidakadilan muncul juga dalam lingkungan
anak. Salah satu contoh ketidakadilan dalam lingkungan anak adalah bullying.
Bullying tak hanya muncul di dalam lingkungan sekolah, tetapi juga muncul dalam
lingkungan bermain. Sejumlah 41% anak mengalami perundungan di dalam lingkungan
sekolah. Pernyataan tersebut diutarakan oleh PISA (Programme for International
Assessment pada tahun 2018. Dalam data terbaru PISA di tahun 2022 diuraikan
bahwa anak dan remaja Indonesia mengalami 15% intimidasi, 19% dikucilkan, 22% di
hina, 14% diancam, 18% di dorong sampai dipukul, dan 20% digosipkan kabar buruk.
Persentase tersebut akhirnya menempatkan Indonesia ke peringkat 5 sebagai negara
yang memiliki angka bullying terbesar di seluruh dunia1. Tindakan ketidakadilan
dalam bentuk bullying ini juga dapat menimbulkan ketidakadilan yang lain, seperti
perampasan hak secara materil atau jasmani. Oleh karena itu, pemahaman terkait
bullying sebagai salah satu bentuk ketidakadilan perlu diberikan kepada anak sejak
dini. Pemahaman dapat menurunkan persentase korban-korban bullying sehingga
tidak ada lagi anak yang merasakan kesakitan secara fisik ataupun psikis.
1 Chat News, “Indonesia Peringkat Kelima Kasus Bullying Pada Anak Dan Remaja”, https://chatnews.
id/read/indonesia-peringkat-kelima-kasus-bullying-pada-anak-dan-remaja.
133
Penjelasan Bahan dan Cerita
Kitab Yehezkiel adalah kitab yang ditulis oleh Nabi Yehezkiel di masa pembuangan ke
Babilonia. Nabi Yehezkiel melaksanakan masa pelayanananya sejak 597-538 SM. Saat
itu Kerajaan Selatan yaitu Yehuda mengalami pembuangan yang pertama. Pembuangan
ini disebabkan oleh tindakan ketidaktaatan peribadatan Kerajaan Yehuda. Semua
bangsanya menyembah illah lain selain Allah, yaitu menyembah dewa tertinggi bangsa
Asyur. Oleh karena ketidaktaatan itu, Allah murka kepada Yehuda dan menugaskan Nabi
Yehezkiel memberitahukan bahwa Yerusalem akan hancur. Kehancuran itu membuat
mereka dibuang ke tanah Babilonia. Namun, kitab ini juga tak hanya menyatakan
kemurkaan Allah melalui hukuman kepada Yehuda (Yeh. 1-24), tetapi juga terdapat
cerita Allah menghukum bangsa-bangsa kafir (Yeh. 25-32), dan juga muncul dimensi
janji keselamatan yang diberikan oleh Allah kepada Yehuda (Yeh. 33-48).
Allah sebagai seorang gembala dan hakim terlihat dalam teks Yehezkiel 34: 20-24. Dalam
ayatnya yang ke-20-22, Allah akan menjadi hakim bagi para kawanan domba-Nya.
Menariknya, Kitab Yehezkiel menyatakan bahwa Allah akan menjadi hakim di antara domba
yang gemuk dan domba yang kurus. Pemaknaan tentang domba gemuk dan domba kurus
ditafsirkan oleh beberapa penafsir sebagai simbolisasi dari gambaran orang yang memiliki
kuasa dan orang lemah. Pemaknaan orang lemah di sini disebabkan oleh mereka yang
memiliki kuasa lebih besar sehingga mereka yang lebih berkuasa melakukan penindasan
pada mereka yang lemah. Pemaknaan terkait orang yang berkuasa dan lemah ini dapat
dilihat dari ayat 21. Pada ayat tersebut dinyatakan bahwa yang lemah didesak oleh orang
yang berkuasa sehingga yang lemah tidak dapat berbuat apa-apa. Seorang penafsir
Perjanjian Lama, Steven Tuell menyatakan bahwa domba yang kurus sebagai orang lemah
mengalami ketidakadilan dari mereka yang memiliki kekuasaan lebih besar. Domba gemuk
diibaratkan sebagai penguasa kerajaan Yehuda yang lebih mengutamakan kepuasan dan
pemenuhan kebutuhan diri sendiri, sehingga hak-hak bangsa Israel tidak pernah diterima.
Oleh karena itu, di ayat 22 Allah mengadili domba gemuk dengan menghukum mereka,
sedangkan domba kurus diberikan janji keselamatan oleh Allah. Tak hanya diberikan janji
keselamatan, Allah juga memberikan sebuah janji bahwa Ia akan bersama-sama dengan
mereka, serta tidak akan membiarkan mereka menjadi mangsa lagi.
Pada masa kini, kesenjangan antara si kaya dan si miskin lebih besar daripada
sebelumnya. Tak jarang, mereka si kaya merampas hak yang harusnya dimiliki oleh
orang yang miskin. Relevansi yang dapat dipahami ASM pada pelajaran ini adalah
tentang bullying. Bullying atau rundung (perundungan) adalah tindakan penggunaan
kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal,
fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.2
2 Gramedia, “Pengertian Bullying dan Cara Mengatasi Bullying di Sekolah”, https://www.gramedia.
com/best-seller/bullying-di-sekolah/”.
134
Berdasarkan pengertian ini, bullying dapat dijadikan simbol gambaran tentang
penindasan dan bentuk ketidakadilan. Bagi anak-anak, mereka yang kuat dan besar
biasanya akan merundung teman mereka yang biasanya berada di bawah mereka.
Misalnya mengolok teman, mengata-ngatai teman, menertawakan teman, dan
memukul adalah bentuk-bentuk bullying yang sering terjadi di kalangan anak.
Terdapat 3 jenis bullying, diantaranya verbal, sosial, dan fisik. Bullying jenis verbal
misalnya mengucapkan kata-kata yang jahat. Bullying jenis sosial misalnya menjelekkan
orang lain dengan cara mengucilkan seseorang. Bullying jenis fisik misalnya menyakiti
fisik seseorang atau barang milik seseorang. Ketiga jenis bullying perlu disampaikan
kepada anak karena terkadang anak-anak secara tak sadar telah melakukannya dan
tidak mengetahui bahwa tindakan itu merupakan bullying.
Bagi anak-anak yang berada di horong tiga, GSM perlu memberitahukan kepada ASM
tentang dampak bullying bagi anak. Dampak bullying itu bisa membuat anak tidak
percaya diri, merasa rendah diri, dan berpotensi untuk tidak tertarik lagi belajar
ataupun bersekolah. Atau bahkan ia menjadi pelaku bullying kepada teman-temannya
yang lain. Oleh karena itu, GSM perlu mengajak ASM untuk menghindari tindakan-
tindakan bullying. Disamping itu, GSM juga perlu menyampaikan bahwa tindakan
bullying adalah tindakan yang tidak disukai oleh Allah. Bahkan, jika merujuk ayatnya
yang 20-21, Allah akan mengadili dan menghukum mereka yang telah berbuat tidak
baik bagi sesama dalam hal ini ialah tindakan bullying.
GSM juga dapat merelevansikannya dengan tema besar di Minggu Akhir Tahun
Gerejawi, bahwa selama hidup seseorang perlu melakukan hal-hal yang baik bagi
sesama, seperti menolong orang lain, membantu teman yang sedang kesulitan,
berteman tanpa memandang status adalah bentuk-bentuk tindakan yang dapat
menghindari seorang anak dari tindakan bullying.
Melalui bahan ini, GSM akan mengajak ASM untuk menghindari tindakan bullying, dan
juga memahami bahwa tindakan ketidakadilan tersebut tidak disukai oleh Allah. ASM
juga akan memahami bahwa mereka yang melakukan tindakan bullying sebagai salah
satu bentuk ketidakadilan itu akan diberikan hukuman oleh Allah, dan Allah akan
menolong mereka yang tertindas oleh karena bullying. Tindakan Allah menghukum
dan menolong adalah salah satu bentuk keadilan Allah sebagai gembala yang baik.
Horong 1
Tujuan Khusus
1. ASM dapat membedakan tindakan bullying dan tindakan yang berbuat baik kepada
sesama.
2. ASM mau mengasihi teman-temannya.
Ayat Hafalan
Yohanes 15:12, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
telah mengasihi kamu.”
135
Metode Pembelajaran dan Aktivitas
1. GSM menjelaskan pelajaran hari ini dengan bahasa yang sederhana. GSM
menekankan bahwa di zaman Yehezkiel orang-orang yang kuat senang sekali
menindas orang yang lemah.
2. GSM menjelaskan apa itu bullying dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti horong 1.
3. Dalam memberikan pengajaran terhadap perikop ini, GSM dapat membuat
pengajaran melalui games yaitu mencocoki gambar.
4. Menyiapkan gambar-gambar tindakan mengasihi teman dan menyakiti hati
teman.
5. GSM menyiapkan kertas karton yang di dalamnya berisikan gambar-gambar yang
menggambarkan tindakan-tindakan diatas. Berikut contohnya:
https://bit.ly/BaikHAti
https://bit.ly/GAmbarAnak
https://bit.ly/Rundung
136
https://bit.ly/AmbilBoneka
Kreativitas
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Yohanes 15:12, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
telah mengasihi kamu.”
137
Metode Pembelajaran
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Metode Pembelajaran
138
3. GSM menjelaskan bullying adalah salah satu bentuk ketidakadilan yang kerap
terjadi di lingkungan pertemanan setiap hari.
4. Setelah penjabaran firman tersebut, GSM membagi ASM ke dalam beberapa
kelompok.
5. GSM menampilkan video menampilkan video “Riri Cerita Anak: Perundungan”
https://bit.ly/VideoRundung.
6. GSM memberikan pertanyaan yang akan dibahas di dalam kelompok. Berikut
pertanyaanya:
a. Menurut kalian, apakah makna dari bully?
b. Sebutkan apa saja tindakan-tindakan bully?
c. Menurut kalian, apakah dampak dari bully?
7. GSM memberikan waktu 10 menit bagi setiap kelompok untuk berdiskusi.
8. Setelah 10 menit, GSM meminta setiap kelompok untuk mempresentasikannya
secara bergantian.
9. GSM menyimpulkan semua pembahasan yang di presentasikan setiap kelompok.
10. Terakhir, GSM mengajak ASM untuk berkampanye #stopbullying dengan menonton
video Bullying Awareness | Shaw https://bit.ly/JanganRundung
11. Dalam berkampanye, GSM mengajak ASM untuk menuliskan komitmennya.
Aktivitas komitmen sama seperti di horong 2.
Daftar Nyanyian
139
Minggu Adven I
3 Desember
2023
Bacaan Alkitab:
Roma 13:11-14a
Jangan Iri Hati, Donk!
Tujuan Umum
Anak dapat memahami makna iri hati dan mau bersyukur dalam kehidupannya setiap hari.
Latar Belakang
Saat ini, sikap iri hati sering ditemui pada anak, baik terjadi di dalam keluarga,
lingkungan anak, dan sekolah. Pada dasarnya sikap iri hati muncul sebagai akibat
dari rasa cemburu atau rasa cemas karena seseorang ataupun barang yang dimiliki.
Bagi seorang anak, iri hati dalam batas tertentu adalah hal yang normal dan wajar.
Peneliti dan direktur Infant Studies Centre University of York mengatakan bahwa saat
seseorang merasa bahwa lingkungannya mengancamnya, maka timbulnya perasaan
iri dan dengki adalah reaksi normal1.
Namun secara psikologi, sifat iri hati yang berkelanjutan dapat menyebabkan depresi,
dendam, amarah, frustasi, rendah diri, dan stress2. Oleh karena itu, sifat iri hati perlu
dihindari oleh seorang anak. Poin inilah yang perlu diangkat GSM kepada anak-anak.
ASM perlu memahami definisi dari iri hati, dan juga dapat mengetahui tindakan-
tindakan yang menunjukan sifat iri hati. GSM juga perlu menunjukkan tindakan-
tindakan yang berlawanan dari iri hati, sehingga ASM mendapatkan gambaran
tentang apa yang harus dilakukan sebagai anak-anak Tuhan.
Melalui pelajaran hari ini, GSM dapat mengkorelasikan iri hati dengan pesan firman
Tuhan tentang meninggalkan kebiasaan lama yang buruk dengan memulai kebiasaan
baru yang baik. Kebiasaan baru itu adlaah menanggalkan/melepaskan iri hati.
140
Penjelasan Bahan dan Cerita
Surat Paulus kepada jemaat di Roma ditujukan kepada jemaat karena mereka terbagi
menjadi dua kubu, yaitu Kristen Yahudi dan Kristen non-Yahudi. Saat itu, terdapat
perselisihan yang cukup kompleks yang disebabkan perasaan superioritas orang Kristen
Yahudi dengan menyatakan bahwa mereka berasal dari bangsa Yahudi. Oleh karena itu,
orang Kristen non-Yahudi didorong untuk mengikuti semua aturan yang dikeluarkan oleh
orang Kristen Yahudi. Desakan ini merupakan sikap iri hati dari orang Kristen Yahudi
karena orang Kristen non-Yahudi tidak melakukan peraturan yang sudah mereka lakukan.
Salah satu aturan itu ialah peraturan untuk bersunat. Sedangkan orang Kristen non
Yahudi merasa bahwa mereka tidak perlu disunat dan mengikuti semua aturan Yahudi
untuk menjadi seorang Kristen. Perselisihan inilah yang menjadi salah satu alasan Paulus
menulis kepada jemaat Kristen di Roma. Pada akhirnya, Paulus mengatakan bahwa orang
Kristen Yahudi dan non-Yahudi memiliki kedudukan yang sama.
Dalam teks Roma 13: 11-14a ini, pembahasan tentang konteks perselisihan dua kubu
kekristenan di kota Roma sudah berakhir. Dan kini, Paulus menggeser dimensi pesannya
ke arah spiritualitas kehidupan Kekristenan. Karena di samping perselisihan dua kubu
Kekristenan tersebut, terdapat juga permasalahan yang muncul dari Kerajaan Roma. Jika
kita membaca Roma 12: 14 dan 12: 19-21, Paulus menyinggung tentang situasi penganiayaan
yang dialami oleh orang Kristen di Roma. Hal inilah yang membuat pembahasan Roma 12-
15 lebih banyak berbicara soal kesatuan dan pembaharuan budi. Oleh karena itu, teks Roma
13: 11-14 ditulis sebagai pesan Paulus kepada jemaat Kristen di Roma untuk tetap teguh
mempertahankan identitasnya sebagai seorang yang sudah diselematkan.
Pada ayat 11, beberapa penafsir menyatakan bahwa tulisan tersebut merupakan himne
Kristen yang cukup terkenal di Roma. Penafsir mengatakan bahwa himne itu sengaja
dirujuk oleh Paulus sebagai sebuah jembatan untuk masuk ke dalam tiga ayat selanjutnya.
Menariknya, keempat ayat ini selalu menggunakan istilah-istilah waktu, seperti malam
dan siang. Terdapat juga istilah sebuah keadaan, seperti gelap dan terang. Namun, Paulus
menulis pesannya bukan tentang istilah waktu ataupun istilah sebuah keadaan. Karena
istilah malam merujuk keadaan moral yaitu perilaku yang tidak baik, sedangkan siang
merujuk kepada tindakan yang baik. Tentunya makna dari kedua istilah itu beralasan,
karena di kota Roma tindakan-tindakan yang buruk dilakukan di malam hari. Sedangkan
istilah gelap dan terang merujuk ke tindakan tidak baik dan baik.
Jembatan narasi yang dibangun oleh Paulus di ayat 11 memberikan sebuah pesan
tentang pembaruan diri Jemaat Kristen di Roma. Paulus mengingatkan kepada Jemaat
Kristen di Roma untuk meninggalkan tindakan-tindakan yang lama dan memasuki
kehidupan yang baru. Salah satu tindakan yang harus ditinggalkan adalah iri hati
(di atas sudah dijelaskan penyebab iri hati ini). Pada ayat 12 Paulus menyampaikan
pesan kepada jemaat Kristen di Roma untuk menanggalkan perbuatan tersebut
dan mengenakan perlengkapan senjata terang. Mengenakan senjata terang yang
dimaksudkan adalah mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata
terang. Mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang
artinya mengikuti perintah-perintah firman Tuhan, sehingga tidak terbuai dengan
tindakan yang sia-sia. Dalam hal ini, salah satu tindakan yang sia-sia dan terjadi di
jemaat Kristen Roma adalah sikap iri hati. Oleh karena itu, Paulus meminta jemaat
Kristen di Roma untuk mengenakan senjata terang sebagai wujud tindakan dalam
melawan tindakan yang sia-sia agar mereka dapat mengalami pembaharuan hidup.
141
Untuk itu, mengenakan senjata terang pada diri setiap orang dapat menanggalkan
sikap iri hati. Demikian juga pada diri ASM. Menjadikan Yesus Kristus sebagai teladan,
maka sikap iri tidak akan menguasai hati dan pikiran. Kita dapat membayangkan jika
sikap iri yang menguasai hati dan pikiran ASM, maka sikap iri itu dapat membuat ASM
berkelahi, merebut barang-barang teman, bisa juga ASM akan menjadi rendah diri
karena tidak bisa seperti temannya. Oleh karena itu, GSM dapat seperti Paulus dalam
mendorong ASM untuk juga mengenakan perlengkapan senjata terang tersebut.
Senjata terang yang dapat dikenakan oleh ASM dengan cara menaati perintah firman
Tuhan, sehingga ASM dapat terhindar dari tindakan yang sia-sia yaitu sikap iri hati.
Dalam menanggulangi sikap iri hati, GSM dapat mendorong ASM untuk lebih bersyukur
terhadap diri sendiri. Bersyukur terhadap diri sendiri adalah wujud nyata dari
sikap ASM yang mengenakan perlengkapan senjata terang. Karena sikap bersyukur
terhadap diri adalah salah satu perintah Tuhan yang harus dimiliki oleh ASM dalam
kehidupannya. Sikap bersyukur dapat memberikan dampak positif bagi ASM, sehingga
ASM dapat menghindari sikap iri hati dan tidak percaya diri.
Horong 1
Tujuan Khusus
1. ASM dapat mengerti bahwa Tuhan tidak menyukai sikap iri hati.
2. Anak mau meninggalkan sikap iri hati.
Ayat Hafalan
Amsal 14:30, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Amsal 14:30, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan
tulang.”
142
Aktivitas dan Alat Peraga
1. GSM dapat memberikan penjelasan tentang firman Tuhan hari ini dan
korelasinya terhadap iri hati dengan bahasa yang sederhana.
2. Dalam menunjang penjelasan tersebut, GSM dapat mengajak ASM
untuk menonton video Youtube yang berjudul “Don’t Be Jealous,
Baby” https://bit.ly/GakMauIri.
3. GSM mengajak ASM untuk menyebutkan tindakan apa yang termasuk iri hati
dalam video tersebut.
4. GSM mengajak ASM untuk menyebutkan tindakan yang tidak termasuk iri hati
dalam video tersebut.
Horong 3
Tujuan Khusus
1. ASM dapat mengerti dampak dari sikap iri hati yang dapat membahayakan diri sendiri.
2. ASM dapat lebih bersyukur atas kehidupannya.
Ayat Hafalan
Yakobus 3:16, “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.”
Daftar Nyanyian
143
Minggu Adven II
10 Desember
2023
Bacaan Alkitab:
Yesaya 40:1-11
Aku Selamat karena
Aku Berpengharapan
Tujuan Umum
Latar Belakang
Bersyukur atas proses kehidupan yang terjadi, baik suka dan duka adalah salah satu
sikap seseorang yang berpengharapan dalam hidupnya. Orang Kristen dituntut untuk
memiliki sikap hidup yang berpengharapan. Pengharapannya adalah kepada Tuhan
yang memberikan keselamatan. Bangsa Yehuda mengalami penderitaan khususnya
pada saat mereka mengalami pembuangan di Babel. Mereka kalah melawan musuh,
ditawan, dan barang-barang berharga mereka pun ikut dipindahkan ke Babel. Mereka
harus meninggalkan kota mereka. Di Babel, mereka menjadi budak. Apakah Tuhan
akan melepaskan umat-Nya? Nabi Yesaya hadir di tengah krisis kehidupan bangsa
Israel. Ia menghibur bangsa Israel dan memberi mereka pengharapan yang hidup
bahwa mereka akan terlepas dari tawanan dan perbudakan ini. Pada pelajaran hari ini
diberitakan tentang berita kelepasan. Tuhan memandang orang-orang yang mengalami
malapetaka. Tuhan jugalah yang membebaskan umat-Nya dari pembuangan dan
membawa mereka kembali ke Yerusalem. Yesaya datang untuk menghiburkan hati
mereka yang terluka karena tertawan.
Berbicara tentang keselamatan, bangsa Israel turut merasakan berkat Tuhan melalui
nabi Yesaya. Hal ini jelas dikatakan dalam kitab Yesaya 40: 1-11 bahwa sesungguhnya
Tuhan sedang menguji umat-Nya tentang kesetiaan sebagai respons manusia kepada-
Nya. Di samping itu, kisah ini menceritakan tentang murka Tuhan kepada bangsa
Israel karena mereka melakukan dosa, pemberontakan, dan ketidaktaan umat pilihan
Tuhan. Hal tersebut membuat Allah sangat marah sehingga Allah mengizinkan umat
itu terbuang, tertindas, bahkan menderita selama 70 tahun lamanya.
144
Tuhan tidak membiarkan mereka dalam kekhawatiran. Nabi Yesaya menghiburkan
bangsa Israel dan menuntun mereka agar selalu berharap kepada Tuhan. Rupanya
penderitaan yang dirasakan oleh bangsa Israel di pembuangan sangat berat.
Pembuangan yang begitu berat ini menimbulkan ratapan yang sangat dalam oleh
bangsa Israel. Dalam keputusasaan, nabi Yesaya menyampaikan pengharapan janji
keselamatan bagi mereka. Ia juga meyakinkan bangsa Israel bahwa Tuhan tidak akan
pernah mengingkari janji-Nya. Yesaya 40: 1-11 ini adalah khotbah nabi Yesaya yang
berisi berita janji keselamatan yang menyentuh hati semua bangsa Israel. Akan ada
keselamatan dan janji Tuhan akan dipenuhi di dalam pemberitaan nabi Yesaya ini.
Pengharapan akan lepas dari penderitaan itu terlihat dari ayat 3 yang menyerukan
agar mempersiapkan jalan untuk Tuhan. Seruan ini memperlihatkan bahwa Tuhan
akan datang. Selama ini mereka merasakan bahwa Tuhan tidak ada di Yerusalem
atau Tuhan meninggalkan mereka dan menyerahkan mereka kepada Babel. Namun,
nubuatan pembebasan itu sudah diserukan. Tuhan akan datang menyelamatkan
mereka. Penderitaan mereka akan segera berakhir. Tuhan akan kembali ke tanah suci
mereka, Yerusalem. Kemuliaan Tuhan itu akan segera dinyatakan, sebab bagi bangsa
Israel yang terbuang, mereka merasa ditinggalkan oleh Tuhan dan pengharapan itu
tersembunyi. Namun, semua itu akan berakhir. Di sini, Sion yang dipakai oleh Tuhan
untuk memberitakan kabar baik itu. Ia disuruh untuk memberitakan bahwa Tuhan
yang akan datang itu adalah Tuhan yang datang dengan kekuatan, tangan-Nya penuh
dengan kuasa, Ia akan menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menyatukan
mereka dalam tangan-Nya. Kawanan domba itu akan dipangku dan dituntun oleh-Nya.
Sion dipanggil untuk memberitakan serangkaian janji ini kepada ngsa Israel. Benarlah
bahwa pengharapan itu akan datang dalam Tuhan yang kuat dan lembut, dan yang
mampu menghibur dan membela mereka. Tuhan itu juga adalah seorang gembala
yang mengenal para domba-Nya. Umat yang mengalami trauma penderitaan itu akan
dibebaskan dan Tuhan benar-benar hadir di tengah umat yang terus berpengharapan.
Yang menjadi tantangan bagi orang percaya saat ini adalah apakah setiap orang
percaya terus-menerus memiliki pengharapan kepada Tuhan? Pengharapan itu
hendaknya selalu ada di dalam diri setiap orang percaya dalam suka maupun duka.
Lalu, pelajaran hari ini juga mengajak setiap ASM untuk terus memiliki pengharapan
yang hidup hanya kepada Tuhan saja. Mungkin saja dari antara ASM yang merasa
sedih karena ditinggalkan oleh teman. Tiba-tiba temannya tanpa sebab dan kesalahan
menjauhi ASM. Atau ada ASM yang malu untuk maju ke depan kelas jika disuruh oleh
ibu atau bapak guru. Dan tentunya masih banyak lagi persoalan-persoalan yang
dihadapi oleh ASM (GSM bisa mencari tahu persoalan-persoalan ASM sesuai dengan
konteks dan latar belakang gereja masing-masing). Atau ada dari antara ASM yang
sedih karena sakit dan belum sembuh sehingga belum bisa pergi ke sekolah dan ke
gereja bersama dengan teman-teman. Persoalan itu semua bisa membuat sedih dan
putus asa.
Di Minggu Adven ini ASM diajak untuk memiliki pengharapan yang hidup kepada Tuhan
saja. Sambil menanti perayaan kelahiran Tuhan Yesus dan kedatangan Yesus yang
kedua kali ke dunia ini, marilah ASM semua mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang
penuh dengan kuasa itu, lembut, dan yang memerhatikan para domba-Nya itu. Ia akan
menghapuskan seluruh ketakutan dan kehawatiran ASM. Duka, air mata, dan trauma
akan dihapuskan bagi yang memiliki pengharapan.Orang yang berpengharapan pada
Yesus Kristus berarti mempercayakan kehidupannya pada kuasa Tuhan dan meyakini
bahwa ASM selamat ketika ia berpengharapan.
145
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Ratapan 3: 22, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya.”
Sumber: https://bit.ly/LilinCahaya
Alat yang dibutuhkan
- Alat mewarnai
- Gambar yang telah disediakan
Aktivitas
1. GSM memberikan gambar yang telah disediakan kepada ASM.
2. GSM menjelaskan kepada ASM perilaku yang berpengharapan kepada Yesus
Kristus. Pengharapan itu tampak melalui sikap ASM yang ma uterus berseru
dalam doa kepada Tuhan ketika merasa sedih.
3. GSM dapat mengajak anak agar selalu berpengharapan hanya kepada Tuhan
dalam keadaan susah maupun sedih. Sehingga, ASM dapat bercahaya seperti
lilin sebagai simbol terang. Penyalaan lilin merupakan persiapan, kerinduan, dan
harapan yang tidak serta merta, tetapi tahap-demi tahap. Lambang menyalakan
lilin satu persatu merupakan kerinduan umat yang semakin besar akan Yesus
yang datang sebagai terang Dunia.
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
146
Alat Peraga dan Aktivitas
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
147
Aktivitas
Sumber:
https://bit.ly/LembarCatatan
Daftar Nyanyian
148
Minggu Adven III
17 Desember 2023
Bacaan Alkitab:
Filipi 4: 4
Tujuan Umum
Latar Belakang
Sukacita adalah salah satu ciri dasar dalam kehidupan orang Kristen. Secara
umum alasan orang bersukacita karena usahanya diberkati, sembuh dari penyakit,
kekayaan melimpah, dan hidup dalam keberhasilan. Tetapi apakah semua orang
dapat menyatakan sukacita di dalam penderitaan? Ini adalah hal yang sukar untuk
dilakukan di dalam kehidupan. Apakah benar kita harus selalu bersukacita dan
menunjukkan sukacita di hadapan banyak orang, walaupun kita sedang tidak baik-
baik saja? Apakah kita berdosa jika kita berduka, sedih, ataupun menangis?
Surat Paulus kepada jemaat di Filipi 4: 4 menekankan agar jemaat di Filipi hidup
bersukacita “di dalam Tuhan.” Artinya, setiap orang percaya harus mengucap syukur
di dalam segala hal atau segala keadaan. Entah itu dalam keadaan menyenangkan
maupun menyedihkan. Rasul Paulus ingin jemaat di Filipi dapat menjadi teladan bagi
orang Kristen untuk hidup bersukacita sekalipun dalam penderitaan. Sebagaimana
situasi Paulus pada saat menuliskan surat ini ialah ia dalam penjara atau sedang
dalam kesusahan. Ini adalah salah satu tantangan yang dihadapi oleh Rasul Paulus
saat itu. Melalui kesaksian iman Paulus, ia mampu meyakinkan orang percaya bahwa
di dalam setiap penderitaan, Tuhan turut bekerja memberkati setiap umat-Nya yang
percaya kepada-Nya, yang selalu menyatakan kekhawatirannya kepada Allah di dalam
doa permohonan dan ucapan syukur.
Dalam Filipi pasal 4 dikemukakan beberapa hal kepada jemaat di Filipi. Salah satunya
peringatan bahwa Tuhan telah dekat (4: 4-7). Singkatnya pada Filipi 4 ayat 4 Paulus
149
mengajak jemaat untuk hidup sesuai dengan status dan panggilannya: Bersukacitalah
senantiasa! Kata senantiasa (Yunani: pantote) artinya terus-menerus, pada segala
waktu, dan dalam segala keadaan. Paulus menuliskan suratnya ini agar semua orang
percaya kepada Kristus memperteguh iman dan percayanya. Banyak tantangan,
kesulitan, dan godaan yang dihadapi oleh jemaat di Filipi saat itu. Perselisihan dalam
jemaat, konflik, aniaya, tekanan, tantangan, kesusahan, dan penderitaan terjadi di
Filipi. Untuk itu, Paulus menegaskan jemaat di Filipi untuk senantiasa bersukacita.
Ia sendiri yang berada di dalam penjara, tetap bersukacita karena kasih Kristus
terus-menerus menyertainya. Tidak itu saja, pergumulan ini juga membuat orang
Kristen menjadi bertanya-tanya apakah ia tetap hidup dan meneladani Kristus atau
meninggalkan Kristus. Paulus terus mendorong mereka untuk terus memegang
komitmen dan prinsip pengikut Kristus agar terus berpegang pada sukacita yang hanya
dapat ditemukan di dalam Tuhan. Bersukacita di dalam Tuhan artinya bersukacita atas
segala kebaikan Tuhan dan berkat-Nya di tengah penderitaan. Berilah pandangan
hanya kepada Yesus saja. Dengan memandang kepada Tuhan, setiap orang benar-
bvenar dapat bersukacita. Jalan yang mungkin terasa sulit, pasti bisa dilalui sebab
Tuhan itu baik, Dia baik hati, penyayang, pengampun, dan kesetiaan-Nya tidak pernah
berubah.
Melalui pelajaran hari ini ASM diajak untuk bisa bersukacita di dalam setiap keadaan.
Tentunya, sukacita ASM berbeda-beda alasan dan sebabnya. Juga, ada ASM yang
sulit untuk bersukacita jika ada persoalan yang sedang dihadapi. Misalnya di sekolah,
mungkin saja kurang bercukacita karena melihat ada teman yang berkelahi di
kelas. Atau saja, adik-adik bersedih karena tidak ada yang bisa menolong adik-adik
ketika kesulitan mengerjakan PR. Atau, bisa saja tanpa salah dan sebab, adik-adik
ditinggalkan oleh teman dan tidak mau lagi bermain dengan adik-adik. Kesedihan
tidak dapat dielakkan. Namun, bersukacita adalah wajib apalagi bersukacita di
dalam Tuhan. Saat ini adalah Adven ke-3 yang ditandai dengan warna merah jambu.
Merah jambu melambangkan sukacita. Sukacita Adven ketiga ini adalah sukacita di
tengah pertobatan manusia. Dalam penantian akan kedatangan Tuhan, banyak yang
membuat kita sedih, kecewa, bahkan ada yang jatuh ke dalam dosa. Namun, bagi
orang percaya penantian ini membawa sukacita karena Tuhan akan datang.
150
Mengucap syukur dalam segala hal, berharap terus dalam Tuhan, mengunjungi teman
yang sakit, menyapa teman, dan ramah kepada teman adalah bentuk bersukacita
di dalam Tuhan. Apabila hati kita sedang sedih, jangan lupa berseru kepada Tuhan
karena Tuhanlah yang mampu mengobati hati yang luka. Bukan sukacita yang
membuat kita bersyukur, namun syukurlah yang membuat kita bersukacita. Selamat
bersukacita senantiasa di dalam Tuhan!
Pembagian Horong
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Sumber:
https://bit.ly/SukacitadidalamTuhan
Aktivitas
1. GSM memberikan gambar yang telah
disediakan kepada ASM.
2. GSM mengajak ASM untuk mewarnai
lembar kertas di atas dan mengajak
ASM untuk menyebutkan tulisan
yang sedang mereka warnai.
3. GSM menjelaskan bahwa bersukacita
di dalam Tuhan haruslah dilakukan
setiap hari dan setiap saat bahkan
dalam keadaan apapun.
151
Horong 2
Tujuan Khusus
1. ASM mampu bersukacita ketika dalam keadaan khawatir, sebab Tuhan selalu
menyertainya.
2. ASM memahami arti bersukacita di dalam Tuhan.
Ayat Hafalan
PEMBATAS ALKITAB
Alat dan bahan
1. Gunting
2. Pensil warna dan pena hitam
3. Pita warna merah muda
4. Kertas buffalo (warna-warni) yang sudah dibentuk polanya oleh GSM (pola
pembatas Alkitab. Bisa dikreasikan bentuknya)
5. Pelubang kertas
Cara Membuat
1. Ambil kertas buffalo yang sudah disediakan dan gunting sesuai dengan pola yang
ditentukan atau ASM bisa membentuk pola sendiri.
2. Setelah itu, hias dengan gambar atau warna sesuai yang diinginkan.
3. Lubangi bagian atas kertas menggunakan pelubang kertas.
4. Ikatkan pita ke lubang hingga membentuk gantungan.
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
152
Alat Peraga dan Aktivitas
Sumber: https://bit.ly/kartuRejoice
Daftar Nyanyian
1. BE. SM No. 16
2. BE. SM No. 3
3. BE. SM No. 322
4. BE. SM No. 276
5. BE. SM No. 170
6. BE. SM No. 48
153
Minggu Adven IV
24 Desember 2023
Bacaan Alkitab:
Mikha 5: 1-4a
Sambut Kelahiran
Yesus Sang Mesias
Tujuan Umum
Anak mampu memahami bahwa Yesus adalah Mesias yang lahir ke dunia untuk
menyelamatkan manusia keluar serta meninggalkan dosa-dosa nya.
Latar Belakang
Betlehem Efrata merupakan kota kecil dibandingkan dengan kota-kota lainnya yang ada
di Yehuda kala itu. Dan secara politik, kota kecil ini kurang diperhitungkan dalam memberi
pengaruh. Tidak hanya itu, kota ini juga lemah dalam bidang ekonomi, sosial, bahkan agama.
Akan tetapi, di samping kecilnya serta kurang diperhitungkannya kota itu di Yehuda, ada
hal yang menarik dari kota Betlehem Efrata tersebut. Dari kota kecil itu lahir seorang
pemimpin yang besar, yang kekuasaannya melebihi kekuasaan para penguasa ataupun
pemerintah di mana pun yang ada di dunia ini. Sehingga hal ini menjadikan kota kecil
Betlehem Efrata menjadi perhatian orang banyak (global) karena lahirnya pemimpin
besar dari kota itu. Hal itu dapat dilihat dari nubuat Mikha mengenai Betlehem bagi
masyarakat Yehuda yang dituliskan dalam nas renungan saat ini (Mi. 5: 1-4a).
154
Bila melihat situasi Yehuda saat nubuat Mikha ini disampaikan, maka para penguasa
ataupun pemerintahnya dalam kondisi berpesta-pora dalam korupsi, para imam yang
ada di daerah itu bersifat fasik, para hakim tidak memiliki integritas sehingga mudah
dan biasa menerima suap, para pedagang mayoritas tidak jujur, hingga dampaknya
rakyat ataupun masyarakat menjadi sangat menderita kala itu. Secara sederhana,
boleh dikatakan kala itu banyak manusia yang melakukan pelanggaran-pelanggaran
atau melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Allah.
Nubuat Mikha bagi daerah Yehuda menjadi pengharapan baru, dan memperlihatkan
bahwa yang kecil tetap bisa mendapat perhatian yang besar dari Allah dengan
lahirnya pemimpin besar dari kota kecil itu. Kelahiran pemimpin besar yang dimaksud
ialah kelahiran sang Mesias yakni Yesus Kristus yang akan memberi keselamatan
bagi seluruh umat manusia yang sudah menderita akibat terjerat dosa-dosanya.
Nubuat Mikha ini bukan hanya sebatas kata penghiburan yang semu, melainkan janji
pengharapan akan keselamatan yang telah digenapi dengan lahirnya Yesus Kristus ke
dunia ini, di kota kecil Betlehem. Dan kelahiran Yesus yang merupakan Mesias hingga
kini dirayakan oleh umat Kristiani (orang Kristen) dalam perayaan Natal.
Sebagaimana hadirnya Yesus sebagai Mesias yang menjadi berkat bagi orang banyak
dan dunia karena menyelamatkan serta melepaskan manusia dari dosa-dosanya,
begitu pula halnya kita memaknai Natal dengan memberi berkat bagi sesama. Selain
itu, dari nubuat Mikha ini, kita juga di ajak untuk memiliki pemahaman bahwa kecil
atau besarnya kita, bukan terlihat dari ukuran manusia. Sebagaimana Betlehem kota
kecil yang di pandang rendah kala itu oleh ukuran manusia, ternyata bisa melahirkan
pemimpin besar dan memberi pengaruh besar bagi dunia atas campur tangan Allah
dengan lahirnya Yesus sang Mesias yang menyelamatkan umat manusia dari dosa.
Selain penyelamatan bagi umat manusia atas dosa-dosanya, kelahiran Sang Mesias
yakni Yesus Kristus juga membawa damai di tengah-tengah manusia. Sehingga
melalui perayaan lahirnya Yesus Kristus (perayaan Natal), para pengikut Kristus juga
harus mampu membawa damai bagi sesama serta di tengah-tengah kehidupannya.
Misalnya menjadi seorang yang suka untuk saling menolong terhadap sesama,
menjadi orang yang pemaaf (mau mengampuni kesalahan orang lain), taat kepada
orang yang lebih tua, menyayangi orang yang lebih muda, dan lain sebagainya yang
mampu menghadirkan kedamaian di tengah-tengah kehidupan kita.
Pembagian Horong
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Mazmur 62: 2, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.”
155
Aktivitas dan Alat Peraga
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Yesaya 43: 11, “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada Juruselamat selain dari pada-Ku.”
156
Aktivitas
1. Fotocopy gambar yang telah disediakan sejumlah yang diperlukan dalam proses
mengajar.
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Yohanes 3: 17, “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”
157
Gambar dapat di unduh pada link :
https://www.kuisalkitab.id/storage/2018/09/Jesus-kuis-alkitab-1.jpg
Kunci Jawaban
Menurun
1. Betlehem
2. Maria
3. Orang Majus
4. Mesir
7. Yusuf
Mendatar
5. Gabriel
6. Herodes
7. Yohanes Pembaptis
Daftar Nyanyian
158
Natal I
Senin,
25 Desember
2023 Bacaan Alkitab:
Lukas 2: 1-7
Juruselamat Telah
Lahir Bagi Kita
Tujuan Umum
Latar Belakang
Sebelumnya, kabar tentang kelahiran Yesus sudah di kabarkan oleh malaikat Tuhan
kepada Maria (1: 30-31). Malaikat tersebut bernama Gabriel. Malaikat Gabriel
mengatakan kepada Maria bahwa dia akan mengandung putra Allah dan Dia akan
menjadi Raja atas segala bangsa. Kerajaan-Nya berdiri tegak untuk selamanya.
Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa bayi yang akan lahir itu akan diberi
nama Yesus. Maria mengatakan kepada malaikat Tuhan bahwa dia akan mematuhi
Bapa Surgawi dan menjadi ibu Yesus.
Maria dengan rendah hati menerima perkataan dan pemberitahuan bahwa ia akan
mengandung, “Aku ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk.
1: 38). Maria dan Yusuf yang pada saat itu belum menikah harus menaati perintah
Tuhan. Melalui malaikat dan mimpi, Yusuf mendapatkan perintah Tuhan. Termasuk
159
pada cerita kita pada hari ini. Maria dan Yusuf harus meninggalkan Nazaret di Galilea
menuju ke Yudea, kota Daud. Kerajaan Romawi atas pemerintahan Kaisar Agustus
mengeluarkan perintah agar semua orang mendaftarkan diri. Ini adalah pendaftaran
yang pertama kali, pada saat Kirenius menjadi gubernur di Siria. Perjalanan panjang
yang dilakukan oleh Yusuf dan Maria dari kota Nazaret menuju kota Betlehem lebih
kurang berjarak 120 km. Tentu perjalanan yang penuh dengan tantangan bila melihat
situasi Maria kala itu yang sedang dalam kondisi hamil tua (mengandung bayi Yesus).
Ditambah lagi, mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh. Yusuf harus
membawa Maria ke Betlehem karena Yusuf berasal dari keluarga keturunan Daud.
Setibanya mereka di kota Betlehem, mereka pun mencari tempat untuk menginap.
Pada saat itu, telah tiba saatnya bagi Maria untuk melahirkan. Akan tetapi, tantangan
berat melanda mereka lagi. Rupanya, tidak ada tempat bagi mereka untuk menginap.
Semua penginapan penuh karena semua orang dari segala penjuru datang ke sana untuk
melakukan sensus penduduk. Akhirnya, Yusuf menemukan tempat yaitu kandang domba
agar Maria bisa bersalin. Kandang ini adalah kandang bagi ternak para pelancong. Di
sanalah Yusuf dan Maria bermalam. Di sana jugalah Maria bersalin bayi Yesus. Bayi
Yesus dibedung (diselimuti) dengan kain lampin. Tujuannya agar bayi Yesus hangat dan
tubuh-Nya terlindungi. Lalu, bayi Yesus diletakkan di atas palungan. Biasanya, palungan
ini menjadi tempat makanan hewan. Namun, kali ini Maria mengubahnya menjadi tempat
tidur yang nyaman bagi bayi Yesus. Tentu, secara logika kandang bukanlah tempat yang
layak seorang Juruselamat dilahirkan. Tapi faktanya dari kandang domba yang penuh
kesederhanaan itulah lahir seorang Juruselamat manusia yang akan menyelamatkan
manusia dari segala dosa-dosanya. Kelahiran bayi Yesus ini memberikan makna
kesederhanaan. Ia seorang raja, namun Ia tidak lahir di istana megah. Inilah juga yang
akan menunjukkan pelayanan-Nya yang bersahaja, namun memberikan dampak yang
besar bagi dunia. Dunia diselamatkan dari dosa dan beroleh kasih karunia.
Dari kisah keluarga Yusuf ini, kita diajarkan bahwa dalam hidup ini pasti akan ada
kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah. Akan tetapi, kelahiran Yesus membawa
terang bagi umat manusia dari segala masalah tersebut. Tak hanya itu, kehadiran
Yesus di dunia juga dalam rangka karya penyelamatan manusia dari pelangaran-
pelanggaran atas perintah Allah (dosa-dosa) yang dilakukan manusia (mayoritas)
pada masa itu. Keterbatasan hidup tidak menandakan bahwa hidup kita tidak
diberkati. Namun, dalam situasi sulit pertolongan Tuhan itu tetap dinyatakan bagi
orang yang percaya. Yesus yang lahir di kandang domba (penuh kehinaan) ini juga
memperlihatkan solidaritas Tuhan kepada manusia yang lemah dan direndahkan atas
keterbatasannya (baik ekonomi, status sosial, dan lain sebagainya). Kelahiran Yesus
ini juga membawa berkat bagi semua orang di dunia.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
160
Ayat Hafalan
Lukas 2: 11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota
Daud.”
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Lukas 1: 31, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang
anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.”
161
Aktivitas dan Alat Peraga
Metode Mengajar
Metode tanya jawab terkait siapa Yesus bagi mereka (ASM) dalam hidupnya.
Horong 3
Tujuan Khusus
Anak memahami bahwa kelahiran Yesus dalam rangka menyatakan pertolongan dan
penyelamatan Allah bagi manusia di tengah-tengah dunia ini.
Ayat Hafalan
Matius 1: 21, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
162
2. Isilah kolom yang kosong sesuai jawaban dari pertanyaan yang disediakan
(mendatar maupun menurun).
3. GSM akan memandu ASM dalam mengisi teka teki silang tersebut.
Mendatar Menurun
3. Orang ….. dari timur mengikuti 1. Apakah pekerjaan Yusuf tunangan
bintang mencari Mesias yang telah Maria?
lahir. 2. Kemana Yesus dibawa lari oleh orang
7. Siapa nama Malaikat yang tuanya saat terjadi pembunuhan
memberitahu ibu Yesus bahwa ia bayi di Betlehem?
akan mengandung dari Roh Kudus? 4. Yesus lahir di kota …..
8. Nama ibu Yesus adalah? 5. Kepada siapa Malaikat
9. Yesus di baptis oleh ….. pembaptis. memberitahukan kabar bahwa Yesus
10. Siapakah nama nabi yang tidak akan Kristus telah lahir?
mati sebleum melihat bayi Yesus? 6. Siapakah nama raja yang memerintah
pada saat Yesus lahir?
Kunci Jawaban
Mendatar Menurun
3. Majus 1. Tukang kayu (tanpa spasi)
7. Gabriel 2. Mesir
8. Maria 4. Betlehem
9. Yohanes 5. Gembala
10. Simeon 6. Herodes
Daftar Nyanyian
163
Natal II
Selasa,
26 Desember 2023
Bacaan Alkitab:
Mazmur 98:1-3
Menjadi Anak yang
Baik dan Adil
Tujuan Umum
Latar Belakang
Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab yang menjadi inspirasi bagi para penulis
lagu rohani untuk menuliskan lirik ataupun syair lagu, karena di dalam kitab Mazmur
terdapat banyak puji-pujian dan nyanyian yang disampaikan kepada Allah, salah
satunya ialah kitab Mazmur 98:1-3 yang merupakan ajakan bagi para pendengar
dan pembaca untuk memuji dan memuliakan Allah melalui nyanyian. Kitab Mazmur
juga memperkenalkan kepada kita beberapa alat musik yang digunakan dalam memuji
Tuhan, seperti kecapi, nafiri, rebana dan sangkala. Alat musik tersebut digunakan
sebagai sarana pendukung bagi para pendengar untuk memahami dan menghayati
nyanyian mazmur yang di nyanyikan.
Mazmur 98:1-3 merupakan puji-pujian bangsa Israel atas karya penyelamatan Allah
kepada bangsa Israel. Walaupun bangsa Israel berulang kali memberontak dan
menyimpang dari apa yang telah Allah perintahkan kepada mereka, namun kasih setia
Allah selalu menyertai bangsa Israel. Melalui mazmur 98: 1-3 ini mengajak seluruh
ciptaan Tuhan untuk selalu memuji dan menyembah Tuhan, sebab keadilan Tuhan
akan ditegakkan bagi mereka yang tidak percaya kepada-Nya dan hidup orang yang
percaya akan menikmati keselamatan dari Tuhan. Bila kita menyadari betapa baiknya
Tuhan itu, tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak memuji dan memuliakan-Nya,
Tuhan telah memberikan keselamatan kepada manusia melalui Anak-Nya supaya
setiap orang yang percaya beroleh hidup yang kekal.
164
Penjelasan Bahan dan Cerita
Proses perjalanan kehidupan yang penuh dengan warna (sedih, senang, suka, duka,
dll) terkadang membuat manusia merasa dilema apakah tetap bertahan pada Kristus
atau berbalik memberontak kepada Kristus. Kebanyakan dari manusia itu memilih
untuk bernyanyi ketika hati mereka merasakan sukacita ataupun dukacita, dengan
bernyanyi perasaan gundah ataupun tekanan yang dimiliki serasa berkurang dan hati
semakin terasa tenang. Hal tersebutlah yang ingin disampaikan Mazmur 9: 1-3 ini
yang mengajak kita untuk selalu menyanyikan lagu baru untuk memuji dan memuliakan
Tuhan walaupun permasalahan dan pergumulan hidup yang berat terjadi. Tuhan itu
adil, Tuhan tidak akan berdiam diri melihat penderitaan ataupun pencobaan yang kita
hadapi itu, ketika kita mau melibatkan Tuhan dalam kehidupan, maka Tuhan akan
menunjukkan keadilan-Nya kepada kita.
Penghukuman yang dilakukan Allah kepada bangsa-bangsa yang tidak berlaku adil
dan tidak hidup dalam kebaikan menjadi teguran kepada kita di masa sekarang ini
agar hidup adil dan melakukan segala perbuatan-perbuatan baik yang dikehendaki
oleh Tuhan. Tindakan itu sama seperti orang tua yang menghukum anaknya ketika
anaknya berkelakuan nakal, namun ketika anaknya sering melakukan kebaikan kepada
orang lain. Seperti membantu temannya ketika kesusahan di sekolah ataupun rajin
membersihkan rumah, menuruti segala yang diperintahkan oleh orang tuanya, maka
sia anak akan mendapatkan hadiah dari orang tuanya. Begitulah keadilan Allah kepada
manusia yang melakukan kebaikan dan berlaku adil dalam kehidupanya, hukuman
tidak akan kita peroleh melainkan berkat dan keselamatan akan Tuhan berikan kepada
orang-orang yang melakukannya di dalam proses perjalanan kehidupan yang dijalani.
Menjadi orang yang baik merupakan keharusan yang dilakukan oleh setiap
manusia tanpa terkecuali. Mazmur 98: 2 jelas menyatakan bahwa “Tuhan telah
memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di
depan mata bangsa-bangsa”. Manusia telah menerima keselamatan yang dari pada
Tuhan, sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak melakukan kebaikan
dalam kehidupannya. Keselamatan yang telah kita peroleh atas perbuatan-perbuatan
ajaib yang telah kerjakan kepada kita umat-Nya. Oleh karena itu, para pemazmur
mengajak para pendengar dan pembacanya untuk menyanyikan nyanyian baru
bagi Tuhan Allah yang akan datang untuk mengadili dunia ini dengan keadilan dan
kebenaran. Menjalani kehidupan dengan kebaikan dan keadilan merupakan salah satu
hal yang Tuhan kehendaki bagi manusia. Tetaplah untuk hidup dalam kebaikan dan
adil walaupun bagitu banyak tantangan dan cobaan yang sering kali membuat kita
merasa tidak berdaya, Tuhan akan membela umat-Nya dan menghukum orang-orang
yang memberontak dan tidak berlaku adil pada kehidupan yang dijalani.
Saling berbagi dengan sesama dan menolong sesama dapat dikatagorikan sebagai
bentuk keadilan yang di mana kita dapat berbagi dengan adil kepada sesama atas
berkat yang diberikan Tuhan, sehingga orang lain juga dapat merasakan berkat Tuhan
melalui kita. Setiap manusia harus menyadari bahwa Allah itu adil dan setia, keadilan
dan kesetiaan Allah itu bisa kita rasakan ketika Dia tidak pernah meninggalkan umat-
Nya walaupun Allah melihat umat-Nya tersebut berulangkali melakukan tindakan
yang mengecewakan, namun, kasih setia Allah selalu ada pada umat-Nya. Keadilan
Tuhan akan dinyatakan kepada umat-Nya yang mampu bertahan dan berpegang
teguh pada Tuhan ketika dalam kesukaran dan kesesakan, Allah akan memberikan
165
penguatan serta penghiburan kepada mereka yang selalu mengandalkan Tuhan dalam
kehidupannya. Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk selalu bersyukur karena
Kristus yang telah mati, kita menjadi umat pilihan-Nya.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
1. ASM mengetahui bahwa saling berbagi itu merupakan salah satu contoh
berkelakuan adil.
2. ASM mau adil dan baik.
Ayat Hafalan
Mazmur 103: 6, “Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang
diperas.”
Sebelum memulai aktivitas, terlebih dahulu GSM menjelaskan bahan ajar dengan
bahasa yang sederhana disertai dengan ilustrasi mengenai saling berbagi atau
mewarnai gambar yang terdapat dibawah ini.
Horong 2
Tujuan Khusus
ASM mampu menceritakan mengenai kebaikan yang dirasakan dari keadilan Tuhan di
dalam kehidupan mereka.
Ayat Hafalan
Mazmur 33: 5, “Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih
setia.”
166
Aktivitas dan Alat Peraga
Sebelum memulai aktivitas, terlebih dahulu GSM menjelaskan bahan ajar Mazmur 98:
1-3 dengan bahasa yang sederhana disertai dengan ilustrasi.
GSM memberikan arahan kepada ASM untuk masing-masing menemukan kata-kata
yang terdapat pada gambar dibawah.
Jawaban
Berkat Kasih Sayang Orang Tua Teman
Nilai Bagus Perhatian Patuh Nasehat
Sekolah
Horong 3
Tujuan Khusus
ASM mampu untuk berlaku adil kepada semua orang di dalam kehidupannya sehari-hari.
Ayat Hafalan
Pengkhotbah 3: 17, “Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak
adil, karena untuk segala hal pekerjaan ada waktunya.”
167
Aktivitas dan Alat Peraga
1. Sebelum memulai aktivitas, terlebih dahulu GSM menjelaskan bahan ajar dengan
bahasa yang sederhana disertai dengan ilustrasi mengenai keadilan.
2. GSM mempersiapkan beberapa kelompok diskusi yang terdiri dari 5 anak sekolah
minggu dalam 1 kelompok diskusi. Lalu GSM memberikan selembar kertas kepada
tiap-tiap kelompok tersebut. Kemudian GSM memberikan arahan kepada ASM
untuk menuliskan di kertas tersebut mengenai hal-hal yang baik dikehendaki
Tuhan.
Kelompok Pertanyaan
Daftar Nyanyian
168
Minggu Akhir
Tahun
31 Desember
2023 Bacaan Alkitab:
Yakobus 4: 13-17
Rencanakanlah Segala
Hal Yang Baik
Tujuan Umum
Anak-anak mampu memahami segala rencana yang baik adalah kehendak Tuhan.
Latar Belakang
Surat Yakobus adalah salah satu dari sekian surat yang berbicara mengenai hal-
hal praktikal. Surat Yakobus merupakan surat yang dikirim Yakobus seorang hamba
Allah dan Tuhan Yesus Kristus kepada dua belas suku di perantauan (Yak. 1: 1) yang
merupakan orang-orang Yahudi sebahagian banyak terdiri dari orang Kristen Yahudi
di perantauan yang sedang mengalami penganiayaan. Yakobus menyadari bahwa
orang-orang Kristen Yahudi dan para pedagang seperti yang dimaksudkan dalam
pasal 4: 13-17 pada saat itu tidak mencari Tuhan. Kemewahan, kesombongan, dan
tidak melibatkan Tuhan dalam segala hal menjadikan kehidupan yang mereka jalani
tidak sesuai apa yang telah dikehendaki Tuhan. Yakobus bukan membenci pekerjaan
yang dilakukan oleh para pedagang, melainkan Yakobus membenci sikap ataupun
karakter yang dimiliki para pedagang tersebut. Para pedagang merasa kemewahan
yang mereka peroleh itu atas kuasa mereka sendiri sehingga membuat mereka
lupa atas kuasa Tuhan dalam kehidupan mereka. Kehidupan para pedagang tidak
sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan yakni rendah hati dan tidak sombong. Tuhan
menghendaki seluruh umat manusia untuk hidup didalam kasih. Saling menolong,
tidak sombong, dan rajin berdoa merupakan salah satu contoh kehidupan seseorang
yang dikehendaki oleh Tuhan. Kristus yang telah terlebih dahulu menunjukkan kasih-
Nya kepada manusia, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai karya ciptaan
Tuhan untuk melakukan yang dikendaki-Nya.
Yakobus 4: 13-17 berbicara mengenai hal praktis dalam menjalani kehidupan yang
dikehendaki oleh Tuhan yakni kuat dan tahan dalam berbagai macam bentuk pencobaan.
169
Ketika pencobaan itu sedang ada pada kita, sangat diperlukan kebijaksanaan dalm
menyusun strategi untuk menghadapi permasalahan terbut. Dengan demikian, setiap
orang yang mengalami pencobaan tidak sesat (Yak. 4: 16) dan jatuh kedalam dosa
serta menjauh dari Tuhan melainkan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan serta
melibatkan Tuhan dalam segala hal kehidupannya. Perencanaan yang baik dan matang
merupakan suatu hal penting yang harus disadari setiap orang untuk mencapai satu
tujuan yang ingin di raih. Tanpa adanya perencanaan yang baik dan matang, maka
hidup akan kurang terarah dan kurang teratur.
Hidup yang terencana dengan baik dan matang merupakan suatu bukti bagaimana
seseorang dapat menghargai waktu dan segala potensi yang telah diberikan
Tuhan. Namun sungguh sangat disayangkan, banyak orang dalam membuat suatu
perencanaan tidak melibatkan Tuhan. Perencanaan yang dibuat hanya mengandalkan
pemahaman dan pikirannya saja. Suatu perencanaan yang baik adalah melibatkan
Tuhan dalam segala hal. Oleh karena itu, secara praktis bagian ini sangat penting
dalam kehidupan kita sebagai seorang Kristen, seperti yang telah diajarkan oleh
Yakobus kepada kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan tetap
berserah pada kehendak Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita semua dalam setiap
perencanaan selalu melibatkan Tuhan agar Tuhan menghendaki rencana-rencana
yang telah diaturkan. Kehidupan yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang selalu
melibatkan Allah dalam segala hal. Kiranya Tuhan memberkati dan mengkehendaki
segala perencanaan dan kehidupan kita semua.
Pembagian Horong
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Matius 19: 26, “Namun Yesus memandang mereka dan berkata, Bagi manusia ini
mustahil; tetapi bagi Tuhan, segala sesuatu mungkin terjadi.”
170
Aktivitas dan Alat Peraga
Story telling perihal seseorang yang selalu melibatkan Tuhan dalam kehidupannya.
Sebelum bercerita, hendaknya GSM telah menyediakan gambar-gambar yang
berkenaan dengan cerita yang disampaikan.
Horong 2
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Yakobus 4: 15, “ Sebenarnya kamu harus berkata, “Jika Tuhan menghendakinya, kami
akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
Melakukan aktivitas dengan membuat daftar kebaikan dan kejahatan yang telah ASM
lakukan selama seminggu. Hendaknya terlebih dahulu GSM mempersiapkan selembar
kertas yang telah dibuatkan bentuk listnya.
Horong 3
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Yakobus 4: 15, “ Sebenarnya kamu harus berkata, “Jika Tuhan menghendakinya, kami
akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
171
Aktivitas dan Alat Peraga
Melakukan aktivitas dengan membuat daftar kebaikan yang telah ASM lakukan selama
seminggu dan daftar kebaikan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Terlebih
dahulu GSM mempersiapkan selembar kertas yang telah dibuatkan bentuk listnya.
1 Menyapu halaman
2 Mencuci piring
3 Membantu teman
……… ……..
Dst Dst
Daftar Nyanyian
1. BE.SM No. 44
2. BE.SM No. 89
3. BE.SM No. 97
4. BE.SM No. 125
5. BE.SM No. 129
6. BE.SM No. 160
7. BE.SM No. 92
172