SURVEI TAMBANG
( “Modelling Data Seam Batubara, Pembuatan Cropline dan Kontur Struktur” )
Modul 8
OLEH:
ERIC KURNIAWAN
15/381188/TK/43366
FAKULTAS TEKNIK
2018
I. Materi Praktikum
Modeling data seam batubara, pembuatan cropline, dan kontur struktur.
b) membuat DTM dari file original_data1*str dengan cara memilih menu Surfaces
DTM file functions Create DTM from string file. Lalu membuat kontur
dari DTM tersebut dengan interval kontur minor 1 meter dan kontur mayor
berinterval 10 meter dengan memilih menu Surfaces Contouring Contour
in DTM file
c) melakukan extend atau membuat titik dari pelurusan antara titik-titik bor untuk
dijadikan sebagai updeep sehingga dapat digunakan untuk membuat Cropline.
Mengisi nilai jarak pada New Point agar titik bor extend semua memiliki jarak yang
sama baik roof maupun floor. Klik Apply.
d) Melakukan hal yang sama pada titik lainnya. Maka akan membentuk garis antara
titik-titik yang telah dibuat sehingga melakukan breakline agar menjadi titik-titik
seperti ini ;
e) Setelah membuat extend titik bor, selanjutnya membuat DTM dari file gabungan
antara file bor_roofA10.str dengan roofA_extend.str serta bor_floorA10.str
dengan floorA_extend.str
f) Kemudian membuat final wall sebagai batas penambangan. Sebelum membuat final
wall maka harus mengetahui Cropline dengan cara :
Memilih menu intersect antara 2 DTM yaitu surfaces DTM file
functions Line of intersection between 2 DTMs
Mengisi first DTM dengan file original_data1 dan second DTM dengan file
floor klik Apply
Simpan hasil cropline dengan nama: cropline_floor1.str.
g) Membuat boundary final wall secara sederhana dengan cara digitasi. Digitasi ini
harus terhubung dengan cropline_floor1.str, dan harus menempel pada floor
extend1.dtm. ( menggunakan snap triangle )
h) Memastikan boundary hasilnya adalah “terclose” dan “clockwise”. Digitasi final
wall tidak boleh melebihi area dtm floor extend dan dtm topo. Lalu menyimpan
hasil digitasi akhir ini dengan nama final_wall1.str
i) Kemudian membuat kontur struktur untuk roof dan floor dengan DTM masing-
masing. Memilih menu Surfaces Contouring Contour DTM file.
Floor
Roof
j) Setelah membuat kontur struktur melakukan clip antara final wall dan kontur
struktur roof serta kontur struktur floor. Simpan hasil kontur struktur dengan nama
ks_roof1.str dan ks_floor1.str
Floor
Roof
k) Melakukan plotting peta
e) Jika diketahui tebal IB rata-rata adalah 10m, coba anda estimasi berapakah volume IB
nya.
Estimasi volume IB dapat dihitung dengan rumus yang sama di soal d
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝐵
Ketebalan rata-rata = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐹𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑙𝑙
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝐵
10 = 119.862,402 m2
Volume IB = 10 x 119.862,402 m2
Volume IB = 1.198.624,02 BCM
f) Jika dibawah seam A terdapat Seam B dengan tebal 3m, coba anda estimasi berapakah
volume cadangan seam B.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑚𝑎 𝐵
Ketebalan rata-rata = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐹𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑙𝑙
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑎𝑚 𝐵
3 = 119.862,402 m2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑂𝐵
SR Seam A = 𝑇𝑜𝑛𝑛𝑎𝑔𝑒 𝑠𝑒𝑎𝑚 𝐴
2.267.717 BCM
= 494.449 BCM x 1.3
1
= 0,35
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝐵
SR Seam B = 𝑇𝑜𝑛𝑛𝑎𝑔𝑒 𝑠𝑒𝑎𝑚 𝐵
1.198.624,02 BCM
= 359.587,206 BCM x 1.3
1
= 0,4
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑂𝐵 + 𝐼𝐵
Stripping Ratio = 𝑇𝑜𝑛𝑛𝑎𝑔𝑒 𝑠𝑒𝑎𝑚 𝐴+ 𝐵
2.267.717 BCM+ 1.198.624,02 BCM
= (494.449 BCM x 1.3)+(359.587,206 BCM x 1.3)
3.466.341,02 𝐵𝐶𝑀
= 1.110.247,068 BCM
1
= 0,31m3
Stripping Ratio masih dalam kadar layak karena memenuhi TOR minimal 1:10
h) Jika biaya stripping OB/IB per BCM adalah Rp. 15.000, berapakah total biaya yang
harus dibayar owner kepada kontraktor untuk stripping seluruh volume OB dan IB tsb.
Biaya Stripping = ( vol OB + IB ) x biaya per BCM
= (2.267.717 BCM + 1.198.624,02 BCM) x 15.000
= Rp 51.995.115.300 ,-
i) Jika harga batubara adalah Rp. 200.000,- / MT, berapakah nilai jual batubara seam A,
dan berapa nilai jual batubara seam B. (diketahui massa jenis batubara adalah 1,3
Ton/m3)
Nilai Jual Seam A = Tonnage Seam A x harga batubara per MT
= 642.783,7 x 200.000
= Rp 128.556.740.000 ,-
Nilai Jual Seam B = Tonnage Seam B x harga batubara per MT
= 467.463,368 x 200.000
= Rp 93.492.673.560 ,-
V. Kesimpulan
Dari hasil membuat cropline, membentuk final wall hingga menghitung volume
seam disimpulkan bahwa tambang batu bara ini layak untuk dieksploitasi karena
dengan Stripping Ratio yang rendah memungkinkan lebih banyak keuntungannya
dalam kegiatan penambangan seam A ini.