W AK IL PEM I M PI N UM UM :
Ke p al a B i ro K at e g o rial S e k o lah M ingg u,
Re m aj a, N apo s o b ulung – S M I R N A H KB P
P d t . T oh o S inag a, S .Th ., M .I .K o m.
PEM IM PIN R E D A KS I :
B v r. M a rt a le na S inag a, M .Th .
EDIT O R: PE NE R BI T:
B v r. M a rt a le na S inag a, M .Th . Hu ria K rist e n Bat ak
P d t . N i x c on S imanung k a lit , M .A r s ., M .Th. Pro t e st an
K a nto r Pus at HK B P
K O REK T O R N A S KA H : Departem en K o i no ni a
C al . P d t . M ik h a e l S ih o t ang , M .A . B i ro K ateg o ri al Seko l ah
Mi ng g u, Rem aja,
PEN U LIS : Napo s o bul ung - SMI RNA
Ard yn a M i th a C h ar o lyna S iadar i Pea ra ja– Tarutung 22413
D e st ri Ayu N at a lia H ut aur uk Tel p. (0633) 21707
E l i sab e t h S e r y l S e re v ina L umb an G aol Fax . (0633) 21596
E rv i n a Has ib uan HP/WA: 0823- 6478- 8560
Fe b ri an t o Fe rdiman S imat upa ng (Pd t. To g u Nababan)
Fran si ska M a rc ia J . S ilae n https ://hkbp.o r.i d /
Ju l i E v i Fay e s S ila lah i
Ka d i r M an ulla ng
Korn e l i a Ag at t a S imamo r a K E T E R A NGA N FOTO COVE R :
Magare t h Tas ya P anja it an K eg i atan Parheheo n SK M HK B P
Mari a Frans is c a S ih o mb ing Si al l ag an, Res o rt Am bari ta, Di s tri k
Mart h al e n a S inag a VI I Sam o s i r, 27 Maret 2022.
Mok o T ri p u t r i S ir ing o r ing o
Rob b y N ab ab a n
Ru t Im e l d a H ut ab ar at
Kami senantiasa menantikan kritik dan saran yang membangun dari para Guru Sekolah
Minggu HKBP yang dengan setia memakai Buku Panduan Bahan Ajar Sekolah Minggu
ini. Kritik dan saran yang konstruktif tersebut dapat disampaikan melalui Contact
Person yang dicantumkan di bagian depan buku ini atau langsung ke nomor WhatsApp
Departemen Koinonia HKBP di 0813-7005-3343. Masukan-masukan yang datang dari
para Guru Sekolah Minggu di lapangan akan sangat berharga demi meningkatkan
kualitas buku ini. Sehingga pada edisi berikutnya buku ini akan lebih baik lagi agar
Guru-guru Sekolah Minggu HKBP semakin tampil tangguh, kuat, elastis, dan tahan uji
dalam mempersiapkan pelayanan yang baik demi perkembangan spiritualitas Anak-
anak Sekolah Minggu HKBP. Selamat memperlengkapi diri dan selamat melayani.
Tuhan memberkati.
3
Kata Pengantar
Syukur kepada Allah dalam Yesus Kristus bahwa
buku panduan bahan ajar Sekolah Minggu HKBP edisi
Januari-Juni 2023 ini dapat diterbitkan kembali.
Semoga buku ini dapat dipergunakan dengan sebaik-
baiknya untuk menumbuhkembangkan pemahaman
anak sekolah minggu tentang iman kepada Tuhan dan
juga tentang gereja HKBP.
Adik-adik Sekolah Minggu adalah seseorang yang memiliki iman sekaligus akal budi.
Iman dan akal budi sejatinya berjalan beriringan; saling memberikan pemahaman
satu dengan yang lain. Melalui akal budi, seseorang bisa memahami pengertian iman.
Sebaliknya, melalui iman, seseorang mampu memaknai tujuan akhir hidupnya sehingga
ia tidak akan pernah bisa dipuaskan oleh akal budi belaka. Untuk itu, alangkah baiknya
jika seluruh Guru Sekolah Minggu dapat mempersiapkan dirinya dengan sungguh-
sungguh sebelum ia menyampaikan pengajaran kepada sahabat kecilnya yaitu anak-
anak Sekolah Minggu.
Buku yang ada di tangan saudari-saudara sekalian ini bersifat pelengkap bagi para
GSM dalam melakukan pengajaran di gereja masing-masing. Karena itu, kreativitas
dan ketekunan saudari-saudara sekalian tetap diperlukan pada saat mempersiapkan
diri untuk mendampingi anak-anak Sekolah Minggu di tempat pelayanan masing-
masing. Tentunya saudara-saudari GSM perlu menyesuaikan konteks dan tempat
saudari-saudara melayani pada saat menggunakan buku panduan ini. Apabila bahan-
bahan untuk alat peraga yang ditawarkan tidak tersedia di lokasi tempat pelayanan
saudari-saudara, usahakanlah bahan pengganti yang sesuai dan relevan dengan
konten pengajaran pada minggu tersebut. Terima kasih kepada seluruh tim kerja,
penulis dan editor yang bersedia menyediakan waktu dalam proses penulisan tulisan
ini. Semoga jerih lelah saudari-saudara sekalian sungguh-sungguh berguna lewat
sumbangan tulisan dalam buku ini untuk pengembangan kualitas Adik Sekolah Minggu
dalam memahami Kitab Suci dan melakukannya di dalam kehidupan setiap hari. Terima
kasih dan Tuhan memberkati pelayanan pengajaran saudari-saudara sekalian. Horas!
4
Daftar Isi
Kata Sambutan............................... 3
Maret
Kata Pengantar . . ............................. 4
Daftar Isi. . ..................................... 5
Minggu Reminiscere
5 Maret 2023
Indahnya Menjadi Berkat Bagi
Januari Semua Orang .............................................. 58
Minggu Okuli
12 Maret 2023
Minggu Tahun Baru Yesus Mau Menerimaku . . ................. 64
1 Januari 2023
Minggu Letare
Ketaatan Membuahkan Keselamatan.. 7
19 Maret 2023
Minggu I Setelah Ephipanias Tuhan Melihat ke Hatiku ................. 70
8 Januari 2023
Minggu Judika
Peduli Dengan Sesama?! Ayoklah!..... 12
26 Maret 2023
Minggu II Setelah Ephipanias Pengikut Kristus, Siapp!!! ............... 76
15 Januari 2023
Aku Mau Memaafkan....................... 17
Minggu III Setelah Ephipanias
22 Januari 2023 April
Mengendalikan Diri, Itu Harus!!! ..... 21
Minggu IV Setelah Ephipanias Minggu Palmarum
29 Januari 2023 2 April 2023
Beriman Teguh seperti Perwira......... 26 Hati-Hati Gunakan Mulutmu! ........... 82
Jumat Agung
7 April 2023
Februari Mengampuni Seperti Yesus .............. 87
Minggu Paskah I
Minggu Septuagesima 9 April 2023
5 Februari 2023 Aku Mau Berbalik dan Berubah! ....... 95
Aku Mau Bertobat! ......................... 31
Senin Paskah II
Minggu Sexagesima 10 April 2023
12 Februari 2023 Merdeka Karena Kritus ................... 103
Tuhan Yesus Meredakan Angin Ribut. 36
Minggu Quasimodogeniti
Minggu Estomihi 16 April 2023
19 Februari 2023 Aku Mau Menjadi Penolong .............. 107
TUHAN adalah Terang, Keselamatan,
Minggu Misericordias Domini
dan Benteng Hidupku!..................... 46
23 April 2023
Minggu Invocavit Aku Mau Mengucap Syukur .............. 111
26 Februari 2023
Minggu Jubilate
Godaan Iblis?! Tidak Lah Yau!! ........ 53
30 April 2023
Berani Tampil Beda ........................ 117
5
Mei
Minggu Kantate
7 Mei 2023
Aku Mau Bersekutu dengan Tuhan! . . . 123
Minggu Rogate
14 Mei 2023
Can I Talk to God? . . ........................ 129
Kamis Kenaikan Yesus Kristus
18 Mei 2023
Aku Menang, Sebab Yesus Telah Naik
ke Sorga ....................................................... 135
Minggu Exaudi
21 Mei 2023
Persembahanku is the Best! ............. 139
Minggu Pentakosta I
28 Mei 2023
Rahmatnya yang Membaharui........... 144
Senin Pentakosta II
29 Mei 2023
Bersaksi Melalui Perkataan.............. 148
Juni
Minggu Trinitatis
4 Juni 2023
Aku Mau Menjadi Duta Kristus ......... 153
Minggu I Setelah Trinitatis
11 Juni 2023
“Saya Bersedia” ............................. 158
Minggu II Setelah Trinitatis
18 Juni 2023
KASIH versus BENCI ...................... 164
Minggu III Setelah Trinitatis
25 Juni 2023
Peka dengan Kebutuhan Orang Lain. . . 170
6
Minggu Tahun
Baru
1 Januari 2023
Nas:
Matius 2: 13-15
Tujuan Umum
Anak mampu memperlihatkan perilaku taat pada perintah Allah dalam kehidupan
sehari-hari.
Latar Belakang
Setelah Yesus di lahir ke dunia, para Majus datang mengunjungi bayi Yesus. Mereka
menyembah Yesus yang adalah Mesias itu. Kelahiran-Nya mengganggu Raja Herodes
yang merasa terancam atas berita para Majus yang mengunjungi bayi Yesus. Ia
mengatur strategi untuk membunuh bayi Yesus. Malaikat Tuhan datang dan berkata
kepada Yusuf melalui mimpi agar mereka segera meninggalkan Betlehem. Perbuatan
Herodes ini menjadikan Yusuf, Maria, dan bayi Yesus harus menyingkir ke Mesir.
Yusuf menaati perintah Tuhan dan bergegas menyelamatkan bayi Yesus.
Pada saat bahaya menghampiri hidup kita, pastinya kita akan merasa cemas, khawatir,
takut, gentar, dan bingung. Kekhawatiran itu muncul sebab dalam benak terbersit
akankah Tuhan menolong dan menyelamatakanku? Belajar dari Yusuf yang senantiasa
mendengarkan kata Tuhan, ia mampu melewati mara bahaya yang menimpa dia dan
keluarganya. Rasa takut dan bingung dapat diatasi karena Yusuf percaya bahwa
Tuhan menolong mereka. Oleh sebab itu, ia taat melaksanakan perintah-Nya yang
disampaikan melalui malaikat-Nya. Ketaatan membuahkan keselamatan.
Adik-adik Sekolah Minggu, Yusuf dan Maria adalah orang yang taat akan perintah
Tuhan. Di masa sulit yang sedang mereka hadapi, Yusuf tidak menolak dan tidak
ragu akan perintah Tuhan kepadanya. Ketaatan mereka untuk pergi menyingkir ke
Mesir membawa mereka ke dalam keselamatan yang penuh sukacita. Rencana jahat
Herodes ini bermula dari kedatangan orang Majus yang mencari bayi Yesus untuk
disembah. Herodes merasa terganggu karena itu. Ia berpikir rupanya ada raja selain
7
dia. Buruknya lagi, raja itu bisa menyelamatkan semua orang dan semua orang akan
menyembah-Nya. Raja itu akan memerintah dunia ini dan raja itu maha besar. Raja
itu bukan Herodes! Alhasil, bayi Yesus dalam bahaya karena Ia akan dibunuh oleh
Herodes.
Yusuf mengetahui bahaya itu dari malaikat yang datang lewat mimpinya. Bayangkan
saja, Yesus yang masih bayi sudah mengalami kesulitan dan menghadapi bahaya
pembunuhan. Itulah mengapa mereka harus pergi ke Mesir. Mengapa harus ke Mesir?
Karena di sana banyak sekali orang Yahudi sehingga keberadaan mereka pastinya
sulit untuk diketahui para prajurit Herodes. Ingat kan kalau semua anak-anak yang di
bawah umur 2 tahun akan dibunuh. Makanya semua keluarga Yahudi pergi menyingkir.
Selain itu, kehadiran Yusuf, Maria, dan bayi Yesus tidak akan menarik perhatian
orang karena pengungsi-pengungsi yang memenuhi Mesir. Dengan penuh ketaatan,
Yusuf dan Maria melakukan perintah Tuhan. Bahaya dan khawatir tidak menjadikan
mereka menjauh dari Tuhan, membantah Tuhan, dan meninggalkan Tuhan. Tapi,
mereka semakin menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan.
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari peristiwa pengungsian ini. Khususnya tentang
ketaatan. Kita bisa melihat betapa besarnya kasih Tuhan bagi setiap orang yang taat.
Kasih Tuhan kepada Maria, Yusuf, dan bayi Yesus sangat besar dan membuahkan
keselamatan. Walau bahaya di depan mata, mereka menjadi selamat karena taat.
Perlindungan Tuhan itu terjadi kepada mereka yang taat pada perintah-Nya.
Memasuki awal tahun 2023 ini, adik-adik diperintahkan oleh Tuhan untuk selalu
berpegang teguh akan firman-Nya dan menaati segala perintah-Nya. Apapun yang
akan terjadi di tahun 2023 ini, seperti rintangan, tantangan, kesulitan, godaan,
kebahagian, dan lain sebagainya akan mewarnai perjalanan hidup kita. Sudah
seharusnya kita peka dengan suara Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan senantiasa
menyertai kita. Juga, ingatlah bahwa Tuhan memberikan petunjuk melalui orang-
orang terdekat kita khususnya ketika kesulitan, kesedihan, duka, dan kegagalan
menghampiri kita.
Meskipun Tuhan mengizinkan sesuatu yang sulit dipahami terjadi, tetapi Tuhan
itu selalu ada dalam kehidupan orang yang taat pada-Nya. Ketaatan itu bisa kita
tunjukkan dalam hal-hal sederhana saja dalam hidup kita. Misalnya kita tetap
menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan walaupun sedang dalam kesulitan. Kita
bisa taat berdoa pada Tuhan walaupun kesusahan menimpa kita. Lalu, mau minum
obat dengan teratur walaupun rasa sakit yang sedang dirasakan tubuh kita. Juga, di
masa-masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini kita harus tetap taat untuk
menjaga protokol kesehatan, memakai masker, dan tidak berkerumum lama-lama
dengan teman-teman. Itu semua harus ditaati demi keselamatan bersama.
Kesusahan lainnya misalnya, adik-adik yang tinggal di perkotaan tidak selalu bisa
mengikuti kegiatan belajar-mengajar seutuhnya di sekolah, tetapi terkadang harus
dari rumah karena ada salah satu dari teman yang terkena Covid-19. Nah, dalam
situasi sulit begitu adik-asik harus tetap taat mengikuti pelajaran dan mengerjakan
PR. Juga, adik-adik yang di pedesaan, walaupun sudah masuk sekolah sepenuhnya,
8
bisa berjumpa dengan teman-teman apakah masih taat memakai masker dan rajin
cuci tangan? Lalu, apakah kita juga sudah taat dengan perintah orang tua kita?
Cerita tentang penyingkiran ke Mesir ini hendak mengajak kita semua untuk selalu
taat dalam segala situasi apapun agar kita semua beroleh keselamatan. Anak-anak
yang taat adalah anak-anak yang berperilaku seturut dengan bimbingan Roh Kudus.
Selamat menjadi anak taat kepada Tuhan agar beroleh keselamatan.
HORONG I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu
(Yak. 4: 7)
GSM memberikan pengarahan kepada ASM untuk melingkari gambar yang menunjukkan
perilaku taat dengan warna hijau dan memberikan tanda silang dengan warna merah
di samping gambar yang telah disediakan. Gambar dapat diunduh di:
https://bit.ly/lakubaik
9
HORONG II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;
sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yak. 1: 22)
HORONG III
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menuliskan perilaku taat dan tidak taat dalam kehidupan sehari-hari
2. Anak dapat melakukan ketaatannya kepada orang tua dan guru
Ayat Hafalan
Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada
Allah dari pada kepada manusia (Kis. 5: 29)
10
Alat Peraga dan Aktivitas
Daftar Nyanyian
11
Minggu I Setelah
Ephipanias
8 Januari 2023
Nas:
2 Raja-raja 6: 1-7
Tujuan Umum
Latar Belakang
Allah memakai Nabi Elisa untuk menyelamatkan bangsa Israel supaya tidak menyembah
allah lain dan tidak meremehkan perintah Allah. Allah ingin memperbaharui bangsa
Israel melalui karya nabi-Nya. Perikop ini mengisahkan pertolongan Nabi Elisa kepada
rombongan para nabi yang sedang kesusahan mencari mata kapaknya yang hilang
dengan mukjizat yang ajaib. Pada saat itu, rombongan Nabi Elisa hendak membangun
tempat tinggal.
Pada saat rombongan nabi mencari bahan-bahan seperti kayu ke hutan dekat sungai
Yordan, mata kapak seorang nabi muda hilang. Mata kapaknya terjatuh ke dalam
air dan mereka kewalahan mencarinya. Melihat kejadian ini, Nabi Elisa tidak tinggal
diam. Ia menunjukkan rasa pedulinya dengan menolong menemukan mata kapak itu
agar nabi muda itu dapat melanjutkan pekerjaannya dan tidak perlu membayar ganti
rugi.
Bagi sebagian orang, peristiwa ini merupakan hal yang biasa bahkan sepele. Namun,
kepedulian dan empati itu bisa diperlihatkan dari hal-hal yang dianggap kecil dan
sepele. Dalam hal-hal terkecil sekalipun hendaknya setiap orang mau menolong,
peduli, dan memiliki rasa empati kepada sesamanya.
12
dilakukan Elisa. Allah membuktikan kepedulian-Nya dengan karya pertolongan yang
dilakukan oleh Nabi Elisa.
Kisah ini diawali oleh sekumpulan nabi yang pada saat itu bersama-sama dengan
dengan Nabi Elisa. Rombongan nabi ini akan membangun tempat tinggal baru kerena
tempat tinggal mereka yang lama sudah sempit dan tidak muat ditempati lagi. Lalu
mereka meminta Elisa untuk ikut bersama-sama dengan mereka mencari bahan-bahan
untuk membangun rumah. Sesampainya di tepi sungai Yordan, mereka langsung
menebang pohon.
Tiba-tiba, salah seorang dari mereka berteriak karena mata kapaknya jatuh ke dalam
air. Mengapa ia berteriak sangat serius ketika mata kapaknya jatuh ke sungai? Rupanya
mata kapak itu adalah pinjaman, harganya cukup mahal, dan sangat sulit bagi dia
untuk menggantinya kembali. Ternyata nabi muda itu hidup sangat sederhana dan
secukupnya. Jadi, mereka ini bukan dari keluarga yang kaya-raya melainkan orang
miskin. Elisa melihat hal itu lalu bertanya kepada mereka “Kemana jatuhnya?” lalu
salah seorang menjawab dan menunjukkan tempat jatuhnya mata kapak itu. Pada
saat itu juga, Elisa memotong sepotong kayu lalu melemparnya ke dalam air. Alhasil,
dengan cara yang ajaib, mata kapak itu muncul dan mengapung di atas air.
Kelihatannya tidak ada hal yang penting yang bisa kita pelajari dari kisah ini. Namun,
kisah ini mengatakan kepada kita bahwa tidak ada masalah yang terlalu kecil bagi
Allah. Allah peduli kepada setiap masalah yang dihadapi umat-Nya. Kasih Allah begitu
besar sehingga orang yang mengalami kesulitan tidak menderita selama-lamanya.
Cerita ini juga mau memperlihatkan bahwa Allah berkuasa melalui pekerjaan nabi-
Nya, Elisa. Tidak hanya itu, perbuatan-perbuatan yang dilakukan Nabi Elisa ini hendak
meningkatkan iman para nabi muda yang melakukan pelayanan bersama Nabi Elisa.
Peristiwa jatuhnya mata kapak yang timbul ini menegaskan bahwa orang-orang yang
setia kepada Allah akan merasakan pertolongan kasih setia-Nya. Melalui persoalan
yang terlihat sepele, pertolongan Tuhan bisa dirasakan orang yang percaya pada-
Nya. Allah turut hadir dan memberikan solusi yang terbaik kepada umat-Nya melalui
persoalan hidup.
Adik-adik Sekolah Minggu, kisah ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak pernah
mengabaikan kita. Bagaimanapun kondisi dan pergumulan yang kita hadapi, Allah
selalu peduli kepada anak-anak-Nya. Allah itu lebih besar dari pergumulan yang kita
hadapi. Oleh karena Allah itu peduli pada kita lewat persoalan-persoalan yang kita
hadapi, kita juga mau diajak memiliki rasa peduli dan empati kepada sesama kita.
Ketika kita sudah mau peduli dan memiliki sikap empati kepada sesama kita yang
mengalami kesusahan; itu berarti kita menyadari bahwa Allah sudah terlebih dahulu
mengasihi kita.
Melalui nas ini ASM diajarkan untuk menolong sesama mereka baik keluarga, teman,
atau siapa pun sebagai wujud rasa pedulinya. Anak-anak juga harus mengetahui
tindakan peduli dapat dilakukan dari cara yang sederhana tetapi mempunyai
makna yang berharga. Misalnya dengan membantu orang tuanya membersihkan
13
rumah, membantu teman yang sedang kesusahan dalam memahami mata pelajaran,
membantu saudaranya menyiram bunga, dan lain sebagainya. Kelihatannya sepele
membantu orang tua membersihkan rumah, tetapi orang tua kita akan senang sekali
dengan pertolongan kita yang kecil itu. Itu tandanya kita peduli dengan kebersihan
dan kesehatan anggota keluarga kita. Juga, kelihatannya remeh sekali ketika kita mau
mengajari teman memahami mata pelajaran yang sulit supaya ia menjadi mengerti.
Akan tetapi, teman itu akan senang sekali kalau kita mengajarinya dengan sabar dan
tekun. Pada saat kita menyiram bunga pun kita bisa memperlihatkan rasa peduli kita.
Menyiram bunga menandakan kita peduli akan kehidupan makhluk hidup lainnya, kita
tidak membiarkan bunga-bunga kita menjadi layu, kering, dan akhirnya mati. Selamat
peduli kepada sesama!
Horong I
Tujuan khusus
Ayat Hafalan
14
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1Yoh. 4: 19)
15
Alat Peraga dan Aktivitas
2.
3.
4.
5.
6.
Aktivitas
Setelah GSM bercerita tentang pelajaran hari ini, GSM memberikan
menceritakan sebuah bersama ASM:
Masuk ke dalam kelompok kecil (3-4 orang dalam satu kelompok)
GSM memberi kesempatan pada ASM untuk bercerita tentang pengalamannya
dan menyadari bahwa Allah peduli dengannya melalui pengalaman itu.
Ajaklah ASM saling menanggapi cerita temannya.
GSM menyediakan selembar kertas dengan tabel contoh kepedulian Allah
terhadapnya dan responsnya.
Daftar Nyanyian
16
Minggu II
Setelah
Ephipanias
15 Januari 2023 Nas:
Filemon 1: 8-11
Tujuan Umum
Anak mampu membawa kedamaian dengan cara memaafkan orang lain secara tulus
Latar Belakang
Pada dasarnya, memaafkan adalah sebuah tindakan yang sangat sulit dilakukan.
Sulit dilakukan karena bisa saja seeorang itu telah disakiti, dikhianati, dibohongi,
diperlakukan tidk adil, dan masih banyak lagi penyebabnya. Pada hakikatnya,
memaafkan adalah sikap yang mulia sebab di dalamnya terkandung kasih. Orang
Kristen sangat diharapkan dapat memaafkan sanak-saudaranya, teman-temannya,
atau orang tuanya. Bahkan, mampukah seseorang itu memaafkan dirinya sendiri?
Banyak juga orang yang sulit memaafkan diri sendiri oleh karena kegagalan yang
diperoleh atau juga karena telah mengecewakan orang-orang terdekatnya. Di sini,
Paulus meminta Filemon untuk memaafkan Onesimus, seorang hamba yang sudah
mencuri hartanya. Filemon bersedia memaafkan Onesimus karena ia telah menerima
ajaran Kristus melalui Paulus. Ia menerima Onesimus kembali ke rumahnya.
Filemon 1: 8-11 membahas tentang eratnya tali persaudaraan antara Paulus dan
Filemon. Mereka adalah teman sekerja Allah untuk memberitakan injil melalui
pelayanannya. Mereka adalah sahabat yang saling mengasihi, memberikan kebaikan,
dan memberikan kedamaian kasih Kristus bagi banyak orang. Filemon pernah memiliki
hamba yang dikenal sebagai pencuri, pembohong, bahkan pengkhianat. Hukum mati
berlaku bagi Onesimus. Namun, tali kasih yang diberikan Paulus ganti balas budi
Filemon terhadap dirinya.
17
bahwa Filemon akan melakukan lebih dari pada yang dimintakannya atas diri
Onesimus. Selain memberikan kelegaan, hubungan ketiganya semakin membaik dan
saling membawa kedamaian satu dengan lainnya. Permintaan yang dituliskan Paulus
meyakinkan Filemon bahwa berdasarkan pengamatannya, Onesimus sudah berubah
menjadi lebih baik.
Begitu pula dalam keseharian anak-anak ASM yang masih bersemangat untuk
berteman dan bermain. Namun, dalam sebuah pertemanan pasti saja ada hal-hal
yang membuat pertemanan menjadi renggang. Misalnya saja karena pertengakaran
yang terjadi. Pertemanan menjadi tidak akrab lagi bahkan bisa jadi saling membenci
satu dengan yang lain. ASM bisa saja saling menyalahkan satu dengan yang lain.
Teks ini mengingatkan ASM untuk bersikap seperti Paulus dan Filemon yang bersedia
menerima Onesimus menjadi saudara mereka setelah melakukan perbuatan salah.
ASM diajak untuk bisa belajar memaafkan kesalahan teman-teman yang pernah
bersalah padanya. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh teman-teman tidak boleh
didiamkan atau malah menjauhi teman yang bersalah itu. ASM bisa menjadi anak yang
panjang sabar dan mau memiliki sikap memaafkan kesalahan orang lain.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami (Mat. 6: 2)
18
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan
mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga
tidak akan mengampuni kesalahanmu (Mat. 6: 14-15).
19
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain
apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah
mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian (Kol. 3: 13).
Daftar Nyanyian
20
Minggu III
Setelah
Ephipanias
22 Januari 2023 Nas:
Kejadian 2: 15-17
Anak yang mau menjalankan perintah Allah adalah anak yang mampu mengendalikan
diri
Latar Belakang
Mengendalikan diri adalah buah dari ketaatan. Mengendalikan diri adalah salah satu
sikap yang diinginkan Tuhan untuk dilakukan oleh orang Kristen. Mengendalikan
diri artinya seseorang dapat mengontrol diri dan menahan diri dengan baik atas
segala sesuatu yang ia hadapi dalam hidupnya. Pengendalian diri itu bisa dilihat dari
seseorang yang dapat menahan seleranya ketika melihat makanan sedap yang ada di
warung makanan tetapi ia tidak memiliki uang yang banyak untuk membelinya. Juga,
pengendalian diri itu bisa dilihat ketika seseorang dapat mengontrol dirinya untuk
membagi waktu bermain gadget setiap harinya. Pengendalian diri itu juga bisa dilihat
dari seseorang yang bisa menahan emosi pada sebuah rapat jika terjadi perbedaan
pendapat dan masih banyak lagi. Mengendalikan diri harus bisa dilakukan oleh orang
Kristen dalam situasi apapun.
Peristiwa menempatkan Adam di Taman Eden ini adalah setelah Tuhan selesai
menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Adam ditempatkan di dalam Taman
21
Eden agar taman ini tidak terbengkalai. Bisa dibayangkan bukan jika taman seindah
itu tidak ada yang merawatnya. Pastinya tanam-tanaman tidak terurus dengan baik.
Ada perintah yang harus ditaati oleh Adam pada saat menjaga dan merawat taman
itu. Apakah gerangan? Adam boleh memakan semua buah dari pohon yang ada di
taman. Terlihat bahwa Tuhan memberikan kebebasan bagi adam untuk menikmati
semua buah-buahan atau makanan dari hasil taman itu. Akan tetapi, ada yang tidak
boleh dimakan oleh Adam. Buah yang tidak boleh dimakan adalah buah dari pohon
tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat. Akibat yang akan diterima jika Adam
memakan buahnya adalah ia akan mati. Di sini Tuhan seperti seorang bapak yang
sedang memberikan nasihat kepada anaknya untuk tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang bisa mendatangkan bahaya baginya. Peringatan yang diberikan
Tuhan kepada Adam adalah sebuah ujian iman kepadanya. Apakah Adam akan setia
dengan janjinya dan perintah Tuhan atau Adam tidak mampu menahan dirinya untuk
memakan buah itu. Di sinilah pula Adam akan menunjukkan dirinya bahwa ia benar-
benar taat kepada Tuhan dan meminta pertolongan Tuhan untuk melawan pencobaan
yang datang padanya.
Kisah Adam di Taman Eden memberikan pengajaran kepada ASM bagaimana tahan
menghadapi godaan yang menggiurkan, mampu mengendalikan diri dengan segala
keinginan daging yang hanya memuaskan diri sesaat dan bagaimana bertanggung
jawab melakukan tugas yang diberikan kepadanya. Contohnya sangat banyak sekali,
beberapa diantaranya adalah ASM dapat menahan godaan untuk tidak memetik
bunga sembarangan dan membuang sampah sembarangan, ASM sabar menunggu
jemputan orang tua dari sekolah, ASM mampu mengendalikan diri pada saat emosi
melanda, dan ASM mengerjakan PR tepat waktu dengan tidak menunda-nunda untuk
menyelesaikannya.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya
(Am. 25: 28)
22
Printer
Marker
Krayon dan Pensil
Aktivitas
A. Manusia yang bertanggungjawab
Cetaklah sketsa gambar manusia yang mau memelihara ciptaan Allah seperti
merawat hewan, menyiram bunga, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Warnai gambar dengan warna yang cerah.
23
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan (Am.
4: 27)
24
Tidak lupa menyimpan kertas tersebut ke dalam Alkitab
Contoh:
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5: 22-23)
Aktivitas:
Daftar Nyanyian
25
Minggu IV
Setelah
Ephipanias
29 Januari 2023 Nas:
Lukas 7: 1-10
Anak mampu meneguhkan imannya dan hanya berserah kepada Tuhan saja
Latar Belakang
Anak-anak Tuhan sudah semestinya memiliki iman yang teguh. Maksud dari beriman
teguh adalah mempercayai Tuhan dengan sungguh-sungguh. Iman yang teguh
itu dapat terlihat dari perbuatan sehari-hari. Injil Lukas mencatat kisah tentang
bagaimana seseorang yang beriman teguh dan percaya kepada-Nya. Kisah itu
diceritakan melalui mukjizat atau perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus. Misalnya
saja seperti kisah seorang Perwira di Kapernaum yang hambanya sedang sakit parah
dan hampir mati. Perwira itu meminta Yesus untuk mengobati hambanya yang sedang
sakit. Berkat keteguhan iman Perwira itu, hamba yang sedang sakit dan mau mati itu
sembuh dari sakitnya yang parah. Keteguhan imannya itu dipuji oleh Tuhan Yesus
karena Ia belum pernah menjumpai orang yang memiliki iman seteguh perwira itu.
Ditambah lagi Perwira tersebut bukanlah bangsa Isreal melainkan seorang Romawi
yaitu bangsa yang tidak mengenal Tuhan dan penyembah berhala. Dari kisah Perwira
ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa iman adalah sesuatu yang penting dan
mendasar dalam hidup orang Kristen. Iman akan mengarahkan kita agar mampu
berserah hanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
26
Perwira ini juga membantu orang Yahudi untuk membangun rumah ibadat mereka
yaitu Bait Suci tempat untuk memuliakan Tuhan Allah.
Perwira ini mempunyai seorang hamba yang sangat dikasihinya, namun sedang
sakit parah. Perwira itu mengusahakan cara agar hamba ini dapat sembuh dan pulih
kembali. Ketika perwira ini mendengar bahwa Yesus sedang berada di kota itu, dia
meminta tua-tua Yahudi untuk menyampaikan pesan kepada Yesus agar datang dan
menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Yesus dan murid-Nya pun pergi untuk
menemui perwira dan hambanya yang sedang sakit itu. Sesampainya di dekat rumah
perwira, dia menyuruh orang yang ada disekitarnya untuk mengatakan kepada Yesus
bahwa Ia tidak perlu datang sampai ke dalam rumahnya karena dia menganggap
dirinya tidak layak diahadapan Tuhan. Ia meminta agar Yesus cukup berfirman dari
jarak yang jauh saja karena dia percaya bahwa kuasa Yesus dapat menyembuhkan
hambanya. Yesus terkagum-kagum mendengar hal itu, “Belum ada seorang pun
bahkan orang Israel sekali pun yang mempunyai iman sebesar itu” kata-Nya (ayat
9). Setelah itu, Yesus berfirman dan seketika itu hamba perwira itu sembuh dari
penyakitnya.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11: 1). Dengan iman yang teguh Tuhan mengizinkan
segala yang kita harapkan menjadi kenyataan. Iman bukanlah sesuatu yang hanya
diucapkan saja, namun iman yang benar ditunjukan melalui tindakan yang nyata.
Iman yang teguh telah membuat Perwira di Kapernaum dan hambanya menerima
mukjizat kesembuhan dari Tuhan Yesus. Begitu juga dengan kita hendaknya dalam
situasi apa pun kita diminta untuk menjadi anak yang senantiasa mengandalkan
Tuhan dan berserah merendahkan diri di hadapan-Nya.
Melalui cerita Alkitab pada minggu ini, Anak Sekolah Minggu diminta agar menjadi
anak-anak yang beriman teguh dan menunjukan imannya melalui kehidupan sehari-
hari. Contohnya ketika sedang sakit, kita harus percaya dan yakin bahwa Tuhan
akan segera menyembuhkan baik melalui makanan maupun obat yang kita konsumsi.
Asalkan kita berdoa dengan tulus dan meminta kesembuhan dalam doa kita tersebut.
Ketika kita telah berdoa artinya kita telah menyerahkan segala kecemasan, ketakutan,
dan kekhawatiran kita kepada Tuhan. Tuhan menyenangi anak-Nya yang percaya dan
merendahkan diri hanya kepada-Nya dalam setiap harapan-harapan dalam hidupnya.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat hafalan
Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin (Mat. 19: 26).
27
Alat Peraga dan Aktivitas
Aktivitas
GSM menceritakan kisah perwira
yang meminta kesembuhan untuk
hambanya dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami
anak-anak usia Horong I.
Selanjutnya GSM mengarahkan
ASM untuk menarik garis yang
sesuai di lorong sehingga perwira
dapat sampai menuju rombongan
Yesus dan murid-Nya. Lalu, apakah
akhir dari pengajaran di Horong
I? GSM menjelaskan perihal apa
saja yang harus dilakukan ASM
setelah mendengarkan cerita dan
melakukan aktivitas yaitu meniru
Perwira yang imannya teguh dan percaya kepada Yesus.
Setelah melakukan aktivitas, GSM memintakan ASM untuk memimpin doa
penutup.
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! (Mrk. 9: 23b)
28
Sumber: https://bit.ly/barengdoa
Sumber: https://bit.ly/RebutBoneka
Sumber: https://bit.ly/
Sumber: https://bit.ly/ kebiasaanbaikmenular
menyanyibersama
Aktivitas
GSM mencetak gambar dibawah ini sebagai alat peraga untuk membantu ASM
mengetahui bagaimana sikap beriman kepada Tuhan.
29
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Yang hatinya teguh, Kujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya
(Yes. 26: 3)
Daftar Nyanyian
30
Minggu
Septuagesima
5 Februari 2023
Nas:
Yunus 3: 1-10
Anak dapat menyadari kesalahannya di masa lalu dan dapat menunjukan perubahan
diri di masa kini.
Latar Belakang
Tuhan melihat ada suatu kota yang jahat dan penuh dengan pelanggaran. Tuhan mau
kota tersebut berbalik ke jalan yang benar. Nama kota tersebut adalah kota Niniwe.
Tuhan mengutus seorang nabi yang bernama Yunus untuk pergi ke Niniwe dan
mengingatkan para penduduk untuk bertobat. Jika mereka tidak bertobak, maka Allah
akan membinasakan kota itu sampai menjadi debu. Namun, Yunus mendengar bahwa
kota tersebut memiliki penduduk yang jahat. Ia menjadi ketakutan dan memutuskan
untuk tidak pergi ke Niniwe.
Kota Niniwe merupakan kota yang besar dan banyak penduduknya. Sama seperti
penduduknya yang banyak, pelanggaran yang dilakukan penduduk kota ini juga sangat
banyak. Murka Allah naik atasnya lalu, Ia mengutus nabi ke sana. Allah menunggu
pertobatan bangsa Niniwe agar mereka tidak binasa. Tuhan mengutus nabi Yunus
karena Tuhan membenci pelanggaran, tetapi Ia mengasihi orang yang berdosa untuk
bertobat dan membaharui hidupnya.
Membaharui hidup artinya kita sudah memustukan untuk mengubah perilaku lama
yang tidak baik menjadi perilaku yang baik dan disenangi oleh Tuhan. Artinya ada
pertobatan dalam dirinya. Jika seseorang telah memutuskan untuk bertobat, maka
ia harus memiliki pendirian yang kuat agar tidak mudah goyah terhadap berbagai
godaan. Pertobatan harus dilakukan dengan sepenuh hati dan tujuannya adalah
hidup yang baru dengan perilaku yang disenangi Tuhan.
Perikop ini adalah suruhan Tuhan yang kedua kalinya kepada Yunus. Pada akhirnya
31
Yunus melaksanakan perintah Tuhan untuk pergi ke Niniwe. Yunus tidak lagi takut
dan cemas kepada bangsa Niniwe yang jahat itu. Dia sudah menjadi seorang hamba
yang taat dan turut pada perintah Tuhan. Niniwe adalah kota yang sangat besar,
tiga hari perjalanan luasnya (ay. 3). Yunus berseru dengan nyaring kepada semua
penduduk kota. Ia mengatakan, “empat puluh hari lagi kota ini akan dihancurkan
oleh Tuhan!”(ay. 4). Yunus menyerukan firman Tuhan kepada mereka meskipun
bangsa itu tidak mengenal Tuhan. Pertobatan Niniwe pun terjadi. Mereka percaya
kepada Allah. Begitu pula dengan raja Niniwe. Raja tersebut juga turut melakukan
pertobatan bersama-sama dengan rakyatnya. Mereka yang telah mendengar pesan
Yunus menjadi takut dan bertobat. Pertobatan yang dilakukan oleh raja Niniwe dan
rakyatnya adalah merendahkan diri kepada Tuhan. Mereka menunjukan kerendahan
hati dan kesungguhan mereka dengan berpuasa dan semua orang memakai kain
kabung. Berpuasa di sini merupakan kesungguhan hati meminta pertolongan Tuhan
agar dilepaskan dari mara bahaya. Mereka akan menolak untuk makan dan minum
karena mereka tengah masuk dalam saat-saat yang berbahaya dalam hidup mereka.
Kain kabung yang mereka pakai adalah lambang kerendahan hati dan kesadaran hati
bahwa manusia hanya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan saja. Kain kabung yang
mereka kenakan adalah kain yang jelek, kasar, dan tidak pantas dipakai untuk alas
baju sehari-hari. Semua rakyat Niniwe melakukan perbuatan pertobatan itu termasuk
rajanya. Raja itu pun tak tanggung-tanggung melakukan pertobatan. Ia duduk di
abu yang tandanya sedang memohon belas kasihan kepada Tuhan. Duduk di abu
ini juga menunjukkan bahwa manusia itu tidak memiliki kemampuan apa-apa ketika
menghadapi bahaya yang begitu besar. Artinya manusia tidak berdaya ketika dalam
bahaya besar jika tidak berpihak pada Tuhan.
Tuhan melihat kesungguhan hati penduduk Niniwe yang bertobat itu. Tuhan berbalik
dan menyesal. Akhirnya kota itu tidak jadi dihancurkan. Kasih Tuhan kepada Niniwe
lebih besar daripada murka-Nya. Semarah apapun Tuhan, jika manusia benar-
benar menyadari dan menyesali pelanggaran yang sudah dilakukan, Tuhan tetap
mengampuni. Harapan Tuhan adalah, orang yang sudah bertibat jangan lagi kembali
melakukan dosa yang bisa membuat Tuhan marah. Sebagai anak-anak Tuhan, kita
juga tidak baik menimbulkan murka-Nya. Sebaiknya kita hidup sesuai dengan aturan
yang telah Tuhan tetapkan kepada kita. Melalui cerita ini ASM diajak untuk bertobat
dan memulai hidup barunya. Hidup baru yang dilakukan bukanlah hanya dimulut saja
namun harus hidupi dengan sungguh dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang telah
bertobat tidak lagi berbalik pada masa lalunya yang sering melanggar perintah Tuhan.
Sebagai contoh jika dulunya kita malas belajar dan sering menyontek pada teman
maka sekarang ini kita harus lebih rajin belajar agar bisa mendapat nilai yang bagus.
Juga, tidak lagi melakukan perbuatan yang menyebabkan dosa seperti menyontek
karena menyontek itu sama dengan mencuri.
Horong I
Tujuan Khusus
32
2. ASM mampu mengatakan janji “Aku Mau Bertobat!”
Ayat hafalan
Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan (Kis. 3: 19)
Aktivitas
GSM menceritakan perjalanan Yunus dengan bahasa yang menarik kepada ASM.
GSM bisa menceritakannya dengan metode roleplay bersama GSM yang bertugas
di Horong I.
GSM menjelaskan bahwa bertobat artinya tidak mengulangi kesahalan yang sama
tetapi benar-benar meninggalkan perbuatan jeleknya.
GSM mengajak ASM untuk mengatakan janji, “Aku Mau Bertobat” sambil tangan
dikepalkan di atas dada kiri.
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
33
NO Pelanggaranku Perubahanku yang akan dilakukan
Aktivitas
GSM mengarahkan ASM untuk mengingat lalu menuliskan pelanggaran yang
pernah dilakukannya kemudian menuliskan juga perubahan yang akan dilakukan.
Setelah selesai mengisi tabel GSM mengarahkan ASM untuk bernyanyi bersama.
Lirik, music dan gerakan bisa discan dari kode QR yang tersedia.
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat hafalan
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya
mereka bertobat (Luk. 5: 32).
34
Permainan dimulai dengan melempar bola kepada anggota yang bukan anggota
kelompoknya.
Anak yang memegang bola harus menyebutkan pelanggaran apa yang pernah
dilakukan dan menyebutkan komitmen yang harus dilakukan sebagai wujud
pertobatan.
Setiap anak hanya boleh memegang bola paling lama 3 detik, jika lebih dan belum
membuat pengakuan maka ia akan terus berdiri di dalam lingkaran kelompok
sampai ia menyebutkan pelanggaran dan komitmen yang akan dilakukan.
Mengakhiri permainan, setiap kelompok berdoa bersama untuk mendoakan setiap
orang agar mampu melakukan komitmen yang sudah disebutkan.
Daftar Nyanyian
35
Minggu
Sexagesima
12 Februari 2023
Nas:
Lukas 8: 22-25
Anak dapat terus percaya akan penyertaan Allah di dalam berbagai pergumulan dan
perjuangan hidup.
Latar Belakang
Kisah Lukas 8: 22-25 menggambarkan dua kondisi yang berbeda. Pertama, kondisi
tenang ketika Yesus dan para murid berlayar. Kedua, kondisi yang begitu menakutkan
dan membuat para murid gemetar, terlebih karena Yesus sedang tertidur. Mereka
membangunkan Yesus sambil berseru, “Guru, Guru, kita binasa!” Yesus segera bangun,
membentak angin dan ombak yang sedang bergelora. Dalam sekejap danau menjadi
sangat tenang. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kalian tidak
percaya kepada-Ku?” Mereka menjadi heran dan takut. Berkatalah mereka satu sama
lain, “Siapa sebenarnya orang ini sampai memberi perintah kepada angin dan ombak,
dan Ia pun ditaati!”1
Kisah ini mengajarkan bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa sepenuhnya atas alam
semesta. Ia dapat menenangkan gelora angin ribut yang dapat mendatangkan
kebinasaan bagi para murid dengan cara begitu menawan dan membuat mereka
terkesima. Kisah ini menjadi cermin bagi kita untuk menyerahkan hidup sepenuhnya
kepada Tuhan bahkan ketika sedang menghadapi “angin ribut” (berbagai persoalan
atau permasalahan) yang begitu sulit, rumit, genting, mendatangkan rasa putus asa,
marah, gentar, dan pasrah. Ia adalah Penolong dan Penopang yang selalu ada untuk
membantu kita menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi. Intinya, “Jangan
takut, percaya saja, Tuhan Yesus selalu menemani kita”.
1 Bnd. Terjemahan Lembaga AIkitab indonesia (LAI), Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari).
36
Penjelasan Bahan dan Cerita2
Lukas 8:22-25. Tuhan Yesus Meredakan Angin Ribut. Pada suatu hari
Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya naik perahu. “Mari kita pergi ke
seberang danau,” kata Yesus kepada mereka. Maka mereka pun berangkat.
2 Guru Sekolah Minggu (GSM) menceritakan melalui gambar tanpa tulisan agar Anak Sekolah Minggu
tertarik dan semakin memahami cerita. GSM bercerita sembari berkeliling di dalam kelas agar seluruh
ASM dapat meihat gambar dari dekat (dengan jelas). Gambar dapat di-photocopy dan tulisan ayat
dapat digunting dan diletakkan di balik gambar untuk mempermudah GSM bercerita.
37
Tiba-tiba angin besar melanda danau itu. Air mulai masuk ke dalam perahu,
sehingga membahayakan mereka semuanya.
Yesus bangun lalu membentak angin dan ombak yang sedang bergelora itu.
38
Angin dan ombak itu pun berhenti lalu danau menjadi sangat tenang. Lalu
Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Mengapa kalian tidak
percaya kepada-Ku?”
Mereka menjadi heran dan takut. Dan berkatalah mereka satu sama lain,
“Siapa sebenarnya orang ini sampai memberi perintah kepada angin dan
ombak, dan Ia pun ditaati!”
Kisah tentang Tuhan Yesus yang meredakan angin ribut mengajarkan kepada kita:
1. Yesus adalah Allah Sang Pencipta yang berkuasa atas seluruh ciptaan-Nya, baik
yang berada di atas langit, bumi, dan seluruh isinya. Ia berkuasa atas alam
semesta. Ketika angin ribut datang, menghempas kapal dan seluruh isinya, Ia
dapat segera menghentikannya dan mendatangkan suasana tenang.
2. Yesus mengajarkan kepada para murid untuk sepenuhnya mempercayai
penyertaan-Nya sekalipun Ia terlihat sedang tertidur. Sama seperti kepada para
murid, Yesus selalu menyertai dan menolong kita dalam setiap waktu dengan
kuasa-Nya yang luar biasa dan tidak tertandingi. Itu sebabnya para murid dan
kita perlu sepenuhnya percaya dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya
dalam segala hal, masa, waktu, dan peristiwa, sekalipun kadang ada perasaan
takut, bingung, dan ragu. Memercayai Yesus memerlukan proses belajar dalam
seluruh keseharian hidup yang tanpa batas. Proses belajar tersebut dapat
39
dilakukan melalui tiga hal:
a. Selalu berdoa kepada-Nya di sepanjang waktu dan di setiap tempat
b. Rajin ke gereja, membaca Alkitab, dan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada
Tuhan
c. Selalu mendengarkan nasihat orang tua dan guru di sekolah dan Sekolah
Minggu.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk
itu. Dan angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh (Luk. 8: 24b).
40
Horong I, kelompok 1 (Belum Sekolah)
Yesus Meredakan Angin Ribut
(Lukas 8:22-25)
Horong I, Kelompok 2 (TK)
Yesus Meredakan Angin Ribut
(Lukas 8:22-25)
41
Horong I, Kelompok 3 (Kelas 1-2)
https://bit.ly/Yesusdananginribut
42
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk
itu. Dan angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh (Lukas 8: 24b)
43
Horong III
Tujuan Khusus
a. Anak mampu menulis kembali kisah Lukas 8: 22-25 dengan bahasa mereka ke
dalam komik Alkitab
b. Anak mampu menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan Yesus
Ayat Hafalan
Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk
itu. Dan angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh (Luk. 8: 24b)
44
--------------------------------------- ---------------------------------------
--------------------------------------- ---------------------------------------
--------------------------------------- ---------------------------------------
--------------------------------------- ---------------------------------------
--------------------------------------- ---------------------------------------
--------------------------------------- ---------------------------------------
https://bit.ly/Yesusandthestorm
---------------------------------------
---------------------------------------
Daftar Nyanyian
45
Minggu Estomihi
19 Februari 2023
Nas:
Mazmur 27: 1
Latar Belakang
Mazmur 27: 1 adalah bagian dari sebuah himne yang berisi ungkapan bahwa Tuhan
adalah “terangku” (‘atau); “keselamatanku” (yeshah); dan “benteng” (perlindungan)
(ma’oz). Karenanya penulis Mazmur 27 mengungkapkan bahwa ia tidak lagi mengalami
rasa khawatir dan takut di dalam menjalani hidup. Mazmur ini menggambarkan iman
dan ungkapan syukur akan kebaikan, tuntunan, keselamatan, perlindungan, dan
penyertaan Tuhan di dalam kehidupan Daud.1
Jika kita mau semakin memahami Mazmur 27:1, maka kita dapat melihat beberapa
hal penting:
1. Di dalam kitab Mazmur kita dapat menemukan tiga puluh empat kata “terang”
yang berkaitan dengan berbagai hal karya kebaikan Allah bagi umat manusia
(Mzm. 13: 3; 31: 16; 36: 9; 89: 15; 136: 7). Kata “terang” menggambarkan
kehidupan dan pengharapan, sementara kata “gelap” menunjukkan kematian
dan kesuraman. Bahan sejak awal dalam Kejadian 1: 4, Tuhan telah memisahkan
terang dari kegelapan.
2. Kata “keselamatan” muncul lebih dari tujuh puluh kali dalam kitab Mazmur. Kata
keselamatan berhubungan dengan kehadiran dan pertolongan Tuhan kepada para
pemazmur (Mzm. 3: 7; 18: 27; 44: 7; 76: 9; 85: 4; 132: 16).
3. Kata Tuhan adalah “benteng” menggambarkan keyakinan yang begitu kuat akan
perlindungan Tuhan bagi manusia2.
1 Bnd.https://www.workingpreacher.org/commentaries/revised-common-
lectionary/third-sunday-after-epiphany/commentary-on-psalm-271-4-9
2 Ibid.
46
Allah telah memberikan dan menjadi “terang”, “keselamatan”, “benteng” bagi
kehidupan manusia, maka kita tidak lagi peru takut akan segala kejahatan, musuh,
perang, dan rasa sakit yang mengancam kita.
Setiap manusia pasti memiliki pelindung dan penolong yang selalui menjagai dalam
sepanjang hidup. Pelindung dan penjaga yang dekat dan selalu kita lihat adalah orang
tua dan guru kita. Namun, sebagai manusia mereka pasti memiliki kelemahan dan
kekuarangan. Mazmur 27 mengajarkan bagi kita bahwa Tuhan adalah Pelindung dan
Penolong yang memiliki kekutan dan kemampuan yang luar biasa dan tanpa batas.
Tuhan selalu menjagai umat-Nya sebagai:
1. Terang. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa terang adalah
keadaan yang dapat dilihat, didengar, nyata, jelas, cerah, bersinar, bersih, jernih,
dan rasa sakit. Tuhan akan selalu memberi keselamatan bahkan dari dosa yang
diperbuat cahaya, dan tidak gelap. Tuhan selalu menuntun manusia untuk mampu
menjalani kehidupannya.
2. Keselamatan. Tuhan memberi keselamatan bagi setiap manusia yang mempercayai
dan menyerahan seluruh kehidupan-Nya di tangan Tuhan. Tuhan tidak akan
membiarkan manusia terpuruk dan terkurung di dalam pencobaan oleh manusia
itu sendiri.
3. Benteng. Mazmur 27: 1 yang dituliskan oleh Daud juga menggambarkan Tuhan
yang mampu menjadi Benteng bagi kehidupan manusia. Benteng dari kejahatan
yang menghancurkan. Benteng dari rasa sakit yang diberikan oleh orang lain.
Tuhan memberi rasa aman dalam kehidupan manusia.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?
TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? (Mzm. 27: 1)
47
Alat Peraga dan Aktivitas
48
Horong I, Kelompok 2a Horong I, Kelompok 2b
(TK, SD kelas 1-2, Perempuan) (TK, SD kelas 1-2, laki-laki)
“Tuhan adalah Terang, Keselamatan, “Tuhan adalah Terang, Keselamatan,
dan Benteng bagi .............!” dan Benteng bagi ….............!”
(Mazmur 27:1) (Mazmur 27:1)
Horong II
Tujuan Khusus
1. ASM dapat menuliskan karya: Tuhan sebagai terang, kekuatan, dan benteng di
dalam kehidupan
2. ASM mampu menyebutkan di dalam kelas karya Tuhan sebagai terang, kekatan,
dan benteng di dalam kehidupan
Ayat Hafalan
TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?
TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? (Mzm. 27: 1)
49
dalam hidupku dapat ditempel di mading Sekolah Minggu
Aktivitas
1. Anak menuliskan karya Tuhan sebagai terang, kekuatan, dan benteng di dalam
kehidupan. Misalnya:
2. Sembari mengerjakan
aktivitas GSM dapat kembali
1. Tuhan adalah Benteng mengingatkan pengajaran
selalu melindungiku saat bahwa,“Tuhan adalah
aku takut dan lemah Terangku. Tuhan adalah
2. ……………………………….. keselamatanku. Tuhan adalah
3. ………………………………… Bentengku. Bersama Tuhan
4. ……………………………...... aku tenang, aman, dan
5. ………………………………… tidak takut.” Tuhan selalu
menemani ...........................
....... (nama anak ASM) setiap
waktu. Jangan takut dan
selalu berdoa serta memuji
nama Tuhan.
3. Setelah selesai menuliskan
akan karya Tuhan di dalam
kehidupannya, ASM mengangkat karyanya dan menyatakan, “Tuhan adalah
Terangku. Tuhan adalah keselamatanku. Tuhan adalah Bentengku. Bersama
Tuhan aku tenang, aman, dan tidak takut”
Horong II
“Tuhan adalah Terang, Keselamatan, dan Bentengku!”
(Mazmur 27:1)
50
Horong III
Tujuan Khusus
1. Anak dapat menuliskan karya Tuhan sebagai terang, kekuatan, dan benteng di
dalam kehidupan dalam sebuah kesaksian hidup
2. ASM dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk saling menyatakan karya Tuhan
di dalam kehidupannya
Ayat Hafalan
TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?
TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? (Mzm. 27: 1)
Daftar Nyanyian
51
Horong III
“Tuhan adalah Terang, Keselamatan, dan Bentengku!”
(Mazmur 27:1)
52
Minggu Invocavit
26 Februari 2023
Nas:
Matius 4: 1-11
Latar belakang
Matius 4: 1-11 menjelaskan tentang pencobaan yang dialami oleh Yesus di Padang
Gurun setelah Ia dibaptis oleh Yohanes. Yesus dibawa oleh Roh Kudus untuk dicobai
sebelum Ia melaksanakan tugas-Nya di dunia. Di Padang Gurun Yesus diperhadapkan
dengan godaan dari Iblis. Namun, iblis tidak berhasil membuat Yesus melakukan
seperti yang dikatakannya. Yesus menang atas iblis karena Yesus tetap setia dan taat
terhadap firman Tuhan. Yesus menangkis godaan-godaan iblis dengan mengatakan
firman Allah. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita sering diperhadapkan dengan
godaan. Misalnya kita lebih memilih untuk membaca komik daripada membaca Alkitab,
lebih memilih bermain game online daripada pergi beribadah, dan lebih memilih tidur
daripada belajar. Sungguh banyak godaan yang menggiurkan membuat kita lebih
memilih hal duniawi daripada mendekatkan diri kepada Tuhan.
Adik-adik Sekolah Minggu, setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Roh Kudus
membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai iblis. Yesus berpuasa selama 40 hari
40 malam, tidak makan. Coba kita bayakangkan kalau kita tidak makan selama 40
hari 40 malam itu bagaimana jadinya! Pastinya kita bisa mati karena kelaparan. Kalau
kita lihat dari kisah Yesus ini, Ia bahkan mendapatkan godaan dari iblis. Namun, Ia
tidak tergiur sedikitpun walau sudah merasa lapar dan sangat lemah. Godaan yang
pertama dari Iblis adalah: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu
ini menjadi roti.” Godaan yang pertama ini menguji ketahanan fisik Yesus yang lemah
itu. Apakah Ia tergoda dengan bujukan iblis yang sebenarnya sekejap saja Yesus bisa
membuat mukjizat batu menjadi roti. Godaan yang kedua dari Iblis adalah: “Jika
Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai
Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang
53
Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Lagi-lagi
iblis menggoda-Nya apakah Yesus mau memperlihatkan kemampuan-Nya sebagai
Anak Allah yang mulia itu dan secara tidak langsung Ia juga mencobai Tuhan Allah
yang Maha Kasih itu dengan menjatuhkan diri-Nya dari bubungan Bait Allah. Godaan
yang ketiga dari Iblis adalah: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau
sujud menyembah aku” (ay. 4-10). Iblis sedang menawarkan kekuasaan pada Yesus.
Godaan yang ketiga ini hendak memperdayakan Yesus dengan tawaran yang megah
padahal tawaran itu adalah sebuah janji palsu. Itulah tiga godaan yang dialami Yesus
di padang gurun.
Dalam hal ini iblis tidak berhasil membuat Yesus melakukan seperti yang dikatakannya.
Yesus menang atas iblis karena Yesus tetap setia dan taat terhadap firman Tuhan.
Yesus menangkis godaan iblis yang pertama dengan berkata: “Ada tertulis ‘Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
Yesus memperlihatkan ketaatan-Nya kepada Allah. Ia lapar namun Ia tidak tergoda
untuk melakukan mukjizat sebab yang menyuruh mengubah batu menjadi roti adalah
iblis bukan Allah. Yesus menang mempertahankan iman-Nya kepada Allah bukan
kepada iblis walaupun kondisi tubuhnya yang lemah dan pasti butuh makanan. Godaan
yang kedua ditangkis Yesus dengan berkata: “Ada pula tertulis: “Janganlah engkau
mencobai Tuhan, Allahmu!” Yesus mau membuktikan kepada iblis bahwa yang Ia taati
adalah Allah yang sudah mengutus-Nya dan Ia hanya tunduk kepada-Nya saja yang
memberikan pemerintah. Selain itu, Yesus hendak mengatakan bahwa manusia tidak
boleh sekalipun mencobai Allah. Godaan yang ketiga Yesus tangkis dengan berkata:
“Enyahlah iblis! Sebab ada tertulis: ‘Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Di sini ditegaskan bahwa manusia hanya
boleh menyembah Allah saja dan tidak ada satupun di luar Allah yang boleh manusia
sembah sebagai Allah. Bukan Yesus yang takluk atas godaan iblis, namun iblis itu
sendiri yang takluk. Tawaran-tawaran iblis tidak sedikit pun menggoyahkan Yesus.
Ragam godaan dalam hidup banyak sekali. Godaan itu pastinya menggiurkan sekali
untuk dilakukan. Misalnya kita tergoda untuk mengambil buah jambu tetangga yang
sudah ranum karena kita merasa haus. Godaan lainnya banyak lagi: godaan untuk
memegahkan diri sendiri (memuji-muji diri sendiri) karena kita menganggap diri pandai,
godaan untuk berbohong, godaan untuk tidak pergi ke gereja, godaan untuk membaca
komik bukan buku pelajaran atau Alkitab, godaan bermain game online, godaan untuk
membeli es krim padahal cuaca sedang buruk, godaan untuk tidak berdoa sebelum
tidur, dan masih banyak lagi bentuk godaan-godaan yang menggoyahkan iman kita.
Adik-adik Sekolah Minggu harus mampu melawan godaan-godaan itu. Caranya makin
meneguhkan iman percaya kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus
kuat menaklukkan atau mengalahkan godaan itu dengan tidak melakukannya. Pada
saat kita kuat menaklukkan godaan hawa nafsu dan keinginan daging kita, kita sedang
menunjukkan bahawa kita setia kepada Yesus Kristus. Marilah kita jaga hati, pikiran,
dan keinginan kita agar kita tidak jatuh ke dalam pencobaan dan godaan yang sesaat.
54
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh
memang penurut, tetapi daging lemah (Mrk. 14: 38)
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh
memang penurut, tetapi daging lemah (Mrk. 14: 38)
55
Aktivitas
ASM diarahkan untuk mewarnai gambar roti, mahkota, dan malaikat sesuai
gambar di atas, setelah itu gunting gambar yang sudah diwarnai.
56
Ayat alkitab Pencobaan-pencobaan Yesus di Padang Gurun.
Horong III
Tujuan khusus
Ayat Hafalan
Yesus berkata kepadanya, Jika engkau bisa percaya, segala sesuatu mungkin bagi
orang yang percaya (Mrk. 9: 23)
Daftar Nyanyian
57
Nas:
Minggu
Kejadian 12: 1-4
Reminiscere
5 Maret 2023
Tujuan Umum
Anak menyadari bahwa ia harus menjadi berkat bagi semua orang yang ada di
sekitarnya tanpa terkecuali
Latar Belakang
Abram adalah keturunan Sem dan ia adalah putra Terah. Abram adalah orang Ibrani,
nama Abram kemudian menjadi Abraham yang berarti Bapa dari banyak bangsa (Kej.
17: 5 “Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau
telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa”). Pada saat Abram berumur
75 tahun, Ia dipanggil Allah yang berfirman kepadanya: “Pergilah dari negerimu dan
dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan
58
kepadamu” (Kej. 12: 1). Negeri yang dijanjikan oleh Tuhan itu adalah tanah Kanaan
yaitu tanah yang kaya akan susu dan madunya. Ia beserta dengan Sarai, isterinya,
dan Lot, anak saudaranya dan segala harta benda yang ada pada mereka, dan
orang-orang yang mengikut mereka pergi meninggalkan negeri mereka itu. Mereka
berangkat dari Ur-Kasdim ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ (Kej. 12: 4-5). Ur-
Kasdim adalah daerah yang orang-orangnya juga banyak melakukan penyembahan
berhala. Abram memenuhi panggilan Allah tanpa membantah. Ia menaati yang telah
difirmankan Allah.
Tidak hanya memerintahkan agar Abram pergi dari Ur-Kasdim saja, Allah juga
memberikan janji-Nya yang sangat besar. Allah berjanji bahwa akan menjadikan
Abram dan keturunannya sebagai bangsa yang besar, memberkati Abram dan
memasyurkan namanya, dan Abram akan menjadi berkat. Tuhan memberikan berkat-
Nya atas kemauan-Nya sendiri Abram. Pada pasal-pasal selanjutnya, Abram memiliki
anak dan keturunan-keturunan yang besar. Nama yang terkenal juga adalah berkat
bagi Abram, artinya semakin banyak orang yang percaya kepada Tuhan melalui
iman dan perbuatannya. Inilah buah berkat Tuhan bagi Abram dan keluarganya
serta keturunannya. Capaian yang diperoleh Abram ini tidak langsung jadi saat itu
juga. Abram menempuh banyak proses melalui berbagai peristiwa hidupnya. Iman
percayanyalah yang membuatnya menjadi berkat bagi semua orang. Abram diubahkan
menjadi orang yang baru karena sudah meninggalkan negerinya yang lama yang
penuh dengan penyembah berhala, diberikan kelimpahan, dan menjadi contoh yang
baik melalui perbuatan-perbuatannya (Kej. 12-18). Misalnya saja Abram menjadi
penyelamat bagi bangsanya pada saat kelaparan di Mesir (Kej. 12:10-20), menjadi
penolong umatnya melawan raja-raja di Timur (Kej. 14), dan masih banyak lagi.
ASM juga bisa menjadi berkat bagi semua orang melalui iman mereka dan perbuatan-
perbuatan baik mereka. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh ASM untuk menjadi
berkat. Misalnya saja mengajari teman yang kesulitan memahami cara berhitung,
menolong teman belajar memahami bahasa Batak, bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
menolong orang tua di rumah, menyiram bunga dengan teratur, menyapa teman-
teman dan tersenyum jika berpapasan, mendoakan teman-teman atau guru yang
sedang sakit, dan masih banyak lagi. Juga, ASM dapat berbagi mainannya dengan
teman-temannya. Menjadi berkat itu juga bisa dilihat dari maunya kita antre di
kasir ketika kita membayar barang pembelian kita. Artinya, menjadi berkat itu mau
memberikan hal-hal yang baik bagi semua yang ada di sekitarnya.
Horong I
Tujuan Khusus
59
Ayat Hafalan
Memberkati ornag-orang yang takut akan Tuhan, baik yang kecil maupun yang besar
(Mzm. 115: 13)
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin
(Am. 22: 9)
60
GSM dapat menjadikan cerita di video ini sebagai ilustrasi dalam cerita.
Di akhir pertemuan, GSM mengajak ASM mengambil kertas HVS lalu menggambar
tabel dengan judul perbuatan baik yang akan kulakukan untuk menjadi berkat
bagi semua orang
Warnai/Hias kertas HVS semenarik mungkin agar ASM lebih menarik membacanya
dan mengaplikasikannya
Horong III
Tujuan Khusus
61
Ayat Hafalan
Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin
(Am. 22: 9)
Aktivitas
GSM menceritakan kembali cerita Abram dengan bahasanya sendiri dan mudah
dimengerti oleh ASM
Jika memungkinkan, GSM mengajak ASM menonton video dengan
judul Aku Mau Jadi Berkat, bisa ditonton di kanal youtube
https://bit.ly/akumaujadiberkat. Apabila tidak memungkinkan
menonton bersama, video tersebut dapat menjadi ilustrasi cerita
GSM kepada ASM.
GSM berdiskusi bersama ASM dengan topik “Aku Mau Menjadi Berkat.”
Di akhir pertemuan GSM mengajak ASM untuk membuat aktivitas membuat kartu
Kasih.
Cara Membuat
Ambil kertas origami untuk membuat pola bentuk hati dan pohon (lihat contoh
pada lampiran)
Lalu tempel pola pohon kertas karton, lalu kertas pola hati tempel di pola pohon
sebagai daun-daun pohon itu. Kertas pola hati sudah ditulisi komitmen menjadi
berkat atau dapat juga ayat-ayat Alkitab yang bisa menjadi tuntunan bagi ASM
untuk menjadi berkat bagi sesama.
Contoh ayat Alkitab
Galatia 6: 2 “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu
memenuhi hukum Kristus”
Ibrani 13: 16 “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan,
sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah”
Yohanes 15: 13 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”
Ulangan 15: 11 “Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam
negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah
engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang
miskin di negerimu”
62
https://bit.ly/kartukasih
Daftar Nyanyian
63
Nas:
Minggu Okuli
Yohanes 4: 5-10
12 Maret 2023
Latar Belakang
Saat itu ada kebencian antara orang Yahudi dan orang Samaria. Yesus dan murid-
murid melewati jalan yang biasa dihindari oleh orang Yahudi. Ia bertemu dengan
seorang perempuan Samaria. Tema pembelajaran minggu ini mengenai Yesus yang
menerima keberadaan perempuan Samaria. Perempuan Samaria menghindar bertemu
orang lain karena ia malu akan keadaannya, namun Yesus mau menerimanya. Bahkan,
Yesus mengajarkan tentang makna yang sejati dalam hidup, yaitu air hidup. Setelah
perbincangan dengan Yesus, perempuan Samaria menerima pesan penting bahwa
Yesus mau menerimanya. Jika Yesus ada di hatinya, maka Ia diibaratkan Air Hidup
yang terus memberikan kelagaan akan segala masalah dalam hidup. Demikian anak-
anak pun yakin bahwa Yesus juga selalu menerima mereka. Jika anak-anak memahami
makna Yesus sebagai air hidup, maka mereka akan senantiasa merasakan sukacita
dalam hidup mereka.
Pada zaman Yesus, hubungan orang Samaria dan orang Yahudi tidak berjalan dengan
baik. Ada sikap saling benci di antara keduanya. Walaupun daerah Samaria terletak
di antara Yudea dan Galilea, orang Yahudi biasanya tidak mau melewati jalan pintas
melalui daerah Samaria. Mereka menghindari orang Samaria yang dianggap lebih
rendah daripada orang Yahudi. Orang Yahudi akan memilih jalan yang lebih panjang,
yaitu melewati lembah Yordan.
Setelah Yesus melayani beberapa bulan di Yudea, banyak orang menerima pengajaran-
Nya dan mau dibaptis. Untuk menghindari kekesalan dan perlawanan orang Farisi yang
mendengar perkembangan peng-ikut Yesus, maka Ia berangkat ke Galilea. Setelah
melewati perjalanan daerah pegunungan, Yesus duduk beristirahat di dekat sumur
64
Yakub di dekat desa Shikar kira-kira pukul dua belas siang. Kota Sikhar berdiri sekitar
delapan mil tenggara kota yang disebut Samaria, antara Gunung Ebal dan Gunung
Gerizim. Itu adalah salah satu kota tertua di Palestina, dan sebelumnya dikenal
dengan nama “Sikhem,” atau Sichem yang disebut dalam Kejadian 33: 1 dan Kejadian
12: 6. Kota itu berada di suku Efraim (Yos. 21: 21). Yesus duduk di pinggir sumur
Yakub. Saat itu sekitar jam dua belas siang, waktu makan orang Yahudi umumnya.
Murid-murid-Nya pergi untuk membeli makanan. Dan, Yesus pun tinggal sendiri.
Waktu Dia duduk di tepi sumur, seorang perempuan Samaria datang untuk mengambil
air dari sumur tersebut. Pada zaman itu, sumur adalah tempat pertemuan bagi kaum
perempuan untuk saling bercerita. Kebiasaan mengambil air banyak dilakukan pada
pagi hari. Namun, perempuan itu mengambil air di siang hari. Tampaknya perempuan
ini memilih waktu di siang hari untuk menghindari orang lain.
“Beri Aku minum!” Yesus meminta kepada perempuan Samaria itu dan tentu
menimbulkan tanda tanya bagi perempuan itu. Bagaimana mungkin seorang Yahudi
meminta air kepada seorang Samaria yang dibenci? Saat itu Yesus juga kelelahan
dalam perjalanan dan cuaca yang cukup panas. Dan, hal itu menjadi awal untuk
memulai percakapan dengan seorang perempuan Samaria.
Yesus menjelaskan tentang “Air Hidup” yang dimaksud adalah kasih, berkat dan
anugerah Allah dan untuk memperolehnya adalah dengan menerima Yesus. Dalam
Yohanes 7: 39 menyebutkan bahwa air hidup yang dibicarakan Yesus mengalir seperti
sungai di dalam hati orang percaya. Air hidup yang diterima oleh orang yang percaya
memberikan kepuasan atas dahaga yang yang mereka alami. Melalui percakapan
dengan Yesus, perempuan Samaria menyadari bahwa Yesus adalah Mesias. Kedua,
Yesus mengetahui segala dosa dan kegagalannya tetapi Yesus mau menerima dia.
Setelah bertemu dengan Yesus, perempuan Samaria mencari orang-orang untuk
memberitahukan tentang Yesus. Ia yang dulunya malu dan merasa minder menjadi
pembawa Kabar Baik yang hebat. Pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria
menjadi pesan yang penting bagi kita bahwa Tuhan Yesus sungguh mengasihi kita
semua. Meski kita malu karena kesalahan dan dosa-dosa kita, tapi Ia membuka
tangan-Nya untuk mau menerima kita apa adanya.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Kita mengasihi karena Allah lebih dulu mengasihi kita (1Yoh. 4: 19)
65
Alat Peraga dan Aktivitas
Sumber: https://bit.ly/YesusdanSamaria
66
Catatan:
Gambar di atas adalah contoh untuk aktivitas anak mencari jalan. Ilustrator dapat
membuat gambar aktivitas mencari jalan yang lebih sederhana (tidak terlalu rumit).
Horong II
Tujuan Khusus
Anak mampu menjelaskan bahwa Tuhan Yesus adalah Air Hidup yang memberikan
kelegaan dalam hidup
Ayat Hafalan
Kita mengasihi karena Allah lebih dulu mengasihi kita (1Yoh. 4: 19)
Sumber: https://bit.ly/tarikairhidup
67
Catatan: Gambar di atas adalah contoh untuk aktivitas anak mencari untaian huruf-
huruf yang membentuk kata-kata “AIR HIDUP”. Ilustrator dapat membuat gambar
di atas dengan menyesuaikan dengan kata-kata “AIR HIDUP”.
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Kita mengasihi karena Allah lebih dulu mengasihi kita (1Yoh. 4: 19)
68
pola telapak tangan da sisi bagian kiri dan kanan bagian persegi panjang tadi.
• Tempelkan mata kocak pada pola lingkaran.
• Pada bagian persegi panjang, ajak anak menuliskan hal baik atau perbuatan-
perbuatan baik yang memandakan bahwa Yesus sebagai Air Hidup ada di
dalam mereka.
Sumber: https://bit.ly/anakyanghilang
Daftar Nyanyian
69
Nas:
Minggu Letare
1 Samuel 16: 1-13
19 Maret 2023
Latar Belakang
Saul yang berpenampilan gagah dan meyakinkan ternyata melakukan hal yang jahat
di mata Tuhan. Oleh karena itu, Samuel ditunjuk oleh Tuhan untuk mengurapi raja
pengganti Saul. Samuel mengira anak Isai yang berpenampilan gagah, tinggi, dan
meyakinkan akan menjadi calon raja Israel. Namun, pilihan Tuhan jatuh pada Daud,
anak Isai yang paling muda, berperawakan kecil dan sederhana. Pekerjaannya hanya
gembala. Samuel sama seperti manusia lain yang mengandalkan penampilan. Namun,
Tuhan melihat hati Daud sebagai gembala yang mampu membimbing dan melindungi
bangsa Israel. Selain itu, Daud juga orang yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Melalui nas ini, ASM akan belajar bahwa Tuhan melihat ke hati anak-anak. Apapun
keadaan fisik yang mereka alami, bahkan keadaan disabiltas sekalipun, Tuhan melihat
ke hati mereka. Dari hati akan terpancar perbuatan baik.
Saul berubah menjadi raja yang jahat. Samuel merasa sedih karena raja Saul ditolak
oleh Allah sebagai raja atas Israel. Samuel pun sempat merasa gentar, takut dibunuh
oleh Saul ketika Allah memintanya mencari raja yang baru untuk menggantikan Saul.
“Berapa lama lagi engkau akan meratapi Saul?” Allah memerintahkan Samuel untuk
mengisi tanduk dengan minya. Tanduk berisi minyak dipakai untuk dalam pelantikan
raja. Namun dalam hal ini, minyak tersebut digunakan untuk penunjukkan seorang
raja. Allah lalu memberitahukan langkah/petunjuk selanjutnya yang harus dilakukan
oleh Samuel, yaitu: membuat upacara pengorbanan bersama Isai dan anak-anaknya.
Adapun Isai tinggal di kota Betlehem dan ia memiliki delapan anak laki-laki. Ia
melakukan persembahan kurban untuk menguduskan serta mengundang Isai dan
70
anak-anaknya datang ke upacara tersebut. Petunjuk yang diberikan Allah merupakan
awal proses pemilihan raja Israel yang baru di antara anak-anak Isai. Ketika Samuel
melihat Eliab, tampak baginya postur tubuh Eliab yang tegap dan tampan sehingga
terlintas dibenaknya bahwa orang yang berdiri dihadapannya adalah yang dipilih
Tuhan. Samuel berpikir bahwa Eliab adalah seorang yang tepat menjadi calon raja.
Anak Ishak yang satu ini memiliki paras berwibawa dan perawakannya yang tinggi.
Awalnya, Samuel menduga bahwa calon raja yang tepat adalah Eliab. Namun,
ternyata bukan Eliab yang cocok menjadi calon raja menurut Allah. Kemudian tampil
Abinadab, lalu Syama, sampai ketujuh anak Isai telah tampil di depan Samuel, namun
semuanya bukan pilihan Tuhan. Justru Tuhan mengingatkan Samuel bahwa bukan
yang dilihat manusia yang dilihat-Nya. Tuhan melihat hati, bukan penampilan luar.
Ternyata masih ada anak bungsu Isai yang belum dilihat Samuel. Si bungsu, Daud
saat itu belum pulang ke rumah. Samuel meminta agar anak bungsu Isai dipanggil
pulang. Daud yang berperawakan kecil, masih muda dan bekerja sebagai gembala,
ternyata yang dipilih Allah. Sejak itu, Roh Allah berkuasa di atasnya (ayat 11-13).
Seorang gembala mampu membimbing dan melindungi domba-dombanya. Ia juga
berusaha agar domba-dombanya berkecukupan dalam makanan dan minuman, aman
dan tentram. Karakter Daud yang seperti itu yang ternyata Tuhan pilih untuk menjadi
raja Israel.
Samuel pun mengurungkan niatnya untuk mengurapi Eliab. Dan, pada akhirnya Daud-
lah yang diurapinya memimpin bangsa Israel. Dari nas ini kita dapat merenungkan
bahwa belum tentu apa yang terlihat oleh mata sama dengan apa yang ada di dalam
hati. Cara pandang manusia dalam menentukan pilihan sangat berbeda bahkan
bertentangan dengan penglihatan Allah. Manusia hanya mampu melihat dari sisi luar
saja, sementara Tuhan melihat jauh ke dalam dan ke depan yakni hati manusia. Pilihan
Allah melebihi pertimbangan manusia sedangkan manusia hanya dapat memahami
pilihan Allah jika dimulai dari pandangan iman. Daud dipersiapkan oleh Tuhan untuk
menjadi raja Israel yang kedua. Ia tidak mengandalkan penampilannya, tetapi Tuhan
memakainya karena hatinya.
Dalam situasi sekarang, anak-anak pun terjebak pada penampilan selebriti dan
selebgram yang banyak tersebar melalui media sosial. Tuntutan untuk menjadi lebih
cantik, lebih bergaya, dan lebih kelihatan berkelas melalui penampilan sementara
seperti selebriti menjadi tema yang sering muncul pada kehidupan anak-anak masa
kini. Sementara, orang-orang yang berjuang dalam jalan kebaikan, memperjuangkan
hak anak dan perempuan, atau peduli lingkungan kurang menjadi sorotan atau
panutan. Nas ini menjadi tantangan bagi GSM untuk berbagi cerita dengan anak-anak
untuk mengandalkan hati, dan bukan penampilan semata.
Horong I
Tujuan Khusus
Anak mengetahui bahwa Tuhan melihat hati atau perbuatan baik manusia
71
Ayat Hafalan
Sumber: https://bit.ly/seesmyheart
72
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan
mata, tetapi TUHAN melihat hati (1Sam. 16: 7b)
73
Sumber gambar: https://bit.ly/topleskebaikan
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan
mata, tetapi TUHAN melihat hati (1Sam. 16: 7b)
74
Tuhan melihat Hati
Mendatar Menurun
1. Hewan yang digembalakan Daud 2. Nama kampung tempat Isai
3. Pekerjaan Samuel 3. Pekerjaan Samuel
5. Orang yang mengurapi Daud 4. Nama anak Isai yang dipilih
6. Anak pertama Isai Tuhan menjadi raja Israel
8. Hewan yang digembalakan anak bungsu Isai 7. Anak kedua Isai
9. Tabung .......tempat minyak urapan Samuel 10. Raja pertama Israel
11. Pekerjaan Daud 12. Samuel diutus oleh ......
13. Hewan yang dipersembahkan dalam upacara
pengorbanan
Daftar Nyanyian
75
Nas:
Minggu Judika
Matius 25: 34-40
26 Maret 2023
Anak Sekolah Minggu memahami tanggung jawabnya sebagai pengikut Kristus dalam
kehidupan sehari-hari.
Latar Belakang
Orang Kristen adalah pengikut Kristus. Menjadi pengikut Kristus artinya menjadikan
Kristus sebagai panutan dan teladan di dalam hidupnya. Rajin ke gereja saja tidak
cukup menjadi pengikut Kristus. Namun, pada saat orang Kristen mengikrarkan
janjinya sebagai pengikut Kristus, maka hal tersebut nampak dari cara hidupnya, gaya
hidupnya, pikirannya, dan karakternya. Sebagai pengikut Kristus, sudah semestinya
ia penuh dengan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugasnya, penuh kasih
satu dengan yang lain, dan menaati setiap perintah Tuhan. Tentunya semuanya itu
akan nyata terlihat dalam sikap setiap orang Kristen kepada orang tua, anak-anak
sepermainan, atau sanak saudaranya.
Penggalan kisah Yesus yang kita baca dalam perikop ini merupakan detik-detik
perjalanan terakhir-Nya di dunia. Yesus menjadi Juruselamat yang menebus dosa umat
manusia melalui peristiwa salib. Saat itu Yesus Kristus sedang melakukan pengajaran
tentang eskatologi (akhir zaman). Perikop ini menggambarkan tentang peristiwa yang
akan terjadi di akhir zaman, yaitu pemisahan antara domba di sebelah kanan Allah
dan kambing di sebelah kiri Allah. Pemisahan ini mempersiapkan setiap orang sesuai
dengan kelompoknya untuk memeroleh penghakiman. Ia akan mengumpulkan semua
bangsa di hadapan-Nya. Pemisahan itu terjadi tanpa pandang bulu.
Mereka yang berada di dalam sisi kanan merupakan orang-orang benar karena
mereka menolong Kristus saat sedang kelaparan, haus, seorang asing, telanjang,
sakit, dan dalam penjara. Bahkan Yesus memberikan sudut pandang lain, bahwa
tindakan seseorang menolong Kristus adalah ketika orang tersebut menolong orang
76
lain yang mengalami kesulitan. Sebab, ketika seseorang menolong orang lain yang
sedang kesulitan, maka ia sedang menolong Kristus. Pada saat seseorang menyambut
orang lain yang mengalami bully (ejekan) sebagai sahabat, maka ia sama saja sedang
menyambut Kristus. Oleh karena itu, ayat ke-40 menyatakan bahwa “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Maka, akan terlihatlah mana orang yang benar dan orang yang fasik. Bagi mereka
yang sudah melakukan kehendak Kristus selama di dunia, mereka patut menerima
kemuliaan Tuhan. Sebab sesungguhnya, orang Kristen adalah anak-anak Tuhan dan
menjadi ahli waris Kerajaan-Nya. Bagi mereka yang setia akan memeroleh kehidupan
bahagia dan melimpah. Semuanya itu sudah disediakan oleh Tuhan bagi mereka yang
setia dan bertanggung jawab sebagai pengikut Kristus. Semuanya itu diberikan oleh
Tuhan bukan karena perbuatan-perbuatan baik yang sudah dilakukan orang Kristen.
Akan tetapi, itu semua adalah janji penebusan Allah oleh Yesus Kristus. Sehingga,
bagi setiap orang yang setia, bertanggung jawab melakukan pekerjaannya dalam
nama Tuhan, dan tekun berbuat baik, dialah yang masuk ke dalam kelompok sebelah
kanan Tuhan.
Oleh karena itu, setiap orang Kristen yang percaya sudah seharusnya bertanggung
jawab atas saudaranya yang kelaparan, kehausan, butuh pertolongan, orang asing,
dan sebagainya. Tanggung jawab itu timbul karena kita dirahmati wajah dan rupa
Kristus. Sehingga, apa yang kita kerjakan, termasuk pada saat kita berbuat baik, itu
merupakan wujud nyata iman percaya kita kepada Kristus. Artinya, apa yang kita
lakukan adalah buah-buah kebenaran dan kebiasaan atau gaya hidup yang sudah
mengakar.
Pelajaran hari ini mengajak ASM untuk siap menjadi pengikut Kristus di manapun
mereka berada. ASM mampu bertanggung jawab dengan pekerjaan-pekerjaan
pengikut Kristus. Misalnya saja, ia mampu dan mau mengasihi sesamanya. Sebab, kasih
adalah hukum terutama dalam hidup orang Kristen. ASM diajak untuk membuktikan
kasih Kristus itu kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, kata-kata aku
mengasihi sesamaku tidak aka nada artinya jika tanpa perbuatan. Contoh perbuatan
baik yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah menjadi penolong bagi
teman yang sedang diejek, memberikan sumbangan sukarela kepada korban bencana,
mengucapkan kata yang sopan kepada semua orang tanpa terkecuali, menghormati
orang yang tidak dikenal, menghargai para pengemis dengan tidak menghina atau
mencemooh, dan menghargai perbedaan pendapat seorang teman.
Horong I
Tujuan Khusus
77
Ayat Hafalan
Horong II
Tujuan Khusus
78
2. ASM mau menolong teman yang kesulitan
Ayat Hafalan
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi
(Yoh. 13: 34).
Cara Membuat
1. GSM mengajak ASM untuk membuat tangan
dengan bentuk seperti gambar diatas
menggunakan kertas warna.
2. Kertas warna tersbeut di gunting sesuai pola
yang sudah dibuat.
3. Kemudian di dalam kertas putih, dituliskan
“Pengikut Kristus, Saya Siap”
4. Lalu kertas yang sudah ditulis, ditempelkan
menggunakan lem ke kertas bewarna yang
sudah dibentuk.
5. Kemudian pita yang sudah dipersiapkan,
diikatkan ke kertas berwarna tersebut.
79
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi
(Yoh. 13: 34).
80
Contoh kartu komitmen:
Daftar Nyanyian
81
Minggu
Palmarum
2 April 2023
Nas:
Yesaya 50: 4-6
Latar Belakang
Kita menyadari bahwa mulut adalah salah satu karunia yang diberikan Allah kepada
manusia. Melalui mulut, seseorang dapat berbicara, makan, dan minum. Tetapi kita
juga perlu menyadari bahwa mulut juga terkadang disalahgunakan untuk mengucapkan
kata-kata yang buruk, bahkan mampu membuat orang lain terluka secara psikis. Dalam
peribahasa Indonesia terdapat kalimat yang berkata “Mulutmu Harimaumu,” kalimat
ini ingin mengatakan bahwa setiap kata-kata yang diucapkan memiliki pengaruh
yang besar pada orang lain. Jika kita mengucapkan kata yang positif, maka kata-kata
positif dapat memberikan pengaruh yang baik pada orang lain. Begitupun sebaliknya,
jika mengucapkan kata yang negatif maka kata-kata tersebut dapat memberikan
pengaruh yang buruk pada orang lain. Oleh karena itu, mulut sebagai karunia dari
Tuhan harus dipergunakan dengan baik, sehingga perkataan yang keluar dari mulut
membawa pengaruh baik. Melalui pelajaran hari ini, ASM diajak untuk menjaga
setiap perkataan yang keluar dari mulut mereka. Perkataan yang dapat memberikan
semangat, pujian, dan dorongan kepada orang lain. Sekaligus perkataan yang keluar
dari mulut juga harus dipergunakan untuk memuji memuliakan nama Tuhan.
Kitab Yesaya dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama dari pasal 1-39; bagian
kedua dari pasal 40-55; dan bagian ketiga terdiri dari pasal 56-66. Perikop ini
ditulis oleh seorang yang disebut sebagai Deutero Yesaya. Deutero Yesaya menulis
tentang pengalaman bangsa Israel yang sudah bertahun-tahun yang berada di
dalam pembuangan. Pada masa itu, Deutero Yesaya diperintahkan oleh Allah
untuk memberitahukan kepada bangsa Israel bahwa mereka akan dibebaskan dari
pembuangan Babel. Oleh karena itu, Allah melalui Deutero Yesaya mendorong bangsa
82
Israel untuk terus berpengharapan dan mematuhi perintah yang sudah ditetapkan.
Ivan Friesen seorang penafsir Perjanjian Lama mengatakan bahwa perikop ini
berisikan pujian Sang Hamba kepada Tuhan yang sudah mengampuni bangsa Israel.
Dan pengampunan ini ditandai dengan sikap ketaatan sebagai seorang murid tentang
bagaimana menggunakan mulutnya. Dalam pujian ini, Sang Hamba meminta kepada
bangsa Israel bahwa karunia yang diberikan Allah dalam berbicara dan mendengar
harus dipergunakan dengan baik.
Salah satu penggunaan karunia berbicara dan mendengar tertulis dalam ayat 4. Mulut
hendaknya digunakan untuk memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
Inilah yang menjadi penekanan Deutero Yesaya agar mulut benar-benar digunakan
untuk berkata-kata hal yang membangun dan memberkati orang, dan memuji Tuhan.
Begitupun dengan telinga, harus dipergunakan untuk mendengar perintah Tuhan,
serta mentaatinya.
Kita sadar bahwa setiap manusia memiliki kelemahan apalagi dalam menggunakan
telinga dan mulut. Kelemahan ini yang harus menjadi pendorong manusia untuk
terus belajar. Demikian juga pada diri ASM yang tentunya juga terdapat kelemahan.
Terkadang muncul sikap yang salah termasuk dalam berbicara dalam pertemanan
sehari-hari atau ketika bersenda-gurau dengan teman. Untuk itu, ASM diajak untuk
menjaga setiap perkataan yang hendak dikeluarkan agar tidak menyakiti hati dan
perasaan sesama. Bertutur baik dan tidak menggunakan mulut untuk menghina orang
lain hendaknya menjadi salah satu pedoman hidup yang harus dilakukan setiap hari.
Menghibur teman yang berduka dan memberi semangat kepada teman atau saudara
yang hendak mengikuti ujian sekolah, pertandingan, dan sebagainya juga menandakan
kita sedang menggunakan mulut dengan baik.
Sekarang ini kita sedang merayakan Minggu Palmarum. Pada peristiwa palmarum
di Yerusalem, Yesus dielu-elukan dengan pujian dan persembahan yang terbaik.
Pelajaran kita pada saat ini mengajak kita semua untuk menggunakan mulut kita
sebagai sumber suara yang memuji dan mengelukan nama Tuhan. Dengan segala
perbuatan kita pun marilah menandakan kita memuji Tuhan yang sudah menebus dan
menyelamatkan kita. Nama Tuhanlah yang semakin dipermuliakan.
Horong I
Tujuan Khusus
ASM dapat membedakan apa itu perkataan yang baik, dan perkataan buruk
Ayat Hafalan
Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa
kebinasaan (Amsal 13: 3)
83
Alat Peraga dan Aktivitas
84
Horong II
Tujuan Khusus
ASM dapat menyebutkan apa saja yang perkataan yang membawa pengaruh baik, dan
perkataan yang membawa pengaruh buruk
Ayat Hafalan
Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat (Amsal
10:31)
85
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa
kebinasaan (Am. 13: 3)
Daftar Nyanyian
86
Jumat Agung
7 April 2023
Nas:
1 Petrus 2: 24
Latar Belakang
Surat Petrus yang pertama dialamatkan kepada jemaat Kristen-Yahudi yang tersebar
di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia (1Ptr 1: 1). Pada masa itu
orang-orang Kristen di daerah tersebut menjadi korban penganiayaan. Oleh karena
itu, terdapat beberapa perikop dalam surat ini yang membahas tentang penderitaan,
seperti pasal 2: 18-25, 3: 13-4: 6, serta 4: 12-19. Ayat yang menjadi bahan pengajaran
pada hari ini membahas tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang Kristen
ketika diperhadapkan dengan penganiayaan.
Pasal 2: 18-25 secara khusus berbicara kepada para hamba yang menderita karena
penganiayaan dari tuannya. Jika seorang hamba harus menderita karena ia berbuat baik,
maka itu adalah sebuah kasih karunia. Dalam hal ini, Petrus menjadikan penderitaan
Kristus sebagai teladan (ay. 21-23), di mana Kristus harus mengalami penderitaan
meskipun sama sekali tidak berbuat kesalahan. Bahkan, Ia tidak membalas perbuatan
jahat itu, melainkan menyerahkannya kepada Allah, Hakim yang Adil.
Sebagai manusia, kita mungkin sangat tergoda untuk membalas perbuatan orang
lain yang jahat kepada kita. Namun Petrus mengatakan bahwa Kristus telah memikul
dosa kita supaya “kita mati terhadap dosa dan hidup untuk kebenaran” (ay 24). Oleh
karena itu, di hari kematian Tuhan Yesus ini, kita diajak untuk meneladani-Nya dengan
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun menyerahkan semua perkara itu
kepada Allah sebagai Hakim yang Adil.
Dalam struktur sosial masyarakat di masa Perjanjian Baru, terdapat relasi tuan
dengan hamba. Relasi seperti ini dianggap sebagai hubungan vertikal, di mana sang
87
tuan berdaulat penuh terhadap si hamba. Biasanya para tuan adalah orang dengan
status sosial yang tinggi karena memiliki harta yang cukup untuk membayar para
hamba. Karena mereka “membayar” para hamba tersebut, seringkali itu dijadikan
alasan untuk berlaku semena-mena, bahkan tidak manusiawi terhadap mereka.
Petrus menasihati para hamba ini untuk tetap tunduk kepada tuannya, bukan hanya
kepada tuan yang baik dan peramah, tetapi juga pada tuan yang bengis (ay 18). Para
hamba diminta untuk melihat dan mengikuti teladan Kristus, sehingga mereka bisa
menyatukan penderitaan mereka dengan Kristus dan mengikuti teladan-Nya.
Pada hari ini kita memperingati penderitaan dan kematian Tuhan Yesus. Lebih dari
dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus mengalami penderitaan yang luar biasa. Dia
tidak berbuat salah, namun difitnah sampai dijatuhi hukuman mati. Ia diludahi, dihina,
dan diolok-olok. Ia dikhianati dan dijual oleh murid-Nya sendiri dan tidak diakui oleh
murid yang Ia percayai. Ia harus menahan sakit ketika dicambuk, dipaksa memikul
salib, dipaku kaki dan tangannya, dan digantung selama berjam-jam di atas kayu
salib. Namun Yesus tidak pernah membalas semua perbuatan jahat itu. Sebaliknya,
Ia mengampuni mereka dengan berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23: 34).
Seringkali kita juga mengalami hal yang sama. Kita diperlakukan tidak baik, disakiti,
dan dilukai oleh orang lain. Tentu rasanya menyakitkan, ingin rasanya kita membalas
perbuatan mereka, terlalu sulit bagi kita untuk bisa mengampuni mereka. Namun
rasul Petrus mengatakan di ayat 24, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” Karena Tuhan Yesus telah mati
dengan menanggung dosa kita, maka kita pun harus mati terhadap dosa-dosa kita dan
hidup untuk kebenaran. Artinya, kita harus mematikan hasrat kita untuk membalas
dendam, kemudian menghidupkan niat kita untuk mengampuni.
Mengampuni orang yang telah menyakiti kita dengan sangat dalam tentunya tidak
mudah. Kita pasti akan terus mengingat kejadian traumatis itu. Kita juga tentu tidak
ingin orang tersebut menyakiti kita lagi dan lagi. Namun, mengampuni bukan berarti
kita melupakan kejadian itu dan tetap mengizinkan orang tersebut untuk menyakiti
kita lagi. Mengampuni bukanlah melupakan dan menganggap bahwa kita tidak
pernah terluka. Mengampuni berarti mengakui bahwa kita pernah dilukai, namun
luka itu tidak sakit lagi dan tidak memengaruhi kehidupan kita lagi. Kita akan terus
mengingat kejadian itu, tapi kejadian itu tidak lagi membuat kita terus tenggelam
dalam kesedihan.
Mengampuni juga tidak berarti bahwa kita harus menerima orang tersebut kembali
dalam kehidupan kita. Kita boleh saja menjauh dari orang tersebut jika mereka memang
tidak baik untuk kita. Mengampuni juga tidak berarti kita harus tetap berhubungan
dengan mereka. Kita boleh saja memutuskan hubungan kalau mereka memang sangat
merugikan kita. Namun, mengampuni bukan berarti kita menyebarkan kebencian
tentang orang tersebut. Sebaliknya, kita seharusnya mendoakan orang tersebut agar
dia bisa berubah menjadi lebih baik.
88
Kita yang sedang terluka dan sakit hati mungkin merasa bahwa mengampuni itu sangat
sulit, bahkan hampir tidak mungkin. Ya, mengampuni memang tidak mudah. Namun,
kasih karunia Allah dalam diri Yesus akan menguatkan kita untuk mengampuni. Dengan
berusaha untuk mengampuni orang yang menyakiti kita, kita juga akan mendapatkan
pemulihan dari Tuhan. Luka kita mungkin masih berdarah dan mengeluarkan nanah,
namun rasul Petrus berkata, “oleh bilur-bilur1-Nya kamu menjadi sembuh.” Kasih
Yesus yang dinyatakan dalam luka-luka-Nya akan menyembuhkan luka-luka kita.
Inilah yang akan menguatkan kita untuk mengampuni orang-orang yang bersalah
kepada kita.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami (Mat. 6: 12)
Aktivitas
Metode Pengajaran: Demonstrasi
Pastikan untuk menggunakan air minum dan pewarna makanan, agar aman untuk
diminum (seandainya ada anak yang tidak sengaja meminum cairan tersebut)
Cara membuat
• Buatlah lubang di tengah botol menggunakan gunting dan agar sedotan bisa
89
masuk
• Ketika sedotan sudah masuk, tutup semua celah dengan menggunakan selotip/
lakban hingga seperti ini:
Sumber: https://bit.ly/botolpengampunan
• GSM dapat menempelkan gambar anak-anak di botol
tersebut (opsional)
• Isi tiga gelas plastik dengan air minum secukupnya dan beri
pewarna makanan yang berbeda-beda
• Beri tulisan “Yesus” di balon yang akan digunakan
Cara bercerita
Video Referensi: https://bit.ly/botolpengampunan
GSM dapat menceritakan kisah naratif tentang seorang anak yang mendapatkan
perilaku buruk dari orang-orang di sekitarnya, serta bagaimana hal itu membuat
sang anak merasakan emosi negatif (marah, sedih, sakit hati). Contoh: “suatu
hari, Anto sedang bermain bersama teman-temannya. Tiba-tiba, seorang anak
dengan sengaja mendorongnya hingga jatuh.”
GSM menceritakan bagaimana perilaku buruk tersebut membuat sang anak
merasakan emosi negatif (sedih, marah, sakit hati). Setiap menceritakan emosi
negatif yang dirasakan sang anak, GSM meminta kesediaan salah satu ASM untuk
menuangkan salah satu cairan ke dalam botol. Contoh: “Karena terjatuh, lutut
Anto pun terluka dan berdarah. Anto menangis, ia merasa sedih karena temannya
berbuat jahat. Kira-kira kalau adik-adik didorong teman sampai jatuh, adik-adik
sedih atau tidak? Nah, adik-adik, apa yang terjadi ya kalau kita terus merasa sedih
karena perbuatan jahat teman kita? Yuk coba salah satu maju ke depan, kita tuang
cairan ini ke dalam botol...”
GSM dapat melanjutkan cerita tentang perilaku buruk lain yang diterima sang
anak, bagaimana hal tersebut membuat sang anak merasakan emosi negatif, lalu
meminta kesediaan anak yang lain untuk menuangkan cairan yang lain ke dalam
botol.
Setelah botol berisi cairan dengan warna yang keruh, GSM dapat menceritakan
bahwa itulah yang terjadi ketika kita tidak mau memaafkan orang lain yang
berbuat jahat.
GSM menjelaskan perilaku-perilaku jahat yang diterima Yesus ketika Ia disalibkan,
serta bagaimana Ia tidak membalas mereka. Setelah itu, GSM menjelaskan bahwa
memaafkan memang terasa sulit, untuk itulah kita membutuhkan bantuan dari
Yesus. Setelah menjelaskan, GSM meniup balon dan melekatkan ujung balon di
mulut botol, lalu membiarkan udara mengalir ke botol. Tempatkan gelas plastik
kosong di ujung sedotan sehingga air keruh yang ada di botol mengalir ke gelas
tersebut.
90
GSM menjelaskan kesimpulan dari demonstrasi, kemudian meminta anak untuk
menyebutkan ulang kesimpulan yang dapat diambil dari demonstrasi tersebut.
Contoh: “Nah, adik-adik, dari aktivitas tadi kita belajar tentang ‘MENGAMPUNI’.
Meskipun orang lain berbuat jahat pada kita, kita perlu mengampuni mereka
dengan bantuan dari Tuhan Yesus. Yuk, kita sama-sama ulang kalimatnya. Kalau
kakak bilang ‘meskipun orang lain berbuat jahat sama kita,’ adik-adik jawabnya
‘kita mengampuni mereka dengan dibantu Tuhan Yesus’. Begitu ya. Yuk, kakak tes
dulu. Yang kompak ya!”
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah
kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan
diampuni (Luk. 6: 37)
Metode Pengajaran
Tanya-Jawab, Demonstrasi
Alat & Bahan
Papan tulis
Spidol papan tulis (non-permanen)
Penghapus papan tulis atau tisu
Karton atau kertas buffalo warna merah muda, digunting bentuk hati
Pensil
Penghapus pensil
Aktivitas
© Maria Fransisca, 2022
Membuat hati
Lipat kertas menjadi 2, lalu gambar pola berikut:
Gunting pola tersebut dan buka lipatan kertas sehingga kertas
berbentuk hati yang simetris.
Berikan tulisan “Mengampuni Seperti Yesus” di bagian
belakang hati GSM menceritakan ulang kisah penyaliban
Yesus secara singkat.
GSM melakukan tanya-jawab dengan ASM tentang perilaku
buruk apa saja yang diterima oleh Yesus saat itu. Setiap kali
91
ada anak yang menjawab, GSM menuliskan jawaban tersebut di papan tulis.
GSM menjelaskan bahwa seringkali kita mengalami apa yang Yesus alami, yaitu
diperlakukan jahat oleh orang lain. Sambil menjelaskan, GSM bisa mengambil
salah satu karton bentuk hati dan sebuah pensil, lalu menuliskan perbuatan-
perbuatan jahat yang sering diterima oleh anak-anak.
GSM membagikan kertas karton hati dan sebuah pensil kepada setiap anak, lalu
meminta mereka menuliskan perbuatan-perbuatan jahat yang pernah dilakukan
orang lain pada mereka.
GSM mengajak ASM untuk membaca 1 Petrus 2: 23, lalu menjelaskan bahwa Yesus
tidak pernah membalas perbuatan mereka, melainkan mengampuni kesalahan
mereka. Sambil bercerita, GSM bisa menghapus tulisan-tulisan di papan tulis.
GSM mengajak ASM untuk membaca 1 Petrus 2: 24, lalu menjelaskan bahwa
sebagai orang yang telah mati terhadap dosa dan hidup untuk kebenaran, kita
juga harus mengikuti teladan Yesus untuk mengampuni dan tidak membalas
perbuatan mereka. Setelah itu, GSM mengajak anak-anak untuk menghapus apa
yang telah mereka tuliskan di karton hati.
GSM memperlihatkan hasil karton hati yang masih menimbulkan bekas coretan
meskipun sudah dihapus. Kemudian, GSM menjelaskan perbedaan memaafkan
dan melupakan. Menghapus tulisan tersebut berarti memaafkan, namun tulisan
itu akan tetap menimbulkan bekas goresan, yang berarti kita masih mengingat
kejadian itu.
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan
mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga
tidak akan mengampuni kesalahanmu (Mat. 6: 14-15)
Metode Pengajaran
Mind-Map, Tanya-Jawab, Doa Berantai
Alat & Bahan
Kertas samson atau manila warna kuning
Spidol papan tulis
Sticky Notes
Kertas HVS ukuran A4 dan Selotip kertas
92
Aktivitas
Membuat Salib. Menggunakan kertas samson atau manila kuning, buat dua bentuk
salib besar dengan ukuran seperti di bawah ini. Salib tersebut bisa ditempel di
dinding atau papan tulis.
Bagi kertas HVS menjadi dua bagian, lalu berikan tulisan “Yesus Mengampuni....”
dan “Aku Mau Mengampuni...”
Tempel kedua tulisan tersebut di kedua salib.
Siapkan beberapa kertas bertuliskan perilaku-perilaku jahat yang diterima Yesus,
seperti “Dicemooh”, “Difitnah”, “Diludahi”, “Dikhianati”, “Disangkal oleh Murid-
Nya”, “Diolok-olok”, dll.
Jika kesulitan membuat salib ukuran besar, bisa menggunakan papan tulis yang
diberi gambar salib besar
93
GSM menjelaskan bahwa seringkali kita
mengalami apa yang Yesus alami, yaitu
diperlakukan jahat oleh orang lain. Setelah itu,
GSM membagikan sticky notes kepada anak-anak,
kemudian meminta mereka untuk menuliskan
perbuatan jahat orang lain yang membuat
mereka terluka sampai sekarang.
GSM mengajak ASM untuk membaca 1 Petrus
2: 24, lalu menjelaskan bahwa sebagai orang
yang telah mati terhadap dosa dan hidup untuk
kebenaran, kita juga harus mengikuti teladan
Yesus untuk mengampuni dan tidak membalas
perbuatan mereka. Setelah itu, GSM meminta
mereka untuk menempelkan sticky notes tersebut
di salib “Aku Mau Mengampuni….”
Daftar Nyanyian
94
Minggu Paskah I
9 April 2023
Nas:
Hosea 6: 1-2
Latar Belakang
Nabi Hosea hidup ketika raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia memerintah sebagai
raja Yehuda; Sementara itu, Yerobeam bin Yoas memerintah sebagai raja Israel. Ia
menjadi saksi hancurnya kerajaan Israel Utara pada tahun 722 sM. Karena Israel
melupakan TUHAN dan melakukan penyembahan berhala, bangkitlah murka TUHAN
kepada bangsa itu. Kitab nabi Hosea berisi ancaman-ancaman TUHAN terhadap
bangsa Israel yang bebal.
Namun, di sela-sela ancaman tersebut selalu ada janji TUHAN untuk memulihkan dan
menyelamatkan Israel. Murka Tuhan tidak untuk selamanya menyala dan hukuman-
Nya bertahan. Kasih karunia dan kerahiman-Nya jauh lebih besar daripada murka-
Nya. Inilah yang disaksikan dalam Hosea pasal 6.
Dalam bahasa Yunani, bertobat adalah metanoia, yang arti sebenarnya adalah
“berbalik arah”. Pasal 6 ayat 1 yang berbunyi, “mari, kita akan berbalik kepada
TUHAN,” menandakan kesediaan Israel untuk bertobat. TUHAN akan menyembuhkan
dan akan membalut, Ia akan menghidupkan dan membangkitkan Israel, supaya
mereka hidup di hadapan-Nya. Berbalik kepada TUHAN berarti mengalami pemulihan
dan kebangkitan, sehingga kita semua bisa hidup di dalam-Nya.
Di hari kebangkitan Tuhan Yesus ini, kita pun mengalami pemulihan dan kebangkitan
dari-Nya. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita hidup di dalam Tuhan. Hidup di
dalam Tuhan berarti bersedia bertobat, yaitu untuk berbalik dan berubah.
95
Penjelasan Bahan dan Cerita
Setelah Raja Salomo meninggal dunia, Kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu
Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda). Hosea 1: 1 menyebutkan bahwa Hosea
bekerja pada zaman pemerintahan raja-raja Yehuda, yaitu: Uzia (783-742 SM),
Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715SM), dan Hizkia (715-687 SM), juga pada zaman
Raja Yerobeam bin Yoas atau Yerobeam II di Israel Utara (786-746 SM) (Setio, 2017:
187). Secara kritis, Hosea memerhatikan keadaan Kerajaan Israel Utara yang pada
saat itu sedang mendekati kehancuran.
Banyak raja-raja Israel Utara yang meninggalkan TUHAN sehingga para rakyatnya pun
menyembah berhala dan tidak mengikuti Hukum Taurat. Ketidakadilan dan penindasan
terjadi di tengah-tengah rakyat Israel. Berkali-kali TUHAN memperingatkan mereka
melalui perantaraan para nabi, namun Israel Utara tak kunjung bertobat. Pada
akhirnya, murka TUHAN pun menyala-nyala atas bangsa yang tidak mau bertobat ini.
Ia berbicara melalui perantaraan Hosea untuk memperingatkan Kerajaan Israel. Jika
mereka tidak bertobat, maka mereka akan hancur.
Bangsa Israel yang menyadari hal ini pun bersedia untuk bertobat. Pasal 6: 1 diawali
dengan kalimat ajakan, “mari, kita akan berbalik kepada TUHAN.” Kata “berbalik”
mengindikasikan bahwa mereka tadinya berjalan menjauh dari TUHAN. Dengan
berbalik, mereka dapat mendekat kembali pada TUHAN. Inilah yang dinamakan
‘bertobat’, yaitu “berbalik arah dan berubah menjadi lebih baik”.
Pada hari ini, kita memperingati hari kebangkitan Tuhan Yesus. Kebangkitan Yesus
menandakan bahwa kita telah mati dari dosa-dosa dan kebiasaan-kebiasaan buruk
kita. Lalu, kita mengarahkan hidup kita untuk melakukan kebenaran di dalam
Kristus dengan cara memulai kebiasaan-kebiasaan yang menyenangkan hati Tuhan.
Mengapa? Karena kita telah ditebus, dipulihkan, dan diselamatkan oleh Allah. Kita
adalah ciptaan baru di hadapan-Nya.
Untuk itu, dalam semangat Paskah, kita perlu bersama-sama memulai hidup baru kita
di dalam Kristus dengan bertobat. Mari kita mulai mencoba meninggalkan kebiasaan-
kebiasaan buruk kita yang mendukakan hati Tuhan, kemudian memulai kebiasaan-
kebiasaan baru yang menyenangkan hati-Nya. Yuk kita sama-sama bertobat: berbalik
dan berubah!
96
Horong I
Tujuan Khusus
1. Anak mampu menyimpulkan bahwa bertobat berarti berubah dari kebiasaan yang
buruk ke kebiasaan yang baik
2. Anak dapat memahami arti bertobat dari praktik pada aktivitas membersihkan
tangan kotor menjadi bersih
Ayat Hafalan
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya
mereka bertobat (Luk. 5: 32)
Metode Pengajaran
Demonstrasi, praktik
Alat dan Bahan
Tanah yang diberi air (bisa diganti dengan apapun yang membuat tangan menjadi
kotor, namun tidak sulit untuk dibersihkan)
Air mengalir
Sabun cuci tangan
Tisu atau sapu tangan
Aktivitas
Bercerita. GSM menceritakan bahwa semua anak pada dasarnya adalah anak-
anak yang baik. Sambil bercerita, GSM menunjukkan keadaan tangan yang masih
bersih.
Contoh: “Adik-adik, semua kakak GSM percaya kalau sebenarnya adik-adik semua
adalah anak-anak yang baik. Siapa di sini yang sayang sama orang tuanya? Siapa
di sini yang mau membantu mama dan papanya? Siapa di sini yang mau belajar
dengan rajin? Nah, semuanya adalah anak yang baik. Anak yang baik itu seperti
tangan kakak ini. Masih bersih, ya. Tidak ada kotoran sama sekali.” (Berikan
kesempatan pada anak untuk merespons pertanyaan-pertanyaan di atas).
GSM menceritakan bahwa suatu waktu, anak-anak mulai mengenal perbuatan-
perbuatan yang tidak baik. Sambil bercerita, GSM mengoleskan tanah di tangannya
dan menunjukkannya kepada ASM.
Contoh: “Tapi, suatu saat, adik-adik berkenalan dengan ‘perbuatan yang tidak
baik’. Adik-adik mulai melawan orang tua, mulai berbohong, atau mulai malas
belajar. Kemudian adik-adik mulai melakukan itu terus menerus dan menjadi
kebiasaan. Nah, ketika itu terjadi, keadaan adik-adik yang tadinya bersih seperti
tangan kakak, jadi seperti ini nih (mengoleskan tanah ke tangannya). Tangan kakak
jadi bagaimana, adik-adik? Betul, jadi kotor.”
GSM menceritakan bahwa ketika anak mulai terbiasa melakukan perbuatan yang
97
tidak baik, mereka bisa melukai orang-orang di sekitarnya. Sambil menceritakan
itu, GSM berpura-pura ingin menyentuh anak-anak dengan tangannya yang kotor.
Contoh: “Nah, ketika adik-adik semua sudah terbiasa melakukan hal yang tidak
baik, adik-adik bisa membuat orang lain sedih. Misalnya, adik-adik mulai terbiasa
berbohong, itu bisa membuat mama menjadi sedih. Seperti tangan kakak ini, nih.
Kalau kakak pegang kalian, nanti jadi kotor gak? Coba sini, siapa yang mau kakak
pegang pake tangan ini?”
GSM boleh mengoleskan tanah di tangan masing-masing anak. Kemudian GSM
menjelaskan bahwa selama ASM tidak mau meninggalkan kebiasaan buruk
tersebut dan berubah, ASM akan terus ‘kotor’ dan berpotensi untuk melukai
orang-orang di sekitarnya. Satu-satunya cara adalah bertobat, yaitu berubah
kembali menjadi ‘bersih’.
Contoh: “Nah, adik-adik, kira-kira kalau tangan kita terus kotor begini, kita bisa
makan tidak? Kita bisa minum tidak? Kita bisa mengerjakan PR kita tidak? Tidak
bisa, karena apa? Karena nanti semuanya jadi kotor, deh... Terus caranya gimana?
Betul, kita harus cuci tangan, biar bersih! Nah, sama halnya kalau adik-adik terus
melakukan perbuatan yang tidak baik, kita akan tetap ‘kotor’. Hayooo di sini yang
mau ‘kotor’ terus?”
GSM menjelaskan secara singkat arti dari Paskah, yaitu memulai hidup baru di
dalam Kristus dan bertobat, kemudian menjelaskan bahwa bertobat berarti mau
berubah dari ‘kotor’ menjadi ‘bersih’. Setelah menjelaskan, GSM mengajak anak-
anak untuk mencuci tangan.
Contoh: “Nah, adik-adik, sekarang kita merayakan Paskah. Paskah itu artinya
apa, sih? Paskah berarti kita harus memulai hidup baru dalam Kristus. Bagaimana
caranya? Yaitu dengan bertobat. Bertobat itu berarti berubah dari ‘kotor’ menjadi
‘bersih’. Seperti tangan kita ini, ya. Kita juga harus berubah menjadi anak yang
‘bersih’, dengan berhenti berbuat nakal dan mulai terus berbuat baik. Siapa di sini
yang mau menjadi ‘bersih’? Yuk kita sama-sama cuci tangan!”
Setelah semua anak selesai mencuci tangan, GSM menanyakan hal apa yang dapat
mereka pelajari hari ini.
Horong II
Tujuan Khusus
1. Anak mampu membedakan mana tindakan yang termasuk dosa dan mana yang
tidak
2. Anak mampu mengurutkan langkah-langkah pertobatan dengan benar
Ayat Hafalan
98
Alat Peraga dan Aktivitas
Metode Pengajaran
Games dan worksheet
Alat dan Bahan
Kertas karton atau buffalo warna hijau dan merah
Sumpit
Double tape (solatip bolak-balik)
Spidol
Gunting
Cara membuat
Buatlah pola lingkaran di karton hijau dan merah dengan diameter 15 cm.
Gunting pola tersebut, lalu tuliskan “DOSA” di karton merah dan “TIDAK DOSA”
di karton hijau.
Pasangkan satu karton “DOSA” dengan karton “TIDAK DOSA”.
Tempelkan sumpit di belakang salah satu karton, kemudian tutup bagian belakang
karton tersebut dengan pasangannya.
Buatlah alat peraga ini sesuai dengan jumlah kelompok yang diinginkan.
Aktivitas
Cara bermain Games “Dosa atau Tidak Dosa”
GSM membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok mendapat
satu papan “Dosa atau Tidak Dosa”.
GSM membacakan sebuah kasus, kemudian meminta anak-anak untuk menentukan
apakah itu termasuk “Dosa” atau “Tidak Dosa” dengan mengacungkan papan
yang telah diberikan (tidak boleh berbicara).
Kelompok dengan skor terbesar adalah pemenangnya.
Cara bercerita. GSM mengajak anak-anak untuk bermain games “Dosa atau Tidak
Dosa”
GSM menjelaskan secara singkat apa arti Paskah, yaitu memulai hidup di dalam
Kristus dengan bertobat.
GSM mengajak ASM untuk membaca Hosea 6: 1-2, kemudian menjelaskan apa arti
99
dari ‘bertobat’.
GSM menjelaskan urutan-urutan pertobatan yang terdiri dari lima tahap, yaitu:
Menyadari bahwa kita salah
Menyesal karena telah berbuat salah
Mengakui kesalahan di hadapan Tuhan dan orang yang kita sakiti
Meminta maaf
Berbalik dan berubah
GSM menjelaskan bahwa pertobatan tidak hanya berhenti di tahap “meminta
maaf”, tetapi bersedia meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan mau memulai
kebiasaan-kebiasaan baik. Minta ASM menyebutkan kebiasaan-kebiasaan baik
yang harus dilakukan setiap hari sebagai tanda pertobatan.
Aktivitas
• Mengurutkan Langkah-langkah Pertobatan
• GSM memberikan satu lembar kerja dan lima kertas berisi langkah-langkah
pertobatan yang sudah dipotong kecil-kecil. Tugas ASM adalah mengurutkan
langkah-langkah pertobatan dengan menempel tulisan tersebut di lembar kerja.
Lembar Kerja
100
Kertas Langkah Pertobatan
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang (2Kor. 5: 17)
Metode Pengajaran
Roleplay, diagram, dan worksheet
Alat dan Bahan
1. Papan tulis
2. Spidol papan tulis
Cara bercerita
101
dengan menggunakan diagram seperti di samping.
4. GSM membagi ASM menjadi beberapa kelompok, kemudian meminta mereka
untuk melakukan role-play. Beberapa kelompok memperagakan role-play tentang
seseorang yang hanya meminta maaf namun tidak berubah, beberapa kelompok
lainnya memperagakan role-play tentang seseorang yang sungguh-sungguh
bertobat.
5. GSM menjelaskan bahwa bertobat adalah meninggalkan kebiasaan-kebiasaan
buruk dan memulai kebiasaan-kebiasaan baik, kemudian memberikan tugas pada
ASM untuk memulai satu kebiasaan baik selama seminggu. ASM bisa menggunakan
Habit Tracker sebagai worksheet. GSM meminta untuk mengumpulkan tugas
tersebut minggu depan.
Habit Tracker:
Nama: _______________________________
Kelas: _______________________________
Hosea 6: 1-2
Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah
yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan
kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada
hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita
akan hidup di hadapan-Nya
Daftar Nyanyian
102
Senin Paskah II
10 April 2023
Nas:
Roma 6: 5-6
Latar Belakang
Menjadi merdeka adalah keinginan semua orang dan bangsa. Sampai saat ini masih ada
saja negara yang berperang untuk mencapai kemerdekaannya. Sebut saja Palestina,
Rusia, dan Ukraina yang menginginkan kemerdekaan negaranya. Merdeka tidak hanya
berhubungan dengan peperangan. Merdeka juga berhubungan dengan pemberian
hak kepada seseorang untuk mengemukakan pendapatnya, mendapatkan hidup yang
layak dan adil, bisa bersekolah, dan menentukan pilihan hidup. Itulah macam-macam
bentuk kemerdekaan yang ingin diraih oleh setiap orang atau suatu negara. Dalam
kehidupan beriman kepada Tuhan, merdeka dari perbudakan dosa adalah tujuan
setiap orang Kristen. Paskah memberikan gambaran tentang kemerdekaan dalam
Kristus. Kristus sudah mati di kayu salib memberikan penebusan bagi semua orang
sehingga tidak lagi hidup dalam perbudakan dosa. Kemerdekaan itu diperoleh dengan
cuma-cuma dari Kristus. Manusia lama kita sudah disalibkan supaya manusia tidak
lagi diperhamba oleh dosa.
Pada perikop kita akan belajar tentang merdeka dari dosa. Paulus mengatakan kepada
jemaat di Roma bahwa manusia lama telah dikuburkan bersama-sama dengan Kristus
oleh baptisan dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, manusia itu akan
hidup dalam hidup baru, satu dengan kematian-Nya, dan satu dengan kebangkitan-
Nya. Manusia lama itu telah disalibkan, supaya dosa hilang kuasanya, dan tidak lagi
menghambakan diri kepada dosa (ay. 4-6). Pernyataan Paulus ini hendak mengajak
seluruh jemaat di Roma agar hidup sebagai manusia baru yang telah ditebus dosanya,
hidup di dalam Roh; dan meninggalkan manusia lamanya yang hidup dalam hawa nafsu.
Dengan kata lain, penebusan yang dilakukan oleh Kristus merupakan kesempatan
103
bagi orang-orang Kristen yang ditebus untuk mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
Mereka yang sudah dipermandikan dalam kematian Yesus makin teguh menyaksikan
iman percayanya kepada Tuhan. Hidup baru dan satu dalam kematian-Nya menjadi
miliknya. Artinya manusia lama sudah terkubur mati. Tabiat-tabiat buruk atau lama
itu sudah terkubur dalam. Ia tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsunya. Yang ada
sekarang adalah kehidupan yang baru, tabiat yang baik dan baru di dalam Kristus.
Paskah adalah tanda kemenangan orang percaya atas kebangkitan Kristus. Orang-
orang Kristen yang percaya dimerdekakan dari perbudakan dosa. Merdeka dari
perbudakan dosa artinya ia dengan tegas dan berani meninggalkan kebiasaan-
kebiasaan buruknya. Misalnya saja anak-anak Tuhan sangat menikmati berbuat
curang pada saat belajar di sekolah, seperti menyontek, berbicara dengan teman saat
guru menjelaskan mata pelajaran, mengganggu teman yang sedang asyik belajar.
Namun, Paskah adalah anda kemenangan yang harus dirayakan oleh semua orang
dengan kesadaran bahwa manusia lamanya [tabiat] telah dikuburkan, maka manusia
baru [tabiat] dikembangkan agar berbuah lebat dan menjadi berkat bagi semua orang.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran (Rm. 6: 18)
GSM menyebutkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa menetap dalam diri ASM
apabila tidak segera ditinggalkan (malas, mudah marah, egois, dan tidak sabar).
GSM mempraktikkan kebiasaan-kebiasaan buruk di depan ASM dan tidak untuk
dicontoh
GSM menyebutkan kebiasaan-kebiasaan baik yang harus dipertahankan ASM dan
baik untuk dicontoh. Lalu, GSM mempraktikkannya di depan ASM (rajin, ramah,
mau berbagi, membuang sampah pada tempatnya, dan sabar).
Horong II
Tujuan Khusus
104
Ayat Hafalan
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu;
tetapi pemberian Allah (Ef. 2: 8)
Bahan:
gambar dan pena untuk anak sekolah minggu mencari perbuatan manusia lama
dan hidup baru, kemudian anak menghubungkannya dengan garis penghubung
menggunankan pena/pensil.
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang (2Kor. 5: 17)
105
Alat Peraga dan Aktivitas
GSM menjelaskan pelajaran hari ini dengan bahasa yang sederhana dan dapat
dimengerti ASM Horong III
GSM dapat menggunakan ilustrasi cerita dengan Judul Bagaimana orang Kristen
bisa bebas dari penjara dan merdeka melalui kanal youtube https://bit.ly/
bebasdanmerdeka
Ajaklah ASM berdiskusi tentang hidup dalam perbudakan dosa dan hidup dalam
kemerdekaan dari dosa
Tutuplah pertemuan dengan doa bersama
Daftar Nyanyian
106
Minggu
Quasimodogeniti
16 April 2023
Nas:
2 Raja-raja 4: 1-7
Anak Sekolah Minggu mengetahui bahwa Tuhan dapat menolong semua orang tanpa
terkecuali dengan penuh kasih
Latar Belakang
Tuhan adalah penolong semua orang tanpa terkecuali. Ia tidak memandang bulu
memberikan pertolongannya. Tua, muda, kaya, miskin, anak-anak, orang dewasa, dan
lain-lain Ia tolong dengan sukarela. Demikianlah yang tertulis di 2 Raja-raja 4: 1-7
ini diceritakan pertolongan Tuhan melalui karya nabi-Nya pada saat menolong janda
miskin yang harus melunasi hutang-hutangnya. Dengan mukjizat yang dilakukan,
janda miskin dan anak-anaknya bebas dari hutang dan perbudakan.
Cerita dalam 2 Raja-raja 4: 1-7 mengisahkan tentang pertemuan nabi Elisa dengan
seorang janda miskin. Suaminya adalah seorang yang takut dan setia akan Tuhan,
namun sudah meninggal. Janda ini sering berhutang agar bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya dan anaknya. Ia tidak bisa membayar hutangnya karena ia sama-sekali
tidak memiliki uang. Sementara itu, penagih hutang sudah datang untuk membawa
dua orang anaknya sebagai tebusan. Dua orang anaknya itu akan dijadikan hamba
atau budak atau pembantu sebagai ganti hutangnya. Ibu janda ini menjadi sedih dan
datang kepada nabi Elisa menyampaikan situasi yang sedang dihadapinya.
107
Elisa tidak kehabisan akal untuk menolong ibu janda miskin ini. Ia meminta ibu
janda miskin untuk meminjam semua bejana (semacam tempayan yang terbuat
dari tanah liat) dari para tetangganya. Haruslah ia meminjam sebanyak mungkin
dari para tetangganya itu (ay. 3). Ibu janda miskin melakukan perintah nabi Elisa
tanpa membantah sedikitpun. Kemudian, nabi Elisa kembali meminta ibu janda
miskin melakukan sesuai dengan yang ia perintahkan. Setelah bejana-bejana
kosong itu diperolehnya dari para tetangga, ia dan anak-anaknya harus menutup
pintu rumahnya. Lalu, mereka menuang minyak dari buli-buli milik mereka ke dalam
bejana-bejana kosong yang mereka pinjam. Dengan kerja sama yang baik, ibu janda
miskin bertugas menuang minyak ke dalam bejana; sementara itu, anak-anaknya
mendekatkan semua bejana dekat dengan ibu mereka untuk diisi minyak. Ibu janda
miskin terus menuang hingga bejana-bejana kosong terisi minyak (ay. 4-7).
Kemudian, minyak yang ia timba itu berhenti mengalir karena tidak ada lagi bejana
kosong. Inilah mukjizat yang dilakukan oleh nabi Elisa untuk menolong ibu janda
miskin itu. Ibu janda miskin kembali menjumpai nabi Elisa memberitahukan apa yang
sudah ia perbuat. Nabi Elisa kemudian menyuruh ibu janda miskin ini menjual minyak-
minyaknya agar ia bisa membayar hutang; sehingga, anak-anaknya tidak dijadikan
tebusan hutang dan menjadi budak. Pertolongan yang diberikan nabi Elisa kepada ibu
janda miskin ini bukanlah bentuk pertolongan sesaat. Akan tetapi, pertolongan yang
bisa terus berlanjut di masa depan. Minyak ibu janda miskin menjadi banyak sehingga
ia tidak perlu lagi berhutang demi mencukupi kebutuhan hidup mereka. Mereka
tentunya bisa menabung dari hasil penjualan minyak itu. Selain itu, pertolongan yang
diberikan nabi Elisa secara tidak langsung mengajarkan kepada ibu janda miskin untuk
tidak cepat berputus asa. Apa yang ada pada ibu janda miskin itu bisa digunakan,
buli-buli dan minyak. Ternyata harta milik yang sederhana pun bisa menyelamatkan
kehidupan. Pertolongan-pertolongan itu pun bisa datang dari hal-hal yang tidak
terduga bahkan sangat sederhana. Pertolongan nabi Elisa juga adalah bentuk
pertolongan yang menolong ibu janda miskin terlepas dari kemiskinannya. Bayangkan
saja ia tiba-tiba memiliki banyak minyak. Dengan demikian, ibu janda miskin dan
kedua anaknya tidak akan terlilit hutang lagi. Pertolongan yang diberikan nabi Elisa
juga mengajarkan kerja sama dalam keluarga ibu janda miskin. Mereka harus bekerja
bersama-sama agar bejana-bejana kosong terisi minyak. Tidak ada yang kerja mati-
matian dan ada yang hanya duduk-duduk saja. Pertolongan nabi Elisa secara tidak
langsung mengajarkan ibu janda miskin indahnya relasi/hubungan yang kuat di dalam
keluarga sehingga persoalan-persoalan yang berat bisa diatasi.
Cerita ini banyak memberikan pengajaran yang bisa diterapkan dalam kehidupan
ASM. Misalnya saja ASM semakin menjadi anak yang suka menolong semua orang
tanpa memandang bulu, memiliki sifat penuh kasih dan rendah hati, dan kerja sama
dalam keluarga. ASM bisa saja menerapkan itu semua dalam kehidupannya sehari-
hari. Mulailah dari hal-hal yang sederhana.
108
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku (Mzm. 54: 4)
Bahan
Pensil warna atau Crayon untuk mewarnai gambar yang telah tersedia.
Link Gambar sebagai berikut:
Gambar 1: https://bit.ly/minyakibuelisa
Gambar 2: https://bit.ly/kertasmewarnai
Gambar 1 Gambar 2
HORONG II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Berilah kepada setiap orang yang meminta kembali kepadamu; dan janganlah meminta
kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu (Luk. 6: 30)
109
Aktivitas dan Alat Peraga
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Daftar Nyanyian
110
Minggu
Misericordias
Domini
23 April 2023 Nas:
Kisah Para Rasul 2:
14, 36-37
Anak mengalami perubahan sikap menjadi anak yang lebih baik sebagai wujud syukur
atas kasih setia Tuhan dalam kehidupannya
Latar Belakang
Kebangkitan Yesus memberi semangat baru bagi Petrus dan para murid untuk berani
menyatakan iman mereka di hadapan orang lain. Tanpa keragu-raguan dan dengan
percaya diri, Petrus memberitakan firman Tuhan kepada orang-orang Yahudi.
Seruan khotbah Petrus pada peristiwa Pentakosta, membuka mata banyak orang
Yahudi yang hadir saat itu. Yesus yang mereka salibkan adalah Tuhan dan Kristus (Kis.
2: 36). Hal ini semakin menegaskan tentang keberadaan Yesus yang adalah Mesias.
Orang Yahudi menyalibkan Yesus karena menganggap Yesus sebagai seorang penjahat
(Yoh. 18: 30). Namun, peristiwa penyaliban telah menjadi karya Allah yang luar biasa
untuk menunjukkan kasih setia Allah terhadap seluruh ciptaan-Nya. Bersyukur atas
keselamatan yang diberikan Kristus adalah respons kita atas kasih setia Allah karena
Yesus membawa pembaruan bagi setiap orang yang percaya. Bersyukur di sini karena
kita telah mengalami hidup yang baru. Oleh karena itu, ketika kita bersyukur berarti
kita siap menjadi berkat dan teladan bagi sesama.
Siapa yang tak mengenal Petrus, salah satu dari kedua belas murid Yesus yang banyak
menghabiskan waktu bersama dengan Yesus semasa hidup-Nya. Ia juga yang tidak
berani mengakui di hadapan banyak orang sebagai murid Yesus ketika Yesus ditangkap.
Namun ternyata, kematian dan kebangkitan Yesus membawa perubahan yang luar
biasa dalam hidup Petrus. Ia yang tadinya penakut kini menjadi berani dan penuh
percaya diri menyatakan imannya. Dengan suara yang nyaring Petrus memberitakan
firman Allah. Dengan mengutip nubuatan nabi Yoel, Petrus menyatakan bahwa Yesus
adalah Kristus. Petrus juga mengajak orang-orang yang mendengar khotbahnya
111
untuk bertobat dan memberi diri dibaptis (Kis. 2: 38). Tanpa ragu sedikitpun, Petrus
memproklamirkan imannya, bahwa Yesus yang mati disalib dan bangkit adalah Tuhan
dan Kristus (Kis. 2: 36). Kematian Kristus memang merupakan sebuah kebodohan
bagi mereka yang akan binasa, tetapi tidak bagi kita yang diselamatkan (1Kor. 1: 18).
Kesaksian Petrus tentang siapa Kristus ternyata memberi dampak besar bagi para
pendengarnya kala itu. Kesaksian itu juga membawa rasa haru dan penuh pertanyaan
bagi orang-orang Yahudi yang hadir kala itu. Mereka bertanya apa yang harus
mereka lakukan sebagai responsnya terhadap pemberitaan firman Tuhan oleh Petrus.
Petrus mengatakan bahwa mereka perlu bertobat dan memberi diri dibaptis sebagai
pengampunan dosa dan menerima Roh Kudus (Kis. 2: 37). Tiga ribu orang memberi
diri dibaptis dan mereka tetap bertekun dalam pengajaran para rasul (Kis. 2: 41-42).
Minggu ini adalah minggu Misericordias Domini yang berarti bumi penuh kasih setia
Tuhan. Kita kembali diajak untuk mengingat betapa banyaknya kasih setia Tuhan di
dalam hidup kita hari demi hari. Bukti kasih setia Tuhan yang paling besar adalah karya
keselamatan Yesus di kayu salib. Kita sudah diselamatkan oleh Kristus oleh karenanya.
Bahkan, tanda keselamatan itu kita peroleh dari baptisan yang menunjukkan bahwa
kita adalah anak-anak Tuhan. Hidup kita sebagai anak-anak Tuhan sudah semestinya
Nampak dalam kehidupan kita sehari-hari. Bersyukur adalah salah satu tanda anak-
anak Tuhan yang sudah diselamatkan. Bersyukur juga adalah buah dari pembaruan
hidup yang dilakukan oleh Yesus bagi kita. Bagaimana cara kita bersyukur? Seperti
halnya Petrus yang mengalami hidup yang baru, ASM juga diajak untuk merespons
serta bersyukur atas kasih setia Tuhan di dalam kehidupannya. Kasih setia Tuhan
membarui seluruh kehidupan ASM, dari yang masih suka melakukan dosa menjadi
pribadi yang berperilaku baik di rumah, sekolah, dan juga gereja. Segala hal baik yang
kita lakukan adalah bukti syukur kita atas kasih setia Tuhan yang sudah lebih dahulu
kita nikmati.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Alat Peraga
112
- Pembolong kertas atau/stapler
- Tali (optional)
Bertengkar Belajar
Marah
Berdoa
113
Horong II
Tujuan Khusus
Anak mampu memberikan contoh praktis perilaku baik di rumah, di sekolah, dan di
gereja sebagai wujud ungkapan syukur atas kasih setia Tuhan.
Ayat Hafalan
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu (1Tes. 5: 18)
Aktivitas
Setelah mendengarkan cerita, ASM diingatkan kembali sama seperti Petrus yang
mengalami perubahan hidup yang positif, ASM pun dapat mengalami hal yang sama
melalui pertolongan Roh Kudus. ASM diminta untuk menuliskan komitmen perilaku baik
sebagai ungkapan syukur yang akan dilakukan di rumah, sekolah, dan gereja.
Alat dan Bahan
- Pola yang tersedia
- Alat tulis
- Benang
- Lem
114
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu (1Tes. 5: 18)
Aktivitas
115
Daftar Nyanyian
1. BE ASM No.26
2. BE ASM No.32
3. BE ASM No.65
4. BE ASM No. 76:1
5. BE ASM No.80
6. BE ASM No.190
7. BE ASM No.170
116
Minggu Jubilate
30 April 2023
Nas:
Daniel 3: 13-18
Anak dapat menunjukkan bukti ketaatan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari
Latar Belakang
Apakah kalian pernah pergi ke sebuah tempat yang memiliki budaya, tradisi, atau
bahasa yang berbeda dengan yang kalian miliki? Bagaimana rasanya? Tentu tidak
mudah bukan? Dalam bacaan kita hari ini, dikisahkan tiga orang pemuda yang menjadi
tawanan perang di negeri asing, mereka adalah pemuda terpilih yang akan bekerja di
istana raja.
117
Sebagai seorang tawanan, Hananya, Misael, dan Azarya kehilangan kebebasan seperti
yang dimiliki ketika masih berada di Yerusalem. Tantangan terberat mereka adalah
Babel yang merupakan bangsa yang tidak percaya kepada Allah. Oleh karena itu, tidak
heran ada tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan pengajaran firman Tuhan. Sebelum
mereka mulai bekerja di istana raja, mereka terlebih dulu diminta untuk mengganti
nama mereka sesuai dengan yang diberikan oleh pemimpin pegawai istana. Hananya
dinamai Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh, dan Azarya dinamainya Abednego
(Dan. 1: 7). Hal ini bertujuan agar mereka menjadi bagian kewarganegaraan Babel.
Bayangkan, nama yang sudah melekat di dalam diri kita begitu saja diganti oleh orang
lain, tentu bukan sebuah hal yang menyenangkan. Akan tetapi, perubahan nama ini
tidak membuat ketiga pemuda ini menjadi berubah dan menyimpang dari firman Allah.
Mereka tetap menjadi pemuda yang memegang teguh iman kepada Allah di negeri
asing. Tak hanya sekadar mengganti nama, tantangan berikutnya adalah mereka
diminta mengikuti tradisi yang berlaku di Babel, yaitu memakan makanan yang
bertentangan dengan hukum Allah. Makanan-makanan ini biasanya sudah terlebih
dahulu dipersembahkan kepada berhala. Hal ini merupakan sebuah kenajisan bagi
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sehingga menolak tawaran tersebut. Tidak mudah
untuk tetap menjaga integritas1 diri ketika dikondisikan sebagai seorang tawanan
perang.
Nebukadnezar, raja Babel membuat sebuah patung emas setinggi enam puluh hasta
dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel (Dan. 3:
1). Tindakan Nebukadnezar ini adalah kesombongan karena patung tersebut dibangun
untuk disembah. Kemudian ia mengeluarkan sebuah perintah kepada seluruh penjuru
Babel untuk wajib sujud menyembah patung emas tersebut ketika sangkakala, seruling,
kecapi, rebab, gambus dibunyikan. Ada sebagian orang yang memilih ikut perintah
raja, karena itu artinya membuat keadaan di dalam pembuangan menjadi baik karena
disukai oleh raja. Lalu bagaimana dengan Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Mereka
menetapkan hati untuk tetap setia kepada Allah. Keteguhan iman mereka menjadi
prioritas utama sekalipun mereka akan terancam hukuman. Sadrakh, Mesakh, dan
Abednego memilih untuk lebih takut dan taat kepada Allah daripada kepada manusia.
Benar saja, sikap ketiga pemuda ini membawa kemarahan bagi raja karena mereka
dianggap tidak taat. Bagaimana mungkin seorang tawanan perang berani melawan
ketetapan yang dibuat oleh penguasa? Oleh karena itu, raja memberikan hukuman
berat bagi mereka. Mereka dimasukkan ke dalam dapur perapian yang menyala-nyala
dan sangat panas.
1 Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. https://kbbi.web.id/integritas (diakses 16
Agustus 2022)
118
Menyembah allah lain adalah suatu perbuatan yang harus dibuang jauh-jauh. Sadrakh,
Mesakh, dan Abednego memegang teguh taurat Musa untuk tidak menyembah allah-
allah lain selain dari Allah Israel. Mereka meyakini bahwa Allah akan mendatangkan
murka bagi orang yang tidak setia. Kisah ketiga pemuda ini mau mengajarkan kepada
ASM tentang arti sebuah ketaatan. Menjadi taat itu sama saja berani tampil beda
untuk menyatakan kebenaran dalam situasi tersulit sekalipun. Pada saat semua
dalam keadaan baik-baik saja, menjadi taat akan terlihat jauh lebih mudah. Namun,
apa jadinya jika ketaatan kita kepada Allah justru membawa kita pada situasi yang
tidak menyenangkan, apakah kita berani tampil berbeda?
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat
TUHAN (Mzm.119: 1)
Alat Peraga
119
Sumber gambar: www.pinterest.com
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat
TUHAN (Mzm. 119: 1)
Alat Peraga
Masing-masing anak akan menerima pola gambar yang sudah disediakan. ASM
diminta untuk menulis contoh perilaku hidup taat yang dapat mereka lakukan dalam
hidup sehari-hari pada kertas origami, kemudian menempelkannya pada pola pohon
yang tersedia.
120
Pohon Ketaatan
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan
kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan
memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu (Dan. 3: 17-18)
Alat Peraga
121
Langkah-langkah
1. ASM menggunting kertas warna sesuai ukuran yang ditentukan
2. Pada kertas yang telah digunting, ASM menuliskan pengalamannya saat
mengaplikasikan ketaatan dalam hidup sehari-hari. Contoh: Tetap jujur saat
teman-teman yang lain menyontek.
3. Setiap kertas yang sudah ditulis, kemudian dibentuk rantai dan disambung dengan
cerita dari peserta lainnya.
4. Rantai ketaatan ini dapat dipajang di ruang kelas sekolah minggu untuk senantiasa
menjadi pengingat ASM untuk selalu taat kepada Tuhan dalam situasi apapun.
Video
Daftar Nyanyian
1. BE ASM No.327:1
2. BE ASM No.25:1
3. BE ASM 129:1
4. BE ASM No.80:1
5. BE ASM No.332:1
6. BE ASM No.266:1
7. BE ASM 123:1-2
122
Minggu Kantate
7 Mei 2023
Nas:
Kisah Para Rasul
20: 7-12
ASM dapat mengidentifikasi sikap-sikap yang kurang benar dan benar saat beribadah
kepada Tuhan
Latar Belakang
Kisah Para Rasul merupakan satu-satunya kitab sejarah dalam Perjanjian Baru.
Kitab ini menceritakan asal-usul kekristenan mula-mula dan tentang penyebaran
Injil. Penulis Kitab Kisah Para Rasul dengan penulis Injil Lukas. Terdapat dua tokoh
terkenal pada Kitab Kisah Para Rasul, yaitu Petrus dan Paulus. Rasul Paulus adalah
seorang misionaris yang memiliki pekerjaan sangat penting. Ia melakukan perjalanan
ke banyak kota dan negara untuk memberi tahu orang-orang tentang Yesus Kristus.
Tujuannya adalah supaya semakin banyak orang mengenal Yesus, sebab banyak orang
yang belum pernah mendengar tentang Yesus.
Paulus memulai perjalanan misionarisnya yang ke-3 dari Antiokhia, Siria. Dia
mengunjungi banyak gereja dan membantu orang-orang belajar mempertahankan
iman mereka. Ketika Paulus sampai di Efesus, ia memutuskan untuk tinggal dua tahun
di sana dan memberitakan tentang Yesus. Setelah menyelesaikan misinya di Efesus,
Paulus melanjutkan perjalanan ke Makedonia dan Yunani. Dia dan teman-teman ingin
semua orang mengetahui Kabar Baik bahwa, Yesus adalah putra Allah. Beberapa
orang percaya dengan apa yang dikatakan Paulus dan mulai mengikuti Yesus. Tetapi
beberapa orang tidak menyukai apa yang dikatakan Paulus. Tiga bulan berlalu, Paulus
kembali memulai kembali perjalanan misinya ke kota Troas. Dalam kaitannya dengan
peristiwa di kota Troas, Paulus ingin mengingatkan umat-Nya untuk senantiasa
beribadah kepada Tuhan.
Pada Kisah Para Rasul 20: 7-12, kita menemukan cerita menarik dari perjalanan misi
Paulus di Kota Troas. Pada hari pertama minggu itu, Paulus dan semua orang Kristen
123
berkumpul untuk beribadah dan mengikuti pengajaran Kitab Suci. Ini adalah salah
satu dari beberapa pernyataan dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan bahwa orang
Kristen mula-mula bertemu pada hari Minggu, bukan pada hari Yahudi, sabat yaitu
hari Sabtu.
Tempat mereka bertemu adalah di ruang lantai tiga sebuah gedung. Setiap orang
harus menaiki banyak anak tangga untuk sampai ke tempat pertemuan. Itu adalah
malam terakhir Paulus bersama mereka sebelum dia berlayar ke Yerusalem. Paulus
memiliki banyak hal untuk dikatakan di Troas. Paulus berbicara tentang Yesus. Paulus
terus berkhotbah sampai tengah malam sehingga, ada banyak lampu yang dinyalakan
untuk membantu semua orang melihat Paulus berbicara.
Semua orang kaget dan bergegas turun untuk melihat apa yang telah terjadi. Eutikhus
terbaring di tanah. Dia meninggal. Semua orang menangis histeris dan kesal. Kemudian
Paulus datang ke Eutikhus, berbaring di tanah di sebelahnya dan memeluknya. Paulus
berdoa kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk menghidupkan Eutikhus. Melalui kuasa
Tuhan, Eutikhus hidup kembali. Paulus memberi tahu semua orang, “Jangan ribut,
sebab ia masih hidup” (ay.10). Sebelumnya semua orang takut dan sedih. Berbalik
terhibur dan sangat bahagia. Mereka bersorak dan memuji Tuhan. Karena mereka
menyaksikan kuasa Tuhan dapat membangkitkan Eutikhus dari kematian, maka
Tuhan juga dapat merawat mereka. Setelah peristiwa tersebut, mereka melanjutkan
waktu mereka bersama. Mereka mengambil Perjamuan Tuhan dan Paulus berbicara
dengan mereka sepanjang malam. Pagi harinya Paulus berangkat untuk melanjutkan
perjalanannya dan orang-orang Kristen Troas membawa pulang Eutikhus dengan
selamat.
Nama Eutikhus berarti, beruntung. Eutikhus menjadi pusat perhatian karena dia
tertidur. Berdasarkan peristiwa yang dialami Eutikhus pada saat itu, orang-orang
Troas ingin belajar dan tumbuh bersama di dalam Tuhan. Adapun 3 langkah sederhana
yang dapat ASM lakukan dalam rangka memberikan waktu untuk Tuhan. Pertama
ialah dengan pentingnya persekutuan/ibadah sebagai persembahan waktu untuk
Tuhan. Karena persekutuan sejati berarti berkumpul bersama umat Allah sebagai satu
keluarga untuk saling berbagi beban. Kedua ialah dengan memenuhi diri dengan hal-
hal positif melalui mendengarkan Firman Tuhan. Ini menjadi pengingat akan tujuan
Firman Tuhan untuk menuntun kehidupan kita. Terakhir, ialah dengan mengendalikan
diri agar kita berperilaku yang baik pada saat beribadah. Melalui kisah Eutikhus, anak
diajarakan bahwa persekutuan, Firman Tuhan dan mengendalikan diri harus berjalan
bersama.
124
Horong 1
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku : “Mari kita pergi ke rumah Tuhan”
(Mazmur 122: 1)
1. GSM dapat menampilkan video tentang Eutikhus (video dapat diakses: https://
bit.ly/midnightmiracle).
2. Tanyakan pada seorang ASM, bagaimana pengalamannya tentang sekolah
minggu? Dan bagaimana perasaanya datang ke sekolah minggu?
3. GSM memberikan penjelasan dengan menghubungkan pesan Alkitab, “Memberi
waktu mu untuk Tuhan”. GSM menyebutkan contoh-contoh yang dapat dilakukan
ASM dengan beribadah, berdoa, memuji Tuhan, dan mendengarkan Firman.
Aktivitas
4. Kemudian, arahkan ASM untuk menempelkan pola kepala jam di atas tali jam
dengan menggunakan lem double tip. Seperti gambar di bawah ini:
125
Sumber gambar: Bible Fun For Kids
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus (Rm. 10:17)
Aktivitas
126
Sumber gambar: https://bit.ly/Eutychus
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: Itu adalah ibadahmu yang sejati (Rm. 12: 1)
1. Mulailah dengan bertanya kepada ASM, “Adik-adik, apa sih artinya memberikan
waktu untuk Tuhan? Apa saja contoh yang dapat kita lakukan dalam hal memberikan
waktu untuk Tuhan? (tanyakan pada 2-3 anak)
127
2. Ajaklah ASM membaca kisah Eutikhus pada Kisah Para Rasul 20: 7-12.
3. Jelaskan sesuai dengan penjelasan teks dan berikan contoh yang relevan dengan
kehidupan mereka di Sekolah Minggu. Seperti:
- Pergi ke toilet/minum sebelum kebaktian.
- Duduk dan sapa orang di sekitar kita.
- Bernyanyi bersama dan tidak menganggu teman.
- Tunduk kepala, tutup mata saat berdoa.
- Membawa Alkitab dan buku tulis untuk mencatat isi Firman.
4. Ingkatkan ASM selalu menyempatkan diri untuk memberikan waktunya untuk
Tuhan.
Aktivitas
1. ASM diberi kesempatan untuk melengkapi adegan gambar di bawah ini dengan
membaca ayat 7, 8 dan 9 pada Kisah Para Rasul 20.
2. Kemudian mintalah ASM mewarnai hal-hal yang dibicarakan dalam perikop.
Daftar Nyanyian
128
Minggu Rogate
14 Mei 2023
Nas:
Yeremia 29: 10-14
ASM terdorong hatinya untuk berdoa setiap hari kepada Tuhan baik dalam keadaan
senang dan sedih.
Latar Belakang
Kitab Yeremia berisi nasihat yang dikirim Nabi Yeremia kepada Yehuda pada tahun
597 SM. Mereka tertawan di Babel dan di bawah kekuasaan Raja Nebukadnezar.
Pembuangan terjadi bukan hanya sekadar persoalan politik kekuasaan antara
Israel versus Babel. Akan tetapi, karena ketidaksetiaan mereka kepada Allah. Allah
mengatakan bahwa mereka akan ditawan selama tujuh puluh tahun. Selama di
pembuangan, mereka harus membaharui diri dan meninggalkan pelbagai dosa dan
kejahatan.
Fokus utama Yeremia adalah meyakinkan mereka bahwa Allah akan memulihkan
mereka kembali dalam belas kasih-Nya. Allah berjanji membawa umat-Nya kembali
dari penawanan dengan mengutus Nabi Yeremia. Ini juga sebagai pengingat bagi
bangsa Yehuda agar senantiasa mengarahkan hati kepada Allah saja. Oleh karena itu,
Yeremia menulis surat ini untuk meyakinkan mereka bahwa Allah memiliki rencana
indah dan tidak akan pernah meninggalkan bangsa-Nya sendirian.
Yeremia 29 merupakan surat yang dikirim nabi Yeremia dari Yerusalem kepada Israel
129
di pembuangan Babel. Surat itu dikirim oleh Elasa bin Syafan dan Gemaria anak Hilkia,
yang diutus Zedekia raja Yehuda. Tujuan surat itu berisikan kata-kata yang memberi
semangat kepada orang-orang buangan, yang menasihati mereka untuk menetap
di Babel dan menanti selama tujuh puluh tahun masa pembuangan. Seperti yang
dijanjikan sebelumnya oleh Yeremia, penawanan di Babel tidak akan melampaui tujuh
puluh tahun.
Bangsa Yehuda tidak selamanya akan berada di pembuangan. Allah telah menetapkan
agar bangsa itu kembali ke tempat asal mereka (ay. 10). Allah tidak melakukan itu untuk
menghukum mereka semata, seperti balas dendam. Justru, Allah memiliki rencana
yang indah di balik pembuangan itu. Bangsa Yehuda diizinkan mengalami kehancuran
supaya hati mereka berbalik kembali pada Tuhan (ay. 12-13). Allah tidak akan
bersembunyi dari umat-Nya ketika mereka mencari Dia. Allah ingin mereka taat dan
mengandalkan-Nya. Jika hal tersebut mereka lakukan, maka Allah akan memulihkan
keadaan mereka (ay. 14). Pemulihan secara material ini menyiratkan bahwa Allah
juga memulihkan mereka secara rohani. Konteks ayat tersebut menunjukkan Allah
mau mendengar dari bangsa itu lebih sering, terlibat dalam hidup mereka, menghibur
mereka saat sedih, dan menguatkan mereka saat takut. Terlebih Allah ingin umat-
Nya setia dan mencari Dia melalui doa.
Berbicara dengan Tuhan disebut doa. Bagaimana seharusnya kita berbicara atau
berdoa kepada Tuhan? Alkitab memberi tahu kita dalam Yeremia 29:10-14 bahwa
ketika kita berdoa, Allah ingin kita berdoa dengan segenap hati dan benar-benar
berbicara kepada-Nya. Allah tidak ingin kita berdoa secara mekanis seperti robot.
Artinya, pada saat berdoa kita menyampaikannya dengan pelan, teratur, sopan, dan
dengan segenap hati kita. Dia ingin kita mengatakan kepada-Nya keinginan kita,
ketakutan kita, dan harapan kita kepada-Nya dengan percaya. Dia juga ingin kita
menyanyikan lagu-lagu sukacita kepada-Nya ketika kita bahagia.
Melalui surat kiriman Yeremia kepada orang-orang buangan di Babel ini kita dapat
belajar bahwa Allah mengetahui apa yang kita butuhkan dalam hidup kita. Allah
ingin kita datang dan berbicara kepada-Nya. Memberitahu Dia apa yang ada di hati
dan pikiran kita. Berdoa di sini bukan sekadar berdoa sebelum makan dan sebelum
tidur saja, tetapi Dia ingin mendengar dari kita berdoa lebih sering. Karena Allah
adalah pendengar yang baik dan menginginkan yang terbaik untuk kita. Kita dapat
berbicara dengan-Nya kapan saja dan di mana saja. Allah tidak akan membiarkan kita
menanggung beban sendirian. Bercerita melalui doa menjadi salah satu cara terbaik
mencari kehendak Allah, sekaligus memohon pertolongan Allah yang selalu menemani
perjalanan hidup kita.
Horong I
Tujuan Khusus
130
Ayat Hafalan
Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanlah aku dan jawablah aku!
(Mzm. 27:7)
Aktivitas
ASM diarahkan untuk menebak suara mana yang dibuat oleh benda-benda yang
berbeda. Tujuannya adalah melatih indra pendengar ASM. GSM perlu menjelaskan
bahwa Yesus, Ia adalah Tuhan Yang Maha Mendengar. Sebab itu, ketika berdoa ASM
tidak perlu khawatir karena Tuhan akan mendengar dan menjawab doanya.
Persiapan: Sebelum memulai aktivitas, GSM harus menentukan lima atau enam item
yang familiar yang dapat membuat suara, seperti contoh di atas. Masukkan
semua barang ini ke dalam kantongan plastik hitam.
Langkah-langkah: GSM berdiri di depan kelas, dan meminta semua ASM menutup
mata saat GSM mengeluarkan satu per satu item dari tas, dan membuat
keributan. Setelah membuat keributan, masukkan kembali barang itu ke
dalam kantongan, lalu biarkan ASM membuka mata mereka. Kemudian
tanyakan apakah mereka tahu benda apa itu dari suara yang mereka dengar.
Beri tahu mereka apakah mereka benar atau salah sebelum berlanjut ke
item berikutnya.
Pesan yang ditekankan: Terkadang kita dapat mengetahui sesuatu hanya dari
suaranya. Di lain waktu, hanya mendengar suara saja tidak cukup. Kita
perlu melihatnya juga. Tetapi ketika kita berdoa, kita tidak perlu khawatir
131
tentang bagaimana suara kita, atau apakah Tuhan akan mendengar kita.
Dia akan tahu siapa itu, karena Yesus membawa doa kita kepada Bapa. Kita
dapat berdoa dan yakin bahwa Tuhan akan mendengar dan menjawab doa-
doa kita.
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan
mendengarkan kamu; (Yer. 29: 12)
Saya berdoa:
1. Saat bangun tidur
2. Setiap mau makan
3. Saat berangkat sekolah
4. Saat mau belajar
5. Sebelum tidur
132
Aktivitas
POSTER DOA
Poster doa ini akan mengingatkan ASM bahwa mereka dapat berdoa kepada Tuhan
dimanapun mereka berada, di rumah, di sekolah, di gereja dan bahkan saat bermain.
Gunakan poster ini sebagai pengingat betapa pentingnya doa agar ASM selalu
mengandalkan kasih setia Tuhan.
Alat dan Bahan: Kertas karton warna-warni, kertas buku tulis, spidol warna dan
pensil
(Contoh Poster)
Horong III
Tujuan Khusus
ASM dapat memahami orang percaya adalah orang yang rajin berdoa.
Ayat Hafalan
Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan
mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila
kamu menanyakan Aku dengan segenap hati (Yer. 29: 12-13).
133
Pertanyaan Diskusi:
1. Akankah Tuhan mendengarkan ketika kita berdoa? (Ya, Tuhan mendengarkan doa-
doa kita)
2. Rencana macam apa yang Tuhan miliki untuk kita? (Rencana untuk makmur, untuk
harapan dan masa depan, dan berencana untuk menjaga kita dari bahaya)
3. Bagaimana kita dapat mencari dan menemukan Tuhan? (Kita dapat menemukan
Tuhan ketika kita dengan sungguh-sungguh mencari Dia dengan segenap hati kita/
berdoa)
4. Tuhan ingin memberi kita harapan dan ________? (masa depan)
5. Bagaimana seharusnya kita berdoa kita kepada Tuhan? (dengan segenap hati)
6. Hal-hal apa saja yang dapat kita bicarakan dengan Tuhan ketika kita berdoa?
(*Izinkan jawaban)
2. Ajaklah ASM membaca surat kiriman kepada orang-orang buangan di Babel (Yer.
29:10-14).
3. Jelaskan sesuai dengan penjelasan teks dan hubungkan pengalaman ASM.
Ingatkan ASM untuk selalu berdoa kepada Tuhan dalam setiap keadaan hidupnya.
Aktivitas
ASM diberikan kesempatan untuk menemukan tiap ayat Alkitab yang menggambarkan
tema hari ini. Game ini bertujuan mengingatkan ASM betapa pentingnya berdoa.
Game akan dipandu oleh GSM.
No Kode/Petunjuk Ayat Alkitab Kata
1 1 (Perjanjian Lama),19 (kitab ke berapa dalam PL), 66 Terpujilah Allah,
(menandakan pasal), 20 (menandakan ayat),1-2 (kata ke berapa
dalam ayat yang dimaksud)
2 2 (Perjanjian baru), 1, 1, 23, 18 Yang
3 1, 20, 14, 22, 1 Tidak
4 2, 1, 5, 42, 9 Menolak
5 2, 11, 1, 9, 3 Doaku
6 1, 1, 1, 1, 6 Dan
7 1, 20, 14, 22, 1 Tidak
8 1, 3, 30, 7, 4 menjatuhkan
9 1, 25, 3, 32, 11-12 Kasih setia-Nya
10 2, 12, 4, 18, 2-3 dari padaku.
Daftar Nyanyian
134
Kamis Kenaikan
Yesus Kristus
18 Mei 2023 Nas:
Efesus 4: 8-10
Anak mengetahui bahwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus adalah tanda kemenangan
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan surat yang berisikan nasihat, perintah, dan himbauan
untuk hidup di dalam Kristus Yesus. Dalam surat ini, Rasul Paulus menekankan akan
rencana Tuhan agar “seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi menjadi
satu dengan Kristus”. Surat Efesus juga mengemukakan dan menjelaskan bahwa
Tuhan telah memilih, mengampuni, dan membebaskan umat-Nya dari dosa. Ada
jaminan yang mereka akan terima yaitu Roh Kudus setelah Ia naik ke Surga. Dalam
Efesus 4: 8-10 memperlihatkan bahwa Yesus telah naik ke tempat yang tinggi dengan
membawa tawanan-tawanan sehingga memperoleh kemenangan. Kemenangan
merupakan sebuah tanda bahwa seseorang telah lepas dari sebuah ikatan yang
menindas, memenjarakan, dan menyulitkan. Dalam hal ini, Yesus telah memenangkan
kuasa setan, Ia mati, dan bangkit, lalu naik ke tempat yang maha tinggi. Kemenangan
orang-orang percaya adalah hidup di dalah Roh dan hidup menurut Roh. Efesus 4:
8 merupakan nyanyian kemenangan yang pernah diserukan oleh pemazmur pada
Mazmur 68: 19.
Pada ayat 8 perikop ini menegaskan bahwa Yesus telah menawan kuasa maut,
mengalahkan dosa, dan menganugerahkan keselamatan dan karunia-karunia bagi
orang percaya. Hal itu diberikan oleh Yesus kepada orang percaya agar mereka
melanjutkan pekerjaan-Nya di dunia pada saat Ia sudah naik ke Sorga. Dengan
demikian, walaupun Yesus telah naik ke Sorga tugas dan pelayanan memberitakan
Injil tetap berjalan, berkembang, bahkan berbuah lebat. Selain itu, Paulus juga mau
agar jemaat di Efesus benar-benar memahami dan mengenal siapakah Yesus yang
mereka sembah dan percayai itu. Yesus yang mereka percayai itu adalah pribadi yang
dimuliakan di Sorga.
135
ASM menyadari bahwa kenaikan Tuhan Yesus adalah sebuah tanda kemenangan dan
Yesus dimuliakan oleh Bapa di Sorga oleh karena tugas yang sudah usai di dunia.
Sebagai orang percaya kepada Yesus, ASM digerakkan untuk melanjutkan karya
Tuhan di dunia melalui karunia-karunia yang ada pada dirinya. Misalnya saja melalui
kepintaran bermain alat musik, ASM mau memberikan dirinya menjadi petugas ibadah
di gereja, mau mengembangkan potensi diri, dan melayani orang-orang miskin,
menderita, dengan adil dan bijaksana.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Tetapi syukur kepada Allah yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh
Yesus Kristus, Tuhan kita (1Kor. 15: 57)
136
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Tetapi kami percaya bahahwa melalui kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan
diselamatkan sama seperti mereka (Kis. 15:11)
Cara Melakukan
1. Anak-anak menuliskan kemenangan di kertas origami yang mereka peroleh karena
Yesus telah bangkit dan naik ke tempat yang tinggi.
2. Kemudian dilengketkan di kertas karton yang telah dibentuk menyerupai pohon.
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Sebab Kasih Karunia kamu diselamatkan oleh Iman, dan itu bukan dari dirimu. Itu
adalah karunia Allah; bukan dari dari pekerjaan, jangan ada orang yang memegahkan
diri (Ef. 2: 8-9)
137
Alat-alat dan Bahan
Kertas Karton
Kertas Origami
Lem/doubletip
Pensil/pulpen
Cara Melakukan
1. Anak-anak menuliskan kemenangan di kertas origami yang mereka peroleh karena
Yesus telah bangkit dan naik ke tempat yang tinggi.
2. Kemudian dilengketkan di kertas karton yang telah dibentuk menyerupai pohon.
Daftar Nyanyian
138
Minggu Exaudi
21 Mei 2023
Nas:
Kejadian 4: 3-12
Latar Belakang
Memberi bukanlah perbuatan yang mudah dilakukan apalagi memberi kepada orang
yang tidak dikenal. Namun, dalam kehidupan sehari-hari perbuatan memberi tidak
dapat dihindari. Misalnya saja memberi pertolongan, memberi uang, memberi
tenaga, memberi pendapat, memberi jasa, dan masih banyak lagi. Pada saat
memberi persembahan pun seringkali seseorang merasa keberatan. Mungkin karena
uangnya tidak cukup atau bahkan tidak memiliki uang sama sekali. Namun, memberi
persembahan yang terbaik kepada Tuhan adalah sebuah keharusan bagi orang
Kristen. Memberinya pun harus dengan kerelaan hati, tulus, dan ikhlas. Dengan kata
lain, jauhlah dari kesombongan, tinggi hati, congkak, munafik, dan sungut-sungut.
Memberikan persembahan kepada Tuhan pun tidak dapat diukur dari banyaknya
uang yang dikeluarkan. Sikap yang sopan, rendah hati, dan kesungguhan hatilah yang
paling utama.
Adam dan Hawa memiliki dua orang anak yaitu Kain dan Habel. Habel bekerja
sebagai gembala kambing domba. Sementara itu, Kain adalah seorang petani. Setelah
beberapa lama waktunya, Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu
kepada Tuhan sebagai korban persembahan. Habel pun mempersembahkan korban
persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Tuhan
mengindahkan Habel dan korban persembahannya. Kain memberikan persembahan
dari hasil kebunnya seperti tanam-tanaman yang sudah ia panen. Demikian juga
Habel memberikan persembahan dari hasil ternaknya itu. Mereka memberikan
persembahan sulung (pertama) mereka kepada Tuhan. Dari kedua persembahan ini,
hanya persembahan Habel yang diindahkan oleh Tuhan. Namun, tidak dengan Kain
139
dan persembahannya. Mengapa ya Tuhan tidak mengindahkan persembahan Kain?
Bukankah keduanya diberikan dengan persiapan yang baik dan tidak ada masalah
dengan persembahan-persembahan itu? Di sinilah kita bisa memahami bahwa Tuhan
dapat melihat apa yang tidak dilihat oleh manusia.
Rupanya, yang paling penting bagi Tuhan itu bukan isi atau bentuk bahkan besarnya nilai
persembahan yang diberikan pada-Nya. Akan tetapi, Tuhan melihat dan memahami
hati seseorang pada saat memberikan persembahannya. Habel mempersembahkan
persembahannya kepada Tuhan di dalam iman yang benar dan kesungguhan hati.
Selain itu, ia mempersembahkannya dengan ketaatan pada Tuhan. Habel benar-
benar mengabdikan dirinya pada Tuhan, hidup benar, dan sungguh-sungguh hanya
berbakti pada Tuhan saja. Itulah mengapa persembahan Habel diterima oleh Tuhan.
Tidak demikian dengan Kain. Kain membawa persembahannya dengan tidak memiliki
iman yang taat kepada Tuhan. Selain itu, perbuatannya jahat. Kain itu orang fasik,
hidupnya jahat, hatinya dikuasai oleh keinginan dunia, dan kedagingan. Oleh sebab
itu, korban persembahan Kain adalah korban persembahan kekejian bagi Tuhan (Yes.
1: 13). Tuhan tidak berkenan pada persembahannya. Tuhan itu hanya berkenan pada
seseorang yang menyerahkan persembahannya dengan sungguh-sungguh dan hidup
dalam kebenaran. Kain tidak merasa puas akan hal tersebut, ia pun sangat benci dan
geram. Mukanya yang muram, kasar, murung dan kebenciannya semakin membara.
Kain iri terhadap saudaranya, Habel yang diberi kehormatan dengan mendapat
pengakuan di depan umum. Meskipun saudaranya tidak memiliki pikiran untuk
merendahkannya. Amarah dan benci membuahkan perbuatan jahat tentunya.
Itulah yang terjadi pada diri Kain. Habel dibunuh oleh Kain di padang (ay. 8).
Tuhan mengetahui bahwa Kain membunuh saudaranya Habel (ay. 9). Tuhan telah
mengingatkannya di dalam hatinya. Tuhan mengatakan padanya bahwa muramnya
wajah dan niat jeleknya itu bisa membuatnya ke dalam perbuatan jahat. Sebab, dosa
sudah mengintipnya untuk melakukan perbuatan jahat, bahkan dengan dahsyat
menggodanya agar segera berbuat jahat dan keji. Habel meninggal. Tuhan pun
bertanya kepada Kain mengapa ia membunuh saudaranya itu. Darah adiknya, Habel
berteriak kepada Tuhan dari tanah tempat ia dibunuh. Rupanya Kain marah sebab
Tuhan tidak mengindahkan persembahannya tapi hanya milik Habel. Lalu, Tuhan
membuat Kain sendiri bertanya-tanya tentang penyebab ketidakpuasannya. Kain
tidak ada alasan untuk marah kepada Tuhan. Kemudian, Tuhan menghukum Kain.
Tuhan mengingatkan Kain bahwa hasil tanamnya tidak akan pernah berhasil dan
ia akan terbuang jauh dari tanah. Ia menjadi seorang pengembara dan pelarian di
bumi. Akan tetapi, di dalam hukuman itu tercampur belas kasih Tuhan karena ia tidak
langsung dibinasakan tetapi diberi ruang untuk bertobat. Hal itu terlihat dari tanda
yang ditaruh pada Kain agar selama ia menjadi pengembara, ia tidak dibunuh oleh
orang yang bertemu dengannya (ay. 15).
Pelajaran yang dapat diajarkan GSM dari kisah Kain dan Habel adalah agar ASM
memberikan persembahan dengan tulus, ikhlas, serta jujur kepada Tuhan. Selain
itu, ASM diajarkan agar memberikan persembahan yang terbaik. Ingatlah bahwa
persembahan yang terbaik tidak dipandang dari besarnya nilai persembahan itu.
140
Namun, ketulusan hati dan rasa percaya kepada Tuhan di dalam imanlah yang paling
utama. Demikianlah persembahan yang diindahkan Tuhan dari anak-anak-Nya yang
percaya dan taat kepadanya. Selain itu, perbuatan kita sehari-hari pun bentuk dari
persembahan syukur kita kepada Tuhan yang sudah memberikan keselamatan bagi
kita. Menjadi anak yang beriman teguh, percaya, tidak sombong, menjauhkan diri dari
sikap iri dan dengki, hidup taat kepada Tuhan, dan menolong sesama adalah bentuk
persembahan yang terbaik yang bisa kita persembahkan pada Tuhan.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Manusia melihat apa yanag di depan mata tetapi Tuhan melihat hati (1Sam. 16: 17b)
141
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau
pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang
tidak ada padamu (2Kor. 8:12)
142
Horong III
Tujuan Khusus
1. ASM memahami dan mengerti arti memberikan persembahan yang terbaik kepada
Tuhan.
2. ASM mau memberikan persembahan dengan hati jujur dan ikhlas.
Ayat Hafalan
Setelah GSM menjelaskan cerita Alkitab, ASM diberikan kuis secara spontan.
Tunjuklah ASM secara acak untuk menjawab kuis dari bahan cerita Sekolah Minggu
hari ini. ASM juga dapat mengisi teka-teki Kain dan Habel seperti gambar di bawah ini
(GSM bisa menulis ulang di selembar kertas HVS dan menggandakannya (fotokopi)).
Menurun:
1. Gembala
2. Kain
5.Darah
7. Set
Mendatar:
3. Petani
4. Membunuh
6. Marah
8. Habel
Daftar Nyanyian
1. BE.SM. No 37 : 1-2
2. BE. SM. No 233 :1-2
3. BE.SM. No 140 : 1-2
4. BE.SM. No 14 : 1
5.BE. SM. No 154 :1
6. BE. SM. No 78 : 1
7. BE. SM. No. 65
143
Minggu
Pentakosta I
28 Mei 2023 Nas:
Titus 3: 5
Anak Sekolah Minggu mampu merasakan rahmat Tuhan melalui perbuatan baik yang
mereka lakukan.
Latar Belakang
Surat ini adalah bagian penutup dari surat Titus yang berisikan pesan-pesan penting.
Surat ini ditulis oleh Paulus kepada Titus dengan mengatakan “Anakku yang sah
menurut iman kita bersama” (Tit. 1: 4). Mengapa Paulus mengatakan “anak menurut
iman,” sebab Titus berasal dari keluarga Yunani yang memisahkan banyak orang
dengan tradisi keyahudian. Akan tetapi, karena Paulus telah menjadi rasul Kristus,
maka ia mengangkat Titus menjadi anak, sebab iman Kristen telah menyatukan
mereka. Itulah sebabnya Paulus mengatakan “Anakku yang sah menurut iman kita
bersama”.
Sebagaimana Titus yang telah diangkat Paulus menjadi anak, demikian juga hendaknya
setiap orang percaya dapat bersatu di dalam tubuh Kristus melalui baptisan. Melalui
surat ini, Paulus meminta agar setiap jemaat hidup hidup dalam rahmat yang begitu
besar melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Sebagai jemaat yang telah dimerdekakan
hendaknya menjauhkan diri dari perilaku fitnah dan pertengkaran. Sebab dengan
perilaku demikian, setiap anggota akan tercerai-berai dan tidak bersatu. Sebaliknya,
setiap orang hendaknya mengatakan bahwa apa yang mereka perbuat bukan karena
kehebatan mereka masing-masing. Namun, itu semua mereka perbuat karena Kristus
yang telah menyelamatkan setiap orang. Itulah sebabnya setiap orang yang telah
menerima rahmat dalam kuasa Roh Kudus melalui pembaptisan kelahiran kembali
hendaknya mau membagikan rahmat itu di dalam kehidupannya sehari-hari.
Adik-adik Sekolah Minggu, pernahkah kita dipaksa oleh orang tua kita untuk senyum
dan ramah terhadap seseorang yang datang ke rumah? Misalnya, kita sedang asyik
144
main game, tiba-tiba Paman datang ke rumah kita. Lalu, begitu Paman mengucapkan
salam, ibu kita langsung beres-beres rumah dan menyiapkan segala yang perlu untuk
menyambut Paman. Oleh karenanya kita harus menyambut Paman dan meninggalkan
aktivitas kita. Bisa saja kita menjadi kesal karenanya. Namun, mau tak mau kita
memang harus menyapa Paman dan bertemu dengannya. Hal itu menunjukkan bahwa
kita sedang menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan Paman kita. Dan juga
sebagai tanda bahwa kita adalah anak-anak yang mengerti sopan-santun, ramah, dan
sayang kepada orang tua kita. Itulah kewajiban yang harus kita lakukan pada saat
menyambut tamu yang datang ke rumah kita. Entah siapa pun yang datang tentunya.
Juga, kita harus melakukannya dengan setulus hati bukan karena paksaan.
Nas kita pada saat ini berisi tentang nasihat Paulus yang harus dilakukan oleh
semua orang Kristen yang percaya pada Kristus saat itu. Tituslah yang harus
menyampaikannya kepada mereka. Ada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan
mereka sebagai orang Kristen. Apa saja sih kewajiban-kewajiban yang harus mereka
lakukan? Rupanya Paulus mau agar mereka tunduk kepada pemerintah dan orang
yang berkuasa, taat dan siap melakukan perbuatan baik, tidak memfitnah orang
lain, jangan bertengkar, selalu ramah, dan bersikap lembut terhadap semua orang
(ay. 1-2). Pada saat melakukan kewajiban-kewajiban itu, Paulus mau mereka
melakukannya dengan setulus hati dan tidak meninggikan diri karena keselamatan
yang mereka peroleh bukan karena mereka berbuat baik. Yang paling utama adalah
mereka harus tahu bahwa keselamatan yang mereka peroleh itu terjadi karena rahmat
Allah semata. Mengapa? Karena di masa lalu, mereka itu sebenarnya adalah orang-
orang yang banyak melakukan dosa, suka menghina, memfitnah, jahil, sesat, menjadi
hamba hawa nafsu dunia, hidup dalam kejahatan, keji, dengki, saling membenci,
dan tidak taat kepada Tuhan. Namun, keadaan mereka sekarang tidak lagi demikian
karena mereka sudah menerima rahmat anugerah kasih Tuhan yang menyelamatkan
mereka dari kematian yang kekal. Rahmat kemurahan Allah dan kasih-Nyalah yang
menyelamatkan mereka. Juga, karena permandian kelahiran kembali dan oleh
pembaharuan oleh Roh Kuduslah mereka selamat. Tujuannya adalah agar setiap
orang percaya itu dibenarkan oleh karunia Allah dan memperoleh hidup yang kekal.
Sehingga, orang Kristen yang percaya itu sungguh-sungguh melakukan perbuatan
baik karena ia sendiri sudah menerimanya dari Kristus.
Nah adik-adik, pada saat kita melakukan perbutan baik, hendaknya kita sungguh-
sungguh mempersembahkannya hanya untuk Tuhan yang sudah terlebih dahulu
melakukan kebaikan pada kita. Jadi, ketika kita berbuat baik, kita gak boleh berpura-
pura hanya untuk menyenangkan hati seseorang. Atau juga karena kita ingin sekali
mendapatkan pujian. Akan tetapi, biarlah semua kebaikan yang kita lakukan benar-
benar tulus dan ikhlas. Selain itu, perbuatan baik yang kita lakukan itu menjadi tanda
bahwa kita sudah menerima rahmat Tuhan yang membaharui kita melalui kelahiran
kembali. Artinya, kita adalah anak-anak terang yang meninggalkan kebiasaan buruk
kita. Rahmat yang membaharui itu bisa kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya kita menjadi anak terang yang berlaku adil kepada semua orang dan mau
bekerja sama dengan teman-teman untuk mendapatkan hasil yang dapat dinikmati
bersama-sama. Kita menjadi anak-anak pembawa damai bukan keributan, anak-
145
anak yang sopan dan ramah, dan mau mendengarkan pendapat orang lain tanpa
mendendam. Nah, perbuatan baik itu yang menjadi buah keselamatan bukan menjadi
cara untuk memegahkan atau menyombongkan diri. Itulah artinya bahwa rahmat
Tuhan membaharui hidup kita.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati (Luk. 6: 36)
Alat Peraga
Horong II
Tujuan Khusus
146
2. ASM mau berbuat baik kepada sesama
3. ASM berjanji untuk berbuat baik yang ditandai dengan memberikan kalung
kebaikan kepada temannya
Ayat Hafalan
Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita,
Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal (Yud. 1: 21)
Horong III
Tujuan Khusus
1. ASM memahami perbuatan baik adalah buah dari rahmat anugerah Allah
2. ASM berkomitmen untuk melakukan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari
Ayat Hafalan
Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang miskin (Luk. 4: 18a)
Alat Peraga
Sekolah minggu membuat daftar atau list perbuatan yang dilakukan di dalam satu
minggu. Yang berisikan tanggal, jam, perbuatan baik. Mintalah agar ditandatangani
oleh orang tuamu.
Daftar Nyanyian
147
Senin Pentakosta
II
29 Mei 2023 Nas:
Yesaya 59: 21
Anak Sekolah Minggu mampu menjadi saksi kebenaran di dalam kehidupan sehari-hari
Latar Belakang
Nabi Yesaya adalah nabi yang hidup pada zaman Kerajaan Yehuda. Pekerjaan nabi
Yesaya bernubuat tentang keselamatan pada bangsa Israel Selatan. Mereka harus
beribadah kepada Tuhan, menyembah Tuhan bukan ilah lain, meninggalkan dosa, dan
bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Akan tetapi, bangsa Israel seringkali membuat hati
Tuhan marah. Sebagai hukumannya, mereka dibuang ke pembuangan Babel. Mereka
jauh dari tanah mereka, Bait Suci mereka, dan pemerintahan mereka. Hukuman itu
diberikan setimpal dengan perbuatannya. Pada nas perikop pelajaran hari ini, bangsa
Israel telah kembali dari pembuangan Babel. Nabi Yesaya kembali menegaskan
kepada bangsa Israel agar mereka benar-benar meninggalkan dosa-dosa mereka
bahkan tidak lagi melakukan dosa agar masa depan hidup mereka cerah.
148
Pada keseluruhan teks di pasal ini memperlihatkan dialog Tuhan dan bangsa Israel secara
sahut-menyahut. Pada ayat 1-8 memperlihatkan Tuhan yang memaparkan satu per satu
dosa kejahatan yang diperbuat oleh bangsa Israel. Segala kejahatan itu memperlihatkan
ketidaklayakan mereka sebagai bangsa pilihan. Lalu ayat 9-15 memperlihatkan bagaimana
penyesalan bangsa Israel atas kejahatan yang sudah mereka lakukan di hadapan Tuhan.
Betapa sulitnya hidup tanpa pertolongan Tuhan pada saat mereka dalam pembuangan.
Hukum yang seharusnya menjadi jalan utama untuk menyelamatkan mereka tidak
berguna sedikitpun. Hukum itu pun sudah disalahgunakan sehingga kebenaran menjadi
hilang. Kejahatan merajalela dan menjadi penguasa kehidupan. Pada ayat 16-21, di
sinilah tangan Tuhan memberikan pertolongan dan keadilan yang penuh bagi mereka
yang mau bertobat. Tuhan adalah raja yang adil dan benar. Tidak sedikit pun keadilan
bisa dibelokkan oleh-Nya. Orang yang takut akan Tuhan akan beroleh keselamatan.
Orang yang takut akan Tuhan akan memperoleh kehidupan yang sejahtera, dilindungi,
dan dijauhkan dari segala yang jahat. Yesaya bahkan bernubuat bahwa Tuhan yang
menyelamatkan mereka akan hadir sebagai penebus di Sion (ay. 20) yang pada Perjanjian
Baru digenapkan oleh Yesus Kristus. Tidak itu saja, Tuhan berjanji memberikan Roh-
Nya untuk menghinggapi orang percaya, menaruh firman-Nya pada mulutnya dan mulut
keturunan-keturunannya sampai selama-lamanya (ay. 21).
Sebagai bangsa pilihan yang sudah kembali dari perbudakan Babel, janji Tuhan ini
adalah janji yang agung. Tuhan ingin bangsa Israel menjadi perpanjangan lidah-Nya
untuk menyatakan kebenaran di dalam kehidupan mereka setiap hari. Perjanjian ini
dibuat oleh Tuhan dan mereka yang sudah bertobat dan percaya kepada-Nya. Bangsa
Israel dikuatkan oleh Roh Tuhan untuk menjadi saksi kebenaran firman Tuhan. Tidak
kepalang tanggung, janji Tuhan yang besar ini diberikan dan diteruskan secara
turun-temurun sampai selama-lamanya. Janji ini berlaku bagi mereka yang sudah
meninggalkan perbuatan jahat mereka. Pada saat kejahatan itu tidak dilakukan lagi,
maka perbuatan baik sudah tentu harus dilakukan. Di sinilah semua orang yang sudah
bertobat dan percaya menjadi saksi kebenaran firman Tuhan.
Pada Minggu Pentakosta ini, ketika kita merayakan hari turunnya Roh Kudus sebagai
sahabat kita di dunia; janji Tuhan ini diberikan pula pada kita khususnya Adik-
adik Sekolah Minggu. ASM adalah generasi selanjutnya untuk menjadi pewarta
kabar kebenaran. Roh Kudus tercurah atas diri ASM untuk memberitakan kembali
kebenaran firman Tuhan di manapun mereka berada. Artinya, ASM menjadi saksi
kebenaran di dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya perkataan yang keluar
dari mulut hendaknya perkataan yang memberi berkat bukan kutukan, hinaan, celaan,
ejekan, atau yang menyakiti hati teman-teman. Hendaknya juga pada saat berkata-
kata kepada teman-teman, ASM juga memberitakan kebenaran firman Tuhan,
mengucapkan kata-kata kesaksian yang mengubahkan hati seseorang, menghibur,
dan bersaksi kebenaran. Itulah tandanya bahwa diri dan hidup ASM dipenuhi oleh
Roh Kudus. Roh itu akan selalu diam pada diri ASM yang percaya kepada Tuhan.
Juga, firman yang diberitakan itu akan selalu ada pada mulut ASM sehingga siapa
pun yang mendengar perkataannya merasakan berkat Tuhan dan bertobat. Selamat
menggunakan mulut dengan bijaksana agar semua orang yang mendengar perkataan
kita mendapat berkat bukan cercaan!
149
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya
(Amsal 10: 20)
GSM menceritakan dengan sederhana dan dengan bahasa yang mudah dimengerti
tentang pelajaran hari ini.
GSM mengajak ASM membuat prakarya pola MULUT
Alat yang dibutuhkan
Kain flannel (kalau tidak ada bisa diganti kertas yang agak keras misalnya kertas
karton atau buffalo warna-warni)
Kertas HVS
Gunting
Pena
Lem
Cara Membuat
150
Sumber: https://bit.ly/Puzzlemulut
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan
berkata-kata dalam kamu (Mat. 10: 20)
Membuat Salib
Alat yang dibutuhkan
1. Kertas HVS
2. Kertas Origami
3. Gunting
4. Lem
Cara membuat
1. Ambillah satu lembar kertas HVS dan tuliskan “Kristus Naik, Roh Kudus Turun”.
Kemudian ambillah dua lembar kertas Origami dan bentuklah menjadi salib.
2. Cara selanjutnya dapat dilihat di video pada kanal youtube https://bit.ly/
saliborigami.
Horong III
Tujuan Khusus
151
Ayat Hafalan
Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan
Aku (Yoh. 15: 27)
Alat Peraga
Membuat Salib.
Alat yang dibutuhkan
Dua lembar kertas HVS, gunting, dan lem.
Cara membuat
Ambillah satu lembar kertas HVS dan tuliskan “Kristus menang,
_________ telah kalah” Catatan: pada garis nanti akan dituliskan
HELL. Kemudian ambillah satu lembar lagi kertas HVS dan bentuklah
menjadi salib (lihat youtube berikut: https://youtu.be/
BvRKKghRAlU). Lalu tempelkan salib yang telah dibentuk.
Bentuklah sebuah kata HELL dari sisa kertas atau hasil sobekan
tadi.
Daftar Nyanyian
152
Nas:
Minggu Trinitatis
Matius 28: 16-20
4 Juni 2023
Anak Sekolah Minggu mampu menunjukkan perilaku yang mencerminkan diri sebagai
murid Yesus dalam kehidupannya sehari-hari
Latar Belakang
Injil Matius hendak memberitahukan Kabar Baik yang diberikan oleh Yesus berdasarkan
ajaran-Nya. Kabar Baik itu ditujukan kepada semua orang atau bangsa. Peristiwa
Yesus menampakkan diri-Nya di sebuah bukit di Galilea merupakan peristiwa yang
amat penting. Sebab, dalam peristiwa itu terdapat amanat yang harus dilakukan oleh
para murid-murid-Nya. Amanat itu berisi perintah agar para murid pergi menjadikan
semua bangsa murid-Nya dan membaptis mereka ke dalam nama Bapa, Anak, dan Roh
Kudus. Dengan kata lain, mereka yang dibaptis dan menerima ajaran para murid akan
menjadi duta Kristus. Menjadi duta Kristus di dunia artinya menjadi perwakilan Kristus
untuk menyebarkan Injil-Nya ke segala penjuru, menyebarkan kabar keselamatan
bagi semua makhluk. Sebagai duta Kristus, sudah semestinya bersedia melakukan
suatu hal, perintah ataupun suatu pekerjaan yang sesuai dengan kehendak Yesus.
153
mereka menyebarkan Injil, Tuhan menyertai mereka sampai ke segala penjuru dunia
supaya kabar keselamatan itu tersebar ke seluruh dunia. Karena itu, semua orang
merasakan keselamatan dari Kristus tanpa terkecuali.
Dalam amanat pengutusan itu juga Yesus memerintahkan para murid untuk membaptis
setiap orang yang percaya pada Kabar Baik itu dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus; sehingga mereka dengan sukarela dan yakin untuk menjadi pengikut Kristus.
Dalam bahasa Yunani, baptis berarti membenamkan diri di dalam air, mencelup, dan
membasuh. Baptisan dilakukan untuk menunjukkan bahwa seseorang telah masuk ke
dalam persekutuan tubuh Kristus, berkomitmen untuk menjadi murid Yesus sampai
selama-lamanya, dan mengikuti ajaran-ajaran Yesus sepanjang hidupnya. Setelah
memberi diri untuk menjadi anggota persekutuan tubuh Kristus, maka orang percaya
itu belajar tentang keselamatan dalam Kristus, lalu melakukan segala yang sudah ia
pelajari dan imani tentang keselamatan dalam Kristus. Dengan kata lain, orang yang
sudah dibaptis itu benar-benar mengimani keselamatan hanya di dalam Kristus. Ia
akan menjadi duta Kristus untuk melanjutkan pekerjaan Kristus di dunia dengan cara
menyebarkan berita keselamatan kepada semua makhluk. Sebab, di dalam diri mereka
telah tertanam bahwa perintah Kristus adalah pegangan hidup mereka. Mereka akan
taat dan setia pada Kristus dalam setiap situasi yang dihadapi. Menjadi duta Kristus
bukanlah pekerjaan yang mudah. Ia harus dengan setia dan segenap hati melakukan
perintah Yesus.
Horong I
Tujuan Khusus
154
Ayat Hafalan
Pohon Kebaikan
155
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban
yang demikianlah yang berkenan kepada Allah (Ibr. 13: 16)
https://images.app.goo.
gl/iLNGG5RxDh2UYtjJ6
156
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman (Mat. 29: 19-20)
Cara Bercerita
1. GSM menceritakan penampakan Yesus di bukit di daerah Galilea yang tertulis
pada pelajaran hari ini, yaitu di Matius 28:16-20 dengan bahasa yang sederhana
2. GSM mengajak ASM untuk membaca amanat agung yang disampaikan oleh Yesus
(Mat. 28: 19-20).
3. GSM menjelaskan kepada ASM arti menjadi murid/duta Kristus dalam kehidupan
sehari-hari (GSM dapat memberikan contoh yang bisa dilakukan ASM).
4. GSM mengajak ASM untuk menuliskan hal-hal baik baik yang dapat dilakukan
dalam kehidupannya melalui perkataan dan perilaku.
5. GSM mendorong ASM untuk berjanji melakukan hal baik tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Aku Ingin Menjadi Duta Kristus
Daftar Nyanyian
157
Nas:
Minggu I Setelah
Hakim-Hakim 11: 1-11
Trinitatis
11 Juni 2023
“Saya Bersedia”
Tujuan Umum
Anak mampu membantu dan mengasihi orang lain yang pernah menyakitinya
Latar Belakang
Saya bersedia adalah sebuah pernyataan pada saat seseorang menyanggupi sebuah
pekerjaan atau tawaran yang disampaikan padanya. Agar bangsa Israel dapat bertahan
hidup, maka alangkah baiknya mereka tetap setia dan taat kepada Hukum Taurat dan
beribadah kepada TUHAN. Akan tetapi, bangsa Israel tidak memperlihatkan kesetiaan
mereka terhadap TUHAN. Mereka menyembah ilah lain. Oleh karena ketidaksetiaan
itu, TUHAN murka dan membiarkan bangsa lain menyerang mereka.
Meskipun demikian, TUHAN tetap melindungi bangsa itu. TUHAN memilih dan
mengangkat pemimpin bagi bangsa itu. Seperti nama Kitab ini yakni Hakim-Hakim,
maka kitab ini berisikan bagaimana TUHAN memilih pemimpin bagi bangsa (yang
disebut sebagai Hakim, akan tetapi bukan hakim dalam pengertian arti sekarang).
Kitab Hakim-hakim juga menceritakan kisah hidup suku-suku di Israel mendiami tanah
Kanaan. Terdapat dua makna hakim dalam kata kerja Ibrani yakni hakim sebagai
pemimpin, pengadilan istana, serta hakim sebagai penyelamat. Dalam hal ini TUHAN
mengangkat hakim untuk memimpin bangsa Israel.
Perikop ini menceritakan tentang salah satu Hakim Israel yaitu Yefta. Ia adalah orang
Gilead dan seorang pahlawan yang gagah perkasa (ay. 1). Namun demikian, Yefta
adalah seorang anak dari perempuan sundal atau perempuan yang bukan Yahudi,
atau juga disebut perempuan lain. Keberadaannya sebagai anak dari perempuan lain
yang bukan Yahudi menjadikan ibu tiri (istri sah Gilead) dan saudara-saudaranya
mengusirnya. Yefta tidak akan mendapat harta warisan karena ia anak dari perempuan
lain (ay. 2). Akhirnya Yefta melarikan diri dan diam di tanah Tob (sekitar 24 km di
sebelah timur rumah Yefta). Yefta bergaul dengan para petualang-petualang di tanah
158
Tob. Petualang-petualang di sini adalah orang-orang yang hartanya sudah habis dan
harus mencari kehidupan agar bisa bertahan hidup. Untuk itu, hidup mereka tidak
teratur. Mereka merampok, berburu hewan liar, dan menyerang negeri-negeri milik
orang Israel yang sudah diduduki atau pun belum diduduki. Yefta bergabung dengan
mereka (ay. 3). Yefta hadir sebagai kepala rombongan bagi mereka. Mereka ini adalah
rombongan yang memiliki keberanian yang besar sehingga bisa merampok, membunuh,
dan menyerang. Orang-orang yang berani bisa bergabung dengan kelompok Yefta.
Selang kepergian Yefta ke tanah Tob, peperangan terjadi antara bangsa Israel dan bani
Amon. Kesukaran terjadi pada bangsa Israel karena mereka tidak memiliki pemimpin
dan penyelamat bagi mereka. Oleh karena itu, para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari
tanah Tob dengan harapan Yefta akan menjadi panglima bagi mereka. Pada awalnya
Yefta menanyakan mengapa para tua-tua tersebut datang kepadanya karena mereka
membencinya dan telah mengusirnya. Lalu, Yefta mengatakan lagi kenapa ketika
mereka terdesak baru memanggilnya (ay. 6). Para tua-tua itu tetap mendesak Yefta
untuk bergabung dengan mereka dan akan memberikan hadiah pada Yefta, menjadi
kepala mereka atas penduduk tanah Gilead (ay. 8). Terjadilah tawar-menawar antara
tua-tua Gilead dan Yefta. Dengan tegas para tua-tua berjanji di hadapan Tuhan yang
adalah saksi percakapan mereka akan memberikan kedudukan sebagai kepala kepada
Yefta (ay. 9). Kesepakatan pun terjadi. Akhirnya Yefta pergi bersama-sama para tua-
tua Gilead dan bangsa itu mengangkatnya menjadi kepala dan panglima mereka. Yefta
bersedia menjalankan permintaan para tua-tua yang pastinya Tuhan sudah mengatur
rencana itu. Semula Yefta disepelekan karena ia anak dari perempuan bukan Yahudi.
Namun, Tuhan memilihnya. Yefta yang berani itu menjadi disegani, ahli strategi perang,
dan terampil mengatur perundingan. Tuhan menjadikan orang yang terbuang, diusir,
petualang, menjadi penyelamat bangsa Gilead. Yefta menjadi pahlawan yang gagah
perkasa. Dalam hal ini, Yefta tetap membawa perkaranya itu kepada Tuhan di Mizpa
(ay. 11). Dapat dilihat bahwa Yefta mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Ia segera
menyingkir ke Mizpa untuk beribadah. Ia menceritakan segala pergumulan perang
yang ia dan para tua-tua bangsanya hadapi. Ia bertanya kepada Tuhan tentang cara
melaksanakan tugas-tugasnya. Perbuatan Yefta ini memperlihatkan bahwa matanya
tertuju hanya kepada Tuhan saja dan meminta Tuhan untuk senantiasa menyertainya
karena Tuhan mengizinkan semua hal ini terjadi padanya.
Pelajaran di Minggu I Setelah Trinitatis saat ini mengajak kita semua untuk bersedia
memiliki sikap rendah hati seperti Yefta. Yefta tidak balas dendam dengan perbuatan
jahat pada tua-tua dan bangsanya yang sudah mengusirnya. Ia dengan tegas bersedia
menerima tawaran menjadi panglima dan kepala bangsanya untuk berperang melawan
bani Amon. Lalu, dengan rendah hati pula ia meminta Tuhan untuk menyertainya dan
menolongnya untuk mengatur semua rencana melawan bani Amon. Yefta bersedia
melakukan pekerjaannya itu. ASM juga hendaknya memiliki kerendahan hati untuk
bersedia memberikan bantuan terhadap orang lain yang membutuhkan. Apalagi orang
itu pernah menyakitinya. ASM juga dapat belajar dari Yefta yang memaafkan kesalahan
orang-orang yang sudah berbuat jahat padanya, bukan mendendam. “Saya bersedia”
menjadi rendah hati menolong ASM menjadi anak murah hati bukan pendendam.
Banyak contoh yang bisa menuntun seseorang menjadi pendendam. Misalnya karena
159
ia sering diejek, pernah ditolak permintaan tolongnya, tidak diikutsertakan dalam
kelompok bermain, tidak diajari bagaiman cara menghitung dengan benar, dan lain
sebagainya. “Saya bersedia” artinya ASM menjadi anak yang berani untuk membela
kebenaran. Sikap tersebut adalah sikap yang dilakukan oleh Yefta yang berani menjadi
panglima dan kepala. Pada saat ASM menyatakan “Saya bersedia” semestinya harus
dikatakan dengan iman yang terus mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara dan
tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Horong I
Tujuan Khusus
1. ASM memahami cerita tentang Yefta yang bersedia menjadi pemimpin rombongan
Israel
2. ASM mengerti arti kata hakim dalam Kitab Hakim-hakim dan kehidupan sekarang
3. ASM mau menolong orang lain dengan ikhlas
Ayat Hafalan
Cara Bercerita
160
3. GSM menyampaikan bahwa dalam Alkitab terdapat Hakim. Hakim di dalam Kitab
Hakim-hakim bertugas memimpin sebuah rombongan dan diharapkan untuk
menyelamatkan suatu bangsa.
Contoh: Adik-adik berbeda dengan hakim yang ada sekarang ini, dalam Alkitab
juga terdapat seorang hakim, akan tetapi hakim dalam Alkitab ini untuk memimpin
bangsa itu.
Aktivitas
1. Bagikan kertas origami yang sudah diberi pola (bagikan 4 pola (pola
manusia)).
2. Kemudian ASM, menuliskan Aku Mengasihi Kamu Dalam Tuhan pada masing-
masing pola.
3. Kemudian ASM dengan bantuan GSM, menempelkan setiap bagian pola menjadi
satu bagian yang utuh (berjabat tangan) seperti pada gambar diatas.
161
Horong II
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi
semua orang (Rm. 12: 17)
Cara Bercerita
1. GSM memulai pertemuan dengan menceritakan kisah Yefta dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh anak-anak Horong II (penjelasan bahan dan cerita dapat
dibahasakan ulang oleh GSM).
2. GSM mengarahkan ASM untuk berbuat seperti yang Yefta lakukan. Yaitu, tidak
membalaskan kejahatan dengan kejahatan. Lalu, GSM menanyakan bagaimana
sikap ASM ketika seseorang melakukan kesalahan kepada ASM? GSM menjelaskan
agar ASM tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, akan tetapi membalas
kejahatan dengan kebaikan.
Contoh: Adik-adik, ketika seseorang berbuat sesuatu yang tidak baik kepada
kita, misalnya seseorang memukul adik-adik, apa yang adik-adik akan lakukan?
Seharusnya adik-adik tidak membalaskan perbuatan teman itu dengan memukulnya
kembali agar tidak terjadi pertengkaran yang hebat.
3. GSM menjelaskan salah satu bentuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
adalah dengan bersedia memberikan pertolongan kepada orang yang pernah
melakukan kesalahan. GSM dapat mengaitkan dengan tindakan Yefta kepada
para tua-tua Gilead.
4. Aktivitas bisa disamakan dengan aktivitas yang ada di Horong I.
Horong III
Tujuan Khusus
1. ASM memahami perkataan “saya bersedia” sesuai dengan pelajaran hari ini
2. ASM mau mengasihi orang yang pernah berbuat jahat padanya
3. ASM mampu menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan lewat doa
Ayat Hafalan
162
sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah
Tuhan (Im. 19: 18)
Cara Bercerita
1. GSM membagi ASM kedalam beberapa kelompok kecil.
2. GSM menceritakan kisah Yefta (bisa membahasakan ulang bagian penjelasan dan
cerita).
3. GSM menanyakan apa yang mereka dapatkan dari kisah Yefta tersebut. Contoh:
Adik-adik, pelajaran apa yang bisa kita petik melalui kisah Yefta ini?
4. Diskusi bersama. ASM diskusi dengan anggota kelompoknya tentang kisah Yefta
yang sudah mereka dengarkan, perbuatan yang akan dilakukan jika ada teman
yang melakukan kesalahan, dan apakah ASM selalu mengandalkan Tuhan ketika
mereka harus memaafkan orang-orang yang membenci, mengejek, dan menolak
mereka?
5. Setiap kelompok akan menuliskan hasil diskusi mereka dilembar kerja yang sudah
disediakan. Worksheet dapat diunduh dari https://bit.ly/yeftaSM.
(Contoh worksheet)
Daftar Nyanyian
163
Nas:
Minggu II
Yohanes 15: 23-27
Setelah Trinitatis
18 Juni 2023
Anak Sekolah Minggu tetap bertekun melakukan hal yang baik dan benar sekalipun
sulit
Latar Belakang
Membenci adalah perbuatan yang sering dilakukan oleh banyak orang apalagi pada
mereka yang sedang membuat jengkel, kesal, kecewa, dan marah seseorang. Serta-
merta kata benci itu akan terlontar dari mulut. Tidak begitu saja, narasi kebencian pun
sering digunakan untuk menghasut banyak orang demi memenangkan kepentingan
pribadi. Kebencian itu bisa menjadi bibit emosi dalam diri seseorang sehingga bisa
saja orang tersebut melakukan kejahatan kepada orang yang dibenci. Juga, kebencian
itu bisa melahirkan rasa jijik pada orang yang dibenci sehingga orang tersebut akan
menjauhi lawannya itu. Kebencian bisa pula melahirkan tindakan kekerasan. Tidak
demikian dengan kasih. Dalam rasa kasih terdapat rasa sayang yang mendorong
seseorang untuk menolong, mengasihi, menyayangi sesama. Ia menyamakan dirinya
dengan orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhan, suka, duka. Bahkan, rasa kasih
itu mengutamakan pemenuhan kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan diri sendiri.
Kasih melahirkan keharmonisan, perdamaian, dan kesejahteraan.
Pada bagian sebelumnya, Yesus mengajarkan para murid untuk hidup di dalam kasih.
Yohanes 15: 9 dimulai dengan pernyataan bahwa Yesus mengasihi para murid-Nya.
Kemudian pada ayat 17, Yesus memerintahkan mereka untuk saling mengasihi. Namun
demikian, Yesus menyadari bahwa kehidupan kasih itu tidak selalu berlangsung secara
ideal. Sekalipun para murid belajar untuk terus menyatakan kasih, dunia belum tentu
selalu dapat membalas mereka dengan kasih yang sama. Bahkan untuk menjelaskan
itu, Yesus menggunakan kata yang menjadi antonim kasih, yaitu: benci. “Jikalau dunia
membenci kamu…” (ay. 18a).
164
Kata benci mempunyai arti yang cukup luas. Ia tidak hanya merujuk pada kebencian
(sangat tidak suka), tetapi juga dapat berarti mengasihi lebih sedikit atau kurang
menghargai. Oleh karena itu, bentuk kebencian yang diterima oleh para murid dapat
mewujud dalam berbagai bentuk. Misalnya saja dapat dilihat dari tindakan penolakan,
perasaan kurang dihargai, tidak diprioritaskan (tidak diutamakan), tidak didukung
(karena dunia memilih untuk memperjuangkan yang lain), dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, Yesus mengingatkan bahwa hal tersebut bukanlah hal yang mengejutkan.
Yesus sendiri telah mengalaminya (ay. 24). Ia hadir dengan hikmat dan kebenaran,
menunjukkan belas kasih, dan sebagainya. Akan tetapi, tidak sedikit penolakan yang
Ia terima sebagai balasan dari karya kasih-Nya tersebut. Namun demikian, Yesus
mengajak para murid untuk setia di dalam mengasihi (ay. 26-27). Ia menjanjikan
Roh Kudus kepada mereka. Roh Kudus akan bersaksi tentang Yesus Kristus dengan
para murid. Sang Roh akan memberikan kekuatan dan keberanian kepada para murid
untuk tetap setia melakukan panggilan mereka untuk hidup dalam kasih, bahkan juga
termasuk mengasihi sesama yang membenci mereka.
Sebagai murid Kristus, ASM juga mungkin pernah mengalami pengalaman tidak
menyenangkan ketika berusaha berbuat baik dan benar. Pengalaman-pengalaman
tersebut antara lain: dirundung (di-bully) atau tidak ditemani karena identitas
keagamaannya (umumnya dialami oleh anak-anak yang bersekolah atau tinggal di
lingkungan mayoritas non-Kristen dengan tingkat toleransi yang rendah); pernah
berbuat baik kepada teman atau saudara (misalnya berbagi makanan, meminjamkan
mainan, memberi pertolongan) namun pada saat kemudian orang yang dikasihi
tersebut tidak membalas dengan kebaikan yang sama; tidak disukai teman karena
menolak memberikan contekan (GSM dapat menambahkan contoh lain atau
menanyakan langsung pada saat bercerita kepada ASM).
Horong I
Tujuan Khusus
165
Ayat Hafalan
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga
mengasihi saudaranya (1Yoh. 4: 21)
166
Horong II
Tujuan Khusus
Ayaf Hafalan
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga
mengasihi saudaranya (1Yoh. 4: 21)
1. GSM menceritakan penjelasan bahan ajar (lihat di penjelasan bahan dan cerita)
dengan bahasanya sendiri
2. GSM menanyakan kepada ASM mengenai perasaan-perasaan kebencian yang
mereka alami dari teman sebaya mereka
3. GSM menceritakan ketekunan melakukan kasih terhadap orang yang membenci
mereka dengan memakai “Filosofi Ikan Salmon.” Ikan Salmon terkenal menghadapi
perjuangan yang berat untuk berenang ke tempat mereka bertelur. Mereka harus
berenang melawan arus dari hilir ke hulu, sebab tidak banyak ikan lain (predator)
di sana. Namun demikian, meskipun sulit, ikan salmon terus berjuang dan tidak
mudah menyerah. Belajar dari ikan salmon tersebut, ASM didorong untuk tetap
bertekun melakukan hal yang baik dan benar sekalipun sulit. Di sini, ASM tekun
untuk menaklukkan rasa benci teman atau rasa benci yang ada pada dirinya
sendiri.
4. Ajak ASM menonton video Kasihi Musuhmu melalui kanal Youtube https://bit.ly/
Tuhanmencintaiku, kemudian ajak ASM mendefinisikan arti benci dan kasih
5. Ajak ASM melakukan aktivitas krans tangan perdamaian. Tangan yang merangkul
satu dengan yang lain adalah tengan yang mau membagikan kasih damai sehingga
kebencian hilang dari muka bumi
167
Horong III
Tujuan Khusus
Ayaf Hafalan
Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga
mengasihi saudaranya (1Yoh. 4: 21)
1. GSM menceritakan penjelasan bahan ajar (lihat di penjelasan bahan dan cerita)
dengan bahasanya sendiri
2. GSM menanyakan kepada ASM mengenai perasaan-perasaan kebencian yang
mereka alami dari teman sebaya mereka
3. GSM menceritakan ketekunan melakukan kasih terhadap orang yang membenci
mereka dengan memakai “Filosofi Ikan Salmon.” Ikan Salmon terkenal menghadapi
perjuangan yang berat untuk berenang ke tempat mereka bertelur. Mereka harus
berenang melawan arus dari hilir ke hulu, sebab tidak banyak ikan lain (predator)
di sana. Namun demikian, meskipun sulit, ikan salmon terus berjuang dan tidak
mudah menyerah. Belajar dari ikan salmon tersebut, ASM didorong untuk tetap
bertekun melakukan hal yang baik dan benar sekalipun sulit. Di sini, ASM tekun
untuk menaklukkan rasa benci teman atau rasa benci yang ada pada dirinya
sendiri.
4. Ajak ASM menonton video Kasihi Musuhmu melalui kanal Youtube https://bit.ly/
Tuhanmencintaiku, kemudian ajak ASM mendefinisikan arti benci dan kasih dalam
diskusi kelompok (4-5 orang dalam kelompok)
5. Ajak ASM melakukan aktivitas lalu pada akhir pertemuan tutup dengan doa
bersama
Aktivitas: Membuat bunga kasih dalam kelompok besar
168
4. Setelah berdoa, ajaklah ASM untuk menempelkan pola-pola tangan yang sudah
mereka tulis nama-nama temannya pada kertas karton. Arahkan ASM saat
menempelkan pola tangan agar berbentuk bunga.
5. GSM menuliskan pada kertas karton: Kita semua adalah anak-anak yang unik dan
mantap jiwa, bersama-sama kita bisa menaklukkan kebencian dengan cinta kasih
Roh Allah.
Contoh gambar
Sumber: https://bit.ly/BuletinBoards
Daftar Nyanyian
169
Nas:
Minggu III
2 Raja-raja 4: 42-44
Setelah Trinitatis
25 Juni 2023
Tujuan Umum
Anak Sekolah Minggu peka terhadap kebutuhan orang lain dengan cara membeli
kebutuhannya dengan cukup
Latar Belakang
Mukjizat yang dilakukan nabi Elisa sangat banyak untuk memperlihatkan kepada
bangsa Israel betapa besarnya Tuhan penyelamat mereka. Melalui mukjizat-mukzijat
yang diperbuat, demikianlah nabi Elisa memperkenalkan Tuhan pada bangsa Israel.
Mukjizat-mukjizat yang sudah dilakukan Elisa antara lain menolong seorang ibu
janda miskin melunasi hutangnya sehingga ia dan anaknya tidak menjadi budak (2Raj.
4: 1-7), nubuatan Elisa tentang pasangan yang tidak memiliki anak akan memiliki
seorang anak (2Raj. 4: 8-17), kebangkitan setelah kematian (2 Raj. 4: 18-37), dan
yang keempat adalah menawar racun yang ada dalam masakan di kuali (2Raj. 4: 38-
41). Perikop ini adalah bagian dari rangkaian kelima mukjizat yang dilakukan nabi
Elisa kepada bangsa Israel. Mukjizat yang kelima ini tentang memberi makan seratus
orang dengan roti yang dibawa oleh seorang saleh dari Baal-Salisa (2Raj. 4: 42-44).
Peristiwa ini adalah serangkaian dengan situasi kelaparan saat itu yang tertuang
dalam 2 Raja-raja 4: 38-42, Elisa berhasil mengubah situasi kematian menjadi situasi
yang memberikan kehidupan. Kisah dalam 2 Raja-raja 4: 42-44 juga masih dalam
situasi kelaparan tetapi penekanannya bagaimana seseorang mampu berbagi kepada
sesamanya.
Adalah seorang dari Baal-Salisa yang membawa makanan kepada nabi Elisa. Bisa
dipastikan bahwa daerah asal seorang yang membawa makanan itu pernah menjadi
pusat pemujaan Baal di wilayah Efraim. Salisa sendiri adalah daerah perbukitan di
Efraim (1Sam. 9: 4). Kedatangan seorang dari Baal-Salisa dengan membawa makanan
kepada nabi Elisa memperlihatkan bahwa masih ada beberapa orang yang setia pada
Tuhan dengan membawa persembahan yang benar kepada Tuhan. Seorang dari Baal-
170
Salisa ini membawa roti hulu hasil yang merupakan buah sulung dari hasil panennya.
Buah sulung harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur bangsa
Israel kepada Tuhan yang sudah memelihara mereka. Menurut Imamat 23: 10-
14 persembahan ini seharusnya diberikan kepada seorang imam di tempat kudus.
Mungkin di Israel tidak ada seorang Lewi, karena itu ia memberikannya kepada nabi
Elisa yang hidup bersama dengan masyarakat pinggiran saat itu.
Ia membawa roti sebanyak dua puluh dan bulir gandum yang segar. Untuk itulah
nabi Elisa mengatakan kepada pelayannya, “Berilah itu kepada orang-orang ini,
supaya mereka makan.” Namun pelayannya kembali bertanya kepada nabi Elisa,
“Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?” (ay. 43).
Nabi Elisa menjawabnya dengan suruhan yang serupa dengan perintahnya yang
pertama, dan terhubung dengan firman Tuhan, “Berikanlah kepada orang-orang itu,
supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, bahkan
ada sisanya.” Perkataan nabi Elisa ini bukan sekadar kata-kata biasa. Firman Tuhan
sangat berkuasa jika diimani. Mereka yang tertimpa kelaparan itu akhirnya beroleh
makanan. Elisa mempercayai janji Tuhan itu, bukan sekadar janji belaka, namun
Tuhan menindaklanjuti janji-Nya. Dengan iman percaya yang teguh, janji itu digenapi
secara ajaib. Mukjizat yang dilakukan oleh nabi Elisa ini mau menyaksikan buah dari
kesetiaan orang-orang percaya kepada Tuhan akan beroleh kelimpahan. Rupanya
kesetiaan beberapa orang dapat menyelamatkan banyak orang.
Kisah nabi Elisa yang menerima persembahan dari seorang Baal-Salisa mengajarkan
banyak hal dalam beriman dan berbagi. Seorang Baal-Salisa dengan kerendahan
hatinya memberikan persembahan kepada Tuhan melalui nabi-Nya yang bersama
dengan masyarakat yang sedang tertimpa kelaparan. Bisa jadi, di daerah mereka juga
akan terjadi musim kelaparan. Namun, dengan imannya ia memberikan persembahan
yang terbaik agar mereka tidak ditimpa kelaparan yang berkepanjangan. Ia mau
berbagi kepada orang-orang yang bahkan ia tidak kenal. Tuhan melipatgandakan dua
puluh roti dan bulir gandum yang segar itu; bahkan makanan untuk seratus orang itu
memiliki sisa. Semangat berbagi yang diajarkan seorang dari Baal-Salisa ini menjadi
tanda kehadiran Tuhan yang penuh kasih pada bencana kelaparan.
Ini juga menjadi pengajaran bagi ASM bagaimana ASM mau berbagi dari kecukupannya
bukan dari kelimpahannya. Juga, mengajarkan ASM agar tetap memenuhi
kebutuhannya dengan cukup di tengah kekurangan yang ada. Dengan iman yang
kuat, ASM yakin dan percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan kehidupan mereka.
Contoh konkret bisa kita lihat pada awal mula pandemi. Semua orang menjadi takut
dan khawatir tidak kebagian bahan makanan, tissue, disinfektan, masker, vitamin,
dan susu. Akhirnya mereka menimbun sebanyak-banyaknya bahan-bahan makanan
itu di rumahnya tanpa memikirkan kebutuhan orang lain. Alhasil, beberapa barang
menjadi langka dan kebanyakan orang tidak mendapatkan kebutuhannya oleh karena
penimbunan itu. Ketakutan melahirkan semangat individualisme yang sama-sekali
tidak memikirkan perasaan orang lain. Di daerah Jakarta Barat, untungnya ada toko
grosir yang dengan tegas mengatakan kepada para pembeli untuk membeli bahan
kebutuhan secukupnya agar semua orang mendapatkan bagiannya. Di sini, ASM
171
belajar bagaimana dengan imannya ia sanggup peka dengan kebutuhan orang lain dan
berbagi. Juga, ia tahu bahwa kecukupan dalam hidup akan diberikan Tuhan baginya.
Horong I
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita
akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Gal. 6: 9)
3. GSM mengajak ASM menonton video Jadilah Baik dan Suka Berbagi di
kanal youtube https://bit.ly/berbuatlahbaik untuk aplikasi yang bisa
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
4. Ajak ASM untuk melakukan aktivitas berbagi makanan kepada teman-
teman setelah menonton video
GSM menyiapkan buah-buahan seperti pisang, nenas, pepaya, jeruk, bengkuang,
dan belimbing (silakan tambahkan buah-buahan yang bisa dibeli di pasar di dekat
rumah atau gereja).
Susunlah buah-buahan dengan rapi di tempat buah-buahan
Berilah waktu kepada ASM untuk mengambil buah-buahan yang mereka sukai
Perhatikan ASM yang mendengar perintah mengambil buah-buahan dan
bagaimana mereka memperlakukan teman mereka
Berilah evaluasi bagi ASM dengan penekanan pelajaran hari ini
Tutuplah dengan doa bersama
Horong II
Tujuan Khusus
172
Ayat Hafalan
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita
akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Gal. 6: 9)
Horong III
Tujuan Khusus
Ayat Hafalan
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita
akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Gal. 6: 9)
173
2. GSM memberikan pemahaman kepada ASM tentang arti berbagi dari kecukupannya
3. GSM mengajak ASM untuk diskusi bersama tentang pelajaran hari ini dengan
butir-butir pertanyaan berikut:
• Apa yang dilakukan seorang dari Baal-Salisa kepada nabi Elisa?
• Persembahan yang bagaimana yang diberikan seorang dari Baal-Salisa kepada
orang-orang yang kelaparan itu?
• Bagaimanakah sikap yang seharusnya dimiliki oleh orang percaya pada saat
situasi sulit sekalipun (berkaca dari cerita dari pelajaran hari ini)
4. Bagaimanakah ASM tetap setia dan percaya kepada Tuhan pada situasi yang sulit?
5. Ajaklah ASM untuk berjanji untuk selalu memiliki rasa peka akan kebutuhan teman-
temannya dan saudara-saudaranya.
6. Tutuplah pertemuan dengan doa
Daftar Nyanyian
174