www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
DEFINISI
DERMAGA ADALAH BANGUNAN PELABUHAN UNTUK MERAPAT DAN MENAMBATKAN
KAPAL YANG MELAKUKAN KEGIATAN BONGKAR MUAT DAN MENAIK TURUNKAN
PENUMPANG (TRIATMODJO, 2010)
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
PEMILIHAN TIPE DERMAGA
FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN TIPE DERMAGA
1. JENIS KAPAL YANG AKAN DILAYANI
2. UKURAN KAPAL
3. KONDISI TOPOGRAFI DAN TANAH DASAR LAUT
4. KONDISI HIDRO-OSEANOGRAFI
5. BIAYA
www.ubt.ac.id
Wharf Tipe Terbuka (Tiang Pancang) Pel. gorontalo
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
PIER
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
JETTY ; DERMAGA YANG DIBANGUN MENJOROK KELUAR UNTUK MENDAPATKAN KEDALAMAN TERTENTU
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
PERENCANAAN DIMENSI AWAL DERMAGA
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
KRITERIA DESAIN DERMAGA
1. LOKASI LAYOUT DERMAGA
2. FUNGSI DERMAGA (SESUAI DENGAN OPERASIONAL KAPAL)
1. PERALATAN APA YANG ADA DIATAS DERMAGA
2. BEBAN-BEBAN YANG BEKERJA SELAMA OPERASIONAL
MAUPUN NON OPERASIONAL
3. PRASARANA LAIN, dsb
3. DATA TEKNIS PERENCANAAN
DENAH AWAL
KONDISI HIDROOSEANOGRAFI
PASUT, GELOMBANG, ARUS
KRITERIA KAPAL RENCANA
RENCANA MATERIAL KONSTRUKSI
RENCANA FENDER
RENCANA BOLLARD/BITT
RENCANA AWAL KONFIGURASI TIANG
SOIL INVESTIGASI
RENCANA PEMBEBANAN DAN KOMBINASI
www.ubt.ac.id PEMBEBANAN
www.untan.ac.id
REFERENSI PERENCANAAN
1. Peraturan Pembebanan Indonesia SNI (1983)
2. Peraturan Beton Indonesia SNI (1991)
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
4. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (1983)
5. Standar Teknis Untuk Sarana-Sarana Pelabuhan di Jepang (1985)
6. Design and Construction of Port and Marine Structure, A def Quin
(1972)
7. Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo
8. Perencanaan Pelabuhan Sudjono K (1985)
9. SNI – Gempa
10.AISC LRFD Code Design
11.ACI Code Desig
12.dsb
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
PENEMPATAN LAYOUT DERMAGA
PENEMPATAN LAYOUT DERMAGA SEBAIKNYA
TELAH MELEWATI BERBAGAI
PERTIMBANGAN PEMILIHAN LOKASI YANG
TEPAT DENGAN MEMPERTIMBANGAN ASPEK
TEKNIS(TOPO,BATI, LAHAN DARATAN,
KONDISI GEOTEKNIK, DSB), LINGKUNGAN,
EKONOMI , KESELAMATAN PELAYARAN, dsb
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
FUNGSI DERMAGA
DALAM PERENCANAAN DERMAGA, FUNGSI UTAMA DERMAGA HARUS DIKETAHUI DIKARENAKAN AKAN SANGAT
BERPENGARUH TERHADAP GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA DERMAGA, PERALATAN-PERALATAN YANG AKAN
BEROPERASI DIATAS DERMAGA, SARANA-DAN PRASARAN LAINNYA YANG ADA DI DERMAGA, RENCANA PENEMPATAN
BARANG YANG DIBONGKAR MUAT/ALUR KELUAR MASUK PENUMPANG DSB.
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
PERALATAN
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
RENCANA AWAL
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
DESAIN AWAL BALOK DAN PELAT - Bentang AB (Satu ujung menerus)
L = 6000
D. DIMENSI BALOK DAN PLAT
6000 390
hmin = . 0.4 + = 310.425 mm
1. Dimensi Balok 18.5 700
dmin = hmin - 1/2 Dia. Tul. Utama - Dia. Tul. Sengkang - Tebal Selimut
- Berdasarkan pasal 9.7. SK SNI 03 - 2847 - 2002, untuk beton bertulang tebal selimut beton = 310.425 - 0.5 . 2 - 1.2 - 5
minimum yang harus di sediakan untuk tulangan adalah 50 mm = 303.225 mm
dmin 303.225
- Tebal minimum balok nonprategang berdasarkan pada tabel 8. SK SNI 03 - 2847 - 2002, untuk b = = = 202.150 mm
1.5 1.5
kuat leleh tulangan (fy) selain 400 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0.4 + fy / 700)
Jadi Ukuran Baloknya adalah b x h = 202.150 x 310.425
- Untuk Perhitungan balok didasarkan pada perhitungan berikut :
dmin = ( 1.5 - 2.0 ) x b
- Bentang BC (Dua ujung menerus)
dmin L = 6000
b =
1.5
6000 390
hmin = . 0.4 + = 273.469 mm
21 700
dmin = hmin - 1/2 Dia. Tul. Utama - Dia. Tul. Sengkang - Tebal Selimut
= 273.469 - 0.5 . 2 - 1.2 - 5
= 266.269 mm
5.00 m
D E F b =
dmin
=
266.269
= 177.513 mm
1.5 1.5
Secara praktis jika lendutan diperhitungkan, hmin dapat diambil antara 1/8 sampai dengan
5.00 m
L 6000
hmin = = = 750 mm
8 8
dmin = hmin - 1/2 Dia. Tul. Utama - Dia. Tul. Sengkang - Tebal Selimut
= 750.000 - 0.5 . 2 - 1.2 - 5
= 742.800 mm
- Untuk Perencanaan tebal plat digunakan persamaan pada tabel 10. SK SNI 03 - 2847 - 2002. Bo = 2800 mm
- Untuk tulangan dgn tegangan leleh diantara 300 Mpa dan 400 Mpa digunakan interpolasi linear
Wu . ln
- Panjang bentang bersih dalam arah momen yang ditinjau diambil dari sisi pelat terpanjang dari vu = 1.15
2
seluruh plat yang ditinjau
311.1014 x 5
= 1.15
Tebal plat berdasarkan syarat lendutan 2
a. Tebal minimum pelat tanpa balok interior tanpa penebalan dinding luar balok pinggir Tebal pelat menurut persyaratan geser
= 894.416525 kN
f'c = 33.2 Mpa (K400) Bo = mm 2800
ln = 6000 mm Tebal pelat Wu. S 311,1014 x 5
Vumenurut
= 1,15persyaratan geser
= 1,15 = 894,41664 kN
2 2
wu = 1 Wd + 2 Wl
Untuk Fy = 300 Mpa Bo 1.2
=
= 8.2404 +mm 1.6
2800 30
ln 6000 Wu = 1,2 Wd + 1,6Wu.
Wl S 311,1014 x 5
t = = = 166.67 mm = = 1,15 kN/m2
Vu57.88848 = 1,15 = 894,41664 kN
36 36 = 1,2 2
8,64 + 1,6 30 2
= 289.4424
= kN/m
58,368 kN/m2
Untuk Fy = 400 Mpa Wu == 1,2 311,10144
Wd + 1,6 Wl kN/m'
ln 6000 = 1,2 8,64 + 1,6 30
t = = = 181.82 mm
33 33 =3.Vu 58,368 33 x
kN/m2 894416.525
894416,64
d = = 293,503496 mm
= f ' c311,10144
.bo kN/m'
1 33.2
0,6 0.5 0,5 .
29,61 2800
2800
Untuk Fy = 390 Mpa , diperoleh dari hasil interpolasi kedua tebal pelat diatas
= 277.193311
3.Vu 6 .Vumm 3 x 894416,64
t = 180.3 mm dd == = 293,503496 mm
f ' c .2
bo 0,6 29,61
0,5
. 2800
1 f ' c .bo
c
b. Tebal minimum pelat tanpa balok interior tanpa penebalan untuk panel dalam 6 .Vu
d =
6 x2
= 1 f ' c .894416,64
bo = 195,6689974 mm
Untuk Fy = 300 Mpa c 2
0,5
.
0,6 1 + 29,61 2800
ln 6000 6 1 x 894416.525
t = = = 166.67 mm = 6 x 894416,64
36 36 = 2 0.5 = 195,6689974 mm
d = 1
0,6
.d
(
12.Vu +2
1 1+
1 1
) 0,5
29,61 33.2 2800 2800
.
Core Recovery
- DWT = 12000 Ton
Boring Log
Depth ( m )
Thickness
Sampling
N2 ( 15 - 30 )
N3 ( 30 - 45 )
N1 ( 0 - 15 )
N VALUE
Date
Unit
(%)
- Panjang Kapal (L) = 100.58 m Soil Description
GRAPHIC SPT
- Lebar Kapal (B) = 30.5 m
- Tinggi Kapal (H) = 6.029 m 0
0 10 20 30 40 50 60
0
6.00
3
muda -3
-7
- Koefisien tekanan arus = 1 8 SPT 10 9 6 15
- Percepatan grafitasi ( g ) = 9.81 9
15 15 15 45 -8
-13
- Mutu Baja ( fy ) = 390 Mpa 14 SPT 1 11 12 14
15 15 15
26
45
-14
- Mutu Beton ( f'c ) = 33.2 Mpa 15 3 N < 30
= K 400
-15
16 SPT 14 15 18 33
15 15 15 45
= 400 kg/cm2 (silinder) 17 -16
22.00
pasir sedang /k asar, k arang, padat, abu-
= 0.83 x 400 18 SPT abu 15 16 20 36 -17
15 15 15 45
= 332 kg/cm2 (kubus) 19 -18
= 100 21
15 15 15 45
-20
= 33.2 Mpa 22 SPT 17 22 28 50 N > 50 -21
15 15 15 45
23 -22
4. Data Tiang Pancang
24 SPT 20 27 34 61 N > 60
Mutu JIS A 5525 SKK 490 15 15 15 45
-23
25 5
Yield Strength (Fy) = 235 Mpa -24
ɸ = 711.2 mm 27
-26
t = 14 mm 28 SPT 20 30 35
15 15 15
65
45 -27
A = 306.5 cm 2
S
www.untan.ac.id
LEGEND
www.ubt.ac.id
Z = 5240 cm 3
Pengambilan Sampel Tabung
Pengujian SPT
M'd
D'r
C'h
Pr
Tg
Kd
Sheet :
1 of 1
PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN
1. BEBAN MATI
Contoh Beban mati struktur dermaga dapat dilihat pada tabel berikut :
Berat Plat Dermaga = 529,2 Ton
Berat Balok Listplank = 142,2 Ton
Berat Balok Arah X = 201,6 Ton
Berat Balok Arah Y = 138,2 Ton
Berat Balok Fender = 96,8 Ton
Berat Tiang = 141,7 Ton
Berat Fender = 3,2 Ton
Berat Bolder = 2,0 Ton W1 = Wc = 30,48 ton
Berat Kansteen = 1,3 Ton W2 = W x DF = 30,48 x 1,25 = 33,10 ton
Berat Pilecap Tunggal = 116,1 Ton Wtotal = W1 + W2 =30,48 + 33,10 = 68,58 ton
Berat Pilecap Ganda = 145,2 Ton Area distribusi adalah :
TOTAL Berat Bangunan = 1.517 Ton A = (6,10 + 2 x 0,2) x (2,4 + 2 x 0,2) = 6,50 x 2,84 = 18,46 m2
Berat Lain-Lain 5% x 1.517 Ton = 76 Ton Sehingga beban terdistribusi adalah:
TOTAL BEBAN MATI (WD) = 1.593 Ton UDL = Q/A = 68,58/18,46 = 3,715 ton/m2 ~ 4,0 ton/m2
2. BEBAN HIDUP
Secara Praktis, Beban Hidup dalam perencanaan ini diambil dari
Beban Merata yaitu sebesar 2 ton/m2 - 4 ton/m2 yang dimana
nilai ini berdasarkan dari Japan International Cooperation Agency
(JICA) Technical Port dan United Nation Conference on Trade
W = 45 ton
Development (UNCTAD). A = 2,75 x 9,0 = 15,75 m2
Akan tetapi penerapan Beban hidup ini tergantung dari peralatan Sehingga beban terdistribusi adalah:
yang ada diatas dermaga UDL = Q/A = 45/15,75 = 2,857 ton/m2
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
3. BEBAN HORISONTAL
Beban Gelombang Pada Struktur Tiang
Dalam perhitungan gaya gelombang pada tiang vertikal dengan kondisi gelombang ρ = berat jenis air laut (=1025 kg/m3)
tidak pecah (non-breaking waves) digunakan persamaan Morison (1950) yang terdapat g = percepatan gravitasi (m/s2)
dalam Buku Structural Dynamics (Theory and Applications), McDougal. D = diameter tiang pancang (m)
H = tinggi gelombang (m)
Total gaya horizontal yang terjadi pada struktur tiang adalah: h = tinggi muka air (m)
Fx = Fd max| cos ωt | cos ωt - Fi max sin ωt k = bilangan gelombang (2π/L)
L = panjang gelombang (m)
Fd max = (1/16) x ρ x g x Cd x D x H2 x [{sin h x (2 x k x h) + 2 x k x h} / {sin h x (2 x k x h)}] CD = koefisien drag (CD=1)
Fi max = (π/8) x ρ x g Cm x D2 x H x tan h x (k x h) CM = koefisien inersia (CM=1,7)
Fx = gaya total pada arah x (N) ω = frekuensi gelombang (2π/L) (Hz)
F dmax = gaya drag maksimum (N) T = periode gelombang (detik)
t = waktu (detik)
F imax = gaya inersia maksimum (N)
Beban Arus
Drag dan Lift Forces yang disebabkan oleh perilaku arus dihitung Dimana:
FD = gaya drag akibat arus(kN)
melalui persamaan: FL = gaya angkat akibat arus(kN)
Drag forces A = luas penampang yang kena arus (m2)
FD = (1/2) x CD x ρ0 x A x U2 U = kecepatan arus (m/s2)
ρ = berat jenis air laut (= 1.03 kg/m3)
Lift forces CD = koefisien Drag (Cd = 1 untuk tiang pancang silinder)
FL = (1/2) x CL x ρ0 x A x U2 CL = koefisien Lift ( CL = 2 untuk tiang pancang silinder )
s = bagian yang free
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
3. BEBAN HORISONTAL
Beban
Sesuai ”SNI 03-1726-2003 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung" gaya geser dasar nominal
sebagai respons ragam yag pertama terhadap pengaruh Gempa Rencana menurut persamaan:
Gaya akibat gempa bumi dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut.
V = C . I . K . Wt
Dimana : V = gaya geser dasar horisontal akibat gempa.
C = koefisien gempa dasar
I = faktor keutamaan
K = faktor jenis struktur
W t = berat total bangunan
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
3. BEBAN HORISONTAL
Beban Tumbukan Kapal dan Fender
Dalam Perencanaan Beban tumbukan Kapal yang bekerja pada Dermaga, terlebih dahulu dihitung spesifikasi minimal
fender yang dibutuhkan dari hasi hitungan, kemudian dari spesifikasi tersebut dapat diketahui beban yang diserap fender
dan beban yang diteruskan dermaga.
Pemilihan Fender Dan Perhitungan Balok Fender
Berdasarkan tinggi pasang surut = 1.80 m , maka balok fender direncanakan tingginya :
Asumsi pada saat kapal sandar, akan membentur dua buah fender.
Jarak fender pada umumnya adalah L/12 s/d L/8.
200 cm = 2.00 m (fender dipasang vertikal)
Jarak Fender yang diperlukan untuk dermaga dengan kapal 12000 DWT
adalah 8.75 s/d 13.125 m. Pada perencanaan didermaga, fender ditempatkan Gaya horizontal yang bekerja pada balok fender :
setiap Jarak 12.00 m 59.4451535
F = = 29.723 t/m'
2
W = Displacement Tonnage (Ton)
Log (DT) = 0.511 + 0.913 Log (DWT)
Log (DT) = 0.511 + 3.7243 Dipilih tipe fender LMD 800H-1500L
Log (DT) = 4.2353 Data-data fender adalah sebagai berikut
DT = 17191 E = 5.3 ton m
R = 65 ton
Energi yang ditimbulkan akibat benturan kapal adalah :
W V2 Berat = 1570 kg
E = k
2 g
2
17190.6571 0.15
E = 0.5 = 19.7140563 0.5
2 9.81
25 70 70 25
= 9.8570 tm A
= 4.929 tm
## ## 52
Gaya yang harus dipikul oleh sistem fender
w V 2 sin 2 a
f =
2 g d
dimana :
d = pergeseran fender = 0.01 m
a = sudut pendekatan = 10 ° 190
2 2
17191 0.15 sin 10
=
2 9.81 0.01
Jarak fender umumnya L/12 sampai dengan L/8
=
386.789785 0.03015369 Dengan demikian dapat dihitung jarak fender yang perlu untuk dermaga yaitu 8.75 m
0.1962 sampai dengan 13.125 m
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
PERHITUNGAN PANJANG FIXITY POINT
Berdasarkan OCDI (Ocean Coastal Develpoment International)
2002, fixity point ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
www.ubt.ac.id
www.untan.ac.id
A. Kombinasi Layan B. Kombinasi Ultimate
1. D + C 1. 1.3D + 2.0 C
2. D + C + F 2. 1.3D + 2.0 C + 2.0 F
3. D + C + B a. 1.3D + 2.0 C + 2.0 F1
4. D + C + H b. 1.3D + 2.0 C + 2.0 F2
5. D + C + T c. 1.3D + 2.0 C + 2.0 F3
6. D + C + O 3. 1.3D + 2.0 C + 2.0 B
7. D + 1.0 Mc + 1.0 MT ± 1.0Ex ± 0.3Ey 4. 1.3D + 2.0 C + 2.0 H
8. D + 1.0 Mc + 1.0 MT ± 0.3Ex ± 1.0Ey 5. 1.3D + 2.0 C + 2.0 T
9. D + 1.0 Mc + 1.0 Mo ± 1.0Ex ± 0.3Ey 6. 1.0D + 2.0 C + 2.0 O
10. D + 1.0 Mc + 1.0 Mo ± 0.3Ex ± 1.0Ey 7. 1.3D + 1.0 Mc + 1.0 MT ± 1.0Ex ± 0.3Ey
11. D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey 8. 1.3D + 1.0 Mc + 1.0 MT ± 0.3Ex ± 1.0Ey
12. D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey 9. 1.3D + 1.0 Mc + 1.0 Mo ± 1.0Ex ± 0.3Ey
13. 0.9D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey 10. 1.3D + 1.0 Mc + 1.0 Mo ± 0.3Ex ± 1.0Ey
14. 0.9D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey 11. 1.3D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey
12. 1.3D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey
13. 0.9D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey
14. 0.9D ± 1.0 Ex ± 0.3 Ey
Keterangan:
D = Beban mati Mo = Beban Outrigger Kosong (Empty Load)
H = Beban Hidup Ex = Beban Gempa Arah X
C = Beban Crane (Full Loads) Ey = Beban Gempa Arah Y
O = Beban Outrigger (Full Loads) B = Beban Bollard (Gaya Tarik Kapal)
F = Beban Fender (Tumbukan Kapal) MT = Beban Truk Kosong (Empty Load)
T = Beban Truk Memuat (Full Load) Mc = Beban Crane Kosong (Empty Load)
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
PERENCANAAN DERMAGA DENGAN MENGGUNAKAN SAP 2000
1. DEFINISIKAN MATERIAL
2. DEFINISIKAN FRAME, PLAT
3. MEMBUAT MODEL STRUKTUR
4. DEFINISIKAN BEBAN-BEBAN YANG BEKERJA
5. CEK TIANG PANCANG (BAJA/BETON) DI SAP 2000
6. CEK ANALISIS KEBUTUHAN TULANGAN BALOK/PELAT
7. CEK GAYA-GAYA DI JOINT MAUPUN MOMEN2 YANG TERJADI
8. GAMBAR DESAIN
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
DEFINISIKAN MATERIAL
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
DEFINISIKAN FRAME/AREA
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
Membuat Model Struktur
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
Mendifinisikan Beban-Beban yang bekerja
Dengan
DL = beban mati/DEAD
LL= Beban hidup
Cl = beban Arus
F = beban fender
B = Beban Tarikan kapal/Bolder
Ex = beban gempa arah sumbu X
- Ey = beban gempa arah sumbu Y
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
BEBAN ARUS/GELOMBANG
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
BERAT SENDIRI PILECAP
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
BEBAN FENDER/BENTURAN
KAPAL
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
BEBAN TARIKAN KAPAL PADA
BOLLARD
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
ANALISIS TIANG PANCANG (BAJA/BETON) DI SAP 2000
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
Momen-momen hasil analisis gaya aksi reaksi di frame
dan titik dasar tiang
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
Tabel Hasil Analisis Gaya Reaksi pada joint untuk
kondisi Layan
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
Analisis Beton
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
CONTOH PERENCANAAN DERMAGA
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
TERIMAKASIH
www.ubt.ac.id www.untan.ac.id
DED Dermaga Contoh
BAB 5
KRITERIA DESAIN
DAN TATA LETAK
Dalam perencanaan dermaga, terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan dermaga. Adapaun kriteria-kriteria perencanaan yang digunakan dalam
merencanakan Dermaga Contoh adalah sebagai berikut:
Untuk menentukan lokasi yang paling baik dari segi teknis dan menguntungkan
dari segi ekonomis serta dapat mengakomodasi keinginan Pemerintah Daerah dan
masyarakat setempat, maka disusun suatu bentuk penilaian yang terbagi kedalam Aspek
Teknis dan Aspek Non-teknis sebagai berikut:
1) Aspek Teknis:
- Lebar kolam putar, alur pelayaran dan alur masuk kolam pelabuhan,
- Kedalaman kolam pelabuhan, alur pelayaran dan alur masuk,
- Tinggi gelombang di kolam pelabuhan saat angin dominan,
- Jarak elevasi dari garis pinggir pantai,
- Tingkat sedimentasi dalam kolam pelabuhan.
2) Aspek Non-teknis:
- Ketersediaan lahan daratan,
- Aksesibilitas lokasi dan back area,
- Ketersediaan fasilitas pendukung operasional dan pelayanan,
- Kesesuaian dengan RTRW dan Tatrawil Perhubungan Propinsi Papua
Barat,
- Pengaruh terhadap lingkungan hidup dan keterkaitannya dengan kawasan
lindung.
Misool Selatan dan Waigeo Barat, dimana Contoh merupakan Pulau yang termasuk
dalam distrik Misool Selatan.
Pengaruh terhadap lingkungan hidup dan keterkaitannya dengan kawasan lindung
Berdasarkan Peta Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten
Raja Ampat, dan KKPD Misool Pulau Contoh bukan merupakan Zona Inti dan
Zona Pemanfaatan terbatas sehingga tidak terkait dengan kawasan lindung. Akan
tetapi pengembangan dermaga Contoh direncanakan dengan meminimalisir
kerusakan habitat perairan seperti Karang dan Lamun.Setelah melakukan survei dan
pengolohan data maka konsultan mengusulkan Layout Rencana Dermaga Contoh
sebagai berikut
DED Dermaga Contoh
Jenis konstruksi atas dermaga disarankan dari beton bertulang dengan kualitas K-
300. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan umur bangunan yang cukup lama
sebagai antisipasi perkembangan daerah. Untuk konstruksi bawah dermaga (pondasi),
dapat digunakan tiang pancang dari jenis beton pratekan atau baja. Hal tersebut akan
dianalisa lebih lanjut setelah data tanah diperoleh dari lapangan.
Beberapa kriteria kekuatan bahan yang akan digunakan untuk perencanaan struktur
dermaga dalah sebagai berikut :
1. Berat Isi Material
a. Beton Bertulang = 2,4 t/m3
b. Beton Rabat = 2,3 t/m3
c. Pas.Batu gunung = 2,2 t/m3
d. Baja = 7,85 t/m3
e. Kayu = 1,03 t/m3
f. Tanah : Sesuai hasil penyelidikan dilaboratorium.
2. Mutu Bahan
Beton : K-300
Baja Tulangan : U-32
Tiang Pancang : Tiang Pancang Baja ASTM 252-55
Kayu : Kelas II
3. Tegangan yang diijinkan.
Beton : 300 kg/ cm2
Tiang Pancang Baja : fy = 2400 kg/ cm2; fu= 3600 kg/ cm2
Dengan
DED Dermaga Kampung Yelu`
Berdasarkan brosur Fender, maka digunakan Fender Karet tipe Lambda LFMD 400H yang
dapat menahan Energi Benturan 6,52 Ton dengan Gaya Reaksi yang diteruskan ke
dermaga (R) = 38,8 Ton.
E. Beban Gempa (E)
Beban gempa dihitung dengan menggunakan spektrum gempa di lokasi Kampung
Contoh berdasarkan Aplikasi Spektrum Gempa Indonesia dari Kementerian Pekerjaan
Umum dan Pemukiman.
5.3.2. Kombinasi Beban
LCOMB1 = DEAD + LL + CL
LCOMB2 = DEAD + LL + CL + F
LCOMB3 = DEAD + LL + CL + B
LCOMB4 = DEAD + 0,3 SPEC1 + 1,0 SPEC2
LCOMB5 = DEAD +1,0 SPEC1 + 0,3 SPEC2
DED Dermaga Kampung Yelu`
Sesuai dengan kriteria desain, maka material yang didefinisikan adalah sebagai berikut :
a. Beton
Dalam desain parameter beton yang digunakan adalah sebagai berikut :
Berat jenis beton = 2,4 ton/m3
Modulus Geser = 1200655,4
f'c = 2075
Material tiang pancang baja ini dimodelkan dalam SAP 2000 untuk kepentingan
analisis struktur
Sesuai gambar awal, terdapat 6 definisi Frame antara lain dapat dilihat pada gambar berikut
:
Listplank direncanakan dengan ukuran 1,5m x 0,25 m
PB Fender direncanakan dengan ukuran 0,8m x 0,9m
Balok Sumbu X (PBX) dan Sumbu Y (PBY) direncanakan dengan ukuran 0,8m x
0,5m
Pipa Baja Tegak direncanakan dengan ukuran Diameter 457 mm tebal 12,7 mm
Pipa Baja Miring direncanakan dengan ukuran Diameter 457 mm tebal 12,7 mm
Pelat Beton direncanakan dengan tebal 35 mm
DED Dermaga Kampung Yelu`
Model struktur dibuat berdasarkan desain awal dengan hasil sebagai berikut :
Dengan
DL = beban mati/DEAD
LL= Beban hidup
Cl = beban Arus
F = beban fender
B = Beban Tarikan kapal/Bolder
Ex = beban gempa arah sumbu X
Ey = beban gempa arah sumbu Y
Proses Input beban di SAP 2000 dapat dilihat pada gambar berikut :
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dengan menggunakan SAP 2000 maka dilakukan analisis terhadap Tiang Pancang
baja dengan menggunakan LRFD AISC untuk mengetahui apakah tiang pancang baja yang
digunakan mengalami overstress/failure/gagal struktur atau tidak. Hasil analisis kemudian
akan dicek secara otomatis untuk memastikan ukuran tiang pancang baja mampu menahan
seluruh kombinasi beban yang dibuat.
Berdasarkan hasil analisis, model yang telah dibuat ini memenuhi segala ketentuan desain
dan tidak ada tiang pancang baja yang mengalami overstress. Untuk analisis awal ini,
dilakukan asumsi panjang tiang terjepit adalah sepanjang 8 meter dikarenakan tidak
tersedianya data tanah.
Untuk mengetahui panjang tiang tertanam maka diperlukan data penyelidikan tanah
untuk memastikan titik jepit/fixity point yang tepat. Fixity point merupakan kedalaman
tiang pancang akan berhenti berdeformasi secara lateral dan telah dianggap tumpuan jepit.
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dimana;
Zr = Kedalaman titik fixity point dari dasar laut (m)
SF = Faktor keamanan diambil 1,2
kh = Koefisien reaksi subgrade horizontal (kN/m3)
= 0,15 x 9810 x N-SPT =0,15 x 9810 x 3 = 4414,5 kN/m3
D = Diameter Tiang Pancang, Diameter = 0,457 m
E = Modulus elastitisat baja (kN/m3) = 20394324 kN/m3
I = Inersia penampang tiang pancang (m4)
= ( ) = 0.002141088 mm4
Untuk perhitungan fixity point di Yellu, N-SPT yang digunakan dalam perhitungan adalah
nilai N minimum dikarenakan sampel penyelidikan tanah yang sedikit sehingga untuk
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dengan demikian panjang total Tiang terjepit dalam model struktur adalah sebagai berikut:
Kedalaman maksimal (dmax) = 7,0 meter
Tinggi tiang dari Surut (z) = 2,0 meter
Fixity point (Zr) = 4,0 meter
Maka panjang tiang model (L) = dmax + z + Zr = 7,0 m + 2,0 m + 4,0 m = 13,0 meter
Setelah dilakukan analisis SAP 2000 maka kemampuan tiang pancang baja untuk
menerima seluruh kombinasi beban yang telah dimasukkan kedalam program dihitung
dengan menggunakan code AISC-LRFD 93 dengan ketentuan batasan minimal sebagai
berikut :
Design Code : AISC-LRFD93
Time History Design : Envelopes
Framing Type : Moment Frame
Phi (Bending) = 0,9
Phi (Compression) = 0,85
Phi (Tension) = 0,90
Phi (Shear) = 0,90
Phi (Compression) = 0,90
Demand Capacity Ratio = 0,95
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dari hasil analisis tiang pancang dengan menggunakan kombinasi beban layan, dapat
diketahui bahwa seluruh tiang pancang baja telah memenuhi ketentuan AISC LRFD
dengan tidak adanya rasio tegangan-regangan yang lebih dari 0,85 sehingga dimensi tiang
pancang baja 0,457 m dapat digunakan dalam struktur.
DED Dermaga Kampung Yelu`
Gambar 5.21. Momen-momen hasil analisis gaya aksi reaksi di frame dan titik dasar tiang
Tabel 5. 2. Tabel Hasil Analisis Gaya Reaksi pada joint untuk kondisi Layan
Dari hasil analisis gaya reaksi pada joint diketahui Gaya reaksi terbesar adalah 211,9043
Ton, untuk itu untuk satu tiang pancang direncanakan minimal memiliki kapasitas daya
dukung tiang lebih dari 212 ton. Berdasarkan data penyelidikan tanah, kedalaman tanah
keras untuk mencapai N-SPT = >50 dapat diperoleh pada kedalaman 23 meter dari dasar
DED Dermaga Kampung Yelu`
laut. Adapun daya dukung ujung tiang pada N-SPT 50 dapat dihitung melalui persamaan
meyerhoff.
Qu = 4 x Nb x Ab
Nb = Nilai N-SPT diujung = 50
Ab = Luas Ujung Tiang (ft2) = 1,7749
Qu = 4 x Nb x Ab = 4 x 50 x 1,7749 = 425,97 Ton
Wt = At x s = 0,0177 m2 x 7,85 t/m = 0,1389 t/m
Qa = (Qu – Wt ) x L x 1/SF = (425,97 -0,1389) / 2
Qa = 212,92 Ton
Dengan demikian tiang dipancang untuk menerima beban maksimum 212,92 Ton dengan
safety factor 2.
Jika dihubungkan dengan hasil analisi SAP 2000, maka diketahui bahwa
Qa = 212,92 Ton (Daya Dukung/Tahanan Dukung)
Gaya Reaksi maksimum = 211,94 Ton
Qa > Gaya Reaksi maksimum; Tiang dapat menahan gaya reaksi maksimum dari model
kombinasi pembebanan (Struktur Aman)
Selain mengetahui daya dukung tiang, maka perlu diketahui juga perpindahan maksimum
yang terjadi pada tiang. Batas minimal perpindahan adalah sebesar H/200 sesuai dengan
ketentuan Berdasarkan hasil analisis SAP 2000 dapat diketahui bahwa akibat kombinasi
pembebanan pada dermaga yang bekerja, perpindahan maksimum yang terjadi adalah
sebesar L/200 dimana L adalah panjang tiang pancang yang terjepit. Berdasarkan hasil
analisis, perpindahan yang terjadi pada joint tiang pancang dapat dilihat pada tabel 5.3
Hasil Analisis Perpindahan Titik.
DISPLACEMENT
Joint OutputCase CaseType StepType U1 U2 U3 R1 R2 R3
Text Text Text Text m m m Radians Radians Radians
2 UCOMB1 Combination -0.000012 0.000583 -0.002189 -0.00023 0.000175 -0.000001551
2 UCOMB2 Combination -0.000603 -0.060981 -0.00219 -0.000326 0.000262 -0.000487
2 UCOMB3 Combination 0.000057 0.030962 -0.002344 -0.000321 0.000175 -0.000135
2 UCOMB4 Combination Max -0.000007538 0.000353 -0.001356 -0.000221 0.000035 -0.000001313
2 UCOMB4 Combination Min -0.000007538 0.000353 -0.001356 -0.000221 0.000035 -0.000001313
2 UCOMB5 Combination Max -0.000012 0.000583 -0.002189 -0.00023 0.000175 -0.000001551
2 UCOMB5 Combination Min -0.000012 0.000583 -0.002189 -0.00023 0.000175 -0.000001551
2 LCOMB1 Combination -0.000008986 0.000438 -0.001651 -0.00019 0.000116 -0.000001243
2 LCOMB2 Combination -0.000379 -0.03804 -0.001651 -0.00025 0.000171 -0.000305
2 LCOMB3 Combination 0.000034 0.019425 -0.001748 -0.000246 0.000117 -0.000085
26 LCOMB1 Combination -0.000008239 0.000407 -0.001936 -0.000417 0.000000668 6.555E-07
26 LCOMB2 Combination -0.000425 -0.051111 -0.002067 -0.000673 -0.000007437 -0.000666
26 LCOMB3 Combination 0.000004392 0.015086 -0.002026 -0.000472 0.000002219 0.000136
26 LCOMB5 Combination Max -0.000005509 0.000266 -0.001234 -0.000356 -3.645E-08 6.415E-07
26 LCOMB5 Combination Min -0.000005509 0.000266 -0.001234 -0.000356 -3.645E-08 6.415E-07
26 LCOMB4 Combination Max -0.000005509 0.000266 -0.001234 -0.000356 -3.645E-08 6.415E-07
26 LCOMB4 Combination Min -0.000005509 0.000266 -0.001234 -0.000356 -3.645E-08 6.415E-07
28 UCOMB1 Combination -0.000011 0.000544 -0.002607 -0.000521 -0.000004903 0.000001032
28 UCOMB2 Combination -0.000706 -0.089051 -0.002382 -0.001088 -0.000025 -0.001287
28 UCOMB3 Combination 0.000017 0.026226 -0.002764 -0.000616 -0.000001411 0.000395
28 UCOMB4 Combination Max -0.000006556 0.000321 -0.001475 -0.000423 -0.000004932 0.000001042
28 UCOMB4 Combination Min -0.000006556 0.000321 -0.001475 -0.000423 -0.000004932 0.000001042
28 UCOMB5 Combination Max -0.000011 0.000544 -0.002607 -0.000521 -0.000004903 0.000001032
28 UCOMB5 Combination Min -0.000011 0.000544 -0.002607 -0.000521 -0.000004903 0.000001032
28 LCOMB1 Combination -0.000008226 0.000407 -0.001937 -0.000414 -0.000004092 8.621E-07
28 LCOMB2 Combination -0.000443 -0.05559 -0.001796 -0.000768 -0.000016 -0.000804
28 LCOMB3 Combination 0.000009496 0.016458 -0.002035 -0.000473 -0.00000191 0.000247
28 LCOMB5 Combination Max -0.000005464 0.000268 -0.00123 -0.000352 -0.00000411 8.682E-07
28 LCOMB5 Combination Min -0.000005464 0.000268 -0.00123 -0.000352 -0.00000411 8.682E-07
28 LCOMB4 Combination Max -0.000005464 0.000268 -0.00123 -0.000352 -0.00000411 8.682E-07
28 LCOMB4 Combination Min -0.000005464 0.000268 -0.00123 -0.000352 -0.00000411 8.682E-07
30 UCOMB1 Combination -0.000011 0.000554 -0.002548 -0.000445 -0.000032 0.000001449
30 UCOMB2 Combination -0.000718 -0.096513 -0.002636 -0.000754 -0.000034 -0.001493
30 UCOMB3 Combination -1.795E-07 0.030401 -0.002711 -0.000549 -0.000034 0.000304
33 UCOMB4 Combination Max -0.000002979 -0.001589 -0.002143 -0.000546 -0.000000949 -8.942E-07
Max 0.001489 0.031082 0 0.000849 0.000508 0.000456
Min (abs) 0.006965 0.030401 0.004992 0.00338 0.000238 0.001493
Max/Min 0.006965 0.031082 0.004992 0.00338 0.000508 0.001493
Syarat min H/200 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065 0.065
Cek d max/min << H/200 OK OK OK OK OK OK
Dari hasil analisis tabel diatas dapat disimpulkan bahwa displacement joint pada struktur
masih berada dalam rentang aman.
Dalam menentukan parameter dimensi awal balok dan pelat beton dilakukan
pendekatan sebagai berikut :
DED Dermaga Kampung Yelu`
1. Dimensi Balok
- Berdasarkan pasal 9.7. SK SNI 03 - 2847 - 2002, untuk beton bertulang tebal selimut beton
minimum yang harus di sediakan untuk tulangan adalah 50 mm
- Tebal minimum balok nonprategang berdasarkan pada tabel 8. SK SNI 03 - 2847 - 2002, untuk
kuat leleh tulangan (fy) selain 400 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0.4 + fy / 700)
D E F
3.50 m
A B C
4550 390
hmin = . 0.4 + = 235.405 mm
18.5 700
dmin = hmin - 1/2 Dia. Tul. Utama - Dia. Tul. Sengkang - Tebal Selimut
= 235.405 - 0.5 . 2 - 1.2 - 5
= 228.205 mm
DED Dermaga Kampung Yelu`
dmin 228.205
b = = = 152.137 mm
1.5 1.5
Jadi Ukuran Baloknya adalah b x h = 152.137 x 235.405
- Bentang BC (Dua ujung menerus)
L = 3500
3500 390
hmin = . 0.4 + = 159.524 mm
21 700
dmin = hmin - 1/2 Dia. Tul. Utama - Dia. Tul. Sengkang - Tebal Selimut
= 159.524 - 0.5 . 2 - 1.2 - 5
= 152.324 mm
dmin 152.324
b = = = 101.549 mm
1.5 1.5
Secara praktis jika lendutan diperhitungkan, hmin dapat diambil antara 1/8 sampai dengan
1/10 dari panjang bentang.
L 4550
hmin = = = 568.75 mm
8 8
dmin = hmin - 1/2 Dia. Tul. Utama - Dia. Tul. Sengkang - Tebal Selimut
= 568.750 - 0.5 . 2 - 1.2 - 5
= 561.550 mm
dmin 561.550
b = = = 374.367 mm
1.5 1.5
Jadi Ukuran Baloknya adalah b x h = 374.367 x 568.750
Mengingat balok direncanakan terekspos langsung dengan air laut, maka harus ada
Penambahan selimut beton 160 mm (standar perhubungan selimut beton di laut 80 mm)
Untuk tahap awal, desain balok dermaga dapat dimodelkan langsung dengan
menggunakan SAP 2000.
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dalam melakukan analisis beton ini code design yang digunakan adalah ACI 310-
05/IBC2003 dengan Kombinasi Beban Sebagai berikut :
DCON1 = 1,4 DEAD +1,4 B+ 1,4 EX + 1,4 EY
DCON2 = 1,2 DEAD +1,6 LL+ 1,4 B+ 1,2 EX + 1,2 EY
DCON3 = 1,2 DEAD +1LL + 1,2B+ 1,2EX + 1,2 EY +SPEC-1
DCON4 = 1,2 DEAD +1LL + 1,2B+ 1,2EX + 1,2 EY +SPEC-2
DCON5 = 0,9 DEAD + 0,9B+ 0,9EX + 0,9 EY +SPEC1
DCON6 = 0,9 DEAD + 0,9B+ 0,9EX + 0,9 EY +SPEC2
DED Dermaga Kampung Yelu`
DED Dermaga Kampung Yelu`
DED Dermaga Kampung Yelu`
Adapun untuk Spektrum Gempa di Contoh dapat dilihat pada desain spktra litbang
Kementerian PU sebagai berikut :
DED Dermaga Kampung Yelu`
Beban gempa dari respon spektrum diaplikasikan pada berat sendiri model di SAP
2000 sebagai berikut :
DED Dermaga Kampung Yelu`
DED Dermaga Kampung Yelu`
Setelah aplikasi dijalankan, maka kebutuhan tulangan balok dapat dilihat sebagai berikut :
- Untuk Perencanaan tebal plat digunakan persamaan pada tabel 10. SK SNI 03 - 2847 - 2002.
- Untuk tulangan dgn tegangan leleh diantara 300 Mpa dan 400 Mpa digunakan interpolasi linear
- Panjang bentang bersih dalam arah momen yang ditinjau diambil dari sisi pelat terpanjang dari
seluruh plat yang ditinjau
Untuk Fy = 390 Mpa , diperoleh dari hasil interpolasi kedua tebal pelat diatas
t = 136.73 mm
b. Tebal minimum pelat tanpa balok interior tanpa penebalan untuk panel dalam
Untuk Fy = 390 Mpa , diperoleh dari hasil interpolasi kedua tebal pelat diatas
t = 136.73 mm
Bo = 2800 mm
Wu . ln
vu = 1.15
2
311.1014 x 5
= 1.15
2
= 894.416525 kN
DED Dermaga KampungTebal
Yelu` pelat menurut persyaratan geser
Bo = 2800 mm
Wu. S 311,1014 x 5
Tebal pelat
Vumenurut
= 1,15persyaratan geser
= 1,15 = 894,41664 kN
2 2
wu = 1.2 Wd + 1.6 Wl
= Bo 1.2
= 2800
8.2404 +mm 1.6 30
Wu = 1,2 Wd + 1,6Wu.
Wl2S 311,1014 x 5
= Vu57.88848
= 1,15 kN/m = 1,15 = 894,41664 kN
= 1,2 8,64
2 + 1,6 30 2
= 289.4424
= kN/m kN/m2
58,368
Wu == 1,2 311,10144
Wd + 1,6 Wl kN/m'
= 1,2 8,64 + 1,6 30
=3.Vu 58,368 3 3 xx
kN/m2 894416.525
894416,64
d = = 293,503496 mm
= f ' c311,10144
.bo kN/m' 0.5 0,5
0.6 0,633.229,61 . 2800
2800
= 277.193311
3.Vu 6 .Vumm 3 x 894416,64
dd == = 293,503496 mm
f ' c .2
bo 0,6 29,61
0,5
. 2800
1 f ' c .bo
c
6 .Vu
d =
6 2
= 1
x
f ' c .894416,64
bo = 195,6689974 mm
c 2 0,5
.
0,6 1 + 29,61 2800
6 1 x 894416.525
=
=
6 x 894416,64
= 195,6689974 mm
2 0.5
d =
0.6
0,6 (
12.Vu + 2
1 1+ )
29,61 33.2 2800 2800
1
. 0,5
.d 1
s 2 f ' c .bo
= 184.7955405
bo 12.Vu mm
d =
s .d
=
12 x2 f ' c .bo 894416,64
bo 40.d 0,5
.
Gunakan nilai 'd' yang
0,6 terbesar yaitu
+ 2 = 277.193311
29,61 mm dan asumsi tebal selimut beton
2800
80.00 mm Jadi 2800
= tebal plat yang digunakan adalah = 350.00 mm berdasarkan syarat geser.
12 x 894416,64
0,5
40.d .
0,6 + 2 29,61 2800
= 130,6022800
d2 + 18284,28 d - 10732999,68
Dengan demikian, tebal pelat dapat dimodelkan di SAP 2000 sebagai berikut :
== 225,0949
130,602 mm
d2 + 18284,28 d - 10732999,68
Gunakan
= nilai d yangmm
225,0949 terbesar yaitu 293,5035 mm dan asumsi tebal selimut beton
50 mm. Jadi tebal pelat yang digunakan adalah 350 mm berdasarkan syarat geser.
Gunakan nilai d yang terbesar yaitu 293,5035 mm dan asumsi tebal selimut beton
50 mm. Jadi tebal pelat yang digunakan adalah 350 mm berdasarkan syarat geser.
3.5
3.5
2
B. Akibat beban merata 2 ton/m :
2
MLx = 0.001 x 2.00 x 3.5 x 21 = 0.5145 ton-m
2
MLy = 0.001 x 2.00 x 3.5 x 21 = 0.5145 ton-m
2
Mtx = -0.001 x 2.00 x 3.5 x 52 = -1.274 ton-m
2
Mty = -0.001 x 2.00 x 3.5 x 52 = -1.274 ton-m
DED Dermaga Kampung Yelu`
a1 x bx a2 x by
+ + a3
Lx Ly
M = x W
bx by
+ + a4
Lx Ly
45o 45o
30
a b
a = 50 + 2 * 0.5 ( 30 ) = 80 ) cm
b = 20 + 2 * 0.5 ( 30 ) = 50 cm
Luas bidang penyebaran tekanan = ( 50 x 80 ) cm2
Lx Lx = 350 cm
50 Ly = 445 cm
W = 6 ton
Ly
Tabel 4.4. Perhitungan Momen beban 1 (satu) roda pada lantai dermaga
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.229 0.112 -0.014 -0.002 0.935
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.229 0.112 -0.004 -0.007 0.978
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.229 0.112 0.014 0.015 -1.389
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.229 0.112 0.031 0.007 -1.353
DED Dermaga Kampung Yelu`
80
255
175 95 Lx = - 95
80
Ly 50
Keadaan I :
bx = 255 cm by = 50 cm Lx = 350 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 445 cm
( 255 x 50 )
W = x 6 = 19.125 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.5. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan keadaan I pada lantai dermaga
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.729 0.112 -0.045 -0.002 1.288
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.729 0.112 -0.012 -0.007 1.719
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.729 0.112 0.045 0.015 -2.956
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.729 0.112 0.099 0.007 -2.498
Keadaan II :
bx = 95 cm by = 50 cm Lx = 350 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 445 cm
( 95 x 50 )
W = x 6 = 7.125 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.6. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan keadaan II pada lantai dermaga
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.271 0.112 -0.017 -0.002 1.024
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.271 0.112 -0.005 -0.007 1.090
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.271 0.112 0.017 0.015 -1.588
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.271 0.112 0.037 0.007 -1.530
Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)
MLx = 0.264 ton
MLy = 0.629 ton
Mtx = -1.368 ton
Mty = -0.968 ton
- 2 (dua) kendaraan pada satu plat dengan jarak as minimum 100 cm
80
180
100 20 Lx = - 20
80
Ly 50
DED Dermaga Kampung Yelu`
Keadaan I :
bx = 180 cm by = 50 cm Lx = 350 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 445 cm
( 180 x 50 )
W = x 6 = 13.50 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.7. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan I pada lantai dermaga
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.514 0.112 -0.032 -0.002 1.277
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.514 0.112 -0.009 -0.007 1.518
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.514 0.112 0.032 0.015 -2.457
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.514 0.112 0.070 0.007 -2.219
Keadaan II :
bx = 20 cm by = 50 cm Lx = 350 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 445 cm
( 20 x 50 )
W = x 6 = 1.50 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.8. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan II pada lantai dermaga
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.057 0.112 -0.004 -0.002 0.334
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.057 0.112 -0.001 -0.007 0.327
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.057 0.112 0.004 0.015 -0.408
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.057 0.112 0.008 0.007 -0.413
Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)
MLx = 0.944 ton
MLy = 1.190 ton
Mtx = -2.048 ton
Mty = -1.806 ton
Tabel 4.9. Kombinasi pembebanan 1,4 MD + 2,0 ML pada lantai dermaga
PERHITUNGAN TULANGAN
Data-data : f'c = 19.125 MPa
b = 0.85
fy = 320 MPa
b = 350 cm d = 27 cm
h = 35 cm
1.4 1.4
rmin = = = 0.0044
fy 320
f'c 600
rb = 0.85 b ( )
fy 600 + fy
19.13 600
= 0.85 0.85 ( ) = 0.0282
320 600 + 320
rmax = 0.75 rb = 0.021121
r =
256 ± ( 65536 - 4 x 2519 x 0.1022 )0.5 = 0.000401
5037.276863
rmin < r < rmax Jika r < rmin, digunakan r min
As = rmin b d
= 0.0044 x 350 x 27 = 41.3438 cm2
2
per m' pelat As = 11.813 cm
Digunakan tulangan : 16 - 150 = 13.404 cm2
Tulangan Tumpuan arah x dan y
Mtx = 5.9957667 ton.m
Mu fy
2 = r fy ( 1 - 0.588 r ) 10 3
bd fc
59.9577 320 3
2 = r x 1 x 320 ( 1 - 0.588 r ) 10
3.5 x 0.27 19.1
234.9899 = ( 256 r - 2518.638 r2 ) 10 3
256 0.5
± ( 65536 - 4 x 2519 x 0.2350 )
r = = 0.000926
5037.276863
Jika r < rmin, digunakan r min
rmin < r < rmax
As = rmin b d
2
= 0.0044 x 350 x 27 = 41.3438 cm
2
per m' pelat As = 11.813 cm
Digunakan tulangan : 16 - 150 = 13.404 cm2
DED Dermaga Kampung Yelu`
Struktur poer berfungsi sebagai penyambung antara ujung atas tiang pancang
dengan balok memanjang maupun melintang.
Ukurannya 100 x 100 x 100 cm
Data-data penulangan Poer
- Mutu beton = 19.125 Mpa
- Mutu baja = 320 Mpa
- Decking beton = 8 cm
Penulangan
Penulangan poer tunggal dianalisa berdasarkan gaya-gaya maksimum yang
yang bekerja pada balok yang tertumpu pada poer tunggal
Gaya-gaya yang bekerja pada poer tunggal adalah :
Momen maksimum tumpuan pada balok memanjang = 33496 kgm
My = 33495.99 kgm
100 cm
100 cm
Gambar 4.6. Gaya-gaya yang bekerja pada poer Dermaga
0.5
1 2m.Rn
r = 1 - 1 -
m fy
0.5
1 39.37 x 0.537618
= 1 - 1 -
19.68 320
= 0.0017
rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin
As = r b d
= 0.0044 x 1000 x 883
= 3860.94 mm2
Digunakan tulangan 12 D 25 = 5890 mm2
Vu terpakai = 27.5546 t (pada jarak d)
Vud = 275546 N
b = 1000 mm
d = 882.5 mm
Vud 275546
Vn = = = 459243.3333 N
f 0.6
1
Vc = f'c b d = 805608.595 N
6
Periksa :
Vud > f . Vc
275546 > 0.6 . 805609
275546 < 483365 (memerlukan tulangan geser minimum)
b d 1000 x 883
Av = = = 919.271 mm2
3 fy 3 x 320
d maks = d/2 = 441.3 mm
digunakan sengkang 13 - 200 mm = 663.661 mm2
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dimensi
H = 3.00 m
Dp = 0.50 m
B = 1.75 m
a1 = 0.4 m
a2 = 0.51 m h
b1 = 0.40 m
b2 = 0.84 m H
h = 2.50 m
b2
b1
a a
a2 Dp
Daya dukung tanah yang diizinkan untuk pondasi memanjang dengan metode TERZAGHI
o
Untuk ø = 33
ø Nc Nq Nγ
30 37.2 22.5 20
35 57.8 41.4 44
DED Dermaga Kampung Yelu`
57.8 - 37.2
Nc = 37.2 + 33 + 30 = 49.6
35 - 30
41.4 - 22.5
Nq = 22.5 + 33 + 30 = 33.8
35 - 30
44 - 20
Nc = 20 + 33 + 30 = 34.4
35 - 30
q ult C . Nc s . Dp . Nq 0,5 . t . B . N
= 111.3 ton/m2
KONTROL KESTABILAN
b
a1 q
II
I
h
III
b2
b1
x C
i a2 ii Dp
x D
Segmen F x F.x
I=bxh 4.13 0.83 3.40
II -1.56 1.23 -1.93
III -1.42 0.38 -0.54
1.14 0.94
xC = 0.821 m
W1 = 2.513 ton
X1 = 0.572 m
Segmen F x F.x
i = B x Dp 0.68 0.48 0.32
ii 0.20 -0.20 -0.04
0.88 0.28
xD = 0.321 m
W2 = 1.925 ton
X2 = 0 m
DED Dermaga Kampung Yelu`
q =
o
Sudut antara tepi belakang tembok dengan garis vertikal -24.4
=
o
Sudut antara permukaan tanah dengan garis horisontal 0
d =
o
Sudut geser antara tanah dengan tembok 23.3
o
Sudut geser tanah = 33
Koefisien tekanan tanah aktif dan pasif pada kondisi normal (Teori Coulumb)
Cos 2 q
Ka = 0.10098
Sin d . Sin
2
Cos 2q . Cosq d 1
Cosq d . Cosq
Tekanan tanah yang bekerja pada tembok dan tinggi garis kerjanya
0.5a2 + h1/m
h X1 Pv1
Ph1
W1
h1
O
0.5a2 0.5a2
Tekanan tanah yang bekerja pada pondasi tembok dan tinggi garis kerjanya
a2
b2
O
W2
X2
Dp b1
h2
O' D
B/2 B/2
Reaksi tanah
q1 = N/B (1 + 6e/B) = 4.017 t/m2 < izin = 37.11 ton/m
2
O.K ------> Aman
izin =
2
q2 = N/B (1 - 6e/B) = 1.031 t/m2 < 37.11 ton/m O.K ------> Aman
o Tinggi = 600 mm
o Lebar = 400 mm
Pelat
o Tebal = 35 cm
Material
o Beton = Mutu Beton K-300
o Baja = Mutu Baja 240 Mpa
o Tulangan Baja
Fy = 240 Mpa untuk diameter kurang dari 12 mm
Fy = 320 Mpa untuk diameter lebih dari 12 mm
Beban-beban yang bekerja pada trestle telah diuraikan diatas kemudian diinput
kedalam SAP 2000 sebagai berikut :
1. Beban Hidup (LL)
2. Beban Terpusat
DED Dermaga Kampung Yelu`
Gambar 5.34. Gambar input beban arus/gelombang trestle di model SAP 2000
4. Beban Gempa
Beban gempa dihitung dengan menggunakan spektrum gempa Indonesia yang diinput di
program SAP 2000. Beban gempa di SAP 2000 didefinisikan sebagai beban SPEC-X dan
SPEC-Y Adapun spektrum gempa yang digunakan sebagai berikut :
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dengan menggunakan SAP 2000 maka dilakukan analisis terhadap Tiang Pancang
baja dengan menggunakan LRFD AISC untuk mengetahui apakah tiang pancang baja yang
digunakan mengalami overstress/failure/gagal struktur atau tidak. Hasil analisis kemudian
akan dicek secara otomatis untuk memastikan ukuran tiang pancang baja mampu menahan
seluruh kombinasi beban yang dibuat. Berdasarkan hasil analisis, model yang telah dibuat
ini memenuhi segala ketentuan desain dan tidak ada tiang pancang baja yang mengalami
overstress. Untuk analisis awal ini, dilakukan asumsi panjang tiang terjepit adalah
sepanjang 8 meter dikarenakan tidak tersedianya data tanah. Untuk mengetahui panjang
tiang tertanam maka diperlukan data penyelidikan tanah untuk memastikan titik jepit/fixity
point yang tepat. Untuk awal perencanaan diasumsikan titik fixity poin sepanjang tiang
yang tertanam dari kedalaman maksimum yaitu 8,0 meter dari permukaan dasar laut.
Dengan demikian panjang tiang dalam model SAP 2000 adalah sepanjang 16 meter.
Setelah dilakukan analisis SAP 2000 maka kemampuan tiang pancang baja untuk
menerima seluruh kombinasi beban yang telah dimasukkan kedalam program dihitung
dengan menggunakan code AISC-LRFD 93 dengan ketentuan batasan minimal sebagai
berikut :
Design Code : AISC-LRFD93
Time History Design : Envelopes
Framing Type : Moment Frame
Phi (Bending) = 0,9
Phi (Compression) = 0,85
Phi (Tension) = 0,90
Phi (Shear) = 0,90
Phi (Compression) = 0,90
Demand Capacity Ratio = 0,95
DED Dermaga Kampung Yelu`
Dari hasil analisis SAP 2000 dengan kondisi pembebanan trestle, diketahui
bahwa seluruh frame tiang pancang baja telah memenuhi persyaratan ijin dari AISC LRFD
dimana rasio kapasitas tegangan baja berada dibawah 1,0 dengan demikian seluruh frame
telah memenuhi persyaratan.
DED Dermaga Kampung Yelu`
Gambar 5.37. Informasi detail salah satu frame tiang pancang baja trestle
Joint OutputCase F1 F2 F3 M1 M2 M3
17 LCOMB1 0.0081 -0.0026 5.7309 0.01853 0.04053 -0.00186
17 LCOMB2 0.0096 -1.0027 9.356 7.6444 0.05087 -0.00254
19 LCOMB1 0.0073 0.000822 5.5192 0.00013 0.03565 -0.00186
19 LCOMB2 0.0081 -0.9993 1.946 7.62598 0.04151 -0.00254
21 LCOMB1 0.0028 0.0016 7.4034 -0.00339 0.01149 -0.00186
21 LCOMB2 0.0037 -0.9986 3.9061 7.62348 0.01838 -0.00254
23 LCOMB1 0.0039 -0.0028 7.7992 0.02034 0.01846 -0.00186
23 LCOMB2 0.0052 -1.0031 11.6022 7.64722 0.02715 -0.00254
25 LCOMB1 -0.0013 -0.002 8.4563 0.01654 -0.00937 -0.00186
25 LCOMB2 -0.00076 -1.0021 12.3271 7.64345 -0.00439 -0.00254
27 LCOMB1 -0.0031 0.0027 7.6906 -0.008 -0.0199 -0.00186
27 LCOMB2 -0.0029 -0.9975 4.2112 7.61886 -0.01685 -0.00254
29 LCOMB1 -0.0083 0.0031 6.3006 -0.00975 -0.0472 -0.00186
29 LCOMB2 -0.0103 -0.9967 2.4086 7.61582 -0.05649 -0.00254
31 LCOMB1 -0.0094 -0.00083 6.5634 0.01167 -0.05229 -0.00186
31 LCOMB2 -0.0126 -1 9.7065 7.63349 -0.0675 -0.00254
MAXIMUM 0.0096 0.0031 12.3271 7.64722 0.05087 -0.00186
Dari hasil analisis gaya reaksi pada joint diketahui Gaya reaksi terbesar adalah
12,32 Ton, untuk itu untuk satu tiang pancang direncanakan memiliki kapasitas daya
dukung tiang lebih dari 12,32 ton. Berdasarkan data tanah diketahui kepasitas daya dukung
tanah pada kondisi tersebut diperoleh setelah memancang sepanjang 16 meter.
V maks. = 4.6244 t
T maks. = 0.56091 tm
Data :
Mneg = 4.41 ton.m
Mpos = -4.87 ton.m b
fy = 320 Mpa b1 = 0.85
f'c = 19.13 MPa f = 0.8 Ø 13
400 mm d' 80 mm d
b = = h
h = 600 mm d = 497 mm D 19
E = 200000 Mpa d'
Desain terhadap momen negatif
- Tentukan ratio tulangan minimum (ρmin)
1.4 1.4
r min = = = 0.0044
fy 320
- Tentukan rasio tulangan balance (ρb)
fc' 600
r b = 0.85 b1
fy 600 + fy
19.13 600
= 0.85 0.85 = 0.028
320 600 + 320
rmaks = 0.75 rb = 0.75 0.0282 = 0.0211
Mu 44099700
Mn = = = 55124625 Nmm
f 0.8
fy 320
m = = = 19.685
0.85 f'c 0.85 x 19
Mn 55124625
Rn = = = 0.5579
b d2 400 x 497 2
0.5
1 2m.Rn
r = 1 - 1 -
m fy
0.5
1 39.369 x 0.5579
= 1 - 1 -
19.68 320
= 0.0018
rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin
Asmin = r b d
= 0.0044 x 400 x 497
2
= 869.75 mm 0.0057
Digunakan tulangan 4 D 19 = 1134.1149 mm2
DED Dermaga Kampung Yelu`
fy 320
m = = = 19.6847
0.85 f'c 0.85 x 19
Mn 60826375
Rn = = = 0.61562914
b d2 400 x 497 2
0.5
1 2m.Rn
r = 1 - 1 -
m fy
0.5
1 39.369 x 0.6156
= 1 - 1 -
19.68 320
= 0.0019617
rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin
Asmin = r b d
= 0.0044 x 400 x 497
2
= 869.75 mm
Digunakan tulangan 4 D 19 = 1134.1149 mm2
b d 400 x 497
Av = = = 207.083 mm2
3 fy 3 x 320
d maks = d/2 = 248.5 mm
digunakan sengkang f 13 - 200 mm = 663.661 mm2
]
5.5.5.3. Pelat
DED Dermaga Kampung Yelu`
2.7
2.7
a1 x bx a2 x by
+ + a3
Lx Ly
M = x W
bx by
+ + a4
Lx Ly
45o 45o
30
a b
a = 50 + 2 * 0.5 ( 30 ) = 80 ) cm
b = 20 + 2 * 0.5 ( 30 ) = 50 cm
2
Luas bidang penyebaran tekanan = ( 50 x 80 ) cm
Lx Lx = 270 cm
50 Ly = 270 cm
W = 2 ton
Ly
Tabel 4.13. Perhitungan Momen beban 1 (satu) roda pada Lantai Trestle
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.296 0.185 -0.018 -0.003 0.249
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.296 0.185 -0.005 -0.011 0.260
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.296 0.185 0.018 0.025 -0.403
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.296 0.185 0.040 0.011 -0.392
DED Dermaga Kampung Yelu`
80
255
175 95 Lx = - 95
80
Ly 50
Keadaan I :
bx = 255 cm by = 50 cm Lx = 270 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 270 cm
( 255 x 50 )
W = x 2 = 6.375 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.14. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan keadaan I pada Lantai Trestle
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.944 0.185 -0.059 -0.003 0.287
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.944 0.185 -0.016 -0.011 0.430
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.944 0.185 0.059 0.025 -0.788
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.944 0.185 0.128 0.011 -0.625
Keadaan II :
bx = 95 cm by = 50 cm Lx = 270 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 270 cm
( 95 x 50 )
W = x 2 = 2.375 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.15. Perhitungan Momen beban 1 (satu) kendaraan keadaan II pada Lantai Trestle
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1(bx/lx) a2(by/ly) M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.352 0.185 -0.022 -0.003 0.269
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.352 0.185 -0.006 -0.011 0.288
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.352 0.185 0.022 0.025 -0.457
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.352 0.185 0.048 0.011 -0.438
Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)
MLx = 0.017 ton
MLy = 0.142 ton
Mtx = -0.331 ton
Mty = -0.186 ton
- 2 (dua) kendaraan pada satu plat dengan jarak as minimum 100 cm
80
180
100 20 Lx = - 20
80
Ly 50
DED Dermaga Kampung Yelu`
Keadaan I :
bx = 180 cm by = 50 cm Lx = 270 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 270 cm
( 180 x 50 )
W = x 2 = 4.50 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.16. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan I pada Lantai Trestle
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.667 0.185 -0.041 -0.003 0.310
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.667 0.185 -0.011 -0.011 0.388
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.667 0.185 0.041 0.025 -0.677
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.667 0.185 0.091 0.011 -0.594
Keadaan II :
bx = 20 cm by = 50 cm Lx = 270 cm
bx' = 80 cm by' = 50 cm Ly = 270 cm
( 20 x 50 )
W = x 2 = 0.50 ton
( 80 x 50 )
Tabel 4.17. Perhitungan Momen beban 2 (dua) kendaraan keadaan II pada Lantai Trestle
Koefisien Momen Perhitungan Momen
Momen
a1 a2 a3 a4 bx/lx by/ly a1*bx/lx a2*by/ly M
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
MLx -0.062 -0.017 0.13 0.39 0.074 0.185 -0.005 -0.003 0.094
MLy -0.017 -0.062 0.13 0.39 0.074 0.185 -0.001 -0.011 0.090
Mtx 0.062 0.136 -0.355 1.065 0.074 0.185 0.005 0.025 -0.123
Mty 0.136 0.062 -0.355 1.065 0.074 0.185 0.010 0.011 -0.126
Momen yang terjadi : (Keadaan I - Keadaan II)
MLx = 0.216 ton
MLy = 0.298 ton
Mtx = -0.554 ton
Mty = -0.468 ton
Tabel 4.18. Kombinasi pembebanan 1,2 MD + 1,6 ML pada Lantai Trestle
PERHITUNGAN TULANGAN
Data-data : f'c = 19.125 MPa
b = 0.85
fy = 320 MPa
b = 270 cm d = 27 cm
h = 35 cm
1.4 1.4
rmin = = = 0.0044
fy 320
f'c 600
rb = 0.85 b ( )
fy 600 + fy
19.13 600
= 0.85 0.85 ( ) = 0.0282
320 600 + 320
rmax = 0.75 rb = 0.021121
256 0.5
± ( 65536 - 4 x 2519 x 0.1427 )
r = = 0.000560
5037.276863
Jika r < rmin, digunakan r min
rmin < r < rmax
As = rmin b d
2
= 0.0044 x 270 x 27 = 31.8938 cm
per m' pelat As = 11.813 cm2
Digunakan tulangan : 13 - 100 = 13.273 cm2
DED Dermaga Kampung Yelu`
Struktur poer berfungsi sebagai penyambung antara ujung atas tiang pancang
dengan balok memanjang maupun melintang.
Ukurannya 80 x 80 x 80 cm
Data-data penulangan Poer
- Mutu beton = 19.125 Mpa
- Mutu baja = 320 Mpa
- Decking beton = 8 cm
Penulangan
Penulangan poer tunggal dianalisa berdasarkan gaya-gaya maksimum yang
yang bekerja pada balok yang tertumpu pada poer tunggal
Gaya-gaya yang bekerja pada poer tunggal adalah :
Momen maksimum tumpuan pada balok memanjang = 44461.5 kgm
My = 44461.5 kgm
80 cm
80 cm
Gaya-gaya yang bekerja pada poer Dermaga
0.5
1 39.37 x 1.471942
= 1 - 1 -
19.68 320
= 0.0048
rmin < r < rmax Jika r < rmin , digunakan rmin
As = r b d
= 0.0048 x 800 x 687
= 2654.22 mm2
Digunakan tulangan 8 D 22 = 3041 2
mm
Vu terpakai = 27.5546 t (pada jarak d)
Vud = 275546 N
b = 800 mm
d = 687 mm
Vud 275546
Vn = = = 459243.3333 N
f 0.6
1
Vc = f'c b d = 501713.8627 N
6
Periksa :
Vud > f . Vc
275546 > 0.6 . 501714
275546 < 301028 (memerlukan tulangan geser minimum)
b d 800 x 687
Av = = = 572.500 mm2
3 fy 3 x 320
d maks = d / 2 = 343.5 mm
digunakan sengkang 12 - 150 mm = 753.982 mm2